nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung...

of 110 /110
i NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER YANG TERKANDUNG DALAM BUKU MUHAMMAD AL-FATIH 1453 KARYA FELIX Y. SIAUW SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh PUTRA ARIEF PERDANA NIM 111 11 183 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2016

Author: vonhu

Post on 29-Jun-2019

227 views

Category:

Documents


6 download

Embed Size (px)

TRANSCRIPT

  • i

    NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER

    YANG TERKANDUNG DALAM BUKU MUHAMMAD

    AL-FATIH 1453 KARYA FELIX Y. SIAUW

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memperoleh Gelar

    Sarjana Pendidikan Islam

    Oleh

    PUTRA ARIEF PERDANA

    NIM 111 11 183

    JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

    2016

  • ii

  • iii

    NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER

    YANG TERKANDUNG DALAM BUKU MUHAMMAD

    AL-FATIH 1453 KARYA FELIX Y. SIAUW

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memperoleh Gelar

    Sarjana Pendidikan Islam

    Oleh

    PUTRA ARIEF PERDANA

    NIM 111 11 183

    JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

    2016

  • iv

  • v

  • vi

    MOTTO

    Yakinlah terhadap doamu,

    Allah akan mengabulkan doa yang dilandasi keyakinan

    Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan

    kesanggupannya(Q.S. Al-Baqarah 286)

  • vii

    PERSEMBAHAN

    Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmad dan hidayah-NYA

    saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik, dan karya ini saya

    persembahkan kepada:

    Ayahanda Khozin dan ibunda Siti Zakat Rodiah tercinta yang penuh

    kasih sayang dan tetesan air mata serta doa yang tulus nan suci

    dalam mendidik putranya ini. Ananda harapkan dapat terus

    menyongsong masa depan untuk menghadapi tantangan hidup, rasa

    terima kasih tidak dapat ananda ucapkan walaupun dengan kata-kata

    yang paling manis sekalipun.

    Kepada orangtua saya yang kedua, kakak-kakakku. Terima kasih

    banyak selama ini telah setia menemaniku dengan iringan doa yang

    tulus nan suci, memberikan semangat kepadaku dalam

    menyelesaikan skripsi dari awal sampai akhir.

    Adik-adikku Ananda Putri Sabilla dan Putri Ayu Firnanda, terima

    kasih atas motivasinya selama ini.

    Teruntuk teman-teman PAI E Exclusive angakatan 2011 khususnya

    sahabat-sahabatku yang selalu membantu, berbagi keceriaan dan

    melewati setiap suka dan duka selama kuliah, terimakasih banyak

    atas dukungan dan kebersamaannya.

  • viii

    KATA PENGANTAR

    Alhamdulillah puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah

    SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat

    menyelesaikan skripsi dengan judul Nilai-nilai Pendidikan karakter yang

    terkandung dalam buku Muhammad Al-Fatih 1453 karya Felix Y. Siauw.

    Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi

    Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan seluruh umat yang mencintainya.

    Ucapan terima kasih tidak lupa penulis sampaikan kepada berbagai pihak

    yang telah memberikan motivasi, bimbingan, arahan dan bantuan dalam

    menyelesaikan skripsi ini, khususnya kepada:

    1. Bapak Dr. H. Rahmat Haryadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.

    2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.

    3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag selaku Ketua Jurusan PAI.

    4. Bapak Achmad Maimun, M.Ag. selaku pembimbing yang telah mengarahkan,

    membimbing, memberikan petunjuk dan meluangkan waktunya dalam

    penulisan skripsi ini.

    5. Ibu Dra. Urifatun Anis, M.Pd.I selaku dosen pembimbing akademik yang

    membantu penulis selama menuntut ilmu di IAIN Salatiga.

    6. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, bagian

    akademik dan staf perpustakaan yang telah memberikan layanan serta bantuan

    kepada penulis.

  • ix

  • x

    ABSTRAK

    Perdana, Putra Arief. 2016. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Yang Terkandung

    Dalam Buku Muhammad Al-Fatih 1453 Karya Felix Y. Siauw. Skripsi.

    Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

    Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Achmad Maimun,

    M.Ag.

    Kata kunci: Nilai-nilai Pendidikan Karakter, Buku Muhammad Al-Fatih 1453.

    Dengan modal keadaan sosial budaya dan kekayaan yang dimiliki

    Indonesia dapat hidup dengan makmur tanpa harus ada kejahatan, korupsi hingga

    tawuran antar pelajar, sikap anak yang kurang menghormati orang tua dan kasus-

    kasus lainnya. Berangkat dari berbagai persoalan di atas, sudah saatnya sistem

    pendidikan di Indonesia dibenahi tanpa meninggalkan jati diri dari bangsa

    Indonesia. Salah satunya adalah dengan pendidikan karakter

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan karakter

    dalam buku Muhammad Al-Fatih 1453 karya Felix Y. Siauw. Pertanyaan utama

    yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah: 1. Apa sajakah nilai-nilai

    pendidikan karakter yang terkandung pada buku Muhammad Al-Fatih 1453 karya

    Felix Y. Siauw 2. Bagaimana relevansi nilai-nilai pendidikan karakter yang

    terkandung pada buku Muhammad Al-Fatih 1453 karya Felix Y. Siauw dengan

    praktik pendidikan karakter masa kini.

    Kajian skripsi ini adalah penelitian kepustakaan (library research).

    Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan pragmatik.

    Dalam pengumpulan datanya menggunakan metode deskriptif, analisis data

    yang digunakan dalam skripsi ini adalah analisis isi (content analysis).

    Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Nilai-nilai Pendidikan

    Karakter yang terkandung dalam buku Muhammad Al-Fatih 1453 karya Felix Y.

    Siauw diantaranya: nilai pendidikan karakter dalam hubungannya dengan Tuhan

    Yang Maha Esa (religius), nilai pendidikan karakter dalam hubungannya dengan

    diri sendiri (jujur, tanggung jawab, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, rasa

    ingin tahu, dan gemar membaca), nilai pendidikan karakter dalam hubungannya

    dengan sesama (menghargai prestasi, demokratis, peduli sosial, dan bersahabat),

    nilai pendidikan karakter dalam hubungannya dengan lingkungan (peduli

    lingkungan dan toleransi), nilai pendidikan karakter dalam hubungannya dengan

    kebangsaan (semangat kebangsaan, cinta tanah air, dan cinta damai). (2)

    Relevansi nilai-nilai pendidikan karakter dengan praktik pendidikan karakter masa

    kini adalah mempunyai peran yang sangat penting bagi kehidupan, saat ini kita

    dihadapkan dengan kehidupan yang terus menerus berkembang sesuai

    perkembangan zaman. Lingkungan sangat berpengaruh besar terhadap

    terbentuknya karakter seseorang.

  • xi

    DAFTAR ISI

    SAMPUL .............................................................................................................. i

    LEMBAR BERLOGO ......................................................................................... ii

    JUDUL ................................................................................................................. iii

    PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................................... iv

    PENGESAHAN KELULUSAN ......................................................................... v

    PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .......................................................... vi

    MOTTO ........................................ ..................................................................... vii

    PERSEMBAHAN .............................................................................................. viii

    KATA PENGANTAR ......................................................................................... ix

    ABSTRAK ........................................................................................................... xi

    DAFTAR ISI ....................................................................................................... xii

    DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah ................................................................................ 3

    C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 4

    D. Kegunaan Penelitian ............................................................................ 4

    E. Kajian Pustaka ...................................................................................... 5

    F. Metode Penelitian ................................................................................. 7

    1. Jenis dan pendekatan penelitian ....................................................... 9

    2. Metode pengumpulan Data .............................................................. 8

  • xii

    3. Sumber Data ................................................................................... 10

    4. Metode Analisis Data ..................................................................... 10

    G. Penegasan Istilah ................................................................................ 11

    H. Sistematika Penulisan ........................................................................ 13

    BAB II BIOGRAFI PENULIS DAN ANATOMI BUKU

    MUHAMMAD AL-FATIH 1453

    A. Biografi penulis ................................................................................. 16

    1. Latar belakang penulis .................................................................. 16

    2. Karya-karya penulis ...................................................................... 21

    3. Tujuan penulisan buku .................................................................. 23

    B. Anatomi buku Muhammad Al-Fatih 1453 ......................................... 24

    C. Sinopsis Buku Muhammad Al-Fatih 1453 .......................................... 26

    BAB III PENDIDIKAN KARAKTER

    A. Deskripsi Pendidikan Karakter............................................................. 35

    B. Tujuan Pendidikan Karakter................................................................. 37

    C. Fungsi Pendidikan Karakter................................................................. 38

    D. Media Pendidikan Karakter.................................................................. 38

    E. Macam-macam Pendidikan Karakter................................................... 39

    1. Nilai-nilai pendidikan karakter dalam hubunganya dengan Tuhan

    Yang Maha Esa ............................................................................... 40

    2. Nilai-nilai pendidikan karakter dalam hubunganya dengan diri

    sendiri .............................................................................................. 41

  • xiii

    3. Nilai-nilai pendidikan karakter dalam hubunganya dengan sesama.46

    4. Nilai-nilai pendidikan karakter dalam Hubunganya dengan

    lingkungan ....................................................................................... 48

    5. Nilai-nilai pendidikan karakter dalam hubunganya dengan

    kebangsaan ...................................................................................... 49

    BAB IV NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU

    MUHAMMAD AL-FATIH 1453

    A. pendidikan karakter dalam buku Muhammad Al-Fatih 1453 .............. 51

    B. relevansi nilai-nilai pendidikan karakter dalam buku Muhammad Al-

    Fatih 1453 dengan praktek pendidikan karakter masa kini ................ 76

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan ........................................................................................ 81

    B. Saran .................................................................................................. 83

    C. Kritik .................................................................................................... 84

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 86

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

  • xiv

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Surat Tugas Pembimbing Skripsi

    Lampiran 2 Daftar Nilai SKK

    Lampiran 3 Lembar Bimbingan Skripsi

    Lampiran 4 Riwayat Hidup Penulis

    Lampiran 5 Cover Buku Muhammad Al-Fatih 1453 Karya Felix Y. Siauw

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Pendidikan dalam sejarah peradaban manusia adalah komponen

    penting yang erat dan tidak terpisahkan dari perjalanan hidup manusia.

    Kualitas sebuah bangsa dan peradaban ditentukan oleh kualitas

    pendidikannya. Ia menjadi bagian penting sebab dengan pendidikan, manusia

    mampu mengembangkan nalar berfikirnya sekaligus meningkatkan taraf

    hidup dan kemampuan teknis atau pun non-teknis lainnya.

    Melihat kenyataan yang ada dalam kehidupan sekarang, banyak kasus-

    kasus yang menunjukkan menurunnya moral bangsa. Dengan modal keadaan

    sosial budaya dan kekayaan yang dimiliki Indonesia dapat hidup dengan

    makmur tanpa harus ada kejahatan, korupsi hingga tawuran antar pelajar,

    sikap anak yang kurang menghormati orang tua dan kasus-kasus lainnya.

    Berangkat dari berbagai persoalan di atas, sudah saatnya sistem

    pendidikan di Indonesia dibenahi tanpa meninggalkan jati diri dari bangsa

    Indonesia. Salah satunya adalah dengan pendidikan karakter, diharapkan

    pendidikan karakter tersebut mampu mengantarkan peserta didik menjadi

    pribadi yang lebih baik dan berakhlakul karimah dengan cara menyelipkan

    nilai-nilai karakter dalam proses pembelajaran.

    Salah satu contoh produk budaya yang dapat digunakan untuk

    menanamkan nilai pendidikan karakter adalah karya sastra. Karya sastra

  • 2

    merupakan karya seni yang dituntut mampu menciptakan hiburan dan

    pelajaran. Seperti halnya dalam buku Muhammad Al-Fatih 1453 di dalamnya

    berisi tentang sejarah salah seorang pahlawan Islam yang bernama

    Muhammad Al-Fatih ketika menaklukkan kota Konstantinopel dengan latar

    kejadian pada tahun 1453 M. Buku ini menyuguhkan kata-kata yang inspiratif

    dengan banyak hikmah dan pelajaran. Buku ini ditulis karena kesedihan

    penulis melihat buku-buku sejarah atau biografi kaum Muslim sangat minim.

    Hal ini menunjukkan bahwa karya sastra dapat mengkombinasikan sisi

    pendidikan atau pengajaran dengan hiburan.

    Untuk mengoptimalkan penanaman nilai-nilai pendidikan, khususnya

    nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam sebuah buku, di sini

    penulis mendiskripsikan teks-teks dari buku Muhammad Al-Fatih 1453. Buku

    ini termasuk buku sejarah yang ditulis secara sistematis, mengalir, mudah dan

    enak dibaca dengan isi dan argumen yang sangat inspiratif dan penuh dengan

    nilai-nilai pendidikan dan moral. Salah satu contohnya yaitu pada bagian

    cerita The Secret of Victory Menceritakan kisah yang mengandung nilai

    religius, toleransi, dan tanggung jawab dalam menghadapi kesulitan dan

    kesempitan. Seperti terdapat dalam penggalan berikut:

    Jika penaklukan kota Konstantinopel sukses maka sabda Rasulullah

    SAW telah menjadi kenyataan dan salah satu mukjizatnya telah

    terbukti. Kita akan mendapatkan bagian apa yang telah menjadi janji

    hadist ini, berupa kemuliaan dan penghargaan. Oleh karena itu,

    sampaikanlah kepada para pasukan satu persatu bahwa kemenangan

    besar yang akan kita capai ini akan menambah ketinggian dan

    kemuliaan Islam. Untuk itu, wajib bagi setiap pasukan menjadikan

    syariat selalu di depan matanya dan jangan sampai ada di antara

    mereka yang melanggar syariat yang mulia ini. Hendaknya mereka

    tidak mengusik tempat-tempat peribadatan dan gereja-gereja.

  • 3

    Hendaknya mereka jangan mengganggu para pendeta dan orang-

    orang lemah tak berdaya yang tidak ikut terjun dalam pertempuran.

    (Siauw, 2013:239)

    Pada penggalan cerita di atas, pembaca diajak untuk meneladani sikap

    selalu ingat Allah dalam situasi apapun, mendidik diri untuk bersikap disiplin

    dan tanggung jawab serta mencoba memahami bahwa semua yang terjadi atas

    kehendak Allah. Bahwasannya kemenangan bukan terletak pada kekuatan

    fisik, apalagi karena strategi perang, tetapi satu-satunya kunci kemenangan

    yaitu sikap religius dengan melakukan ketaatan kepada Allah dan menjauhi

    maksiat.

    Dengan melihat isi dari buku Muhammmad Al-Fatih 1453 yang

    mengandung banyak pelajaran di samping kelebihan dan kekurangannya,

    maka penulis mencoba mengangkatnya sebagai objek penelitian dengan judul

    NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER YANG TERKANDUNG

    DALAM BUKU MUHAMMAD AL-FATIH 1453 KARYA FELIX Y.

    SIAUW.

    B. Rumusan Masalah

    Rumusan masalah berisi penegasan mengenai pertanyaan-pertanyaan

    yang hendak dicarikan jawabannya melalui penelitian. Di dalamnya tercakup

    keseluruhan ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi

    dan pembatasan masalah (Maslikhah, 2013:302).

    Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Nilai-nilai pendidikan karakter apa saja yang terkandung dalam buku

    Muhammad Al-Fatih 1453 karya Felix Y. Siauw?

  • 4

    2. Bagaimana relevansi nilai-nilai pendidikan karakter dalam buku

    Muhammad Al-Fatih 1453 karya Felix Y. Siauw dengan praktik

    pendidikan karakter masa kini?

    C. Tujuan Penelitian

    Tujuan penelitian berisi gambaran yang khusus atau spesifik mengenai

    arah dari kegiatan kajian kepustakaan yang dilakukan, berupa keinginan

    realistis peneliti tentang hasil yang akan diperoleh. Tujuan penelitian harus

    mempunyai kaitan atau hubungan yang relevan dengan masalah yang akan

    diteliti (STAIN Salatiga, 2008:50-51).

    Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Untuk menemukan nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam

    buku Muhammad Al-Fatih 1453 karya Felix Y. Siauw.

    2. Untuk menemukan relevansi nilai-nilai pendidikan karakter dalam buku

    Muhammad Al-Fatih 1453 karya Felix Y. Siauw dengan praktik

    pendidikan karakter masa kini.

    D. Kegunaan Penelitian

    1. Secara Teoritik

    Secara teoritik, penelitian ini diharapkan dapat memberikan

    kontribusi yang positif bagi dunia pendidikan pada umumnya dan

    khususnya bagi pengembangan nilai-nilai pendidikan baik pendidikan

    umum maupun pendidikan karakter melalui pemanfaatan karya sastra

    serta menambah wawasan tentang keberadaan karya sastra yang memuat

    tentang pendidikan karakter.

  • 5

    2. Secara Praktis

    Penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu yang berguna

    kepada masyarakat umum terutama para pendidik serta memberi masukan

    bagi masyarakat Muslim untuk lebih mengenal sejarah Islam, antara lain:

    a. Dapat menambah khazanah pengetahuan sejarah Islam.

    b. Dapat memotivasi umat Islam untuk meniru dan meneladani semangat

    perjuangan Muhammad Al-Fatih.

    c. Memberikan tauladan pendidikan karakter melalui buku sejarah.

    E. Kajian Pustaka

    Kajian pustaka sangat berguna bagi pembahasan skripsi ini. Untuk

    mengkaji skripsi ini, peneliti melakukan kajian pustaka terhadap penelitian-

    penelitian sebelumnya. Diantaranya adalah sebagai berikut:

    Pertama, skripsi yang berjudul Nilai-Nilai Pendidikan Karakter

    Dalam Kegiatan Ekstra Kurikuler Siswa Di Man Salatiga Tahun 2013 yang

    ditulis oleh Syarif Anam Muhammad, Jurusan Tarbiyah Program Studi

    Pendidikan Agama Islam, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)

    Salatiga 2013. Skripsi ini mengkaji tentang pendidikan karakter yang

    terkandung dalam kegiatan ekstra kurikuler siswa di Man Salatiga. Skripsi ini

    menganalisis tentang ektra kurikuler siswa Man Salatiga yang mengandung

    nilai-nilai pendidikan karakter. Adapun persamaan skripsi tersebut dengan

    skripsi penulis adalah terletak pada objek penelitian yaitu sama-sama

    mengkaji tentang pendidikan karakter. Sedangkan berbedaanya terletak pada

  • 6

    subjek penelitian, penulis mengkaji buku Muhammad Al-Fatih 1453 karya

    Felix Y. Siauw.

    Kedua, skripsi yang berjudul Penerapan Pendidikan Karakter Di

    SMPIT Nurul Islam Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2011/ 2012 yang

    ditulis oleh Wahid Tri Mustofa, Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan

    Agama Islam, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga 2012.

    Skripsi ini meneliti tentang upaya untuk mengetahui sejauh mana aplikasi

    penerapan pendidikan karakter di salah satu sekolah menengah yaitu SMPIT

    Nurul Islam Tengaran kabupaten Semarang yang diterapkan melalui

    lingkungan sekolah dan mahad, Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dan

    kegiatan ekstra kurikuler serta melalui program-program reguler mahad

    dengan sebaran nilai karakter yang merata di keempat ruang lingkup

    pendidikan karakter yang meliputi olah hati, olah pikir, olah rasa dan olah

    raga. Adapun persamaan skripsi tersebut dengan skripsi penulis adalah

    terletak pada objek penelitian yaitu sama-sama mengkaji tentang pendidikan

    karakter. Sedangkan perbedaanya terletak pada subjek penelitian, penulis

    mengkaji buku Muhammad Al-Fatih 1453 karya Felix Y. Siauw.

    Ketiga, skripsi yang berjudul Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam

    Novel chairul Tanjung Si Anak Singkong dan Relevansinya dengan Mata

    Pelajaran Aqidah Akhlak pada Tingkat MI yang ditulis oleh Ning Kharah

    Nugrahani, Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Guru Madrasah

    Ibtidaiyah, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2013. Skripsi ini meneliti tentang

    pendidikan karakter apa saja yang ada dalam novel Chairul Tanjung dan

  • 7

    bagaimana relevansinya dengan mata pelajaran Aqidah Akhlak pada tingkat

    MI. Adapun persamaan dari skripsi tersebut dengan skripsi penulis adalah

    terletak pada objek penelitian yaitu tentang pendidikan karakter yang

    terkandung dalam buku atau novel. Sementara perbedaanya terdapan dalam

    subjek penelitian, penulis menggunakan buku Muhammad Al-Fatih 1453

    karya Felix y. Siauw.

    Keempat, skripsi yang berjudul Nilai-nilai pendidikan Karakter Dalam

    Novel Hafalan Shalat Delisa karya Tere- Liye dan Relevansinya dengan

    Pembelajaran Fiqih di MI yang ditulis oleh Siti Saadatul Mujahidah, program

    studi pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Universitas Islam Negeri Sunan

    Kalijaga Yogyakarta 2013. Skripsi ini meneliti tentang pendidikan karakter

    apa saja yang terkandung dalam Novel Hafalan Shalat Delisa dan

    Relevansinya dengan Pembelajaran Fiqih di MI. Adapun persamaan dalam

    skripsi tersebut dengan skripsi penulis yaitu sama-sama meneliti tentang

    kandungan nilai karakter dalam sebuah buku atau novel. Sementara

    perbedaanya terletak pada subjek penelitian yang penulis gunakan yaitu buku

    Muhammad Al-Fatih karya Felix Y, Siauw.

    F. Metode Penelitian

    1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

    a. Jenis penelitian dari skripsi ini adalah studi pustaka (library research),

    studi kepustakaan dapat diartikan sebagai suatu langkah untuk

    memperoleh informasi dari penelitian terdahulu yang harus

    dikerjakan. Muh. Nazir (1998: 112) juga menyebutkan bahwa studi

  • 8

    kepustakaan merupakan langkah yang penting di mana setelah seorang

    peneliti menetapkan topik peneliti, sumber-sumber kepustakaan dapat

    diperoleh dari: buku, jurnal, majalah, hasil-hasil penelitian (tesis dan

    disertasi), dan sumber-sumber lainya yang sesuai (internet, koran dll).

    Bila telah diperoleh kepustakaan yang relevan, maka segera untuk

    disusun secara teratur untuk dipergunakan dalam penelitian (Syukur,

    2014: 59-60).

    b. Jenis Pendekatan. Menurut Abram (2006:76) ada empat macam

    pendekatan terhadap karya sastra yaitu terdiri dari: Pertama,

    pendekatan mimetik yaitu pendekatan yang dalam mengkaji sastra

    berupaya memahami karya sastra dengan realitas dan kenyataan.

    Kedua, pendekatan ekspresif adalah pendekatan yang dalam

    memandang dan mengkaji karya sastra memfokuskan perhatiannya

    pada sastrawan selaku pencipta karya sastra. Ketiga, pendekatan

    pragmatik adalah pendekatan yang memandang karya sastra sebagai

    sarana untuk menyampaikan tujuan tertentu kepada pembaca.

    Keempat, pendekatan obyektif adalah pendekatan yang memfokuskan

    kepada karya sastra itu sendiri. Keempat pendekatan tersebut

    kemudian mengalami perkembangan hingga muncul berbagai

    pendekatan seperti pendekatan struktural, semiotik, sosiologi sastra,

    resepsi sastra, psikologi sastra, dan moral. Pendekatan yang akan

    digunakan penulis adalah pendekatan pragmatik. Karya sastra yang

  • 9

    berorientasi pragmatik banyak mengandung aspek guna (usefull) dan

    nilai karya bagi penikmatnya.

    2. Metode Pengumpulan Data

    Metode pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan

    oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Metode pengumpulan data yang

    penulis gunakan adalah metode deskriptif yaitu suatu yang diupayakan

    untuk mencandra atau mengamati permasalahan secara sistematis dan

    akurat mengenai fakta dan sifat objek tertentu. Metode deskriptif

    ditujukan untuk memaparkan dan menggambarkan dan memetakan fakta-

    fakta berdasarkan cara pandang atau kerangka berpikir tertentu. Metode

    ini berusaha menggambarkan dan menginterpretasi apa yang ada atau

    mengenai kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang sedang

    berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang

    terjadi, atau kecenderungan yang tengah berkembang (Mahmud,

    2011:100-101)

    Ada beberapa hal yang dipandang sebagai ciri pokok metode

    deskriptif, yaitu data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan,

    dan kemudian dianalisis. Pada metode deskriptif ini, proses deskripsi dan

    analisis mendapat tempat yang sangat penting. Sebuah deskripsi

    dipandang sebagai represenasi objektif dari permasalahan yang diselidiki,

    sedangkan analisis deskriptif dipandang sebagai penjelasan ilmiah yang

    menggunakan cara berpikir, cara pengupasan, dengan referensi, dan titik

    tolak teori tertentu.

  • 10

    3. Sumber Data

    Sumber data adalah subjek tempat asal data dapat diperoleh, dapat

    berupa bahan pustaka, atau orang. (Mahmud, 2011:151)

    Dalam penulisan skripsi ini, sumber data yang digunakan adalah

    sumber data yang relevan dengan pembahasan skripsi. Adapun sumber

    data terdiri dari dua macam yaitu:

    a. Sumber Data Primer, merupakan sumber data utama yang digunakan

    dalam penelitian ini, yaitu buku Muhammad Al-Fatih 1453karya

    Felix Y. Siauw

    b. Sumber Data Sekunder, buku Muhammad Al-Fatih sang penakluk

    karya Dr. Ali Muhammad Ash-Shalabi, buku Muhammad Al-Fatih

    penakluk Konstantinopel karya Syaikh Ramzi Al-Munyami, buku

    Pendidikan Karakter karya Heri Gunawan, dan buku Pendidikan

    Karakter berbasis Agama dan Budaya karya Dr. Haedar Nashir.

    4. Metode Analisis Data

    Analisis data yang penulis gunakan adalah analisis isi (content

    analysis). Ricard Budd (1967) mengemukakan bahwa analisis isi adalah

    teknik sistematis untuk menganalisis isi pesan dan mengolah pesan.

    Dengan menggunakan analisis isi, akan diperoleh suatu hasil atau

    pemahaman terhadap berbagai isi pesan yang disampaikan oleh media

    massa, kitab suci, atau sumber informasi lain secara objektif, sistematis,

    dan relevan (Mahmud, 2011:104-105)

  • 11

    G. Penegasan Istilah

    Untuk menghindari kesalahpahaman penafsiran terhadap judul

    penelitian di atas, maka penulis menjelaskan dari berbagai istilah pokok yang

    terkandung dalam judul tersebut, diantaranya sebagai berikut:

    1. Nilai

    Nilai (value/qimah) dalam pandangan Brubacher tak terbatas ruang

    lingkupnya. Nilai tersebut sangat erat kaitannya dengan pengertian-

    pengertian dan aktivitas manusia yang kompleks, sehingga sulit

    ditentukan batasannya. Nilai itu praktis dan efektif dalam jiwa dan

    tindakan manusia dan melembaga secara objektif di dalam masyarakat

    (Muhaimin, 1993:109-110).

    Nilai dapat dikatakan sebagai harga atau kualitas yang melekat

    pada jiwa dan tindakan manusia. Dalam kehidupan seseorang tidak akan

    pernah terlepas dari nilai, baik nilai yang tersurat maupun yang tersirat.

    2. Karakter

    Karakter secara kebahasaan ialah sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau

    budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain, tabiat atau

    watak (Departemen Pendidikan Nasional, 1997:444).

    Karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri

    khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkungan

    keluarga, masyarakat bangsa, dan negara. Individu yang berkaraker baik

    adalah individu yang bisa membuat keputusan dan sikap

  • 12

    mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan yang ia buat

    (Darmayanti, 2014: 11).

    Karakter telah menjadi bahasa Indonesia, yang semula dari bahasa

    Inggris (character) dan lebih jauh lagi dari bahasa Yunani (charassein)

    yang artinya mengukir corak yang tetap dan tidak terhapuskan. Sehingga

    dalam makna terminologi, karakter atau watak merupakan perpaduan dari

    segala tabiat manusia yang bersifat tetap sehingga menjadi tanda khusus

    untuk membedakan orang satu dengan yang lain.

    3. Pendidikan Karakter

    Pendidikan karakter menurut Thomas Lickona (1991) adalah

    pendidikan untuk membentuk kepribadian seseorang melalui pendidikan

    budi pekerti, yang hasilnya terlihat dalam tindakan nyata seseorang, yaitu

    tingkah laku yang baik, jujur, bertanggung jawab, menghormati hak

    orang lain, kerja keras dan sebagainya.

    Lebih lanjut dijelaskan bahwa pendidikan karakter adalah segala

    sesuatu yang dilakukan guru, yang mampu mempengaruhi karakter

    peserta didik. Guru membantu membentuk watak peserta didik. Hal ini

    mencakup keteladanan bagaimana perilaku guru, cara guru berbicara atau

    menyampaikan materi, dan berbagai hal terkait lainya. (Gunawan,

    2014:23-24)

    4. Buku Muhammad Al-Fatih 1453

    Buku ini merupakan buku sejarah yang ditulis secara populer

    menceritakan tentang perjuangan Muhammad Al-Fatih dalam

  • 13

    menaklukkan benteng Konstantinopel. Jadi buku Muhammad Al-Ftih

    1453 adalah salah satu karya Felix Y. Siauw di antara berbagai karya

    lainya yang disusun sedemikian rupa sehingga bisa menjadi landasan

    dalam menginspirasi generasi selanjutnya.

    H. Sistematika Penulisan

    Sistematika penulisan skripsi terbagi dalam tiga bagian, yaitu bagian

    awal, bagian isi, dan bagian akhir. Bagian awal terdiri dari sampul, lembar

    berlogo, halaman judul, halaman persetujuan pembimbing, halaman

    pengesahan kelulusan, halaman pernyataan orisinalitas, halaman motto dan

    persembahan, halaman kata pengantar, halaman abstrak, halaman daftar isi,

    halaman daftar lampiran.

    Skripsi ini disusun dalam 5 bab, yang secara sistematis dapat

    dijabarkan sebagai berikut:

    BAB I PENDAHULUAN

    Dalam bab pendahuluan akan dibahas:

    A. Latar belakang masalah

    B. Rumusan Masalah

    C. Tujuan Penelitian

    D. Kegunaan Penelitian

    E. Kajian Pustaka

    F. Penegasan Istilah

    G. Metode penelitian

    1. Jenis dan pendekatan penelitian

  • 14

    2. Metode pengumpulan Data

    3. Sumber Data

    4. Metode Analisis Data

    H. Sistematika penulisan

    BAB II BIOGRAFI PENULIS DAN ANATOMI BUKU MUHAMMAD

    AL-FATIH 1453

    Dalam bab ini akan dibahas:

    A. Biografi penulis

    1. Latar belakang penulis

    2. Karya-karya penulis

    3. Tujuan penulisan buku

    B . Anatomi buku Muhammad Al-Fatih 1453

    C. Sinopsis buku Muhammad Al-Fatih 1453

    BAB III PENDIDIKAN KARAKTER

    Dalam bab ini akan dibahas:

    F. Deskripsi Pendidikan Karakter

    G. Tujuan Pendidikan Karakter

    H. Fungsi Pendidikan Karakter

    I. Media Pendidikan Karakter

    J. Macam-macam Pendidikan Karakter

    1. Nilai-nilai pendidikan karakter dalam hubunganya dengan

    Tuhan Yang Maha Esa

  • 15

    2. Nilai-nilai pendidikan karakter dalam hubunganya dengan

    diri sendiri

    3. Nilai-nilai pendidikan karakter dalam hubunganya dengan

    sesama

    4. Nilai-nilai pendidikan karakter dalam Hubunganya dengan

    lingkungan

    5. Nilai-nilai pendidikan karakter dalam hubunganya dengan

    kebangsaan

    BAB IV NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU

    MUHAMMAD AL-FATIH 1453

    Dalam bab ini akan dibahas:

    C. Pendidikan karakter dalam buku Muhammad Al-Fatih 1453

    D. relevansi nilai-nilai pendidikan karakter dalam buku Muhammad

    Al-Fatih 1453 dengan praktek pendidikan karakter masa kini

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan

    B. Saran

    C. Kritik

  • 16

    BAB II

    BIOGRAFI PENULIS

    ANATOMI BUKU MUHAMMAD AL-FATIH 1453

    A. Biografi Penulis

    1. Latar Belakang Penulis

    Biografi penulis dilihat dari dua sudut pandang, pertama konteks

    internal dan kedua konteks eksternal. Pertama konteks internal, nama Felix

    Yanwar Siauw adalah seorang etnis Tionghoa. Lahir di Palembang

    Sumatera Selatan pada tanggal 31 Januari 1984, seorang muallaf warga

    negara Indonesia yang beragama Islam. Jenjang pendidikan di SD

    Xaverius II Palembang 1989-1995, melanjutkan ke sekolah menengah

    pertama di SMP Xaverius Maria Palembang 1995-1998, dan SMA

    Xaverius 1 Palembang, setelah menyelesaikan pendidikan tingkat atas

    SMA Xaverius 1 Palembang pada 2001, penulis melanjutkan kuliah di

    Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor IPB. Felix siauw mulai

    mengenal Islam pada tahun 2002, saat masih berkuliah semester 3 di IPB.

    Awal masuk Islam saya menemukan bahwa, teori saya semua agama itu

    sama hancur sama sekali dengan adanya realitas baru yang saya dapatkan.

    Lewat pertemuan saya dengan seorang ustadz muda aktivis gerakan

    dawah Islam internasional, perkenalan saya dengan Al-Quran dimulai.

    Diskusi itu bermula dari perdebatan saya dengan seorang teman saya

    tentang kebenaran. Dia berpendapat bahwa kebenaran ada di dalam Al-

    Quran, sedangkan saya belum mendapatkan kebenaran. Sehingga

  • 17

    dipertemukanlah saya dengan ustadz muda ini untuk berdiskusi lebih

    lanjut, namanya Ustadz Fatih Karim.

    Setelah bertemu dan berkenalan dengan ustadz muda ini, saya lalu

    bercerita tentang pengalaman hidup saya termasuk ketiga pertanyaan hidup

    saya yang paling besar. Kami lalu berdiskusi dan mencapai suatu

    kesepakatan tentang adanya Tuhan pencipta alam semesta. Adanya Tuhan,

    atau Sang Pencipta memanglah sesuatu yang tidak bisa disangkal dan

    dinafikkan bila kita benar-benar memperhatikan sekeliling kita. Tapi saya

    lalu bertanya pada ustadz muda itu:

    Saya yakin Tuhan itu ada, dan saya berasal dari-Nya, tapi masalahnya

    ada 5 agama yang mengklaim mereka punya petunjuk bagi manusia untuk

    menjalani hidupnya. Yang manakah lalu yang bisa kita percaya?!.

    Ustadz muda itu berkata: Apapun diciptakan pasti mempunyai petunjuk

    tentang caranya bekerja. lalu dia menambahkan:

    Begitupun juga manusia, masalahnya, yang manakah kitab petunjuk

    yang paling benar dan bisa membuktikan diri kalau ia datang dari Sang

    Pencipta atau Tuhan yang Maha Kuasa. lalu diapun membacakan suatu

    ayat dalam al-Quran: Kitab (Al Quran) Ini tidak ada keraguan padanya;

    petunjuk bagi mereka yang bertaqwa (TQS al-Baqarah [2]:2).

    Ketika saya membaca ayat ini saya terpesona dengan ketegasan

    dan kejelasan serta ketinggian makna daripada kitab itu. Mengapa penulis

    kitab itu berani menuliskan seperti itu?. Seolah membaca pikiran saya,

    ustadz itu melanjutkan:

    kata-kata ini adalah hal yang sangat wajar bila penulisnya bukanlah

    manusia, ciptaan yang terbatas, Melainkan Pencipta. Not creation but The

    Creator. Bahkan al-Quran menantang manusia untuk mendatangkan

    yang semacamnya.

  • 18

    Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al-Quran yang kami

    wahyukan kepada hamba kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja)

    yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah,

    jika kamu orang-orang yang benar (TQS al-Baqarah [2]: 23).

    Waktu itu saya membeku, pikiran saya bergejolak, seolah seperti jerami

    kering yang terbakar api. Dalam hati saya berkata, Mungkin inilah

    kebenaran yang selama ini saya cari!.

    Tetapi waktu itu ada beberapa keraguan yang menyelimuti diri

    saya, belum mau mengakui bahwa memang Al-Quran adalah suatu kitab

    yang sangat istimewa, yang tiada seorangpun yang bisa mendatangkan

    yang semacamnya. Lalu saya bertanya lagi:

    Lalu mengapa agama yang sedemikian hebat malah terpuruk, menjadi

    pesakitan, hina dan menghinakan dirinya sendiri?.

    Dengan tersenyum dan penuh ketenangan ustadz muda itu menjawab:

    Islam tidak sama dengan Muslim. Islam sempurna, mulia dan tinggi,

    tidak ada satupun yang tidak bisa dijelaskan dan dijawab dalam Islam.

    Muslim akan mulia, tinggi juga hebat. Dengan satu syarat, mereka

    mengambil Islam secara kaffah (sempurna) dalam kehidupan mereka

    Jadi maksud ustadz, Muslim yang sekarang tidak atau belum

    menerapkan Islam secara sempurna? sata menyimpulkan. Ya, itulah

    kenyataan yang bisa anda lihat tegas ustadz muda itu.

    Lalu saya dijelaskan panjang lebar tentang maksud bahwa Islam

    berbeda dengan Muslim. Penjelasan itu sangat luar biasa, dia lalu

    menjelaskan dan memperlihatkan bagaimana sistem Islam kaffah bekerja.

    Konsep-konsep Islam yang belum pernah saya dengar sama sekali sampai

    saat itu, bagaimana Islam mengatur pemerintahan seperti Islam mengatur

    pernikaham bagaimana Islam mengatur ekonomi sebagaimana ia mengatur

    ibadah ritual, sesuatu yang tersembunyi (atau sengaja disembunyikan) dari

  • 19

    Islam selama ini. Saat itu saya sadar betul kelebihan dan kebenaran Islam.

    Hanya saja selama ini saya membenci Islam karena saya hanya melihat

    Muslimnya bukan Islam. Hanya melihat sebagian dari Islam bukan

    keseluruhan.

    Akhirnya ketiga pertanyaan besar saya selama ini terjawab dengan

    sempurna. Bahwa saya berasal dari Sang Pencipta dan itu adalah Allah

    SWT. Saya hidup untuk beribadah (secara luas) kepada-Nya karena itulah

    perintah-Nya yang tertulis di dalam Al-Quran. Al-Quran dijamin datang

    dari-Nya karena tak ada seorangpun manusia yang mampu mendatangkan

    yang semacamnya. Setelah hidup ini berakhir, kepada Allah saya akan

    kembali dan membawa perbuatan ibadah saya selama hidup dan

    dipertanggungjawabkan kepada-Nya sesuai dengan aturan yang diturunkan

    oleh Allah. Setelah yakin dan memastikan untuk jujur pada hasil

    pemikiran saya. Saya memutuskan, Baik, kalau begitu saya akan masuk

    Islam

    Alhamdulillah, pada 2006, penulis menggenapkan sebagian

    agamanya dengan menikahi wanita yang taat dan sabar dalam agamanya,

    Iin, yang dianugerahi darinya tiga buah hati yang insyaAllah menjadi

    mujahid di jalan-Nya, Alila Shaffiya Asy-Syarifah, lalu Shifr Muhammad

    Al-Fatih 1453 dan Ghazi Muhammad Al-Fatih 1453. Berprofesi sebagai

    Marketing Manager di perusahaan agrokimia, PT. Biotis Agrindo.

  • 20

    Kedua konteks eksternal, pada awalnya Ustadz Felix lahir dan

    tumbuh dewasa di lingkungan Non-Muslim. Saya tahu, saya akan

    menemui banyak sekali tantangan ketika saya memutuskan hal ini.

    Mengetahui anaknya masuk Islam, sudah pasti kedua orang tua Felix syok

    dan marah. Namun, kemarahan keduanya hanya ditunjukkan dalam

    bentuk rasa kekecewaan. Kalau sampai pada pengusiran memang tidak

    terjadi seperti yang dialami mualaf lainnya. Rasa kecewa tersebut

    ditunjukkan oleh kedua orang tuanya dengan kata-kata pedas. Kamu ini

    kemasukan setan atau jin. Kamu itu seperti mutiara yang menceburkan

    diri ke dalam lumpur. Lalu saya katakan, Lumpurnya yang mana dan

    mutiaranya yang mana. Namun, dengan berbagai upaya yang Felix

    lakukan selama tiga tahun, kini kedua orang tuanya sudah bisa menerima

    pilihan hidupnya itu. Meski dalam beberapa hal, baik ayah maupun

    ibunya, masih belum bisa menerima perbedaan tersebut. Saya memiliki

    lingkungan yang tendensius kepada Islam dan saya yakin keputusan ini

    tidak akan membuat mereka senang. Tapi bagaimana lagi, apakah saya

    harus mempertahankan perasaan dan kebohongan dengan mengorbankan

    kebenaran yang saya cari selama ini.

    (http://sisiuk.com/2014/12/27/biodata-dan-biografi-singkat-ustadz-felix-

    siauw/) (Diakses pada Selasa, 16 Februari 2016, pukul 23:00)

    Felix Y. Siauw adalah seorang Islamic Inspirator. Program-

    programnya disusun sedemikian rupa sehingga membangkitkan nilai-nilai

    Ilahiah di dalam diri setiap individu sehingga mampu dan mau menjalani

    http://sisiuk.com/2014/12/27/biodata-dan-biografi-singkat-ustadz-felix-siauw/http://sisiuk.com/2014/12/27/biodata-dan-biografi-singkat-ustadz-felix-siauw/
  • 21

    hidup dan beraktivitas dengan mulia. Al-Quran dan As-Sunnah selalu

    menjadi landasannya dalam menginspirasi aktivitasnya maupun

    mengubah performa setiap individu yang mengikuti program-

    programnya. Aktif mendakwahkan dan memperjuangkan Islam di kampus

    IPB dan bergabung dalam Tim Dakwah Kampus BKIM IPB, Felix juga

    diamanahi menjadi ketua lembaga dakwah Fakultas Pertanian, Elsifa.

    Sekarang, Felix berkonsentrasi membangun generasi islami sebagai

    Islamic Inspirator. Secara aktif, dia mengisi kajian-kajian Islam di

    perkantoran, pesantren dan masjid. Alhamdulillah, Program-program

    penulis telah dibagikan hampir di seluruh Indonesia (Siauw, 2013:319).

    2. Karya-Karya Penulis

    Di bawah ini adalah beberapa buku-buku karya Felix Y. Siauw:

    a. Udah Putusin Aja

    Buku Udah Putusin Aja berisi tentang nasehat untuk para remaja

    untuk tidak menjalin hubungan (pacaran) jika memang belum saatnya

    membutuhkan pasangan hidup. Banyak hal yang diceritakan dalam

    buku ini seperti banyaknya akibat negatif jika berpacaran. Buku ini

    sangat sarat akan nasehat islami yang cocok untuk para remaja yang

    sekarang ini banyak yang salah langkah.

    b. Yuk Berhijab

    Buku ini memang sangat disarankan untuk dibaca bagi para

    wanita Muslim. Dalam buku ini banyak di tuliskan mengapa sebagai

    wanita Muslim harus mengunakan hijab. Pengunaan hijab bagi wanita

  • 22

    Muslim mempunyai banyak manfaat yang kadang banyak orang tidak

    mengetahuinya. Buku ini berisi nasehat-nasehat agar wanita Muslim

    selalu mengunakan hijab. Sama dengan buku karya Felix Siauw yang

    lain, buku ini juga memiliki bahasa yang enak di baca.

    c. Beyond The Inspiration

    Buku ini sangat memberi inspirasi kepada remaja Muslim untuk

    mengejar impian. Dalam buku ini diceritakan tentang kejayaan Islam

    yang pernah menguasai dunia. Dari sejarah yang sangat inspiratif

    tersebut Ustadz Felix Siauw ingin menyampaikannya kepada seluruh

    remaja Islam agar terus bersemangat untuk membangun kejayaan

    Islam seperti kejayaan yang dulu pernah di raih.

    d. Master Your Habits

    Seperti judulnya buku ini memang berisi tentang bagaimana

    seorang Muslim harusnya memiliki kepribadian yang islami. Banyak

    sekali orang Islam tapi tidak mengerti tentang kebiasaan yang baik. Di

    buku ini anda dapat belajar bagaiman bisa memulai membangun

    kebiasaan yang baik dan islami. Buku ini layak dibaca bagi orang

    yang inggin mengubah kebiasaan dari kebiasaan buruk menjadi

    kebiasaan baik. Buku ini sangat di sarankan di baca untuk semua

    orang yang ingin menjadi lebih baik dari sebelumnya.

    e. Muhammad Al-Fatih 1453

    Dalam buku ini bercerita tentang seorang tokoh Islam yang

    bernama Muhammad Al-Fatih, dia adalah pemuda yang bisa

  • 23

    membawa harum nama Islam. Nama besar dia juga masih diingat

    orang sampai saat ini. Buku ini becerita mengenai banyak petempuran

    dan Muhammad Al-Fatih adalah seorang pemuda yang bisa

    menguatkan kejayaan Islam. Maka dari itu buku ini bisa menjadi

    inspirasi agar semuanya dapat membawa nama besar Islam.

    (http://www.daftar.co/buku-felix-siauw/ 07:40, 28/1/2016)

    3. Tujuan Penulisan Buku

    Sekarang ini banyak sekali buku yang beredar di pasaran dengan

    berbagai genre yang diminati oleh masyarakat. Buku yang beredar

    sekarang ini banyak didominasi oleh penulis lama maupun baru yang

    mempunyai bakat dalam menulis. Felix Siauw atau orang banyak

    menyebutnya dengan Ustadz Felix juga merupakan penulis yang

    mempunyai bakat yang bagus. Banyak orang yang belum mengetahui

    siapa Felix Siauw dikarenakan dia memang jarang muncul ke publik.

    Sebagai penulis dia lebih banyak fokus ke dunia yang berbau islami.

    Sebagai seorang Ustadz dia juga inggin mengajarkan sesuatu kepada

    masyarakat umum. Dia tidak ingin bukunya hanya menjadi sebuah karya

    yang tidak bermakna, maka dari itu buku Felix Siauw juga banyak berisi

    nasehat yang baik.

    Buku karya Felix Siauw yang ada di pasaran memang memiliki

    nilai nasehat dan inspirasi yang bagus bagi yang membaca buku tersebut.

    Buku-buku karyanya juga simbol bahwa semua orang harus menyebarkan

    nasehat yang baik kepada yang lain, dan Ustadz Felix Siauw juga

    http://www.daftar.co/buku-felix-siauw/
  • 24

    menjalankan hal tersebut lewat bukunya. Memang buku karya dia sangat

    kental dengan nilai-nilai Islam, dia banyak mengambil intisari dari banyak

    sumber Islam seperti Al-Quran dan Hadist menjadi nasehat-nasehat yang

    sangat ringan akan tetapi memiliki nilai pembelajaran yang tinggi pada

    orang yang membaca buku karya sang Ustadz. Kaidah-kaidah Islam yang

    dia masukkan dibukunya memang sangat diharapkan mampu menjadi

    sebuah nasehat yang bisa disampaikan dengan mudah ke segala penjuru.

    Sebagai seorang Ustadz dia pasti mengetahui bahwa dengan

    menulis buku maka akan mempermudah dia menyampaikan nasehat dan

    motivasi islami yang baik kepada masyarakat, akan tetapi gaya menulis

    Ustadz Felix Siauw memang lebih condong untuk menarik pembaca usia

    remaja. Dia memilih remaja sebagai target karena sekarang ini moral

    remaja sangat turun jauh diakibatkan oleh banyak faktor. Maka dari itu

    harapan dia dengan buku tersebut dibaca oleh remaja akan membuat

    mereka mendapat nasehat yang baik dan sesuai dengan kaidah islami.

    Para remaja sekarang ini memang sudah seperti kehilangan nilai-nilai

    islami dikarenakan mungkin mereka kurang mendapatkan pembelajaran

    islami. (http://www.daftar.co/buku-felix-siauw/ 07:40, 28/1/2016)

    B. Anatomi buku Muhammad Al-Fatih 1453

    Konstantinopel adalah kota yang dijanjikan bagi kaum Muslim seperti

    telah diberitakan Rasulullah SAW beberapa abad sebelumnya. Menaklukkan

    Konstantinopel adalah kerinduan kaum Muslim yang untuk memperolehnya

    dibutuhkan lebih dari delapan abad. Membutuhkan usaha yang luar biasa

    http://www.daftar.co/buku-felix-siauw/
  • 25

    mengingat Konstantinopel adalah kota imperium terbesar di zamannya

    dengan pertahanan luar biasa kokoh. Gabungan keyakinan utuh seorang

    Muslim, kebulatan tekad, usaha keras tak kenal menyerah, strategi perang jitu

    dan kesabaranlah yang menjadikan seorang Muhammad Al Fatih berhasil

    menaklukkannya. 29 Mei 1453.

    Membaca buku setebal 318 halaman ini tak ubahnya seperti membaca

    sebuah novel yang menawan bahkan nyaris tak ingat bahwa sebenarnya buku

    ini adalah buku shiroh. Gaya bahasa runtut, mengalir serta penggambaran

    latar tempat dan waktu yang kuat sepanjang tujuh belas bab membuat

    pembaca seperti hanyut dalam setiap kisah yang diceritakan, mengikuti

    kejadian demi kejadian tanpa merasa bosan. Banyaknya ilustrasi yang ada

    pada buku bersampul kuning ini dan merujuk pada referensi yang sedemikian

    banyak seperti disebutkan dalam daftar pustaka menjadikan buku ini begitu

    kaya. Begitu indah.

    Sejarah pasti akan berulang. Belajarlah dari sejarah. Belajarlah dari

    kegigihan kaum Muslim menaklukkan Konstantinopel setelah berjuang

    beberapa abad, belajarlah dari keberanian kaum Muslim yang tak takut mati

    demi membela kehormatan agama, belajarlah dari kesalahan dan strategi

    Muhammad Al Fatih menempa dirinya sekian lama, belajarlah dari

    kearifannya sebagai seorang pemimpin bagi semua kaum, belajarlah sebagai

    seorang Muslim yang sepenuhnya berserah dan tunduk kepada-Nya dan

    apapun yang Dia tentukan.

  • 26

    Felix Siauw, seorang mualaf, meracik kata demi kata dengan piawai.

    Pemilihan kata yang digunakan tak sekedar enak untuk dibaca tetapi lebih

    dari itu, kata-kata yang digunakannya menyebarkan semangat (ghirah)

    keislaman yang tinggi. Bacalah dan rasakanlah kekuatan kata demi kata, dan

    ditutup dengan epilog yang amat indah.

    (https://petapemikiran.wordpress.com/2012/06/29/review-buku-muhammad-

    al-fatih-1453/ 08:24, 28/01/2016)

    C. Sinopsis Buku Muhammad Al-Fatih 1453

    557 tahun yang lalu pada Maret 1453, pemandangan yang tidak banyak

    berbeda akan ditemukan oleh seseorang yang mendatangi tempat itu,

    walaupun keadaanya tidak sepadat sekarang dan tentunya belum ada azan

    yang berkumandang. Konstantinopel terletak di posisi yang sangat strategis,

    terhampat di daratan berbentuk segitiga seperti tanduk dan terletak di sebelah

    barat selat Bosphorus yang memisahkan antara Benua Eropa dan Asia. Di

    sebelah utara kota ini terdapat Teluk Tanduk Emas, sebuah pelabuhan alami

    yang sempurna. Di seberang Selat Bosphorus terhampar daratan yang kaya

    dengan hasil bumi, semenanjung Asia Kecil atau lebih dikenal dengan nama

    Anatolia. Dari Selat Bosphorus ini seseorang dapat berlayar ke utara menuju

    laut Hitam atau ke selatan melewati Selat Dardanela lalu menuju ke Laut

    Mediterania. Posisinya di tengah dunia membuat Konstantinopel menjadi

    bagian penting dari tiga peradaban besar manusia. Pemandangan yang paling

    menonjol dari kota ini tentu saja sistem pertahanan yang merupakan

    pertahanan terbaik pada masanya. Konstantinopel didlindungi tembok yang

    https://petapemikiran.wordpress.com/2012/06/29/review-buku-muhammad-al-fatih-1453/https://petapemikiran.wordpress.com/2012/06/29/review-buku-muhammad-al-fatih-1453/
  • 27

    mengelilingi kota dengan sempurna, baik wilayah laut maupun daratanya.

    Nyali seseorang yang ingin menaklukkan ini pasti akan ciut takkala melihat

    benteng dengan struktur tembok dua lapis dengan dua tingkatan, yang

    diperkuat dengan parit dalam di bagian depanya.

    Sejumlah pasukan yang besar sedang berbaris rapi dari kota Edirne.

    Pasukan infanteri berbaris dengan tombak-tombak mereka yang menutupi

    sinar matahari, menjadikan pasukan itu berada dalam bayangan sepanjang

    waktu. Di belakangnya derap kaki kuda mengebulkan debu-debu yang

    menjadi saksi bisu keperkasaan ksatria penunggangnya. Serta ayat-ayat Al-

    Quran yang dilantangkan oleh para ulama dibelakang mereka

    menggambarkan kekuatan tekat dan asal mereka, serta tujuan mereka datang

    ke Konstantinopel. Tidak terelakkan pula suatu pemandangan

    mencengangkan, senjata-senjata raksasa yang tak pernah terlihat sebelumnya

    bergerak pelan ditarik oleh sekelompok kerbau dan manusia. Dari lautan,

    layar-layar kapal perang terkembang dan dayung-dayung memandu kapal

    melawan arus laut. Pasukan-pasukan Muslim lain juga terlihat bergerak dari

    Asia Kecil. Sejumlah besar pasukan infanteri, kafaleri, dan para

    pendukungnya dari ulama dan ahli logistik semuanya bergerak untuk

    memenuhi seruan jihad yang dikumandangkan oleh Mehmed II bin Murad,

    sultan ketujuh Utsmani. Gerakan seluruh pasukan ini mempunyai suatu tujuan

    yang jalas yaitu Konstantinopel, keberangkatan pasukan Muslim yang penuh

    dengan pengorbanan ini bukanlah tanpa dasar yang jelas.

  • 28

    Keinginan kaum Muslim menguasai Konstantinopel lebih mulia dari

    hanya sekedar penghargaan, kekuasaan apalagi materi. Konstantinopel lebih

    daripada itu, ia adalah sebuah kota yang dijanjikan kepada kaum Muslim oleh

    Rasulullah Muhammad SAW. oleh karena itu, ekspedisi Sultan Mehmed II

    bukanlah ekspedisi kerinduan selama 825 tahun. Ekspedisi ini adalah puncak

    dari kekerasan niatnya atas Konstantinopel, nama yang telah memenuhi

    benaknya selama 23 tahun lamanya. Nama yang juga akan menghantarkan

    menjadi panglima terbaik yang sempat diisyaratkan oleh Muhammad

    Rasulullah SAW. Bagi kaum Muslim nama Konstantinopel berarti kemuliaan

    yang telah dijanjikan oleh Allah dan Rasul-Nya dalam bisyarah mereka.

    Ramai dari kaum Muslim akan menyiapkan jiwa dan harta mereka untuk

    menjadi pasukan yang membebaskanya. Mental kaum Muslim pun telah dari

    awal dididik untuk menjadi seorang ksatria yang mempunyai tugas untuk

    mengelola dunia dan seisinya. Konstantinopel adalah penantian 825 tahun

    dan para syuhada telah menyirami tanah itu dengan darah suci mereka untuk

    menumbuhkan kemenangan di tanah itu maka tidak heran apabila janji Allah

    dan Rasul ini menjadi suatu sumber energi yang tidak terbatas, menyalakan

    api pengorbanan dan jihad fii sabilillah dalam setiap masa dan setiap

    kepemimpinan.

    Buku Muhammad Al-Fatih 1453 ini disusun dalam 17 bab. Secara

    sistematis dapat dijabarkan sebagai berikut:

    Bab 1 berjudul Stairway to Constantinopel (tangga menuju

    Konstantinopel) yang bembahas tentang sebuah perjuangan untuk

  • 29

    menaklukan dua peradaban adidaya dunia masa itu, Persia dan Romawi.

    Bagi sahabat Nabi Muhammad, visi Muhammad SAW adalah misi

    mereka, tujuan mereka untuk menaklukkan Persia dan Roma bukan

    tujuan yang arogan dan tanpa perhitungan, melainkan tujuan yang

    bervisi akhirat. Kegagalan dua ekpedisi besar oleh dua Khalifah, tentu

    bukan kegagalan yang sia-sia. Kegagalan ini adalah usaha terbaik dari

    kaum Muslim untuk meraih bisyarah Rasulullah SAW. Jasad Abu

    Ayyub telah ditaman di bawah tembok Konstantinopel, siap menjadi

    saksi derap kaki kuda pasukan pembebas Konstantinopel. Maslamah

    dan pasukannya juga telah membuktikan bahwa Konstantinopel bukan

    tanpa tanding. Kegagalan ini mempunyai sebuah makna lain bagi kaum

    Muslim setelahnya. Sebuah pijakan besar untuk menancapkan bendera

    Islam di puncak tertinggi Konstantinopel.

    Bab 2 berjudul Emergence of Ghazi State (munculnya kebesaran

    Ghazi) kaum Turki sendiri tidak berniat mengambil alih kekuasaan,

    mereka dilahirkan dalam tradisi ksatria dan puas mengambil posisi

    sebagai ksatria pembela khilafah Islam. Mereka bersumpah setia kepada

    khalifah sebagai suatu pasukan khusus yang mereka menyebutnya

    sebagai ghazi. Dalam kebudayaan Turki, ghazi menjadi gelar dan

    kebanggaan seorang laki-laki Muslim, bisa disamakan sebagai

    pemimpin suatu kaum, yang juga menandakan identitas mereka.

    Bab 3 berjudul The Promised Sultan (yang dijanjikan Sultan)

    Mehmed II, anak yang kelak ditakdirkan untuk menjadi sebaik-baik

  • 30

    panglima penakluk Konstantinopel dan kelak akan menjadi ahlu

    bisyarah yang membuktikan ucapan Rasulullah SAW lahir di Edirne, 8

    tahun setelah pengepungan Konstantinopel oleh ayahnya Murad II.

    Mehmed II lahir pada 29 Maret 1432. Dikatakan bahwa ketika

    menunggu proses kelahirannya, Murad II menenangkan dirinya dengan

    membaca Al-Quran dan lahirlah anaknya saat bacaanya sampai pada

    surat Al-Fath, surat yang berisi janji-janji Allah akan kemenangan

    kaum Muslim.

    Bab 4 berjudul Bogaz-Kesen (nama dari benteng baru yang dibuat

    Sultan Mehmed) yang berisikan tentang pembuatan benteng baru oleh

    sultan Mehmed sebagai pemutus suplai makanan dan perlengkapan

    perang kaisar Byzantium yang terletak di Selat Bosphorus. Sebuah

    bangunan yang sangat istimewa pada zamanya, sejarawan

    berkebangsaan Yunani, Kristovoulos mengatakan bahwa ia, lebih mirip

    kota kecil daripada benteng. Benteng ini diberi nama Bogazkesen,

    bogas dalam bahasa Turki berarti Selat atau tenggorokan, kesen artinya

    pemotong jadi bisa juga Bogazkesen diartikan sebagai pemotong

    tenggorokan, yaitu pemotong selat sesuai dengan maksut pembuatanya.

    Bab 5 berjudul Impregnable Defenses (pertahanan tak

    tergoyahkan) yang berisi tentang kekuatan bertahan yang sulit untuk

    ditembus. Tidak kurang dari 23 kali tembok darat Konstantinopel

    pernah dikepung dan tidak satupun yang mampu menembusnya.

    Meskipun pasukan salib dapat menguasai kota pada 1204, namun

  • 31

    mereka menembus kota lewat tembok bagian lautan, bukan tembok

    bagian darat. Praktis tembok bagian darat Konstantinopel menyandang

    gelar perfect, semua yang pernah berusaha menaklukkan

    Konstantinopel dipaksa bertekuk lutut dan mengakui keunggulan sistem

    pertahanan Konstantinopel, sampai Mehmed II mencoba menaklukkan

    pada 1453.

    Bab 6 berjudul Arms of Hope (harapan oleh senjata) yang berisi

    harapan sultan Mehmed kepada meriam barunya namun keimanan

    Islam telah mengajarkan kepadanya bahwa hanya Allah sumber

    kemenangan pasukannya, agar mereka tidak bergantung selain kepada

    Allah Swt. Sultan memerintahkan agar moncong meriamnya diukir

    dengan kalimat Tolong Ya Allah! Sang Sultan Muhammad Khan bin

    Murad

    Bab 7 berjudul The Best Army (pasukan terbaik) yang berisi,

    setiap Muslim adalah tentara yang siap mengembang Islam, baik

    dengan perkataan maupun dengan perbuatan. Setiap Muslim dimotivasi

    oleh agamanya untuk menjadi ksatria terbaik dan tentara terbaik. Dalam

    banyak ayat-Nya, Allah menjadikan jihad fii sabilihi sebagai kemuliaan

    tertinggi kaum Muslim sehingga syahid adalah kerinduan terbesar

    mereka. Sultan Mehmed juga sangat menyadari bahwa selain ia harus

    menempa dirinya sebagai pemimpin sebaik-baik pemimpin, ia pun

    harus menjadikan pasukanya menjadi sebaik-baik pasukan, karena

  • 32

    Konstantinopel hanya dapat ditaklukkan dengan pemimpin dan pasukan

    yang terbaik.

    Bab 8 berjudul Numberless as Grains of Sands (terhitung sebagai

    butir pasir) berisi, perhitungan-perhitungan dan taktik Sultan Mehmed

    dalam menaklukkan Konstantinopel serta awal perjalanan Sultan

    Mehmed dan pasukanya menuju Konstantinopel pada tangal 23 Maret

    1453.

    Bab 9 berjudul A Test of Faith (ujian iman) berisi, ujian besar

    muncul dalam penaklukkan agung ini. Setelah kelelahan akibat

    serangan selama 6 jam tanpa berhasil menembus tembok

    Konstantinopel, kekalahan ini bukan hanya kekalahan korban jiwa

    namun kerugian moril lebih besar dan lebih berbahaya.

    Bab 10 berjudul Cul-de-Sac (jalan buntu) berisi, penyerbuan

    Konstantinopel yang dilakukan pertama kalinya dari darat dan lautan

    secara terpadu. Tetapi keadaan belum berpihak dari pasukan laut Sultan

    Mehmed terpaku. Tak berucap sepatah kata pun, ia berbalik lalu

    meninggalkan lautan dengan kudanya, penuh dengan kegalauan

    kegalauan dan kegetiran.

    Bab 11 berjudul Beyond The Eyes Can See (melihat lebih

    daripada yang bisa dilihat mata) berisi, pemindahan kapal Utsmani dari

    Double Columns di Selat Bosphorus melewati daratan Galata menuju

    Valley of Spring di Teluk Tanduk Emas agar dapat mengatasi rantai

    raksasa

  • 33

    Bab 12 berjudul Unwavering Resolution (resolusi yang tak

    tergoyahkan) berisi pertempuran pada bulan Mei 1453 yang dilakukan

    dengan sengit walaupun tidak dengan besar-besaran. Mehmed

    memerintahkan agar serangan berkala baik dari daratan maupun lautan

    dengan konsisten tetap dilakukan untuk menjaga semangat tempur

    pasukan, sekaligus hal ini tentu sangat melelahkan bagi pasukan

    bertahan yang dipaksa untuk bersiaga sepanjang waktu.

    Bab 13 berjudul The Sign of Crescent (tanda bulan sabit) berisi

    ketakutan pasukan dan penduduk Byzantium mendapat pertanda langit

    itu. mereka bertanya bukankah salib adalah lambang Utsmani yang

    sering kita lihat dalam bendera mereka?, bagi kaum Muslim

    fenomena alam ini juga dijadikan sebuah pertanda baik dan bergembira

    karenanya. Bulan sabit di dalam kebudayaan Utsmani memang sebuah

    simbol penting yang telah lama melekat pada ingatan mereka.

    Bab 14 berjudul The Secret of Victory (rahasia kemenangan)

    berisi, rahasia penting kemenangan pasukan Muslim. Bahwasanya

    kemenangan bukan terletak pada kekuatan fisik, apalagi karena strategi

    perang. Satu-satunya kunci kemenangan, yaitu ketaatan kepada syariat

    Allah dan menjauhi maksiat. Sultan betul-betul yakin bahwa

    kemaksiatan salah seorang prajurit saja bisa berakibat fatal bagi

    pengepungan ini.

    Bab 15 berjudul The Promised Victory (kemenangan yang

    dijanjikan) berisi, tentang kekalahan Byzantium dan akhir dari dinasti

  • 34

    keluarga Palaiologis selama 194 tahun. Konstantinopel telah kalah dan

    jatuh sebelum matahari nampak di ufuk sebelah timur oleh tentara

    Muslim.

    Bab 16 berjudul Full of Islam (penuh Islam) berisi, segala sesuatu

    yang ada di dalam Konstantinopel telah dijadikan Islam oleh Mehmed,

    seperti halnya gereja Hagia Sophia yang dijadikan masjid kota, keadilan

    Islam yang dirasakan hampir seluruh warga Konstantinopel, dan semua

    kemegahan berpadu menjadi satu di kota baru kaum Muslim,

    Konstantinopel telah menjadi duta Islam bagi dunia

    Bab 17 berjudul Road to Roma (jalan ke Roma) berisi, setelah

    penaklukan Konstantinopel sudah jelas, yaitu kota Roma. Jalan menuju

    Roma terus-menerus dibangun, selain membebaskan wilayah Eropa di

    sebelah Barat, Karaman juga dapat ditaklukkan pada 1468 sehingga

    lengkaplah kekuasaan Utsmani di Asia.

  • 35

    BAB III

    PENDIDIKAN KARAKTER

    A. Deskripsi Pendidikan Karakter

    Karakter adalah suatu hal yang unik hanya ada pada individual atau

    pun pada suatu kelompok, bangsa. Karakter merupakan landasan dari

    kesadaran budaya, kecerdasan budaya dan merupakan pula perekat budaya.

    Sedangkan nilai dari sebuah karakter digali dan dikembangkan melalui

    budaya masyarakat itu sendiri. Terdapat empat modal strategis yaitu sumber

    daya manusia, modal cultural, modal kelembagaan, serta sumber daya

    pengetahuan. Keempat modal tersebut penting bagi penciptaan pola pikir

    yang memiliki keunggulan kompetitif sebagai suatu bangsa (Narwanti,

    2011:27).

    Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa antara pendidikan

    dan pendidikan karakter tidak dapat dipisahkan serta saling berkaitan.

    Pelaksanaan pendidikan karakter dan penerapannya dalam dunia pendidikan

    Islam sangatlah diperlukan. Pendidikan karakter disebut pendidikan akhlak,

    sebagai pendidikan nilai moralitas manusia yang disadari dan dilakukan

    dalam tindakan nyata, proses pembentukan nilai dan sikap yang didasari pada

    pengetahuan serta nilai moralitas yang bertujuan menjadikan manusia yang

    utuh atau insan kamil.

    Pendidikan karakter dan istilah yang sejenis telah lama dibicarakan

    oleh berbagai pihak dalam kaitannya dengan generasi Indonesia seperti apa

    yang hendak dihasilkan untuk menggantikan generasi berikutnya. Tentu saja

  • 36

    perbincangan mengenai pendidikan karakter telah ada pula sebelum

    kemerdekaan atau sebelum terbentuknya Republik Indonesia.

    Pada tahun 2000-an, pendidikan karakter mulai marak dibicarakan

    lagi. Pendidikan karakter merupakan suatu istilah yang pada tahun-tahun

    terakhir ini cukup sering dilekatkan dengan Sistem Pendidikan Nasional.

    Pendidikan berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

    Sistem Pendidikan Nasional adalah usaha sadar dan terencana untuk

    mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

    secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

    spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, aklak mulia,

    serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara

    (Ismadi, 2014: 1-2).

    Menurut Koentjaraningrat dan Mochtar Lubis, karakter bangsa

    Indonesia yaitu meremehkan mutu, suka menerabas, tidak percaya diri

    sendiri, tidak berdisiplin, mengabaikan tanggung jawab, hipoktit, lemah

    kreativitas, etos kerja buruk, suka feodalisme, dan tak punya malu. Karakter

    lemah tersebut menjadi realitas dalam kehidupan bangsa Indonesia. Nilai-

    nilai tersebut sudah ada sejak Indonesia masih dijajah bangsa asing beratus-

    ratus tahun yang lalu. Karakter tersebut akhirnya mengkristalisasi pada

    masyarakat Indonesia. Bahkan ketika bangsa ini sudah merdekapun karakter

    tersebut masih melekat (Listyarti, 2012: 4-5).

    Kondisi inilah yang kemudian melatarbelakangi lahirnya pendidikan

    karakter oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Mulai tahun 2011,

  • 37

    seluruh tingkat pendidikan di Indonesia harus menyisipkan pendidikan

    berkarakter. Apa sajakah 18 nilai-nilai yang terkandung dalam pendidikan

    berkarakter bangsa yaitu religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif,

    mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air,

    menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca,

    peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.

    B. Tujuan Pendidikan Karakter

    Pendidikan karakter pada intinya bertujuan membentuk bangsa yang

    tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong

    royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi ilmu

    pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa

    kepada Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan Pancasila. Menurut presiden

    Susilo Bambang Yudhoyono lima hal dasar yang menjadi tujuan Gerakan

    Nasional Pendidikan Karakter. Gerakan tersebut dihadapkan mencintai

    manusia Indonesia yang unggul dalam bidang ilmu pengetahuan dan

    teknologi. Lima hal dasar tersebut adalah:

    1. Manusia Indonesia harus bermoral, berahlak, dan berperilaku baik.

    Oleh karena itu, masyarakat dihimbau menjadi masyarakat religius

    yang anti kekerasan.

    2. Bangsa Indonesia menjadi bangsa yang cerdas dan rasional.

    Berpengetahuan dan memiliki daya nalar tinggi.

    3. Bangsa Indonesia menjadi bangsa yang inovatif dan mengejar

    kemajuan serta bekerja keras mengubah keadaan.

  • 38

    4. Harus bisa memperkuat semangat. Seberat apapun masalah yang

    dihadapi jawabannya selalu ada.

    5. Manusia Indonesia harus menjadi patriot sejati yang mencintai bangsa

    dan negara serta tanag airnya.

    C. Fungsi Pendidikan Karakter

    Pendidikan karakter berfungsi: pertama, mengembangkan potensi

    dasar agar berhati baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik. Kedua,

    memperkuat dan membangun perilaku bangsa yang multikultur. Ketiga,

    meningkatkan peradaban bangsa yang kompetitif dalam pergaulan dunia. Di

    antara fungsi pendidikan budaya dan karakter bangsa adalah:

    1. Pengembangan potensi peserta didik untuk menjadi pribadi

    berperilaku baik, ini bagi peserta didik yang telah mamiliki sikap dan

    perilaku yang mencerminkan budaya dan karakter bangsa.

    2. Perbaikan, memperkuat kiprah pendidikan nasional untuk

    bertanggung jawab dalam pengembangan potensi peserta didik yang

    lebih bermartabat.

    3. Penyaring, untuk menyaring budaya bangsa sendiri dan budaya

    bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya dan karakter

    bangsa yang bermartabat.

    D. Media Pendidikan Karakter

    Pendidikan karakter dilakukan melalui berbagai media yang

    mencakup keluarga, satuan pendidikan, masyarakat sipil, masyarakat politik,

  • 39

    pemerintah, dunia usaha, dan media masa. Keluarga merupakan agen

    sosialisasi pertama bagi seorang individu, melalui pendengaran, penglihatan,

    serta pengamatan. Disinilah peran orangtua untuk turut membangun karakter

    positif bagi anak.

    Sekolah, sebagai organisasi pendidikan formal, membantu seorang

    individu belajar dan berkembang. Sekolah tidak hanya mengajarkan

    pengetahuan dan ketrampilan yang bertujuan mengembangkan intelektual

    saja, tetapi juga mempengaruhi kemandirian, tanggung jawab, dan tata tertib.

    Melalui sekolah dapat pula memfasilitasi pembentukan kepribadian siswa

    sesuai nilai dan norma, mewariskan nilai-nilai budaya, serta mendorong

    partisipasi demokrasi masyarakat.

    Media massa terdiri atas media cetak, dan media elektronik. Media

    massa memiliki peranan penting dalam proses sosialisasi. Kehadiran media

    massa sangat mempengarui tindakan dan sikap angota masyarakat terutama

    anak-anak. Nilai-nilai dan norma yang disampaikan akan tertanam dalam diri

    anak melalui penglihatan maupun pendengaran yang dilihat dalam acara.

    Oleh karena itu, media massa bisa menjadi media yang efektif dan strategis

    untuk menyampaikan dan menanamkan nilai-nilai positif.

    E. Macam-macam Pendidikan Karakter

    Dari nilai-nilai pendidikan karakter tersebut dikelompokkan menjadi

    lima, yaitu; (1) nilai-nilai pendidikan karakter dalam hubungannya dengan

    Tuhan Yang Maha Esa, (2) nilai-nilai pendidikan karakter dalam hubunganya

  • 40

    dengan diri sendiri, (3) nilai-nilai pendidikan karakter dalam hubungannya

    dengan sesama, (4) nilai-nilai pendidikan karakter dalam hubungannya

    dengan lingkungan, dan (5) nilai-nilai pendidikan karakter dalam

    hubungannya dengan kebangsaan. Rincian nilai-nilai pendidikan karakter

    tersebut adalah sebagai berikut:

    1. Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam Hubungannya dengan Tuhan

    Yang Maha Esa.

    Pendidikan karakter dalam hubungannya dengan Tuhan Yang

    Maha Esa yaitu religius. Religius merupakan sarana ibadah yang

    mendekatkan manusia dengan hal di luar jangkauannya, yang

    memberikan jaminan dan keselamatan bagi manusia dalam

    mempertahankan moralnya.

    Religius

    Religius adalah proses mengikat kembali atau bisa dikatakan

    dengan tradisi, sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan

    peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta tata kaidah yang

    berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungan

    (Listyarti, 2012: 5). Berkaitan dengan nilai di atas yaitu segala pikiran,

    perkataan, dan perbuatan seseorang yang diupayakan dan dilakukan

    selalu berdasarkan pada nilai-nilai ketuhanan atau ajaran agama.

  • 41

    2. Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam Hubungannya dengan Diri

    Sendiri.

    Nilai pendidikan karakter yang berhubungan dengan diri sendiri

    terdapat delapan karakter diantaranya sebagai berikut: jujur, tanggung

    jawab, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, rasa ingin tahu, dan gemar

    membaca.

    a. Jujur

    Jujur adalah perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan

    dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan,

    tindakan, dan pekerjaan (Listyarti, 2012: 6). Jujur merupakan sifat

    dan sikap yang paling berharga bagi seseorang. Dengan berkata jujur

    tentu merupakan hal luar biasa yang berani menegaskan yang

    sebenarnya.

    Kesadaran akan pentingnya jujur dalam hidup harus

    ditumbuhkan sejak kecil. Pendidikan dari keluarga dan sekolah harus

    mementingkan kejujuran seorang anak. Sebisa mungkin diupayakan

    agar anak senantiasa senang berbuat jujur.

    Jujur adalah berlaku benar dan baik dalam segala perkataan

    maupun perbuatan. Kejujuran yang harus diterapkan bukanlah suatu

    hal yang mudah, dibutuhkan kesadaran dan latihan agar sifat tersebut

    benar-benar menjadi prinsip hidup. Kesadaran berawal dari

    pengetahuan, seseorang harus ditanamkan pengetahuan mengenai

    pentingnya jujur dan apa akibat tidak jujur.

  • 42

    b. Tanggung Jawab

    Tanggung jawab adalah sikap dan perilaku seseorang untuk

    melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia

    lakukan, terhadap dirinya maupun orang lain dan lingkungan

    (Listyarti, 2012: 8). Tanggung jawab merupakan kesadaran manusia

    akan tindakan yang dilakukannya baik yang disengaja maupun tidak,

    dan sudah menjadi kodrat manusia dibebani suatu tanggung jawab

    karena ia menyadari akibat baik dan buruk perbuatannya. Maka

    seseorang harus bertanggung jawab terhadap apa yang sudah

    diberikan atau dibebankan kepadanya, dan melaksanakan

    kewajibannya itu dengan baik dan benar.

    Manusia bertanggung jawab terhadap tindakan mereka.

    Manusia menanggung akibat dari perbuatannya dan mengukurnya

    pada berbagai norma, di antaranya adalah nurani sendiri dan standar

    nilai setiap pribadi. Norma-norma nilai ini dapat dibentuk dengan

    berbagai macam cara.

    c. Disiplin

    Disiplin adalah tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan

    patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan (Listyarti, 2012: 6).

    Pada dasarnya disiplin muncul dari kebiasaan hidup dan kehidupan

    belajar dan mengajar yang teratur serta mencintai dan menghargai

    pekerjaannya. Disiplin adalah sikap mentaati peraturan dan

    ketentuan yang telah ditetapkan tanpa pamrih.

  • 43

    Disiplin sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap orang,

    karena berfungsi sebagai alat menyesuaikan diri dalam lingkungan

    yang ada. Disiplin menjadi prasyarat bagi pembentukan sikap,

    perilaku, dan tata tertib kehidupan berdisiplin yang akan mengantar

    seseorang menuju kesuksesannya.

    d. Kerja Keras

    Kerja keras adalah perilaku yang menunjukkan upaya

    sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan

    tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya (Listyarti,

    2012: 6). Kegiatan yang dikerjakan secara sungguh-sungguh tanpa

    mengenal lelah dan selalu mengutamakan kepuasan hasil pada setiap

    kegiatan yang dilakukan. Bekerja keras mempunyai sifat yang

    bersungguh-sungguh untuk mencapai sasaran yang ingin dicapai,

    dapat memanfaatkan waktu secara optimal sehingga terkadang tidak

    mengenal waktu, jarak, dan kesulitan yang dihadapi dengan

    semangat yang tinggi untu meraih hasil yang baik dan maksimal.

    e. Kreatif

    Kreatif adalah berpikir dan melakukan sesuatu untuk

    menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah

    dimilikinya (Listyarti, 2012: 6). Nilai kreatif ini mengandung arti

    pengungkapan ide-ide seseorang terhadap suatu cara atau suatu

    pekerjaan yang menghasilkan inovasi baru. Kreatif merupakan suatu

    kemampuan untuk memahami, mengintrepretasi pengalaman dan

  • 44

    memecahkan masalah dengan cara yang baru sehingga dapat

    menciptakan ide-ide yang dapat berkembang.

    f. Mandiri

    Mandiri adalah sikap dan perilaku yang tidak mudah

    tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas

    (Listyarti, 2012: 6). Kemandirian merupakan sikap yang

    memungkinkan seseorang untuk bertindak bebas melakukan sesuatu

    atas dorongan sendiri dan kemampuan mengatur diri sendiri, sesuai

    dengan hak dan kewajibannya sehingga dapat menyelesaikan sendiri

    masalah-masalah yang dihadapi tanpa meminta bantuan dari orang

    lain dan dapat bertanggung jawab terhadap segala keputusan yang

    telah di ambil.

    Lingkungan kehidupan yang dihadapi individu sangat

    mempengaruhi kepribadian seseorang, lingkungan keluarga dan

    masyarakat yang baik akan membentuk kepribadian dalam hal ini

    adalah kemandiriannya. Sikap orang tua yang tidak memanjakan

    anak akan menyebabkan anak berkembang secara wajar dan

    sebaliknya anak yang dimanjakan akan mengalami kesukaran dalam

    hal kemandiriannya.

    g. Rasa Ingin Tahu

    Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui

    lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat,

    dan didengar (Listyarti, 2012: 6). Manusia adalah makhluk yang

  • 45

    sempurna diciptakan Tuhan di muka bumi ini. Karena dianugerahkan

    dengan berbagai alat indera dan akal pikiran. Sudah menjadi kodrat

    dari manusia memiliki rasa ingin tahu, menyebabkan manusia selalu

    berfikir dalam rangka mempertahankan kehidupannya. Manusia

    merupakan makhluk yang dapat dan akan selalu berfikir. Mereka

    akan selalu memiliki hasrat rasa ingin tahu.

    Rasa ingin tahu merupakan naluri alami, rasa ingin tahu

    menganugerahkan manfaat kelangsungan hidup manusia. Semua

    orang pemikir besar, para jenius, adalah orang-orang dengan

    karakter penuh rasa ingin tahu. Nilai rasa ingin tahu ini merupakan

    cerminan keaktifan seseorang dalam mempelajari sesuatu untuk

    menambah pengetahuan atau pemahaman seseorang.

    h. Gemar Membaca

    Gemar membaca adalah kebiasaan menyediakan waktu untuk

    membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya

    (Listyarti, 2012: 7). Membaca merupakan suatu media belajar yang

    sangat efektif di dalam pendidikan. Dengan banyak membaca maka

    akan memperoleh suatu ilmu yang tidak mungkin dimiliki oleh orang

    yang tidak suka membaca. Seseorang yang gemar membaca akan

    banyak mendapatkan pengetahuan dalam berbagai bidang, baik

    dalam ilmu pengetahuan, perekonomian, maupun sejarah sosial.

  • 46

    3. Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam Hubungannya dengan

    Sesama.

    Nilai pendidikan karakter yang hubungannya dengan sesama,

    terdapat empat karakter yaitu: menghargai prestasi, demokratis, peduli

    sosial, dan bersahabat. Penjabarannya adalah sebagai berikut.

    a. Menghargai Prestasi

    Menghargai prestasi adalah sikap dan tindakan yang

    mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi

    masyarakat dan mengakui serta menghormati keberhasilan orang lain

    (Listyarti, 2012: 7). Nilai ini perlu diterapkan dalam kehidupan,

    karena dengan menghargai prestasi dapat memotivasi diri sendiri dan

    orang lain agar dapat maju dan berkembang.

    Menghargai prestasi adalah menghargai karya orang lain dan

    menghormati hasil usaha, ciptaan, dan pemikiran. Karena dengan

    sikap seperti itu kehidupan akan berjalan dengan tenteram dan

    damai, sehingga setiap orang akan menyadari pentingnya sikap

    saling menghormati dan menghargai.

    b. Demokratis

    Demokratis adalah cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang

    menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain (Listyarti,

    2012: 6). Nilai demokratis ini perlu diterapkan dalam kehidupan

    sehari-hari, karena akan menghasilkan keseimbangan antara hak dan

    kewajiban seorang individu dengan individu lain. Demokratis

  • 47

    merupakan bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu

    negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat atas negara

    untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut.

    c. Peduli Sosial

    Peduli sosial adalah sikap dan tindakan yang selalu ingin

    memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang

    membutuhkan (Listyarti, 2012: 7). Manusia diciptakan Allah sebagai

    makhluk sosial, yaitu makhluk yang senantiasa mengadakan

    hubungan dengan sesamanya. Kerja sama antara orang lain dapat

    terbina dengan baik apabila masing-masing pihak memiliki

    kepedulian sosial. Oleh karena itu sikap ini sangat dianjurkan dalam

    Islam. Sebagai makhluk sosial sudah menjadi kewajibannya untuk

    memberi bantuan dan perhatian pada orang lain.

    d. Bersahabat

    Bersahabat adalah tindakan yang memperlihatkan rasa senang

    berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain (Listyarti,

    2012: 7). Nilai ini perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,

    karena sahabat merupakan seseorang yang selalu menemani dan

    membantu dalam keadaan apapun, sahabat juga termasuk teman

    dekat yang selalu menemani disaat seseorang senang ataupun susah.

    4. Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam Hubungannya dengan

    Lingkungan.

  • 48

    Nilai pendidikan karakter yang berhubungan dengan lingkungan

    terdapat dua karakter, yaitu: peduli lingkungan, dan toleransi.

    Penjabarannya adalah sebagai berikut.

    a. Peduli Lingkungan

    Peduli lingkungan adalah sikap dan tindakan yang selalu

    berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya

    dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan

    alam yang sudah terjadi (Listyarti, 2012: 7). Peduli lingkungan

    merupakan suatu sikap peduli terhadap lingkungan yang diwujudkan

    dalam kesediaan diri untuk menyatakan aksi yang dapat

    meningkatkan dan memelihara kualitas lingkungan dalam setiap

    perilaku yang berhubungan dengan lingkungan.

    b. Toleransi

    Toleransi adalah sikap dan tindakan yang menghargai

    perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang

    lain yang berbeda dari dirinya (Listyarti, 2012: 6). Nilai toleransi ini

    menjunjung tinggi rasa tenggang rasa antar sesama agama, suku,

    etnis dan lainnya demi keberlangsungan kehidupan yang harmonis

    dan rukun. Toleransi juga membiarkan orang lain berpendapat lain,

    melakukan hal yang tidak sependapat dengan seseorang tanpa

    diganggu. Agama juga mengajarkan agar toleransi terhadap

    kepercayaan lain.

  • 49

    5. Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam Hubungannya dengan

    Kebangsaan.

    Nilai pendidikan karakter yang berhubungkan dengan kebangsaan

    terdapat tiga karakter, yaitu: semangat kebangsaan, cinta tanah air, dan

    cinta damai. Penjabaranya adalah sebagai berikut.

    a. Semangat Kebangsaan

    Semangat kebangsaan adalah cara berpikir, bertindak dan

    berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di

    atas kepentingan diri dan kelompoknya (Listyarti, 2012: 7). Nilai ini

    sangat menjunjung tinggi rasa semangat kebangsaan serta

    menempatkan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi atau

    kelompok. Semangat kebangsaan dapat dikatakan sebagai sebuah

    situasi kejiwaan di mana kesetiaan seseorang kepada negara atas

    nama sebuah bangsa, memperjuangkan kepentingan bangsanya dan

    mengabdikan diri kepada bangsa dan negaranya.

    b. Cinta Tanah Air

    Cinta tanah air adalah cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang

    menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi

    terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan

    politik bangsa (Listyarti, 2012: 7). Nilai ini tidak jauh berbeda

    dengan nilai semangat kebangsaan, yang membedakan yaitu lebih

    mementingkan kepentingan negara dibandingkan dengan

    kepentingan pribadi atau kelompok. Rasa mencintai tanah air berarti

  • 50

    rela berkorban untuk tanah air dan membela dari segala macam

    ancaman dan gangguan yang datang dari bangsa manapun.

    c. Cinta Damai

    Cinta damai adalah sikap, perkataan, dan tindakan yang

    menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran

    dirinya, diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan

    budaya), serta negara. (Listyarti, 2012: 7). Seseorang yang bisa

    menghargai perbedaan dengan tidak menghina atau melakukan

    kekerasan terhadap orang lain, cinta damai itu ketika seseorang

    mendapatkan suatu masalah dan tidak menanggapinya dengan

    emosi, orang yang cinta damai akan menanggapi suatu masalah

    dengan kepala dingin tidak membuat masalah semakin besar, karena

    kedamaian itu lebih penting dari pada membuat masalah semakin

    besar.

  • 51

    BAB IV

    NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER

    DALAM BUKU MUHAMMAD AL-FATIH 1453

    A. Pendidikan Karakter Dalam Buku Muhammad Al-Fatih 1453.

    Nilai-nilai pendidikan karakter dalam buku Muhammad Al-Fatih 1453

    karya Felix Y. Siauw banyak ditunjukkan dalam bentuk deskripsi cerita,

    dialog antar tokoh, maupun respon para tokoh dalam menyikapi sesuatu.

    Dalam buku Muhammad Al-Fatih 1453 ini terdapat dialog percakapan

    langsung dan juga deskripsi cerita. Karena percakapan dan cerita ini

    berbentuk tulisan sehingga lebih mudah untuk dilihat dan dibaca berulang-

    ulang.

    Kalimat-kalimat dalam buku Muhammad Al-Fatih 1453 merupakan

    kumpulan sejarah dan ide yang dituangkan oleh pengarang. Namun,

    terkadang pesan yang disampaikan oleh pengarang dipahami berbeda oleh

    pembaca. Sebab itu, kalimat-kalimat yang lebih jelas akan lebih mudah

    dipahami oleh pembaca, dan pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang

    pun dapat dipahami oleh pembaca dengan mudah. Untuk melihat pesan

    dibalik deskripsi cerita, maka penulis dalam skripsi ini menyampaikannya

    dalam bentuk potongan paragraf atau kalimat.

    Penulis akan menjabarkan nilai-nilai pendidikan karakter yang

    terdapat dalam buku Muhammad Al-Fatih 1453 karya Felix Y. Siauw.

  • 52

    Adapun nilai-nilai pendidikan karakter terbagi dalam lima cakupan yaitu

    nilai-nilai pendidikan karakter dalam hubungannya dengan Tuhan Yang

    Maha Esa, nilai-nilai pendidikan karakter dalam hubungannya dengan diri

    sendiri, nilai-nilai pendidikan karakter dalam hubungannya dengan sesama,

    nilai-nilai pendidikan karakter dalam hubungannya dengan lingkungan, nilai-

    nilai pendidikan karakter dalam hubungannya dengan kehidupan berbangsa

    dan bernegara. Nilai-nilai pendidikan karakter dalam buku Muhammad Al-

    Fatih 1453 karya Felix Y. Siauw, dijabarkan sebagai berikut:

    1. Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam Hubungannya dengan Tuhan

    Yang Maha Esa

    Religius

    Religius atau ketaatan beribadah, yaitu pikiran, perkataan, dan

    tindakan seseorang yang diupayakan untuk selalu menjalankan ajaran

    agamanya (Zuchdi, 2013: 26). Seseorang yang melaksanakan ibadah

    dengan taat, segala perkataan dan perbuatan yang dilakukannya sesuai

    dengan ajaran agama yang dianutnya. Kutipan cerita yang

    menggambarkan tentang nilai pendidikan karakter religius adalah

    sebagai berikut:

    Dari semua hal yang ada pada Mehmed II, tentu saja yang

    paling mempesona pada dirinya ada