hukum pranata

41
Pendahuluan Dalam penyelenggaraan suatu proyek, kegiatan yang akan dihadapi sangat kompleks.Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik sehingga pada akhirnya proyek dapat berjalan sesuai dengan rencana. Pelaksanan proyek harus diselenggarakan secara menyeluruh mulai dari perencanaan,pembangunan fisik ,sampai dengan pemeliharaan yang melibatkan bermacam-macam unsur dan komponen pendukung.Salah satu bagian dari manajemen proyek yang memegang peranan cukup penting adalah organisasi proyek.Sebuah proyek akan berhasil jika di dalamnya terdapat pengorganisasian yang baik. Pengorganisasian tersebut merupakan pengelolaan proyek dengan tujuan mengatur tahap–tahap pelaksanaan pekerjaan dalam mencapai sasaran. Sedangkan organisasi proyek merupakan suatu sistem yang melibatkan banyak pihak yang bekerja sama dalam melaksanakan serangkaian kegiatan.Oleh karena itu unsur-unsur yang terlibat dalam pengelolaan harus saling bekerja sama dan mempunyai rasa tanggung jawab terhadap tugas, kewajiban serta wewenang yang telah diberikan sesuai bidang dan keahlian masing-masing.Keuntungan dari adanya Organisasi dalam suatu proyek adalah : Pekerjaan dapat dilaksanakan secara matang. Pekerjaan yang tumpang tindih dapat dihindari dengan dilaksanakannya pembagian tugas serta tanggung jawab sesuai keahlian. Meningkatkan pendayagunaan dana,fasilitas,serta kemampuan yang tersedia secara maksimal.

Upload: abah-geot

Post on 16-Feb-2016

234 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

aaa

TRANSCRIPT

Page 1: Hukum Pranata

Pendahuluan

Dalam penyelenggaraan suatu proyek, kegiatan yang akan dihadapi sangat kompleks.Hal ini

tentu memerlukan suatu manajemen yang baik sehingga pada akhirnya proyek dapat berjalan sesuai

dengan rencana.

Pelaksanan proyek harus diselenggarakan secara menyeluruh mulai dari

perencanaan,pembangunan fisik ,sampai dengan pemeliharaan yang melibatkan bermacam-macam

unsur dan komponen pendukung.Salah satu bagian dari manajemen proyek yang memegang peranan

cukup penting adalah organisasi proyek.Sebuah proyek akan berhasil jika di dalamnya terdapat

pengorganisasian yang baik. Pengorganisasian tersebut merupakan pengelolaan proyek dengan

tujuan mengatur tahap–tahap pelaksanaan pekerjaan dalam mencapai sasaran. Sedangkan organisasi

proyek merupakan suatu sistem yang melibatkan banyak pihak yang bekerja sama dalam

melaksanakan serangkaian kegiatan.Oleh karena itu unsur-unsur yang terlibat dalam pengelolaan

harus saling bekerja sama dan mempunyai rasa tanggung jawab terhadap tugas, kewajiban serta

wewenang yang telah diberikan sesuai bidang dan keahlian masing-masing.Keuntungan dari adanya

Organisasi dalam suatu proyek adalah :

♦ Pekerjaan dapat dilaksanakan secara matang.

♦ Pekerjaan yang tumpang tindih dapat dihindari dengan dilaksanakannya pembagian tugas

serta tanggung jawab sesuai keahlian.

♦ Meningkatkan pendayagunaan dana,fasilitas,serta kemampuan yang tersedia secara

maksimal.

Page 2: Hukum Pranata

UNSUR-UNSUR PELAKSANA PEMBANGUNAN PROYEK

Secara garis besar unsur-unsur yang terlibat dalam pelaksana pembangunan proyek meliputi

pemberi tugas ( Owner ), kontraktor pelaksana dan perencana.

Ketiga unsur pengelola proyek tersebut mempunyai wewenang dan tanggung jawab sesuai

kedudukan dan fungsinya. Hubungan kerja dalam pengelolaan Proyek Pembangunan Jembatan Kali

Serang Jepara adalah sebagai berikut :

1. Pemberi Tugas ( Owner )

Pemberi tugas ( pemilik proyek ) adalah seseorang atau badan hukum atau instansi yang memiliki

proyek dan menyediakan dana untuk merealisasikannya. Pemilik proyek mempunyai tugas dan

kewajiban sebagai berikut:

Mengendalikan proyek secara keseluruhan untuk mencapai sasaran baik segi kualitas

fisik proyek maupun batas waktu yang telah ditetapkan.

Mengadakan kontrak dengan kontraktor yang memuat tugas dan kewajiban sesuai

prosedur. Menunjuk kontraktor pemenang tender untuk melaksanakan proyek

tersebut.

Menyediakan dana yang diperlukan untuk merealisasikan proyek.

Menandatangani surat perjanjian pemborongan dan surat perintah kerja.

Menetapkan pekerjaan tambahan atau pengurangan pekerjaan.

Mengeluarkan semua instruksi dan menyerahkan semua dokumen pembayaran kepada

kontraktor

Menerima hasil pekerjaan dari pelaksanaan proyek atau kontraktor

Page 3: Hukum Pranata

2. Perencana

Perencana adalah badan yang menyusun program kerja,rencana kegiatan dan pelaporan serta

ketatalaksanaan sesuai ketentuan yang berlaku.

Perencanaan mempunyai tugas dan kewajiban sebagai berikut :

Membuat perencanaan lengkap meliputi gambar bestek,Rencana Kerja dan Syarat

(RKS),perhitungan struktur ,serta perencanaan anggaran biaya.

Menyiapkan dokumen untuk proses lelang.

Membantu dalam pelelangan proyek seperti memberikan penjelasan dalam rapat

pemberian pekerjaan,membuat berita acara penjelasan.

Memberikan usulan,saran dan pertimbangan kepada pemberi tugas (owner) tentang

pelaksanaan proyek.

Memberikan jawaban dan penjelasan kepada kontraktor tentang hal-hal yang kurang

jelas dari gambar bestek dan Rencana Kerja dan Syarat (RKS).

Membuat gambar revisi jika ada perubahan . Menghadiri

rapat koordinasi pengelola proyek.

Mempelajari petunjuk–petunjuk teknis,Peraturan Perundang-undangan yang berlaku

sebagai pedoman kerja.

Mengadakan koordinasi dengan Sub Dinas lain dan instansi terkait sesuai dengan

bidangnya.

Page 4: Hukum Pranata

3. Kontraktor/pelaksanaKontraktor adalah pihak yang diserahi tugas untuk melaksanakan pembangunan proyek oleh owner melalui prosedur pelelangan. Pekerjaan yang dilaksanakan harus sesuai dengan kontrak ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat serta Gambar-Gambar Kerja ) dengan biaya yang telah disepakati. Kontraktor mempunyai tugas dan kewajiban sebagai berikut :

Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan peraturan dan syarat-syarat yang telah ditetapkan dalam dokumen kontrak.

Membuat gambar kerja (shop drawing) sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan. Membuat dokumen tentang pekerjaan yang telah dilaksanakan dan diserahkan

kepada owner. Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan kemajuan proyek.

Mengasuransikan pekerjaan dan kecelakaan kerja bagi tenaga kerja. Melakukan perbaikan atas kerusakan atau kekurangan pekerjaan akibat kelalaian

selama pelaksanaan dengan menanggung seluruh biayanya. Struktur organisasi kontraktor pelaksana :

ADM .KEUANGAN SITE OFFICE ENGINEERKEPALA PELAKSANA

PELAKSANA

KEPALA PROYEK (MANAGER)

LOGISTIK LABORAT DRAFTER SURVEYOR

Page 5: Hukum Pranata

SUSUNAN ORGANISASI PELAKSANA PROYEK

Organisasi merupakan alat yang vital dalam pengendalian dan pelaksanaan proyek.

Organisasi proyek dikatakan berhasil jika mampu mengendalikan tiga hal utama yaitu mutu, waktu

dan biaya. Suatu organisasi mempunyai ciri-ciri adanya sekelompok orang yang bekerja sama atas

dasar hak, kewajiban dan tanggung jawab masing-masing.

Dalam organisasi suatu proyek dijelaskan batasan-batasan tugas dan tanggung jawab sesuai

dengan kedudukan dan fungsi masing-masing. Dengan adanya batasan-batasan tersebut dapat

dihindari adanya tumpang tindih tugas, maupun pelemparan tanggung jawab, sehingga semua

permasalahan yang timbul dapat ditanggulangi secara menyeluruh, terpadu dan tuntas.

1. Struktur Organisasi Pemberi Tugas ( Owner )

Pemberi tugas (owner) dari Proyek Pembangunan Jembatan Kali Serang Jepara adalah Dinas

Pemukiman dan prasarana Kabupaten Jepara, struktur organisasinya dapat dilihat pada bagan II.1.

a. Pengguna Anggaran.

Tugas dan kewajiban Pengguna Anggaran antara lain :

Mengembangkan tujuan dan sasaran proyek yang ingin dicapai dari segi biaya

dan waktu serta membuat perkiraan biaya awal.

Menyusun pembagian paket pekerjaan sebagai dasar untuk tahapan perencana.

Membuat master network planing yang terpadu sebagai pedoman bagi semua

pihak yang terlibat.

Memimpin dan mengkoordinasi kegiatan pelaksanaan bagian proyek.

Mengambil tindakan yang menyangkut penyalahgunaan anggaran dari jumlah

yang telah ditetapkan.

Membentuk Panitia Pelelangan Pekerjaan Bagian Proyek yang dipimpinnya.

Menetapkan HPS ( Harga Perhitungan Sendiri ) untuk Pelelangan Pekerjaan

dari bagian proyek yang dipimpinnya.

Menetapkan pemenang pelelangan pekerjaan proyek yang dipimpinnya.

Menandatangani SPK / Kontrak Pekerjaan Proyek yang dipimpinnya.

Bertanggung jawab atas penyelesaian proyek.

b. Pemegang Kas.

Page 6: Hukum Pranata

Tugas dan kewajiban Pemegang Kas antara lain :

Membantu dan bertanggung jawab kepada pengguna anggaran sebagai atasan

langsung dalam hal pengurusan administrasi dan keuangan.

Menyelenggarakan pengurusan keuangan negara yang diserahkan kepadanya (

menerima, menyimpan dan mengeluarkan serta mempertanggung jawabkan ).

Menyelenggarakan Buku Kas Umum ( BKU ) dengan buku-buku

pembantunya.

c. Direksi Pekerjaan.

Tugas dan kewajiban Direksi Pekerjaan antara lain :

Menyusun program kerja dan rencana kegiatan pelaksanaan proyek Memberiakan

saran,pendapat dan pertimbangan kepada atasan sesuai bidang tugasnya .

Mengkaji ulang hasil evaluasi pengawas lapangan saat berada di proyek.

Mengeluarkan instruksi kepada pengawas lapangan untuk melakukan tindakan

tegas kepada kontraktor yang menyalahgunakan anggaran.

Melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap semua unit pekerja selama

pelaksanaan proyek.

Membagi dan menyerahkan tugas pada pihak yang benar-benar berkompeten /

ahli di bidangnya.

d. Pembukuan.

Page 7: Hukum Pranata

Tugas dan tanggung jawab Pembukuan antara lain :

Menyelenggarakan pencatatan keuangan bagian proyek.

Mencatat, mengurus dan melaksanakan semua peraturan / keperluan yang berlaku

berkaitan dengan administrasi keuangan.

Menghimpun bendel administrasi keuangan.

Mencatat dan menyusun penerimaan dan pengeluaran bagian proyek.

Membuat neraca pada akhir tahun anggaran bersama Pemegang kas.

Melaksanakan pencatatan, mengklasifikasikan serta mengakumulasikan semua

bukti-bukti transaksi penerimaan dan pengeluaran yang dibebankan kepada

anggaran proyek (DIP) baik lewat Pemegang Kas maupun KPKN ke dalam buku

pembantu dan buku tambahan. Pada akhir bulan dan setiap saat bila diperlukan harus dilaksanaan penutupan

buku-buku tersebut sehingga dapat diketahui saldo atau jumlah penerimaan

maupun pengeluaran dari masing-masing buku-buku tersebut. Memberi data mengenai pembukuan tersebut kepada urusan SPPP. Memeriksa

tagihan pembayaran pada sertifikat pembayaran bulanan.

Melaporkan semua hasil tugasnya kepada Pemegang Kas.

e. Juru Bayar

Tugas dan kewajiban Juru Bayar antara lain :

Memeriksa kebenaran tanda bukti/tagihan kepada proyek berdasarkan

Page 8: Hukum Pranata

peraturan-peraturan dan ketentuan yang berlaku dan tersedianya dana.

Menangani semua pembayaran yang dibutuhkan untuk pelaksanaan proyek

sesuai dengan anggaran yang direncanakan.

Pengawasan dana yang bersumber dari :

♦ DIPNAS dan DIPDA

♦ PO (Petunjuk Operasional)

♦ LOAN, OECF f. Pengawas Lapangan

Tugas dan tanggung jawab Pengawas Lapangan antara lain :

Memberi petunjuk dan mengarahkan kontraktor sehubungan dengan

pelaksanaan pekerjaan.

Meninjau dan menguji semua data perhitungan teknis dan desain. Meneliti dan

menguji kebenaran serta kelengkapan dokumen kontrak dan

melaksanakannya.

Menguji program mobilisasi kontraktor seperti kedatangan alat, ketetapan,

waktu dan lain-lain.

Menguji progress schedule dan finansial budgeting beserta realisasinya.

Mengadakan pengawasan dan pengendalian terhadap kontraktor tentang

pelaksanaan pekerjaan di lapangan.

Mengadakan pengawasan kualitas dan kuantitas pekerjaan di lapangan.

Melaksanakan dan menyajikan pengumpulan data, pencatatan, pembukuan,

pelaporan dan evaluasi pelaksanaan pekerjaan.

Memeriksa kebenaran tagihan-tagian dari kontraktor.

Mengurus perijinan yang diperlukan untuk kelancaran pekerjaan di lapangan.

Mengetahui dan memahami isi dari dokumen kontrak sebagai pedoman kerja

di lapangan.

Membuat laporan-laporan kegiatan pekerjaan di lapangan.

g. Laboratory Technician

Tugas dan tanggung jawab Laboratory Technician antara lain :

Melaksanakan pengendalian mutu dan tes material di laboratorium dan

lapangan.

Page 9: Hukum Pranata

Melakukan pengawasan harian dan pemeriksaan mutu bahan di laboratorium

dan lapangan.

Mengambil sampel material yang akan diuji di laboratorium.

Memberikan saran dalam memecahkan masalah yang menyangkut material.

Bertanggung jawab terhadap semua tes supply material. Membuat

laporan hasil uji laboratorium.

Sumber referensi :http://eprints.undip.ac.id/33972/5/1857_CHAPTER_II.pdf

Page 10: Hukum Pranata

Hubungan tiga pihak yang terjadi antara pemilik proyek, konsultan dan kontraktor diatur

sebagai berikut:

Konsultan dengan pemilik proyek, ikatan berdasarkan kontrak. Konsultan

memberikanlayanan konsultasi di mana produk yang dihasilkan berupa gambar-gambar

rencana dan peraturan serta syarat-syarat, sedangkan pemilik proyek memberikan biaya jasa

atas konsultasi yang diberikan oleh konsultan.

Kontraktor dengan pemilik proyek, ikatan berdasarkan kontrak. Kontraktor memberikan

layanan jasa profesionalnya berupa bangunan sebagai realisasi dari keinginan pemilik proyek yang

telah dituangkan ke dalam gambar rencana dan peraturan serta syarat-syarat oleh konsultan,

sedangkan pemilik proyek memberikan biaya jasa profesional kontraktor.

Sumber;http://elisa.ugm.ac.id/user/archive/download/

63215/89666430de2880deec6ff98101dca77d

Manajemen Proyek

Manajemen Proyek adalah tata cara atau sistem pengelolaan pekerjaan konstruksi dalam mengelola sumber daya dan dana suatu proyek untuk mencapai tujuan dengan menggunakan metode-metode dan sistematika tertentu. Manajemen suatu proyek pembangunan mempunyai tujuan menyelesaikan proyek sesuai batas waktu dan biaya yang direncanakan dengan kualitas bangunan yang optimal. Tahap- tahap manajemen proyek meliputi:

Page 11: Hukum Pranata

a) Planning(Perencanaan)

b)Organizing (Organisasi)

c) Actuating (Pelaksanaan Kegiatan)

d)Controlling (Pengawasan)

e)Coordinating (Koordinasi)

Organisasi proyek atau organisasi pelaksanaan dibentuk dalam rangka penentuan, pengelompokan dan pengaturan berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan.

Secara garis besar unsur-unsur pengelola proyek yang terlibat di dalam sebuah proyek adalah sebagai berikut :

1.Pemberi Tugas/Pemilik/Owner

2 Konsultan Perencana

3.Konsultan Pengawas

4. Kontraktor Pelaksana

Keempat unsur tersebut mempunyai struktur keorganisasian sendiri yang fungsi dan peranan masing-masing. Yang terjadi dalam sebuah proyek, unsur-unsur tersebut mempunyai hubungan kerja saling terkait yang didalamnya terdapat penjelasan mengenai pembagian tugas, kewajiban, wewenang, hak dan tanggung jawab dalam suatu proyek yang harus dipatuhi dan dilaksanakan. Hubungan kerja didalam mengelola dan melaksanakan suatu proyek terutama pada proyek-proyek yang berskala besar sangatlah perlu adanya ketegasan dan pembagian kerja sesuai dengan fungsi dan tugas masing-masing dimana satu dengan lainnya dapat bekerja dengan baik

http://www.academia.edu/8583477/KD_1._MANAJEMEN_PROYEK_DAN_ORGANISASI_PROYEK

skema organisasi proyekHubungan Kerja Antara Manajemen Konstruksi dengan Pemilik

Manajemen Konstruksi dan Pemilik didikat oleh hubungan kontrak, karena Manajemen

Konstruksi merupakan suatu badan yang terdiri dari beberapa keahlian yang disewa oleh pemilik

Page 12: Hukum Pranata

untuk mengawasi pelaksanaan pembangunan bersama-sama dengan Manajemen Proyek. Dalam

hal ini ketua manajemen proyek dapat dianggap sebagai Pimpinan Proyek.

Adapun kontrak tersebut terdiri dari :

a. Surat Perintah Kerja.

b. Pembayaran Angsuran.

c. Penyerahan (sebagai tanda selesai pekerjaan pengawasan).

Karena Manajemen Konstruksi dan Manajemen Proyek mengawasi pelaksanaan pembangunan

bersama-sama, maka hubungan mereka hanya berupa hubungan fungsional.

.Hubungan antara Manajemen Konstruksi dengan Kontraktor

Hubungan antara Manajemen Konstruksi dengan Kontraktor hanya berupa hubungan

fungsional, karena Manajemen Konstruksi hanya bertugas mengawasi prestasi kerja Kontraktor.

Hubungan antara Manajemen Kontruksi dengan Pemilik dan Kontraktor

a. Manajemen Konstruksi membuat lampiran yang merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari perjanjian pelaksanaan pekerjaan kontraktor, berisi petunjuk-

petunjuk dan peringatan-peringatan tertulis yang harus dilaksanakan oleh Kon-

traktor.

b. Kontraktor harus memenuhi segala petunjuk (dalam hal teknis) dan atau perin-

tah Manajemen Konstruksi.

c. Kontraktor Utama harus menunjuk wakilnya untuk bertindak sebagai pimpinan

atau tenaga ahli yang harus selalu berada di tempat pekerjaan dan mempunyai

wewenang dan kuasa penuh untuk mewakili kontraktor, serta dapat menerima

segala petunjuk dari Manajemen Konstruksi.

d. Manajemen Konstruksi berhak menolak bahan-bahan, alat atau segala sesuatu

yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan pemborongan yang harus dise-

diakan oleh kontraktor jika kualitasnya tidak memenuhi syarat.

e. Kontraktor Utama wajib membuat laporan berkala, baik mengenai pelaksanaan

pekerjaan secara keseluruhan maupun pekerjaan oleh Sub-Kontraktor, yang

berbentuk buku harian rangkap yang disetujui oleh Manajemen Konstruksi.

f. Penyimpangan atau penambahan biaya yang merupakan penambahan atau pe-

ngurangan pekerjaan hanya dianggap sah sesudah mendapat perintah tertulis da-

ri Manajemen Konstruksi dengan menyebutkan jenis dan perincian pekerjaan

Page 13: Hukum Pranata

secara jelas, karena menyangkut pembiayaan. Adanya pekerjaan tambah-kurang

tidak dapat dipakai sebagai alasan untuk merubah waktu penyelesaian pekerja-

an, kecuali atas persetujuan tertulis dari Manajemen Konstruksi.

g. Manajemen Proyek berhak memutuskan perjanjian pelaksanaan pekerjaan se-

cara sepihak dengan pemberitahuan 7 (tujuh) hari sebelumnya setelah melaku-

kan peringatan atau teguran tertulis 3 (tiga) kali berturut-turut karena Kontrak-

tor melaksanakan pemborongan tidak sesuai jadwal yang telah disepakati oleh

Manajemen Proyek dan Manajemen Konstruksi.

h. Manajemen Konstruksi membuat laporan berkala kepada pemilik sebanyak-ba-

nyaknya sekali dalam dua minggu, yang berisikan kegiatan-kegiatan pengawas-

an yang dilakukan disertai dengan kemajuan pekerjaan Kontraktor.

i. Segala bentuk komunikasi antara Pemilik, Konsultan Perencana atau Kontrak-

tor Utama harus melalui Manajemen Proyek dan Manajemen Konstruksi.

Sumber referensi ; http://adhisthana.tripod.com/artikel/kp1.txt

PENGERTIAN STUDI KELAYAKAN PROYEK

• Studi kelayakan proyek penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (proyek

investasi) dilaksanakan dengan berhasil.

Page 14: Hukum Pranata

• Keberhasilan proyek artian terbatas atau artian yang lebih luas.

• Artian yang lebih terbatas oleh pihak swasta tentang manfaat ekonomis suatu

investasi.

• Bagi pemerintah (lembaga nonprofit) pengertian menguntungkan bisa dalam

arti yang lebih relatif yaitu manfaat bagi masyarakat luas contohnya:

penyerapan tenaga kerja, pemanfaatan sumber daya yang melimpah di tempat

tersebut, dan sebagainya.

• Bisa juga dikaitkan dengan penghematan devisa ataupun penambahan devisa yang

diperlukan oleh pemerintah.

Kalau seseorang atau suatu pihak melihat suatu kesempatan usaha pertanyaannya apakah

kesempatan tersebut bisa dimanfaatkan secara ekonomis?

• Apakah kita bisa mendapatkan suatu tingkat keuntungan yang cukup layak dari usaha

tersebut?

• Pertanyaan-pertanyaan semacam itu yang sebenarnya mendasari dijalankannya studi

kelayakan proyek.

• Proyek yang diteliti bisa berbentuk proyek raksasa pembangunan proyek listrik tenaga

nuklir, sampai dengan proyek sederhana seperti membuka usaha jasa foto copy.

• Semakin besar proyek yang akan dijalankan, semakin luas dampak yang terjadi.

Dampak ini bisa berupa dampak ekonomis, bisa juga yang bersifat sosial Karena itu ada yang

melengkapi studi kelayakan ini dengan analisa yang disebut analisa manfaat dan pengorbanan

{cost and benefit analysis) termasuk di dalamnya semua manfaat dan pengorbanan sosial {social

cost and social benefit).

Pada umumnya suatu studi kelayakan proyek akan menyangkut tiga aspek, yaitu:

Page 15: Hukum Pranata

1. Manfaat ekonomis proyek bagi proyek itu sendiri (i manfaat finansial). Yang berarti apakah

proyek itu dipandang cukup menguntungkan apabila dibandingkan dengan risiko proyek

tersebut.

2. Manfaat ekonomis proyek tersebut bagi negara tempat proyek itu dilaksanakan (manfaat

ekonomi nasional) manfaat proyek tersebut bagi ekonomi makro suatu negara.

3. Manfaat sosial proyek bagi masyarakat sekitar proyek merupakan studi yang f paling sulit

untuk dilakukan.

• Semakin sederhana proyek yang akan dilaksanakan, semakin sederhana pula lingkup

penelitian yang akan dilakukan.

• Banyak proyek-proyek investasi yang mungkin tidak pernah dilakukan studi kelayakan

secara formal, tetapi ternyata kemudian terbukti berjalan dengan baik pula.

TUJUAN DILAKUKAN STUDI KELAYAKAN

• proyek investasi umumnya memerlukan dana yang cukup besar dan mempengaruhi

perusahaan dalam jangka panjang.

• Karenanya, perlu dilakukan studi yang berhati-hati agar jangan sampai proyek tersebut,

setelah terlanjur menginvestasikan dana yang sangat besar, ternyata proyek tersebut tidak

menguntungkan.

• Kalau proyek tersebut berasal dari pihak swasta, maka seringkali terpaksa proyek ini

dihentikan atau dijual.

• Tetapi kalau sponsornya pihak pemerintah, maka sering terjadi pemerintah

mengusahakan agar proyek tersebut tetap bisa berjalan, meskipun dengan berbagai

bantuan, proteksi, subsidi, dan sebagainya, yang sebenarnya tidak sehat dipandang dari

ekonomi makro.

• Untuk itulah studi tentang kelayakan (minimal) ekonomis suatu proyek menjadi sangat

penting.

Page 16: Hukum Pranata

• Semakin besar skala investasi semakin penting studi ini.

• Bahkan untuk proyek-proyek yang besar, seringkali studi ini dilakukan dalam dua tahap,

yaitu tahap pendahuluan dan tahap keseluruhan.

• Apabila dari studi pendahuluan tersebut sudah menampakkan gejala-gejala yang tidak

menguntungkan, maka studi keseluruhan mungkin tidak perlu lagi dilakukan.

• Dengan ringkas kita bisa mengatakan, bahwa tujuan dilakukannya studi kelayakan adalah

untuk menghindari keterlanjuran penanaman modal yang terlalu besar untuk kegiatan

yang ternyata tidak menguntungkan.

• Tentu saja studi kelayakan ini akan memakan biaya, tetapi biaya tersebut relatif kecil

apabila dibandingkan dengan risiko kegagalan suatu proyek yang menyangkut investasi

dalam jumlah besar.

Dalam studi kelayakan tersebut hal-hal yang perlu diketahui adalah:

a. Ruang lingkup kegiatan proyek.

Di sini perlu dijelaskan/ditentukan bidang-bidang apa proyek akan beroperasi. Kalau misalnya

proyeknya adalah pendirian usaha/pabrik tekstil, maka apakah pabrik tekstil ini merupakan

tekstil yang terpadu, ataukah hanya tahapan tertentu saja.

b. Cara kegiatan proyek dilakukan.

Di sini ditentukan apakah proyek akan ditangani sendiri, ataukah akan diserahkan pada

(beberapa) pihak lain. Siapa yang akan menangani proyek tersebut?

c. Evaluasi terhadap aspek-aspek yang menentukan berhasilnya seluruh proyek.

Di sini perlu diidentifikasikan faktor-faktor kunci keberhasilan usaha semacam ini. Teknik yang

bisa dipergunakan adalah dengan mengindentifikasikan "underpinning^ untuk usaha semacam

ini

Page 17: Hukum Pranata

e. Hasil kegiatan proyek tersebut, serta biaya-biaya yang harus ditanggung untuk

memperoleh hasil tersebut.

f. Akibat-akibat yang bermanfaat maupun yang tidak dari adanya proyek tersebut. Hal ini sering

disebut juga sebagai manfaat dan pengorbanan ekonomis dan sosial.

g. Langkah-langkah rencana untuk mendirikan proyek, beserta jadwal dari masing-masing

kegiatan tersebut, sampai dengan proyek investasi siap berjalan.

Perbedaan Intensitas Studi Kelayakan

• Penilaian terhadap keadaan dan prospek suatu proyek investasi, dilakukan atas dasar

kriteria-kriteria tertentu

• Kriteria-kriteria ini bisa hanya mempertimbangkan manfaat proyek bagi perusahaan, bisa

pula dengan memperhatikan aspek yang lebih luas, yaitu manfaat proyek bagi negara dan

masyarakat luas.

• Tentu saja tidak setiap proyek akan diteliti dengan tingkat intensitas yang sama.

• Beberapa proyek mungkin diteliti dengan sangat mendalam, mencakup berbagai aspek

yang terpengaruh, beberapa proyek mungkin hanya diteliti terhadap beberapa aspek saja.

• Bahkan sering juga kita jumpai bahwa ada rencana-rencana investasi yang penilaiannya

tidak dilakukan secara formal.

Page 18: Hukum Pranata

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi intensitas studi kelayakan. Di antaranya yang

utama adalah

1. Besarnya dana yang ditanamkan.

Umumnya semakin besar jumlah dana yang ditanamkan, semakin mendalam studi yang perlu

dilakukan. Sebagai misal, proyek kilang minyak di Cilacap akan diteliti dalam aspek yang lebih

luas, termasuk dampak sosial ekonomi, dibandingkan dengan proyek membuka usaha "dealer"

mobil.

2. Tingkat ketidakpastian proyek.

Semakin sulit kita memperkirakan penghasilan penjualan, biaya, aliran kas dan Iain-Iain,

semakin berhati-hati kita dalam melakukan studi kelayakan. Untuk proyek-proyek yang

menghasilkan produk "baru", umumnya cukup sulit dalam memperkirakan proyeksi penjualan.

Berbagai cara ditempuh untuk mengatasi ketidakpastian ini, dengan analisa sensitivitas, dengan

taksiran konservatif, dan sebagainya.

3. Kompleksitas elemen-elemen yang mempengaruhi proyek.

• Seliap proyek dipengaruhi dan juga mempengaruhi faktor-faktor lainnya.

• Sebagai misal, proyek untuk membuat mobil dengan tenaga listrik akan dipengaruhi oleh

faktor, misalnya tinggi rendahnya harga bahan bakar minyak.

• Sebaliknya proyek tersebut akan mempengaruhi pula usaha untuk menemukan material

yang bisa dipakai untuk menyimpan tenaga listrik yang lebih tahan lama.

• Faktor-faktor yang mempengaruhi suatu proyek mungkin menjadi sangat kompleks,

sehingga pihak yang melakukan studi kelayakan terhadap proyek tersebut akan semakin

berhati-hati.

• Ada berbagai faktor yang mempengaruhinya, seperti: jumlah dana, ketidakpastian, dan

kompleksitas proyek tersebut.

Page 19: Hukum Pranata

Lembaga-Lembaga Yang Memerlukan Studi Kelayakan

• Kalau kita amati pembuatan studi kelayakan ternyata sering memenuhi permintaan pihak-

pihak yang berbeda.

• Masing-masing pihak mempunyai kepentingan serta sudut pandang yang berbeda.

• Lembaga-lembaga yang memerlukan studi kelayakan adalah:

1. Investor

Pihak yang akan menanamkan dana mereka dalam suatu proyek (sebagai pemilik perusahaan

nantinya, atau pemegang saham) akan lebih memperhatikan prospek usaha tersebut.

Pengertian prospek di sini adalah tingkat keuntungan yang diharapkan akan diperoleh dari

investasi tersebut beserta risiko investasi itu.

Ada hubungan yang positif antara tingkat keuntungan ini dengan risiko investasi.

Semakin tinggi risiko investasi semakin tinggi juga tingkat keuntungan yang diminta oleh para

investor tersebut.

2. Kreditur/Bank

Para kreditur/bank akan lebih memperhatikan segi keamanan dana yang dipinjamkan mereka.

Dengan demikian, mereka mengharapkan agar bunga plus angsuran pokok pinjaman bisa

dilakukan tepat pada waktunya.

Karena itu, mereka sangat memperhatikan pola aliran kas selama jangka waktu pinjaman

tersebut.

Tentu saja ini tidak berarti mereka tidak memperhatikan prospek usaha tersebut.

Tetapi perhatian utama mereka adalah pada periode pengembalian pinjaman tersebut.

Selama dalam periode tersebut perusahaan memang benar-benar bisa mengembalikan

pinjamannya, setelah periode tersebut perkembangan perusahaan/proyek tersebut tidak begitu

lagi menjadi perhatian pihak pemberi pinjaman.

Page 20: Hukum Pranata

3. Pemerintah

• Pemerintah terutama lebih berkepentingan dengan manfaat proyek tersebut bagi

perekonomian nasional.

• Apakah proyek tersebut akan membantu menghemat devisa, menambah devisa, atau

memperluas kesempatan kerja.

• Manfaat ini terutama dikaitkan dengan penanggulangan masalah-masalah yang sedang

dihadapi oleh negara tersebut.

• Sebagai misal, apabila saat ini pemerintah sedang menggalakkan ekspor nonmigas, maka

proyek-proyek yang akan mengekspor hasil produksinya, dan tidak banyak memakai

komponen impor akan lebih disukai oleh pemerintah.

• Konsekuensinya adalah bahwa perusahaan mungkin lebih mudah mendapat berbagai

fasilitas apabila sektor yang digarap memang sedang diprioritaskan oleh pemerintah.

• Banyak laporan studi kelayakan yang dibuat berdasarkan permintaan dari pihak kreditur.

• Nampaknya belum terlalu dirasakan kepentingan mem-buat studi kelayakan apabila

dananya bisa diperoleh dari perusahaan sendiri.

sumber https://www.google.com/url?

sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&cad=rja&uact=8&ved=0CCQQFjAC&url=http

Aspek-Aspek Studi Kelayakan

Page 21: Hukum Pranata

Untuk melakukan studi kelayakan, terlebih dahulu harus ditentukan aspek-aspek apa yang akan

dipelajari. Walaupun belum ada kesepakatan tentang aspek apa saja yang perlu diteliti, tetapi

umumnya penelitian akan dilakukan terhadap aspek-aspek pasar, teknis, keuangan, hukum, dan

ekonomi negara. Tergantung pada besar kecilnya dana yang tertanam dalam investasi tersebut,

maka terkadang juga ditambah studi tentang dampak sosial.

Aspek pasar dan pemasaran mencoba mempelajari tentang:

1. Permintaan, baik secara total ataupun diperinci menurut daerah, jenis konsumen, perusahaan

besar pemakai. Di sini juga perlu diperkirakan tentang proyeksi permintaan tersebut.

2. Penawaran, baik yang berasal dari dalam negeri, maupun juga yang berasal dari impor.

Bagaimana perkembangannya di masa lalu dan bagaimana perkiraan di masa yang akan datang.

Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran ini, seperti jenis barang yang bisa menyaingi,

perlindungan dari pemerintah, dan sebagainya, perlu pula diperhatikan,

3. Harga, dilakukan perbandingan dengan barang-barang impor, produksi dalam negeri lainnya.

Apakah ada kecenderungan perubahan harga, dan kalau ya, bagaimana polanya.

4. Program pemasaran, mencakup strategi pemasaran yang akan dipergunakan, “marketing mix”.

Identifikasi siklus kehidupan produk, pada tahap apa produk yang akan dibuat.

5. Perkiraan penjualan yang bisa dicapai perusahaan, market share yang bisa dikuasai

perusahaan.

Aspek teknis dan produksi, menyangkut berbagai pertanyaan penting tentang:

Page 22: Hukum Pranata

1. Apakah studi dan pengujian pendahuluan pernah dilakukan?

2. Apakah skala produksi yang dipilih sudah optimal?

Apakah luas produksi ini akan meminimumkan biaya produksi rata-rata, ataukah akan

memaksimumkan laba? Bagaimana fasilitas untuk ekspansi nantinya? Tentang lokasi, luas tanah,

pengaturan fasilitas produksi, dan sebagainya.

3. Apakah proses produksi yang dipilih sudah tepat?

Umumnya terdapat beberapa alternatif proses produksi untuk menghasilkan produk yang sama.

4. Apakah mesin-mesin dan perlengkapan yang dipilih sudah tepat?

Faktor yang diperhatikan adalah tentang umur ekonomis dan fasilitas pelayanan kalau terjadi

kerusakan mesin-mesin tersebut.

5. Apakah perlengkapan-perlengkapan tambahan dan pekerjaan-pekerjaan teknis tambahan telah

dilakukan?

Faktor-faktor seperti material handling, supply bahan pembantu, kontrol kualitas, dan sebagainya

perlu diperhatikan pula.

6. Apakah telah disiapkan tentang kemungkinan penanganan terhadap limbah produksi?

7. Apakah tata letak yang diusulkan dari fasilitas produksi cukup baik?

8. Bagaimana dengan pemilihan lokasi dan “site produksi”?

9. Apakah skedul kerja telah dibuat dengan cukup realistis?

10. Apakah teknologi yang akan dipergunakan bisa diterima dari pandangan sosial?.

Aspek keuangan mempelajari berbagai faktor penting seperti:

Page 23: Hukum Pranata

1. Dana yang diperlukan untuk investasi, baik untuk aktiva tetap maupun modal kerja.

2. Sumber-sumber pembelanjaan yang akan dipergunakan. Seberapa banyak dana yang berupa

modal sendiri dan berapa banyak yang berupa pinjaman jangka pendek, dan berapa yang jangka

panjang.

3. Taksiran penghasilan, biaya, dan rugi/laba pada berbagai tingkat operasi. Termasuk di sini

estimasi tentang break event proyek tersebut.

4. Manfaat dan biaya dalam artian finansial, seperti “rate of return on investment”, “net present

value”, “internal rate of return”, “profitability index”, dan “payback period”. Estimasi terhadap

risiko proyek, risiko dalam artian total, atau kalau mungkin yang hanya sistematis.

Di sini di samping perlu ditaksir rugi/laba proyek tersebut, juga taksiran aliran kas diperlukan

untuk menghitung profitabilitas finansial proyek tersebut.

5. Proyeksi keuangan. Pembuatan neraca yang diproyeksikan dan proyeksi sumber dan

penggunaan dana.

Aspek manajemen mempelajari tentang:

1. Manajemen dalam masa pembangunan proyek. Siapa pelaksana proyek tersebut? Bagaimana

jadwal penyelesaian proyek tersebut? Siapa yang melakukan studi masing-masing aspek:

pemasaran, teknis, dan lain sebagainya?

2. Manajemen dalam operasi. Bentuk organisasi/badan usaha yang dipilih. Struktur organisasi,

deskripsi jabatan, dan spesifikasi jabatan. Anggota direksi dan tenaga-tenaga kunci. Jumlah

tenaga kerja yang akan digunakan.

Aspek hukum mempelajari tentang:

Page 24: Hukum Pranata

1. Bentuk badan usaha yang akan dipergunakan.

2. Jaminan-jaminan yang bisa disediakan kalau akan menggunakan sumber dana yang berupa

pinjaman.

3. Berbagai akta, sertifikat, izin yang diperlukan, dan sebagainya.

Aspek ekonomi dan sosial, meliputi penelitian tentang:

1. Pengaruh proyek tersebut terhadap peningkatan penghasilan negara.

2. Pengaruh proyek tersebut terhadap devisa yang bisa dihemat dan yang bisa diperoleh.

3. Penambahan kesempatan kerja.

4. Pemerataan kesempatan kerja.

5. Bagaimana pengaruh proyek tersebut terhadap industri lain?

Sebagai supply bahan bagi industri lain, dan pasar bagi hasil industri lain.

6. Aspek yang bersifat sosial seperti: menjadi semakin ramainya daerah tersebut, lalu lintas yang

semakin lancar, adanya penerangan listrik, dan lain sebagainya.

Aspek sosial ini merupakan manfaat dan pengorbanan sosial yang mungkin dialami oleh

masyarakat, tetapi sulit dikuantifikasikan yang bisa disepakati secara bersama. Tetapi manfaat

dan pengorbanan tersebut dirasakan ada.Sebenarnya kesemua aspek tersebut perlu dipelajari,

tetapi tergantung pada besar kecilnya dana yang tertanam pada investasi/proyek tersebut, maka

banyak sedikitnya aspek yang perlu dipelajari dan kedalaman studi tersebut mungkin berbeda.

Untuk proyek-proyek besar, semua aspek tersebut perlu dipelajari secara mendalam, tetapi untuk

proyek-proyek yang kecil mungkin tidak semua aspek perlu diteliti.

Laporan Studi Kelayakan

Page 25: Hukum Pranata

Pada dasarnya setiap laporan studi kelayakan mencakup keseluruhan aspek-aspek dari suatu

proyek, disertai dengan lampiran-lampiran yang berupa keterangan tambahan yang memperjelas

dan ringkasan dari keseluruhan isi laporan.

Secara sederhana, item yang setidaknya terkandung dalam laporan studi kelayakan adalah

sebagai berikut:

1. Ringkasan dan Kesimpulan (Ikhtisar)

2. Latar Belakang Proyek dan Pemrakarsa

3. Aspek Pasar:

o Pasar Potensial

o Pertumbuhan Permintaan dan Proyeksi

o Persaingan

o Market Share

o Kebijaksanaan Pemasaran, Khususnya Kebijaksanaan Saluran Distribusi.

4. Aspek Teknik:

o Lokasi dan Lahan Pabrik

o Luas Produksi

o Lay Out

o Teknologi, Mesin, dan Equipment

o Schedule Kerja

5. Aspek Manajemen:

Page 26: Hukum Pranata

o Kebutuhan Tenaga Kerja

o Sumber Tenaga Kerja

o Balas Jasa Tenaga Kerja

6. Aspek Finansial:

o Biaya Investasi (Aktiva Tetap dan Modal Kerja)

o Struktur Finansial

o Estimasi Penjualan

o Estimasi Biaya Produksi

o Cash Flow

o Proyeksi Neraca dan Laporan Rugi/Laba

o Kriteria Investasi, termasuk Analisa Break Event Point

o Debt Service Coverage

7. Aspek Ekonomi:

o National Income Benefit

o Penyerapan Tenaga Kerja

o Penambahan Devisa

o Keuntungan Transfer Pengetahuan/Teknologi

8. Kesimpulan dan Saran

o Kesimpulan (Pemrakarsa dan Aspek Proyek)

o Saran (Feasible, Tidak Feasible, Feasible dengan Catatan)

9. Lampiran.

Contoh Lain Garis besar isi laporan studi kelayakan proyek adalah sebagai berikut:

Page 27: Hukum Pranata

Bab I : Ikhtisar

Bab II : Keadaan Perusahaan Dewasa Ini

Bab III : Usulan Proyek

Bab IV : Kesimpulan dan Saran

Lampiran.

Masing-masing bab tersebut mengandung isi sebagai berikut:

Bab I. Ikhtisar

1. Nama dan Alamat Perusahaan

2. Pemegang Saham/Pengurus

3. Bidang Usaha yang Sedang Berjalan

4. Bidang Usaha yang Diusulkan

5. Akte Pendirian

6. Izin yang Dimiliki

7. Bank Rekanan

8. Keadaan Perkembangan Perusahaan

9. Modal yang Sudah Disetor

10. Fasilitas Kredit yang Sedang Dinikmati

11. Tambahan Modal yang Diusulkan

12. Jangka Waktu Pengembalian Kredit yang Diusulkan

Bab II. Keadaan Perusahaan Dewasa Ini

1. Riwayat Perusahaan

2. Perizinan

Page 28: Hukum Pranata

3. Teknis dan Pemasaran

a. Lokasi Produksi

b. Peralatan

c. Tenaga Kerja

d. Jenis dan Jumlah Produksi

e. Daerah Penjualan

f. Volume Penjualan

4. Manajemen

a. Tenaga Inti

b. Keanggotaan dalam Asosiasi

c. Administrasi Usaha

5. Finansial

a. Neraca

b. Bantuan Kredit yang Sudah Diterima dan Penggunaannya.

Bab III. Usulan Proyek

1. Proyek yang Diusulkan

a. Sifat Investasi (Baru/Perluasan)

b. Jenis Produk Pokok

c. Jenis Produk Sampingan

2. Aspek Hukum

a. Izin Perpanjangan dan Perluasan

b. Lokasi

c. Jaminan

3. Aspek Teknis

a. Sifat proyek

Page 29: Hukum Pranata

b. Jenis dan Jumlah Produksi

c. Lokasi

d. Bangunan

e. Mesin dan Peralatan

f. Proses Produksi

g. Kapasitas Produksi

h. Bahan Baku

i. Bahan Pembantu

4. Aspek Pemasaran

a. Konsumen

b. Daerah Pemasaran

c. Perusahaan Sejenis

d. Potensi Pemasaran

e. Jumlah dan Harga Penjualan

f. Syarat Pembayaran dan Penjualan

5. Aspek Manajemen

a. Struktur Organisasi

b. Pimpinan Perusahaan

c. Tenaga Kerja

6. Aspek Finansial

a. Kebutuhan Dana

o Modal Tetap

o Modal Kerja

b. Struktur Modal

c. Rencana Penarikan dan Pelunasan Kredit Beserta Bunganya

Page 30: Hukum Pranata

d. Jaminan Kredit

e. Rencana Pendapatan

f. Perkiraan Harga Pokok Produksi

g. Perkiraan Rugi/Laba

h. Proyeksi Cash Flow

i. Analisis Rasio

Bab IV. Kesimpulan dan Saran

1. Kesimpulan

a. Keadaan Perusahaan Dewasa Ini

b. Usulan Proyek

o Sifat Proyek

o Kesimpulan Per Aspek

2. Saran

a. Feasibilitas

b. Saran Tambahan sebagai Catatan

c. Usulan Jadwal

Sumber : http://bumi-babahrot.blogspot.com/2010/02/pengertian-studi-kelayakan-proyek.html