nursing care delivery system
TRANSCRIPT
TUGAS MANAJEMEN KEPERAWATAN
NURSING CARE DELIVERY SYSTEM
(Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan)
DISUSUN OLEH : KELOMPOK V
ARISAPUTROTITI
TOFANTRIAYU WORO
YULAITA KHASANAHWAKHIDAH HARYANITRIYANA KHASANAH
KURNIASIH
PRODI S1 KEPERAWATANSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
MUHAMMADIYAH GOMBONG2011
NURSING CARE DELIVERY SYSTEM
(Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan)
1. Case Methode (Metode Kasus)
Metode kasus kadang-kadang disebut juga sebagai perawatan pasien total.
Dalam metode ini perawat bertanggung jawab penuh terhadap perawatan
pasien selama shift bekerja. Jumlah pasien yang ditugaskan bisa lebih dari
satu.
Metode ini sering dipraktekkan dalam pengaturan perawatan intensif atau
dalam pengaturan perawatan kesehatan di rumah.
Kelebihan : metode ini dianggap sebagai metode pemberian asuhan
keperawatan yang komprehensif dan holistik .
Kekurangan : metode ini memerlukan tenaga perawat yang cukup banyak dan
kurangnya kotinuitas antara shift.
Gambar 1. Metode kasus
2. Functional methode (Metode Fungsional)
Metode fungsional dilaksanakan oleh perawat dalam pengelolaan asuhan
keperawatan sebagai pilihan utama pada saat perang dunia kedua. Pada saat itu
karena masih terbatasnya jumlah dan kemampuan perawat maka setiap
perawat hanya melakukan 1-2 jenis intervensi keperawatan kepada semua
pasien dibangsal.
Kelebihan :
Kepala ruang
perawat perawat perawat perawat perawat
Pasien (1/ lebih)
Pasien (1/ lebih)
Pasien (1/ lebih)
Pasien (1/ lebih)
Pasien (1/ lebih)
- Manajenen klasik yang menekankan efisiensi, pembagian tugas yang jelas
dan pengawasan yang baik.
- Sangat baik untuk rumah sakit yang kekurangan tenaga.
- Perawat senior menyibukkan diri dengan tugas manajerial, sedangkan
perawat pasien diserahkan kepada perawat yunior dan atau belum
berpengalaman.
Kekurangan :
- Tidak memberikan kepuasan kepada pasien maupun perawat.
- Pelayanan keperawatan terpisah-pisah, tidak dapat menerapkan proses
keperawatan .
- Persepsi perawat cenderung kepada tindakan yang berkaitan dengan
ketrampilan saja.
Gambar 2. Metode Fungsional
3. Team Nursing (Keperawatan Tim)
Metode tim merupakan suatu metode pemberian asuhan keperawatan dimana
seorang perawat profesional memimpin sekelompok tenaga keperawatan
dalam memberikan asuhan keperawatan kelompok klien melalui upaya
kooperatif dan kolaboratif ( Douglas, 1984). Model tim didasarkan pada
keyakinan bahwa setiap anggota kelompok mempunyai kontribusi dalam
merencanakan dan memberikan asuhan keperawatan sehingga timbul motivasi
dan rasa tanggung jawab perawat yang tinggi sehingga diharapkan mutu
asuhan keperawatan meningkat. Menurut Kron & Gray (1987) pelaksanaan
model tim harus berdasarkan konsep berikut:
Kepala Ruang
Perawat : pengobatan
Perawat : merawat luka
Perawat : pengobatan
Perawat : merawat luka
Pasien/klien
a. Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan tehnik
kepemimpinan.
b. Komunikasi yang efektif penting agar kontinuitas rencana keperawatan
terjamin.
c. Anggota tim menghargai kepemimpinan ketua tim.
d. Peran kepala ruang penting dalam model tim. Model tim akan berhasil baik
bila didukung oleh kepala ruang.
Metode ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang berbeda- beda
dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat
ruangan dibagi menjadi 2 – 3 tim/ group yang terdiri dari tenaga professional,
tehnikal dan pembantu dalam satu grup kecil yang saling membantu. Dalam
penerapannya ada kelebihan dan kelemahannya yaitu (Nursalam, 2002):
Kelebihan :
- Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh.
- Mendukung pelaksanakaan proses keperawatan.
- Memungkinkan komunikasi antar tim sehingga konflik mudah diatasi dan
memberi kepuasan kepada anggota tim.
Kekurangan :
Komunikasi antar anggota tim terbentuk terutama dalam bentuk konferensi
tim, yang biasanya membutuhkan waktu dimana sulit untuk melaksanakan
pada waktu-waktu sibuk.
Tanggung jawab anggota tim :
a. Memberikan asuhan keperawatan kepada pasien di bawah tanggung
jawabnya
b. Kerjasama dengan anggota tim dan antar tim
c. Memberikan laporan
Tanggung jawab ketua tim :
a. Membuat perencanaan
b. Membuat penugasan, supervisi, dan evaluasi
c. Mengenal atau mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat
kebutuhan pasien
d. Mengembangkan kemampuan anggota
e. Menyelenggarakan konferensi
Tanggung jawab kepala ruang :
a. Perencanaan
b. Pengorganisasian
c. Pengarahan
d. Pengawasan
Gambar 3. Keperawatan Tim
4. Primary Nursing (Keperawatan Primer)
Menurut Gillies (1986) perawat yang menggunakan metode keperawatan
primer dalam pemberian asuhan keperawatan disebut perawat primer (primary
nurse). Pada metode keperawatan primer terdapat kontinutas keperawatan dan
bersifat komprehensif serta dapat dipertanggung jawabkan, setiap perawat
primer biasanya mempunyai 4 – 6 klien dan bertanggung jawab selama 24 jam
selama klien dirawat dirumah sakit. Perawat primer bertanggung jawab untuk
mengadakan komunikasi dan koordinasi dalam merencanakan asuhan
keperawatan dan juga akan membuat rencana pulang klien jika diperlukan.
Jika perawat primer sedang tidak bertugas , kelanjutan asuhan akan
didelegasikan kepada perawat lain (associate nurse).
Metode penugasan dimana satu orang perawat bertanggung jawab penuh
selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari pasien masuk
Kepala ruang
Ketua Tim Ketua Tim Ketua Tim
Staf perawat Staf perawat Staf perawat
pasien pasien pasien
sampai keluar rumah sakit. Mendorong praktik kemandirian perawat, ada
kejelasan antara si pembuat rencana asuhan dan pelaksana. Metode primer ini
ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan terus menerus antara pasien dan
perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, melakukan dan koordinasi
keperawatan selama pasien dirawat.
Kelebihan :
- Bersifat kontinuitas dan komprehensif
- Perawat primer mendapatkan akontabilitas yang tinggi terhadap hasil dan
memungkinkan pengembangan diri
- Keuntungan antara lain terhadap pasien, perawat, dokter, dan rumah sakit.
Keuntungan yang dirasakan adalah pasien merasa dimanusiawikan karena
terpenuhinya kebutuhan secara individu. Selain itu asuhan yang diberikan
bermutu tinggi dan tercapai pelayanan yang efektif terhadap pengobatan,
dukungan, proteksi, informasi, dan advokasi. Dokter juga merasakan
kepuasan dengan model primer karena senantiasa mendapatkan informasi
tentang kondisi pasien yang selalu diperbarui dan komprehensif.
Kekurangan :
Hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki pengalaman dan
pengetahuan yang memadai dengan kriteria asertif, self direction, kemampuan
mengambil keputusn yang tepat, menguasai keperawatan klinik, akontabel,
serta mampu berkolaborasi dengan berbagai disiplin.
Konsep dasar metode primer :
a. Ada tanggung jawab dan tanggung gugat
b. Ada otonomi
c. Ketertiban pasien dan keluarga
Tugas perawat primer :
a. Menerima pasien dan mengkaji kebutuhan pasien secara komprehensif.
b. Membuat tujuan dan rencana keperawatan
c. Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama ia dinas
d. Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan yang diberikan
oleh disiplin lain maupun perawat lain.
e. Mengevaluasi keberhasilan yang dicapai
f. Menerima dan menyesuaikan rencana
g. Menyiapkan penyuluhan untuk pulang
h. Melakukan rujukan kepada pekerja sosial, kontak dengan lembaga sosial
di masyarakat.
i. Membuat jadwal perjanjian klinik
j. Mengadakan kunjungan rumah
Peran kepala ruang dalam metode primer :
a. Sebagai konsultan dan pengendalian mutu perawat primer
b. Orientasi dan merencanakan karyawan baru
c. Menyusun jadwal dinas dan memberi penugasan pada perawat asisten
d. Evaluasi kerja
e. Merencanakan atau menyelenggarakan pengembangan staf
f. Membuat 1-2 pasien untuk model agar dapat mengenal hambatan yang
terjadi
Ketenagaan Metode Primer :
a. Setiap perawat primer adalah perawat “bed side.”
b. Beban kasus pasien 4-6 orang untuk satu perawat
c. Penugasan ditentukan oleh kepala bangsal
d. Perawat primer dibantu oleh perawat profesional lain maupun non
profesional sebagai perawat asisten.
Dokter Kepala Ruang Sarana RS
Perawat Primer
Pasien
Perawat pelaksana
sore
Perawat pelaksana
malam
Perawat pelaksana jika
diperlukan pagi
5. Nursing Case Management
Setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan pasien saat ia
dinas. Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap shift dan
tidak ada jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh orang yang sama pada hari
berikutnya. Metode penugasan kasus biasa diterapkan satu pasien satu
perawat, dan hal ini umumnya dilaksanakan untuk perawat privat atau untuk
keperawatan khusus seperti isolasi, intensive care.Metode ini berdasarkan
pendekatan holistik dari filosofi keperawatan. Perawat bertanggung jawab
terhadap asuhan dan observasi pada pasien tertentu (Nursalam, 2002).
Kelebihan :
- Perawat lebih memahami kasus per kasus
- Sistem evaluasi dari manajerial menjadi lebih mudah.
Kekurangan :
- Belum dapatnya diidentifikasi perawat penanggung jawab
- Perlu tenaga yang cukup banyak dan mempunyai kemampuan dasar yang
sama
6. Patient Focus Care
Yaitu pengorganisasian pelayanan/asuhan keperawatan dimana perawat
mampu memberikan asuhan keperawatan mencakup seluruh aspek
keperawatan yg dibutuhkan.
Perawat memberikan asuhan keperawatan kepada seorang pasien secara
menyeluruh, untuk mengetahui apa yang harus dilakukan pada pasien dengan
baik. Dalam metode ini dituntut kualitas serta kuantitas yang tinggi dari
perawat, sehingga metode ini sesuai jika digunakan untuk ruangan ICU
ataupun ICCU.
Kelebihan :
Yaitu pengorganisasian pelayanan/asuhan keperawatan dimana perawat
mampu memberikan asuhan keperawatan mencakup seluruh aspek
keperawatan yg dibutuhkan.
Kekurangan :
Sederhana dan langsung
Garis pertanggung jawaban jelas
Kebutuhan pasien cepat terpenuhi
Memudahkan perencanaan tugas