disertasi model asuhan keperawatan ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/poltekkessby...family...

264
DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BERBASIS NURSING RELATIONAL CAPITAL TERHADAP KEMANDIRIAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI DI WILAYAH KOTA SURABAYA SITI NUR KHOLIFAH UNIVERSITAS AIRLANGGA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM DOKTOR PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN SURABAYA 2017

Upload: others

Post on 04-Apr-2020

30 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

DISERTASI

MODEL ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BERBASIS NURSING

RELATIONAL CAPITAL TERHADAP KEMANDIRIAN KELUARGA

DENGAN HIPERTENSI DI WILAYAH KOTA SURABAYA

SITI NUR KHOLIFAH

UNIVERSITAS AIRLANGGA

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

PROGRAM DOKTOR

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN

SURABAYA

2017

Page 2: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

DISERTASI

MODEL ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BERBASIS NURSING

RELATIONAL CAPITAL TERHADAP KEMANDIRIAN KELUARGA

DENGAN HIPERTENSI DI WILAYAH KOTA SURABAYA

SITI NUR KHOLIFAH

NIM. 101417087306

UNIVERSITAS AIRLANGGA

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

PROGRAM DOKTOR

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN

SURABAYA

2017

Page 3: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

MODEL ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BERBASIS NURSING

RELATIONAL CAPITAL TERHADAP KEMANDIRIAN KELUARGA

DENGAN HIPERTENSI DI WILAYAH KOTA SURABAYA

DISERTASI

Untuk memperoleh Gelar Doktor

Dalam Program Studi Ilmu Kesehatan

Pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga

Telah dipertahankan di hadapan

Panitia Ujian Doktor Terbuka

Pada hari : Rabu

Tanggal : 22 Pebruari 2017

Pukul : 10.00 -12.00 WIB

Oleh :

SITI NUR KHOLIFAH

NIM. 101417087306

Page 4: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

PENGESAHAN

Dipertahankan di depan Tim Penguji Ujian Disertasi Tahap I (Tertutup)

Program Studi Ilmu Kesehatan

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga

Dan diterima untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Doktor (Dr.)

Pada Tanggal 15 Desember 2016

Mengesahkan

Universitas Airlangga

Fakultas Kesehatan Masyarakat

Dekan,

Prof. Dr. Tri Martiana, dr., M.S.

NIP. 195603031987012001

Page 5: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

PERSETUJUAN

DISERTASI INI TELAH DISETUJUI

PADA TANGGAL 22 PEBRUARI 2017

Oleh:

Promotor

Prof. Dr. H. Nursalam, M.Nurs (Hons)

NIP. 19661225198931004

Ko- Promotor I

Dr. Merryana Adriani, SKM, M.Kes

NIP. 195905171994032001

Ko-Promotor II

Dr. Ahsan, SKp, M.Kes

NIP. 196408141984011001

Mengetahui

KPS Doktor Ilmu Kesehatan

Dr. Nyoman Anita Damayanti, drg., MS.

NIP. 196202281989112001

Page 6: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

SURAT PERNYATAAN TENTANG ORISINALITAS

(SUDAH ADA)

Page 7: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

PANITIA PENGUJI DISERTASI

Telah diuji pada Ujian Doktor Tahap I (Tertutup)

Tanggal 15 Desember 2016

Ketua : Prof. Kuntoro, dr. M.PH., Dr. PH.

Anggota :1. Prof.Dr.H.Nursalam, M.Nurs (Hons).

2. Dr. Merryana Adriyani, SKM, M.Kes.

3. Dr. Ahsan, S.Kp, M.Kes.

4. Prof.Dr.Stefanus Supriyanto, dr.,M.S.

5. Prof.Dr.Tjipto Suwandi, dr.,MOH.,Sp.Ok

6. Dr. Tri Johan, A.Y., S.Kp, M.Kep.

Ditetapkan dengan Surat Keputusan

Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Airlangga

Nomor : 239/UN3.1.10/2016

Tanggal : 15 Desember 2016

Page 8: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan hidayah dan

InayahNya sehingga penyusunan disertasi yang berjudul, “Model Asuhan

Keperawatan Keluarga Berbasis Nursing Relational Capital Terhadap

Kemandirian Keluarga dengan Hipertensi di Kota Surabaya“ dapat diselesaikan.

Penulisan disertasi ini selesai atas dukungan dari Promotor dan Ko-

Promotor, maka pada kesempatan ini perkenankanlah saya menghaturkan ucapan

terima kasih yang setulus-tulusnya kepada Prof. Dr. H. Nursalam, M.Nurs (Hons)

selaku Promotor dan Dr. Merryana Adriani, SKM, M.Kes, selaku Ko-Promotor 1

serta Dr. Ahsan, SKp, M,Kes selaku Ko-Promotor 2 dengan penuh kesabaran dan

perhatian memberikan bimbingan, arahan, koreksi serta senantiasa memberikan

semangat mulai dari perencanaan penelitian sampai pada penyelesaian disertasi

ini.

Penyelesaian disertasi ini juga didukung oleh berbagai pihak, maka pada

kesempatan ini pula perkenankanlah saya menghaturkan ucapan terima kasih yang

tulus kepada yang terhormat :

1. Prof. Dr. Fasich, Apt, selaku Rektor Universitas Airlangga periode 2011-2015

dan Prof.Dr. Muhammad Nasih, SE., MT.,OMA., CA selaku Rektor

Universitas Airlangga periode 2015-2020 yang telah memberikan kesempatan

kepada saya untuk menempuh pendidikan Doktor Program Studi Ilmu

Kesehatan Masyarakat di Universitas Airlangga Surabaya.

Page 9: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

2. Prof. Dr. Tri Martiana, dr., MS sebagai Dekan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya.

3. Dr. Nyoman Anita Damayanti, drg., MS selaku Ketua Program Studi

Program Doktor Ilmu Kesehatan yang banyak memberikan bimbingan,

arahan, dan motivasi mulai dari awal studi sampai tahap penyelesaian studi.

4. Prof. Dr. Stefanus Supriyanto, dr., MS, dan Dr. Tri Johan, A.Y.,SKp,M.Kep

selaku dosen mata kuliah penunjang disertasi dan sekaligus selaku penguji

yang telah memberikan motivasi dan bimbingan.

5. Prof. H. Kuntoro, dr., MPH., selaku konsultan statistik dan penguji yang

telah memberi arahan dan bimbingan sehingga disertasi ini bisa diselesaikan.

6. Prof. Dr. Tjipto Suwandi, dr., MOH., SpOK, yang bersedia menjadi penguji

dan telah memberikan masukan dan arahan dalam penyelesaian disertasi ini.

7. drg. Febria Rachmanita, selaku Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya yang

telah memberikan kesempatan dan fasilitas untuk melakukan penelitian.

8. Segenap Kepala Puskesmas dan seluruh Perawat di wilayah kerja Dinas

Kesehatan Kota Surabaya yang telah memberikan dukungan dan fasilitas

serta berperan aktif dalam proses penelitian ini.

9. Seluruh dosen FKM Universitas Airlangga Surabaya khususnya dosen

Program Studi S3 Ilmu Kesehatan Masyarakat yang telah dengan ikhlas

memberikan ilmunya.

10. Seluruh staf administrasi FKM Universitas Airlangga Surabaya dan

khususnya staf administrasi Program Studi S3 Ilmu Kesehatan masyarakat

Page 10: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

yang telah membantu kelancaran proses administrasi sampai selesainya

disertasi ini.

11. drg. Bambang Hadi Sugito, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Kementerian Kesehatan Surabaya beserta staf, yang telah memberikan ijin

dan dukungan kepada saya untuk mengikuti pendidikan program Doktor pada

Program Studi Ilmu Kesehatan di Universitas Airlangga Surabaya.

12. H. Moh. Najib, SKp, MSc selaku Ketua Jurusan Keperawatan Politeknik

Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya dan Minarti, M.Kep.Sp.Kom

selaku Ketua Program Studi D III Keperawatan Kampus Sutopo Surabaya

beserta staf yang telah memberikan ijin dan dukungan kepada saya selama

mengikuti pendidikan di Program Studi S3 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Universitas Airlangga Surabaya.

13. Orang tua tercinta Bapak H.Fauzi (Alm), Ibu Hj. Juariyah (Almh) dan mertua

Bapak Suwarno (Alm), Ibu Sri Winartin (Almh), atas do’a, kasih sayang, dan

motivasi beliau yang tulus dan ihklas semasa hidup adalah dorongan dan

penyemangat yang paling besar bagi saya untuk terus melanjutkan jenjang

pendidikan yang lebih tinggi.

14. Kakak-kakaku tercinta, Hj. Sugiarti, SPd., MPd dan H.M.Arifin, Hj. Sri

Hariyanti dan H.Moh.Nurizal, Siti Sholihatun, Dra. dan Supri Handoko, Drs,

M.M, Lettu Laut (P) Iwan Navianto Wibrata dan Sri Mukti, serta adik-adik

iparku dan semua anak-anak keponakan yang telah memberikan motivasi dan

dukungan selama saya mengikuti pendidikan.

Page 11: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

15. Akhirnya kepada suamiku tercinta Dr.H.Dwi Ananto Wibrata, SST, M.Kes

dan kedua anakku tersayang Firmansyah Fariz Prasaja dan Dwifa Nashita

Nuha Prasaja, yang senantiasa mendoakan dan memberikan dukungan setiap

saat untuk menyelesaikan disertasi ini.

16. Teman-teman seangkatan pada Prodi S3 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Universitas Airlangga tahun 2014 yang selalu memberikan dukungan.

Saya menyadari sepenuhnya bahwa disertasi ini masih jauh dari

kesempurnaan, untuk itu mohon kritik dan saran yang lebih bermanfaat demi

kesempurnaan disertasi ini. Akhirnya, semoga disertasi ini dapat bermanfaat untuk

meningkatkan kinerja perawat Puskesmas dalam melaksanakan asuhan

keperawatan keluarga.

Surabaya, Oktober 2016

Penulis

Page 12: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

RINGKASAN

MODEL ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BERBASIS NURSING

RELATIONAL CAPITAL TERHADAP KEMANDIRIAN

KELUARGA DENGAN HIPERTENSI DI KOTA SURABAYA

Perawat memiliki peran dan fungsi dalam memberikan asuhan

keperawatan pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Pelaksanaan

asuhan keperawatan keluarga merupakan bentuk kinerja perawat yang belum

dilaksanakan secara optimal. Kinerja perawat ini dapat dipengaruhi oleh modal

yang berasal dari perawat, sarana, klien dan keluarga serta interaksi yang

dibangun melalui kerjasama. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan model

asuhan keperawatan keluarga berbasis nursing relational capital (NRC) terhadap

kemandirian keluarga dengan hipertensi.

Model asuhan keperawatan keluarga yang dikembangkan dalam penelitian

ini dengan mengintegrasikan teori Nursing Intellectual Capital (NIC), teori goal

attainment dan Family Centered Nursing (FCN). Nursing relational capital

merupakan pengembangan dari teori nursing intellectual capital yang

dikembangkan pertama kali oleh Covell tahun 2011. Teori ini meliputi nursing

structural capital dan nursing human capital. Nursing relational capital dibangun

dengan mengintegrasikan teori goal attainment terdiri dari interaksi personal,

interpersonal dan kerjasama dengan tim kesehatan lain (interprofessional

collaboration). Interaksi ini dapat meningkatkan motivasi dan berdampak pada

peningkatan kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan keluarga.

Penelitian ini terdiri dari dua tahap. Penelitian tahap satu dilakukan untuk

menganalisis variabel yang berpengaruh pada kinerja perawat dalam

melaksanakan asuhan keperawatan keluarga sampai terbentuknya model asuhan

keperawatan keluarga berbasis Nursing Relational Capital (NRC). Metode yang

digunakan observasional analitik. Populasinya adalah perawat di Puskesmas

wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Surabaya dengan pendidikan

D III Keperawatan dan PNS berjumlah 175 orang. Sampel dalam penelitian ini

adalah sebagian perawat yang memenuhi kriteria yaitu 110 orang. Pengambilan

sampel dengan teknik multistage sampling. Variabel penelitian meliputi nursing

structural capital, nursing human capital, faktor klien, keluarga, nursing

relational capital dan kinerja. Penelitian tahap 2 menggunakan penelitian quasy

eksperimen untuk melakukan uji coba model asuhan keperawatan keluarga

berbasis NRC terhadap kemandirian keluarga dengan hipertensi. Populasinya

adalah keluarga dengan anggota keluarga sakit hipertensi. Sampel dalam

penelitian ini adalah sebagian keluarga dengan anggota keluarga sakit hipertensi

yang berjumlah 30 orang. Teknik pengambilan sampel simple random sampling .

Variabel penelitiannya adalah kemandirian keluarga dalam melakukan perawatan

hipertensi terdiri dari kemandirian dalam menjalankan diit, minum obat, aktivitas

dan olah raga, manajemen stres dan kontrol ke pelayanan kesehatan. Instrumen

yang digunakan pada penelitian tahap satu dan dua menggunakan kuesioner yang

Page 13: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

sudah diuji validitas dan reliabilitasnya. Analisis data menggunakan analisis

deskriptif dan pengujian model dengan software Partial Least Square (PLS).

Hasil penelitian tahap satu, dari pengujian model struktural (outer model)

didapatkan semua indikator dari nursing structural capital, nursing human

capital, faktor klien, keluarga, nursing relational capital dan kinerja memiliki

nilai loading factor > 0,5, sehingga semua indikator dinyatakan valid dan dapat

menjelaskan variabel konstruk. Analisis diagram jalur yang telah ditemukan pada

semua variabel eksogen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja

karena diperoleh T-statistik > dari T-tabel, kecuali nursing structural capital

terhadap nursing relational capital karena diperoleh T-statistik 0,178 < T-tabel

sebesar 1,96. Hasil penelitian tahap dua berdasarkan hasil pengujian validitas

konvergen diketahui bahwa nilai T-statistik > 1,96 sehingga dapat dikatakan

indikator variabel konstruk kemandirian keluarga tersebut valid dan signifikan

direfleksikan oleh indikator masing-masing. Besarnya pengaruh yang diberikan

dari simulasi model diukur dengan nilai parameter pengaruh sebesar 0,504,

artinya bahwa kemandirian keluarga terjadi peningkatan nilai rata-rata

kemandirian sebesar 50,4% lebih tinggi dibandingkan nilai rata-rata sebelumnya.

Perawat meningkatkan asuhan keperawatan keluarga dengan menggunakan

modal manusia (nursing human capital), modal struktural (nursing structural

capital) dan modal hubungan keperawatan (nursing relational capital). Modal ini

dapat mempengaruhi kinerja melalui interaksi personal, interpersonal dan

interprofessional collaboration. Tindakan keperawatan yang dilakukan tidak

hanya bersifat independen tetapi juga tindakan kolaboratif agar masalah kesehatan

klien dapat teratasi. Faktor keluarga merupakan komponen penting. Keluarga

sebagai penanggungjawab perawatan bagi klien di rumah memberikan berbagai

fasilitas yang dapat menghubungkan klien dengan perawat dan tim kesehatan lain.

Interaksi keluarga dengan perawat dan tim kesehatan lain menentukan

keberhasilan pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga.

Temuan ilmiah baru dari penelitian disertasi ini adalah terbentuknya model

asuhan keperawatan keluarga berbasis nursing relational capital (NRC) dapat

meningkatkan kemandirian keluarga dengan hipertensi. Model dibangun dengan

mengintegrasikan teori nursing intellectual capital, teori goal attainment dan teori

family centre nursing. Indikator nursing relational capital terdiri dari interaksi

personal, interpersonal dan interprofessional collaboration. Nursing relational

capital merupakan temuan baru, pengembangan dari teori kinerja nursing

intellectual capital dengan mengintegrasikan teori goal attainment. Pengertian

asuhan keperawatan keluarga berbasis nursing relational capital adalah rangkaian

proses interaksi perawat dengan dirinya sendiri, klien, keluarga dan

lingkungannya serta dengan tim kesehatan lain untuk memenuhi kebutuhan dan

kemandirian klien dan keluarga.

Kesimpulan pada penelitian ini adalah nursing structural capital, nursing

human capital, nursing relational capital, faktor klien, keluarga dan kinerja

berpengaruh secara signifikan baik melalui jalur langsung maupun jalur tidak

langsung terhadap terbentuknya model asuhan keperawatan keluarga berbasis

nursing relational capital (NRC). Model asuhan keperawatan dapat meningkatkan

kemandirian keluarga dengan hipertensi.

Page 14: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

SUMMARY

FAMILY NURSING CARE MODEL BASED ON NURSING

RELATIONAL CAPITAL (NRC) ON INDEPENDENCE FAMILIES WITH

HYPERTENSION IN SURABAYA

The functions and roles of a nurse is to provide nursing care to individuals,

families, groups and communities. Implementation of family nursing care is a

form of performance of nurses that have not been implemented optimally. The

nurse performance can be affected by capital from nurses, facilities, clients and

families as well as the interaction that is built through collaboration. The purpose

of this study was to develop a family nursing care model based on nursing

relational capital (NRC) to the independence of the family with hypertension.

Family nursing care model developed in this study integrates the theory of

Nursing Intellectual Capital (NIC), the theory of Goal Attainment, and Family

Centered Nursing (FCN). Nursing relational capital is the development of nursing

theory of intellectual capital which was first developed by Covell in 2011. These

include nursing theory and nursing human capital structural capital. Nursing

structural capital is built by integrating the theory of goal attainment which

consists of personal interaction, interpersonal interaction, and collaboration with

other health team (interprofessional collaboration). Interaction built aims to

increase motivation and impact on improving the performance of nurses in

implementing family nursing care.

The study consisted of two stages. First phase research conducted to

analyze the variables that affect the performance of nurses in implementing family

nursing care through the establishment of family-based model of nursing care

Nursing Relational Capital (NRC). This study applied observational analytic

method. The population of this study are the nurses working at health centers

under the work area of Surabaya Puskesmas and D III Nursing education,

consisting of 175 nurses. The sample in this study was 110 people. Sampling was

conducted through multistage sampling technique. Variables observed in this

study were nursing structural capital, nursing human capital, client factors, family,

nursing relational capital and performance. Second phase study was a quasy

research experiments to test models of family nursing care based on NRC to the

independence of the family with hypertension. The population was families which

one of its members suffering hypertension. The sample in this study consisted of

30 patients with hypertension chosen based on simple random sampling.

Variables in this study were independence of the family in the treatment of

hypertension consist of independence in the diet, taking medication, activity and

exercise, stress management, and check ups to health services. Instruments used in

the research of phase one and two are questionnaires that had been tested for its

validity and reliability. Data analysis was conducted using descriptive analysis

and software testing of models with Partial Least Square (PLS).

Results of the study showed that the first phase of testing the structural

model (outer model) find that all indicators, namely nursing structural capital,

nursing human capital, client factors, family, nursing relational capital, and

Page 15: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

performance have value loading factor higher than 0.5, so all the indicators are

valid and may explain the variable constructs. Analysis of the path diagram that

had been found on all exogenous variables has a significant effect on performance

because it indicates T-statistics value higher thanT-table, except for nursing

structural capital on nursing relational capital because it indicates T-statistic 0.178

(less than the T-table of 1.96). The results of the study stage two convergent

validity of test results was known that T-statistic values were higher than 1.96 so

indicator variables construct family independence was valid and significant in the

indicator reflected by each. The amount of influence given from the simulation

model parameter values can be measured by the effect of 0.504. This value gives

the interpretation that the average independence value of the same client who has

given the family independence assessment before treatment increased by 50.4%

higher than the previous average value after the treatment.

Nurses are to nursing care families and used human capital (nursing

human capital), structural capital (nursing structural capital), and relational capital

(nursing relational capital). These capitals can affect the performance through

personal interaction, interpersonal and interprofessional collaboration. Nurses did

not only perform independent actions but also collaborative actions to treat

client’s health problems. Family factors are important components. Family as a

responsible care for clients at home providing various facilities to connect cliets

with nurses and other health team. Family interactions with nurses and other

health team strongly determine the successful implementation of family nursing

care that will impact on improving the condition of hypertension clients at home.

New scientific findings from this dissertation research is the creation of

model family nursing care based on nursing relational capital (NRC) as an

application of the theory of goal attainment to increase the independence of the

family with hypertension. The model was build by integrating nursing intellectual

capital theory, the theory of goal attainment and family nursing center theory.

Indicators of nursing relational capital were the interaction of personal,

interpersonal and interprofessional collaboration. Nursing relational capital was a

new finding, the development of the performance theory of nursing intellectual

capital by integrated the theory of goal attainment. Definition of family nursing

care nursing based relational capital was a series of processes of interaction of

nurses with itself, clients, families and communities as well as with other health

team to meet the needs and independence of the client and family.

The conclusion of this researched was nursing structural capital, nursing

human capital, nursing relational capital, clients, family factors and performance

significantly (either directly or indirectly) influence the formation of a family-

based model of nursing care nursing relational capital (NRC). Models of nursing

care can increase the independence of family with hypertension.

Page 16: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

ABSTRAK

Pendahuluan: Asuhan keperawatan keluarga merupakan bentuk kinerja perawat

yang belum dilaksanakan secara optimal. Tujuan penelitian ini adalah mendesain

model asuhan keperawatan keluarga berbasis nursing relational capital (NRC)

terhadap kemandirian keluarga dengan hipertensi. Metode: Penelitian ini terdiri

dari dua tahap. Tahap satu dilakukan untuk menganalisis variabel yang

berpengaruh terhadap terbentuknya model menggunakan metode observasional

analitik. Sampelnya adalah sebagian perawat di Puskesmas wilayah kerja Dinas

Kesehatan Kota Surabaya diambil secara multistage sampling, berjumlah 110

orang. Variabel penelitian meliputi nursing structural capital, nursing human

capital, faktor klien, keluarga, nursing relational capital dan kinerja. Penelitian

tahap 2 dengan metode quasy eksperimen untuk uji coba model. Sampelnya

adalah sebagian keluarga dengan hipertensi berjumlah 30 orang diambil secara

simple random sampling. Variabel penelitiannya adalah kemandirian keluarga

melakukan perawatan hipertensi. Instrumen menggunakan kuesioner. Analisis

data menggunakan analisis deskriptif dan pengujian model dengan software

Partial Least Square (PLS). Hasil: Hasil penelitian tahap satu didapatkan dari

pengujian model struktural (outer model) semua indikator dari nursing structural

capital, nursing human capital, klien, keluarga, nursing relational capital dan

kinerja dapat menjelaskan variabel konstruk. Analisis diagram jalur pada semua

variabel eksogen memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja kecuali nursing

structural capital terhadap nursing relational capital. Hasil penelitian tahap dua

didapatkan besarnya pengaruh dari simulasi model sebesar 0,504 berarti

peningkatan nilai rata-rata kemandirian sebesar 50,4% lebih tinggi dari nilai rata-

rata sebelumnya. Pembahasan dan Kesimpulan: Temuan ilmiah baru penelitian

disertasi ini adalah terbentuknya model asuhan keperawatan keluarga berbasis

Nursing Relational Capital (NRC) dengan mengintegrasikan teori goal attainment

yang terdiri dari interaksi personal, interpersonal dan interprofessional

collaboration yang dapat meningkatkan kemandirian keluarga dengan hipertensi.

Kesimpulannya bahwa kemandirian keluarga dengan hipertensi dapat

ditingkatkan dengan mengaplikasikan model asuhan keperawatan keluarga

berbasis NRC. Model ini dapat meningkatkan kerjasama, kemampuan perawat

dan modal struktural. Model ini juga meningkatkan kemampuan klien dan

keluarga sehingga dapat berpartispasi dalam perawatan hipertensi di rumah. Saran

untuk penelitian selanjutnya perlu menerapkan model ini pada kasus penyakit

kronis yang lain, sehingga model ini dapat dikembangkan untuk meningkatkan

kemandirian keluarga dengan penyakit kronis.

Kata Kunci : Asuhan keperawatan keluarga, nursing, relational, capital,

kemandirian keluarga hipertensi.

Page 17: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

ABSTRACT

Introduction: Family nursing care is a form of performance of nurses that had not

been implemented optimally. The purpose of this study was to design a model of

family nursing care based on nursing relational capital (NRC) improved the

independence of the family hypertension. Method: The studied consisted of two

stages.The first phase was conducted to analyze the variables that influenced

establishes of the model using analytical observation. The sample was the nurses

at the health center working area of Surabaya Health Agency chosen through

multistage sampling, consisting of 110 people. Variable study included nursing

structural capital, nursing human capital, client, family, nursing relational capital

and performance. The second phase of this research was quasy experiments to test

the model. The samples were families hypertension consisting of 30 families

taken by simple random sampling. Research variables are the independence of the

family providied care of hypertension. The instrument used in this research was

questionnaire. Data analysis was conducted using descriptive analysis and

software testing of models with Partial Least Square (PLS). Result: Research

results obtained from the testing phase of the structural model (outer model)

showed all indicators nursing structural capital, nursing human capital, client,

family, nursing relational capital and performance explained the variable

constructs. Analysis of the path diagram on all exogenous variables had a

significant influence on the performance, except for nursing structural capital on

nursing relational capital. The results of second phase research indicates the

influence of simulation models for 0.504, means the improvement of average

independent value is 50.4% higher than the previous average. Discussion &

Conclusion: New scientific findings from this dissertation researched was the

established of family nursing care models based on nursing relational capital

(NRC) by integrated the theory of goal attainment which consists of personal

interaction, interpersonal and interprofessional collaboration increased the

independence of the family hypertension. The conclusion that the independence

of the family hypertension can be increased by applied the family nursing care

models based on NRC. This model can improved collaboration, the ability of

nurses and structural capital. This model also enhanced the ability of clients and

families so that they can participate in the treatment of hypertension in the home.

Recommendation for further research needs applied this model in other chronic

cases, so that these models can be developed to increased the independence of

families with chronic diseases.

Keywords: Family nursing care, nursing relational capital, independence of the

family hypertension.

Page 18: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perawat memiliki tugas pokok dan fungsi dalam memberikan asuhan keperawatan

pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Tujuannya untuk meningkatkan

kemandirian dalam menangani dan mencegah masalah kesehatan. Pelaksanaan asuhan

keperawatan keluarga merupakan bentuk kinerja perawat yang mempunyai daya ungkit

besar terhadap keberhasilan pembangunan kesehatan, tetapi belum dilaksanakan secara

optimal. Data hasil evaluasi peran dan fungsi perawat kesehatan masyarakat di

Puskesmas daerah terpencil dan tidak terpencil di 10 provinsi tahun 2005 didapatkan

asuhan keperawatan keluarga belum dilaksanakan secara optimal (Kemenkes R.I, 2010).

Hasil Riset Fasilitas Kesehatan (Rifaskes) Nasional tahun 2011 menunjukkan persentase

pencapaian pelayanan keperawatan keluarga di Puskesmas seluruh Indonesia adalah 61%

dari 100% target nasional (Kemenkes R.I., 2012).

Pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga di tingkat Provinsi Jawa Timur dan Kota

Surabaya juga belum optimal. Laporan tentang pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga

adalah sebagai berikut :

Tabel 1.1 Persentase Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga

Di Jawa Timur dan Kota SurabayaTahun 2012-2013

No Tahun Provinsi Jawa Timur Kota Surabaya

1 2012 46 % 22 %

Page 19: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

2 2013 63 % 24 %

Tabel 1.1 menjelaskan bahwa persentase asuhan keperawatan keluarga di

Provinsi Jawa Timur tahun 2012-2013 mengalami peningkatan dari 46% menjadi 63%.

Persentase di Kota Surabaya pencapaiannya lebih rendah dari Provinsi Jawa Timur yaitu

22-24%.

Dampak kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan keluarga yang

tidak optimal adalah menurunnya kemandirian keluarga dalam melakukan perawatan

kesehatan dan upaya pencegahan semua masalah kesehatan. Akibatnya kualitas kesehatan

masyarakat akan menurun, karena keluarga adalah unit terkecil di masyarakat yang

mempunyai kontribusi dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat.

Penyebab belum optimalnya pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga

berdasarkan hasil Rifaskes Nasional tahun 2011 adalah kurangnya kemampuan

perawat dalam melaksanakan kegiatan pelayanan keperawatan keluarga. Hal ini

disebabkan terbatasnya pelatihan asuhan keperawatan yang diperoleh dan

banyaknya tugas limpah yang dibebankan pada perawat. Pelayanan keperawatan

yang diberikan lebih banyak di dalam gedung dan bersifat kuratif, sedangkan

pelayanan keperawatan di luar gedung yang terkait dengan pelayanan

keperawatan keluarga di rumah belum dilakukan secara optimal (Kemenkes R.I.,

2012). Hasil penelitian kualitatif dari Kholifah, S.N., (2015) tentang persepsi

perawat pada faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan asuhan keperawatan

keluarga di Puskesmas Krembangan Selatan Surabaya didapatkan data enam

faktor yang berpengaruh yaitu imbalan, kebijakan pimpinan, kerjasama, sarana

1

Sumber: Laporan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dan Kota

Surabaya tahun 2012-2013

Page 20: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

dan prasarana, banyaknya tugas yang harus dikerjakan, serta kurangnya

kemampuan perawat.

Sasaran asuhan keperawatan keluarga adalah keluarga dengan masalah

kesehatan. Penelitian ini menfokuskan sasarannya adalah keluarga dengan salah

satu anggotanya menderita hipertensi. Hipertensi adalah suatu keadaan dimana

seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal. Tekanan darah

dinyatakan sebagai hipertensi bila lebih dari 140/90 mmHg (Savitri S., 2014).

Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) tahun 2013 prevalensi hipertensi melalui

pengukuran tekanan darah pada umur > 18 tahun sebesar 25,8%. Di Jawa Timur,

berdasarkan Laporan Tahunan Rumah Sakit tahun 2012 didapatkan data pasien

rawat jalan pada 24 rumah sakit tipe B terbanyak adalah hipertensi (112583

kasus). Seperti halnya pada rumah sakit tipe B, pasien rawat jalan rumah sakit tipe

C dan tipe D terbanyak juga hipertensi. Di Kota Surabaya, hipertensi menduduki

peringkat kedua untuk penyakit tidak menular terbanyak tahun 2015 (Dinkes Kota

Surabaya, 2016).

Penyakit hipertensi membutuhkan keteraturan perawatan dari

penderitanya. Keteraturan perawatan akan meningkatkan kualitas hidup dan

mencegah terjadinya komplikasi. Komplikasi yang sering terjadi pada penderita

hipertensi adalah stroke. Apabila sudah terjadi komplikasi, biaya yang akan

dikeluarkan untuk perawatan akan semakin banyak dan produktivitas penderita

hipertensi akan menurun.

Asuhan keperawatan keluarga yang dilaksanakan selama ini berfokus pada

keluarga sebagai klien. Teori yang digunakan adalah family centered nursing. Kelemahan

Page 21: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

teori ini belum memperhatikan faktor perawat dan interaksinya dalam melaksanakan

pelayanan keperawatan keluarga.

Pengembangan model asuhan keperawatan keluarga dalam penelitian ini dapat

meningkatkan kinerja perawat. Model ini dibangun dari teori Nursing Intellectual Capital

(NIC), teori Goal Attainment dan Family Centered Nursing (FCN). Kinerja perawat ini

diprediksi akan berpengaruh terhadap kemandirian keluarga dalam merawat anggota

keluarga yang sakit hipertensi. Teori pertama yang diintegrasikan adalah teori intellectual

capital. Teori ini terdiri dari tiga domain yaitu modal manusia (Human Capital), modal

struktural (Structural Capital) dan modal korelasional (Correlational Capital) (Bontis,

Choo, 2002). Teori ini secara efektif menggunakan sumber daya pengetahuan untuk

mendapatkan keuntungan bagi organisasi. Di keperawatan modal pengetahuan sangat

penting dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Kompleksitas masalah keperawatan

yang dialami oleh klien yang bersifat personal dan unik membutuhkan pendekatan khusus

melalui proses interaksi dengan menggunakan pengetahuan yang memadai dari perawat.

Pengembangan teori intellectual capital dikeperawatan adalah teori nursing

intellectual capital yang dikembangkan oleh Covell tahun 2011. Hasil penelitian

menjelaskan pengaruh nursing intellectual capital terhadap peningkatan kualitas

pelayanan keperawatan dan retensi perawat teregistrasi (Covell, 2011). Perbedaan dengan

intellectual capital, teori ini menggunakan dua domain yaitu nursing human capital dan

nursing structural capital. Relational capital belum dikembangkan dalam penelitian

Covell tahun 2011.

Modal manusia keperawatan (nursing human capital) berpengaruh

terhadap kualitas pelayanan keperawatan. Modal manusia dalam hal ini adalah

faktor perawat berpengaruh terhadap kualitas pelayanan keperawatan. Modal

Page 22: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

berikutnya yang mempengaruhi kualitas pelayanan keperawatan adalah modal

struktural (Covell, 2011). Di area pelayanan keperawatan modal struktural ini

berbentuk pedoman praktik, sistim informasi, perangkat yang digunakan untuk

tujuan diagnostik dan perangkat portable komputerisasi (Doran & Mylopoulos,

2008 dalam Covell, 2011).

Modal hubungan merupakan salah satu modal yang mempengaruhi kinerja

(Bontis-Fitz-enz, Jack 2002). Modal hubungan meliputi hubungan organisasi dengan

lingkungan internal dan eksternalnya. Modal hubungan ini dipengaruhi oleh modal

manusia dan struktur. Di area keperawatan modal hubungan ini diartikan sebagai

interaksi yang dibangun oleh perawat dengan klien dan tim kerjanya. Interaksi yang

terjadi antara perawat dan klien dimulai pada tahap pengumpulan data sampai dengan

penilaian keberhasilan tindakan.Interaksi ini mempunyai peranan penting dalam

meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan (Gunther, 2001). Namun modal hubungan

ini belum dikembangkan dalam nursing intellectual capital.

Faktor lain yang mempengaruhi interaksi perawat dalam melaksanakan asuhan

keperawatan keluarga adalah faktor klien dalam hal ini adalah anggota keluarga yang

sakit hipertensi. Kondisi kesehatan fisik dan psikologis seperti tekanan darah, keluhan

yang dirasakan dan kondisi stres mempengaruhi bagaimana klien berespon terhadap

perawat. Selain faktor klien, faktor keluarga juga mempengaruhi interaksi perawat karena

keluarga sebagai fokus sasaran.

Interaksi yang dibangun dari beberapa faktor yaitu perawat, struktural, klien dan

keluarga mempengaruhi kinerja perawat apabila terjadi proses transaksi. Transaksi

diartikan sebagai perwujudan proses interaksi berupa tindakan yang dilakukan oleh

perawat dengan keluarga dan tim kerja dalam mengatasi masalah kesehatan. Ketika

Page 23: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

transaksi sudah terjadi maka perawat akan mampu meningkatkan kinerjanya (King, 1981

dalam Alligood, 2014). Peningkatan kinerja dalam melaksanakan asuhan keperawatan

keluarga ini berdampak pada peningkatan kemandirian klien dan keluarga dalam

perawatan kesehatannya serta peningkatan upaya preventif dalam mencegah terjadinya

komplikasi penyakit hipertensi.

1.2 Kajian masalah

Kinerja perawat dalam pelayanan keperawatan keluarga di Kota Surabaya

belum optimal. Model yang digunakan selama ini adalah family centered nursing.

Model ini berorientasi pada klien dan keluarga. Tetapi hasilnya belum sesuai

karena baru mencapai 24%, sehingga perlu dikembangkan model baru untuk

melaksanakan asuhan keperawatan keluarga. Secara konsep kinerja perawat dalam

melaksanakan asuhan keperawatan keluarga dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Faktor-faktor tersebut terdapat pada teori nursing intellectual capital, goal

attainment dan family centered nursing.

Hasil penelitian menjelaskan bahwa pelaksanaan teori modal intelektual

sudah terbukti di bidang ekonomi dan akuntansi dapat meningkatkan kinerja

perusahaan. Teori ini mampu menjelaskan hubungan antara aset pengetahuan di

semua tingkatan organisasi, sehingga terjadi peningkatan pengetahuan pada

individu dan kelompok serta berdampak pada peningkatan kinerja (Youndt,

Subramanian, & Snell, 2004). Covell (2011) juga menjelaskan bahwa nursing

intellectual capital merupakan pengembangan dari teori intellectual capital

berpengaruh terhadap kualitas pelayanan keperawatan.

Page 24: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

Nursing human capital merupakan modal pertama dari nursing intellectual

capital. Modal manusia keperawatan yang dimaksud dalam teori ini adalah

pengetahuan, kemampuan, bakat, pengalaman perawat, kompetensi, motivasi,

komitmen dan kemampuan kepemimpinan (Covell, 2011; Kamukama, et.al, 2010;

Bontis-Fitz-enz, Jack, 2002). Hasil penelitian juga menjelaskan bahwa faktor yang

berpengaruh paling kuat pada kinerja seseorang adalah kemampuan (44,8%)

(Hafizurrachman, 2009). Pada penelitian ini modal manusia keperawatan terdiri

dari pengetahuan, motivasi, komitmen dan penilaian klinis (Clinical judgment).

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam pembentukan

perilaku seseorang (Notoatmodjo, 2011). Pengetahuan yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah pengetahuan perawat tentang asuhan keperawatan keluarga

terdiri dari pengetahuan dalam melaksanakan pengkajian, perumusan diagnosis

keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Pengetahuan mempengaruhi

motivasi (A. Pratami, 2014).

Motivasi adalah dorongan terhadap serangkaian proses perilaku manusia

untuk mencapai tujuan (Wibowo, 2014). Motivasi perawat dalam melaksanakan

tindakan menentukan keberhasilan dalam menyelesaikan masalah keperawatan.

Motivasi berpengaruh terhadap komitmen (Novy Tri, 2008).

Komitmen perawat merupakan kemampuan dan kemauan menyelaraskan

perilaku pribadi perawat dengan tujuan organisasi (Soekidjan, 2009). Komitmen

perawat mempengaruhi kinerja (Sigit S., 2014).

Perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan membutuhkan kemampuan

dalam melakukan penilaian klinis (Clinical judgment). Penilaian klinis diperlukan

Page 25: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

dalam menentukan masalah dan tindakan pada klien (Naylor M.D., 2011).

Ketepatan dalam penilaian akan mempengaruhi keberhasilan dalam

menyelesaikan masalah klien.

Modal manusia ini mempengaruhi modal struktural yaitu berupa sarana yang

dibutuhkan dalam melaksanakan asuhan keperawatan keluarga (Bontis Fits- Enz,

2002). Modal struktural dalm penelitian ini adalah pedoman pelaksanaan

pelayanan keperawatan keluarga, standar prosedur operasional dan format

dokumentasi asuhan keperawatan keluarga. Modal struktural ini dipengaruhi

modal manusia (Bontis, Choo, 2002). Perawat melaksanakan asuhan keperawatan

keluarga berdasarkan pedoman pelayanan keperawatan keluarga, melaksanakan

tindakan keperawatan berdasarkan standar prosedur operasional dan

menggunakan format asuhan keperawatan keluarga untuk mendokumentasikan

asuhan keperawatan yang telah dilaksanakan. Hasil penelitian Covell (2011)

menjelaskan bahwa modal struktural keperawatan berpengaruh terhadap

peningkatan kualitas pelayanan keperawatan. Modal manusia dan struktural

mempengaruhi interaksi yang dibangun dalam modal hubungan.

Domain modal hubungan (relational capital) berpengaruh terhadap kinerja

(Kamukama, Ahiauzu, Ntayi, 2010). Pentingnya interaksi ini tidak sejalan dengan

penelitian dari Covell (2011) yang tidak memasukkan domain nursing relational

capital ke dalam domain yang mempengaruhi kualitas pelayanan keperawatan.

Berkaitan dengan interaksi, pengertian asuhan keperawatan menurut UU N0.38

tahun 2014 adalah rangkaian proses interaksi antara perawat dengan klien dan

lingkungannya untuk memenuhi kebutuhan klien dan mencapai kemandiriannya.

Page 26: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

Oleh karenanya interaksi merupakan komponen yang sangat penting dalam

pelaksanaan asuhan keperawatan. Mengingat pentingnya interaksi, dalam

penelitian ini pengembangan teori nursing intellectual capital yang dilakukan

peneliti dengan memasukkan relational capital di keperawatan (nursing relational

capital) sebagai domain yang mempengaruhi kinerja perawat.

Kerjasama yang dilaksanakan oleh perawat merupakan interaksi antar perawat,

perawat dengan tim kesehatan dan klien serta lingkungannya (King, 1981 dalam

Alligood, 2014). Kerjasama perawat dengan tim kesehatan (Interprofessional

collaboration) merupakan proses komunikasi dan interaksi antar tim dalam pengambilan

keputusan untuk peningkatan pengetahuan dan keterampilan klien (Diane R. Bridges,

et.al, 2011). Teori goal attainment dari King diintegrasikan untuk mengembangkan

nursing relational capital (NRC) dengan tujuan memperjelas proses interaksi yang

terjadi.

Interaksi pada sistem personal diartikan sebagai interaksi perawat dengan dirinya

sendiri. Dimensi personal merupakan salah satu komponen yang mempengaruhi kinerja

perawat (Riggio, Shelby, 2000). Dimensi interpersonal merupakan sistem interaksi yang

dibangun oleh perawat dengan klien, keluarga dan antar perawat. Interaksi interpersonal

membutuhkan kemampuan komunikasi. Hasil penelitian dari Arifin (2005), bahwa

komunikasi juga berpengaruh terhadap kinerja. Hasil penelitian lain didapatkan interaksi

antara perawat dengan klien berpengaruh terhadap peningkatan kualitas pelayanan

keperawatan (Gunther, 2001).

Keluarga sebagai fokus sasaran memerlukan pendekatan dengan strategi khusus

karena perbedaan budaya, rasial, etnik, dan sosioekonomi dalam keluarga (Friedman,

et.al, 2003). Teori family centered nursing perlu diintegrasikan bersama teori nursing

intellectual capital dan teori goal attainment karena faktor keluarga mempengaruhi

Page 27: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

perilaku dalam mengendalikan hipertensi (Reni Z., 2006; Delima, 2012). Faktor keluarga

yang perlu dikaji pada teori ini adalah struktur, fungsi dan koping keluarga. Friedman

et.al (2003) menjelaskan bahwa struktur, fungsi dan koping keluarga menggambarkan

interaksi dalam keluarga dan lingkungannya. Struktur keluarga meliputi pola komunikasi,

peran, dan nilai-nilai dalam keluarga. Fungsi keluarga terdiri dari fungsi afektif,

sosialisasi, perawatan kesehatan, ekonomi dan reproduksi. Koping keluarga meliputi

upaya keluarga dalam menyelesaikan masalah yang terjadi terkait dengan perawatan

anggota keluarga dengan hipertensi (Friedman et.al, 2003).

Pelaksanaan asuhan keperawatan merupakan proses interaksi antara perawat

dengan klien, keluarga dan tim kesehatan lain untuk mencapai tujuan. Frey (2003)

menjelaskan bahwa pencapaian kesehatan membutuhkan proses interaksi antar

anggota keluarga. Interaksi ini mempengaruhi dukungan sosial dalam keluarga

sehingga berdampak positif terhadap kesehatan keluarga. Oleh karenanya perlu

dikembangkan model asuhan keperawatan keluarga berbasis interaksi. Model ini

akan meningkatkan kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan

keluarga melalui proses transaksi. Kinerja perawat yang baik dalam melaksanakan

asuhan keperawatan keluarga akan mempengaruhi kemandirian keluarga dalam

merawat anggota keluarga yang sakit hipertensi.

Uraian kajian masalah penelitian di atas dapat digambarkan pada skema

di bawah ini :

Page 28: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

Uraian kajian masalah penelitian di atas dapat digambarkan pada skema

di bawah ini :

Human Capital (Modal Manusia) : 1. Pengetahuan 2. Motivasi 3. Komitmen 4. Clinical judgment (Penilaian klinis)

Structural Capital (Modal struktural) : 1. SOP 2. Pedoman pelaksanaan pelayanan

keperawatan keluarga 3. Format pengkajian keperawatan

keluarga

Relational capital (Modal Hubungan): 1. Sistem personal 2. Sistem interpersonal 3. Kerjasama dengan tim kesehatan lain

Masalah

penelitian

Kinerja perawat

dalam

melaksanakan

asuhan

keperawatan

keluarga untuk

semua kasus

penyakit termasuk

kasus hipertensi

rendah yaitu

24%

Kemandirian keluarga

rendah

Keluarga : 1. Struktur keluarga 2. Fungsi keluarga 3. Koping keluarga

Gambar 1.1 Kajian Masalah Penelitian

Klien : 1. Kondisi fisik 2. Kondisi psikologis

Page 29: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

1.3 Masalah Penelitian

Berdasarkan kajian masalah, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai

berikut:

1. Adakah pengaruh nursing structural capital terhadap nursing human capital ?

2. Adakah pengaruh nursing structural capital, nursing human capital, klien dan keluarga

terhadap nursing relational capital?

3. Adakah pengaruh nursing structural capital, nursing human capital nursing relational

capital terhadap kinerja perawat ?

4. Adakah pengaruh model asuhan keperawatan keluarga berbasis Nursing Relational

Capital (NRC) terhadap kemandirian keluarga dengan hipertensi ?

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum.

Mengembangkan model asuhan keperawatan keluarga berbasis NRC untuk

meningkatkan kemandirian keluarga dengan hipertensi.

1.4.2 Tujuan Khusus.

Tujuan khusus penelitian ini adalah:

1. Menganalisis pengaruh nursing structural capital terhadap nursing human capital.

2. Menganalisis pengaruh nursing structural capital, nursing human capital, klien dan

keluarga terhadap nursing relational capital.

3. Menganalisis pengaruh nursing structural capital, nursing human capital nursing

relational capital terhadap kinerja perawat.

4. Menganalisis pengaruh model asuhan keperawatan keluarga berbasis Nursing Relational

Capital (NRC) terhadap kemandirian keluarga dengan hipertensi.

Page 30: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini menghasilkan model baru dibidang keperawatan dengan

mengintegrasikan teori keperawatan nursing intellectual capital, goal attainment, dan

family centered nursing untuk melaksanakan asuhan keperawatan keluarga. Model ini

dapat meningkatkan kinerja perawat dalam melaksanakan peran dan fungsinya terutama

dalam melaksanakan asuhan keperawatan keluarga berbasis nursing relational capital

(NRC). Model ini juga memperkaya body of knowledge keperawatan terutama dibidang

ilmu keperawatan keluarga dan komunitas.

1.5.2. Manfaat Praktis

Model asuhan keperawatan keluarga berbasis NRC yang dibangun mempunyai

manfaat yang sangat besar dalam meningkatkan kinerja perawat. Model ini menjadi

acuan dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga yang berkualitas dengan

mengoptimalkan hubungan kerjasama antar tim serta melibatkan klien dan keluarga,

mengembangkan kemampuan diri, dan sarana prasarana. Model ini dapat meningkatkan

pengetahuan, motivasi dan komitmen perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan

keluarga. Selain itu klien dan keluarga juga mendapatkan pengetahuan dan keterampilan

tentang perawatan hipertensi. Kemampuan yang meningkat dan prasarana yang lengkap

dapat meningkatkan kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan,

meningkatkan kemampuan keluarga dalam merawat dan mencegah terjadinya komplikasi

pada anggota keluarga yang sakit hipertensi sehingga dapat meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat Indonesia.

Page 31: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Teori Nursing Intellectual Capital

2.1.1 Pengertian Intellectual Capital

Intellectual Capital (IC) merupakan sebuah konsep modal yang merujuk

pada modal yang tidak berwujud (Intangible) yang terkait dengan pengetahuan

dan pengalaman manusia serta teknologi yang digunakan (Stewart, 1997 dalam

Covell, 2011). Sebagai aset organisasi yang berwujud, modal intelektual

mencakup pengetahuan karyawan sebagai individu atau kelompok yang dianggap

penting bagi kelanjutan kesuksesan perusahaan dan struktur organisasi, berisi

informasi tentang proses, pelanggan atau informasi lain yang memberikan

kontribusi untuk meningkatkan kinerja bisnis atau keuntungan. Modal intelektual

adalah kombinasi dari pengetahuan kolektif individu dan struktur dalam suatu

organisasi atau masyarakat. Manajemen modal intelektual adalah proses secara

efektif penggunaan sumber daya pengetahuan untuk mendapatkan keuntungan

kompetitif bagi organisasi (Youndt, Subramaniam, & Snell, 2004).

Teori modal intelektual melukiskan modal pengetahuan dalam organisasi

(Bontis, Choo, 2002). Teori modal intelektual mengusulkan hubungan antar

modal pengetahuan di semua tingkatan organisasi. Peningkatan pengetahuan pada

individu dan kelompok akan meningkatkan kinerja bisnis. Peningkatan modal

pengetahuan dapat terjadi melalui investasi organisasi dalam belajar,

mempekerjakan atau mempertahankan karyawan. Modal pengetahuan dalam suatu

15

Page 32: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

organisasi disebarkan melalui penggunaan jaringan sosial organisasi (Seibert,

Scott, Kraimer, & Michael, 2001). Jaringan sosial melibatkan hubungan pribadi

dan interaksi sosial antar individu. Hal ini diyakini bahwa jaringan sosial di antara

karyawan membantu organisasi melalui proses pembelajaran dan inovasi sehingga

dapat meningkatkan efisiensi informasi, mendorong perilaku kooperatif, dan

mengurangi biaya transaksi. Jaringan sosial dapat memfasilitasi pengembangan

modal intelektual dengan menciptakan kondisi yang diperlukan untuk pertukaran

pengetahuan (Bontis, Choo, 2002).

2.1.2 Domain Intellectual Capital

Modal intelektual terdiri dari tiga domain yaitu modal manusia, modal

struktural dan modal hubungan (Stewart, 1997 dalam Covell, 2011). Sejalan

dengan pernyataan tersebut, Bontis & Choo (2002) juga membagi intellectual

capital (IC) menjadi 3 (Tiga) bagian yaitu human capital (HC), structural capital

(SC) dan relational capital (RC). Hasil penelitian yang berbeda dari Chen, Zhu

dan Xie (2004), membagi elemen IC menjadi 4 (Empat) yaitu human capital,

structural capital, innovation capital dan customer capital. Empat elemen

tersebut saling mempengaruhi satu dengan lainnya dan mempengaruhi kinerja

organisasi. Innovation capital dapat dibentuk dari kerjasama yang baik antara

human capital dan structural capital. Innovation capital dapat memberikan

dorongan berkembangnya customer capital. Berbeda dengan hasil penelitian dari

Aseiaei dan Jusoh (2014) menjelaskan bahwa intellectual capital terdiri dari

empat komponen yaitu human capital, structural capital, relational capital dan

Page 33: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

social capital. Penelitian ini merujuk pada pembagian IC menjadi tiga yaitu

human capital, structural capital dan relational capital dimana semua bagian

akan dikaitkan dengan keperawatan.

Human capital merupakan dasar dari intellectual capital dan elemen pertama

dari fungsi kinerja teori intellectual capital. Human capital mencerminkan

individual knowledge stock suatu organisasi yang dipresentasikan oleh

karyawannya (Zhu, Chen, Xie, 2004; Bontis, Choo, 2002). Human capital

meliputi kemampuan, kompetensi, komitmen dan loyalitas karyawan terhadap

perusahaan. Structural capital (SC) adalah kemampuan suatu perusahaan yang

berkaitan dengan usaha karyawan untuk menghasilkan kinerja intelektual

perusahaan yang optimal dan kinerja bisnis secara keseluruhan. SC meliputi

seluruh non human store house of knowledge dalam organisasi, terdiri dari data

base, organizational chart, prosess manuals, strategies, routines dan segala

sesuatu yang membuat nilai perusahaan lebih besar dari nilai materialnya.

Relational capital adalah hubungan yang dimiliki oleh perusahaan dengan pihak

luar. Kerjasama yang sudah dijalin dapat memberikan keuntungan pada kedua

belah pihak sehingga dapat meningkatkan kinerja dan nilai perusahaan (Bontis,

Choo, 2002).

2.1.3 Pengembangan Intellectual Capital di Keperawatan

Pengembangan teori intellectual capital di keperawatan adalah nursing

intellectual capital hasil penelitian dari Covell tahun 2011. Nursing Intellectual

Capital Theory merupakan modal pengetahuan keperawatan yang diterjemahkan

Page 34: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

ke dalam pelayanan keperawatan dan kinerja organisasi (Covell, Sidani,

2013).Teori modal intelektual keperawatan merupakan middle range theory

karena terdiri dari sejumlah konsep dan proposisi yang dapat diukur dan diuji

dalam konteks yang berbeda. Intellectual capital sebagai aset organisasi yang

berwujud, mencakup pengetahuan perawat sebagai individu atau kelompok,

struktur organisasi yang ada didalamnya berisi informasi tentang proses pelayanan

keperawatan, klien dan informasi lain yang memberikan kontribusi terhadap

peningkatan kinerja. Kinerja keperawatan yang baik membawa keuntungan bagi

institusi pelayanan kesehatan karena dapat meningkatkan kualitas perawatan

pasien (Covell, Sidani, 2013). Kinerja keperawatan menggambarkan peningkatan

hasil yang dirasakan oleh pasien yang berhubungan dengan kualitas perawatan

seperti pengurangan efek samping, adanya infeksi nosokomial, pasien jatuh dan

kesalahan pengobatan.

Penelitian tentang hubungan antara nursing intellectual capital theory (teori

modal intelektual keperawatan) dengan kualitas pelayanan pada pasien dan

mempertahankan perawat teregistrasi, hasil yang didapatkan adalah modal

intelektual keperawatan berhubungan dengan kualitas pelayanan keperawatan

pada pasien dan berasosiasi dengan rekruitmen dan retensi perawat teregistrasi

(Covell, 2011). Sejalan dengan penelitian ini, penelitian lain dari Kamukama,

Ahiauzu, M. Ntayi (2010), menguji pengaruh interaksi elemen modal intelektual

dan bagaimana modal intelektual mempengaruhi kinerja keuangan di lembaga

keuangan mikro, hasilnya terdapat dampak yang signifikan dari human capital,

Page 35: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

structural capital, dan relational capital terhadap kinerja keuangan di lembaga

keuangan mikro.

Konsep yang dijelaskan dalam nursing intellectual capital theory terdiri dari

2 (dua) komponen yaitu nursing human capital dan nursing structural capital

(Covell, 2011). Nursing human capital (modal manusia keperawatan) terdiri dari

komponen pengetahuan, keterampilan, pengalaman dari perawat yang teregistrasi

(Covell, Sidani, 2013). Kamukama, et.al. (2010) menyatakan bahwa modal

manusia meliputi kompetensi profesional, kompetensi sosial, motivasi dan

kemampuan kepemimpinan. Bontis, Fitz-enz dan Jack (2002) menjelaskan bahwa

terdapat 3 (tiga) komponen yang menggambarkan modal manusia adalah

kepuasan, motivasi dan komitmen. Penelitian dari Yossa dan Zunaidah (2013)

menjelaskan bahwa kemampuan, pembagian tugas dan motivasi secara bersama-

sama mempengaruhi kinerja. Modal manusia keperawatan dalam penelitian ini

adalah pengetahuan, keterampilan, motivasi, komitmen dan clinical judgment.

Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu obyek. Pengetahuan merupakan domain yang sangat

penting dalam pembentukan perilaku seseorang (Notoatmodjo, 2011). Plato dan

Descrates menjelaskan bahwa pengetahuan manusia bersumber dari akal budi atau

rasio. Francis Bacon dan Hobbes berpendapat lain, bahwa sumber pengetahuan

dari pengalaman inderawi. Mereka menyatakan bahwa ide atau konsep manusia

sebenarnya berasal dari pengalaman mereka. Pendapat tersebut di atas

disempurnakan oleh Emmanuel Kant yang mempunyai pendapat bahwa seluruh

ide dan konsep manusia bersifat apriori, sehingga ada kebenaran apriori, tetapi ide

Page 36: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

dan konsep tersebut dapat diaplikasikan apabila ada pengalaman (Supriyanto,

2013). Pengetahuan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pengetahuan

perawat tentang asuhan keperawatan keluarga terdiri dari pengetahuan dalam

melaksanakan pengkajian, perumusan diagnosis keperawatan, perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi. Pengetahuan berhubungan dengan keterampilan

perawat dalam melaksanakan tindakan keperawatan (Lumadi, 2014). Pengetahuan

dan keterampilan perawat akan dapat meningkatkan kinerja apabila memiliki

motivasi yang tinggi dalam bekerja. Hasil penelitian dari Hendarni (2009)

menjelaskan motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja perawat dalam

melaksanakan asuhan keperawatan.

Motivasi adalah karakteristik psikologis manusia yang memberikan

kontribusi pada komitmen seseorang pada tingkat tertentu (Nursalam, 2011).

Motivasi adalah dorongan terhadap serangkaian proses perilaku manusia untuk

mencapai tujuan (Wibowo, 2014). Teori motivasi dari Herzberg menyatakan

bahwa kepuasan dan ketidakpuasan seseorang dipengaruhi oleh dua kelompok

yaitu faktor independen yakni faktor-faktor pendorong orang mendapatkan

kebutuhannya (motivator) dan hygiene factors (faktor kebutuhan dasar manusia,

tidak bersifat memotivasi tetapi kegagalan mendapatkannya dapat menyebabkan

ketidakpuasan). Motivators diantaranya adalah pengakuan, tanggungjawab,

prestasi, peluang untuk maju, dan pekerjaannya sendiri. Hygiene factors adalah

gaji, hubungan antar teman, kondisi tempat kerja, supervisi dan kebijakan

pimpinan (Wibowo, 2014). Ada hubungan antara motivasi dan komitmen kerja

(Fanidia, 2014).

Page 37: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

Komitmen adalah kemauan dan kemampuan untuk menyelaraskan perilaku

dengan kebutuhan dan prioritas organisasi (Soekidjan, 2009). Komitmen juga

berarti mengutamakan kepentingan organisasi dan berusaha untuk berkarya dan

bertahan pada organisasi tersebut (Meyer dan Allen, 1991, dalam Soekidjan,

2009). Komitmen dipengaruhi oleh faktor personal, situasional dan posisi. Faktor

personal terdiri dari tipe kepribadian, usia, pendidikan, jenis kelamin, status

perkawinan, dan masa kerja. Faktor situasional terdiri dari value tempat kerja,

keadilan dan dukungan organisasi, dan karakteristik pekerjaan. Faktor posisi

dipengaruhi oleh masa kerja dan tingkat pendidikan (Dyne dan Graham, 2005,

dalam Muchlas, 2008). Meyer dan Allen (1991 dalam Soekidjan, 2009) membagi

komitmen organisasi menjadi tiga macam atas dasar sumbernya :

1. Affective commitment, merupakan jenis komitmen yang berkaitan dengan

keinginan secara emosional terikat dengan organisasi. Mampu megidentifikasi

keterlibatan dalam organisasi berdasarkan atas nilai-nilai yang sama.

2. Continuance commitment, komitmen berdasarkan kesadaran biaya yang akan

ditanggung jika tidak bergabung dengan organisasi. Komitmen pada jenis ini

didasari pula tidak adanya alternatif lain.

3. Normative commitment, merupakan komitmen berdasarkan perasaan untuk

tetap bekerja karena merasa hutang budi dan terjadi internalisasi norma-norma.

Komponen nursing human capital berikutnya adalah keputusan klinis

(Clinical judgment). Komponen ini merupakan pengembangan dari peneliti yang

Page 38: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

berkaitan dengan modal manusia di keperawatan. Definisi Clinical judgment

adalah sebagai berikut :

“Clinical judgment is the process by which the nurse decides on data to be

collected about client makes an interpretation of the data, arrives at a nursing

diagnosis and identifies appropriate nursing actions, this involves problem

solving, decision making and critical thingking”(Medical dictionary, 2009).

Penilaian dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk membuat

keputusan logis/rasional dan menentukan apakah suatu tindakan yang akan

dilakukan benar atau salah. Sedangkan kata klinis, berkaitan dengan tempat

perawatan; didasarkan pada observasi dan perawatan klien yang sebenarnya, yang

dibedakan antara konsep teori dan eksperimental; dan terdiri atas tanda-tanda

klinis dari suatu masalah kesehatan. Penilaian klinis merupakan suatu proses

dimana perawat menetapkan keadaan klien berdasarkan data-data yang telah

dikumpulkan, kemudian membuat interpretasi data, dan diakhiri dengan

penetapan diagnosis keperawatan. Setelah diagnosis keperawatan dirumuskan,

perawat mengidentifikasi tindakan keperawatan yang tepat. Hal ini termasuk

proses pemecahan masalah, pengambilan keputusan, dan berfikir kritis (Margot

P., 2008; Thompson dkk, 2013).

Komponen yang kedua dari modal intelektual keperawatan adalah nursing

structural capital (modal struktural keperawatan). Modal struktural adalah modal

pengetahuan yang telah dikonversi keinformasi yang ada dalam struktur

organisasi, sistem, dan database. Contoh modal struktural termasuk perangkat

lunak, paten, dan merek dagang (Stewart,1997 dalam Covell, 2011).

Page 39: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

Modal struktural dalam keperawatan adalah sumber daya struktural yang

mengandung pengetahuan keperawatan. Modal struktural digunakan untuk

mendukung perawat dalam penerapan pengetahuan dan keterampilan dalam

pemberian perawatan pasien (Covell, 2011). Modal ini dioperasionalkan dalam

bentuk ketersediaan pedoman praktek untuk pencegahan efek samping dan

tindakan keperawatan, contohnya adalah pedoman praktek, peta perawatan, sistem

informasi, dan teknologi informasi seperti perangkat yang digunakan untuk tujuan

diagnostik (misalnya glucometers darah, telemetri) dan perangkat portabel

komputerisasi (misalnya laptop, iPad) yang digunakan untuk memperoleh data

dasar dan informasi disaat memberikan perawatan (Doran & Mylopoulos, 2008

dalam Covell, 2011). Modal struktural keperawatan dalam penelitian ini adalah,

buku pedoman pelaksanaan pelayanan keperawatan keluarga dari Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa Timur, standar prosedur operasional tindakan

keperawatan dan format asuhan keperawatan keluarga. Buku pedoman praktik

keperawatan keluarga berisi tentang acuan pengelolaan dan penyelenggaraan

pelayanan keperawatan keluarga, acuan dalam pembinaan, pengawasan, evaluasi

terhadap pelayanan keperawatan keluarga yang diberikan, acuan dalam

mengembangkan jejaring kerja yang dapat menunjang pelaksanaan pelayanan

keperawatan keluarga serta acuan dalam sistem pencatatan dan pelaporan pada

pelayanan keperawatan keluarga (Dinkes Prov. Jawa Timur, 2011). Pedoman ini

berlaku untuk seluruh perawat Puskesmas di Jawa Timur.

Standart Operating Procedure (SOP) merupakan Suatu perangkat

instruksi/langkah yang dibakukan untuk menyelesaikan suatu proses kerja rutin

Page 40: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

tertentu. SOP memberikan langkah-langkah yang benar berdasarkan konsensus

bersama untuk melaksanakan berbagai kegiatan dan fungsi pelayanan. Tujuan dari

SOP diantaranya adalah agar perawat dapat menjaga konsistensi dan tingkat

kinerja, memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari perawat,

menghindari malpraktik, dan menghindari kegagalan/kesalahan, keraguan,

duplikasi dan inefisiensi (Sailendra, Annie, 2015).

Sub variabel ketiga dari modal struktural keperawatan dalam penelitian ini

adalah format asuhan keperawatan keluarga. Format dokumentasi asuhan

keperawatan keluarga ini dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan. Format

asuhan keperawatan keluarga merupakan panduan bagi perawat dalam melakukan

pengkajian atau pengumpulan data baik pada klien maupun keluarga. Selain untuk

pengkajian data, kolom yang tersedia pada format adalah kolom diagnosis

keperawatan keluarga, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

Komponen ketiga dari modal intelektual adalah relational capital (modal

hubungan) belum dikembangkan di keperawatan. Modal hubungan merupakan

pengetahuan yang terkandung dalam hubungan organisasi dengan para pemangku

kepentingan internal dan eksternal dipengaruhi oleh manusia serta struktur modal

organisasi (Bontis,Fitz-en, 2002). Definisi lain dari modal hubungan adalah nilai

hubungan kerjasama organisasi dengan lingkungannya.

Modal hubungan terdiri dari hubungan kerjasama organisasi secara internal

dan eksternal. Konsep modal hubungan berkonsentrasi pada pengembangan

hubungan organisasi dengan lingkungan ekternalnya. Hubungan kerjasama yang

dimaksud adalah kerjasama yang bermanfaat untuk bisnis (Navaro et.al., 2008).

Page 41: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

Penelitian dari Navaro, et.al. (2008) menjelaskan bahwa relational capital

berkonsentrasi pada pengembangan hubungan organisasi dengan lingkungan

ekternalnya. Hasil penelitian lain menjelaskan relational capital ini dipengaruhi

oleh human capital dan structural capital dalam melaksanakan pelayanan

keperawatan di unit rumah sakit di rumah (Hospital in Home Unit). Sejalan

dengan hasil penelitian tersebut, Bontis, Fitz-Enz dan Jack, (2002) menjelaskan

bahwa human capital dan structural capital mempengaruhi relational capital.

Relational capital merupakan unsur penting dalam pengembangan kualitas

sumber daya manusia dan meningkatkan kinerja tiap karyawan dalam suatu

perusahaan. Hubungan yang dibangun antara perawat, klien dan keluarga serta

sistem pendukung pelayanan keperawatan lainnya merupakan unsur penting

dalam meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan keluarga. Hubungan antara

perawat dengan klien dipengaruhi oleh rasa saling percaya, memahami hak

masing-masing, peka terhadap kondisi fisik klien dan ketidakberdayaan,

memahami kondisi psikologis klien sehingga perawat mampu bersikap sabar,

memahami perbedaan nilai antar pribadi sehingga tidak menimbulkan konflik.

Faktor fisik dapat mempengaruhi komunikasi verbal dan non verbal antara

klien dan perawat. Komunikasi verbal (verbal communication) adalah bentuk

komunikasi yang disampaikan komunikator kepada komunikan dengan cara

tertulis (written) atau lisan (oral). Komunikasi verbal menempati porsi besar,

karena ide-ide, pemikiran atau keputusan, lebih mudah disampaikan secara verbal

daripada non verbal. Komunikan (baik klien maupun perawat) dapat lebih mudah

memahami pesan-pesan yang disampaikan (Potter & Perry, 2009).

Page 42: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

Faktor psikologis diprediksi mempengaruhi komunikasi. Perry & Potter,

(2009) menjelaskan faktor psikologis dipengaruhi oleh nilai dan emosi. Nilai

adalah standar yang mempengaruhi perilaku. Klien perlu mengetahui dan

mengklarifikasi nilai yang dimiliki sehingga dapat membuat keputusan dan

interaksi yang tepat dengan perawat. Emosi merupakan perasaan subyektif

terhadap suatu kejadian. Emosi seperti marah, sedih, senang dapat mempengaruhi

klien dalam berkomunikasi dengan perawat. Perawat perlu mengkaji emosi klien

dengan benar, sehingga mampu memilih waktu yang tepat untuk berkomunikasi

dengan klien.

Griffin & Mc Keever (2000) menjelaskan bahwa hubungan antara perawat dan

keluarga ada 4 (empat) tipe yang berbeda tetapi saling berhubungan, yaitu :

Hubungan antara perawat dan pengasuh (helper), hubungan antara pekerja-

pekerja, hubungan antara manajer dan pekerja, dan hubungan antara perawat dan

pasien. Penjelasan dari keempat tipe tersebut adalah sebagai berikut:

1. Nurse-helper relationship

Hubungan antara perawat dan pembantu. Perawat berperan sebagai

perawat, dan keluarga berperan sebagai pembantu perawat. Perawat menyediakan

dan mengkoordinasikan seluruh perawatan yang dibutuhkan, sementara keluarga

mengambil peran mendukung tindakan perawat. Hubungan antara perawat dan

keluarga saling mendukung dan bekerjasama. Keluarga percaya dengan perawat

dalam hal pemberian perawatan.

Page 43: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

2. Worker-worker relationship

Jenis hubungan memerlukan negosiasi antara perawat dan keluarga yang

berpusat pada keluarga pemberi perawatan. Negosiasi diperlukan karena perawat

dan keluarga mempunyai posisi yang sama yaitu sebagai sebagai pekerja. Hampir

75% dari pengasuh keluarga bekerjasama sepenuhnya dengan perawat dalam

mempelajari keterampilan baru. Keluarga sebagai pengasuh yang diberikan

keterampilan mengeluh takut, kewalahan, atau marah karena tugasnya terlalu

sulit. Pada tipe ini sering terjadi konflik karena peran yang membingungkan dari

perawat sebagai pekerja dan keluarga pengasuh juga sebagai pekerja.

3. Manager- worker relationship

Hubungan pada tipe ini perawat sebagai manajer, keluarga sebagai pekerja.

Perawat secara bertahap mengalihkan perawatan pada pengasuh mereka yang

sebenarnya, pentingnya pemantauan pengasuh keluarga dalam hal strategi koping

dan kompetensi ditingkatkan. Keluarga sebagai pengasuh telah menerima

peningkatan kemampuan dalam melakukan pelayanan keperawatan pada anggota

keluarganya yang sakit, namun tidak semua keluarga merasa puas dengan tipe

hubungan ini. Keluarga merasa bingung dan sedih karena waktu mereka untuk

bertemu perawat berkurang. Perawat berusaha untuk menetapkan batas peran

mereka tetapi keberhasilannya minimal.

4. Nurse-patient relationship

Tipe ini perawat sebagai perawat dan keluarga pemberi pelayanan sebagai

pasien. Keluarga dipandang sebagai orang yang memerlukan perawatan seperti

pasien yang mengalami penyakit kronis. Keluarga mencatat semua bantuan

Page 44: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

pelayanan yang diberikan pada anggota keluarganya sebagai penyebab kelelahan

fisik dan emosi, isolasi sosial dan ketegangan.Tujuan dari intervensi keperawatan

yang ditujukan pada keluarga adalah mengurangi ketergantungan keluarga kepada

perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan. Tipe ini hampir sama seperti

manager-worker. Ketika perawat memposisikan keluarga sebagai pekerja atau

sebagai pasien tidak ada keluhan dari keluarga, karena keluarga akan mendapat

keterampilan baru sehingga mampu memberikan pelayanan keperawatan pada

anggota keluarganya yang sakit.

Selain hubungan perawat dengan keluarga, menurut Gittel, et.al. (2013)

menjelaskan bahwa kolaborasi interpersonal antara pasien, keluarga, komunitas,

dan tenaga profesional pemberi layanan akan meningkatkan kualitas perawatan

yang diberikan. Hubungan koordinasi yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dapat

meningkatkan keterampilan sehingga mampu mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Kolaborasi perawat dengan dokter, ahli gizi dan tim kesehatan lain

mendukung pelayanan keperawatan yang berkualitas pada individu, keluarga dan

komunitas.

Kerjasama antara perawat dengan berbagai profesi (interprofessional

collaboration) dapat meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan dan

mengurangi dampak kesalahan medis (Naylor, 2011; Johnson, 2011).

Interprofessional collaboration dapat meningkatkan sumberdaya manusia dan

memberikan informasi yang adekuat. Penggunaan pengetahuan, keterampilan dan

pengalaman mereka dalam melaksanakan praktik akan mendukung proses

pengambilan keputusan (Naylor, 2011). Hasil penelitian menjelaskan bahwa

Page 45: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

interprofessional collaboration dapat meningkatkan kualitas pelayanan

keperawatan pada pasien kritis. Kolaborasi ini terjadi transisi dari rumah sakit

ke rumah (Naylor, 2011). Kerjasama antar tenaga professional di bidang

kesehatan akan meningkatkan manfaat yang diperoleh pasien dan keluarga.

Kerjasama dan hubungan koordinasi antar profesional meliputi shared goals,

shared knowledge dan mutual respect (Gittel et.al., 2013). Johnson (2011)

menyatakan bahwa rekomendasi untuk kolaborasi interprofesional ke depan

adalah memperhatikan nilai dan etika praktek dari masing-masing profesi,

kepekaan terhadap pasien di pusat kesehatan, memperhatikan keragaman budaya

dan perbedaan antar tim, memperhatikan peran yang unik dan tanggungjawab

antar tim, komunikasi dengan pasien, keluarga dan komunitas serta tim kesehatan

yang lain, bekerja efektif dalam berbagai peran.

Interprofessional collaboration dalam pelayanan keperawatan keluarga

terutama pada kasus hipertensi adalah kolaborasi antara perawat, dokter dan ahli

gizi yang ada di Puskesmas. Kolaborasi perawat dengan dokter terkait dengan

terapi medis yang diberikan pada klien. Kolaborasi dengan ahli gizi berkaitan

dengan perencanaan diet hipertensi.

2.1.4 Proposisi dan Kerangka Konsep Nursing Intellectual Capital

Konsep dan proposisi nursing intellectual capital dengan mengembangkan

dua komponen yaitu nursing human capital dan nursing structural capital dalam

meningkatkan pelayanan keperawatan dijelaskan pada tabel di bawah ini:

Page 46: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

Tabel 2.1.Konsep dan Proposisi Teori Intellectual Capital dalam Bisnis

dan Keperawatan (Covell, 2011)

Intellectual Capital Theory Nursing Intellectual Capital Theory

Intellectual capital adalah

pengorganisasian pengetahuan yang

diterjemahkan ke dalam kinerja bisnis

(Bontis, 1999)

Intellectual capital keperawatan adalah

pengetahuan keperawatan yang

diterjemahkan ke dalam pelayanan

keperawatan dan kinerja organisasi

Kinerja bisnis memberikan keuntungan

pada organisasi dan mempertahankan

orang-orang kunci (Bontis &Fitz-enz,

2002)

Kinerja keperawatan meningkatkan hasil

pada pasien yang berhubungan dengan

kualitas perawatan seperti pengurangan

efek samping adanya infeksi nosokomial,

pasien jatuh dan kesalahan pengobatan.

Kinerja organisasi meningkatkan hasil

organisasi, seperti hasil yang berhubungan

dengan biaya yang terkait dengan

perekrutan dan retensi perawat teregistrasi

berpengetahuan dan berpengalaman

(misalnya jam orientasi yang lebih rendah,

omset perawat teregistrasi, lowongan,

rekrutmen yang lebih tinggi dan retensi

perawat).

Modal manusia adalah pengetahuan,

keterampilan, dan pengalaman karyawan

(Edvinsson & Malone, 1997).

Modal manusia keperawatan adalah

pengetahuan, keterampilan dan pengalaman

perawat teregistrasi (McGillis Hall, 2003).

Hal ini tercermin dalam:

a. persiapan akademik

b. status sertifikasi khusus

c. Jam pendidikan berkelanjutan yang

dihadiri

d. Pengalaman profesional

e. Pengalaman khusus klinis

Modal struktural adalah pengetahuan

organisasi yang ada dalam organisasi

pengajuan, database, dan rutinitas

(Edvinsson & Malone, 1997). Modal

struktural mendukung penggunaan sumber

daya manusia organisasi (Bontis, 2002).

Modal struktural keperawatana adalah

sumber daya struktural yang mengandung

pengetahuan keperawatan dan digunakan

untuk mendukung perawat teregistrasi

dalam penerapan pengetahuan dan

keterampilan dalam pemberian perawatan

pasien. Hal ini dioperasionalkan pada:

a. Ketersediaan pedoman praktek, peta

perawatan, dan protokol

b. Teknologi informasi untuk tujuan

diagnostik (misalnya glucometers,

telemetri)

Page 47: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

Intellectual Capital Theory Nursing Intellectual Capital Theory

c. Perangkat komputerisasi portabel yang

digunakan untuk memperoleh informasi

berbasis bukti (misalnya laptop, iPad,

dan lain-lain).

Investasi sumber daya manusia adalah

investasi oleh organisasi dalam

pengembangan pengetahuan dan

keterampilan karyawan melalui pelatihan

dan pengembangan inisiatif (Bontis & Fitz-

enz, 2002).

Dukungan dari pemilik modal untuk

melanjutkan pengembangan profesional

perawat adalah investasi oleh organisasi

dalam pengembangan pengetahuan dan

keterampilan perawat teregistrasi melalui

kegiatan pengembangan profesional

lanjutan.

Hal ini dapat dijelaskan dalam strategi

berikut:

a. Bantuan keuangan dari organisasi untuk

menghadiri kegiatan pengembangan

profesional lanjutan

b. Diberikan biaya untuk melaksanakan

studi

c. Ketersediaan staf pengganti perawat

teregistrasi ketika meninggalkan unit

kerja untuk belajar

d. Ketersediaan pendidik klinis atau

konsultan untuk membantu perawat

teregistrasi dalam mengambil keputusan

klinis, pengembangan pengetahuan dan

keterampilan

Deplesi modal manusia adalah hilangnya

karyawan dengan pengetahuan dan

keterampilan yang bernilai bagi organisasi

(Bontis & Fitz-enz, 2002).

Perawat staf adalah ketersediaan perawat

teregistrasi yang memiliki pengetahuan,

keterampilan dan pengalaman yang

kompeten dalam memenuhi kebutuhan

perawatan pasien di unit (ANA, 2002). Hal

ini dioperasionalkan menjadi:

a. Jam per pasien per hari

b. Keterampilan yang dilaksanakan

c. Rasio perawat : pasien

Kerangka konsep teori nursing intellectual capital adalah sebagai berikut :

Quality of Patient Care Out comes Nurse Staffing Nursing Human

Capital

Page 48: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

Gambar 2.1 Middle Range Nursing Intellectual Capital Theory (Covell, 2011).

2.1.5 Implikasi Nursing Intellectual Capital

Implikasi teori intellectual capital keperawatan pada penelitian adalah

peningkatan kontribusi pelayanan keperawatan kepada pasien melalui kegiatan

penelitian. Pengetahuan keperawatan merupakan aset yang tidak berwujud

sehingga sebagian besar penelitian diarahkan pada penelitian modal intelektual.

Penelitian yang sudah dilakukan di bidang bisnis seperti perusahaan Fortune 500,

dilaporkan tentang persepsi modal intelektual tidak secara langsung mengukur

pengetahuan dalam organisasi. Pendekatan ini digunakan oleh Rondeau et al.

(2009), penelitian yang dilakukan menggunakan kuesioner modal intelektual

melalui survei persepsi karyawan tentang pengaruh investasi organisasi modal

manusia pada perawat yang bekerja sukarela di rumah sakit. Penelitian dilakukan

untuk menyelidiki persepsi individu yang cenderung mengalami bias pelaporan,

berpotensi menghasilkan perbedaan terlalu tinggi dari hubungan antara konsep

(Covell, Sidani, 2013).

Penelitian yang dilakukan oleh Covell dan Sidani (2013) berusaha untuk

mengukur modal intelektual yang sebenarnya tersedia dalam rumah sakit dengan

menggunakan data dari rumah sakit dan database departemen. Peneliti dibatasi

Recruitment and retention outcome

Employee support

For nurse CPD Nursing

Structural Capital

Page 49: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

oleh jenis data yang tersedia dalam rumah sakit yang berpartisipasi dalam

penelitian. Covell dan Sidani (2013) menemukan bahwa beberapa tindakan

keperawatan tidak berdasarkan konsep dengan baik. Perlu pemikiran untuk

memodifikasi kuesioner modal intelektual yang ada sehingga dapat

mencerminkan teori modal intelektual keperawatan. Kuesioner yang telah direvisi

dapat digunakan untuk melakukan studi perbandingan validitas dari dua jenis data

yaitu jawaban kuesioner terhadap indikator yang relevan dan dari database rumah

sakit. Hal ini dilakukan untuk mengidentifikasi metode yang paling akurat dan

layak untuk mengukur modal intelektual dalam organisasi pelayanan

keperawatan. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk mengeksplorasi

kontribusi keperawatan modal intelektual dalam mengukur hasil pelayanan

keperawatan yang sensitif seperti risiko pasien jatuh dan manajemen gejala.

Implikasi teori intellectual capital keperawatan untuk praktek akan

berpengaruh pada pelayanan keperawatan yang diberikan. Kombinasi indikator

modal manusia mempengaruhi kualitas perawatan pasien yang lebih baik dan

mempertahankan perawat teregistrasi. Manajer perawat dapat mempertimbangkan

dan mempertahankan staf keperawatan yang terdiri dari perawat teregistrasi,

sertifikasi khusus dan berpengalaman. Manajer perawat dapat mencapai tujuan ini

dalam beberapa cara, pertama, untuk meningkatkan persiapan akademik pada staf,

manajer perawat dapat menyesuaikan praktik perekrutan dengan memasukkan

proporsi yang lebih besar dari sarjana muda untuk disiapkan menjadi perawat

teregistrasi, mengganti biaya dari perawat teregistrasi berkaitan dengan kemajuan

pendidikan akademis mereka, dan membuat upaya untuk mempertahankan

Page 50: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

perawat teregistrasi. Temuan dari penelitian yang diuji, dipilih proposisi teori

modal intelektual keperawatan yang menunjukkan bahwa unit dengan modal

manusia lebih tinggi dan memiliki kualitas yang lebih baik untuk perawatan

pasien dapat mengurangi efek samping.

2.1.6 Analisis Kelebihan dan Kekurangan Nursing Intellectual Capital

Kelebihan dari teori nursing intellectual capital adalah membahas tentang

kinerja perawat dalam meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan yang

dipengaruhi oleh komponen dari perawat dan sarana yang dibutuhkan dimana

semuanya bersumber dari pengetahuan. Kelemahan dari teori ini belum

menjelaskan tentang bagaimana interaksi antara komponen modal manusia dan

struktural dalam meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan. Teori nursing

intellectual capital juga tidak memasukkan komponen modal hubungan

(relational capital) sebagai komponen yang mempengaruhi kualitas pelayanan

keperawatan. Pengembangan dari teori nursing intellectual capital dalam

penelitian ini adalah menambahkan komponen relational capital dalam

keperawatan sebagai salah satu faktor yang dapat meningkatkan kinerja perawat.

2.2 Teori Goal Attainment

Imogene King (1981) mengembangkan “Theory of Goal Attainment” (teori

pencapaian tujuan). Pengembangan teori ini diawali dengan studi literatur dalam

keperawatan, ilmu-ilmu perilaku terapan, diskusi dengan beberapa teman sejawat

Page 51: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

dan menghadiri beberapa konferensi serta alasan-alasan induktif dan deduktif dari

beberapa pemikiran kritis. Informasi yang dikumpulkan tersebut kemudian

diformulasikan kedalam suatu kerangka kerja konseptual (Conceptual

Framework) pada tahun 1981 (Gonzalo, 2011).

2.2.1 Asumsi Teori Goal Attainment

King berasumsi dasar terhadap kerangka kerja konseptualnya, bahwa manusia

seutuhnya (human being) sebagai sistem terbuka yang secara konsisten

berinteraksi dengan lingkungannya. Asumsi lain bahwa keperawatan berfokus

pada interaksi manusia dengan lingkungannya dan tujuan keperawatan adalah

untuk membantu individu dan kelompok dalam memelihara kesehatannya.

Derivat asumsi tersebut lebih spesifik terhadap interaksi perawat-klien terdiri dari:

1. Persepsi perawat dan klien mempengaruhi proses interaksi.

2. Tujuan, kebutuhan dan nilai dari perawat serta klien mempengaruhi proses

interaksi.

3. Individu mempunyai hak untuk mengetahui tentang dirinya sendiri.

4. Individu mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan

yang mempengaruhi kehidupan dan kesehatan mereka serta pelayanan

kesehatan masyarakat.

5. Profesional kesehatan mempunyai tanggung jawab terhadap pertukaran

informasi sehingga membantu individu dalam membuat keputusan tentang

pelayanan kesehatannya.

Page 52: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

6. Individu mempunyai hak untuk menerima atau menolak pelayanan kesehatan.

7. Tujuan profesional kesehatan dan penerima pelayanan kesehatan dapat

berbeda.

Human being mempunyai tiga dasar kebutuhan kesehatan yaitu :

1. Kebutuhan informasi kesehatan yang dapat digunakan pada saat dibutuhkan.

2. Kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan bertujuan untuk pencegahan

penyakit. Pelayanan kesehatan dibutuhkan ketika individu tidak mampu untuk

membantu dirinya sendiri.

3. Perawat dalam posisinya, membantu apa yang mereka ketahui dan pikirkan,

bagaimana mereka merasakan dan bagaimana mereka melakukan kegiatan

untuk memelihara kesehatannya.

2.2.2 Kerangka Konsep Teori Goal Attainment

King mengemukakan dalam kerangka konsepnya, hampir setiap konsep

yang dimiliki oleh perawat dapat digunakan dalam asuhan keperawatan.

Kerangka Konsep Imogene King :

Page 53: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

Berdasarkan gambar diatas dapat dijelaskan bahwa perawat dan klien yang

Perawat sebagai personal dipengaruhi oleh persepsi kemudian muncul

pertimbangan untuk melakukan aksi. Klien sebagai personal dipengaruhi pula

oleh persepsi yang dimiliki kemudian muncul pertimbangan untuk melakukan

suatu aksi. Aksi dari perawat maupun klien bereaksi ketika klien mengalami

masalah kesehatan dan perawat sebagai tenaga profesional membantu

menyelesaikan masalah. Reaksi tersebut menjadi suatu interaksi dimana pada saat

terjadi interaksi inilah perawat dan klien menetapkan berbagai kegiatan untuk

mencapai tujuan. Interaksi akan terjadi transaksi ketika perawat dan klien

melakukan tindakan untuk merubah perilaku. Keperawatan menurut King

merupakan proses interaksi antara perawat dan klien dengan melibatkan proses

interpersonal dari tindakan, reaksi dan interaksi yang dipengaruhi oleh persepsi

(King, 1981 dalam Alligood, M.R., 2014).

NURSE

PATIENT

PERSEPTION

ACTION

JUDGMENT

REACTION

INTERACTION TRANSACTION

PERSEPTION

JUDGMENT

ACTION

FEED BACK

FEED BACK

Gambar 2.2 : Kerangka Konsep “ Human Interaction” King (1981dalam

Alligood, M.R., 2014)

Page 54: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

Kerangka kerja konseptual (Conceptual Framework) dari Imogene King

terdiri dari tiga sistem interaksi yang dikenal dengan dynamic interacting systems,

meliputi: Personal systems, interpersonal systems dan social systems.

Interpersonal systems merupakan elemen utama dari teori pencapaian tujuan dari

King, dimana dua orang (perawat-klien) yang tidak saling mengenal berada

bersama-sama di organisasi pelayanan kesehatan untuk saling membantu dalam

mempertahankan status kesehatan sesuai dengan peran dan fungsinya.

Interpersonal systems antara perawat-klien terjadi interaksi dalam suatu area

dengan intensitas yang sangat menentukan dalam menetapkan dan mencapai

tujuan keperawatan.

Kerangka konsep dynamic interacting adalah sebagai berikut :

Gambar 2.3: Kerangka Konsep Dinamic Interacting System

dari King (1981dalam Alligood, M.R., 2014)

)

Page 55: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

2.2.3 Konsep Interaksi Manusia Menurut Imogene King

King menjelaskan pengertian interaksi adalah sebagai suatu proses dari

persepsi dan komunikasi antara individu dengan individu, individu dengan

kelompok, individu dengan lingkungan yang dimanifestasikan sebagai perilaku

verbal dan non verbal dalam mencapai tujuan (Alligood, M.R., 2014). Arti

interaksi dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah hal saling melakukan

aksi, berhubungan, saling mempengaruhi antara orang perseorangan, antara

perseorangan dan kelompok, dan antara kelompok dan kelompok.

King (1990 dalam Gonzalo, 2011) menyatakan bahwa setiap individu

adalah sistem personal (sistem terbuka). Konsep yang relevan dari sistem personal

adalah persepsi, diri, pertumbuhan dan perkembangan, citra tubuh, dan waktu.

1. Sistem Personal

King menjelaskan bahwa setiap individu adalah sistem personal (sistem

terbuka). Sistem personal pada manusia dapat dijelaskan dengan konsep yang

relevan yaitu persepsi (perception), diri (self), pertumbuhan dan perkembangan

(growth & development), citra diri (body image), ruang (space), waktu (time).

a. Persepsi (perception)

Persepsi adalah gambaran seseorang tentang objek, orang dan kejadian-

kejadian. Persepsi berbeda dari satu orang ke orang lain dan hal ini tergantung

dari pengalaman masa lalu, latar belakang, pengetahuan dan status emosi.

Page 56: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

Karakteristik persepsi adalah universal atau dialami oleh semua, selektif untuk

semua orang, dan subyektif atau personal (King, 1981 dalam Alligood, M.A,

2014).

b. Diri (self)

King menjelaskan bahwa diri adalah gabungan dari pikiran dan perasaan

yang merupakan kesadaran seseorang tentang siapa dan apa dia. Diri antara

lain, sistem ide, sikap, nilai-nilai, dan komitmen. Diri adalah total lingkungan

subyektif seseorang. Diri merupakan dunia batin seseorang yang dibedakan

dari dunia luar. Diri adalah individu ketika kita mengatakan "AKU" (King,

1981 dalam Alligood, M.A, 2014).

c. Pertumbuhan dan perkembangan (growth and development)

Pertumbuhan dan perkembangan dapat didefinisikan sebagai proses

seluruh kehidupan seseorang dimana dia bergerak dari potensial mencapai

aktualisasi diri.Tumbuh kembang meliputi perubahan sel, molekul dan perilaku

manusia. Perubahan terjadi dengan cara yang tertib, dapat diprediksi walaupun

individu itu bervariasi. Perubahan juga dapat dipengaruhi oleh fungsi genetik,

pengalaman yang berarti dan memuaskan.

d. Citra diri (body image)

King mendefinisikan citra tubuh sebagai cara orang memahami tubuh

seseorang dan reaksi orang lain untuk penampilan seseorang.

e. Ruang (space)

Page 57: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

Ruang yang dimaksud adalah ruang yang ada di semua arah, ada dimana-

mana dan didefinisikan oleh area fisik yang dikenal sebagai "wilayah" sesuai

dengan perilakunya.

f. Waktu (time)

King mendefinisikan waktu sebagai “Durasi antara satu peristiwa dan

peristiwa lainnya sebagai hal unik yang dialami oleh setiap manusia, dan

berhubungan satu peristiwa ke peristiwa”.

2. Sistem Interpersonal

King menjelaskan sistem interpersonal terbentuk oleh interaksi

antar manusia. Interaksi antar dua orang disebut dyad, tiga orang disebut

triad, dan empat orang disebut group. Konsep yang relevan dengan sistem

interpersonal adalah interaksi, komunikasi, transaksi, peran dan stres.

a. Interaksi

“Interaction is a process of perception and communication between person

and environment and between person and person represented by verbal and

non verbal behaviors that are goal-directed” (King, 1986 dalam Gonzalo,

2011).

Interaksi didefinisikan sebagai proses persepsi dan komunikasi antara orang

dan lingkungan, orang dan orang yang ditunjukkan oleh perilaku verbal dan

non verbal yang diarahkan pada tujuan.

b. Komunikasi

King mendefinisikan komunikasi sebagai proses dimana informasi yang

diberikan dari satu orang ke orang lain baik langsung maupun tidak langsung,

misalnya melalui telepon, televisi atau tulisan. Ciri-ciri komunikasi adalah

Page 58: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

verbal, non verbal, situasional, perseptual, transaksional, tidak dapat diubah,

bergerak maju dalam waktu, personal, dan dinamis. Komunikasi dapat

dilakukan secara lisan maupun tertulis dalam menyampaikan ide-ide satu orang

ke orang lain. Aspek perilaku non verbal yang sangat penting adalah sentuhan.

Aspek lain dari perilaku adalah jarak, postur, ekspresi wajah, penampilan fisik

dan gerakan tubuh.

c. Transaksi

“Transaction is a process of interactions in which human beings

communicate with the environment to achieve goals that are valued;

transactions are goal-directed human behaviors”(King, 1986 dalam Gonzalo,

2011).

Pengertian transaksi adalah proses interaksi di mana manusia

berkomunikasi dengan lingkungan untuk mencapai tujuan yang bernilai.

Transaksi perilaku manusia diarahkan pada tujuan. Ciri-ciri transaksi adalah

unik, karena setiap individu mempunyai realitas personal berdasarkan persepsi

mereka.

d. Peran

Peran melibatkan sesuatu yang timbal balik dimana seseorang pada suatu

saat sebagai pemberi dan disaat yang lain sebagai penerima. Tiga elemen utama

peran yaitu, perilaku yang diharapkan pada orang yang menduduki posisi di

sistem sosial, prosedur atau aturan yang ditentukan oleh hak dan kewajiban

yang berhubungan dengan prosedur atau organisasi, dan hubungan antara dua

orang atau lebih berinteraksi untuk mencapai tujuan pada situasi khusus.

e. Stres

Page 59: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

Definisi stres menurut King adalah suatu keadaan yang dinamis

dimanapun manusia berinteraksi dengan lingkungannya untuk memelihara

keseimbangan pertumbuhan, perkembangan dan perbuatan yang melibatkan

pertukaran energi dan informsi antara seseorang dengan lingkungannya untuk

mengatur stressor. Stres adalah suatu yang dinamis pada sistem terbuka secara

terus menerus terjadi pertukaran dengan lingkungan, intensitasnya bervariasi,

pada dimensi temporal-spatial yang dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu,

individual, personal, dan subyektif.

3. Sistem Sosial

King mendefinisikan sistem sosial sebagai sistem pembatas peran

organisasi sosial, perilaku, dan praktik yang dikembangkan untuk memelihara

nilai-nilai dan mekanisme pengaturan antara praktik dan aturan (Alligood, M.A,

2014). Konsep yang relevan dengan sistem sosial adalah organisasi, otoritas,

kekuasaan, status dan pengambilan keputusan.

a. Organisasi

Organisasi mempunyai ciri struktur posisi yang berurutan dan aktifitas

yang berhubungan dengan pengaturan formal dan informal pada seseorang dan

kelompok untuk mencapai tujuan personal atau organisasi.

b. Otoritas

King mendefinisikan otoritas atau wewenang adalah bahwa wewenang itu

aktif, proses transaksi yang timbal balik dimana latar belakang, persepsi, nilai-

Page 60: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

nilai dari pemegang mempengaruhi definisi, validasi dan penerimaan posisi di

dalam organisasi serta berhubungan dengan wewenang.

c. Kekuasaan

Kekuasaan adalah kemampuan untuk menggunakan sumber daya dalam

organisasi untuk mencapai tujuan. Kekuasaan adalah proses dimana satu atau

lebih orang mempengaruhi orang lain dalam suatu situasi. Kekuasaan

merupakan kapasitas atau kemampuan seseorang atau kelompok untuk

mencapai tujuan, terjadi disemua aspek kehidupan dan setiap orang memiliki

potensi daya ditentukan oleh sumber daya individu dan kekuatan lingkungan

yang dihadapi. Kekuatan sosial yang dapat memelihara masyarakat.

d. Pembuatan keputusan

Pembuatan keputusan merupakan proses dinamis dan sistematis

dimana pilihan diarahkan pada tujuan yang dibuat dan ditindaklanjuti oleh

individu atau kelompok untuk mencapai tujuan.

e. Status

Status adalah posisi individu dalam kelompok dan hubungannya dengan

kelompok lain dalam sebuah organisasi. Status mengenali hak-hak istimewa,

tugas-tugas dan kewajiban.

2.2.4 Analisis Teori

Page 61: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

Ketiga sistem interaksi dari King membentuk hubungan interpersonal

antara perawat dan pasien/klien. Hubungan perawat dan klien merupakan sarana

dalam pemberian asuhan keperawatan, di mana proses interpersonal dinamis yang

ditampilkan oleh perawat dan klien dipengaruhi oleh perilaku masing-masing.

Penelitian dari Riggio, Shelby (2000) menyatakan bahwa dimensi personal dan

keterampilan komunikasi berhubungan dengan kinerja Perawat. Perawat

memanfaatkan komunikasi untuk membantu klien dalam menciptakan dan

mempertahankan adaptasi positif terhadap lingkungan (King, 1981 dalam

Alligood, M.R., 2014). Penelitian dari Gunther (2001) menjelaskan bahwa

interaksi antara perawat dan klien mempengaruhi kualitas pelayanan keperawatan.

Sistem personal perawat terdiri dari empati, kesadaran diri dan persepsi yang

adekuat, sistem interpersonal dan sistem sosial mempengaruhi proses

pengambilan keputusan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan perawat dan

klien.

Penelitian dari Wibrata, D.A. et.al. (2014) menjelaskan bahwa kinerja

Perawat dipengaruhi oleh faktor personal, afeksi dan interaksi. Model konseptual

King dapat digunakan pula untuk menjelaskan hubungan antara orang tua,

keluarga, anak dan kesehatan. King menekankan pada interaksi antara lingkungan

dan kesehatan yang berfokus pada praktik dan penelitian keperawatan (Frey,

2003).

2.2.5 Makna Teori

King mendefinisikan teorinya sebagai serangkaian konsep yang saling

berhubungan dengan jelas dan dapat diamati dalam praktek keperawatan. Teori ini

Page 62: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

membangun tubuh ilmu pengetahuan keperawatan (body of knowledge) yang

diperkuat oleh dua metode:

1. Teori keperawatan dari Imogene King dapat dikembangkan dan diuji melalui

riset.

2. Prosedur lain dapat juga digunakan dengan menelusuri ulang pengembangan

sembilan konsep utama teori of goal attainment.

Manfaat dari teori ini adalah:

1. Berkontribusi pada pengembangan tubuh ilmu pengetahuan keperawatan.

2. Sebagai bahan rujukan dalam memperbaiki praktek keperawatan.

3. Dapat dimanfaatkan oleh pelajar, guru, peneliti dan praktisi untuk

menganalisa dan mengidentifikasi kejadian dalam situasi keperawatan yang

spesifik.

4. Sebagai pendekatan untuk seleksi dan pemilihan konsep yang dijadikan dasar

praktek keperawatan profesional.

Kelebihan teori human interaction dalam pencapaian tujuan dapat

menjelaskan atau memprediksi sebagian besar fenomena dalam keperawatan dan

menyesuaikan pada setiap perubahan, sosial, ekonomi dan politik, karena sistem

ini terbuka dan dinamis. Teori ini cukup adekuat dan logis karena beberapa

variabel yang mendukung konsep berdasarkan hasil penelitian. Teori ini

mempunyai keterbatasan khususnya pada penerapan asuhan keperawatan klien

yang tidak mampu berinteraksi dengan perawat, contohnya: kondisi koma, dan

bayi baru lahir ( Wibrata, D.A., et.al, 2014).

Page 63: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

2.3 Teori Family Centered Nursing

Family Centered Nursing (FCN) atau keperawatan yang berpusat pada

keluarga didasarkan pada perspektif bahwa keluarga adalah unit dasar untuk

perawatan individu dari anggota keluarga dan unit yang lebih luas. Keluarga

didefiniskan sebagai perspektif sistem yaitu sebuah sistem sosial kecil yang

terbuka dan terdiri atas suatu rangkaian yang saling bergantung serta dipengaruhi

oleh struktur internal dan lingkungan eksternalnya (Friedman, et.al, 2003).

Definisi keluarga dari perspektif tradisional menurut U.S Bureau of the Cesus

dalam Friedman, et.al (2003) menjelaskan keluarga adalah terdiri dari individu

yang bergabung bersama oleh ikatan pernikahan, darah atau adopsi dan tinggal

dalam satu rumah tangga yang sama. UU No. 10 tahun 1992 menjelaskan bahwa

keluarga adalah unit terkecil di masyarakat, terdiri dari suami istri, atau suami

istri dan anak, atau ayah ibu dan anak. Konteks pembangunan Indonesia tujuan

keluarga adalah menciptakan keluarga yang bahagia dan sejahtera. Keluarga

sejahtera dalam Undang-Undang disebut sebagai keluarga yang dibentuk

berdasarkan atas perkawinan yang sah dan mampu memenuhi kebutuhan hidup

spiritual dan material, bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, memiliki

hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antar anggota dan dengan

masyarakat. Definisi keluarga dalam penelitian ini adalah kumpulan individu yang

tinggal dalam satu rumah karena ikatan perkawinan, pertalian darah dan adopsi

serta dipengaruhi oleh lingkungannya.

Penerapan asuhan keperawatan keluarga dengan pendekatan family-

centered nursing menggunakan Friedman Model. Pengkajian dengan model ini

Page 64: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

melihat keluarga sebagai subsistem dari masyarakat dengan mempertimbangkan

faktor sosial, ekonomi, politik dan budaya ketika melakukan pengkajian dan

perencanaan, implementasi, dan evaluasi perawatan pada anak dan keluarga

(Friedman, et.al, 2003).

Keluarga merupakan entry point dalam pemberian pelayanan kesehatan di

masyarakat, untuk menentukan risiko gangguan akibat pengaruh gaya hidup dan

lingkungan. Potensi dan keterlibatan keluarga menjadi makin besar, ketika salah

satu anggota keluarganya memerlukan bantuan terus menerus karena masalah

kesehatannya bersifat kronik, seperti misalnya pada penderita pasca stroke.

Praktek keperawatan yang berpusat pada keluarga (family-centered nursing),

didasarkan pada perspektif bahwa keluarga unit dasar untuk keperawatan individu

dari anggota keluarga. Proses keperawatan keluarga meliputi: pengkajian,

diagnosis keperawatan, intervensi, implementasi, dan evaluasi.

1. Asuhan keperawatan keluarga difokuskan pada peningkatan kesehatan seluruh

anggota keluarga. Upaya ini dilakukan melalui perbaikan dinamika hubungan

internal keluarga, struktur dan fungsi keluarga yang terdiri dari efeksi,

sosialisasi, reproduksi, ekonomi dan perawatan kesehatan bagi anggota

keluarga.Tujuannya agar mampu merawat anggota keluarga yang sakit,

mencegah terjadinya penularan penyakit pada anggota keluarga yang lain, dan

adanya interdependensi antar anggota keluarga sebagai suatu system, serta

meningkatkan hubungan keluarga dengan lingkungannya (Friedman et.al,

2003).

Page 65: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

Tujuan dari asuhan keperawatan keluarga memandirikan keluarga dalam

melakukan pemeliharaan kesehatan para anggotanya. Keluarga melakukan

5 (lima) tugas kesehatan keluarga, diantaranya yaitu: mampu mengenal

masalah kesehatan, mampu memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi

keluarga, mampu merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan

kesehatan, mampu mempertahankan suasana di rumah yang sehat atau

memodifikasi lingkungan untuk menjamin kesehatan anggota keluarga; mampu

memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi keluarga

(Maglaya S.A., 2009). Hasil penelitian menjelaskan bahwa peran perawat di

keluarga dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan merubah perilaku

keluarga (Reni Z., Agrina, Herlina, 2012).

Keluarga merupakan suatu sistem, dimana jika salah satu anggota keluarga

bermasalah akan mempengaruh sistem anggota keluarga yang lain, begitupun

sebaliknya. Masalah individu dalam keluarga diselesaikan melalui intervensi

keluarga dengan melibatkan secara aktif anggota keluarga lain (Maglaya S.A.,

2009). Keluarga sehat terbentuk dari hasil interaksi internal dan pertukaran

antara keluarga dan lingkungannya sehingga terjadi keseimbangan dalam

keluarga (Wright & Leahey, 2000 dalam Friedman, et.al., 2003).

2. Keluarga menjadi salah satu sentral dalam perawatan, dengan alasan:

a) Keluarga sebagai sumber dalam perawatan kesehatan; b) Masalah kesehatan

individu akan berpengaruh pada anggota keluarga yang lainnya; c) Keluarga

merupakan tempat berlangsungnya komunikasi individu sepanjang hayat,

sekaligus menjadi harapan bagi setiap anggotanya; d) Penemuan kasus suatu

Page 66: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

penyakit sering diawali dari keluarga; e) Anggota keluarga lebih mudah

menerima suatu informasi, jika informasi tersebut didukung oleh anggota

keluarga lainnya; f) keluarga merupakan support system bagi individu

(Friedman, et.al., 2003).

Pendekatan yang dilakukan dalam asuhan keperawatan keluarga adalah

proses keperawatan, yang terdiri dari pengkajian individu dan keluarga,

perumusan diagnosis keperawatan, penyusunan rencana asuhan keperawatan,

pelaksanaan dan evaluasi dari tindakan yang telah dilaksanakan (Friedman

et.al, 2003).

a. Pengkajian

Pengkajian adalah suatu kegiatan perawat untuk mendapatkan informasi

anggota keluarga yang dibinanya secara terus-menerus. Penekanan pada

pengkajian model Friedman adalah kerangka struktur-fungsi keluarga, teori

perkembangan dan teori sistem. Pengkajian model ini memungkinkan perawat

mengkaji sistem keluarga secara keseluruhan sebagai unit dari masyarakat.

Asumsi yang mendasari model pengkajian keluarga ini adalah :1) Keluarga

sebagai sistem sosial yang mempunyai fungsi; 2) Keluarga adalah kelompok

kecil dari masyarakat; 3) Keluarga sebagai sistem sosial mempunyai fungsi

menghantarkan individu bermasyarakat; 4) Individu akan bertindak sesuai

dengan norma dan nilai yang dipelajari dalam sosialisasi dalam keluarga.

Data yang dikaji pada model family centered nursing ini adalah

1) Data Sosial Budaya

Page 67: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

Data sosial budaya yang perlu dikaji adalah: Latar belakang budaya

keluarga, bahasa di rumah yang digunakan, asal daerah, aktivitas agama, sosial,

dan budaya, kebiasaan diet dan berpakaian tradisional, agama keluarga,

pekerjaan, pendidikan, pendapatan, siapa pencari nafkah, siapa yang memberi

bantuan memenuhi kebutuhan, berapa pendapatan keluarga, bagaimana

keluarga mengatur keuangan (pengeluaran, tabungan).

2) Data Lingkungan

Data lingkungan yang dikaji adalah lingkungan dalam dan luar rumah,

karakteristik tetangga dan komunitas dan fasilitas umum, dan mobilitas

geografis keluarga, data perkumpulan keluarga dan interaksi dengan

masyarakat, sistem pendukung keluarga.

3) Struktur keluarga

Struktur keluarga menunjukkan cara pengaturan keluarga, pengaturan unit-

unit dalam keluarga dan bagaimana unit-unit saling mempengaruhi (Friedman

et.al, 2003). Data struktur keluarga adalah pola komunikasi terdiri dari

observasi penggunaan komunikasi antar anggota keluarga, bagaimana anggota

keluarga menjadi pendengar, jelas dalam menyampaikan pendapat dan

perasaannya selama berkomunikasi dan berinteraksi. Berapa sering terjadi

emosi karena penyampaian pesan, bagaimana tipe emosi keluarga negatif,

positif atau keduanya. Data berikutnya yang dikaji adalah peran formal dan

informal dalam keluarga.

Peran formal terdiri dari provider, pengurus rumah tangga, pengasuh anak,

rekreasional, peran pertemanan (memelihara hubungan dengan keluarga pihak

Page 68: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

ayah dan ibu), peran terapeutik (memenuhi kebutuhan afektif pasangan), peran

seksual. Sedangkan peran informal bersifat implisit, sering tidak tampak dan

diharapkan dapat memenuhi kebutuhan emosional anggota keluarga (Satir,

1969 dalam Friedman, et.al, 2003).

Peran informal terdiri dari peran pendorong adalah peran dalam hal

memuji, menyetujui, dan menerima kontribusi orang lain; penyelaras adalah

peran dalam menengahi perbedaan yang ada diantara anggota keluarga;

inisiator-kontributor adalah peran dalam menyarankan atau mengusulkan ide

atau perubahan; negosiator adalah peran untuk menawarkan jalan tengah pada

pihak yang berkonflik; dominator adalah peran untuk memperkuat kewenangan

dengan memanipulasi kelompok atau anggota tertentu; pengikut adalah peran

yang lebih cenderung untuk menerima ide secara pasif, sebagai pendengar

dalam diskusi; pencari pengakuan adalah peran untuk mencoba denga cara

apapun yang mungkin untuk mencari perhatian terhadap diri dan keinginan;

sahabat adalah peran sebagai teman bermain keluarga yang memperturutkan

diri sendiri dan memperbolehkan perilaku anggota keluarga tanpa

mempertimbangkan akibatnya.

4) Nilai-nilai keluarga

Nilai keluarga didefinisikan sebagai suatu sistem ide, perilaku, keyakinan

tentang nilai suatu hal atau konsep secara sadar maupun tidak sadar mengikat

anggota keluarga karena pengaruh kebudayaan (Parad & Kaplan, 1965 dalam

Page 69: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

Friedman, et.al, 2003). Data nilai keluarga yang dikaji adalah siapa yang

berperan dalam mencari nafkah, kemajuan dan penguasaan lingkungan, orientasi

masa depan, kegemaran keluarga, keluarga sebagai pelindung dan kesehatan bagi

keluarga, apakah ada kesesuaian antara nilai-nilai keluarga dan nilai subsistem

keluarga, bagaimana pentingnya nilai-nilai keluarga secara sadar atau tidak,

apakah ada konflik nilai yang menonjol dalam keluarga itu sendiri, bagaimana

nilai-nilai mempengaruhi kesehatan keluarga.

5) Fungsi Keluarga

Friedman, et.al (2003) menjelaskan bahwa fungsi keluarga adalah sebagai

berikut:

a) Fungsi afektif, meliputi persepsi keluarga tentang pemenuhan kebutuhan-

kebutuhan psikososial anggota keluarga. Fungsi ini keluarga dapat

menjalankan tujuan psikososial yang utama, yaitu membentuk sifat-sifat

kemanusiaan dalam diri mereka, stabilisasi kepribadian dan tingkah laku,

kemampuan menjalin secara lebih akrab dan harga diri. Data yang dikaji adalah

pola kebutuhan keluarga dan responnya; apakah anggota keluarga memberikan

perhatian satu sama lain, bagaimana mereka saling mendukung satu sama

lainnya, apakah anggota keluarga menunjukkan kasih sayang, apakah ada

kedekatan khusus anggota keluarga dengan anggota keluarga lainnya,

bagaimana keluarga menanamkan perasaan kebersamaan dengan anggota

keluarganya.

b) Fungsi sosialisasi dan penempatan sosial

Page 70: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

Sosialisasi dimulai saat lahir dan hanya diakhiri dengan kematian.

Sosialisasi merupakan proses perkembangan atau perubahan yang dialami oleh

seorang individu sebagai hasil dari interaksi sosial dan pembelajaran peran-

peran sosial (Gegas, 1979 dalam Friedman, et.al, 2003). Data yang dikaji

adalah bagaimana keluarga menanamkan disiplin, penghargaan dan hukuman

bagi anggota keluarga, bagaimana keluarga melatih otonomi dan

ketergantungan, memberi dan menerima cinta, latihan perilaku yang sesuai

usia.

c) Fungsi reproduksi, keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan

menambah sumber daya manusia. Data yang dikaji adalah jumlah anak, alat

kontrasepsi dan teknologi reproduksi yang digunakan.

d) Fungsi ekonomi, keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga

secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu

meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Data yang

dikaji adalah jumlah pendapatan keluarga, sumber pendapatan keluarga,

penggunaan sumber pendapatan untuk pemenuhan kebutuhan pangan, sandang

dan papan.

e) Fungsi perawatan kesehatan, menyediakan kebutuhan fisik dan perawatan

kesehatan. Perawatan kesehatan dan praktik-praktik sehat (yang mempengaruhi

status kesehatan anggota keluarga secara individual) merupakan bagian yang

paling relevan dari fungsi perawatan kesehatan. Data yang dikaji adalah

keyakinan dan nilai perilaku keluarga untuk kesehatan terdiri dari: Bagaimana

keluarga menanamkan nilai kesehatan terhadap anggota keluarga, bagaimana

Page 71: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

sumber informasi kesehatan bagi anggota keluarga. Bagaimana keluarga

mengenal masalah kesehatan dari anggota keluarga, persepsi keluarga terhadap

masalah kesehatan anggota keluarga, bagaimana persepsi keluarga terhadap

upaya yang dilakukan untuk menjaga kesehatan. Siapa yang mengambil

keputusan untuk melakukan suatu tindakan apabila anggota keluarga sakit,

bagaimana proses pengambilan keputusan dalam keluarga apabila ada anggota

keluarga yang mengalami masalah kesehatan.

Praktik diet keluarga yang dikaji pada fungsi ini adalah apakah keluarga

mengetahui sumber-sumber makanan bergizi, apakah diet keluarga yang

mengalami masalah kesehatan sudah memadai, siapa yang bertanggungjawab

terhadap perencanaan belanja dan pengolahan makanan, berapa jumlah dan

komposisi makanan yang dikonsumsi oleh keluarga sehari, apakah ada batas

anggaran belanja rumah tangga, bagaimana sikap keluarga terhadap makanan

dan jadual makan. Kebiasaan tidur dan istirahat: Apakah jumlah jam tidur

anggota keluarga sesuai dengan perkembangan, apakah ada jadual tidur tertentu

yang harus diikuti oleh anggota keluarga, fasilitas tidur anggota keluarga. Olah

raga dan latihan: Bagaimana kebiasaan olah raga anggota keluarga, persepsi

keluarga terhadap kebiasaan oleh raga, bagaimana latihan anggota keluarga

yang mengalami masalah kesehatan. Kebiasaan penggunaan obat-obatan dalam

keluarga: apakah ada kebiasaan keluarga mengkonsumsi kopi dan alkohol,

bagaimana kebiasaan minum obat pada anggota keluarga yang mempunyai

masalah kesehatan, apakah keluarga secara teratur menggunakan obat-obatan

Page 72: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

tanpa resep, apakah obat-obatan ditempatkan pada tempat yang aman dan jauh

dari jangkauan anak-anak.

Riwayat kesehatan keluarga perlu dikaji tentang bagaimana kesehatan

keluarga dan anggota keluarga yang lain dalam satu keturunan, apakah ada

penyakit keturunan dalam keluarga. Pelayanan kesehatan yang diterima.

Pelayanan kesehatan yang diterima dari praktisi kesehatan, apakah ada tenaga

kesehatan yang datang bertemu dengan anggota keluarga, apakah pelayanan

kesehatan mudah terjangkau oleh keluarga. Bagaimana perasaan dan persepsi

keluarga terhadap pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan,

bagaimanakah pengalaman keluarga terhadap pelayanan keperawatan

kesehatan yang telah didapatkan. Sumber pembiayaan yang dikaji adalah

bagaimana keluarga membayar pelayanan yang diterima, apakah keluarga

masuk asuransi kesehatan, apakah keluarga mendapat pelayanan kesehatan

gratis (Friedman, et.al, 2003).

6) Koping Keluarga

Koping keluarga adalah upaya pemecahan masalah secara aktif dengan

memanfaatkan sumber daya keluarga yang ada dan mengembangkan perilaku

serta sumber baru yang akan memperkuat unit keluarga dan mengurangi

dampak peristiwa hidup penuh stress (Lazarus, Averill & Opton, 1974;

McCubbin, 1979 dalam Friedman, et.al, 2003). Data yang dikaji untuk stresor

keluarga berkaitan dengan ekonomi dan sosialnya, apakah keluarga dapat

memastikan lama dan kekuatan stresor yang dialami, apakah keluarga dapat

mengatasi stresor dan ketegangan sehari-hari, apakah keluarga mampu

Page 73: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

bertindak berdasarkan penilaian yang obyektif dan realistis terhadap situasi

yang menyebabkan stress, bagaimana keluarga bereaksi terhadap situasi yang

penuh dengan stres, strategi koping bagaimana yang diambil oleh keluarga,

apakah anggota keluarga mempunyai koping yang berbeda-beda.

b. Diagnosis keperawatan

Data yang telah dikumpulkan pada tahap pengkajian, selanjutnya dianalisis dan

dirumuskan diagnosis keperawatan. Diagnosis keperawatan adalah keputusan

klinik tentang respon individu, keluarga dan masyarakat tentang masalah

kesehatan aktual atau potensial, sebagai dasar seleksi intervensi keperawatan

untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan sesuai dengan kewenangan

perawat. Semua diagnosis keperawatan harus didukung oleh data. Data

diartikan sebagai definisi karakteristik. Rumusan diagnosis keperawatan

keluarga ada empat jenis, yaitu aktual, risiko, promosi kesehatan dan sejahtera

(NANDA, 2014). Proses perumusan diagnosis keperawatan keluarga

melibatkan keluarga. Diagnosis keperawatan memberikan dasar dalam

pemilihan intervensi keperawatan untuk mencapai hasil yang diharapkan

(Friedman, et.al, 2003).

c. Perencanaan

Penyusunan rencana keperawatan bekerjasama dengan keluarga. Rencana

keperawatan dikomunikasikan dengan tim kesehatan untuk meningkatkan

pendekatan ketika bekerja dengan keluarga untuk mencapai hasil yang

diharapkan (Friedman, et.al, 2003). Perencanaan keperawatan keluarga terdiri

dari, penetapan tujuan, kriteria hasil yang spesifik, dan rencana tindakan

Page 74: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

keperawatan. Keluarga berhak dan bertanggungjawab untuk membuat

keputusan kesehatan mereka sendiri. Penempatan rencana asuhan keperawatan

keluarga mengikuti pilihan bersama yang dirancang untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan (Friedman, et.al, 2003).

d. Intervensi

Intervensi keperawatan merupakan tindakan yang dilakukan oleh perawat

untuk individu, keluarga dan komunitas dengan tujuan untuk membantu klien,

keluarga dan komunitas meningkatkan atau menyesuaikan kondisi fisik, emosi,

psikososial, spiritual, budaya dan lingkungan (ANA, dalam Friedman et.al,

2003). Robinson (1996, dalam Friedman, et.al, 2003) menjelaskan bahwa

intervensi keperawatan yang dapat membuat suatu perubahan pada keluarga

adalah intervensi yang dapat meningkatkan hubungan antara keluarga dan

perawat. Keluarga dan perawat perlu membentuk kemitraan untuk

meningkatkan kesehatan dan perhatian kepada keluarga.

e. Evaluasi

Evaluasi merupakan proses terus menerus yang terjadi setiap saat yang

didasari atas seberapa efektif intervensi oleh perawat dan keluarga serta tim

lainnya. Keberhasilan ditentukan dengan dengan melihat hasil pada anggota

keluarga (Friedman, et.al, 2003). Proses evaluasi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah menilai keberhasilan tindakan keperawatan keluarga yang

telah dilaksanakan dengan menilai tingkat kemandirian keluarga dalam minum

obat, diet, aktifitas dan istirahat, manajemen stres dan kontrol ke pelayanan

kesehatan.

Page 75: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

Kerangka konsep model family centered nursing adalah sebagai berikut:

Susu

Skema 2.4 Model Family-Centered Nursing (Friedman, et.al, 2003)

2.4 Konsep Kinerja

2.4.1 Pengertian Kinerja

Kinerja berasal dari kata to perform artinya (1) melakukan, menjalankan,

melaksanakan (To do or carry of a execute), (2) memenuhi atau melaksanakan

kewajiban suatu intense atau niat (to discharge of fulfill), (3) melaksanakan atau

menyempurnakan tanggung jawab (to execute or complete an understanding),

(4) melakukan sesuatu yang diharapkan oleh seseorang atau mesin (to do what is

expected of a person, machine) (Supriyanto, 2010).

Pengkajian anggota keluarga

secara individual

Fisik, emosional, sosial dan

spiritual.

Pengkajian terhadap keluarga

Mengidentifikasi data sos-bud, data

lingkungan, struktur dan fungsi, stress

keluarga dan koping strategis

Identifikasi masalah-masalah

keluarga dan individu

Diagnosis keperawatan

Rencana keperawatan

Susun tujuan, identifikasi sumber daya,

definisikan pendekatn alternatif, pilih intervensi

keperawatan, susun prioritas

Intervensi; implementasi rencana

Evaluasi keperawatan

Page 76: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

Kinerja mempunyai makna yang luas, bukan hanya hasil kerja, tetapi

termasuk bagaimana proses pekerjaan berlangsung. Kinerja adalah tentang apa

yang dikerjakan, bagaimana mengerjakannya dan hasil yang dicapai dari

pekerjaan tersebut (Wibowo, 2014). Pendapat tentang kinerja merupakan

cerminan pekerjaan seseorang atau kelompok baik proses maupun hasil yang

dicapai.

2.4.2 Indikator Kinerja

Indikator untuk mengukur kinerja terdiri dari tujuh komponen (Wibowo, 2014) :

1. Tujuan

Tujuan menentukan arah kinerja harus dilakukan untuk mencapai tujuan.Upaya

untuk mencapai tujuan diperlukan kinerja individu, kelompok dan organisasi.

2. Standar

Standar mempunyai arti penting untuk menunjukkan kapan suatu tujuan dapat

diselesaikan. Kinerja seseorang dinilai baik apabila mampu mencapai standar

yang ditentukan atau disepakati bersama.

3. Umpan balik

Umpan balik merupakan masukan untuk mengukur kemajuan kinerja, standar

kinerja dan pencapaian tujuan. Umpan balik menilai kinerja dan hasilnya dapat

digunakan untuk memperbaiki kinerja.

4. Alat atau sarana

Page 77: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

Alat atau sarana merupakan sumber daya penunjang tercapainya tujuan.Tanpa

sarana yang memadai pekerjaan tidak dapat dilakukan dengan baik.

5. Kompetensi

Kompetensi adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang baik pengetahuan

maupun keterampilan untuk menjalankan pekerjaan dan menjadi syarat utama

dalam kinerja. Kompetensi dapat mewujudkan tugas yang berkaitan dengan

tercapainya suatu tujuan.

6. Motif

Motif merupakan pendorong seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan.

Manajer dapat memotivasi karyawan dengan insentif, memberikan pengakuan,

menetapkan tujuan menantang, menetapkan standar yang terjangkau,

memberikan pengakuan, meminta umpan balik, menyediakan sumberdaya yang

diperlukan dan memberikan kebebasan melakukan pekerjaan.

7. Peluang

Peluang diperlukan karyawan untuk menunjukkan prestasi kerjanya. Dua faktor

penyebab kurangnya peluang yang diperoleh karyawan yaitu ketersediaan

waktu dan kemampuan untuk memenuhi syarat.

2.4.3 Klasifikasi Ukuran Kinerja

Ukuran kinerja dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Wibowo, 2014):

1. Produktivitas

Produktivitas berhubungan dengan input dan output dari suatu proses.

Produktivitas dapat diartikan sebagai hubungan antar jumlah output

Page 78: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

dibandingkan dengan sumberdaya yang digunakan dalam menghasilkan

output.

2. Kualitas

Kualitas dapat dinilai secara eksternal dari kepuasan pelanggan atau

penilaian frekuensi penggunaan ulang oleh pelanggan.

3. Ketepatan waktu

Ketepatan waktu dapat diukur dengan hasil produksi yang dapat dicapai,

pada permulaan waktu yang ditetapkan bersamaan koordinasi dengan hasil

produk yang lain dan memaksimalkan waktu yang tersedia untuk kegiatan-

kegiatan lain.

4. Cycle time

Cycle time menunjukkan waktu yang digunakan dari satu proses ke proses

berikutnya.

5. Pemanfaatan sumberdaya

Pemanfaatan sumberdaya merupakan pengukuran terhadap sumberdaya

yang digunakan dalam melakukan suatu proses kerja.

6. Biaya

Ukuran biaya terutama digunakan untuk kalkulasi dasar perunit. Ketepatan

penggunaan biaya dibandingkan dengan alokasi anggaran menunjukkan

efisiensi dari suatu proses kerja.

2.4.4 Perbaikan Kinerja

Perbaikan kinerja hakikatnya merupakan proses transformasi kondisi

kinerja saat ini menuju pada kinerja yang lebih baik dimasa mendatang. Perbaikan

Page 79: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

kinerja dilakukan ketika prestasi kerja yang dicapai tidak seperti yang diharapkan

dan apabila organisasi telah mampu mencapai prestasi kerja yaitu dengan

menetapkan target kuantitatif yang lebih tinggi. Perbaikan kinerja dapat membuka

peluang bagi individu, kelompok dan organisasi untuk mengembangkan diri dan

meningkatkan kinerjanya (Wibowo, 2014).

Rencana perbaikan kinerja dirancang untuk merubah perilaku karyawan.

Upaya untuk melakukan perubahan perilaku diperlukan 5 (lima) persyaratan

sebagai berikut (Wibowo, 2014):

1. Desire (keinginan)

Terdapat keinginan dari karwayan untuk berubah.Tanpa adanya keinginan,

perilaku tidak mungkin berubah.

2. Knowledge and skill (Pengetahuan dan keterampilan)

Karyawan harus tahu apa yang dilakukan dan bagaimana melakukannya.

Pengetahuan dan keterampilan yang baik merupakan faktor pendorong

terjadinya perubahan perilaku.

3. Climate (iklim)

Karyawan harus bekerja dengan iklim yang memberikan kesempatan untuk

melakukan suatu perubahan.

4. Help and support (bantuan dan dukungan)

Karyawan yang telah bersedia merubah perilakunya memerlukan dorongan dan

bantuan. Orang mungkin takut untuk mencoba sesuatu yang baru, sehingga

perlu bantuan dan dukungan. Bantuan dapat berupa pendampingan dari

manajer, pelatihan profesional atau kedua-duanya.

Page 80: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

5. Rewards (Penghargaan)

Seseorang yang dihargai ketika melakukan perubahan cenderung untuk

menetapkan perubahan sebagai perilakunya.

2.5 Asuhan Keperawatan Keluarga

2.5.1 Pengertian

Pengertian pelayanan keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan

profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang

didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan ditujukan kepada individu, keluarga,

kelompok dan masyarakat baik sehat maupun sakit. Pengertian asuhan

keperawatan adalah proses atau rangkaian interaksi perawat dengan klien dan

lingkungannya untuk mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan dan kemandirian

klien dalam merawat dirinya (UU No.38 tahun 2014).

Pengertian asuhan keperawatan keluarga yang tertuang dalam Kepmenkes

RI No.908/Menkes/SK/VII/2010 adalah proses pemberian pelayanan kesehatan

sesuai kebutuhan keluarga dalam lingkup praktik keperawatan. Asuhan

keperawatan keluarga dapat ditujukan pada individu dalam konteks keluarga,

keluarga sebagai satu kesatuan yang utuh, dan keluarga sebagai bagian dari

masyarakat. Asuhan keperawatan keluarga merupakan pelayanan holistik yang

menempatkan keluarga dan komponennya sebagai fokus pelayanan.Upaya ini

juga melibatkan anggota keluarga dalam tahap pengkajian, perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi tindakan keperawatan dengan memobilisasi sumber-

sumber pelayanan kesehatan yang tersedia di keluarga dan sumber-sumber dari

Page 81: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

profesi lain termasuk pemberi pelayanan kesehatan dan sektor lain di komunitas

(Kemenkes R.I., 2010). Integrasi asuhan keperawatan keluarga dengan pelayanan

kesehatan lain di rumah mendukung kebijakan pelayanan kesehatan di masyarakat

sehingga dapat mengatasi masalah kesehatan klien dan keluarganya di rumah.

Pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga memerlukan kerjasama antara

petugas kesehatan dengan klien dan anggota keluarganya, tenaga profesional,

tenaga pembantu pelayanan kesehatan maupun tenaga pendamping (care giver).

Keluarga dan anggotanya harus dilibatkan penuh dalam merencanakan dan

melaksanakan penanggulangan masalahnya. Pelibatan peran serta keluarga

merupakan salah satu aspek yang harus dioptimalkan dalam meningkatkan

kesehatan keluarga. Upaya pelayanan kesehatan yang diberikan mencakup upaya

pelayanan pencegahan primer, sekunder, dan tersier (Kemenkes R.I., 2010).

2.5.2 Tujuan

Tujuan asuhan keperawatan keluarga adalah untuk meningkatkan kualitas

hidup klien dan meningkatkan kontribusi keluarga dalam menunjang kualitas

hidup anggotanya. Keluarga akan mampu memenuhi kebutuhan dasar (biologis,

psikologis, sosiokultural dan spiritual) secara mandiri. Pelaksanaan asuhan

keperawatan keluarga juga dapat meningkatkan kemandirian keluarga dalam

pemeliharaan kesehatan dan perawatan. Sasaran dari asuhan keperawatan keluarga

adalah keluarga sehat, keluarga risiko tinggi, keluarga rawan kesehatan dan

keluarga dengan anggota keluarga yang memerlukan tindak lanjut (Kemenkes

R.I., 2010).

Page 82: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

Asuhan keperawatan keluarga merupakan bagian integral dari pelayanan

kesehatan di masyarakat diharapkan mampu menunjang tercapainya tujuan

pembangunan kesehatan nasional serta mampu berkontribusi dalam mendukung

pelaksanaan kebijakan dibidang kesehatan. Kontribusi asuhan keperawatan

keluarga adalah meningkatkan pengetahuan dan kesadaran keluarga akan

pentingnya kesehatan, peningkatan kemampuan keluarga untuk menolong dirinya

sendiri dalam mengatasi masalah kesehatannya dan mampu berperilaku hidup

bersih dan sehat. Peningkatan kewaspadaan dan kesiapsiagaan keluarga dalam

mengantisipasi risiko dan bahaya yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan

(bencana, wabah penyakit, kegawat-daruratan dan sebagainya) serta peningkatan

dukungan kerjasama lintas program dan lintas sektor dalam meningkatkan

kesehatan keluarga di masyarakat juga merupakan kontribusi dari pelaksanaan

asuhan keperawatan keluarga (Kemenkes R.I., 2010). Asuhan keperawatan

keluarga yang dilaksanakan bertujuan untuk mencapai kemandirian keluarga

dalam mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi.

2.5.3 Strategi Pelaksanaan

Strategi pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga menurut Kemenkes R.I.,

2010 adalah sebagai berikut :

1. Melibatkan semua stakeholder/ peningkatan jejaring kerja.

2. Memobilisasi dan mengelola semua sumber yang tersedia.

3. Mengembangkan dan mengoperasionalkan system informasi kesehatan yang

sesuai.

4. Peningkatan koordinasi lintas program dan lintas sektor.

Page 83: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

5. Pengembangan IPTEK terkait dengan pelayanan keperawatan keluarga.

6. Advokasi pelayanan keperawatan keluarga.

7. Peningkatan kemampuan dan keterampilan petugas : Pengelola, Pelaksana,

Care Giver terkait pelayanan keperawatan keluarga.

8. Penyediaan sarana dan pengembangan juklak, juknis, protap terkait

pelayanan keperawatan kesehatan keluarga.

Pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga membutuhkan kerjasama dengan

klien, keluarga dan tenaga kesehatan lain. Tindakan yang dilakukan mengacu

pada SPO yang berlaku. Jenis tindakan yang dapat dilakukan yaitu tindakan yang

bersifat mandiri maupun tindakan kolaborasi. Tindakan keperawatan yang lazim

dilakukan di keluarga adalah :

1. Melaksanakan kegiatan manajemen kasus mencakup :

a. Pengkajian kebutuhan merencanakan pelayanan

b. Mengkoordinir penyedia pelayanan

c. Monitoring pengawasan dan evaluasi

2. Melaksanakan asuhan keperawatan sesuai kebutuhan keluarga dengan

pendekatan proses keperawatan.

3. Melakukan kegiatan sesuai peran perawat di keluarga :

a. Memberikan pendidikan kesehatan

b. Melakukan kegiatan penemuan kasus dan rujukan kasus

c. Melakukan perawatan luka : tindakan yang dilakukan adalah debridemen

dan irigasi luka, pembalutan luka, pengkajian dan pengambilan kultur

luka, mengajarkan keluarga tentang perawatan luka di rumah.

Page 84: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

d. Memberikan perawatan pada klien dengan gangguan sistem pernapasan :

tindakan yang dilakukan antara lain pengisapan/suction lendir, manajemen

terapi oksigen, manajemen ventilasi mekanik, perawatan tracheostomi.

e. Memberikan perawatan pada klien dengan gangguan eliminasi :

Tindakannya antara lain irigasi dan perawatan kolostomi, mengajarkan

pasien dan pengasuhnya tentang cara menggunakan peralatan seperti

pispot, urinal, perawatan kateter urin, observasi adanya tanda-tanda

infeksi.

f. Memberikan perawatan pada klien dengan gangguan nutrisi :

Tindakannya antara lain memberi makan melalui NGT, Mengajarkan

keluarga tentang cara memberikan makan melalui NGT, Mengkaji status

nutrisi pasien, memberikan petunjuk pelaksanaan diet.

g. Melakukan kegiatan rehabilitasi : Tindakannya mengajarkan

keluarga tentang cara menggunakan alat bantu, melakukan latihan fisik,

ambulasi dan tehnik pemindahan klien.

h. Pelaksanaan Pengobatan : memberi petunjuk dan membimbing pasien dan

keluarganya tentang cara kerja dan efek samping obat, pemberian obat,

dan tindakan jika ada efek samping obat.

i. Kolaborasi pemberian terapi intravena antara lain dengan pengkajian dan

penatalaksanaan hidrasi, pemberian antibiotik, pemberian nutrisi

parenteral, transfusi darah, pemberian analgetik dan kemoterapi.

Page 85: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

2.6 Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan adalah suatu upaya atau kegiatan untuk

menciptakan perilaku masyarakat yang kondusif untuk kesehatan. Artinya,

pendidikan kesehatan berupaya agar masyarakat menyadari bagaimana cara

memelihara kesehatan, menghindari atau mencegah hal-hal yang merugikan

kesehatan dan mencari pengobatan jika sakit (Notoatmodjo, 2011).

2.6.1 Tujuan pendidikan kesehatan

Tujuan pendidikan adalah mengembangkan atau meningkatkan 3 domain

perilaku yaitu kognitif (cognitive domain), afektif (affective domain), dan

psikomotor (psychomotor domain) (Notoatmodjo, 2011).

1. Pengetahuan (knowledge)

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam

membentuk tindakan seseorang (overt behaviour). Pengetahuan yang tercakup

dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan:

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Contohnya menjelaskan tentang tanda dan gejala hipertensi,

ketika klien dan keluarga sudah bisa menjawab pertanyaan tentang tanda

dan gejala hipertensi maka tujuan sudah tercapai.

b. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara

benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi

tersebut secara benar. Contoh : Klien dan keluarga mampu menjelaskan

Page 86: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

kembali tentang pencegahan hipertensi dengan menggunakan kalimatnya

sendiri.

c. Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari pada situasi atau kondisi nyata. Contoh: Klien sudah mampu

menerapkan diit hipertensi dengan benar.

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam struktur

organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. Contonya : Klien dan

keluarga sudah mampu mengidentifikasi gejala apabila terjadi komplikasi

stroke.

2. Praktik atau tindakan (practice)

Praktik ini mempunyai beberapa tingkatan:

a. Persepsi (perception)

Mengenal dan memilih berbagai obyek berhubungan dengan tindakan yang

akan diambil.

b. Respon terpimpin (guided response)

Melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan

contoh.

c. Mekanisme (mechanism)

Seseorang yang telah melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau

sudah menjadi kebiasaan.

Page 87: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

d. Adopsi (adoption)

Adopsi adalah suatu tindakan yang sudah dilakukan dengan baik, mampu

melakukan modifikasi tindakan tanpa mengurangi kebenaran tindakan

tersebut.

4. Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap

suatu stimulus atau obyek. Sikap terdiri dari berbagai tingkatan yaitu:

a. Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan memperhatikan stimulus

yang diberikan (obyek).

b. Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas

yang diberikan.

c. Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah

adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.

d. Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala

resiko merupakan sikap yang paling tinggi.

5. Proses perubahan perilaku

Terdapat 5 tingkatan perubahan perilaku :

a. Prekontemplasi , belum ada niat merubah perilaku.

Page 88: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

b. Kontemplasi.

Individu sadar adanya masalahnya dan secara serius ingin mengubah perilakunya

menjadi lebih sehat, tetapi belum siap berkomitmen untuk berubah.

c. Persiapan : Individu siap berubah dan ingin mencapai tujuan.

d. Tindakan : Individu sudah mulai melakukan perilaku sehat.

e. Pemeliharaan : Individu berusaha mempertahankan perilaku sehat yang telah

dilakukan.

2.7 Konsep Kemandirian

Istilah yang berkaitan dengan kemandirian yaitu independence dan

autonomy (Steinberg, dalam Hendriani, A., 2006). Istilah tersebut memiliki arti

yang sama yakni kemandirian, tetapi secara konseptual kedua istilah tersebut

berbeda. Kemandirian diartikan sebagai kemampuan untuk mengatur dan

menyeleksi tingkah laku, membimbing keputusan serta berani bertanggung jawab

atas keputusannya.

Tiga aspek kemandirian yaitu :

1. Emotional autonomy, tidak bergantung pada orang lain dan mampu membuat

pertimbangan sendiri

2. Behavioral autonomy, perubahan kedekatan emosional, yakni mampu membuat

keputusan berdasarkan pertimbangan sendiri, mencapai keputusan yang bebas,

berfikir semakin abstrak.

Page 89: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

3. Value autonomy, ditandai dengan mengemukakan pendapat benar-salah,

penting dan tidak penting, keyakinan pada prinsip ideologi, keyakinan pada

nilai-nilai sendiri.

Kemampuan dalam mengelola diri sendiri ini ditandai dengan kemampuannya

untuk tidak bergantung kepada dukungan emosional orang lain, mampu

mengambil keputusan secara mandiri dan mampu menerima akibat dari keputusan

secara mandiri, serta memiliki seperangkat prinsip tentang benar dan salah serta

tentang penting dan tidak penting. Substansi kemandirian yaitu kemampuan :

1. Menseleksi, mengatur dan mengelola setiap tindakannya.

2. Mengambil keputusan dan inisiatif untuk mengatasi masalah yang dihadapi.

3. Percaya pada diri dalam mengerjakan tugas-tugasnya.

4. Bertanggungjawab terhadap apa yang dilakukannya.

2.8 Penyakit Hipertensi

Hipertensi adalah keadaan meningkatnya tekanan darah sistolik (TDS) > 140

mmHg dan atau diastolik (TDD) > 90 mmHg (Savitri, 2014).

Tabel 2.2 Klasifikasi Hipertensi Untuk Usia Diatas 18 Tahun menurut JNC

(Joint National Commite)-7

Klasifikasi tekanan darah Tekanan darah sistolik Tekanan darah distolik

Normal

Pra hipertensi

Hipertensi stadium I

Hipertensi stadium II

120 mmHG

120 – 139 mmHg

140 – 159 mmHg

>160 mmHg

80 mmHg

80 – 89 mmHg

90 – 99 mmHg

>100 mmHg

Sumber : JNC-7 dalam Savitri S., 2014

Page 90: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

Penyebab hipertensi dibedakan menjadi dua bagian yaitu hipertensi

esensial/primer dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer adalah jenis hipertensi

yang penyebabnya belum diketahui. Sekitar 90% penderita hipertensi menderita

jenis hipertensi ini. Beberapa penelitian dan pengobatan lebih banyak ditujukan

bagi penderita hipertensi primer. Hipertensi sekunder dapat diketahui antara lain

karena kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar thyroid (hipertyhiroid)

atau penyakit kelenjar adrenal (hiperaldosteronisme) dan diabetes mellitus.

Gejala hipertensi adalah pusing, mudah marah, telinga berdengung,

mimisan (jarang), sulit tidur, sesak nafas, rasa berat di tengkuk, mudah lelah dan

mata berkunang-kunang (Aru W. Sudoyo, 2012).

Perawatan pada penyakit hipertensi adalah sebagai berikut:

a. Manajemen Diet

Pengaturan makan pada klien hipertensi adalah untuk meningkatkan

kualitas hidup dan memperbaiki kesehatan klien. Kondisi tersebut dapat dicapai

apabila perencanaan makan dapat menurunkan tekanan darah, mencapai dan

mempertahankan status gizi dalam batas normal, mencegah dan mengurangi

komplikasi baik akut maupun kronis (Savitri S., 2014).

Pola makan yang dapat menurunkan tekanan darah :

1) Konsumsi kalori sesuai dengan kebutuhan tubuh

Penghitungan jumlah kalori sesuai dengan kebutuhan tubuh per hari adalah

dengan cara rule of the tumb: 25-30 kal/Kg BB (Berat Badan). Apabila

seseorang mempunyai kebiasaan konsumsi makan tinggi kalori, perhitungan

Page 91: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

menggunakan 25 kal/Kg BB, sedangkan bila konsumsi makan sehari-hari tidak

berlebihan, perhitungan menggunakan 30 kal/Kg BB (Savitri S., 2014).

2) Konsumsi natrium dibatasi

Asupan natrium natrium dibatasi sebanyak 2400 mg/hari setara dengan

6 gr/NaCl (garam dapur) + 1 sendok teh.

3) Meningkatkan konsumsi kalium

Asupan kalium yang tinggi dapat menurunkan tekanan darah. Bahan makanan

sumber kalium adalah sayur dan buah. Sesuai dengan anjuran WHO: Konsumsi

sayur dan buah lima porsi atau lebih per hari (Satu porsi sayuran adalah

1 mangkok sayur segar atau setengah mangkok sayur masak. Satu porsi buah

adalah satu potongan sedang atau dua potongan kecil atau satu mangkok buah

irisan (Savitri S., 2014).

4) Konsumsi hasil olahan susu rendah lemak, membatasi asupan lemak jenuh dan

lemak total.

Lemak dapat dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan tingkat kejenuhan

asam lemaknya yaitu asam lemak jenuh/saturated fatty acid (SFA), asam

lemak tak jenuh tunggal/mono unsaturated fatty acid (MUFA) dan asam lemak

tak jenuh ganda /poly unsaturated fatty acid (PUFA). Contoh bahan makanan

yang tinggi SFA nya adalah lemak mentega, lemak daging, minyak kelapa

sawit dan minyak kelapa. MUFA terdapat dalam jenis makanan utamanya

minyak kacang, olive oil, alpukat dan minyak zaitun. PUFA terdapat pada

minyak jagung, minyak kacang dan wijen. Berdasarkan struktur kimianya,

PUFA terdiri dari lemak omega-3 dan omega-6/linoleat yang disebut asam

Page 92: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

lemak esensial. Di dalam tubuh asam lemak lioleat akan diubah menjadi EPA

(eicopentaenoic) dan DHA (docosa-hexaenoic). EPA dan DHA banyak

terdapat pada ikan dan minyak ikan. Berbagai hasil penelitian menjelaskan

bahwa minyak ikan dapat menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik

terutama pada golongan lanjut usia (Savitri S., 2014).

5) Meningkatkan konsumsi bahan antioksidan

Konsumsi bahan antioksidan dapat meningkatkan vasodilatasi pembuluh darah

dengan menghambat pelepasan renin dan norepinefrin. Hasil penelitian Sulasti

dkk, (2010) dan Linda R., (2011) menjelaskan bahwa terjadi penurunan darah

yang bermakna baik sistolik maupun diastolik (p=0,00) setelah pemberian diet

antioksidan. Sumber makanan mengandung antioksidan adalah kacang merah

kecil, kacang merah, buah blueberry, strawberry, blackberry, apel, wortel,

anggur merah, brokoli, kubis, sawi hijau, lobak.

b. Olahraga

Olahraga dapat mengurangi tekanan darah. Tekanan darah ditentukan oleh

dua hal yaitu jumlah darah yang dipompakan jantung per detik dan hambatan

yang dihadapi oleh darah dalam melakukan tugasnya melalui arteri. Latihan

aerobik secara teratur dan sesuai dengan kebutuhan tubuh mencegah hipertensi.

Gerakan yang tepat dalam melakukan olah raga selama 30-45 menit 3-4 kali per

minggu, dapat menurunkan tekanan darah10 mmHg dan menurunkan berat badan

serta mengurangi stress (Savitri, S., 2014). Penelitian lain menjelaskan bahwa

berolahraga dengan senam jantung sehat secara teratur dan terukur mampu

menurunkan tekanan darah sistolik dan distolik pada penderita hipertensi.

Page 93: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

Penurunan tekanan darah sistolik sebesar 2,9 ± 5,9 mmHg dan tekanan darah

diastolik 0,7 ± 3,3 mmHg (I Nyoman S., 2006).

Olah raga dianjurkan untuk memperhatikan aturan. Olah raga

menggunakan tiga tahapan yang saling menunjang, melalui tahap pemanasan yang

dilakukan selama 5-10 menit. Tahap pemanasan diperlukan untuk mempersiapkan

jantung dan paru agar siap bekerja lebih cepat, memperlancar peredaran darah,

meningkatkan suhu tubuh, dan mencegah terjadinya cedera otot serta tulang sendi.

Tahap latihan atau gerakan inti dilakukan sekitar 15-20 menit, dilakukan untuk

memperkuat otot jantung, memperlancar peredaran darah, dan mengontrol

tekanan darah. Latihan pada tahap ini dilakukan sampai berkeringat dan nafas

menjadi cepat tanpa sesak nafas. Tahap terakhir adalah pendinginan selama 5-10

menit. Tahap ini menghentikan latihan secara perlahan-lahan untuk menurunkan

denyut nadi dan mencegah terjadinya pening .

c. Manajemen stres

Manajemen stres adalah kemampuan penggunaan sumber daya (manusia)

secara efektif untuk mengatasi gangguan atau kekacauan mental dan emosional

yang muncul karena tanggapan (respon). Tujuan dari manajemen stres adalah

memperbaiki kualitas hidup individu agar menjadi lebih baik (Dadang H., 2013).

Page 94: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

Manajemen stres terdiri dari beberapa pendekatan (Dadang H., 2013) :

1) Fisik (somatik)

a) Makanan

Mengatur jadual makan dan minum, jumlah kalori sesuai dengan

kebutuhan tubuh. Asupan jumlah kalori sesuai dengan kebutuhan akan

meningkatkan kekebalan tubuh.

b) Tidur

Jadual tidur secara teratur, lama tidur 7-8 jam dalam semalam, atau

paling tidak 4 malam dalam seminggu seseorang tidur dalam jangka waktu

tersebut. Jumlah jam tidur yang kurang akan menurunkan kekebalan

tubuh.

c) Olah raga

Olah raga dilaksanakan secara teratur 30-45 menit perhari. Olah raga

secara teratur akan meningkatkan daya tahan tubuh baik secara fisik

maupun mental.

d) Tidak Merokok

Tidak merokok adalah kebiasaan hidup yang baik bagi kesehatan dan

ketahanan serta kekebalan tubuh.

e) Tidak meminum minuman keras

Dampak dari minuman keras dapat mengakibatkan gangguan mental

dan perilaku. Menghindari minum minuman keras, baik bagi kesehatan

dan ketahan serta kekebalan tubuh.

Page 95: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

f) Berat badan seimbang

Menjaga berat berat badan ideal. Seseorang dengan berat badan

berlebihan atau kurang akan menurunkan kekebalannya terhadap stres.

g) Menjaga pergaulan

Manusia adalah makhluk sosial. Untuk meningkatkan daya tahan dan

kekebalan terhadap stres, hendaknya banyak bergaul.

2) Psikologik

Pendekatan psikologi dalam manajemen stres untuk klien hipertensi adalah

psikoterapi, terdiri dari :

a) Psikoterapi supportif

Memberikan motivasi, semangat dan dorongan agar klien yang sakit

hipertensi percaya diri dan tidak putus asa serta mampu mengatasi stresor

yang sedang dihadapi.

b) Psikoterapi kognitif

Upaya memulihkan fungsi kognitif dengan memberikan pendidikan

kesehatan tentang penyakit hipertensi agar klien mampu berpikir secara

rasional dalam menajalani perawatan hipertensi.

c) Psikoterapi keluarga

Terapi ini dimaksudkan untuk memperbaiki hubungan kekeluargaan, agar

faktor keluarga tidak lagi menjadi faktor penyebab stres.

3) Psikoreligius

Page 96: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

Terapi untuk melakukan kegiatan keagamaan secara teratur dapat

memperoleh ketenangan jiwa sehingga kekebalan dalam menghadapi stresor

meningkat. Berbagai penelitian membuktikan bahwa keimanan seseorang

berhubungan dengan imunitas fisik dan mental.

Stres yang menurun karena dikelola dengan baik akan

mempengauhi neuron nucleus paraventricular hypothalamus (PVN)

menurunkan sintesis corticotropin releasing hormone (CRH) dan arginine

vasopressin (AVP). Penurunan CRH dan AVP akan menghambat hipofisis

anterior untuk mensintesis adrenocorticotropin hormone (ACTH) dan

diikuti penurunan kortisol kelenjar adrenal bagian korteks. Penurunan

kortisol inilah yang akan mempengaruhi peningkatan produksi serotonin

dan endorfin yang menyebabkan perasaan rileks.

d. Pengobatan

Pengobatan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi 2 jenis yaitu

pengobatan non obat (non farmakologis) dan pengobatan dengan obat-obatan

(farmakologis).

1) Pengobatan non farmakologis

Pengobatan non farmakologis yang dapat menunjang pengobatan farma-

kologis diantaranya adalah terapi keperawatan dan terapi komplementer. Terapi

keperawatan yang dapat dilakukan oleh perawat komunitas sebagai upaya untuk

mempercepat penyembuhan atau pengendalian masalah kesehatan pada komunitas

dengan hipertensi. Terapi keperawatan tersebut adalah terapi sentuhan, reiki,

akupresur, dan refleksiologi (Allender, J.A., Rector, C., Warner, D.K.,2010).

Page 97: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

2) Pengobatan farmakologis

Jenis obat antihipertensi adalah sebagai berikut :

a) Diuretik

Obat-obatan jenis diuretik bekerja dengan cara mengeluarkan cairan tubuh

(lewat kencing). Contoh: Hidroklorotiazid.

b) Penghambat Simpatetik

Golongan obat ini bekerja dengan menghambat aktivitas saraf simpatis.

Contoh: Metildopa, Klonidin dan Reserpin.

c) Betabloker

Mekanisme kerja melalui penurunan daya pompa jantung. Jenis betabloker

tidak dianjurkan pada penderita yang telah diketahui mengidap gangguan

pernapasan seperti asma bronkial. Contoh: Metoprolol, Propranolol, Atenolol.

d) Vasodilator

Obat golongan ini bekerja langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi

otot polos (otot pembuluh darah). Contoh : Prasosin, Hidralasin. Efek samping

yang kemungkinan akan terjadi dari pemberian obat ini adalah : sakit kepala

dan pusing.

e) Penghambat ensim konversi Angiotensin

Cara kerja obat golongan ini adalah menghambat pembentukan zat

Angiotensin II (zat yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah).

Contoh obat yang termasuk golongan ini adalah Kaptopril. Efek samping yang

mungkin timbul adalah : batuk kering, pusing, sakit kepala dan lemas.

f) Antagonis kalsium

Page 98: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

Golongan obat ini menurunkan daya pompa jantung dengan cara menghambat

kontraksi jantung (kontraktilitas). Contoh : Nifedipin, Diltiasem, Verapamil.

g) Penghambat Reseptor Angiotensin II

Cara kerja menghalangi penempelan zat Angiotensin II pada reseptornya

sehingga ringannya daya pompa jantung. Contoh: Valsartan (Diovan).

2.9 Hasil Penelitian Terkait

Tabel 2.3 Hasil Penelitian Terkait

Judul Penelitian Teori Hasil Penelitian Kesimpulan

The relationship of

nursing intellectual

capital to the quality of

patient care and the

recruitment and retention

of registered nurses

Penulis :

Christine Lynn Covell

A thesis submitted in

conformity with the

requirements for the

degree of doctor of

philosophy

Faculty of Nursing

Universitas Toronto

@copyright by Christien

L. Covell 2011

Teori

Intellectual

capital

Teori Nursing

intellectual

capital

Kerangka konsep middle

range theory nursing

intellectual capital.

Preposisi teori nursing

intellectual capital

Implikasi untuk teori

Implikasi untuk praktek

Implikasi untuk

administrasi praktek

Implikasi untuk

pengembangan

kebijakan keperawatan

Tujuan dari penelitian

yang telah tercapai

adalah menguji

proposisi dari middle

range theory of

nursing intellectual

capital.

Teori Nursing

intellectual capital

mengusulkan staf

perawat dan dukungan

tenaga untuk perawat

CPD berhubungan

dengan nursing human

capital.

Nursing human capital

berhubungan dengan

kualitas pelayanan

pasien, penerimaan

dan retensi perawat

teregistrasi.

Page 99: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

Judul Penelitian Teori Hasil Penelitian Kesimpulan

Nursing structural

capital berhubungan

dengan kualitas

pelayanan pasien.

Nursing intellectual

capital theory:

Implication and Research

Penulis :

Chiristine L. Covell dan

Souraya Sidani

Jurnal :

The online Journal of

Issues in Nursing Vol. 18

No. 2 tahun 2013

Intellectual

capital theory

Nursing

intellectual

capital theory

Intellectual capital di

keperawatan merupakan

pengetahuan

keperawatan yang

diterjemahkan ke dalam

keperawatan dan kinerja

organisasi

Kinerja keperawatan

berhubungan dengan

kualitas perawatan

pasien seperti

pengurangan efek

samping adanya infeksi

nosokomial, pasien jatuh

dan kesalahan

pengobatan.

Human capital di

keperawatan merupakan

pengetahuan,

keterampilan,

pengalaman dari perawat

yang teregistrasi.

Structural capital di

keperawatan adalah

sumberdaya structural

keperawatan seperti

- Tersedianya pedoman

Nursing intellectual

capital theory

merupakan middle

range theory, terdiri

dari sejumlah konsep

dan proposisi yang

dapat diukur dan diuji

dalam konteks yang

berbeda

Implikasi terhadap

penelitian

Berusaha untuk

mengukur modal

intelektual yang

sebenarnya tersedia

dalam rumah sakit

dengan menggunakan

data dari rumah sakit

berbasis data

departemen, peneliti

dibatasi oleh jenis data

yang tersedia di rumah

sakit

Implikasi terhadap

praktik

Kombinasi nursing

intellectual capital

Page 100: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

Judul Penelitian Teori Hasil Penelitian Kesimpulan

praktik, peta

keperawatan, dan

protocol praktik

- Teknologi Informasi

untuk tujuan

diagnostic

(Glucometer,

telemetry)

- Komputer untuk

mencari data dan

informasi

Relational capital

terdiri dari hubungan

kerjasama internal dan

eksternal

berpengaruh terhadap

kualitas pelayanan

keperawatan yang

lebih baik.

The Effect of Intellectual

Capital Management on

Organizational

Competitive Advantage in

Egyptian Hospitals

Penulis :

Eman Salman Taie

Jurnal :

International Journal of

Business and Social

Science Vol.5 No.2

February 2014

Intellectual

capital

Terdapat dampak positif

pada modal manusia,

struktur dan relasi

dengan competitive

advantage (Kompetitif

yang unggul).

Ada hubungan antara

modal manusia, modal

struktur dan modal relasi

dengnn modal

intelektual

Masing-masing

komponen dalam

intellectual capital

yaitu human capital,

structural capital dan

relational capital

berhubungan

Antecedent Condition for Intellectual Ada pengaruh tipe - Budaya organisasi,

Ukuran organisasi,

Page 101: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

Judul Penelitian Teori Hasil Penelitian Kesimpulan

Leveraging Intellectual

Capital: A Contingency

Perspective

Penulis : Kaveh Asiaei;

Ruzita Jusoh

Jurnal :

International Journal of

Reasearch in Business

and Technology

Vol.4 No.1 February

2014

capital industry, dan ukuran

organisasi dengan

intellectual capital, tidak

ada pengaruh budaya

organisasi dengan

intellectual capital

Hasil uji statistic

mempertimbangkan tipe

industry, dan ukuran

organisasi

mempengaruhi

intellectual capital

dan tipe industry

mempengaruhi

perkembangan

intellectual capital

(modal intelektual)

Kapasitas intelektual

(Intellectual capital)

terdiri dari 4 domain

yaitu modal manusia

(Human capital),

modal structural

(Structural capital),

modal hubungan

(Relational capital),

modal social (Social

capital)

Judul :

Intellectual capital and

performance : testing

interaction effects

Penulis:

Nixon Kamukama

Augustine Ahiauzu

Joseph M. Ntayi

Jurnal:

Journal intellectual capital

Vol. 11 No.4 tahun 2010

pp.554-574

- Intellectual

capital

- Kinerja

Terdapat dampak yang

signifikan dari human

capital, structural

capital, dan relational

capital terhadap kinerja

keuangan

- Human capital terdiri

dari komponen

kompetensi

professional,

kompetensi social,

motivasi karyawan,

kemampuan

kepemimpinan

- Structural capital

digambarkan sebagai

competitive

intellegance, formula,

sistim informasi, hak

paten, kebijakan dan

lain sebagainya

- Relational capital

seperti pemeliharaan

kualitas yang tinggi

dari kerjasama

dengan berbagai

organisasi, individu

atau kelompok yang

berpengaruh terhadap

kinerja perusahaan.

Page 102: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

Judul Penelitian Teori Hasil Penelitian Kesimpulan

@Emerald Group

Publishing Limited

1469-1930

Intellectual capital ROI:

a causal map of human

capital antecedents and

consequens

Penulis :

Nick Bontis

Jac Fitz-enz

Journal of Intellectual

Capital Vol.3 No.3 tahun

2002. Pp.223-247

http://www.emeraldinsigt

h.com/1469-1930.htm

- Intellectual

capital

- Leadership

- Performance

- Managerial

kepemimpinan

merupakan kunci awal

dalam keberhasilan

manajemen

sumberdaya manusia.

- Kepemimpinan yang

efektif bertindak

sebagai stimulan untuk

berbagi pengetahuan

organisasi yang akan

menyelaraskan nilai-

nilai organisasi.

- Manajemen yang

efektif dari modal

intelektual (intellectual

capital) akan

menghasilkan kinerja

yang baik tiap

karyawan. Komponen

human capital dan

structural capital

mempunyai dampak

positif terhadap

relational capital.

- Relational capital

merupakan kunci

faktor yang

menentukan efektivitas

dari efektinya modal

manusia.

- Ada 3 konstruk yang

menggambarkan

secara umum

karyawan dalam

organisasi yaitu

kepuasan karyawan,

komitmen karyawan

dan motivasi

karyawan. Komitmen

karyawan adalah

konstruk yang paling

- Menajemen modal

intelektual merupakan

hal penting dalam

membangun

kredibilitas karyawan.

- Kesulitan dalam

mengatur sumber

daya manusia dapat

diatasi dengan tidak

meremehkan berbagai

metode yang ada.

- Perbedaan pendekatan

dalam pengukuran

dapat dilakukan untuk

mendapatkan

informasi penting

tentang kredibilitas

sumber daya manusia

yang ada

Page 103: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

Judul Penelitian Teori Hasil Penelitian Kesimpulan

penting dalam

memperatahankan

orang-orang kunci di

perusahaan,

pengetahuan dan

kinerja perusahaan.

Judul:

The preservation of

intellectual capital of

nurses working in the

community hospital

Penulis:

Gloria Reidinger

Jurnal :

Olivet Nazarene

university,

[email protected]

http://digitalcommons.oli

vet.edu/edd_diss tahun

2013

- Nursing

Intellectual

capital

Mentoring dapat

meningkatkan percaya

diri dengan model peran

positif dan kerja sama

tim. Mentoring

menghasilkan

keuntungan finansial

karena komitmen dan

retensi perawat.

Kesuksesan dalam

perencanaan merupakan

investasi dari organisasi

dan kesuksesan dari

human capital.

Tidak ada perbedaan

yang signifikan aktifitas

organisasi dan

pendidikan

- Intellectual capital

Terdiri dari 2 (Dua)

faktor yaitu human

capital dan

structural capital

- Analisis dari

produktivitas dalam

keperawatan adalah

berapa jam dalam

memberikan

pelayanan langsung,

keluar masuknya

perawat, perawat

yang tidak masuk,

kesalahan perawat

dan kepuasan pasien.

- Keberhasilan

perencanaan

merupakan proses

identifikasi dan

persiapan individu

yang mempunyai

asumsi positif, dan

posisi staf merupakan

posisi yang penting.

Social support and

health: A Theoritical

formulation derived from

Kings conseptual

framework

Penulis:

Maureen A. Frey

-Kings Theory

-Social

support

- Social support orang

tua berhubungan dengan

kesehatan keluarga

- Social support orang

tua berhubungan dengan

kesehatan anak

- Model konseptual

King dapat digunakan

untuk menjelaskan

hubungan antara

orang tua, keluarga,

anak dan kesehatan.

- King menekankan

pada interaksi antara

lingkungan dan

kesehatan yang

berfokus pada praktik

keperawatan

Page 104: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

Judul Penelitian Teori Hasil Penelitian Kesimpulan

Jurnal :

Nursing Science

Quarterly tahun 2003.p:

138-145

Copy right @ Williams &

Willkins

The influence of nursing

leadership on nurse

performance: a

systematic literature

review

Penulis:

Brady Germain P. &

Cumming G.G (2010)

Journal of nursing

management Vol 14.

Issue 4 pages 425-439,

May 2010

- Kinerja

- Kepemimpin-

an dalam

keperawatan

Review literature

menyarankan bahwa

kinerja perawat mungkin

dapat ditingkatkan

dengan memberikan

otonomi pada perawat,

kerjasama antar perawat,

kepemimpinan dan

organisasi, dan akses

sumber daya.

Peningkatan kinerja

perawat dengan

memberikan otonomi

pada perawat,

kerjasama antar

perawat,

kepemimpinan dan

organisasi dan akses

sumber daya.

The Meaning of High

Quality Nursing Care

Derived From King’s

Interacting System.

Penulis:

Mary Ellen Gunther

A Dissertation for Doctor

Philosophy Degree

University of Tenessee-

Koxville. Tahun 2001

http://trace.tennessee.edu/

Teori

Goal

atainment

Quality

nursing Care

Interaksi interpersonal

merupakan area

tindakan keperawatan

dipengaruhi oleh tingkat

perkembangan dari

sistem pribadi masing-

masing perawat sebagai

karakteristik konseptual

dari sistem sosial yang

lebih besar.

Kualitas pelayanan

keperawatan

dipengaruhi oleh

interaksi perawat dan

Sistem personal yang

terdiri dari empati,

kesadaran diri dan

persepsi merupakan

pedoman komunikasi

selama perawat dan

pasien berinteraksi

bertujuan untuk

pengambilan

keputusan tindakan

dalam mencapai

tujuan (Goal

attainment).

Sistem interpersonal

Page 105: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

Judul Penelitian Teori Hasil Penelitian Kesimpulan

utk_graddiss/2388/

pasien yang kedua-

duanya unik dan

memiliki nilai yang

saling berbagi didalam

interaksi-transaksi untuk

mencapai tujuan.

Teori goal attainment

berbasis bukti dapat

meningkatkan kualitas

pelayanan keperawatan.

dan sosial juga

mempengaruhi proses

pengambilan

keputusan dan

merefleksi nilai-nilai

pasien yang

berpengaruh terhadap

tindakan keperawatan

Judul :

Improving village health

post (Ponkesdes) nurses

performance, which

model should be use?

Penulis :

Dwi Ananto W., Tjipto

Suwandi, Nursalam, Siti

Nur Kholifah, Ferry

Effendi

Jurnal:

Journal of Nursing

Education and Practice

(JNEP),

Vol.4 No. 7. Tahun 2014

-Human

Interaction

Theory

- Health

promotion

theory

Hasil uji statistik

mempertimbangkan 3

(Tiga) faktor yaitu faktor

personal, afeksi dan

interaksi dapat

meningkatkan kinerja.

Model ini sesuai untuk

diterapkan dalam

meningkatkan kinerja

perawat Ponkesdes di

Jawa Timur Indonesia

dalam melaksanakan

program Perawatan

Kesehatan Masyarakat.

Ditemukan model

kinerja baru yang

dikembangkan dari

kombinasi model

health promotion dan

human interaction

theory dengan

beberapa faktor

penguat.

Impact of relational

coordination on job

satisfaction and quality

outcomes: a study of

nursing homes

-Relational

Coordination

-Job

satisfaction

Dampak hubungan

koordinasi dengan

peningkatan kualitas

hidup penduduk

mempunyai hubungan

yang signifikan (r=0,37,

p=0,08),

Model menghasilkan 16

Konsep koordinasi

relasional merupakan

alasan yang paling

relevan untuk

mencapai hasil yang

diinginkan dalam

pengaturan kerja yang

ditandai tingginya

Page 106: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

Judul Penelitian Teori Hasil Penelitian Kesimpulan

Penulis:

Jody Hoffer Gittel

Dana Weinberg

Susan pfefferle

Christine Bishop

Human Resources

Management Journal

Vol.18 No.2 tahun 2008

p:154-170

persen adanya variasi

fasilitas dan 24 persen

antara variasi fasilitas

dan kualitas hidup

penduduk. Perbedaan

jenis kelamin dari

penduduk sedikit

berhubungan dengan

kualitas hidup, dalam

arah yang diharapkan

(r = 0,19, p = 0.052).

Kovariat lainnya tidak

signifikan. Temuan ini

mendukung hipotesis

pertama mengenai

dampak antara

koordinasi relasional

karyawan dengan

kualitas keluaran yang

dihasilkan .

Dampak hubungan

koordinasi terhadap

kepuasan kerja.

Hubungan koordinasi

merupakan prediktor

kepuasan kerja pada

asisten keperawatan.

Koordinasi relasional

secara bermakna

dikaitkan dengan

kepuasan kerja asisten

keperawatan

(r = 0,30, p <0,001).

Model ini menghasilkan

10 persen dalam variasi

fasilitas dan 31 persen

antara variasi fasilitas

dengan kepuasan kerja

tingkat saling

ketergantungan

terhadap tugas,

ketidakpastian dan

waktu dalam

melaksanakan tugas.

Karena kondisi

tersebut hadir di panti

jompo, kami

berpendapat bahwa

koordinasi relasional

dapat mempengaruhi

hasil di panti jompo.

Berdasarkan teori

sebelumnya, kami

berpendapat bahwa

koordinasi relasional

juga mempengaruhi

kepuasan kerja

karyawan dan

bermanfaat untuk

membangun hubungan

positif dengan orang

lain.

Studi juga memiliki

implikasi teoritis yang

penting. Teori sumber

daya manusia sering

berpendapat bahwa

yang penting bagi

karyawan adalah

mencapai kinerja yang

tinggu baik melalui

komitmen, motivasi,

pengetahuan dan

ketrampilan mereka

Page 107: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

Judul Penelitian Teori Hasil Penelitian Kesimpulan

asisten. Pendidikan

asisten keperawatan

sedikit berhubungan

dengan kepuasan kerja

dalam arah yang

diharapkan (r = -0,12,

p = 0,66). Kovariat

lainnya tidak signifikan.

Temuan ini mendukung

hipotesis kedua

mengenai dampak

koordinasi relasional

antar karyawan terhadap

kepuasan kerja

karyawan.

selama melaksanakan

pekerjaan.

Saran berdasarkan

hasil studi ini bahwa

hal yang penting untuk

mencapai kinerja yang

tinggi diperlukan

hubungan antar

karyawan,yang

berpotensi saling

melengkapi, dan

menggunakan

hubungan mereka

untuk lebih efektif

mengkoordinasikan

pekerjaan mereka

antara satu sama lain.

Relationalship between

nurses and family

caregivers: Partners in

care ?

Penulis:

Catherine Ward Griffin

Patricia McKeever

Jurnal:

Advance in nursing

science journal, ed.

March tahun 2000

Realtionship

nurse-family

- Hubungan antara

perawat dan keluarga

pemberi perawatan

lanjut usia di rumah

bersifat dinamis dan

komplek.

- Hubungan antara

perawat dan keluarga

ada 4 tipe yang

berbeda tetapi saling

berhubungan, yaitu :

1. Nurse-helper

relationship

2. Worker-worker

relationship

3. Manager worker

relationship

4. Nurse- patient

relationship

Hubungan antara

perawat sebagai

Tenaga profesional

dengan keluarga

dibentuk berdasarkan

efisiensi secara

ekonomi.

Ada batas yang jelas

antara peran perawat

dan keluarga sebagai

pengasuh baik formal

maupun informal dan

terdapat batas waktu

untuk 4 tipe hubungan

antara perawat dan

keluarga.

Page 108: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL PENELITIAN DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konseptual Penelitian

Kerangka konseptual penelitian disajikan dalam gambar 3.1 berikut:

Nursing structural capital:

1. Pedoman pelayanan

keperawatan keluarga 2. SPO (Standar Prosedur

Operasional)

3. Format dokumentasi

asuhan keperawatan keluarga

Klien:

1. Kondisi fisik

2. Kondisi psikologis

Nursing Human Capital:

1. Pengetahuan

2. Motivasi

3. Komitmen

4. Keputusan klinis

(Clinical judgment)

Keluarga :

1. Struktur keluarga

2. Fungsi keluarga

3. Koping keluarga

89

Nursing Relational capital

1. Interaksi personal perawat

2. Interaksi interpersonal

perawat dengan klien,

keluarga dan perawat lain

3. Kerjasama perawat dengan

tim kesehatan lain

(Interprofessional

collaboration)

Kinerja Perawat

1. Pendidik

an kesehatan

2. Tindakan

keperawatan pada

klien hipertensi

Gambar 1. Kerangka Konsep Pengembangan Model Asuhan Keperawatan Keluarga

Berbasis NRC Terhadap Kemandirian Keluarga dengan Hipertensi

Kemandirian

keluarga:

1. Minum obat

2. Diit hipertensi

3. Aktifitas dan

istirahat

4. Manajemen stres

5. Kontrol ke

pelayanan

kesehatan

Page 109: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

Keterangan :

Proses peningkatan kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan

keperawatan keluarga dipengaruhi oleh nursing relational capital, nursing

structural capital, dan nursing human capital (Reidinger. G.,2013; Covell, 2011;

Diane R. Bridges, et.al, 2011; King, 1981 dalam Tomey, 2006; Youndt, M.A.,

Subramaniam M., & Snell, S.A., 2004). Nursing structural capital terdiri dari

pedoman pelayanan keperawatan keluarga, standar prosedur operasional dan

Format dokumentasi keperawatan (Covell, 2011). Nursing structural capital

mempengaruhi nursing human capital (Bontis, 2002). Nursing structural capital

mempengaruhi nursing relational capital (Eman S.T., 2014). Nursing structural

capital dapat mempengaruhi kinerja perawat (Covell, 2011). Nursing human

capital terdiri dari pengetahuan, keterampilan, motivasi, komitmen dan clinical

judgment (Covell, 2013; Thomson, et.al, 2013; Kamukama, et.al, 2010; Margot

Phaneuf, 2008; Bontis, Fitz-enz, 2002). Nursing human capital dapat

mempengaruhi kinerja perawat (Covell, 2011; Ferris, R.,Kenneth., 2016; Posner

B.,2014; Khasefi Ali, et.al., 2013). Nursing structural capital dan nursing human

capital mempengaruhi nursing relational capital (Kamukama, et.al, 2010; Bontis,

Fitz-enz, 2002; Kholifah, S.N. et.al., 2016).

Nursing relational capital juga dipengaruhi oleh faktor klien dan keluarga

(Frey, 2003; Friedman, et.al., 2003; Griffin & Mc Keever, 2000). Faktor klien

adalah anggota keluarga yang menderita hipertensi terdiri dari kondisi fisik dan

psikologis mempengaruhi proses interaksi (Gunther, 2001). Faktor keluarga terdiri

dari struktur keluarga, fungsi dan koping keluarga berpengaruh terhadap nursing

Page 110: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

relationl capital (Friedman, et.al., 2003; Frey, 2003 Griffin & Mc Keever, 2000).

Nursing relational capital adalah pengembangan dari komponen teori intellectual

capital di keperawatan. Pengembangan teori dengan mengintegrasikan teori of

goal attainment dari King (1981) dalam nursing relational capital yang terdiri

dari interaksi personal, interpersonal dan kerjasa dengan tim kesehatan lain

(Interprofessional collaboration) (Naylor, Mary. D., 2011; King, 1986 dalam

Gonzalo, 2011; Navaro. J.G, Carrion.G, Caro.E.M, Sanchez.M. 2008). Setelah

terjadi interaksi maka akan terjadi transaksi (King, 1986 dalam Gonzalo, 2011;

Ronald E Riggio, Shelby J. Taylor., 2000). Transaksi inilah yang merupakan

bentuk kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan keluarga dengan

hipertensi, berupa pemberian pendidikan kesehatan dan tindakan keperawatan.

Integrasi nursing structural capital, nursing human capital, nursing relational

capital, klien dan keluarga diprediksi menjadi model yang dapat meningkatkan

kinerja perawat (Y1), proses ini dilakukan pada penelitian tahap 1. Model asuhan

keperawatan keluarga berbasis nursing relational capital yang terbentuk pada

penelitian tahap 1 berpengaruh pada peningkatan kemandirian keluarga dengan

hipertensi (Y2). Kemandirian keluarga merupakan outcome dalam penelitian

tahap 2.

3.2 Hipotesis

H1= Ada pengaruh nursing structural capital terhadap nursing human capital.

(Chris A., 2016; Van Paemel, Kathy, 2011; Covell, 2011; Douglas,H.,

2003;Bontis, 2002).

Page 111: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

H2= Ada pengaruh nursing structural capital terhadap nursing relational capital.

(Eman S.T., 2014; Kamukama, et.al., 2010; Bontis Ftz-En., 2002).

H3=Ada pengaruh nursing structural capital terhadap kinerja perawat.

(Kamukama, et.al., 2010; Covell, 2011; Covell, Sidani, 2013).

H4= Ada pengaruh nursing human capital terhadap nursing relational capital.

(Kholifah, S.N, et.al., 2016; Eman S.T., 2014; Covell; Sidani, 2013; Gittel,

et.al, 2013; Thomson, et.al, 2013; Diane R. Bridges, et.al., 2001; Naylor,

Johnson, 2011; Morgot P., 2008).

H5= Ada pengaruh nursing human capital terhadap kinerja perawat.

(Ferris, K., 2016; Kholifah, S.N., et.al., 2016; Posner B.,2014; Kashefi, dkk,

2013; Covell, Sidani, 2013; Thomson, et.al., 2013; Roseanne, CM., Daniel,

J.P., 2012; Covell, 2011; Morgot P., 2008; Nick Bontis, Fitz-enz, 2002).

H6= Ada pengaruh faktor klien terhadap nursing relational capital.

(Perry P., 2009; Frey, 2003).

H7= Ada pengaruh faktor keluarga terhadap nursing relational capital.

(Watkins, Edward, Gastrell, 2003; Frey, 2003; Friedman, Bowden, Jones,

2003; Griffin, Mc Keever, 2000).

H8= Ada pengaruh nursing relational capital terhadap transaksi (kinerja perawat).

(Reidinger. G.,2013; Naylor, Mary. D., 2011; King, 1986 dalam Gonzalo,

2011; Naylor, 2011; Johnson, 2011; Kamukama, et.al, 2010; Navaro et.al.,

2008; Nick Bontis, Fitz-enz, 2002; Gunther, 2001; Riggio, Shelby, 2000).

H9= Ada pengaruh model asuhan keperawatan keluarga berbasis NRC terhadap

kemandirian keluarga dengan hipertensi.

Page 112: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis dan Rancangan Penelitian

4.1.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua tahap, tahap pertama menggunakan metode

observasional analitik. Penelitian observasional adalah pendekatan penelitian

dimana dalam pengumpulan data tanpa dilakukan intervensi pada populasi.

Analitik yang dimaksudkan dalam penelitian ini merupakan penjelasan adanya

pengaruh antar variabel (Supriyanto.S., 2007) yaitu variabel yang berpengaruh

pada kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan keluarga. Tahap

kedua menggunakan penelitian quasy eksperimen untuk melakukan uji coba

model asuhan keperawatan keluarga berbasis NRC terhadap kemandirian keluarga

dengan hipertensi.

4.1.2 Rancangan Penelitian

4.1.2.1 Penelitian Tahap I

Rancangan penelitian tahap pertama menggunakan desain cross sectional,

dimana seluruh variabel diukur dalam waktu yang bersamaan atau menggunakan

pendekatan snapshot (Kuntoro, 2011). Populasi penelitian pada tahap ini adalah

Perawat Puskesmas di wilayah Dinas Kesehatan Kota Surabaya, berpendidikan

minimal D III Keperawatan, status kepegawaiannya adalah PNS. Jumlah populasi

175 orang. Besar sampel menggunakan rule of the thumb dalam SEM,

sebagaimana yang dinyatakan oleh Wijanto (2008) dan Kusnedi (2008) bahwa

penggunaan SEM dengan metode maximum likehood memerlukan sampel

93

Page 113: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

minimal 100-150 responden, atau sebesar lima kali indikator-indikator (Observed

variables) yang ada dalam model. Apabila menggunakan kaidah SEM, besar

sampel 110 responden, dengan hitungan sebagai berikut :

Pengambilan sampel dengan probability sampling. Metode pemilihan

sampel dari suatu populasi dengan menggunakan kaidah-kaidah probabilitas.

Pemilihan sampel tidak dilakukan secara subyektif, dalam arti sampel yang

terpilih tidak didasarkan pada keinginan peneliti, sehingga setiap anggota populasi

memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih sebagai sampel (Kuntoro, 2010).

Teknik pengambilan sampel menggunakan jenis multistage sampling yaitu

pengambilan sampel secara bertahap (Kuntoro, 2010).

Penelitian Tahap pertama ini menggunakan 2 (dua) tahap proses

pengambilan sampel. Tahap pertama, menggunakan simple random sampling

untuk menetapkan sampel dengan memilih secara acak 6 (enam) Puskesmas di

setiap wilayah Surabaya Utara, Barat, Timur, Selatan dan Tengah, sehingga

ditetapkan 30 (tiga puluh) Puskesmas. Jumlah perawat Puskesmas secara

keseluruhan adalah 351 Orang yang terdiri dari 116 orang tenaga kontrak dan 235

Orang pegawai negeri sipil (PNS) dengan pendidikan SPK, D III dan S1

Keperawatan. Perawat yang berpendidikan Diploma III dan S1 Keperawatan

jumlahnya 175 orang. Jumlah responden tiap Puskesmas = 110:30= 3,67 atau

antara 3-4 responden.

Tahap kedua, setiap Puskesmas yang terpilih, dipilih lagi secara acak 3-4

orang perawat yang ditetapkan sebagai sampel penelitian dengan menggunakan

5 X 22 variabel observed = 110 responden

Page 114: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

simple random sampling. Struktur pengambilan sampel sesuai gambar di bawah

ini:

Setelah pengambilan sampel, tahap berikutnya adalah pengumpulan data.

Setelah data terkumpul, kemudian dilakukan pengolahan data dengan langkah-

langkah sebagai berikut : 1) editing, yaitu memeriksa kelengkapan, konsistensi

dan kesesuaian dari data yang telah diperoleh; 2) coding, mengklasifikasi jawaban

berdasarkan kode tertentu; 3) entry data, daftar pertanyaan yang telah dilengkapi

Puskesmas (PKM) di Kota Surabaya

(62 Puskesmas )

Surabaya Barat Surabaya Selatan Surabaya Pusat Surabaya Timur

PKM

M.

PKM

.

PKM PKM

perawat

PKM

.

Surabaya Utara

PKM

PKM

M.

PKM

M.

PKM

M.

PKM

M.

PKM

M.

PKM

M.

PKM

M.

PKM

M.

PKM

M.

PKM

M.

PKM

M.

PKM

M.

PKM

M.

PKM

M.

PKM

M.

PKM

M.

PKM

M.

PKM

M.

PKM

M.

PKM

M.

PKM

M.

PKM

M.

PKM

M.

PKM

M.

perawat perawat perawat

Gambar 4.1 : Struktur Pengambilan Sampel

Page 115: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

dengan pengkodean jawaban, selanjutnya diproses dengan komputer sehingga

siap untuk dianalisis; 4) cleaning, pembersihan data apabila terdapat kesalahan

pada saat entry data.

Analisis data dilakukan secara deskriptif dan inferensial. Analisis data

secara deskriptif untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja

perawat Puskesmas dalam melaksanakan asuhan keperawatan keluarga. Analisis

deskriptif ini dilakukan dengan membuat tabel distribusi frekuensi dan

menghitung frekuensi dan persentase dari aspek yang diukur. Deskripsi setiap

indikator dinyatakan dalam nilai frekuensi. Analisis deskriptif ini dapat

memperoleh gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja perawat

Puskesmas dalam melaksanakan asuhan keperawatan keluarga.

Analisis inferensial digunakan untuk menguji model empiris dan hipotesis

yang diusulkan dalam penelitian ini. Teknik analisis yang digunakan adalah

model persamaan struktural (Structural Equation Modelling-SEM) berbasis

variance atau component based SEM, yang terkenal disebut Partial Least Square

(PLS). PLS memungkinkan pengujian rangkaian hubungan yang relatif

rumit secara simultan. Model analisis jalur semua variabel dalam PLS terdiri atas

tiga rangkaian hubungan, yaitu: 1) Inner model yang menspesifikan hubungan

antar variabel laten (structural model), 2) outer model yang menspesifikasikan

hubungan antara variabel laten dengan indikator (measurement model), dan 3)

weight relation dimana nilai kasus dari variabel laten dapat diestimasi. Tanpa

kehilangan generalisasi, dapat diasumsikan bahwa variabel laten dan indikator di

Page 116: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

skala zero means dan unit variance (nilai stanardize), sehingga parameter lokasi

(konstanta) dapat dihilangkan dalam model (Ghozali, 2008).

PLS menangani model reflektif dan formatif, bahkan konstruk dengan

item (indikator) tunggal (Hair et. al., 2010). Penelitian ini menggunakan model

struktural yang dianalisis memenuhi model rekursif dan semua indikator dari

variabel penelitian yakni: faktor nursing structural capital ( X1), faktor nursing

human capital (X2), faktor klien (X3), faktor keluarga (X4), faktor nursing

relational capital (X5), kinerja perawat (Y1) dan kemandirian keluarga (Y2).

Masing-masing faktor memiliki indikator reflektif.

PLS merupakan metode analisis yang dapat diterapkan pada semua skala

data, tidak membutuhkan banyak asumsi dan ukuran sampelnya tidak harus besar,

direkomendasikan berkisar dari 30-100 kasus (Ghozali, 2008) atau kurang dari 30

observasi (Hair et. al., 2010). Penelitian tahap 1 ini memiliki unit analisis adalah

30 Puskesmas yang ada di wilayah Kota Surabaya, dengan jumlah sampel

110 perawat yang memenuhi syarat untuk pengujian dengan PLS.

Perancangan model berbasis teori, hasil penelitian empiris, analogi,

normatif dan rasional. Fokusnya adalah mendapatkan model prediktif yang

merupakan hubungan antar variabel yang sebelumnya tidak diketahui, berguna

untuk maksud eksplorasi (Hair et. al., 2010; Ghozali, 2008). Penegasan Secara

rinci analisis inferensial ditampilkan pada gambar di bawah ini:

Page 117: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

Gambar 4.2 Kerangka Analisis Model Asuhan keperawatan Berbasis Nursing

Relational Capital (NRC).

Keterangan :

X1= Nursing structural capital

X2= Nursing human capital

X3= Faktor klien

X4= Faktor keluarga

X5= Nursing relational capital

Y1= Kinerja Perawat

X5

X3

X4

X1 X2

Y1

Page 118: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

4.1.2.2 Penelitian Tahap II

Penelitian tahap kedua adalah melakukan uji coba model asuhan keperawatan

keluarga berbasis NRC pada perawat Puskesmas yang terpilih. Uji coba

dilakukan setelah modul tersusun dan perawat sudah diberikan pelatihan tentang

model yang akan diujicobakan kepada keluarga dengan hipertensi.

Sampel pada penelitian tahap kedua adalah keluarga dengan anggota keluarga

menderita hipertensi tanpa komplikasi. Kriteria sampel memiliki minimal 2 (dua)

anggota keluarga, penghasilan keluarga minimal sesuai dengan UMR (Upah

Minimum Regional) Kota Surabaya, dan memiliki asuransi kesehatan (menjadi

anggota BPJS).

Jumlah populasi 4459 orang penderita hipertensi. Pengambilan sampel

dengan teknik two stage sampling yaitu memilih secara acak penderita hipertensi

yang berkunjung di Puskesmas. Dari 19 RW yang ada di wilayah kerja Puskesmas

Gundih dipilih 5 RW. Dari 5 RW tersebut dipilih 30 orang.

Hasil simulasi ini digunakan untuk menilai tingkat kemandirian keluarga.

Keluarga yang terpilih untuk simulasi dilakukan penilaian kemandirian terlebih

dahulu (pre test) dan setelahnya dilakukan penilaian kemandirian (post test).

Desain yang digunakan adalah pre-test dan post test design. Analisis perbedaan

kemandirian pre test dan post test menggunakan rumus t-test dan membandingkan

ke dua mean dengan alpha 0,05. Selain itu juga dilakukan analisis dengan model

persamaan struktural berbasis variance yaitu Partial Least Square (PLS) untuk

mengetahui nilai variasi yang memungkinkan dalam implementasi dan besarnya

Page 119: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

nilai pengaruh secara bersama dari persamaan struktural yang didapatkan.

Selanjutnya berdasarkan hasil simulasi model, dilakukan revisi dan diakhiri

dengan penetapan model.

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

4.2.1 Lokasi Penelitian

4.2.1.1 Lokasi Penelitian Tahap 1

Lokasi penelitian di Kota Surabaya dengan persentase pelaksanaan

asuhan keperawatan keluarga yaitu 24%. Kota Surabaya mempunyai 62

Puskesmas yang tersebar di 31 kecamatan, rata-rata memiliki 2 Puskesmas tiap

kecamatan. Di Kota Surabaya ini belum pernah dilakukan penelitian tentang

model asuhan keperawatan keluarga untuk nneningkatkan dan kemandirian

keluarga dengan hipertensi.

4.2.1.2 Lokasi Penelitian Tahap 2

Lokasi Penelitian tahap 2 di wilayah Puskesmas Gundih dengan prevalensi

hipertensi tertinggi di Kota Surabaya.

4.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan April-September 2016.

4.3 Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional Variabel

4.3.1 Variabel penelitian

Pengukuran variabel dalam penelitian ini tidak dapat dilakukan secara

langsung, maka dibutuhkan beberapa indikator sebagai berikut :

Tabel 4.1 Variabel dan Indikator penelitian Variabel Indikator Penelitian

Page 120: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

Variabel Indikator Penelitian

(X1)

Nursing structural capital

X1.1 Pedoman pelayanan asuhan keperawatan

keluarga

X1.2 SPO (Standar Operasional Prosedur)

X1.3 Format dokumentasi asuhan asuhan

keperawatan keluarga

(X2)

Nursing Human Capital

X2.1 Pengetahuan

X2.2 Motivasi

X2.3 Komitmen

X2.4 Keputusan klinis (Clinical

judgment)

(X3)

Nursing relational capital

X5.1 Interaksi personal perawat

X5.2 Interaksi perawat dengam klien,

keluarga dan perawat lain

X5.3 Kerjasama dengan tim kesehatan

lain

(X4)

Faktor klien X3.1 Kondisi fisik

X3.2 Kondisi psikologis

(X5)

Faktor keluarga

X4.1 Struktur keluarga

X4.2 Fungsi keluarga

X4.3 Koping keluarga

(Y1)

Transaksi (Kinerja

perawat)

Y1.1 Melaksanakan pendidikan

kesehatan di keluarga

Y1.2 Melaksanakan tindakan

keperawatan langsung di keluarga

(Y2)

Kemandirian keluarga

Y2.1 Minum obat

Y2.2 Diet hipertensi

Y2.3 Aktifitas dan istirahat

Y2.4 Manajemen stres

Page 121: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

Variabel Indikator Penelitian

Y2.5 Kontrol ke pelayanan kesehatan

4.3.2 Definisi Operasional

Definisi operasional variabel dijelaskan pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian

No. Faktor/Variabel Definisi Operasional Pengukuran Skala

1. Nursing structural

capital (X1)

Modal sarana yang

digunakan perawat

dalam melaksanakan

asuhan keperawatan

keluarga dengan

hipertensi yang diduga

mempengaruhi nursing

relational capital dan

kinerja perawat

(Transaksi), terdiri dari

pedoman pelayanan

asuhan keperawatan

keluarga, SPO (Standar

Prosedur Operasional)

dan format pencatatan

asuhan keperawatan

keluarga.

Pedoman

pelayanan asuhan

keperawatan

keluarga (X1.1)

Panduan yang digunakan

dalam melaksanakan

asuhan keperawatan

keluarga dengan

hipertensi dalam

3 bulan terakhir, terdiri

dari:

a. Sasaran dari asuhan

keperawatan keluarga

b. Jenis tindakan

keperawatan keluarga

yang dilakukan oleh

perawat

Kuesioner dengan skala

liket. yaitu tidak pernah,

jarang, kadang-kadang,

sering, dan selalu

dilaksanakan.

Kriteria penilaian:

Baik : 24-30

Cukup : 18- 23

Kurang: < 18

Ordinal

Page 122: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

No. Faktor/Variabel Definisi Operasional Pengukuran Skala

(Arikunto, S, 2013)

SPO (Standar

Prosedur

Operasional)

(X1.2)

Alur/langkah-langkah

yang harus dipenuhi oleh

perawat dalam

melaksanakan kunjungan

rumah, mengukur tekanan

darah dan pemberian

pendidikan kesehatan

pada keluarga dan klien

dengan hipertensi dalam 3

bulan terakhir terdiri dari

:

a. Persiapan,

b. Pelaksanaan tindakan

c. Evaluasi pelaksanaan

tindakan.

Kuesioner dengan skala

liket. yaitu tidak pernah,

jarang, kadang-kadang,

sering, dan selalu

dilaksanakan.

Kriteria penilaian:

Baik : 36-45

Cukup :27-35

Kurang: < 27

(Arikunto, S, 2013)

Ordinal

Format

dokumentasi

asuhan asuhan

keperawatan

keluarga (X1.4)

Lembar isian yang diisi

oleh perawat selama

melaksanakan asuhan

keperawatan keluarga

dalam 3 bulan terakhir

terdiri dari :

a. Format pengkajian

b. Format diagnosis

keperawatan

c. Format tindakan

keperawatan

d. Format evaluasi

keperawatan

Kuesioner dengan skala

liket yaitu tidak pernah,

jarang, kadang-kadang,

sering, dan selalu

dilaksanakan.

Kriteria penilaian:

Baik : 48-60

Cukup : 36-47

Kurang: < 36

(Arikunto, S, 2013)

Ordinal

2 Nursing human

capital (X2)

Modal yang dimiliki

perawat dalam

melaksanakan asuhan

keperawatan kelurga

dengan hipertensi yang

diduga mempengaruhi

Page 123: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

No. Faktor/Variabel Definisi Operasional Pengukuran Skala

nursing relational capital

dan kinerja perawat,

terdiri dari pengetahuan

perawat, motivasi,

komitmen, keputusan

klinis (Clinical

judgment).

Pengetahuan

(X2.1)

Pemahaman perawat

tentang asuhan

keperawatan keluarga

dengan hipertensi, terdiri

dari:

a. Pengertian asuhan

keperawatan

b. Pengkajian

keperawatan

c. Diagnosis keperawatan

d. Perencanaan

keperawatan

e. Tindakan keperawatan

f. Evaluasi keperawatan

Kuesioner dengan skala

dikotomi, benar, salah

Kriteria penilaian:

Baik : >80% dari total

pernyataan benar

Cukup : 60-<80% dari

total pernyataan

benar

Kurang: < 60 dari total

pernyataan benar

Ordinal

Motivasi (X2.2) Dorongan atau minat

perawat untuk

melaksanakan asuhan

keperawatan keluarga

dengan hipertensi yang

dipengaruhi oleh :

a. Tanggungjawab

b. Pengakuan

c. Peluang untuk maju

d. Gaji

e. Kerjasama tim

f. Supervisi

Kuesioner dengan skala

likert yaitu sangat setuju,

setuju, tidak Setuju, sangat

tidak setuju.

Kriteria penilaian:

Baik : 36-48

Cukup : 35-24

Ordinal

Page 124: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

No. Faktor/Variabel Definisi Operasional Pengukuran Skala

Kurang: < 24

(Arikunto, S, 2013)

Komitmen (X2.3) Kemampuan dan kemauan

perawat dalam

menyesuaikan perilaku

pribadi untuk

melaksanakan asuhan

keperawatan keluarga

dengan hipertensi, terdiri

dari affective commitment,

continuance commitment,

normative commitment

Kuesioner dengan skala

likert sangat setuju, setuju,

tidak setuju, sangat tidak

setuju.

Kriteria penilaian:

Baik : 18-24

Cukup : 12-17

Kurang: <12

(Arikunto, S, 2013)

Ordinal

Keputusan klinis

(Clinical judgment)

(X2.4)

Kemampuan perawat

dalam mengambil

keputusan klinis terdiri

dari:

a. Keputusan klinik dalam

menentukan masalah

klien

b. Keputusan klinis dalam

menentukan tindakan

keperawatan

Kuesioner dengan skala

likert dilakukan, tidak

dilakukan, modifikasi

Kriteria penilaian:

Baik : 12 -16

Cukup :8 -11

Kurang: < 8

(Arikunto, S, 2013)

Ordinal

3 Klien

(X3)

Faktor klien dengan

hipertensi dalam asuhan

keperawatan keluarga

yang diduga

mempengaruhi nursing

relational capital terdiri

dari kondisi fisik dan

kondisi psikologis klien.

Kondisi fisik klien

(X3.1)

Keadaan fisik klien

hipertensi, terdiri dari

tekanan darah, keluhan

Kuesioner dengan skala

likert yaitu tidak pernah,

jarang, kadang-kadang,

Ordinal

Page 125: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

No. Faktor/Variabel Definisi Operasional Pengukuran Skala

yang dirasakan, penyakit

penyerta yang ditemukan

oleh perawat selama

melaksanakan asuhan

keperawatan keluarga

dalam 3 bulan terakhir.

sering, dan selalu terjadi.

Kriteria penilaian:

Baik : 18-20

Cukup : 12-17

Kurang: < 12

(Arikunto, S, 2013)

Kondisi psikologis

klien (X3.2)

Keadaan dalam diri klien

yang dapat ditunjukkan

melalui respon verbal

maupun nonverbal terdiri

keluhan tidak dapat tidur,

cepat marah, mengeluh

ada masalah, banyak

pekerjaan, dan kurang

respon yang ditemukan

oleh perawat selama

melaksanakan asuhan

keperawatan keluarga

dalam 3 bulan terakhir.

Kuesioner dengan skala

likert yaitu tidak pernah,

jarang, kadang-kadang,

sering, dan selalu terjadi.

Kriteria penilaian:

Baik : 20-25

Cukup : 15-19

Kurang: < 15

(Arikunto, S, 2013)

4 Keluarga (X4) Faktor keluarga dengan

hipertensi dalam asuhan

keperawatan keluarga

yang diduga

mempengaruhi nursing

relational capital terdiri

dari struktur keluarga,

fungsi keluarga dan

koping keluarga

Struktur keluarga

(X4.1)

Perilaku keluarga dalam

mengatur komunikasi dan

membagi peran dengan

klien hipertensi yang

ditemukan oleh perawat

selama melaksanakan

asuhan keperawatan

keluarga dalam 3 bulan

Kuesioner dengan skala

likert yaitu tidak pernah,

jarang, kadang-kadang,

sering, dan selalu terjadi.

Kriteria penilaian:

Baik : 20-25

Ordinal

Page 126: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

No. Faktor/Variabel Definisi Operasional Pengukuran Skala

terakhir.

Cukup : 15-19

Kurang: < 15

(Arikunto, S, 2013)

Fungsi keluarga

(X4.2)

Fungsi keluarga dalam

memenuhi kebutuhan

anggota keluarga dengan

hipertensi yang ditemukan

oleh perawat selama

melaksanakan asuhan

keperawatan keluarga

dalam 3 bulan terakhir

terdiri dari:

a. Fungsi keluarga dalam

memberikan perhatian

dan kasih sayang pada

klien dengan hipertensi.

b. Fungsi keluarga dalam

berinteraksi dengan

klien yang sakit

hipertensi dan anggota

keluarga lain serta

masyarakat sekitarnya.

c. Fungsi keluarga dalam

merawat klien dengan

hipertensi

d. Fungsi keluarga dalam

memenuhi kebutuhan

anggota keluarga

termasuk klien dengan

hipertensi

Kuesioner dengan skala

likert yaitu tidak pernah,

jarang, kadang-kadang,

sering, dan selalu terjadi.

Kriteria penilaian:

Baik : 24-30

Cukup : 18-23

Kurang: < 18

(Arikunto, S, 2013)

Ordinal

Koping keluarga

(X4.3)

Upaya keluarga dalam

menerima klien hipertensi,

dan memberikan

dukungan perawatan yang

ditemukan oleh perawat

selama melaksanakan

asuhan keperawatan

keluarga dalam 3 bulan

Kuesioner dengan skala

likert yaitu tidak pernah,

jarang, kadang-kadang,

sering, dan selalu terjadi.

Kriteria penilaian:

Baik : 16-20

Ordinal

Page 127: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

No. Faktor/Variabel Definisi Operasional Pengukuran Skala

terakhir.

Cukup : 12-15

Kurang: < 12

(Arikunto, S, 2013)

5 Nursing

Relational capital

(X5)

Modal interaksi atau

hubungan kerjasama

perawat dengan diri

sendiri, klien, keluarga,

sejawat dan tim

kesehatan lain dalam

mengidentifikasi

masalah sampai

menyusun perencanaan

keperawatan, terdiri

dari interaksi personal,

interaksi perawat

dengan klien, keluarga

dan perawat lain dan

interaksi perawat

dengan tim kesehatan

lain.

Interaksi personal

perawat (X5.1)

Komunikasi perawat

dengan diri sendiri

sebelum dan selama

melakukan asuhan

keperawatan pada klien

dan keluarga, terdiri dari

empati, kesadaran diri dan

persepsi

Kuesioner dengan skala

likert.

yaitu tidak pernah, jarang,

kadang-kadang, sering, dan

selalu dilaksanakan.

Kriteria penilaian:

Baik : 20-25

Cukup : 15-19

Kurang: < 15

(Arikunto, S, 2013)

Ordinal

Interaksi perawat

dengan klien,

Kerjasama perawat

dengan perawat lain, klien

Kuesioner dengan skala

likert.

Ordinal

Page 128: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

No. Faktor/Variabel Definisi Operasional Pengukuran Skala

keluarga dan

perawat lain (X5.2)

dan keluarga selama

melaksanakan asuhan

keperawatan keluarga

dengan hipertensi, terdiri

dari:

a. Timbang terima antar

perawat

b. Diskusi antar perawat

dan keluarga untuk

pengambilan keputusan

c. Perawat melibatkan

keluarga dalam

perawatan hipertensi

yaitu tidak pernah, jarang,

kadang-kadang, sering, dan

selalu dilaksanakan.

Kriteria penilaian:

Baik : 36-45

Cukup :-27-35

Kurang: <27

(Arikunto, S, 2013)

Kerjasama perawat

dengan tim

kesehatan lain

(Interprofessional

collaboration)

(X5.3)

Interaksi perawat dengan

tim kesehatan selama

melaksanakan pengkajian

sampai menyusun rencana

tindakan keperawatan

keluarga dengan

hipertensi.

Kuesioner dengan skala

likert, yaitu tidak pernah,

jarang, kadang-kadang,

sering, dan selalu

dilaksanakan..

Kriteria penilaian:

Baik : 16-20

Cukup : 12-15

Kurang: < 12

(Arikunto, S, 2013)

Ordinal

6 Transaksi atau

Kinerja (Y1)

Perilaku yang

ditunjukkan oleh

perawat dalam

melaksanakan tindakan

keperawatan bersama-

sama dengan klien,

keluarga dan tim.

Pendidikan

kesehatan di

keluarga (Y1.2)

Kegiatan perawat dalam

memberikan informasi

kesehatan terkait dengan

perawatan hipertensi

meliputi pengertian, gejala

dan perawatan hipertensi.

Kuesioner dengan skala

likert, yaitu tidak pernah,

jarang, kadang-kadang,

sering, dan selalu

dilaksanakan.

Ordinal

Page 129: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

No. Faktor/Variabel Definisi Operasional Pengukuran Skala

Kriteria penilaian:

Baik : 28-35

Cukup : 21-27

Kurang: < 21

(Arikunto, S, 2013)

Tindakan

keperawatan

langsung di

keluarga dengan

hipertensi (Y1.3)

Kegiatan perawat dalam

melaksanakan tindakan

keperawatan terdiri dari

pemantauan keteraturan

minum obat, pemantauan

diet hipertensi,

pemantauan latihan fisik,

mengajarkan manajemen

stress, pemeriksaan

tekanan darah dan tanda

vital, memberikan

motivasi dan evaluasi.

Kuesioner dengan skala

likert, yaitu tidak pernah,

jarang, kadang-kadang,

sering, dan selalu

dilaksanakan.

Kriteria penilaian:

Baik : 36-45

Cukup : 27-35

Kurang: <27

(Arikunto, S, 2013)

Ordinal

7 Kemandirian

keluarga (Y2)

Kemampuan klien dan

keluarga secara mandiri

dalam melakukan

perawatan hipertensi

terdiri dari kemandirian

dalam minum obat, diet

rendah garam, aktifitas

dan istirahat,

manajemen stres dan

kontrol ke pelayanan

kesehatan.

Minum obat Kemampuan klien secara

mandiri dalam minum

Kuesioner dengan skala

dikotomi

Nominal

Page 130: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

No. Faktor/Variabel Definisi Operasional Pengukuran Skala

(Y2.1) obat sesuai dengan jadual,

minum obat sesuai dengan

dosis, tidak minum obat

selain obat sesuai dengan

resep dokter.

1. Ya

2. Tidak

Kriteria penilaian:

Mandiri = > median

Tidak Mandiri= < median

(Arikunto, S, 2013)

Diet hipertensi

(Y2.2)

Kemampuan klien secara

mandiri dalam

melaksanakan diet rendah

garam dan kemampuan

keluarga dalam

mendukung diet yang

dilaksanakan klien

Kuesioner dengan skala

dikotomi

1. Ya

2. Tidak

Kriteria penilaian:

Mandiri = > median

Tidak Mandiri= < median

(Arikunto, S, 2013)

Nominal

Aktifitas dan

istirahat

(Y2.3)

Kemampuan klien dan

keluarga secara mandiri

dalam mendukung

aktifitas klien sesuai

dengan kemampuan,

mengatur jam tidur sesuai

dengan kebutuhan dan

berolah raga.

Kuesioner dengan skala

dikotomi

1. Ya

2. Tidak

Kriteria penilaian:

Mandiri = > median

Tidak Mandiri= < median

(Arikunto, S, 2013)

Nominal

Manajemen stres Kemampuan klien dan

keluarga secara mandiri

Kuesioner dengan skala

dikotomi

Nominal

Page 131: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

No. Faktor/Variabel Definisi Operasional Pengukuran Skala

(Y2.4) dalam mengelola stres 1. Ya

2. Tidak

Kriteria penilaian:

Mandiri = > median

Tidak Mandiri= < median

(Arikunto, S, 2013)

Kontrol ke

pelayanan

kesehatan

(Y2.5)

Kemampuan klien dan

keluarga secara mandiri

dalam melakukan kontrol

ke pelayanan kesehatan

secara teratur dan segera

ke pelayanan kesehatan

ketika ada keluhan

Kuesioner dengan skala

dikotomi : 1. Ya; 2. Tidak

Kriteria penilaian:

Mandiri = > median

Tidak Mandiri= < median

(Arikunto, S, 2013)

Nominal

4.4 Prosedur Pengumpulan Data dan Instrumen yang Digunakan

4.4.1 Prosedur Pengumpulan Data

Langkah-langkah dalam proses pengumpulan data adalah :

1. Mengurus ijin penelitian dari Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan

Masyarakat serta dari Dinas Kesehatan Kota Surabaya

2. Mendatangi 30 Puskesmas yang terpilih secara acak untuk memberikan surat

ijin penelitian. Melakukan pendekatan dengan Kepala Puskesmas dan

menjelaskan penelitian yang akan dilakukan.

3. Memberi pengarahan tentang tujuan penelitian dan pertanyaan-pertanyaan

yang ada pada pedoman wawancara kepada perawat.

Page 132: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

4. Penandatanganan inform consent sebagai bukti persetujuan perawat untuk

menjadi responden.

5. Memberikan kuesioner kepada perawat untuk diisi dengan batas waktu

pengisian kuesioner sesuai kesepakatan antara peneliti dan perawat.

6. Mengambil kembali kuesioner yang telah diisi dan memeriksa kelengkapan

data yang telah diisi oleh perawat.

7. Tahap berikutnya sebagai lanjutan untuk pengembangan model asuhan

keperawatan keluarga berbasis NRC, peneliti melakukan diskusi pakar dengan

pakar keperawatan keluarga. Diskusi juga dilakukan dengan

penanggungjawab Program Keperawatan Kesehatan Masyarakat Dinas

Kesehatan Provinsi Jatim, Penanggungjawab Program Keperawatan

Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Surabaya.

8. Setelah modul dari model asuhan keperawatan keluarga berbasis NRC

tersusun, kemudian melakukan pelatihan perawat dengan modul tersebut.

9. Tahapan simulasi model pada perawat yang telah dilatih melakukan asuhan

keperawatan keluarga berbasis NRC pada keluarga dengan hipertensi

merupakan penelitian tahap kedua. Respondennya adalah keluarga dengan

hipertensi.

10. Perawat menilai tingkat kemandirian keluarga sebelum dan sesudah

dilaksanakan asuhan keperawatan keluarga berbasis NRC untuk mengetahui

perbedaan tingkat kemandiriannya.

4.4.2 Instrumen yang Digunakan

Page 133: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

Alat pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah

kuesioner dikembangkan dari variabel penelitian faktor yang mempengaruhi

kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan keluarga. Kuesioner

penelitian terdiri dari :

1. Kuesioner nursing structural capital (X1)

Kuesioner dikembangkan dari Kepmenkes R.I. No.908/Menkes/VII/2010

tentang pedoman penyelenggaraan pelayanan keperawatan keluarga dan Buku

Pedoman Pelayanan Keperawatan Keluarga dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa

Timur. Kuesioner pedoman pelayanan keperawatan keluarga berbentuk

pernyataan tertutup dengan menggunakan skala likert (TP= Tidak pernah; JR =

Jarang; KK= Kadang-kadang; SR= Sering; SL= Selalu) dengan jumlah 6

pernyataan.

Kuesioner standar prosedur operasional terdiri dari 9 pernyataan dengan

menggunakan skala likert. Format dokumentasi asuhan keperawatan keluarga

terdiri 12 pernyataan. Penilaian berdasarkan jumlah pernyataan dengan nilai

masing-masing tanggapan adalah tidak pernah = 0, jarang = 1, kadang-kadang =

2, Sering =3, Selalu=4. Penilaian berdasarkan antara jumlah pernyataan

dikalikan 4, hasil perkalian dibagi tiga berdasarkan katagori penilaian baik, cukup

dan kurang. Kisi-kisi instrumen secara rinci dapat dijelaskan pada tabel di bawah

ini :

Tabel 4. 3 Blue Print Kuesioner Nursing Structural Capital

Variabel Sub variabel Indikator Jumlah

butir soal

No.

Pertanyaan

Page 134: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

Variabel Sub variabel Indikator Jumlah

butir soal

No.

Pertanyaan Nursing

structural

capital

(X1)

Pedoman

pelayanan

asuhan

keperawatan

keluarga

1. Sasaran pelayanan

keperawatan keluarga

2. Tindakan keperawatan

3

3

1-3

4-6

SPO 1. Persiapan

2. Pelaksanaan

3. Evaluasi

3

3

3

1-3

4-6

7-9

Format

dokumentasi

asuhan asuhan

keperawatan

keluarga

1. Format pengkajian

2. Format diagnosis

keperawatan

3. Format pelaksanaan

tindakan keperawatan

4. Format evaluasi

keperawatan

3

3

3

3

1-3

4-6

7-9

10-12

2. Kuesioner nursing human capital (X2)

Kuesioner bersumber dari teori nursing intellectual capital dari Covell

(2011), konsep asuhan keperawatan keluarga dengan hipertensi, konsep motivasi,

konsep komitmen dan clinical judgment. Menggunakan kuesioner pilihan ganda

dan skala likert. Kuesioner ini dibagi menjadi empat katagori yaitu kuesioner

tentang pengetahuan asuhan keperawatan keluarga, motivasi, komitmen perawat

dan penilaian klinis.

Kuesioner tentang pengetahuan asuhan keperawatan keluarga menggunakan

skala dikotomi dengan jumlah 10 pernyataan. Kuesioner motivasi dan komitmen

perawat menggunakan skala likert dengan jumlah 12 pernyataan untuk motivasi

perawat dan 6 pernyataan untuk komitmen perawat. Kuesioner penilaian

klinis terdiri dari 8 pernyataan. Kuesioner diisi dengan cara memberi

tanda (√) pada kolom tanggapan.

Page 135: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

Penilaian berdasarkan jumlah pernyataan dengan nilai masing-masing

tanggapan adalah sangat tidak setuju = 1, tidak setuju= 2, setuju =3, sangat

setuju=4. Katagori penilaiannya adalah baik, cukup dan kurang. Secara rinci

dapat dijelaskan pada tabel di bawah ini :

Tabel 4. 4 Blue Print Kuesioner Nursing Human Capital

Varia

bel

Sub

variabel

Indikator Juml

ah

butir

soal

No.

Pertany

aan

Nursi

ng

Huma

n

Capit

al

(X2)

Pengetah

uan

1. Pengertian asuhan keperawatan

2. Pengkajian keperawatan

3. Diagnosis keperawatan

4. Perencanaan keperawatan

5. Tindakan keperawatan

6. Evaluasi keperawatan

2

2

2

2

2

2

1-2

3-4

5-6

7-8

9-10

11-12

Motivasi 1. T

anggungjawab

2. P

engakuan

3. P

eluang untuk maju

4. G

aji

5. K

erjasama tim

6. S

upervisi

2

2

2

2

2

2

1-2

3-4

5-6

7-8

9-10

11-12

Komitm

en

1. Affective commitment

2. Continuence commitment

3. Normative commitment

2

2

2

1-2

3-4

5-6

Clinical

judgment

1. Keputusan klinik dalam menentukan masalah

klien

2. Keputusan klinis dalam menentukan tindakan

keperawatan

4

4

1-4

5-8

3. Kuesioner faktor klien (X3)

Kuesioner dikembangkan dari konsep perawatan penyakit hipertensi (Aru

W.S, 2012). Kuesioner terdiri dari kondis fisik dan psikologis klien. Penilaian

Page 136: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

berdasarkan pernyataan tertutup dengan menggunakan skala likert (TP= Tidak

pernah; JR = Jarang; KK= Kadang-kadang; SR= Sering; SL= Selalu) dengan

jumlah 9 pernyataan. Secara rinci dapat dijelaskan pada tabel di bawah ini :

Tabel 4. 5 Blue Print Kuesioner Faktor Klien

Variabel Sub variabel Indikator Jumlah

butir soal

No.

Pertanyaan

Faktor klien

(X3)

Kondisi fisik 1. Peningkatan tekanan

darah

2. Keluhan yang dirasakan

3. Penyakit penyerta

1

2

1

1

2-3

4

Kondisi

psikologis

1. Keluhan tidak dapat tidur

2. Cepat marah

3. Keluhan ada masalah

4. Banyak pekerjaan

5. Kurang respon

1

1

1

1

1

1

2

3

4

5

4. Kuesioner Faktor keluarga (X4)

Kuesioner dikembangkan dari teori family centered nursing (Friedman,

2003). Kuesioner dibagi tiga kategori yaitu struktur keluarga, fungsi keluarga dan

koping keluarga. Kuesioner menggunakan skala likert. Sruktur keluarga 5

pernyataan, fungsi keluarga berjumlah 7 pernyataan dan koping keluarga 4

pernyataan.

Penilaian berdasarkan pernyataan tertutup dengan menggunakan skala likert

(TP= Tidak pernah; JR = Jarang; KK= Kadang-kadang; SR= Sering; SL=

Selalu). Katagori penilaian baik, cukup dan kurang. Secara rinci dapat dijelaskan

pada tabel di bawah ini :

Tabel 4. 6 Blue Print Kuesioner Faktor Keluarga

Variabel Sub variabel Indikator Jumlah

butir soal

No.

Pertanyaan

Faktor Struktur 1. Pola komunikasi keluarga 2 1,4

Page 137: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

Variabel Sub variabel Indikator Jumlah

butir soal

No.

Pertanyaan

Keluarga keluarga 2. Peran di keluarga 3 2,3,5

Fungsi

keluarga

1. Fungsi keluarga dalam

memberikan perhatian

dan kasih sayang pada

klien dengan hipertensi.

2. Fungsi keluarga dalam

berinteraksi dengan

klien, anggota keluarga

lain serta masyarakat

sekitarnya.

3. Fungsi keluarga dalam

merawat klien dengan

hipertensi

2

2

2

1,2

3,4

5,6

Koping

keluarga

1. Penyelesaian masalah

dengan musyawarah

2. Respon sakit

2

2

2,3

1,4

5. Kuesioner nursing relational capital (X5)

Kuesioner bersumber dari teori human interaction (King, 1981 dam

Tomey, 2006) dan konsep Interprofessional collaboration (Gittel et.all, 2013;

Naylor, 2011; Johnson, 2011). Menggunakan kuesioner dengan skala likert

dengan skala berjenjang. Pilihan jawaban pada pernyataan yang dipilih terdiri dari

tidak pernah, jarang, sering, dan selalu. Kuesioner dibagi 3 kategori yaitu interaksi

personal terdiri dari 5 pernyataan, interaksi perawat dengan klien,

keluarga dan perawat lain terdiri dari 9 pernyataan dan kerjasama dengan

profesi lain terdiri dari 4 pernyataan.

Penilaian berdasarkan jumlah pernyataan dengan nilai masing-masing

tanggapan adalah tidak pernah= 0, jarang= 1, kadang-kadang= 2, Sering =3,

Selalu=4. Penilaian berdasarkan antara jumlah pernyataan dikalikan 4, hasil

Page 138: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

perkalian dibagi tiga berdasarkan katagori penilaian baik, cukup dan kurang.

Secara rinci dapat dijelaskan pada tabel di bawah ini :

Tabel 4. 7 Blue Print Kuesioner Nursing Relational Capital

Variabel Sub variabel Indikator Jumlah

butir soal

No.

Pertanyaan

Nursing

relational

capital

(X5)

Interaksi

personal

perawat

1. Orientasi terhadap diri

2. Persepsi

3. Memperhatikan ruang

4. Memperhatikan waktu

5. Citra diri

1

1

1

1

1

1

2

3

4

5

Interaksi

perawat

dengan klien,

keluarga dan

perawat lain

1. Timbang terima antar

perawat

2. Diskusi antar perawat dan

keluarga untuk

pengambilan keputusan

3. Perawat melibatkan

keluarga dalam

perawatan

3

3

3

1,2,3

4,5,6

7,8,9

Kerjasama

Perawat

dengan tim

kesehatan lain

Kolaborasi dengan dokter

dan ahli gizi untuk

program perawatan

hipertensi

4

1,2, 3,4

6. Kuesioner transaksi (Kinerja) (Y1)

Kuesioner dikembangkan dari Savitri S, (2014), Aru W.S., (2012), Dadang

H., (2014) . Kuesioner terdiri dari dua kategori yaitu pendidikan kesehatan dan

tindakan keperawatan. Menggunakan skala likert. Pernyataan terdiri dari

pendidikan kesehatan terdiri dari 7 pernyataan dan tindakan keperawatan 9

pernyataan.

Penilaian berdasarkan jumlah pernyataan dengan nilai masing-masing

tanggapan adalah tidak pernah = 0, jarang = 1, kadang-kadang = 2, Sering =3,

Selalu=4. Katagori penilaian adalah baik, cukup dan kurang.

Page 139: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

Tabel 4. 8 Blue Print Kuesioner Transaksi (Kinerja Perawat) (Y1)

Variabel Sub Variabel Indikator Jumlah

Butir Soal

No.

Pertanyaan

Transaksi

(Kinerja)

(Y1)

Melaksanakan

pendidikan

kesehatan di

keluarga

1. Perencanaan pendidikan

kesehatan

2. Media pendidikan

kesehatan

3. Pemberian pendidikan

kesehatan

4. Melakukan evaluasi

1

1

4

1

1

2

3,4,5,6

7

Tindakan

keperawatan

1. Menganjurkan minum

obat

2. Pengaturan diet

hipertensi

3. Melakukan tindakan

rehabilitasi :

mengajarkan latihan fisik

4. Manajemen stres

5. Pemeriksaan tekanan

darah

6. Memotivasi untuk

periksa ke pelayanan

kesehatan

7. Melakukan rujukan

8. Monitoring dan Evaluasi

1

1

2

1

1

1

1

1

1

2

3,7

4

5

6

8

9

7. Kuesioner Kemandirian Keluarga (Y2)

Kuesioner kemandirian keluarga dikembangkan dari konsep perawatan

hipertensi dari Savitri S., (2014) dan Ari W.S., (2012). Kuesioner terdiri dari lima

kategori yaitu minum obat, diet rendah garam, aktifitas dan istirahat, manajemen

stres serta kontrol ke pelayanan kesehatan. Menggunakan skala dikotomi. Jumlah

pernyataan masing-masing katagori adalah 4 pernyataan. Secara rinci dapat

dijelaskan pada tabel di bawah ini :

Tabel 4. 9 Blue Print Kuesioner Kemandirian Keluarga (Y2)

Page 140: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

Variabel Sub Variabel Indikator Jumlah

Butir Soal

No.

Pernyataam

Kemandirian

keluarga

(Y2)

Minum Obat 1. Minum obat sesuai

dengan jadual

2. Minum obat sesuai

dengan dosis

3. Tidak minum obat selain

dengan resep dokter

1

2

1

1

2,3

4

Diet hipertensi Diet hipertensi 4 1,2,3,4

Aktifitas dan

istirahat

1. Aktifitas klien sesuai

dengan kemampuan,

2. Mengatur jam tidur sesuai

dengan kebutuhan

2

2

1,2

3.4

Manajemen stres Upaya mengelola stres 4 1,2,3,4

Kontrol ke

pelayanan

kesehatan

1. Kontrol ke pelayanan

kesehatan secara teratur

2. Segera ke pelayanan

kesehatan ketika ada

keluhan

4 1,2,3,4

Kuesioner yang digunakan diuji coba pada perawat yang memenuhi

kriteria tetapi tidak terpilih menjadi responden dari Puskesmas yang berbeda.

Langkah selanjutnya adalah melakukan uji validitas dan reliabilitas kuesioner.

Tujuannya agar dapat diperoleh data yang valid serta memiliki konsistensi yang

tinggi (reliabel).

1. Uji Validitas kuesioner

Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas konstruk

(construct validity) dan validitas isi (content validity). Upaya untuk mendapatkan

validitas yang tinggi , maka pertanyaan disusun dengan cara :

a. Mempertimbangkan teori-teori yang relevan

b. Menyesuaikan isi pertanyaan dengan kondisi responden

c. Mengujicobakan kuesioner

d. Uji validitas kuesioner

Page 141: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

Pengujian validitas internal dari setiap item pertanyaan di uji dengan

menggunakan pendekatan korelasi item-total dikoreksi (corrected item-total

correlation) dengan batas validitas hasil koefisien korelasi (r) adalah 0,25-0,30.

Setelah dilakukan uji validitas ditemukan 3 item pertanyaan yang tidak valid.

Ketiga item soal tersebut adalah sebagai berikut, dari 10 soal standar prosedur

operasional ditemukan item pertanyaan yang tidak valid yaitu pertanyaan no. 6.

Dua item pertanyaan yang tidak valid lainnya dari pertanyaan komitmen, yaitu

pertanyaan no. 3 dan no.5.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas instrumen dilakukan untuk mengetahui konsistensi dari

instrumen yang digunakan. Reliabilitas dijelaskan dalam bentuk koefisien korelasi

1 (satu) menunjukkan reliabel sempurna dan nilai 0 (nol) tidak reliabel. Instrumen

dinyatakan reliabel jika nilai Cronbach’s alpha > 0,6. Reliabilitas dari instrumen

penelitian ini semuanya reliabel karena nilainya > 0,6.

Page 142: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

4.5 Kerangka Operasional

Kerangka operasional penelitian seperti tertulis pada gambar 4.3 dibawah ini :

Issue strategis

Menganalisis model baru secara empiris

Validasi pakar dengan metode diskusi, tersusunnya modul

Analisis faktor

secara empiris

Simulasi model oleh Perawat Puskesmas setelah dilakukan pelatihan pelaksanaan model

asuhan keperawatan keluarga berbasis NRC dengan modul yang telah disusun untuk

mencapai kemandirian keluarga dengan hipertensi

Mengidentifikasi faktor-faktor :

1. Nursing structural capital (pedoman pelayanan

asuhan keperawatan keluarga, SPO (Standar Prosedur

Operasional), format dokumentasi asuhan asuhan

keperawatan keluarga

2. Nursing Human Capital (pengetahuan, motivasi,

komitmen, clinical judgment) 3. Nursing relational capital (interaksi perawat secara

personal, interaksi perawat dengan klien, keluarga),

kerjasama perawat dengan tim kesehatan lain

4. Faktor klien (Kondisi fisik dan psikologis)

5. Faktor keluarga (Fungsi keluarga, struktur dan koping

keluarga)

6. Transaksi (Kinerja Perawat).

Penelitian Tahap 1

Penelitian Tahap 2

Page 143: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

Keterangan :

Penelitian tahap 1 dilaksanakan berdasarkan data dari kajian pustaka dan

identifikasi permasalahan yang terkait pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga

pada perawat Puskesmas. Kemudian dikembangkanlah pemikiran untuk

menyusun gambaran representasi tentang model yang dapat meningkatkan kinerja

perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan keluarga melalui teori

keperawatan dan memodifikasi faktor yang belum tertuang didalam middle

theory. Setelah tersusun model yang merupakan integrasi dari teori Nursing

Intellectual Capital Theory (NIC), teori of Goal Attainment dan Family Centered

Nursing (FCN) dengan memperhatikan issue strategis sebagai bahan

pertimbangan sampai tersusun sebuah abstraksi pemikiran yang disebut model

asuhan keperawatan keluarga yang merupakan model kinerja bagi perawat

Puskesmas.

Model diklarifikasi dan dikonfirmasi hubungan kausal antara variabel laten

dan variabel observnya melalui analisa Structural Equation Models (SEM)

dengan metode alternatif PLS. Setelah diperoleh model yang fit, kemudian

dilakukan diskusi pakar. Diskusi ini dilakukan dengan pakar keperawatan,

penanggungjawab Program Keperawatan Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan

Provinsi Jawa Timur dan Dinas Kesehatan Kota Surabaya. Kegiatan diskusi

Penetapan model

akhir

Gambar 4.3 : Bagan Alur Kerangka Kerja Operasional Penelitian

Perbaikan model Rekomendasi

Model

Page 144: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

membahas model yang telah dibuat dipandang dari berbagai sudut keahlian

sehingga menghasilkan suatu modul.

Penelitian tahap 2 dilaksanakan untuk uji coba model. Uji coba ini

merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian pengembangan model.

Dilakukan setelah rancangan model selesai. Uji coba model bertujuan untuk

mengetahui apakah model yang dibuat layak digunakan. Uji coba model juga

melihat sejauh mana model yang telah dibuat dapat mencapai sasaran dan tujuan.

Uji coba model dilakukan terbatas terhadap kelompok kecil (simulasi) sebagai

pengguna model yaitu perawat Puskesmas kepada keluarga dengan hipertensi

tanpa komplikasi yang sudah dipilih sesuai kriteria yang ditetapkan. Sebelum uji

coba dilakukan, perawat dilatih dengan menggunakan modul yang telah disusun.

Uji coba ini diharapkan dapat menguji secara empiris model yang dikembangkan

terhadap kemandirian keluarga dengan hipertensi. Setelah uji coba model,

dilakukan perbaikan model. Tahap akhir pada penelitian tahap 2 adalah adalah

penetapan model.

Page 145: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

BAB 5

HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

Bab ini menjelaskan hasil penelitian secara empiris. Penjelasan hasil

penelitian dibagi 2 yaitu hasil penelitian tahap 1 dan tahap 2. Hasil penelitian

tahap 1 meliputi karakteristik perawat dan hasil analisis model asuhan

keperawatan keluarga berbasis Nursing Relational Capital (NRC). Hasil

penelitian tahap 2 menjelaskan tentang uji coba model asuhan keperawatan

keluarga berbasis NRC terhadap kemandirian keluarga dengan hipertensi.

Analisis secara deskriptif meliputi karakteristik data penelitian dan analisis

inferensial dengan pendekatan model persamaan struktural dengan Partial Least

Square Path Modeling untuk mengetahui besarnya pengaruh antar variabel

konstruk penelitian dan perbedaan kemandirian keluarga sebelum dan sesudah

dilaksanakan model asuhan keperawatan keluarga berbasis NRC.

5.1 Hasil Penelitian Tahap 1

5.1.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian

Dinas Kesehatan sesuai dengan Peraturan Walikota Surabaya Nomor 42

Tahun 2011 tentang Rincian Tugas dan Fungsi Dinas Kesehatan Kota Surabaya

mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintah daerah berdasarkan azas

ekonomi dan tugas pembantuan di bidang kesehatan. Visi Dinas Kesehatan Kota

Surabaya adalah terwujudnya masyarakat kota Surabaya yang sehat, cerdas dan

mandiri.

120

Page 146: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

Misi Dinas Kesehatan Kota Surabaya adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat untuk hidup sehat

2. Meningkatkan akses pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau

segala lapisan masyarakat.

3. Meningkatkan upaya pengendalian penyakit dan penanggulangan masalah

kesehatan.

4. Meningkatkan pembiayaan kesehatan.

5. Meningkatkan pemenuhan, pengembangan dan pemberdayaan sumber daya

manusia kesehatan.

Tujuan pembangunan kesehatan yang akan dicapai berdasarkan visi dan

misi Dinas Kesehatan Kota Surabaya adalah meningkatnya derajat kesehatan

setinggi-tingginya dengan penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang

berdaya guna dan berhasil guna.

Sasaran pembangunan kesehatan di Kota Surabaya adalah sebagai berikut:

1. Pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan

2. Peningkatan kesehatan ibu, bayi, balita dan keluarga berencana (KB).

3. Perbaikan status gizi masyarakat

4. Pengendalian penyakit menular dan tidak menular serta penyehatan lingkungan

5. Peningkatan pelayanan jaminan kesehatan masyarakat

6. Peningkatan pembiayaan kesehatan yang bersumber dari Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

7. Pemenuhan, pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia (SDM)

kesehatan

Page 147: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

8. Peningkatan ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan, keamanan, mutu dan

penggunaan obat serta pengawasan obat dan makanan.

Program pembangunan kesehatan di Kota Surabaya adalah sebagai berikut :

1. Program upaya kesehatan masyarakat

Program ini bertujuan untuk memberikan kemudahan pelayanan kesehatan bagi

masyarakat miskin. Tolok ukur keberhasilannya adalah meningkatnya cakupan

pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin dan cakupan kelurahan

mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) yang ditangani < 24 jam.

2. Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana

Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan jaringannya.

Program ini bertujuan untuk meningkatkan akses dan kualitas pelayanan

kesehatan baik kesehatan primer, sekunder maupun tersier. Tolok ukur

keberhasilan program ini adalah meningkatnya Puskesmas induk menjadi

Puskesmas rawat inap dan meningkatnya Puskesmas pembantu menjadi

Puskesmas induk.

3. Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak

Program ini bertujuan meningkatkan kesehatan ibu hamil, bayi dan balita.

Tolok ukur keberhasilan program ini adalah meningkatnya cakupan

pertolongan persalinan, imunisasi dasar lengkap bagi bayi 0-11 bulan,

kunjunagn ibu hamil K4, kunjungan bayi serta perawatan balita gizi buruk.

Page 148: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

Tahun 2015, Puskesmas di Kota Surabaya berjumlah 62 Puskesmas, yaitu

21 Puskesmas dengan pelayanan rawat inap dan 41 Puskesmas rawat jalan.

Puskesmas rawat jalan maupun rawat inap melaksanakan program pokok dan

program pengembangan. Program pokok Puskesmas terdiri promosi kesehatan,

kesehatan lingkungan, kesehatan ibu dan anak serta KB, perbaikan gizi

masyarakat, pencegahan dan pemberantasan penyakit menular,upaya pengobatan

dasar. Program pengembangan Puskesmas di Kota Surabaya adalah Poli Sexual

Transmitted Disease, Poli Paliatif, Poli Pengobatan Tradisional (BATRA),

Pelayanan Santun lansia, Puskesmas PONED (Pelayanan Obstetri Neonatal

Emergensi Dasar), dan Pelayanan kesehatan Peduli Remaja (PKPR). Tidak semua

Puskesmas memiliki program pengembangan. Puskesmas yang melaksanakan

program pengembangan mempunyai 1 (satu) program yang dikembangkan sesuai

dengan kapasitas yang dimiliki. Program Perawatan Kesehatan Masyarakat

(Perkesmas) juga dikembangkan di Puskesmas Kota Surabaya. Pelaksanaan

program ini meliputi pelaksanaan asuhan keperawatan individu, asuhan

keperawatan keluarga dan asuhan keperawatan kelompok

Tenaga kesehatan yang ada di sarana pelayanan kesehatan Kota Surabaya

terdiri dari: tenaga medis (dokter spesialis, dokter gigi dan dokter umum), tenaga

perawat, bidan, tenaga farmasi, tenaga gizi, sanitasi dan teknisi medis serta tenaga

kesehatan masyarakat. Persebaran tenaga kesehatan meliputi 62 Puskesmas,

rumah sakit dan Dinas Kesehatan Kota Surabaya serta sarana kesehatan lainnya.

Angka kesakitan pada penduduk kota Surabaya diperoleh dari data

berdasarkan pengamatan (Surveillance) dan data yang diperoleh dari fasilitas

Page 149: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

kesehatan dengan sistim pencatatan dan pelaporan rutin dan insidentil. Penyakit

yang menjadi penyebab angka kesakitan adalah penyakit TB Paru, pneumonia

pada balita, HIV/AIDS dan penyakit menular seksual (IMS), diare, kusta, demam

berdarah, penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (Difteri, pertusis,

tetanus, tetanus neonatorum, polio dan hepatitis B), dan PTM (penyakit tidak

menular terdiri dari hipertensi, diabetes mellitus, kanker, jantung koroner dan

stroke). Upaya pencegahan dan pengendalian PTM di Surabaya adalah

pengukuran tekanan darah untuk hipertensi, pemeriksaan Inspeksi Visual Asam

Asetat (IVA) untuk deteksi kanker serviks dan pengukuran berat badan untuk

obesitas. Hasil pengukuran tekanan darah pada pasien di Puskesmas sejumlah

818.331 orang terdapat 16,78% menderita hipertensi. Lima Puskesmas yang

memiliki jumlah penderita hipertensi terbanyak di Surabaya adalah Puskesmas

Gundih, 4459 orang; Puskesmas Tambak Rejo, 2472 orang; Puskesmas Dukuh

Kupang, 2169 orang dan Puskesmas Kedurus, 2047 orang.

5.1.2 Karakteristik Responden

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah 110 perawat yang tersebar

di 33 (tiga puluh tiga) Puskesmas di wilayah Kota Surabaya, yang memenuhi

kriteria sampel.

Penelitian tahap I dilakukan selama tiga bulan sejak bulan April –Juni 2016

di lokasi terpilih dari penentuan sampel di Puskesmas Kota Surabaya. Adapun

data lengkap karakteristik responden sebagai berikut :

Page 150: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Perawat Puskesmas di Kota

Surabaya, Tahun 2016

No Karakteristik Jumlah Prosentase

1 Umur

a. 20-30 tahun

b. 31-40 tahun

c. 41-50 tahun

d. > 50 tahun

17

70

14

9

15,5

63,6

12,7

8,2

2 Jenis Kelamin

a. Laki-laki

b. Perempuan

38

72

34,5

65,5

3 Status Perkawinan

a. Kawin

b. Tidak Kawin

104

6

94,5

5,5

4 Pendidikan

c. D3 Keperawatan

d. S1 Ners

e. S2 Kesehatan

90

19

1

81.8

17.3

0.9

5 Lama Bekerja

a. Kurang dari 10 tahun

b. 11 – 20 tahun

c. 21 – 30 tahun

d. Lebih dari 30 tahun

54

40

15

1

46,7

39,2

13,3

0,80

Tabel 5.1 dapat menjelaskan bahwa kelompok terbanyak perawat termasuk

usia produktif berkisar 31-40 tahun. Jenis kelamin sebagian besar adalah

perempuan. Status perkawinan sebagian besar adalah kawin. Pendidikan perawat

terbanyak adalah D III Keperawatan. Berdasarkan lama kerja rata-rata perawat

telah bekerja selama kurang dari 10 tahun. Lama kerja minimal adalah 2 tahun.

5.1.3 Deskripsi Variabel Penelitian

Bagian ini menampilkan konstruk data penelitian menurut indikator terukur

pada masing-masing konstruk faktor penelitian. Konstruk faktor yang diteliti

dalam penelitian ini melingkupi faktor nursing structural capital (X1), faktor

Page 151: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

nursing human capital (X2), faktor nursing relational capital (X3), klien (X4),

keluarga (X5), faktor kinerja (Y1) dan faktor kemandirian keluarga (Y2).

1. Faktor Nursing Structural Capital (X1)

Faktor nursing structural capital diukur melalui 3 aspek indikator yaitu

pedoman pelayanan asuhan keperawatan keluarga, standar prosedur operasional /

SPO, dan format dokumentasi asuhan keperawatan keluarga. Hasil analisis secara

deskriptif pada konstruk faktor nursing structural capital dapat dilihat pada tabel

di bawah ini :

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Nursing Structural Capital Pada Pengembangan

Model Asuhan Keperawatan Keluarga Berbasis NRC di Kota

Surabaya, Tahun 2016.

No. Indikator

Kategori Total

Baik Cukup Kurang

n % n % n % n %

1. Pedoman

pelayanan askep

keluarga

23

20,9

62

56,4

25

22,7

110

100

2. SPO

40 36,4 64 58,2 6 5,5 110 100

3. Format

dokumentasi

askep

9 8,2 68 61,8 33 30 110 100

Tabel 5.2 menjelaskan semua indikator nursing structural capital pada

katagori cukup. Katagori baik yang tertinggi adalah standar operasional prosedur

dan terendah adalah format dokumentasi askep.

Page 152: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

2. Faktor Nursing Human Capital (X2)

Faktor Nursing Human Capital dikonstruksikan oleh empat indikator yaitu

faktor pengetahuan (X2.1), faktor motivasi (X2.2), faktor komitmen (X2.3) dan

faktor keputusan klinis (X. 2.4), hasilnya sebagai berikut :

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Variabel Nursing Human Capital Pada

Pengembangan Model Asuhan Keperawatan Keluarga Berbasis NRC

di Kota Surabaya, Tahun 2016.

No. Indikator

Kategori Total

Baik Cukup Kurang

N % n % n % n %

1. Pengetahuan 22 20 64 58,2 24 21,8 110 100

2. Motivasi 82 74,5 28 25,5 0 0 110 100

3. Komitmen 74 67,3 36 32,7 0 0 110 100

4. Keputusan

Klinis

92 83,6 15 13,6 3 2,7 110 100

Tabel 5.3 di atas dapat diketahui bahwa indikator nursing human capital

sebagian besar berkatagori baik secara berurutan adalah pada indikator keputusan

klinis, motivasi dan komitmen. Indikator pengetahuan sebagian besar berkatagori

cukup.

3. Klien (X3)

Faktor klien dikonstruksikan oleh dua indikator yaitu kondisi fisik (X3.1)

dan kondisi psikologis (X3.2).

Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Variabel Klien Pada Pengembangan Model

Asuhan Keperawatan Keluarga Berbasis NRC di Kota Surabaya,

Tahun 2016.

No. Indikator

Kategori Total

Baik Cukup Kurang

N % n % n % n %

1. Kondisi fisik 3 2,7 29 26,4 78 70,9 110 100

2. Kondisi 3 2,7 37 33,6 70 63,6 110 100

Page 153: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

No. Indikator

Kategori Total

Baik Cukup Kurang

N % n % n % n %

psikologis

Tabel 5.4 menjelaskan bahwa indikator faktor klien yang ditemukan

perawat selama kunjungan rumah 3 (Tiga) bulan terakhir baik kondisi fisik

maupun psikologis semua pada katagori kurang.

4. Keluarga (X4)

Faktor keluarga dikonstruksikan oleh struktur keluarga (X4.1), fungsi

keluarga (X4.2) dan koping Keluarga (X4.3). Hasil analisis secara deskriptif dapat

dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Variabel Keluarga Pada Pengembangan Model

Asuhan Keperawatan Keluarga Berbasis NRC di Kota Surabaya,

Tahun 2016.

No.

Indikator

Kategori Total

Baik Cukup Kurang

N % n % n % n %

1. Fungsi

keluarga

28 25,5 74 67,2 8 7,3 110 100

2. Struktur

keluarga

44 40 60 54,5 6 5,5 110 100

3. Koping

keluarga

41 37,3 63 57,2 6 5,5 110 100

Tabel 5.5 dapat diketahui bahwa indikator fungsi keluarga, struktur keluarga

dan koping keluarga yang ditemukan perawat selama kunjungan rumah 3 (tiga)

bulan terakhir dalam kondisi yang cukup.

5. Faktor Nursing Relational Capital (X5)

Faktor nursing relational capital (NRC) dikonstruksikan oleh tiga indikator

yaitu interaksi personal perawat (X5.1.), interaksi perawat dengan klien keluarga

Page 154: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

dan perawat lainnya (X5.2.) dan kerjasama dengan tim kesehatan lainnya (X5.3.).

Hasil analisis secara deskriptif pada konstruk faktor nursing relational capital

(NRC) dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 5.6. Distribusi Frekuensi Variabel Nursing Relational Capital Pada

Pengembangan Model Asuhan Keperawatan Keluarga Berbasis NRC

di Kota Surabaya, Tahun 2016

No. Indikator

Kategori Total

Baik Cukup Kurang

n % n % n % n %

1. Interaksi personal . 52 47,3 57 51,8 1 0,9 110 100

2. Interaksi

interpersonal

perawat dengan

klien, keluarga,

perawat lainnya

55 50 48 43,6 7 6,4 110 100

3. Kerjasama dengan

tim kesehatan

lainnya

96 87,3 14 12,7 0 0 110 100

Tabel 5.6 diatas menyatakan bahwa faktor nursing relational capital

perawat pada indikator kerjasama dengan tim kesehatan lain mempunyai

persentase tertinggi. Interaksi interpersonal separuhnya berkatagori baik

sedangkan interaksi personal lebih dari separuhnya berkatagori cukup.

6. Faktor Kinerja Perawat (Y1)

Faktor kinerja perawat dikontruksikan oleh indikator pendidikan kesehatan

di keluarga (Y1.1) dan tindakan keperawatan langsung di keluarga (Y1.2). Hasil

analisis secara deskriptif pada konstruk faktor kinerja perawat dapat dilihat pada

tabel di bawah ini :

Page 155: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

Tabel 5.7. Distribusi Frekuensi Variabel Kinerja Pada Pengembangan Model

Asuhan Keperawatan Keluarga Berbasis NRC di Kota Surabaya,

Tahun 2016.

No. Indikator

Kategori Total

Baik Cukup Kurang

N % n % n % n %

1. Pelaksanaan

pendidikan kesehatan

80 72,7 27 24,6 3 2,7 110 100

2. Tindakan keperawatan

di keluarga

67 60,9 41 37,3 2 1,8 110 100

Tabel 5.7 menjelaskan bahwa indikator kinerja perawat yang tertinggi

adalah pelaksanaan pendidikan kesehatan dalam katagori baik (72,7%). Tindakan

keperawatan lebih dari setengahnya (60,9%) berkatagori baik.

5.1.4 Analisis Model Persamaan Struktural Model Asuhan Keperawatan

Keluarga Berbasis NRC

Teknis analisis data penelitian menggunakan SEM-PLS. Pengujian yang

dilakukan yaitu pengujian model pengukuran (outer model) dan pengujian model

struktural (inner model). Pengujian model pengukuran digunakan untuk

memastikan bahwa indikator yang mengukur variabel laten adalah valid dan

reliabel. Pengujian model struktural mengetahui signifikansi hubungan diantara

faktor eksogen terhadap endogen, sehingga akan didapatkan model yang tepat.

5.1.4.1 Analisis Model Pengukuran (Outer Model)

Model pengukuran (outer model) dianalisis dengan melakukan pengujian

validitas konstruk dan reliabilitas konstruk. Tujuan uji validitas konstruk adalah

mengetahui apakah indikator valid dalam menjelaskan variabel latennya. Tujuan

reliabilitas konstruk adalah menguji kehandalan variabel laten. Pengujian validitas

Page 156: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

konstruk dengan melakukan uji konvergen validitas, uji diskriminan dan uji

pengaruh signifikansi indikator. Hasil uji konvergen validitas dengan melihat

nilai loading faktor dari indikator ke variabel laten dan uji pengaruh signifikansi

indikator dijelaskan pada tabel 5.8 sebagai berikut :

Tabel 5.8 Hasil Uji Konvergen Validitas Konstruk.

No Variabel

Laten

Indikator Uji Konvergen Validitas

Nilai Loading

Nilai T-

Statistik

Keterangan

1. Nursing

structural

capital

Pedoman

Pelayanan

Keperawatan

Keluarga

0,845 18,834

Valid

SPO 0,671 5,472 Valid

Format

dokumentasi askep

keluarga

0,671 5,431

Valid

2. Nursing

human

capital

Pengetahuan 0,660 5,545 Valid

Motivasi 0,869 20,799 Valid

Komitmen 0,691 9,769 Valid

Cinical Judgment 0,777 16,702 Valid

3. Klien Kondisi fisik 0,958 16,989 Valid

Kondisi psikologis 0,676 2,940 Valid

4. Keluarga Struktur keluarga 0,885 47,924 Valid

Fungsi keluarga 0,848 21,856 Valid

Koping keluarga 0,530 4,507 Valid

5. Nursing

relational

capital

Interaksi personal 0,575 5,103 Valid

Interaksi

interpersonal 0,866 31,352

Valid

Kerjasama dengan

tim kesehatan lain 0,687 7,811

Valid

6. Kinerja

perawat

Pendidikan

kesehatan 0,849 20,767

Valid

Tindakan

keperawatan 0,799 15,602

Valid

Tabel 5.8 diatas diketahui bahwa hasil pengujian konvergen validitas

menjelaskan bahwa nilai loading factor dari indikator > 0,5 dan semua indikator

signifikan untuk mengukur variabel faktornya (T-statistik lebih dari 1,96).

Page 157: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

Kesimpulan dari analisis adalah indikator-indikator di atas valid mengukur

variabel latennya dan menunjukkan kriteria kebaikan dari suatu model

pengukuran (outer model).

5.1.4.2 Analisis Model Struktural (Inner Model)

Analisis model struktural dilakukan untuk menguji pengaruh antara faktor

eksogen terhadap faktor endogen. Nilai yang digunakan sebagai acuan adalah nilai

T-tabel (109;0,025=1,96). Faktor eksogen berpengaruh terhadap faktor endogen

apabila nilai T-statistik lebih besar dari nilai tabel dengan toleransi kesalahan (α)

= 5%. Hasil pengujian signifikansi pengaruh selengkapnya dijelaskan pada tabel

5.9 sebagai berikut :

Tabel 5.9 Hasil Uji Signifikansi Pada Model Struktural (Inner Model)

No Jalur Koefisien

parameter

jalur

Uji Pengaruh

Signifikansi hubungan

T-Statistik T-Tabel

1 (X1) Nursing Structural Capital

(X2) Nursing Human Capital

0,277 3,528 1,96 Signifikan

2 (X1) Nursing Structural Capital

(X5) Nursing Relational Capital

-0,015 0,193 1,96 Tidak

Signifikan

3 (X1) Nursing Structural Capital

(Y1) Kinerja 0,270 2,567 1,96 Signifikan

4 (X2) Nursing Human Capital

(X5) Nursing Relational Capital

0,136 2,206 1,96 Signifikan

5 (X2) Nursing Human Capital

(Y1) Kinerja

0,334 4,129 1,96 Signifikan

6 (X3) Klien

(X5) Nursing Relational Capital

-0,215 2,631 1,96 Signifikan

7 (X4) Keluarga

(X5) Nursing RelationalCapital

0,808 9,643 1,96 Signifikan

8 (X5) Nursing Relational Capital

(Y1) Kinerja

0,268 2,898 1,96 Signifikan

Tabel 5.9 menjelaskan bahwa tiap variabel eksogen berpengaruh secara

signifikan terhadap variabel endogen, kecuali variabel nursing structural capital

Page 158: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

terhadap nursing relational capital tidak signifikan. Selanjutnya pada gambar 5.1

disajikan jalur nilai T-statistik secara lengkap pada pemodelan asuhan

keperawatan berbasis NRC baik yang signifikan dan tidak signifikan.

Gambar 5.1. Diagram Jalur Nilai T-Statistik

Keterangan :

X1= Nursing structural capital (NSC)

X2= Nursing human capital (NHC)

X3= Klien

X4= Keluarga

X5= Nursing relational capital (NRP)

Y1= Kinerja Perawat

X1 X2

X5

Y1

X3

11

11

X4

11

1

Page 159: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

Gambar 5.1 menjelaskan bahwa tidak semua nilai T-statistik pada diagram

jalur (hubungan faktor eksogen terhadap faktor endogen) mempunyai nilai lebih

besar dari nilai t-tabel = 1.96 yaitu jalur nursing structural capital (X1) ke nursing

relational capital (X5) dengan nilai T-statistik = 0,193.

Nilai pengaruh koefisien parameter jalur (path coefficient) pada tabel 5.9

didapatkan pengaruh langsung (direct effect) dan pengaruh tidak langsung

(indirect effect). Gambaran jalur pengaruh variabel laten eksogen ke endogen

dalam diagram jalur model Asuhan keperawatan keluarga berbasis Nursing

Relational Capital dapat dijelaskan pada gambar 5.2.

Gambar diagram jalur dan koefisien parameter jalur di atas dapat menjelaskan

pengaruh langsung dan tidak langsung serta total pengaruh antara variabel laten

eksogen ke variabel laten endogen. Nilai pengaruh langsung dan tidak langsung

Nursing

Structural

Capital (X1)

(x1)

Nursing

Relasional

Capital (X5)

Klien

(X3)

Nursing

Human

capital (X2)

Keluarga

(X4)

KINERJA

PERAWAT (Y1)

0,277

0,334

0,268

-0,215

0,808

0,270

0,136

Gambar 5.2 Diagram Jalur dan Koefisien Parameter Jalur Model

Asuhan Keperawatan Keluarga Berbasis NRC

Page 160: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

serta total pengaruh dari variabel laten eksogen ke variabel laten endogen terdapat

pada tabel 5.10. sebagai berikut :

Tabel 5.10 Pengaruh Langsung, Tidak Langsung, Total Pengaruh dari Variabel

Laten Eksogen ke Laten Endogen dan Koefisien Parameternya

Jalur Langsung Jalur Tidak Langsung Total Laten eksogen ke endogen Koefisien

parameter

jalur

Laten eksogen ke endogen Koefisien

parameter

jalur

Pengaruh

X1(NSC) ke Y1 (Kinerja) 0,270 X1 (NSC) ke X2 (NHC) ke Y1 0,093 0,363

X2 (NHC) ke Y1 (Kinerja) 0,334 X2 (NHC) ke X5 (NRC) ke Y1 0,036 0,370

X5 (NRC) ke Y1(Kinerja) 0,268 X5 (NRC) ke Y1 - 0,268

X3 (Klien) ke Y1(Kinerja) - X3 (Klien) ke X5 (NRC) ke Y1 -0, 058 -0,058

X4 (Keluarga) ke Y1 (Kinerja) - X4 (Keluarga) ke X5 (NRC)

ke Y1

0,216 0,216

Tabel 5.10 di atas dapat menjelaskan beberapa interpretasi yang terkait

pengaruh variabel laten eksogen ke endogen dalam diagram jalur, sebagai berikut:

1. Nilai pengaruh langsung dan tidak langsung nursing structural capital (X1)

terhadap kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan keluarga

(Y1) lebih besar nilai langsungnya, dimana nilai pengaruh langsung sebesar

0,270 dan nilai pengaruh tidak langsung 0,093.

2. Nilai pengaruh langsung nursing human capital (X2) terhadap kinerja

perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan keluarga (Y1) lebih besar

dibandingkan dengan nilai pengaruh tidak langsungnya, dimana nilai pengaruh

langsung 0,334 dan nilai pengaruh tidak langsungnya 0,036.

3. Nilai pengaruh langsung nursing relational capital (X5) terhadap kinerja

perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan keluarga (Y1) sebesar

0,268.

Page 161: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

4. Berdasarkan nilai pengaruh langsung, apabila akan meningkatkan kinerja

perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan keluarga perlu

memperhatikan secara berurutan yaitu nursing human capital (X2), nursing

structural capital (X1) dan nursing relational capital (X5).

5. Nilai pengaruh tidak langsung terhadap kinerja perawat adalah klien (X3)

dan keluarga (X4) melalui nursing relational capital (X5), dimana keluarga

mempunyai nilai pengaruh tidak langsung lebih tinggi yaitu sebesar 0,216

dibandingkan nilai pengaruh tidak langsung dari klien.

6. Nilai pengaruh langsung dari variabel endogen ke eksogen selain ke laten

kinerja perawat yang paling tinggi adalah antara keluarga (X4) ke nursing

relational capital (X5) yaitu 0,808.

7. Diketahui total pengaruh paling tinggi pada kinerja perawat adalah jalur

tidak langsung dari variabel laten eksogen ke laten endogen yaitu dari nursing

human capital (X2) ke nursing relational capital (X5) ke kinerja (Y1) dengan

nilai total 0,370.

Nilai pengaruh antara faktor eksogen terhadap endogen dalam diagram jalur

terdapat pada nilai R-square. Data persentase pengaruh dalam diagram path (R-

Square) adalah sebagai berikut :

Tabel 5.11 Nilai R-Square pada Diagram Jalur

No Variabel Laten Endogen R-Square

1 X2. Faktor nursing human capital 0,075

2 X5. Faktor nursing relational capital 0,559

3 Y1. Kinerja perawat 0,429

Page 162: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

Berdasarkan nilai R-square pada tabel 5.11 maka dapat disimpulkan sebagai

berikut :

1. Nilai R-square variabel endogen nursing human capital=0,075. Hal ini berarti

bahwa variasi faktor nursing human capital terkait dengan kinerja perawat

yang dijelaskan oleh faktor nursing structural capital sebesar 7,5%, sedangkan

sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak terdapat didalam model

penelitian yang dikembangkan dalam model analisis ini.

2. Nilai R-square variabel endogen nursing relational capital=0,559. Artinya

bahwa faktor nursing relational capital mampu dijelaskan oleh faktor nursing

human capital, klien dan keluarga sebesar 55,9%. Persentase sisanya

dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak terdapat didalam model penelitian

yang dikembangkan dalam model analisis ini.

3. Nilai R-square variabel endogen kinerja perawat =0,429. Data ini berarti

bahwa kinerja perawat mampu dijelaskan oleh nursing structural capital,

nursing human capital dan nursing relational capital sebesar 42,9%. Sisanya

dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak terdapat didalam model penelitian

yang dikembangkan dalam model analisis ini.

Selanjutnya untuk mengetahui apakah model akhir di atas telah memiliki

kemampuan yang bagus dalam prediktif, maka dilakukan pengujian kekuatan

prediksi.

Page 163: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

5.1.4.3 Penilaian Kekuatan Prediksi dari Model

Untuk memvalidasi model prediksi secara keseluruhan dapat dilihat dari

nilai goodness of fit (GoF) absolut dengan formula sebagai berikut:

Berdasarkan perhitungan diperoleh pada analisis validitas konvergen di atas

dapat dihitung nilai rata-rata communallities sebesar 0,598 sedangkan nilai rata-

rata sebesar 0,354; sehingga dapat dihitung besarnya nilai GoF model prediksi

sebagai berikut (Cohen,1988) :

GoF = √Comm. = √0.598. 0.354= 0,460

Berdasarkan nilai GoF di atas sebesar 0,460 merupakan ukuran GoF besar

sehingga bisa dikatakan model prediksi tersebut dalam penelitian ini sangat kuat

dalam menjelaskan variabel penelitian atau ukuran pengaruh variabel kategori

besar.

5.1.4 Jawaban Hipotesis

1. Hipotesis 1 : Ada pengaruh nursing structural capital terhadap nursing

human capital.

Tabel 5.9 menjelaskan bahwa nursing structural capital berpengaruh

terhadap nursing human capital dengan nilai T-statistik sebesar 3,528

(T-statistik > 1,96), H1 diterima berarti ada pengaruh secara langsung

nursing structural capital terhadap nursing human capital.

2. Hipotesis 2 : Ada pengaruh nursing structural capital terhadap nursing

relational capital dalam melaksanakan asuhan keperawatan keluarga.

Page 164: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

Tabel 5.9 menunjukkan bahwa nursing structural capital tidak berpengaruh

terhadap nursing relational capital dengan nilai T-statistik sebesar 0,193

(T-statistik < 1,96), H 1 ditolak berarti tidak ada pengaruh secara langsung

nursing structural capital terhadap nursing relational capital dalam asuhan

keperawatan keluarga berbasis NRC.

3. Hipotesis 3 : Ada pengaruh nursing structural capital terhadap kinerja

perawat.

Tabel 5.9 menunjukkan bahwa nursing structural capital berpengaruh

terhadap kinerja perawat dengan nilai T-statistik sebesar 2,567

(T-statistik > 1,96), H1 diterima berarti ada pengaruh secara langsung

nursing structural capital terhadap kinerja perawat.

4. Hipotesis 4 : Ada pengaruh nursing human capital terhadap nursing

relational capital.

Tabel 5.9 menjelaskan bahwa nursing human capital berpengaruh

terhadap nursing relational capital dengan nilai T-statistik sebesar 2,206

(T-statistik > 1,96), H1 diterima berarti ada pengaruh secara langsung

nursing human capital terhadap nursing relational capital.

5. Hipotesis 5 : Ada pengaruh nursing human capital terhadap kinerja

perawat.

Tabel 5.9 menjelaskan bahwa nursing human capital berpengaruh

terhadap kinerja perawat dengan nilai T-statistik sebesar 4,129

(T-statistik > 1,96), H1 diterima berarti ada pengaruh secara langsung

nursing human capital terhadap kinerja perawat.

Page 165: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

6. Hipotesis 6 : Ada pengaruh faktor klien terhadap nursing relational

capital.

Tabel 5.9 menjelaskan bahwa faktor klien berpengaruh terhadap nursing

relational capital dengan nilai T-statistik sebesar 2,631

(T-statistik > 1,96), H1 diterima berarti ada pengaruh secara langsung

faktor klien terhadap nursing relational capital.

7. Hipotesis 7 : Ada pengaruh faktor keluarga terhadap nursing relational

capital.

Tabel 5.9 menjelaskan bahwa faktor keluarga berpengaruh terhadap

nursing relational capital dengan nilai T-statistik sebesar 9,643

(T-statistik >1,96), H1 diterima berarti ada pengaruh secara langsung

faktor keluarga terhadap nursing relational capital.

8. Hipotesis 8 : Ada pengaruh nursing relational capital terhadap kinerja

perawat.

Tabel 5.9 menjelaskan bahwa nursing relational capital berpengaruh

terhadap kinerja perawat dengan nilai T-statistik sebesar 2,898

(T-statistik > 1,96), H1 diterima berarti ada pengaruh secara langsung

nursing relational capital terhadap kinerja perawat.

5.1.5 Hasil Diskusi

Diskusi dilakukan dengan pakar keperawatan yaitu ketua kolegium

keperawatan keluarga (Dr. Astuti Yuni Nursasi, MN) dan penanggungjawab

Program Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) Provinsi Jawa Timur,

Page 166: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

Penanggungjawab Program Keperawatan kesehatan Masyarakat (Perkesmas)

Kota Surabaya, dan Kasie Program Pelayanan Khusus dilakukan setelah model

asuhan keperawatan keluarga secara statistik terbentuk. Diskusi ini bertujuan

untuk mendapatkan masukan tentang asuhan keperawatan keluarga yang telah

dilaksanakan dan model asuhan keperawatan keluarga berbasis NRC yang telah

dikembangkan. Masukan dari hasil diskusi ini dijadikan bahan dalam menyusun

modul.

Waktu pelaksanaan diskusi dengan informan adalah sebagai berikut :

1. Penanggungjawab Program Perawatan kesehatan Masyarakat Prov. Jawa

Timur tanggal 23 Juni 2016.

2. Kasie Pelayanan Khusus dan Penanggungjawab Program Perawatan

Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Surabaya tanggal 23 Juni 2016.

3. Pakar keperawatan (Ketua Kolegium Keperawatan Keluarga) Tanggal 15

Juli 2016.

Hasil diskusi adalah sebagai berikut :

Tabel 5.12 Hasil Diskusi

No Issue strategis, Kemungkinan penyebab, Hasil diskusi, Telaah peneliti

1 Issue Strategis:

Nursing structural Capital dalam pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga

masih dalam katagori cukup.

Kemungkinan Penyebab:

1. Keterbatasan jumlah pedoman, SOP dan format dokumentasi keperawatan

keluarga

2. Pemahaman perawat terhadap pedoman pelaksanaan asuhan keperawatan

keluarga yang masih berbeda-beda

Hasil Diskusi:

1. Pedoman penyelenggaraan pelayanan keperawatan keluarga sudah ada

namun definisi operasionalnya masih menimbulkan pemahaman yang

Page 167: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

No Issue strategis, Kemungkinan penyebab, Hasil diskusi, Telaah peneliti

berbeda-beda.

2. Pedoman pelaksanaan keperawatan keluarga sudah dikeluarkan oleh Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa Timur sejak tahun 2011 dan sudah dibagikan

kepada seluruh Puskesmas, penanggungjawab Perkesmas di Puskesmas juga

sudah dilakukan pelatihan, tetapi sosialisasi kepada tim perawat belum

berjalan dengan baik. Banyak perawat yang belum tahu pedoman pelayanan

keperawatan keluarga.

3. SPO kunjungan rumah dibuat oleh masing-masing Puskesmas, sehingga

berbeda-beda pemahamannya.

4. Format dokumentasi keperawatan sudah ada standar dari Dinas Kesehatan

Provinsi Jawa Timur, tetapi kendalanya adalah pada penggandaan format

dokumentasi keperawatan yang belum terpenuhi oleh kabupaten/kota untuk

semua perawat.

5. Di Kota Surabaya format dokumentasi sudah terpenuhi jumlahnya, tetapi

masih ada perawat yang belum paham tentang pengisiannya sehingga tidak

mendokumentasikan askep keluarga yang telah dilaksanakan.

Telaah Peneliti:

1. Peningkatan pemahaman perawat tentang pedoman pelaksanaan

pelayanan keperawatan keluarga dan pengisian format dokumentasi

keperawatan keluarga

2. SPO kunjungan rumah perlu disusun bersama seluruh Puskesmas di bawah

koordinasi Dinas Kesehatan Kota Surabaya.

2 Issue strategis :

Nursing human capital dalam pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga dalam

katagori baik.

Kemungkinan penyebab:

1. Pengetahuan perawat tentang asuhan keperawatan keluarga belum optimal

2. Keterbatasan jumlah perawat tiap Puskesmas

Hasil diskusi:

1. Kemampuan perawat secara khusus untuk memberikan asuhan keperawatan

keluarga belum mendapat perhatian khusus untuk selalu di update.

2. Pelatihan perawat tentang pelaksanaan pelayanan keperawatan keluarga

sudah dilaksanakan terbatas pada penanggungjawab programnya saja,

harapannya penanggungjawab program mensosialisasikan kepada seluruh

perawat di Puskesmasnya masing-masing, tetapi belum berjalan pada semua

Puskesmas, sehingga pengetahuan perawat masih kurang.

3. Ada dana dari BOK dan APBD untuk pelaksanaan asuhan keperawatan

keluarga. Di Kota Surabaya tiap kali kunjungan 100 rb dipotong pajak.

4. Perawat yang tidak melakukan asuhan keperawatan keluarga mendapatkan

teguran dari Kepala Puskesmas, apabila teguran dari kepala Puskesmas tidak

direspon, akan dilaporkan di Dinkes Kota Surabaya, tetapi selama ini belum

pernah ada teguran sampai ke Dinkes.

Page 168: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

No Issue strategis, Kemungkinan penyebab, Hasil diskusi, Telaah peneliti

5. Perawat melaksanakan kunjungan ke tiap keluarga minimal 4 kali sesuai

dengan pedoman pelaksanaan pelayanan keperawatan keluarga, atau sampai

tercapai kemandirian tingkat 4. Tetapi juga melihat kasusnya, ada yang 2

kali sudah KM 4.

6. Secara konsep berapa kali frekuensi kunjungan rumah belum ada, yang ada

dalam bukunya Friedman adalah waktu kunjungan rumah dilakukan

perminggu.

7. Dukungan kepala Puskesmas untuk pelaksanaan asuhan keperawatan juga

besar, terutama untuk pembagian tugas. Karena jumlah perawat terbatas,

kalau pembagian tugas kurang jelas, waktu perawat habis untuk

melaksanaan pelayanan dalam gedung.

8. Sewaktu melaksanakan asuhan keperawatan keluarga, perawat harus mampu

mengambil keputusan tentang perawatan klien di rumah. Kadang-kadang

ada perawat yang tidak percaya diri untuk mengambil keputusan karena

kemampuan dan pengalaman yang kurang, biasanya terjadi pada perawat

kontrak.

Telaah peneliti:

1. Peningkatan kemampuan perawat dalam melaksanakan asuhan

keperawatan keluarga.

2. Peningkatan dukungan dari Kepala Puskesmas untuk pelaksanaan asuhan

keperawatan keluarga.

3 Issue strategis :

Nursing relational capital dalam pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga

sudah baik.

Kemungkinan penyebab:

1. Banyaknya program Puskesmas yang harus dilaksanakan oleh perawat

2. Perawat harus melaksanakan kerjasama lintas program

3. Kerjasama dengan klien

Hasil diskusi :

1. Pelaksanaan program pelayanan keperawatan keluarga seharusnya

dilakukan melalui kerjasama lintas program.

2. Di Jatim, ada pelaksanaan kunjungan rumah yang sudah di SK kan

timnya yaitu Kota Kediri. Tim tergantung dari kasus nya, misalnya kasus DM

timnya perawat, dokter, ahli gizi.

3. Di Surabaya kerjasama lintas program untuk pelaksaaan asuhan

keperawaan belum berjalan pada semua kasus. Kerjasama tim sudah berjalan

untuk kasus paliatif.

4. Kerjasama tim disini juga berkaitan dengan pelaksanaan program.

Misalnya program P2M (TB Paru). Tetapi yang masih menjadi masalah

sistem pencatatan dan pelaporannya masih sendiri-sendiri. Jadi pada saat

kunjungan rumah dengan TB Paru, perawat harus membuat dua laporan,

laporan untuk askep keluarganya dan laporan untuk program TB Parunya.

Page 169: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

No Issue strategis, Kemungkinan penyebab, Hasil diskusi, Telaah peneliti

Telaah peneliti :

1. Peningkatan koordinasi lintas program yang melibatkan perawat sebagai

pelaksananya

2. Peningkatan kerjasama lintas program dengan sistem pencatatam dan

pelaporan yang terpadu

4 Issue strategis

Faktor kondisi klien dan keluarga dalam pelaksanaan asuhan keperawatan

keluarga masih kurang.

Kemungkinan penyebab :

1. Respon psikologis klien masih kurang

2. Kemampuan koping keluarga yang masih kurang

Hasil diskusi :

1. Besar dan sifat masalah yang dimiliki keluarga sangat beragam. Pada

beberapa kondisi atau wilayah tertentu, pelayanan keperawatan keluarga

masih fokus pada tindakan keperawatan individu. Keluarga lebih banyak berfungsi sebagai sistem pendukung.

2. Kesediaan atau kemampuan keluarga untuk berubah dan menerima intervensi

keperawatan dipengaruhi oleh budaya, status sosial ekonomi, pemahaman

terhadap informasi.

Telaah peneliti :

Peningkatan pemahaman keluarga tentang perannya dalam merawat anggota

keluarga yang sakit

5 Issue strategis

Kinerja perawat dalam melaksanakan pendidikan kesehatan dan tindakan

keperawatan keluarga sudah baik tetapi belum memenuhi target.

Kemungkinan penyebab :

Pendidikan minimal perawat sebagai responden adalah D III Keperawatan

Adanya dasar hukum pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga.

Hasil diskusi :

1. Ada beberapa dasar hukum dimana sebagian perawat sudah tahu kalau

perawat harus melaksanakan asuhan keperawatan keluarga. Kalau sekarang

sudah ada keputusan menteri kesehatan tentang pelayanan keperawatan

keluarga lebih memantapkan perawat untuk melakukan askep keluarga,

tetapi masalahnya kadang-kadang mereka sudah melaksanakan tetapi tidak

didokumentasikan, sehingga buktinya tidak ada. Hal ini berpengaruh pada

persentase capaian program. Di Kota Surabaya tahun 2015 adalah 43%.

2. Secara konsep, otonomi dan akuntabilitas perawat dalam melaksanakan

askep keluarga sangat kuat. Pada kondisi nyata, perawat banyak memiliki

Page 170: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

No Issue strategis, Kemungkinan penyebab, Hasil diskusi, Telaah peneliti

tugas non keperawatan. Mis. seringkali perawat menggantikan tugas dokter

di BP, menjadi bendahara BPJS atau BOK, PJ untuk beberapa program

kesehatan di Puskesmas yang menyita banyak waktu untuk pencatatan dan

pelaporannya. Akibatnya perawat memiliki waktu yang terbatas untuk

memberikan intervensi keperawatan.

Telaah peneliti :

Peningkatan persentase capaian program perawatan kesehatan masyarakat

melalui peningkatan dokumentasi asuhan keperawatan keluarga.

Tabel 5.13 menjelaskan bahwa pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga

sudah dilaksanakan di Kota Surabaya tetapi belum optimal. Hal ini disebabkan

oleh keterbatasan pemahaman terhadap pedoman asuhan keperawatan pada semua

perawat karena sosialisasi antar perawat belum berjalan. Peningkatan pengetahuan

perawat pelaksana terhadap asuhan keperawatan keluarga masih kurang karena

pelatihan yang diadakan terbatas pada penanggungjawab program. Tugas

tambahan lain yang diberikan kepada perawat. Keterbatasan sarana untuk

pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga, dan waktu karena banyak tugas

tambahan yang harus dikerjakan oleh perawat. Kerjasama antar perawat masih

terkendala dengan sistim operan dan dokumentasi keperawatan yang belum

berjalan denga baik, demikian juga kerjasama lintas program dengan profesi yang

lain juga belum dilaksanakan pada semua kasus penyakit di masyarakat. Jumlah

tenaga perawat yang terbatas dan banyaknya tugas yang harus dikerjakan

memerlukan kerjasama untuk pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga.

Kerjasama dengan klien dan keluarga penting dilakukan karena pelaksanaan

tindakan sepenuhnya dilakukan oleh klien dan keluarga.

Page 171: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

Issue strategis yang ditemukan pada saat diskusi memerlukan pendekatan

model asuhan keperawatan keluarga berbasis nursing relational capital dengan

mengintegrasikan faktor nursing human capital, nursing structural capital, faktor

klien dan keluarga untuk meningkatkan kinerja perawat dalam melaksanakan

asuhan keperawatan keluarga.

5.1.7 Rekomendasi Hasil Diskusi

Hasil diskusi yang telah dilakukan tentang pelaksanaan asuhan

keperawatan keluarga di Kota Surabaya mendapat beberapa rekomendasi sebagai

berikut :

1. Nursing structural capital dalam pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga

masih dalam katagori cukup. Rekomendasi sebagai berikut :

a. Pedoman penyelenggaraan pelayanan keperawatan keluarga telah ada

secara resmi namun perlu didefinisikan secara operasional agar bentuk dan

jenis pelayanan yang dapat diberikan menjadi lebih jelas dan kompetensi

minimal pemberi pelayanan keperawatan keluarga dapat terukur.

b. Peningkatan pemahaman perawat tentang pengisian dokumentasi

keperawatan keluarga melalui pelatihan penulisan dokumentasi

keperawatan yang dikoordinir oleh Dinas Kesehatan Kota Surabaya.

c. Penyusunan SPO kunjungan rumah sebagai pedoman bagi perawat dalam

melaksanakan asuhan keperawatan keluarga di bawah koordinasi Dinas

Kesehatan Kota Surabaya.

Page 172: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

2. Nursing human capital dalam pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga

terutama pengetahuan perawat masih belum optimal. Rekomendasi sebagai

berikut :

a. Meningkatkan pengetahuan perawat tentang asuhan keperawatan keluarga

melalui pertemuan yang terjadual untuk update informasi terkait dengan

pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga.

b. Meningkatkan kemampuan perawat dalam mengambil keputusan klinis

ketika melaksanakan kunjungan rumah setelah meningkatkan

pengetahuannya dalam melaksanakan asuhan keperawatan kelurga.

3. Nursing relational capital dalam pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga

secara umum sudah baik tetapi masih perlu ditingkatkan untuk beberapa

kasus. Rekomendasi sebagai berikut :

a. Meningkatkan koordinasi lintas program dengan mengadakan pertemuan

untuk membuat perencanaan kegiatan secara bersama sehingga perawat

sebagai pelaksana program dapat mengatur tugasnya dengan baik

b. Peningkatan kerjasama lintas program dengan memperbaiki sistem

pencatatan dan pelaporan secara terpadu antara program Perawatan

Kesehatan masyarakat dengan program kesehatan lain.

4. Faktor kondisi klien dan keluarga dalam pelaksanaan asuhan keperawatan

keluarga masih kurang. Rekomendasi sebagai berikut :

a. Meningkatkan pemberdayaan klien dan keluarga dalam melaksanakan

tindakan keperawatan keluarga.

Page 173: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

b. Memaksimalkan sarana dan prasarana yang dimiliki keluarga untuk

melaksanakan asuhan keperawatan keluarga.

5. Kinerja perawat dalam melaksanakan pendidikan kesehatan dan tindakan

keperawatan keluarga sudah dilaksanakan tetapi belum sesuai dengan target

(43%). Rekomendasi sebagai berikut :

a. Pengaturan dalam pembagian tugas perawat di Puskesmas.

b. Pengaturan dalam pemberian tugas limpah pada perawat di Puskesmas

c. Meningkatkan kesadaran perawat tentang tupoksi utama perawat adalah

melaksanakan asuhan keperawatan pada setiap pertemuan.

d. Meningkatkan motivasi perawat dalam mendokumentasikan setiap

tindakan keperawatan keluarga yang telah dilaksanakan.

5.1.8 Pengembangan Model Asuhan Keperawatan Keluarga Berbasis Nursing

Relational Capital.

Asuhan keperawatan keluarga yang telah dilaksanakan di Kota Surabaya

tetapi belum optimal. Kurangnya pengetahuan perawat, sarana yang dibutuhkan

untuk pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga, kerjasama lintas program,

kerjasama dengan klien dan keluarga serta interaksi personal perawat yang kurang

merupakan penyebab belum optimalnya pelaksanaan asuhan keperawatan

keluarga.

Model asuhan keperawatan keluarga berbasis nursing relational capital

adalah model kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan keluarga

yang berfokus pada kerjasama antar perawat, kerjasama dengan tim kesehatan

Page 174: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

lain, kerjasama dengan klien dan keluarga dan interaksi perawat dengan dirinya

sendiri. Nursing relational capital dipengaruhi oleh nursing human capital yang

terdiri dari pengetahuan perawat tentang asuhan keperawatan keluarga, motivasi,

komitmen dalam melaksanakan asuhan keperawatan dan kemampuan perawat

dalam mengambil keputusan klinis. Selain itu, faktor klien dan keluarga juga

besar pengaruhnya terhadap peningkatan kerjasama perawat tersebut. Kinerja

perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan keluarga selain dipengaruhi

nursing relational capital secara langsung juga dipengaruhi oleh nursing human

capital dan nursing structural capital. Faktor-faktor tersebut yang dapat

meningkatkan kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan keluarga.

Tabel 5.13 Pengembangan Model Asuhan Keperawatan Keluarga Berbasis NRC

No Struktur Standar Pengembangan

1 Nursing structural

capital dalam

pelaksanaan asuhan

keperawatan

keluarga

1. Pedoman pelaksanaan

asuhan keperawatan

keluarga dipahami oleh

penanggungjawab

program Perawatan

Kesehatan masyarakat.

2. Format dokumentasi

asuhan keperawatan

keluarga belum

dipahami pengisiannya.

3. SPO disusun di

masing-masing

Puskesmas.

1. Penyusunan definisi

operasional dari

pedoman pelaksanaan

asuhan keperawatan

agar mudah

dilaksanakan.

2. Peningkatan

pemahaman perawat

dalam pengisian

dokumentasi asuhan

keperawatan keluarga.

3. Meningkatkan

koordinasi dalam

menyusun dan

mengaplikasikan SPO

asuhan keperawatan

keluarga.

2 Nursing human

capital dalam

pelaksanaan asuhan

keperawatan

keluarga

1. Pengetahuan perawat

dalam melaksanakan

asuhan keperawatan

keluarga

2. Melakukan

1. Komitmen perawat

dalam melaksanakan

asuhan keperawatan

keluarga, guna

menyelaraskan perilaku

Page 175: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

No Struktur Standar Pengembangan

pengambilan keputusan

klinis ketika

melaksanakan asuhan

keperawatan keluarga

perawat dengan

kewajiban dalam

melaksanakan tugas.

2. Motivasi perawat untuk

memberikan dorongan

baik secara internal dan

eksternal dalam

meningkatkan

pelaksanaan asuhan

keperawatan keluarga.

3 Nursing relational

capital dalam

melaksanakan

asuhan

keperawatan

keluarga

1. 1. Kerjasama antar

2. perawat

3. 2. Kerjasama lintas

4. program kesehatan

1. Interaksi perawat

dengan dirinya sendiri

sebagai bentuk

introspeksi kesiapan

perawat dalam

melaksanakan asuhan

keperawatan keluarga

dan menilai kualitas

pelayanan keperawatan

yang telah diberikan

2. Kerjasama dengan

klien dan keluarga,

agar kooperatif dalam

melaksanakan tindakan

yang telah dianjurkan,

sehingga dapat

meningkatkan

keberhasilan tindakan

keperawatan keluarga

4 Klien dan keluarga 1. Sistem pendukung

dalam memberikan

perawatan pada

anggota keluarganya

yang sakit.

2. Perilaku klien dan

keluarga dalam

melakukan perawatan

dipengaruhi oleh

budaya.

1. Membentuk persepsi

klien dan keluarga

bahwa kesehatan

adalah tanggungjawab

bersama.

2. Meningkatkan

kerjasama antar

anggota keluarga dalam

memberikan perawatan

pada anggota keluarga

yang sakit.

5 Kinerja perawat

dalam

melaksanakan

1. Perawat melakukan

pendidikan kesehatan

pada klien dan keluarga

1. Meningkatkan

kualitas modal

hubungan dalam

Page 176: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

No Struktur Standar Pengembangan

pendidikan

kesehatan dan

tindakan

keperawatan

keluarga

2. Tindakan keperawatan

yang dilakukan sesuai

dengan kewenangan

perawat

keperawatan dengan

interprofessional

collaboration dalam

melakukan tindakan

keperawatan keluarga

2. Meningkatkan

kualitas modal manusia

dalam keperawatan

(nursing human

capital)

3. Meningkatkan

kecukupan modal

struktural keperawatan

(nursing structural

capital).

5.2 Hasil Penelitian Tahap 2

Penelitian tahap 2 dilaksanakan setelah modul dari model asuhan keperawatan

keluarga berbasis NRC tersusun. Penelitian pada tahap ini diawali dengan pemilihan

lokasi uji coba model yaitu Puskesmas Gundih Surabaya. Tahap berikutnya adalah

memilih perawat Puskesmas yang akan dilatih dengan kriteria lokasi Puskesmas

tempat kerja Perawat tidak jauh dari Puskesmas Gundih Surabaya yaitu Puskesmas

Krembangan Selatan, Puskesmas Dupak, Puskesmas Sidotopo dan Puskesmas

Gundih sendiri. Perawat yang dilatih berjumlah 15 orang. Adapun data karakteristik

perawat sebagai berikut :

Tabel 5.14 Distribusi Frekuensi Karakteristik Perawat Puskesmas Yang Dilatih

Modul Asuhan keperawatan Keluarga Berbasis NRC di Kota

Surabaya, tahun 2016

No Karakteristik Jumlah Prosentase

1 Umur

a. 20-30 tahun

b. 31-40 tahun

c. 41-50 tahun

2

12

1

13,3

80

6,7

Page 177: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

No Karakteristik Jumlah Prosentase

2 Jenis Kelamin

a. Laki-laki

b. Perempuan

6

9

40

60

3 Status Perkawinan

a. Kawin

b. Tidak Kawin

14

1

93,3

6,7

4 Pendidikan

a. D3 Keperawatan

b. S1 Ners

c. S2 Kesehatan

13

1

1

86,6

6,7

6,7

5 Lama Bekerja

a. Kurang dari 10 tahun

b. 11 – 20 tahun

8

7

53,3

46,7

Tabel 5.14 dapat menjelaskan bahwa kelompok terbanyak perawat termasuk

usia produktif berkisar 31-40 tahun. Jenis kelamin sebagian besar adalah

perempuan. Status perkawinan sebagian besar adalah kawin. Pendidikan perawat

terbanyak adalah D III Keperawatan. Berdasarkan lama kerja rata-rata perawat

telah bekerja selama kurang dari 10 tahun. Lama kerja minimal adalah 5 tahun.

Sebelum dilakukan uji coba model, perawat di latih terlebih dahulu dengan

menggunakan modul yang telah tersusun. Sebelum dan sesudah pelatihan dilakukan

tes pengetahuan perawat tentang modul, hasilnya adalah sebagai berikut:

Tabel 5.15 Nilai Pre-Post Test Pengetahuan Perawat Tentang Modul Asuhan

Keperawatan Keluarga Berbasis NRC

Variabel Mean SD Minimal-Maksimal

- Pre-Test

- Post-Test

46,5

63,1

15.2

12. 5

15 – 65

40 – 75

Page 178: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

Tabel 5.15 dapat menjelaskan bahwa nilai rata-rata sesudah pelatihan lebih

tinggi dari sebelum pelatihan, nilai yang dicapai oleh perawat sesudah pelatihan

yang tertinggi adalah 75.

Setelah pelatihan dilakukan pelaksanaan uji coba model asuhan keperawatan

keluarga berbasis NRC mulai tanggal 20 Juli - 9 September 2016. Simulasi model

dilakukan pada 30 keluarga dengan hipertensi tanpa komplikasi di wilayah kerja

Puskesmas Gundih Surabaya.

Kegiatan perawat selama melaksanakan kunjungan rumah adalah melakukan

pengkajian data, perumusan diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan

tindakan dan evaluasi. Tindakan keperawatan keluarga yang dilakukan adalah

memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan hipertensi, mengajarkan cara

diet hipertensi bersama dengan ahli gizi, mengajarkan senam, mengajarkan

manajemen stres, dan memantau kontrol ke pelayanan kesehatan. Fokus model

asuhan keperawatan keluarga berbasis NRC ini adalah interaksi perawat dengan

dirinya sendiri sebagai bentuk introspeksi kesiapan diri sebelum melaksanakan

asuhan keperawatan keluarga dan menilai kualitas pelayanan keperawatan keluarga

yang dilakukan, kerjasama perawat dengan perawat lain, tim kesehatan, klien dan

keluarga. Kerjasama perawat dengan keluarga diantaranya dengan meningkatkan

interaksi antar anggota keluarga sebagai sistem pendukung perawatan,

pemberdayaan keluarga dengan memberikan tanggungjawab pemantauan

keteraturan perawatan pada anggota keluarga.

Pada kunjungan pertama keluarga diukur kemandiriannya dalam perawatan

hipertensi dan diukur lagi kemandiriannya setelah dilakukan kunjungan rumah

Page 179: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

minimal 4 kali dalam waktu 7 (tujuh) minggu. Data kemandirian keluarga sebelum

dan sesudah pelaksanaan asuhan keperawatan berbasis NRC adalah sebagai berikut:

Tabel 5.16 Kemandirian Keluarga dalam Melakukan Perawatan Hipertensi

Sebelum dan Sesudah Uji coba Model Asuhan Keperawatan

Keluarga Berbasis NRC

Kemandirian Sebelum Sesudah

Mandiri Tidak

Mandiri

Mandiri Tidak

Mandiri

Minum obat 8

(26,7%)

22

(73,3%)

30

(100%)

0

Diit 6

(13,3%)

24

(86,7%)

27

(90%)

3

(10%)

Aktifitas dan istirahat 10

(33.3%)

20

(66,7%)

29

(93,7%)

2

(6,7%)

Manajemen stres 13

(43,3%)

17

(56,7%)

30

(100%)

0

Kontrol ke pelayanan

kesehatan

19

(63,3%)

11

(36,7%)

30

(100%)

0

Tabel 5.16 menunjukkan bahwa kemandirian keluarga dalam melakukan

perawatan hipertensi terjadi peningkatan sesudah dilakukan model asuhan

keperawatan keluarga berbasis NRC.

Hasil uji statistik paired t-test (p>0,05) untuk mengetahui perbedaan sebelum

dan sesudah dilakukan ujicoba model asuhan keperawatan keluarga berbasis NRC

adalah sebagai berikut :

Tabel 5.17 Uji Beda Parametrik Rata-Rata Nilai Kemandirian Sebelum dan

Sesudah Uji Coba Model Asuhan Keperawatan Keluarga Berbasis NRC

Paired Differences

T

df

Sig.

(2-tailed) Mean Std.

Deviation

Std.

Error

Mean

95% Confidence

Interval of The

Difference

Lower Upper

P1_a- P2_a

Perlakuan

Rata-Rata

Sebelum

Sesudah

1.39333

(2.20 –

3.67)

.65069 .11880 -1.63631 -1.15036 -11.728 29 .000

Page 180: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

Diketahui dari Tabel 5.17 data diatas bahwa rata-rata nilai kemandirian

sebelum dan sesudah uji coba model mengalami perbedaan yang signifikan pada

taraf kepercayaan signfikansi 5%. Besarnya perbedaan rata-rata pada uji coba ini

sebesar 2.20 – 3.67 satuan dari perlakuan awal sebelum diberikan asuhan

keperawatan berbasis NRC.

Analisis dilanjutkan dengan model persamaan PLS. Hasil analisis model

persamaan struktural partial least squares model asuhan keperawatan keluarga

berbasis NRC terhadap kemandirian keluarga dengan hipertensi melalui uji coba

pretest-postest mendapatkan persamaan struktural sebagai berikut :

Gambar 5.2. Diagram Jalur Nilai T-Statistik Perbedaan Kemandirian Keluarga

Pada Pemodelan Model Asuhan Keperawatan Keluarga Berbasis

NRC dengan Pendekatan Pretest-Posttest

Berdasarkan gambar diatas didapatkan hasil analisis bahwa secara keseluruhan

konstruk yang menyusun nilai kemandirian keluarga sebelum dan sesudah

diberikan perlakuan memiliki korelasi signifikan pada konstruk yang dibentuk.

Hal ini memperkuat asumsi bahwa indikator yang ada membentuk konstruk secara

valid dan reliabel dalam penelitian ini. Hasil ini juga menunjukkan bahwa nilai

Page 181: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

kemandirian keluarga sangat erat kaitannya dengan kelima indikator yang disusun

dalam pemodelan persamaan struktural.

Tabel 5.18 Hasil Validitas Konvergen Perbedaan Kemandirian Keluarga Pada

Pemodelan Model Asuhan Keperawatan Keluarga Berbasis NRC

dengan Pendekatan Pretest-Posttest

No Variabel

Laten

Indikator Uji Konvergen Validitas

Nilai

Loading

Nilai T-

Statistik

Keterangan

1. Pre test

Kemandirian

Keluarga

Minum obat 0,858 14,032 Valid

Diit 0,619 7,383 Valid

Aktifitas dan istirahat 0,324 1,984 Valid

Manajemen stres 0,334 2,270 Valid

Kontrol ke pelayanan

kesehatan 0,736 9,230

Valid

2. Post Test

Kemandirian

Keluarga

Minum obat 0,683 9,810 Valid

Diit 0,896 29,118 Valid

Aktifitas dan istirahat 0,320 1,973 Valid

Manajemen stres 0,614 5,731 Valid

Kontrol ke pelayanan

kesehatan 0,822 16,684 Valid

Berdasarkan hasil pengujian validitas konvergen pada tabel tersebut diatas

dapat diketahui bahwa nilai loading dari indikator lebih dari 0,7 dan atau

memiliki nilai kurang dari 0.7 tetapi tetap mempunyai nilai T-statistik > 1,96

sehingga dapat dikatakan indikator variabel konstruk faktor kemandirian keluarga

tersebut valid dan signifikan dalam direfleksikan oleh indikator masing-masing.

Besarnya pengaruh yang diberikan dari simulasi model dapat diukur

dengan menggunakan ukuran total effect. Hasil yang diukur dalam tabel korelasi

antar konstruk sebagai berikut:

Page 182: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

Tabel 5.19 Pengaruh Total Nilai Kemandirian Keluarga Pada Pemodelan Model

Asuhan Keperawatan Keluarga Berbasis NRC dengan Pendekatan

Pretest-Posttest

Korelasi Antar Variabel

Konstruk Laten

Koefisien

Parameter

Jalur

T-Statistik Pengaruh

Pretest-Posttest 0,504 13,353 Signifikan

Tabel 5.19 menjelaskan bahwa ada pengaruh pemberian intervensi model

dengan nilai parameter pengaruh sebesar 0.504. Nilai ini memberikan interpretasi

bahwa pada klien yang sama yang telah diberikan penilaian kemandirian keluarga

sebelum perlakuan dan diukur kembali setelah perlakuan maka akan terjadi

peningkatan nilai rata-rata kemandirian sebesar 50.4% lebih tinggi dibandingkan

nilai rata-rata sebelumnya.

Penelitian tahap 2 ini menjawab hipotesis 9 yaitu ada pengaruh model asuhan

keperawatan keluarga berbasis NRC terhadap kemandirian keluarga dengan

hipertensi. Berdasarkan tabel 5.19 didapatkan nilai T-statistik 13,353

(T-statistik>1,96) berarti H1 diterima artinya ada pengaruh model asuhan

keperawatan keluarga berbasis NRC dengan kemandirian keluarga dengan

hipertensi.

Page 183: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

BAB 6

PEMBAHASAN

Bab 6 ini menguraikan tentang ulasan dan telaah penelitian yang

dihasilkan berdasarkan hasil tahap 1 dan tahap 2 serta analisis penelitian.

Perpaduan antara teori dan hasil analisis menghasilkan opini dari peneliti.

6.1 Model asuhan keperawatan keluarga berbasis nursing relational capital.

6.1.1 Pengaruh nursing structural capital terhadap nursing human capital.

Nursing structural capital (modal struktural keperawatan) yang baik

mempengaruhi nursing human capital (modal manusia keperawatan) yang baik

pula dalam melaksanakan asuhan keperawatan keluarga. Modal struktural

mendukung perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan dengan

menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki (Covell, 2011). Modal

struktural keperawatan memberikan arah yang jelas pada perawat dalam

melaksanakan tugasnya. Indikator modal struktural yang berpengaruh adalah buku

pedoman pelayanan keperawatan keluarga, berguna dalam memberikan arahan

dalam penyelenggaraan asuhan keperawatan keluarga. Tujuan disusunnya buku

pedoman ini untuk memudahkan perawat dalam melaksanakan asuhan

keperawatan keluarga (Dinkes Jatim, 2013).

VanPaemel, Kathy, (2011) menjelaskan bahwa pedoman kerja membantu

memenuhi kontinuitas dan ekuitas di tempat kerja. Pedoman yang disusun dapat

memberikan informasi kepada perawat agar mematuhi peraturan dan kebijakan

yang berlaku sehingga dapat bekerja dengan baik. Pedoman kerja berisi

bagaimana seharusnya bekerja agar memenuhi kebutuhan pelanggan, prosedur

158

Page 184: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

pelaporan absensi, jam kerja dan pengaturannya. Pedoman asuhan keperawatan

keluarga yang dikeluarkan oleh Dinkes Provinsi Jawa Timur disusun secara rinci

sehingga perawat mudah dalam melaksanakannya. Kemudahan dalam

mempelajari pedoman akan meningkatkan motivasi dalam bekerja.

Indikator modal struktural keperawatan lainnya yang berpengaruh adalah

standar prosedur operasional (SPO). Hasil penelitian didapatkan sebagian kecil

perawat berkatagori baik dalam menerapkan SPO pada pelaksanaan asuhan

keperawatan keluarga, artinya SPO belum diterapkan secara optimal oleh perawat.

Secara konsep, SPO memudahkan perawat dalam melakukan kegiatan rutin. SPO

menjadi alat berkomunikasi untuk melaksanakan kebijakan penting dalam suatu

pekerjaan. SPO membantu memastikan konsistensi dan kualitas kerja perawat

(Dowglas H., 2003). SPO menggambarkan proses pelaksanaan asuhan

keperawatan keluarga. Deskripsi proses mencakup rincian tentang masukan,

berlangsung input menjadi output, dan umpan balik yang diperlukan untuk

memastikan hasil yang konsisten. Pendekatan dalam SPO adalah PDCA (Plan,

Do, Check, Act). Plan digunakan untuk menjelaskan persiapan klien, alat dan

lingkungan sebelum melakukan tindakan dan tujuan dari tindakan yang akan

dilakukan, do menjelaskan urutan tindakan keperawatan yang harus dilakukan

oleh perawat, check memberikan informasi bagaimana mengevaluasi respon klien

setelah tindakan keperawatan dilakukan, dan act menjelaskan tentang bagaimana

menindaklanjuti tindakan yang telah dilakukan (Chris A., 2016).

SPO yang tersedia di Puskesmas untuk melaksanakan asuhan keperawatan

keluarga meliputi komponen pengertian, tujuan dari tindakan, kebijakan dalam

Page 185: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

melakukan tindakan dan prosedur kerja. Komponen dalam SPO ini belum sesuai

secara teoritis tetapi untuk kepentingan praktis sudah dapat dilaksanakan.

Indikator yang mempengaruhi modal struktural keperawatan berikutnya

adalah format dokumentasi asuhan keperawatan keluarga. Data yang didapatkan

dokumentasi asuhan keperawatan dengan menggunakan format yang ada sebagian

besar dalam katagori cukup dan sebagan kecil katagori baik. Format asuhan

keperawatan penting bagi perawat dalam menunjang pelaksanaan asuhan

keperawatan keluarga. Format ini merupakan modal struktural sebagai bukti dari

pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga dengan pendekatan proses

keperawatan.

Hasil penelitian Retyaningtyas I.D dkk (2013) menjelaskan bahwa ada

hubungan antara kualitas dokumentasi keperawatan dengan motivasi perawat dan

supervisi kepala ruangan. Motivasi yang tinggi pada perawat untuk

mendokumentasikan hasil kerjanya akan menghasilkan kualitas dokumentasi

keperawatan yang baik pula. Hasil penelitian lain yang sama adalah penelitian

Widyaningtyas, K. (2010) menjelaskan bahwa motivasi dan unsur tenaga

mempengaruhi kepatuhan perawat dalam mendokumentasikan asuhan

keperawatan. Unsur tenaga yang dimaksudkan adalah jumlah tenaga dan pelatihan

yang telah diikuti. Berkaitan dengan jumlah tenaga, perawat tiap Puskesmas di

Surabaya jumlahnya tidak sama, tergantung dari jumlah penduduk di wilayah

kerja Puskesmas tersebut. Kondisi ini mungkin mempengaruhi pendokumentasian

asuhan keperawatan keluarga. Terkait dengan adanya pelatihan berhubungan

dengan dokumentasi keperawatan, perawat Puskesmas yang mengikuti pelatihan

Page 186: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

terbatas pada penangggungjawab program Perawatan Kesehatan Masyarakat

(Perkesmas). Sebagian besar penanggungjawab program ini belum

mensosialisasikan kepada perawat pelaksana. Pelatihan yang diselenggarakan

dapat meningkatkan pengetahuan perawat tentang dokumentasi asuhan

keperawatan keluarga.

Data penelitian yang ditemukan sebagian besar pengetahuan perawat

tentang asuhan keperawatan keluarga adalah cukup dan pendokumentasian asuhan

keperawatannya juga cukup. Pribadi. A (2009) menjelaskan bahwa pengetahuan

perawat yang baik akan meningkatkan pelaksanaan dokumentasi keperawatan.

Pengetahuan yang baik merupakan domain penting untuk terbentuknya perilaku

perawat dalam mendokumentasikan asuhan keperawatan keluarga.

Pengisian format dokumentasi asuhan keperawatan dipengaruhi tingkat

pendidikan perawat (Ana Z., 2012). Di Surabaya mayoritas pendidikan perawat

adalah D III Keperawatan. Pendidikan perawat menyangkut kemampuan

intelektual dan berkaitan dengan kemampuan dalam menyelesaikan pekerjaan

(Siagian, S.P., 2002). Pengalaman yang diperoleh dalam pendidikan dapat

meningkatkan kemampuan dan kualitas perawat, oleh karenanya semakin tinggi

tingkat pendidikan perawat maka semakin tinggi pula keinginan untuk

menerapkan pengetahuannya dalam bekerja. Tingkat pendidikan perawat juga

berpengaruh dalam memberikan respon terhadap masalah klien. Perawat yang

berpendidikan tinggi lebih rasional, kreatif dan terbuka pada pembaharuan dan

mampu menyesuaikan diri terhadap berbagai perubahan (Maltis, R., 2000).

Page 187: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

Format dokumentasi keperawatan keluarga merupakan sarana bagi

perawat agar dapat melaksanakan asuhan keperawatan sesuai dengan standar.

Standar asuhan keperawatan yang telah ditetapkan secara resmi oleh organisasi

profesi terdiri dari 6 (enam) standar dan pendokumentasian asuhan keperawatan

termasuk pada standar ke 6. Pendokumentasian asuhan keperawatan keluarga juga

merupakan peran perawat di Puskesmas (Kemenkes RI., 2006). Peran merupakan

tingkah laku yang diharapkan dari perawat sesuai dengan kedudukannya

(Allender, S. et al., 2010). Peran ini harus dijalankan sebagai bentuk

tanggungjawab perawat dalam melaksanakan kewenangannya (Asmadi, 2008).

Fakta yang ditemukan, ada perawat yang sudah melaksanakan perannnya

dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga tetapi tidak

mendokumentasikannya, sehingga bukti tanggungjawab kinerjanya tidak ada.

Pendokumentasian keperawatan merupakan bukti tanggungjawab hukum dan etik

perawat dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga yang berkualitas

(Setiadi, 2012). Dokumentasi keperawatan yang tidak akurat menyebabkan

terjadinya klaim malpraktik pada perawat. Satu-satunya cara untuk menghindari

terhadap tuduhan kelalaian profesional perlu melakukan dokumentasi

keperawatan yang lengkap dan akurat. Dokumentasi keperawatan berisi tentang

respon klien dan keluarga terhadap penyakit, pernyataan masalah keperawatan

klien, tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan dan penilaian keberhasilan

tindakan keperawatan. Penulisan dokumentasi keperawatan yang berkualitas

merupakan alasan penting bagi responsibilitas dan akuntabilitas profesional

perawat (Nursalam, 2001).

Page 188: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

Dokumentasi asuhan keperawatan keluarga perlu dilakukan oleh perawat

untuk memantau perkembangan kondisi klien, sebagai alat komunikasi antar tim

dan sebagai bentuk tanggungjawab perawat dalam melaksanakan kewenangannya.

Format dokumentasi asuhan keperawatan keluarga harus mudah dipahami, mudah

pengisiannya dan dapat dimengerti oleh semua tim tidak hanya perawat, sehingga

format ini akan menjadi alat komunikasi yang efektif bagi perawat dan tim

kesehatan lain.

6.1.2 Pengaruh nursing structural capital terhadap nursing relational capital.

Nursing structural capital tidak mempengaruhi nursing relational capital

dalam pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga. Kondisi ini tidak sependapat

dengan hasil penelitian dari Eman Salman T., (2014) menjelaskan bahwa

structural capital berhubungan dengan relational capital dalam meningkatkan

keunggulan kompetitif organisasi di rumah sakit. Penelitian dari Kamukama, et.al.

(2010) juga menyatakan bahwa structural capital mempengaruhi relational

capital dalam meningkatkan kinerja keuangan. Structural capital yang

dimaksudkan dalam penelitian ini adalah sistem informasi, prosedur kerja yang

inovatif melalui sistem yang sudah diatur untuk meningkatkan pengetahuan

karyawan. Hubungan yang terjalin antar karyawan melalui sistem informasi yang

tersedia dalam modal struktural. Penelitian dari Bontis, Fitz-en (2002) juga

menguatkan bahwa structural capital mempunyai korelasi yang positif dengan

relational capital dalam meningkatkan menajemen sumber daya di perusahaan.

Tidak adanya hubungan nursing structural capital dan nursing relational

capital dalam penelitian ini dikarenakan nursing structural capital yang tersedia

Page 189: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

belum digunakan sebagai alat komunikasi antar tim kesehatan. Tiap profesi

sebagai tim kesehatan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga memiliki

SPO dan sistem pendokumentasian masing-masing, sehingga hubungan yang

terjalin tidak memanfaatkan modal struktural keperawatan yang ada.

Pedoman pelayanan keperawatan keluarga sebenarnya disusun tidak hanya

untuk perawat, tetapi untuk seluruh tim kesehatan yang ada di Puskesmas.

Kenyataan di lapangan buku pedoman yang diberikan di tiap-tiap Puskesmas oleh

Dinkes Provinsi Jawa Timur hanya dipegang oleh penanggungjawab program dan

perawat pelaksana. Tim kesehatan lain belum memanfaatkan buku pedoman

tersebut untuk koordinasi pelaksanaan kewenangan masing-masing. Buku

pedoman yang disusun berisi tentang ruang lingkup, tujuan, konsep dasar dan

upaya pembinaan keluarga rawan, tanggungjawab dan kewenangan, pembinaan,

pengawasan dan evaluasi (Dinkes Provinsi Jatim, 2011).

Selain buku pedoman, SPO kunjungan rumah yang disusun oleh masing-

masing Puskesmas masih belum dimanfaatkan untuk menjalin kerjasama antar

tim. Fungsi SPO diantaranya adalah memperlancar tugas perawat atau tim,

mengarahkan perawat dan tim untuk sama-sama disiplin dalam bekerja dan

sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan rutin (Tambunan, Rudi, 2011).

Format dokumentasi asuhan keperawatan keluarga juga belum digunakan

sebagai alat komunikasi antara perawat dengan klien dan keluarga serta tim

kesehatan lain. Setiadi (2012) menjelaskan tujuan dari dokumentasi keperawatan

diantaranya adalah sebagai sarana komunikasi. Dokumentasi yang ditulis secara

akurat dan lengkap membantu koordinasi perawat dan tim kesehatan lain,

Page 190: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

mencegah informasi yang berulang kepada klien dan keluarga dari anggota tim

kesehatan, mencegah tumpang tindih tindakan keperawatan atau bahkan sama

sekali tidak dilakukan. Dokumentasi keperawatan juga mengurangi kesalahan dan

meningkatkan ketelitian dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien dan

keluarga.

Modal struktural keperawatan seharusnya menjadi alat dalam

melaksanakan koordinasi atau kerjasama antar tim kesehatan dalam melaksanakan

asuhan keperawatan keluarga. Pedoman pelaksanaan, SPO dan format

dokumentasi keperawatan keluarga disusun sebagai alat komunikasi agar tindakan

keperawatan dapat terkoordinir dengan baik. Kondisi ini perlu ditindaklanjuti

dengan melengkapi sarana secara terpadu yang diperlukan dan menggunakan

sarana tersebut sebagai alat dalam membangun sistem interaksi dengan klien,

keluarga dan tim kesehatan lain. Hasil diskusi pakar didapatkan data bahwa

pencatatan dan pelaporan dari masing-masing program di Dinas Kesehatan masih

belum terintegrasi, misalnya seorang perawat melaksanakan kunjungan rumah

pada klien TB Paru maka pencatatan dan pelaporannya ada 2 (dua), pencatatan

dan pelaporan untuk program TB Paru dan program perawatan kesehatan

masyarakat dengan dokumentasi asuhan keperawatan. Pencatatan dan pelaporan

yang terpadu diperlukan, sehingga modal struktural berupa dokumentasi asuhan

keperawatan dapat digunakan secara optimal untuk membangun kerjasama antar

tim.

Page 191: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

Klien dan keluarga perlu dilibatkan dalam koordinasi penulisan

dokumentasi keperawatan dengan membantu mencatat segala sesuatu yang telah

dilaksanakan. Perawat yang tidak berada 24 jam dengan klien dan keluarga dapat

melakukan evaluasi keberhasilan tindakan atau perubahan perilaku dengan

melihat catatan dari klien dan keluarga. Dokumentasi yang dilaksanakan secara

terpadu selain meningkatkan koordinasi antar tim, juga mendapatkan data yang

aktual mencakup seluruh kegiatan keperawatan yang dilakukan melalui tahapan

kegiatan proses keperawatan. Data yang didapatkan ini dapat digunakan sebagai

sumber data penelitian, sehingga melalui penelitian dapat mengembangkan bentuk

pelayanan keperawatan yang efektif dan etis.

6.1.3 Pengaruh nursing structural capital terhadap kinerja perawat.

Nursing structural capital yang baik akan meningkatkan kinerja perawat

dalam melaksanakan asuhan keperawatan keluarga, terutama dalam memberikan

pendidikan kesehatan dan tindakan keperawatan keluarga. Hasil penelitian selaras

dengan penelitian dari Kamukama, et.al. (2010) menjelaskan bahwa structural

capital mempunyai dampak positif terhadap kinerja keuangan. Structural capital

digambarkan sebagai competitive intellegance, sistim informasi, dan hak paten

yang mampu mempengaruhi peningkatan kinerja keuangan perusahaan. Penelitian

lain yang sependapat dari Covell dan Sidani (2013) menjelaskan bahwa nursing

structural capital dapat mempengaruhi peningkatan kualitas pelayanan

keperawatan. Covell menjelaskan bahwa nursing strucural capital yang dapat

dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan adalah

Page 192: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

pedoman praktik, peta perawatan, protokol, komputer yang digunakan untuk

mencari informasi (evidence based).

Modal struktural keperawatan digunakan perawat sebagai sarana

penunjang pelaksanaan pendidikan kesehatan dan tindakan keperawatan keluarga.

Sarana merupakan sumber daya penunjang tercapainya tujuan keperawatan karena

perawat dapat melakukan pekerjaannya dengan baik (Wibowo, 2014). Tindakan

perawat mengacu pada SPO yang berlaku. Jenis tindakan keperawatan yang

dilakukan perawat bersifat mandiri maupun tindakan kolaborasi (Kemenkes RI.,

2010).

Jenis-jenis tindakan keperawatan yang harus dilakukan selama

melaksanakan asuhan keperawatan semua tertulis dalam pedoman pelayanan

keperawatan keluarga. Pedoman juga menjelaskan bagaimana perawat

menentukan kriteria keluarga yang memerlukan pelayanan keperawatan,

penghitungan jumlah sasaran keluarga dan cara menilai kemandirian keluarga.

Perawat perlu mempelajari pedoman terlebih dahulu sebelum melaksanakan

asuhan keperawatan keluarga. Pedoman menjadi acuan yang mengarahkan

perawat dan tim agar dapat menjalankan peran sesuai dengan kewenangan

(Dinkes Prov. Jatim, 2011).

Tindakan keperawatan yang dilakukan di keluarga adalah melaksanakan

manajemen kasus dengan melakukan pengkajian masalah, penemuan kasus,

merencanakan tindakan tindakan, melakukan perawatan sesuai kebutuhan,

melakukan pengaturan diit, mengatur aktifitas dan istirahat klien, mengkoordinir

penyedia pelayanan, melakukan pengawasan dan penilaian dan melakukan

Page 193: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

rujukan. Tiap tindakan yang dilakukan perawat membutuhkan standar prosedur

operasional untuk menjamin konsistensi dari tindakan yang dilakukan

(Tambunan, Rudi, 2011). Format dokumentasi asuhan keperawatan juga

diperlukan untuk mencatat tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan.

Pencatatan ini dapat menjamin kualitas tindakan keperawatan yang dilakukan,

mencegah terjadinya kelalaian dan alat komunikasi antar tim untuk mengkoordinir

tindakan keperawatan kepada klien dan keluarga (Setiadi, 2012).

Nursing structural capital menjadi modal bagi perawat ketika

melaksanakan pendidikan kesehatan. Modal ini berupa SPO dan format

dokumentasi keperawatan. Tiap Puskesmas sudah membuat standar prosedur

operasional untuk melakukan pendidikan kesehatan sesuai dengan masalah

kesehatan keluarga. Perawat yang memberikan pendidikan kesehatan tentang

perawatan hipertensi perlu mentaati SPO tentang pendidikan kesehatan pada

keluarga dengan hipertensi (Dinkes Prov. Jatim).

Modal struktural keperawatan merupakan komponen penting untuk

menunjang kinerja perawat dalam melaksanakan pendidikan kesehatan dan

tindakan keperawatan keluarga. Perawat akan memiliki arah yang jelas dalam

melakukan tindakan ketika sudah mempelajari pedoman pelaksanaan asuhan

keperawatan keluarga, mengacu standar prosedur operasional selama

melaksanakan tindakan dan menulis dokumentasi keperawatan setelah selesai

melaksanakan tindakan keperawatan. Perawat akan mampu menjamin kualitas

pelayanan keperawatan keluarga yang diberikan ketika modal struktural

dimanfaatkan dengan baik.

Page 194: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

6.1.4 Pengaruh nursing human capital terhadap nursing relational capital.

Nursing human capital yang baik akan meningkatkan nursing relational

capital. Eman Salman T. (2014) menjelaskan bahwa human capital (modal

manusia) berhubungan dengan relational capital (modal hubungan). Modal

manusia yang dimaksudkan terdiri dari pengetahuan, keterampilan, sikap,

motivasi, kompetensi, kemampuan dalam mengeluarkan ide-ide yang inovatif,

karyawan yang mampu memberikan kepuasan pada organisasi dan mempunyai

kinerja terbaik. Modal hubungan menurut Eman Salman T. (2014) diantaranya

adalah hubungan kolaborasi untuk memecahkan masalah, berbagi informasi,

interaksi untuk mengubah ide-ide yang berbeda, berinteraksi untuk

pengembangan informasi, pengetahuan dan keterampilan.

Perawat yang memiliki kerjasama yang baik dengan tim meningkatkan

motivasinya dalam melaksanakan asuhan keperawatan keluarga. Hasil penelitian

dari Kholifah, S.N. et.al. (2016) terhadap 122 perawat mendapatkan hasil bahwa

kerjasama yang terjalin dengan baik antar tim kesehatan dapat meningkatkan

motivasi dalam melaksanakan asuhan keperawatan keluarga. Perawat

membutuhkan orang lain sebagai tim kerja. Hubungan perawat dengan tim

kesehatan lain seperti dokter dan ahli gizi dalam melaksanakan asuhan

keperawatan keluarga dengan hipertensi berpengaruh terhadap motivasinya.

Naylor dan Johnson (2011) menjelaskan bahwa kerjasama antara perawat dengan

berbagai profesi (Interprofessional collaboration) dapat meningkatkan

sumberdaya manusia.

Page 195: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

Gittel, et.al. (2013) menyatakan berbagi pengetahuan dan keterampilan

dapat terjadi selama proses kolaborasi dengan tim. Perawat akan mendapatkan

tambahan pengetahuan dan keterampilan sehingga akan meningkatkan

kemampuannya dalam melaksanakan asuhan keperaatan keluarga. Kondisi inilah

yang dapat meningkatkan motivasi perawat dalam bekerja. Penambahan

kemampuan perawat merupakan peluang untuk maju menjadi lebih baik. Peluang

ini menurut teori Herzberg adalah motivator bagi perawat untuk melakukan

asuhan keperawatan dengan baik pula. Kompleknya masalah kesehatan yang ada

di keluarga mendorong perawat untuk melakukan kerjasama tidak hanya dengan

tim kesehatan (lintas program) tetapi juga dengan lintas sektor seperti aparat

pemerintah setempat, kader kesehatan dan organisasi masyarakat lainnya.

Peningkatan motivasi melalui kolaborasi akan meningkatkan komitmen

perawat dalam melaksanakan suhan keperawatan keluarga. Komitmen perawat

yang telah terbentuk mampu menyelaraskan perilaku diri sendiri dengan

kebutuhan klien dan keluarga (Soekidjan, 2009). Perawat yang telah berkomitmen

untuk melakukan kerjasama dalam melaksanakan asuhan keperawatan keluarga

akan mengutamakan kepentingan klien dan keluarga serta berusaha untuk

menyelesaikan masalah keperawatan yang dihadapi klien dan keluarga bersama

dengan tim (Meyer dan Allen, 1991, dalam Soekidjan, 2009).

Kerjasama tim dapat meningkatkan pengetahuan perawat dan

kemampuannya dalam mengambil keputusan klinis (clinical judgment). Perawat

yang melaksanakan kolaborasi akan terjadi proses komunikasi. Komunikasi yang

terjadi dalam proses interaksi yaitu komunikasi timbal balik dengan proses sebab

Page 196: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

akibat atau aksi reaksi. Ketika berkomunikasi inilah terjadi pertukaran informasi

sehingga pengetahuan terhadap berbagai hal dapat berubah. Peningkatan

pengetahuan akan meningkatkan kemampuan perawat dalam melakukan penilaian

klinis. Penilaian klinis yang dilakukan oleh perawat dimulai ketika menentukan

masalah keperawatan setelah dilakukan pengumpulan data, merumuskan

diagnosis keperawatan keluarga, merencanakan tindakan, melaksanakan dan

melakukan evaluasi dari tindakan keperawatan yang telah dilakukan (Margot P.,

2008; Thompson, et.al, 2013). Berdasarkan uraian di atas, peluang untuk

penelitian selanjutnya adalah mengidentifikasi pengaruh nursing relational

capital terhadap nursing human capital yang belum diteliti dalam penelitian ini.

Modal manusia keperawatan (nursing human capital) akan meningkat

apabila modal hubungan keperawatan (nursing relational capital) dilakukan

dengan baik. Kerjasama dengan tim mempunyai banyak keuntungan dalam

meningkatkan pengetahuan, motivasi, komitmen dan kemampuan dalam

mengambil keputusan klinis. Peningkatan kerjasama tidak hanya terbatas pada

kegiatan rujukan, tetapi kegiatan kunjungan rumah bersama-sama secara tim agar

pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga yang diberikan berkualitas.

6.1.5 Pengaruh nursing human capital terhadap kinerja perawat.

Modal manusia keperawatan (nursing human capital) yang baik akan

meningkatkan kinerja perawat dalam melaksanakan tindakan keperawatan

keluarga dan pendidikan kesehatan. Kinerja perawat ini diartikan sebagai apa

yang dikerjakan, bagaimana mengerjakannya dan hasil yang dicapai dari tindakan

keperawatan yang telah dilakukan (Wibowo, 2014). Covell dan Sidani (2013)

Page 197: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

menjelaskan bahwa nursing human capital mempengaruhi kualitas pelayanan

keperawatan. Modal manusia keperawatan dapat dijelaskan dengan indikator

pengetahuan, motivasi, komitmen dan clinical judgment.

Pengetahuan perawat yang baik akan meningkatkan kinerja perawat. Wibowo

(2014) menjelaskan salah satu indikator kinerja yang bisa diukur adalah

kompetensi perawat. Kompetensi menjadi syarat utama dalam kinerja.

Kompetensi diartikan sebagai kemampuan yang dimiliki oleh perawat baik

pengetahuan maupun keterampilan untuk melaksanakan asuhan keperawatan

keluarga. Sejalan dengan pernyataan tersebut, hasil penelitian Riezky D.E (2013)

menyatakan bahwa pengetahuan perawat berhubungan secara siginifikan dengan

tindakan keperawatan klien pasca operasi di Ruang Pemulihan RSD Dr. Subandi

Jember. Hasil penelitian lain dari Ace Sudrajat dkk (2014) juga menjelaskan

adanya hubungan antara pengetahuan perawat dengan keterampilan triase di IGD

RSCM. Pengetahuan perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan meliputi

pengetahuan tentang pengkajian, perumusan diagnosis keperawatan, perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi.

Pengetahuan perawat tentang asuhan keperawatan keluarga merupakan faktor

penentu keberhasilan perawat dalam mengidentifikasi kebutuhan klien termasuk

kebutuhan belajarnya. Perawat memberikan pendidikan kesehatan sesuai dengan

kebutuhan klien dan keluarga untuk meningkatkan kemampuannya dalam

memelihara dan meningkatkan kesehatan. Pendidikan kesehatan merupakan suatu

bentuk intervensi keperawatan yang mandiri bagi perawat (Notoatmodjo. S.,

2010).

Page 198: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

Pelaksanaan intervensi keperawatan baik mandiri maupun kolaboratif

memerlukan motivasi perawat dalam melaksanakannya. Motivasi perawat yang

baik akan meningkatkan kinerjanya. Roseanne C.M dan Daniel J.P (2006)

menjelaskan bahwa motivasi perawat berkaitan dengan kinerja. Penelitian ini

memberikan wawasan dan menunjukkan bahwa perbedaan motivasi pada tiap

perawat akan berpengaruh pada hasil perawatan yang dilakukannya pada klien.

Penelitian lain yang sependapat dari Windy A.M dan Gunasti H. (2012)

menyatakan bahwa motivasi berhubungan dengan kinerja karyawan bagian

akuntansi pada perusahaan manufaktur di Surabaya. Motivasi perawat diartikan

sebagai dorongan yang dapat menciptakan kegairahan dalam melakukan

kerjasama, bekerja efektif dan terintegrasi untuk mencapai kepuasan kerja

(Nursalam, 2011).

Motivasi perawat digerakkan secara intrinsik oleh faktor pengakuan perawat

sesuai dengan kewenangannya (cognition), tanggung jawabnya dalam

melaksanakan asuhan keperawatan keluarga (responsibility), prestasi (achievement)

artinya perawat memperoleh kesempatan untuk mencapai hasil yang baik atau

berprestasi, peluang untuk maju (advancement) maksudnya besar kecilnya

kemungkinan perawat dapat maju dalam pekerjaannya, dan pekerjaan itu sendiri

(job it self), artinya memang pekerjaan yang dilakukan itu sesuai dan

menyenangkan bagi perawat (Nursalam, 2011). Hasil penelitian Tyas H.S. (2014)

menyatakan bahwa motivasi intrinsik dan kemampuan berhubungan dengan

kinerja di Bank BTN Surabaya. Penjelasan lebih lanjut dikatakan bahwa dari

Page 199: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

5 (lima) motivasi intrinsik yang mempunyai nilai siginikansi paling tinggi adalah

peluang untuk maju.

Motivasi juga dipengaruhi oleh faktor ekstrinsik yaitu gaji (salary) yang

diterima, hubungan antar pribadi dengan teman sejawat, atasan atau bawahan

(interpersonal relation), penyeliaan (supervision), kondisi tempat kerja (working

condition), kebijakan perusahaan (company policy) (Nursalam, 2011). Lutfi F.R

(2014) juga menjelaskan berdasarkan kajian literatur didapatkan pengaruh

motivasi ekstrinsik terhadap kinerja perawat. Motivasi ekstrinsik tersebut adalah

gaji, kebijakan, rekan kerja, kondisi lingkungan kerja dan supervisi. Motivasi

kerja perawat yang baik maka komitmen perawat akan baik pula.

Komitmen perawat yang tinggi dapat meningkatkan kinerja dalam

melaksanakan tugas pokok dan fungsinya. Hasil penelitian Kholifah, S.N. et.al.

(2016) terhadap 117 perawat di Jawa Timur mendapatkan hasil bahwa komitmen

mempengaruhi kinerja dalam melaksanakan asuhan keperawatan komunitas. Hasil

penelitian lain yang sependapat dari Ferris, K. (2016) yang menjelaskan bahwa

ada hubungan antara komitmen dengan kinerja individu. Berdasarkan dimensi

affective commitment, perawat yang mencintai profesinya berkomitmen untuk

melaksanakan asuhan keperawatan sebaik-baiknya (Allen & Meyer, 1997 dalam

Soekidjan, 2009). Kashefi, et.al. (2013) menjelaskan bahwa komitmen

berdampak pada kinerja organisasi. Komitmen karyawan adalah konstruk yang

paling penting dalam mempertahankan orang-orang kunci, pengetahuan dan

kinerja perusahaan (Nick Bontis, Fitz-enz, 2002).

Page 200: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

Komitmen dipengaruhi oleh karakteristik perawat. Umur, status

pernikahan, tingkat pendidikan, kebutuhan untuk berprestasi, etos kerja, dan

persepsi individu mengenai kompetensinya mempengaruhi proses terbentuknya

affective commitment (Allen & Meyer, 1997 dalam Soekidjan, 2009). Pendapat ini

sesuai dengan hasil penelitian dari Kholifah, S.N. et.al. (2016) menyatakan bahwa

karakteristik personal perawat mempengaruhi kinerja dalam melaksanakan asuhan

keperawatan komunitas. Karakteristik personal yang dimaksudkan adalah faktor

biologis, psikologis dan sosiokultural. Faktor biologis salah satunya adalah umur

perawat.

Hasil penelitian berdasarkan karakteristik perawat didapatkan data

mayoritas perawat berumur 31-40 tahun. Kelompok umur tersebut termasuk

katagori umur produktif. Mayoritas berjenis kelamin perempuan, hampir

seluruhnya berpendidikan D III Keperawatan dan sudah menikah, lama kerja

mayoritas 5-10 tahun. Sunar (2012) menjelaskan bahwa semakin produktif usia

maka proses penyerapan ilmu pengetahuan seseorang semakin baik, sehingga

mendukung kearah sikap yang lebih positif. Posner (2014) juga menyatakan

bahwa pengembangan diri perawat sangat ditentukan oleh pendidikan, usia, jenis

kelamin, suku, ras, dan sistem regulasi yang berlaku. Lebih lanjut Putri A. Dan

Rahmi L. (2013) menjelaskan bahwa jenis kelamin perempuan mempunyai

komitmen lebih tinggi dibandingkan laki-laki pada 40 karyawan PT. Indomarco

Prismata Medan. Berdasarkan lama kerja, semakin lama masa kerja maka semakin

tinggi komitmen karyawan pada organisasi (Martha.I.H., Diah K. & Tri M.I.,

2013).

Page 201: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

Perawat yang memiliki komitmen tinggi memiliki kemauan untuk

meningkatkan kinerjanya, berupaya untuk meningkatkan pengetahuan dan

kemampuan profesional, senantiasa menjaga kualitas kerja dan memanfaatkan

waktu kerja seoptimal mungkin. Perawat agar mempunyai komitmen tinggi perlu

mencintai pekerjaan dan profesinya, mempunyai kesadaran yang tinggi untuk

melaksanakan tugas karena banyak keuntungan yang didapatkan dan merasa

dirinya merupakan bagian penting dari sistem pelayanan keperawatan.

Indikator nursing human capital yang berkaitan dengan kinerja adalah

kemampuan dalam pengambilan keputusan klinis (Clinical Judgment). Hasil

penelitian ditemukan data bahwa sebagian besar perawat mempunyai kemampuan

pengambilan keputusan klinis yang baik. Pengambilan keputusan klinis ini

dimaksudkan sebagai suatu kemampuan untuk membuat keputusan rasional

selama pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga mulai dari pengkajian sampai

dengan evaluasi. Perawat dapat menetapkan masalah keperawatan pada klien dan

keluarga berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan, mengambil keputusan

klinis dalam menetapkan diagnosis keperawatan dengan tipenya yang tepat untuk

klien, mengambil keputusan klinis untuk menentukan tindakan keperawatan

sesuai dengan masalah klien dan menentukan keberhasilan tindakan keperawatan

dengan menggunakan kriteria penilaian keluarga mandiri (Margot P., 2008;

Thompson, et.al, 2013). Ketepatan dalam mengambil keputusan klinis sangat

mempengaruhi keberhasilan asuhan keperawatan yang diberikan.

Modal manusia keperawatan (Nursing human capital) menunjukkan pengaruh

langsung terhadap kinerja yang terbesar. Artinya modal manusia keperawatan ini

Page 202: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

adalah komponen terpenting secara langsung yang dapat meningkatkan kinerja

perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan keluarga. Modal manusia

keperawatan yang kurang mendukung peningkatan kinerja dapat diperbaiki

dengan syarat perawat mempunyai keinginan untuk berubah, diberikan

pengetahuan dan keterampilan yang memadai untuk melaksanakan asuhan

keperawatan keluarga, adanya iklim yang kondusif terhadap terjadinya perubahan

perilaku perawat, memberikan bantuan dan dukungan pada perawat yang

mempunyai keinginan untuk berubah dan memberikan penghargaan pada perawat

yang telah memperbaiki kinerjanya.

6.1.6 Pengaruh klien terhadap nursing relational capital.

Faktor klien yang baik tidak diikuti peningkatan nursing relational capital.

Data penelitian didapatkan bahwa sebagain besar kondisi fisik dan psikologis

klien dalam katagori kurang. Kondisi fisik adalah suatu kondisi yang tampak atau

dapat diamati dengan indera. Kondisi fisik mempengaruhi komunikasi (Perry &

Potter, 2009). Hal ini dapat dijelaskan bahwa ketika tekanan darah meningkat

akan menyebabkan klien merasa tidak nyaman, sehingga akan berpengaruh pada

respon terhadap orang lain. Klien hipertensi yang mengalami peningkatan tekanan

darah akan mengeluh nyeri kepala dan mudah lelah. Keluhan ini mempengaruhi

proses komunikasi klien dengan perawat. Pengiriman pesan dari perawat kepada

klien tentang informasi kesehatan terkait dengan perawatan hipertensi mungkin

tidak dapat diterima dengan baik.

Kondisi psikologis mempengaruhi interaksi antara klien dengan perawat

(Perry & Potter, 2009). Komponen psikologis yang dimaksud adalah nilai dan

Page 203: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

emosi. Nilai merupakan standar dari perilaku klien. Perbedaan nilai tersebut

dapat dicontohkan sebagai berikut, misalnya klien hipertensi memandang bahwa

bila tidak ada keluhan tidak perlu minum obat, yang penting tidak makan yang

asin-asin, sementara nilai yang ditanamkan oleh perawat bahwa klien hipertensi

harus minum obat dengan teratur meskipun tidak ada gejala yang dirasakan.

Emosi juga berpengaruh terhadap komunikasi. Emosi merupakan perasaan

subyektif seperti marah, sedih, senang akan mempengaruhi klien dalam merespon

hubungan dengan orang lain termasuk dengan tim kesehatan. Perawat perlu

mengkaji emosi klien dengan benar, sehingga mampu memilih waktu yang tepat

untuk berkomunikasi.

Kondisi klien yang menurun akan meningkatkan nursing relational

capital. King menyatakan bahwa interaksi antara lingkungan dan kesehatan yang

berfokus pada praktik keperawatan akan mempengaruhi kesehatan (Frey, 2003).

Kerjasama dan koordinasi tim kesehatan ditingkatkan dalam memberikan

perawatan untuk menyelesaikan masalah kesehatan klien. Kondisi tekanan darah

klien dipantau selama pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga, apabila tekanan

darah naik maka semua tim kesehatan akan mengevaluasi penyebab dari

kenaikan darahnya. Tim medis akan mengevaluasi obat yang diberikan, perawat

memantau obat diminum rutin atau tidak, ahli gizi akan memantau diit hipertensi

yang dijalankan, perawat mengevaluasi olah raga dan manajemen stres yang

dilakukan klien. Ketika penyebab sudah ditemukan maka tanggungjawab masing-

masing profesi untuk menyelesaikan dengan mengoptimalkan kerjasama dengan

Page 204: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

profesi lain dan keluarga sebagai pendukung perawatan. Kerjasama yang

meningkat ini dilakukan agar kondisi klien yang menurun menjadi lebih baik.

6.1.7 Pengaruh keluarga terhadap nursing relational capital.

Struktur, fungsi dan koping keluarga yang baik diikuti peningkatan

nursing relational capital. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga indikator

lebih dari setengahnya berkatagori cukup, artinya faktor keluarga cukup

mendukung dalam memberikan perawatan pada anggota keluarganya yang sakit

hipertensi. Pengaruh faktor keluarga terhadap nursing relational capital ini

memiliki nilai t-statistik dan nilai koefisien parameter jalur yang tertinggi. Berarti

keluarga merupakan faktor yang paling kuat mempengaruhi nursing relational

capital. Faktor keluarga dapat diukur dengan 3 (tiga) indikator yaitu fungsi

keluarga, struktur keluarga dan koping keluarga, dimana ketiga indikator ini

berkaitan dengan interaksi internal dalam keluarga. Berkaitan dengan fungsi

keluarga, hasil penelitian Rahmawati (2014) pada 210 lansia didapatkan adanya

hubungan fungsi keluarga dengan kejadian hipertensi. Penjelasan lebih lanjut

bahwa fungsi perawatan kesehatan yang mempunyai hubungan paling kuat

dengan kejadian hipertensi di Puskesmas Darul Imarah Aceh Besar. Hasil

penelitian lain dari Laksmi W.A (2013) menjelaskan bahwa fungsi perawatan

kesehatan berhubungan dengan pencapaian tugas perkembangan balita. Friedman,

Bowdens, Jones (2003) menyatakan bahwa fungsi perawatan kesehatan keluarga

dengan menyediakan kebutuhan fisik dan perawatan kesehatan pada anggota

keluarga yang sakit. Perawatan kesehatan yang dilakukan oleh keluarga dan

upaya pencegahan sakit pada tiap anggota keluarga merupakan bagian yang paling

Page 205: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

relevan dari fungsi perawatan kesehatan. Keluarga merupakan komponen utama

sebagai pendukung dalam pemberian perawatan di rumah (Watkins, Edwards &

Gastrell, 2003).

Keluarga sebagai pemberi perawatan membutuhkan hubungan dengan

perawat dan tim kesehatan lain. Sependapat dengan Griffin & Mc Keever (2000)

menjelaskan bahwa hubungan antara perawat dan keluarga ada 4 (empat) tipe

yang berbeda tetapi saling berhubungan, yaitu : Hubungan antara perawat dan

pengasuh (Nurse-helper relationship), hubungan antara pekerja-pekerja (Worker-

worker relationship), hubungan antara manajer dan pekerja Manager-worker

relationship, dan hubungan antara perawat dan klien (Nurse-patient

relationship).

Tipe yang digunakan oleh perawat saat ini cenderung pada tipe nurse-

patient relationship. Penerapan tipe pada keluarga adalah perawat sebagai perawat

dan keluarga pemberi pelayanan sebagai klien. Keluarga diposisikan sebagai klien

yang membutuhkan pelayanan keperawatan. Keluarga mencatat semua tindakan

keperawatan yang dilakukan pada anggota keluarganya yang sakit. Keluarga akan

melakukan instruksi dari perawat selama perawat tidak ada di keluarga. Perawat

memberikan petunjuk dengan jelas tentang tindakan yang perlu ditindaklanjuti

oleh keluarga. Sesuai pendapat pakar keperawatan pada kegiatan diskusi

dikatakan keluarga mempunyai persepsi bahwa kesehatan adalah tanggungjawab

dari tenaga kesehatan, sehingga perawat harus menunjukkan dengan jelas

kebutuhan keluarga. Tujuan dari intervensi keperawatan yang ditujukan pada

keluarga adalah proses pemberdayaan keluarga agar keluarga mampu mandiri

Page 206: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

dalam melakukan perawatan pada anggota keluarga yang sakit. Keluarga akan

mendapatkan berbagai pengetahuan dan keterampilan terkait dengan perawatan

yang akan dilakukan pada anggota keluarganya, tetapi ada batas yang jelas antara

peran perawat dan keluarga sebagai pengasuh (Griffin & Mc Keever, 2000).

Berdasarkan analisis hasil penelitian, faktor keluarga yang baik

ditunjukkan dengan fungsi keluarga yang sudah berjalan, struktur keluarga yang

baik dan koping yang efektif dalam melakukan perawatan pada anggota keluarga

yang sakit hipertensi. Kondisi ini sangat mendukung keberhasilan asuhan

keperawatan keluarga yang dilakukan. Sependapat dengan Frey (2003)

menyatakan bahwa social support orang tua berpengaruh pada kesehatan anak.

Faktor keluarga sebagai faktor yang berpengaruh pada nursing relational capital

sehingga keluarga dapat memberikan penguatan pada anggota keluarga yang sakit

agar perawatan pada klien menjadi lebih baik.

Keluarga merupakan komponen penting dalam mempengaruhi modal

hubungan keperawatan. Keluarga sebagai penanggungjawab perawatan bagi klien

di rumah memberikan berbagai fasilitas yang dapat menghubungkan klien dengan

perawat dan tim kesehatan lain. Interaksi keluarga dengan perawat dan tim

kesehatan lain sangat mendukung keberhasilan pelaksanaan asuhan keperawatan

keluarga yang akan berdampak pada peningkatan kondisi klien hipertensi di

rumah.

6.1.8 Pengaruh nursing relational capital terhadap kinerja perawat.

Perawat yang memiliki nursing relational capital yang baik menunjukkan

proses transaksi (kinerja) yang baik pula dalam melaksanakan asuhan

Page 207: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

keperawatan keluarga. Sependapat dengan hasil penelitian Riggio, Shelby (2000)

menyatakan bahwa kinerja perawat berhubungan dengan dimensi personal dan

keterampilan komunikasi. Komunikasi yang dibangun oleh perawat untuk

membantu klien dalam mencapai adaptasi positif terhadap lingkungan (King,

1981 dalam Alligood, M.R., 2014). Interaksi antara perawat dan klien

mempengaruhi kualitas pelayanan keperawatan yang diberikan (Gunther, 2001).

Hasil penelitian yang sependapat dari Kamukama, et.al. (2010) menyatakan

bahwa relational capital berhubungan dengan kinerja keuangan. Relational

capital terdiri dari hubungan kerjasama internal dan eksternal merupakan salah

satu komponen yang berpengaruh pada kinerja (Nick Bontis-Fitz.enz, 2002).

Kualitas pelayanan keperawatan dipengaruhi oleh interaksi perawat dengan klien

yang kedua-duanya unik dan memiliki nilai yang saling berbagi didalam interaksi-

transaksi untuk mencapai tujuan (Gunther, 2001).

Nursing relational capital merupakan temuan baru dari penelitian ini.

Nursing relational capital dikembangkan dari teori nursing intellectual capital

oleh Covell tahun 2011. Teori ini terdiri 2 (Dua) komponen yaitu nursing human

capital dan nursing structural capital. Nursing relational capital dibangun dengan

mengintegrasikan teori of goal attainment. Indikator yang menjelaskan nursing

relational capital dalam penelitian ini adalah interaksi personal, interaksi

interpersonal perawat dengan klien, keluarga dan perawat lainnya serta kerjasama

dengan tim kesehatan lain. Gunther (2011) menjelaskan bahwa sistem personal

yang terdiri dari empati, kesadaran diri dan persepsi merupakan pedoman

komunikasi selama perawat dengan klien berinteraksi bertujuan untuk

Page 208: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

pengambilan keputusan tindakan dalam mencapai tujuan (Goal attainment).

Sistem interpersonal dan sosial juga mempengaruhi proses pengambilan

keputusan dan merefleksi nilai-nilai klien yang berpengaruh terhadap tindakan

keperawatan. Interaksi interpersonal merupakan area tindakan keperawatan

dipengaruhi oleh tingkat perkembangan dari sistem pribadi masing-masing

perawat sebagai karakteristik konseptual dari sistem sosial yang lebih besar.

Interaksi personal dan interpersonal mempengaruhi kinerja perawat dalam

melaksanakan program perawatan kesehatan masyarakat (Wibrata, D.A. et.al,

2014). Interaksi personal adalah interaksi dengan diri sendiri. Interaksi ini

dipengaruhi oleh persepsi (perception), diri (self), pertumbuhan dan

perkembangan (growth & development), citra diri (body image), ruang (space),

waktu (time) (King, 1981 dalam Alligood, M.A, 2014). Penafsiran perawat

terhadap suatu stimulus yang masuk terkait cara pandangnya terhadap suatu objek

tertentu berbeda-beda. Objek yang diamati oleh perawat sehari-hari adalah klien

dan keluarga yang memerlukan bantuan karena salah satu anggota keluarganya

mengalami masalah kesehatan. Objek inilah yang dapat menjadi stimulus bagi

perawat mengenai alat indra perawat dan langsung bekerja sebagai reseptor yang

menimbulkan suatu minat untuk melakukan tindakan keperawatan keluarga

(Bimo, W., 2004).

Persepsi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan keluarga akan

mempengaruhi motivasinya dalam melaksanakan kegiatan. Pengetahuan dan

pengalaman perawat selama melaksanakan tugas dan wewenang merupakan hal

penting dalam membentuk persepsi dalam melaksanakan pelayanan keperawatan

Page 209: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

keluarga (Bimo, W., 2004). Karakteristik persepsi adalah universal atau dialami

oleh semua, selektif untuk semua orang, dan subyektif atau personal (King, 1981

dalam Alligood, M.A, 2014). Oleh karenanya interaksi personal sangat perlu

dilakukan agar tindakan keperawatan keluarga yang dilakukan berkualitas.

Interaksi interpersonal perawat yang menjadi indikator pada penelitian ini

yang berpengaruh pada kinerja adalah interaksi antar perawat, klien dan keluarga.

Hasil penelitian menunjukkan pengaruh tidak langsung faktor klien dan keluarga

melalui nursing relational capital terhadap kinerja. Jalur yang terbesar adalah dari

keluarga ke nursing relational capital kemudian ke kinerja. Jalur yang terkecil

adalah dari klien ke nursing relational capital dan ke kinerja. Keluarga

mempunyai pengaruh penting terhadap kinerja perawat melalui nursing relational

capital. Keberadaan klien dan keluarga dengan semua masalah kesehatannya

dapat meningkatkan interaksi perawat dengan diri sendiri, kerjasama perawat

dengan perawat, klien, keluarga dan tim kesehatan lainnya.

Kerjasama tim kesehatan dapat meningkatkan kinerja. Hasil penelitian

Dina R.S., Lucy A.(2013) menyatakan kerjasama tim dapat meningkatkan

efisiensi kerja pada PT. Mitha Samudera Wijaya Medan. Kerjasama tim

merupakan hubungan kerjasama dan koordinasi antar profesional meliputi shared

goals, shared knowledge dan mutual respect (Naylor, 2011). Kolaborasi tim

kesehatan untuk klien hipertensi dilakukan antar perawat, perawat dengan dokter

serta ahli gizi. Tujuan utama dari kolaborasi tim kesehatan adalah memberikan

pelayanan yang tepat. Elemen penting dalam kolaborasi tim kesehatan yaitu

keterampilan komunikasi yang efektif, saling menghargai, rasa percaya, dan

Page 210: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

proses pembuatan keputusan. Konsep kolaborasi tim kesehatan itu sendiri

merupakan konsep hubungan kerjasama yang kompleks dan membutuhkan

pertukaran pengetahuan yang berorientasi pada pelayanan kesehatan untuk klien.

Johnson (2011) menyatakan bahwa rekomendasi untuk kolaborasi

interprofessional ke depan adalah memperhatikan nilai dan etika, kepekaan,

memperhatikan keragaman budaya dan perbedaan antar tim, peran yang unik dan

tanggungjawab antar tim, serta komunikasi efektif dalam berbagai peran.

Jenis kolaborasi tim kesehatan, diantaranya (1) Fully Integrated Major

merupakan kolaborasi dimana setiap bagian dari tim memiliki tanggung jawab

dan kontribusi yang sama untuk tujuan yang sama, (2) Partially Integrated Major,

adalah bentuk kolaborasi yang setiap anggota dari tim memiliki tanggung jawab

yang berbeda tetapi tetap memiliki tujuan bersama, (3) Joint Program Office

adalah bentuk kolaborasi yang tidak memiliki tujuan bersama tetapi memiliki

hubungan pekerjaan yang menguntungkan bila dikerjakan bersama, (4) Joint

Partnership with Affiliated Programming merupakan kerjasama untuk

memberikan jasa dan umumnya tidak mencari keuntungan antara satu dan

lainnya, (5) Joint Partnership for Issue Advocacy adalah bentuk kolaborasi yang

memiliki misi jangka panjang tapi dengan tujuan jangka pendek, namun tidak

harus membentuk tim yang baru (Family Health Team, 2005).

Jenis kolaborasi tim ada 12 (dua belas) yaitu perawatan reproduktif primer

(misalnya, pre-natal, kebidanan, pasca persalinan, dan perawatan bayi baru lahir);

perawatan kesehatan mental primer, perawatan paliatif primer; in-home/fasilitas

penggunaan yang mendukung pelayanan; pelayanan koordinasi/care navigation;

Page 211: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

pendidikan klien dan pencegahan; program penanganan penyakit kronis seperti

hipertensi, diabetes, penyakit jantung, obesitas, arthritis, asma, dan depresi;

promosi kesehatan dan pencegahan penyakit; kesehatan ibu/anak; kesehatan kerja;

kesehatan lansia; pengobatan kecanduan; pelayanan rehabilitas; dan pengasuhan.

Prinsip-prinsip kolaborasi tim kesehatan adalah (1) Patient-centered care

adalah prinsip ini lebih mengutamakan kepentingan dan kebutuhan klien. Klien

dan keluarga merupakan pemberi keputusan dalam masalah kesehatannya,

(2) Recognition of patient-physician relationship merupakan kepercayaan dan

berperilaku sesuai dengan kode etik serta menghargai satu sama lain,

(3) Physician as the clinical leader, merupakan pemimpin yang baik dalam

pengambilan keputusan terutama dalam kasus yang bersifat darurat, (4) Mutual

respect and trust,adalah saling percaya dengan memahami pembagian tugas dan

kompetensinya masing-masing (Gittel, et.al, 2013).

Membangun dan mempertahankan kolaborasi tim kesehatan sangat

diperlukan agar dapat memberikan pelayanan kesehatan kepada klien dengan

optimal. Kerjasama tim kesehatan meningkatkan kualitas pelayanan kepada klien.

Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk membangun dan mempertahankan

kolaborasi tim kesehatan yaitu pastikan semua anggota tim dapat bertemu secara

berkala untuk mendiskusikan tentang program perawatan klien dengan hipertensi,

semua tim kesehatan terlibat dalam setiap rencana, saling mengenal antar anggota

tim agar dapat berkontribusi dengan baik, komunikasi harus terjalin dengan baik

dan rutin dilakukan, saling percaya, mendukung, dan menghormati, melakukan

evaluasi secara berkala untuk memperbaiki keadaan dimasa yang akan datang dan

Page 212: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

menghargai setiap pendapat dan kontribusi semua anggota tim (Naylor, 2011).

Kolaborasi tim kesehatan ini dilakukan agar tindakan keperawatan yang dilakukan

dapat mengatasi semua masalah klien di keluarga.

Tindakan keperawatan keluarga yang dilakukan sangat bergantung pada

masalah keperawatan dan sumber-sumber yang tersedia. Pada asuhan keperawatan

keluarga, tindakan yang dilakukan ditujukan untuk mengurangi atau

menghilangkan sebab-sebab yang dapat mengakibatkan timbulnya masalah

keperawatan. Penyebab dari masalah keperawatan yang timbul berdasarkan

ketidakmampuan keluarga dalam melaksanakan 5 (lima) tugas kesehatan keluarga

yaitu (1) ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan, (2)

ketidakmampuan dalam mengambil keputusan yang tepat, (3) ketidakmampuan

dalam merawat anggota keluarga yang sakit, (4) ketidakmampuan keluarga dalam

memodifikasi lingkungan yang sehat dan (5) ketidakmampuan keluarga dalam

memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan (Friedman, et.al, 2003). Tindakan

keperawatan keluarga yang dilakukan untuk mengatasi penyebab masalah

keperawatan.

Tindakan keperawatan tersebut terdiri dari membantu keluarga dalam

menstimulasi kesadaran dan penerimaan terhadap masalah keperawatan,

membantu keluarga agar dapat menentukan keputusan yang tepat dalam rangka

penyelesaian masalah, meningkatkan kepercayaan diri keluarga dalam

memberikan perawatan terhadap anggota keluarga yang sakit, meningkatkan

kemampuan keluarga dalam menciptakan lingkungan yang menunjang kesehatan,

membantu keluarga dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada. Tujuan

Page 213: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

tindakan keperawatan adalah membantu kepentingan klien dan keluarga

meningkatkan kondisi fisik, emosional, psikososial, budaya dan lingkungan

(Friedman, et.al, 2003).

Indikasi intervensi keperawatan keluarga dilakukan diantaranya adalah

adanya masalah dalam keluarga yang mempengaruhi anggota keluarga, adanya

penyakit yang diderita anggota keluarga yang berdampak pada anggota keluarga

yang lain, anggota keluarga mendukung permasalahan atau gejala suatu individu,

anggota keluarga menunjukkan perbaikan atau kemunduran dari suatu gejala,

seorang anggota keluarga didiagnosa menderita penyakit pertama kali, adanya

masalah perkembangan anak atau remaja dalam konteks keluarga yang sakit,

anggota keluarga menderita penyakit kronis dan adanya penyakit keluarga yang

mematikan (Kemenkes RI., 2010). Tindakan keperawatan keluarga secara mandiri

diantaranya dengan melakukan pendidikan kesehatan.

Pendidikan kesehatan dilakukan oleh perawat untuk merubah perilaku klien

dan keluarga (Notoatmodjo, 2011). Pendidikan kesehatan diartikan sebagai suatu

upaya untuk menciptakan perilaku yang kondusif untuk kesehatan. Pendidikan

kesehatan berupaya agar keluarga menyadari dan mengetahui bagaimana cara

memelihara kesehatan, menghindari atau mencegah hal-hal yang merugikan

kesehatan keluarga dan orang lain, dan mengerti kemana seharusnya mencari

pengobatan jika sakit. Tujuan pendidikan kesehatan adalah mengembangkan atau

meningkatkan 3 (tiga) domain perilaku yaitu kognitif (cognitive domain), afektif

(affective domain), dan psikomotor (psychomotor domain) (Notoatmodjo, 2011).

Page 214: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

Schamall (1994, dalam Lueckenotte, 2000) mengkatagorikan 6 (enam)

informasi umum yang perlu diberikan perawat kepada keluarga yaitu pengetahuan

tentang kondisi fisik, peningkatan keterampilan koping, persetujuan dengan

keluarga, komunikasi yang efektif, memanfaatkan pelayanan yang ada di

masyarakat dan perencanaan perawatan dalam jangka waktu yang panjang.

Pengetahuan keluarga tentang kondisi fisik diberikan karena keluarga perlu

mengetahui tentang tanda dan gejala penyakit hipertensi. Peningkatan

keterampilan koping keluarga diperlukan untuk mencegah terjadinya konflik.

Informasi untuk meningkatkan keterampilan koping keluarga terdiri dari

manajemen stres, keterampilan membangun hubungan sosial, keterampilan untuk

mengatur perilaku dan keterampilan memecahkan masalah. Perubahan psikologi

dan emosional pada klien hipertensi seringkali sebagai pemicu stres pada sehingga

klien dan keluarga perlu memiliki pengetahuan untuk meningkatkan keterampilan

koping yang konstruktif.

Keluarga perlu mengetahui juga tentang komunikasi secara efektif dengan

klien hipertensi. Wayne dan Faules (2006) menjelaskan komunikasi efektif adalah

komunikasi yang mampu menghasilkan perubahan sikap (attitude change) pada

orang yang terlibat dalam komunikasi. Keluarga perlu menjadi pendengar aktif

untuk memenuhi kebutuhan psikososial klien hipertensi.

Keluarga juga perlu mengetahui pelayanan sosial dan kesehatan yang ada di

masyarakat. Informasi yang dibutuhkan terdiri dari jenis pelayanan yang ada di

masyarakat, tipe bantuan yang diberikan dan bagaimana cara memperoleh

Page 215: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

pelayanan tersebut. Pelayanan yang tersedia merupakan fasilitas yang dapat

dimanfaatkan oleh keluarga agar dapat merawat klien hipertensi secara optimal.

Modal hubungan keperawatan (nursing relational capital) dapat

mempengaruhi kinerja melalui interaksi personal, interpersonal dan

interprofessional collaboration. Modal ini sangat penting bagi perawat untuk

melaksanakan asuhan keperawatan keluarga. Tindakan keperawatan yang

dilakukan oleh perawat tidak hanya bersifat mandiri (independen) tetapi juga

tindakan kolaboratif agar masalah kesehatan klien dapat teratasi. Modal hubungan

ini perlu ditingkatkan agar asuhan keperawatan keluarga dapat terlaksana secara

komprehensif sehingga dapat meningkatkan kondisi klien hipertensi seoptimal

mungkin.

6.2 Model asuhan keperawatan keluarga berbasis nursing relational capital

terhadap kemandirian keluarga dengan hipertensi.

Model asuhan keperawatan berbasis NRC dapat meningkatkan

kemandirian keluarga dalam melakukan perawatan hipertensi. Sependapat dengan

hasil penelitian Ersida (2015) menjelaskan bahwa kunjungan rumah secara aktif

dari perawat dapat meningkatkan kemandirian klien dengan schizofrenia di

Puskesmas Dewantara dan Nisam Kabupaten Aceh Utara. Kemandirian diartikan

sebagai kemampuan dalam mengatur tingkah laku dan mengambil keputusan

tanpa paksaan serta pengawasaan. Kemampuan tersebut diartikan sebagai

kemampuan individu dalam mengelola potensi yang dimiliki dan menerima

semua konsekuensi. Kemandirian sebagai motivasi melakukan kegiatan dengan

Page 216: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

bertanggung jawab (Hendriani.A., 2006). Ciri-ciri orang mandiri menurut Spencer

dan Kass (dalam Ali, M dan Asrori, 2005) adalah mampu mengambil inisiatif dan

mengatasi masalah, penuh ketekunan, memperoleh kepuasan dari upaya yang

dilakukan serta berusaha menjalankan dengan kemampuan diri sendiri.

Asuhan keperawatan keluarga berbasis NRC dilaksanakan dengan tahapan

kegiatan pengkajian keperawatan, perumusan diagnosis keperawatan keluarga,

pelaksanaan dan evaluasi keberhasilan pelaksanaan tindakan. Penekanan asuhan

keperawatan keluarga berbasis NRC ini adalah proses interaksi perawat dengan

diri sendiri, antar perawat, klien dan keluarga dan tim kesehatan lain. Interaksi

perawat dengan diri sendiri (interaksi personal) dapat menilai kesiapan dan

pengaturan diri secara personal dalam melakukan asuhan keperawatan keluarga.

Gunther (2001) menjelaskan bahwa kesadaran diri perawat dalam mengambil

keputusan merupakan komponen penting dalam mencapai tujuan keperawatan

(goal attainment). Ketika perawat sudah menilai dirinya sendiri siap dalam

melaksanakan kegiatan akan berpengaruh terhadap kepercayaan dirinya. Kesiapan

diartikan sebagai keseluruhan dari kondisi seseorang yang membuatnya siap

untuk memberikan respon dengan cara tertentu dalam suatu situasi. Kesiapan

kerja dipengaruhi oleh faktor fisik, mental, emosional, pengetahuan, keterampilan,

kebutuhan, motif dan tujuan (Slameto, 2010). Hasil penelitian Putra Mahendra,

I.B.M (2015) menyatakan bahwa kepercayaan diri mempengaruhi kesiapan

perawat dalam bekerja.

Kepercayaan diri dapat diartikan sebagai pandangan seseorang secara utuh

pada dirinya sendiri sehingga menimbulkan tekad untuk melakukan sesuatu yang

Page 217: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

diinginkan dan dibutuhkan serta siap menghadapi tantangan (Angelis, 2003).

Kepercayaan diri perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan akan

tercermin dari tindakannya yang sungguh-sungguh. Hal ini akan mempengaruhi

rasa percaya (trust) klien dan keluarga. Susilowati (2011, dalam Wattimena, I.,

2014) menjelaskan bahwa upaya yang sungguh-sungguh dari perawat akan

membangun kepercayaan masyarakat. Perawat harus dapat bekerja berdasarkan

nilai-nilai yang dihayati, nilai dasar sebagai manusia, melayani dengan altruisme

yang tinggi, dan selalu sadar diri dengan apa yang akan dilakukan. Lebih lanjut

dijelaskan dari hasil penelitian Saihan (2011) bahwa kepercayaan klien kepada

perawat berhubungan dengan motivasi sembuh di Rumah Sakit Bhakti Wira

Tamtama Semarang. Apabila klien termotivasi untuk sembuh maka akan

melakukan perawatan yang dianjurkan kepadanya dengan penuh tanggungjawab.

Kepercayaan klien kepada perawat merupakan hal penting karena akan

mendorong kemandiriannya dalam melakukan perawatan diri, sehingga interaksi

personal perlu dilakukan oleh perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan

keluarga.

Selain interaksi personal, interaksi interpersonal harus dilaksanakan pada

asuhan keperawatan keluarga berbasis NRC ini. Interaksi interpersonal diartikan

sebagai kerjasama yang dibangun oleh perawat dengan perawat lain, klien, dan

keluarga. Unsur dari interaksi interpersonal adalah interaksi, komunikasi,

transaksi, peran dan stres (King, 1986 dalam Gonzalo, 2011). Hasil penelitan dari

Muadi (2009) tentang hubungan iklim dan kepuasan kerja dengan produktifitas

kerja perawat pelaksana menyatakan bahwa kerjasama antar perawat

Page 218: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

mempengaruhi produktifitas kerja. Hubungan kerjasama saling percaya, saling

menghargai dan saling mendukung antar perawat merupakan salah satu faktor

utama dalam meningkatkan produktivitas kerja. Kurangnya kerjasama antar

perawat dapat disebabkan karena kurangnya saling percaya dan menghargai satu

sama lain. Kerjasama antar perawat dapat ditingkatkan melalui pertemuan

sebelum dan sesudah bekerja, mengefektifkan fungsi dokumentasi keperawatan

sebagai alat komunikasi, melakukan kegiatan out door atau kegiatan informal di

luar kegiatan rutin seperti rekreasi atau outbond.

Kerjasama yang baik dengan klien dan keluarga juga berpengaruh

terhadap kemandirian keluarga dengan hipertensi. Interaksi antara perawat dan

klien dan keluarga terdapat proses berbagi informasi, perilaku dan budaya yang

mempunyai pengaruh dalam pencapaian tujuan keperawatan yang disepakati

(Gunther, 2001). Hasil penelitian Imam, H dan Selvia, D. (2012) menjelaskan

bahwa keterampilan perawat dalam melakukan komunikasi interpersonal dengan

klien berpengaruh terhadap peningkatan kepuasan klien. Lebih lanjut dijelaskan

bahwa komunikasi interpersonal perawat dapat membangun hubungan yang

terapeutik karena klien merasa diperhatikan dan dihargai oleh perawat.

Komunikasi interpersonal adalah alat bagi perawat untuk mempengaruhi tingkah

laku klien dalam melaksanakan intervensi keperawatan.

Proses perubahan perilaku dalam teori goal attainment adalah proses

transaksi. Ketika perawat berinteraksi dengan klien dan keluarga dengan

hipertensi akan muncul persepsi sebagai pertimbangan dalam melakukan aksi.

Klien dan keluarga sebagai individu juga mempunyai persepsi terhadap perawat

Page 219: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

sehingga memunculkan pula pertimbangan untuk melakukan aksi. Pertimbangan

aksi dari perawat dan klien bereaksi ketika klien dan keluarga meminta bantuan

kepada perawat untuk melakukan asuhan keperawatan pada klien hipertensi di

rumah karena sudah terjalin rasa percaya dari persepsi positif yang dimiliki.

Perawat juga memiliki persepsi positif sehingga bereaksi untuk membantu

menyelesaikan masalah kesehatan secara profesional. Reaksi tersebut menjadi

suatu interaksi antara perawat, klien dan keluarga dan menyusun rencana

tindakan keperawatan bersama-sama untuk menyelesaikan masalah dan mencapai

tujuan (King, 1986, dalam Gonzalo, 2011). Tujuan yang ingin dicapai dalam

proses transaksi antar perawat, klien dan keluarga adalah kemandirian dalam

melakukan perawatan hipertensi. Oleh karenanya perawat perlu mempunyai

kemampuan untuk membangun interaksi interpersonal dengan klien, keluarga dan

antar perawat untuk meningkatkan kualitas asuhan keperawatan keluarga.

Indikator lain dari nursing relational capital pada model asuhan

keperawatan keluarga adalah kerjasama dengan tim kesehatan lain

(Interprofessional collaboration). Pada penelitian ini kerjasama dengan tim

kesehatan lain merupakan indikator tersendiri karena dinilai penting untuk

keberhasilan pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga. American Medical

Association (AMA) (1994, dalam Nandang A.W., 2012) menjelaskan tentang

kolaborasi merupakan proses dimana dokter dan perawat menyusun rencana dan

melakukan praktik bersama sebagai kolega, bekerja saling ketergantungan dalam

batasan-batasan lingkup praktik sesuai profesi masing-masing dengan berbagi

Page 220: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

nilai-nilai dan saling mengakui serta menghargai terhadap setiap orang yang

berkontribusi untuk merawat individu, keluarga dan masyarakat.

Kolaborasi melakukan suatu proses pertukaran ide yang memberikan

perspektif kepada seluruh kolaborator. Efektifitas hubungan kolaborasi

profesional membutuhkan mutual respek baik setuju maupun tidak setuju yang

dicapai dalam interaksi tersebut. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat

aspek positif yang timbul pada hubungan kolaborasi dokter-perawat yang

berlangsung baik. American Nurses Credentialing Centre (ANCC) melakukan

penelitian pada 14 rumah sakit melaporkan bahwa hubungan dokter-perawat

berdampak langsung pada hasil yang dialami klien (Kramer dan Schamalenberg,

2003, dalam Nandang A.W, 2012). Interprofessional collaboration menghasilkan

outcome bagi keluarga dan klien dalam mencapai upaya penyembuhan dan

memperbaiki kualitas hidup.

Kemandirian dapat dicapai dengan proses pemberdayaan keluarga. Asuhan

keperawatan keluarga berbasis NRC ini diterapkan sebagai proses alih peran dari

perawat kepada klien dan keluarga. Alih peran disini dimaksudkan bahwa perawat

memberikan pengetahuan, keterampilan dan mengembangkan sikap positif klien

dan keluarga selama melaksanakan asuhan keperawatan keluarga. Interaksi

pertama, perawat yang mempunyai peran yang dominan pada keluarga, tetapi

setelah beberapa kali pertemuan, maka keluarga yang akan mengendalikan peran

dalam perawatan pada anggota keluarga yang sakit. Proses ini termasuk

pemberdayaan keluarga. Sependapat dengan Stanhope, M. & Lancaster, J.,( 2009)

menyatakan bahwa proses pemberdayaan berkaitan dengan upaya untuk

Page 221: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

meningkatkan kemampuan individu dengan menggali segala potensi yang dimiliki

oleh individu baik kemampuan keahlian (skill) ataupun pengetahuan (knowledge)

Kemandirian keluarga dalam melaksanakan perawatan hipertensi adalah

respon dari perubahan perilaku. Mulvey, J. (2011) menjelaskan bahwa proses dari

perubahan perilaku klien terdiri dari lima tahap yaitu prakontempelasi,

kontempelasi, persiapan, tindakan dan pemeliharaan. Hasil dari beberapa

penelitian menjelaskan bahwa waktu yang dibutuhkan dalam perubahan perilaku

klien antara 18-224 hari (Mulvey, J., 2011). Hal ini menunjukkan bahwa

dibutuhkan variasi waktu bagi klien untuk mengubah perilakunya atau membuat

perilaku menjadi suatu kebiasaan. Klien kadang-kadang dapat berubah dalam

waktu yang sangat lama tetapi juga dapat berubah dalam waktu yang relatif

pendek. Sebaiknya perawat tidak fokus pada jumlah waktu tetapi lebih fokus pada

pola perilaku positif yang berulang. Perilaku baru yang dilakukan secara

berulang-ulang merangsang sel-sel otak yang terlibat untuk tumbuh ekstensi

(dendrit) dan terhubung satu dengan lainnya serta perilaku baru menjadi pola yang

tertanam (Mulvey, J. 2011). Frekuensi kunjungan rumah yang dilakukan selama

simulasi antara 4-6 kali dalam waktu 7 minggu. Frekuensi ini disesuaikan dengan

pedoman pelayanan keperawatan keluarga dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa

Timur yang menuliskan bahwa untuk mencapai keluarga mandiri dalam

melakukan perawatan dibutuhkan minimal 4 (empat) kali kunjungan rumah

(Dinkes Prov.Jatim, 2011).

Kemandirian yang dicapai keluarga dengan hipertensi berdasarkan hasil

simulasi model didapatkan seluruh keluarga mandiri dalam minum obat,

Page 222: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

manajemen stres, dan kontrol ke pelayanan kesehatan. 3 (tiga) keluarga belum

mandiri dalam melakukan diit hipertensi dan 2 (dua) keluarga belum mandiri

berolah raga secara teratur. Belum mandirinya keluarga dalam diit hipertensi

karena kurangnya motivasi untuk merubah kebiasaannya dalam mengkonsumsi

sambal terasi, ikan asin dan penyedap masakan dalam makanannya. Diit yang

dilakukan ini dipengaruhi oleh faktor budaya, selera dan kebiasaan dalam

keluarga. Kondisi ini sesuai dengan pernyataan dari pakar keperawatan keluarga

(Dr. Yuni Nursasi, MN) bahwa perilaku keluarga dalam praktik kesehatan

dipengaruhi oleh sosial budaya keluarga. Friedman et.al. (2003) juga menjelaskan

bahwa budaya yang dianut keluarga mempengaruhi kesehatan anggota keluarga.

Kemandirian dalam berolah raga juga belum seluruhnya tercapai. Keluarga

sudah diajarkan olah raga tetapi masih ada keluarga yang belum melakukan

dengan teratur. Perawat bersama klien dan keluarga sudah membuat jadual olah

raga sesuai dengan kesepakatan, ketika klien berolah raga keluarga mencontreng

jadual tersebut. Keluarga yang belum melaksanakan olah raga secara rutin

beralasan sibuk dengan pekerjaannya dan lupa. Sebenarnya klien dan keluarga

selain olah raga sendiri di rumah juga dapat memanfaatkan kegiatan oleh raga

yang ada di masyarakat.

Di Wilayah Puskesmas Gundih terdapat 17 Posyandu Lansia dari 19 RW

yang ada dan mempunyai kegiatan senam lansia. Sasaran Posyandu Lansia adalah

semua masyarakat yang berusia 45-59 tahun. Klien hipertensi yang menjadi

responden simulasi model ini semuanya berusia di atas 45 tahun, sehingga

memungkinkan untuk mengikuti senam di wilayah sekitar tempat tinggalnya.

Page 223: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

Ketidakmandirian keluarga untuk melakukan perawatan hipertensi kemungkinan

disebabkan karena kurang motivasi untuk melakukannya. Motivasi dapat diartikan

sebagai karakteristik psikologis manusia yang memberi kontribusi pada tingkat

komitmen seseorang (Nursalam, 2008). Keluarga yang belum mempunyai

motivasi untuk melakukan olah raga dan diet secara teratur juga memiliki

komitmen yang rendah terhadap kegiatan tersebut.

Berdasarkan hasil analisis, kemandirian yang dicapai dalam perawatan

hipertensi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu motivasi, tanggungjawab dan

komitmen. Parker (2005) berpendapat bahwa kemandirian seseorang dipengaruhi

oleh tanggungjawab, kepercayaan pada diri sendiri, pengalaman, otonomi,

kemampuan memecahkan masalah. Motivasi bagi klien sangat berpengaruh

terhadap komitmennya dalam melakukan kegiatan. Tanggungjwab klien dan

keluarga diartikan sebagai kesadaran bertingkah laku atau perbuatan yang

disengaja maupun yang tidak di sengaja oleh klien dan keluarga sebagai

perwujudan kesadaran akan kewajibannya. Tanggungjawab diperlukan oleh klien

dan keluarga sebagai upaya pencapaian dan pemeliharaan kemandirian dalam

perawatan hipertensi. Kemandirian dicapai melalui proses perubahan perilaku.

Peningkatan pengetahuan, penguatan sikap yang positif dan memberikan berbagai

keterampilan yang dibutuhkan oleh klien dan keluarga harus dilakukan untuk

mencapai kemandirian. Kemandirian perawatan hipertensi ini sangat penting

karena termasuk program prioritas keluarga sehat pada Program Indonesia Sehat.

Model asuhan keperawatan keluarga berbasis NRC ini perlu diaplikasikan

agar asuhan keperawatan keluarga yang diberikan dapat mencapai tujuan. Model

Page 224: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

asuhan keperawatan keluarga ini mampu meningkatkan kemandirian klien dalam

melaksanakan diet, olah raga, minum obat, manajemen stres dan kontrol ke

pelayanan kesehatan dengan melibatkan klien dan keluarga secara aktif. Model ini

mengutamakan modal hubungan dengan mempertimbangkan modal manusia dan

struktural sehingga perawat mampu berinteraksi dengan dirinya sendiri untuk

membangun persepsi yang positif, berinteraksi dengan klien dan keluarga serta

kerjasama dengan tim kesehatan lain. Peningkatan pengetahuan, motivasi dan

komitmen perawat serta kelengkapan sarana merupakan komponen yang

menunjang keberhasilan proses interaksi. Modal hubungan ini dapat

meningkatkan kemampuan klien dan keluarga untuk melakukan perawatan

hipertensi secara mandiri.

6.3 Temuan Penelitian

Temuan hasil penelitian model asuhan keperawatan keluarga berbasis

NRC terhadap kemandirian keluarga dengan hipertensi berdasarkan hasil analisis

model pengukuran dan model struktural. Temuan baru berdasarkan hasil analisis

model struktural selengkapnya adalah sebagai berikut :

Page 225: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

Gambar 6.1 menjelaskan temuan penelitian yang didasarkan dari hasil

analisis model struktural adalah sebagai berikut :

Hasil analisis diketahui untuk mencapai kemandirian keluarga dalam

melakukan perawatan hipertensi dibutuhkan pelaksanaan asuhan keperawatan

keluarga berbasis nursing relational capital (NRC) karena mempunyai pengaruh

langsung dengan nilai koefisien sebesar 0,504.

Klien :

3. Kondisi fisik

4. Kondisi psikologis

Keluarga :

4. Struktur keluarga

5. Fungsi keluarga

6. Koping keluarga

Kemandirian keluarga:

6. Minum obat

7. Diit hipertensi

8. Aktifitas dan

istirahat

9. Manajemen stres

10. Kontrol ke pelayanan

kesehatan

Nursing Relational capital

1. Interaksi personal perawat

2. Interaksi interpersonal

perawat dengan klien,

keluarga dan perawat lain

3. Kerjasama perawat dengan

tim kesehatan lain

Kinerja Perawat

3. Pendidik

an kesehatan

4. Tindaka

n keperawatan pada

klien hipertensi

0,277

0,270

0,136 0,334

-0,215 0,808

0,268 0,504

Nursing Structural Capital

4. Pedoman pelayanan

keperawatan keluarga 5. SPO (Standar Prosedur

Operasional)

6. Format dokumentasi asuhan

keperawatan keluarga

Nursing Human Capital

4. Pengetahuan

5. Motivasi

6. Komitmen

7. Clinical judgment

Gambar 6.1. Temuan Penelitian, Model Asuhan Keperawatan Keluarga

Berbasis NRC Terhadap Kemandirian Keluarga dengan Hipertensi

Page 226: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

Kinerja perawat dalam model asuhan keperawatan keluarga berbasis NRC

dipengaruhi secara langsung oleh nursing human capital dengan nilai koefisien

sebesar 0,334, nursing structural capital dengan nilai koefisien sebesar 0,270 dan

nursing relational capital 0,268. Berdasarkan hasil ini, didapatkan temuan baru

merupakan pengembangan dari teori nursing intelelectual capital yang

dikembangkan pertama kali oleh Covell tahun 2011. Teori nursing intellectual

capital dari Covell (2011) terdiri dari 2 (dua) komponen yaitu nursing structural

capital dan nursing human capital. Temuan baru tersebut adalah nursing

relational capital mempengaruhi kinerja perawat. Nursing relational capital

dibangun dengan mengintegrasikan teori goal attainment.

Model ini juga menemukan 4 (empat) jalur tidak langsung yang

mempengaruhi kinerja perawat. Jalur tidak langsung pertama dari nursing

structural capital (X1) nursing human capital (X2) kinerja (Y1) dengan

jumlah koefisien sebesar 0,093. Artinya modal struktural keperawatan secara

tidak langsung mempengaruhi kinerja perawat melalui modal manusia

keperawatan. Jalur kedua nursing human capital (X2) nursing relational

capital (X5) kinerja (Y1) dengan jumlah koefisien sebesar 0,036, berarti

dengan meningkatkan modal manusia keperawatan juga dapat mempengaruhi

peningkatan kinerja perawat melalui modal kerjasama yang dibangun. Jalur tidak

langsung ketiga adalah dari klien (X3) nursing relational capital (X5) kinerja

(Y1) dengan nilai koefisien -0,058, berarti ketika kondisi klien menurun maka

dapat meningkatkan modal kerjasama keperawatan dan berdampak pada

peningkatan kinerja. Jalur tidak langsung keempat adalah dari keluarga (X4) ke

Page 227: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

nursing relational capital (X5) kinerja (Y1) dengan nilai koefisien 0,808,

berarti ketika struktur, fungsi dan koping keluarga meningkat dapat meningkatkan

nursing relational capital dan berdampak pada peningkatan kinerja. Nilai

koefisien terbesar adalah pada jalur tidak langsung yang ke empat, artinya modal

kerjasama keperawatan merupakan variabel yang baik untuk meningkatkan

kinerja dari faktor keluarga. Faktor keluarga juga merupakan faktor yang paling

mempengaruhi modal kerjasama keperawatan, karena peningkatan dukungan

keluarga terhadap klien dengan hipertensi merupakan hal penting dalam

membangun kerjasama dan dapat meningkatkan kinerja perawat untuk mencapai

kemandirian keluarga.

Model ini dapat meningkatkan modal manusia keperawatan meliputi

pengetahuan, motivasi, komitmen dan clinical judgment dengan memberikan

pelatihan bagi perawat. Modal struktural keperawatan juga ditingkatkan sebagai

prasarana penting dan alat komunikasi selama melaksanakan asuhan keperawatan

keluarga. Nursing relational capital menjadi fokus dalam model ini dengan

meningkatkan interaksi personal perawat untuk membangun persepsi positif

sehingga dapat meningkatkan motivasi. Interaksi interpersonal dan kerjasama

dengan tim kesehatan lain (interprofesional collaboration) dalam melaksanakan

asuhan keperawatan keluarga dengan hipertensi juga ditingkatkan. Model ini juga

meningkatkan faktor klien dan keluarga dengan meningkatkan partisipasinya

dalam perawatan hipertensi. Pembentukan paguyuban hipertensi di wilayah

Puskesmas Gundih merupakan salah satu strategi untuk meningkatkan partisipasi

keluarga dan masyarakat. Kegiatan yang dapat dilakukan adalah memberikan

Page 228: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

pengetahuan, keterampilan serta express feeling pada klien dan keluarga dalam

paguyuban sehingga dapat meningkatkan motivasi dan partispasinya dalam

melakukan perawatan hipertensi.

6.4 Kontribusi Penelitian

Kontribusi dari penelitian ini adalah memberikan sebuah model asuhan

keperawatan keluarga berbasis nursing relational capital (NRC) untuk mencapai

kemandirian keluarga dengan hipertensi. Model ini memberikan kontribusi teoritis

dan praktis, sebagai berikut :

6.4.1 Kontribusi Teoritis

Kontribusi teoritis ini penting dalam pengembangan keilmuan

keperawatan dan dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya,

serta memperkuat dan mengembangkan teori yang sudah ada sebelumnya.

Kontribusi teoritis dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Nursing structural capital berpengaruh secara langsung dan tidak langsung

terhadap kinerja perawat yang dimediasi oleh pedoman pelayanan keperawatan

keluarga, standar prosedur operasional dan format dokumentasi asuhan

keperawatan keluarga.

2. Nursing structural capital tidak mempengaruhi nursing relational capital. Hal

ini tidak sependapat dengan Eman S.T., (2014); Kamukama et.al. (2010); Nick

Bontis, Fitz-En (2002), menyatakan bahwa structural capital berpengaruh

terhadap relational capital.

Page 229: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

3. Nursing human capital berpengaruh secara langsung dan tidak langsung

terhadap kinerja perawat yang dimediasi oleh pengetahuan, motivasi,

komitmen dan clnical judgment.

4. Nursing relational capital berpengaruh langsung terhadap kinerja. Hasil ini

merupakan pengembangan teori nursing intellectual capital yang

dikembangkan pertama kali di keperawatan oleh Covell tahun 2011.

5. Nursing relational capital adalah kerjasama yang dibangun oleh perawat dalam

melaksanakan asuhan keperawatan keluarga melalui proses interaksi meliputi:

a. Interaksi personal adalah interaksi perawat dengan dirinya sendiri untuk

membangun persepsi dan penilaian diri yang positif dalam melaksanakan

asuhan keperawatan keluarga.

b. Interaksi interpersonal adalah interaksi perawat dengan perawat lain, klien

dan keluarga.

c. Interprofessional collaboration adalah interaksi perawat dengan tim

kesehatan lain.

6. Kondisi klien mempunyai pengaruh negatif terhadap nursing relational

capital berarti apabila kondisi klien menurun maka dapat meningkatkan

nursing relational capital dan sebaliknya apabila kondisi klien meningkat

maka nursing relational capital akan menurun.

7. Keluarga mempengaruhi kinerja melalui nursing relational capital.

8. Indikator nursing structural capital adalah pedoman pelyanan keperawatan

keluarga, standar prosedur operasional dan format dokumentasi asuhan

keperawatan keluarga. Hal ini sesuai dengan Covell dan Sidani (2013) yang

Page 230: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

menyatakan bahwa structural capital di keperawatan adalah sumberdaya

struktural keperawatan seperti tersedianya pedoman praktik, peta keperawatan,

dan protokol praktik.

9. Indikator nursing human capital adalah pengetahuan, motivasi, komitmen dan

clinical judgment. Sesuai dengan Covell dan Sidani (2013) menjelaskan bahwa

human capital di keperawatan merupakan pengetahuan, keterampilan, dan

pengalaman dari perawat. Kamukama et.al. (2010) menambahkan bahwa

human capital terdiri dari komponen kompetensi profesional dan motivasi

karyawan. Komitmen dan clinical judgment adalah pengembangan indikator

pada penelitian ini karena modal yang penting dalam pelaksanaan asuhan

keperawatan keluarga.

10. Indikator nursing relational capital adalah integrasi teori goal attainment dari

Imogene King yaitu interaksi personal, interaksi interpersonal dan kerjasama

dengan tim kesehatan (Interprofessional collaboration).

11. Indikator kondisi klien adalah kondisi fisik dan psikologis (Perry & Potter,

2009; Savitri S., 2014).

12. Indikator keluarga adalah fungsi keluarga, struktur keluarga dan koping

keluarga sesuai dengan teori family centered nursing (Friedman et.al., 2003).

13. Indikator kinerja perawat adalah pelaksanaan pendidikan kesehatan dan

tindakan keperawatan keluarga baik dependen maupun independen sesuai

Maglaya, A. (2009) yang menyatakan bahwa perawat melakukan tindakan

keperawatan mandiri dan kolaboratif untuk menyelesaikan masalah di

keluarga.

Page 231: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

14. Indikator pengukur kemandirian keluarga dengan hipertensi adalah

kemandirian minum obat, diit, aktifitas dan istirahat, manajemen stres dan

kontrol ke pelayanan kesehatan. Hal ini sesuai dengan Savitri. S. (2014) yang

menyatakan bahwa perawatan penderita hipertensi adalah diit dan menjaga

keseimbangan berat badan dengan olah raga. Pendapat dari Dadang H. (2013)

manajemen stres menyebabkan perasaan rileks.

15. Pengertian asuhan keperawatan keluarga berbasis nursing relational capital

adalah rangkaian proses interaksi perawat dengan dirinya sendiri, klien,

keluarga dan lingkungannya serta dengan tim kesehatan lain untuk memenuhi

kebutuhan dan kemandirian klien dan keluarga.

6.4.2 Kontribusi Praktis

Kontribusi praktis dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kinerja

perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan keluarga dengan hipertensi.

Hasil penelitian ini juga dapat digunakan sebagai acuan dalam memberikan

asuhan keperawatan keluarga dengan memperhatikan modal kerjasama baik lintas

program maupun lintas sektor sehingga dapat tercapai pelayanan keperawatan

keluarga yang komprehensif. Hasil penelitian ini dapat diusulkan pula kepada

pengambil kebijakan untuk meningkatkan capaian pelayanan keperawatan

keluarga di Jawa Timur.

6.5. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan pada penelitian model asuhan keperawatan keluarga berbasis

NRC untuk mencapai kemandirian keluarga dengan hipertensi adalah pelaksanaan

Page 232: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

Focus Group Discussion (FGD) tidak dapat dilaksanakan tetapi dapat diganti

dengan diskusi pakar. Peserta diskusi disesuaikan dengan peserta yang

direncanakan pada FGD. Hasil diskusi sudah menunjukkan konten yang sesuai

dengan harapan dari tujuan penelitian.

Page 233: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

BAB 7

PENUTUP

Bab penutup berisikan tentang kesimpulan dan saran. Kesimpulan

penelitian berisi tentang jawaban dari tujuan penelitian yang disusun berdasarkan

hasil pengujian model pengukuran dan hasil pengujian struktural. Saran dibuat

untuk menindaklanjuti hasil penelitian dan pengembangan model yang telah

dihasilkan dalam penelitian ini. Saran ditujukan kepada pengambil kebijakan,

perawat dan peneliti selanjutnya. Kesimpulan dan saran selengkapnya adalah

sebagai berikut:

7.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Model asuhan keperawatan keluarga berbasis Nursing Relational Capital

(NRC) tersusun dengan komponen penyusun model terdiri dari nursing

structural capital, nursing human capital, nursing relational capital, klien,

keluarga dan kinerja perawat.

2. Nursing structural capital merupakan faktor penting untuk meningkatkan

nursing human capital. Indikator nursing structural capital adalah pedoman

pelayanan keperawatan keluarga, standar prosedur operasional dan format

dokumentasi asuhan keperawatan keluarga.

3. Nursing human capital, klien dan keluarga dapat meningkatkan nursing

relational capital. Nursing structural capital tidak berpengaruh terhadap

nursing relational capital. Komponen nursing relational capital terdiri diri

208

Page 234: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

interaksi personal, interpersonal dan interprofessional collaboration.

Pedoman pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga, SPO dan dokumentasi

keperawatan belum dilaksanakan dengan baik dan kurang dimanfaatkan

sebagai alat komunikasi, belum adanya format pencatatan dan pelaporan yang

terintegrasi merupakan faktor penyebab nursing structural capital tidak

mempengaruhi nursing relational capital. Nursing human capital yaitu

perawat yang memiliki pengetahuan yang baik, motivasi dan komitmen serta

kemampuan clinical judgment dapat meningkatkan nursing relational capital.

Kondisi klien yang menurun juga dapat meningkatkan interaksi agar masalah

kesehatan teratasi dengan dukungan keluarga.

4. Nursing structural capital, nursing human capital, nursing relational capital

dapat meningkatkan kinerja perawat. Interaksi personal merupakan proses

penilaian diri yang positif untuk melaksanakan asuhan keperawatan keluarga.

Interaksi interpersonal dan kerjasama dengan tim kesehatan lain dapat

meningkatkan motivasi. Motivasi yang baik akan meningkatkan komitmen

sehingga akan meningkatkan kinerja perawat.

5. Model asuhan keperawatan keluarga berbasis NRC meningkatkan kemandirian

keluarga dengan klien hipertensi. Model ini juga meningkatkan kemampuan,

motivasi, komitmen perawat serta meningkatkan modal struktural yang

merupakan prasarana perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan

keluarga. Kemandirian klien dan keluarga juga dapat tercapai dengan

meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya sehingga dapat

berpartisipasi dalam memberikan perawatan hipertensi.

Page 235: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

7.2 Saran

Model asuhan keperawatan keluarga berbasis NRC untuk meningkatkan

kemandirian keluarga dengan hipertensi dapat diterapkan, oleh karenanya saran

yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :

1. Pengambil kebijakan terkait dengan pelaksanaan program Perawatan Kesehatan

Masyarakat (Perkesmas) perlu merekomendasikan model ini pada perawat

Puskesmas untuk meningkatkan kinerja perawat dalam memberikan asuhan

keperawatan keluarga.

2. Penanggungjawab Program Perawatan Kesehatan Masyarakat di Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa Timur perlu melakukan koordinasi lintas program

untuk menfasilitasi penyusunan format pencatatan dan pelaporan yang

terintegrasi pada semua kasus sebagai basis data untuk semua program, serta

menjadi media komunikasi antar tenaga kesehatan yang berkaitan dengan

pelaksanaan pelayanan keperawatan keluarga untuk meningkatkan kesehatan

masyarakat Indonesia melalui penguatan kesehatan keluarga.

3. Pendidikan keperawatan hendaknya memasukkan model asuhan keperawatan

berbasis NRC ke dalam materi mata kuliah Keperawatan Keluarga.

4. Perawat diharapkan dapat meningkatkan interaksi personal untuk menilai

kesiapan diri untuk membangun persepsi yang positif sebelum melaksanakan

asuhan keperawatan keluarga, meningkatkan kerjasama lintas program dan

lintas sektor termasuk kerjasama dengan klien dan keluarga sebagai fokus

pelayanan perawatan.

Page 236: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

5. Perawat perlu meningkatkan pendokumentasian asuhan keperawatan keluarga

sebagai bukti tanggungjawab hukum dan kinerja yang akan berdampak pada

peningkatan persentase pelayanan keperawatan keluarga. Diharapkan pula

perawat meningkatkan penggunaan pedoman pelayanan keperawatan keluarga

dan standar prosedur operasional sebagai pedoman dan alat komunikasi dalam

pembagian peran dengan tim kesehatan lain.

6. Peneliti berikutnya dapat mengidentifikasi pengaruh nursing relational capital

terhadap peningkatan nursing human capital serta mengaplikasikan model ini

pada kasus yang lain, sehingga model asuhan keperawatan berbasis NRC dapat

dikembangkan untuk meningkatkan kemandirian keluarga dengan kasus

penyakit kronis.

Page 237: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

DAFTAR PUSTAKA

Ace Sudrajat, Suhana, H., Pramita I. (2014). Hubungan antara Pengetahuan dan

Pengalaman Perawat dengan Keterampilan Triase di IGD RSCM. Jurnal

Keperawatan, Vol.2. No.3. Hal. 1-8.

Allender, J.A., Cherie R., Warner K.D., (2010). Community Health Nursing:

Promoting and Protecting the Public’s Health. (7th

ed), Lippincott,

Philadelphia.

Alligood, Martha Raile. (2014). Nursing Theorists and Their Work. Mosby,

America.

Ali, M & Asrori. (2005). Psikologi Remaja, Perkembangan Peserta Didik. Bumi

Aksara, Jakarta.

Ana Zakiyah. (2012). Hubungan Sikap dan Karakteristik Perawat Dengan

Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Umum Sidoarjo.

Jurnal Penelitian Kesehatan. Vol.5 No.1. Hal. 1-8

Angelis, Barbara. (2003). Percaya Diri, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Amyani, 2, (2012). Hubungan Antara Kepercayaan Diri dengan Kemandirian

Santri Pesantren Tahfizh Sekolah Daarul Qur'an Internasional Bandung,

disitasi Tanggal 20 September 2016,

http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/21645

Arifin, Bey, (2005). Pengaruh Faktor-Faktor Kepuasan Komunikasi Terhadap

Karyawan. Jurnal Studi Manajemen dan Organisasi (JSMO), Volume 2 No

1. pp. 16-34.

Arikunto, Suharsimi, (2013). Manajemen Penelitian. PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Aru W. Sudoyo. (2012). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Balai Penerbit FKUI,

Jakarta.

Asiaei. K., Jusoh R. (2014). Antecedent Condition for Leveraging Intellectual

Capital: A Contingency Perspective. International Journal of Reasearch in

Business and Technology, Vol.4 No.1 pp. 354-366.

Asmadi (2008). Konsep Dasar Keperawatan. EGC, Jakarta.

A. Pratami (2014). Pengaruh Pengetahuan dan Motivasi Mahasiswa Terhadap

Minat Beli Produk Madoe Honey IPB, disitasi tanggal 4 Juli 2015,

http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/73438.

Bimo Walgito. (2004). Pengantar Psikologi Umum. Andi, Yogyakarta.

Bontis, N., Choo, C.W. (2002). The Strategic Management of Intellectual Capital

and Organizational Knowledge. Newyork, Oxford University Press.

https://books.google.co.id/books?hl=id&lr, disitasi 14 November 2014.

Bontis, N., J.Fitz-Enz, Jack. (2002). Intellectual capital ROI: a causal map of

human capital antecedents and consequens. Journal of Intellectual Capital.

Vol.3 No.3, pp.1-25.

Brady Germain P. & Cumming G.G. (2010). The influence of nursing leadership

on nurse performance: a systematic literature review. Journal of nursing

management, Vol 14. Issue 4, pp.425-439.

212

Page 238: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

Chris Anderson (2016). What’s the Difference Between Procedures and Work

Instructions?, disitasi tanggal 20 September 2016,

https://www.bizmanualz.com/write-better-procedures/are-procedures-the-

same-as-work-instructions.html

Covell, Sidani. (2013). Nursing Intellectual Capital Theory: Implication and

Research. The online Journal of Issues in Nursing, Vol. 18 No. 2, pp.56-72

Covell, Christine Lynn. (2011). The Relationship of Nursing Intellectual to the

Quality of Patient Care and the Recruitment and Retention of Registered

Nurse. Thesis, Faculty of Nursing University, Toronto.

Dadang Hawari. (2013). Manajemen Stres, Cemas dan Depresi. Balai Penerbit

FKUI, Jakarta.

Diane R. Bridges, et.al . (2011). Interprofessional collaboration: three best

practice models of interprofessional education. Journal Medical Education

Online, Vol. 16, No.2, pp.1-11.

Dinkes Prov. Jatim (2012). Profil Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur tahun

2012

Dinkes Prov. Jatim (2011). Buku Pedoman Pelayanan Keperawatan Keluarga.

Dinkes Kota Surabaya (2013). Profil Dinas Kesehatan Kota Surabaya.

Dinkes Kota Surabaya (2012). Profil Dinas Kesehatan Kota Surabaya.

Dinkes Kota Surabaya (2011). Profil Dinas Kesehatan Kota Surabaya.

Dina R. S., Lucy A., (2013) Analisis Hubungan Kerjasama Tim Untuk

Meningkatkan Efisiensi Kerja Pada Mitha Samudera Wijaya Medan, Jurnal

Media Informasi Manajemen, Vol.2, No.1., Hal. 10-19.

Depkes R.I. (2006). Kepmenkes RI.No.279/Menkes/SK/IV/2006 tentang

Pedoman Penyelenggaraan Keperawatan kesehatan Masyarakat di

Puskesmas, Jakarta.

Delima F.P.N. (2012). Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Diit

dan Kepatuhan Keteraturan Kontrol Tekanan Darah pada Penderita

Hipertensi di Poliklinik RSUD Tugurejo Semarang, disitasi tanggal

1 Agustus 2015, https://www.academia.edu/7385190/

Eman Salman,Taie. (2014). The Effect of Intellectual Capital Management on

Organizational Competitive Advantage in Egyptian Hospitals. International

Journal of Business and Social Science, Vol.5 No.2, pp.160-167.

Ersida. (2015). Hubungan Home Visit Perawat Dengan Kemandirian Keluarga

Dalam Perawatan Halusinasi Pada Pasien Schizophrenia Di Puskesmas

Dewantara Dan Nisam Kabupaten Aceh Utara, disitasi tanggal 21

September. 2016. http://onesearch.id/Record/IOS3139-oai:etd.unsyiah.ac.id

Eva Yuliani. (2010). Pengaruh Pendidikan kesehatan terhadap kemandirian

keluarga dalam merawat pasien TB Paru dengan program DOTS di

Puskesmas Jongaya Makasar, disitasi tanggal 10 Desember 2015,

http://myzonaskripsi.blogspot.co.id/2011/01/

Faizin A. (2008). Hubungan antara Tingkat pendidikan dan Lama Kerja Perawat

dengan Kinerja di RSUP Pandan Arang Kabupaten Boyolali, Jurnal Berita

Ilmu Keperawatan, Vo.1 No.3, hal.137-142.

Page 239: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

Family Health Teams. (2005). Guide to Collaborative Team Practice. Disitasi

tanggal 12 Januari 2016, https://scele.ui.ac.id/.

Fanidia Ifani. (2014). Hubungan motivasi kerja dan komitmen kerja karyawan di

Balai Pendidikan dan Pelatihan Sosial. Jurnal Administrasi pendidikan.

Vol.2 No. 1, hal. 220-231.

Ferris, R.,Kenneth. (2016). Organizational Commitment and Performance in a

Professional Accounting firm. Elsevier B.V.Vol. 6, Issue 4, pp.317-325

Frank-S., Marilyn; Christensen, A.; Do, David E. (2001). Nurse Documentation:

Not Done or Worse, Done the Wrong Way-Part II. Oncology Nursing

Forum , Vol. 28 Issue 5, pp.841-846.

Frey, Maureen A. (2003). Social support and health: A Theoritical formulation

derived from Kings conseptual framework, Nursing Science Quarterly

Journal, Vol. 89, No. 2. pp.138-148

Friedman,M.M, Bowden, V.R. & Jones, E.G. (2003). Family nursing : Research,

Theory & Practice, (5th

ed.), New Jersey, Prentice Hall.

Gittel. H.J., Godfrey.M., Thistletwaite, J. (2013). Interprofessional collaborative

practice and relational coordination: Improving healthcare through

relationships, Journal of Interprofessional Care, Vol. 27, No.3, pp. 210-213.

Griffin, Catherine W., McKeever, Patricia. (2000). Relationalship between nurses

and family caregivers: Partners in care?, Advance in nursing science

journal, Vol. 22, No.3, pp. 89-103.

Ghozali, (2008). Struktural Equosion Model, Analisis Strutural dengan

Pengembangan Partial Least Square. Badan Penerbit Universitas

Diponegoro, Semarang.

Gonzalo. (2011). King’s Conceptual System and Theory of Goal Attainment and

Transactional System, disitasi tanggal 2 Januari 2015,

http://nursingtheories.weebly.com.

Gunther, Mary Ellen. (2001). The Meaning of High Quality Nursing Care Derived

From King’s Interacting System. Dissertation. University of Tenessee-

Koxville.

Hafizurrachman. (2009). Health status, ability, and motivation influenced district

hospital nurse performance. Medical Journal Indonesia, Vol. 18, No.4, pp.

283-289.

Hair, Joseph F. et al, (2010). Multyvariate Data Analysis, 4 th

-ed., Prentice Hall

International Inc, New Jersey, disitasi 15 Desember 2014.

http://therizkikeperawatan.blogspot.com.

Harry M., Veronika A.S. (2013). Pengaruh motivasi terhadap kinerja pegawai

dengan variabel pemediasi kepuasan kerja pada PDAM Kota Madiun.

Jurnal Riset Manajemen dan Akuntansi. Vol.1 No.1. Hal.10-17.

Hauber, R. P.,Cormier, E., Whyte, J. (2010). Performance‐Related Variables in

High‐Fidelity Simulation: Designing Instruction That Promotes Expertise in Practice, Nursing Education Perspectives Journal, Vol. 31 Issue 4 pp. 242–

246

Page 240: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

Hendriani, Agustiani,. (2006). Psikologi perkembangan: pendekatan Ekologi

Kaitannya dengan Konsep Diri dan Penyesuaian Diri Pada Remaja,

Bandung, PT. Refika Aditama.

Hendarni, Wiwik. (2009). Pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja asuhan

keperawatan dalam pengkajian dan implementasi di Rumah sakit

Bhayangkara Medan, disitasi 5 Mei 2015. http://repository.usu.ac.id/.

Imam.H, Selvi D. (2012). Keterampilan Komunikasi Interpersonal Perawat

Berpengaruh Terhadap Peningkatan Kepuasan Pasien. Jurnal STIKES Vol.5

No.2.

I Nyoman S. (2006). Pengaruh olah raga terhadap penemuan tekanan darah pada

penderita hipertensi di klub Jantung Sehat Bhumi Phala Kabupaten

Temanggung, disitasi 30 November 2015, http://etd.repository.ugm.ac.id/.

Johnson, Jean E. (2011). Working Together in the Best Interest of Patients,

American Board of Family Medicine Journal, Vol. 26 No.3 pp. 241-243.

Jin Chen, Zhaohui Zhu, Hong Yuan Xie. (2004). Measuring intellectual capital: a

new model and empirical study, Journal of Intellectual Capital, Vo. 5 No.1

pp.195-212.

Jody Hoffer Gittel. (2011). New Direction for relational coordination theory.

http://rcrc.brandeis.edu/, disitasi 2 Mei 2015.

Kamukama. N., Ahiauzu. A., Ntayi. J. (2010). Intellectual Capital and

Performance : Testing interaction effects. Journal Intellectual Capital.

Vol. 11 No.4, pp. 554-574.

Kamukama. N., Ahiauzu. A., Ntayi. J.. (2011). Competitive Advantage: Mediator

of Intellectual Capital and Performance. Journal of Intellectual Capital, Vol.

12. No.1, pp.152-164.

Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, disitasi tanggal 15 Mei 2015,

http://kbbi.web.id/interaksi

Khasefi Ali, et.al (2013). Organizational Commitment and Its Effect on

Organizational Performance. Interdisiplinary Journal of Contemporary

Research In Business, Vol. 4. No.12. pp. 501-510.

Kemenkes R.I. (2010). Kepmenkes RI. No.908/Menkes/SK/IX/2010 tentang

Pedoman Pelaksanaan Pelayanan Keperawatan Keluarga, Jakarta.

Kemenkes R.I. (2012). Laporan Akhir Riset Fasilitas Kesehatan Tahun 2011.

Jakarta, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

Kholifah, S.N., et.al. (2016). Improving The Community Nurse Performance In

East Java Through Personal Factors And Commitment, Journal of Applied

Science And Research, Vol. 4, No.4 pp. 1-7.

Kholifah, S.N., et.al. (2016). Analysis of Cooperation and Motivation Nurse in

Implementation Nursing of Family, International Journal Public Health

Science, Vol.5, No.3, pp. 189-199.

Kholifah, S.N. (2015). Perception of Nurse Implementation of Family Health

Nursing in Health Centre in South Krembangan Surabaya. Proceeding.

International Conference Faculty of Nursing Airlangga University.

Kuntoro. (2010). Metode Sampling Dan Penentuan Besar Sampel. Pustaka Melati,

Surabaya.

Page 241: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

Laksmi W. A. (2013). Hubungan Pelaksanaan Fungsi Perawatan Kesehatan

Keluarga dengan Pencapaian Tugas Perkembangan Balita di Bina Keluarga

Balita (BKB) GlagahWero Kecamatan Kalisat Jember, disitasi tanggal

21 September 2016. http://repository.unej.ac.id.

L. Herlinah, W Wiarsih, E Rekawati, (2013). Hubungan Dukungan Keluarga

dengan Perilaku Lansia dalam Pengendalian Hipertensi. Jurnal Keperawatan

Komunitas, Vol. 1, No.2, hal. 108-115.

Lueckenotte, A.G. (2000). Gerontologic nursing. (2th

ed.), Mosby, St. Louis.

Lumadi, Sih Ageng, (2014). Hubungan Pengetahuan dan Keterampilan dalam

Melakukan Mobilisasi dengan Terjadinya Ulkus Tekan Pada Pasien GICU di

RSUP Hasan Sadikin Bandung, disitasi tanggal 24 April 2015,

http://pustaka.unpad.ac.id/archives/123578/

Lutfi Fauzi R. (2013). Pengaruh motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik

terhadap kinerja perawat (suatu kajian literatur), disitasi tanggal

19 September 2016, http://pustaka.unpad.ac.id/.

Maglaya, S.Arceli, (2009). Nursing Practice In The Community. Argonauta

Corporation, Nangka Marikina City.

Maltis, Robet. (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia. Salemba. Jakarta.

Margot Phaneuf, (2008). Clinical Judgement – An Essential Tool in the Nursing

Profession, Medical Psychologi Journal, Vol. 6, No. 2, pp. 1-10.

Martha I. H., Diah K., Tri M. I. (2013). Perbedaan Komitmen Organisasi

Ditinjau Dari Masa Kerja Karyawan, Prosiding Seminar Nasional, disitasi

tanggal 22 September 2016, http://eprints.umk.ac.id.

Mukhlas, M. (2008). Perilaku Organisasi, Gajah Mada University Press,

Yogyakarta.

M.H. Matondang (2008). Kepemimpinan, Budaya Organisasi dan Manajemen

Stratejik. Graha Ilmu,Yogyakarta.

Muadi. (2009). Hubungan antara Iklim Kerja, Kepuasan Kerja dengan

Poduktivitas kerja Perawat Pelaksana di Instalasi Rawat Inap BRSUD. Waled,

Tesis, Program Pasca Sarjana Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.

Mulvey, James. (2011). How long does it take to adopt a new behaviour?. Disitasi

tanggal 20 Juni 2016, http://www.redbirdonline.com/.

Mosby's Medical Dictionary, 8th edition. © 2009, Elsevier. http://medical-

dictionary.thefreedictionary.com/clinical+judgment

NANDA, (2014). Nursing Diagnosis, Definition dan Classification 2015-2017.

Pondicherry, India.

Nandang, A.W. (2012). Trend dan Issue Keperawatan Pelaksanaan Kolaborasi

Perawat-Dokter, disitasi tanggal 23 September 2016,

http://www. pkko.fik.ui.ac.id/files/kolaborasi

Navaro. J.G, Carrion.G, Caro.E.M, Sanchez.M. (2008). How to create relational

capital in hospital in the home units.The electric journal of knowledge

management, Vol. 9 Issue 1, pp. 19-27.

Naylor, Mary. D. (2011). Interprofessional collaboration and the future of health

care, Healthcom Media. Vol.6, No.6, pp. 1-5.

Page 242: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

Novy Tri. (2008). Pengaruh Motivasi Terhadap Komitmen Organisasi di PT

Sequislife, Cabang Baratajaya Surabaya, disitasi tanggal 30 Juni 2015,

http://www.researchgate.net/publication/39739411_

Notoatmodjo, S. (2011). Ilmu Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta.

Nursalam. (2011). Manajemen Keperawatan, Aplikasi dalam Praktik

Keperawatan Profesional. Salemba Medika, Jakarta.

Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan. Salemba Medika, Jakarta.

Nursalam. (2001). Proses dan Dokumentasi Keperawatan. EGC, Jakarta.

Putra Mahendra, I.B.M. (2015). Eksplorasi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Kesiapan Kerja Perawat Lulusan Politeknik Kesehatan Denpasar, disitasi

tanggal 20 September 2016, http://etd.repository.ugm.ac.id/.

Potter, Patricia A. dan Anne G. Perry. (2009). Fundamental Keperawatan Buku 1

Ed. 7, Salemba Medika, Jakarta.

Posner B. (2014). The Impact of Gender, Ethnicity, School Setting and

Experiance on Student Leadership : Does It Really Matter? Journal

Management and Organizational Studies. Vol. 1, No.1, 2014.

Priyantini H.R., Nita M., Musaadah. (2012). Hubungan Dukungan Keluarga

dengan Kepatuhan Diit Rendah Garam dan Keteraturan Kontrol Tekanan

Darah Pada Penderita Hipertensi Di Poliklinik RSUD Tugurejo Semarang.

Jurnal Ilmu Keperawatan dan kebidanan. Vol. 1, No.2, hal. 1-10.

Pramita Iriana. (2014). Hubungan Pengetahuan dan Pengalaman Perawat dengan

keterampilan Triase Pasien di IGD RSCM. Jurnal Keperawatan, Vol.2

No.3, Hal.1-10.

Pribadi, Agung. (2009). Analisis Faktor Pengetahuan, Motivasi, dan Persepsi

Perawat Tentang Supervisi Kepala Ruang Terhadap Pelaksanaan

Dokumentasi Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD Kelet

Provinsi Jawa Tengah di Jepara, disitasi tanggal 19 September 2016,

http://eprints.undip.ac.id/10502/.

Putri A.R., Rahmi L. (2013). Perbedaan Komitmen Organisasi Ditinjau Dari

Gender, Karyawan PT. Indomarco Prismata Medan, Jurnal Psikologia, Vol.

8, No. 1, hal. 19-24

Parker D.A (2005). Menumbuhkan Kemandirian dan Harga Diri Anak, Prestasi

Pustaka Karya, Jakarta.

Rahmawati. (2014). Hubungan Fungsi Keluarga dengan Kejadian Hipertensi Pada

Lanjut Usia di Puskesmas Darul Imarah Aceh, Skripsi,

Reidinger. G. (2013). The preservation of intellectual capital of nurses working in

the community hospital. Dissertations. Olivet Nazarene University.

Reni Z., Agrina, Herlina. (2012). Gambaran Pelaksanaan Fungsi Perawatan

Kesehatan Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Rumbai. Jurnal Ners

Indonesia, Vol.2, No.2, hal. 81-89.

Page 243: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

Reni Zulfitri, ( 2006). Hubungan Dukungan Keluarga dengan Perilaku Lansia

Hipertensi dalam Mengontrol Kesehatannya di Wilayah Kerja Puskesmas

Melur Pekan Baru Riau. Tesis. Universitas Indonesia, Jakarta.

Retyaningsih, Ida Y, Bambang Edi.W. (2013). Hubungan Karakteristik Perawat,

Motivasi, dan Supervisi dengan Kualitas Dokumentasi Proses Asuhan

Keperawatan. Jurnal Manajemen Keperawatan Vol.1 No.2. Hal.107-114.

Riezky Dwi. E. (2013). Hubungan Tingkat Pengetahuan Perawat Dengan

Tindakan Keperawatan Pada Pasien Pasca Operasi dengan “Gejala

Aenesthesia” di Ruang Pemulihan IBS RSD dr. Soebandi Jember, disitasi

Tanggal 19 September 2016. http://repository.unej.ac.id.

Rakhmat, Jalaludin. (2000). Psikologi Komunikasi. PT. Remaja Rosdakarya,

Bandung.

Robert Wood Johnson Foundation. (2011). What can be done to encourage more

interprofessional collaboration in health care ? Disitasi tanggal 11 Pebruari

2016. http://www.rwjf.org/.

Ronald E Riggio, Shelby J. Taylor. (2000). Personality and communication skills

as predisctors of hospice nurse performance. Journal of Business and

Psychology. Vol. 15. Issue 2, pp. 351-359.

Rosalina, L., (2011). Pengaruh Diet Antioksidan Terhadap Tekanan Darah dan

Profil Lipid Pada penderita Hipertensi. Jurnal Kesehatan Medika Saintika.

Vol. 2, No.1, Hal. 5-12.

Roseanne C.M., Daniel J.P. (2006). The Motivation to Care, Application and

Extension of Motivation Theory to Professional Nurseing Work, Journal of

Health Organization and Management, Vol. 20 Issue 1 pp.15-48.

Saihan. (2011). Hubungan Kepercayaan Pasien Kepada Perawat dengan

Motivasi Sembuh Pasien Di Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama Semarang

Ruang Nusa Indah, disitasi tanggal 20 September 2016.

http://digilib.unimus.ac.id

Sailendra, Annie. (2015). Langkah-Langkah Praktis Membuat SOP, Cetakan

Pertama. Trans Idea Publishing, Yogyakarta.

Sastroasmoro, S. (2014). Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Sagung

Seto, Jakarta.

Savitri Sayogo. (2014). Smart Diet Pada Hipertensi. Fakultas Kedokteran UI,

Jakarta.

Sevvy Yossa & Zunaidah. (2013). Analisis Pengaruh Kemampuan Karyawan,

Pembagian Tugas, dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT.

Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Palembang. Jurnal Manajemen dan

Bisnis Sriwijaya. Vol. 11 No. 4, Hal. 263-286.

Seibert, Scott, Kraimer, & C.J.Michael. (2001). What Do Proactive people Do?

Longitudinal Model Linking Proactive Personality and Career Success.

Journal Personal Psychology. Vol. 54 Issue 4, pp. 845-874.

Setiadi, (2012). Konsep dan Penulisan Dokumentasi Asuhan Keperawatan, Teori

dan Praktik. Graha Ilmu, Yogyakarta.

Siagian, S.P.(2002). Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja. PT Rineka Cipta,

Jakarta.

Page 244: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

Sigit Sanjaya (2014). Pengaruh Komitmen terhadap Kinerja Manajerial dan

Penerapan Pilar Dasar Total Quality Manajeman sebagai variabel

Intervening. Jurnal Akuntansi. Vol.2, No.2, hal. 1-5.

Sih Ageng Lumadi. (2012). Hubungan Pengetahuan dan Keterampilan Perawat

Dalam Melakukan Mobilisasi dengan Terjadinya Ulkus Tekan pada Pasien di

Ruang GICU RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Majalah Kedokteran

Terapi Intensif. Vol.2, No.4, hal. 177-182.

Sunar. (2012). Pengaruh Biografis (Usia, Masa Kerja, dan Gender) Terhadap

Produktivitas Karyawan. Jurnal Forum Ilmiah. Vol.9 No.1. hal. 167-176

Soekidjan. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara, Jakarta.

Sulastri, Delmi., N.I.Liputo. (2010). Konsumsi Antioksidan dan Ekspresi Gen

eNOSE3 Alel-786>C Pada Penderita Hipertensi Etnik Minangkabau. Majalah

Kedokteran Indonesia. Vol.60, No.12, hal. 564-570.

Suryabrata, S., (2010). Psikologi Pendidikan. PT Radja Grafindo Persada, Jakarta.

Sutikno, Ekawati (2011). Hubungan Fungsi Keluarga dengan Kualitas Hidup

Pada Lansia. Tesis. Disitasi tanggal 20 Desember 2015. Universitas Sebelas

Maret. http://eprints.uns.ac.id/8489/

Stanhope, M. & Lancaster, J. (2009). Community & Public Health Nursing.

(6th

ed), Mosby, Philadelphia. Hal. 563-580.

Supriyanto, S. (2013). Filsafat Ilmu, Prestasi Pustaka Raya, Jakarta.

Supriyanto, S.(2007). Metodologi Riset, Universitas Airlangga, Surabaya.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta,

Rineka Cipta.

Soegiarto, Soekidjan. (2009). Komitmen Organisasi Apakah Sudah Ada Dalam

Diri Anda?, disitasi tanggal 18 Januari 2015, http://www.kesad.mi.id.

Tambunan, M.Rudi. (2011). Pedoman Teknis Penyusunan Standart Operating

Procedure. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Thompson, Carl, et.al. (2013). An Agenda For Clinical Decision Making and

Judgment in Nursing Research and Education, disitasi tanggal 7 Januari

2016. http://www.journalofnursingstudies.com.

Tyas Hardianti S. (2014). Pengaruh Motivasi Intrinsik dan Kemampuan Terhadap

Kinerja Karyawan. Jurnal Ilmu Manajemen. Vol. 2 No. 3 Juli 2014 hal..

928-940.

Youndt, M.A., Subramaniam M., & Snell, S.A. (2004). Intellectual Capital

Profile: an Examination of Investment and Returns. Journal of Management

Studies, Vol.41, No.2, pp. 335-361.

Udjianti, W.J., (2010). Keperawatan Kardiovaskuler, Salemba Medika, Jakarta.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 38 tahun 2014 tentang Keperawatan

Watkins, D., Edward, J., &. Gastrell, P. (2003). Community health nursing :

Framework for practice. (2 nd ed.), Bailliere Tindall, London.

Wattimena, Inge. (2014). Menelusuri Arus Pemeriksaan Kesehatan dan

Pengobatan Ke Luar Negeri, Jurnal Ners Lentera, Vol.2 Hal. 48-56.

Wayne Pace dan Don F. Faules. ( 2006). Komunikasi Organisasi; Strategi

Meningkatkan Kinerja Perusahaan, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

Page 245: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

Wibrata, D.A. et.al. (2014). Improving Village Health Post (Ponkesdes) Nurses

Performance, which Model Should be Use?. Journal of Nursing Education

and Practice (JNEP), Vol.4 No. 7, pp. 24-30.

Wibowo. (2014). Manajemen Kinerja. Rajawali Pres, Jakarta, hal. 7-196.

Widyaningtyas, Kristina S. (2010). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Kepatuhan Perawat dalam Pendokumentasian Asuhan Keperawatan,

disitasi Tanggal 19 September 2016. http://eprints.undip.ac.id/10502.

Windy A.M., Gunasti H. (2012). Pengaruh Kompensasi, Motivasi dan Komitmen

Organisasional Terhadap Kinerja Karyawan Bagian Akuntansi (Studi Kasis

Pada Perusahaan Manufaktur di Surabaya), The Indonesian Accounting

Review, Volume 2, No. 2, Hal. 215 – 228.

VanPaemel, Kathy., (2011). Providing Work Guidlines, disitasi tanggal

18 September 2016.http://www.purdue.edu.

Page 246: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

Lampiran 3

Kuesioner Pengembangan Model Asuhan Keperawatan Keluarga Berbasis

Nursing Relational Capital (NRC)

(Diisi Perawat Puskesmas)

Nama :

………………………………………..……...……………….

Jenis Kelamin :

................................................................................................

TTL/Umur :

.................................................................................................

Status Perkawinan :

................................................................................................

Puskesmas :

………………………….……………………………………..

Lama Bekerja :

..................................................................................................

Pendidikan Terakhir :

...................................................................................................

Petunjuk Pengisian :

1. Mohon dengan hormat kesediaan bapak/ibu/sdr untuk menjawab pertanyaan di

bawah ini 2. Pilihlah tanggapan sesuai dengan pendapat anda dan berilah tanda (√ ) pada

kotak yang tersedia.

I. Nursing Structural Capital (X1)

1. Pedoman pelayanan asuhan keperawatan keluarga (X1.1)

Pernyataan di bawah ini tentang pedoman pelayanan asuhan keperawatan

keluarga yang anda gunakan dalam 3 bulan terakhir.

Pilihan Jawaban : TP= Tidak pernah; JR = Jarang; KK= Kadang-kadang; SR=

Sering

SL= Selalu

No Pernyataan Tanggapan

Page 247: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

TP JR KK SR SL

1 Saya melakukan asuhan keperawatan keluarga pada klien

hipertensi setelah menjalani rawat inap di rumah sakit

2 Saya juga melakukan asuhan keperawatan pada keluarga

dengan hipertensi yang dirawat di rumah

3 Klien yang baru terdiagnosis hipetensi termasuk sasaran

kunjungan rumah

4 Saya memantau pengobatan klien hipertensi sewaktu

kunjungan rumah

5 Saya memberikan informasi kepada klien dan keluarga

tentang perawatan hipertensi

6 Saya melakukan kerjasama dengan pemegang program

kesehatan yang lain ketika melakukan kunjungan rumah

2. Standar Prosedur Operasional (X1.2)

Pernyataan di bawah ini tentang standar prosedur operasional selama

melaksanakan asuhan keperawatan keluarga dengan anggota keluarga

menderita hipertens dalam 3 bulan terakhir.

Pilihan Jawaban : TP= Tidak pernah; JR = Jarang; KK= Kadang-kadang; SR=

Sering

SL= Selalu

Berilah tanda (√ ) pada pilihan jawaban sesuai dengan kondisi yang telah anda

lakukan.

No Pernyataan Tanggapan

TP JR KK SR SL

1 Sebelum melakukan kunjungan rumah yang perlu saya

siapkan adalah format pengkajian saja

2 Saya memeriksa apakah tensimeter dalam kondisi yang baik

sebelum melakukan pemeriksaan tekanan darah.

3 Saya menilai kemandirian keluarga terlebih dahulu sebelum

melakukan pendidikan kesehatan

Page 248: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

4 Saya menjelaskan pada klien tentang prosedur pemeriksaan

tekanan darah

5 Saya langsung mengukur tekanan darah klien tidak perlu

menanyakan berapa hasil pengukuran tekanan darah yang lalu

6 Saya melakukan pendidikan kesehatan pada klien hipertensi

tanpa menggunakan media

7 Saya menanyakan kembali keluhan yang dirasakan klien

setelah melakukan tindakan keperawatan

8 Saya meminta klien untuk mengulang kembali materi

perawatan hipertensi yang sudah dijelaskan

9 Memberikan penguatan kepada klien untuk melaksanakan

perawatan hipertensi secara teratur

3. Format dokumentasi asuhan keperawatan keluarga (X1.3)

Pernyataan di bawah tentang format pendokumentasian asuhan keperawatan

keluarga yang telah anda laksanakan dalam waktu 3 bulan terakhir.

Pilihan Jawaban : TP= Tidak pernah; JR = Jarang; KK= Kadang-kadang; SR=

Sering

SL= Selalu

Berilah tanda (√ ) pada pilihan jawaban sesuai dengan kondisi yang telah anda

lakukan.

No Pernyataan Tanggapan

TP JR KK SR SL

1 Mencatat tipe keluarga klien pada kolom identitas

2 Keluhan klien dicatat pada riwayat penyakit sekarang

3 Mencatat jenis obat klien pada bagian fungsi keluarga

4 Diagnosis keperawatan yang dicatat adalah tipe aktual

5 Mencatat pernyataan masalah saja pada diagnosis keperawatan

6 Mencatat satu diagnosis keperawatan keluarga untuk satu keluarga

dengan hipertensi

Page 249: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

No Pernyataan Tanggapan

TP JR KK SR SL

7 Mencatat materi pendidikan kesehatan yang telah saya lakukan pada

bagian intervensi keperawatan

8 Mencatat hasil pengukuran tekanan darah pada data keluarga

9 Mencatat latihan senam yang dilakukan klien pada bagian

perencanaan tindakan

10 Mencatat kemampuan klien menjawab pertanyaan tentang

perawatan hipertensi pada bagian evaluasi

11 Mencatat kemandirian keluarga setelah semua tindakan dilakukan

12 Mencatat ungkapan keluarga tentang perkembangan kemampuan

klien

II. Nursing human capital (X2)

1. Pengetahuan Perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan keluarga

dengan hipertensi (X2.1)

Berilah tanda (√ ) pada kotak sesuai dengan tanggapan anda.

No Pernyataan Kode

1 Keluhan yang sering muncul pada kebutuhan aktivitas dan

istirahat pada klien hipertensi adalah

a. Kelemahan

b. Nyeri kepala

c. Mual

d. Gangguan koordinasi

2 Pengkajian yang perlu dilakukan untuk pemenuhan nutrisi

pada klien hipertensi adalah

a. Pemeriksaan fisik sistem kardiovaskuler

b. Anamnesa adanya keluhan tidur

c. Identifikasi adanya kecemasan

d. Penimbangan berat badan

3 Diagnosis keperawatan risiko terhadap penurunan curah

jantung mungkin muncul pada klien hipertensi dengan

gejala :

a. Peningkatan suhu tubuh

Page 250: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

No Pernyataan Kode

b. Peningkatan tekanan darah

c. Peningkatan denyut nadi

d. Akral hangat

4 Masalah diagnosis keperawatan gangguan perfusi jaringan

serebral dirumuskan apabila pada klien hipertensi

ditemukan gejala :

a. Tekanan darah meningkat

b. Berat badan menurun

c. Kecemasan

d. Akral hangat

5 Langkah pertama yang dilakukan perawat untuk menyusun

rencana keperawatan keluarga dengan hipertensi adalah

a. Menyusun tujuan

b. Menyusun tindakan keperawatan

c. Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan

d. Memodifikasi lingkungan keluarga

6 Rencana tindakan untuk meningkatkan kemampuan

keluarga dalam mengenal masalah perawatan hipertensi

adalah

a. Berikan informasi tentang perawatan hipertensi

b. Demonstrasikan senam hipertensi

c. Lakukan pengukuran tekanan darah

d. Lakukan modifikasi lingkungan

7 Perawat akan melakukan tindakan keperawatan langsung

(direct care) pada klien hipertensi dan keluarganya, yang

dilakukan Perawat adalah :

a. Evaluasi kondisi klien melalui dokumentasi

keperawatan

b. Melakukan pengukuran tekanan darah

c. Mengevaluasi hasil pemeriksaan laboratorium

d. Memberikan masukan pada perawat yang akan

melakukan kunjungan rumah pada klien hipertensi

8 Ketika kunjungan rumah perawat menemukan klien

hipertensi dengan kondisi mengeluh nyeri kepala, dada

berdebar-debar, tekanan darah 190/120 mmHg dan

takikardi, yang dilakukan oleh perawat adalah

a. Memberikan diet hipertensi

b. Merujuk ke Puskesmas

Page 251: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

No Pernyataan Kode

c. Menyuruh klien untuk minum obat

d. Memberikan minum air putih yang banyak

9 Perawat yang sedang melakukan asuhan keperawatan

keluarga pada klien dengan hipertensi memutuskan untuk

merujuk klien ke Puskesmas. Rujukan dilakukan perawat

bila :

a. Klien tidak kooperatif

b. Keluarga tidak mandiri

c. Masalah kesehatan tidak teratasi

d. Keluarga tidak berfungsi dengan baik

10 Hasil evaluasi ditemukan data keluarga telah menyediakan

diet hipertensi, mengingatkan minum obat dan kontrol,

sudah melakukan pencegahan hipertensi untuk anggota

keluarga yang lain. Keluarga tersebut termasuk pada tingkat

kemandirian :

a. I

b. II

c. III

d. IV

2. Motivasi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan keluarga

dengan hipertensi (X2.3)

Pilihlah salah satu diantara : Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS),

Sangat Tidak Setuju (STS) pada tiap pernyataan dengan memberi tanda (√ ) pada

kotak yang tersedia.

No Pernyataan Tanggapan

SS S TS STS

1 Saya melaksanakan kegiatan asuhan keperawatan keluarga

sebagai tugas dan wewenang saya sebagai Perawat Puskesmas

2 Saya melaksanakan asuhan keperawatan karena mendapatkan

tambahan penghasilan

3 Saya merasa bangga setelah membantu mengatasi masalah

kesehatan keluarga dengan hipertensi

Page 252: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

No Pernyataan Tanggapan

SS S TS STS

4 Saya melaksanakan asuhan keperawatan keluarga karena

perintah dari Kepala Puskesmas

5 Saya melaksanakan asuhan keperawatan keluarga dengan

hipertensi sebagai syarat kenaikan pangkat

6 Saya mendapatkan tambahan pengetahuan dan keterampilan

selama melaksanakan asuhan keperawatan keluarga

7 Jasa yang saya dapatkan selama melaksanakan asuhan

keperawatan keluarga sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan

8 Saya melakukan kunjungan rumah lebih dari teman yang lain

karena banyak keuntungan yang diperoleh

9 Kerjasama tim dapat memberikan solusi masalah yang terjadi

selama proses pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga

10 Pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga membutuhkan

integrasi berbagai program kesehatan

11 Penanggungjawab program Perkesmas mencarikan solusi

apabila ada masalah mempengaruhi pelaksanaan asuhan

keperawatan keluarga

12 Supervisi keperawatan keluarga merupakan kegiatan yang

mendukung pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga

3. Komitmen Perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan

keluarga

Pilihlah salah satu diantara : sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS),

Sangat tidak setuju (STS), pada setiap pernyataan dengan memberi tanda (√ )

pada kotak yang tersedia.

No Pernyataan Tanggapan

SS S TS STS

1 Saya memegang teguh peraturan selama

melaksanakan asuhan keperawatan keluarga

Page 253: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

2 Saya senang melaksanakan asuhan keperawatan

keluarga

3 Saya mengerahkan seluruh tenaga dan pikiran saya

melebihi yang diharapkan untuk kesuksesan

pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga

4 Saya melakukan yang terbaik karena kebahagiaan

hidup saya berada pada profesi keperawatan

5 Kemungkinan sangat kecil saya tidak melakukan

asuhan keperawatan keluarga

6 Saya melaksanakan kunjungan rumah dengan giat

karena saya mendapatkan imbalan yang sesuai

4. Keputusan klinis (clinical judgment) pada keluarga dengan hipertensi (X)

Pilihlah salah satu diantara : Dilakukan, tidak dilakukan, modifikasi pada setiap

pernyataan dengan memberi tanda (√ ) pada kotak yang tersedia.

No

Pernyataan

Tanggapan Dilakukan Tidak

Dilakukan

Modifikasi

1 Klien mengeluh cepat lelah bila beraktivitas,

diagnosis keperawatan yang saya rumuskan

adalah kelemahan

2 Tekanan darah meningkat, denyut nadi

meningkat, dan akral dingin, diagnosis

keperawatan yang saya rumuskan adalah

risiko penurunan curah jantung

3 Klien mengatakan cepat marah dan mudah

tersinggung, diagnosis keperawatan yang di

rumuskan adalah koping yang tidak efektif

4 Klien mengatakan kebutuhannya dibantu oleh

keluarga apabila nyeri kepala, diagnosis

keperawatan yang dirumuskan intoleransi

aktivitas

5 Ketika klien mengatakan kepalanya pusing,

intervensi keperawatan yang dilakukan adalah

mengajarkan teknik relaksasi

6 Klien mengeluh banyak pekerjaan yang harus

diselesaikan dan banyak masalah, intervensi

keperawatan yang dilakukan mengajarkan

manajemen stres

Page 254: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

No

Pernyataan

Tanggapan Dilakukan Tidak

Dilakukan

Modifikasi

7 Menilai keluarga termasuk mandiri II ketika

keluarga melakukan perawatan pada klien

hipertensi dengan benar

8 Keluarga mampu menerapkan diet hipertensi

adalah tujuan yang dirumuskan pada diagnosis

keperawatan kurangnya pengetahuan

III. Faktor klien (anggota keluarga dengan hipertensi) mempengaruhi

nursing relational capital (X.3)

1. Kesehatan fisik (X3.1)

Pernyataan di bawah ini tentang kondisi fisik klien yang anda temukan

selama melaksanakan asuhan keperawatan keluarga dengan hipertensi 3

bulan terakhir.

Berilah tanda (√ ) pada kotak yang tersedia sesuai dengan kondisi klien

pada saat

kunjungan rumah.

No Pernyataan Tanggapan

TP JR KK SR SL

1 Tekanan darah 140/90 mm Hg

2 Mengeluh nyeri kepala

3 Mengeluh cepat lelah

4 Mempunyai penyakit penyerta

2. Kondisi Psikologis

Pernyataan di bawah ini tentang kondisi psikologis klien yang anda temukan

selama melaksanakan asuhan keperawatan keluarga dengan hipertensi 3

bulan terakhir.

Berilah tanda (√ ) pada kotak yang tersedia sesuai dengan kondisi klien pada

saat

kunjungan rumah.

No Pernyataan Tanggapan

TP JR KK SR SL

1 Mengeluh tidak bisa tidur

Page 255: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

2 Cepat marah

3 Mengeluh ada masalah

4 Klien mengeluh banyak pekerjaan

5 Kurang merespon perawat

IV. Faktor keluarga dengan hipertensi mempengaruhi nursing relational

capital (X4)

1. Struktur keluarga dengan hipertensi (X4.1)

Pernyataan di bawah ini tentang struktur keluarga yang anda temukan selama

melaksanakan asuhan keperawatan keluarga dengan hipertensi 3 bulan

terakhir.

Berilah tanda (√ ) pada kotak yang tersedia sesuai dengan kondisi keluarga

pada saat

kunjungan rumah.

No Pernyataan Tanggapan

TP JR KK SR SL

1 Keluarga kooperatif dengan tindakan keperawatan yang

diberikan

2 Masing-masing anggota keluarga melaksanakan

perannya

3 Keluarga mengingatkan untuk minum obat secara

teratur

4 Keluarga menjaga komunikasi dengan klien hipertensi

agar tidak terjadi konflik

5 Keluarga saling membantu dalam merawat klien dengan

hipertensi

2. Fungsi keluarga dengan hipertensi (X4.2)

Page 256: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

Pernyataan di bawah ini tentang fungsi keluarga yang anda temukan selama

melaksanakan asuhan keperawatan keluarga dengan hipertensi 3 bulan

terakhir.

Berilah tanda (√ ) pada kotak yang tersedia sesuai dengan kondisi keluarga

pada saat

kunjungan rumah.

No Pernyataan Tanggapan

TP JR KK SR SL

1 Keluarga memberikan perhatian terhadap perawatan

klien hipertensi

2 Keluarga mengingatkan klien untuk berolah raga secara

teratur

3 Keluarga mengajak klien pergi bersama dengan anggota

keluarga lain.

4 Keluarga menfasilitasi kegiatan klien di masyarakat

5 Keluarga menyediakan diit hipertensi

6 Keluarga menyampaikan informasi dari Perawat kepada

klien tentang perawatn hipertensi.

3. Koping keluarga dengan hipertensi (X4.3)

Pernyataan di bawah ini tentang koping keluarga yang anda temukan selama

melaksanakan asuhan keperawatan keluarga dengan hipertensi 3 bulan terakhir.

Berilah tanda (√ ) pada kotak yang tersedia sesuai dengan kondisi keluarga

pada saat

kunjungan rumah.

No Pernyataan Tanggapan

TP JR KK SR SL

1 Keluarga menerima klien hipertensi sesuai dengan kondisinya

saat ini.

Page 257: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

2 Keluarga menyelesaikan masalah secara musyawarah.

3 Keluarga mengatur peran masing-masing anggota keluarga.

4 Keluarga banyak mendekatkan diri pada Tuhan bila sedang ada

masalah

V. Nursing Relational Capital (X5)

Interaksi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan keluarga

dengan hipertensi

1. Interaksi personal (X5.1)

Pernyataan di bawah ini tentang bagaimana Anda berinteraksi dengan diri

sendiri ketika melaksanakan asuhan keperawatan keluarga. Pilihan Jawaban :

TP= Tidak pernah; JR = Jarang; KK= Kadang-kadang; SR= Sering; SL=

Selalu

Berilah tanda (√ ) pada pilihan jawaban sesuai dengan kondisi yang telah anda

lakukan.

No Pernyataan Tanggapan

TP JR KK SR SL

1 Saya merasa percaya diri bila berkomunikasi dengan klien

2 Ketika saya bingung dengan maksud lawan bicara, saya

akan mempersepsikan sendiri maksudnya

3 Saya memperhatikan kondisi tempat ketika berinteraksi

dengan klien dan keluarga

4 Saya mencari waktu yang tepat ketika akan membicarakan

hal-hal terkait dengan data yang ditemukan pada klien

5 Saya akan memperhatikan penampilan saya ketika

berkomunikasi dengan klien dan keluarga

2. Interaksi interpersonal (X5.2)

Page 258: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

Pernyataan di bawah ini tentang interaksi perawat dengan klien, keluarga dan

perawat lain.

Pilihan Jawaban : TP= Tidak pernah; JR = Jarang; KK= Kadang-kadang;

SR= Sering SL= Selalu

Berilah tanda (√ ) pada pilihan jawaban sesuai dengan kondisi yang telah

anda lakukan.

No

Pernyataan Tanggapan

TP JR KK SR SL

1 Saya memberikan catatan keperawatan tentang tindakan

yang telah saya lakukan kepada perawat lain yang akan

melaksanakan kunjungan rumah

2 Saya mengoperkan segala informasi terkait dengan klien

dan keluarga kepada perawat yang akan melaksanakan

kunjunagn rumah berikutnya

3 Saya akan membahas masalah keperawatan yang belum

terselesaikan dengan tim sebelum kunjungan berikutnya

4 Ketika ada masalah ketidakpatuhan program perawatan

pada klien, saya akan mendiskusikan pemecahan

masalahnya dengan keluarga dan perawat lain.

5 Saya mendiskusikan dengan keluarga dan tim perawat ,

klien yang tidak patuh minum obat

6 Ketika saya mempunyai beberapa alternatif rencana

tindakan untuk mengatasi masalah klien, saya akan

mendiskusikan dengan keluarga dan tim perawat rencana

tindakan yang mana yang akan dilaksanakan.

7 Saya membuat catatan harian yang harus diisi oleh klien

Page 259: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

dan keluarga ketika melaksanakan program perawatan.

8 Saya menyusun menu diet hipertensi bersama klien dan

keluarga.

9 Saya memberikan tugas kepada keluarga untuk memantau

minum obat dan diet hipertensi ketika saya tidak

melakukan kunjungan rumah.

3. Kerjasama perawat dengan tim kesehatan lain (X5.3)

Pernyataan di bawah ini tentang interaksi perawat dengan tim kesehatan lain

Pilihan Jawaban : TP= Tidak pernah; JR = Jarang; KK= Kadang-kadang; SR=

Sering SL= Selalu

Berilah tanda (√ ) pada pilihan jawaban sesuai dengan kondisi yang telah anda

lakukan.

No Pernyataan Tanggapan

TP JR KK SR SL

1 Saya berkolaborasi dengan tim medis untuk penatalaksanaan

terapi hipertensi

2 Apabila ada keluhan klien yang berkaitan dengan penyakit

hipertensi saya akan konsultasikan dengan tim medis

3 Saya komunikasikan dahulu dengan ahli gizi tentang

program diet hipertensi yang telah disusun sebelum

mendiskusikannya dengan keluarga

4 Saya akan diskusikan dengan dokter, ahli gizi dan tim

kesehatan lain yang terkait, untuk membahas informasi

terkini tentang program perawatan hipertensi

VI. Transaksi (Kinerja) (Y1)

1. Pendidikan kesehatan (Y1.1)

Page 260: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

Pilihan Jawaban : TP= Tidak pernah; JR = Jarang; KK= Kadang-kadang; SR=

Sering SL= Selalu

Berilah tanda (√ ) pada pilihan jawaban sesuai dengan kondisi yang telah anda

lakukan.

No Pernyataan Tanggapan

TP JR KK SR SL

1 Sebelum melaksanakan pendidikan

kesehatan perawat menyusun perencanaan

kegiatan (SAP)

2 Menyiapkan media pendidikan kesehatan

3 Memberikan pendidikan kesehatan tentang

pengertian penyakit hipertensi, tanda dan

gejala serta perawatan hipertensi

4 Menyarankan kepada anggota keluarga lain

untuk kontrol tekanan darah

5 Memotivasi klien dan keluarga untuk

mematuhi program perawatan hipertensi

6 Melibatkan keluarga pada saat memberikan

pendidikan kesehatan

7 Melakukan evaluasi keberhasilan dengan

menilai pemahaman keluarga tentang

materi perawatan hipertensi yang

disampaikan

2. Tindakan keperawatan (Y1.2)

Pilihan Jawaban : TP= Tidak pernah; JR = Jarang; KK= Kadang-kadang;

SR= Sering SL= Selalu

Berilah tanda (√ ) pada pilihan jawaban sesuai dengan kondisi yang telah

anda lakukan.

No Pernyataan Tanggapan

Page 261: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

TP JR KK SR SL

1 Menganjurkan minum obat secara teratur

2 Mengajarkan cara pengaturan diit hipertensi

3 Melatih senam hipertensi

4 Mengajarkan manajeman stress

5 Melakukan pemeriksaan tekanan darah saat kunjungan

rumah

6 Bersama dengan klien membuat catatan harian tentang

kegiatan program perawatan hipertensi

7 Memberikan penghargaan kepada klien setelah

melaksanakan perawatan hipertensi

8 Menyarankan keluarga untuk mengingatkan klien

kontrol ke pelayanan kesehatan secara teratur

9 Melakukan evaluasi keberhasilan setiap selesai

melakukan tindakan keperawatan

Page 262: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

Lampiran 4

Kuesioner Kemandirian Keluarga Dalam Melakukan Perawatan Hipertensi

(Y2)

(Keluarga)

Nama : …………………………..……...……………….

Jenis kelamin : .............................................................................

TTL/Umur : ..............................................................................

Alamat : …….…………………………………….............

Berapa lama sakit : .........................................................................

Obat yang di minum : ........................................................................

Petunjuk Pengisian :

3. Mohon dengan hormat kesediaan bapak/ibu/sdr untuk menjawab pertanyaan di

bawah ini

4. Pilihlah tanggapan sesuai dengan apa yang sudah dilakukan dan berilah tanda

(√ ) pada kotak yang tersedia.

1. Minum Obat (Y2.1)

Pernyataan di bawah ini tentang kemampuan klien dan keluarga dalam

minum obat.

Berilah tanda (√ ) pada pilihan jawaban sesuai dengan kondisi klien.

No Pernyataan Tanggapan Skor

Ya Tidak

1 Klien tidak mempunyai jadual minum obat

2 Klien minum obat apabila diiingatkan oleh

keluarga

3 Apabila tidak ada keluhan, obat tidak diminum

4 Apabila ada keluhan pusing, klien minum obat

yang dibeli sendiri di warung

Page 263: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

2. Diit hipertensi (Y2.2)

Pernyataan di bawah ini tentang kemampuan klien dan keluarga dalam

melaksanakan diet hipertensi.

Berilah tanda (√ ) pada pilihan jawaban sesuai dengan apa yang sudah

anda lakukan .

No Pernyataan Tanggapan Skor

Ya Tidak

1 Pantang makanan yang berasa asin

2 Mengkonsumsi kecap manis dalam

makanannya

3 Makan sambal terasi setiap hari

4 Mengkonsumsi garam khusus penderita

hipertensi

3. Aktifitas dan istirahat (Y2.3)

Pernyataan di bawah ini tentang kemampuan klien dan keluarga dalam

aktifitas dan istirahat.

Berilah tanda (√ ) pada pilihan jawaban sesuai dengan apa yang anda

lakukan.

No Pernyataan Tanggapan Skor

Ya Tidak

1 Melakukan olah raga minimal 2 kali seminggu

2 Melakukan kegiatan membersihkan rumah

3 Melakukan kegiatan untuk memenuhi

kebutuhan diri tanpa dibantu (Makan, minum,

ke kamar mandi)

4 Tidur siang 2 jam perhari

5 Tidur malam 6-8 jam perhari

4. Manajemen stres (Y2.4)

Pernyataan di bawah ini tentang kemampuan klien dan keluarga

melaksanakan manajemen stres.

Berilah tanda (√ ) pada pilihan jawaban sesuai dengan apa yang sudah

anda lakukan.

No Pernyataan Tanggapan Skor

Ya Tidak

1 Apabila ada masalah segera diselesaikan

2 Tidak putus asa dalam melakukan pengobatan

3 Bercerita kepada teman/sahabat/saudara

apabila mengalami masalah

4 Berusaha melakukan perawatan sesuai anjuran

dengan dukungan keluarga

5 Mendekatkan diri pada Tuhan apabila ada

masalah

Page 264: DISERTASI MODEL ASUHAN KEPERAWATAN ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...Family nursing care model developed in this study integrates the theory of Nursing Intellectual

5. Kontrol ke pelayanan kesehatan (Y2.5)

Pernyataan di bawah ini tentang kemampuan klien hipertensi dan keluarga

dalam melakukan kontrol ke pelayanan kesehatan.

Berilah tanda (√ ) pada pilihan jawaban sesuai dengan apa yang sudah

anda lakukan.

No Pernyataan Tanggapan Skor

Ya Tidak

1 Periksa tekanan darah ke pelayanan kesehatan

1 bulan sekali

2 Pergi ke pelayanan kesehatan apabila ada

keluhan

3 Kontrol ke pelayanan kesehatan apabila ada

yang mengantar

4 Kontrol ke pelayanan kesehatan apabila obat

habis