nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung...
Embed Size (px)
TRANSCRIPT
-
i
NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER
YANG TERKANDUNG DALAM BUKU MUHAMMAD
AL-FATIH 1453 KARYA FELIX Y. SIAUW
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh
PUTRA ARIEF PERDANA
NIM 111 11 183
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2016
-
ii
-
iii
NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER
YANG TERKANDUNG DALAM BUKU MUHAMMAD
AL-FATIH 1453 KARYA FELIX Y. SIAUW
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh
PUTRA ARIEF PERDANA
NIM 111 11 183
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2016
-
iv
-
v
-
vi
MOTTO
Yakinlah terhadap doamu,
Allah akan mengabulkan doa yang dilandasi keyakinan
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya(Q.S. Al-Baqarah 286)
-
vii
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmad dan hidayah-NYA
saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik, dan karya ini saya
persembahkan kepada:
Ayahanda Khozin dan ibunda Siti Zakat Rodiah tercinta yang penuh
kasih sayang dan tetesan air mata serta doa yang tulus nan suci
dalam mendidik putranya ini. Ananda harapkan dapat terus
menyongsong masa depan untuk menghadapi tantangan hidup, rasa
terima kasih tidak dapat ananda ucapkan walaupun dengan kata-kata
yang paling manis sekalipun.
Kepada orangtua saya yang kedua, kakak-kakakku. Terima kasih
banyak selama ini telah setia menemaniku dengan iringan doa yang
tulus nan suci, memberikan semangat kepadaku dalam
menyelesaikan skripsi dari awal sampai akhir.
Adik-adikku Ananda Putri Sabilla dan Putri Ayu Firnanda, terima
kasih atas motivasinya selama ini.
Teruntuk teman-teman PAI E Exclusive angakatan 2011 khususnya
sahabat-sahabatku yang selalu membantu, berbagi keceriaan dan
melewati setiap suka dan duka selama kuliah, terimakasih banyak
atas dukungan dan kebersamaannya.
-
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul Nilai-nilai Pendidikan karakter yang
terkandung dalam buku Muhammad Al-Fatih 1453 karya Felix Y. Siauw.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan seluruh umat yang mencintainya.
Ucapan terima kasih tidak lupa penulis sampaikan kepada berbagai pihak
yang telah memberikan motivasi, bimbingan, arahan dan bantuan dalam
menyelesaikan skripsi ini, khususnya kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Haryadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.
3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag selaku Ketua Jurusan PAI.
4. Bapak Achmad Maimun, M.Ag. selaku pembimbing yang telah mengarahkan,
membimbing, memberikan petunjuk dan meluangkan waktunya dalam
penulisan skripsi ini.
5. Ibu Dra. Urifatun Anis, M.Pd.I selaku dosen pembimbing akademik yang
membantu penulis selama menuntut ilmu di IAIN Salatiga.
6. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, bagian
akademik dan staf perpustakaan yang telah memberikan layanan serta bantuan
kepada penulis.
-
ix
-
x
ABSTRAK
Perdana, Putra Arief. 2016. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Yang Terkandung
Dalam Buku Muhammad Al-Fatih 1453 Karya Felix Y. Siauw. Skripsi.
Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Achmad Maimun,
M.Ag.
Kata kunci: Nilai-nilai Pendidikan Karakter, Buku Muhammad Al-Fatih 1453.
Dengan modal keadaan sosial budaya dan kekayaan yang dimiliki
Indonesia dapat hidup dengan makmur tanpa harus ada kejahatan, korupsi hingga
tawuran antar pelajar, sikap anak yang kurang menghormati orang tua dan kasus-
kasus lainnya. Berangkat dari berbagai persoalan di atas, sudah saatnya sistem
pendidikan di Indonesia dibenahi tanpa meninggalkan jati diri dari bangsa
Indonesia. Salah satunya adalah dengan pendidikan karakter
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan karakter
dalam buku Muhammad Al-Fatih 1453 karya Felix Y. Siauw. Pertanyaan utama
yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah: 1. Apa sajakah nilai-nilai
pendidikan karakter yang terkandung pada buku Muhammad Al-Fatih 1453 karya
Felix Y. Siauw 2. Bagaimana relevansi nilai-nilai pendidikan karakter yang
terkandung pada buku Muhammad Al-Fatih 1453 karya Felix Y. Siauw dengan
praktik pendidikan karakter masa kini.
Kajian skripsi ini adalah penelitian kepustakaan (library research).
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan pragmatik.
Dalam pengumpulan datanya menggunakan metode deskriptif, analisis data
yang digunakan dalam skripsi ini adalah analisis isi (content analysis).
Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Nilai-nilai Pendidikan
Karakter yang terkandung dalam buku Muhammad Al-Fatih 1453 karya Felix Y.
Siauw diantaranya: nilai pendidikan karakter dalam hubungannya dengan Tuhan
Yang Maha Esa (religius), nilai pendidikan karakter dalam hubungannya dengan
diri sendiri (jujur, tanggung jawab, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, rasa
ingin tahu, dan gemar membaca), nilai pendidikan karakter dalam hubungannya
dengan sesama (menghargai prestasi, demokratis, peduli sosial, dan bersahabat),
nilai pendidikan karakter dalam hubungannya dengan lingkungan (peduli
lingkungan dan toleransi), nilai pendidikan karakter dalam hubungannya dengan
kebangsaan (semangat kebangsaan, cinta tanah air, dan cinta damai). (2)
Relevansi nilai-nilai pendidikan karakter dengan praktik pendidikan karakter masa
kini adalah mempunyai peran yang sangat penting bagi kehidupan, saat ini kita
dihadapkan dengan kehidupan yang terus menerus berkembang sesuai
perkembangan zaman. Lingkungan sangat berpengaruh besar terhadap
terbentuknya karakter seseorang.
-
xi
DAFTAR ISI
SAMPUL .............................................................................................................. i
LEMBAR BERLOGO ......................................................................................... ii
JUDUL ................................................................................................................. iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................................... iv
PENGESAHAN KELULUSAN ......................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .......................................................... vi
MOTTO ........................................ ..................................................................... vii
PERSEMBAHAN .............................................................................................. viii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ix
ABSTRAK ........................................................................................................... xi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 3
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 4
D. Kegunaan Penelitian ............................................................................ 4
E. Kajian Pustaka ...................................................................................... 5
F. Metode Penelitian ................................................................................. 7
1. Jenis dan pendekatan penelitian ....................................................... 9
2. Metode pengumpulan Data .............................................................. 8
-
xii
3. Sumber Data ................................................................................... 10
4. Metode Analisis Data ..................................................................... 10
G. Penegasan Istilah ................................................................................ 11
H. Sistematika Penulisan ........................................................................ 13
BAB II BIOGRAFI PENULIS DAN ANATOMI BUKU
MUHAMMAD AL-FATIH 1453
A. Biografi penulis ................................................................................. 16
1. Latar belakang penulis .................................................................. 16
2. Karya-karya penulis ...................................................................... 21
3. Tujuan penulisan buku .................................................................. 23
B. Anatomi buku Muhammad Al-Fatih 1453 ......................................... 24
C. Sinopsis Buku Muhammad Al-Fatih 1453 .......................................... 26
BAB III PENDIDIKAN KARAKTER
A. Deskripsi Pendidikan Karakter............................................................. 35
B. Tujuan Pendidikan Karakter................................................................. 37
C. Fungsi Pendidikan Karakter................................................................. 38
D. Media Pendidikan Karakter.................................................................. 38
E. Macam-macam Pendidikan Karakter................................................... 39
1. Nilai-nilai pendidikan karakter dalam hubunganya dengan Tuhan
Yang Maha Esa ............................................................................... 40
2. Nilai-nilai pendidikan karakter dalam hubunganya dengan diri
sendiri .............................................................................................. 41
-
xiii
3. Nilai-nilai pendidikan karakter dalam hubunganya dengan sesama.46
4. Nilai-nilai pendidikan karakter dalam Hubunganya dengan
lingkungan ....................................................................................... 48
5. Nilai-nilai pendidikan karakter dalam hubunganya dengan
kebangsaan ...................................................................................... 49
BAB IV NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU
MUHAMMAD AL-FATIH 1453
A. pendidikan karakter dalam buku Muhammad Al-Fatih 1453 .............. 51
B. relevansi nilai-nilai pendidikan karakter dalam buku Muhammad Al-
Fatih 1453 dengan praktek pendidikan karakter masa kini ................ 76
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................ 81
B. Saran .................................................................................................. 83
C. Kritik .................................................................................................... 84
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 86
LAMPIRAN-LAMPIRAN
-
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Tugas Pembimbing Skripsi
Lampiran 2 Daftar Nilai SKK
Lampiran 3 Lembar Bimbingan Skripsi
Lampiran 4 Riwayat Hidup Penulis
Lampiran 5 Cover Buku Muhammad Al-Fatih 1453 Karya Felix Y. Siauw
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan dalam sejarah peradaban manusia adalah komponen
penting yang erat dan tidak terpisahkan dari perjalanan hidup manusia.
Kualitas sebuah bangsa dan peradaban ditentukan oleh kualitas
pendidikannya. Ia menjadi bagian penting sebab dengan pendidikan, manusia
mampu mengembangkan nalar berfikirnya sekaligus meningkatkan taraf
hidup dan kemampuan teknis atau pun non-teknis lainnya.
Melihat kenyataan yang ada dalam kehidupan sekarang, banyak kasus-
kasus yang menunjukkan menurunnya moral bangsa. Dengan modal keadaan
sosial budaya dan kekayaan yang dimiliki Indonesia dapat hidup dengan
makmur tanpa harus ada kejahatan, korupsi hingga tawuran antar pelajar,
sikap anak yang kurang menghormati orang tua dan kasus-kasus lainnya.
Berangkat dari berbagai persoalan di atas, sudah saatnya sistem
pendidikan di Indonesia dibenahi tanpa meninggalkan jati diri dari bangsa
Indonesia. Salah satunya adalah dengan pendidikan karakter, diharapkan
pendidikan karakter tersebut mampu mengantarkan peserta didik menjadi
pribadi yang lebih baik dan berakhlakul karimah dengan cara menyelipkan
nilai-nilai karakter dalam proses pembelajaran.
Salah satu contoh produk budaya yang dapat digunakan untuk
menanamkan nilai pendidikan karakter adalah karya sastra. Karya sastra
-
2
merupakan karya seni yang dituntut mampu menciptakan hiburan dan
pelajaran. Seperti halnya dalam buku Muhammad Al-Fatih 1453 di dalamnya
berisi tentang sejarah salah seorang pahlawan Islam yang bernama
Muhammad Al-Fatih ketika menaklukkan kota Konstantinopel dengan latar
kejadian pada tahun 1453 M. Buku ini menyuguhkan kata-kata yang inspiratif
dengan banyak hikmah dan pelajaran. Buku ini ditulis karena kesedihan
penulis melihat buku-buku sejarah atau biografi kaum Muslim sangat minim.
Hal ini menunjukkan bahwa karya sastra dapat mengkombinasikan sisi
pendidikan atau pengajaran dengan hiburan.
Untuk mengoptimalkan penanaman nilai-nilai pendidikan, khususnya
nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam sebuah buku, di sini
penulis mendiskripsikan teks-teks dari buku Muhammad Al-Fatih 1453. Buku
ini termasuk buku sejarah yang ditulis secara sistematis, mengalir, mudah dan
enak dibaca dengan isi dan argumen yang sangat inspiratif dan penuh dengan
nilai-nilai pendidikan dan moral. Salah satu contohnya yaitu pada bagian
cerita The Secret of Victory Menceritakan kisah yang mengandung nilai
religius, toleransi, dan tanggung jawab dalam menghadapi kesulitan dan
kesempitan. Seperti terdapat dalam penggalan berikut:
Jika penaklukan kota Konstantinopel sukses maka sabda Rasulullah
SAW telah menjadi kenyataan dan salah satu mukjizatnya telah
terbukti. Kita akan mendapatkan bagian apa yang telah menjadi janji
hadist ini, berupa kemuliaan dan penghargaan. Oleh karena itu,
sampaikanlah kepada para pasukan satu persatu bahwa kemenangan
besar yang akan kita capai ini akan menambah ketinggian dan
kemuliaan Islam. Untuk itu, wajib bagi setiap pasukan menjadikan
syariat selalu di depan matanya dan jangan sampai ada di antara
mereka yang melanggar syariat yang mulia ini. Hendaknya mereka
tidak mengusik tempat-tempat peribadatan dan gereja-gereja.
-
3
Hendaknya mereka jangan mengganggu para pendeta dan orang-
orang lemah tak berdaya yang tidak ikut terjun dalam pertempuran.
(Siauw, 2013:239)
Pada penggalan cerita di atas, pembaca diajak untuk meneladani sikap
selalu ingat Allah dalam situasi apapun, mendidik diri untuk bersikap disiplin
dan tanggung jawab serta mencoba memahami bahwa semua yang terjadi atas
kehendak Allah. Bahwasannya kemenangan bukan terletak pada kekuatan
fisik, apalagi karena strategi perang, tetapi satu-satunya kunci kemenangan
yaitu sikap religius dengan melakukan ketaatan kepada Allah dan menjauhi
maksiat.
Dengan melihat isi dari buku Muhammmad Al-Fatih 1453 yang
mengandung banyak pelajaran di samping kelebihan dan kekurangannya,
maka penulis mencoba mengangkatnya sebagai objek penelitian dengan judul
NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER YANG TERKANDUNG
DALAM BUKU MUHAMMAD AL-FATIH 1453 KARYA FELIX Y.
SIAUW.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah berisi penegasan mengenai pertanyaan-pertanyaan
yang hendak dicarikan jawabannya melalui penelitian. Di dalamnya tercakup
keseluruhan ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi
dan pembatasan masalah (Maslikhah, 2013:302).
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Nilai-nilai pendidikan karakter apa saja yang terkandung dalam buku
Muhammad Al-Fatih 1453 karya Felix Y. Siauw?
-
4
2. Bagaimana relevansi nilai-nilai pendidikan karakter dalam buku
Muhammad Al-Fatih 1453 karya Felix Y. Siauw dengan praktik
pendidikan karakter masa kini?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian berisi gambaran yang khusus atau spesifik mengenai
arah dari kegiatan kajian kepustakaan yang dilakukan, berupa keinginan
realistis peneliti tentang hasil yang akan diperoleh. Tujuan penelitian harus
mempunyai kaitan atau hubungan yang relevan dengan masalah yang akan
diteliti (STAIN Salatiga, 2008:50-51).
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menemukan nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam
buku Muhammad Al-Fatih 1453 karya Felix Y. Siauw.
2. Untuk menemukan relevansi nilai-nilai pendidikan karakter dalam buku
Muhammad Al-Fatih 1453 karya Felix Y. Siauw dengan praktik
pendidikan karakter masa kini.
D. Kegunaan Penelitian
1. Secara Teoritik
Secara teoritik, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi yang positif bagi dunia pendidikan pada umumnya dan
khususnya bagi pengembangan nilai-nilai pendidikan baik pendidikan
umum maupun pendidikan karakter melalui pemanfaatan karya sastra
serta menambah wawasan tentang keberadaan karya sastra yang memuat
tentang pendidikan karakter.
-
5
2. Secara Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu yang berguna
kepada masyarakat umum terutama para pendidik serta memberi masukan
bagi masyarakat Muslim untuk lebih mengenal sejarah Islam, antara lain:
a. Dapat menambah khazanah pengetahuan sejarah Islam.
b. Dapat memotivasi umat Islam untuk meniru dan meneladani semangat
perjuangan Muhammad Al-Fatih.
c. Memberikan tauladan pendidikan karakter melalui buku sejarah.
E. Kajian Pustaka
Kajian pustaka sangat berguna bagi pembahasan skripsi ini. Untuk
mengkaji skripsi ini, peneliti melakukan kajian pustaka terhadap penelitian-
penelitian sebelumnya. Diantaranya adalah sebagai berikut:
Pertama, skripsi yang berjudul Nilai-Nilai Pendidikan Karakter
Dalam Kegiatan Ekstra Kurikuler Siswa Di Man Salatiga Tahun 2013 yang
ditulis oleh Syarif Anam Muhammad, Jurusan Tarbiyah Program Studi
Pendidikan Agama Islam, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)
Salatiga 2013. Skripsi ini mengkaji tentang pendidikan karakter yang
terkandung dalam kegiatan ekstra kurikuler siswa di Man Salatiga. Skripsi ini
menganalisis tentang ektra kurikuler siswa Man Salatiga yang mengandung
nilai-nilai pendidikan karakter. Adapun persamaan skripsi tersebut dengan
skripsi penulis adalah terletak pada objek penelitian yaitu sama-sama
mengkaji tentang pendidikan karakter. Sedangkan berbedaanya terletak pada
-
6
subjek penelitian, penulis mengkaji buku Muhammad Al-Fatih 1453 karya
Felix Y. Siauw.
Kedua, skripsi yang berjudul Penerapan Pendidikan Karakter Di
SMPIT Nurul Islam Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2011/ 2012 yang
ditulis oleh Wahid Tri Mustofa, Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan
Agama Islam, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga 2012.
Skripsi ini meneliti tentang upaya untuk mengetahui sejauh mana aplikasi
penerapan pendidikan karakter di salah satu sekolah menengah yaitu SMPIT
Nurul Islam Tengaran kabupaten Semarang yang diterapkan melalui
lingkungan sekolah dan mahad, Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dan
kegiatan ekstra kurikuler serta melalui program-program reguler mahad
dengan sebaran nilai karakter yang merata di keempat ruang lingkup
pendidikan karakter yang meliputi olah hati, olah pikir, olah rasa dan olah
raga. Adapun persamaan skripsi tersebut dengan skripsi penulis adalah
terletak pada objek penelitian yaitu sama-sama mengkaji tentang pendidikan
karakter. Sedangkan perbedaanya terletak pada subjek penelitian, penulis
mengkaji buku Muhammad Al-Fatih 1453 karya Felix Y. Siauw.
Ketiga, skripsi yang berjudul Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam
Novel chairul Tanjung Si Anak Singkong dan Relevansinya dengan Mata
Pelajaran Aqidah Akhlak pada Tingkat MI yang ditulis oleh Ning Kharah
Nugrahani, Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2013. Skripsi ini meneliti tentang
pendidikan karakter apa saja yang ada dalam novel Chairul Tanjung dan
-
7
bagaimana relevansinya dengan mata pelajaran Aqidah Akhlak pada tingkat
MI. Adapun persamaan dari skripsi tersebut dengan skripsi penulis adalah
terletak pada objek penelitian yaitu tentang pendidikan karakter yang
terkandung dalam buku atau novel. Sementara perbedaanya terdapan dalam
subjek penelitian, penulis menggunakan buku Muhammad Al-Fatih 1453
karya Felix y. Siauw.
Keempat, skripsi yang berjudul Nilai-nilai pendidikan Karakter Dalam
Novel Hafalan Shalat Delisa karya Tere- Liye dan Relevansinya dengan
Pembelajaran Fiqih di MI yang ditulis oleh Siti Saadatul Mujahidah, program
studi pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga Yogyakarta 2013. Skripsi ini meneliti tentang pendidikan karakter
apa saja yang terkandung dalam Novel Hafalan Shalat Delisa dan
Relevansinya dengan Pembelajaran Fiqih di MI. Adapun persamaan dalam
skripsi tersebut dengan skripsi penulis yaitu sama-sama meneliti tentang
kandungan nilai karakter dalam sebuah buku atau novel. Sementara
perbedaanya terletak pada subjek penelitian yang penulis gunakan yaitu buku
Muhammad Al-Fatih karya Felix Y, Siauw.
F. Metode Penelitian
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
a. Jenis penelitian dari skripsi ini adalah studi pustaka (library research),
studi kepustakaan dapat diartikan sebagai suatu langkah untuk
memperoleh informasi dari penelitian terdahulu yang harus
dikerjakan. Muh. Nazir (1998: 112) juga menyebutkan bahwa studi
-
8
kepustakaan merupakan langkah yang penting di mana setelah seorang
peneliti menetapkan topik peneliti, sumber-sumber kepustakaan dapat
diperoleh dari: buku, jurnal, majalah, hasil-hasil penelitian (tesis dan
disertasi), dan sumber-sumber lainya yang sesuai (internet, koran dll).
Bila telah diperoleh kepustakaan yang relevan, maka segera untuk
disusun secara teratur untuk dipergunakan dalam penelitian (Syukur,
2014: 59-60).
b. Jenis Pendekatan. Menurut Abram (2006:76) ada empat macam
pendekatan terhadap karya sastra yaitu terdiri dari: Pertama,
pendekatan mimetik yaitu pendekatan yang dalam mengkaji sastra
berupaya memahami karya sastra dengan realitas dan kenyataan.
Kedua, pendekatan ekspresif adalah pendekatan yang dalam
memandang dan mengkaji karya sastra memfokuskan perhatiannya
pada sastrawan selaku pencipta karya sastra. Ketiga, pendekatan
pragmatik adalah pendekatan yang memandang karya sastra sebagai
sarana untuk menyampaikan tujuan tertentu kepada pembaca.
Keempat, pendekatan obyektif adalah pendekatan yang memfokuskan
kepada karya sastra itu sendiri. Keempat pendekatan tersebut
kemudian mengalami perkembangan hingga muncul berbagai
pendekatan seperti pendekatan struktural, semiotik, sosiologi sastra,
resepsi sastra, psikologi sastra, dan moral. Pendekatan yang akan
digunakan penulis adalah pendekatan pragmatik. Karya sastra yang
-
9
berorientasi pragmatik banyak mengandung aspek guna (usefull) dan
nilai karya bagi penikmatnya.
2. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan
oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Metode pengumpulan data yang
penulis gunakan adalah metode deskriptif yaitu suatu yang diupayakan
untuk mencandra atau mengamati permasalahan secara sistematis dan
akurat mengenai fakta dan sifat objek tertentu. Metode deskriptif
ditujukan untuk memaparkan dan menggambarkan dan memetakan fakta-
fakta berdasarkan cara pandang atau kerangka berpikir tertentu. Metode
ini berusaha menggambarkan dan menginterpretasi apa yang ada atau
mengenai kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang sedang
berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang
terjadi, atau kecenderungan yang tengah berkembang (Mahmud,
2011:100-101)
Ada beberapa hal yang dipandang sebagai ciri pokok metode
deskriptif, yaitu data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan,
dan kemudian dianalisis. Pada metode deskriptif ini, proses deskripsi dan
analisis mendapat tempat yang sangat penting. Sebuah deskripsi
dipandang sebagai represenasi objektif dari permasalahan yang diselidiki,
sedangkan analisis deskriptif dipandang sebagai penjelasan ilmiah yang
menggunakan cara berpikir, cara pengupasan, dengan referensi, dan titik
tolak teori tertentu.
-
10
3. Sumber Data
Sumber data adalah subjek tempat asal data dapat diperoleh, dapat
berupa bahan pustaka, atau orang. (Mahmud, 2011:151)
Dalam penulisan skripsi ini, sumber data yang digunakan adalah
sumber data yang relevan dengan pembahasan skripsi. Adapun sumber
data terdiri dari dua macam yaitu:
a. Sumber Data Primer, merupakan sumber data utama yang digunakan
dalam penelitian ini, yaitu buku Muhammad Al-Fatih 1453karya
Felix Y. Siauw
b. Sumber Data Sekunder, buku Muhammad Al-Fatih sang penakluk
karya Dr. Ali Muhammad Ash-Shalabi, buku Muhammad Al-Fatih
penakluk Konstantinopel karya Syaikh Ramzi Al-Munyami, buku
Pendidikan Karakter karya Heri Gunawan, dan buku Pendidikan
Karakter berbasis Agama dan Budaya karya Dr. Haedar Nashir.
4. Metode Analisis Data
Analisis data yang penulis gunakan adalah analisis isi (content
analysis). Ricard Budd (1967) mengemukakan bahwa analisis isi adalah
teknik sistematis untuk menganalisis isi pesan dan mengolah pesan.
Dengan menggunakan analisis isi, akan diperoleh suatu hasil atau
pemahaman terhadap berbagai isi pesan yang disampaikan oleh media
massa, kitab suci, atau sumber informasi lain secara objektif, sistematis,
dan relevan (Mahmud, 2011:104-105)
-
11
G. Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalahpahaman penafsiran terhadap judul
penelitian di atas, maka penulis menjelaskan dari berbagai istilah pokok yang
terkandung dalam judul tersebut, diantaranya sebagai berikut:
1. Nilai
Nilai (value/qimah) dalam pandangan Brubacher tak terbatas ruang
lingkupnya. Nilai tersebut sangat erat kaitannya dengan pengertian-
pengertian dan aktivitas manusia yang kompleks, sehingga sulit
ditentukan batasannya. Nilai itu praktis dan efektif dalam jiwa dan
tindakan manusia dan melembaga secara objektif di dalam masyarakat
(Muhaimin, 1993:109-110).
Nilai dapat dikatakan sebagai harga atau kualitas yang melekat
pada jiwa dan tindakan manusia. Dalam kehidupan seseorang tidak akan
pernah terlepas dari nilai, baik nilai yang tersurat maupun yang tersirat.
2. Karakter
Karakter secara kebahasaan ialah sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau
budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain, tabiat atau
watak (Departemen Pendidikan Nasional, 1997:444).
Karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri
khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkungan
keluarga, masyarakat bangsa, dan negara. Individu yang berkaraker baik
adalah individu yang bisa membuat keputusan dan sikap
-
12
mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan yang ia buat
(Darmayanti, 2014: 11).
Karakter telah menjadi bahasa Indonesia, yang semula dari bahasa
Inggris (character) dan lebih jauh lagi dari bahasa Yunani (charassein)
yang artinya mengukir corak yang tetap dan tidak terhapuskan. Sehingga
dalam makna terminologi, karakter atau watak merupakan perpaduan dari
segala tabiat manusia yang bersifat tetap sehingga menjadi tanda khusus
untuk membedakan orang satu dengan yang lain.
3. Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter menurut Thomas Lickona (1991) adalah
pendidikan untuk membentuk kepribadian seseorang melalui pendidikan
budi pekerti, yang hasilnya terlihat dalam tindakan nyata seseorang, yaitu
tingkah laku yang baik, jujur, bertanggung jawab, menghormati hak
orang lain, kerja keras dan sebagainya.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa pendidikan karakter adalah segala
sesuatu yang dilakukan guru, yang mampu mempengaruhi karakter
peserta didik. Guru membantu membentuk watak peserta didik. Hal ini
mencakup keteladanan bagaimana perilaku guru, cara guru berbicara atau
menyampaikan materi, dan berbagai hal terkait lainya. (Gunawan,
2014:23-24)
4. Buku Muhammad Al-Fatih 1453
Buku ini merupakan buku sejarah yang ditulis secara populer
menceritakan tentang perjuangan Muhammad Al-Fatih dalam
-
13
menaklukkan benteng Konstantinopel. Jadi buku Muhammad Al-Ftih
1453 adalah salah satu karya Felix Y. Siauw di antara berbagai karya
lainya yang disusun sedemikian rupa sehingga bisa menjadi landasan
dalam menginspirasi generasi selanjutnya.
H. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi terbagi dalam tiga bagian, yaitu bagian
awal, bagian isi, dan bagian akhir. Bagian awal terdiri dari sampul, lembar
berlogo, halaman judul, halaman persetujuan pembimbing, halaman
pengesahan kelulusan, halaman pernyataan orisinalitas, halaman motto dan
persembahan, halaman kata pengantar, halaman abstrak, halaman daftar isi,
halaman daftar lampiran.
Skripsi ini disusun dalam 5 bab, yang secara sistematis dapat
dijabarkan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab pendahuluan akan dibahas:
A. Latar belakang masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Kegunaan Penelitian
E. Kajian Pustaka
F. Penegasan Istilah
G. Metode penelitian
1. Jenis dan pendekatan penelitian
-
14
2. Metode pengumpulan Data
3. Sumber Data
4. Metode Analisis Data
H. Sistematika penulisan
BAB II BIOGRAFI PENULIS DAN ANATOMI BUKU MUHAMMAD
AL-FATIH 1453
Dalam bab ini akan dibahas:
A. Biografi penulis
1. Latar belakang penulis
2. Karya-karya penulis
3. Tujuan penulisan buku
B . Anatomi buku Muhammad Al-Fatih 1453
C. Sinopsis buku Muhammad Al-Fatih 1453
BAB III PENDIDIKAN KARAKTER
Dalam bab ini akan dibahas:
F. Deskripsi Pendidikan Karakter
G. Tujuan Pendidikan Karakter
H. Fungsi Pendidikan Karakter
I. Media Pendidikan Karakter
J. Macam-macam Pendidikan Karakter
1. Nilai-nilai pendidikan karakter dalam hubunganya dengan
Tuhan Yang Maha Esa
-
15
2. Nilai-nilai pendidikan karakter dalam hubunganya dengan
diri sendiri
3. Nilai-nilai pendidikan karakter dalam hubunganya dengan
sesama
4. Nilai-nilai pendidikan karakter dalam Hubunganya dengan
lingkungan
5. Nilai-nilai pendidikan karakter dalam hubunganya dengan
kebangsaan
BAB IV NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU
MUHAMMAD AL-FATIH 1453
Dalam bab ini akan dibahas:
C. Pendidikan karakter dalam buku Muhammad Al-Fatih 1453
D. relevansi nilai-nilai pendidikan karakter dalam buku Muhammad
Al-Fatih 1453 dengan praktek pendidikan karakter masa kini
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
C. Kritik
-
16
BAB II
BIOGRAFI PENULIS
ANATOMI BUKU MUHAMMAD AL-FATIH 1453
A. Biografi Penulis
1. Latar Belakang Penulis
Biografi penulis dilihat dari dua sudut pandang, pertama konteks
internal dan kedua konteks eksternal. Pertama konteks internal, nama Felix
Yanwar Siauw adalah seorang etnis Tionghoa. Lahir di Palembang
Sumatera Selatan pada tanggal 31 Januari 1984, seorang muallaf warga
negara Indonesia yang beragama Islam. Jenjang pendidikan di SD
Xaverius II Palembang 1989-1995, melanjutkan ke sekolah menengah
pertama di SMP Xaverius Maria Palembang 1995-1998, dan SMA
Xaverius 1 Palembang, setelah menyelesaikan pendidikan tingkat atas
SMA Xaverius 1 Palembang pada 2001, penulis melanjutkan kuliah di
Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor IPB. Felix siauw mulai
mengenal Islam pada tahun 2002, saat masih berkuliah semester 3 di IPB.
Awal masuk Islam saya menemukan bahwa, teori saya semua agama itu
sama hancur sama sekali dengan adanya realitas baru yang saya dapatkan.
Lewat pertemuan saya dengan seorang ustadz muda aktivis gerakan
dawah Islam internasional, perkenalan saya dengan Al-Quran dimulai.
Diskusi itu bermula dari perdebatan saya dengan seorang teman saya
tentang kebenaran. Dia berpendapat bahwa kebenaran ada di dalam Al-
Quran, sedangkan saya belum mendapatkan kebenaran. Sehingga
-
17
dipertemukanlah saya dengan ustadz muda ini untuk berdiskusi lebih
lanjut, namanya Ustadz Fatih Karim.
Setelah bertemu dan berkenalan dengan ustadz muda ini, saya lalu
bercerita tentang pengalaman hidup saya termasuk ketiga pertanyaan hidup
saya yang paling besar. Kami lalu berdiskusi dan mencapai suatu
kesepakatan tentang adanya Tuhan pencipta alam semesta. Adanya Tuhan,
atau Sang Pencipta memanglah sesuatu yang tidak bisa disangkal dan
dinafikkan bila kita benar-benar memperhatikan sekeliling kita. Tapi saya
lalu bertanya pada ustadz muda itu:
Saya yakin Tuhan itu ada, dan saya berasal dari-Nya, tapi masalahnya
ada 5 agama yang mengklaim mereka punya petunjuk bagi manusia untuk
menjalani hidupnya. Yang manakah lalu yang bisa kita percaya?!.
Ustadz muda itu berkata: Apapun diciptakan pasti mempunyai petunjuk
tentang caranya bekerja. lalu dia menambahkan:
Begitupun juga manusia, masalahnya, yang manakah kitab petunjuk
yang paling benar dan bisa membuktikan diri kalau ia datang dari Sang
Pencipta atau Tuhan yang Maha Kuasa. lalu diapun membacakan suatu
ayat dalam al-Quran: Kitab (Al Quran) Ini tidak ada keraguan padanya;
petunjuk bagi mereka yang bertaqwa (TQS al-Baqarah [2]:2).
Ketika saya membaca ayat ini saya terpesona dengan ketegasan
dan kejelasan serta ketinggian makna daripada kitab itu. Mengapa penulis
kitab itu berani menuliskan seperti itu?. Seolah membaca pikiran saya,
ustadz itu melanjutkan:
kata-kata ini adalah hal yang sangat wajar bila penulisnya bukanlah
manusia, ciptaan yang terbatas, Melainkan Pencipta. Not creation but The
Creator. Bahkan al-Quran menantang manusia untuk mendatangkan
yang semacamnya.
-
18
Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al-Quran yang kami
wahyukan kepada hamba kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja)
yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah,
jika kamu orang-orang yang benar (TQS al-Baqarah [2]: 23).
Waktu itu saya membeku, pikiran saya bergejolak, seolah seperti jerami
kering yang terbakar api. Dalam hati saya berkata, Mungkin inilah
kebenaran yang selama ini saya cari!.
Tetapi waktu itu ada beberapa keraguan yang menyelimuti diri
saya, belum mau mengakui bahwa memang Al-Quran adalah suatu kitab
yang sangat istimewa, yang tiada seorangpun yang bisa mendatangkan
yang semacamnya. Lalu saya bertanya lagi:
Lalu mengapa agama yang sedemikian hebat malah terpuruk, menjadi
pesakitan, hina dan menghinakan dirinya sendiri?.
Dengan tersenyum dan penuh ketenangan ustadz muda itu menjawab:
Islam tidak sama dengan Muslim. Islam sempurna, mulia dan tinggi,
tidak ada satupun yang tidak bisa dijelaskan dan dijawab dalam Islam.
Muslim akan mulia, tinggi juga hebat. Dengan satu syarat, mereka
mengambil Islam secara kaffah (sempurna) dalam kehidupan mereka
Jadi maksud ustadz, Muslim yang sekarang tidak atau belum
menerapkan Islam secara sempurna? sata menyimpulkan. Ya, itulah
kenyataan yang bisa anda lihat tegas ustadz muda itu.
Lalu saya dijelaskan panjang lebar tentang maksud bahwa Islam
berbeda dengan Muslim. Penjelasan itu sangat luar biasa, dia lalu
menjelaskan dan memperlihatkan bagaimana sistem Islam kaffah bekerja.
Konsep-konsep Islam yang belum pernah saya dengar sama sekali sampai
saat itu, bagaimana Islam mengatur pemerintahan seperti Islam mengatur
pernikaham bagaimana Islam mengatur ekonomi sebagaimana ia mengatur
ibadah ritual, sesuatu yang tersembunyi (atau sengaja disembunyikan) dari
-
19
Islam selama ini. Saat itu saya sadar betul kelebihan dan kebenaran Islam.
Hanya saja selama ini saya membenci Islam karena saya hanya melihat
Muslimnya bukan Islam. Hanya melihat sebagian dari Islam bukan
keseluruhan.
Akhirnya ketiga pertanyaan besar saya selama ini terjawab dengan
sempurna. Bahwa saya berasal dari Sang Pencipta dan itu adalah Allah
SWT. Saya hidup untuk beribadah (secara luas) kepada-Nya karena itulah
perintah-Nya yang tertulis di dalam Al-Quran. Al-Quran dijamin datang
dari-Nya karena tak ada seorangpun manusia yang mampu mendatangkan
yang semacamnya. Setelah hidup ini berakhir, kepada Allah saya akan
kembali dan membawa perbuatan ibadah saya selama hidup dan
dipertanggungjawabkan kepada-Nya sesuai dengan aturan yang diturunkan
oleh Allah. Setelah yakin dan memastikan untuk jujur pada hasil
pemikiran saya. Saya memutuskan, Baik, kalau begitu saya akan masuk
Islam
Alhamdulillah, pada 2006, penulis menggenapkan sebagian
agamanya dengan menikahi wanita yang taat dan sabar dalam agamanya,
Iin, yang dianugerahi darinya tiga buah hati yang insyaAllah menjadi
mujahid di jalan-Nya, Alila Shaffiya Asy-Syarifah, lalu Shifr Muhammad
Al-Fatih 1453 dan Ghazi Muhammad Al-Fatih 1453. Berprofesi sebagai
Marketing Manager di perusahaan agrokimia, PT. Biotis Agrindo.
-
20
Kedua konteks eksternal, pada awalnya Ustadz Felix lahir dan
tumbuh dewasa di lingkungan Non-Muslim. Saya tahu, saya akan
menemui banyak sekali tantangan ketika saya memutuskan hal ini.
Mengetahui anaknya masuk Islam, sudah pasti kedua orang tua Felix syok
dan marah. Namun, kemarahan keduanya hanya ditunjukkan dalam
bentuk rasa kekecewaan. Kalau sampai pada pengusiran memang tidak
terjadi seperti yang dialami mualaf lainnya. Rasa kecewa tersebut
ditunjukkan oleh kedua orang tuanya dengan kata-kata pedas. Kamu ini
kemasukan setan atau jin. Kamu itu seperti mutiara yang menceburkan
diri ke dalam lumpur. Lalu saya katakan, Lumpurnya yang mana dan
mutiaranya yang mana. Namun, dengan berbagai upaya yang Felix
lakukan selama tiga tahun, kini kedua orang tuanya sudah bisa menerima
pilihan hidupnya itu. Meski dalam beberapa hal, baik ayah maupun
ibunya, masih belum bisa menerima perbedaan tersebut. Saya memiliki
lingkungan yang tendensius kepada Islam dan saya yakin keputusan ini
tidak akan membuat mereka senang. Tapi bagaimana lagi, apakah saya
harus mempertahankan perasaan dan kebohongan dengan mengorbankan
kebenaran yang saya cari selama ini.
(http://sisiuk.com/2014/12/27/biodata-dan-biografi-singkat-ustadz-felix-
siauw/) (Diakses pada Selasa, 16 Februari 2016, pukul 23:00)
Felix Y. Siauw adalah seorang Islamic Inspirator. Program-
programnya disusun sedemikian rupa sehingga membangkitkan nilai-nilai
Ilahiah di dalam diri setiap individu sehingga mampu dan mau menjalani
http://sisiuk.com/2014/12/27/biodata-dan-biografi-singkat-ustadz-felix-siauw/http://sisiuk.com/2014/12/27/biodata-dan-biografi-singkat-ustadz-felix-siauw/ -
21
hidup dan beraktivitas dengan mulia. Al-Quran dan As-Sunnah selalu
menjadi landasannya dalam menginspirasi aktivitasnya maupun
mengubah performa setiap individu yang mengikuti program-
programnya. Aktif mendakwahkan dan memperjuangkan Islam di kampus
IPB dan bergabung dalam Tim Dakwah Kampus BKIM IPB, Felix juga
diamanahi menjadi ketua lembaga dakwah Fakultas Pertanian, Elsifa.
Sekarang, Felix berkonsentrasi membangun generasi islami sebagai
Islamic Inspirator. Secara aktif, dia mengisi kajian-kajian Islam di
perkantoran, pesantren dan masjid. Alhamdulillah, Program-program
penulis telah dibagikan hampir di seluruh Indonesia (Siauw, 2013:319).
2. Karya-Karya Penulis
Di bawah ini adalah beberapa buku-buku karya Felix Y. Siauw:
a. Udah Putusin Aja
Buku Udah Putusin Aja berisi tentang nasehat untuk para remaja
untuk tidak menjalin hubungan (pacaran) jika memang belum saatnya
membutuhkan pasangan hidup. Banyak hal yang diceritakan dalam
buku ini seperti banyaknya akibat negatif jika berpacaran. Buku ini
sangat sarat akan nasehat islami yang cocok untuk para remaja yang
sekarang ini banyak yang salah langkah.
b. Yuk Berhijab
Buku ini memang sangat disarankan untuk dibaca bagi para
wanita Muslim. Dalam buku ini banyak di tuliskan mengapa sebagai
wanita Muslim harus mengunakan hijab. Pengunaan hijab bagi wanita
-
22
Muslim mempunyai banyak manfaat yang kadang banyak orang tidak
mengetahuinya. Buku ini berisi nasehat-nasehat agar wanita Muslim
selalu mengunakan hijab. Sama dengan buku karya Felix Siauw yang
lain, buku ini juga memiliki bahasa yang enak di baca.
c. Beyond The Inspiration
Buku ini sangat memberi inspirasi kepada remaja Muslim untuk
mengejar impian. Dalam buku ini diceritakan tentang kejayaan Islam
yang pernah menguasai dunia. Dari sejarah yang sangat inspiratif
tersebut Ustadz Felix Siauw ingin menyampaikannya kepada seluruh
remaja Islam agar terus bersemangat untuk membangun kejayaan
Islam seperti kejayaan yang dulu pernah di raih.
d. Master Your Habits
Seperti judulnya buku ini memang berisi tentang bagaimana
seorang Muslim harusnya memiliki kepribadian yang islami. Banyak
sekali orang Islam tapi tidak mengerti tentang kebiasaan yang baik. Di
buku ini anda dapat belajar bagaiman bisa memulai membangun
kebiasaan yang baik dan islami. Buku ini layak dibaca bagi orang
yang inggin mengubah kebiasaan dari kebiasaan buruk menjadi
kebiasaan baik. Buku ini sangat di sarankan di baca untuk semua
orang yang ingin menjadi lebih baik dari sebelumnya.
e. Muhammad Al-Fatih 1453
Dalam buku ini bercerita tentang seorang tokoh Islam yang
bernama Muhammad Al-Fatih, dia adalah pemuda yang bisa
-
23
membawa harum nama Islam. Nama besar dia juga masih diingat
orang sampai saat ini. Buku ini becerita mengenai banyak petempuran
dan Muhammad Al-Fatih adalah seorang pemuda yang bisa
menguatkan kejayaan Islam. Maka dari itu buku ini bisa menjadi
inspirasi agar semuanya dapat membawa nama besar Islam.
(http://www.daftar.co/buku-felix-siauw/ 07:40, 28/1/2016)
3. Tujuan Penulisan Buku
Sekarang ini banyak sekali buku yang beredar di pasaran dengan
berbagai genre yang diminati oleh masyarakat. Buku yang beredar
sekarang ini banyak didominasi oleh penulis lama maupun baru yang
mempunyai bakat dalam menulis. Felix Siauw atau orang banyak
menyebutnya dengan Ustadz Felix juga merupakan penulis yang
mempunyai bakat yang bagus. Banyak orang yang belum mengetahui
siapa Felix Siauw dikarenakan dia memang jarang muncul ke publik.
Sebagai penulis dia lebih banyak fokus ke dunia yang berbau islami.
Sebagai seorang Ustadz dia juga inggin mengajarkan sesuatu kepada
masyarakat umum. Dia tidak ingin bukunya hanya menjadi sebuah karya
yang tidak bermakna, maka dari itu buku Felix Siauw juga banyak berisi
nasehat yang baik.
Buku karya Felix Siauw yang ada di pasaran memang memiliki
nilai nasehat dan inspirasi yang bagus bagi yang membaca buku tersebut.
Buku-buku karyanya juga simbol bahwa semua orang harus menyebarkan
nasehat yang baik kepada yang lain, dan Ustadz Felix Siauw juga
http://www.daftar.co/buku-felix-siauw/ -
24
menjalankan hal tersebut lewat bukunya. Memang buku karya dia sangat
kental dengan nilai-nilai Islam, dia banyak mengambil intisari dari banyak
sumber Islam seperti Al-Quran dan Hadist menjadi nasehat-nasehat yang
sangat ringan akan tetapi memiliki nilai pembelajaran yang tinggi pada
orang yang membaca buku karya sang Ustadz. Kaidah-kaidah Islam yang
dia masukkan dibukunya memang sangat diharapkan mampu menjadi
sebuah nasehat yang bisa disampaikan dengan mudah ke segala penjuru.
Sebagai seorang Ustadz dia pasti mengetahui bahwa dengan
menulis buku maka akan mempermudah dia menyampaikan nasehat dan
motivasi islami yang baik kepada masyarakat, akan tetapi gaya menulis
Ustadz Felix Siauw memang lebih condong untuk menarik pembaca usia
remaja. Dia memilih remaja sebagai target karena sekarang ini moral
remaja sangat turun jauh diakibatkan oleh banyak faktor. Maka dari itu
harapan dia dengan buku tersebut dibaca oleh remaja akan membuat
mereka mendapat nasehat yang baik dan sesuai dengan kaidah islami.
Para remaja sekarang ini memang sudah seperti kehilangan nilai-nilai
islami dikarenakan mungkin mereka kurang mendapatkan pembelajaran
islami. (http://www.daftar.co/buku-felix-siauw/ 07:40, 28/1/2016)
B. Anatomi buku Muhammad Al-Fatih 1453
Konstantinopel adalah kota yang dijanjikan bagi kaum Muslim seperti
telah diberitakan Rasulullah SAW beberapa abad sebelumnya. Menaklukkan
Konstantinopel adalah kerinduan kaum Muslim yang untuk memperolehnya
dibutuhkan lebih dari delapan abad. Membutuhkan usaha yang luar biasa
http://www.daftar.co/buku-felix-siauw/ -
25
mengingat Konstantinopel adalah kota imperium terbesar di zamannya
dengan pertahanan luar biasa kokoh. Gabungan keyakinan utuh seorang
Muslim, kebulatan tekad, usaha keras tak kenal menyerah, strategi perang jitu
dan kesabaranlah yang menjadikan seorang Muhammad Al Fatih berhasil
menaklukkannya. 29 Mei 1453.
Membaca buku setebal 318 halaman ini tak ubahnya seperti membaca
sebuah novel yang menawan bahkan nyaris tak ingat bahwa sebenarnya buku
ini adalah buku shiroh. Gaya bahasa runtut, mengalir serta penggambaran
latar tempat dan waktu yang kuat sepanjang tujuh belas bab membuat
pembaca seperti hanyut dalam setiap kisah yang diceritakan, mengikuti
kejadian demi kejadian tanpa merasa bosan. Banyaknya ilustrasi yang ada
pada buku bersampul kuning ini dan merujuk pada referensi yang sedemikian
banyak seperti disebutkan dalam daftar pustaka menjadikan buku ini begitu
kaya. Begitu indah.
Sejarah pasti akan berulang. Belajarlah dari sejarah. Belajarlah dari
kegigihan kaum Muslim menaklukkan Konstantinopel setelah berjuang
beberapa abad, belajarlah dari keberanian kaum Muslim yang tak takut mati
demi membela kehormatan agama, belajarlah dari kesalahan dan strategi
Muhammad Al Fatih menempa dirinya sekian lama, belajarlah dari
kearifannya sebagai seorang pemimpin bagi semua kaum, belajarlah sebagai
seorang Muslim yang sepenuhnya berserah dan tunduk kepada-Nya dan
apapun yang Dia tentukan.
-
26
Felix Siauw, seorang mualaf, meracik kata demi kata dengan piawai.
Pemilihan kata yang digunakan tak sekedar enak untuk dibaca tetapi lebih
dari itu, kata-kata yang digunakannya menyebarkan semangat (ghirah)
keislaman yang tinggi. Bacalah dan rasakanlah kekuatan kata demi kata, dan
ditutup dengan epilog yang amat indah.
(https://petapemikiran.wordpress.com/2012/06/29/review-buku-muhammad-
al-fatih-1453/ 08:24, 28/01/2016)
C. Sinopsis Buku Muhammad Al-Fatih 1453
557 tahun yang lalu pada Maret 1453, pemandangan yang tidak banyak
berbeda akan ditemukan oleh seseorang yang mendatangi tempat itu,
walaupun keadaanya tidak sepadat sekarang dan tentunya belum ada azan
yang berkumandang. Konstantinopel terletak di posisi yang sangat strategis,
terhampat di daratan berbentuk segitiga seperti tanduk dan terletak di sebelah
barat selat Bosphorus yang memisahkan antara Benua Eropa dan Asia. Di
sebelah utara kota ini terdapat Teluk Tanduk Emas, sebuah pelabuhan alami
yang sempurna. Di seberang Selat Bosphorus terhampar daratan yang kaya
dengan hasil bumi, semenanjung Asia Kecil atau lebih dikenal dengan nama
Anatolia. Dari Selat Bosphorus ini seseorang dapat berlayar ke utara menuju
laut Hitam atau ke selatan melewati Selat Dardanela lalu menuju ke Laut
Mediterania. Posisinya di tengah dunia membuat Konstantinopel menjadi
bagian penting dari tiga peradaban besar manusia. Pemandangan yang paling
menonjol dari kota ini tentu saja sistem pertahanan yang merupakan
pertahanan terbaik pada masanya. Konstantinopel didlindungi tembok yang
https://petapemikiran.wordpress.com/2012/06/29/review-buku-muhammad-al-fatih-1453/https://petapemikiran.wordpress.com/2012/06/29/review-buku-muhammad-al-fatih-1453/ -
27
mengelilingi kota dengan sempurna, baik wilayah laut maupun daratanya.
Nyali seseorang yang ingin menaklukkan ini pasti akan ciut takkala melihat
benteng dengan struktur tembok dua lapis dengan dua tingkatan, yang
diperkuat dengan parit dalam di bagian depanya.
Sejumlah pasukan yang besar sedang berbaris rapi dari kota Edirne.
Pasukan infanteri berbaris dengan tombak-tombak mereka yang menutupi
sinar matahari, menjadikan pasukan itu berada dalam bayangan sepanjang
waktu. Di belakangnya derap kaki kuda mengebulkan debu-debu yang
menjadi saksi bisu keperkasaan ksatria penunggangnya. Serta ayat-ayat Al-
Quran yang dilantangkan oleh para ulama dibelakang mereka
menggambarkan kekuatan tekat dan asal mereka, serta tujuan mereka datang
ke Konstantinopel. Tidak terelakkan pula suatu pemandangan
mencengangkan, senjata-senjata raksasa yang tak pernah terlihat sebelumnya
bergerak pelan ditarik oleh sekelompok kerbau dan manusia. Dari lautan,
layar-layar kapal perang terkembang dan dayung-dayung memandu kapal
melawan arus laut. Pasukan-pasukan Muslim lain juga terlihat bergerak dari
Asia Kecil. Sejumlah besar pasukan infanteri, kafaleri, dan para
pendukungnya dari ulama dan ahli logistik semuanya bergerak untuk
memenuhi seruan jihad yang dikumandangkan oleh Mehmed II bin Murad,
sultan ketujuh Utsmani. Gerakan seluruh pasukan ini mempunyai suatu tujuan
yang jalas yaitu Konstantinopel, keberangkatan pasukan Muslim yang penuh
dengan pengorbanan ini bukanlah tanpa dasar yang jelas.
-
28
Keinginan kaum Muslim menguasai Konstantinopel lebih mulia dari
hanya sekedar penghargaan, kekuasaan apalagi materi. Konstantinopel lebih
daripada itu, ia adalah sebuah kota yang dijanjikan kepada kaum Muslim oleh
Rasulullah Muhammad SAW. oleh karena itu, ekspedisi Sultan Mehmed II
bukanlah ekspedisi kerinduan selama 825 tahun. Ekspedisi ini adalah puncak
dari kekerasan niatnya atas Konstantinopel, nama yang telah memenuhi
benaknya selama 23 tahun lamanya. Nama yang juga akan menghantarkan
menjadi panglima terbaik yang sempat diisyaratkan oleh Muhammad
Rasulullah SAW. Bagi kaum Muslim nama Konstantinopel berarti kemuliaan
yang telah dijanjikan oleh Allah dan Rasul-Nya dalam bisyarah mereka.
Ramai dari kaum Muslim akan menyiapkan jiwa dan harta mereka untuk
menjadi pasukan yang membebaskanya. Mental kaum Muslim pun telah dari
awal dididik untuk menjadi seorang ksatria yang mempunyai tugas untuk
mengelola dunia dan seisinya. Konstantinopel adalah penantian 825 tahun
dan para syuhada telah menyirami tanah itu dengan darah suci mereka untuk
menumbuhkan kemenangan di tanah itu maka tidak heran apabila janji Allah
dan Rasul ini menjadi suatu sumber energi yang tidak terbatas, menyalakan
api pengorbanan dan jihad fii sabilillah dalam setiap masa dan setiap
kepemimpinan.
Buku Muhammad Al-Fatih 1453 ini disusun dalam 17 bab. Secara
sistematis dapat dijabarkan sebagai berikut:
Bab 1 berjudul Stairway to Constantinopel (tangga menuju
Konstantinopel) yang bembahas tentang sebuah perjuangan untuk
-
29
menaklukan dua peradaban adidaya dunia masa itu, Persia dan Romawi.
Bagi sahabat Nabi Muhammad, visi Muhammad SAW adalah misi
mereka, tujuan mereka untuk menaklukkan Persia dan Roma bukan
tujuan yang arogan dan tanpa perhitungan, melainkan tujuan yang
bervisi akhirat. Kegagalan dua ekpedisi besar oleh dua Khalifah, tentu
bukan kegagalan yang sia-sia. Kegagalan ini adalah usaha terbaik dari
kaum Muslim untuk meraih bisyarah Rasulullah SAW. Jasad Abu
Ayyub telah ditaman di bawah tembok Konstantinopel, siap menjadi
saksi derap kaki kuda pasukan pembebas Konstantinopel. Maslamah
dan pasukannya juga telah membuktikan bahwa Konstantinopel bukan
tanpa tanding. Kegagalan ini mempunyai sebuah makna lain bagi kaum
Muslim setelahnya. Sebuah pijakan besar untuk menancapkan bendera
Islam di puncak tertinggi Konstantinopel.
Bab 2 berjudul Emergence of Ghazi State (munculnya kebesaran
Ghazi) kaum Turki sendiri tidak berniat mengambil alih kekuasaan,
mereka dilahirkan dalam tradisi ksatria dan puas mengambil posisi
sebagai ksatria pembela khilafah Islam. Mereka bersumpah setia kepada
khalifah sebagai suatu pasukan khusus yang mereka menyebutnya
sebagai ghazi. Dalam kebudayaan Turki, ghazi menjadi gelar dan
kebanggaan seorang laki-laki Muslim, bisa disamakan sebagai
pemimpin suatu kaum, yang juga menandakan identitas mereka.
Bab 3 berjudul The Promised Sultan (yang dijanjikan Sultan)
Mehmed II, anak yang kelak ditakdirkan untuk menjadi sebaik-baik
-
30
panglima penakluk Konstantinopel dan kelak akan menjadi ahlu
bisyarah yang membuktikan ucapan Rasulullah SAW lahir di Edirne, 8
tahun setelah pengepungan Konstantinopel oleh ayahnya Murad II.
Mehmed II lahir pada 29 Maret 1432. Dikatakan bahwa ketika
menunggu proses kelahirannya, Murad II menenangkan dirinya dengan
membaca Al-Quran dan lahirlah anaknya saat bacaanya sampai pada
surat Al-Fath, surat yang berisi janji-janji Allah akan kemenangan
kaum Muslim.
Bab 4 berjudul Bogaz-Kesen (nama dari benteng baru yang dibuat
Sultan Mehmed) yang berisikan tentang pembuatan benteng baru oleh
sultan Mehmed sebagai pemutus suplai makanan dan perlengkapan
perang kaisar Byzantium yang terletak di Selat Bosphorus. Sebuah
bangunan yang sangat istimewa pada zamanya, sejarawan
berkebangsaan Yunani, Kristovoulos mengatakan bahwa ia, lebih mirip
kota kecil daripada benteng. Benteng ini diberi nama Bogazkesen,
bogas dalam bahasa Turki berarti Selat atau tenggorokan, kesen artinya
pemotong jadi bisa juga Bogazkesen diartikan sebagai pemotong
tenggorokan, yaitu pemotong selat sesuai dengan maksut pembuatanya.
Bab 5 berjudul Impregnable Defenses (pertahanan tak
tergoyahkan) yang berisi tentang kekuatan bertahan yang sulit untuk
ditembus. Tidak kurang dari 23 kali tembok darat Konstantinopel
pernah dikepung dan tidak satupun yang mampu menembusnya.
Meskipun pasukan salib dapat menguasai kota pada 1204, namun
-
31
mereka menembus kota lewat tembok bagian lautan, bukan tembok
bagian darat. Praktis tembok bagian darat Konstantinopel menyandang
gelar perfect, semua yang pernah berusaha menaklukkan
Konstantinopel dipaksa bertekuk lutut dan mengakui keunggulan sistem
pertahanan Konstantinopel, sampai Mehmed II mencoba menaklukkan
pada 1453.
Bab 6 berjudul Arms of Hope (harapan oleh senjata) yang berisi
harapan sultan Mehmed kepada meriam barunya namun keimanan
Islam telah mengajarkan kepadanya bahwa hanya Allah sumber
kemenangan pasukannya, agar mereka tidak bergantung selain kepada
Allah Swt. Sultan memerintahkan agar moncong meriamnya diukir
dengan kalimat Tolong Ya Allah! Sang Sultan Muhammad Khan bin
Murad
Bab 7 berjudul The Best Army (pasukan terbaik) yang berisi,
setiap Muslim adalah tentara yang siap mengembang Islam, baik
dengan perkataan maupun dengan perbuatan. Setiap Muslim dimotivasi
oleh agamanya untuk menjadi ksatria terbaik dan tentara terbaik. Dalam
banyak ayat-Nya, Allah menjadikan jihad fii sabilihi sebagai kemuliaan
tertinggi kaum Muslim sehingga syahid adalah kerinduan terbesar
mereka. Sultan Mehmed juga sangat menyadari bahwa selain ia harus
menempa dirinya sebagai pemimpin sebaik-baik pemimpin, ia pun
harus menjadikan pasukanya menjadi sebaik-baik pasukan, karena
-
32
Konstantinopel hanya dapat ditaklukkan dengan pemimpin dan pasukan
yang terbaik.
Bab 8 berjudul Numberless as Grains of Sands (terhitung sebagai
butir pasir) berisi, perhitungan-perhitungan dan taktik Sultan Mehmed
dalam menaklukkan Konstantinopel serta awal perjalanan Sultan
Mehmed dan pasukanya menuju Konstantinopel pada tangal 23 Maret
1453.
Bab 9 berjudul A Test of Faith (ujian iman) berisi, ujian besar
muncul dalam penaklukkan agung ini. Setelah kelelahan akibat
serangan selama 6 jam tanpa berhasil menembus tembok
Konstantinopel, kekalahan ini bukan hanya kekalahan korban jiwa
namun kerugian moril lebih besar dan lebih berbahaya.
Bab 10 berjudul Cul-de-Sac (jalan buntu) berisi, penyerbuan
Konstantinopel yang dilakukan pertama kalinya dari darat dan lautan
secara terpadu. Tetapi keadaan belum berpihak dari pasukan laut Sultan
Mehmed terpaku. Tak berucap sepatah kata pun, ia berbalik lalu
meninggalkan lautan dengan kudanya, penuh dengan kegalauan
kegalauan dan kegetiran.
Bab 11 berjudul Beyond The Eyes Can See (melihat lebih
daripada yang bisa dilihat mata) berisi, pemindahan kapal Utsmani dari
Double Columns di Selat Bosphorus melewati daratan Galata menuju
Valley of Spring di Teluk Tanduk Emas agar dapat mengatasi rantai
raksasa
-
33
Bab 12 berjudul Unwavering Resolution (resolusi yang tak
tergoyahkan) berisi pertempuran pada bulan Mei 1453 yang dilakukan
dengan sengit walaupun tidak dengan besar-besaran. Mehmed
memerintahkan agar serangan berkala baik dari daratan maupun lautan
dengan konsisten tetap dilakukan untuk menjaga semangat tempur
pasukan, sekaligus hal ini tentu sangat melelahkan bagi pasukan
bertahan yang dipaksa untuk bersiaga sepanjang waktu.
Bab 13 berjudul The Sign of Crescent (tanda bulan sabit) berisi
ketakutan pasukan dan penduduk Byzantium mendapat pertanda langit
itu. mereka bertanya bukankah salib adalah lambang Utsmani yang
sering kita lihat dalam bendera mereka?, bagi kaum Muslim
fenomena alam ini juga dijadikan sebuah pertanda baik dan bergembira
karenanya. Bulan sabit di dalam kebudayaan Utsmani memang sebuah
simbol penting yang telah lama melekat pada ingatan mereka.
Bab 14 berjudul The Secret of Victory (rahasia kemenangan)
berisi, rahasia penting kemenangan pasukan Muslim. Bahwasanya
kemenangan bukan terletak pada kekuatan fisik, apalagi karena strategi
perang. Satu-satunya kunci kemenangan, yaitu ketaatan kepada syariat
Allah dan menjauhi maksiat. Sultan betul-betul yakin bahwa
kemaksiatan salah seorang prajurit saja bisa berakibat fatal bagi
pengepungan ini.
Bab 15 berjudul The Promised Victory (kemenangan yang
dijanjikan) berisi, tentang kekalahan Byzantium dan akhir dari dinasti
-
34
keluarga Palaiologis selama 194 tahun. Konstantinopel telah kalah dan
jatuh sebelum matahari nampak di ufuk sebelah timur oleh tentara
Muslim.
Bab 16 berjudul Full of Islam (penuh Islam) berisi, segala sesuatu
yang ada di dalam Konstantinopel telah dijadikan Islam oleh Mehmed,
seperti halnya gereja Hagia Sophia yang dijadikan masjid kota, keadilan
Islam yang dirasakan hampir seluruh warga Konstantinopel, dan semua
kemegahan berpadu menjadi satu di kota baru kaum Muslim,
Konstantinopel telah menjadi duta Islam bagi dunia
Bab 17 berjudul Road to Roma (jalan ke Roma) berisi, setelah
penaklukan Konstantinopel sudah jelas, yaitu kota Roma. Jalan menuju
Roma terus-menerus dibangun, selain membebaskan wilayah Eropa di
sebelah Barat, Karaman juga dapat ditaklukkan pada 1468 sehingga
lengkaplah kekuasaan Utsmani di Asia.
-
35
BAB III
PENDIDIKAN KARAKTER
A. Deskripsi Pendidikan Karakter
Karakter adalah suatu hal yang unik hanya ada pada individual atau
pun pada suatu kelompok, bangsa. Karakter merupakan landasan dari
kesadaran budaya, kecerdasan budaya dan merupakan pula perekat budaya.
Sedangkan nilai dari sebuah karakter digali dan dikembangkan melalui
budaya masyarakat itu sendiri. Terdapat empat modal strategis yaitu sumber
daya manusia, modal cultural, modal kelembagaan, serta sumber daya
pengetahuan. Keempat modal tersebut penting bagi penciptaan pola pikir
yang memiliki keunggulan kompetitif sebagai suatu bangsa (Narwanti,
2011:27).
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa antara pendidikan
dan pendidikan karakter tidak dapat dipisahkan serta saling berkaitan.
Pelaksanaan pendidikan karakter dan penerapannya dalam dunia pendidikan
Islam sangatlah diperlukan. Pendidikan karakter disebut pendidikan akhlak,
sebagai pendidikan nilai moralitas manusia yang disadari dan dilakukan
dalam tindakan nyata, proses pembentukan nilai dan sikap yang didasari pada
pengetahuan serta nilai moralitas yang bertujuan menjadikan manusia yang
utuh atau insan kamil.
Pendidikan karakter dan istilah yang sejenis telah lama dibicarakan
oleh berbagai pihak dalam kaitannya dengan generasi Indonesia seperti apa
yang hendak dihasilkan untuk menggantikan generasi berikutnya. Tentu saja
-
36
perbincangan mengenai pendidikan karakter telah ada pula sebelum
kemerdekaan atau sebelum terbentuknya Republik Indonesia.
Pada tahun 2000-an, pendidikan karakter mulai marak dibicarakan
lagi. Pendidikan karakter merupakan suatu istilah yang pada tahun-tahun
terakhir ini cukup sering dilekatkan dengan Sistem Pendidikan Nasional.
Pendidikan berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, aklak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara
(Ismadi, 2014: 1-2).
Menurut Koentjaraningrat dan Mochtar Lubis, karakter bangsa
Indonesia yaitu meremehkan mutu, suka menerabas, tidak percaya diri
sendiri, tidak berdisiplin, mengabaikan tanggung jawab, hipoktit, lemah
kreativitas, etos kerja buruk, suka feodalisme, dan tak punya malu. Karakter
lemah tersebut menjadi realitas dalam kehidupan bangsa Indonesia. Nilai-
nilai tersebut sudah ada sejak Indonesia masih dijajah bangsa asing beratus-
ratus tahun yang lalu. Karakter tersebut akhirnya mengkristalisasi pada
masyarakat Indonesia. Bahkan ketika bangsa ini sudah merdekapun karakter
tersebut masih melekat (Listyarti, 2012: 4-5).
Kondisi inilah yang kemudian melatarbelakangi lahirnya pendidikan
karakter oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Mulai tahun 2011,
-
37
seluruh tingkat pendidikan di Indonesia harus menyisipkan pendidikan
berkarakter. Apa sajakah 18 nilai-nilai yang terkandung dalam pendidikan
berkarakter bangsa yaitu religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif,
mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air,
menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca,
peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.
B. Tujuan Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter pada intinya bertujuan membentuk bangsa yang
tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong
royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi ilmu
pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan Pancasila. Menurut presiden
Susilo Bambang Yudhoyono lima hal dasar yang menjadi tujuan Gerakan
Nasional Pendidikan Karakter. Gerakan tersebut dihadapkan mencintai
manusia Indonesia yang unggul dalam bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi. Lima hal dasar tersebut adalah:
1. Manusia Indonesia harus bermoral, berahlak, dan berperilaku baik.
Oleh karena itu, masyarakat dihimbau menjadi masyarakat religius
yang anti kekerasan.
2. Bangsa Indonesia menjadi bangsa yang cerdas dan rasional.
Berpengetahuan dan memiliki daya nalar tinggi.
3. Bangsa Indonesia menjadi bangsa yang inovatif dan mengejar
kemajuan serta bekerja keras mengubah keadaan.
-
38
4. Harus bisa memperkuat semangat. Seberat apapun masalah yang
dihadapi jawabannya selalu ada.
5. Manusia Indonesia harus menjadi patriot sejati yang mencintai bangsa
dan negara serta tanag airnya.
C. Fungsi Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter berfungsi: pertama, mengembangkan potensi
dasar agar berhati baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik. Kedua,
memperkuat dan membangun perilaku bangsa yang multikultur. Ketiga,
meningkatkan peradaban bangsa yang kompetitif dalam pergaulan dunia. Di
antara fungsi pendidikan budaya dan karakter bangsa adalah:
1. Pengembangan potensi peserta didik untuk menjadi pribadi
berperilaku baik, ini bagi peserta didik yang telah mamiliki sikap dan
perilaku yang mencerminkan budaya dan karakter bangsa.
2. Perbaikan, memperkuat kiprah pendidikan nasional untuk
bertanggung jawab dalam pengembangan potensi peserta didik yang
lebih bermartabat.
3. Penyaring, untuk menyaring budaya bangsa sendiri dan budaya
bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya dan karakter
bangsa yang bermartabat.
D. Media Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter dilakukan melalui berbagai media yang
mencakup keluarga, satuan pendidikan, masyarakat sipil, masyarakat politik,
-
39
pemerintah, dunia usaha, dan media masa. Keluarga merupakan agen
sosialisasi pertama bagi seorang individu, melalui pendengaran, penglihatan,
serta pengamatan. Disinilah peran orangtua untuk turut membangun karakter
positif bagi anak.
Sekolah, sebagai organisasi pendidikan formal, membantu seorang
individu belajar dan berkembang. Sekolah tidak hanya mengajarkan
pengetahuan dan ketrampilan yang bertujuan mengembangkan intelektual
saja, tetapi juga mempengaruhi kemandirian, tanggung jawab, dan tata tertib.
Melalui sekolah dapat pula memfasilitasi pembentukan kepribadian siswa
sesuai nilai dan norma, mewariskan nilai-nilai budaya, serta mendorong
partisipasi demokrasi masyarakat.
Media massa terdiri atas media cetak, dan media elektronik. Media
massa memiliki peranan penting dalam proses sosialisasi. Kehadiran media
massa sangat mempengarui tindakan dan sikap angota masyarakat terutama
anak-anak. Nilai-nilai dan norma yang disampaikan akan tertanam dalam diri
anak melalui penglihatan maupun pendengaran yang dilihat dalam acara.
Oleh karena itu, media massa bisa menjadi media yang efektif dan strategis
untuk menyampaikan dan menanamkan nilai-nilai positif.
E. Macam-macam Pendidikan Karakter
Dari nilai-nilai pendidikan karakter tersebut dikelompokkan menjadi
lima, yaitu; (1) nilai-nilai pendidikan karakter dalam hubungannya dengan
Tuhan Yang Maha Esa, (2) nilai-nilai pendidikan karakter dalam hubunganya
-
40
dengan diri sendiri, (3) nilai-nilai pendidikan karakter dalam hubungannya
dengan sesama, (4) nilai-nilai pendidikan karakter dalam hubungannya
dengan lingkungan, dan (5) nilai-nilai pendidikan karakter dalam
hubungannya dengan kebangsaan. Rincian nilai-nilai pendidikan karakter
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam Hubungannya dengan Tuhan
Yang Maha Esa.
Pendidikan karakter dalam hubungannya dengan Tuhan Yang
Maha Esa yaitu religius. Religius merupakan sarana ibadah yang
mendekatkan manusia dengan hal di luar jangkauannya, yang
memberikan jaminan dan keselamatan bagi manusia dalam
mempertahankan moralnya.
Religius
Religius adalah proses mengikat kembali atau bisa dikatakan
dengan tradisi, sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan
peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta tata kaidah yang
berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungan
(Listyarti, 2012: 5). Berkaitan dengan nilai di atas yaitu segala pikiran,
perkataan, dan perbuatan seseorang yang diupayakan dan dilakukan
selalu berdasarkan pada nilai-nilai ketuhanan atau ajaran agama.
-
41
2. Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam Hubungannya dengan Diri
Sendiri.
Nilai pendidikan karakter yang berhubungan dengan diri sendiri
terdapat delapan karakter diantaranya sebagai berikut: jujur, tanggung
jawab, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, rasa ingin tahu, dan gemar
membaca.
a. Jujur
Jujur adalah perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan
dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan,
tindakan, dan pekerjaan (Listyarti, 2012: 6). Jujur merupakan sifat
dan sikap yang paling berharga bagi seseorang. Dengan berkata jujur
tentu merupakan hal luar biasa yang berani menegaskan yang
sebenarnya.
Kesadaran akan pentingnya jujur dalam hidup harus
ditumbuhkan sejak kecil. Pendidikan dari keluarga dan sekolah harus
mementingkan kejujuran seorang anak. Sebisa mungkin diupayakan
agar anak senantiasa senang berbuat jujur.
Jujur adalah berlaku benar dan baik dalam segala perkataan
maupun perbuatan. Kejujuran yang harus diterapkan bukanlah suatu
hal yang mudah, dibutuhkan kesadaran dan latihan agar sifat tersebut
benar-benar menjadi prinsip hidup. Kesadaran berawal dari
pengetahuan, seseorang harus ditanamkan pengetahuan mengenai
pentingnya jujur dan apa akibat tidak jujur.
-
42
b. Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah sikap dan perilaku seseorang untuk
melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia
lakukan, terhadap dirinya maupun orang lain dan lingkungan
(Listyarti, 2012: 8). Tanggung jawab merupakan kesadaran manusia
akan tindakan yang dilakukannya baik yang disengaja maupun tidak,
dan sudah menjadi kodrat manusia dibebani suatu tanggung jawab
karena ia menyadari akibat baik dan buruk perbuatannya. Maka
seseorang harus bertanggung jawab terhadap apa yang sudah
diberikan atau dibebankan kepadanya, dan melaksanakan
kewajibannya itu dengan baik dan benar.
Manusia bertanggung jawab terhadap tindakan mereka.
Manusia menanggung akibat dari perbuatannya dan mengukurnya
pada berbagai norma, di antaranya adalah nurani sendiri dan standar
nilai setiap pribadi. Norma-norma nilai ini dapat dibentuk dengan
berbagai macam cara.
c. Disiplin
Disiplin adalah tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan
patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan (Listyarti, 2012: 6).
Pada dasarnya disiplin muncul dari kebiasaan hidup dan kehidupan
belajar dan mengajar yang teratur serta mencintai dan menghargai
pekerjaannya. Disiplin adalah sikap mentaati peraturan dan
ketentuan yang telah ditetapkan tanpa pamrih.
-
43
Disiplin sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap orang,
karena berfungsi sebagai alat menyesuaikan diri dalam lingkungan
yang ada. Disiplin menjadi prasyarat bagi pembentukan sikap,
perilaku, dan tata tertib kehidupan berdisiplin yang akan mengantar
seseorang menuju kesuksesannya.
d. Kerja Keras
Kerja keras adalah perilaku yang menunjukkan upaya
sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan
tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya (Listyarti,
2012: 6). Kegiatan yang dikerjakan secara sungguh-sungguh tanpa
mengenal lelah dan selalu mengutamakan kepuasan hasil pada setiap
kegiatan yang dilakukan. Bekerja keras mempunyai sifat yang
bersungguh-sungguh untuk mencapai sasaran yang ingin dicapai,
dapat memanfaatkan waktu secara optimal sehingga terkadang tidak
mengenal waktu, jarak, dan kesulitan yang dihadapi dengan
semangat yang tinggi untu meraih hasil yang baik dan maksimal.
e. Kreatif
Kreatif adalah berpikir dan melakukan sesuatu untuk
menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah
dimilikinya (Listyarti, 2012: 6). Nilai kreatif ini mengandung arti
pengungkapan ide-ide seseorang terhadap suatu cara atau suatu
pekerjaan yang menghasilkan inovasi baru. Kreatif merupakan suatu
kemampuan untuk memahami, mengintrepretasi pengalaman dan
-
44
memecahkan masalah dengan cara yang baru sehingga dapat
menciptakan ide-ide yang dapat berkembang.
f. Mandiri
Mandiri adalah sikap dan perilaku yang tidak mudah
tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas
(Listyarti, 2012: 6). Kemandirian merupakan sikap yang
memungkinkan seseorang untuk bertindak bebas melakukan sesuatu
atas dorongan sendiri dan kemampuan mengatur diri sendiri, sesuai
dengan hak dan kewajibannya sehingga dapat menyelesaikan sendiri
masalah-masalah yang dihadapi tanpa meminta bantuan dari orang
lain dan dapat bertanggung jawab terhadap segala keputusan yang
telah di ambil.
Lingkungan kehidupan yang dihadapi individu sangat
mempengaruhi kepribadian seseorang, lingkungan keluarga dan
masyarakat yang baik akan membentuk kepribadian dalam hal ini
adalah kemandiriannya. Sikap orang tua yang tidak memanjakan
anak akan menyebabkan anak berkembang secara wajar dan
sebaliknya anak yang dimanjakan akan mengalami kesukaran dalam
hal kemandiriannya.
g. Rasa Ingin Tahu
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui
lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat,
dan didengar (Listyarti, 2012: 6). Manusia adalah makhluk yang
-
45
sempurna diciptakan Tuhan di muka bumi ini. Karena dianugerahkan
dengan berbagai alat indera dan akal pikiran. Sudah menjadi kodrat
dari manusia memiliki rasa ingin tahu, menyebabkan manusia selalu
berfikir dalam rangka mempertahankan kehidupannya. Manusia
merupakan makhluk yang dapat dan akan selalu berfikir. Mereka
akan selalu memiliki hasrat rasa ingin tahu.
Rasa ingin tahu merupakan naluri alami, rasa ingin tahu
menganugerahkan manfaat kelangsungan hidup manusia. Semua
orang pemikir besar, para jenius, adalah orang-orang dengan
karakter penuh rasa ingin tahu. Nilai rasa ingin tahu ini merupakan
cerminan keaktifan seseorang dalam mempelajari sesuatu untuk
menambah pengetahuan atau pemahaman seseorang.
h. Gemar Membaca
Gemar membaca adalah kebiasaan menyediakan waktu untuk
membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya
(Listyarti, 2012: 7). Membaca merupakan suatu media belajar yang
sangat efektif di dalam pendidikan. Dengan banyak membaca maka
akan memperoleh suatu ilmu yang tidak mungkin dimiliki oleh orang
yang tidak suka membaca. Seseorang yang gemar membaca akan
banyak mendapatkan pengetahuan dalam berbagai bidang, baik
dalam ilmu pengetahuan, perekonomian, maupun sejarah sosial.
-
46
3. Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam Hubungannya dengan
Sesama.
Nilai pendidikan karakter yang hubungannya dengan sesama,
terdapat empat karakter yaitu: menghargai prestasi, demokratis, peduli
sosial, dan bersahabat. Penjabarannya adalah sebagai berikut.
a. Menghargai Prestasi
Menghargai prestasi adalah sikap dan tindakan yang
mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi
masyarakat dan mengakui serta menghormati keberhasilan orang lain
(Listyarti, 2012: 7). Nilai ini perlu diterapkan dalam kehidupan,
karena dengan menghargai prestasi dapat memotivasi diri sendiri dan
orang lain agar dapat maju dan berkembang.
Menghargai prestasi adalah menghargai karya orang lain dan
menghormati hasil usaha, ciptaan, dan pemikiran. Karena dengan
sikap seperti itu kehidupan akan berjalan dengan tenteram dan
damai, sehingga setiap orang akan menyadari pentingnya sikap
saling menghormati dan menghargai.
b. Demokratis
Demokratis adalah cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang
menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain (Listyarti,
2012: 6). Nilai demokratis ini perlu diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari, karena akan menghasilkan keseimbangan antara hak dan
kewajiban seorang individu dengan individu lain. Demokratis
-
47
merupakan bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu
negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat atas negara
untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut.
c. Peduli Sosial
Peduli sosial adalah sikap dan tindakan yang selalu ingin
memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang
membutuhkan (Listyarti, 2012: 7). Manusia diciptakan Allah sebagai
makhluk sosial, yaitu makhluk yang senantiasa mengadakan
hubungan dengan sesamanya. Kerja sama antara orang lain dapat
terbina dengan baik apabila masing-masing pihak memiliki
kepedulian sosial. Oleh karena itu sikap ini sangat dianjurkan dalam
Islam. Sebagai makhluk sosial sudah menjadi kewajibannya untuk
memberi bantuan dan perhatian pada orang lain.
d. Bersahabat
Bersahabat adalah tindakan yang memperlihatkan rasa senang
berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain (Listyarti,
2012: 7). Nilai ini perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,
karena sahabat merupakan seseorang yang selalu menemani dan
membantu dalam keadaan apapun, sahabat juga termasuk teman
dekat yang selalu menemani disaat seseorang senang ataupun susah.
4. Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam Hubungannya dengan
Lingkungan.
-
48
Nilai pendidikan karakter yang berhubungan dengan lingkungan
terdapat dua karakter, yaitu: peduli lingkungan, dan toleransi.
Penjabarannya adalah sebagai berikut.
a. Peduli Lingkungan
Peduli lingkungan adalah sikap dan tindakan yang selalu
berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya
dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan
alam yang sudah terjadi (Listyarti, 2012: 7). Peduli lingkungan
merupakan suatu sikap peduli terhadap lingkungan yang diwujudkan
dalam kesediaan diri untuk menyatakan aksi yang dapat
meningkatkan dan memelihara kualitas lingkungan dalam setiap
perilaku yang berhubungan dengan lingkungan.
b. Toleransi
Toleransi adalah sikap dan tindakan yang menghargai
perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang
lain yang berbeda dari dirinya (Listyarti, 2012: 6). Nilai toleransi ini
menjunjung tinggi rasa tenggang rasa antar sesama agama, suku,
etnis dan lainnya demi keberlangsungan kehidupan yang harmonis
dan rukun. Toleransi juga membiarkan orang lain berpendapat lain,
melakukan hal yang tidak sependapat dengan seseorang tanpa
diganggu. Agama juga mengajarkan agar toleransi terhadap
kepercayaan lain.
-
49
5. Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam Hubungannya dengan
Kebangsaan.
Nilai pendidikan karakter yang berhubungkan dengan kebangsaan
terdapat tiga karakter, yaitu: semangat kebangsaan, cinta tanah air, dan
cinta damai. Penjabaranya adalah sebagai berikut.
a. Semangat Kebangsaan
Semangat kebangsaan adalah cara berpikir, bertindak dan
berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di
atas kepentingan diri dan kelompoknya (Listyarti, 2012: 7). Nilai ini
sangat menjunjung tinggi rasa semangat kebangsaan serta
menempatkan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi atau
kelompok. Semangat kebangsaan dapat dikatakan sebagai sebuah
situasi kejiwaan di mana kesetiaan seseorang kepada negara atas
nama sebuah bangsa, memperjuangkan kepentingan bangsanya dan
mengabdikan diri kepada bangsa dan negaranya.
b. Cinta Tanah Air
Cinta tanah air adalah cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang
menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi
terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan
politik bangsa (Listyarti, 2012: 7). Nilai ini tidak jauh berbeda
dengan nilai semangat kebangsaan, yang membedakan yaitu lebih
mementingkan kepentingan negara dibandingkan dengan
kepentingan pribadi atau kelompok. Rasa mencintai tanah air berarti
-
50
rela berkorban untuk tanah air dan membela dari segala macam
ancaman dan gangguan yang datang dari bangsa manapun.
c. Cinta Damai
Cinta damai adalah sikap, perkataan, dan tindakan yang
menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran
dirinya, diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan
budaya), serta negara. (Listyarti, 2012: 7). Seseorang yang bisa
menghargai perbedaan dengan tidak menghina atau melakukan
kekerasan terhadap orang lain, cinta damai itu ketika seseorang
mendapatkan suatu masalah dan tidak menanggapinya dengan
emosi, orang yang cinta damai akan menanggapi suatu masalah
dengan kepala dingin tidak membuat masalah semakin besar, karena
kedamaian itu lebih penting dari pada membuat masalah semakin
besar.
-
51
BAB IV
NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER
DALAM BUKU MUHAMMAD AL-FATIH 1453
A. Pendidikan Karakter Dalam Buku Muhammad Al-Fatih 1453.
Nilai-nilai pendidikan karakter dalam buku Muhammad Al-Fatih 1453
karya Felix Y. Siauw banyak ditunjukkan dalam bentuk deskripsi cerita,
dialog antar tokoh, maupun respon para tokoh dalam menyikapi sesuatu.
Dalam buku Muhammad Al-Fatih 1453 ini terdapat dialog percakapan
langsung dan juga deskripsi cerita. Karena percakapan dan cerita ini
berbentuk tulisan sehingga lebih mudah untuk dilihat dan dibaca berulang-
ulang.
Kalimat-kalimat dalam buku Muhammad Al-Fatih 1453 merupakan
kumpulan sejarah dan ide yang dituangkan oleh pengarang. Namun,
terkadang pesan yang disampaikan oleh pengarang dipahami berbeda oleh
pembaca. Sebab itu, kalimat-kalimat yang lebih jelas akan lebih mudah
dipahami oleh pembaca, dan pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang
pun dapat dipahami oleh pembaca dengan mudah. Untuk melihat pesan
dibalik deskripsi cerita, maka penulis dalam skripsi ini menyampaikannya
dalam bentuk potongan paragraf atau kalimat.
Penulis akan menjabarkan nilai-nilai pendidikan karakter yang
terdapat dalam buku Muhammad Al-Fatih 1453 karya Felix Y. Siauw.
-
52
Adapun nilai-nilai pendidikan karakter terbagi dalam lima cakupan yaitu
nilai-nilai pendidikan karakter dalam hubungannya dengan Tuhan Yang
Maha Esa, nilai-nilai pendidikan karakter dalam hubungannya dengan diri
sendiri, nilai-nilai pendidikan karakter dalam hubungannya dengan sesama,
nilai-nilai pendidikan karakter dalam hubungannya dengan lingkungan, nilai-
nilai pendidikan karakter dalam hubungannya dengan kehidupan berbangsa
dan bernegara. Nilai-nilai pendidikan karakter dalam buku Muhammad Al-
Fatih 1453 karya Felix Y. Siauw, dijabarkan sebagai berikut:
1. Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam Hubungannya dengan Tuhan
Yang Maha Esa
Religius
Religius atau ketaatan beribadah, yaitu pikiran, perkataan, dan
tindakan seseorang yang diupayakan untuk selalu menjalankan ajaran
agamanya (Zuchdi, 2013: 26). Seseorang yang melaksanakan ibadah
dengan taat, segala perkataan dan perbuatan yang dilakukannya sesuai
dengan ajaran agama yang dianutnya. Kutipan cerita yang
menggambarkan tentang nilai pendidikan karakter religius adalah
sebagai berikut:
Dari semua hal yang ada pada Mehmed II, tentu saja yang
paling mempesona pada dirinya ada