obat antihipertensi
DESCRIPTION
OBAT ANTIHIPERTENSITRANSCRIPT
OBAT ANTIHIPERTENSI
OBAT ANTIHIPERTENSI
Adalah obat-obat yg dipergunakan untuk mengendalikan tekanan darah tinggi
TD ditentukan oleh 2 faktor utama :
Curah jantung
Resistensi perifer
Homeostasis TD dipertahankan oleh :
Refleks baroreseptor sbg mekanisme kompensasi yg terjadi seketika
Sistem RAA ( Renin-Angiotensin-Aldosteron ) sbg kompensasi yg berlangsung lebih lambat
Beberapa keadaan yg dapat mengubah TD :
Perubahan dl pusat pengatur di otak yg berkaitan dg emosi, ketegangan pikiran atau kesibukan.
Perubahan aktifitas sistem saraf simpatik ( tonus simpatik yg meninggi ( hipertensi
Perubahan aktifitas sistem saraf parasimpatik ( normal : menurunkan frekuensi jantung dan curah jantung ( bila mekanisme tidak efektif ( hipertensi
Respons jantung dan pembuluh darah yg berasal dari refleks baroreseptor, penurunan kepekaan baroreseptor ( tekanan darah tetap tinggi
Perubahan volume atau viskositas darah
Perubahan sekresi hormon tiroid, hipofisis dan adrenal : hipersekresi ( hipertensi
Perubahan sekresi renin dr ginjal ( menimbulkan kelainan pd sistem angiotensin dan aldosteron
Faktro-faktor yang mempengaruhi TD :
Alir balik vena
Curah Jantung
Curah sekuncup
Sistole
Vol Darah
Ritme sinus
TD
Frekuensi Jantung
Aritmia
Diastole ( resistensi perifer ( * diameter pembuluh darah, sistem RA, panjang pembuluh darah, elastisitas pembuluh darah, viskositas darah, volume darah.
HIPERTENSI
Adalah tekanan darah dalam keadaan istirahat melebihi normal ( variasi sangat besar
Umumnya diambil batas pada orang dewasa sistolik 140 mmHg dan diastolik < 100mmHg.
Diagnosa dan Klasifikasi
D/ tidak boleh ditegakkan berdasarkan 1 x pengukuran, kecuali TDD > 120 mmHg dan atau TDS > 210 mmHg
Pengukuran I ( konfirmasi min 2x kunjungan, dl waktu 1 beberapa minggu.
D/ ditegakkan dr pengukuran berulang tsb.
Berdasarkan etiologi ( ada 2 jenis hipertensi :
H esensial ( H primer,H idiopatik )
Merupakan hipertensi yg tidak jelas etiologinya
>90%
Terjadi peningkatan resistensi perifer
Penyebab multifaktor :
Faktor genetik : ada riwayat keluarga
Predisposing faktor : sensitivitas thd Na, kepekaan thd stress, peningkatan reaktivitas vaskuler, resistensi insulin ( penderita DM )
Faktor lingkungan : makan garam berlebihan, stress psikis, obesitas
Merokok dan minum alkohol
H sekunder
Prevalensi lk 5 8%
Penyebab :
Peny ginjal : stenosis arteri ginjal, glomerulpnefritis, pielonefritis, nefropati diabetik.
Endokrin :sindrom Cushing, tumor medula adrenal (faeokromositoma), hipotiroidisme
Peny lain : stress akut ( luka bakar, bedah dll ), ensefalitis, tumor otak dll
Obat : kontrasepsi hormonal ( paling sering), efedrin, amfetamin, kokain, siklosforin dll
PRINSIP PENGOBATAN HIPERTENSI
Hipertensi pada umumnya tidak menimbulkan gejala, tetapi pada hipertensi berat dapat menimbulkan sakit kepala, palpitasi dan rasa tidak sehat lain.
Sangat penting untuk menurunkan TD supaya tidak berlajut menjadi serius : stroke, serangan jantung, gagal jantung dan kerusakan ginjal.
Kelompok yang beresiko hipertensi : penderita DM, perokok, kolesterol tinggi, asam urat tinggi
Tujuan Pengobatan Hipertensi
Mencegah morbiditas dan mortalitas akibat TD
Manfaat terapi :
Menurunkan morbiditas dan mortalitas kardiovaskuler : stroke, iskemia jantung, gagal jantung kongsetif, dan memberatnya hipertensi.
AH lebih efektif untuk mengurangi insidens stroke dan gagal jantung dibandingkan PJK.
Pedoman Umum Terapi Hipertensi
Tahapan Terapi Hipertensi
Modifikasi Pola Hidup
Respons cukup
Respons kurang
( TD sasaran sdh tercapai )
Lanjutkan Modifikasi Pola Hidup
Pilihan AH tahap I :
Diuretik atau blocker
Penghambat ACE ,antagonis Ca, - blocker
Respons cukup
Respons kurang/ parsial Respons kecil
Tingkatkan
Tambahkan obat ke II
Ganti obat golongan lain
dosis obat I
dari golongan lain
Respons belum cukup
Tambahkan obat ke II atau ke III
dari golongan lain dan atau diuretik
Modifikasi Pola Hidup
Merupakan terapi non-farmakologik
Manfaat :
Menurunkan TD pd penderita hipertensi
Meningkatkan efek AH
Mencegah peningkatan TD pd penderita dg TD normal tinggi
Mengurangi resiko kardiovaskuler secara keseluruhan
Berupa :
Menurunkan Berat Badan bila gemuk
Latihan fisik secara teratur
Mengurangi makan garam
Makan K,Ca, dan Mg dr diet
Membatasi minum alkohol
Berhenti merokok, mengurangi makan kolesterol dan lemak jenuh
Terapi Farmakologik
Pada prinsipnya T/ hipertensi dilakukan secara bertahap
Tempat kerja AH :
Sentral
Baroreseptor
Ganglion otonom ( penghambat ganglion )
Saraf adrenergik
Adrenoreseptor pd pembuluh darah
Otot polos pembuluh darah
Sistem Renin Angiotensin
Antagonis aldosteron
Dasar pengobatan :
Untuk hipertensi yg kausanya diketahui ( kausa dihilangkan.
Mis : faeokromositoma : operasi
Pielonefritis : T/ antibiotik
Untuk hipertensi esensial :
Hipertensi hanya gejala ( penurunan tensi belum menjamin kesembuhan
Terapi akan menghambat kelainan-2 degeneratif yg timbul akibat hipertensi yg lama : insufisiensi jantung dan ginjal
Penurunan TD dapat dilakukan dengan cara :
Depresi miokardium ( pengurangan curah jantung
Pengurangan vol darah
Vasodilatasi perifer
OBAT-OBAT AH
Golongan Diuretika
Mekanisme kerja :
Meningkatkan ekskresi Na,Cl dan air ( mengurangi vol plasma dan cairan ekstrasel
Awal T/ : curah jantung menurun ( TD menurun, resistensi perifer tidak berubah
Pada pemberian kronik :vol plasma kembali, tapi masih 5% dibawah semula, curah jantung kembali mendekati normal.
Resistensi menurun( TD rendah
Preparat / sediaan :
Diuretik tiazid dan sejenisnya.
Termasuk : hidroklorotiazid, bendroflumetiazid,klortalidon, indapamid.
Efek AH tiazid pada dosis rendah > efek diuretik
Penggunaan sebagai AH :
Merupakan obat utama untuk penderita hipertensi dengan fungsi ginjal normal.
Efektif untuk penderita hipertensi dengan kadar renin rendah (orangtua
Digunakan dalam bentuk tunggal pada hipertensi ringan sp sedang atau kombinasi dengan AH lain.
Dapat diberikan 1 xsehari
Efek hipotensinya bertahan pada penggunaan jangka panjang.
Efek samping :
Efek samping metabolik : hipokalemia,hipomagnesemia, hiponatremia, hiperurisemia, hiperglikemia, hiperkolesterolemia, hipertrigliseridemia.
Dapat mencetuskan gout akut
Untuk menghindari : gunakan dalam dosis rendah dan atur diet.
Menimbulakan ggn fungsi seksual dan rasalemah.
Interaksi :
Terutama dengan AINS ( Indometasin ) ( efek antagonis.
Diuretik kuat dan diuretik hemat kalium
Diuretik kuat
Misalnya : Furosemid
Lebiih efektif daripada tiazid untuk hipertensi dengan ggn fgs ginjal atau aggal jantung
Mula kerja lebih cepat an efek diuretik lebih besar dari pada tiazid
Masa kerja lebih pendek ( 2 x sehari
Efek samping =tiazid, kecuali tidak menyebabkan hiperkalsemia
Diuretik hemat kalium
Merupakan diuretik lemah
Penggunaan terutama dalam kombinasi dengan AH lain
Efek samping : ginekomastia, berkurangnya libido pada pria.
Penghambat adrenergik
Penghambat adrenoseptor beta (Beta blocker )
Mekanisme :
Penurunan denyut jantung dan kontraktilitas miokard ( curah jantung menurun
Menghambat penglepasan NE
Menghambat sekresi renin dalam ginjal ( pembentukan angiotensin berkurang
Bekerja sentral, mengurangi impuls simpatikus.
Penggunaan
Diberikan sebagai obat pertama pada penderita hipertensi ringan sp sedang
Lebih efektif pada penderita muda dari pada tua
Efek samping :
Bronkospasme, memperburuk ggn pbl darah perifer, rasa lelah, insomnia, menutupi gejala hipoglikemia, hipertrigliserida, menurunkan kadar HDL, mengurangi kemampuan berolahraga.
KI : asma, peny vaskuler perifer, hati-2 pada penderita diabetes.
Preparat : Propanolol, Alprenolol, Oksprenolol, Metoprolol, Timolol, Bisoprolol, Asebutolol, Pindolol, Nadolol, Atenolol
Penghambat adrenoseptor alfa ( Alfa blocker )
Hanya alfa blocker yang selektif terhadap adrenoseptor alfa 1 yang berguna sbg AH
Mekanisme :
Menghambat reseptor alfa 1 pd pbl darah thd efek vasokonstriksi NE dan E ( terjadi vasodilatasi arteriol dan vena ( resistensi perifer turun (TD turun
Penggunaan :
Efek alfa blocker :
Merupakan satu-2nya AH yang memberikan efek positif thd lipid darah ( menurunkan LDL dan TG, meningkatkan HDL )
Menurunkan resistensi insulin
Mengurangi ggn vaskuler perifer
Bronkodilatasi
Relaksasi otot polos prostat dan leher kandung kemih ( mengurangi gejala hipertrofi prostat
Tidak mengganggu aktiftas fisik
Tidak berinteraksi dengan AINS
Dianjurkan penggunaannya pada :
Penderita hipertensi yg disertai dg diabetes, dislipidemia, obesitas, ggn resistensi perifer, asma, hipertropi prostat,perokok.
Penderita muda yg aktif secara fisik
Yg menggunakan AINS
Efek samping :
Efek samping utama : hipotensi ortostatik
Jarang : sakit kepala, lelah, palpitasi,udem perifer, hidung tersumbat, nausea
Sediaan : prazosin, terazosin, doksazosin,bunazosin
Adrenolitik sentral
Klonidin
Mekanisme :
Merangsang reseptor alfa 2 tertutama pada SSP dan perifer
Efek :
Frekuensi dan curah jantung menurun
Resistensi perifer menurun
Penurunan penglepasan NE
Indikasi :
Biasanya digunakan sbg obat ke 2 atau 3, bila penggunaan diuretik sbg obat ke 1 atau ke 2 tidak tercapai
Pd hipertensi resisten, dikombinasikan dg vasodilator dan diuretik
Pada hipertensi mendesak
Efek samping :
Yg paling sering : mulut kering dan sedasi (50%) ( hilang dl waktu 2-4 mgg
Bila digunakan dl bentuk tunggal ( retensi cairan ( efek AH turun ( sebaiknya digunakan bersama diuretik
Penghemtian mendadak ( gejala putus obat
Guanabenz dan Guanfasin
Sifat farmakologi dan efek samping = klonidin
Metildopa
Mekanisme :
merangsang reseptor alfa 2
mengurangi resistensi perifer
bila digunakan sendiri ( retensi cairan ( efek hipotensinya hilang
Absorpso saluran cerna tidak lengkap, BA : 25-50%
Eks : ginjal
Indikasi :
Sbg obat ke 2 bila dengan diuretik penurunan TD tidak tercapai
Merupakan obat pilihan untuk hipertensi pd kehamilan
Efek samping
Sedasi, postural hipotensi, pusing,mulut kering, sakit kepala
Ggn tidur, depresi mental, impotensi, kecemasan, penglihatan kabur, hidung tersumbat
Anemia hemolitik, trombositopenia, leukopenia, hepatitis, sindrom seperti lupus.
Bila terjadi hemolisis(T/ dihentikan
Menurunkan HDL
Penghentian mendadak ( rebound fenomena : peningkatan TD mendadak ( harus diberikan kembali atau beri obat lain.
Tidak boleh diberikan pada penderita yang tidak patuh minum obat
Penghambat saraf adrenergik
Reserpin
Alkaloid dari Rauwolfia serpentina
Mekanisme :
Pengosongan NE dari gelembung sinaptik adrenergik
Mengurangi resistensi perifer, denyut jantung dan curah jantung
Pada penggunaan tunggal( retensi cairan ( efek hipotensinya hilang ( berikan bersama diuretik
Merupakan obat ke2, efektif bila diberikan bersama tiazid untuk hipertensi ringan sedang.
Mula kerja lambat dan masa kerja panjang ( 1 x sehari, peningkatan dosis tidak boleh dilakukan lebih cepat dari 5-7 hari
Penambahan obat lain bila diperlukan hanya boleh dilakukan 3-4 mgg
Efek samping :
Pada dosis terapi ( 0,25 mg/hari ) :
Kongesti nasal
Bradikardi, mulut kering, diare, mual, muntah, anoreksia, nafsu makan meningkat, hiperasiditas lambung.
Mimpi buruk, disfungsi seksual, ginekomastia.
Dosis tinggi (0,5-1mg/hari) :
Depresi mental ( T/ dihentikan, depresi tetap ada lama sesudah obat dihentikan.
Indikasi :
Dosis rendah (>
Efek samping : paresis usus dan kandung kemih, hipotensi ortostatik, penglihatan kabur,mulut kering.
VASODILATOR
Hidralazin
Mekanisme kerja :
Relaksasi lgs otot polos arteriol ( vasodilatasi
Menurunkan TDD > TDS
Farmakokinetika
Abs p.o. cepat,metabolisme lintas pertama di hati
Penggunaan :
Biasanya sbg obat ke 3 pada diuretika dan beta blocker
Sbg obat ke 2 pd diuretika utk penderita usia lanjut karena tidak menimbulkan sedasi dan hipotensi ortostatik
Penggunaan IV untuk hipertensi berat
Efek samping :
Retensi Na ( berikan bersama diuretik
Bila digunakan sendiri : sakit kepala dan takikardi ( kurangi dosis ( tingkatkan pelan-2 atau berikan bersama beta blocker
Iskemia miokard pada penderita PJK ( berikan bersama diuretika dan beta blocker
Ggn sal cerna , rash dan muka merah
Sindrom lupus ( reversibel
Neuropati perifer ( beri piridoksin
Minoksidil
Mekanisme kerja :
Dilatasi arteriol ( menurunkan resistensi perifer, TDD dan TDS
Farmakokinetika :
BA + 90%, masa kerja 24 jam
Ekskresi urin, dlm bentuk utuh 12%
Penggunaan :
Potensi lebih besar dan kerja lebih lama daripada hidralazin
Efektif untuk T/ jangka panjang hipertensi berat yg refrakter thd kombinasi 3 jenis obat (diuretik, penghambat adrenergik dan vasodilator lain)
Harus diberikan bersama diuretik dan beta blocker atau penghambat adrenergik lain, untuk mengatasi retensi cairan dan takikardia dan untuk meningkatkan respons T/
Efek samping :
Retensi cairan ( berikan bersama diuretik
Sakit kepala dan takikardia
Pencetus angina ( cegah dg pemberian bersama diuretik dan beta blocker
Mual, rasa lelah,nyeri tekan dada
Hipertensi rebound --. Bila dihentikan mendadak
Hipertrikosis (lk 80% setelah 1-2 bulan T/ ( reversibel ( pertumbuhan rambut abnormal, mula-2 tumbuhdi wajah ( meluas, disertai perubahan kulit menjadi gelap dan kasar )
Diazoksid
Mekanisme kerja :
Dilatasi arteriol
Denyut jantung dan curah jantung meningkat
Retensi Na (efek hipotensif hilang ( berikan bersama diuretik
Farmakokinetika :
Efek bervariasi : 4 20 jam
Pada ggn fungsi ginjal ( ikatan dg albumun menurun ( efek >>
Eliminasi sebagian besar melalui metabolisme hati, sebagian kecil melalui ginjal
Penggunaan :
Untuk hipertensi darurat
Hipertensi encefalopati, hipertensi berat yg disertai glomerulonefritis akut / kronis
Preeklamsi yg refrakter thd hidralazin
Tidak boleh diberikan pada insufisiensi koroner atau serebral, karena dpt mencetuskan iskemia koroner atau serebral.
Efek samping :
Retensi cairan dan hiperglikemia
Hipotensi, takikardi, iskemia jantung dan serebral, mual, muntah.
Mengganggu proses kelahiran dan relaksasi uterus.
Natrium nitroprusid
Mekanisme kerja :
Dilatasi arteri dan vena
Diberikan dalam bentuk infus IV, kerja maksimal setelah 1 2 menit, efek segera hilang setelah infus dihentikan.
Penggunaan :
Efektif untuk hipertensi darurat
Efek samping :
Hipotensi dan vasodilatasi berlebihan
Mual,muntah
Hipertensi rebound , bila infus jangka pendek dihentikan mendadak.
PENGHAMBAT ENZIM KONVERSI ANGIOTENSIN (ACE)
Ada 2 gol :
Bekerja langsung : kaptopril, lisinopril
Bekerja tidak langsung ( dl bentuk prodrug
Mekanisme kerja :
Vasodilatasi dan penurunan sekresi aldosteron ( eks Na dan air, dan retensi K
Memperlambat penguraian kinin ( vasodilator )
Penggunaan :
Merupakan AH tahap pertama
Efektif untuk hipertensi ringan ,sedang dan berat
Pada hipertensi ( sbg obat ke 3 pada diuretika dan beta blocker
Lebih efektif pada penderita muda bila digunakan sendiri
Obat terpilih untuk penderita hipertensi dg gagal jantung kongestif
Obat terpilih untuk hipertensi dg NIDDM atau obesitas
Efek samping :
Batuk kering ( paling sering,tergantung dosis, reversibel
Rash dan ggn pengecap
Udem angioneurotik
Gagalginjal akut, proteinuria, neutropenia, hiperkalemia
Interaksi dg AINS dan tidak boleh diberikan pd kehamilan trimester 2 dan 3, karena dapat menyebabkan gagal ginjal dankematian fetus.
Farmakokinetika :
Kaptopril :
BA : 60-65%, berkurang bila diberikan bersama makanan --. Minum 1 jam sebelum makan.
Ikatan dengan protein plasma + 30%
Ekskresi : urin, 40% dl bentuk utuh ( gagal ginjal : dosis dikurangi
Enalapril:
Merupakan prodrug ( dalam hati dipecah menjadi bentuk aktif : enalapriat
BA 40%, tidak dipengaruhi makanan
Waktu paruh meningkat bila ada ggn ginjal ( dosis dikurangi
Lisinopril :
BA : 30-50%, tidak dipengaruhi makanan
Waktu paruh 12 jam, tidak terikat pd protein plasma
Ekskresi : urin dl bentuk utuh
ANTAGONIS KALSIUM
Ada 2 generasi :
Generasi I : Verapamil, Diltiazem, Nifedipin
Generasi II : Nikardipin, Isradipin, Felodipin dan Amlodipin
Nifedipin, Nikardipin, Isradipin, Felodipin dan Amlodipin ( gol Dihidropiridin (DHP)
Mekanism kerja :
Menghambat kontraksi otot polos dan otot jantung
Dilatasi arteriol
Penggunaan :
T/ tunggal ( efek sama besar dg AH lain
Kombinasi dengan beta blocker, alfa blocker dan penghambat ACE ( efek baik
Kombinasi dengan diuretik ( memberi efek tambahan kecil
Efek samping :
Nifedipin : mula kerja cepat (penurunan TD besar dan cepat ( hipotensi berlebihan ( iskemia miokard / serebral
Sediaan dalam bentuk biasa ( hanya digunakan untuk hipertensi mendesak atau sbg vasodilator obat ke 3 pada hipertensi berat
Amlodipin : mula kerja lebih pambat ( mengurangi efek tsb.
Edema perifer
Bradikardi dan ggn konduksi :
Terutama dg Verapamil, kurang dg Diltiazem dan tidak terjadi pada gol DHP
Konstipasi , retensi urin, refluks esofagus ( krn relaksasi otot polos sal cerna dan kandung kemih
Hiperplasia gusi
Penghentian mendadak ( angina atau infark miokard pd penderita dg penyakit dasar koroner
Tidak mempunyai efek samping metabolik
HIPERTENSI PADA KEHAMILAN
Teridiri dari :
Hipertensi esensial kronik
Preeklamsia eklamsia
Hipertensi kronik dengan preeklamsia
Hipertensi selintas
Hipertensi esensial kronik :
Hipertensi sudah ada sebelum kehamilan atau telah terdiagnosis sebelum kehamilan minggu ke 20
Tujuan T/ : mengurangi kejadian komplikasi akibat TD tinggi pada ibu, sambil menghindari T/ yg merugikan fetus
Diuretik atau AH lain boleh terus digunakan, bila telah digunakan sebelum hamil, kecuali Penghambat ACE
Pre-eklampsia
Ciri-ciri :
hipertensi, proteinuria, edema
Proteinuria ( merupakan gejala penting
Menyebabkan perfusi darah ke organ turun
Vasospasmus dan fungsi endotel menurun
Eklampsia
Ciri-cici :
Pre-eklampsia disertai kejang dan atau koma
Kejang dapat terjadi sebelum, selama dan pada postpartum
Kejang bisa terjadi 48jam/ 10 hari postpartum
Obat antihipertensi yang bisa digunakan pada wanita hamil :
Hydralazine ( faktor resiko kehamilan C
Methyldopa ( faktor resiko kehamilan C
Beta reseptor antagonis
Labetolol ( faktor resiko kehamilan C dan D (trimester 2 dan 3)
Nifedipin (digunakan sbg relaksan otot uterin, digunakan untuk hipertensi krisis, faktor resiko kehamilan C
Prazozin ( pada penggunaan dosis awal dapat menyebabkan penurunan tekanan darah ibu, sehingga menyebabkan fetal hypoxia. Faktor resiko kehamilan C
Obat hipertensi yang harus dihindari pada masa kehamilan :
Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor :
Menyebabkan komplikasi pada fetus dan neonatus : hipotensi, oliguria, renal failure dan neonatal death
Diuretik
Menurunkan volume sirkulasi (merugikan pada hipertensi kehamilan