obat antihipertensi

18
OBAT ANTIHIPERTENSI Adalah obat-obat yg dipergunakan untuk mengendalikan tekanan darah tinggi TD ditentukan oleh 2 faktor utama : 1. Curah jantung 2. Resistensi perifer Homeostasis TD dipertahankan oleh : 1. Refleks baroreseptor sbg mekanisme kompensasi yg terjadi seketika 2. Sistem RAA ( Renin-Angiotensin-Aldosteron ) sbg kompensasi yg berlangsung lebih lambat Beberapa keadaan yg dapat mengubah TD : 1. Perubahan dl pusat pengatur di otak yg berkaitan dg emosi, ketegangan pikiran atau kesibukan. 2. Perubahan aktifitas sistem saraf simpatik tonus simpatik yg meninggi hipertensi 3. Perubahan aktifitas sistem saraf parasimpatik normal : menurunkan frekuensi jantung dan curah jantung bila mekanisme tidak efektif hipertensi 4. Respons jantung dan pembuluh darah yg berasal dari refleks baroreseptor, penurunan kepekaan baroreseptor tekanan darah tetap tinggi 5. Perubahan volume atau viskositas darah 6. Perubahan sekresi hormon tiroid, hipofisis dan adrenal : hipersekresi hipertensi 7. Perubahan sekresi renin dr ginjal menimbulkan kelainan pd sistem angiotensin dan aldosteron Faktro-faktor yang mempengaruhi TD : Alir balik vena Curah Jantung Curah sekuncup

Upload: ivanny-leoni

Post on 28-Sep-2015

16 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

OBAT ANTIHIPERTENSI

TRANSCRIPT

OBAT ANTIHIPERTENSI

OBAT ANTIHIPERTENSI

Adalah obat-obat yg dipergunakan untuk mengendalikan tekanan darah tinggi

TD ditentukan oleh 2 faktor utama :

Curah jantung

Resistensi perifer

Homeostasis TD dipertahankan oleh :

Refleks baroreseptor sbg mekanisme kompensasi yg terjadi seketika

Sistem RAA ( Renin-Angiotensin-Aldosteron ) sbg kompensasi yg berlangsung lebih lambat

Beberapa keadaan yg dapat mengubah TD :

Perubahan dl pusat pengatur di otak yg berkaitan dg emosi, ketegangan pikiran atau kesibukan.

Perubahan aktifitas sistem saraf simpatik ( tonus simpatik yg meninggi ( hipertensi

Perubahan aktifitas sistem saraf parasimpatik ( normal : menurunkan frekuensi jantung dan curah jantung ( bila mekanisme tidak efektif ( hipertensi

Respons jantung dan pembuluh darah yg berasal dari refleks baroreseptor, penurunan kepekaan baroreseptor ( tekanan darah tetap tinggi

Perubahan volume atau viskositas darah

Perubahan sekresi hormon tiroid, hipofisis dan adrenal : hipersekresi ( hipertensi

Perubahan sekresi renin dr ginjal ( menimbulkan kelainan pd sistem angiotensin dan aldosteron

Faktro-faktor yang mempengaruhi TD :

Alir balik vena

Curah Jantung

Curah sekuncup

Sistole

Vol Darah

Ritme sinus

TD

Frekuensi Jantung

Aritmia

Diastole ( resistensi perifer ( * diameter pembuluh darah, sistem RA, panjang pembuluh darah, elastisitas pembuluh darah, viskositas darah, volume darah.

HIPERTENSI

Adalah tekanan darah dalam keadaan istirahat melebihi normal ( variasi sangat besar

Umumnya diambil batas pada orang dewasa sistolik 140 mmHg dan diastolik < 100mmHg.

Diagnosa dan Klasifikasi

D/ tidak boleh ditegakkan berdasarkan 1 x pengukuran, kecuali TDD > 120 mmHg dan atau TDS > 210 mmHg

Pengukuran I ( konfirmasi min 2x kunjungan, dl waktu 1 beberapa minggu.

D/ ditegakkan dr pengukuran berulang tsb.

Berdasarkan etiologi ( ada 2 jenis hipertensi :

H esensial ( H primer,H idiopatik )

Merupakan hipertensi yg tidak jelas etiologinya

>90%

Terjadi peningkatan resistensi perifer

Penyebab multifaktor :

Faktor genetik : ada riwayat keluarga

Predisposing faktor : sensitivitas thd Na, kepekaan thd stress, peningkatan reaktivitas vaskuler, resistensi insulin ( penderita DM )

Faktor lingkungan : makan garam berlebihan, stress psikis, obesitas

Merokok dan minum alkohol

H sekunder

Prevalensi lk 5 8%

Penyebab :

Peny ginjal : stenosis arteri ginjal, glomerulpnefritis, pielonefritis, nefropati diabetik.

Endokrin :sindrom Cushing, tumor medula adrenal (faeokromositoma), hipotiroidisme

Peny lain : stress akut ( luka bakar, bedah dll ), ensefalitis, tumor otak dll

Obat : kontrasepsi hormonal ( paling sering), efedrin, amfetamin, kokain, siklosforin dll

PRINSIP PENGOBATAN HIPERTENSI

Hipertensi pada umumnya tidak menimbulkan gejala, tetapi pada hipertensi berat dapat menimbulkan sakit kepala, palpitasi dan rasa tidak sehat lain.

Sangat penting untuk menurunkan TD supaya tidak berlajut menjadi serius : stroke, serangan jantung, gagal jantung dan kerusakan ginjal.

Kelompok yang beresiko hipertensi : penderita DM, perokok, kolesterol tinggi, asam urat tinggi

Tujuan Pengobatan Hipertensi

Mencegah morbiditas dan mortalitas akibat TD

Manfaat terapi :

Menurunkan morbiditas dan mortalitas kardiovaskuler : stroke, iskemia jantung, gagal jantung kongsetif, dan memberatnya hipertensi.

AH lebih efektif untuk mengurangi insidens stroke dan gagal jantung dibandingkan PJK.

Pedoman Umum Terapi Hipertensi

Tahapan Terapi Hipertensi

Modifikasi Pola Hidup

Respons cukup

Respons kurang

( TD sasaran sdh tercapai )

Lanjutkan Modifikasi Pola Hidup

Pilihan AH tahap I :

Diuretik atau blocker

Penghambat ACE ,antagonis Ca, - blocker

Respons cukup

Respons kurang/ parsial Respons kecil

Tingkatkan

Tambahkan obat ke II

Ganti obat golongan lain

dosis obat I

dari golongan lain

Respons belum cukup

Tambahkan obat ke II atau ke III

dari golongan lain dan atau diuretik

Modifikasi Pola Hidup

Merupakan terapi non-farmakologik

Manfaat :

Menurunkan TD pd penderita hipertensi

Meningkatkan efek AH

Mencegah peningkatan TD pd penderita dg TD normal tinggi

Mengurangi resiko kardiovaskuler secara keseluruhan

Berupa :

Menurunkan Berat Badan bila gemuk

Latihan fisik secara teratur

Mengurangi makan garam

Makan K,Ca, dan Mg dr diet

Membatasi minum alkohol

Berhenti merokok, mengurangi makan kolesterol dan lemak jenuh

Terapi Farmakologik

Pada prinsipnya T/ hipertensi dilakukan secara bertahap

Tempat kerja AH :

Sentral

Baroreseptor

Ganglion otonom ( penghambat ganglion )

Saraf adrenergik

Adrenoreseptor pd pembuluh darah

Otot polos pembuluh darah

Sistem Renin Angiotensin

Antagonis aldosteron

Dasar pengobatan :

Untuk hipertensi yg kausanya diketahui ( kausa dihilangkan.

Mis : faeokromositoma : operasi

Pielonefritis : T/ antibiotik

Untuk hipertensi esensial :

Hipertensi hanya gejala ( penurunan tensi belum menjamin kesembuhan

Terapi akan menghambat kelainan-2 degeneratif yg timbul akibat hipertensi yg lama : insufisiensi jantung dan ginjal

Penurunan TD dapat dilakukan dengan cara :

Depresi miokardium ( pengurangan curah jantung

Pengurangan vol darah

Vasodilatasi perifer

OBAT-OBAT AH

Golongan Diuretika

Mekanisme kerja :

Meningkatkan ekskresi Na,Cl dan air ( mengurangi vol plasma dan cairan ekstrasel

Awal T/ : curah jantung menurun ( TD menurun, resistensi perifer tidak berubah

Pada pemberian kronik :vol plasma kembali, tapi masih 5% dibawah semula, curah jantung kembali mendekati normal.

Resistensi menurun( TD rendah

Preparat / sediaan :

Diuretik tiazid dan sejenisnya.

Termasuk : hidroklorotiazid, bendroflumetiazid,klortalidon, indapamid.

Efek AH tiazid pada dosis rendah > efek diuretik

Penggunaan sebagai AH :

Merupakan obat utama untuk penderita hipertensi dengan fungsi ginjal normal.

Efektif untuk penderita hipertensi dengan kadar renin rendah (orangtua

Digunakan dalam bentuk tunggal pada hipertensi ringan sp sedang atau kombinasi dengan AH lain.

Dapat diberikan 1 xsehari

Efek hipotensinya bertahan pada penggunaan jangka panjang.

Efek samping :

Efek samping metabolik : hipokalemia,hipomagnesemia, hiponatremia, hiperurisemia, hiperglikemia, hiperkolesterolemia, hipertrigliseridemia.

Dapat mencetuskan gout akut

Untuk menghindari : gunakan dalam dosis rendah dan atur diet.

Menimbulakan ggn fungsi seksual dan rasalemah.

Interaksi :

Terutama dengan AINS ( Indometasin ) ( efek antagonis.

Diuretik kuat dan diuretik hemat kalium

Diuretik kuat

Misalnya : Furosemid

Lebiih efektif daripada tiazid untuk hipertensi dengan ggn fgs ginjal atau aggal jantung

Mula kerja lebih cepat an efek diuretik lebih besar dari pada tiazid

Masa kerja lebih pendek ( 2 x sehari

Efek samping =tiazid, kecuali tidak menyebabkan hiperkalsemia

Diuretik hemat kalium

Merupakan diuretik lemah

Penggunaan terutama dalam kombinasi dengan AH lain

Efek samping : ginekomastia, berkurangnya libido pada pria.

Penghambat adrenergik

Penghambat adrenoseptor beta (Beta blocker )

Mekanisme :

Penurunan denyut jantung dan kontraktilitas miokard ( curah jantung menurun

Menghambat penglepasan NE

Menghambat sekresi renin dalam ginjal ( pembentukan angiotensin berkurang

Bekerja sentral, mengurangi impuls simpatikus.

Penggunaan

Diberikan sebagai obat pertama pada penderita hipertensi ringan sp sedang

Lebih efektif pada penderita muda dari pada tua

Efek samping :

Bronkospasme, memperburuk ggn pbl darah perifer, rasa lelah, insomnia, menutupi gejala hipoglikemia, hipertrigliserida, menurunkan kadar HDL, mengurangi kemampuan berolahraga.

KI : asma, peny vaskuler perifer, hati-2 pada penderita diabetes.

Preparat : Propanolol, Alprenolol, Oksprenolol, Metoprolol, Timolol, Bisoprolol, Asebutolol, Pindolol, Nadolol, Atenolol

Penghambat adrenoseptor alfa ( Alfa blocker )

Hanya alfa blocker yang selektif terhadap adrenoseptor alfa 1 yang berguna sbg AH

Mekanisme :

Menghambat reseptor alfa 1 pd pbl darah thd efek vasokonstriksi NE dan E ( terjadi vasodilatasi arteriol dan vena ( resistensi perifer turun (TD turun

Penggunaan :

Efek alfa blocker :

Merupakan satu-2nya AH yang memberikan efek positif thd lipid darah ( menurunkan LDL dan TG, meningkatkan HDL )

Menurunkan resistensi insulin

Mengurangi ggn vaskuler perifer

Bronkodilatasi

Relaksasi otot polos prostat dan leher kandung kemih ( mengurangi gejala hipertrofi prostat

Tidak mengganggu aktiftas fisik

Tidak berinteraksi dengan AINS

Dianjurkan penggunaannya pada :

Penderita hipertensi yg disertai dg diabetes, dislipidemia, obesitas, ggn resistensi perifer, asma, hipertropi prostat,perokok.

Penderita muda yg aktif secara fisik

Yg menggunakan AINS

Efek samping :

Efek samping utama : hipotensi ortostatik

Jarang : sakit kepala, lelah, palpitasi,udem perifer, hidung tersumbat, nausea

Sediaan : prazosin, terazosin, doksazosin,bunazosin

Adrenolitik sentral

Klonidin

Mekanisme :

Merangsang reseptor alfa 2 tertutama pada SSP dan perifer

Efek :

Frekuensi dan curah jantung menurun

Resistensi perifer menurun

Penurunan penglepasan NE

Indikasi :

Biasanya digunakan sbg obat ke 2 atau 3, bila penggunaan diuretik sbg obat ke 1 atau ke 2 tidak tercapai

Pd hipertensi resisten, dikombinasikan dg vasodilator dan diuretik

Pada hipertensi mendesak

Efek samping :

Yg paling sering : mulut kering dan sedasi (50%) ( hilang dl waktu 2-4 mgg

Bila digunakan dl bentuk tunggal ( retensi cairan ( efek AH turun ( sebaiknya digunakan bersama diuretik

Penghemtian mendadak ( gejala putus obat

Guanabenz dan Guanfasin

Sifat farmakologi dan efek samping = klonidin

Metildopa

Mekanisme :

merangsang reseptor alfa 2

mengurangi resistensi perifer

bila digunakan sendiri ( retensi cairan ( efek hipotensinya hilang

Absorpso saluran cerna tidak lengkap, BA : 25-50%

Eks : ginjal

Indikasi :

Sbg obat ke 2 bila dengan diuretik penurunan TD tidak tercapai

Merupakan obat pilihan untuk hipertensi pd kehamilan

Efek samping

Sedasi, postural hipotensi, pusing,mulut kering, sakit kepala

Ggn tidur, depresi mental, impotensi, kecemasan, penglihatan kabur, hidung tersumbat

Anemia hemolitik, trombositopenia, leukopenia, hepatitis, sindrom seperti lupus.

Bila terjadi hemolisis(T/ dihentikan

Menurunkan HDL

Penghentian mendadak ( rebound fenomena : peningkatan TD mendadak ( harus diberikan kembali atau beri obat lain.

Tidak boleh diberikan pada penderita yang tidak patuh minum obat

Penghambat saraf adrenergik

Reserpin

Alkaloid dari Rauwolfia serpentina

Mekanisme :

Pengosongan NE dari gelembung sinaptik adrenergik

Mengurangi resistensi perifer, denyut jantung dan curah jantung

Pada penggunaan tunggal( retensi cairan ( efek hipotensinya hilang ( berikan bersama diuretik

Merupakan obat ke2, efektif bila diberikan bersama tiazid untuk hipertensi ringan sedang.

Mula kerja lambat dan masa kerja panjang ( 1 x sehari, peningkatan dosis tidak boleh dilakukan lebih cepat dari 5-7 hari

Penambahan obat lain bila diperlukan hanya boleh dilakukan 3-4 mgg

Efek samping :

Pada dosis terapi ( 0,25 mg/hari ) :

Kongesti nasal

Bradikardi, mulut kering, diare, mual, muntah, anoreksia, nafsu makan meningkat, hiperasiditas lambung.

Mimpi buruk, disfungsi seksual, ginekomastia.

Dosis tinggi (0,5-1mg/hari) :

Depresi mental ( T/ dihentikan, depresi tetap ada lama sesudah obat dihentikan.

Indikasi :

Dosis rendah (>

Efek samping : paresis usus dan kandung kemih, hipotensi ortostatik, penglihatan kabur,mulut kering.

VASODILATOR

Hidralazin

Mekanisme kerja :

Relaksasi lgs otot polos arteriol ( vasodilatasi

Menurunkan TDD > TDS

Farmakokinetika

Abs p.o. cepat,metabolisme lintas pertama di hati

Penggunaan :

Biasanya sbg obat ke 3 pada diuretika dan beta blocker

Sbg obat ke 2 pd diuretika utk penderita usia lanjut karena tidak menimbulkan sedasi dan hipotensi ortostatik

Penggunaan IV untuk hipertensi berat

Efek samping :

Retensi Na ( berikan bersama diuretik

Bila digunakan sendiri : sakit kepala dan takikardi ( kurangi dosis ( tingkatkan pelan-2 atau berikan bersama beta blocker

Iskemia miokard pada penderita PJK ( berikan bersama diuretika dan beta blocker

Ggn sal cerna , rash dan muka merah

Sindrom lupus ( reversibel

Neuropati perifer ( beri piridoksin

Minoksidil

Mekanisme kerja :

Dilatasi arteriol ( menurunkan resistensi perifer, TDD dan TDS

Farmakokinetika :

BA + 90%, masa kerja 24 jam

Ekskresi urin, dlm bentuk utuh 12%

Penggunaan :

Potensi lebih besar dan kerja lebih lama daripada hidralazin

Efektif untuk T/ jangka panjang hipertensi berat yg refrakter thd kombinasi 3 jenis obat (diuretik, penghambat adrenergik dan vasodilator lain)

Harus diberikan bersama diuretik dan beta blocker atau penghambat adrenergik lain, untuk mengatasi retensi cairan dan takikardia dan untuk meningkatkan respons T/

Efek samping :

Retensi cairan ( berikan bersama diuretik

Sakit kepala dan takikardia

Pencetus angina ( cegah dg pemberian bersama diuretik dan beta blocker

Mual, rasa lelah,nyeri tekan dada

Hipertensi rebound --. Bila dihentikan mendadak

Hipertrikosis (lk 80% setelah 1-2 bulan T/ ( reversibel ( pertumbuhan rambut abnormal, mula-2 tumbuhdi wajah ( meluas, disertai perubahan kulit menjadi gelap dan kasar )

Diazoksid

Mekanisme kerja :

Dilatasi arteriol

Denyut jantung dan curah jantung meningkat

Retensi Na (efek hipotensif hilang ( berikan bersama diuretik

Farmakokinetika :

Efek bervariasi : 4 20 jam

Pada ggn fungsi ginjal ( ikatan dg albumun menurun ( efek >>

Eliminasi sebagian besar melalui metabolisme hati, sebagian kecil melalui ginjal

Penggunaan :

Untuk hipertensi darurat

Hipertensi encefalopati, hipertensi berat yg disertai glomerulonefritis akut / kronis

Preeklamsi yg refrakter thd hidralazin

Tidak boleh diberikan pada insufisiensi koroner atau serebral, karena dpt mencetuskan iskemia koroner atau serebral.

Efek samping :

Retensi cairan dan hiperglikemia

Hipotensi, takikardi, iskemia jantung dan serebral, mual, muntah.

Mengganggu proses kelahiran dan relaksasi uterus.

Natrium nitroprusid

Mekanisme kerja :

Dilatasi arteri dan vena

Diberikan dalam bentuk infus IV, kerja maksimal setelah 1 2 menit, efek segera hilang setelah infus dihentikan.

Penggunaan :

Efektif untuk hipertensi darurat

Efek samping :

Hipotensi dan vasodilatasi berlebihan

Mual,muntah

Hipertensi rebound , bila infus jangka pendek dihentikan mendadak.

PENGHAMBAT ENZIM KONVERSI ANGIOTENSIN (ACE)

Ada 2 gol :

Bekerja langsung : kaptopril, lisinopril

Bekerja tidak langsung ( dl bentuk prodrug

Mekanisme kerja :

Vasodilatasi dan penurunan sekresi aldosteron ( eks Na dan air, dan retensi K

Memperlambat penguraian kinin ( vasodilator )

Penggunaan :

Merupakan AH tahap pertama

Efektif untuk hipertensi ringan ,sedang dan berat

Pada hipertensi ( sbg obat ke 3 pada diuretika dan beta blocker

Lebih efektif pada penderita muda bila digunakan sendiri

Obat terpilih untuk penderita hipertensi dg gagal jantung kongestif

Obat terpilih untuk hipertensi dg NIDDM atau obesitas

Efek samping :

Batuk kering ( paling sering,tergantung dosis, reversibel

Rash dan ggn pengecap

Udem angioneurotik

Gagalginjal akut, proteinuria, neutropenia, hiperkalemia

Interaksi dg AINS dan tidak boleh diberikan pd kehamilan trimester 2 dan 3, karena dapat menyebabkan gagal ginjal dankematian fetus.

Farmakokinetika :

Kaptopril :

BA : 60-65%, berkurang bila diberikan bersama makanan --. Minum 1 jam sebelum makan.

Ikatan dengan protein plasma + 30%

Ekskresi : urin, 40% dl bentuk utuh ( gagal ginjal : dosis dikurangi

Enalapril:

Merupakan prodrug ( dalam hati dipecah menjadi bentuk aktif : enalapriat

BA 40%, tidak dipengaruhi makanan

Waktu paruh meningkat bila ada ggn ginjal ( dosis dikurangi

Lisinopril :

BA : 30-50%, tidak dipengaruhi makanan

Waktu paruh 12 jam, tidak terikat pd protein plasma

Ekskresi : urin dl bentuk utuh

ANTAGONIS KALSIUM

Ada 2 generasi :

Generasi I : Verapamil, Diltiazem, Nifedipin

Generasi II : Nikardipin, Isradipin, Felodipin dan Amlodipin

Nifedipin, Nikardipin, Isradipin, Felodipin dan Amlodipin ( gol Dihidropiridin (DHP)

Mekanism kerja :

Menghambat kontraksi otot polos dan otot jantung

Dilatasi arteriol

Penggunaan :

T/ tunggal ( efek sama besar dg AH lain

Kombinasi dengan beta blocker, alfa blocker dan penghambat ACE ( efek baik

Kombinasi dengan diuretik ( memberi efek tambahan kecil

Efek samping :

Nifedipin : mula kerja cepat (penurunan TD besar dan cepat ( hipotensi berlebihan ( iskemia miokard / serebral

Sediaan dalam bentuk biasa ( hanya digunakan untuk hipertensi mendesak atau sbg vasodilator obat ke 3 pada hipertensi berat

Amlodipin : mula kerja lebih pambat ( mengurangi efek tsb.

Edema perifer

Bradikardi dan ggn konduksi :

Terutama dg Verapamil, kurang dg Diltiazem dan tidak terjadi pada gol DHP

Konstipasi , retensi urin, refluks esofagus ( krn relaksasi otot polos sal cerna dan kandung kemih

Hiperplasia gusi

Penghentian mendadak ( angina atau infark miokard pd penderita dg penyakit dasar koroner

Tidak mempunyai efek samping metabolik

HIPERTENSI PADA KEHAMILAN

Teridiri dari :

Hipertensi esensial kronik

Preeklamsia eklamsia

Hipertensi kronik dengan preeklamsia

Hipertensi selintas

Hipertensi esensial kronik :

Hipertensi sudah ada sebelum kehamilan atau telah terdiagnosis sebelum kehamilan minggu ke 20

Tujuan T/ : mengurangi kejadian komplikasi akibat TD tinggi pada ibu, sambil menghindari T/ yg merugikan fetus

Diuretik atau AH lain boleh terus digunakan, bila telah digunakan sebelum hamil, kecuali Penghambat ACE

Pre-eklampsia

Ciri-ciri :

hipertensi, proteinuria, edema

Proteinuria ( merupakan gejala penting

Menyebabkan perfusi darah ke organ turun

Vasospasmus dan fungsi endotel menurun

Eklampsia

Ciri-cici :

Pre-eklampsia disertai kejang dan atau koma

Kejang dapat terjadi sebelum, selama dan pada postpartum

Kejang bisa terjadi 48jam/ 10 hari postpartum

Obat antihipertensi yang bisa digunakan pada wanita hamil :

Hydralazine ( faktor resiko kehamilan C

Methyldopa ( faktor resiko kehamilan C

Beta reseptor antagonis

Labetolol ( faktor resiko kehamilan C dan D (trimester 2 dan 3)

Nifedipin (digunakan sbg relaksan otot uterin, digunakan untuk hipertensi krisis, faktor resiko kehamilan C

Prazozin ( pada penggunaan dosis awal dapat menyebabkan penurunan tekanan darah ibu, sehingga menyebabkan fetal hypoxia. Faktor resiko kehamilan C

Obat hipertensi yang harus dihindari pada masa kehamilan :

Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor :

Menyebabkan komplikasi pada fetus dan neonatus : hipotensi, oliguria, renal failure dan neonatal death

Diuretik

Menurunkan volume sirkulasi (merugikan pada hipertensi kehamilan