nilai-nilai pendidikan karakter dalam tradisi...

145
NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI TAHLILAN DI DESA SRATEN KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2018 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh: MUHAMMAD FAUZIL „ADZIM NIM. 11114120 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2018

Upload: ngoanh

Post on 10-Jul-2019

265 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER

DALAM TRADISI TAHLILAN DI DESA SRATEN

KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG

TAHUN 2018

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

MUHAMMAD FAUZIL „ADZIM

NIM. 11114120

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2018

Page 2: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

ii

Page 3: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

iii

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER

DALAM TRADISI TAHLILAN DI DESA SRATEN KECAMATAN

TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2018

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

MUHAMMAD FAUZIL „ADZIM

NIM. 11114120

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2018

Page 4: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

iv

Page 5: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

v

Page 6: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

vi

Page 7: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

vii

MOTTO

انز صه ع أصال. سثحي تكشج ركشا كثشا. مالئكر نخشجكم ا أا انزه آمىا اركشا للا كم ه

كان تانمؤمىه سحما. )االحضاب: (١٤ -١٤مه انظهماخ إن انىس

“Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah,

zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan

petang. Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan

ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada

cahaya (yang terang). Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang

yang beriman.” (Qs. Al-Ahzab: 41-43)

Page 8: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

viii

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas limpahan rahmat serta karunia-Nya, skripsi

ini penulis persembahkan untuk :

1. Bapak dan ibuku tersayang, Muzazin dan Sri Muflikhah yang selalu

membimbingku, memberikan doa, nasihat, kasih sayang, dan motivasi dalam

kehidupanku.

2. Saudara kandungku adik Aini Aqilatul Munawaroh dan M. Ulul Azmi atas

motivasi yang tak ada hentinya kepadaku sehingga proses penempuhan gelar

sarjana ini bisa tercapai.

Page 9: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

ix

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Bismillahirrahmanirrohim

Puji syukur alhamdulillahi robbil‟alamin, penulis panjatkan kepada Allah

Swt yang selalu memberikan nikmat, kaunia, taufik, serta hidayah- Nya sehingga

dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam semoga senantiasa

tercurahkan kepada nabi agung Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, serta

para pengikutnya yang selalu setia dan menjadikannya suri tauladan yang mana

beliau satu-satunya umat manusia yang dapat mereformasi umat manusia dari

zaman kegelapan menuju zaman terang benerang seperti ini yakni dengan

ajarannya agama Islam.

Skripsi ini berjudul Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Dalam Tradisi

Tahlilan di Desa Sraten Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun 2018.

Topik yang diangkat dalam penulisan skripsi ini bertujuan untuk menggambarkan

nilai-nilai pendidikan karakter dalam tardisi tahlilan di masyarakat desa Sraten

yang selama ini belum banyak diketahui oleh masyarakat desa kecuali ulama atau

mereka yang pernah mengenyam pendidikan formal atau non formal.

Penulisan skripsi ini pun tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari

berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Rektor IAIN Salatiga, Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd.

2. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Bapak Suwardi, M.Pd.

Page 10: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

x

3. Ketua jurusan PAI IAIN Salatiga, Ibu Siti Rukhayati, M.Ag.

4. Bapak Dr. Miftahuddin, M.Ag. selaku pembimbing skripsi yang telah

memberikan saran, arahan dan bimbingan dengan ikhlas dan kebijaksanaan

meluangkan waktunya untuk penulis sehingga skripsi ini terselesaikan.

5. Ibu Dr. Lilik, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberi

dukungan dan pengarahan selama masa perkuliahan di IAIN Salatiga.

6. Bapak Muh Aji Nugroho, Lc., MA. yang telah memberikan ide dan inspirasi

kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Bapak dan Ibu dosen yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan, serta

karyawan IAIN Salatiga sehingga penulis dapat menyelesaikan jenjang

pendidikan S1.

8. Kepada K. Matori Mansur selaku Pengasuh Pondok Pesantren Mansya”ul

Huda Desa Sraten Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang

9. Seluruh perangkat Desa Sraten Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang

10. Seluruh tokoh Agama, Ustadz, dan kyai serta seluruh masyarakat desa Sraten

yang telah membantu dan berpartisipasi dan berkenan untuk memberikan

informasi dan bantuan dalam penulisan sekripsi ini.

11. Sahabat-sahabat seperjuanganku Maimun, Faizal, Gus Alip, Ahsin, Fuadi,

Ulil, Latif, Burhan, Diah Suko, Alfi, Elfa, Aulina, Ririn, Malika, Syukuri,

Aulina, Nastiti, Lina, Marjai, Yusuf, Chuzaini dan Empit yang selalu

memberikan motivasi kepadaku, somoga sukses serta diberi kelancaran dalam

menyelesaikan skripsi

Page 11: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

xi

12. Sahabat-sahabati PMII Komisariat Djoko Tingkir Kota Salatiga yang selalu

memberikan motivasi kepadaku dan membantu menyelesaikan skripsi ini.

13. Keluarga besar santri Pondok Pesantren Mansyaul Huda Sraten Tuntang

Kabupaten Semarang.

14. Keluarga Besar LDK Nusantara Salatiga terimakasih atas doa dan motivasinya

sehingga penulisan skripsi ini bisa terselesaikan.

15. Sahabat-sahabat seperjuanganku Posko 1 KKN Giyanti Candi Mulyo Kab.

Magelang (iqbal, daus, mbk anis, mbak mut, bella, ratna, fera) yang selalu

mendoakanku dalam segala hal tak terkecuali menyelesaikan tugas akhir ini.

16. Sahabat-sahabat seperjuanganku di Dewan Mahasiswa Institut

17. Sahabat-sahabat seperjuanganku angkatan 2014 khususnya jurusan PAI.

18. Dan seluruh teman yang tidak bisa saya sebutka satu per satu terimakasih atas

segala yang telah diberikan baik itu tenaga, motivasi, do‟a dan lain

sebagainya.

19. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan kerjasamanya sehingga

penulisan skripsi ini dapat berjalan dengan lancar.

Atas jasa mereka, penulis hanya dapat memohon doa semoga amal mereka

mendapat balasan yang lebih baik dari serta mendapatkan kesuksesan baik di

dunia maupun di akhirat.

Penulis menyadari bahwa sepenuhnya dalam penulisan skripsi ini masih

sangat jauh dari sempurna. Dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan

permohonan maaf yang sebesar-besarnya, serta penulis mengharapkan adanya

Page 12: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

xii

kritik dan saran yang membangun agar dapat memberikan manfaat bagi penulis

sendiri dan bagi pembacanya. Aamiin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Salatiga, 26 September 2018.

M. Fauzil „Adzim

NIM. 11114120

Page 13: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

xiii

DAFTAR ISI

LEMBAR BERLOGO .................................................................................... ii

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... iv

PENGESAHAN KELULUSAN ..................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ....................................................... vi

MOTTO ........................................................................................................... vii

PERSEMBAHAN ........................................................................................... viii

KATA PENGANTAR .................................................................................... xi

DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xviii

ABSTRAK ...................................................................................................... xix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1

B. Fokus Penelitian ................................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 6

D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 7

E. Penegasan Istilah .................................................................................. 7

F. Sistematika Penulisan ........................................................................... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori .................................................................................... 12

Page 14: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

xiv

1. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter ................................................... 12

a. Pengertian Nilai ....................................................................... 12

b. Pengertian Pendidikan Karakter .............................................. 13

c. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Karakter ................................. 17

d. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter .............................................. 18

2. Tahlilan ......................................................................................... 22

a. Pengertian Tahlilan ................................................................. 22

b. Sejarah Tahlilan ....................................................................... 24

c. Dasar Hukum Tahlilan ............................................................ 26

d. Pelaksanaan Tradisi Tahlilan .................................................. 33

B. Kajian Penelitian Terdahulu ................................................................ 36

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian .................................................................................... 39

B. Subyek Penelitian ................................................................................ 39

C. Sumber dan Jenis Data ........................................................................ 40

D. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 41

E. Analisis Data ....................................................................................... 42

F. Pengecekan keabsahan Data ................................................................ 44

G. Tahap-tahap Penelitian ........................................................................ 44

Page 15: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

xv

BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA

A. Paparan Data ........................................................................................ 46

1. Gambaran Umum Obyek Penelitian Desa Sraten Kec. Tuntang

Kab. Semarang .............................................................................. 46

a. Letak dan Kondisi Geografis ................................................... 46

b. Kependudukan ......................................................................... 46

c. Bidang Pembangunan/Sarana Fisik ......................................... 51

d. Kondisi Sosial Budaya dan Tradisi Keagamaan ..................... 52

2. Tradisi Tahlilan Desa Sraten Kec. Tuntang Kab. Semarang ....... 55

a. Asal-Usul atau Dasar Orang Melaksanakan Tradisi Tahlilan .. 55

b. Tujuan Mengadakan Tradisi Tahlilan ..................................... 57

c. Waktu dan tempat Pelaksanaan Tradisi Tahlilan .................... 58

d. Pelaksanaan Tradisi Tahlilan .................................................. 62

e. Hidangan dan Tujuannya ......................................................... 65

f. Manfaat Melakukan Tradisi Tahlilan ...................................... 67

g. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam Tradisi Tahlilan ........ 69

B. Analisa Data ........................................................................................ 74

1. Penyelenggaraan Tradisi Tahlilan Di Desa Sraten Kecamatan

Tuntang Kabupaten Semarang ...................................................... 74

2. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam Tradisi Tahlilan di Desa

Sraten Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang ........................ 80

Page 16: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

xvi

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................... 92

B. Saran .................................................................................................... 96

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 97

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 17: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

xvii

DAFTAR TABEL

1. Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Menurut Agama

2. Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Menurut Usia

3. Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

4. Tabel 4.4 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencarian

Page 18: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran Pedoman Wawancara

2. Lampiran Hasil Transkip Wawancara

3. Lampiran Dokumentasi

4. Lampiran Surat Permohonan Izin Penelitian

5. Lampiran Surat Keterangan Penelitian

6. Lampiran Surat Pembimbing Skripsi

7. Lampiran Lembar Konsultasi Penelitian

8. Lampiran Daftar Nilai SKK

9. Lampiran Daftar Riwayat Hidup

Page 19: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

xix

ABSTRAK

Adzim, Fauzil. 2018. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam Tradisi Tahlilan di

Desa Sraten Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Skripsi. Jurusan

Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. Miftahuddin, M.Ag.

Kata Kunci : Nilai-Nilai Pendidikan Karakter, Tradisi Tahlilan

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai-nilai pendidikan karakter

yang dirumuskan oleh DIKNAS dalam tradisi tahlilan di Desa Sraten Kecamatan

Tuntang Kabupaten Semarang. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui

penelitian ini adalah: Pertama, bagaimana pelaksanaan penyelenggaraan tradisi

tahlilan di Desa Sraten Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Kedua,

bagaimana nilai-nilai pendidikan karakter yang ada dalam pelaksanaan tradisi

tahlilan di Desa Sraten Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan

data menggunakan metode observasi, metode wawancara, metode dokumentasi.

Subjek penelitian ini adalah Tokoh Masyarakat, Masyarakat desa Sraten dan

kegiatan tahlilan yang ada di desa Sraten. Sedangkan teknik analisis data

dilakukan dengan klarifikasi data, penyaringan data dan penyimpulan.

Hasil penelitian ini adalah pertama, tradisi tahlilan dilakukan secara bersama-

sama yang dipimpin oleh imam tahlil, diawali dengan membaca hadharah kepada

Nabi, sahabat, dan seterusnya. Kemudiam pembacaan tahlil dan al-Qur‟an serta

pembacaan do‟a. Kedua, nilai-nilai pendidikan karakter dalam tradisi tahlilan

diantaranya nilai religius, kerja keras, bersahabat/komunikatif, peduli sosial dan

disiplin.

Page 20: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kondisi karakter bangsa Indonesia saat ini mendapat perhatian khusus dari

pemerintah. Hal ini terjadi karena adanya kemerosotan moral yang terjadi

dalam berbagai lapisan masyarakat. Mulai dari masyarakat awam hingga

masyarakat yang berpendidikan sekalipun. Menurut Tim Pakar Yayasan Jati

Diri Bangsa, kondisi karakter di Indonesia saat ini mengalami penurunan, hal

ini ditunjukkan adanya beberapa kasus yaitu kebiasaan korupsi yang sulit

diberantas, lemahnya disiplin, melemahnya nasionalisme, menurunnya

kemampuan untuk menerima dan menghargai perbedaan, kurangnya rasa

kepedulian, serta adanya kesenjangan antara yang diketahui dan yang

dilakukan (Tim Pakar Yayasan Jati Diri Bangsa, 2011:30-33)

Indikasi penurunan moral bangsa juga ditunjukkan dengan data kejahatan

dalam media berita sindonews, setiap 41 menit terjadi satu kejahatan di provisi

Jawa Tenagh sepanjang tahun 2016. Hal ini disampaikan oleh Kapolda Jawa

Tengah Irjen Pol Condro Kirono di Mapolda Jawa Tengah Kota Semarang,

Kamis (29/12/2016). Menurut Condro, jumlah kejahatan di tahun 2016

mencapai 12.574 kasus.

Kasus penyimpangan moral remaja yang terjadi di Kecamatan Tuntang

Kabupaten Semarang baru-baru ini, misalnya kasus seorang siswi SMK bunuh

bayi yang baru dilahirkannya di kamar mandi pada 27 Januari 2017

Page 21: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

2

(Kompas.com), kemudian kasus bunuh diri pada 14 bulan April 2017

(Harian7.com).

Dengan memperhatikan kondisi moral bangsa Indonesia tersebut,

Indonesia membutuhkan formula untuk memperbaiki moral bangsa Indonesia

melalui pendidikan karakter

Istilah pendidikan karakter kembali menguat ketika Menteri Pendidikan

Muhammad Nasir dalam pidatonya pada Hari Pendidikan Nasional 2011

menekankan pentingnya pendidikan karakter sebagai upaya pembangunan

karakter bangsa. Bahkan ditahun yang sama Kementrian Pendidikan

menerbitkan buku pelatihan dan penegembangan pendidikan budaya karakter

bangsa yang disusun oleh Badan Penelitian dan Pengembangn Pusat

Kurikulum Kemendiknas RI.

Dalam buku yang didisusun oleh Badan Penelitian dan Pengembangan

Pusat Kurikulum Kemendiknas RI ada 18 nilai dalam pendidikan karakter

bangsa yaitu religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri,

demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai

prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli

lingkungan, peduli sosial, tanggung jawab. (Kementerian Pendidikan Nasional,

2011: 7)

Indikator nilai-nilai pendidikan karakter yang ditetapkan oleh pemerintah

terdapat dalam dalam ajaran Aswaja. Menurut M. Mahbubi, Aswaja yang

menjadi inti ajaran NU telah sesuai dengan indikator nilai-nilai pendidikan

karakter yang ditetapkan Kementerian Pendidikan Nasional dalam Renstra

Page 22: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

3

Indonesia Emas 2045 (Mahbubi, 2012: 149). Dalam ajaran Aswaja terdapat

tradisi tahlilan. Aswaja memiliki lingkup yang lebih luas dari tradisi tahlilan.

Dengan demikian, tradisi tahlilan memiliki keterkaitan dengan pendidikan

karakter.

Mengingat ajaran Aswaja yang memiliki nilai-nilai karakter yang sesuai

dengan harapan pemerintah Indonesia, maka tradisi tahlilan dapat menjadi

salah satu alternatif strategi pembentukan karakter bangsa.

Tradisi atau sering disebut dengan adat atau „urf yaitu kebiasaan

masyarakat,baik berupa perkataan maupun perbuatan yang dilakukan secara

kontinu dan seakan-akan merupakan hukum tersendiri, sehingga jiwa merasa

tenang dalam melakukan karena sejalan dengan akal dan diterima oleh tabiat

(citra batin individu yang menetap) yang sejahtera (Muhaimin, Abdul Mujib &

Jusuf Muzakkir, 2005: 201-202). Tahlian yang biasa diamalkan oleh

masyarakat Islam pengikut faham Ahlussunnah wal Jama‟ah adalah membaca

dzikir kalimat tauhid tersebut, yang dirangkai dengan bacaan ayat-ayat al-

Qur‟an (Surah al-Fatihah, al-Ikhlas, al-Falaq, an-Nas, Permulaan Surah al-

Baqarah, Ayat Kursi, akhir Surah al-Baqarah) dan bacaan shalawat Nabi

SAW., tasbih, tahmid, takbir serta istiqhfar, yang urut-urutannya seperti

bacaan tahlil dimuka, diakhiri dengan do‟a (Umar,1997: 106-107).

Tradisi tahlilan merupakan salah satu hasil akulturasi antara nilai-nilai

kebudayaan masyarakat setempat dengan nilai-nilai Islam. Dalam tradisi lama,

bila ada orang meninggal, maka sanak famili dan tetangga berkumpul di rumah

duka. Mereka bukannya mendoakan mayit tetapi begadang dengan bermain

Page 23: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

4

judi, mabuk-mabukan atau lainnya. Wali Songo tidak serta merta

membubarkan tradisi tersebut, tetapi masyarakat dibiarkan tetap berkumpul

namun isinya diganti dengan mendoakan si mayit dan membaca tahlil, tahmid,

tasbih dan sholawat kepada Nabi SAW, sekeluarganya dan para sahabatnya.

Menurut keyakinan Islam, orang yang sudah meninggal dunia ruhnya tetap

hidup dan tinggal sementara di alam kubur atau alam barzah, sebagai alam

antara sebelum memasuki alam akhirat tanpa kecuali. Kapercayaan tersebut

telah mewarnai orang Jawa. Hanya saja menurut orang Jawa, arwah orang-

orang tua sebagai nenek moyang yang telah meninggal dunia berkaliaran di

sekitar tempat tinggalnya, atau sebagai arwah leluhur menetap di makam

(pesarean). Mereka masih mempunyai kontak hubungan dengan keluarga yang

masih hidup sehingga suatu saat arwah itu nyambangi datang ke kediaman

anak keturunan. Di sisi lain atas dasar kepercayaan islam bahwa orang yang

yang meninggal dunia perlu dikirim doa, maka muncul tradisi kirim doa,

tahlilan tujuh hari, empat puluh hari, seratus hari (nyatus), satu tahun

(mendhak), dan seribu hari (nyewu) setelah seseorang meninggal dunia

merupakan anjuran menurut ajaran Islam, sedangkan penentuan hari-hari

sebagai saat pelaksanaan upacara kirim doa lebih diwarnai oleh warisan budaya

Jawa pra Islam (Darori Amin, 2002: 127-128). Oleh karena itu Islam yang

berkembang di Indonesia memiliki ragam budaya yang masih dilestarikan

seperti tradisi tahlilan.

Setiap tradisi mengandung nilai-nilai pendidikanya, khususnya pada

pendidikan karakter. Pendidikan sebagai proses untuk mencapai sebuah tujuan

Page 24: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

5

hidup seseorang sehingga menjadikan seseorang dianggap sempurna dan

mempunyai kreativitas. Akan tetapi, dalam pendidikan tidak hanya

berhubungan dengan kreativitas, ilmu pengetahuan, dan teknologi belaka,

melainkan juga tentang pembentukan karakter dan penanaman nilai-nilai

tertentu dalam diri seseorang.

Karakter merupakan kepribadian yang khas pada diri seseorang yang

terbentuk karena pengaruh lingkungannya. Karakter manusia akan sangat

menentukan arah kehidupan manusia, baik secara individual maupun komunal.

Karakter yang baik akan melahirkan sebuah tatanan yang baik, begitu juga

sebaliknya. Pendidikan karakter membutuhkan upaya yang melibatkan semua

pihak baik rumah tangga dan keluarga, sekolah dan lingkungan, maupun

masyaraat luas. Karena itu, sistem dari jaringan pendidikan ini harus

disambung kembali karena pendidikan tidak akan berhasil sepanjang kondisi

antarlingkungan pendidikan terputus satu sama lain (Ali Masykur, 2014: 238-

241). Oleh karena itu, rumah tangga dan keluarga sebagai pembentuk

pendidikan karakter pertama dan utama harus lebih diberdayakan.

Pendidikan dimasyarakat juga memiliki signifikansi yang kuat, karena

lingkungan masyarakat sangat mempengaruhi karakter dan watak seseorang.

Lingkungan masyarakat luas sangat mempengaruhi keberhasilan penerapan

nilai-nilai etika dan etetika dalam pembentukan karakter.

Berkaitan dengan uraian diatas, maka timbul suatu keinginan dari penulis

penulis untuk mengadakan penelitian terhadap kandungan nilai-nilai

pendidikan karakter yang dirumuskan oleh DIKNAS dapat dijadikan

Page 25: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

6

pembelajaran bagi masyarakat sekitar dalam tradisi tahlilan tersebut.

Pembelajaran dalam hal ini adalah sebagai upaya pembentukan karakter, yang

diterapkan pada diri sendiri maupun dalam masyarakat luas yang akan peneliti

tuangkan dalam bentuk judul: “NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER

DALAM TRADISI TAHLILAN DI DESA SRATEN KECAMATAN

TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2018”

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang akan

diteliti adalah:

1. Bagaimana pelaksanaan penyelenggaraan tradisi tahlilan di Desa Sraten

Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang?

2. Bagaimana nilai-nilai pendidikan karakter yang ada dalam pelaksanaan

tradisi tahlilan di Desa Sraten Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan tersebut, maka tujuan peneliti adalah sebagai

berikut:

1. Untuk mengetahui pelaksanaan penyelenggaraan tradisi tahlilan di Desa

Sraten Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang

2. Untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan karakter yang ada dalam

pelaksanaan tradisi tahlilan di Desa Sraten Kecamatan Tuntang Kabupaten

Semarang

Page 26: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

7

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik untuk peneliti sendiri

maupun untuk budaya dan masyarakat Jawa. Secara lebih rinci manfaat

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Teoritis

a. Dapat menambah khasanah keilmuan dalam ranah agama, pendidikan

dan kebudayaan.

b. Sebagai bahan rujukan bagi perpustakaan IAIN atau Fakultas sebagai

acuan bagi peneliti selanjutnya yang berkenan dengan tahlilan.

2. Praktis

Diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata kepada pihak

masyarakat untuk meningkatkan nilai-nilai pendidikan karakter serta

tingkat moralitas masing-masing, supaya tahu pentingnya akan agama bagi

kita terutama warga Desa Sraten Kecamatan Tuntang Kabupaten

Semarang.

E. Penegasan Istilah

Untuk memperoleh gambaran yang jelas dan menghindari

kesalahpahaman penafsiran terhadap penelitian ini, maka perlu dijelaskan

tentang istilah-istilah yang terdapat dalam judul penelitian sebagai berikut::

1. Nilai

Nilai adalah suatu makna yang terkandung dari setiap perilaku.

Menurut Liliweri (2002:50) nilai adalah sebuah unsur penting dalam

Page 27: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

8

kebudayaan, nilai juga membimbing manusia untuk menentukan apakah

sesuatu itu boleh atau tidak boleh dilakukan.

2. Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter dalam pengertian sederhana adalah hal positif apa

saja yang dilakukan oleh guru dan berpengaruh lepada karakter siswa yang

diajarkannya. (Muchlas Samani dan Hariyanto, 2014: 43).

Jadi pendidikan karakter itu sebuah proses pemberian tuntunan kepada

anak untuk menjadi manusia seutuhnya, yang berkarakter dalam dimensi

hati, fikir, raga serta rasa. Oleh karena itu, pendidikan karakter tidak hanya

melibatkan pengetahuan yang baik saja, tetapi juga menanamkan kebiasaan

hal yang baik, merasakan dengan baik, dan berperilaku yang baik dengan

sepenuh hati tanpa paksaan.

3. Tradisi

Tradisi atau sering disebut dengan adat atau „urf yaitu kebiasaan

masyarakat,baik berupa perkataan maupun perbuatan yang dilakukan

secara kontinu dan seakan-akan merupakan hukum tersendiri, sehingga

jiwa merasa tenang dalam melakukan karena sejalan dengan akal dan

diterima oleh tabiat (citra batin individu yang menetap) yang sejahtera

(Muhaimin, Abdul Mujib & Jusuf Muzakkir, 2005: 201-202).

Maka tradisi itu kebiasaan dalam masyarakat dan menjadi salah satu

kebutuhan sosial yang sulit untuk ditinggalkan dan berat untuk dilepaskan.

Dan juga adat kebiasaan turun-temurun (dari nenek moyang yang masih

Page 28: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

9

dijalankan dalam masyarakat). Sesuatu anggapan yang telah ada dan

dianggap benar, lalu dilanjutkan secara terus.

4. Tahlilan

Tahlilan adalah sesuatu yang biasa diamalkan oleh masyarakat Islam

pengikut faham Ahlussunnah wal Jama‟ah adalah membaca dzikir kalimat

tauhid tersebut, yang dirangkai dengan bacaan ayat-ayat al-Qur‟an (Surah

al-Fatihah, al-Ikhlas, al-Falaq, an-Nas, Permulaan Surah al-Baqarah, Ayat

Kursi, akhir Surah al-Baqarah) dan bacaan shalawat Nabi SAW, tasbih,

tahmid, takbir serta istiqhfar, yang urut-urutannya seperti bacaan tahlil

dimuka, diakhiri dengan do‟a (Ali Chasan Umar,1997: 106-107).

Maka tahlilan merupakan salah suatu sarana taqorrub illallah

(mendekatkan diri kepada Allah) baik dilakukan sendiri atau bersama-

sama, untuk melakukan dzikir (mengingat) kepada Allah dengan membaca

al-Qur‟an dan kalimat thayyibah.

F. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pemahaman dan agar pembaca skripsi segera

mengetahui pokok-pokok pembahasan skripsi, maka penulis akan

mendeskripsikan ke dalam bentuk kerangka skripsi.

Sistematika penulisan ini terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian

isi dan bagian akhir.

1. Bagian Awal

Berisi mengenai halaman judul, halaman persetujuan pembimbing,

halaman pengesahan kelulusan, halaman pernyataan keaslian tulisan,

Page 29: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

10

halaman motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak dan daftar isi,

daftar gambar dan daftar tabel.

2. Bagian Isi

Bagian isi terdiri dari beberapa bab, yang masing-masing bab terdiri

dari beberapa sub bab dengan susunan sebagai berikut:

Bab pertama adalah pendahuluan yang mencakup latar belakang,

rumusan masalah, tujuan, manfaat, penegasan istilah, tinjauan pustaka dan

sistematika penelirtian.

Bab kedua berisi tentang kajian pustaka yang terdiri dari dua sub bab

yaitu sub bab pertama tentang landasan teori yang mencakup pengertian

pendidikan karakter, tujuan dan fungsi pendidikan karakter, nilai-nilai

pendidikan karakter, pengertian tahlil, sejarah tahlil, dasar hukum tentang

tahlil, pelaksanaan kegiatan tahlil. Dan sub bab kedua tentang kajian

penelitian terdahulu.

Bab ketiga membahas tentang metode penelitian yang mencakup jenis

penelitian, subyek penelitian, sumber dan jenis data, teknik pengumpulan

data, analisis data, pengecekan keabsahan data, tahap-tahap penelitian.

Bab keempat berisi tentang paparan data dan analisis data yang terdiri

dari dua sub bab yaitu sub bab pertama tentang paparan data yang meliputi

gambaran umum Desa Sraten Kabupaten Semarang dan tardisi tahlilan di

Desa Sraten Kabupaten Semarang. Sub bab kedua tentang analisis data

yang meliputi pelaksanaan tahlilan pada masyarakat Desa Sraten

Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang dan nilai-nilai pendidikan

Page 30: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

11

karakter dalam tradisi tahlilan di Desa Sraten Kecamatan Tuntang

Kabupaten Semarang.

Bab kelima adalah penutup kesimpulan dari seluruh uraian yang telah

dikemukakan dan merupakan jawaban terhadap permasalahan yang

terkandung dalam penelitian ini. Bab ini juga mengemukakan saran

sebagai kelanjutan dari kesimpulan yang dihasilkan peneliti dalam

penelitian ini

3. Bagian Akhir mengenai lampiran-lampiran penelitian berisi tentang hasil

wawancara, dokumentasi, surat permohonan izin penelitian, surat

keterangan penelitian, lembar konsultasi penelitian, surat pembimbing

skripsi, daftar nilai SKK dan daftar riwayat hidup.

Page 31: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter

a. Pengertian Nilai

Nilai secara etimologi kata nilai berasal dari bahasa Latin vale‟re

yang artinya berguna, mampu akan, berdaya, berlaku. Nilai adalah

kualitas suatu hal yang menjadikan hal itu disukai, diingikan, dikejar,

dihargai, berguna dan dapat membuat orang yang menghayatinya

menjadi bermartabat (Satardo Adisusilo, 2012: 54). Sehingga nilai

dapat diartikan sesuatu yang dipandang baik, bermanfaat dan paling

benar menurut keyakian seseorang atau kelompok.

Sedangkan pengertian nilai secara terminologi ada beberapa

pendapat sebagai berikut:

1) Dalam buku “Pendidikan Profetik”, Khoirul Rosyadi (2004: 115)

menuturkan bahwa nilai merupakan realitas abstrak. Nilai kita

rasakan dalam diri kita masing-masing sebagai daya pendorong

atau prinsip yang menjadi penting dalam kehidupan sampai pada

suatu tingkat dimana sementara orang lebih siap untuk

mengorbankan hidup mereka daripada mengorbankan nilai.

2) Dalam buku “Pemikiran Pendidikan Islam” ditulis oleh Muhaimin

dan Abdul Mujib, (1993: 110) berpendapat bahwa nilai itu bersifat

Page 32: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

13

praktis dan efisien dalam jiwa dan tindakan manusia serta

melembaga secara objektif di masyarakat.

3) Menurut Wabster dalam buku “Pendidikan Islam: Mengurai

Benang Kusut Dunia Pendidikan” yang dikutip oleh Muhaimin

(2006: 148) bahwa nilai adalah suatu keyakinan yang menjadi

dasar bagi seseorang atau sekelompok orang untuk memilih

tindakannya atau menilai suatu yang bermakna atau yang tidak

bermakna bagi kehidupannya.

Dari beberapa pendapat tersebut, dapat dikatakan bahwa nilai

merupakan sesuatu yang positif dan bermanfaat bagi kehidupan

manusia dan harus dimiliki setiap manusia sebagai landasan, alasan,

atau motivasi dalam setiap tingkah laku dan perbuatan seseorang

dalam kehidupan bermasyarakat. Nilai juga dapat mencerminkan

kualitas tindakan dan pandangan hidup yang dipilih oleh seseorang

atau masyarakat.

b. Pengertian Pendidikan Karakter

Kata karakter diambil dari bahasa Inggris dan juga berasal dari

bahasa Yunani Character. Kata ini awalnya digunakan untuk

menandai hal yang mengesankan dari dua koin (keping uang).

Selanjutnya istilah ini digunakan untuk menandai dua hal yang

berbeda satu sama lainnya, dan akhirnya digunakan juga untuk

menyebut kesamaan kualitas pada tiap tiap orang yang membedakan

dengan kualitas lainnya (Fathul Muin, 2011: 162).

Page 33: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

14

Dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, karakter diartikan

sebagai sifat-sifat kejiwaan, tabiat, watak, akhlak atau budi pekerti

yang membedakan seseorang dengan yang lain. Karakter adalah ciri

khas yang dimiliki oleh suatu benda atau individu. Ciri khas tersebut

asli dan mengakar pada kepribadian benda atau individu, serta

merupakan “mesin” yang mendorong bagaimana seorang bertindak,

bersikap, berucap dan merespon sesuatu.

Menurut Kamisa dalam buku “Konsep, Praktik & Strategi

Membumikan Pendidikan Karakter di SD”, berkarakter artinya

mempunyai watak dan kepribadian Karakter akan memungkinkan

individu untuk mencapai pertumbuhan yang berkesinambungan. Hal

ini disebabkan karakter memberikan konsistensi, integritasi dan energi.

Orang yang memiliki karakter yang kuat, akan memiliki momentum

untuk mencapai tujuan. Begitu pula sebaliknya, mereka yang

berkarakter mudah goyah, akan lebih lambat untuk bergerak dan tidak

bisa menarik orang lain untuk bekerja sama dengannya (Novan Ardy,

2013: 25).

Menurut Scerenko dalam buku Konsep dan Model Pendidikan

Karakter yang dikuti oleh Muchlas Samani dan Hariyanto (2014: 42)

mendefinisikan karakter sebagai atribut atau ciri-ciri yang membentuk

dan membedakan ciri pribadi, ciri etnis dan kompleksitas mental dari

seseorang, suatu kelompok atau bangsa.

Page 34: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

15

Dengan ini dapat dinyatakan bahwa karakter adalah nilai dasar

yang membangun pribadi seseorang, yang membedakannya dengan

orang lain serta mewujudkan dalam sikap dan prilaku dalam kehidupan

sehari-hari.

Pendidikan sangat berperan penting dalam kehidupan dan

kemajuan umat manusia. Karena pendidikan merupakan suatu

kekuatan yang dinamis dalam kehidupan setiap individu, yang

berpengaruh pada perkembangan fisiknya, daya jiwa (akal, rasa, dan

kehendak), sosialnya dan moralitasnya. Dalam hal ini, pendidikan

tidak hanya mengembangkan ilmu, keterampilan, teknologi, tetapi juga

mengembangkan aspek-aspek lainnya, seperti kepribadian, etika,

moral dan lain-lain. Pendidikan juga tidak hanya berlangsung di dalam

kelas, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari.

Pendidikan karakter dalam pengertian sederhana adalah hal positif

apa saja yang dilakukan oleh guru dan berpengaruh lepada karakter

siswa yang diajarkannya. (Muchlas Samani dan Hariyanto, 2014: 43).

Sedangkan pengertian pendidikan karakter menurut beberapa

pendapat sebagai berikut:

1) Menurut Ratna Megawangi dalam buku “Konsep, Praktik &

Strategi Membumikan Pendidikan Karakter di SD” yang dikutip

oleh Nova Ardy (2013: 26), pendidikan karakter yaitu sebuah

usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan

dengan bijak dan mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari

Page 35: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

16

sehingga mereka dapat memberikan konstribusi positif pada

masyarakat.

2) Menurut Fikry Gaffar dalam buku “Konsep, Praktik & Strategi

Membumikan Pendidikan Karakter di SD” yang dikutip oleh Nova

Ardy (2013: 26), pendidikan karakter adalah sebuah proses

tranformasi nilai-nilai kehidupan untuk ditumbuhkembangkan

dalam kepribadian seseorang sehingga menjadi satu kehidupan

orang itu.

3) Menurut Burke dalam buku Konsep dan Model Pendidikan

Karakter yang dikutip oleh Muchlas Samani dan Hariyanto (2014:

43) pendidikan karakter semata-mata merupakan bagian dari

pembelajaran yang baik dan merupakan bagian fundamental dari

pendidikan yang baik.

Dari beberapa paparan di atas, peneliti berusaha menyimpulkan

bahwa pendidikan karakter merupakan sebuah proses pemberian

tuntunan kepada anak untuk menjadi manusia seutuhnya, yang

berkarakter dalam dimensi hati, fikir, raga serta rasa. Oleh karena itu,

pendidikan karakter tidak hanya melibatkan pengetahuan yang baik

saja, tetapi juga menanamkan kebiasaan hal yang baik, merasakan

dengan baik, dan berperilaku yang baik dengan sepenuh hati tanpa

paksaan.

Page 36: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

17

c. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Karakter

Fungsi Pendidikan karakter menurut Kemendiknas (2011: 7)

adalah sebagai berikut:

1) Membangun kehidupan kebangsaan yang multikultural,

2) Membangun peradaban bangsa yang cerdas, berbudaya luhur, dan

mampu berkontribusi terhadap pengembangan kehidupan umat

manusia, mengembangkan potensi dasar agar berhati baik,

berpikiran baik, dan berperilaku baik serta keteladanan baik,

3) Membangun sikap warga Negara yang cinta damai, kreatif,

mandiri, dan mampu hidup berdampingan dengan bangsa lain

dalam suatu harmoni.

Sedangkan tujuan pendidikan karakter menurut Kemendiknas

(2011:7) adalah mengembangkan nilai-nilai yang membentuk karakter

bangsa yaitu Pancasila, meliputi:

1) Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia

berhati baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik,

2) Membangun bangsa yang berkarakter Pancasila,

3) Mengembangkan potensi warga Negara agar memiliki sikap

percaya diri, bangga pada bangsa dan negaranya serta mencintai

umat manusia.

Dari tersebut di atas, peneliti menyimpulkan bahwa pendidikan

karakter bertujuan untuk menangkap nilai yang diwujudkan dalam

sebuah tindakan. Nilai yang dimaksud adalah nilai-nilai dalam

Page 37: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

18

kehidupan pribadi dan interaksi sosial. Dengan internalisasi nilai

kebajikan pada diri seorang anak, diharapkan dapat mewujudkan

perilaku baik.

d. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter

Nilai-nilai pendidikan karakter dapat ditangkap manusia melalui

berbagai hal diantaranya melalui keluarga, satuan pendidikan,

masyarakat, pemerintah, dunia usaha, media massa, dan sebagainya

(Kemendiknas, 2011: 7). Termasuk melalui pemahaman dan

penikmatan sebuah tradisi dan budaya. Tradisi khususnya sangat

berperan penting sebagai media dalam pentransformasian sebuah nilai

termasuk halnya nilai pendidikan karakter. Dalam penelitian ini, nilai-

nilai pendidikan karakter dapat ditemukan dalam tradisi Tahlilan yang

dilihat dari beberapa unsur dalam penyajiannya.

Dalam rumusan pengembangan nilai pendidikan karakter oleh

Kementrian Pendidikan Nasional (2011: 8), terdapat hubungan antara

nilai-nilai perilaku manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri

sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaaan. Wujud nilai

tersebut dikembangkan menjadi 18 nilai karakter, antara lain:

1) Religius, sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran

agama yang dianutnya.

2) Jujur, perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya

sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam pikiran, perkataan,

dan perbuatan.

Page 38: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

19

3) Toleransi, sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama,

suku, etnis, pendapat, sikap, dan hal-hal yang berbeda dari dirinya

secara sadar dan terbuka.

4) Disiplin, tindakan yang konsisten, menunjukkan perilaku tertib dan

patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.

5) Kerja keras, perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh

dalam mengatasi berbagai tugas, permasalahan, pekerjaan dan

sebagainya dengan sebaik-baiknya.

6) Kreatif, berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau

hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.

7) Mandiri, merupakan sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung

pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.

8) Demokratis, merupakan cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang

menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.

9) Rasa ingin tahu, merupakan sikap dan tindakan yang selalu berupaya

untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang

dipelajarinya, dilihat, dan didengar.

10) Semangat kebangsaan, merupakan cara berpikir, bertindak, dan

berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan Negara di

atas kepentingan diri dan kelompoknya.

11) Cinta tanah air, merupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang

menunjukkan kesetiaan, kebanggaan, kepedulian, dan penghargaan

Page 39: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

20

yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya,

ekonomi, dan politik bangsa.

12) Menghargai prestasi, merupakan sikap dan tindakan yang mendorong

dirinya untuk menghsilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan

mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.

13) Bersahabat/Komunikatif, tindakan yang memperlihatkan rasa senang

berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.

14) Cinta damai, merupakan sikap, perkataan, dan tindakan yang

menyebabkan orang lain merasa damai, nyaman, senang, tenang dan

aman atas kehadiran dirinya.

15) Gemar membaca, merupakan kebiasaan menyediakan waktu untuk

membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.

16) Peduli lingkungan, merupakan sikap dan tindakan yang selalu

berupaya menjaga dan melestarikan lingkungan alam sekitar.

17) Peduli sosial, merupakan sikap dan tindakan yang mencerminkan

kepedulian terhadap orang lain maupun masyarakat yang

membutuhkan.

18) Tanggung jawab, merupakan sikap dan perilaku seseorang untuk

melaksanakan tugas dan kewajibannya, baik yang berkaitan dengan

dirinya sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya),

negara, dan agama.

Sedangkan didalam buku Buku Panduan Internalisasi Pendidikan

Karakter di Sekolah ditulis oleh Jamal Ma'mur Asmani (2011: 36-40)

Page 40: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

21

mengelompokkan nilai-nilai pendidikan karakter menjadi empat

macam sebagai berikut:

1) Nilai pendidikan karakter hubungannya dengan Tuhan. Nilai ini

bersifat religius untuk memperbaiki karakter individu, yang

berhubungan dengan Tuhan maupun kepercayaannya. Nilai ini

dapat berupa percaya, berdoa, taat, dan bersyukur kepada Tuhan.

2) Nilai pendidikan karakter hubungannya dengan diri sendiri. Nilai

ini merupakan tuntunan yang ditujukan untuk diri pribadi, yang

menekankan pada pengembangan rasa. Nilai ini meliputi jujur,

bertanggung jawab, bijaksana, bergaya hidup sehat, disiplin, kerja

keras, percaya diri, berjiwa wirausaha, berpikir logis, kritis, kreatif,

inovatif, mandiri, ingin tahu, dan cinta ilmu.

3) Nilai pendidikan karakter hubungannya dengan sesama. Pada

dasarnya manusia selain sebagai makhluk individu juga sebagai

makhluk sosial dengan cara hidup berdampingan dengan orang

lain. Nilai ini dapat berupa sadar hak dan kewajiban diri dan orang

lain, patuh pada aturan sosial, menghargai karya dan prestasi orang

lain, santun, gotong royong, dan demokratis.

4) Nilai pendidikan karakter hubungannya dengan alam

sekitar/lingkungan. Nilai ini berupa sikap dan tindakan yang selalu

berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam sekitarnya.

5) Nilai pendidikan karakter hubungannya dengan kebangsaan. Nilai

ini dapat berupa nasionalis dan menghargai keberagaman.

Page 41: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

22

Dengan demikian nilai-nilai pendidikan karakter yang tersirat

dalam berbagai hal dapat mengembangkan individu maupun

masyarakat dalam berbagai hal pula, dan nilai-nilai tersebut mutlak

dihayati, diresapi individu atau masyarakat karena nilai tersebut

mengarah pada kebaikan dalam berpikir dan bertindak sehingga budi

pekerti serta pikiran atau intelegensinya berkualitas.

2. Tahlilan

a. Pengertian Tahlilan

Tahlilan secara etimologis (bahasa) berasal dari sighat masdar

dari kata تهليلا -يهللل –هلل yang berarti mengucapkan lafadz “Laa

ilaaha illa Allah”.

Sedangkan secara terminologis (istilah) telah dikemukakan oleh

pakar Agama, diantaranya:

1) Menurut Ahmad Syafi‟i Mufid dalam bukunya yang berjudul

“Tangklungan Abangan dan Tarekat Kebangkitan Agama di

Jawa”, bahwa tahlilan adalah serangkaian bacaan dimulai dengan

membaca Surat Al-Fatihah, Surat Al-Ikhlas, Surat An-Nas dan

Surat Al-Falaq (muawazatain), lima ayat pemula Surat Al-

Baqarah, bacaan Lailahaillallah, bacaan tasbih (Subhanallah),

tahmid (Alhamdulillah), takbir (Allahu Akbar) dan shalawat

(Allahumma Salli „Ala Muhammad) dan ditutup dengan do‟a

(Ahmad Syafi‟i Mufid, 2006: 131).

Page 42: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

23

2) Menurut KH. Abdul Muchith Muzadi yang dikuti oleh Saifullah

al-Aziz dalam bukunya yang berjudul “Kajian Hukum-Hukum

Walimah (Selametan)”, bahwa tahlilan adalah bersama-sama

melakukan do‟a bagi orang (keluarga, teman dsb) yang sudah

meninggal dunia, semoga diterima amalnya dan diampuni dosanya

oleh Allah SWT, yang sebelum do‟a, diucapkan beberapa kalimah

thayyibah (kalimah-kalimah yang bagus, yang agung), berwujud

hamdalah, shalawat, tasbih, tahlil dan beberapa ayat suci Al-

Qur‟an (Saifulloh, 2009: 241-242).

3) Menurut Drs. M. Ali Chasan Umar dalam bukunya yang berjudul

“Risalah Merawarat Jenazah, Shalat Jenazah, Talqin dan Tahlil”,

bahwa tahlil yang biasa diamalkan oleh masyarakat Islam

pengikut faham Ahlussunnah wal Jama‟ah adalah membaca dzikir

kalimat tauhid tersebut, yang dirangkai dengan bacaan ayat-ayat

al-Qur‟an (Surah al-Fatihah, al-Ikhlas, al-Falaq, an-Nas,

Permulaan Surah al-Baqarah, Ayat Kursi, akhir Surah al-Baqarah)

dan bacaan shalawat Nabi SAW., tasbih, tahmid, takbir serta

istiqhfar, yang urut-urutannya seperti bacaan tahlil dimuka,

diakhiri dengan do‟a (Ali Chasan Umar,1997: 106-107).

4) Menurut H. Munawir Abdul Fattah dalam bukunya yang berjudul

“Tradisi Orang-Orang NU”, bahwa Tahlil berasal dari kata

hallala, yuhallilu, tahlilan, artinya membaca kalimat La Ilaha

Illallah. Di masyarakat NU sendiri berkembang pemahaman

Page 43: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

24

bahwa setiap pertemuan yang didalamnya dibaca kalimat itu

secara bersama-sama disebut Majelis Tahlil. Majelis tahlil di

masyarakat Indonesia sangat variatif, dapat diselenggarakan kapan

dan dimana saja, bisa pagi, siang, sore atau malam. Bisa di masjid,

musholla, rumah, atau lapangan (Munawir, 2008: 276).

Jadi penulis dapat menyimpulkan dari beberapa pendapat diatas

bahwa tahlilan adalah salah suatu sarana taqorrub illallah

(mendekatkan diri kepada Allah) baik dilakukan sendiri atau bersama-

sama untuk melakukan dzikir (mengingat) kepada Allah dengan

membaca kalimat thayyibah seperti Laa ilaaha illallah,kemudian

membaca sholawat kepada Nabi Muhammad, ayat-ayat Al-Qur‟an dan

do‟a yang diharapkan memiliki pengaruh dalam meningkatkan nilai-

nilai, kebiasaan baik di masyarakat dan lain-lain dalam menjalani

kehidupan.

b. Sejarah Tahlilan

Tahlil secara lughot (bahasa) yang artinya bacaan “Laa ilaaha illa

Allah”, berlaku sejak pada zaman Nabi Muhammad SAW. Akan tetapi

tradisi bacaan tahlil sebagimana yang dilakukan kaum muslimin

sekarang, itu mulai ada sejak zaman Ulama‟ Muta‟akhirin sekitar abad

11 hijriyah yang mereka lakukan berdasarkan istinbath dari al-Qur‟an

dan Hadits Nabi SAW, lalu mereka menyusun rangkaian bacaan tahlil,

mengamalkannya secara rutin dan mengajarkannya kepada kaum

muslimin.

Page 44: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

25

Ulama‟ berbeda pendapat tentang siapa yang pertama kali

menyusun rangkaian bacaan tahlil dan mentradisikannya. Hal ini

pernah dibahas dalam forum Bahtsul Masail oleh para Kiyai Ahli

Thariqah. Sebagian mereka berpendapat, bahwa yang pertama

menyusun tahlil adalah Sayyid Ja‟far Al-Barzanji dan sebagian lain

berpendapat, bahwa yang menyusun tahlil pertama kali adalah Sayyid

Abdullah bin Alwi Haddad.

Pendapat yang paling kuat dari kedua pendapat yang disebut diatas

adalah pendapat bahwa orang yang menyusun tahlil pertama kali

adalah Imam Sayyid Abdullah bin Alwi Al-Haddad, karena Imam Al-

Haddad yang wafat pada tahun 1132 H lebih dahulu daripada Sayyid

Ja‟far Al-Barzanji yang wafat pada tahun 1177 H (Muhammad Danial

Royyan, 2013: 2-3).

Pendapat ini juga diperkuat oleh tulisan Sayyid Alwi bin Ahmad

bin Hasan bin Abdullah bin Alwi Al-Haddad bahwa kebiasaaan Imam

Abdullah bin Alwi Al-Haddad sesudah membaca Ratib adalah bacaab

tahlil. Pada hadirin dalam Majlis Imam Al-Haddad itu ikut membaca

tahlil secara bersama-sama (Sayyid Alwi bin Ahmad, 1414: 94).

Sedangkan tahlil yang dilakukan oleh kaum muslimin di Indonesia

sama atau mendekati dengan tahlil yang dilakukan kaum muslimin di

Yaman. Hal ini dikarenakan tahlil yang berlaku di Indonesia ini dahulu

disiarkan Wali Songo. Lima orang Wali Songo itu Hababib (keturunan

Nabi Muhammad SAW) dengan marga Ba‟alawy yang berasal dari

Page 45: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

26

Hadramaut Yaman, terutama dari kota Tamrin (Muhammad Danial

Royyan, 2013: 8).

Dengan demikian tradisi tahlilan ini berkembang di Indonesia

melalui akulturasi budaya yang mana dalam tradisi lama, bila ada

orang meninggal, maka sanak famili dan tetangga berkumpul di rumah

duka. Mereka bukannya mendoakan mayit tetapi berkumpul dengan

bermain judi, mabuk-mabukan atau lainnya. Kemudian Wali Songo

tidak serta merta membubarkan tradisi tersebut, tetapi masyarakat

dibiarkan tetap berkumpul namun acaranya diganti dengan mendoakan

pada mayit. Jadi istilah tersebut dikenal dengan tahlilan.

c. Dasar Hukum Tahlilan

Sampai saat ini kegiatan tahlilan yang telah menjadi indentitas

dari masyarakat Nahdlotul Ulama‟ (NU) tidak lepas dari adanya

sebuah persetujan dan penolakan eksistensinya dengan pendapat

masing-masing. Oleh sebab itu, sebagian masyarakat muncul-lah

keraguan pada mereka yang terbiasa melakukan kegiatan tersebut.

Agar kegiatan tahlilan tidak diragukan lagi maka perlu adanya

pengetahuan yang lebih sebagai dasar dari pemikiran dalam melakukan

atau untuk melaksanakan kegiatan ini.

Semua rangkaian kalimat yang ada dalam tahlilan diambil dari

ayat-ayat al-Qur‟an dan hadist Nabi. Yang menyusun jadi kalimat-

kalimat baku tahlil dulunya seorang Ulama‟, tetapi kalimat demi

Page 46: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

27

kalimat yang disusunnya tidak lepas dari anjuran Rasulullah SAW

(Munawir, 2018: 277).

Memperbanyak dzikir mengingat Allah maupun tasbih dan

shalawat Nabi SAW itu disyariatkan, bahkan suatu keharusan bagi

orang-orang yang beriman, berdasarkan firman Allah Ta‟ala:

انز صه ع أصال. سثحي تكشج ركشا كثشا. كم ا أا انزه آمىا اركشا للا ه

كان تانمؤمىه سحما. )االحضاب: مالئكر نخشجكم مه انظهماخ إن انىس ١٤-

١٤)

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan

menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan

bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang. Dialah yang

memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan

ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari

kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan adalah Dia Maha

Penyayang kepada orang-orang yang beriman. (Qs. Al-Ahzab:

41-43)

Dzikir yang utama adalah “LAA ILAAHA ILLALLAH”,

berdasarkan hadits Nabi SAW:

عه جاتش اته عثذ للا سض للا عىما قل: سمعد سسل للا صه للا عه سهم

كش إن إال للا. )ساي انرشمز( قل: افضم انز

Artinya: Dari Jabir bin Abdullah ra. ia berkata: Saya mendengar

Rasulullah saw. bersabda: “Dzikir yang paling utama adalah Laa

ilaaha illallah ”. (HR. Turmudzi)

Page 47: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

28

Tentang keutamaan Tasbih disebutkan dalam hadits dari Abu

Hurairah ra. Dari Nabi SAW, beliau bersabda:

حمه سثحان للا كهمران خففران عه انهسان ثقهران عه انمضان حثثران ان انش

تحمذي. )ساي انثخاس(

Artinya: “Ada dua ucapan yang ringan membacanya tetapi berat

timbangannya dan keduanya dicintai Tuhan pula adalah:

Subhanallahal „adzim Subhanallahi wabihamdih”. (HR. Bukhari)

Bershalawat atas Nabi SAW juga diperintahkan berdasarkan

firman Allah Ta‟ala:

سهما ذسهم ا أا انزه آمىا صها عه مالئكر صهن عه انىث ا. إن للا

(٦٥االحضاب: )

Artinya: “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya

bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman,

bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam

penghormatan kepadanya”. (Qs. Al-Ahzab: 56)

Adapun keutamaan membaca al-Qur‟an sebagaimana sabda

Rasululllah SAW:

ج ان ذال ر قشآن. )ساي أت وعم(افضم عثادج أم

Artinya: “Seutama-utamanya ibadah umatku ialah membaca al-

Qur‟an”. (HR. Abu Nu‟aim)

Sedangkan bacaan ayat-ayat al-Qur‟an yang dihadiahkan untuk

mayit menurut pendapat mayoritas ulama‟ boleh dan pahalanya bisa

sampai kepada mayit tersebut. Berikut ini adalah dalil-dalilnya:

Page 48: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

29

سهم قال : س قهة للا عى ان سسل للا صه للا عه عه سذوا معقم ته ساس سض

انذاس االخشج اال غفش للا ذ للا اي انقشان ال قشؤا سجم ش ذاكم )س ن اقشؤا عه م

, ا ثح, انطثشاو ش , اته ات م, انثغ , انىسائ, احمذ, انحك د, اته ماج دا , ات ق نث

اته حثان(

Artinya: Dari sahabat Ma‟qal bin Yasar r.a. bahwa Rasulallah

s.a.w. bersabda : Surat Yasin adalah pokok dari al-Qur‟an, tidak

dibaca oleh seseorang yang mengharap ridha Allah kecuali

diampuni dosa-dosanya. Bacakanlah surat Yasin kepada orang-

orang yang meninggal dunia di antara kalian. (H.R. Abu Dawud,

dll)

Berikut ini adalah Pendapat para ulama‟ tentang sampainya pahala

bacaan ayat-ayat Al-Qur‟an kepada mayit dalam buku “Tradisi

Amaliyah NU dan Dalil-Dalilnya yang ditulis oleh Ngadurrohman Al-

Jawi dan KH. Abdul Manan A. Ghani (2012: 49-53).

1) Pendapat Ulama‟ Madzhab Syafi‟iyah

a) Imam Syafi‟i

ا انقشأن عىذي كان حسىا ان خرم ئ مه انقشأن, سرحة ان قشاء عىذي ش

Artinya : Disunahkan membacakan ayat-ayat al-Qur‟an

kepada mayit, dan jika sampai khatam al-Qur‟an maka akan

lebih baik.

Page 49: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

30

b) Imam al-Hafidz Jalaludin

Imam as-Suyuthi menjelaskan bahwa, jumhur ulama‟ salaf

telah berpendapat dengan pendapat yang mengatakan

“sampainya pahala bacaan terhadap mayit.”

c) Imam Nawawi

Imam Nawawi berkata, “Disunahkan bagi orang yang

ziarah kubur untuk membaca ayat-ayat al-Qur‟an lalu

setelahnya diiringi berdo‟a untuk mayit.”

d) Imam al-Qurthubi

Imam al-Qurthubi memberikan penjelasan bahwa, dalil

yang dijadikan acuan oleh ulama‟ kita tentang sampainya

pahala kepada mayit adalah bahwa, Rasulallah S.A.W. pernah

membelah pelepah kurma untuk ditancapkan di atas kubur dua

sahabatnya sembari bersabda: Semoga ini dapat meringankan

keduanya di alam kubur sebelum pelepah ini menjadi kering.

Imam al-Qurtubi kemudian berpendapat, jika pelepah

kurma saja dapat meringankan beban si mayit, lalu

bagaimanakah dengan bacaan-bacaan al-Qur‟an dari sanak

saudara dan teman-temannya? Tentu saja bacaan-bacaan al-

Qur‟an dan lainlainnya akan lebih bermanfaat bagi si mayit.

Page 50: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

31

2) Pendapat Ulama‟ Madzhab Hanafiyah

a) Imam Badr al-Aini

Alamah Badr al-Aini berkata dalam kitabnya “Kanzu

Daqaiq” : bisa sampai (pahalanya) kepada mayit segala sesuatu

kebaikan, mulai dari shalat, puasa, haji, shadaqah, dzikir, dan

lain sebagainya.

b) Imam Az-Zaila‟i

Beliau berkata: bahwa pendapat Ahlussunah wal Jama‟ah

adalah membolehkan seseorang menghadiahkan pahala amal

baiknya kepada mayit.

3) Pendapat Ulama‟ Madzhab Malikiyah

a) Imam al-Alamah Ibnu al-Haj

Beliau berkata dalam kitabnya “al-madkhal” : jikalau

seseorang membaca al-Qur‟an di rumahnya lalu

menghadiahkan pahalanya kepada ahli kubur maka, pahala

tersebut pasti sampai kepada mayit.

b) Abul Walid Ibnu Rusyd

حصم نهمد اجشي نهمد جاص رانك اب قشأذ ذ ث ا جم ان قشأ انش

Artinya : Seseorang yang membaca ayat al-Qur‟an dan

menghadiahkan pahalanya kepada mayit, maka pahala

tersebut bisa sampai kepada mayit tersebut.

Page 51: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

32

4) Pendapat Ulama‟ Madzhab Hanbaliyah

a) Syekh Taqiyudin Ibnu Taimiyah

Beliau berkata: Barang siapa yang berpendapat bahwa,

seseorang tidak mendapat pahala kecuali dengan amalanya

sendiri, maka orang tersebut telah menghancurkan dan

menyalahi ijma‟.

b) Syekh Ibnu Qayyim al-Jauzi

Beliau berkata dalam kitabnya “Kitab ar-Ruh” : telah

dituturkan dari kalangan ulama‟ salaf, mereka semua berwasiat

supaya mereka dibacakan ayat-ayat al-Qur‟an, setelah mereka

meninggal dunia.

c) Imam al-Khalal

Imam al-Khalal meriwayatkan dari Abu Ali al-Hasan bin

al-Haitsam al-Bazar, bahwa saya melihat Imam Ahmad bin

Hanbal shalat di kuburan lalu berdoa.

Imam al-Khalal juga meriwayatkan dari Imam as-Syi‟bi

bahwa:

ا ان عث قال : كاود االوصاس ارا ماخ نم انمد اخرهف ركش انخالل عه انش

ن عىذي انقشأن قثشي قشأ

Artinya : Imam Khalal menuturkan riwayat dari Syi‟bi : bahwa

sahabat Anshar ketika di antara mereka meninggal dunia maka

mereka membacakan al-Qur‟an untuk mayit tersebut

dipemakamannya.

Page 52: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

33

Dengan demikian tradisi tahlilan tidak bisa dianggap bid‟ah yang

sesat atau khurafat. Karena dalam historis kegiatan tahlilan di

Indonesia khususnya di pulau jawa memang telah menjadi sebuah

tradisi yang tidak bisa dipisahkan dari masyarakat islam di Jawa.

Kegiatan ini juga sebagai mediasi pekumpulan untuk mempersatukan

rasa kekeluargaan di desa masing-masing.

Oleh sebab itu, kegiatan ini boleh dilaksanakan karena selain

sebagai perantara untuk mengembangkan persatuan dan kesatuan

bangsa, juga sebagai Islam Rahmatalil „Alamin di Indonesia, serta

sebagai dimensi untuk hubungan antara manusia dengan Tuhan (hablu

minallah) yang didalam kegiatan ini bisa meberikan ketenangan jiwa,

dan sekaligus dimensi hubungan sosial (hablu minannas).

d. Pelaksanaan Tradisi Tahlilan

Tahlil berasal dari kata hallala, yuhallilu, tahlilan, artinya

membaca kalimat La Ilaha Illallah. Di masyarakat NU sendiri

berkembang pemahaman bahwa setiap pertemuan yang didalamnya

dibaca kalimat itu secara bersama-sama disebut Majelis Tahlil. Majelis

tahlil di masyarakat Indonesia sangat variatif, dapat diselenggarakan

kapan dan dimana saja, bisa pagi, siang, sore atau malam. Bisa di

masjid, musholla, rumah, atau lapangan (Munawir, 2008: 276).

Pernyataan Al-Imam Muhammad bin Ali bin Muhammad Al-

Syaukani dalam buku Kajian Hukum-Hukum Walimah (Selamatan)

yang ditulis oleh Drs. Moh. Saifulloh Al Aziz tentang penyelenggaraan

Page 53: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

34

kegiatan membaca al-Qur‟an, shalawat, istighfar, tahlil, dzikir, yang

pahalanya dihadiahkan kepada orang yang meninggal dunia adalah

boleh (jaiz). Berikut pernyataan Al-Imam Muhammad bin Ali bin

Muhammad Al-Syaukani dalam kitabnya Al-Rasaa‟il Al-Salafiyah,

yaitu:

“Kebiasaan di sebagian negara mengenai perkumpulan atau

pertemuan di Masjid, rumah, di atas kubur, untuk membaca Al-

Qur‟an, yang pahalanya dihadiahkan kepada orang yang telah

meninggal dunia, tidak diragukan lagi hukumnya boleh (jaiz)

jika didalamnya tidak terdapat kemaksiatan dan kemungkaran,

meskipun tidak ada penjelasan (secara dzahir) dari syariat.

Kegiatan melaksanakan perkumpulan itu pada dasarnya

bukanlah suatu yang haram (muharramfi nafsih), apalagi jika

didalamnya diisi dengan kegiatan yang dapat menghasilkan

ibadah seperti membaca Al-Qur‟an atau lainnya. Dan tidak

tercela menghadiahkan pahala membaca Al-Qur‟an atau

lainnya kepada yang telah meninggal dunia” (Saifulloh,

2010:247).

Memahami tahlilan adalah serangkaian kegiatan berupa

pengiriman doa terhadap orang yang meninggal. Dalam acara ini

diikuti oleh keluarga, saudara, dan tetangga terdekat. Mengenai acara

ini pengiriman doa dengan rangkaian bacaan tahlil merupakan

kelengkapan acara. Hingga selesainya acaranya terdapat tanda terima

kasih. Hingga pelaksanaa tahlilan terjadi pada hari-hari tertentu setelah

orang meninggal, dengan maksud untuk pengiriman doa. Hal ini

diperjelas dalam rangkaian pelaksannnya, sebelum pembacaan tahlil

sebagai puncak, terlebih dahulu dibaca berbagai ayat Al-Qur‟an dan

berbagai kalimat thayyibah (seperti hamdalah, takbir, shalawat, tasbih

Page 54: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

35

dan sejenisnya) untuk menambah rasa pendekatan diri kepada Allah

sebelum berdoa dan bertawajjuh dengan bacaan tahlil.

Kegiatan ini dapat dilaksanakan khusus kegiatan tahlil, meski

banyak kegiatan tahlil ini ditempelkan pada kegiatan inti lainnya.

Misalnya, setelah dzibaan disusul dengan tahlil, acara tasmiyah

(memberi nama bayi), khitanan, dan lainnya (Munawir, 2008: 276).

Sebelum masuk pada acara inti, yaitu tahlil, biasanya diantarkan

kalimat-kalimat untuk mendekatkan diri kepada Allah. Lalu, bacaan

Al-Qur‟an sebagai pengantarnnya. Pada umumya bacaan Al-Qur‟an

yang ditemui adalah bacaan surat yasin. Dalam rangkaian-rangkaian

doa itu dipimpin oleh imam upcara yang memiliki pengetahuan lebih

dalam agama. Imam tersebut disebutnya sebagai modin atau lebe

dalam masyarakat Islam Jawa.

Setelah ritual tahlilan selesai, pada umunya tuan rumah

menghidangkan makanan dan minuman untuk Jamaah. Kadang masih

ditambah dengan berkat buah tangan dalam bentuk makanan matang.

Hidangan dan pemberian ini dimaksudkan sebagai shadaqah, yang

pahalnya dihadiahkan (ditransfer) kepada orang yang sudah meninggal

untuk didoakan tersebut, selain sebagai bentuk ungkapan rasa cinta dan

kasih sayang dan silahturahim rohani (Sholikhin, 2010: 154).

Dengan demikian tanda terima kasih atas pengiriman doa yaitu

menghidangkan makanan dan minuman. Biasanya yang dihidangkan

makanan yang ringan, dan yang dibawa pulang makanan berat. Bentuk

Page 55: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

36

makana yang dibawa pulang ini umumnya dikatakan berkat karena

sudah didoakan.

B. Kajian Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu dilakukan untuk menelaah penelitian-peneltian yang

telah diteliti yang relevan dengan kajian peneliti ini. Telaah peneliti ini

penting dilakukan untuk pembandingan dalam sebuah penelitian. Berikut ini

beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan peneliti ini:

1. Penelitian Skripsi ini dilakukan oleh Tatik Susanti, Program Studi

Pendidikan Seni Tari, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri

Yogyakarta, 2015. Berjudul “NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAAKTER

YANG TERKANDUNG DALAM TOPENG LENGGER KINAYAKANDI

DESA RECO, KECAMATAN KERETEK, KABUPATEN WONOSOBO”.

Hasil yang didapatkan penelitian ini adalah Nilai-nilai pendidikan

karakter yang terkandung dalam tari Topeng Lengger Kinayakan dapat

diklasifikasikan sebagai nilai pendidikan karakter hubungannya dengan

Tuhan, diri sendiri, sesama, dan kebangsaan.

Penelitian diatas mempunyai kesamaan dengan penelitian yang

penulis lakukan yaitu membahas nilai-nilai pendidikan karakter. Namun

perbedaanya terletak pada objek penelitian, di mana penulis membahas

tentang nilai-nilai pendidikan karakter dalam tradisi tahlilan sedangkan

penelitian diatas membahas tentang nilai-nilai pendidikan Islam dalam

tradisi tahlilan. Sehingga dari penelitian diatas dapat menguatkan satu

Page 56: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

37

sama lain yang mana pentingnya pendidikan karakter bagi generasi

bangsa.

2. Penelitian Skripsi ini dilakukan oleh Dinar Risprabowo, Fakultas Tarbiyah

dan Ilmu Keguruan, Jurusan Pendidikan IPS, UIN Syarif Hidayatullah,

2016 Berjudul “FAKTA SOSIAL PADA TRADISI TAHLILAN DALAM

MASYARAKAT ISLAM JAWA DI KELURAHAN GEDONG KECAMATAN

PASAR REBO KOTA JAKARTA TIMUR”.

Dalam penelitian tersebut menyimpulkan behwa Fakta sosial

(anggapan) dalam tradisi tahlilan mengarahkan individu untuk melakukan

tindakan yang didasari rasa takut akan konsekuensinya. Konsekuensi yang

didapat, bila diterima, dianggap sesuai dengan norma masyarakat. Bila

tidak diterima, dianggap tidak sesuai dengan norma dalam masyarakat.

Keterkaitan terhadap teori fakta sosial Durkheim berupa analisis

identifikasi (kolektif, eksternal, dan koersif) dan analisis tipe (material dan

non material).

Penelitian diatas mempunyai kesamaan dengan penelitian yang

penulis lakukan yaitu membahas tentang tradisi tahlilan. Namun

perbedaanya terletak pada isi penelitian, di mana penulis membahas

tentang nilai-nilai pendidikan karakter dalam tradisi tahlilan sedangkan

penelitian diatas membahas tentang fakta sosial pada tradisi tahlilan.

Sehingga dari penelitian diatas dapat menguatkan satu sama lain, yang

mana tradisi tahlilan tersebut banyak manfaat bagi oarang yang

melakukan dari beberapa aspek.

Page 57: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

38

3. Penelitian Skipsi ini dilakukan oleh Siti Umi Hanik, Fakultas Tarbiyah,

Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Sunan Ampel Surabaya, 2011.

Berjudul “NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI

TAHLILAN DI DESA KREMBANGAN TAMAN SIDOARJO”.

Dalam penelitian tersebut menyimpulkan tentang nilai-nilai

pendidikan islam dalam tradisi tahlilan yaitu nilai shodaqoh, tolong

menolong, silahturahim, kerukuanan, dakwah.

Penelitian diatas mempunyai kesamaan dengan penelitian yang

penulis lakukan yaitu membahas tentang nilai-nilai pendidikan yang ada

pada tradisi tahlilan. Namun perbedaanya terletak pada isi peneliti, di

mana penulis lakukan lebih khusus di nilai-nilai pendidikan karakter

sedangkan penelitian diatas substansinya lebih umum pada nilai-nilai

pendidikan Islam dalam tradisi tahlilan, sehingga saling menguatkan satu

sama lain.

Page 58: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

39

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian kualitatif lapangan

dengan menggunakan jenis penelitian fenomenologis. Penelitian kualitatif

adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa

yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, tindakan,

motivasi dan lain-lain (Lexy J. Moleong, 2009: 6). Sedangkan pendekatan

fenomenologis digunakan untuk memahami makna atau hakikat yang

sebenarnya dari suatu gejala objek yang dikaji (Lexy J. Moleong, 2009: 14-

15). Peneliti berusaha memahami arti peristiwa dan kaitanya terhadap orang-

orang biasa dalam situasi tertentu.

Alasan memilih jenis ini adalah dalam penelitian ini, peneliti berupaya

menggali data berupa pandangan responden dalam bentuk cerita rinci atau asli

dan data hasil pengamatan di lapangan terkait nilai-nilai pendidikan karakter

dalam tradisi tahlilan di Desa Sraten Kecamatan Tuntang Kabupaten

Semarang.

B. Lokasi dan Subyek Penelitian

Berdasarkan di atas maka peneliti melakukan penelitian di Desa Sraten

Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Sedang subyek atau sasaran

penelitiannya adalah Tokoh Masyarakat, Masyarakat Desa Sraten dan kegiatan

tahlilan yang ada di desa Sraten. Guna untuk mendapatkan informasi yang

Page 59: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

40

sesuai dengan yang diharapkan dalam penelitian, serta untuk membuktikan

data yang akan dijadikan referensi tersendiri bagi peneliti, hal ini dilakukan

supaya memudahkan peneliti untuk melakukan wawancara kepada narasumber

yang benar.

C. Sumber dan Jenis Data

Data yang dikumpulkan meliputi berbagai macam data yang berhubungan

dengan nilai-nilai pendidikan karakter dalam tradisi tahlilan di Desa Sraten

Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Secara umum, data yang

dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder.

Data primer adalah data yang diambil secara langsung dari sumber data

pertama. Hal ini dikatakan data primer karena diperoleh dan dikumpulkan dari

sumber pertama. Data primer yang menyangkut wawancara mendalam

berkaitan dengan informan kunci yaitu dari orang yang dianggap tahu dan

orang sebagai pelaku tentang dilaksanakannya tradisi tahlilan pada tradisi

tahlilan pada acara-acara syukuran. Sedangkan data primer yang menyangkut

observasi secara langsung di lapangan yaitu mengikuti fenomena apa yang

dilakukan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari dan kemudian apa yang

terjadi saat dilaksanakannya tradisi tahlilan pada acara-acara kematian dan

syukuran.

Adapun data sekunder adalah data yang biasanya telah tersusun dalam

bentuk dokumen-dokumen berupa catatan, laporan, foto-foto atau lainnya.

Page 60: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

41

D. Teknik Pengumpulan Data

Keberhasilan suatu penelitian terutama penelitian kualitatif, tergantung

beberapa fakor. Paling tidak ditentukan oleh kejelasan tujuan dan

permasalahan penelitian, ketepatan pemilihan pendekatan/metodologi,

ketelitian dan kelengkapan data informasi itu sendiri. Dalam penelitian ini

digunakan beberapa tekhnik pengumpulan data yakni metode observasi,

metode wawancara dan metode dokumentasi.

1. Metode Observasi

Menurut Lexy J. Moleong (2009: 174) observasi atau pengamatan

dapat didefinisikan sebagai perhatian yang terfokus pada kejadian,

gejalanya sesuatu. Dengan melakukan pengamatan terhadap gejala yang

akan diteliti kemudian dijadikan bahan untuk menggumpulkan data yang

lebih mendalam. Metode observasi ini digunakan untuk mengamati secara

langsung terhadap proses/atau tahapan dalam pelaksanaan tradisi tahlilan

di Desa Sraten Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.

2. Metode Wawancara

Wawancara identik dengan pengumpulan data dengan bertanya

langsung, lisan maupun tertulis kepada narasumber. Menurut Lexy J.

Moleong (2009: 186) wawancara adalah percakapan dengan maksud

tertentu yang berlangsung antara dua pihak yaitu pewawancara (yang

mengajukan pertanyaan) dan terwawancara (yang memberikan jawaban

atas pertanyaan). Dengan ini yang pewawancara meminta informasi atau

ungkapan kepada orang yang diteliti yang berputar disekitar pendapat dan

Page 61: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

42

keyakinanya. Ciri utamanya adalah kontak langsung dengan tatap muka

antara penulis dengan sumber informasi.

Metode wawancara digunakan untuk menggali informsasi tentang

bentuk tradisi tahlilan di Desa Sraten Kecamatan Tuntang Kabupaten

Semarang. Informasi disini mencakup tokoh masyarakat, tokoh Agama

serta warga yang menetap di desa tersebut.

3. Metode Dokumentasi.

Dokumentasi adalah pengumpulan data berdasarkan catatan, traskrip,

buku, surat kabar, majalah, agenda dan buku-buku. Menurut Lexy J.

Moleong (2009: 216) dokumentasi adalah setiap bahan tertulis atau film

yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan dari peneliti.

Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data yang diperoleh

penulis dalam hal ini adalah berupa dokumen dan buku-buku serta

kumpulan dari beberapa pengamatan secara langsung di lokasi penelitian

yakni berupa foto-foto pelaksanaan kegiatan tradisi tahlilan di masyarakat.

E. Analisis Data

Analisis data Kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja

dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milah menjadi satuan yang

dapat dikelola, mensistensiskanya mencari danmenemukan pola, menemukan

apa yang penting yang dapat dipelajari dan memutuskan apa yang dapat

diceritakan kepada orang lain. (Lexy J. Moleong, 2009: 248)

Page 62: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

43

Kegiatan analisis data selama pengumpulan data dapat dimulai setelah

peneliti memahami fenomena sosial yang sedang diteliti dan setelah menelaah

seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu dari hasil wawancara,

observasi, dokumen pribadi, maupun resmi, gambar, foto, dan lain sebagainya.

Tentunya tidak semua data dapat dipindah dalam laporan penelitian,

melainkan dianalisis dengan menggunakan analisis tertentu. Menurut Lexy J.

Moleong (2009: 247-257) menjelaskan tentang langkah-langkah analisis data

sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Pada tahap ini, peneliti melakukan abstraksi yaitu usaha membuat

rangkuman data dari data penelitian yang tersedia dari berbagai sumber

yaitu wawancara, pengamatan lapangan, dan dokumen sehingga dapat

ditemukan hal-hal pokok penting dari fokus penelitian.

2. Penyusunan Satuan

Pada tahap ini dilakukan penyusunan hal-hal pokok yang ditemukan

kemudian menggolongkannya ke dalam pola, unit, tema atau kategori,

sehingga tema utama dapat diketahui dengan mudah kemudian diberi

makna sesuai materi penelitian.

3. Kategorisasi

Pada tahap ini dilakukan pengkategorian dari tema utama yang telah

ditemukan, dengan cara pengelompokan tema–tema utau berdasarkan

keterkaitan antara satu tema dengan tema yang lain.

Page 63: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

44

Dengan ini penulis berusaha memaparkan data yang telah tersusun

sebagaimana adanya, dengan melakukan kajian dan tafsiran data-data tersebut.

Sehingga dapat menggambarkan permasalahan secara sistematis dan

representatif faktor-faktor yang berhubungan dengan fenomena yang diteliti.

F. Pengecekan Keabsahan Data

Dalam penelitian ini untuk mendapatkan keabsahan data yang digunakan

dalam penelitian ini yaitu triangulasi. Triangulasi adalah pengecekan data dari

berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu (Lexy J. Moleong,

2009: 330).

Menurut Lexy J. Moleong (2009: 331) terdapat pembagian triangulasi

yaitu triangulasi sumber, dan triangulasi waktu.

1. Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara

mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.

2. Triangulasi waktu sering mempengaruhi kredibilitas data. data yang

dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber

masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih

valid sehingga lebih kredibel

G. Tahap-Tahapan Penelitian

Proses analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini setelah data

terkumpul adalah dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Membaca

Dalam proses membaca ini, penulis sekaligus mengkaji secara mutlak

dan mendalam apakah memang ada nilai-nilai pendidikan karakter dalam

Page 64: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

45

tradisi tahlilan dan sekaligus usaha untuk mengetahui bentuk nilai-nilai

pendidikan karakter dalam Tradisi tahlilan tersebut.

2. Menafsirkan

Dalam proses ini, setelah data dikaji, kemudian data ditafsirkan,

setelah itu disesuaikan dengan teori yang terkait dengan masalah

pelaksanaan acara tahlilan yang telah ada.

3. Menyimpulkan

Sebagai langkah terakhir adalah menyimpulkan dari seluruh hasil dari

penafsiran. Kegiatan menyimpulkan ini diharapkan dapat menghasilkan

kebenaran obyektif dari pemecahan masalah yang dirumuskan.

Page 65: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

46

BAB IV

PAPARAN DAN ANALISIS DATA

A. Paparan Data

1. Gambaran Umum Obyek Penelitian Desa Sraten Kec. Tuntang Kab.

Semarang

a. Letak dan Kondisi Geografis

Desa Sraten adalah desa yang terletak di kecamatan Tuntang

Kabupaten Semarang yang berjarak 8 Km dari pusat pemerintahan

kecamatan, 22 Km dari Ibukota Kabupaten. Luas wilayah Desa Sraten

ini seluas ± 168.859 Ha, dibagi menjadi 7 wilayah tingkat dusun yang

terdiri dari 7 Rukun Warga (RW) dan 26 Rukun Tetangga (RT). Desa

Sraten memiliki batas-batas wilayah yakni:

1) Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Jombor

2) Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Gedangan

3) Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Rowosari

4) Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Gedangan

b. Kependudukan

Jumlah penduduk di Desa Sraten adalah 4.190 jiwa/orang

yang terdiri dari (2.097 Laki-laki dan 2.093 Perempuan) pada

tahun 2017, yang terdiri dari 1.337 Kepala Keluarga (KK).

Page 66: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

47

1) Jumlah Penduduk Menurut Agama

No Kelompok

Agama

Laki-Laki Perempuan Jumlah

1 Islam 2.003 1.996 3.9999

2 Kristen 58 63 121

3 Katholik 36 34 70

4 Hindu 0 0 0

5 Budha 0 0 0

6 Khonghuchu 0 0 0

7 Kepercayaan 0 0 0

Jumlah 2.097 2.093 4.190

Tabel 4.1. Jumlah Penduduk Menurut Agama

Tampak jelas pada tabel agama Islam merupakan agama

mayoritas penduduk yang mendiami di Desa Sraten. Agama

Kristen menduduki peringkat ke dua terbanyak, setelah itu

terdapat agama Hindu. Dari data yang beragam di atas, pada

kenyataannya mereka dapat hidup harmonis dan membaur

tanpa hadirnya konflik antar agama.

Saling berbaur dan hormat menghormati antara sesama

pemeluk agama di desa ini, tampak langsung pada saat

perayaan hari besar keagamaan. Pada saat perayaan Hari

Raya Idul Fitri. Kelompok mayoritas dan minoritas

berdasarkan agama yang dianut tidak berpengaruh terhadap

perlakuan dalam pembangunan desa. Rumah-rumah Ibadah

Page 67: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

48

berdiri tegak walaupun dengan jumlah bangunan fisik yang

tidak selalu ramai ditangani pemeluk agama masing-masing

guna menjalankan ajaran agamanya masing-masing. Dari

hal tersebut dapat dilihat bahwa sistem kekeluargaan yang

mereka miliki cukup erat dan tidak pernah terjadi konflik

antar sesama pemeluk agama, jika pun terjadi konflik

mereka selalu melakukan musyawarah untuk mencari solusi

dan berakhir dengan baik.

2) Jumlah Penduduk menurut Usia

No Kelompok

Umur

Laki-Laki Perempuan Jumlah

1 0 – 4 149 125 274

2 5 – 9 156 137 293

3 10 – 19 308 305 613

4 20 – 29 358 363 716

5 30 – 39 338 321 659

6 40 – 49 299 301 600

7 50 – 59 260 283 543

8 60 – 69 162 152 314

9 ≥ 70 72 106 178

Jumlah 2.097 2.093 4.190

Tabel 4.2. Jumlah Penduduk Menurut Usia

Page 68: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

49

3) Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

No Jenis Pendidikan Laki-Laki Perempuan Jumlah

1 Tidak/Belum

Sekolah

360 344 704

2 Belum Tamat SD 175 164 339

3 Tamat SD 377 429 806

4 Tamat SMP/SLTP 276 305 581

5 Tamat SMS/SLTA 691 618 1.309

6 Diploma (I/II.III) 45 61 106

7 Strata I 156 160 316

8 Strata II/III 17 12 29

Jumlah 2.097 2.093 4.190

Tabel 4.3. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

4) Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian

No Jenis Pekerjaan Jumlah

1 Tidak/Belum Bekerja 816

2 Mengurus Rumah Tangga 487

3 Pelajar/Mahasiswa 771

4 Pensiunan 74

5 PNS 144

6 TNI 7

7 POLRI 12

8 Perdagangan 26

Page 69: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

50

9 Petani/Pekebun 38

10 Nelayan/Perikaan 2

11 Karyawan Swasta 779

12 Karyawan BUMN 9

13 Karyawan BUMD 1

14 Karyawan Honorer 4

15 Buruh Harian Lepas 439

16 Buruh Tani/Perkebunan 5

17 Buruh Peternakan 1

18 Pendeta 1

19 Dosen 7

20 Guru 47

21 Dokter 4

22 Bidan 2

23 Perawat 4

24 Pelaut 1

25 Sopir 3

26 Pedagang 7

27 Perangkat Desa 1

28 Wiraswasta 498

Jumlah 4.190

Tabel 4.4. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Page 70: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

51

c. Bidang Pembangunan/Sarana Fisik

Sarana fisik merupakan suatu aspek pendukung yang sangat

penting dalam kehidupan bermasyarakat. Sarana fisik

merupakan sarana umum yang digunakan oleh suatu

masyarakat untuk melakukan aktifitas sehari-hari, khususnya

yang berhubungan dengan kepentingan umum. Di Desa Sraten

Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang terdapat sarana-

sarana fisik antara lain:

1) Sarana Agama

Jumlah sarana ibadah yang terdapat di Desa Sraten

adalah 18 unit bangunan yang terdiri dari 6 buah Masjid, 9

Musholla. Untuk sarana ibadah Gereja, Vihara, Klenteng

dan Pura tidak terdapat di Lokasi Desa Sraten, dan untuk

masyarakat yang beragama selain Islam, mereka

menjalankan ibadahnya di luar Desa Sraten.

2) Sarana Pendidikan

Sarana pendidikan di Desa Sraten terdiri dari Taman Kanak-

kanak (TK) ada 1 gedung, Sekolah Dasar (SD) 2 gedung, 1 gedung

Madrasah Ibtida‟iyah (MI), dan 2 Pondok Pesantren. Dari fasilitas

pendidikan yang ada di sini diharapkan pemerintah dapat

membantu melalui pembangunan sekolah untuk memudahkan

masyarakat agar dapat bersekolah tanpa membayar biaya apapun.

Page 71: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

52

3) Fasilitas Sosial

Fasilitas sosial di Desa Sraten terdapat 1 unit Pos Kesehatan

Desa (PKD) untuk memberikan pelayanan kesehatan dasar

masyarakat Desa Sraten. Kemudian ruas jalan di Desa Sraten 95%

sudah beraspal.

d. Kondisi Sosial Budaya dan Tradisi Keagamaan

Masyarakat pedesaan memiliki jiwa sosial yang lebih tinggi

dibandingkan dengan masyarakat perkotaan, begitu juga dengan

masyarakat Sraten memiliki jiwa sosial yang tinggi, memiliki

kehidupan bermasyarakat yang tenteram, damai, selaras, jauh

dari perubahan yang dapat menimbulkan konflik. Masyarakat

hidup bersama, bekerja sama, dan berhubungan erat satu sama

lain, dengan sifat-sifat yang hampir seragam. Dengan kata lain

rasa kekeluargaan masyarakat Desa Sreten lebih kental.

Di sektor budaya Desa Sraten termasuk desa yang kaya

akan budaya, adat, dan kesenian tradisional. Budaya adat yang

berkembang di kalangan masyarakat Desa Sraten antara lain

berupa kegiatan ziarah kubur, shodaqoh massal, bersih Desa,

sodaqoh tolak balak, Haul, kirim doa. Sedangkan kesenian yang

ada di Desa Sukomarto berupa Drumblek, Mauludan, Rebana.

Pendidikan yang di peroleh warga sebagian besar sudah

sampai kejenjang yang tinggi. Walaupun mereka menganggap

bahwa pendidikan formal penting tapi juga tidak

Page 72: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

53

mengesampingkan pendidikan agamanya sehingga sebagian

besar anak mereka bersekolah dan diasramakan dipondok

pesantren, sehingga nilai-nilai Akhlak dan budaya Islam warga

Sraten masih tetap terjaga dengan baik.

Warga Sraten sebagian besar menganut paham Ahlissunan

Waljamaah mereka termasuk warga yang taat dan sangat

religius. Mereka juga aktif dalam kegiatan organisasi ke-NU-

an, ibu-ibu mengikuti MUSLIMAT-an, kaum muda-mudi

mengikuti IPNU-IPPNU dan juga ANSOR. Tradisi-tradisi ke-

NU-an juga sering dilakukan diantaranya:

1) Tahlilan

Keberagamaan di desa ini yang paling mencolok adalah

tahlilan. Kegiatan ini biasanya dibarengi dengan pembacaan

Yasin yang rutin diadakan setiap seminggu sekali yaitu pada

malam Jum‟at di setiap musholla, masjid atau pondok.

Adapun tahlilan yang dilaksanakan di rumah setiap

warga secara bergiliran Di Desa ini dilaksanakan secara

bergiliran dari rumah kerumah.

2) Dzibaan dan Manaqiban

Kegiatan ini dilaksanankan di musholla, masjid atau di

rumah-rumah oleh ibu-ibu MUSLIMAT dan santri putri

yang dipimpin oleh Bu Nyai Siti Asiyah.

Page 73: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

54

Kegiatan ini juga dilaksanakan di pondok pada setiap

hari Kamis setelah Isya‟ oleh para santri dengan membaca

barjanji dari Yaa Robbi Sholli sampai Yaa Badrotim.

3) Isra‟ Mi‟raj

Kegiatan Isra‟ Mi‟raj, yaitu kegiatan yang dilaksanakan

pada tanggal 10 Rajab tahun Hijriyah diadakan secara besar-

besaran. Hal tersebut dilakukan untuk memperingati

peristiwa Isra‟ Mi‟raj Nabi Muhammad SAW dengan

mengharapkan syafaatnya.

4) Mauludan

Kegiatan Muludan, yaitu kegiatan yang dilaksanakan

pada tanggal 12 Robi‟ul Awal tahun Hijriyah. Kegiatan

yang dilakukan yaitu dengan membaca barjanji bersama-

sama (Sholawat kepada Baginda Rasulullah), dan kadang-

kadang bila acara Muludan tersebut diadakan secara besar-

besaran maka biasanya dilengkapi dengan maui‟dlatul

hasanah oleh Pak Kyai/Bu.Nyai. Hal tersebut dilakukan

untuk memperingati dan menghormati hari kelahiran Nabi

Muhammad SAW. Dengan mengharapkan syafaatnya di

setiap pelaksanaannya.

Dan Tradisi-tradisi lain yang diikuti bersama sehingga

memepererat tali persaudaraan antar warga maupun antar santri

Page 74: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

55

pondok pesantren yang berada di Desa Sraten Kecamatan

Tuntang Kabupaten Semarang.

2. Tradisi Tahlilan di Desa Sraten Tuntang Kab. Semarang

a. Asal-usul atau Dasar Orang Melaksanakan Tradisi Tahlilan

Masyarakat Sraten memandang bahwa asal-usul orang

melaksanakan tradisi tahlilan berasal dari budaya Islam (Jawa),

mereka mengacu pada sejarah masuknya Islam di Jawa yang

tidak terlepas dari peran para wali, yang terkenal dengan

sebutan Wali Songo. Seperti yang diungkapkan oleh Ibu Siti

Asiyah.

“Tahlilan itu ikut sunnahnya Rasulullah dan warisan para Wali,

daripada kumpulan saja tidak ada manfaatnya lebih baik diisi

tahlilan.” (Wawancara pada hari Ahad, 27 Mei 2018, pukul.

12:53 WIB)

Maka dari itu tradisi tahlilan tentunya sudah menjadi

kebiasaan masyarakat desa Sraten sejak dulunya dan menjadi

sebuah kegiatan yang dilaksanakan secara turun temurun,

sehingga tradisi tahlilan sampai sekarang ini masih sering

ditemukan atau dilaksanakan oleh warga desa Sraten. Hal ini

sesuai yang disampaikan oleh K. Matori Mansur sebagai

Pengasuh Pondok Pesantren Mansyaul Huda.

“Kegiatan tahlil di desa Sraten yang saya tau sudah ada sejak

saya mengetahui adamya tahlilan kira-kira umur 15 tahun,

sekarang saya berumur 67 tahun,tapi itu sudah berlaku tahlilan

sejak dulu dan saya tidak tau pastinya” (Wawancara pada hari

Kamis, 10 Mei 2018, pukul. 06:30 WIB)

Page 75: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

56

Dengan pernyataan tersebut dapat kita ketahui bahwa tradisi

tahlilan itu sudah dimulai sejak dahulu dan berlangsung secara

turun-temurun. Akan tetapi tidak ada yang tau pasti kapan

tradisi tahlilan itu pertama kali dilaksanakan dan siapa yang

pertama melakukan tradisi tahlilan di desa Sraten ini sendiri.

Yang jelas masyarakat meyakini bahwa tradisi tahlilan sudah

ada sejak zaman dahulu yang harus dijaga dan dilestarikan.

Pemahaman mengenai tradisi tahlilan di masyarakat juga

banyak yang belum mengetahui dasar-dasar melaksanakan

tradisi tahlilan. Mereka masih menjadikan tradisi tahlilan

tersebut sebagai kebiasaan baik atau bisa disebut ibadah yang

baik yang masih mereka lakukan, mereka melakukan tradisi

tahlilan berdasarkan dengan apa yang diajarkan para alim,

ulama‟, para kiyai dan tokoh Agama, hal ini dinamakan taqlid.

Tetapi hal ini diharuskan untuk orang yang belum

mengetahuinya. Seprti yang diungkapkan oleh Saudara M. Fikri

Al-Huda.

“Taqlid untuk orang awam hukumnya harus. Jika orang belum

bisa berijtihad sendiri maka diharuskan dengan cara mengikuti

mujtahid (orang yang mampu menggali hukum).” (Wawancara

pada hari Selasa, 29 Mei 2018, pukul. 21:11 WIB).

Dengan demikian masyarakat desa Sraten melaksanakan

tradisi tahlilan berdasarkan keimanan dan keyakinan bahwa

yang dilakukan oleh masyarakat terdahulu atau yang diajarkan

oleh para ulama‟ dan kiyai itu baik untuk dijadikan ibadah dan

Page 76: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

57

mempercayai tradisi tahlilan itu mengandung banyak sekali

kebaikan dan harus dilestarikan dan dijaga.

b. Tujuan Mengadakan Tradisi Tahlilan

Mengadakan tradisi tahlilan tidak hanya serta merta

melaksanakan saja, tentu ada tujuan yang ingin dicapai seperti

yang diuraikan di tujuan tradisi tahlilan. Harapannya si mayat

mendapatkan ampunan dan tempat yang layak di sisi Allah

SWT serta mendapatkan kebahagiaan di akhirat. Mayoritas

masyarakat Sraten mengungkapkan, bahwa tujuan mengadakan

tradisi tahlilan yaitu untuk mendoakan almarhum, mengenang

jasa para almarhum dan mengingatkan kita pada kematian.

Seperti yang disampaikan oleh K Matori Mansur:

“tahlilan itu dilaukukan dengan tujuan mengenang jasa para

almarhum dan mengingat kepada kematian” (Wawancara pada

hari Kamis, 10 Mei 2018, pukul. 06:30 WIB).

Dari sinilah, keluarga mendoakan mayit dan beberapa

keluarga merasa lebih senang jika mendoakan orangtua mereka

yang meninggal dilakukan oleh lebih banyak orang

(berjama'ah).

Selain bertujuan untuk mendo‟akan orang yang sudah

meninggal dan mengingatkan kepada kematian, ada tujuan lain

seperti yang disampaikan oleh Bapak H. M. Sukri:

“Tujuan tahlilan iku siji, depe-depe karo seng Kuoso (nyedakke

awakke dewe karo seng Kuoso). loro, mengharapkan ridho

Allah dengan catatan melaksanakan ibadah dengan ikhlas, nek

wes awakke dewe masti ingin menjadi wong seng ahli

Page 77: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

58

bersyukur. Carane dadi ahli bersyukur pye. Nek ono masalah

kudu awakke dewe rumongso (muhasabah). Nah tahlil itu

sarana taqorrub illallah melalui muhasabah, ngaku nek awakke

dewe kui lemah, serba salah, mulakno jaluk ngapuro marang

Gusti Allah. Jaluk ngauro ora kanggo awakke dewe tok, karena

itu wujud birulwalidain kepada orang tua.” (Wawancara pada

hari Rabu, 4 Juli 2018, pukul 18.40 WIB)

Maka dari itu tradisi tahlilan memiliki tujuan mendekatkaan

diri kepada Allah, mendapatkan Ridho dari Allah dan warga

terhindar dari mala petaka bahaya yang menimpa, maka dari itu

untuk mencari rasa aman dan keselamatan warga dengan tujuan

mengadakan tradisi tahlilan yang ditunjukan kepada Allah

SWT.

c. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Tradisi tahlilan

Tahlilan itu dapat dilaksanakan kapan pun dan dimanapun,

karena inti tahlil itu bacaan Laa ilaaha illallah, hal ini sesuai

yang disampaikan oleh Bapak H. M. Syukri,

“Tahlilan iku dilaksakan sewaktu-waktu, setiap sholat pun tahlil. Jadi kapanpun tahlil. Yang namanya tahlil itu intinya Laa

ilaha illallah yaitu kalimatut dzikrullah, makanya orang yang

sholat itu wes tahlil.” (Wawancara pada hari Rabu, 4 Juli 2018,

pukul 18.40 WIB)

Sedangkan pelaksanaan tradisi tahlilan yang berlaku di

masyarakat Sraten ketika ada orang yang meninggal dunia

dilaksanakan setelah kegiatan memandikan, sebelum

menyolatkan sampai penguburan jenazah. Kemudian tradisi

tahlilan dilanjutkan pada hari pertama meninggalnya sampai

hari ketujuh, keempatpuluh, keseratus, mendhak pisan (setahun

Page 78: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

59

pertama), mendhak pindho (tahun kedua), mendhak katelu

(nyewu), dan haul/khol (setelah mencapai satu tahun) yang

biasanya diadakan setiap satu tahunnya.

Pelaksanaan Tradisi tahlilan tidak saja dibaca ketika ada

orang yang meninggal dunia tetapi tahlil dibaca juga pada acara

selametan atau tasyakuran, rutinan selapanan, rutinan

mingguan, rutinan pondok dan pengajian peringatan hari besar

Islam seperti Maulid Nabi, Isra‟ Mi‟raj dan lainnya. Hal ini

sesuai dengan apa yang disampaikan oleh K. Matori Mansur.

“Semua kalangan masyarat dari berbagai umur diajak tahlilan

oleh Tokoh Agama disetiap ada kegiatan Islam seperti acara

peringatan Maulid Nabi, Isra‟ Mi‟raj, 10 Muharam, santunan

anak yatim. Kemudian ketika ada orang yang meninggal,

mengadakan talilan sampai dengan 1000 hari meninggalnya

(nyewu).” (Wawancara pada hari Kamis, 10 Mei 2018, pukul.

06:30 WIB)

Dari pemaparan tersebut seluruh lapisan masyarakat desa

Sraten yang melakukan tradisi tahlilan dari yang anak-anak,

remaja, dan sampai yang tua, kegiatan ini biasanya

dilaksanakan di tempat orang yang meninggal, berkumpul

untuk melakukan do‟a bersama untuk mendo‟akan ahli kubur.

Selain itu masyarakat desa Sraten melaksanakan tradisi

tahlilan di dalam setiap perkumpulan-perkumpulan warga atau

kegiatan yang di dalamnya diisi dengan tradisi tahlilan, baik

dari perkumpulan masyarakat secara sosial ataupun

perkumpulan masyarakat secara keragamaan di desa Sraten

Page 79: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

60

pasti menggunakan bacaan tahlil sebagai salah satu dari

rangkaian acara yang termasuk di dalam agenda kegiatan. Hal

ini sesuai dengan apa yang dipaparan oleh Saudara M. Fikri Al-

Huda.

“Tahlilan dilaksanakan jika ada acara selametan atau

tasyakuran yaitu selametan hari lahir, selametan paska

meninggalnya seseoarang bertempat di rumah ahlul hajat, acara

pengajian bertempat di Masjid, Musholla dan lain-lain serta

Rutinan Tahlil yaitu Selapanan, Mingguan, kumpulan RT atau

Desa dan tempatnya bisa menyesuaikan”. (Wawancara pada

hari Selasa, 29 Mei 2018, pukul. 21:11 WIB).

Adapun tradisi tahlilan juga dilaksanakan dalam kegiatan

umum seperti kegiatan Rukun Tetangga (RT), Rukun Warga

(RW), perkumpulan dusun dan lain-lainnya. Kemudian tradisi

tahlilan biasanya dilaksakan pada rumah yang mendapatkan

gilirannya, tuan rumah biasanya akan mempersiapkan sajian

hidangan berupa makanan kecil/snack atau kadang ada

prasmanan dan juga minuman. Akan tetapi penyajian hidangan

ini tidak ditentukan, jadi sesuai kemampuan dari tuan rumah.

Tradisi tahlilan juga dilaksanakan secara rutin, kegiatan

keagamaan seperti halnya jamaah Muslimatan NU dan Jama‟ah

ibu-ibu yasinan, yang dilaksanakan di rumah warga yang

menjadi angota yang dilaksanakan secara rutin baik itu

seminggu sekali atau sebulan sekali kegiatan keagamaan

menggunakan atau berisi dengan tradisi tahlilan baik itu tua

Page 80: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

61

ataupun muda. Hal ini sesuai dengan apa yang dipaparan oleh

Ibu Siti Asiyah.

“Pada waktu ada oarang meninggal 1, 3, 7, 40, 100 hari

dirumah duka kemudian ada juga pengajian ibu-ibu Muslimat

itu diisi yasin, tahlil dan manaqib itu mulai tahun 1977.

Pembagiannya yaitu RT 01, 02, 03, 04 bertempat di keliling

tiap Musholla sedangkan RT 05, 06, 07 keliling per-rumah

setiap hari kamis siang”. (Wawancara pada hari Ahad, 27 Mei

2018, pukul. 12:53 WIB)

Tradisi tahlilan dilakukan di setiap musholla/masjid yang

dilaksanakan setiap malam Jum‟at. Waktu pelaksanaan sering

diadakan pada saat matahari telah terbenam yaitu setelah

maghrib atau Isya‟. Tradisi tahlilan dihadiri oleh para tetangga-

tetangga terdekat, tidak dibatasi umur serta tradisi tahlilan

tersebut dipimpin oleh Kyai atau tokoh masyarakat.

Selain itu tradisi tahlilan juga dilaksanakan secara rutin di

Pondok Pesantren yang ada di Desa Sraten yang kemudian

santri diwajibkan mengikuti kegiatan tersebut oleh Ketua

Pondok. Hal ini sesuai dengan apa yang dipaparan oleh Saudara

Moh. Roni Irvana.

“Seluruh santri diwajibkan mengikuti kegitan tersebut, karena

sudah menjadi ketentuan pondok. Jika ada santri tidak

mengikuti kegiatan tersebut maka akan mendapatkan takziran

(sanksi). Kemudian para santri membaca surat Yasin kemudian

Tahlil disertai dengan Doa yang dipimpin oleh salah satu dari

santri untuk mengenalkan tahlilan pada santri agar santri dapat

membaca tahlil dengan lancar dan ketika dimasyarakat dapat

memimpin tahlilan di desanya” (Wawancara pada hari Rabu, 06

Juni 2018, pukul. 18:37 WIB).

Page 81: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

62

Selain untuk melatih santri agar santri dapat membaca tahlil

dengan lancar, melatih santri agar ketika dimasyarakat dapat

memimpin tahlilan di desanya. Tradisi tahlilan juga

menjadikan suatu ciri khas pondok pesantren salafiyyah.

d. Pelaksanaan Tradisi Tahlilan

Pelaksanaan tradisi tahlilan di desa Sraten, diawali ketika

ada orang yang meninggal dunia. Kemudian warga desa

bertakziyah ke rumah duka dan ikut serta mengubur si mayat.

Setelah itu warga menghadiri tadisi tahlilan yang dilaksanakan

di rumah duka, untuk mendoakan si mayyit agar segala dosanya

yang pernah dilakukannya selama hidup di dunia di ampuni

oleh Allah SWT. Selain itu dilapangkan kuburnya dan di beri

nikmat kubur oleh Allah SWT serta pahala bacan Al-Qur‟an

dan dzikir dari sanak saudara maupun tetangganya dihadiahkan

kepada kerabat atau saudara yang meninggal dunia tersebut, hal

ini disampaikan oleh saudara M. Fikri Al Huda,

“biasanya beda daerah pengaplikasiannya beda. Kalau di daerah

sini wilayah sraten itu secara otomatis begitu ada orang yang

meninggal, saat itu juga setelah jenazah dikebumikan maka

warga langsung melakukan tahlil disitu tujuan mendoakan si

mayatnya tadi.”(Wawancara pada hari Selasa, 29 Mei 2018,

pukul. 21:11 WIB).

Proses berjalannya tradisi tahlilan yang sudah menjadi

suatu tradisi tersebut, dipimpin oleh seorang tokoh masyarakat.

Dalam acara tahlilan masyarakat Sraten pada umumnya

melakukan pembacaan tahlil dan Al-Qur‟an serta pembacaan

Page 82: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

63

doa-doa bersama yang khusus ditujukan pada orang yang

meninggal sesuai dengan hari, waktu, dan meninggal. Tidak

hanya itu, tradisi tahlilan ini juga diisi dengan hadhoroh kepada

Nabi SAW, sahabat, para wali, para kiai serta juga keluarganya

yang telah meninggal.

Setelah itu warga Desa Sraten melakukan tradisi tahlilan

dengan membacakan:

1) Surat Yasin

2) Tahlil di dalamnya mengandung bacaan:

a) Surat al-Fatihah

b) Surat al-Ikhlas, sebanyak 3 kali

c) Surat al-Falaq

d) Surat al-Nas

e) Surat al-Baqarah, dari ayat 1 sampai ayat 5

f) Surat al-Baqarah ayat 163

g) Surat al-Baqarah ayat 255 (ayat kursi)

h) Surat al-Baqarah dari ayat 284 sampai ayat 286

i) Istighfar

j) Tahlil

k) Sholawat Nabi

l) Tasbih

m) Doa Tahlil

Page 83: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

64

Bacaan tahlilan yang dilakukan warga desa Sraten tersebut

tergantung pada Imam tahlil, karena ijzah tahlil yang diterima

dari gurunya berbeda-beda dan juga tergantung pada acara yang

laksanakan. Jika acaranya resmi maka bacaan tahlil-nya

panjang, sedangkan acara rutinan biasa, maka bacaan tahlil-nya

ringkas. Hal ini disampaikan oleh saudara Fikri Al-Huda

“Tergantung Imam tahlil, karena ijzah tahlil dari gurunya

berbeda-beda. Dalam membaca hadhoroh al-Fatihahnya itu ada

yang langsung satu kali dan juga yang membaca hadhoroh al-

Fatihahnya per satu-satu. Kemudian komposisi bacaan tahlil,

ada yang membaca surat al-Ikhlas, surat mu‟awwidzatain, ayat

kursi, tahlil, do‟a dan juga ada yang membaca surat al-Ikhlas,

Surat mu‟awwidzatain, ayat kursi, Surat Luqman, tasbih,

istghfar, sholawat, doa. Dalam komposisi bacaan tahlil ini

tergantung acara, jika acaranya formal itu bacaannya yang

panjang. Sendangkan acara rutinan biasa itu membaca bacaan

tahlil ringkas” (Wawancara pada hari Selasa, 29 Mei 2018,

pukul. 21:11 WIB)

Tradisi tahlilan selain ketika ada orang yang meninggal,

juga dilakukan pada kegiatan lainnya seperti selamatan,

syukuran, kumpulan RT, halal bi halal dan lain-lainnya. Karena

didesa Sraten ini kulturnya Nahdliyyin, jadi setiap acara pasti

disisipi tardisi tahlilan. Hal ini disampaikan oleh Bapak H. M.

Sukri,

“Tahlilan yang dilaksanakan dimasjid itu bakda maghrib malam

Jum‟at, setiap kumpulan RT wajib melakukan tahlil. Kemudian

dimasyarakat melakukan tahlilan ketika ada orang yang

meninggal, dan acara-acara lainya seperti peringatan

kemerdekaan, tirakatan, halal bi halal, sunatan dan lain-lain

karena kulturnya sini NU.” (Wawancara pada hari Rabu, 4 Juli

2018, pukul 18.40 WIB)

Page 84: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

65

Pada proses pembacaan do‟a itu terdapat hal yang berbeda,

biasanya Imam tahlil membacakan doa sampai selesai. Tetapi

di desa Sraten ketika ditengah-tengah doa, jamaah disuruh

berdoa sendri sesuai dengan hajat yang ingin dimintanya, hal

ini disampaikan oleh Bapak H. M. Sukri.

“bacaan tahlil disini sama seperti tahlilannya warga NU, cuman

yang membedakan itu ketika ditengah-tengah do‟a, saya suruh

berdoa sendiri-sendiri sesuai hajat atau kebutuhan jamaah,

kemudian baru dilanjut doa penutupnya.” (Wawancara pada

hari Rabu, 4 Juli 2018, pukul 18.40 WIB)

Setelah proses tahlilan dan pembacaan do‟a, maka pihak

tuan rumah atau ahlul bait-nya mempersilahkan menyantap

makanan dan minuman yang telah disediakan sebagai tanda

terima kasih dan rasa bersyukur karena telah didoakan, maka

menyediakan konsumsi sebagai rasa gembira dan bentuk

shodaqoh yang pahalanya untuk almarhum.

e. Hidangan dan Tujuannya

Suatu ciri khas masyarakat Sraten dalam menghadapi

keluarga yang berduka adalah bertakziyah dengan membawa

bawaan untuk diberikan kepada keluarga si mayat, dengan

harapan dapat membantu meringankan penderitaan mereka

selama waktu berduka cita. Bentuk bawaan menurut kebiasaan

di masyarakat Sraten pada umumnya berupa beras. Tetapi

biasanya bagi seseorang yang masih ada hubungan family

Page 85: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

66

biasanya tidak hanya membawa beras, tetapi juga membawa

seperti gula, teh, mie, dan lain-lain.

Dalam menyambut tradisi tahlilan, para ahli si mayat

dibantu oleh para tetangga, sukarela ataupun orang yang sudah

biasa membantu jika ada acara-acara hajatan. Mereka bekerja

keras mempersiapkan hidangan yang akan disuguhkan kepada

para hadirin. Hidangan terkadang sengaja dibuat sendiri dan

terkadang diperoleh dari orang lain dengan cara membelinya.

Hal itu tergantung pada kesanggupan dan kesiapan pihak

keluarga.

“itu dibantu sama tentangga, sukarela atau disini itu ada orang

yang sudah biasa rewang-rewang, kalau ada hajatan atau acara

tahlilan seperti itu.” (Wawancara Fikri Al-Huda pada hari

Selasa, 29 Mei 2018, pukul. 21:11 WIB).

Dalam tradisi tahlilan pada masyarakat Sraten, penyajian

hidangannya selalu disediakan. Penyajian hidangan disini tidak

pernah ditentukan, tetapi biasanya penyajian hidangan disertai

dengan berkat.

Dalam pembagian berkat, hal pemberian tanda terima kasih

pada pemimpin/Imam tahlil. Pemberian tersebut selain berkat

yang lebih dan amplop bersi uang. Memang hal ini tidak

dianggap berlebihan karena telah menyanggup permohonan dari

tuan rumah. Pemberian berkat yang berbeda juga diterima oleh

saudara dari tuan rumah. Terakhir, untuk para tamu yang

berasal dari tetangga dan/atau jemaah juga mendapatkan berkat.

Page 86: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

67

f. Manfaat Melakukan Tradisi Tahlilan

Menurut masyarakat Sraten manfaat dari tradisi tahlilan

sebagai usaha mendekatkan diri kepada Allah dan mempererat

tali persaudaraan antara sesama, baik yang masih hidup maupun

yang telah meninggal. Hal ini seperti yang disampaikan oleh

Ibu Siti Asiyah tentang manfaat membaca tahlil.

“Kita mendoakan para leluhur agar semua keluarga kita diberi

istiqomah dalam beribadah, ikut dawuhe Gusti Allah dan

semoga dikasih khusnul khotimah ketika kita meninggal, karena

orang yang meninggal itu deket dengan Gusti Allah dan ada

nilai-nilai sosial juga bisa membantu tentangga yang terkena

musibah” (Wawancara pada hari Ahad, 27 Mei 2018, pukul.

12:53 WIB)

Selain bermanfaat bagi seseorang yang membacanya bacaan

tahlil juga bermanfaat untuk orang yang sudah meninggal,

dalam hal ini masyarakat desa Sraten masih mempercayai

bahwa sampainya atau mengandung manfaat tentang apa yang

kita lakukan seperti dzikir dan do‟a sertaa bacaan Al Qur‟an

yang dihadiahkan kepada orang yang sudah meninggal dalam

hal ini masyarakat menggangap bahwa orang yang sudah

meninggal itu masih perlu dido‟akan agar mendapat ampunan

dari yang Kuasa. Hal itu seperti halnya yang disampaikan K.

Matori Mansur.

“Mengadakan tahlilan untuk mengenang para almarhum,

mengingatkan kita pada kematian serta mendoakan para

almarhum agar senantiasa mendapat rahmat dari Allah

SWT.”(Wawancara pada hari Kamis, 10 Mei 2018, pukul. 06:30 WIB)

Page 87: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

68

Dari pernyataan di atas jelas bahwasanya apa yang

dilakukan masyarakat pada umumnya melakukan tradisi

tahlilan dengan dihadiahkan kepada orang yang sudah

meninggal, maka ini sebagai bukti bahwa kepercayaan

masyarakat desa Sraten manfaat do‟a dan dzikir untuk orang

yang sudah meninggal itu diyakini ada karena ketika kita

melaksanakan ta‟ziah atau melayat pasti tujuan utama dari

umumnya masyarakat Indonesian dan khususnya desa Sraten

itu hanya untuk mendo‟akan orang yang sudah meninggal.

Manfaat tradisi tahlilan juga dapat membekali karakter

warga Sraten karena didalamnya terdapat ada unsur-unsur

Dzikirullah (mengingat Allah), unsur Tauhid, mendoakan orang

lain, silahturahim, gotong royong. Hal ini disampaikan oleh

saudara Fikri Al-Huda.

“Tahlilan juga dapat membekali karakter khuhusnya bagi para

remaja karena didalamnya terdapat ada unsur-unsur Dzikirullah

(mengingat Allah), unsur Tauhid, mendoakan orang lain,

silahturahim, gotong royong.” (Wawancara pada hari Selasa, 29

Mei 2018, pukul. 21:11 WIB)

Adapun manfaat lain dari tradisi tahlilan menurut santri

pondok pesantren hal ini diperkuaat dengan paparan Saudara

Saepul Yusup sebagai santri.

“Mendekatkan diri kepada Allah, melatih spriritual diri,

merekatkan emosional santri dan rasa kekeluargaan, terdapat

nilai sosial, karena para santri diminta bantuan oleh

warga/masyarakat, ketika keluarganya ada yang meninggal

dunia untuk mendoakan.” (Wawancara pada hari Rabu, 06 Jni

2018, pukul. 19:44 WIB)

Page 88: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

69

Dengan demikian bisa menjadikan pedoman bagi

masyarakat dan santri desa Sraten untuk melaksanakan tradisi

tahlilan selain kegiatan yang sudah menjadi kebiasaan, namun

tradisi tahlilan adalah kegiatan yang baik, dari segi apapun

tradisi tahlilan melambangkan kegiatan keagamaan dan sosial

beragama yang tinggi, karena selain kegiatan membaca bacaan

Dzikir, ayat-ayat Al Qur‟an dan do‟a, kegiatan tersebut juga

banyak sekali manfaat yang bisa diambil dari kegiatan tersebut

yang akan menumbuhkan sebuah norma atau kepribadian santri

dan masyarakat, dan juga sosial masyarakat.

g. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam Tradisi Tahlilan

Menurut masyarakat Sraten, tradisi tahlilan memiliki

banyak nilai-nilai pendidikan yang dapat kita ambil seperti

nilai-nilai religius. Karena didalam tahlilan terdapat bacaan

dzikir dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah dan

mengharap ridho Allah, hal ini disampikan oleh Bapak H. M.

Sukri,

“dalam tahlilan itu untuk depe-depe karo seng Kuoso

(nyedakke awakke dewe karo seng Kuoso). loro, mengharapkan

ridho Allah dengan catatan melaksanakan ibadah dengan

ikhlas, nek wes awakke dewe masti ingin menjadi wong seng

ahli bersyukur. Carane dadi ahli bersyukur pye. Nek ono

masalah kudu awakke dewe rumongso (muhasabah). Nah tahlil

itu sarana taqorrub illallah melalui muhasabah, ngaku nek

awakke dewe kui lemah, serba salah, mulakno jaluk ngapuro

marang Gusti Allah. Jaluk ngauro ora kanggo awakke dewe

tok, karena itu wujud birulwalidain kepada orang tua.”

(Wawancara pada hari Rabu, 4 Juli 2018, pukul 18.40 WIB)

Page 89: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

70

Hal tersebut sangat berpengaruh terhatap kehidupan

masyarakat Desa Sraten, dari sebuah kegiatan yang di dalamnya

diisi dengan tradisi tahlilan maka akan berpengaruh atau

menumbuhkan sebuah karakter masyarakat yang mempunyai

kebiasaan sosial religius yang tinggi, selain itu juga dapat

membentuk kepribadian muslim, karena kegiatan ini berisi

tentang membaca dzikir atau ayat-ayat Al-Qur‟an dan Do‟a, hal

itu jelas akan mempengaruhi kepribadian muslim warga Desa

Sraten itu sendiri, adapun bacaan tahlil yang dilaksanakan di

Desa Sraten tidak lepas dari Al Qur‟an dan bacaan-bacaan

dzikir dan do‟a yang dianjurkan Allah SWT. Hal ini seperti

yang disampaikan oleh Saudara Moh. Roni Irvana,

“didalam tahlilan itu terdapat dzikir, membaca ayat-ayat suci al-

Qur‟an, doa yang dikhususkan pada para Nabi, sahabat Nabi,

para Ulama‟, dan lainnya.” (Wawancara saudara Moh Roni

Irvana pada hari Rabu, 06 Juni 2018, pukul. 18:37 WIB).

Kemudian tradisi tahlilan biasanya yang banyak kita temui

dilaksanakan secara bersama-sama baik itu dilaksanakan di

setiap ada orang yang meninggal, perkumpulan warga,

isthoghosah, di Masjida, di Mushola serta di dalam majelis-

majelis baik itu majelis besar dan majelis kecil, semua itu

dilaksanakan dengaan berkumpul, walaupun dzikir itu juga bisa

dilakukan sendiri, akan tetapi yang sering kita temukan

berdzikir itu dalam satu jama‟ah atau majelis yang dilaksanakan

Page 90: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

71

oleh semua lapisan masyarakat yang berkumpul dan membaca

do‟a dan dzikir dengan tujuan yang sama. Hal tersebut memicu

adanya pertemuan antara satu warga dengan warga lain, adanya

saling interaksi sosial antar warga satu dengan warga lain dalam

kegiatan tahlilan, adanya silaturahmi antar warga, biasanya

membaca tahlilan dilaksanakan di rumah-rumah warga, di

masjid, di mushola dan di tempat pelaksanaaan berdzikir, hal

ini akan menimbulkan silaturahmi antar warga atau mendatangi

rumah warga yang punya hajat.

Selain itu terjalin adanya kepedulian antar warga artinya

ketika kita mengikuti tradisi tahlilan ada kepedulian sosial yaitu

niat untuk menghadiri dan memberi kabar kepada tetangga dan

masih banyak lain, dan yang sering kita temui adanya makanan

yang disediakan tuan rumah, hal ini bisa jadi sebagai amal

shodaqoh dan tambahan kesemangatan warga untuk melakukan

tardisi tahlilan. Disinilah nilai-nilai peduli sosial, yang

dipaparkan oleh Bapak H. M. Sukri,

“tahlilan itu kan terdapat unsur shodaqoh, unsur doa, unsur

dzikrullah ingat kepada Allah, silahturahim, kan kita berkumpul

dan banyak berinterkasi kepada tentangga, berjabat tangan ,

membaur dengan yang lain” (Wawancara pada hari Rabu, 4 Juli

2018, pukul 18.40 WIB)

Hal tersebut diperkuat oleh saudara Fikri Al-Huda.

Kalau di daerah sini wilayah sraten itu secara otomatis begitu

ada orang yang meninggal, saat itu juga setelah jenazah

dikebumikan maka warga langsung melakukan tahlil disitu

Page 91: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

72

tujuan mendoakan si mayatnya tadi.”(Wawancara pada hari

Selasa, 29 Mei 2018, pukul. 21:11 WIB).

Hal ini membuktikan bahwa tradisi tahlilan mengandung

peran yang penting dalam sosial masyarakat. Apalagi tradisi

tahlilan di desa Sraten dilaksanakan secara anjangsana. Jadi

mau tidak mau harus menghadiri di rumah warga-warga yang

mempunyai hajat dalam kegiatan tahlilan. Selain itu tadisi

tahlilan di Sraten dilaksanakan dalam setiap perkumpulan

seperti kumpulan RT, RW, acara syukuran kemerdekaan dan

lain sebaginya. Perkumpulan keagamaan semu praktis, juga

menggunakan tadisi tahlilan. Dengan hal itu kalau tidak

mengikuti tradisi tahlilan tentunya sosial masyarakatnya

kurang, karena kurangnya mengikuti kegiatan perkumpulan

sosial atau perkumpulan agama hal ini seperti halnya yang

dipaparkan oleh Bapak H. M. Sukri,

“Jadi pada setiap kumpulan RT, RW dalan lain-lain kan wajib

melakukan tahlilan, jadi kalau ada yang tidak mau ikut ya suruh

pulang saja.” (Wawancara pada hari Rabu, 4 Juli 2018, pukul

18.40 WIB).

Pada tradisi tahlilan juga terdapat nilai pendidikan karakter

disiplin khususnya kepada para santri. karena dipondok

pesantren itu mewajibkan santrinya untuk mengikuti tahlilan

dan dipimpin oleh para santri yang telah dijadwalkan oleh

Ketua Pondok Pensantren. Jika santri tidak mengikuti atau

Page 92: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

73

melanggar, maka akan dikenai sanksi/takzir-an yang telah

disepakati. Hal ini disampaikan oleh saudara Moh Roni Irvana.

“nilai disiplin juga ada, karena ketika kegitan tahlilan sudah

menjadi ketentuan dipondok maka santri harus mengikuti

kegiatan tahlilan tersebut, jika tdiak maka akan dikenai

takzir/sanksi yang telah menjadi kesepakatan” (Wawancara

saudara Moh Roni Irvana pada hari Rabu, 06 Juni 2018, pukul.

18:37 WIB)

Demikian hasil dari pelaksanaan tahlilan di desa Sraten.

Data ini melalui observasi dan wawancara kepada tokoh agama,

angota masyarakat serta santri pondok pesantren di desa sraten,

serta penulis juga berpartisipasi dalam kegiatan tahlil di desa

Sraten. Dari paparan data di atas dapat disimpulkan bahwa

kegiatan dzikir di desa Sraten sangat baik karena didesa ini

menjadikan tahlilan sebagai kebiasaan yang dalam

perkumpulan masyarakat dan para santri. Sehingga kegiatan ini

sangat berperan dalam menumbuhkan nilai sosial dan spiritual

atau hubungan sosial dan masyarakat, hubungan individu

dengan Allah SWT.

B. Analisis Data

1. Penyelenggaraan Tradisi Tahlilan Di Desa Sraten Kecamatan Tuntang

Kabupaten Semarang

Kegiatan tradisi tahlilan adalah suatu adat keagamaan sebagai salah

satu sarana taqorrub illallah (mendekatkan diri kepada Allah) baik

dilakukan sendiri atau bersama-sama, berkumpul untuk melakukan

berdzikir (mengingat) kepada Allah dengan membaca kalimat thayibah

Page 93: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

74

seperti Laa ilaaha illallah, sholawat kepada Nabi Muhammad, ayat-ayat

Al-Qur‟an dan do‟a yang diharapkan memiliki pengaruh dalam

meningkatkan nilai-nilai, kebiasaan baik di masyarakat dan lain-lain dalam

menjalani kehidupan.

Dalam kehidupan manusia, ada masa ketika kita merasa jauh ke dalam

titik terendah pada kehidupan kita. Ketika kenyataan yang dihadapi

berbeda dengan apa yang kita harapkan. Tidak jarang pula kita terlanjur

berburuk sangka kepada Allah SWT atas musibah yang kita alami. Hal

tersebut tidaklah dibenarkan. Karena segala musibah yang menimpa kita

itu merupakan bentuk ujian dari Allah untuk menempa iman kita. Apakah

ujian tersebut daoat semakin mendekatkan diri kepada Allah atau justru

sebaliknya. Maka salah satu sarana mendekatkan diri kepada Allah dengan

berdzikir kepada Allah. Masyarakat Indonesia memiliki tradisi yang sudah

terbentuk dari zaman dulu yaitu tradisi tahlilan.

Tradisi tahlilan juga diselenggarakan di desa Sraten Kecamatan

Tuntang Kabupaten Semarang. Dalam hal ini penulis kembali sedikit

menjelaskan tentang tradisi tahlilan sesuai dengan paparan data tentang

tradisi tahlilan di Desa Sraten. Desa Sraten dihuni oleh sekelompok

masyarakat yang mayoritas memeluk agama Islam yang memiliki kultur

Nahdlatul Ulama‟ (NU). Maka kegiatan keagamaan masyarakat salah

satunya tradisi tahlilan.

Tradisi tahlilan di desa Sraten sudah dimulai sejak dahulu dan

berlangsung secara turun-temurun. Akan tetapi tidak ada yang tau pasti

Page 94: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

75

kapan tradisi tahlilan itu pertama kali dilaksanakan dan siapa yang

pertama melakukan tradisi tahlilan di desa Sraten ini sendiri. Yang jelas

masyarakat meyakini bahwa tradisi tahlilan sudah ada sejak zaman dahulu

yang sudah menjadi kebiasaan masyarakat desa Sraten sehingga tradisi

tahlilan sampai sekarang ini masih sering dilaksanakan oleh warga desa

Sraten.

Masyarakat Sraten mengikuti apa yang sudah dilaksanakan oleh warga

atau umat terdahulu, dari orang tua, para alim ulama‟ dan kiai, karena

masyarakat desa Sraten termasuk warga masyarakat pedesaan yang

notabennya sebagian besar tingkat pemahaman agamanya masih kurang.

Jadi masyarakat menilai dan meyakini bahwa tradisi tahlilan tersebut

sebagai kebiasaan baik dan bermanfaat bagi masyarakat. Hal tersebut tak

lepas dari peran alim ulama‟ yang senantiasa memberikan pengertian dan

nasihat kepada masyarakat desa Sraten sehingga tradisi tahlilan sudah

membumi sebagai sarana ibadah yang mereka laksanakan.

Adapun masyarakat Sraten melaksanakan tradisi tahlilan bertujuan

mendoakan/mengirim doa (ngirim dungo) bagi arwah ahli kubur agar si

ahli kubur mendapatkan ampunan dan di alam arwahnya senantiasa

mendapat rahmat dari Allah SWT. Selain itu masyarakat desa Sraten

melaksanakan tradisi tahlilan dengan bertujuan untuk mendekatkan diri

kepada Allah, sebagai sarana bertaubat kepada Allah, dan sebagai sarana

mengharap ridho Allah SWT.

Page 95: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

76

Ketika masyarakat melaksanakan tahlilan tersebut harus dilandasi

dengan niat yang ikhlas, kemudian kita pasti menjadi orang yang ahli

bersyukur. Cara menjadi orang yang ahli bersyukur yaitu ketika kita

meiliki masalah harus introspeksi diri (muhasabah). Tahlilan tersebut

sarana taqorrub illallah (mendekatkan diri kepada Allah) melalui

muhasabah (introspeksi diri) dengan mengakui bahwa diri kita itu lemah,

serba salah. Maka kita minta maaf kepada Allah atas kesalahan yang

diperbuat. Bukan hanya untuk diri kita sendiri, tetapi kita mendoakan

orang tua karena suatu bentuk birulwalidain dan mendoakan seluruh umat

Islam sebagai saudara se-Iman. Tujuan tersebut dapat kita simpulkan

bahwa tradisi tahlilan sangat berperan penting dalam kehidupan

masyarakat di desa Sraten.

Kegiatan tahlilan biasanya dilaksanakan oleh semua lapisan

masyarakat dari yang masih anak-anak, remaja dan sampai orang tua. Dan

waktu pelaksanaan kegiatan tersebut dilaksanakan kapan pun dan

dimanapun, karena inti tahlil itu terdapat pada bacaan Laa ilaaha illallah.

Sedangkan pelaksanaan tradisi tahlilan yang berlaku pada masyarakat

desa Sraten biasanya dilaksanakan ketika ada orang yang meninggal dunia

dilaksanakan setelah kegiatan memandikan, sebelum menyolatkan sampai

penguburan jenazah. Kemudian tradisi tahlilan dilanjutkan pada hari

pertama meninggalnya sampai hari ketujuh, keempatpuluh, keseratus,

mendhak pisan (setahun pertama), mendhak pindho (tahun kedua),

Page 96: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

77

mendhak katelu (nyewu), dan haul/khol (setelah mencapai satu tahun)

yang biasanya diadakan setiap satu tahunnya.

Pelaksanaan tradisi tahlilan tidak saja dibaca ketika ada orang yang

meninggal dunia tetapi tahlil dibaca juga pada acara selametan atau

tasyakuran, rutinan selapanan, rutinan mingguan, rutinan pondok, acara

peringatan kemerdekaaan dan pengajian peringatan hari besar Islam

seperti Maulid Nabi, Isra‟ Mi‟raj dan acara lainnya.

Tradisi tahlilan dilakukan di setiap musholla/masjid yang

dilaksanakan setiap malam Jum‟at. Waktu pelaksanaan sering diadakan

pada saat matahari telah terbenam yaitu setelah maghrib atau Isya‟. Tradisi

tahlilan dihadiri oleh para tetangga-tetangga terdekat, tidak dibatasi umur

serta tradisi tahlilan tersebut dipimpin oleh Kyai atau tokoh masyarakat.

Selain itu masyarakat desa Sraten melaksanakan tradisi tahlilan di

dalam setiap perkumpulan-perkumpulan warga atau kegiatan yang di

dalamnya diisi dengan tradisi tahlilan, baik dari perkumpulan masyarakat

secara sosial ataupun perkumpulan masyarakat secara keragamaan di desa

Sraten pasti menggunakan bacaan tahlil sebagai salah satu dari rangkaian

acara yang termasuk di dalam agenda kegiatan.

Tradisi tahlilan juga dilaksanakan secara rutin, kegiatan keagamaan

seperti halnya jamaah Muslimatan NU dan Jama‟ah ibu-ibu yasinan, yang

dilaksanakan di rumah warga yang menjadi angota yang dilaksanakan

secara rutin baik itu seminggu sekali atau sebulan sekali kegiatan

Page 97: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

78

keagamaan menggunakan atau berisi dengan tradisi tahlilan baik itu tua

ataupun muda.

Selain itu tradisi tahlilan juga dilaksanakan secara rutin di Pondok

Pesantren yang ada di Desa Sraten yang kemudian santri diwajibkan

mengikuti kegiatan tersebut oleh ketua pondok. Dengan tujuan untuk

melatih santri agar santri dapat membaca tahlil dengan lancar, melatih

santri agar ketika dimasyarakat dapat memimpin tahlilan di desanya.

Tradisi tahlilan juga menjadikan suatu ciri khas pondok pesantren

salafiyyah.

Adapun rangkaian tahlilan secara umum yang dilakukan warga desa

Sraten dengan membacakan:

a. Hadharah kepada Nabi Muhammad dan seterusnya hadharah kepada

sahabat, para wali, para alim ulama‟, para kiai serta juga kepada orang

yang disekitar yang telah meninggal.

b. Membaca surat al-Fatihah

c. Membaca surat al-Ikhlas sebanyak 3x

d. Membaca surat al-Mu‟awwidzatain (Surat al-Falaq dan Surat an-Nas)

e. Surat al-Baqarah, dari ayat 1 sampai ayat 5

f. Surat al-Baqarah ayat 163

g. Surat al-Baqarah ayat 255 (ayat kursi)

h. Surat al-Baqarah dari ayat 284 sampai ayat 286

i. Istighfar

j. Tahlil

Page 98: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

79

k. Sholawat

l. Tasbih

m. Doa Tahlil

Demikian itu rangkaian bacaan-bacaan dzikir yang sering atau umum

di baca masyarakat desa Sraten. Adapun bacaan tahlilan tersebut juga

tergantung pada Imam tahlil, karena ijzah tahlil yang diterima dari

gurunya berbeda-beda dan juga tergantung pada acara yang laksanakan.

Jika acaranya resmi maka bacaan tahlil-nya panjang, sedangkan acara

rutinan biasa, maka bacaan tahlil-nya ringkas. Kemudian pada proses

pembacaan do‟a itu terdapat hal yang berbeda, biasanya Imam tahlil

membacakan doa sampai selesai. Tetapi di desa Sraten ketika ditengah-

tengah doa, jamaah disuruh berdoa sendiri sesuai dengan hajat yang ingin

dimintanya.

Setelah proses tahlilan dan pembacaan do‟a, maka pihak tuan rumah

atau ahlul bait-nya mempersilahkan menyantap makanan dan minuman

yang telah disediakan untuk menjamu para tamu atau jamaah, karena hal

tersebut sudah menjadi tradisi. Sembari menikmati hidangan tersebut, para

warga saling berinteraksi dan saling tukar fikiran satu sama lain. Hal ini

bertujuan agar dapat menumbuhkan atau berperan penting dalam

menyambung silaturahmi antara warga desa Sraten. Kemudian masyarakat

diberi berkat yang telah disiapkan oleh tuan rumah untuk dibawa pulang.

Dalam pembagian berkat, hal pemberian tanda terima kasih pada

pemimpin/Imam tahlil dan rasa bersyukur karena telah didoakan, maka

Page 99: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

80

menyediakan konsumsi sebagai rasa gembira. Sebagai bentuk shodaqoh

yang pahalanya untuk almarhum.. Pemberian tersebut selain berkat yang

lebih dan amplop bersi uang. Memang hal ini tidak dianggap berlebihan

karena telah menyanggup permohonan dari tuan rumah. Pemberian berkat

yang berbeda juga diterima oleh saudara dari tuan rumah. Terakhir, untuk

para tamu yang berasal dari tetangga dan/atau jemaah juga mendapatkan

berkat.

2. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam Tradisi Tahlilan di Desa Sraten

Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang

Tradisi merupakan pewarisan serangkaian kebiasaan dan nilai-nilai

yang diwariskan dari suatu generasi kepada generasi berikutnya. Nilai-

nilai yang diwariskan berupa nilai-nilai yang oleh masyarakat

pendukungnya masih dianggap baik dan relevan dengan kebutuhan

kelompok. Dalam tahlilan ini dapat dipakai untuk mengukuhkan nilai-nilai

dan keyakinan yang berlaku dalam masyarakat. Oleh karena itu, tahlilan

merupakan salah satu kegiatan keagamaan yang sangat diperhatikan dalam

rangka mendekatkan diri kepada Allah dengan berdzikir kepada-Nya serta

melestarikan tradisi yang turun-temurun ini.

Di tengah ambingunya masyarakat pada dunia pendidikan, ada

secercah harapan baru dengan datangnya era pendidikan karakter. Pada

Hari Pendidikan Nasional 2011, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI

menekankan pentingnya pendidikan karakter sebagai upaya pembangunan

karakter bangsa. Bahkan ditahun yang sama Kementerian Pendidikan

Page 100: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

81

menerbitkan buku pelatihan dan pengembangan pendidikan budaya

karakter bangsa yang didisusun oleh Badan Penelitian dan Pengembangan

Pusat Kurikulum Kemendiknas RI.

Dalam buku yang didisusun oleh Badan Penelitian dan Pengembangan

Pusat Kurikulum Kemendiknas RI ada 18 nilai dalam pendidikan karakter

bangsa yaitu religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri,

demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air,

menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar

membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggung jawab.

Maka dalam tradisi tahlilan terdapat beberapa nilai-nilai pendidikan

karakter, diantaranya yaitu:

a. Religius

Kata dasar dari religius adalah religi yang berasal dari bahasa asing

religion sebagai bentuk dari kata benda yang berarti agama atau

kepercayaan akan adanya sesuatu kekuatan kodrati diatas manusia.

Sedangkan religius berasal dari kata religious yang berarti sifat religi

yang melekat pada diri seseorang.

Religius sebagai salah satu nilai pendidikan karakter sebagai sikap

dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang

diyakininya serta mempunyai jiwa toleran terhadap pelaksanaan

ibadah agama lain, dan juga hidup rukun dengan pemeluk agama lain.

Karakter religius ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat desa

Sraten terutama anak-anak dan remaja dalam menghadapi perubahan

Page 101: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

82

zaman dan degradasi moral, dalam hal ini diharapkan mampu memiliki

dan berperilaku dengan ukuran baik dan buruk yang di dasarkan pada

ketentuan dan ketetapan agama.

Di dalam tahlilan terdapat nilai religius, yaitu dalam pelaksanaan

tardisi tahlilan, diawali ketika ada orang yang meninggal dunia.

Kemudian warga desa bertakziyah ke rumah duka dan ikut serta

mengubur si mayat. Setelah itu diadakan acara tahlilan oleh shohibul

hajat (keluarga si mayat) dan dihadiri masyarakat desa Sraten. Saat

tahlilan dibaca secara bersama-sama dengan membaca surat Yasin,

diiringi dengan surah al-Fatihah yang dikhususkan kepada orang yang

telah meninggal, ayat Kursi dan lantunan tasbih (pensucian), tahmid

(puji-pujian) dan istighfar (mohon ampunan).

Kemudian mendoakan si mayit dan keluarganya agar segala

dosanya yang pernah dilakukannya selama hidup di dunia, di ampuni

oleh Allah SWT. Selain itu dilapangkan kuburnya dan di beri nikmat

kubur oleh Allah SWT serta pahala bacan Al-Qur‟an dan dzikir dari

sanak saudara maupun tetangganya dihadiahkan kepada si mayit

tersebut. Bahkan tardisi tahlilan ini tidak hanya dilakukan pada hari

kematian namun dilanjutkan pada hari ketujuh, keempatpuluh,

keseratus, mendhak pisan (setahun pertama), mendhak pindho (tahun

kedua), mendhak katelu (nyewu), dan haul/khol (setelah mencapai satu

tahun) yang biasanya diadakan setiap satu tahunnya.

Page 102: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

83

Tradisi tahlilan selain untuk mendo‟akan orang yang sudah

meninggal, tardisi ini juga sebagai salah satu sarana mendekatkan diri

kepada Allah yaitu dengan berdzikir atau membaca Al Qur‟an yang

tujuanya mengingat Allah, mengingat keagungan Allah dan mengharap

ridho Allah. Sebagai hamba Allah, kita sebagai manusia harus selalu

mengingat akan adanya Allah yang disembah setiap saat dan menjadi

hamba yang bisa bersyukur.

Selain itu tahlilan juga sebagai sarana menentramkan hati, sebagai

sarana untuk bertaubat kepada Allah bahkan sekarang ini juga

digunakan sebagai metode pembelajaran, metode seorang psikiater dan

motivator untuk menenangkan hati dan membentuk kerakter

seseorang.

Maka tradisi tahlilan tersebut sangatlah berpengaruh terhadap

kehidupan masyarakat Desa Sraten, dari sebuah kegiatan yang di

dalamnya diisi dengan tradisi tahlilan maka akan berpengaruh atau

menumbuhkan sebuah karakter masyarakat yang mempunyai

kebiasaan sosial religius yang tinggi, selain itu juga dapat membentuk

kepribadian muslim, karena kegiatan ini berisi tentang membaca dzikir

atau ayat-ayat Al-Qur‟an dan do‟a, hal itu jelas akan mempengaruhi

kepribadian muslim warga Desa Sraten itu sendiri, adapun bacaan

tahlil yang dilaksanakan di Desa Sraten tidak lepas dari Al Qur‟an dan

bacaan-bacaan dzikir dan do‟a yang dianjurkan Allah SWT

Page 103: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

84

Dari hal ini sebenarnya sudah kita ketahui bahwa tradisi tahlilan

itu membentuk karakter religius seseorang. Akan tetapi semua itu

kembali tergantug kepada seorang yang melakukan, jika tradisi

tahlilan dilakukaan dengan sungguh-sungguh dan diniatkan dengan hal

yang baik maka akan ada banyak sekali manfaat dan pembentukan

karakter religius di masyarakat Sraten. Dan tradisi tahlilan memiliki

banyak manfaat sebagaimana antara lain:

1) Dapat mendoakan ahli kubur;

2) Dapat mengingat kematian dan mengingatkan untuk selalu

mempersiapkan bekal sebelum kedatangan ajal. Sebaik-baik bekal

adalah selalu menjalankan amal ketaatan (menjalankan

kewajibanNya dan menjauhi laranganNya) dan mengerjakan amal

kebaikan (amal sholeh);

3) Dapat merasakan bagaimana keadaan seseorang itu ketika akan

menghadapi ajalnya (sakaratul maut);

4) Dapat menghilangkan kegembiraan dunia (sehingga ingat akan

kehidupan akhirat);

5) Dapat mendekatkan diri kepada Allah dan mengharap Ridho-Nya;

6) Dapat mencegah dari perbuatan-perbuatan maksiat;

7) Dapat melemaskan hati seseorang yang mempunyai hati yang

keras;

8) Dapat meringankan musibah (bencana);

Page 104: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

85

9) Dapat menolak kotoran hati dan mengukuhkan hati, sehingga tidak

terpengaruh dari ajakan-ajakan yang dapat menimbulkan dosa.

b. Kerja Keras

Secara bahasa kerja keras artinya pantang menyerah. Kerja keras

adalah tindakan yang dikerjakan secara sungguh-sungguh tanpa

mengenal lelah atau berhenti sebelum target kerja tercapai dan selalu

mengutamakan atau memperhatikan kepuasan hasil pada setiap

tindakan yang dilakukan. Kerja keras dapat diartikan bekerja memiliki

sifat yang bersungguh-sungguh untuk mencapai sasaran yang ingin

dicapai.

Kerja keras sangat penting untuk dilakukan oleh masyarakat.

Dengan kerja keras seseorang dapat mengubah nasib dirinya agar

menjadi lebih baik. Kemudian masyarakat dapat mengoptimalkan

potensi dirinya karena manusia telah dikaruniai akal, rasa, dan karsa

sehingga harus menjaga harkat dan martabat dirinya. Menunjukkan

sikap tanggung jawab dengan memenuhi kebutuhan dirinya sendiri.

Selain itu masyarakat dapat hidup mandiri sehingga tidak menjadi

beban orang lain dan turut serta dalam memajukan lingkungan sekitar

dan negara.

Di dalam tahlilan terdapat nilai kerja keras yaitu pada penyambut

tradisi tahlilan pada masyarakat Sraten, keluarga si mayit dibantu oleh

tetangga, sukarela ataupun orang yang sudah biasa membantu jika ada

acara-acara tersebut biasanya berusaha menyediakan makanan untuk

Page 105: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

86

orang-orang yang hadir pada tradisi tersebut. Mereka bekerja keras

mempersiapkan hidangan yang akan disuguhkan kepada para hadirin.

Hidangan terkadang sengaja dibuat sendiri. Penyajian hidangan disini

tidak pernah ditentukan, tetapi biasanya penyajian hidangan disertai

dengan berkat.

Dalam pembagian berkat, hal pemberian tanda terima kasih pada

pemimpin/Imam tahlil. Pemberian tersebut selain berkat yang lebih

dan amplop bersi uang. Memang hal ini tidak dianggap berlebihan

karena telah menyanggup permohonan dari tuan rumah. Pemberian

berkat yang berbeda juga diterima oleh saudara dari tuan rumah.

Terakhir, untuk para tamu yang berasal dari tetangga dan/atau jemaah

juga mendapatkan berkat. Semua itu sebagai rasa terima kasih karena

telah mendo‟akan almarhum dan juga sebagai bentuk shodaqoh yang

pahalanya dihadiahkan untuk almarhum.

Bahkan pada saat pelaksanaan tahlilan selesai, shohibul hajat

membersihkan tempat yang telah digunakan. Biasanya dibantu oleh

para warga desa Sraten. Semua itu terjadi secara suka rela dan

perasaan saling membutuhkan satu sama lain.

c. Bersahabat/Komuniktif

Bersahabat/komunikatif adalah sikap dan tindakan yang

memperlihat-kan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerjasama

dengan orang lain. Sikap bersahabat berbeda dengan komunikatif

namun di dalam sikap bersahabat terdapat proses komunikasi. Sikapt

Page 106: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

87

bersahabat/komunikasi menunjukkan kemampuan seseoarng dalam

menyampaikan ide-idenya atau sebuah pikirannya kepada orang lain

dalam bergaul. Jadi sikap tersebut menjadi modal penting dalam hidup

bermasyarakat.

Di dalam tahlilan terdapat bersahabat/komuniktif yaitu antara tamu

dengan keluarga si mayit itu bisa saling berkomunikasi seperti

mengucapkan turut berduka cita dan bisa menghibur keluarga agar ahli

mayit agar ikhlas melepaskan kepergian si mayit.

Kemudian tradisi tahlilan pada masysrakat Sraten, umunya saling

berinteraksi minimal berjabat tangan atau menebar senyum terhadap

warga ketika bertemu sebelum mulai kegiatan tahlilan. Setelah

kegiatan tersebut selesai, shohibul hajat menyediakan hidangan

makanan/minuman kepada para warga. Sembari menikmati hidangan

tersebut, para warga saling berinteraksi dan saling tukar fikiran satu

sama lain. Hal ini bertujuan agar dapat menumbuhkan atau berperan

penting dalam menyambung silaturahmi antara warga desa Sraten.

d. Peduli Sosial

Peduli sosial adalah sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi

bantuan pda oranag lain dan masyaraat yang membutuhkan. Peduli

sosial merupakan kesadaran sebagai makhluk sosial yang tidak dapat

hidup sendiri. Manusia membutuhkan orang lain untuk memenuhi

kebutuhannya sehingga ada sifat saling tergantung antara satu individu

dengan individu lain. Sebagai makhluk sosial tentunya manusia akan

Page 107: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

88

ikut merasakan penderitaan dan kesulitan orang lain sehingga ada

keinginan untuk memberikan pertolongan dan bantuan kepada orang-

orang yang kesulitan.

Manusia mempunyai rasa empati, rasa merasakan apa yang

dirasakan orang lain dan dengan itu tergeraklah hatinya untuk

menolong orang lain. Oleh karena itu pada hakikatnya manusia adalah

makhluk yang suka tolong-menolong dan dasar dari tolong-menolong

juga rupa-rupanya perasaan saling butuh membutuhkan, yang ada

dalam jiwa warga masyarakat desa Sraten.

Di dalam tahlilan terdapat peduli sosial yaitu bersimpati dan

berbela sungkawa terhadap keluarga si mayit serta ikut mendo‟akan

dan segala dosanya yang pernah dilakukannya selama hidup di dunia,

di ampuni oleh Allah SWT. Selain itu dilapangkan kuburnya dan di

beri nikmat kubur oleh Allah SWT serta pahala bacan Al-Qur‟an dan

dzikir dari sanak saudara maupun tetangganya dihadiahkan kepada si

mayit tersebut.

Dalam hal hidangan, selama tujuh hari berturut-turut para ibu-ibu

(para tetangga dan kerabat dekat si mayit almarhum) membantu dalam

persiapan hidangan (makan, minuman) undangan, karena dalam tradisi

tahlilan tidak sedikit yang hadir. Bahkan pada saat pelaksanaan

tahlilan selesai, mereka bersama-sama membersihkan tempat-tempat

yang telah digunakan. Dalam kepedulian sosial terdapat hubungan

saling ketergantungan sebagai akibat dari adanya proses pertukaran

Page 108: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

89

yang saling memberikan balasan atas jasa yang diberikan orang lain

kepada dirinya. Kepedulian sosial dalam tradisi tahlilan terjadi secara

spontan dan rela dengan tujuan membantu si punya hajat dan mereka

tidak menerima imbalan berupa upah.

Selain itu terjalin adanya kepedulian antar warga artinya ketika kita

mengikuti tradisi tahlilan ada kepedulian sosial yaitu niat untuk

menghadiri dan memberi kabar kepada tetangga dan masih banyak

lain, dan yang sering kita temui adanya makanan yang disediakan tuan

rumah, hal ini bisa jadi sebagai amal shodaqoh dan tambahan

kesemangatan warga untuk melakukan tardisi tahlilan.

Hal ini membuktikan bahwa tradisi tahlilan mengandung peran

yang penting dalam sosial masyarakat. Apalagi tradisi tahlilan di desa

Sraten dilaksanakan secara anjangsana. Jadi mau tidak mau harus

menghadiri di rumah warga-warga yang mempunyai hajat dalam

kegiatan tahlilan. Selain itu tadisi tahlilan di Sraten dilaksanakan

dalam setiap perkumpulan seperti kumpulan RT, RW, acara syukuran

kemerdekaan dan lain sebaginya. Perkumpulan keagamaan semu

praktis, juga menggunakan tadisi tahlilan. Dengan hal itu kalau tidak

mengikuti tradisi tahlilan tentunya sosial masyarakatnya kurang,

karena kurangnya mengikuti kegiatan perkumpulan sosial atau

perkumpulan agama.

Page 109: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

90

e. Disiplin

Disiplin adalah tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan

patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. Dalam kehidupan sehari-

hari kita tidak lepas dari aktivitas atau kegiatan, kadang kegiatan itu

kita lakukan dengan tepat waktu tapi kadang juga tidak. Kegiatan yang

kita laksanakan secara tepat waktu dan dilaksanakan secara kontinyu,

maka akan menimbulkan suatu kebiasaan. Kebiasaan dalam

melaksanakan kegiatan secara teratur dan tepat waktulah yang

biasanya disebut disiplin dalam kehidupan sehari-hari. Disiplin

diperlukan di manapun, karena dengan disiplin akan tercipta

kehidupan yang teratur dan tertata.

Di dalam tahlilan terdapat nilai disiplin khususnya kepada para

santri di pondok pesantren. Seluruh santri diwajibkan untuk megikuti

kegiatan tahlilan yang telah menjadi keetentuan pondok pesantren.

Tahlilan dipimpin oleh santri yang telah dijadwalkan dari Ketua

Pondok Pensantren. Tradisi tersebut dilakukan secara bergilir setiap

malam Jum‟at bakda maghrib. Diawali dengan mambaca surah Yasin

dan diakhiri dengan do‟a. Jika santri tidak mengikuti atau melanggar

kegiatan tersebut maka akan dikenai sanksi/takzir-an yang telah

disepakati oleh para santri.

Page 110: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

91

Hal tersebut dapat merekatkan emosional santri dan tumbuh rasa

kekeluargaan. Dan juga dapat menjadi bekal para santri, agar ketika

dimasyarakat dapat memimpin tahlil di desanya. Tardisi tahlilan

merupakan suatu ciri khas pondok pesantren salaf yang melestarikan

tradisi dan budaya Nusantara.

Page 111: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

92

BAB V

PENUTUPAN

A. Kesimpulan

Dalam mengambil kesimpulan ini, penulis mengacu pada rumusan

masalah serta hasil penelitian yang menjadi data-data dalam penyusunan

penelitian ini yakni penyajian dan analisis data. Dari hasil penyajian data serta

analisis data tentang nilai-nilai pendidikan karakter dalam tradisi tahlilan di

Desa Sraten Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Penyelenggaraan Tradisi Tahlilan Di Desa Sraten

Kegiatan tradisi tahlilan adalah suatu adat keagamaan sebagai salah

satu sarana taqorrub illallah (mendekatkan diri kepada Allah) baik

dilakukan sendiri atau bersama-sama, berkumpul untuk melakukan

berdzikir (mengingat) kepada Allah dengan membaca kalimat thayibah

seperti Laa ilaaha illallah, sholawat kepada Nabi Muhammad, ayat-ayat

Al-Qur‟an dan do‟a yang diharapkan memiliki pengaruh dalam

meningkatkan nilai-nilai, kebiasaan baik di masyarakat dan lain-lain dalam

menjalani kehidupan.

Tradisi tahlilan di desa Sraten ini dilakukan oleh semua lapisan

masyarakat desa pada setiap ada orang yang meninggal dunia,

perkumpulan, dan kegiatan keagamaan yang dipimpin oleh kyai atau

tokoh masyarakat. Bertujuan mendoakan/mengirim doa (ngirim dungo)

Page 112: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

93

bagi arwah ahli kubur agar si ahli kubur mendapatkan ampunan dan di

alam arwahnya senantiasa mendapat rahmat dari Allah SWT, kemudian

sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah, bertaubat kepada Allah,

dan mengharap ridho Allah SWT.

Sedangkan pelaksanaan tradisi tahlilan yang berlaku pada masyarakat

desa Sraten biasanya dilaksanakan ketika ada orang yang meninggal dunia

dilaksanakan setelah kegiatan memandikan, sebelum menyolatkan sampai

penguburan jenazah. Pelaksanaan tradisi tahlilan tidak saja dibaca ketika

ada orang yang meninggal dunia tetapi tahlilan dibaca juga pada acara

selametan atau tasyakuran, rutinan, pengajian peringatan hari besar Islam

dan acara lainnya.

Tradisi tahlilan dimulai apabila warga desa sudah banyak yang

datang. Kemudian proses berjalannya tahlilan yang sudah menjadi tradisi

tersebut, dipimpin oleh imam tahlil yakni tokoh agama atau tokoh

masyarakat. Dalam tradisi tahlilan masyarakat desa Sraten pada umumnya

melakukan hadharah kepada Nabi, sahabat, para wali, para alim ulama‟,

para kiai serta juga kepada orang yang disekitar yang telah meninggal.

Kemudian dilanjutkan pembacaan tahlil dan al-Qur‟an serta pembacaan

doa bersama.

Setelah proses tahlilan dan pembacaan do‟a, maka pihak tuan rumah

atau ahlul bait-nya mempersilahkan menyantap makanan dan minuman

yang telah disediakan untuk menjamu para tamu atau jamaah, karena hal

tersebut sudah menjadi tradisi. Sembari menikmati hidangan tersebut, para

Page 113: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

94

warga saling berinteraksi dan saling tukar fikiran satu sama lain. Hal ini

bertujuan agar dapat menumbuhkan atau berperan penting dalam

menyambung silaturahmi antara warga desa Sraten. Kemudian masyarakat

diberi berkat yang telah disiapkan oleh tuan rumah untuk dibawa pulang.

2. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam Tradisi Tahlilan

Dalam tradisi tahlilan terdapat beberapa nilai-nilai pendidikan

karakter, diantaranya yaitu:

a. Religius

Dalam pelaksanaan tardisi tahlilan yaitu membaca surat Yasin,

diiringi dengan surah al-Fatihah (hadharah) yang dikhususkan kepada

Nabi SAW, sahabat, para wali, para alim ulama‟, para kiai serta juga

kepada orang yang disekitar yang telah meninggal. Kemudian

membaca al-Qur‟an, lantunan tasbih (pensucian), tahmid (puji-pujian)

dan istighfar (mohon ampunan) serta diakhiri dengan pembacaan do‟a

secara bersama-sama.

b. Kerja Keras

Pada penyambut tradisi tahlilan pada masyarakat Sraten, keluarga

si mayit dibantu oleh tetangga, sukarela ataupun orang yang sudah

biasa membantu jika ada acara-acara tersebut biasanya berusaha

menyediakan makanan untuk orang-orang yang hadir pada tradisi

tersebut. Mereka bekerja keras mempersiapkan hidangan yang akan

disuguhkan kepada para hadirin.

Page 114: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

95

c. Bersahabat/Komuniktif

Di dalam tahlilan terdapat bersahabat/komuniktif yaitu antara tamu

dengan keluarga si mayit itu bisa saling berkomunikasi seperti

mengucapkan turut berduka cita dan bisa menghibur keluarga agar ahli

mayit agar ikhlas melepaskan kepergian si mayit.

d. Peduli Sosial

Di dalam tahlilan terdapat peduli sosial yaitu bersimpati dan

berbela sungkawa terhadap keluarga si mayit serta ikut mendo‟akan

dan segala dosanya yang pernah dilakukannya selama hidup di dunia,

di ampuni oleh Allah SWT. Selain itu terjalin adanya kepedulian antar

warga artinya ketika kita mengikuti tradisi tahlilan ada kepedulian

sosial yaitu niat untuk menghadiri dan memberi kabar kepada tetangga.

e. Disiplin

Di dalam tahlilan terdapat nilai disiplin khususnya kepada para

santri di pondok pesantren. Seluruh santri diwajibkan untuk megikuti

kegiatan tahlilan yang telah menjadi keetentuan pondok pesantren.

Tahlilan dipimpin oleh santri yang telah dijadwalkan dari Ketua

Pondok Pensantren. Tradisi tersebut dilakukan secara bergilir setiap

malam Jum‟at bakda maghrib. Jika santri tidak mengikuti atau

melanggar kegiatan tersebut maka akan dikenai sanksi/takzir-an yang

telah disepakati oleh para santri.

Page 115: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

96

B. Saran

Berikut ini penulis juga memberikan beberapa saran mudah-mudahan

bermanfaat bagi pembaca sebagai berikut:

1. Masyarakat

Masyarakat Sraten saat melakukan tahlilan hendaknya dilakukan

secara sungguh-sungguh hati dan lisan, agar dapat banyak keutamaan dan

manfaat dari tahlilan

2. Tokoh Masyarakat

Kepada para kyai atau ulama endaknya memberikan penjelasan arti

penting dasar-dasar , keutamaan, manfaat dan khasanah ilmu bagi orang

yang melakukan tahlilan.

3. Remaja

Kepada remaja desa Sraten dalam mengikuti kegiatan tahlilan harus

bisa lebih aktif agar benar-benar tahu tentang arti kegiatan tahlilan.

Page 116: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

97

DAFTAR PUSTAKA

Adisusilo, Satardo. 2012. Pembelajaran Nilai Karakter. Jakarta: Raja Grafindo.

Ahmad, Alwi. Syarah Ratib Al-Haddad. Hadramaut: Al-Imam Al-Hadad. 1414.

Amin, Darori. 2002. Islam & Kebudayaan Jawa. Yogyakarta: GAMA MEDIA.

Ardy, Novan. 2013. Konsep, Praktik & Strategi Membumikan Pendidikan

Karakter di SD. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Asmani, Jamal Ma‟mur. 2011. Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter

di Sekolah. Yogyakarta: Diva Press.

Asmani, Jamal Ma'mur. 2011. Buku Panduan Internalisasi Penddikan Karakter di

Sekolah. Yogyakarta: Diva Press.

Bayuadhy, Gesta. 2015. Tradisi-Tradisi Adiluhung Para Ulama‟ Jawa. Jakarta:

DIPTA.

Fattah, Munawir Abdul. 2008. Tradisi Orang-Orang NU. Yogyakarta: PT LKIS

Pelangi Aksara.

Kamisa. 1997. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Kartika

Kementerian Pendidikan Nasional. 2011. Penduan Pelaksanaan Pendidikan

Karakter. Jakarta. Pusat Kurikulum dan Perbukuan.

Khozin, Ma‟ruf. 2016. Tahlil Bid‟ah Hasanah (Berlandaskan al-Qur‟an dan

Sunnah). Surabaya: Muara Progresif.

Kirono, Condro. 2016. Tiap 41 Menit, 1 Kejahatan Terjadi di Indonesia,

Sindonews.com.29 Desember 2016.

Page 117: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

98

Koesoema A, Doni. 2007. Pendidikan Karakter Strategi Mendidik Anak di Zaman

Global. Jakarta: PT Grasindo.

Liliweri, Alo. 2003. Makna Budaya dalam Komunikasi Antar Budaya.

Yogyakarta: LKIS.

M. Mahbubi. 2012. Pendidikan Karakter: Implementasi Aswaja sebagai Nilai

Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Pustaka Ilmu Yogyakarta

Mahbubi. 2012. Pendidikan Karakter: Implementasi Aswaja sebagai Nilai

Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Pustaka Ilmu Yogyakarta.

Masykur, Ali. 2014. Membumikan Islam Nusantara. Jakarta: PT. Serambi Ilmu

Semesta.

Moleong, Lexy. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rodakarya.

Muchtar, Masyhudi dkk. 2007. Aswaja An-Nahdliyah. Surabaya: Khalista

Mufid, Ahmad Syafi‟i. 2006. Tangklukan, Abangan, dan Tarekat Kebangkitan

Agama di Jawa. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Muhaimin. 2006. Pendidikan Islam: Mengurai Benang Kusut Dunia Pendidikan.

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Muhaimin. Abdul Mujib & Muzakkir, Jusuf. 2005. Kawasan dan Wawasan Studi

Islam. Jakarta: Prenada Media.

Muin, Fathul. 2011. Pendidikan Karakter:Konstruksi Teoritik dan Praktik,

Yogyakarta: Ar Ruzz.

Mujib, Abdul & Muhaimin. 1993. Pemikiran Pendidikan Islam. Bandung:

Trigenda Karya.

Page 118: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

99

Ngabdurrohman & Manan, Abdul. 2012. Tradisi Amaliyah NU & Dalil-Dalilnya.

Jakarta: LTM-PBNU.

Rosyadi, Khoirul. 2004. Pendidikan Profetik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Royyan, Mohammad Danial. 2013. Sejarah Tahlil. Kendal: LTN-NU dan Pustaka

Amanah.

Saifulloh Al-Aziz, Moh. 2009. Kajian Hukum-Hukum Walimah (Selametan).

Surabaya: Terbit Terang.

Samani, Muchlas & Hariyanto. 2014. Konsep dan Model Pendidikan Karakter.

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sholikhin, Muhammad. 2010. Ritual Kematian Islam Jawa: Pengaruh Tradisi

Lokal Indonesia dalam Ritual Kematian Islam. Yogyakarta: Narasi.

Tim Pakar Yayasan Jati Diri Bangsa. 2011. Pendidikan Karakter di Sekolah: dari

Gagasan ke Tindakan. Jakarta: Kompas Gramedia.

Umar, Ali Chasan. 1997. Risalah Merawat Jenazah, Shalat Jenazah, Talqin dan

Tahlil. Medan. Su‟udiyah.

Page 119: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

Lampiran 1

Pedoman Wawancara

A. Latar Belakang Informan

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Agama :

Asal Suku Jawa :

Profesi :

Tempat :

Waktu :

Hari :

B. Pertanyaan Wawancara

1. Berapa lama anda sudah menetap di Desa Sraten?

2. Apa yang anda ketahui tentang tahlilan?

3. Apa dasar masyarakat Desa Sraten melakukan kegiatan Tahlilan?

4. Apa tujuan masyarakat Desa Sraten melaksanakan tahlilan?

5. Siapa saja yang terlibat dalami kegiatan tahlilan?

6. Pada waktu apa saja masyarakat Desa Sraten melakukan kegiatan tahlilan?

7. Dimana masyarakat Desa Sraten melakukan kegiatan tahlilan?

8. Bagaimana kegiatan tahlilan di Desa Sraten berlangsung?

9. Apa manfaat kegiatan tahlilan bagi masyarakat Desa Sraten?

10. Nilai-nilai pendidikan karakter apa saja yang terdapat dalah tradisi

tahlilan?

Page 120: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

Lampiran 2

HASIL WAWANCARA

A. Nama : K. Matori Mansur

Umur : 67 tahun

Agama : Islam

Jabatan : Pengasuh PP. Mansya”ul Huda dan Tokoh Masyarakat Sraten

Tanggal : Kamis, 10 Mei 2018

Waktu : 06.30 WIB

X : Apa tahlilan itu?

Y : Tahlil secara lughat (bahasa) yaitu bacaan Laa ilaaha illa Allah,

sedangkan secara istilah yaitu komposisi dari surat al-Fatihah, surat al-

Ikhlas, surat al-Falaq, surat an-Nas, beberapa ayat surat al-Baqarah, ayat

kursi dan seterusnya.

X : Apa tujuan melaksanakan tahlilan?

Y : Mengenang para almarhum, mengingatkan akan kematian

X : Pada waktu apa saja dan dimana melakukan tahlilan?

Y : Mayarakat diajak tahlilan oleh Tokoh Agama disetiap ada kegiatan Islam

seperti acara peringatan Maulid Nabi, Isra‟ Mi‟raj, 10 Muharam,

santunan anak yatim. Kemudian ketika ada orang yang meninggal,

mengadakan talilan sampai dengan 1000 hari meninggalnya (nyewu).

Pelaksanaan tahlilan mengacu pada sebuah hadits yang diriwayatkan oleh

Imam Baehaqi di dalam kitab Assu‟ab dari Imam Al-Wakidi beliau

berkata bahwa Nabi Muhammad SAW menziarahi para Syuhada‟ Uhud

Page 121: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

setiap tahun setelah sampai di Uhud beliau mengeraskan suara kemudian

mengucap “keselamatan untuk kamu semua wahai Syuhada‟ Uhud”.

Kemudian sepeninggal Nabi SAW dilanjutkan oleh khalifah Abu Bakar,

Umar, Utsman dan seterusnya.

X : Siapa saja yang terlibat dalam tahlilan?

Y : Semua kalangan masyarat dari berbagai umur

B. Nama : Siti Asiyah

Umur : 64 tahun

Agama : Islam

Jabatan : Muslimat NU Sraten

Tanggal : Ahad, 27 Mei 2018

Waktu : 12.53 WIB

X : Apa tahlilan itu?

Y : Ikut sunnahnya Rasulullah, Dulu-dulu kan tahlilan itu tidak ada, yang

mengadakan kumpulan-kumpulan 3 hari, 7 hari kematian orang Budha.

Kemudian orang Islam memiliki wacana pas kumpulan itu diadakan

tahlilan. Yang mengumpulkan itu orang Budha kemudian yang mengisi

orang Islam.

X : Apa dasar melakukan tahlilan?

Y : Ya itu Ikut sunnahnya Rasulullah dan warisan para Wali, daripada

kumpulan saja tidak ada manfaatnya lebih baik diisi tahlilan.

X : Apa tujuan melaksanakan tahlilan?

Page 122: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

Y : Kita sebagai orang Islam harus mendoakan arwah para leluhur.

X : Pada waktu apa saja dan dimana melakukan tahlilan?

Y : Pada waktu ada oarang meninggal 1, 3, 7, 40, 100 hari dirumah duka

kemudian ada juga pengajian ibu-ibu Muslimat itu diisi yasin, tahlil dan

manaqib itu mulai tahun 1977. Pembagiannya yaitu RT 01, 02, 03, 04

bertempat di keliling tiap Musholla sedangkan RT 05, 06, 07 keliling per-

rumah setiap hari kamis siang.

X : Siapa saja yang terlibat dalam tahlilan?

Y : Ketika ada oarang meninggal yang terlibat semua warga Sraten,

kemudian pengajian ibu-ibu Muslimat itu yang terlibat pemudi dan ibu-

ibu jamaah Muslimat.

X : Apa manfaat tahlilan?

Y : Kita mendoakan para leluhur agar semua keluarga kita diberi istiqomah

dalam beribadah, ikut dawuhe Gusti Allah dan semoga dikasih khusnul

khotimah ketika kita meninggal, karena orang yang meninggal itu deket

dengan Gusti Allah dan ada nilai-nilai sosial juga bisa membantu

tentangga yang terkena musibah.

X : Apa yang dibaca pada tahlilan?

Y : Sekarang yang sering dipakai itu bacaan tahlil yang pedek (setelah

bacaan Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas, Al-Fatihah, Istighfar langsung Doa)

Page 123: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

C. Nama : H. M. Sukri M.S.I., M.H

Umur : 46 tahun

Agama : Islam

Profesi : MWC NU Tuntang

Tanggal : Kamis, 05 Juli 2018

Waktu : 18.34 WIB

X : Apa itu tahlilan?

Y : Tahlilan itu menjadi salah satu sarana taqorrub illallah prodaknya

Nahdliyyin, karena selain Nahdliyyin tidak tahlilan.

Sedangkan tahlilan orang NU itu namanya adat, karena tradisi yang

jadi adat itu namanya akhlak. Akhlak nek wes diimbuhi karo dungo lan

keyakinan pada Allah iku jenenge Aqidah.

Kemudian adat telung dino, mitung dino, dan seterusnya itu bukan

adanya orang Hindu, tapi adatnya orang Islam. Memang pada waktu itu,

Hindu menggunakan adat tersebut tapi sebenarnya itu sebalumnya Islam

sudah ada. Seperti di Kalimantan itu ada Kwangkai (adatnya orang

anemis, dinamis) ketika berdo‟a itu ada bacaan basmallah, ta‟awudz, dan

juga robbana atina, padahal mereka tidak mengenal Islam. Itu telah ada

sejak nenek moyang mereka.

Berarti sebenarnya Islam itu sudah jauh-jauh hari masuk ke

Indonesia cuman tidak ada pembinaan. Dan doanya orang anemis,

dinamis itu persis yang ada di al-Qur‟an, cuman tidak menggunakan

bahasa al-Qur‟an. Jadi intinya telung dino, mitung dino, itu bukan

Page 124: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

adatnya hindu tapi adanya Islam yang digunakan oleh orang Hindu

kemudian Islam baru masuk besar-besaran itu melalui Sunan Kalijaga

diikuti dan siseuaikan lagi.

X : Tujuan tahlilan?

Y : Siji, depe-depe karo seng Kuoso (nyedakke awakke dewe karo seng

Kuoso). Loro, mengharapkan ridho Allah dengan catatan melaksanakan

ibadah dengan ikhlas, nek wes awakke dewe masti ingin menjadi wong

seng ahli bersyukur.

Carane dadi ahli bersyukur pye. Nek ono masalah kudu awakke

dewe rumongso (muhasabah).

Nah tahlil itu sarana taqorrub illallah melalui muhasabah, ngaku nek

awakke dewe kui lemah, serba salah, mulakno jaluk ngapuro marang

Gusti Allah. Jaluk ngauro ora kanggo awakke dewe tok, karena itu wujud

birulwalidain kepada orang tua.

X : Kapan tahlilan dilaksanakan?

Y: Sewaktu-waktu, setiap sholat pun tahlil. Jadi kapanpun tahlil. Yang

namanya tahlil itu intinya Laa ilaha illallah yaitu kalimatut dzikrullah,

makanya orang yang sholat itu wes tahlil.

Tahlilan yang dilaksanakan dimasjid itu bakda maghrib malam

Jum‟at, karena kulturnya sini NU. Setiap kumpulan RT kan wajib

melakukan tahlil kalau ada yang tidak mau ikut ya suruh pulang saja.

Kemudian dimasyarakat melakukan tahlilan ketika ada orang yang

Page 125: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

meninggal, dan acara-acara lainya seperti peringatan kemerdekaan,

tirakatan, halal bi halal, sunatan dan lain-lain.

X : Mengapa sebelum tahlilan itu harus hadhoroh dulu?

Y : NU itu cenderung menggunakan hadhoroh, karena NU itu dapatnya ilmu

atau ajaran agama itu tidak melalui langsung membaca buku tetapi

melalui guru. Ilmunya orang NU kui ilmu seng seko Nabi Muhammad ke

sahabat Nabi ke tabiin sampai kepada para auliya‟ dan syuhada sampai

ke Syekh Abdul Qodir Al-Jailani. Jadi NU itu menggunakan hadhoroh

dan mendoakan. Tidak sampai disitu semua orang Islam pun dihadhorohi

karena semua orang Islam itu sedulur.

X : Bagaimana pelaksanaan tahlilan di sraten?

Y : Sama seperti tahlilannya warga NU, cuman yang membedakan itu ketika

ditengah-tengah do‟a, saya suruh berdoa sendiri-sendiri sesuai hajat atau

kebutuhan jamaah, kemudian baru dilanjut doa penutupnya.

X : Apa saja manfaat tahlilan?

Y : Tahlilan memiliki banyak sekali manfaaat karena dalam tahlilan itu

terdapat unsur shodaqoh, unsur doa, unsur dzikrullah ingat kepada Allah,

silahturahim. kan kita berkumpul dan banyak berinterkasi kepada

tentangga, berjabat tangan , membaur dengan yang lain.

Contoh didepan rumah saya ada orang bajingan, kemudian dia ikut

tahlilan dan sekarang dia menjadi orang baik. Karena didoakan orang

banyak, masa doanya orang banyak satu pun tidak ada yang berhasil.

Page 126: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

Ibarat orang kumpul sama orang baik maka Insyaallah ketularan baik dan

itu atas kodran Allah SWT.

D. Nama : M. Fikri Al Huda

Umur : -

Agama : Islam

Jabatan : Ansor Sraten

Tanggal : Selasa, 29 Mei 2018

Waktu : 21.11 WIB

X : Apa tahlilan itu? Apa dasar anda melakukan tahlilan?

Y : Secara bahasa tahlil yaitu membaca kalimat Laa ilaaha illa Allah.

Kemudian awal mula perumusan tahlil secara istilah dimulai dari Syekh

Al-Barzaji dan Sayyid Abdillah bin Alwi Al-Hadad. Didalam tahlil

sendiri itu terdapat manifestasi dari ayat al-Qur‟an (Robbanaghfirlana

wali ikhwanial ladzina sabaqquna bil iiman).

X : Apakah mayarakat yang belum mengetahui dasar tahlil itu boleh

ikut-ikutan (taqlid) dalam melakukan tahlilan?

Y : Boleh, taqlid untuk orang awam hukumnya harus. Jika orang belum bisa

berijtihad sendiri maka diharuskan dengan cara mengikuti mujtahid

(orang yang mampu menggali hukum).

X : Bagaimana pendapat anda mengenai sejarah tahlilan dari akulturasi

budaya yang dibawa oleh para Wali?

Y : Awalnya dari Syekh Subakir (Ulama‟ utusan dari Dinasti Utsmaniyah),

beliau diutus menyebarkan Islam diantaranya Tanah Jawa, melihat

Page 127: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

budaya Jawa yang secara spiritualnya sudah mapan kemudian beliau

tinggal memasukkan nilai-nilai Islam kedalam budaya yang telah

berjalan pada waktu itu. Karena Walisongo sebelum masa Syekh Subakir

itu membawa Islam terlalu kaku dan belum bisa melebur budaya yang

ada di Tanah Jawa yang didominasi oleh Hindu dan Budha.

Maka dari sini dapat diambil pelajaran yaitu syiar Islam ini bisa kita

kolaborasi dengan budaya yang sudah ada didaerah-daerah tertentu,

dengan memasukkan nilai-nilai Islam didalam budaya itu.

X : Pada waktu apa saja dan dimana melakukan tahlilan?

Y : Ada kesalahpahaman dalam waktu melaksanakan tahlilan. Tidak semua

pertemuan harus ada tahlil karena ada doa-doa tertentu. Tahlil ini

sebaiknya dilakukan pada waktu:

1. Acara selametan atau tasyakuran yaitu selametan hari lahir, selametan

paska meninggalnya seseoarang bertempat di rumah ahlul hajat

2. Acara pengajian bertempat di Masjid, Musholla dan lain-lain

3. Rutinan Tahlil yaitu Selapanan, Mingguan, kumpulan RT atau Desa

dan tempatnya bisa menyesuaikan.

X : Siapa saja yang terlibat dalam tahlilan?

Y : Ada berapa kriteria yaitu

1. Tahlil umum: Kegiatan yang dilaksanakan ditempat orang yang

meninggal dan pengajian umum itu tidak mengenal usia, jadi semua

orang kumpul disitu.

Page 128: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

2. Tahlil khusus: Kegiatan yang dilaksanakan shohibul hajat itu

mendatangkan orang-orang tertentu dengan tujuan untuk berdoa dan

keselamatan.

X : Bagaimana pelaksanaan tahlilan pada masyarakat?

Y : Biasanya beda daerah pengaplikasiannya beda. Kalau di daerah sini

wilayah sraten itu secara otomatis begitu ada orang yang meninggal, saat

itu juga setelah jenazah dikebumikan maka warga langsung melakukan

tahlil disitu tujuan mendoakan si mayatnya tadi.

X : Apa yang dibaca pada tahlilan?

Y : Tergantung Imam tahlil, karena ijzah tahlil dari gurunya berbeda-beda

1. Dalam membaca hadhoroh al-Fatihahnya itu ada yang langsung satu

kali dan juga yang membaca hadhoroh al-Fatihahnya per satu-satu.

2. Komposisi bacaan tahlil

a. Ada yang membaca surat al-Ikhlas, surat mu‟awwidzatain, ayat

kursi, tahlil, do‟a

b. Ada yang membaca surat al-Ikhlas, Surat mu‟awwidzatain, ayat

kursi, Surat Luqman, tasbih, istghfar, sholawat, doa

Dalam komposisi bacaan tahlil ini tergantung acara, jika acaranya

formal itu bacaannya yang panjang. Sendangkan acara rutinan biasa

itu membaca bacaan tahlil ringkas

X : Siapa yang menyiapkan hidangan pada pelaksanaan tahlilan?

Y : itu dibantu sama tentangga, sukarela atau disini itu ada orang yang sudah

biasa rewang-rewang, kalau ada hajatan atau acara tahlilan seperti itu.

Page 129: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

X : Apa manfaat tahlilan?

Y : Dapat bertemu dan berinteraksi dengan orang banyak, ada unsur doa baik

untuk diri sendiri maupun orang lain, unsur sedekah dari tahlilan

X : Apakah manfaat tahlilan itu dapat membekali karakter seseorang

khususnya bagi Remaja?

Y : Tentu, karena didalamnya terdapat ada unsur-unsur Dzikirullah

(mengingat Allah), unsur Tauhid, mendoakan orang lain, silahturahim,

gotong royong.

E. Nama : Moh. Roni Irvana

Umur : 21 tahun

Agama : Islam

Jabatan : Ketua PP. Mansya”ul Huda

Tanggal : Rabu, 06 Juni 2018

Waktu : 18.37 WIB

X : Berapa lama anda mondok?

Y : 2 tahun

X : Apa tahlilan itu?

Y : Do‟a bersama untuk mendoakan para lelulur yang telah meninggal dunia

X : Apa tujuan melaksanakan tahlilan di pondok?

Y : Mendoakan orang yang telah meninggal, mengingat kematian

X : Pada waktu apa dan dimana melakukan tahlilan?

Y : Setiap malah Jum‟at ba‟da maghrib di Aula Pondok

Page 130: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

X : Siapa saja yang terlibat dalam tahlilan?

Y : Seluruh santri

X : Bagaimana kegiatan tahlilan itu berlangsung?

Y : Seluruh santri diwajibkan mengikuti kegitan tersebut, karena sudah

menjadi ketentuan pondok. Jika ada santri tidak mengikuti kegiatan

tersebut maka akan mendapatkan takziran (sanksi). Kemudian para santri

membaca surat Yasin kemudian Tahlil disertai dengan Doa yang

dipimpin oleh salah satu dari santri.

X : Apa manfaat tahlilan?

Y : Ada banyak manfaat yaitu:

1. Mengenalkan Tahlilan kepada santri

2. Agar santri dapat membaca tahlil dengan lancar

3. Melatih santri agar ketika dimasyarakat dapat memimpin tahlilan di

desanya

4. Menjadikan suatu ciri khas pondok pesantren yang melestarikan

tradisi tahlilan

X : Nilai-nilai pendidikan karakter dalam tahlilan?

Y : Ada banyak nilai-nilai yang ada dalam tahlilan yaitu nilai religius karena

didalamnya terdapat dzikir, membaca ayat-ayat suci al-Qur‟an, doa yang

dikhususkan pada para Nabi, sahabat Nabi, para Ulama‟, dan lainnya.

Kemudian ada nilai sosial, karena jika kita tahlilan dapat menambah

keakraban sesama masyarakat. Nilai disiplin juga ada, karena ketika

kegitan tahlilan sudah menjadi ketentuan dipondok maka santri harus

Page 131: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

mengikuti kegiatan tahlilan tersebut, jika tdiak maka akan dikenai

takzir/sanksi yang telah menjadi kesepakatan

F. Nama : Saepul Yusup

Umur : 22 tahun

Agama : Islam

Jabatan : Santri PP. Mansya”ul Huda

Tanggal : Rabu, 06 Juni 2018

Waktu : 19.44 WIB

X : Berapa lama anda mondok?

Y : 2 tahun

X : Apa tahlilan itu?

Y : Berkumpul untuk melakukan dzikir kepada Allah dan mendoakan orang

yang telah meninggal

X : Apa dasar melakukan tahlilan?

Y : Dari dulu saya sudah dididik untuk tahlilan

X : Apa tujuan melaksanakan tahlilan?

Y : berdoa dan mendoakan orang yang telah meninggal

X : Pada waktu apa saja dan dimana melakukan tahlilan?

Y : Seluruh santri

X : Siapa saja yang terlibat dalami tahlilan?

Y : Setiap ba‟da maghrib, malam jum‟at di Aula pondok

Page 132: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

X : Bagaimana kegiatan tahlilan itu berlangsung?

Y : Kegiatan tahlilan itu dipimpin oleh 2 santri yang digilir yaitu

1. Santri yang pertama membacakan washilah kepada Nabi, Sahabat,

Ulama‟, Ahli kubur. Kemudian membaca Yasin dan tahlil secara

bersama.

2. Santri yang kedua membaca doa tahlil

X : Apa yang dibaca pada tahlilan?

Y : Pertama membaca washilah kepada Nabi, Sahabat, Ulama‟, Ahli kubur

kemudian membaca:

a. Surat al-Fatihah

b. Surat al-Ikhlas, sebanyak 3 kali

c. Surat al-Falaq,

d. Surat an-Nas,

e. Surat al-Baqarah, dari ayat 1 sampai ayat 5

f. Ayat kursi

g. Surat al-Baqarah dari ayat 284 sampai ayat 286

h. Istighfar

i. Tahlil

j. Shalawat Nabi

k. Do‟a

l. Sholawat Badar

X : Apa manfaat tahlilan?

Y : Ada banyak manfaat yaitu:

Page 133: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

1. Mendekatkan diri kepada Allah

2. Melatih spriritual santri

3. Sabagai bekal santri terjun kemasyarakat

4. Merekatkan emosional santri dan rasa kekeluargaan

5. Terdapat nilai sosial, karena para santri diminta bantuan oleh

warga/masyarakat, ketika keluarganya ada yang meninggal dunia

untuk mendoakan

Page 134: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

Lampiran 3

DOKUMENTASI

A. Wawancara dengan Pengasuh Pondok Pesantren Mansya”ul Huda Sraten

Tuntang Kabupaten Semarang

B. Wawancara dengan Ibu Muslimat NU Sraten Tuntang Kabupaten Semarang

Page 135: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

C. Wawancara dengan Pengurus Ansor NU Sraten Tuntang Kabupaten Semarang

D. Para Santri Tahlilan di Pondok Pesantren Mansya”ul Huda Sraten Tuntang

Kabupaten Semarang

Page 136: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

E. Tahlilan Bersama Dalam Rangka Tasyakuran Rumah

Page 137: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

F. Tahlilan Dalam Rangka Memperingati Kematian

Page 138: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

Lampiran 4

Page 139: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

Lampiran 5

Page 140: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

Lampiran 6

Page 141: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

Lampiran 7

Page 142: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

Lampiran 8

Page 143: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM
Page 144: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM
Page 145: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TRADISI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4339/1/Skripsi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter... · NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

Lampiran 9

DAFTAR RIWAYAT PENULIS

NAMA : Muhammad Fauzil „Adzim

TTL : Kab. Kudus, 27 Januari 1997

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Agama : Islam

Alamat : Kinibalu Timur Rt.04/III Kel. Tandang Kec. Tembalang

Kota Semarang

Riwayat Pendidikan :

- SD Muhammadiyah 2 Pontianak, 25 Juni 2005

- SD Tandang 01 Kota Semarang, Lulus 21 Juni 2008

- MTS Futuhiyyah 01 Mranggen Demak, Lulus 4 Juni

2011

- MA Fituhiyyah 01 Mranggen Demak, Lulus 20 Mei

2014