pengembangan nilai-nilai karakter melalui pendidikan

of 19 /19
Vol.2 | No.1 | April 2016 Tunas Siliwangi Halaman 59 – 77 59 PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KARAKTER MELALUI PENDIDIKAN PENCAK SILAT UNTUK ANAK USIA DINI (Studi Kasus di Paguron Pencak Silat Galura Panglipur Bandung) Nia Nuraida PGPAUD Universitas Pendidikan Indonesia E-mail: [email protected] Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya pendidikan karakter untuk anak usia dini melalui pendidikan pencak silat mengingat kian maraknya fenomena negatif yang terlihat dalam kehidupan sehari-hari pada anak, dapat dijumpai kasus-kasus kekerasan pada anak yang salah satunya terjadi karena anak terlalu lemah serta tidak memiliki keberanian untuk sekedar melindungi dirinya dan melalakukan perlawanan ketika menerima kekerasan, maka dari itu anak perlu dibekali suatu keterampilan untuk melindungi dirinya, diharapkan dengan pencak silat anak dapat memiliki karakter “taqwa, tangguh, trengginas, tanggap dan tanggon”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui program pendidikan pencak si lat, implementasi program pendidikan pencak silat, proses penilaian, profil nilai karakter serta kendala yang dihadapi dalam menerapkan pencak silat untuk anak usia dini di Paguron Pencak Silat Galura Panglipur Bandung. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus, karena peneliti ingin mendeskripsikan dan menggambarkan kondisi nyata program pendidikan pencak silat di Paguron Galura Panglipur. Sumber data yakni adalah anak-anak usia dini yang dibawah umur delapan tahun, Ketua Paguron, pelatih, orangtua anak usia dini. Data penelitian berupa data deskriptif yang diperoleh melalui observasi, wawancara serta studi dokumentasi. Hasil penelitian dianalisis untuk selanjutnya dikaji berdasarkan teori, dan kajian kepustakaan. Hasil penelitian menunjukan: (1) Perencanaan program pendidikan pencak silat ditujukan untuk mengembangkan lima nilai karakter, (2) Implementasi pendidikan pencak silat mencakup pemberian empat jurus ibingan yakni jurus ibingan tepak tilu, jurus pareredan, jurus padungdung dan jurus ibingan tepak dua, (3) Penilaian pencak silat yang mengandung tiga unsur yakni “wiraga, wirahma dan wirasa”, (4) Profil nilai karakter yang dikembangkan di Paguron Galura Panglipur yakni “taqwa, tangguh, trengginas, tanggap dan tanggon”, dan (5) Kendala yang dihadapi oleh pelatih yakni media pembelajaran dan konsentrasi anak usia dini dalam pencak silat yang sering terganggu. Rekomendasi diberikan kepada: (1) Ketua dan pelatih di Paguron Galura Panglipur Bandung, (2) Program studi Pendidikan Anak Usia Dini Sekolah Pascasarjana UPI, (3) Orang tua yang hendak membekali anaknya dengan pendidikan pencak silat, (4) Bagi penelitian lain yang berkenaan dengan pengembangan nilai karakter melalui pendidikan pencak silat. Keywords: pendidikan pencak silat untuk anak usia dini, pengembangan nilai-nilai karakter. 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah Anak adalah penerus generasi keluarga dan bangsa, perlu mendapat pendidikan yang baik sehingga potensi- potensi dirinya dapat berkembang dengan pesat, sehingga akan tumbuh menjadi manusia yang memiliki kepribadian yang tangguh dan memiliki berbagai macam kemampuan dan keterampilan yang bermanfaat. Oleh karena itu penting bagi keluarga, lembaga-lembaga pendidikan berperan dan bertanggung jawab dalam memberikan berbagai macam stimulasi

Author: others

Post on 31-Oct-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

Embed Size (px)

TRANSCRIPT

59
(Studi Kasus di Paguron Pencak Silat Galura Panglipur Bandung)
Nia Nuraida
pencak silat mengingat kian maraknya fenomena negatif yang terlihat dalam kehidupan sehari-hari pada
anak, dapat dijumpai kasus-kasus kekerasan pada anak yang salah satunya terjadi karena anak terlalu lemah
serta tidak memiliki keberanian untuk sekedar melindungi dirinya dan melalakukan perlawanan ketika
menerima kekerasan, maka dari itu anak perlu dibekali suatu keterampilan untuk melindungi dirinya,
diharapkan dengan pencak silat anak dapat memiliki karakter “taqwa, tangguh, trengginas, tanggap dan
tanggon”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui program pendidikan pencak silat, implementasi program
pendidikan pencak silat, proses penilaian, profil nilai karakter serta kendala yang dihadapi dalam menerapkan
pencak silat untuk anak usia dini di Paguron Pencak Silat Galura Panglipur Bandung. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus, karena peneliti ingin mendeskripsikan dan
menggambarkan kondisi nyata program pendidikan pencak silat di Paguron Galura Panglipur. Sumber data
yakni adalah anak-anak usia dini yang dibawah umur delapan tahun, Ketua Paguron, pelatih, orangtua anak
usia dini. Data penelitian berupa data deskriptif yang diperoleh melalui observasi, wawancara serta studi
dokumentasi. Hasil penelitian dianalisis untuk selanjutnya dikaji berdasarkan teori, dan kajian kepustakaan.
Hasil penelitian menunjukan: (1) Perencanaan program pendidikan pencak silat ditujukan untuk
mengembangkan lima nilai karakter, (2) Implementasi pendidikan pencak silat mencakup pemberian empat
jurus ibingan yakni jurus ibingan tepak tilu, jurus pareredan, jurus padungdung dan jurus ibingan tepak dua,
(3) Penilaian pencak silat yang mengandung tiga unsur yakni “wiraga, wirahma dan wirasa”, (4) Profil nilai
karakter yang dikembangkan di Paguron Galura Panglipur yakni “taqwa, tangguh, trengginas, tanggap dan
tanggon”, dan (5) Kendala yang dihadapi oleh pelatih yakni media pembelajaran dan konsentrasi anak usia
dini dalam pencak silat yang sering terganggu. Rekomendasi diberikan kepada: (1) Ketua dan pelatih di
Paguron Galura Panglipur Bandung, (2) Program studi Pendidikan Anak Usia Dini Sekolah Pascasarjana
UPI, (3) Orang tua yang hendak membekali anaknya dengan pendidikan pencak silat, (4) Bagi penelitian lain
yang berkenaan dengan pengembangan nilai karakter melalui pendidikan pencak silat.
Keywords: pendidikan pencak silat untuk anak usia dini, pengembangan nilai-nilai karakter.
1. Pendahuluan
kemampuan dan keterampilan yang
keluarga, lembaga-lembaga pendidikan
memberikan berbagai macam stimulasi
60
tercipta generasi penerus yang tangguh
(Sakti, 2015).
memprihatinkan maka dari itu anak perlu
dibekali suatu pendidikan yang di
dalamnya dapat membentuk karakter
diri ketika ada ancaman kekerasan yang
datang padanya.
dalamnya dapat mengembangkan karakter
memberikan pendidikan pencak silat,
karena (Mulyana, 2014) pendidikan
nilai karakter yang khas yakni karakter
taqwa, tangguh, trengginas, tanggap dan
tanggon.
yang di dalamnya terdapat anak-anak usia
dini
dengan PPSI (Perguruan Pencak Silat
Seluruh Indonesia) yang di dalamnya
khusus mengadakan kegiatan pendidikan
satu perguruan pencak silat yang sesuai
dengan PPSI untuk anak usia dini adalah
Paguron Galura Panglipur Bandung
perguruan yang menyediakan layanan
anak usia dini di Kecamatan Sukasari
Bandung dan Paguron Pencak Silat Galura
Panglipur ini adalah salah satu perguruan
pencak silat yang berada dibawah naungan
PPSI. Ciri khas dari Paguron ini adalah di
dalamnya memberikan jurus “buka kunci”
dimana di dalam jurus tersebut pelatih
memberikan kemampuan pada anak
tubuh anak berada pada posisi terikat atau
anak berada dalam ancaman yang
membahayakan, Maka dari itu peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian lebih
lanjut pada aktivitas pendidikan pencak
silat yang ada di Paguron tersebut, dengan
mengangkat judul penelitian
“pengembangan nilai-nilai karakter
Paguron Galura Panglipur Bandung”.
Pencak Silat Galura Panglipur
Tunas Siliwangi Vol.2, No.1, April 2016: 59-77
61
karakter anak?
usia dini di Paguron Pencak Silat
Galura Panglipur Bandung?
usia dini dalam pendidikan pencak
silat di Paguron Galura Panglipur
Bandung ?
menerapkan program pendidikan
Paguron Pencak Silat Galura
Panglipur Bandung dan bagaimana
mengembangkan keilmuan di
mengembangkan nilai-nilai karakter
digunakan sebagai bahan rujukan
mengembangkan nilai-nilai karakter
mengembangkan nilai-nilai karakter
Usia Dini
anak usia dini.
Terpublikasikannya Paguron Pencak
Dini
individu dalam bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara. Pentingnya pembangunan
tentang Rencana Pembangunan Jangka
62
dalam bidang pendidikan karena
individu. Karakter sebaiknya ditanamkan
pendidikan tentu harus memahami apa
yang dimaksud dengan karakter.
Yunani yaitu charassein artinya
“mengukir” atau “dipahat”, apabila
yang diukir yang tidak mudah hilang dan
tidak mudah usang. Suhardi (2012:318)
pengertian karakter yang ada dalam kamus
Indonesia-Arab karakter adalah akhlak
bahwa karakter adalah akhlak atau tabiat
seseorang yang melekat kuat dalam
dirinya yang akan tertanam terus menerus
sampai sepanjang hayat, dapat
dibayangkan apabila karakter tersebut
sejak kecil maka kemungkinan besar
karakter buruk yang melekat pada dirinya
akan mengakar kuat sepanjang hidupnya,
oleh karena itu karakter dapat dibentuk
melalui pembiasaan (habit) sejak anak
usia dini.
bermoral, yang dimanifestasikan dalam
baik, jujur, bertanggung jawab,
mulia lainnya, sementara Hermawan
oleh suau benda atau individu(manusia).
Ciri khas tersebut adalah asli, dan
mengakar pada kepribadian benda atau
individu tersebut dan merupakan mesin
pendorong bagaimana seseorang
kebiasaan (habit).
adalah keadaan asli yang ada dalam diri
manusia yang dapat dilihat dari tingkah
Tunas Siliwangi Vol.2, No.1, April 2016: 59-77
63
kemungkinan besar karakter pribadinya
Pengaruh yang datang dari luar tersebut
sangat berperan dalam pembentukan
pembiasaan yang baik dari sejak masa
usia dini melalui contoh-contoh yang
konkrit yang anak dapat lihat sehingga
anak dapat mengaktualisasikannya dalam
kehidupan sehari-hari sampai mengakar
Karakter manusia menurut Brooks
dan Goble (Mulyana, 2014:25)
nature (alami) dan faktor nurture
(pengaruh lingkungan). Faktor nature
dalam diri individu itu sendiri tanpa
melalui latihan terlebih dahulu murni
bawaan asli semenjak lahir.
Aristoteles (Lickona, 1991: 70)
hidup dengan tingkah laku yang benar,
tingkah laku yang benar dalam hal
berhubungan dengan orang lain dan
berhubungan dengan diri sendiri. Ki Hajar
Dewantara (Mulyasa, 2014:1) hal yang
harus dilaksanakan dalam pendidikan
menekankan pentingnya tiga komponen
(pengetahuan moral), moral feeling
knowledge. 2) Moral feeling terdiri dari
consience, self-esteem, empathy, loving
action terdiri dari competence, will and
habit.
Baik Sumber Lickona (1991:84)
Ketiga komponen karakter diatas
yang dikembangkan. Ketiga komponen
64
ancaman-ancaman yang membahayakan
mengandung nilai-nilai karakter terutama
pendidikan pencak silat ini sangat kental
dengan karakter, dimana dalam
pilar karakter yang khas dari pendidikan
pencak silat yang kelak dapat menjadikan
seorang anak memiliki sifat berani dan
tangguh.
untuk Anak Usia Dini
karakter yang ada dalam pencak silat perlu
diberikan contoh-contoh yang konkret
dimana falsafah-falfsafah pencak silat
perlu diajarkan pula kepada anak usia dini
karena apabila kita perhatikan
pesat dimana terlihat gerakan-gerakan
apabila gerakan itu kita salurkan dengan
pendidikan khusunya pendidikan pencak
anak usia dini ada hal yang harus diingat
bahawa pendidkan pencak silat untuk
anakusia dini harus diberikan pemahaman
kepada anaksupaya anak mengerti bahwa
pencak silat ini jangan sampai digunakan
untuk berkelahi namun untuk melindungi
diri ketika memang sedang tidak bersama
orangtua, materi pembelajaran pencak
silatpun dalam setiap kalipertemuan
khususnya anak usia dini untuk dirinya
sedniri di masa sekarang maupun yang
akan datang dalam ilmu bela diri, juga
selain itu dengan pencak silat ini
diharapkan jiwa Tangguh, Taqwa,
dapat melekat kuat dalam diri anak,
sehingga pencak silat dapat berfungsi
sebagai karakter yang ada dalam dirinya
sebagai ciri khas yang ada pada warga
negara Indonesia.
Penelitian ini menggunakan
Tunas Siliwangi Vol.2, No.1, April 2016: 59-77
65
atau lisan dari orang-orang dan dari
perilaku yang diamati oleh peneliti secara
utuh (holistic) (Sukmadinata, 2007:73).
Penelitian kualitatif lebih banyak
Hal tersebut disebabkan oleh hubungan
bagian-bagian yang sedang diteliti akan
jauh lebih jelas apabila diamati dalam
proses.
mengungkap secara mendalam data
tentang pengembangan nilai-nilai karakter
anak usia dini di Paguron Galura
Panglipur Bandung.
penelitian ini dilaksanakan di
Bandung yang berada di Jl. Pak Gatot VI
RT 02 RW 05 KPAD Gegerkalong
Bandung. Subjek penelitiannya adalah
pencak silat, dan kelima orang tua anak.
3.3. Fokus Penelitian
beratkan pada pengembangan nilai-nilai
untuk anak usia dini di Paguron Galura
Panglipur Bandung. Fokus selanjutnya
mengenai perencanaan program
implementasi program pendidikan pencak
pencak silat, kendala yang dihadapi Ketua
Paguron dan pelatih dalam menerapkan
program pendidikan pencak silat. Fokus
yang terakhir adalah pada kelima orang
tua mengenai keterlibatannya dalam
3.4. Tahapan Penelitian
3. Tahap analisis data
Tunas Siliwangi Vol.2, No.1, April 2016: 59-77
66
Pengembangan Nilai-nilai Karakter melalui Pendidikan Pencak Silat
Nama Responden : ……………………………………………………
1. Perencanaan
rencana program pendidikan pencak silat ?
2. Apa tujuan program pendidikan pencak silat?
3. Bagaimana rancangan materi program
pendidikan pencak silat ?
5. Bagaimana rancangan metode/strategi dalam
program pendidikan pencak silat ?
pencak silat?
pendidikan pencak silat?
3. Proses penilaian
pendidikan pencak silat ?
silat anak ?
mengembangkan karakter taqwa?
mengembangkan karakter tangguh?
mengembangkan karakter trengginas?
mengembangkan karakter tanggap?
67
mengembangkan karakter tanggon?
5. Kendala yang
pihak yang terlibat dalam penyusunan
program pendidikan pencak silat ?
tujuan pendidikan pencak silat?
materi program pendidikan pencak silat?
d. Apakah ada kesulitan dalam menentukan
media atau sumber belajar dalam program
pendidikan pencak silat?
rancangan pendekatan/strategi dalam program
langkah-langkah progam pendidikan pencak
evaluasi program pendidikan pencak silat?
2. Kendala Implementasi
pembukaan?
c. Apakah ada kesulitan pada saat kegiatan
penutup?
evaluasi program pendidikan pencak silat?
b. Apakah ada kesulitan dalam melaksanakan
penilaian kegiatan pendidikan pencak silat
untuk anak?
menghadapikendala yang muncul
Pengembangan Nilai-nilai Karakter melalui Pendidikan Pencak Silat Nama :
Hari/ Tgl/ Thn :
Penyusunan
Paguron Galura Panglipur Bandung?
68
Tujuan program
pendidikan pencak
di Paguron Galura Panglipur ini?
Pengembangan
2. Apakah karakter tangguh terlihat berkembang dari diri
anak?
anak?
anak?
anak?
Mengembangkan Nilai-Niai Karakter Komponen yang di Observasi
Deskripsi Hasil Observasi
Galura Panglipur Bandung
2. Kegiatan inti dalam pendidikan pencak silat di Paguron Galura
Panglipur Bandung
Galura Panglipur Bandung
Pendidikan Pencak Silat Nilai
Observasi
Taqwa
Pencak Silat Galura Panglipur Bandung
2. Berdo’a sebelum dan sesudah
melaksanakan kegiatan pendidikan
keadilan
69
Nilai
Karakter
Observasi
kesulitan
dalam menanggulangi setiap kesulitan
Trengginas Kelincahan, kegesitan, dan
enerjik menirukan setiap gerakan dalam
pencak silat
cermat dalam mengatasi
persoalan dan dapat
segala hal
segala yang dilakukannya
dengan oranglain
Tanggon Tahan uji dalam
segala hal
segala yang dilakukannya
No Jenis Dokumen Keterangan Deskripsi
ada Tidak ada
Tunas Siliwangi Vol.2, No.1, April 2016: 59-77
70
Data
tiga tahapan yakni, pengumpulan data
sekaligus reduksi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan. Miles dan
sudah jenuh. Ada tiga aktivitas analisis
data dalam penelitian kualitatif yaitu
reduksi data, display data, dan penarikan
kesimpulan/ verifikasi.
melakukan langkah-langkah yang sesuai
berikut:
instrument penelitian adalah peneliti
pencari tahu alamiah dalam
mengumpulkan data yang bergantung
pengumpul data. Seperti dijelaskan oleh
Creswell (2014:54) peran peneliti sebagai
instrument penelitian dalam penelitian
kualitatif adalah keterlibatan peneliti
terus-menerus dengan para partisipan.
Peneliti bertugas untuk mengidentifikasi
ditelitinya.
lagi dipandang sebagai “peneliti asing”
tetapi sudah menjadi individu yang dapat
dipercaya di dalam lingkungan yang
sedang diteliti dengan cara berkomunikasi
dan berinteraksi yang cukup lama dengan
subjek dalam situasi tertentu sehingga
dapat memberi peluang bagi peneliti
untuk dapat memandang kebiasaan,
subjek.
71
Otentik dalam Pembelajaran
membaca pemahaman Berorientasi
pendidikan karakter. Jurnal
2016. Dari journal.uny.ac.id/
Kepala Sekolah dalam Pengelolaan
Pembelajaran di Sekolah Dasar.
2016. Dari ejournal.unp.ac.id/
Grafindo Persada.
2016. Dari
Jurnal Pedagogia, Vol 1. No. 1.
Diperoleh pada 16 april 2016. Dari
journal.umsida.ac.id/files/rifki.pdf.
Journal.hukum.islam.ac.id/files.ahm
ad.pdf.
Surabaya. Jurnal Pendidikan. Vol.1,
Januari 2016. Dari http://digilib.
Jurnal Penelitian Universitas
April 2016. Dari
Karakter Anak Bangsa. Jakarta:
Penerbit Baduose Media Jakarta.
Pengembangan Kurikulum.
Internalisasi Pendidikan Karakter di
Sekolah. Jogjakarta: Penerbit Diva
dalam Kurikulum. Diperoleh pada
https://m.tempo.co/read/news/2015/
02/15
Bandung: Pustaka Jaya
Bandung: Pustaka Jaya
72
Design. Penerjemah Achmad
Pelajar.
Design. Penerjemah Ahmad
Studi Pendidikan Olahraga. Sekolah
No.2. Diperoleh pada 02 Mei 2016.
Dari
https://digilib.uns.ac.id/articlces.
Saripati Tumbuh Kembang Anak
Fahrizal. (2010). Kontribusi Kekuatan
digilib.unm.ac.id/files/disk1/4/.
Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan dalam Upaya
pembentukan Karakter Peserta
Vol.1, No. 2. Diperoleh pada 16
april 2016. Dari jurnal/pendidikan/
Deductive Coding and Theme
Diperoleh pada 1 April 2016. Dari
ejournal.library.ualberts/index.php.
Metode Demonstrasi melalui
pada tanggal 03 Mei 2016. Dari
ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJ
PAUD.
April 2016. Dari http://journal.
Jakarta: Universitas Terbuka
Journal Phsycologymania. Vol.1,
Dari http://www.e-
73
jurnal.com/2013/12/pengertian-
naluri.html
Silat Indonesia. Yogyakarta:
Pengembangan Kurikulum.
dalam Pembentukan Karakter.
Proceeding Seminar Olahraga
http://staff.uny.ac.id/sites/default/fil
3, No. 1. Diperoleh pada tanggal 02
Mei 2016. Dari jurnal-
(2006). Doing Case
StudiResearch:A Practical Guide
Tari Rengga Manis di Kabupaten
Pekalongan. Journal Fakultas
Diperoleh pada 03 Mei 2016. Dari
journal.unnes.ac.id/sju/index/
Budaya. Semarang : UNNES Press.
Kamarudin. (2014). Pengaruh Metode
Silat Unit Kegiatan Mahasiswa
Universitas Islam Riau. Jurnal
Primary Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Diperoleh pada tanggal 02 Mei
2016. Dari
Mei 2016. Dari
Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Kusumastuti, Eny. (2014). Penerapan
Model pembelajaran Seni tari
Jurnal Sekolah Dasar.Vol 1. No. 1.
Doperoleh pada 17 April 2016. Pada
e-journal.upi.edu/index.php/
mimbar/download/594.
Silat 1. Yogyakarta: Zanafa
74
Silat 2. Yogyakarta: Zanafa
Silat 3. Yogyakarta: Zanafa
Bandung: Nusa Media.
Character/ Mendidik untuk
Membentuk Karakter. Penerjemah
Aksara.
Grafindo Persada
jurnal.uny.ac.id/index.php/articles
Penelitian Kualitatif. Bandung.
Penelitian Kualitatif. Bandung.
Penelitian Kualitatif. Bandung.
dalam Meningkatkan Kinerja Guru pada SMP negeri di Kecamatan
Masjid Raya Kabupaten Aceh
Besar. Jurnal Magister Administrasi
Jurnal.unsyiah.ac.id/JAP/article.
SMPN 22 Bandung. Disertasi.
Diperoleh pada 16 april 2016. Dari
jogjapress.com/index.php/473.
Olahraga Prestasi, Vol.11.No.2.
75
journal.uny.ac.id/pendidikan/silat/.
Indonesia. Bandung: Penerbit PT
dan Gerak Dasar Pencak Silat bagi
Pesilat Pemula. Jurnal Olahraga
pada 17 Aprl 2016. Pada
journal.uny.ac.id/index.php/jurpres/
download.
Pedagogy, Vol.1, No.2. Diperoleh
fip.ikipmataram.ac.id.
Gaya Bojong pada Paguron
Medalsari Desa Bojong Kecamatan
Karang Tengah di Kabupaten
2015. Dari respository.upi.edu/
Pembelajaran yang Menarik. Jurnal
No. 1. Diperoleh pada 02 Mei 2016.
Pada journal.uny.ac.id/index.php/
Tengah. Jurnal Jurusan Arsitektur
Diperoleh pada 26 November 2015.
Dari https: Pusat-pelatihan-atlet-
Logika dan Etika. Jurnal Seni Rupa
dan design. Vol.3 No.6. diperoleh
pada 18 April 2016. Pada
file.repository.trics.telkomuniversity
.ac.id/journals/9/pdf.
Tari Rengga Manis di Kabupaten
Pekalongan. Journal Fakultas
journal.unnes.ac.id/sju/index/
Dari journal.uny.ac.id/index.php/
Pembelajaran. Bandung :
2016. Dari http://www.bbc.com/
Mendidik. Bandung: Alfabeta
Orang tua dalam Bimbingan Moral
Anak Usia Prasekolah. Skripsi
Bimbingan dan Konseling Islam.
Universitas Islam Negeri Sunan
76
http://digilib.uin-suka.ac.id/17746/
1/BA20DAFTAR.PUSTAKA.pdf
Manual for Qualitatif Researchers.
Keingintahuan, dan Berjiwa
2. Diperoleh pada 3 april 2016 . Dari
journal.uny.ac.id/index.php/jpka.
Dari dispendik.surabaya.go.id/
(2009). Metodologi Penelitian
Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Rutinitas. Jurnal Psikologi
Pendidikan dan Bimbingan.
Dari journal.uny.ac.id/index.php/
17 April 2016. Dari
Dini. Jurnal Pendidikan Anak,
April 2016. Dari
Bandung: Alfabeta.
Berbasis Pesantren sebagai Upaya
Dari http://journal.uny.ac.id/
: Index
Penelitian Pendidikan. Bandung:
dalam Membangun Karakter
Desember 2015. Pada
unmetro.jurnal/index/php/ekonomi/1
19745492.
77
Jurnal Pendidikan Anak, Vol.1,
Dari
download.putragaruda.org/pendidik
an/karakter/untuk/anak/usia/dini.
Pendidikan dan Pelatihan
Diklat Keagamaan Manado. Journal
diperoleh pada 04 Mei 2016. Dari
ejournal. Unsrat.ac.id/index.php/
dari http://www.dpr.go.id/dokjdih/
http://kemenag.go.id/file/dokumen/
UU2003.pdf.
Perkembangan Anak Usia Dini.
Bandung : CV Falah Production
Wahyuni . (2014). Pendidikan Karakter
Jurnal Pendidikan Ilmiah. Vol. 3,
No. 1. Diperoleh pada 17 april 2016.
Dari jurnal.untan.ac.id/index.php/
kelompok B TK Al-Hidayah
Pembentukan Karakter Siswa
Kabupaten Blitar. Jurnal
OnlineUniversitas Malang Jurusan
2016. Dari jurnal-online.um.ac.id/
Strategy Implementation Of
Generative Learning Assisted
Efficacy Of Junior High School
Students In Class. Jurnal
Pendidikan Fisika Indonesia, No.
2016. Dari journal.unnes.ac.id/nju/