laporan lengkap praktikum i kimia i kel. b7

43
LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM KIMIA DASAR TOPIK : PENGENALAN ALAT – ALAT OLEH : KELOMPOK B7 PRAKTIKUM KE : I (PERTAMA) TANGGAL PRAKTIKUM : 2 APRIL 2012 ASISTEN PRAKTIKUM : FISKA PURWANITA ANGGOTA KELOMPOK : - MICHAEL OKTAVIANUS D. PUTRA - FRENDI P. MANURUNG - EDWIN MARYOEL - JEFFRYANO APANDI WIRADANA - BRITA NATALIUS - ALFREDO JAYA

Upload: michael-oktavianus-dwi-putra

Post on 12-Aug-2015

322 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

HASIL PRAKTIKUM KIMIA

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Lengkap Praktikum i Kimia i Kel. b7

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM

KIMIA DASAR

TOPIK : PENGENALAN ALAT – ALAT

OLEH : KELOMPOK B7

PRAKTIKUM KE : I (PERTAMA)

TANGGAL PRAKTIKUM : 2 APRIL 2012

ASISTEN PRAKTIKUM : FISKA PURWANITA

ANGGOTA KELOMPOK :

- MICHAEL OKTAVIANUS D. PUTRA

- FRENDI P. MANURUNG

- EDWIN MARYOEL

- JEFFRYANO APANDI WIRADANA

- BRITA NATALIUS

- ALFREDO JAYA

UPT LAB. DASAR DAN ANALITIK

UNIVERSITAS PALANGKARAYA

2012

Page 2: Laporan Lengkap Praktikum i Kimia i Kel. b7

I. TOPIK PERCOBAAN

Pengenalan alat – alat.

II. TUJUAN PERCOBAAN

Diharapkan setelah menyelesaikan praktikum ini, mahasiswa dapat

menggunakan alat-alat yang umum digunakan di laboratorium kimia.

III. DASAR TEORI

Ilmu Kimia adalah salah satu ilmu yang didasarkan pada hasil

percobaan dan/atau pengalaman di laboratorium, sehingga merupakan hal

yang penting bagi setiap mahasiswa untuk mengetahui dan memahami

praktik-praktik di laboratorium serta dapat menggunakan alat-alat

praktikum secara benar dan terampil.

Fungsi Laboratorium

Secara garis besar fungsi laboratorium/workshop adalah sebagai berikut :

1. Memberikan kelengkapan bagi pelajaran teori yang telah diterima

sehingga antara teori dan praktek bukan merupakan dua hal yang terpisah,

melainkan dua hal yang merupakan suatu kesatuan. Keduanya saling

mengkaji dan saling mencari dasar.

2. Memberikan keterampilan kerja ilmiah bagi siswa/mahasiswa.

3. Memberikan dan memupuk keberanian untuk mencari hakekat

kebenaran ilmiah dari sesuatu obyek dalam lingkungan alam dan

lingkungan sosial. Menambah keterampilan dalam mempergunakan alat

media yang tersedia untuk mencari dan menentukan kebenaran.

Page 3: Laporan Lengkap Praktikum i Kimia i Kel. b7

4. Memupuk rasa ingin tahu mahasiswa sebagai modal sikap ilmiah

seseorang calon ilmuwan.

5. Memupuk dan membina rasa percaya diri sebagai keterampilan yang

diperoleh, penemuan yang didapat dalam proses kegiatan kerja di

laboratorium/workshop.

Peralatan yang ada di laboratorium kimia dibedakan menjadi 2, yaitu :

- Peralatan dasar

- Peralatan pendukung

A. Peralatan Dasar

Terdiri dari :

1. Gelas Kimia (beaker) : Berupa gelas tinggi, berdiameter besar dengan

skala sepanjang dindingnya. Terbuat dari kaca borosilikat yang tahan

terhadap panas hingga suhu 200 . Ukuran alat ini ada yang 50 mL, 100 mL

dan 2 L.

Fungsi :

a. Untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan tingkat

ketelitianYang tinggi

b. Menampung zat kimia

c. Memanaskan cairan

d. Media pemanasan cairan

Page 4: Laporan Lengkap Praktikum i Kimia i Kel. b7

2. Labu Erlenmeyer : berupa gelas yang diameternya semakin ke atas

semakin kecil dengan skala sepanjang dindingnya. Ukurannya mulai dari

10 mL sampai 2 L.

Fungsi :

a. Untuk menyimpan dan memanaskan larutan

b. Menampung filtrat hasil penyaringan

c. Menampung titran (larutan yang dititrasi) pada proses titrasi

3. Gelas ukur : berupa gelas tinggi dengan skala di sepanjang dindingnya.

Terbuat dari kaca atau plastik yang tidak tahan panas. Ukurannya mulai

dari 10 mL sampai 2 L.

Fungsi :

a. Untuk mengukur volume larutan tidak memerlukan tingkat ketelitian

yang tinggi dalam jumlah tertentu

4. Pipet : alat untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu maupun

takaran bebas. Jenisnya :

a. Pipet seukuran : digunakan untuk mengambil cairan dalam jumlah

tertentu secara tepat, bagian tengahnya menggelembung.

b. Pipet berukuran : berupa pipa kurus dengan skala di sepanjang

dindingnya. Berguna untuk mengukur dan memindahkan larutan dengan

volume tertentu secara tepat.

Page 5: Laporan Lengkap Praktikum i Kimia i Kel. b7

c. Pipet tetes : berupa pipa kecil terbuat dari plastik atau kaca dengan

ujung bawahnya meruncing serta ujung atasnya ditutupi karet. Berguna

untuk mengambil cairan dalam skala tetesan kecil.

5. Buret : berupa tabung kaca bergaris dan memiliki kran di ujungnya.

Ukurannya mulai dari 5 dan 10 mL (mikroburet) dengan skala 0,01 mL,

dan 25 dan 50 mL dengan skala 0,05 mL.

Fungsi :

a. Untuk mengeluarkan larutan dengan volume tertentu, biasanya

digunakan untuk titrasi.

6. Tabung reaksi : berupa tabung yang kadang dilengkapi dengan tutup.

Terbuat dari kaca borosilikat tahan panas, terdiri dari berbagai ukuran.

Fungsi :

a. Sebagai tempat untuk mereaksikan bahan kimia

b. Untuk melakukan reaksi kimia dalam skala kecil

7. Kaca arloji : terbuat dari kaca bening, terdiri dari berbagai ukuran

diameter.

Fungsi :

a. Sebagai penutup gelas kimia saat memanaskan sampel

b. Tempat saat menimbang bahan kimia

c. Tempat untuk mengeringkan padatan dalam desikator

Page 6: Laporan Lengkap Praktikum i Kimia i Kel. b7

8. Corong : terbuat dari plastik atau kaca tahan panas dan memiliki bentuk

seperti gelas bertangkai, terdiri dari corong dengan tangkai panjang dan

pendek. Cara menggunakannya dengan meletakkan kertas saring ke dalam

corong tersebut.

Fungsi :

a. Untuk menyaring campuran kimia dengan gravitasi.

9. Cawan : terbuat dari porselen dan biasa digunakan untuk menguapkan

larutan.

10. Mortar dan pestle : terbuat dari porselen, kaca atau batu granit yang

dapat digunakan untuk menghancurkan dan mencampurkan padatan kimia.

11. Spatula : berupa sendok panjang dengan ujung atasnya datar, terbuat

dari stainless steel atau alumunium.

Fungsi :

a. Untuk mengambil bahan kimia yang berbentuk padatan

b. Dipakai untuk mengaduk larutan

12. Batang pengaduk : terbuat dari kaca tahan panas, digunakan untuk

mengaduk cairan di dalam gelas kimia.

Page 7: Laporan Lengkap Praktikum i Kimia i Kel. b7

13. Kawat kasa : kawat yang dilapisi dengan asbes, digunakan sebagai

alas dalam penyebaran panas yang berasal dari suatu pembakar.

14. Kaki tiga : besi yang menyangga ring dan digunakan untuk menahan

kawat kasa dalam pemanasan.

15. Burner / pembakar spiritus : digunakan untuk memanaskan bahan

kimia.

16. Bola hisap : digunakan untuk membantu proses pengambilan cairan.

Terbuat dari karet yang disertai dengan tanda untuk menyedot cairan

(suction), mengambil udara (aspirate) dan mengosongkan (empty).

17. Neraca analisis : digunakan untuk menimbang padatan kimia.

B. Peralatan Pendukung

Terdiri dari :

1. Labu ukur : berupa labu dengan leher yang panjang dan bertutup;

terbuat dari kaca dan tidak boleh terkena panas karena dapat memuai.

Ukurannya mulai dari 1 mL hingga 2 L.

Fungsi :

a. Untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu dan mengencerkan

larutan.

Page 8: Laporan Lengkap Praktikum i Kimia i Kel. b7

Cara menggunakan :

Mengisikan larutan yang akan diencerkan atau padatan yang akan

dilarutkan. Tambahkan cairan yang dipakai sebagai pelarut sampai

setengah labu terisi, kocok kemudian penuhkan labu sampai tanda batas.

Sumbat labu, pegang tutupnya dengan jari, kocok dengan cara membolak-

balikkan labu sampai larutan homogen.

2. Labu bundar : berupa labu dengan leher yang panjang, alasnya ada

yang bundar, ada yang rata. Terbuat dari kaca tahan panas pada suhu 120-

300.Ukurannya mulai dari 250 mL sampai 2000 mL.

Fungsi :

a. Untuk memanaskan larutan dan menyimpan larutan.

3. Corong Buchner : berupa corong yang bagian dasarnya berpori dan

berdiameter besar. Terbuat dari porselen, plastik atau kaca. Berguna untuk

menyaring sampel agar lebih cepat kering. Cara menggunakannya dengan

meletakkan kertas saring yang diameternya sama dengan diameter corong.

4. Erlenmeyer Buchner : berupa gelas yang diameternya semakin ke atas

semakin mengecil, ada lubang kecil yang dapat dihubungkan dengan

selang ke pompa vakum. Terbuat dari kaca tebal yang dapat menahan

tekanan sampai 5 atm. Ukurannya mulai dari 100 mL hingga 2 L. Dipakai

untuk menampung cairan hasil filtrasi.

Page 9: Laporan Lengkap Praktikum i Kimia i Kel. b7

Cara menggunakannya :

Diawali dengan memasang corong Buchner di leher labu, pasang selang

yang tersambung ke pompa vakum pada bagian yang menonjol.

5. Corong pisah : berupa corong yang bagian atasnya bulat dengan lubang

pengisi terletak di sebelah atas, bagian bawahnya berkatup. Terbuat dari

kaca.

Fungsi :

a. Untuk memisahkan campuran larutan yang memiliki kelarutan yang

berbeda. Biasanya digunakan dalam proses ekstraksi.

Cara menggunakannya :

Campuran yang akan dipisahkan dimasukkan lewat lubang atas, katup

dalam keadaan tertutup. Pegang tutup bagian atas, corong dipegang

dengan tangan kanan dan kiri dalam posisi horisontal, kocok agar ekstraksi

berlangsung dengan baik. Buka tutup bagian atas, keluarkan larutan bagian

bawah melalui katup secara pelan. Tutup kembali katup jika larutan

lapisan bawah sudah keluar.

6. Desikator : berupa panci bersusun dua yang bagian bawahnya diisi

bahan pengering, dengan penutup yang sulit dilepas dalam keadaan dingin

karena dilapisi vaseline. Ada 2 macam desikator : desikator biasa dan

vakum. Desikator vakum pada bagian tutupnya ada katup yang bisa dibuka

Page 10: Laporan Lengkap Praktikum i Kimia i Kel. b7

tutup, yang dihubungkan dengan selang ke pompa. Bahan pengering yang

biasa digunakan adalah silika gel.

Fungsi :

a. Tempat menyimpan sampel yang harus bebas air

b. Mengeringkan padatan

Cara menggunakannya :

1. Dengan membuka tutup desikator dengan menggesernya ke samping.

2. Letakkan sampel dan tutup kembali dengan cara yang sama.

Keterangan :

Silika gel yang masih bisa menyerap uap air berwarna biru; jika silika gel

sudah berubah menjadi merah muda maka perlu dipanaskan dalam oven

bersuhu 105 sampai warnanya kembali biru.

7. Cawan petri : berbentuk seperti gelas kimia yang berdinding sangat

rendah. Terbuat dari kaca borosilikat tahan panas. Berfungsi sebagai

wadah menimbang dan menyimpan bahan kimia, mikrobiologi.

8. Botol semprot : berupa botol tinggi bertutup yang terbuat dari plastik.

Berfungsi sebagai tempat menyimpan aquades. Cara menggunakannya

dengan menekan badan botol sampai airnya keluar.

9. Krusibel : berupa mangkok kecil yang dilengkapi tutup dan terbuat dari

porselen tahan panas, alumina. Dipakai sebagai tempat untuk mereaksikan

Page 11: Laporan Lengkap Praktikum i Kimia i Kel. b7

bahan kimia. Pada saat krus masih dalam keadaan panas, jangan langsung

dikenai air. Perubahan suhu mendadak menyebabkan krus pecah.

10. Kaki tiga krus : terbuat dari porselen dan berfungsi untuk menaruh

krusibel saat akan dipanaskan langsung di atas api.

11. Statif : terbuat dari besi atau baja yang berfungsi untuk menegakkan

buret, corong, corong pisah dan peralatan gelas lainnya pada saat

digunakan.

12. Klem manice : terbuat dari besi atau alumunium yang berfungsi untuk

memegang peralatan gelas yang dipakai pada proses destilasi. Bagian

belakangnya dihubungkan dengan statif menggunakan klem bosshead.

13. Klem bosshead : terbuat dari besi atau alumunium yang berfungsi

untuk menghubungkan statif dengan klem manice atau pemegang corong.

14. Klem buret : terbuat dari besi atau baja untuk memegang buret yang

digunakan untuk titrasi.

15. Pemegang corong : terbuat dari besi atau baja untuk memegang

corong atau corong pisah yang dipakai pada proses penyaringan atau

Page 12: Laporan Lengkap Praktikum i Kimia i Kel. b7

pemisahan. Bagian belakang disambungkan dengan statif menggunakan

klem bosshead.

16. Tang krusibel : terbuat dari besi atau baja untuk mengambil dan

membawa krusibel.

17. Stirrer magnetic : magnet yang digunakan untuk mengaduk larutan.

18. Sentrifuge : berfungsi untuk mengendapkan dan memisahkan padatan

dari larutan.

19. Chromatography chamber : terbuat dari kaca yang digunakan dalam

proses kromatografi kertas.

20. Spectronic 20 : digunakan untuk mengukur absorbansi larutan

berwarna dalam proses spektrofotometri.

TEKNIK DASAR DI LABORATORIUM

1. Cara memanaskan cairan

Harus memperhatikan kemungkinan terjadinya bumping (meloncatnya

cairan akibat peningkatan suhu drastis). Cara mencegahnya dengan

menambahkan batu didih ke dalam gelas kimia.

Page 13: Laporan Lengkap Praktikum i Kimia i Kel. b7

a. Pemanasan cairan dalam tabung reaksi

Jangan sampai mengarahkan mulut tabung reaksi kepada praktikan baik

diri sendiri maupun orang lain

Jepit tabung reaksi pada bagian dekat dengan mulut tabung

Posisi tabung ketika memanaskan cairan agak miring, aduk dan sesekali

dikocok

Pengocokan terus dilakukan sesaat setelah pemanasan

b. Pemanasan cairan dalam gelas kimia dan labu Erlenmeyer

Bagian bawah dapat kontak langsung dengan api sambil cairannya

digoyangkan perlahan, sesekali diangkat bila mendidih.

2. Cara membaca volume pada gelas ukur

Masukkan cairan yang akan diukur lalu tepatkan dengan pipet tetes sampai

skala yang diinginkan. Bagian terpenting dalam membaca skala di gelas

ukur tersebut adalah garis singgung skala harus sesuai dengan meniskus

cairan. Meniskus adalah garis lengkung permukaan cairan yang

disebabkan adanya gaya kohesi atau adhesi zat cair dengan gelas ukur.

3. Cara menggunakan buret

Sebelum digunakan, buret harus dibilas dengan larutan yang akan

digunakan. Cara mengisinya :

Kran ditutup kemudian larutan dimasukkan dari bagian atas menggunakan

corong gelas. Jangan mengisi buret dengan posisi bagian atasnya lebih

Page 14: Laporan Lengkap Praktikum i Kimia i Kel. b7

tinggi dari mata kita. Turunkan buret dan statifnya ke lantai agar jika ada

larutan yang tumpah dari corong tidak terpercik ke mata. Jangan sampai

ada gelembung yang tertinggal di bagian bawah buret. Jika sudah tidak ada

gelembung, tutup kran. Selanjutnya isi buret hingga melebihi skala nol,

lalu buka kran sedikit untuk mengatur cairan agar tepat pada skala nol.

4. Cara menggunakan neraca analitis

Nolkan terlebih dulu neraca tersebut

Letakkan zat yang akan ditimbang pada bagian timbangan

Baca nilai yang tertera pada layar monitor neraca

Setelah digunakan, nolkan kembali neraca tersebut

5. Cara menghirup bau zat

Ingat : Jangan pernah menghirup gas atau uap senyawa secara langsung!

Gunakan tangan dengan mengibaskan bau sedikit sampel gas ke hidung.

Page 15: Laporan Lengkap Praktikum i Kimia i Kel. b7

IV. ALAT DAN BAHAN

a. Alat

No. Nama Alat

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

Labu Ukur

Pipet Tetes

Pipet Volume

Labu Erlenmeyer

Gelas Ukur

Gelas Kimia

Pipet Ukur

Tabung Reaksi

Pengaduk Kaca

Tripot ( Kaki Tiga )

Kasa Asbes

Pembakar Spiritus

Buret

Statif

Klem

Penjepit Tabung Reaksi

Page 16: Laporan Lengkap Praktikum i Kimia i Kel. b7

b. Bahan

No. Nama Bahan

1

2.

3.

NaOH Padat 0,2 gr

Aquades

Larutan HCL Pekat 0,5 M

V. PROSEDUR KERJA

A. Percobaan Pertama : Membuat Larutan NaOH 0,2 M

a. Alat

No. Nama Alat

1.

2.

3.

4.

5.

Gelas Ukur

Labu Ukur

Neraca Analitik

Batang Pengukur

Pipet Tetes

b. Bahan

No. Nama Bahan

1.

2.

NaOH Padat 0,2 gram

Larutan Aquadest

Page 17: Laporan Lengkap Praktikum i Kimia i Kel. b7

Perhitungan dalam percobaan :

M NaOH = M x V (liter) x Mr NaOH

= 0,2 gram x 0,25 liter x 40

= 0,2 gram

Langkah – langkah dalam melakukan percobaan :

1. Massa padatan NaOH dihitung sesuai percobaan.

2. Massa NaOH ditimbang sejumlah 0,2 gram dengan menggunakan neraca

analitik.

3. Padatan NaOH dilarutkan dengan menggunakan aquadest secukupnya.

4. Larutan tersebut dipindahkan ke dalam labu ukur, kemudian tambahkan

aquadest hingga mencapai batas yang ditentukan.

5. Larutan yang berda didalam labu ukur tersebut ditutup dan dikocok hingga

tercampur merata.

6. Larutan tersebut diberi label NaOH 0,2 M.

B. Percobaan kedua :

Membuat Larutan HCL 0,1 M dari Larutan HCL Pekat

a. Alat

No. Nama Alat

1.

2.

3.

4.

Labu Ukur

Pipet tetes

Pipet Volume

Gelas Ukur

Page 18: Laporan Lengkap Praktikum i Kimia i Kel. b7

b. Bahan

No. Nama Bahan

1.

2.

Larutan HCL pekat 0,5 M

Sebanyak 50 ml.

Larutan Aquadest

Perhitungan dalam percobaan :

V pekat x M pekat = V encer x M encer

V pekat x 0,5 = 50 ml x 0,1

V pekat = 50 ml x 0,1 0,5

V pekat = 10 ml

Langkah – langkah dalam melakukan percobaan :

1. Larutan HCL 0,5 M diambil sebanyak 10 ml menggunakan pipet

Volume.

2. Larutan HCL dipindahkan kedalam labu ukur dari pipet volume.

3. Larutan Aquadest ditambahkan kedalam larutan yang terdapat

didalam labu ukur sampai batas yang ditentukan.

4. Labu ukur ditutup dan dikocok hingga tercampur merata.

5. Labu ukur diberi label HCL 0,1 M.

Page 19: Laporan Lengkap Praktikum i Kimia i Kel. b7

VI. DATA HASIL PENGAMATAN

No. Nama Alat Laboratorium Kegunaan Alat

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

Labu Ukur

Pipet Tetes

Pipet Volume

Labu Erlenmeyer

Gelas Ukur

Gelas Kimia

Corong Pisah

Pipet Ukur

Tabung Reaksi

Rak Tabung Reaksi

Penjepit Tabung Reaksi

Pengaduk Kaca

Kaki Tiga (Tripot)

Kasa Asbes

Pembakar Spritus

Buret

Statif

Klem

Untuk mengecerkan/membuat larutan secara tepat.

Untuk mengambil cairan dalam tetesan kecil.

Untuk mengukur volume secara tepat.

Untuk wadah melakukan titrasi.

Untuk mengukur takaran benda cair.

Untuk mengaduk, mencampur dan memanaskan cairan.

Untuk memisahkan larutan yang berbeda, contohnya

minyak dan air.

Untuk mengambil larutan dengan larutan tertentu.

Sebagai tempat untuk mereaksikan zat-zat kimia di

dalam laboratorium.

Sebagai tempat untuk menaruh tabung reaksi.

Untuk menjepit tabung reaksi saat dipanaskan.

Untuk mengaduk campuran agar merata.

Sebagai tungku untuk wadah pada saat reaksi

pembakaran.

Sebagai alas pada saat reaksi pembakaran.

Sebagai tempat untuk membakar spiritus

Untuk meneteskan sejumlah reagen cair dalam reaksi

titrasi.

Besi penahan klem.

Sebagai penjepit buret pada reaksi titrasi.

Page 20: Laporan Lengkap Praktikum i Kimia i Kel. b7

VII. PERHITUNGAN, PEMBAHASAN, JAWABAN PERTANYAAN

A. PERHITUNGAN

- Percobaan 1 : Membuat Larutan NaOH 0,2 M

Perhitungan dalam percobaan :

M NaOH = M x V (liter) x Mr NaOH

= 0,2 gram x 0,25 liter x 40

= 0,2 gram

- Percobaan 2 : Membuat Larutan HCL 0,1 M

dari Larutan HCL pekat

Perhitungan dalam percobaan :

V pekat x M pekat = V encer x M encer

V pekat x 0,5 = 50 ml x 0,1

V pekat = 50 ml x 0,1 0,5

V pekat = 10 ml

B. PEMBAHASAN

a. Percobaan ke-1.

Dalam membuat Larutan NaOH 0,2 M, kita harus menghitung massa

NaOH yang akan kita larutkan terlebih dahulu, yaitu dengan menggunakan

persamaan :M NaOH = M x V (liter) x Mr NaOH

Page 21: Laporan Lengkap Praktikum i Kimia i Kel. b7

b. Percobaan ke-2

Untuk membuat Larutan HCL 0,1 M dari larutan HCL pekat, langkah

pertama yang kita lakukan ialah dengan mencari volume HCL pekat yang

akan dilarutkan, yaitu dengan persamaan :

C. JAWABAN PERTANYAAN

Gambar alat-alat :

V pekat x M pekat = V encer x M

encer

Page 22: Laporan Lengkap Praktikum i Kimia i Kel. b7
Page 23: Laporan Lengkap Praktikum i Kimia i Kel. b7
Page 24: Laporan Lengkap Praktikum i Kimia i Kel. b7
Page 25: Laporan Lengkap Praktikum i Kimia i Kel. b7
Page 26: Laporan Lengkap Praktikum i Kimia i Kel. b7

VIII. KESIMPULAN

Di dalam Laboratorium kimia terdapat berbagai macam alat, mulai

dari alat yang sederhana, misalnya alat-alat gelas sampai pada alat yang

cukup rumit, seperti neraca analitik. hingga bahan-bahan kimia lainnya,

baik yang berupa zat padat maupun zat cair, yang dimana ke semuanya itu

dipergunakan untuk menunjang proses kegiatan praktikum.

Setelah melakukan kegiatan pratikum kita dapat mengetahui, bahwa

setiap alat-alat yang ada pada laboratorium kimia mempunyai jenis,

bentuk, fungsi dan cara penggunaan yang berbeda satu sama lain, sesuai

dengan kegunaan alat tersebut. Seperti contohnya pipet tetes yang

digunakan untuk mengambil cairan zat dalam tetesan kecil, walaupun

sama-sama pipet namun kegunaannya jelas berbeda dengan pipet ukur

yang digunakan untuk mengambil larutan dengan volume tertentu.

Page 27: Laporan Lengkap Praktikum i Kimia i Kel. b7

IX. DAFTAR PUSTAKA

Purba, Michael. 2007, Kimia untuk SMA XI, Penerbit Erlangga. Jakarta.

Harjadi, W., 1990, Ilmu Kimia Analitik Dasar, Penerbit PT. Gramedia,

Jakarta.

Ahmad, Hiskia, 1993, Penuntun Dasar-dasar praktikum kimia dasar.

Jakarta: DepdikBud.

Widjojo, Parjtar dkk. 1993. Panduan keterampilan Kerja Laboratorium.

FMIPA ITB.

Jurusan kimia FMIPA IPB, 2000, Penuntun Praktikum Kimia Dasar I,

Bogor.

Arsip E-learning. ”Dasar Teori Pengenalan Alat Laboratorium Kimia .”

http:// blog.elearning.unesa.ac.id// dasar - teori - pengenalan - alat -

laboratoriu m-kimia.html ( 8 Apr. 2012 )

X. LAMPIRAN

(Fotocopy laporan sementara terlampir)

Page 28: Laporan Lengkap Praktikum i Kimia i Kel. b7

LAMPIRAN

Page 29: Laporan Lengkap Praktikum i Kimia i Kel. b7
Page 30: Laporan Lengkap Praktikum i Kimia i Kel. b7
Page 31: Laporan Lengkap Praktikum i Kimia i Kel. b7