notulensi monev progres kegiatan stkk...o anggrek, tanaman hias → dapat dijual o bahan baku obat...
TRANSCRIPT
NOTULENSI MONEV PROGRES KEGIATAN STKK
MONEV PROGRES KEGIATAN
STKK BALAI BIOTEKNOLOGI
Hari/Tanggal : Jumat, 14 Februari 2020
Jam : 08.30 – selesai
Tempat : Ruang Rapat Deputi TAB, LABTIAB
Agenda : 1. Arahan Deputi TAB
2. Paparan STKP
3. Diskusi
Peserta : Terlampir
NOTULENSI RAPAT:
1. Pembukaan oleh Deputi TAB
5 Flagship:
BBO → 19 M, dipotong 3 M → potongan nya dijadikan 14 Flagship pendukung (salah
satunya stunting (2M)
6 kegiatan penugasan nasional (Pengelolaan peeritah berbasis elektronik)
1 super flagship → INATWS
BPPT ada 26 Tugas besar
➔ Dukungan manajemen turun 50 % → perawatan, jemputan, monev pimpinan (al :
150 jt/th anggaran SPPD DN Deputi)
➔ Anggaran masi di block, BRIN?? INATWS??, bbrp anggaran rutin sdh ada yang
dibuka
➔ Peran BPPT secara Nasional cukup besar → Dalam 2 bulan Ka BPPT sdh
diundang 6-8 kali RATAS (menteri) → corona,
➔ Pak Luhut : 261 Ha di sekitar TOBA → dijadikan Technopark Tanaman Obat
➔ Kebun Energi → menemukan tanaman lain yg berpotensi menjadi minyak
➔ KRIBB → menemukan 2500 tanaman berpotensi obat
2. Perkenalan oleh Ka Balai Biotek
a. DIPA Horti (TROIKA, GL dan Leader) (KP Farida RM)
b. Satrep (Anti Malaria) (KP Danang Waluyo)
c. Sefa (KP Anis Mahsunah)
3. Paparan 1: Inovasi Teknologi Produksi Pembibitan Tanaman Hortikultura (FRM)
a. Latar Belakang, Roadmap
b. Capaian Kinerja TW4 → 100 %
Anggaran 11.2 M → terserap 88.97%
WBS1 = 87.33%; WBS2 = 97.77%; WBS3 = 83.03%
c. Bukti capaian kerja :
L0 Kentang Bioreaktor-Ex Vitro
L1 Kopi Ex Vitro
L2 Apel Ex Vitro
d. Kegiatan WBS 1
Progres pengembangan apel dan kopi di Pengalengan spt apa
Untuk apel saat ini belum ada pengembangan di Pengalengan, mekanisme
rencana pengembangan seperti apa?
Apakah menjadi temuan baru untuk pengembangan apel di luar kota Batu.
e. Pengembangan Kawasan Cilubang
▪ Kerjasama dengan developer (swasta) salah, harusnya kerjasama dg pemda
→ harus ada penjelasan tdk ada keuntungan
▪ Alternatif akses pintu masuk → beli tanah warga → 400m2 @ 700rb/m,
kompensasi PAUD, masjid yang terkena dampak pembatan akses jalan ke
Kawasan CIlubang → 2M
➔ Diusulkan 4.5M utk Cilubang di 2020
▪ Bagaimana memanfaatkan Cilubang, ada KSO utk perawatan
▪ Alokasi dana 4.5M → harus ada imbal baliknya
▪ Pengelolaan Cilubang → Siapkan Bisnis Plan nya
o Ikan KSO dg pihak ke 3 → sentra benih
o Anggrek, tanaman hias → dapat dijual
o Bahan baku obat → KS dg B7
▪ Tgl 17-18 Feb ada penelaahan oleh Rorenkeu yg akan mengecak kesesuaian
belanja BPPT. Sisa2 pemangkasan akan dialokasikan utk kegiatan lain, salah
satunya Cilubang
▪ Prioritas : akses pintu masuk, jalan, tandon air
▪ Soft Launching Cilubang : 19 Des 2019
o Bantuan peralatan kepada pengelola kawasan → Pak Ridwan
▪ Progress Foto Pohon duren yang ditanam pak Kepala ???
f. Pengelolaan Kawasan Agroinovasi Buncitan, Sidoarjo
- Perawatan dan pemeliharaan
- Site plan
- FGD
Usulan 2020, utk menyelesaikan konsep bisnis, DED dan master plan → 2.5M
➔ Perlu ada kepastian ada KS dg Jatim Park atau PEMDA, shg sdh sesuai dg
kebutuhan mitra
➔ DED dikerjakan setelah kita punya mitra
➔ Pembangunan BPPT, pengelolaan pihak ke 3
Kasus Prumpung PTPP → Master Plan 800jt ???? → tidak tercapai !!, master
plan cost center (tidak ada pemasukan) → tidak sesuai
Prioritas Cilubang dan Lampung
Konsep pengembangan → centra iconic ??
− Kebun Kurma?
g. DISTEK
▪ 16 kegiatan
h. WBS 4
▪ FGD Hilirisasi Teknologi Perbanyakan Bibit Tanaman Hortikultura dan Produk
Mikrobiologi Pertanian pada tanggal 8 November 2019
Untuk pelaksanaan kegiatan kentang, kopi dan apel TA 2020 → maintenance dialokasi
kan dari sisa dana TA 2019
Kegiatan TTG → mencari mitra yang akan memberikan timbal balik ke BPPT
➔ Hati-hati dalam memilih mitra, komunikasi awal harus baik, harus ada sharing dari
mitra
➔ Kenapa dana tidak dialokasikan untuk menyelesaikan 4 lokasi BPPT ??
5 Kriteria
TKDN
Mengurangi subsidi impor
Kemandirian bangsa
TTG
SUMMARY:
1. Cilubang
2. Bisnis Plan Cilubang agar disbumit sebelum hari senin, karena akan ada
penelaahan anggaran hari 17 – 18 Februari 2020
3. Anggaran di plot kan ke prioritas dulu
4. Buncitan → Master plan clear dulu
5. TTG, KS dg mitra harus diawali dengan baik
6. Kegiatan Non BBO Tahun 2020 hrs diarahkan ke pelayanan
Paparan 2: Inovasi Pengembangan Bhaan Baku Obat Antimalaria dan Antiamuba
A. Kemajuan kegiatan
1. Telah dimasukkan 150 fungi dalam koleksi core library
2. Telah diproduksi borelidin dalam skala 10 L
3. Telah dilakukan uji efikasi senyawa gentysil alcohol pada hewan uji sebagai anti
malaria
4. Telah dilakukan purifikasi senyawa aktif anti malaria, diidentifikasi senyawa
sebagai senyawa baru
5. Telah dilakukan JCC meeting dan scientific meeting
B. Diskusi
1. Usulan proposal kegiatan satreps lanjutan, untuk Indonesia dan Malaysia sudah
diterima oleh JICA. Posisi sekarang sedang menunggu seleksi AMED. Sort list
proposal akan ditentukan bulan Maret dan akan presentasi pada bulan Maret
2020. Hanya aka nada 2 topik yang akan didanai. Apabila diterima maka akan
didanai tahun 2021.
2. Pendanaan akan dimulai apabila BPPT dan JICA sudah menanda tangani kontrak
kerja sama. Untuk itu perlu dipikirkan untuk maintain kapasitas BPPT (baik SDM
maupun peralatan) sampai ada pendanaan dari JICA.
3. Dari data yang sudah ada, apakah ada yang sudah masuk ke proyek AI?
a. Identifikasi mikroba, perlu kemampuan taksonomi untuk identifikasi tetapi
perlu waktu lama. Apabila dpt memanfaatkan teknologi AI untuk identifikasi
mikroba. Data-data dari core library dapat digunakan sebagai data awal AI.
b. Perlu disusun proposal untuk memanfaatkan AI dalam bidang farmasi, tentang
program dan keperluan anggaran untuk dapat diserahkan ke tim AI BPPT.
C. Rencana mendatang:
1. Melanjutkan identifikasi core library
2. Deposit mikroba sebagai syarat publikasi hasil identifikasi fungi spesies baru
3. Pengembangan target skrining baru untuk anti malaria dan anti tuberkolusis
4. Produksi ekstrak dengan aktivitas ganda (enzim dan sel)
5. Membuka layanan untuk pengujian untuk anti malaria
Paparan 3: InovasiPengembangan Bahan Baku Obat Sefalosporin C dan Turunannya
Diskusi dan Pembahasan :
1. – Karena proses hingga didapatnya produk obat memerlukan waktu yang lama, perlu
direncanakan milestone yang dapat diwujudkan pada akhir kegiatan tahun 2020, seperti
pembuatan buku, pengusulan paten, atau pembuatan prototipe kandidat obat yang bisa
dilanjutkan pengembangannya bersama dengan industri farmasi.
- Kapasitas riset yang telah dibangun melalui kegiatan ini hendaknya dapat dilanjutkan
dalam bentuk program riset lainnya dengan topik pengembangan obat berbasis
sumbedaya hayati dan disiapkan dari sekarang.
- Agar dapat mempertimbangkan pencarian senyawa anti antimalaria dari sumber
tanaman (seperti bawang yang saat ini menjadi focus penelitian di luar negeri).
Tindak Lanjut :
-
-
-
Lampiran:
Dan foto rapat monev
Daftar hadir
INOVASI TEKNOLOGI PRODUKSI PEMBIBITAN TANAMAN
HORTIKULTURA
T.A. 2019
PROGRESS REPORT TW - 4
ROADMAP INOVASI TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH
TANAMAN HORTIKULTURA DAN PERKEBUNAN
NAMA
OUTPUT/SUB
OUTPUT
INDIKATOR
KELUARAN
TARGET KINERJA
AKHIR TAHUN
BERJALAN
TARGET KINERJA CAPAIAN KINERJATARGET
VOLUME
REALISASI
VOLUME
PERSENTASE
Inovasi Teknologi
Produksi Pembibitan
Hortikultura
Laporan dan
prototipe
Inovasi Pengembangan
Klon dan Propagasi
Tanaman Hortikultura
Laporan dan
prototipe
3 (tiga) prototipe tanaman
(kentang, kopi dan apel)
Terlaksananya produksi
benih kentang dengan teknik
ex vitro
Telah diproduksi 32.000
benih kentang dengan teknik
ex vitro
40.000 benih
kentang dengan
teknik ex vitro
40.000 benih
kentang dengan
teknik ex vitro
100 %
Penerapan Aplikasi
Produk Bioteknologi
pada Demplot
Penanaman Benih Ex
Vitro
Terlaksananya pembuatan
tanaman sumber eksplan
untuk multiplikasi klon kopi
arabika ex vitro
Telah diperoleh 300 sumber
eksplan untuk multiplikasi
klon kopi arabika ex vitro
50 tanaman kopi
arabika ex vitro
50 tanaman kopi
arabika ex vitro
100 %
Terlaksananya optimasi
multiplikasi eksplan tanaman
kopi in vitro
Telah diperoleh metode
multiplikasi eksplan tanaman
kopi in vitro
Terlaksananya pembuatan
tanaman sumber eksplan
untuk multiplikasi dari apel ex
vitro
Telah diperoleh 150 sumber
eksplan untuk multiplikasi
dari apel ex vitro
50 tanaman apel ex
vitro
50 tanaman apel ex
vitro
100 %
Terlaksananya optimasi
multiplikasi eksplan tanaman
apel in vitro
Telah diperoleh metode
multiplikasi eksplan tanaman
apel in vitro
Terlaksananya penyusunan
laporan regulasi terkait
komersialisasi produk benih
tanaman hortikultura dan
perkebunan serta produk
agromikrobiologi
Telah dilaksanakan
penyusunan laporan regulasi
terkait komersialisasi produk
benih tanaman hortikultura
dan perkebunan serta
produk agromikrobiologi
CAPAIAN KINERJA TW IV TAHUN 2019
NAMA
OUTPUT/SUB
OUTPUT
INDIKATOR
KELUARAN
TARGET KINERJA
AKHIR TAHUN
BERJALAN
TARGET KINERJA CAPAIAN KINERJATARGET
VOLUME
REALISASI
VOLUME
PERSENTASE
Inovasi Pengembangan
Kawasan Wisata Agro
Laporan
pengembangan
kawasan
1 (satu) laporan
Penataan Kawasan
Pelaksanaan pembangunan
sarana dan prasarana di
Cilubang, Bogor
Telah dilaksanakan
pembangunan jalan setapak
pinggir selokan, kanopi,
pembatas jalan (kansteen)
dan drainase kawasan
1 laporan
Telah dilaksanakan
pembangunan jalan
setapak pinggir
selokan, kanopi,
pembatas jalan
(kansteen) dan
drainase kawasan,
laboratorium sanana
Sedang
dilaksanakan
pembangunana
sarana uji ikan,
Green house
anggrek
dantanaman obat,
pemadatan jalan,
100%
Penataan Kawasan
Wisata Agro
Pelaksanaan pembangunan
sarana dan prasarana di
Buncitan, Sidoarjo
- Telah dilaksanakan
kegiatan pemeliharaan dan
penataan kawasan
agrobiotek Buncitan
- Telah dilaksanakan survey
penyusunan site plan
perencanaan pengembangan
kawasan di Buncitan,
Sidoarjo
1 laporan Pemeliharaan dan
penataan kawasan
Buncitan dan survey
penyusunan site
Diseminasi Teknologi
Produksi Benih
Tanaman Hortikultura
dan Perkebunan
Laporan
diseminasi
1 (satu) laporan
diseminasi teknologi
Terlaksananya rapat
koordinasi dalam rangka
pelaksanaan kegiatan
diseminasi teknologi
Telah dilaksanakan rapat
koordinasi dalam rangka
pelaksanaan kegiatan
diseminasi teknologi
1 laporan Telah dilaksanakan
16 kegiatan
diseminasi teknologi
60%
Diseminasi Produk
Bioteknologi
Terlaksananya proses
pengadaan barang dan jasa
Telah direalisasikan
pengadaan belanja bahan
dan barang konsumsi
1 laporan
CAPAIAN KINERJA TW IV TAHUN 2019
Jumlah % Jumlah %
3465.001 Inovasi Teknologi Produksi Pembibitan Hortikultura 11,200,000,000 5,066,047,694 45.23% 470,086,376 5,536,134,070 5,663,865,930 50.57%
3465.001.001 Inovasi Pengembangan Klon Propagasi Tanaman Holtikultura 1,000,000,000 789,226,584 78.92% - 789,226,584 210,773,416 21.08%
3465.001.002 Inovasi Pengembangan Kawasan Wisata Agro Bioteknologi 4,200,000,000 2,270,360,430 54.06% 362,976,076 2,633,336,506 1,566,663,494 37.30%
3465.001.003 Diseminasi Teknologi Produksi Benih Tanaman Hortikultura dan Perkebunan 6,000,000,000 2,006,460,680 33.44% 107,110,300 2,113,570,980 3,886,429,020 64.77%
Kode Kegiatan PAGUPenyerapan Sisa Anggaran
Comitted Penyerapan
dan Comitted
Total Anggaran 11, 2 M
Total Penyerapan 5,066 M (45.23 %)
Total 5,536 M (49.43 %)
ANGGARAN
SUMBERDAYA (SDM, ANGGARAN, PERALATAN)
SDM = 55 orang
Perekayasa Madya : 6
Perekayasa Muda : 13
Perekayasa Pertama : 13
Fungsional Pelaksana : 1
Litkayasa : 20
OS : 1
ANGGARAN = RP. 11.200.000.000,-
PERALATAN
Peralatan di Laboratorium Mikropropagasi Tanaman
Peralatan di Laboratorium Agromikrobiologi
Peralatan di Pilotplant propagasi Tanaman
BUKTI CAPAIAN KINERJA
Inovasi Teknologi Benih Kentang dengan Bioreaktor dan Ex Vitro
✓ Diperoleh 1200 tanaman indukGranola lembang hasilperbanyakan denganBioreaktor sertapendampingan teknologi
✓ Diperoleh 41.425 benihkentang ex vitro
✓ Uji tanam 4.100 benih kentangex vitro menjadi umbi G1
✓ Uji lapang benih umbi G2 hasilex vitro di lahan milik petani di Pangalengan dan Wonososbo
Alih Teknologi Teknik Kultur KentangBioreaktor Di Wonosobo
Monitoring bersamainspektorat
G2 2000 m2Produksi G1
Bioreaktor dan Ex Vitro
L0 - Inovasi Teknologi perbanyakan tanaman scr ex vitro bioreaktorL1 - Teknologi perbanyakan tan kopi secara ex vitroL2 - Teknologi perbanyakan tan apel secara ex vitro
Hasil uji induksi tunas
Biopex 5% terbaikmenghasilkan 3 – 4 tunas dalam waktu3 minggu
Diperoleh konsentrasi bioroot 70% untuk induksiakar kopi arabika YC dan SGR (1 bulan)- Jumlah rata-rata 5,2 akar- Panjang rata-rata 6,9 cm
✓ Telah dilaksanakan uji multiplikasi tunas✓ Telah dilaksanakan uji induksi akar dan tunas kopi ex vitro✓ Sedang dilaksanakan uji adaptasi untuk kesesuaian
agroklimat✓ Sedang dilaksanaan uji multiplikasi eksplan kopi in vitro)
Inovasi Teknologi Produksi Benih Kopi
Hasil uji induksi akar
Adaptasi benih kopiklon SGR dan YC
ex vitro @ 50 tanaman
Uji optimasi strilisasi - eksplan biji 90%
- Eksplan tunas 80%
Uji optimasi multiplikasiIn Vitro
In Vitro
Kombinasi IBA dan NAA terbaik 1000 ppmmenghasilkan jumlah akar sebanyak 21.79 akar
✓ Telah dilaksanakan uji multiplikasi tunas✓ Telah dilaksanakan uji induksi akar dan tunas apel ex vitro✓ Sedang dilaksanakan uji adaptasi untuk kesesuaian agroklimat✓ Sedang dilaksanaan uji multiplikasi eksplan apel in vitro)
Biopex10%terbaikmenginduksitunas sebanyak 1,5 tunas
Pembuatan Tanaman Induk Multiplikasi
Umur 3 bln
Uji optimasi strilisasi dengan hypoclorit 3.5%
diperoleh eksplan 80% steril
Uji optimasi multiplikasiIn Vitro
Hasil uji induksi akar
Hasil uji induksi tunas
In Vitro
Adaptasi benih apelklon anna
ex vitro 60 tanaman
Inovasi Teknologi Produksi Benih Apel
1. Pembuatan drainase
2. Pengerukan dan Penataanlahan basah
3. Pembuatan turap/tangul
4. Pembuatan Jalan SetapakPinggir Selokan
5. Koridor antar Gedung danlaboratorium
6. Pembatas jalan
7. Laboratorium PrasaranaBioteknologi
8. Sarana dan Prasana Uji Ikan
9. Pengerasan jalan kawasan(lanjutan)
10.Sarana Fasilitas Supply Air Bersih
11.Pagar Kawasan
1
2
3
4
5
678
9
1011
INOVASI PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA AGRO DI CILUBANG DAN BUNCITAN
Pekerjaan yang telah selesai:
1. Pembuatan drainase
2. Pengerukan dan Penataanlahan basah
3. Pembuatan turap/tangul
4. Pembuatan Jalan SetapakPinggir Selokan
5. Koridor antar Gedung danlaboratorium
6. Pembatas jalan
Pekerjaan yang telah selesai:
7. Laboratorium PrasaranaBioteknologi
8. Sarana dan Prasana Uji Ikan
9. Pengerasan jalankawasan (lanjutan)
10. Sarana Fasilitas Supply Air Bersih
11. Pagar Kawasan
KEGIATAN BUNCITAN :
1. SITE PLAN ( SELESAI )
2. DED (Dalam Proses )
3. PERAWATAN TANAMAN
4. LAB. PRASARANA BIOTEKNOLOGI(Dalam Proses)
5. APLIKASI BIOTEKNOLOGI
FGD dan MONEV Kegiatan Pengembangan dan PenataanKawasan Agrobioteknologi Buncitan, Sidoarjo – Jawa Barat
Untuk pengelolaan kawasan Agrobiotek-
BPPT, Buncitan-Sidoarjo ini untuk internal
BPPT maka :
1. Menunggu komitmen dan kebijakan
pimpinan untuk mewujudkan
program penataan lahan Buncitan
ini, terutama aspek penganggaran
2. Melakukan koordinasi internal untuk
menata asset dan penanggungjawab
pengelola program.
PENDAMPINGAN DISEMINASI PRODUK BIOTEKNOLOGI YANG TELAH DILAKSANAKAN
NO.TANGGAL
PELAKSANAAN
JUMLAH
PESERTALOKASI KEGIATAN BENTUK KEGIATAN NARASUMBER
1 22 Februari 2019 300 orang Desa Bakalan, Kecamatan Kandeman,
Kabuapten Batang – Jawa Tengah
Pelatihan Produksi Pupuk
hayati Organik
Ramson Siagian, MBA
2 22 -23
Februari
2019
263 Orang 1. Dusun Ngingas, Desa Balong tani,
kecamatan Jabon
2. GOR Ponpes Bumi sholawat,
Kelurahan Lebo, Kecamatan
Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo
Pelatihan Perbanyakan
Tanaman Buah Secara Ex
vitro
Syaikhul Islam, Lc., M.Sosio
3 19 Maret 2019 200 Orang Desa Sinar Harya Mulya, Kec. Teluk
Gelam, Kab. Ogan Komering Ilir -
Sumatera Selatan
Pelatihan Produksi Pupuk
hayati Organik
Yulian Gunhar, SH., MH
4 22 Maret 2019 300 Orang Waroeng Kongko2 Pinggir Kali, Desa
Mulyosari, Kecamatan Pemalang,
Kabupaten Pemalang – Jawa Tengah.
Pelatihan Teknologi Produksi
dan Aplikasi Pupuk Hayati
Mikoriza Arbuskular
Ramson Siagian, MBA
5 24 Maret 2019 100 Orang Grand Town Hotel Mandai , Kabupaten
Maros – Sulawesi Selatan
Pelatihan Propagasi
Tanaman Perkebunan Dan
Hortikultura Secara Ex vitro
Ir. Hj. Andi Yuliani Paris, M.Sc
6 13 April 2019 300 Orang Kecamatan Pekalongan, Kabupaten
Pemalang – Jawa Tengah.
Pelatihan Teknologi Produksi
Pupuk Hayati Organik
Ramson Siagian, MBA
7 29 Juli 2019 Kantor Gubernur Provinsi Sumatera
Selatan
Pendampingan Kunjungan
Kerja Komisi VII DPR RI
8 21 September 2019 100 Orang Desa Biru, Kec. Kahu, Kab. Bone,
Sulawesi Selatan
Pelatihan Teknologi Produksi
Pupuk Hayati Organik
Ir. Hj. Andi Yuliani Paris, M.Sc
PENDAMPINGAN DISEMINASI PRODUK BIOTEKNOLOGI YANG TELAH DILAKSANAKAN
NO.TANGGAL
PELAKSANAAN
JUMLAH
PESERTALOKASI KEGIATAN BENTUK KEGIATAN NARASUMBER
9 22 September 2019 100 Orang Kec. Pammana, Kab. Wajo, Sulawesi
Selatan
Pelatihan Teknologi Produksi
Pupuk Hayati Organik
Ir. Hj. Andi Yuliani Paris, M.Sc
10 23 September 2019 100 Orang Kel. Bontoa, Kec. Mandai, Kab. Maros,
Sulawesi Selatan
Pelatihan Teknologi Produksi
Pupuk Hayati Organik
Ir. Hj. Andi Yuliani Paris, M.Sc
11 12 November 2019 200 Orang Tangerang Selatan Perbanyakan tanaman Anggrek
untuk Pemula
Prof. Dr. Ika Jatnika
12 16 November 2019 100 Orang ICM, Gn Geulis, Kab Bogor Pelatihan Perbanyakan Tanaman
secara Ex vitro
Tamril Linrung, S.Pd
13 20 November 2019 75 Orang Desa Serang kecamatan Kejajar,
Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah
Pelatihan perbanyakan kentang
bioreaktoe ex vitro
Dr. Soni Solistis Wirawan, M.Eng
14 23 November 2019 70 Orang Kecamatan Rantepao, Kabupaten Toraja
Utara
Pelatihan Perbanyakan benih Kopi
secra ex vitro
Dr. Kalatiku Paembonan
(Bupati Toraja Utara)
15 19 Desember 2019 130 Orang Kawasan Agrobiotek Cilubang, Bogor,
Jawa Barat
Pelatihan perbanyakan tanaman
anggrek untuk pemula
Dr. Hammam Riza, M.Sc
16 23 Desember 2019 220 Orang Desa Gunungtua Lumban Pasir, Kec.
Panyabungan, Kab. Mandailing Natal,
Sumatera Utara
Sosialisasi Revegetasi Lahan
Bekas Tambang dan Pengolahan
Emas Non Merkuri
Gus Irawan Pasaribu. SE., Ak.,
MM., CA
Total peserta yang dilatih sebanyak : 2.558 Orang
PENDAMPINGAN DISEMINASI PRODUK BIOTEKNOLOGI YANG TELAH DILAKSANAKAN
FGD “Hilirisasi Teknologi Perbanyakan Bibit Tanaman Hortikultura dan Produk Mikrobiologi Pertanian”
8 November 2019
Peserta FGD sebanyak 40 orang terdiri dari:
1) Perwakilan dari Direktorat Perbibitan Hortikultura, Kementerian
Pertanian;
2) Perwakilan dari Balai Penelitian Tanah, Kementerian Pertanian;
3) Direktur utama CV. Adhi Guna Laboratory & Farm;
4) Peneliti dan Perekayasa dari Unit Kerja TAB
Materi 1 :Pengembangan Bibit Kentang dan Komersialisasinya : Pengalaman dan Tantangan
Prof. Dr. Ir. Suharsono, DEA(IPB Bogor)
Materi 2 :Teknologi Produksi Bibit Kentang secara Kultur Jaringan di BPPT
Irni Furnawanthi, SP, M.Si Balai Bioteknologi BPPT
Materi 3 :Sertifikasi dan Pengawasan Mutu Bibit Tanaman Hortikultura (Kentang)
Lince Saur Friana Sipayung, SP, MP Direktorat Perbibitan Hortikultura (KEMENTAN)
Materi 4 :Teknologi dan Inovasi Produk Mikrobiologi Pertanian untuk Tanaman Hortikultura
Prof. Dr. Ir. Iswandi Anas, M.Sc
Materi 5 :Pengembangan Produk Mikrobiologi Pertanian di Balai Bioteknologi, BPPT
Dr. Farida Rosana Mira, SP
TERIMA KASIH
LAPORAN KEMAJUAN TAHUN 2019
INOVASI PENGEMBANGAN BAHAN BAKU OBAT SEFALOSPORIN C
DAN TURUNANNYA
Tangsel, 14 Februari 2020
BALAI BIOTEKNOLOGI
STKK 2019Program Inovasi Pengembangan Bahan Baku Obat
Sefalosporin C dan Turunannya
WBS 1
Teknologi Produksi
Sefalosporin C
WP 1.1
Fermentasi Sefalosporin
C
WP 1.2
Purifikasi Sefalosporin C
WBS 2
Teknologi Produksi
Turunan Sefalosporin C
WP 2.1
Fermentasi Sefalosporin C
asilase
WP 2.2
Purifikasi Sefalosporin
C asilase
KEPALA PROGRAM
MANAJER PROGRAM
ASS. MANAJER PROGRAM
INSINYUR KEPALA
ASS. INSINYUR KEPALA
WP 3.1
Database bahan baku
industri Sefalosporin C
WBS 3
Kajian Awal Kelayakan
Industri Sefalosporin C
WP 3.2
Pra-studi kelayakan
industri Sefalosporin C
LINGKUP KEGIATAN INOVASI PENGEMBANGAN BBO SEFALOSPORIN C DAN TURUNANNYA
Balai Bioteknologi Pusat TFM
WBS-2 Teknologi Produksi Turunan Sefalosporin C :- Fermentasi enzim- Purifikasi enzim
WBS-1 Teknologi Produksi Sefalosporin C (CPC) :- Fermentasi CPC- Purifikasi CPC
WBS-3 Kajian awal kelayakan industri Sefalosporin C :- Database bahan baku- Focus Group Discussion- Prastudi industri fermentasi
sefalosporin C
Sasaran 2019a) Diperolehnya kaldu fermentasi sefalosporin skala pilot 50 L yang menggunakan
bahan baku lokal dengan konsentrasi 25 g/L.b) Diperolehnya kristal sefalosporin C hasil isolasi dan purifikasi dari kaldu
fermentasi dengan kemurnian > 94%c) Diperolehnya data & informasi hasil optimasi fermentasi sefalosporin C asilase
skala laboratoriumd) Diperolehnya data & informasi hasil optimasi purifikasi enzim sefalosporin C
asilase skala laboratoriume) Diperolehnya database bahan baku (raw material) untuk industri sefalosporin Cf) Diperolehnya data dan informasi pra-studi kelayakan industri sefalosporin C
TUJUAN DAN SASARAN
Target / output 2019➢ 1 (satu) prototipe senyawa murni sefalosporin C hasil fermentasi skala pilot➢ 1 (satu) rekomendasi teknologi produksi sefalosporin C skala pilot 50 L
Tujuan umumMenguasai teknologi produksi sefalosporin C dan senyawa intermediate 7-ACA danturunannya untuk mendorong berdirinya industri bahan baku obat generik golongan betalaktam di Indonesia
Keluaran Kegiatan
- TARGET AKHIR TAHUN
(satu) prototipe senyawa murni sefalosporin C yang diperoleh dari proses purifikasi terhadap broth fermentasi skala bioreaktor 50 L yang menggunakan bahan baku lokal
- ANGGARAN
Anggaran : Rp 1.300.002.000
WBS-1 TEKNOLOGI PRODUKSI SEFALOSPORIN C(1) CAPAIAN TARGET OPTIMASI FERMENTASI SEFALOSPORIN C
Batch
LamaFermentasi Kondisi sterilitas di
Bioreaktor 50 LJam Hari
I - - Kultur fermentasi terkontaminasi
II - - Kultur fermentasi terkontaminasi
III 144 6 Kultur fermentasi steril
IV 150 6 ¼ Kultur fermentasi steril
V - - Kultur fermentasi terkontaminasi
VI - - Kultur fermentasi terkontaminasi
VII 174 7 ¼ Kultur fermentasi steril
Nama Bahan Grade Jumlah per L
Corn Steep Liquor Teknis 110 g
Gula sagu (glukosa 42%) Teknis 61 mL
Ammonium sulfat Teknis 5 g
Urea Teknis 2,1 g
Maltodextrine Teknis 50 g
Magnesium sulfat Teknis 9 g
Calcium Carbonat Teknis 15,5 g
Corn starch Teknis 28 g
KH2PO4 Teknis 3,3 g
DL-Metionin Teknis 2 g
Parrafin cair Teknis 4 mL
Palm Oil Sania Teknis 20 mL
ISP (Isolated Soy Protein) teknis 0 g
Air RO Teknis 1000 mL
Trace Element :
- FeSO4.7H2O p.a 0,9 gram
- MnSO4.H2O p.a 0,3 gram
- ZnSO4.7H2O p.a 0,2 gram
- CuSO4.7H2O p.a 0,2 gram
Komposisi media fermentasi batch III (media Biotek)Kondisi sterilitas batch I sd batch VII
Metode Sungwun
Nama Bahan Grade Jumlah per L
Corn Steep Liquor teknis 110 g
Gula cair sagu (glukosa 42 %) teknis 61 mL
Ammonium sulfat teknis 5 g
Urea teknis 2,1 g
Maltodextrine teknis 50 g
Magnesium sulfat teknis 9 g
Calcium Carbonat teknis 15,5 g
Corn starch teknis 28 g
KH2PO4 teknis 3,3 g
DL-Metionin teknis 2 g
Parrafin cair teknis 4 mL
Palm Oil Sania teknis 20 mL
ISP (Isolated Soy Protein) teknis 10 g
Air RO teknis 1000 mL
Trace Element :
FeSO4.7H2O p.a 0,9 g
MnSO4.H2O p.a 0,3 g
ZnSO4.7H2O p.a 0,2 g
CuSO4.7H2O p.a 0,2 g
WBS-1 TEKNOLOGI PRODUKSI SEFALOSPORIN C(1) CAPAIAN TARGET OPTIMASI FERMENTASI SEFALOSPORIN C
Komposisi media fermentasi batch IV (Media Biotek)
Komposisi media fermentasi batch VII (media Sungwun)
Nama Bahan Grade Jumlah
per L
Peanut Powder Teknis 24 g
Corn Meal Teknis 16 g
Wheat Gluten Meal Teknis 32 g
DL-metionin Teknis 8 g
CaSO4 Teknis 12 g
Tuna Ekstrak Teknis 20 mL
CSL Teknis 4%
CaCO3 Teknis 10 g
FG-60
(Fructose+Glucose 60%)Teknis 47 mL
Soybean Oil (Happy) Teknis 70 mL
No U r a i a n
Tahun 2019
Batch 03
Batch 04
Batch 07
1 Kepadatan inokulumuntuk pra vegetatif(spora / mL)
2,7 X 10*8
2,3 X 10*8
1,8 X 10*8
2 Tahap pra-vegetatif
- Lama inkubasi (jam) 96 54 96
- PMV 9% 16% 19%
3 Tahap vegetatif
- Lama inkubasi (jam) 75 51 75
- PMV 13,5 % 15% 42%
4 Tahap fermentatif
- Lama fermentasi (j) 138 138 168
- Titer CPC (g/L) 13,7 18,5 18,5
Hasil fermentasi terbaik pada skala bioreaktor 50 L
(1) serbuk sefalosporin C yang diperoleh dari proses purifikasi dari kaldu
fermentasi skala bioreaktor 50 L dengan metode Elektrokoagulasi
WBS-1 TEKNOLOGI PRODUKSI SEFALOSPORIN C(2) CAPAIAN TARGET OPTIMASI PURIFIKASI SEFALOSPORIN C
proses elektrokoagulasi terhadap filtrat yang mengandung sefalosporin C
Pengeringan beku (freeze drying)
Powder sefalosporin C
10
Proses elusi kolom resin
1 2 3 4
5
WBS-1 TEKNOLOGI PRODUKSI SEFALOSPORIN C(2) CAPAIAN TARGET OPTIMASI PURIFIKASI SEFALOSPORIN C
11
Kromatogram HPLC Hasil Kolom
UMPAN
C
HASIL
WBS-2 TEKNOLOGI PRODUKSI TURUNAN SEFALOSPORIN C(1) CAPAIAN TARGET OPTIMASI FERMENTASI ENZIM SEFALOSPORIN C ASILASE
6,722
0
1
2
3
4
5
6
7
8
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Waktu setelah induksi (jam)
Aktifitas (u/mL)
OD 600 nm
Gula reduksi (g/L)
Gula total (g/L)
Bioreaktor 7,5 L yang digunakan untuk produksi enzim sefalosporin C asilase
Aktivitas enzim tertinggi (6,72 Unit/mL) yang dicapai pada waktu induksi 10 jam
Nama SampelKonsentrasi 7-ACA
[ppm = µg/mL]
Konsentrasi
Protein
[mg/mL]
Aktivitas
CCA [U/mL]
Yield Enzim
[%]
Aktivitas
spesifik CCA
[U/mg]
Peningkatan
Kemurnian
[kali]
Total Volume
Sampel (mL)
Total
Aktivitas CCA
[U]
Total
Yield Enzim
[%]
Total Protein
[mg]
Total Aktivitas
spesifik CCA
[U/mg]
Total
Peningkatan
Kemurnian
[kali]
Supernatan Lisis* 2848 14,34 23 100 2 1,00 180 4143 100 2581 1,61 1,00
E2.4 1393 0,20 11 48,91 56 35,06 30 338 8 6 56 35,06
E2.5 2457 0,32 20 86,27 62 38,53 30 596 14 10 62 38,53
E2.6 1959 0,21 16 68,79 74 46,08 30 475 11 6 74 46,08
E2.7 1212 0,20 10 42,56 49 30,51 30 294 7 6 49 30,51
E2.8 625 0,20 5 21,94 25 15,72 30 151 4 6 25 15,72
E2.9 354 0,20 3 12,42 14 8,90 30 86 2 6 14 8,90
E2.10 0 0,12 0 0 0 0 30 0 0 4 0 0,00
E3.3 251 0,13 2 9 16 10 30 61 1 4 16 9,73
E2.4Ni (Dialisis) 2952 0,60 24 103,64 40 24,74 30 716 17 18 40 24,74
E2.5Ni (Dialisis) 4494 2,69 36 157,76 13 8,40 30 1089 26 81 13 8,40
E2.6Ni (Dialisis) 3457 2,70 28 121,36 10 6,44 30 838 20 81 10 6,44
E2.7Ni (Dialisis) 2660 1,13 21 93,40 19 11,81 30 645 16 34 19 11,81
E2.8Ni (Dialisis) 1627 0,24 13 57,13 55 34,03 30 394 10 7 55 34,03
Nama SampelKonsentrasi 7-ACA
[ppm = µg/mL]
Konsentrasi
Protein
[mg/mL]
Aktivitas
CCA [U/mL]
Yield Enzim
[%]
Aktivitas
spesifik CCA
[U/mg]
Peningkatan
Kemurnian
[kali]
Total Volume
Sampel (mL)
Total
Aktivitas CCA
[U]
Total
Yield Enzim
[%]
Total Protein
[mg]
Total Aktivitas
spesifik CCA
[U/mg]
Total
Peningkatan
Kemurnian
[kali]
Supernatan Lisis* 2848 14,34 23 100 2 1,00 180 4143 100 2581 1,61 1,00
E2.4 1393 0,20 11 48,91 56 35,06 30 338 8 6 56 35,06
E2.5 2457 0,32 20 86,27 62 38,53 30 596 14 10 62 38,53
E2.6 1959 0,21 16 68,79 74 46,08 30 475 11 6 74 46,08
E2.7 1212 0,20 10 42,56 49 30,51 30 294 7 6 49 30,51
E2.8 625 0,20 5 21,94 25 15,72 30 151 4 6 25 15,72
E2.9 354 0,20 3 12,42 14 8,90 30 86 2 6 14 8,90
E2.10 0 0,12 0 0 0 0 30 0 0 4 0 0,00
E3.3 251 0,13 2 9 16 10 30 61 1 4 16 9,73
E2.4Ni (Dialisis) 2952 0,60 24 103,64 40 24,74 30 716 17 18 40 24,74
E2.5Ni (Dialisis) 4494 2,69 36 157,76 13 8,40 30 1089 26 81 13 8,40
E2.6Ni (Dialisis) 3457 2,70 28 121,36 10 6,44 30 838 20 81 10 6,44
E2.7Ni (Dialisis) 2660 1,13 21 93,40 19 11,81 30 645 16 34 19 11,81
E2.8Ni (Dialisis) 1627 0,24 13 57,13 55 34,03 30 394 10 7 55 34,03
WBS-2 TEKNOLOGI PRODUKSI TURUNAN SEFALOSPORIN C(2) CAPAIAN TARGET OPTIMASI PURIFIKASI ENZIM SEFALOSPORIN C ASILASE
Proses Purifikasi dengan teknik IMAC menggunakan resin Ni-IDA
Proses Dialisis Fraksi Sampel CPC asilase Hasil Purifikasi IMAC
Enzim Sefalosporin C asilase (fraksi E-2.8) yang diperoleh dari purifikasi IMAC dan dialisis memiliki aktivitas spesifik tertinggi (55 Unit/mg) dibandingkan fraksi-fraksi aktif lainnya
WBS-3 KAJIAN AWAL KELAYAKAN INDUSTRI SEFALOSPORIN C(1) CAPAIAN TARGET PENYUSUNAN DATABASE BAHAN BAKU INDUSTRI SEFALOSPORIN C
No. Nama BahanProdusen
HargaKapasitas
ProduksiImpor/Lokal Nama
1. Urea Lokal PT Petrokimia Gresik Rp. 4.750 / Kg > 100 Ton460.000 ton /
tahun
2Ammonium Sulfat
(ZA)Lokal PT Petrokimia Gresik Rp 4.500 / kg
750.000 ton /
tahun
3. Sagu Lokal PT ANJ Agri Papua (ANJAP) 2.500 ton / tahun
4. Corn Step Liquor Lokal PT Tereos FKS (Cilegon, Banten) < Rp. 1.000 / kg 1.500 ton / bulan
5. Kalsium Karbonat Lokal
PT Indo Bumi Agung, Sedati Sidoarjo, Jawa
TimurMesh 800 : Rp. 450/kg
PT Saribumi Sidayu, Gresik–Jawa Timur Mesh 800 : Rp450/kg 100 ton / hari
6. Malto dextrin LokalPT Budi Starch dan Sweetener Tbk. Lampung Rp. 11.500 / kg 500 ton / bulan
Tereos - PT. Fishindo Kusuma Sejahtera Rp. 8.000 / Kg 2.500 ton/bulan
7. DL-Metionin Impor Xiamen Ditai Chemicals Co, Ltd. Cina Rp. 37.500 / 500 gr
8. Magnesium Sulfat ImporChina Rp. 275.000/25 kg
Jerman Rp 425.000/ 25 kg
9. Mono Kalium Pospat Impor PT. Meroke Tetap Jaya Rp. 25.000 / Kg
10. Corn Starch Lokal Tereos - PT. Fishindo Kusuma Sejahtera Rp. 6.500 / Kg12.000 ton /
bulan
11. Parrafin Liquid Lokal PT. Kirana Mitra Abadi Rp. 12.000 / kg 200 ton / bulan
12. Palm Oil LokalPT. SMART Tbk (SMART) Rp. 11.600 / L
PT Sari Agrotama Persada (Wilmar Group) Rp 9.000 / L 210 ton / hari
13. FeSO4 7H2O Impor PT Merck Chemicals and Life Sciences Rp 1.305.000 / Kg
14. MnSO4 H2O Impor PT Merck Chemicals and Life Sciences Rp 824.000 / 250 g
15. ZnSO4 7H2O Impor PT Merck Chemicals and Life Sciences Rp 922.000 / Kg
16. CuSO4 7H2O Impor PT Merck Chemicals and Life Sciences Rp 1.071.000 / Kg
16 macam bahan baku yang digunakan untuk proses fermentasi sefalosporin C
WBS-3 KAJIAN AWAL KELAYAKAN INDUSTRI SEFALOSPORIN C(2) CAPAIAN TARGET PELAKSANAAN FOCUS GROUP DISCUSSION
1) BPPT berkomitmen dalam mendorong berdirinya industri bahan baku obat sefalosporin melalui pengembangan teknologi yg berbasis pada penggunaan bahan baku lokal.
2) Saat ini upaya mendorong berdirinya industri bahan baku obat sefalosporin telah melibatkan 12 kementerian / lembaga dan para stakeholder telah menunjukkan dukungan yang sesuai dengan peran (tupoksi) masing-masing.
3) Guna mensikronisasikan dan mengoptimalkan upaya para stakeholder dalam mempercepat pendirian industri bahan baku obat sefalosporin, maka akan dibentuk satuan tugas dan Kemenkes diminta untuk menjadi ketua satgas.
Perumusan FGD
No Institusi peserta / narasumber
1 PT. Kimia Farma Sungwun Pharmacopia (Narasumber)
2 Kementerian Perindustrian (2 Narasumber)
3 BPOM (Narasumber)
4 Kementerian Kesehatan (Narasumber)
5 BKPM (Narasumber)
6 Kementrian Pertanian (peserta)
7 Kementrian Perdagangan (peserta)
8 Ditjen Bea Cukai (peserta)
9 PT. Kimia Farma (peserta).
10 LAPI – ITB (peserta)
11 Ristek / BRIN (peserta)
12 Balai Bioteknologi- BPPT (narasumber & peserta)
13 PTFM- BPPT (moderator)
Tema : Strategi Percepatan Pendirian IndustriSefalosporin di Indonesia
Jumlah yang hadir : 36 orang 20 Desember 2019
WBS-3 KAJIAN AWAL KELAYAKAN INDUSTRI SEFALOSPORIN C(3) CAPAIAN TARGET PRA-STUDI KELAYAKAN INDUSTRI FERMENTASI SEFALOSPORIN C
Tahap pra-vegetatif(Incubator shaker )
Tahap vegetatif I(fermentor 1000 L)
Tahap vegetatif II(fermentor 5000 L)
Tahap vegetatif III(fermentor 50.000 L)
Tahap fermentatif(fermentor 160.000 L)
Tahap filtrasi(Plate & frame filter 214 m2)
Tangki penyimpan filtrat 270.000 L
Berdasarkan hasil kajian tekno-ekonomi pendirian industri fermentasi sefalosporin C yang kapasitasnya 22.800 kL / tahun yang telah dilakukan dengan menggunakan software SuperPro Designer v9.0 maka diperoleh WACC 11,11% - 12,27% & IRR 7,11%. Karena nilai IRR < WACC maka industri fermentasi Sefalosporin C tidak layak untuk didirikan.
1
2
7
6
5
4
5
6
7
3
4321
HASIL KEGIATAN :Teknologi produksi sefalosporin C ✓ Dilaksanakannya optimasi produksi sefalosporin C skala fermentor 50 L yang menggunakan bahan
baku lokal dengan titer tertinggi (18,5 g/L) yang dicapai pada fermentasi 138 jam. ✓ Diperolehnya powder sefalosporin C hasil purifikasi dengan teknik elektrokoagulasi dan freeze drying
sebanyak 48 gram dengan kemurnian 82,6 % dan larutan hasil purifikasi menggunakan kolom resin dengan kemurnian >90%
Teknologi produksi turunan sefalosporin C ✓ Dilaksanakannya proses produksi enzim sefalosporin C asilase skala fermentor 7,5 L dengan aktivitas
enzim tertinggi 6,72 Unit/mL yang dicapai pada waktu induksi 10 jam ✓ Diperolehnya enzim sefalosporin C asilase hasil purifikasi IMAC (Immobilized Metal Affinity
Chromatography) dengan aktivitas spesifik 55,0 U/mg
3. Kajian awal kelayakan industri sefalosporin C ✓ Diperolehnya database bahan baku (raw material) untuk industri sefalosporin C yang terdiri dari 16
macam bahan baku untuk fermentasi dan 11 macam bahan baku untuk purifikasi ✓ Diperolehnya kajian teknoekonomi kelayakan industri fermentasi sefalosporin C yang berkapasitas
22.800 kL per tahun Dengan software Superpro Designer diperoleh hasil simulasi bahwa industri fermentasi CPC tidak layak didirikan karena Nilai IRR (7,11%) lebih kecil daripada nilai WACC (11,11% -12,27%).
✓ Dilaksanakannya FGD yang menghasilkan perumusan bahwa dalam rangka sinkronisasi dan optimalisasi upaya dari para pemangku kepentingan dalam melakukan percepatan pendirian Industri Sefalosporin di Indonesia maka akan dibentuk satuan tugas (satgas) dan menunjuk Kementerian Kesehatan sebagai ketua satgas.
Keluaran Kegiatan
- TARGET AKHIR TAHUN
(satu) prototipe senyawa murni sefalosporin C yang diperoleh dari proses purifikasi terhadap broth fermentasi skala bioreaktor 50 L yang menggunakan bahan baku lokal
- REALISASI ANGGARAN
Anggaran : Rp 1.300.002.000Serapan : Rp 1.129.629.121 (86,89%)Sisa anggaran : Rp 170.372.879 (13,11%)
(SPPD, Honor kelebihan jam kerja)
TERIMA KASIH