obat

5
Obat-Obat Antelmintik Antelmintika atau obat cacing (Yunani anti = lawan, helmintes = cacing) adalah obat yang dapat memusnahkan cacing dalam tubuh manusia dan hewan. Dalam istilah ini termasuk semua zat yang bekerja lokal menghalau cacing dari saluran cerna maupun obat- obat sistemik yang membasmi cacing serta larvanya, yang menghinggapi organ dan jaringan tubuh (Tjay, 2007) Kebanyakan antelmintik efektif terhadap satu macam cacing, sehingga diperlukan diagnosis tepat sebelum menggunakan obat tertentu. Kebanyakan antelmintik diberikan secara oral, pada saat makan atau sesudah makan. Beberapa senyawa antelmintik yang lama, sudah tergeser oleh obat baru seperti Mebendazole, Piperazin, Levamisol, Albendazole, Tiabendazole, dan sebagainya. Karena obat tersebut kurang dimanfaatkan. (Gunawan, 2009) Infeksi cacing merupakan salah satu penyakit yang paling umum tersebar dan menjangkiti lebih dari 2 miliar manusia diseluruh dunia. Walaupun tersedia obat-obat baru yang lebih spesifik dangan kerja lebih efektif, pembasmian penyakit ini masih tetap merupakan salah satu masalah antara lain disebabkan oleh kondisi sosial ekonomi di beberapa bagian dunia. Jumlah manusia yang dihinggapinya juga semakin bertambah akibat migrasi, lalu-lintas dan kepariwisataan udara dapat menyebabkan perluasan kemungkinan infeksi. (Tjay, 2007) Terdapat tiga golongan cacing yang menyerang manusia yaitu matoda, trematoda, dan cestoda. Sebagaimana penggunaan antibiotika, antelmintik ditujukan pada target metabolic yang terdapat dalam parasite tetapi tidak mempengaruhi atau berfungsi lain untuk pejamu. (Mycek,2001) A. Obat-Obat Untuk Pengobatan Nematoda 1. Mebendazol Mebendazol merupakan obat cacing yang paling luas spektrumnya. Obat ini tidak larut dalam air, tidak bersifat

Upload: wahyu-herry-kurniawan

Post on 20-Jan-2016

24 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

fhgrhgr

TRANSCRIPT

Page 1: Obat

Obat-Obat Antelmintik

Antelmintika atau obat cacing (Yunani anti = lawan, helmintes = cacing)

adalah obat yang dapat memusnahkan cacing dalam tubuh manusia dan hewan.

Dalam istilah ini termasuk semua zat yang bekerja lokal menghalau cacing dari

saluran cerna maupun obat-obat sistemik yang membasmi cacing serta larvanya,

yang menghinggapi organ dan jaringan tubuh (Tjay, 2007)

Kebanyakan antelmintik efektif terhadap satu macam cacing, sehingga

diperlukan diagnosis tepat sebelum menggunakan obat tertentu. Kebanyakan

antelmintik diberikan secara oral, pada saat makan atau sesudah makan. Beberapa

senyawa antelmintik  yang lama, sudah tergeser oleh obat baru seperti

Mebendazole, Piperazin, Levamisol, Albendazole, Tiabendazole, dan sebagainya.

Karena obat tersebut kurang dimanfaatkan. (Gunawan, 2009)

Infeksi cacing merupakan salah satu penyakit yang paling umum tersebar dan

menjangkiti lebih dari 2 miliar manusia diseluruh dunia. Walaupun tersedia obat-obat

baru yang lebih spesifik dangan kerja lebih efektif, pembasmian penyakit ini masih

tetap merupakan salah satu masalah antara lain disebabkan oleh kondisi sosial

ekonomi di beberapa bagian dunia. Jumlah manusia yang dihinggapinya juga

semakin bertambah akibat migrasi, lalu-lintas dan kepariwisataan udara dapat

menyebabkan perluasan kemungkinan infeksi. (Tjay, 2007)

Terdapat tiga golongan cacing yang menyerang manusia yaitu matoda, trematoda, dan

cestoda. Sebagaimana penggunaan antibiotika, antelmintik ditujukan pada target metabolic yang

terdapat dalam parasite tetapi tidak mempengaruhi atau berfungsi lain untuk pejamu. (Mycek,2001)

A.    Obat-Obat Untuk Pengobatan Nematoda

1.    Mebendazol

Mebendazol merupakan obat cacing yang paling luas spektrumnya. Obat ini tidak

larut dalam air, tidak bersifat higroskopis sehingga stabil dalam keadaan terbuka

(Ganirwarna, 1995). Mebendazol adalah obat cacing yang efektif terhadap cacing

Toxocara canis, Toxocara cati, Toxascaris leonina. Trichuris vulpis, Uncinaria

stenocephala, Ancylostoma caninum, Taenia pisiformis, Taenia hydatigena,

Echinococcus granulosus dan aeniaformis hydatigena (Tennant, 2002). Senyawa ini

merupakan turunan benzimidazol, obat ini berefek pada hambatan pemasukan

glukosa ke dalam cacing secara ireversibel sehingga terjadi pengosongan glikogen

Page 2: Obat

dalam cacing. Mebendazol juga dapat menyebabkan kerusakan struktur subseluler

dan menghambat sekresi asetilkolinesterase cacing (Ganirwarna, 1995). Nama

kimia mebendazole yaitu methyl [(5-benzoyl-3H-benzoimidazol-2-yl)amino]formate.

Rumus kimia : C16H13N3O3

-       farmakokinetika

Mebendazol tidak larut dalam iar dan rasanya enak. Pada pemberian oral

absorbsinya buruk. Obat ini memiliki bioavailabilitas sistemik yang rendah yang

disebabkan oleh absorbsinya yang rendah dan mengalami first pass hepatic

metabolisme yang cepat. Diekskresikan lewat urin dalam bentuk yang utuh dan

metabolit sebagai hasil dekarboksilasi dalam waktu 48 jam. Absorbsi mebendazol

akan lebih cepat jika diberikan bersama lemak (Ganirwarna, 1995).

-       Efek Nonterapi dan Kontraindikasi

Mebendazol tidak menyebabkan efek toksik sistemik mungkin karena

absorbsinya yang buruk sehingga aman diberikan pada penderita dengan anemia

maupun malnutrisi. Efek samping yang kadang-kadang timbul berupa diare dan sakit

perut ringan yang bersifat sementara. Dari studi toksikologi obat ini memiliki batas

keamanan yang lebar. Tetapi pemberian dosis tunggal sebesar 10 mg/kg BB pada

tikus hamil memperlihatkan efek embriotoksik dan teratogenik (Ganirwarna, 1995).

2.    Pirantel Pamoat

Pirantel pamoat adalah obat cacing yang banyak digunakan

saat ini. Mungkin karena cara penggunaannya yang praktis, yaitu dosis

tunggal, sehingga disukai banyak orang. Selain itu khasiatnya pun

cukup baik.Pirantel pamoat dapat membasmi berbagai jenis cacing di

usus. Beberapa diantaranya adalah cacing tambang (Necator

americanus dan Ancylostoma duodenale), cacing gelang (Ascaris

lumbrocoides), dan cacing kremi (Enterobiusvermicularis) (MIMS,1998).

Cara kerja pirantel pamoat adalah dengan melumpuhkan

cacing. Cacing yang lumpuh akan mudah terbawa keluar bersama tinja.

Setelah keluar dari tubuh, cacing akan segera mati.Pirantel pamoat dapat diminum dengan keadaan

perut kosong, atau diminum bersama makanan, susu atau jus. (Drugs.Com, 2007).

 Pemakaiannya berupa dosis tunggal, yaitu hanya satu kali diminum.Dosis biasanya dihitung

per berat badan (BB), yaitu 10 mg / kgBB. Walaupun demikian, dosis tidak boleh melebihi 1 gr.

Sediaan biasanya berupa sirup (250 mg/ml) atau tablet (125 mg /tablet). Bagi orang yang mempunyai

berat badan 50 kg misalnya, membutuhkan 500 mg pirantel. Jadi jangan heran jika orang tersebut

Page 3: Obat

diresepkan 4 tablet pirantel (125 mg) sekali minum.Nama dagang pirantel pamoat yang beredar di

Indonesia bermacam-macam, ada Combantrin, Pantrin, Omegpantrin, dan lain-lain  (MIMS,1998) .

3.    Tiabendazol

Tiabendazol adalah suatu benzimidazol sintetik yang berbeda, efektif terhadap strongilodiasis yang

disebabkan Strongyloides stercoralis (cacing benang), larva migrans pada kuliat (atau erupsi

menjalar) dan tahap awal trikinosis (disebabkan Trichinella spinalis). Obat juga menganggu agregasi

mikrotubular. Meskipun hamper tidak larut dalam air, obat mudah diabsorbsi pada pemberian per oral.

Obar dihidroksilasi dalam hati dan dikeluarkan dalam urine. Efek samping yang dijum[pai ialah

pusing, tidak mau makan, mual dan muntah. Terrdapat beberapa laporan tentang gejala SSP.

Diantara kasus eritema multiforme dan sindrom Stevens Johnson yang dilaporkan akibat tiabendazol,

terdapat beberapa kematian. (Mycek, 2001)

4.    Invermektin

Invermektin adalah obat pilihan untuk pengobatan onkoserkiasis (buta sungai) disebabkan

Onchocerca volvulus dan terbukti pula efektif untuk scabies. Ivermektin bekerja pada reseptor GABA

(asam ɣ-amionobutirat) parasite. Aliran klorida dipacu keluar dan terjadi hiperpolarisasi,

menyebabkan paralisis cacing. Obat diberikan oral. Tidak menembus sawar darah otak dan tidak

memberikan efek farmakologik.  Namun, tidak boleh diberikan pada pasien meningitis karena sawar

tak darah lebih permiabel dan terjadi pengaruh SSP. Ivermektin juga tidak boleh untuk orang hamil.

Tidak boleh untuk pasien yangmenggunakan benzodiasepin atau barbiturate – obat bekerja pada

reseptor GABA. Pembunuhan mikrofilia dapat menyebabkan reaksi seperti ’’Mozatti’’ (demam, sakit

kepala, pusing, somnolen, hipotensi dan sebagainya) (Mycek, 2001)

B.   Obat Untuk Pengobatan Trematoda

Trematoda merupakan cacing pipih berdaun, digolongkan sesuai jaringan yang diinfeksi. Misalnya

sebagai cacing isap hati, paru, usus atau darah.

1.    Prazikuantel

Infeksi trematoda umumnya diobati dengan prazikuantel. Obat ini merupakan obat pilihan untuk

pengobatan semua bentuk skistosomiasis dan infeksi cestoda seperti sistisercosis. Permeabilitas

membrane sel terhadap kalsium meningkat menyebabkan parasite mengalami kontraktur dan

paralisis. Prazikuantel mudah diabsorbsi pada pemberian oral dan tersebar sampai ke cairan

serebrospinal. Kadar yang tinggi dapat dijumpai dalam empedu. Obat dimetabolisme secara oksidatif

dengan sempurna, meyebabkan waktu paruh menjadi pendek. Metabolit tidak aktif dan dikeluarkan

melalui urin dan empedu (Mycek, 2001)

            Efek samping yang biasa termasuk mengantuk, pusing, lesu, tidak mau makan dan gangguan

pencernaan. Obat ini tidak boleh diberikan pada wanita hamil atau menyusui. Interaksi obat

Page 4: Obat

yangterjadi akibat peningkatan metabolisme telah dilaporkan jika diberikan bersamaan

deksametason, fenitoin, dan karbamazepin, simetidin yang dikenal menghambat isozim sitokrom P-

450, menyebabkan peningkatan kadar prazikuantel. Prazikuantel tidak boleh diberikan untuk

mengobati sistiserkosis mata karena penghancuran organisme dalam mata dapat merusak mata

(Mycek, 2001).

C.   Obat Untuk Pengobatan Cestoda

Cestoda atau cacing pita, bertubuh pipih, bersegmen dan melekat pada usus pejamu. Sama dengan

trematoda, cacing pita tidak mempunyai mulut dan usus selama siklusnya.

1.    Niklosamid

Niklosamid adalah obat pilihan untuk infeksi cestoda (cacing pita) pada umumnya. Kerjanya

menghambat fosforilasi anaerob mitokondria parasite terhadap ADP yang menghasilkan energy untuk

pembentukan ATP. Obat membunuh skoleks dan segmen cestoda tetapi tidak telur-telurnya. Laksan

diberikan sebelum pemberian niklosamid oral. Ini berguna untuk membersihkan usus dari segmen-

segmen  cacing yang mati agar tidak terjadi digesti dan pelepasan telur yang dapat menjadi

sistiserkosisi. Alcohol harus dilarang selama satu hari ketika niklosamid diberikan (Mycek, 2001)

DAFTAR PUSTAKAGaniswara, S.G., Setiabudi, R., Suyatna, F.D., Purwantyastuti, Nafrialdi (Editor).1995.

Farmakologi dan Terapi. Edisi 4.. Bagian Farmakologi FK UI: Jakarta

Hoan Tan Tjay,drs & Kirana Rahardja. 2003. Obat-obat penting, Khasiat,                   penggunaan dan efek sampingnya : Elexmedia Computindo

Katzung.1989.Farmakologi Dasar dan Klinik Edisi 3.EGC: Jakarta

Mycek.2001.Farmakologi Ulasan Bergambar.Widya Medika : Jakarta MIMS Annual (1998) : Combantrin. Edisi 8. Singapore.

 Drugs.Com (2007). Pyrantel Pamoate. Dikutip 25 Nop 2007.

 Combantrin Product Inf

http://biologi-news.blogspot.com/2011/02/mebendazole-hexamine-adidryl.html