cara kerja obat antihipertensi-natalia

Upload: kartikasari-pratiwi

Post on 14-Oct-2015

73 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

CARA KERJA OBAT ANTIHIPERTENSI

Natalia406127066CARA KERJA OBAT ANTIHIPERTENSI1DiuretikMeningkatkan ekskresi natrium, air dan klorida menurunkan volume darah dan cairan ekstraseluler penurunan curah jantung dan tekanan darahMacam-macam diuretik:TiazidLoop diuretikDiuretik hemat kaliumTiazidTiazid dan senyawa-senyawa terkaitnya merupakan diuretika dengan potensi sedang, yang bekerja dengan cara menghambat reabsorpsi natrium pada bagian awal tubulus distal. Mula kerja diuretika golongan ini setelah pemberian peroral lebih kurang 1-2 jam, sedangkan masa kerjanya 12-24 jam. Lazimnya tiazid diberikan pada pagi hari agar diuretika tidak mengganggu tidur pasienLoop diureticLebih poten disbanding tiazid dan harus digunakan dengan hati-hati untuk menghindari dehidrasi. Obat-obat ini dapat mengakibatkan hipokalemia, sehingga kadar kalium harus dipantau ketat. Menghambat reabsorpsi klorida dalam pars asendens ansa henle tebal. K+ banyak hilang ke dalam urin.

Diuretik hemat kaliumsecara langsung meningkatkan ekskresi Na+ menurunkan sekresi K+ dalam tubulus kontortus distal. Meningkatkan ekskresi natrium dan air sambil menahan kalium. Obat-obat ini dipasarkan dalam gabungan dengan diuretic boros kalium untuk memperkecil ketidakseimbangan kalium.Spironolakton: antagonis aldosteron (aldosteron menyebabkan retensi Na+).

Beta BlockerBeta blockerMenghambat reseptor beta-1 penurunan frekuensi denyut jantung dan kontraktilitas myokard, sehingga menurunkan curah jantung, hambatan sekresi rennin dan mengakibatkan peenurunan produksi angiotensin II, mempengaruhi aktifitas simpatis. Penurunan TD berlangsung lambat, mulai terlihat dalam 24 jam sampai 1 minggu dan tidak diperoleh penurunan TD lebih lanjut setelah 2 minggu bila dosisnya tetap.

Penghambat adrenoreseptor alfaPenghambat adrenoreseptor alfaHambatan reseptor alfa 1 menyebabkan vasodilatasi arteriol dan venula resistensi perifer menurun aliran balik vena berkurang menurunkan curah jantung. Dapat menurunkan LDL, trigliserida dan meningkatkan HDL dan mengurangi resistensi insulin. Juga digunakan untuk hipertrofi prostat karena hambatan alfa-1 akan merelaksasi otot polos prostat dan sfingter uretra mengurangi retensi urin.

VasodilatorHidralazinRelaksasi otot polos arteriol reflex kompensasi peningkatan kekuatan dan denyut jantung, renin dan norepinefrin plasmaMinoksidilMembuka kanal kalium sensitif ATP dengan akibat terjadinya efluks kalium dan hiperpolarisasi membrane yang diikuti oleh relaksasi otot polos pembuluh darah dan vasodilatasi. Lebih kuat dalam relaksasi arteriol daripada vena. Efek hipotensifnya diikuti reflex takikardia dan peningkatan curah jantung.DiazoksidStruktur mirip tiazid tapi tidak memiliki efek dieresis. Mekanisme kerja dan farmakodinamik mirip dengan minoksidil.Natrium nitroprusidMerupakan donor NO yang bekerja mengaktifkan guanilat siklase dan meningkatkan konversi GTP menjadi GMP-siklik pada otot polos pembuluh darah penurunan kalsium intrasel vasodilatasi arteriol dan venula.

ACE InhibitorACE inhibitorMenurunkan pembentukan angiotensin II t.u pada pembuluh darah ginjal vasodilatasi & penurunan sekresi aldosteron ekskresi Na & air penurunan TDHambat inaktivasi bradikinin bradikinin & prostaglandin meningkat vasodilator arteriol penurunan TDEfektif untuk hipertensi ringan, sedang, berat

Antagonis reseptor angiotensin IISifatnya mirip penghambat ACE, bedanya adalah obat-obat golongan ini tidak menghambat pemecahan bradikin dan kinin-kinin lainnya, sehingga tampaknya tidak menimbulkan batuk kering parsisten yang biasanya mengganggu terapi dengan penghambat ACE. Karena itu, obat-obat golongan ini merupakan alternatif yang berguna untuk pasien yang harus menghentikan penghambat ACE akibat batuk yang parsisten.

Antagonis KalsiumMenghambat influx kalsium pada sel otot polos pembuluh darah dan miokard. Di pembuluh darah, antagonis kalsium terutama menimbulkan relaksasi arteriol, sedangkan vena kurang dipengaruhi. Penurunan resistensi perifer diikuti reflex takikardia dan vasokonstriksi. Sedangkan diltiazem dan verapamil tidak menimbulkan takikardia karena kronotopik langsung pada jantung.