nikah dagang “suatu kajian sosio –antropologi tentang pranata … · 2016. 11. 19. · i nikah...

13
i NIKAH DAGANG “SUATU KAJIAN SOSIO – ANTROPOLOGI TENTANG PRANATA NIKAH ADAT DI JEMAAT GPM EBENHAEZER-TITAWAI NUSALAUT” Oleh, FRELLY ENGKO 712008002 TUGAS AKHIR Diajukan kepada Program Studi: Teologi, Fakultas: Teologi Guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Sains Teologi Program Studi Teologi FAKULTAS TEOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2014

Upload: others

Post on 30-Jan-2021

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • i

    NIKAH DAGANG

    “SUATU KAJIAN SOSIO – ANTROPOLOGI TENTANG PRANATA NIKAH ADAT

    DI JEMAAT GPM EBENHAEZER-TITAWAI NUSALAUT”

    Oleh,

    FRELLY ENGKO

    712008002

    TUGAS AKHIR

    Diajukan kepada Program Studi: Teologi, Fakultas: Teologi

    Guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Sains Teologi

    Program Studi Teologi

    FAKULTAS TEOLOGI

    UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

    SALATIGA

    2014

  • ii

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis haturkan kepada Bapa, karena Kasih dan AnugerahNya penulis dapat

    menyelesaikan Tugas akhir ini dengan baik. Penulis mengakui bahwa di dalam Tugas akhir ini

    banyak kelemahan dan keterbatasan, tetapi itu merupakan bagian dari serentetan proses yang

    dihadapi. Terkhususnya pada masalah adat dan budaya yang sering kali membuat kita sebagai

    makhluk ciptaan Tuhan yang memiliki agama, tidak dapat membaharuinya, tetapi hanya dapat

    memberikan sentuhan-sentuhan Kristiani yang dapat membawakan komunitas Titawai-Nusalaut

    menjadi orang yang memiliki dasar KeTuhanan.

    Semua proses ini, tidak dapat terselesaikan tanpa adanya bantuan dan dukungan dari

    pihak-pihak yang senantiasa membantu penulis.

    1. Penulis mengucapkan trima kasih kepada Rektor UKSW, Bpk Jhon Titaley. Dangke

    banyak Bapak untuk semua dukungan dan bantuan. Tuhan berkati terus Bapak dan

    keluarga. Untuk Semua dosen Fakultas Teologi, Terima kasih untuk semua pembelajaran

    yang Bpk dan Ibu boleh berikan.

    2. Penulis mengucapakan Terima Kasih untuk keluargaku, Papa frietje, mama Lientje, dan

    Geralady. Dangke for samua yang dong su kasih for elly, dangke for papa deng mama

    pung doa, dangke for papa deng mama pung suara yang zng putus-putus kasih kaluar for

    elly, dangke for samuanya. Adi, dangke su mau jadi tempat curhat, dangke buat nasehat-

    nasehat yang adi selalu bilang par elly. Dangke for samua.

    3. Untuk yang terkasih Retsky Polnaya. Dangke Bu untuk semua dukungan, motivasi, dan

    pembelajaran hidup yang su kasih. Dan juga keluarga Polnaya yang selalu memberi

    semangat dan motivasi.

  • iii

    4. Terima kasih untuk Jemaat Titawai, yang mau menerima penulis melakukan penelitian

    mengenai adat dan budaya setempat. Untuk para Tua-tua adat, terima kasih untuk

    informasi yang dapat dibagikan kepada penulis. Tuhan senantiasa memberkati kita

    semua.

    5. Teologi angkatan 2008, mulai dari 712008001-712008703.. dangke banyak sahabat-

    sahabatku, untuk kebersamaan selama 4 tahun lebih, „we are one‟ Gball…

    Salatiga, 26 Agustus 2014

    Penulis

  • iv

    SARIPATI

    Manusia merupakan makhluk yang sempurna yang diciptakan oleh sang pencipta dan

    diberikan hak istimewa untuk “beranak cucu dan penuhi bumi”. Ungkapan simbolis ini a.l

    hendak mengatakan, bahwa manusia merupakan makhluk yang diberikan tanggung jawab

    dan bertanggung jawab terhadap apa yang mereka hadapi. Karena Tuhan menciptakan

    manusia yang dilengkapi oleh akal budi, maka manusia disebut makhluk berbudaya atau

    makhluk yang memiliki kebudayaan.

    Kebudayaan meliputi ilmu, kepercayaan, kesenian, tata sosial, hukum, adat istiadat yang

    diperoleh dari anggota-anggota masyarakat.Bagi komunitas Titawai adat –istiadat merupakan

    suatu tatanan hidup yang telah diciptakan oleh para leluhurnya. Sehingga mereka diwajibkan

    untuk melakukan pranata tersebut. Salah satu kewajiban adat yang berlaku di warga Titawai

    adalah Tradisi Nikah Dagang.

    Tradisi Nikah Dagang adalah, suatu adat pernikahan yang dibuat dan dilakukan oleh

    pihak keluarga perempuan setelah dilamar oleh pihak laki-laki dari luar komunitas atau pun

    wilayah pedesaan Titawai, dengan harga yang sudah ditentukan (bayar adat). Supaya

    pasangan tersebut dapat hidup sejahtera dan berkat selalu melimpah dalam keluarga, ini

    dianggap sebagai suatu kewajiban untuk dilaksanakan, karena ini merupakan tradisi secara

    turun temurun. Komunitas Titawai meyakini bahwa, ketika ada individu yang melupakan

    kewajiban adatnya, maka dipercayai ia akan dikenakan sanksi berupa sakit, ataupun

    mendapat hal-hal buruk dalam keluarga.

    Orang Titawai selain menjadi bagian dari komunitas adat, juga merupakan bagian dari

    Jemaat GPM Ebenhaezer Titawai. Nilai-nilai adat yang sudah menjadi tradisi leluhur telah

    ditransformasi oleh ajaran-ajaran Kekeristenan sejak Injil masuk ke wilayah Maluku.

    Meskipun demikian, warga setempat tetap mempertahankan keutuhan budaya mereka yang

    sudah menjadi warisan leluhur. Gereja hadir ditengah-tengah negeri untuk membangun dan

    membina jemaat juga berperan dalam pelaksanaan tradisi ini.

  • v

    DAFTAR ISI

    Halaman Judul…………………………………………………………………... i

    Kata Pengantar ...................................................................................................... ii

    Saripati .................................................................................................................. iv

    Daftar Isi ............................................................................................................... v

    BAB I

    PENDAHULUAN ………………………….……………………………........ 1

    A. Latar belakang …………………………………………………………... 1

    1. Identifikasi Permasalahan …………………………………………... 1

    2. Alasan Pemilihan Judul …………………………………………….. 4

    B. Pembatasan Rumusan Masalah ………………………………………… 4

    C. Manfaat …………………………………………………………………. 5

    D. Metode Penelitian …………………………………………………….... 5

    E. Defenisi Istilah-istilah ………………………………………………….. 8

    F. Sistematika Penulisan …………………………………………………… 9

    BAB II

    PENDEKATAN KONSEPTUAL …………………………………............... 11

  • vi

    A. Pengertian Perkawinan ………………………………………………… 11

    B. Perkawinan dari Sudut Pandang Sosiologi ……………………………. 12

    1 Aturan Mengenai Perkawinan ......................................................... ...... 13

    2 Bentuk Perkawinan …………………………………………………... 14

    3 Aturan menganai Keturunan………………………………………… 14

    4 Pola Menetap………………………………………………………… 15

    5 Fungsi Keluarga……………………………………………………... 15

    6 Perkawinan Campuran …………………………………………..…... 16

    6.1 Perkawinan Campuran menurut Adat …………………..….… 16

    C. Perkawinan dari Sudut Pandang Antropologi ………………….….…. 17

    1. Tujuan Perkawinan Adat ............................................................. 18

    2. Adat Pelamaran dalam Hukum Perkawinan Adat ........................ ..... 18

    3. Perkawinan menurut Hukum Adat ……………………………… ..... 19

    4. Mas Kawin ……………………………………………………….… 21

    5. Perbedaan dan Persamaan dari ………………………………...….... 22

    BAB III

    PENDEKATAN EMPIRIS ........................................................................... ..... 23

  • vii

    A. Gambaran Umum ............................................................................... ..... 23

    1. Keadaan Geografis dan Demografis ............................................ ..... 23

    2. Tatanan Sosial dan Spiritual .......................................................... ..... 23

    3. Upacara Adat ................................................................................ ..... 24

    B. Nikah Dagang dalam lingkup adat setempat ...................................... ..... 24

    1. Tradisi Nikah dagang ................................................................... ...... 24

    2. Makna Tradisi Nikah Dagang ....................................................... ...... 28

    3. Pemaknaan simbol-simbol ............................................................. ..... 29

    4. Stratifikasi Sosial …………………………………………………. 31

    C. Tradisi Nikah Dagang dalam prespektif Jemaat ................................ ..... 32

    1. Pandangan Anggota Jemaat ......................................................... ..... 32

    2. Pandangan Gereja ......................................................................... ..... 34

    3. Keterlibatan Gereja ...................................................................... ..... 34

    BAB IV

    ANALISA DAN REFLEKSI TEOLOGIS.................................................. ..... 36

    A. Analisa Hasil Penelitian ..................................................................... ..... 36

    1. Analisa para Pemangku adat atau Tua-tua adat terhadap Jemaat

  • viii

    GPM Ebenhaezer yangmelakukan Nikah Dagang ...................... ..... 37

    2. Pandangan Gereja terhadap Jemaat GPM Ebenhaezer yang

    melakukan nikah dagang ............................................................. ..... 41

    B. Refleksi Teologis .............................................................................. ..... 43

    BAB V

    PENUTUP ............................................................................................

    A. Kesimpulan ...................................................................................... .... 46

    B. Saran ................................................................................................ .... 47