kdk transkultural nursing

48
http://susipurwati.blogspot.com/2010/10/keperawatan- transkultural.html Keperawatan Transkultural 2.1 Keperawatan Transkultural 1. Konsep Etnik dan Budaya Etnik adalah seperangkat kondisi spesifik yang dimiliki oleh kelompok tertentu (kelompok etnik). Sekelompok etnik adalah sekumpulan individu yang mempunyai budaya dan sosial yang unik serta menurunkannya ke generasi berikutnya (Handerson, 1981). Etik berbeda dengan ras (race). Ras merupakan sistem pengklasifikasian manusia berdasarkan karakteristik fisik pigmentasi, bentuk tubuh, bentuk wajah, bulu pada tubuh dan bentuk kepala. Ada tiga jenis ras yang umumnya dikenal, yaitu Kaukasoid, Negroid, Mongoloid. Budaya adalah keyakinan dan perilaku yang diturunkan atau diajarkan manusia kepada generasi berikutnya (Taylor, 1989). Budaya adalah sesuatu yang kompleks yang mengandung pengetahuan,keyakinan, seni, moral, hukum, kebiasaan, dan kecakapan lain yang merupakan kebiasaan manusia sebagai anggota kemunitas setempat. Kebudayaan adalah keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakan dengan belajar, beserta keselurahan hasil budi dan karyanya dan sebuah rencana untuk melakukan kegiatan tertentu (Leininger, 1991). Menurut konsep budaya Leininger (1978, 1984), karakteristik budaya dapat digambarkan sebagai berikut : (1) Budaya adalah pengalaman yang bersifat universal sehingga tidak ada dua budaya yang sama persis, (2) budaya yang bersifat stabil, tetapi juga dinamis karena budaya tersebut diturunkan kepada generasi berikutnya sehingga mengalami perubahan, (3) budaya diisi dan ditentukan oleh kehidupan manusianya sendiri tanpa disadari. 2. Pengertian Transkultural Transkultural adalah suatu pelayanan keperawatan yang berfokus pada analisis dan studi perbandingan tentang perbedaan budaya (Leininger, 1978). Keperawatan transkultural adalah ilmu dan kiat yang humanis, yang difokuskan pada perilaku individu atau kelompok, serta proses untuk mempertahankan atau meningkatkan

Upload: anita-sukarno

Post on 29-Nov-2015

177 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

makalah

TRANSCRIPT

Page 1: Kdk Transkultural Nursing

http://susipurwati.blogspot.com/2010/10/keperawatan-transkultural.html

Keperawatan Transkultural

2.1 Keperawatan Transkultural1. Konsep Etnik dan BudayaEtnik adalah seperangkat kondisi spesifik yang dimiliki oleh kelompok tertentu (kelompok etnik). Sekelompok etnik adalah sekumpulan individu yang mempunyai budaya dan sosial yang unik serta menurunkannya ke generasi berikutnya (Handerson, 1981). Etik berbeda dengan ras (race). Ras merupakan sistem pengklasifikasian manusia berdasarkan karakteristik fisik pigmentasi, bentuk tubuh, bentuk wajah, bulu pada tubuh dan bentuk kepala. Ada tiga jenis ras yang umumnya dikenal, yaitu Kaukasoid, Negroid, Mongoloid.Budaya adalah keyakinan dan perilaku yang diturunkan atau diajarkan manusia kepada generasi berikutnya (Taylor, 1989). Budaya adalah sesuatu yang kompleks yang mengandung pengetahuan,keyakinan, seni, moral, hukum, kebiasaan, dan kecakapan lain yang merupakan kebiasaan manusia sebagai anggota kemunitas setempat.Kebudayaan adalah keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakan dengan belajar, beserta keselurahan hasil budi dan karyanya dan sebuah rencana untuk melakukan kegiatan tertentu (Leininger, 1991).Menurut konsep budaya Leininger (1978, 1984), karakteristik budaya dapat digambarkan sebagai berikut : (1) Budaya adalah pengalaman yang bersifat universal sehingga tidak ada dua budaya yang sama persis, (2) budaya yang bersifat stabil, tetapi juga dinamis karena budaya tersebut diturunkan kepada generasi berikutnya sehingga mengalami perubahan, (3) budaya diisi dan ditentukan oleh kehidupan manusianya sendiri tanpa disadari.2. Pengertian TranskulturalTranskultural adalah suatu pelayanan keperawatan yang berfokus pada analisis dan studi perbandingan tentang perbedaan budaya (Leininger, 1978). Keperawatan transkultural adalah ilmu dan kiat yang humanis, yang difokuskan pada perilaku individu atau kelompok, serta proses untuk mempertahankan atau meningkatkan perilaku sehat atau perilaku sakit secara fisik dan psikokultural sesuai latar belakang budaya. Pelayanan keperawatan transkultural diberikan kepada klien sesuai dengan latar belakang budayanya.3. Tujuan keperawatan TranskulturalTujuan penggunaan keperawatan transkultural adalah untuk mengembangkan sains dan pohon keilmuan yang humanis sehingga tercipta praktik keperawatan pada kultur yang spesifik dan universal. Kultur yang spesifik adalah kultur dengan nilai-nilai norma spesifik yang tidak dimiliki oleh kelompok lain, seperti bahasa. Sedangkan kultur yang universal adalah nilai atau norma yang diyakini dan dilakukan hampir oleh semua kultur seperti budaya berolahraga membuat badan sehat, bugar; budaya minum teh dapat membuat tubuh sehat (Leininger, 1978).Dalam melaksanakan praktikkeperawatan yang bersifat humanis, perawat perlu memahami landasan teori dan praktik keperawatan yang berdasarkan budaya. Budaya yang telah menjadi kebiasaan tersebut diterapkan dalam asuhan keperawatan transkultural, melalui 3 strategi utama intervensi, yaitu mempertahankan, bernegosiasi dan merestrukturisasi budaya.4. Paradigma keperawatan transkulturalParadigma keperawatan transkultural adalah cara pandang, persepsi, keyakinan, nilai-nilai dan konsep dalam pelaksanaan asuhan keperawatan yang sesuai dengan latar belakang budaya terhadap 4 konsep sentral, yaitu manusia, keperawatan, kesehatan, dan lingkungan (Leininger,

Page 2: Kdk Transkultural Nursing

1978).a. ManusiaManusia adalah individu atau kelompok yang memiliki nilai dan norma yang diyakini bergua untuk menetapkan piihan da melakukan tindakan, manusia memiliki kecenderungan untuk mempertahankan budayanya setiap saat dan dimanapun dia berada.Klien yang dirawat di rumah sakit harus belajar budaya baru, yaitu budaya rumah sakit, selain membawa budayanya sendiri. Klien secara aktif memilih budaya dari lingkungan, termasuk perawat dan pengunjung. Klien yang sedang dirawat belajar agar cepat pulih dan segera pulang untuk memulai aktifitas yang lebih sehat.

b. KesehatanKesehatan adalah keseluruhan aktifitas yang dimiliki klien dalam mengisi kehidupannya yang terletak pada rentang sehat sakit (Leininger, 1984) dan merupakan suatu keyakinan, nilai, pola kegiatan yang dalam konteks budaya digunakan untuk mrnjaga dan memelihara keadaaan seimbang/sehat, yang dapat diamati dalam kehidupan sehari-hari.Asuhan keperawatan yang diberikan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan klien untuk memilih secara aktif budaya yang sesuai dengan status kesehatannya dan klien harus mempelajari lingkungannya.c. LingkunganLingkungan adalah keseluruhan fenomena yang mempengaruhi perkembangan, keyakinan dan perilaku klien. Lingkungan dipandang suatu totalitas kehidupan dan budayanya baik berupa lingkungan fisik, sosial dan simbolik.Lingkungan fisik adalah lingkungan alam yang diciptakan oleh manusia seperti pegunungan, pemukiman padat, bentuk rumah daerah panas (banyak lubang), bentuk rumah daerah dingin (eskimo) dll.Lingkungan sosial adalah keseluruhan struktur sosial yang berhubungan dengan sosialisasi individu atau kelompok ke dalam masyarakat yang lebih luas seperti keluarga, komunitas dan masjid atau gereja.Lingkungan simbolik adalah keseluruhan bentuk atau simbol yang menyebabkan individu atau kelompok merasa bersatu, seperti musik, seni, riwayat hidup, bahasa, atau atribut yang digunakan (kalung,anting, hiasan dinding, ikat kepala, baju atau slogan-slogan) d. KeperawatanAsuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan dalam praktik keperawatan yang diberikan kepada klien sesuai dengan latar belakang budayanya. Strategi yang digunakan dalam intervensi dan impelemnatasi keperawatan keluarga adalah mempertahankan, mnegosiasi, dan merestrukturisasi budaya klien.

2.5 Keperawatan Transkultural Pada Keluarga Sunda1. Sejarah perkembangan keluarga SundaKeluarga dalam masyarakat Sunda sebenarnya memiliki dua pengertian, yaitu keluarga dengan pengertian sempit dan pengertian luas. Keluarga dalam pengertian empit berarti keluarga inti atau batih, sedangkan keluarga dalam pengertian luas berarti sanak saudara yang mempunyai ikatan keluarga karena pertalian darah dan perkawinan. Satu keluarga besar disebut sabondoyot atau sakulawedet. Sistem kekerabatan orang Sunda bersifat parental atau bilateral yaitu hak dan kedudukan anggota keluarga dari pihak ayah maupun ibu.

Page 3: Kdk Transkultural Nursing

Menurut penyelidikan Atmamiharja (1958), kata Sunda mempunyai arti sebagai berikut :Sanskerta : Sunda artinya tenaga, bersinar, nama dewa Wisnu, nama satria buta dalam cerita ”Upa Sunda dan Ni Sunda”Kawai : Sunda artinya air, tumpukan, pangkat, waspadaJawa :Sunda berarti menyusu, berganda, suara, naik, terbangSunda : Sunda berarti bagus, indah, unggul, menyenangkan2. Aspek DemografiPenduduk usia kerja didefinisikan sebagai penduduk yang berusia 10 tahun atau lebih. Mereka terdiri dari angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Proporsi penduduk yang tergolong angkatan kerja dikenal sebagai tingkat patisipasi angkatan kerja. Keterlibatan penduduk dalam kegiatan ekonomi diukur dengan porsi penduduk yang masuk dalam pasar kerja (bekerja atau mencari pekerjaan).Kesempatan kerja memberikan gambaran besarnya tingkat penyerapan pasar kerja sehingga sehingga angkatan kerja yang tidak terserap disebut pengangguran.3. Aspek PsikososialPerbedaan kelas sosial dalam keluarga Sunda antara lain :Beberapa pengelompokan utama pada orang Sunda sebagai hasil sistem masyarakat didasarkan pada berbagai kriteria berikut :• Berdasarkan tempat : Adanya beberapa orang Sunda pada berbagai tempat / daerah• Berdasarkan keadaan materi : adanya lapisan masyaakat Sunda• Berdasarkan prestise feodalistik : adanya orang Sunda bangsawan dan rakyat biasa, orang Sunda terpelajar dan tidak terpelajar• Berdasarkan profesi mata pencaharian : pegawai negeri, pengusaha, petani, buruh, dan lain-lain.4. Bentuk keluarga dalam sistem kekerabatanSistem kekerabatan orang Sunda bersifat parenta dan bilateral yang berarti hak dan kedudukan anggota keluarga dari pihak ayah dan ibu. Kedudukan suami-istri dalam perkawinan sederajat. Sistem kekerabatannya meliputi hubungan ke atas-ke bawah sampai tujuh tingkatan, dan juga ke samping. Dalam mencari pasangan hidup, stratifikasi sosial sangat berpengaruh. Umumnya memilih orang sederajat tingkat sosial dan garis keturunannya. Sebelumnya, orang tua lebih berperan dalam memilihkan jodoh bagi anak mereka dan selanjutnya anaklah yang menentukan pilihannya.5. Aspek budayaBudaya lebih terlihat pada jenis makanan yang disenangi oleh masyarakat Sunda seperti lalapan dan ikan yang dipandang sebagai makanan khas Sunda yang telah dikenal oleh orang-orang didalam dan luar negeri. Minuman khas orang Sunda diantaranya air bening / mineral, bandrek, bajigur, es cincau, dan tuak.Bila kita telaah sajian makanan orang Sunda, kandungan lemaknya sedikit. Oleh karena itu anak-anak Sunda beresiko mengalami defisiensi vitamin yang larut dalam lemak (A, D, E, K)6. Praktik kesehatan keluargaDalam praktik kesehatan, anggota keluarga Sunda menggunakan orang pintar (dukun). Hal ini masih mendominasi upaya menolong anggota keluarganya yang mengalami gangguan kesehatan. Selain ke dukun, biasanya ke kyai, selanjutnya apabila tidak sembuh-sembuh, biasanya mereka baru pergi ke petugas kesehatan.Keluarga Sunda percaya bahwa apabila sakit lebih memilih membeli obat di warung atau pergi ke dukun yang dipercayai.Hal tersebut dipraktikkan olehkeluarga Sunda terutama keluarga

Page 4: Kdk Transkultural Nursing

golongan menengah ke bawah.

7. Implikasi keperawatan keluarga pada Etnik SundaAsuhan keperawatan keluarga pada etnik Sunda sebaiknya dilakukan dengan menggunakan pendekatan budaya (transkultural nursing). Pendekatan budaya dilakukan karena dipandang lebih sensitif. Pendekatan budaya bermakna bahwa asuhan keperawatan keluarga dimulai dari keinginan keluarga, kebiasan keluarga, sumber daya keluarga, dan nilai-nilai keluarga. Pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga sebaiknya mengimpliasikan hal-hal berikut :• Menghargai struktur dan sistem nilai yang dianut keluarga• Batasan sehat sakit menurut keluarga• Aktualisasi praktik kesehatan Sunda• Meningkatkan keterbatasan regimen terapeutik keluarga Sunda

3.1 KASUSKeluarga Tn. X (30 Tahun) mempunyai istri Ny. H (26 th) Anak Y (4 tahun) dan Anak K (1 tahun) serta Ny. C (50 th) . Tn. X berasal dari suku Sunda, sedangkan Ny. H berasal dari suku Jawa. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia. Hasil wawancara dengan keluarga, anaknya sudah diimunisasi lengkap sambil menunjukkan kartu sehat. Selama ini anaknya hanya sakit batuk pilek biasa, cukup dibelikan obat umum dan sembuh. Tetapi akhir-akhir ini keluarga sedikit pusing memikirkan ibunya , karena 3 bulan yang lalu ibunya dinyatakan positif kencing manis (DM), ibu hanya dibawa ke alternatif, tidak kontrol teratur ke puskesmas dan dibelikan obat ke toko terdekat untuk mengurangi gejala, misalnya nyeri di kakinya. Hasil observasi jari kaki ibu C sebelah kiri terdapat luka kecil sudah 3 minggu, belum sembuh. Pemeriksaan glukotest 200 mg/dl

3.2 ASUHAN KEPERAWATAN3.2.1 Pengkajian (tanggal 12 Januari 2009)

A. Data Umum1. Nama KK : Tn. X2. U m u r : 30 tahun3. Alamat : Jl. A No. 39 Surabaya4. Pekerjaan : Swasta5. Pendidikan : SMA6. Komposisi Keluarga :

50Genogram. :7. Tipe Keluarga : keluarga Inti.8. Suku Bangsa : Tn. X berasal dari suku Sunda, sedangkan Ny. H berasal dari suku Jawa. Keyakinan yang dianut adalah berhubungan dengan pemahaman kepala keluarga membawa Ny. C ke pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pengobatan dan kontrol teratur untuk cek gula darahnya.9. Agama : Islam

Page 5: Kdk Transkultural Nursing

10. Status Sosial ekonomi keluarga : Suami – Isteri bekerja11.Aktivitas rekreasi keluarga : Keluarga sesekali mengajak anak-anaknya ke alun-alun dan menonton TV di rumah dianggap sudah berekreasi

B. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga .1. Tahap perkembangan saat ini. :Keluarga berada pada tahap perkembangan keluarga dengan anak pra sekolah.2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi :Tugas keluarga yang belum terpenuhi tidak ada3. Riwayat kesehatan keluarga :Anak-anak Tn. X sudah diimunisasi lengkap,jika sakit batuk pilek dibawa ke Bidan. Ibu C ( Mertua ) menderita DM sejak 3 bulan yang lalu tetapi tidak dapat kontrol secara teratur di Puskesmas karena tidak ada yang mengantarkannya. Kaki kiri Ibu C terdapat lula sudah 3 minggu belum sembuh.

C. Fungsi Keluarga.Keluarga selalu memperhatikan kesehatan keluarganya, setiap anaknya sakit batuk, pilek dibelikan obat. Riwayat imunisasi anaknya sudah lengkap. Tetapi pemanfaatan sarana kesehtan ( Puskesmas) masih sangat kurang. Ibunya yang menderita DM hanya dibelikan obat di toko terdekat untuk mengurangi keluhan dan ibu tidak kontrol teratur ke Puskesmas. Hal ini karena kepala keluarga lebih percaya ke alternatif terlebih dahulu sebelum ke pelayanan kesehatan.

D. Stress dan Koping Keluarga.1. Keluarga sedikit pusing memikirkan Ibunya, karena sejak 3 bulan yang lalu Ibunya dinyatakan positif menderita kencing manis (DM). Ibunya tidak kontrol dan pengobatan seadanya.2. Kemampuan keluarga merespon terhadap stressor.Keluarga hanya bias membeli obat meskipun obat-obatan umum.3. Strategi koping yang digunakan.Keluarga Tn. X membeli obat meskipun obat-obat umum

E. Pemeriksaan Fisik.Pemeriksaan fisik dilakukan pada setiap anggota keluarga yang sakit. Pada Ibu C didapatkkan jari kaki sebelah kiri terdapat luka kecil dan sudah 3 minggu belum sembuh . Pemeriksaan glukotest 200 mg/dl.

3.2.2 Diagnosa Keperawatan

1. Analisa Data

D a t aMasalahPenyebabData Subyektif :• Keluarga mengatakan sedikit pusing memikirkan Ibu C, karena sejak 3 bulan yang lalu ibu C

Page 6: Kdk Transkultural Nursing

dinyatakan positif kencing manis (DM).• Keluarga mengatakan 3 minggu yang lalu jari kaki ibu C sebelah kiri terdapat luka kecil dan belum sembuhData Obyektif :• Pada kaki ibu C sebelah kiri terdapat luka kecil dan belum sembuh.• Hasil pemeriksaan glukotest 200 mg/dl.

Data Subyektif.• Keluarga mengatakan ibu C dibawa ke alternatif dulu• Keluarga mengatakan dibelikan obat di toko untuk mengurangi gejala misalnya nyeri1. Resiko terjadinya kompilkasi menahun diabetes mellitus.2. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit yang meluas.

Perubahan pemeliharaan kesehatan ibu C

Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.

Page 7: Kdk Transkultural Nursing

Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan .

2. Daftar Diagnosa Keperawatan.1. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit yang meluas berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.2. Resiko terjadinya komplikasi menahun diabetes mellitus ibu C keluarga Tn. X berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.3. Perubahan pemeliharaan kesehatan ibu C berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan

3. Skoring tiap diagnosa kepeDiagnosa keperawatan. :Resiko terjadinya komplikasi menahun diabetes mellitus Ibu Ckeluarga Tn, X.NoKriteriaPerhitunganSkorPembenaran1.

2.

3.

Page 8: Kdk Transkultural Nursing

4.Sifat masalah

Kemungkinan masalah dapat diubah.

Potensi masalah untuk dicegah.

Menonjolnya masalah.2/3 x 1

2/2 x 2

2/3 x 1

2/2 x 12/3

Page 9: Kdk Transkultural Nursing

2

2/3

1

Pada penderita DM bila tidak mendapat kan perawatan dan pengobatan secara teratur akan berdampak kepada koplikasi menahun DM.Sumber dan tindakan dapat dijangkau oleh keluarga.

Keluarga mempunyai dana dan kemampuan intelektual bila diberikan penyuluhan tentang penyakit DM.

Keluarga menyadari adanya masalah tetapi kurang menyadari dampak bila anggota keluarga yang sakit tidak dikontrol secara teratur.

Keluarga menyadari adanya masalah tetapi budaya menganggap bahwa itu hal yang biasa

Total skor

4 1/3

Diagnosa Keperawatan.:Resiko tinggi kerusakan integritas kulit yang meluas

NoKriteriaPerhitunganSkorPembenaran1.

Page 10: Kdk Transkultural Nursing

2.

3.

4.Sifat masalah

Kemungkinan masalah dapat diubah.

Potensi untuk mencegah masalah.

Menonjolnya masalah.3/3 x 1

2 / 2 x 2

2/3/ x 1

2/2 x 11

2

2/3

Page 11: Kdk Transkultural Nursing

1Luka pada penderita DM bila tidak dirawat dengan baik dan benarakan menjadi infeksi yang meluas (gangren).

Alat untuk perawatan luka dapat dijangkau oleh keluarga.

Perluasan luka dapat dicegah dengan perawatan luka yang benar.

Keluarga menyadari adanya masalah tetapi budaya menganggap bahwa itu hal yang biasa.

Total4 2/3

Diagnosa Keperawatan.:Perubahan pemeliharaan kesehatan Ibu CNoKriteriaPerhitunganSkorPembenaran1.

2.

3.

Page 12: Kdk Transkultural Nursing

4.Sifat masalah

Kemungkinan masalah dapat diubah.

Potensi untuk mencegah masalah.

Menonjolnya masalah.3/3 x 1

1 / 2 x 2

1/3 x 1

1/2 x 11

1

1/3

1Keluarga tetap membelikan obat meskipun obat umum untuk mengurangi keluhan

Fasilitas toko obat dekat dengan rumah .

Keluhan dapat dicegah dengan minum obat tertatur

Page 13: Kdk Transkultural Nursing

Keluarga menyadari adanya masalah tetapi budaya menganggap hal yang sewajarnya

Total3 1/3

4. Prioritas Diagnosa keperawatan.1. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit yang luas Ibu C berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit2. Resiko terjadinya komplikasi menahun diabetes mellitus. berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit3. Perubahan pemeliharaan kesehatan Ibu C berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan

3.2.3 Perencanaan.NO

1 .Diagnosa KeperawatanResiko tinggi kerusakan integrira kulit yang luasT u j u a nKriteria EvaluasiKriteria IntervensiUmumKhususKriteriaStandar

Setelah dilakukan tindakan keperawatan,tidak terjadi perluasan luka dikaki kiri Ibu C.1. Ibu C dapat kontrol teratur untuk DM dan luka pada kaki kiri.2. Ibu C dapat menyebutkan bila luka dikaki sembuh ( berangsur ).3. Keluarga dapat membagi peran untuk perawatan kesehatan Ibu C.1. Verbal(Pengetahuan)1. Keluarga dapat menyebutkan tanda dan gejala meluasnya luka infeksi dikaki Ibu C2. Keluarga dapat mengidentifikasi tanda-tanda meluasnya luka infeksi dikaki Ibu C3. Keluarga dapat memutuskan tindakan bila ada tanda meluasnya luka infeksi.1. Kaji pengetahuan keluarga tentang-tanda infeksi2. Kaji kemampuan keluarga dalam merawat luka infeksi kaki Ibu C.3. Kaji tindakan keluarga yang pernah dilakukan setelah mengetahui ada luka dikaki Ibu C4. Diskusikan tanda-tanda Infeksi dengan keluarga5. Diskusikan dengan keluarga cara perawatan luka dan mencegah perluasan6. Diskusikan alternatif yang dapat dilakukan untuk mengontrolll keadaan luka

Page 14: Kdk Transkultural Nursing

7. Beri kesempatan keluarga untuk menanykan penjelasan yang belum dimengerti.8. Evaluasi secara singkat terhadap topikuntuk mencegah meluasnya infeksi pada keluarga9. Berikan pujian terhadap kemampuan keluarga yang diungkapkan setiap diskusi.

2.Psikomotor (Prilaku)1. Keluarga dapat menyiapkan sarana perawatan yang diperlukan oleh Ibu C2. Ibu dapat minum obat dengan pengawasan dokter3. keluarga dapat memfasilitasi Ibu C untuk kontrol DM ke puskesmas4. Keluarga dapat memodifikasi diet dan olah raga untuk kesehatan Ibu C.1. Kaji kemampuan keluarga untuk menyediakan sarana perawatan Ibu C2. Ajarkan cara memelihara kebersihan luka Ibu C3. Ajarkan cara merawat luka Ibu C4. Ajarkan dan anjurkan untuk Cekkondisi Ibu C dan minum obat setelah ada hasil cek dari dokter.5. Anjurkan menjaga kebersihan rumah terutama ruangan Ibu C6. Anjurkan untuk memodifikasi diet diabetes sesuai advis dokter7. Kolaborasikan ke puskesmas untuk bantuan8. Lakukan kunjungan rumah setelah keluarga diberi pendidikan9. Beri pujian atas kemampuan keluarga10. Berikan penguatan terhadap perilaku yang telah dilakukan untuk dipertahankan setiap hari.

3.2.4 IMPLEMENTASI

No. tanggal &waktuDiagnosis KeperawatanImplementasi15 Januari 2009pukul 16.00 WIB

Page 15: Kdk Transkultural Nursing

16 Januari 2009pukul 18.30 WIBResiko tinggi kerusakan integrira kulit yang luas1. Melakukan bina hubungan saling percaya dengan keuarga2. Mengkaji ulang pengetahuan keluarga tentang-tanda infeksi3. Mengkaji ulang kemampuan keluarga dalam merawat luka infeksi kaki Ibu C.4. Mengkaji ulang tindakan keluarga yang pernah dilakukan setelah mengetahui ada luka dikaki Ibu C5. Mendiskusikan tanda-tanda Infeksi dengan keluarga6. Mendiskusikan dengan keluarga cara perawatan luka dan mencegah perluasan7. Mendiskusikan alternatif yang dapat dilakukan untuk mengontrol keadaan luka8. Memberi kesempatan keluarga untuk menanyakan penjelasan yang belum dimengerti.9. Mengevaluasi secara singkat terhadap topik untuk mencegah meluasnya infeksi pada keluarga10. Memberikan pujian terhadap kemampuan keluarga yang diungkapkan setiap diskusi

1. Mengkaji ulang kemampuan keluarga untuk menyediakan sarana perawatan Ibu C2. Mengajarkan cara memelihara kebersihan luka Ibu C3. Mengajarkan cara merawat luka Ibu C4. Mengajarkan dan anjurkan untuk Cek kondisi Ibu C dan minum obat setelah ada hasil cek dari dokter.5. Menganjurkan menjaga kebersihan rumah terutama ruangan Ibu C6. Menganjurkan untuk memodifikasi diet diabetes sesuai advis dokter7. Melakukan kolaborasi ke puskesmas untuk bantuan medis8. Melakukan kunjungan rumah setelah keluarga diberi pendidikan9. Memberi pujian atas kemampuan keluarga10. Memberikan penguatan terhadap perilaku yang telah dilakukan untuk dipertahankan setiap hari.

3.2.5 EVALUASI

PrioritasNo Dx keperawatan

Page 16: Kdk Transkultural Nursing

Evaluasi1Resiko tinggi kerusakan integrira kulit yang luasS : Keluarga megatakan luka di kaki Ibunya berangsur membaikO : Luka bersih, tidak ada nanah, diameter 1 cm, kemerahan di sekitar lukaA : Masalah teratasi sebagian karena luka masih kemerahanP : Rencana dilanjutkan untuk perawatan luka, diet DM, kebersihan ruangan ibu C, kunjungan rumah untuk mengontrol gula darah

BAB 4PEMBAHASAN

Pada tahap pengkajian asuhan keperawatan keluarga, merupakan tahap yang tidak mudah dilakukan. Hal tersebut disebabkan oleh karena keluarga merupakan bagian dari masyarakat yang hidup dalam suatu komunitas tertentu dengan berbagai latar belakang baik budaya, ekonomi, social, pengetahuan, pendidikan, pekerjaan, umur, agama dan sebagainya. Setiap latar belakang tersebut akan mempengaruhi keluarga dalam penerimaan, kesadaran, kemampuan khususnya dalam bidang kesehatan dan keperawatan.Terkadang faktor-faktor tersebut di atas dapat mendukung kesehatan bahkan dapat juga menghambat tercapainya kesehatan yang optimal, misalnya saja pengetahuan. Apabila keluarga mempunyai pengetahuan yang tinggi tentang kesehatan dan keperawatan, maka keluarga akan dapat dengan mudah mengenali masalah kesehatan, memutuskan tindakan, memelihara kesehatan anggota keluarga dan dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan sebagai rujukan apabila penanganan di rumah tidak menunjukkan hasil. Namun apabila pengetahuan keluarga rendah maka fenomena di atas akan terjadi sebalikya.Pada saat pengkajian di keluarga, perawat juga dapat mengalami kesulitan BHSP (Bina hubungan saling percaya). Apabila perawat tidak dapat melakukan pendekatan kepada keluarga dan berhasil maka keluarga dapat terbuka dengan perawat pengkajian dapat dilaksanakan dengan lancar, namun apabila hubungan saling percaya tidak dibina maka pengakajian mengalami kesulitan.Di samping itu pengkajian keperawatan keluarga terkadang tidak dapat dilaksanakan sekaligus pada satu waktu, yang diartikan tidak dapat selesai dalam waktu satu (1) hari. Hal tersebut dikarenakan keluarga terkadang disibukkan oleh kegiatan rumah tangga, bekerja sehingga pada saat perawat melakukan pengkajian, hanya mempunyai waktu beberapa saat. Sehingga pengkajian dilanjutkan pada hari berikutnya.Pada format pengkajian, perlu pendataan tentang riwayat imunisasi anak. Terkadang muncul fenomena bahwa orang tua sering lupa tentang riwayat imunisasi anaknya atau KMS (Kartu Menuju Sehat) hilang maka pengkajian riwayat imunisasi tersebut tidak lengkap. Di samping itu perlu pendataan silsilah keluarga dalam bentuk genogram, namun terkadang mendapatkan kesulitan dalam pelaksanaannya, misalnya keluarga tidak dapat mengingat umur anggota keluarganya, tidak dapat mengetahui penyakit keturunan yang diderita oleh salah satu anggota keluarganya. Sehingga genogram tidak dapat terdokumentasi lengkap dimana minimal

Page 17: Kdk Transkultural Nursing

terdokumentasi 3 generasi.Adapun kelebihan Teori transkultural dalam aplikasinya antara lain ::1. Data yang didapatkan lebih lengkap dan mengena karena lebih mendekatkan pada pengkajian transkultural atau budaya yang merupakan bagian dari latar belakang keluarga2. Pengkajian pada askep keluarga lebih spesifik dan lebih jelas karena diarahkan ke spesifikasi teori tertentu3. Adanya sumber data memperkuat dan memperlengkap pemahaman tentang asuhan keperawatan keluarga.4. Memfasilitasi keluarga mengenali lebih jauh kesehatan keluarga dan penanganannyaAdapun keluarga Kekurangan Teori transkultural antara lain :1. Perlu waktu yang lebih lama karena perlu menggali data dari beberapa sumber2. Jika hanya berdasarkan tinjauan teoritis, data perkembangan kultur atau budaya tidak terkaji dan tidak dapat mendapatkan dapat yang mendekati latar belakang keluarga3. Pada keluarga dengan kultur yang kuat dan keluarga berusaha untuk mempertahankan budayanya dimana kultur tersebut bertentangan dengan kesehatan maka intervensi perawat akan menemukan kesulitan untuk bernegosiasi dan merestrukturisasi budaya.

BAB 5KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN1. Keperawatan transkultural adalah ilmu dan kiat yang humanis, yang difokuskan pada perilaku individu atau kelompok, serta proses untuk mempertahankan atau meningkatkan perilaku sehat atau perilaku sakit secara fisik dan psikokultural sesuai latar belakang budaya2. Tujuan penggunaan keperawatan transkultural adalah untuk mengembangkan sains dan pohon keilmuan yang humanis sehingga tercipta praktik keperawatan pada kultur yang spesifik dan universal3. Asuhan keperawatan keluarga dengan pendekatan Transkultural akan mendapatkan data yang lebih lengkap dan mengena karena lebih mendekatkan pada pengkajian budaya yang merupakan bagian dari latar belakang keluarga

5.2. SARAN1. Perlu penambahan data pengkajian budaya /transkultural pada pengkajian asuhan keperawatan keluarga2. Perlu modifikasi bentuk format terutama untuk keluarga dengan latar belakang budaya yang kental yang dapat mempengaruhi kesehatan dan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Page 18: Kdk Transkultural Nursing

Asuhan keperawatan keluarga dengan pendekatan keperawatan transkulturalSudihartoJakarta : EGC2007Pengantar keperawatan kesehatan keluarga ( Teori dan Praktek )Ali, ZaidinDepok : Raflesia1999Perawatan kesehatan keluarga : Suatu prosesBailon, Salvicion G.Philippines : S.G. Bailon1978Pedoman Keperawatan di RumahHastings, DianaJakarta : EGC2005Asuhan keperawatan keluarga : Aplikasi dalam praktikSuprajitnoJakarta : EGC2004Keperawatan keluarga : Teori & PraktikFriedman , Marilyn M.Jakarta : EGC1998Perawatan kesehatan keluargaDep.Kes RIJakarta : Dep.Kes RI1996Penjabaran delapan fungsi keluargaBKKBNKediri : BKKBN1995Perawatan di RumahHasting, DianaJakarta : Arcan1995Panduan kesehatan keluargaDep. Kes RIJakarta : Yayasan Essentia Medica1995 Diposkan oleh NERS di 19:24 Label: kesehatan

Page 19: Kdk Transkultural Nursing

BARUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUAPLIKASI TEORI TRANSCULTURAL NURSINGDALAM PROSES KEPERAWATANRahayu Iskandar, Ners, M.KepPENDAHULUAN

Tuntutan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan pada abad ke-21,termasuk tuntutan terhadap asuhan keperawatan yang berkualitas akan semakinbesar. Dengan adanya globalisasi, dimana perpindahan penduduk antar negara(imigrasi) dimungkinkan, menyebabkan adaya pergeseran terhadap tuntutanasuhan keperawatan.Keperawatan sebagai profesi memiliki landasan body of knowledge yang kuat,yang dapat dikembangkan serta dapat diaplikasikan dalam praktek keperawatan.Perkembangan teori keperawatan terbagi menjadi 4 level perkembangan yaitumetha theory, grand theory, midle range theory dan practice theory.

Salah satu teori yang diungkapkan pada midle range theory adalahTranscultural Nursing Theory. Teori ini berasal dari disiplin ilmu antropologi dandikembangkan dalam konteks keperawatan. Teori ini menjabarkan konsepkeperawatan yang didasari oleh pemahaman tentang adanya perbedaan nilai-nilaikultural yang melekat dalam masyarakat. Leininger beranggapan bahwa sangatlahpenting memperhatikan keanekaragaman budaya dan nilai-nilai dalam penerapanasuhan keperawatan kepada klien. Bila hal tersebut diabaikan oleh perawat, akanmengakibatkan terjadinya cultural shock.

Cultural shock akan dialami oleh klien pada suatu kondisi dimana perawattidak mampu beradaptasi dengan perbedaan nilai budaya dan kepercayaan. Hal inidapat menyebabkan munculnya rasa ketidaknyamanan, ketidakberdayaan danbeberapa mengalami disorientasi. Salah satu contoh yang sering ditemukan adalahketika klien sedang mengalami nyeri. Pada beberapa daerah atau negaradiperbolehkan seseorang untuk mengungkapkan rasa nyerinya dengan berteriakatau menangis. Tetapi karena perawat memiliki kebiasaan bila merasa nyeri hanyadengan meringis pelan, bila berteriak atau menangis akan dianggap tidak sopan,maka ketika ia mendapati klien tersebut menangis atau berteriak, maka perawatakan memintanya untuk bersuara pelan-pelan, atau memintanya berdoa atau malahmemarahi pasien karena dianggap telah mengganggu pasien lainnya. Kebutaanbudaya yang dialami oleh perawat ini akan berakibat pada penurunan kualitaspelayanan keperawatan yang diberikan.

PENGERTIAN

Transcultural Nursing adalah suatu area/wilayah keilmuwan budaya padaproses belajar dan praktek keperawatan yang fokus memandang perbedaan dankesamaan diantara budaya dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkanpada nilai budaya manusia, kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini digunakanuntuk memberikan asuhan keperawatan khususnya budaya atau keutuhan budaya

Page 20: Kdk Transkultural Nursing

kepada manusia (Leininger, 2002).

Asumsi mendasar dari teori adalah perilaku Caring. Caring adalah esensidari keperawatan, membedakan, mendominasi serta mempersatukan tindakankeperawatan. Tindakan Caring dikatakan sebagai tindakan yang dilakukan dalammemberikan dukungan kepada individu secara utuh. Perilaku Caring semestinyadiberikan kepada manusia sejak lahir, dalam perkembangan dan pertumbuhan,masa pertahanan sampai dikala manusia itu meninggal. Human caring secaraumum dikatakan sebagai segala sesuatu yang berkaitan dengan dukungan danbimbingan pada manusia yang utuh. Human caring merupakan fenomena yanguniversal dimana ekspresi, struktur dan polanya bervariasi diantara kultur satutempat dengan tempat lainnya.

Konsep dalam Transcultural Nursing

1. Budaya adalah norma atau aturan tindakan dari anggota kelompok yangdipelajari, dan dibagi serta memberi petunjuk dalam berfikir, bertindak danmengambil keputusan.

2. Nilai budaya adalah keinginan individu atau tindakan yang lebih diinginkanatau sesuatu tindakan yang dipertahankan pada suatu waktu tertentu danmelandasi tindakan dan keputusan.

3. Perbedaan budaya dalam asuhan keperawatan merupakan bentuk yangoptimal daei pemberian asuhan keperawatan, mengacu pada kemungkinanvariasi pendekatan keperawatan yang dibutuhkan untuk memberikan asuhanbudaya yang menghargai nilai budaya individu, kepercayaan dan tindakantermasuk kepekaan terhadap lingkungan dari individu yang datang danindividu yang mungkin kembali lagi (Leininger, 1985).

4. Etnosentris adalah persepsi yang dimiliki oleh individu yang menganggapbahwa budayanya adalah yang terbaik diantara budaya-budaya yang dimilikioleh orang lain.

5. Etnis berkaitan dengan manusia dari ras tertentu atau kelompok budaya yangdigolongkan menurut ciri-ciri dan kebiasaan yang lazim.

6. Ras adalah perbedaan macam-macam manusia didasarkan padamendiskreditkan asal muasal manusia

7. Etnografi adalah ilmu yang mempelajari budaya. Pendekatan metodologipada penelitian etnografi memungkinkan perawat untuk mengembangkankesadaran yang tinggi pada perbedaan budaya setiap individu, menjelaskandasar observasi untuk mempelajari lingkungan dan orang-orang, dan salingmemberikan timbal balik diantara keduanya.

Page 21: Kdk Transkultural Nursing

8. Care adalah fenomena yang berhubungan dengan bimbingan, bantuan,dukungan perilaku pada individu, keluarga, kelompok dengan adanya kejadianuntuk memenuhi kebutuhan baik aktual maupun potensial untuk meningkatkankondisi dan kualitas kehidupan manusia.

9. Caring adalah tindakan langsung yang diarahkan untuk membimbing,mendukung dan mengarahkan individu, keluarga atau kelompok pada keadaanyang nyata atau antisipasi kebutuhan untuk meningkatkan kondisi kehidupanmanusia.

10. Cultural Care berkenaan dengan kemampuan kognitif untuk mengetahui nilai,kepercayaan dan pola ekspresi yang digunakan untuk mebimbing, mendukungatau memberi kesempatan individu, keluarga atau kelompok untukmempertahankan kesehatan, sehat, berkembang dan bertahan hidup, hidupdalam keterbatasan dan mencapai kematian dengan damai.

11. Culturtal imposition berkenaan dengan kecenderungan tenaga kesehatanuntuk memaksakan kepercayaan, praktik dan nilai diatas budaya orang lainkarena percaya bahwa ide yang dimiliki oleh perawat lebih tinggi daripadakelompok lain.

Paradigma Transcultural NursingLeininger (1985) mengartikan paradigma keperawatan transcultural sebagaicara pandang, keyakinan, nilai-nilai, konsep-konsep dalam terlaksananya asuhankeperawatan yang sesuai dengan latar belakang budaya terhadap empat konsepsentral keperawatan yaitu : manusia, sehat, lingkungan dan keperawatan (Andrewand Boyle, 1995).

1. Manusia

Manusia adalah individu, keluarga atau kelompok yang memiliki nilai-nilaidan norma-norma yang diyakini dan berguna untuk menetapkan pilihan danmelakukan pilihan. Menurut Leininger (1984) manusia memilikikecenderungan untuk mempertahankan budayanya pada setiap saat dimanapundia berada (Geiger and Davidhizar, 1995).

2. Sehat

Kesehatan adalah keseluruhan aktifitas yang dimiliki klien dalam mengisikehidupannya, terletak pada rentang sehat sakit. Kesehatan merupakan suatukeyakinan, nilai, pola kegiatan dalam konteks budaya yang digunakan untukmenjaga dan memelihara keadaan seimbang/sehat yang dapat diobservasidalam aktivitas sehari-hari. Klien dan perawat mempunyai tujuan yang samayaitu ingin mempertahankan keadaan sehat dalam rentang sehat-sakit yangadaptif (Andrew and Boyle, 1995).

Page 22: Kdk Transkultural Nursing

3. Lingkungan

Lingkungan didefinisikan sebagai keseluruhan fenomena yang mempengaruhiperkembangan, kepercayaan dan perilaku klien. Lingkungan dipandangsebagai suatu totalitas kehidupan dimana klien dengan budayanya salingberinteraksi. Terdapat tiga bentuk lingkungan yaitu : fisik, sosial dan simbolik.Lingkungan fisik adalah lingkungan alam atau diciptakan oleh manusia sepertidaerah katulistiwa, pegunungan, pemukiman padat dan iklim seperti rumah didaerah Eskimo yang hampir tertutup rapat karena tidak pernah ada mataharisepanjang tahun. Lingkungan sosial adalah keseluruhan struktur sosial yangberhubungan dengan sosialisasi individu, keluarga atau kelompok ke dalammasyarakat yang lebih luas. Di dalam lingkungan sosial individu harusmengikuti struktur dan aturan-aturan yang berlaku di lingkungan tersebut.Lingkungan simbolik adalah keseluruhan bentuk dan simbol yangmenyebabkan individu atau kelompok merasa bersatu seperti musik, seni,riwayat hidup, bahasa dan atribut yang digunakan.

4. Keperawatan

Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktikkeperawatan yang diberikan kepada klien sesuai dengan latar belakangbudayanya. Asuhan keperawatan ditujukan memnadirikan individu sesuaidengan budaya klien. Strategi yang digunakan dalam asuhan keperawatanadalah perlindungan/mempertahankan budaya, mengakomodasi/negoasiasibudaya dan mengubah/mengganti budaya klien (Leininger, 1991).

a. Cara I : Mempertahankan budayaMempertahankan budaya dilakukan bila budaya pasien tidak bertentangandengan kesehatan. Perencanaan dan implementasi keperawatan diberikansesuai dengan nilai-nilai yang relevan yang telah dimiliki klien sehinggaklien dapat meningkatkan atau mempertahankan status kesehatannya,misalnya budaya berolahraga setiap pagi.b. Cara II : Negosiasi budayaIntervensi dan implementasi keperawatan pada tahap ini dilakukan untukmembantu klien beradaptasi terhadap budaya tertentu yang lebihmenguntungkan kesehatan. Perawat membantu klienagar dapat memilih dan menentukan budaya lain yang lebih mendukung peningkatankesehatan, misalnya klien sedang hamil mempunyai pantang makan yangberbau amis, maka ikan dapat diganti dengan sumber protein hewani yanglain.c. Cara III : Restrukturisasi budayaRestrukturisasi budaya klien dilakukan bila budaya yang dimilikimerugikan status kesehatan. Perawat berupaya merestrukturisasi gayahidup klien yang biasanya merokok menjadi tidak merokok. Pola rencanahidup yang dipilih biasanya yang lebih menguntungkan dan sesuai dengankeyakinan yang dianut.

Page 23: Kdk Transkultural Nursing

Proses keperawatan Transcultural Nursing

Model konseptual yang dikembangkan oleh Leininger dalam menjelaskanasuhan keperawatan dalam konteks budaya digambarkan dalam bentuk matahariterbit (Sunrise Model) seperti yang terdapat pada gambar 1. Geisser (1991)menyatakan bahwa proses keperawatan ini digunakan oleh perawat sebagailandasan berfikir dan memberikan solusi terhadap masalah klien (Andrew andBoyle, 1995). Pengelolaan asuhan keperawatan dilaksanakan dari mulai tahappengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

1. PengkajianPengkajian adalah proses mengumpulkan data untuk mengidentifikasimasalah kesehatan klien sesuai dengan latar belakang budaya klien (Giger andDavidhizar, 1995). Pengkajian dirancang berdasarkan 7 komponen yang adapada "Sunrise Model" yaitu :a. Faktor teknologi (tecnological factors)Teknologi kesehatan memungkinkan individu untuk memilih ataumendapat penawaran menyelesaikan masalah dalam pelayanankesehatan. Perawat perlu mengkaji : persepsi sehat sakit, kebiasaanberobat atau mengatasi masalah kesehatan, alasan mencari bantuankesehatan, alasan klien memilih pengobatan alternatif dan persepsi kliententang penggunaan dan pemanfaatan teknologi untuk mengatasipermasalahan kesehatan saat ini.b. Faktor agama dan falsafah hidup (religious and philosophical factors)Agama adalah suatu simbol yang mengakibatkan pandangan yangamat realistis bagi para pemeluknya. Agama memberikan motivasi yangsangat kuat untuk menempatkan kebenaran di atas segalanya, bahkan diatas kehidupannya sendiri. Faktor agama yang harus dikaji oleh perawatadalah : agama yang dianut, status pernikahan, cara pandang klienterhadap penyebab penyakit, cara pengobatan dan kebiasaan agama yangberdampak positif terhadap kesehatan.c. Faktor sosial dan keterikatan keluarga (kinship and social factors)Perawat pada tahap ini harus mengkaji faktor-faktor : namalengkap, nama panggilan, umur dan tempat tanggal lahir, jenis kelamin,status, tipe keluarga, pengambilan keputusan dalam keluarga, danhubungan klien dengan kepala keluarga.d. Nilai-nilai budaya dan gaya hidup (cultural value and life ways)Nilai-nilai budaya adalah sesuatu yang dirumuskan dan ditetapkanoleh penganut budaya yang dianggap baik atau buruk. Norma-normabudaya adalah suatu kaidah yang mempunyai sifat penerapan terbataspada penganut budaya terkait. Yang perlu dikaji pada faktor ini adalah :posisi dan jabatan yang dipegang oleh kepala keluarga, bahasa yangdigunakan, kebiasaan makan, makanan yang dipantang dalam kondisisakit, persepsi sakit berkaitan dengan aktivitas sehari-hari dan kebiasaanmembersihkan diri.

Page 24: Kdk Transkultural Nursing

e. Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku (political and legal factors)Kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlaku adalah segalasesuatu yang mempengaruhi kegiatan individu dalam asuhankeperawatan lintas budaya (Andrew and Boyle, 1995). Yang perlu dikajipada tahap ini adalah : peraturan dan kebijakan yang berkaitan denganjam berkunjung, jumlah anggota keluarga yang boleh menunggu, carapembayaran untuk klien yang dirawat.f. Faktor ekonomi (economical factors)Klien yang dirawat di rumah sakit memanfaatkan sumber-sumbermaterial yang dimiliki untuk membiayai sakitnya agar segera sembuh.Faktor ekonomi yang harus dikaji oleh perawat diantaranya : pekerjaanklien, sumber biaya pengobatan, tabungan yang dimiliki oleh keluarga,biaya dari sumber lain misalnya asuransi, penggantian biaya dari kantoratau patungan antar anggota keluarga.g. Faktor pendidikan (educational factors)Latar belakang pendidikan klien adalah pengalaman klien dalammenempuh jalur pendidikan formal tertinggi saat ini. Semakin tinggipendidikan klien maka keyakinan klien biasanya didukung oleh buktibuktiilmiah yang rasional dan individu tersebut dapat belajar beradaptasiterhadap budaya yang sesuai dengan kondisi kesehatannya. Hal yangperlu dikaji pada tahap ini adalah : tingkat pendidikan klien, jenispendidikan serta kemampuannya untuk belajar secara aktif mandiritentang pengalaman sakitnya sehingga tidak terulang kembali.

2. Diagnosa keperawatanDiagnosa keperawatan adalah respon klien sesuai latar belakangbudayanya yang dapat dicegah, diubah atau dikurangi melalui intervensikeperawatan. (Giger and Davidhizar, 1995). Terdapat tiga diagnosakeperawatan yang sering ditegakkan dalam asuhan keperawatan transkulturalyaitu : gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan perbedaan kultur,gangguan interaksi sosial berhubungan disorientasi sosiokultural danketidakpatuhan dalam pengobatan berhubungan dengan sistem nilai yangdiyakini.

3. Perencanaan dan PelaksanaanPerencanaan dan pelaksanaan dalam keperawatan trnaskultural adalahsuatu proses keperawatan yang tidak dapat dipisahkan. Perencanaan adalahsuatu proses memilih strategi yang tepat dan pelaksanaan adalahmelaksanakan tindakan yang sesuai denganlatar belakang budaya klien (Gigerand Davidhizar, 1995). Ada tiga pedoman yang ditawarkan dalamkeperawatan transkultural (Andrew and Boyle, 1995) yaitu : mempertahankanbudaya yang dimiliki klien bila budaya klien tidak bertentangan dengankesehatan, mengakomodasi budaya klien bila budaya klien kurangmenguntungkan kesehatan dan merubah budaya klien bila budaya yangdimiliki klien bertentangan dengan kesehatan.

Page 25: Kdk Transkultural Nursing

a. Cultural care preservation/maintenance1) Identifikasi perbedaan konsep antara klien dan perawat tentangproses melahirkan dan perawatan bayi2) Bersikap tenang dan tidak terburu-buru saat berinterkasi dengan klien3) Mendiskusikan kesenjangan budaya yang dimiliki klien dan perawatb. Cultural careaccomodation/negotiation1) Gunakan bahasa yang mudah dipahami oleh klien2) Libatkan keluarga dalam perencanaan perawatan3) Apabila konflik tidak terselesaikan, lakukan negosiasi dimanakesepakatan berdasarkan pengetahuan biomedis, pandangan kliendan standar etik

c. Cultual care repartening/reconstruction1) Beri kesempatan pada klien untuk memahami informasi yangdiberikan dan melaksanakannya2) Tentukan tingkat perbedaan pasien melihat dirinya dari budayakelompok3) Gunakan pihak ketiga bila perlu4) Terjemahkan terminologi gejala pasien ke dalam bahasa kesehatanyang dapat dipahami oleh klien dan orang tua5) Berikan informasi pada klien tentang sistem pelayanan kesehatanPerawat dan klien harus mencoba untuk memahami budayamasingmasing melalui proses akulturasi, yaitu proses mengidentifikasi persamaan danperbedaan budaya yang akhirnya akan memperkaya budaya budaya mereka.Bila perawat tidak memahami budaya klien maka akan timbul rasa tidakpercaya sehingga hubungan terapeutik antara perawat dengan klien akanterganggu. Pemahaman budaya klien amat mendasari efektifitas keberhasilanmenciptakan hubungan perawat dan klien yang bersifat terapeutik.

EvaluasiEvaluasi asuhan keperawatan transkultural dilakukan terhadapkeberhasilan klien tentang mempertahankan budaya yang sesuai dengankesehatan, mengurangi budaya klien yang tidak sesuai dengan kesehatan atauberadaptasi dengan budaya baru yang mungkin sangat bertentangan denganbudaya yang dimiliki klien. Melalui evaluasi dapat diketahui asuhankeperawatan yang sesuai dengan latar belakang budaya klien.

KESIMPULAN

Dari uraian yang telah dijabarkan pada bab terdahulu tentang penerapan asuhankeperawatan Transkultural dapat disimpulkan sebagai berikut :1. Keperawatan transkultural adalah suatu proses pemberian asuhan keperawatanyang difokuskan kepada individu dan kelompok untuk mempertahankan,meningkatkan perilaku sehat sesuai dengan latar belakang budaya2. Pengkajian asuhan keperawatan dalam konteks budaya sangat diperlukan untukmenjembatani perbedaan pengetahuan yang dimiliki oleh perawat dengan klien

Page 26: Kdk Transkultural Nursing

3. Diagnosa keperawatan transkultural yang ditegakkan dapat mengidentifikasitindakan yang dibutuhkan untuk mempertahankan budaya yang sesuai dengankesehatan, membentuk budaya baru yang sesuai dengan kesehatan atau bahkanmengganti budaya yang tidak sesuai dengan kesehatan dengan budaya baru.4. Perencanaan dan pelaksanaan proses keperawatan transkultural tidak dapat begitusaja dipaksakan kepada klien sebelum perawat memahami latar belakang budayaklien sehingga tindakan yang dilakukan dapat sesuai dengan budaya klien.5. Evaluasi asuhan keperawatan transkultural melekat erat dengan perencanaan danpelaksanaan proses asuhan keperawatan transkultural.REFERENSI

Andrew . M & Boyle. J.S, (1995), Transcultural Concepts in Nursing Care, 2nd Ed,Philadelphia, JB Lippincot Company

Cultural Diversity in Nursing, (1997), Transcultural Nursing ; Basic Concepts andCase Studies, Ditelusuri tanggal 14 Oktober 2006 darihttp://www.google.com/rnc.org/transculturalnursing

Fitzpatrick. J.J & Whall. A.L, (1989), Conceptual Models of Nursing : Analysis andApplication, USA, Appleton & Lange

Giger. J.J & Davidhizar. R.E, (1995), Transcultural Nursing : Assessment andIntervention, 2nd Ed, Missouri , Mosby Year Book Inc

Iyer. P.W, Taptich. B.J, & Bernochi-Losey. D, (1996), Nursing Process and NursingDiagnosis, W.B Saunders Company, Philadelphia

Leininger. M & McFarland. M.R, (2002), Transcultural Nursing : Concepts,Theories, Research and Practice, 3rd Ed, USA, Mc-Graw HillCompanies

Swasono. M.F, (1997), Kehamilan, kelahiran, Perawatan Ibu dan Bayi dalamKonteks Budaya, Jakarta, UI Press

Royal College of Nursing (2006), Transcultural Nursing Care of Adult ; Section OneUnderstanding The Theoretical Basis of Transcultural Nursing CareDitelusuri tanggal 14 Oktober 2006 darihttp://www.google.com/rnc.org/transculturalnursing.

BARUUUUUUUUUUUUUUUUUUUSeseorang biasanya abai dengan kesehatan mental atau jiwa, karena selalau menganggap gangguan mental berarti gila. Anggapan itu sangat menyesatkan. Padahal gangguan mental itu bisa saja berbentuk stres, kecemasan, sulit tidur, tak bisa konsentrasi, gampang tersinggung, dan perasaan tertekan.

Page 27: Kdk Transkultural Nursing

Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) dan Ikatan Psikologi Klinis (IPK) memberikan sejumlah tips agar kita terhindar dari gangguan kesehatan mental.

1. Tetap aktif. Olahraga teratur dan menjaga kebersihan serta penampilan diri dapat membantu Anda memiliki perasaan positif.

2. Libatkan diri dalam kelompok. Ikut dalam kegiatan atau klub, bertemu teman atau handai tolan secara teratur dalam suasana menyenangkan dan suportif, mempunyai sahabat tempat saling bercerita, ikut kursus-kursus, atau mempelajari hal baru yang Anda sukai.

3. Menerima diri sendiri. Kita adalah pribadi unik, berbeda satu sama lain, dan tidak ada manusia sempurna. Semua orang memiliki kelemahan seperti halnya kelebihan. Terimalah dan cintai diri sendiri secara wajar.

4. Relaks. Terlalu banyak kegiatan malah akan membuat Anda merasa tertekan. Luangkan waktu bersantai dan beristirahat. Penting juga untuk bisa tidur malam dengan baik, yang akan membantu meredakan stres.

Tidur yang baik dan teratur merupakan penyegar pikiran. Tak lupa, lakukan hobi yang bisa membuat Anda merasa nyaman serta relaks.

5. Hindari alkohol dan narkoba. Kedua zat berbahaya ini malah akan memperburuk kondisi Anda.

6. Makan secara sehat dan teratur. Ini akan membantu Anda merasa lebih baik dan memberi lebih banyak energi.

7. Dekatkan diri pada Tuhan. Anda akan merasa ada sesuatu kekuatan yang akan menolong. Ada harapan untuk menjadi lebih baik serta mendapat ketenangan.

8. Kenali gejala kesehatan mental yang terganggu. Memiliki kesehatan mental yang baik berarti mampu mengatasi tekanan hidup sehari-hari. Bila Anda merasa tidak mampu mengatasi, atau malah mengatasi dengan alkohol dan narkoba (napza), Anda mungkin mempunyai masalah yang memerlukan bantuan orang lain.

Page 28: Kdk Transkultural Nursing

9. Mencari bantuan. Bila Anda sakit secara fisik, maka Anda akan berkonsultasi pada dokter. Begitu pula dengan kesehatan mental Anda. Jangan merasa malu atau ragu untuk mencari pemecahan masalah kesehatan mental Anda pada konselor, psikolog klinis, atau psikiater. [L1]

BARUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUPENYAKIT autis bukanlah gangguan mental, bukan juga karena santet atau gangguan dari roh jahat. Penyakit ini murni karena gangguan perkembangan yang sangat kompleks pada anak. Gejalanya timbul sebelum anak itu mencapai usia tiga tahun. Hal ini terungkap dalam seminar autisme yang digelar Jambi Independent bekerja sama dengan Yayasan Bunga Bangsa dan Parent Support Group Sabtu (10/5) di Aula Lantai 3, Graha Pena Jambi Independent.http://yudhim.blogspot.com/2008/01/mengenal-beberapa-jenis-gangguan-mental.html

BARUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUU...........Mengenal Beberapa Jenis Gangguan Mental written by Yudhi at 2008-01-30

Oleh Staff IQEQPada suatu saat dalam kehidupannya, manusia tentu pernah mengalami suatu kejadian yang begitu membekas dalam seluruh struktur kepribadiannya. Peristiwa tersebut disebut peristiwa traumatis. Contohnya adalah kematian orang yang dicintai, kegagalan dalam menempuh ujian, maupun pengalaman yang tidak menyenangkan yang membuat takut. Peristiwa-peristiwa traumatik seperti itu akan mempengaruhi kondisi psikologis seseorang sehingga pola perilakunya berubah. Salah satu cabang psikologi yang mempelajari gangguan-gangguan psikis, emosional, dan perilaku yang menyimpang disebut Psikopatologi. Abnormalitas adalah suatu perilaku yang bertentangan dengan suatu keadaan yang normal. Adapun normalitas seseorang yang disepakati para ahli adalah sebagai berikut : • Persepsi yang efisien terhadap kenyataan, artinya seseorang tidak memandang sesuatu dengan membesar-besarkan atau mengecilkan sesuatu • Mengenali diri sendiri • Mampu mengendalikan perilakunya atas kehendaknya sendiri • Memiliki harga diri dan diterima oleh lingkungannya • Mampu memberi perhatian dan membina hubungan cinta kasih • Produktif Ada banyak faktor yang menjadi penyebab terjadinya gangguan mental. Faktor-faktor tersebut adalah : • Faktor fisiologis dan biologis, seperti terjadinya kerusakan pada otak (brain damage), kegagalan perkembangan otak, ataupun cacat fisik lainnya yang berpengaruh pada kegagalan otak. Faktor-faktor ini biasa disebut dengan Samatogenik • Faktor psikologis, seperti rasa sepi, stress, kecemasan, dan sebagainya. Faktor ini biasa disebut dengan Psikogenik • Faktor lingkungan, seperti peperangan, kerusuhan rasial, kelaparan, kehidupan di penjara,

Page 29: Kdk Transkultural Nursing

lingkungan sekolah yang terlalu kompetitif, dan sebagainya Untuk menentukan jenis-jenis gangguan mental, para ahli sepakat menggunakan kalsifikasi DSM-III, atau singkatan dari Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders revisi ke 3 tahun 1980. Menurut DSM-III, jenis-jenis gangguan mental adalah sebagai berikut : • Disorders first evident in infancy, childhood, or adolescence atau penyimpangan/kekacauan fungsi perkembangan pada masa kanak-kanak dan remaja. Termasuk di dalamnya adalah : retardasi mental, hiperaktif, kecemasan pada anak-anak, penyimpangan perilaku makan (seperti anoreksia), dan semua penyimpangan dari perkembangan yang normal • Organic mental disorders, mencakup di dalamnya semua penyimpangan/kekacauan mental yang disebabkan oleh kerusakan otak akibat pengaruh dari berbagai penyakit yang berhubungan dengan traumatik dan kecemasan seperti penyakit kelamin serta pengaruh racun yang masuk ke dalam tubuh seperti penggunaan alkohol yang kelewat batas • Substance use disorders, mencakup di dalamnya semua peyimpangan/kekacauan mental yang disebabkan oleh pengaruh zat-zat kimia, seperti penggunaan narkotika, zat-zat adiktif, psikotropika, alkohol, nikotin, dan sebagainya • Schizophrenic disorders, atau kelompok penyimpangan/kekacauan kepribadian sehingga tidak mampu berhubungan lagi dengan realitas atau kenyataan • Paranoid disorders, atau perasaan curiga terhadap segala sesuatu yang berlebihan seperti perasaan seakan-akan dirinya diintai terus-menerus, perasaan seakan-akan semua orang membencinya, dan sebagainya • Affective disorders, atau depresi berat yang membuat seseorang selalu tidak bergairah murung, dan apatis • Anxiety disorders, atau kecemasan yang berlebihan seperti kecemasan akan harga diri, kecemasan akan masa depan, dan sebagainya • Somatoform disorders, yaitu kerusakan pada organ tubuh atau timbulnya penyakit parah yang disebabkan oleh faktor psikologis seperti kecemasan yang berlarut-larut, tetapi bila diteliti secara medis tidak ditemukan adanya penyakit atau gangguan medis lainnya • Dissociative disorders, gangguan temporal yang menyebabkan gagalnya fungsi memory atau hilangnya kontrol terhadap emosi, seperti amnesia dan kasus kepribadian ganda (multiple personality) • Psychosexual disorders, termasuk di dalamnya semua penyimpangan identitas seksual (transexual), kemampuan seksualitas (impoten, ejakulasi dini, frigiditas), dan kelainan seksual (menikmati hubungan seks dengan anak kecil, dengan binatang, atau dengan mayat). Homoseksualitas termasuk di dalamnya jika orang tersebut tidak menikmati keadaannya sebagai seorang homoseks • Conditions not attributable to a mental disorder, atau kondisi-kondisi yang tidak termasuk dalam kegagalan/kekacauan mental, seperti masalah-masalah rumit yang membuat seseorang harus mencari jalan keluarnya (seperti masalah perkawinan), hubungan orang tua dengan anak, atau kekerasan terhadap anak-anak • Personality disorders, ketidakmampuan seseorang untuk berperilaku dan mengatasi stress, seperti perilaku antisosial Gangguan-gangguan karena kecemasan Seseorang mengalami gangguan kecemasan bila setiap saat dalam kehidupannya sehari-hari ia selalu merasakan tegangan psikologis yang cukup tinggi, walaupun persoalan yang dihadapi cukup ringan. Orang yang selalu cemas, kadang-kadang akan terserang rasa panik, yaitu suatu periode ketakutan yang luar biasa seakan-akan malapetaka besar akan terjadi. Keadaan ini akan

Page 30: Kdk Transkultural Nursing

diikuti oleh gejala-gejala gangguan fisik seperti jantung berdegub kencang, nafas tersenggal-senggal, keringat dingin, gemetar yang hebat, bahkan kadang-kadang sampai pingsan. Individu yang mengalami gangguan kecemasan tidak tahu faktor-faktor yang menyebabkan dia bertingkah laku seperti itu. Kecemasan ini sering disebut free-floating, karena tidak jelas faktor yang menyebabkannya. Para ahli berpendapat bahwa penyebab gangguan ini lebih bersifat internal daripada eksternal. Phobia adalah gangguan kecemasan yang lebih spesifik, yang timbul bila menghadapi rangsangan tertentu saja, seperti jenis serangga tertentu, tempat yang tinggi, tempat yang tertutup, dan sebagainya. Salah satu penyebab dari phobia adalah serangan rasa panik atau pengalaman-pengalaman yang menakutkan di masa lampau. Bila individu cenderung selalu terdorong memikirkan sesuatu yang sebenarnya tidak ingin ia pikirkan dan melakukan tindakan-tindakan yang sebenarnya tidak ingin dia lakukan, maka ia mengalami gangguan obsesif-kompulsif. Walau penyebab gangguan kecemasan ini sulit untuk diketahui, tetapi reaksi mereka menunjukkan bahwa individu-individu tersebut mempunyai perasaan tidak mampu dalam menghadapi situasi-situasi yang mereka pandang mengancam. Gangguan-gangguan afektif Gangguan-gangguan afektif adalah gangguan-gangguan terhadap suasana hati (mood). Bila mengalami gangguan ini, orang akan menunjukkan reaksi seperti amat tertekan batinnya (depresif) dan kadang-kadang menunjukkan reaksi riang gembira yang agak berlebihan (manic). Bila seseorang sedang mengalami gangguan manic yang agak ringan, yang disebut hipomania, orang tersebut akan kelihatan energik, entusiastik, dan penuh kepercayaan diri. Ia mengerjakan banyak tugas dan membicarakan banyak ide besar tanpa memperhitungkan segi praktis atau kelayakannya. Bila gangguan sudah cukup berat, ia akan bernyanyi-nyanyi, berteriak-teriak, memukul-mukul tembok, dan terus sangat aktif selama beberapa jam. Mereka mudah marah kalau diganggu dan tindakannya dapat bersifat merusak. Menurut DSM-III, gejala perilaku menyimpang yang biasanya disebut manic-depressive, diberi nama gangguan bipolar (a bipolar disorder), karena suasana hati berpindah-pindah dari kutub yang satu ke kutub yang lain dalam suatu kontinum. Schizophrenia Ciri umum gangguan ini adalah : • Gangguan-gangguan pada pikiran dan perhatian penderita • Gangguan-gangguan pada persepsi. Dunia ini seakan-akan nampak lain di mata penderita • Gangguan-gangguan pada fungsi efek atau perasaan. Mereka sering terlihat depresif dan menarik diri dari lingkungan • Menarik diri dari kenyataan. Penderita sering berkhayal sendiri dan tenggelam dalam dunia batinnya sendiri • Mengalami delusi dan halusinasi. Penderita merasa yakin bahwa sesuatu akan terjadi pada dirinya (delusi) dan kadang-kadang diikuti oleh pengalaman-pengalaman individu (merasa melihat atau mendengar sesuatu) yang tidak dialami oleh orang lain. Bila keyakinan yang timbul adalah seolah-olah ada orang yang mengejar-ngejar dirinya (merasa mau dibunuh misalnya), maka penderita mengalami delusi persekusi. Bila penderita yakin bahwa ia mempunyai kekuatan atau kemampuan luar biasa, ia mengalami delusi grandeur. Gangguan kepribadian Gangguan kepribadian merupakan pola-pola perilaku yang bersifat mal-adaptif atau merugikan si pelaku dalam hubungannya dengan orang lain. Beberapa bagian dari gangguan kepribadian adalah :

Page 31: Kdk Transkultural Nursing

• Kepribadian narsistik, yaitu rasa kagum yang berlebihan terhadap diri sendiri, merasa selalu berhasil dan superior, selalu mencari perhatian dan pujian, dan tidak peka terhadap perasaan dan kebutuhan orang lain • Kepribadian tergantung, yaitu pasif luar biasa, tidak mampu mengambil suatu keputusan, ada kecenderungan rendah diri, dan kebutuhan yang kuat untuk selalu ditolong orang lain • Kepribadian antisosial atau yang biasa disebut dengan Psikopat, yaitu kecilnya rasa tanggung jawab, rendahnya nilai-nilai moral, dan dianggap tidak memiliki suara hati, tidak mempunyai perhatian terhadap orang lain, selalu memikirkan diri sendiri, tidak mempunyai rasa bersalah walaupun perilakunya merugikan orang lain. Para ahli berpendapat bahwa gangguan kepribadian ini disebabkan oleh pola asuhan yang salah ketika masih kanak-kanak. Tetapi temuan baru di bidang biologis menunjukkan bahwa kemungkinan individu-individu ini sejak lahir telah membawa cacat yang disebut underreactive autonomic nervous system atau sistem syaraf otonom yang kurang relatif Gangguan karena obat-obatan berbahaya Obat-obat berbahaya seperti narkotika, alkohol, ganja, dan pil-pil psikotropika, bila tidak digunakan menurut petunjuk dokter, dapat menimbulkan akibat-akibat yang sangat serius pada diri pemakai. Ciri-ciri utama dari obat-obatan tersebut adalah mempengaruhi sistem syaraf pusat, baik menekan maupun merangsang syaraf pusat, serta mengembangkan toleransi tubuh. Penggunaan dalam takaran berlebihan dan dalam jangka waktu yang lama dapat mengakibatkan gangguan fisik serius yang dapat menimbulkan kematian. Bila syaraf-syaraf otak rusak karena penggunaan obat-obat berbahaya ini, maka akan timbul gejala-gejala perilaku seperti pada psikosis. Gejala-gejala ini disebut psikosis obat (drug psychosis).[http://www.iqeq.web.id/art/art10.shtml]

BARUUUUUUUUUUUUUUUUUUUU................Albert Maramis

Penyakit mental, disebut juga gangguan mental, penyakit jiwa, atau gangguan jiwa, adalah gangguan yang mengenai satu atau lebih fungsi mental. Penyakit mental adalah gangguan otak yang ditandai oleh terganggunya emosi, proses berpikir, perilaku, dan persepsi (penangkapan panca indera). Penyakit mental ini menimbulkan stress dan penderitaan bagi penderita (dan keluarganya).

Penyakit mental dapat me-ngenai setiap orang, tanpa mengenal umur, ras, agama, maupun status sosial-ekonomi. Penyakit mental bukan disebabkan oleh kelemahan pribadi.

Di masyarakat banyak beredar kepercayaan atau mitos yang salah mengenai penyakit mental, ada yang percaya bahwa penyakit mental disebabkan oleh gangguan roh jahat, ada yang menuduh bahwa itu akibat guna-guna, karena kutukan atau hukuman atas dosanya. Kepercayaan yang salah ini hanya akan merugikan penderita dan keluarganya karena si sakit tidak mendapat pengobatan secara cepat dan tepat.

Sekitar 20% dari kita akan mengalami gangguan mental pada suatu waktu dalam hidup kita.

Gangguan mental yang mungkin dialami oleh tiap orang itu berbeda-beda dalam hal jenis, keparahan, lama sakit, frekuensi kekambuhan, dan cara pengobatannya.

Page 32: Kdk Transkultural Nursing

Ada lebih dari 400 macam gangguan mental, tetapi yang umum dikenal masyarakat hanya satu saja, yaitu apa yang disebut “gila”. Akibatnya setiap orang yang datang berkonsultasi ke psikolog atau berobat ke psikiater dikatakan gila, sehingga mereka yang sesungguhnya memerlukan pengobatan merasa malu untuk berobat. Padahal, gangguan mental yang berat ini (gila) hanya merupakan bagian yang sangat kecil dari sekian banyak macam penyakit/gangguan mental.

Yang penting untuk diketahui, penyakit mental dapat diobati. Seperti halnya orang dengan diabetes (kencing manis) yang harus minum obat kencing manis, demikian juga orang dengan gangguan mental yang serius perlu obat untuk meredakan gejala-gejalanya.

Kita harus mencari pertolongan untuk mengatasi gangguan mental seperti halnya kita pergi berobat untuk penyakit lainnya.

Orang dengan penyakit mental membutuhkan dukungan/suport, penerimaan dan pengertian dari kita semua. Mereka juga punya hak seperti orang lain. Bukan malah ditakuti, dijauhi, diejek, atau didiskriminasi.

Berikut ini contoh berbagai gangguan mental yang sering dijumpai:

• Depresi

• Anxietas/Kecemasan

• Gangguan Panik

• Fobia (termasuk Sosialfobia)

• Obsesi Kompulsi

• Skizofrenia

• Gangguan Bipolar (Manik-Depresif)

• Ketergantungan Zat/Narkoba/Alkohol

• Gangguan Stres Pasca Trauma

• Retardasi Mental

• Gangguan Pemusatan Perhatian/Hiperaktif

• Autisme