obat obat anastesi dan ansatesi umum

24
ANASTHESI Definisi : Peristiwa ilangnya sensasi, perasaan ( panas, raba, posture ) dan nyeri bahkan h kesadaran, sehingga memungkinkan dilakukannya tindakan pembedahan Trias Anestesi : 1. Analgesia ( ilangnya nyeri ) !. ipnotik ( ilang kesadaran ) ". #elaksasi otot ( $us%le #ela&an ) #uang lingkup ker'a anestesi : 1. #uang operasi !. * ". *+D Persiapan Anestesi : Tu'uan : 1. $empersiapkan mental dan fisik penderita se%ara optimal !. $eren%anakan memilih tehnik obat-obat anestesi yang sesuai ". $engurangi angka kesakitan . $engurangi angka mortalitas Tahap : 1. nformed %onsent !. Periksa keadan ummum pasien : - Anamnesis - /isik diagnostik - Pemeriksaan 0ab - elas 2 status penyakit ". A3A $enentukan grade operasi . $asukan oral dibatasi ( Puasa ) 4. Tehnik operasi 5. #esiko operasi 6. Premedikasi Tu'uan Premedikasi : 1. $enenangkan penderita !. $engurangi rasa sakit ". $emudahkan induksi . $engurangi dosis obat- obat anestesi 4. $enngurangi refleks yang tidak diinginkan 5. $engurangi sekresi kelainan mulut saluran nafas 6. $en%egah mual dan muntah pas%a bedah 7. $en%egah penderita ingat situasi selama operasi ( men%iptakan amnesia ) 8bat 9 obatan Premedikasi : 1. 3edati a, trans;uili<er !. Analgetika narkotika ". Alkaloid belladona : - Anti sekresi - $engurangi efek agal terhadap 'antung dari obat-obat - mpuls afferent abdomen, thora&, mata . Anti emetik lasifikasi 3tatus /isik : - A3A : Pasien normal 2 sehat

Upload: heron-titarsole

Post on 05-Oct-2015

84 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

good

TRANSCRIPT

ANASTHESI

Definisi :Peristiwa ilangnya sensasi, perasaan ( panas, raba, posture ) dan nyeri bahkan hilangnya kesadaran, sehingga memungkinkan dilakukannya tindakan pembedahanTrias Anestesi :1. Analgesia ( Hilangnya nyeri )2. Hipnotik ( Hilang kesadaran )3. Relaksasi otot ( Muscle Relaxan )

Ruang lingkup kerja anestesi :1. Ruang operasi2. ICU3. UGDPersiapan Anestesi :Tujuan :1. Mempersiapkan mental dan fisik penderita secara optimal2. Merencanakan & memilih tehnik & obat-obat anestesi yang sesuai3. Mengurangi angka kesakitan4. Mengurangi angka mortalitasTahap :1. Informed consent2. Periksa keadan ummum pasien :- Anamnesis- Fisik diagnostik- Pemeriksaan Lab- Kelas / status penyakit3. ASA Menentukan grade operasi4. Masukan oral dibatasi ( Puasa )5. Tehnik operasi6. Resiko operasi7. PremedikasiTujuan Premedikasi :1. Menenangkan penderita2. Mengurangi rasa sakit3. Memudahkan induksi4. Mengurangi dosis obat- obat anestesi5. Menngurangi refleks yang tidak diinginkan6. Mengurangi sekresi kelainan mulut & saluran nafas7. Mencegah mual dan muntah pasca bedah8. Mencegah penderita ingat situasi selama operasi ( menciptakan amnesia )Obat obatan Premedikasi :1. Sedativa, transquilizer2. Analgetika narkotika3. Alkaloid belladona :- Anti sekresi- Mengurangi efek vagal terhadap jantung dari obat-obat- Impuls afferent abdomen, thorax, mata4. Anti emetikKlasifikasi Status Fisik :- ASA I : Pasien normal / sehat- ASA II : Pasien dengan penyakit sistemik ringan- ASA III : Pasien dgn peny. Sistemik berat sehingga aktivitas rutin terbatas- ASA IV : Pasien dengan peny. Sistemik berat tidak dapat melakukan aktivitas rutin dan penyakitnya mengancam kematian- ASA V : Pasien emergensi / muribund, dengan atau tanpa operasi hidupnya tidak lebih dari 24 jamTehnik Anestesi :1. Umum ( Narkose Umum )2. Lokal / Regional AnestesiYang membedakan : KesadaranAnestesi UmumTehnik :1. Inhalasi2. Intravena3. Intra Muscular- Pada operasi anak anak- Operasi yang sebentarTehnik Penguasaan jalan nafas :1. SungkupDibagi 2 :- Triple- ManuverIndikasi :- Untuk operasi yang sebentar- Untuk pasien yang posisinya tidak sulit2. Intubasi ( ETT ) ada 2 :a. Spontan : Nafas sendiri tanpa muscle relaxanb. Kontrol : Dengan muscle relaxanIndikasi Intubasi :- Pasien operasi- Pasien bukan operasi ( Cth : Stroke, gagal nafas, koma )Komplikasi Intubasi :a. Pada saat intubasi( Sudah terjadi kompilkasib. Selama Intubasi- Aspirasi- Trauma ggigi geligi- Laserasi bibir, gusi, laring- Hipertensi, takikardi- Spasme Bronchusc. Setelah Intubasi :- Spasme laring- Aspirasi- Gangguan fonasi- Edema glotis sunglotis- Infeksi larinng, faring, trakheaIndikasi anestesi umum1. Infant & anak usia muda2. Dewasa yang memilih anestesi ummum3. Pembedahannya luas / eskstensif4. Penderita sakit mental5. Pembedahan lama6. Pembedahan dimana anestesi lokal tidak praktis atau tidak memuaskan7. Riwayat penderita tksik / alergi obat anestesi lokal8. Penderita dengan pengobatan antikoagulantiaAnestesi Lokal :Tehnik :1. Topikal ( Anestesi permukaan )2. Infiltrasi lokal3. Field Block ( Anestesi / lapaangan )4. Nerve Block ( Block Syaraf )5. Spinal Block ( LCS )6. Epidural Block7. Intravenous local anestesiObat obat anestesi lokal :1. Potensi rendah, lama kerja pendekEx : Procain, chloroprocain2. Potensi sedang, lama kerja sedangEx : Lidocain, Mopivacain, prilokain3. Potensi kuat, lama kerja panjangEx : Bupivacain , TetracainGolongan obat anestesi lokal :1. Golongan eter ( -COOC )Kokain, Benzokain, Ametocaine, Prokain ( Novokain), Tetrakain ( Pentokain ), Chloropocain ( Nesakain )2. Golongan Amida ( NHCO )Lidocain, Mepivacain, Prilocain, Bupivacain, Etidokain, Dibukain, ropivakain, levobupivacainSebelum dilakuan sungkup atau intubasi ada : Induksi :- Inhalasi- Parenteral ( IV & IM )Selama operasi harus ada pemantauan ( Tanda tanda vital : yaitu : Tensi, suhu, respirasi, nadi ). Tujuannya adalah untuk mengurangi terjadinya komplikasi anestesi operasi.Setelah operasi dilakukan :Ekstubasi : RR ( Recovery Room )( Bisa terjadi komplikasi juga. EX : Muntah, tensi tinggi, dll Di RR( : Setelah 2 jam atau kurang dihitung ALDRENE SCORE ( Sadar, tensi stabil, nafas lagi ) Jika ALDRENE SCORE( :- > 8 ( Masuk ruang perawatan- < 7 ( ICUIndikasi pasien masuk ICU :1. Gagal nafas2. Gagal jantung3. Koma4. Post operasi besar5. Post cardiac arrestSelain itu pasien dari :1. UGD ( Pasien karena trauma kapitis, stroke )2. Ruang perawatanPasien masuk ICU diharapkan = harapan hidupnya lebih besarPerioperatif :1. Therapi cairan :- Maintenance ( Pemeliharaan )- Resusitasi ( Pasien shock, perdarahan )Normal cairan didalam tubuh : 60 70 % BB/TBW ( Total body water )2. Therapi darah :Faktor yang mempengaruhi dosis obat :1. Usia2. Suhu3. Emosi4. PenyakitObat Premedikasi :1. Golongan antikolinergik- Atropin- Scopolamin ( Hyoscine )- Glycopyrolat2. Golongan hipnotik sedative- barbiturat : Phenobarbital ( Luminal )- Benzodizepine , diazepam3. Golongan Analgetik narkotik- Morphin- Petidin4. Golongan Transquilizer ( Anti Histamin )- Phenotiazine : Phenergen- Chlorpomazine : Largactil5. Golongan Nevroleptik- Deperidol- DehydrobenzoperidolEnteral : Masuk Usus melalui NGT( :- Gastrostomi- Yeyenostomi- IlleustomiNutrien : Adalah zat nutrisi yang masuk dalam tubuh1. Karbohidrat2. Protein : 4 kal3. Lipid : ( kal4. Trace elementKebutuhan kalori : 25 kal / kgBB TBW :- Cairan intrasel (40%)a. Terdiri dari : kalium, Mg, fosfat (kalium paling banyak)b. Otak, Hb, eritrosit- Cairan Ekstrasel (20%)a. Cairan interstisial (antar sel) : 15%b. Plasma (cairan intravaskular) : 5%c. Terdiri dari : Na, Cl (Na paling banyak)( Kehilangan cairan lebih dari 20 % harus di intervensi (dikompensasi).Jenis jenis cairan : intravena(1. Koloid (plasma ekspander) - Gelatin (lemak sel, gelafundin, gelofusin)- Polimer dextrosa (dextran 40, dextran 70)- Turunan kanji- Hidroksi etil starch (haes, ekspafusin)2. Kristaloid (elektrolit)- Dextrosa 5 % (dewasa)- Ringer laktat (RL)- NaCl 0,9 %- Asetat ringer (asering)Indikasi transfusi darah :1. Perdarahan akut sampai Hb < 8 gr % atau Ht < 30 %Pada orang tua, kelainan paru, kelainan jantung,Hb < 10 gr %2. Bedah mayor kehilangan darah 20 % volume darahRJPO (Resusitasi jantung dan paru)Adalah tindakan untuk memulihkan keadaan pasien dengan tahapan A B C D.Indikasi RJPO :- Henti jantung- Henti nafasTherapi oksigen : Sebelum, selama, setelah operasiIndikasi :- Post operasi ada gangguan nafas (dekomp kordis)- Depresi nafasKadar oksigen murni di ruangan : 20 21 %Kadar oksigen dalam tabung : 100 % teknik pemberian1. Nasal kateter2. Nasal kanul3. Fis mas (sungkup) :- non rebiliting (tanpa balon)- rebiliting (dengan balon)Tidal volume : 8 15Minute volume (MV) = tidal volume x RRCardiac output (CO) = stroke volume x RR (5 8 liter)Nutrisi : parenteral, enteralParenteral : Masuk ke pembuluh darah :- Perifer, melalui : V. Radialis, V. Femoralis- Sentral, melalui : pembuluh darah besar, V. Subclavia, V.cava.Batasan kekentalan osmoler : 900 ml osm sentral(900 ml osm SpinalIndikasi :Untuk pembedahan, daerah tubuh yang dipersyarafi cabang T 4 KebawahKontra Indikasi ;Kelainan pembekuan darah, syok hypopolemia, septocemia, Peningkatan tekanan intrakranial, infeksi klulit pada daerah fungsiKomplikasi :- Dini : Gangguan pada sirkulasi, respirasi, GIT- Terjadi kemudian ( Delayed )Pemeriksaan Pra bedah / Persiapan pasien :Dasar tinadakan pertolongan gawat darurat :1. Evaluasi * pengendalian jalan nafas2. Ventilasi dan oksigenasi3. Pengendalian sirkulasi4. Tindakan hemostatis5. Evaluasi terhadap cedera6. MonitoringKasus :- Bedah ( Illeus, hernia incarcerata- Kebidanan ( Plasenta previa, solutio plasenta- Syaraf ( Perdarahan intra cranii, fraktur basis cranii- Mata ( Trauma BulbiPenyakit :- lambung penuh- Syok- Gangguan alektrolit & asam basa- Kadar gula darah naikPengelolaan pasca Bedah :1. Awasi keadaan vital2. Perbaiki deposit cairan, darah dan elektrolit3. Tangulangi penyakit yang menyertaiPada Pasien tanpa mondokPilihan pasien :1. Sebaiknya termasuk kategori ASA I, dapat status fisik ASA II2. Pembedahan superfisial, bukan tindakan bedah didalam kranium, toraks atau abdomen3. Lama pembedahan tidak melebihi 60 menit4. Perdarahan & perubahan fisiologis yang terjadi minatEX : - Insisi Abses- Sirkumsisi- Kuretase- Hernia Inguinalis ( Pada anak )- Reposisi frakturSyarat TM1. Induksi cepat & lancar2. Analgesi cukup baik3. Cukup dalam untuk pembedahan4. Masa pulih sadar cepat5. Komplikasi anestesi pasaca bedah luminalTehnik Anestesi- Lokal- Prokain 1% 2,5%- Lidokain 0,5% 1%- Regional- Intra vena - Block Subarachnoid- Block regional - UmumKomplikasi ( Nyeri kepala )- Mual- Muntah- Nyeri pada otot- Nyeri pada tenggorok- Batuk batukAnestesi Obstetrik :- Analgesi lokal1. Spinal2. Epidural3. Caudal4. Paraservcikal( Tehnik ini ( Anest. Obstetrik ) dikontraindikasikan pada :- Infeksi didaerah fungsi- Gangguan pembekuan darah- Hipovolemia- Pasien menolak( Hipotensi, muntah,meningitis/ encephalitis- Komplikasi1. Aspirasi paru2. Gangguan respirasi3. Gangguan kardiovasculerAnestesi Pediatrik :Permasalahan :- Pernafasan - Suhu tubuh- Kardio sirkulasi - Cairan tubuhMassa anestesi :- Intubasi- Induksi inhalasi- Induksi intravena

OBAT OBAT ANASTESI

(bupivacaine HCl 5 mg/mL) (Bupivacaine Anhydrous 5 mg, Dextrose Monohydrate 80 mg)

IndikasiSpinal anestesi untuk operasi urologi dan operasi dibawah umbilicus selama 2-3 jam, operasi abdominal selama 45-60 menit.

Dosis dan cara pemberian1,5 3 ml/ 7,5-15 mg Bupivacaine HCl

Distribusi larutan injeksi anestesi dipengaruhi oleh beberapa factor, yang paling penting adalah volume larutan injeksi dan posisi dari pasien. Untuk injeksi antara L3/L4/L5 pada posisi pasien duduk, 3 ml Bucain Spinal injeksi terdistribusi disegmen T7-T10.

Jika pasien pada posisi terlentang horizontal, penghambatan terdistribusi disegmen T4-T7. Efek penggunaan injeksi melebihi 4ml belum diketahui, karena itu tidak direkomendasikan. Cairan injeksi harus segera digunakan setelah ampul dibuka dan cairan yang tersisa harus dibuang.

Efek SampingAnxietas, gangguan pendengaran, visus turun, depresi cardiovaskuler, sakit kepala, hipotensi, bradikardi, mual dan muntah.

Kontra Indikasia. pasien dengan kelainan cerebrospinal, misalnya meningitis, poliomyelitis, perdarahan cranial, tekanan intracranial yang tinggi.

b. TB tulang, osteomyelitis, arthritis, spondylitis.

c. Gangguan pembekuan darah atau sedang menjalani pengobatan dengan antikoagulan.

d. Hipotensi tak terkontrol.

e. Septikemia.

f. Syok hipovolemik/cardiogenik.

g. Anak dibawah 18 tahun.

h. Infeksi pirogenik kulit pada atau berdekatan dengan tempat suntikan.

Kemasan1 dus terdiri dari 5 ampul @ 4ml

Diposkan oleh dr sony wijaya di 02.03 ANASTESSI UMUM

Anastesi umum

Anastesi umum

Adalah tindakan meniadakan nyeri secara sentral disertai hilangnya kesadaran dan bersifat irreversible Komponen ideal1. Hipnotik2. Analgesi3. Relaksasi ototMETODE ANESTESI UMUM1. Parenteral

IV / IM tiopental, ketamin, diazepam

1. Perektal

Biasanya pada anak

1. Perinhalasi

FAKTOR-FAKTOR Faktor respirasi diffusi di alveolus tekanan parsial gas tertentu Faktor sirkulasi konsentrasi zat anestesi di arterial > vena Faktor jaringan

Faktor zat anestesi potensi beda Faktor lain ventilasi, curah jantung, suhuKONTRAINDIKASI ANESTESI UMUMTergantung efek farmakologi pada organ yang mengalami kelainan Jantung

Hepar obat hepatotoksik, dosis dikurangi Ginjal obat yg diekskresi di ginjal Paru obat yg merangsang sekresi P Endokrin hindari obat yg meningkatkan kadar gula darah DllJALAN NAFASPADA ANESTESI UMUMTanda obstruksi parsial jalan nafas Stridor Retraksi otot dada Nafas paradoksal Balon cadangan pada mesin anestesi kebang-kempisnya lemah Nafas makin berat & sulit

Sianosis

Tanda obstruksi total jalan nafas Retraksi lebih jelas

Gerak paradoksal lebih jelas

Kerja otot tambahan meningkat dan makin jelas

Balon cadangan tidak kembang kempis lagi

Sianosis lebih cepat timbul

Sebab-sebab obstruksi jalan nafas Lidah jatuh ke hipofaring

Lendir jalan nafas, muntahan, perdarahan, benda asing, gigi palsu,

Spasme laring

Langkah penanggulangan obstruksi jalan nafas1. Posisi kepala dibuat hiperekstensi, mandibula didorong ke atas, mulut sedikit terbuka

2. Suction daerah mulut & jalan nafas

3. Pasang pipa orofaring atau pipa nasofaring

4. Intubasi trakea

5. Krikotirotomi

6. trakeostomi

MONITORING SELAMA ANESTESI

TUJUAN MONITORING SELAMA ANESTESI1. Diagnosis adanya masalah

2. Perkiraan kemungkinan terjadi kegawatan

3. Evaluasi hasil suatu tindakan

YANG DIMONITOR Tingkat kedalaman anestesi

Suhu

Kardiovaskuler

Nadi

EKG

Tekanan darah

Produksi urin

Perdarahan

respirasi

OBAT BIUS LOKAL/ANESTESI LOKAL Obat bius lokal/anestesi lokal atau yang sering disebut pemati rasa adalah obat yang menghambat hantaran saraf bila digunakan secara lokal pada jaringan saraf dengan kadar yang cukup. Obat bius lokal bekerja pada tiap bagian susunan saraf.Obat bius lokal bekerja merintangi secara bolak-balik penerusan impuls-impuls saraf ke Susunan Saraf Pusat (SSP) dan dengan demikian menghilangkan atau mengurangi rasa nyeri, gatal-gatal, rasa panas atau rasa dingin.Obat bius lokal mencegah pembentukan dan konduksi impuls saraf. Tempat kerjanya terutama di selaput lendir. Disamping itu, anestesia lokal mengganggu fungsi semua organ dimana terjadi konduksi/transmisi dari beberapa impuls. Artinya, anestesi lokal mempunyai efek yang penting terhadap SSP, ganglia otonom, cabang-cabang neuromuskular dan semua jaringan otot.Persyaratan obat yang boleh digunakan sebagai anestesi lokal:1. Tidak mengiritasi dan tidak merusak jaringan saraf secara permanen 2. Batas keamanan harus lebar

3. Efektif dengan pemberian secara injeksi atau penggunaan setempat pada membran mukosa 4. Mulai kerjanya harus sesingkat mungkin dan bertahan untuk jangka waktu yang yang cukup lama 5. Dapat larut air dan menghasilkan larutan yang stabil, juga stabil terhadap pemanasan.

Secara kimia, anestesi lokal digolongkan sebagai berikut :1. Senyawa esterAdanya ikatan ester sangat menentukan sifat anestesi lokal sebab pada degradasi dan inaktivasi di dalam tubuh, gugus tersebut akan dihidrolisis. Karena itu golongan ester umumnya kurang stabil dan mudah mengalami metabolisme dibandingkan golongan amida. Contohnya: tetrakain, benzokain, kokain, prokain dengan prokain sebagai prototip.2. Senyawa amidaContohnya senyawa amida adalah dibukain, lidokain, mepivakain dan prilokain.3. LainnyaContohnya fenol, benzilalkohol, etilklorida, cryofluoran.Anestesi lokal sering kali digunakan secara parenteral (injeksi) pada pembedahan kecil dimana anestesi umum tidak perlu atau tidak diinginkan. Jenis anestesi lokal dalam bentuk parenteral yang paling banyak digunakan adalah:1. Anestesi permukaan.Sebagai suntikan banyak digunakan sebagai penghilang rasa oleh dokter gigi untuk mencabut geraham atau oleh dokter keluarga untuk pembedahan kecil seperti menjahit luka di kulit. Sediaan ini aman dan pada kadar yang tepat tidak akan mengganggu proses penyembuhan luka.

2. Anestesi Infiltrasi.Tujuannya untuk menimbulkan anestesi ujung saraf melalui injeksi pada atau sekitar jaringan yang akan dianestesi sehingga mengakibatkan hilangnya rasa di kulit dan jaringan yang terletak lebih dalam, misalnya daerah kecil di kulit atau gusi (pada pencabutan gigi).

3. Anestesi BlokCara ini dapat digunakan pada tindakan pembedahan maupun untuk tujuan diagnostik dan terapi.4. Anestesi SpinalObat disuntikkan di tulang punggung dan diperoleh pembiusan dari kaki sampai tulang dada hanya dalam beberapa menit. Anestesi spinal ini bermanfaat untuk operasi perut bagian bawah, perineum atau tungkai bawah.5. Anestesi EpiduralAnestesi epidural (blokade subarakhnoid atau intratekal) disuntikkan di ruang epidural yakni ruang antara kedua selaput keras dari sumsum belakang.6. Anestesi KaudalAnestesi kaudal adalah bentuk anestesi epidural yang disuntikkan melalui tempat yang berbeda yaitu ke dalam kanalis sakralis melalui hiatus skralis.Efek sampingnya adalah akibat dari efek depresi terhadap SSP dan efek kardiodepresifnya (menekan fungsi jantung) dengan gejala penghambatan penapasan dan sirkulasi darah. Anestesi lokal dapat pula mengakibatkan reaksi hipersensitasi.Ada anggapan bahwa obat bius lokal dianalogikan dengan obat "doping" sehingga dilarang seperti kokain yang merupakan obat doping yang merangsang. Kokain adalah anestetik lokal yang pertama kali ditemukan. Saat ini, penggunaan kokain sangat dibatasi utuk pemakaian topikal khususnya untuk anestesi saluran napas atas.Sumber : Farmakologi dan Terapi edisi 4, Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1995. Di apotik online medicastore anda dapat mencari obat bius lokal /anestesi lokal yang telah diresepkan dokter anda secara mudah dengan mengetikkan di search engine medicastore. Sehingga anda dapat mencari dan beli obat bius lokal /anestesi lokal sesuai dengan kebutuhan anda.Penilaian dan PersiapanPra-anestesidr. Iftahuddin, Sp.An, M.KesBAGIAN ANESTESIOLOGI dan ICURSUD DATUBERUTAKENGON

Penilaian dan PersiapanPra-anestesi Tujuan pra-anestesi: Menyiapkan penderita sehingga menjalani pembedahan dalam keadaan bugar

Penilaian dan PersiapanPra-anestesi ;Anamnesis Riwayat pernah anestesi (alergi, mual, nyeri otot, gatal-gatal, sesak napas) Kebiasaan merokok Kebiasaan minum alkohol Obat-obat yang digunakan

Pemeriksaan Fisis intubasi Keadaan gigi-geligi Tindakan buka mulut

Lidah relatif besar

Leher pendek

Leher kaku

Bentuk dagu

Pemeriksaan Rutin Lain (Keadaan Umum Sistem Organ) Inspeksi

Palpasi

Perkusi

Auskultasi

Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan darah rutin (Hb, leukosit, trombosit)

Kimia darah indikasi tepat

Ginjal kreatinin, BUN, Kalium, Natrium

Hati SGOT, SGPT

Masa perdarahan, masa pembekuan

Urinalisis

EKG 50 tahun

Foto thoraks

Gula darah riwayat DM

Klasifikasi Status Fisik(The American Society of Anesthesiologists [ASA]) Kelas I : Pasien sehat dan bugar

Kelas II : Pasien dengan penyakit sistemik ringan

Kelas III : Pasien dengan penyakit sistemik berat yang tidak mengganggu kebugaran fisik

Kelas IV : Pasien penyakit sistemik berat dan mengganggu kebugaran fisik yang merupakan ancaman kehidupannya setiap saat

Kelas V : Pasien sekarat yang diperkirakan dengan atau tanpa pembedahan hidupnya tidak akan lebih dari 24 jam

Kelas VI : Pasien utk donor organPada bedah sito atau emergensi biasanya dicantumkan huruf E

Masukan Oral Muntah aspirasi Puasa: Dewasa 6-8 jam

Anak kecil 4-6 jam

Bayi 3-4 jam

Minuman bening, air putih, teh manis boleh 3 jam

Keperluan minum obat boleh 1 jam (air putih)

PremedikasiPremedikasi adalah pemberian obat 1-2 jam sebelum induksi

Tujuan

Meredakan kecemasan

Memperlancar induksi

Mengurangi sekresi

Meminimalkan jumlah obat anestetik

Mengurangi mual muntah pasca bedah

Menciptakan amnesia

Mengurangi isi lambung dan pH cairan lambung

Mengurangi refleks yang membahayakan

Obat-obatan Diazepam 10-15 mg peroral 1-2 jam sebelum induksi

Petidin 1-2 mg/kg IM

Antagonis reseptor H2 simetidin 600 mg peroral

Droperidol 2.5-5 mg IM

Ondansetron 2-4 mg IM

Dasar-dasar Anestesi UmumTahap-tahap anestesi umum

Premedikasi

Induksi

Rumatan anestesi

Induksi Anestesi Induksi: mulai masuknya obat tidur dalam (hilang nyeri)

Dilakukan:

Hati-hati

Perlahan-lahan pelumpuh otot intubasi

Lembut

Terkendali

Induksi ;Induksi inhalasi Halotan 0.5 vol% dinaikkan tiap 3-5 kali tarikan napas 0.5% hingga konsentrasi

Gas pendamping O2 100% N2O/O2 :70%/30%

Sevofluran 8 vol % diturunkan perlahan

Umumnya dilakukan pada anak yang belum terpasang jalur vena

Enfluran dan isofluran tidak disukai pasien dan perlu waktu lama

Induksi intravena Tiopental 3-7 mg/kg

Propofol 2-3 mg/kg

Ketamin 1-2 mg/kg

Midazolam 0.05-0.1 mg/kg + ketamin 20-60 mcg/kg untuk kasus kurang baik

Dilakukan pada pasien kooperatif atau pasien yang sudah terpasang jalur vena

Induksi intramuskuler Ketamin 5-7 mg/kg

Dilakukan pada anak yang tidak kooperatifRumatan Anestesi Inhalasi: N2O/O2 kombinasi dengan:

- Halotan 1-2% - Enfluran 1-3% - Isofluran 1-2% - Sevofluran 1-4%

Intravena: Propofol 4-12 mg/kg/jam

Intubasi Endotrakeal Laringoskop alat yang digunakan untuk melihat laring

Klasifikasi tampakan faring pada saat mulut terbuka maksimal dan lidah dijulurkan maksimal menurut MALLAMPATI dibagi menjadi 4 gradasi:

Grade 1 : Tampak pilar faring, palatum molle dan uvula Grade 2 : Tampak hanya palatum molle dan uvula Grade 3 : Tampak hanya palatum molle Grade 4 : Palatum molle tidak tampak

Grade 3 dan 4 diperkirakan akan menyulitkan intubasi trakea

Indikasi Intubasi1. Menjaga jalan napas

2. Mempermudah ventilasi positif dan oksigenasi

3. Pencegahan terhadap aspirasi dan regurgitasi

Teknik Intubasi1. Pasien tidur terlentang, oksiput diganjal bantal (sniffing position)

2. Masukkan bilah laringoskop ke dalam mulut (sudut mulut kanan), singkirkan lidah pasien ke kiri sehingga nampak rima glottis

3. Pada rima glottis tampak pita suara berbentuk V

4. Pipa trakea (tube) dimasukkan melalui pita suara

5. Setelah pipa melewati trakea, kembangkan balon dan periksa apakah suara paru kanan-kiri sama

Kesulitan Intubasi1. Leher pendek

2. Mandibula menonjol

3. Maksilla gigi depan menonjol

4. Uvula tak terlihat

5. Gerak sendi temporo-mandibular terbatas

6. Gerak vertebra servikal terbatas

Komplikasi IntubasiSelama Intubasi Trauma gigi-geligi

Laserasi bibir, gusi, laring

Merangsang saraf simpatis (hipertensi-takikardi)

Intubasi bronkus

Intubasi esofagus

Aspirasi

Spasme bronkus

Setelah Intubasi Spasme laring

Aspirasi

Gangguan fonasi

Edema glottis-subglottis

Infeksi laring, faring, trakea

Ekstubasi1. Ekstubasi ditunda sampai pasien benar-benar sadar

Intubasi kembali akan menimbulkan kesulitan

Pasca ekstubasi ada resiko aspirasi

1. Ekstubasi dilakukan umumnya pada saat anestesi sudah dangkal dengan catatan tak akan terjadi spasme laring

2. Sebelum ekstubasi bersihkan rongga mulut, laring, faring dari sekret dan cairan lainnya

ANASTESI INHALASI

natesi inhalasi

Anastesi inhalasiFaktor yang menentukan tek.gas dlm arteri & otak 1. Tekanan partial gas 2. Ventilasi paru 3. Pemindahan gas anestesi alveoli aliran darah. 4. Pemindahan gas anestesi darahjaringan

Faktor yang mempengaruhi difusi gas anestesi : 1. Kelarutan gas anestesi dlm darah 2. Kecepatan aliran darah paru 3. Tekanan partsial gas anestesi

Jenis Obat 1. Berbentuk gas 2. Berbentuk cair

Sifat dasar yang berbentuk cair : 1. Sifat zat anestetik kuat pada konsentrasi rendah 2. Cair pada suhu kamar 3. Mudah larut dalam darah, lemak, air sel

Teknik Pemberian obat anestesi 1. Open method = Open drops 2. Semi Open Method 3. Semi Closed Method 4. Closed Method

OPEN Tidak Rebreathing Tidak absorbed CO2

CLOSED ada udara ekspirasi yang dihisap kembali menggunakan absorbed CO2 (soda lime)

1. Open Method = Open dropsPrinsip : Obat inhalasi diteteskan pada masker (Sungkup) dari kawat yang dilapisi dgn 5-7 lembar kain kasaObat inhalasi akan menguap setelah bercampur dengan udaraContoh : Ether, ChloroformKeuntungan :SederhanaMudah dilakukanOksigen dari udaraTidak terjadi akumulasi CO2

Kerugian :BorosMudah terjadi kebakaran/ ledakanDapat mengiritasi kulit mukaLama baru tercapai level anestesi

2. Semi Open MethodPrinsip : sama dengan open method kecuali sungkup ditutup dengan kain tebal (handuk) sehingga gas anestesi yang terbentuk lebih lama bertahan dalam sungkup.

Keuntungan :sama dengan open methodKonsentrasi obat lebih tinggi dibanding open methodInduksi lebih cepat dibanding open method

Kerugian :sama dengan open methodBisa terjadi akumulasi CO2 dalam sungkup (mudah terjadi hipoksia)3. Semi closed methodPrinsip : Penderita diinhalasikan melalui suatu masker tertutup yang dihubungkan dengan suatu reservoir (breathing bag) dimana gas atau obat inhalasi bercampur dgn oksigen sblm obat inhalasi terdahulu diuapkan melalui vaporizerUdara ekshalasi akan terbuang keluar melalui sistem klep yg dihubungkan dgn masker

Keuntungan :Lebih iritTidak terjadi akumulasi CO2Bahaya kebakaran/ledakan berkurang

Kerugian :Kalau soda lime sdh tua bisa terjadi akumulasi CO2 => CO2 narcosisDebu dari soda lime dapat mengiritasi paru penderita

4. Closed MethodPrinsip : Obat inhalasi stlh diuapkan, diinhalasikan melalui suatu sistem tertutup. Jadi terjadi 100% rebreathing dari udara ekshalasi yg CO2nya sebelumnya diikat oleh suatu absorbedAlat absorbed ini disebut Canister yg berisi soda lime yg mengandung campuran NaOH dan Ca(OH)2

FARMAKOLOGI ANESTETIK INHALASI ETERTidak berwarnaMudah menguapBerbau merangsang sal.pernafasanmudah terbakar & meledakSemua tahap anestesi tampak dgn jelasSifat analgesik kuatRelaksasi cukup baikMerangsang sekresi kel.bronkus (hipersalivasi)Menyebabkan mual muntah

Keuntungan ;Analgetik yang baikRelaksasi baikBronchodilatorDepresi cardiovascular minimalDapat digunakan dengan adrenalinTidak berbahaya pada aritma

Kerugian ;Bau merangsangMudah meledakMual, muntahHipersekresiInduksi yang dalam menyebabkan depresi mioka dan depresi napasInduksi dan pemulihan lambat

HALOTANSIFAT : Cairan tak berwarna, berbau enakTak mudah terbakar dan meledak

EFEK :Efek anelgesia kurang baikRelaksasinya cukupMendepresi pernafasanMenghambat kerja otot jtg & PDAktivitas vagal meningkat => bradikardi Vasodilatasi serebral, meninggikan CBF yang sulit dikendalikan dgn anestesi hiperventilsi tidak disukai untuk bedah otakSensitisasi jantung thdp katekolamin => AritmiaPenggunaan berulang => kerusakan heparMenghambat kontraksi otot rahimKelebihan dosis menyebabkan depresi napas, menurunnya tonus simpatis, terjadi hipotensi, bradikardi, vasodilatasi perifer, depresi vasomotor, depresi miokard dan inhibisi refleks baroreptorMenghambat pelepasan insulin, meninggikan kadar gula darah

Keuntungan ;Bau enakTidak menyebabk sekresiTidak mengiritasiMula kerja cepatBronchodilatorMual, muntah minimalTidak mudah terbakar

Kerugian ;Depresi myocard, mudah aritma Depresi pernapasanRelaksasi kurangRelaksasi uterusAnalgetik kurangMenggigilTidak boleh digunakan dengan adrenalinHepatitis

ENFLURANSifat Fisis : Berbentuk cairMudah menguapBerbau enakBerat molekul 184Titik didih 56,5OCMAC 1,68Koefisien partisi darah/gas 1,91 FarmakologiSSP : Anestesi yang poten,mendepresi SSP, pd konsentrasi 3-3,5% =>Epileptiform,peningkatan aliran darah otakKardiovaskuler : depresi pd otot jantung & pemb. DarahNapas : Menurunkan tidal volume, peningkatan laju napas, depresi napas lebih kuat dibanding halotan dan enfluran lebih iritatif dibanding halotan

4. Otot : Relaksasi moderat, lebih baik dibanding halotan

5. Hati dan ginjal : tdk hepatotoksik & tdk nefrotoksik6. Lain-lain : Metabolisme hanya 2-8% oleh hepar menjadi produk nonvolatil yang dikeluarkan via urine. Sisanya dikeluarkan melalui paru dalam bentuk asli. Induksi cepat & lancar, tdk mual, pemulihan cepat.

Keuntungan ;Bau menyenangkanInduksi dan pemulihan cepatBronchodilatorTidak mudah iritasiMual, muntah minimal

Kerugian ;Depresi myocardHipotensi dan aritma dengan anestesi yang dalamMenggigilMembangkitkan fokus efileptik ISOFLURANFarmakologi :SSP : Mendepresi nafas sprt anestesi inhalasi lainnya. Pada dosis anestetik/subanestetik menurunkan laju metabolisme otakterhadap oksigen tetapi meningkatkan CBF dan ICP

KV : Depresi jantung dan pemb.darah minimal dibanding anestesi inhalasi lainnya digemari untuk anestesia teknik hipotensi dan banyak digunakan pada pasien dengan gangguan koroner

Otot : Relaksasi cukup baik dan berpotensi dengan relaksan, pada uterus hamil menyebabkan relaksasi dan kurang responsif jika diantisipasi dengan oksitosin sehingga dapat menyebabkan perdarahan pasca persalinan

Hati & ginjal : Tdk hepatotoksik dan nefrotoksik\Lain : Induksi dan pemulihan lebih cepat

DESFLURANCairan mudah menguap, agak merangsang, jernih.BM : 168 Da, titik didih 23,5oCBesifat non-korosif, tidak mudah terbakarNilai MAC : 5,6 7,25% dalam oksigen

FARMAKOKINETIK Potensinya kurang dibanding halotan atau isofluran. Induksi cepat dicapai, waktu bangun dan pemulihan lebih cepat dari isofluran. Dihalogenasi dengan fluorida, tahan terhadap biodegradasi Kurang dimetabolisme, efek toksik organ spesifik tidak ada

FARMAKODINAMIKEfek pada pernapasan :Iritasi ringan saluran napas, sekresi, batuk, kadang laringospasme.Apnoe Efek pada Kardiovaskuler :Menurunkan resistensi vaskuler sistemik dan tekanan darah arteri rata-rata.TakikardiEfek pada CNS :Depresi kortikalSupresi aktifitas EEG.Peningkatan TIKDelirium.Efek pada neuromuskuler :Menekan fungsi neuromuskulerMeningkatkan kerja pankuronium dan suksametoniumEfek pada Ginjal : Tidak nefrotoksik

Efek yang lain : Peningkatan jumlah neutrofil Konsentrasi gula darah meningkat

SEVOFLURAN Cairan jernih, volatile, tidak berwarna, bau tidak merangsang Berat molekul 200,053 Da, titik didih 58,50C, tekanan uap jenuh 21,3 kPa (160 mmHg) pd suhu 200C Kurang stabil dibanding zat volatile sebelumnya Jumlah meningkat pada kenaikan suhu, pd suhu 220C diuraikan 6,5% perjam. Setiap peningkatan 10C terjadi peningkatan 1,6%/jam penguraian mencapai 57,4%/jam pd suhu 540C

FarmakokinetikKoefisien partikel darah/gas 0,60-0,68; koefisien partikel lemak/gas 47-53Solubilitas darah/gas yg rendah ketegangan arteri-alveoler, induksi & pemulihan cepat dicapaiKoefisien partisi jaringan lemak/darah sevofluran > drpd desfluran & isofluran tetapi 50 umol/lo Metabolisme minimal pada ginjal menurunkan resiko nefrotoksisitas (kebalikan dari metoksifluran)

FarmakodinamikPotensiMAC + 2 % ( 1,71 2,05) dalam O2Berkurang sampai 0,66 saat diberikan bersama 63,5% NO2 PernapasanTdk menyebabkan breath-holding atau batuk; induksinya cepat & memuaskanEliminasi cepat depresi pernapasan post operatif < HalotanEfek pd ratio deadspace dgn Tidal volume, deadspace & dilatasi alveolar sama seperti HalotanTerjadi bronkodilatasi & relaksasi otot polos bronkiolus yg konstriksi dgn histamin atau asetilkolin kurang efektif dibanding halotano Kardiovaskuler, Efek hampir sama atau melebihi isofluranHeart Rate lebih lambat akibat depresi aktifitas simpatik tanpa perubahan aktifitas parasimpatik dan menurun atau menghilangnya respon simpatis terhadap rangsang nyerio Menyebabkan depresi (sama seperti Halotan)o Kontraktilitas miokard (lebih baik dibandingkan halotan)o Dilatator arteri koronero Rasio ekstraksi eksogen miokard & ekstraksi laktat miokard menurun; menurunkan cadangan aliran koroner (lebih kurang dibandingkan isofluran & halotan)Aliran darah miokard lebih besar & resistensi aliran lebih kurang dibandingkan halotanBukan aritmogenikTelah digunakan pd reseksi feokromositoma pd manusia SSPEfek pd aliran darah serebral konsumsi & TIK menyerupai konsentrasi isofluran yg ekuipoten Efek EEG berbeda dgn anestesi volatile lain Tdk ada bukti aktifitas bangkitan EEG atau motorik yg dilaporkan Tidak menyebabkan peningkatan aliran darah serebral pd bbrp binatang coba akibat penurunan Tek Darah arteri sisstemik yg menutupi efek vasodilatasi serebralNeuromuskulerPelumpuh otot yg baik, efek potensiasi lebih kuat untuk pankuronium atau vekuronium pada manusia (dibandingkan dengan halotan & enfluran)Derajat relaksasi yg dihasilkan cukup untuk memudahkan intubasi trachea tanpa fasilitasi oleh pelumpuh ototGinjalMenurunkan aliran darah ginjal & pd pemberian yg lama sebabkan konsentrasi fluorida inorganik plasma dapat melebihi kadar nefrotoksikHatiTdk ada laporan hapatotoksisitas klinis pd manusia FARMAKOLOGI ANASTETIK INTRAVENAAnestesi Intravena yang ideal Bentuk stabil (cairan pH 7,4)Mula kerja cepat (satu waktu sirkulasi arm-brain)Durasi singkat (tanpa akumulasi)Efek samping cardivascular minimal (depresi miokard)Efek samping pernapasan minimal (depresi moduler)Efek samping cerebral minimal (regiritas, kedutan)Efek samping corticocerebellar minimal (halusinasi)Efek samping metabolik minimal (supresi adrenal)Pelepasan histamin minimal BARBITURATKIMIADerivat asam barbiturat : asam lemak, kurang larut dalam airSenyawa asam lipofilik, berikatan dengan plasma albuminKlasifikasi : a. Thiobarbitiurat : - Thiopental - Thiamylal b. Oxybarbiturat : - Methohexital FARMAKOKINETIKOnset cepat, kerja singkatDosis besar/ berulang : mekanisme pemulihan lambat MEKANISME KERJAMenghambat perangsangan transmisi sinaptikMenghambat pelepasan neurotrasmiter PENGGUNAAN KLINISDosis induksi (Thiopental) : dewasa : 2,5 4,5 mg/kg anak : 5 - 6 mg/kg bayi : 7 - 8 mg/kgPerlu pengurangan dosis pada kasus tertentuDosis premedikasi (Methohexital): 30 mg/kg, rektal bedah yang lama pada anak BB < 20 kg FARMAKODINAMIKKardiovaskuler :Hipotensi, kardiak output menurun, HR meningkat, tahanan vaskuler meningkatPernapasan :Menekan pusat pernapasanMerangsang pengeluaran salivaLain- lain :Nyeri tempat suntikan, thrombophlebitis vena, iritasi/nekrosis jaringanGinjal, hepar, gastrointestinal, SSP, depresi neonatal PROPOFOL ( 2,6 DIISOPROPYL PHENOL ) KIMIA Lipofilik alkil fenol Senyawa asam sangat lemah Tidak larut dalam air Bentuk seperti minyak Tidak terionsisasi sempurna pada pH fisiologisFARMAKOKINETIKOnset cepat, kerja singkat MEKANISME KERJAMenghambat transmisi sinaptik reseptor GABAA pada sinaps spinal dan supraspinalPENGGUNAAN KLINIK Dosis : 1,5 2,5 mg/kg Dosis diturunkan pada manula dan premedikasi Untuk prosedur bedah singkat Untuk anestesi maintenance Untuk pelengkap analgesia Karakteristik unik : - antiemetik - antikonvulsan - antipruritus - sifat ansiolitik FARMAKODINAMIKKardiovaskular :Tensi menurun, tahanan vaskular menurun, HR meningkatPernapasan :Menekan pernapasan apneaLain-lain :Nyeri tempat suntikan, thrombophlebitisGastrointestinal, hepar, ginjal dan SSP ETOMIDATEKIMIADerivat Imidazol terkarbosilasiSenyawa basa lemahKurang larut dalam airBerikatan dengan albumin plasmaFARMAKOKINETIKOnset cepat, kerja singkatMASA KERJAInhibisi transmisi sinaptik reseptor GABAA PENGGUNAAN KLINISDosis : 0,2 0,6 mg/kgSebagai induksi anestesi pada pasien dgn ggn fungsi ventrikel, tamponade jantung, hipovolemiBedah saraf FARMAKODINAMIKKardiovaskular :Efeknya relatif lemahPernapasan :Sedikit penekanan pada pusat per napasanLain-lain :Nyeri tempat suntikanPersarafan : fenomena eksitasiGastrointestinal, hepar, ginjal, dll BENZODIAZEPINKIMIADiazepam,Lorazepam, MidazolamFarmakodinamik sama, Farmakokinetiknya berbedaFARMAKOKINETIKOnset cepat, masa kerja berbedaDiazepam : kerja panjang ( 0,2 0,5 mg/kg/mnt)Lorazepam : kerja sedang ( 0,8 1,8 mg/kg/mnt)Midazolam : kerja singkat ( 6 11 mg/kg/mnt)Metabolisme di hepar Fase I : oksidasi mikrosomal Fase II : konjugasi glukoronida Diazepam desmethyldiazepam oksazepam Lorazepam metabolik inaktif Midazolam 1-hydroxymidazolam dan 4-hydroxymidazolamMEKANISME KERJAInteraksi pengikatan diazepam dengan reseptor GABAAPENGGUNAAN KLINISPremedikasiSedasi intravenaInduksi dan maintenanceTerapi antikonvulsiFARMAKODINAMIKKardiovaskular :Tensi menurun, kardiak output tetap, HR sedikit bervariasiPernapasan :Depresi pernapasan apneaLain-lain :Pembuluh darah, otot, hepar, ginjal KETAMINKIMIADerivat PensiklidinKurang larut dalam airFARMAKOKINETIKOnset cepat, kerja singkatMEKANISME KERJAPenghambatan eksitasi transmisi sinaptik oleh antagonis reseptor N-Metil-D-Aspartase (NMDA)PENGGUNAAN KLINISKeadaan emergensi dosis dikurangiInduksi anestesi kondisi khusus dosis : 0,5 2 mg/kgBahan pilihan untuk induksi pada pasien tertentuDosis subanestesi : 0,2 0,5 mg/kg, bolus intermiten 10 20 ug/kg/mnt, infusSifat menguntungkanFARMAKODINAMIKKardiovaskular :Berlawanan dengan obat anestesi intravena yang lainPernapasan :Tidak mudah menekan pernapasan; efek bronkodilatorMerangsang sekresi salivaLain-lain:Mata, SSP, otot, hepar, ginjal, efek psikomimetikKESIMPULANTidak ada obat anestesi iv yang sangat ideal dokter harus pandai memilih dan memberi obat yang tepatUmumnya obat anesteti i.v : - bersifat lipofilik - onset cepat, kerja singkat, efek kumulatif, metabolisme di hati - efek hipotensi, menekan pernapasan, nyeri ditempat suntikan.