newsletter oct 2013-ind.pdf

8
Canada " '1:!5r ', Proyek Tatakelola Lingkungan untuk Penghidupan Berkelanjutan (PTLPB) PTLPB adalah Proyek kerjasama antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Canada (hibah) yang berjangka lama 7 tahun - Januari 2009 s/d Desember 2014. Thhun ini adalah tahun keenam dalam pelaksanaan proyek. Tujuan Ti-rjuan dari proyek adalah Membantu Indonesia dalam menciptakan dan melindungi mata pencaharian berkelanjutan melalui pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup yang berkelanjutan. Dampak yang Diharapkan Diharapkan bahwa dengan adanya peningkatan mata pencaharian berkelanjutan bahwa ada peningkatan kesejahteraan masyarakat desa di wilayah-wilayah DAS terpilih. Tindakan Proyek PTLPB akan meningkatkan kapasitas pengelolaan sumber daya alam di beberapa daerah aliran sungai terpilih di Sulawesi, Indonesia yang mencontohi tatakelola lingungan berkelanjutan. 'Wilayah Pelaksanaan PTLPB ditaksanakan di dua wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) di lndonesia yairu: 1. DAS Bone-Bolango di Provinsi Gorontalo. 2. DAS Konaweha di Provinsi Sulawesi Tenggara. Mitra Pemerintah Indonesia dan Pelaksana Proyek PTLPB dibantu oleh Badan Perencanaan Nasional (BAPPENAS) di tingkat Nasional dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Provinsi, dan Badan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Sampara di Provinsi Sulawesi Tenggara, dan Badan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Limboto-Bone-Bolango di Provinsi Gorontalo. PTLPB dilaksanakan di Indonesia oleh konsorsium antara SNC-Lavalin dan Hydrosult, dua perusahaan Canada yang dikontrakkan oleh Pemerintah Canada. Biaya Pelaksanaan Biaya keseluruhan untuk pelaksanaan proyek 7 tahun adalah CAD 14.771.000. l. Arah Kegiatan PTLPB mengarahkan penggunaan biaya bantuan di dua tingkat kegiatan: Pelaksanaan kegiatan di tingkat Desa Fokus kegiatan yang dilaksanakan di tingkat desa utamakan peningkatan kemampuan mengelola sumber daya alam untuk penghidupan berkeianjutan masyarakat. Pelaksanaan kegiatan di tingkat DAS PTLPB juga mengarahkan penggunaan biaya bantuan untuk kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di tingkat DAS. Peningkatan Kapasitas Pemerintah Indonesia berkaitan Pengelolaan DAS Ada beberapa tindakan PTLPB terhadap peningkatan kapasitas Pengelolaan DAS termasuk : . Tindakan pada tingkat kebijakan nasional berhubungan dengan pendekatan pelaksanaan pengelolaan DAS; . Tindakan terhadap tatakelola sumber daya alam dan lingkungan; . Peningkatan kordinasi Sektoral terhadap pengelolaan DAS . Peningkatan kapasitas secara teknis 4, Strategi terhadap prinsip dasar PTLPB . Strategi keseteraan gender: PTLPB akan meningkatkan kapasitas menganalisa / melihat / mengerti keadaan ekosistem dan pemanfaatan SDA dari lensa keseteraan gender; . Strategi inklusi sosial: PTLPB akan meningkatkan pengertian bahwa hasil dari pengelolaan SDA di wilayah DAS adalah untuk kebaikan semua; Kegiatan-Kegiatan dalam Rencana Kerja Thhunan PTLPB 1. Pelaksanaan kegiatan-kegiatan tingkat Desa. Lanjutan pelaksanaan kegiatan pemanfaatan sumber daya alam untuk penghidupan masyarakat secara berkelanjutan. 2. Pelaksanaan kegiatan-kegiatan tingkat DAS. J. EG5LP/PTLPB 0KT0BrR 2013

Upload: la-gilbert-erick

Post on 10-Apr-2016

25 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Newsletter Oct 2013-IND.pdf

Canada" '1:!5r',

Proyek Tatakelola Lingkungan untukPenghidupan Berkelanjutan (PTLPB)

PTLPB adalah Proyek kerjasama antaraPemerintah Indonesia dan Pemerintah

Canada (hibah) yang berjangka lama 7tahun - Januari 2009 s/d Desember 2014.Thhun ini adalah tahun keenam dalampelaksanaan proyek.

Tujuan

Ti-rjuan dari proyek adalah MembantuIndonesia dalam menciptakan danmelindungi mata pencaharian berkelanjutanmelalui pengelolaan sumber daya alam danlingkungan hidup yang berkelanjutan.

Dampak yang Diharapkan

Diharapkan bahwa dengan adanya

peningkatan mata pencaharian berkelanjutan

bahwa ada peningkatan kesejahteraan

masyarakat desa di wilayah-wilayah DASterpilih.

Tindakan Proyek

PTLPB akan meningkatkan kapasitas

pengelolaan sumber daya alam di beberapa

daerah aliran sungai terpilih di Sulawesi,

Indonesia yang mencontohi tatakelolalingungan berkelanjutan.'Wilayah Pelaksanaan

PTLPB ditaksanakan di dua wilayah DaerahAliran Sungai (DAS) di lndonesia yairu:

1. DAS Bone-Bolango di Provinsi

Gorontalo.

2. DAS Konaweha di Provinsi Sulawesi

Tenggara.

Mitra Pemerintah Indonesia danPelaksana Proyek

PTLPB dibantu oleh Badan Perencanaan

Nasional (BAPPENAS) di tingkat Nasionaldan Badan Perencanaan PembangunanDaerah (BAPPEDA) Provinsi, dan Badan

Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS)

Sampara di Provinsi Sulawesi Tenggara,

dan Badan Pengelolaan Daerah AliranSungai (BPDAS) Limboto-Bone-Bolango diProvinsi Gorontalo.

PTLPB dilaksanakan di Indonesia olehkonsorsium antara SNC-Lavalin danHydrosult, dua perusahaan Canada yangdikontrakkan oleh Pemerintah Canada.

Biaya Pelaksanaan

Biaya keseluruhan untuk pelaksanaan proyek7 tahun adalah CAD 14.771.000.

l.

Arah Kegiatan

PTLPB mengarahkan penggunaan biaya

bantuan di dua tingkat kegiatan:

Pelaksanaan kegiatan di tingkat Desa

Fokus kegiatan yang dilaksanakan ditingkat desa utamakan peningkatankemampuan mengelola sumber daya

alam untuk penghidupan berkeianjutanmasyarakat.

Pelaksanaan kegiatan di tingkat DAS

PTLPB juga mengarahkan penggunaanbiaya bantuan untuk kegiatan-kegiatanyang dilaksanakan di tingkat DAS.

Peningkatan Kapasitas PemerintahIndonesia berkaitan Pengelolaan DAS

Ada beberapa tindakan PTLPB terhadappeningkatan kapasitas Pengelolaan DAStermasuk :

. Tindakan pada tingkat kebijakannasional berhubungan dengan

pendekatan pelaksanaan pengelolaanDAS;

. Tindakan terhadap tatakelola sumberdaya alam dan lingkungan;

. Peningkatan kordinasi Sektoralterhadap pengelolaan DAS

. Peningkatan kapasitas secara teknis

4, Strategi terhadap prinsip dasarPTLPB. Strategi keseteraan gender: PTLPB

akan meningkatkan kapasitas

menganalisa / melihat / mengertikeadaan ekosistem dan pemanfaatanSDA dari lensa keseteraan gender;

. Strategi inklusi sosial: PTLPB akan

meningkatkan pengertian bahwa

hasil dari pengelolaan SDA di wilayahDAS adalah untuk kebaikan semua;

Kegiatan-Kegiatan dalam Rencana KerjaThhunan PTLPB

1. Pelaksanaan kegiatan-kegiatan tingkatDesa.

Lanjutan pelaksanaan kegiatanpemanfaatan sumber daya alamuntuk penghidupan masyarakat secara

berkelanjutan.

2. Pelaksanaan kegiatan-kegiatan tingkatDAS.

J.

EG5LP/PTLPB 0KT0BrR 2013

Page 2: Newsletter Oct 2013-IND.pdf

Kegiatan-kegiatan yang akan dilaksana-kan adalah :

a. Penyusunan Rencana PengelolaanDAS (RPDAS) dan/atau penyusunanRencana Tindak Pengelolaan DAS(RTDAS) berdasarkan analisaaspek bio-fisik; ekonomi; sosial dankelembagaan secara kwantitatif dankwalitatif dan keterlibatan masyarakatdalam proses analisa.

b. Kordinasi dan sosialisasi RPDASdan RTDAS bersama pihakberkepentingan termasuk SKPDtingkat Provinsi maupun Kabupaten,

pengguruan tinggi, LSM, sedorswasta, dan masyarakat,

c. Pelaksanaan kegiatan pengelolaanDAS sesuai kegiatan2 yangteridentifikasi di RTDAS di wilayahfokus kegiatan PTLPB; dan

d. Pembentukan peraturan pengelolaanDAS tingkar Provinsi.

3. Peningkatan Kapasitas PemerintahIndonesia berkaitan Pengelolaan DAS

Kegiatan-kegia tan y^ng akan dilaksana-kan adalah :

. Studi banding ke fasilitas pengelolaanDAS di Canada ronde kedual

DAS Konaweha di Propinsi Sulawesi Tenggora

. Peningkann kesadaran danpengetahuan berhubungan denganpembentukan kebijakan / strategidan kelembagaan berkaitanpengelolaan DAS selanjutnyasebagai hasil fasilitasi pelaksanaanPP 3712012;

. Pelaksanaan Pertemuan Proyek

4. Pengendalian Proyek termasuk:

. Bantuan Teknis;

. Pelaporan;

. Managemen keuangan;

. Monitoring dan Evaluasi pelaskanaankegiatan secara rutin. o

DAS Bone Bolango di Provinsi Gorontolo

Petatihan Membuat Kue Pia KhasGorontalo dari Bahan Lokalfl " elurahan Tuladenggi merupakan

$4 wilaVah hilir dari DAS Bolango, yang& =-terpilih untuk mewakili wilayah

hilir dalam hal pelatihan yang difasilitasioleh EGSLP.

Pelatihan ini melibatkan dua kelompokdimana masing-masing kelompok terdiridari 5 peserta yang terdiri dari perempuanatau ibu-ibu yang berkomitmen tinggiuntuk mau bekerja sama dengan EGSLP.

Dimana sasaran kelompok ini adalahkeluarga yang masuk dalam indikatorKeluarga Miskin.

Bahan dasar utama kue Pia ini dari tepungjagung yang dikombinasikan dengantepung terigu dan susu. Tepung jagungsebagai bahan dasar utama pembuatankue Pia mudah didapat di kelurahanTuladenggi.

Ada dua varian rasa dari kue pia ini yaitucokelat dan kacang hijau. Kue pia ini dikemas dalam kardus berisi 20 buah kuepia, plastik mika berisi 15 buah kue pia

dan toples berisi 200 buah kue pia. Untukkemasan toples hanya dapat ditemui pada

saat bulan ramadhan sebagai panganan

untuk menyambut Hari Raya ldul Fitri.

Segmen pasar kue pia ini dari semuakalangan baik itu anak-anak maupundewasa. Dikarenakan kue pia yangrenyah, manis dan bisa dinikmati kapansaja sebagaiteman minum teh, kopi, sirupatau sesuai selera.

Saat ini pemasaran kue pia masih di pasarlokal dengan sistim konsinyasi, untukpenjualan di supermarket belum dapatdilakukan terkendala dengan kemasankue pia yang belum semenarik kemasankue pia lainnya, kemudian label halaldan surat ijin usaha yang belum diprosespengajuan nya.

Kue Pia yang difasilitasi oleh EGSLP tidakmengandung bahan kimia sama sekali.Kue Pia ini dapat bertahan hingga 2 bulanke depan.

Walaupun masih ada beberapa kendalayang dihadapi, tetapi kendala itu bukandijadikan suatu hambatan tetapi sebuahjembatan menuju kesuksesan.

Untuk langkah kedepan EGSLP akan

memfasilitasi pengajuan ijin usaha danlabel halal untuk Kue Pia yang difasilitasioleh EGSLP agar mampu bersaing denganproduk yang telah ada sehingga dapatmeningkatkan pendapatan dari penerimamanfaat khususnya dan KelurahanTuladenggi pada umumnya. o

EGSLPIPTLPB 0KTOBrR 2013

Page 3: Newsletter Oct 2013-IND.pdf

Jagung Manis Desa TalumopatuPengembangan Budidaya

.;:-.'\etani Jagung di Desa Talumopatu

' memiliki kebiasaan menanam jagung

-8. Iokal yang hasil produksinya sangatminim sehingga produksi hanya untukmakanan ternak, baik buahnya yang

digiling maupun batang dan daunnyauntuk makanan ternak sapi dan kuda.

Setelah diperkenalkan dengan komoditijagung manis program EGSLP maka saat inipetani di Desa ini sudah mulai menanamjagung manis yang memiliki nilai ekonomidan ciri Jagung manis memiliki umurpendek (panen muda) serta batang dandaunya pun bisa dijual untuk makananternak.

Salah satu petani yang melaksanakanpanen pertama dengan luasan % Ha

mendapatkan hasil bersih sejumlah 4,5

Juta Rupiah umur panen 70 Hari, padahal

sebelumnya hanya dengan menanamjagung lokal pendapatan petani tidakcukup 1 juta rupiah dgn umur panen 3

bu lan.

Dengan dilakukannya pelatihan teknikbudidaya jagung manis melalui programEGSLP maka hampir semua pemanfaatsangat tertarik dengan komoditi Jagungmanis.

Total areal yang ditanami sudah mencapai4,7 Ha yang tersebar disetiap lahanpemanfaat. Penanaman dilakukan olehkelompok pemanfaat yakni tidak tanamserentak akan tetapi secara bergilir untukmenghindari produksi yang melimpahyang berakibat dari kestabilan harga padapedagang. o

Usaha Pengembangan Ternak Kambing Melalui KUBEE- F egiatan Clesi ini menggunakan dana

F*€ CDF sebesar Rp. 17.000.000. Sesuai

=.E* ==rencana awal dana tersebut untukpembelian ternak kambing sebanyak 6ekor, akan tetapi K2PD Mulia Jaya dapatmembeli ternak kambing sebanyak 9

ekor. Ternak dikandangkan dan memilikirance khusus yang didalamnya terdapattanaman gamal, rumput-rumputan, danselain itu dikembangkan pula tanamanLamtoro sebagai salah satu sumber pakan

kambing.

Usaha ini dikelola oleh satu kelompokpenerima manfaat yaitu KUBE SumberRejeki yang terdiri dari 7 ora ng anggotanya,anggota kelompok ini sudah biasabeternak kambing akan tetapi selamaini pengelolaannya secara liar sehinggaternak biasa merusak tanaman warga.

Kelompok ini merupakan warga yang

termasuk dalam kategori KK miskin.Anggota dibekali ilmu budidaya ternakkambing yang baik, diajarkan bagaimanapenanggulangan penyakit ternak yang

membutuhkan penanggulangan segarauntuk meminimalisir kematian ternak.

Dampak dari kegiatan ini :

Ekonomi :

1,. Disekitar kandang kambing tersebutada potensi kali kecil yang pada

awalnya hanya dimanfaatkan airnyauntuk menyiram tanaman sayuran,setelah ada kegiatan clesi, petanimemanfaatkan sungai tersebutuntuk membudidayakan ikan mujair,ikan mas dan ikan nila. Kotoranternak tersebut dimanfaatkan untuk

menghasilkan pakan alami bagi ikantersebut.

2. Disekitar rance kambing terdapatkebun sayur-sayuran. Awalnya petanisayur menggunakan pupuk kimiauntuk tanaman sayurannya, setelahkegiatan clesi berjalan kotoranternak digunakan untuk pupuk padatanaman sayurannya, ini mampumengurangi biaya pembelian pupukkimia.

3. Hasil sayuran lebih banyak daripada sebelum menggunakan pupukkotoran kambing.

4. Kelompok juga menjual kotoranternak kambing kepada petani Iainyang melihat hasil tanaman sayuranyang baik akibat menggunakanpupuk kotoran kambing.

Lingkungan :

I. Masyarakat desa UPT. Epeea/Unaasi Jaya sebagian adalahpetani sayuran, selama ini petanicenderung menggunakan pupukkimia untuk tanaman sayurannya.Setelah ada kegiatan clesi ini kotorankambing digunakan kelompok yangjuga adalah petani sayuran untukmemupuk tanamannya bahkan adapetani diluar anggota kelompok yang

membeli kotoran kambing tersebutuntuk tanaman sayur nya. Kegiatanclesi tersebut dapat meminimalisirkecenderungan menggunakan pupukkimia.

2. Dengan adanya kegiatan Clesi usahapengembangan ternak kambing,

kelompok membudidayakan lamtorountuk ketersediaan pakan kambing,lamtoro selain bermanfaat menjadipakan yang bergizi bagi kambing,juga bermanfaat untuk menjagakesuburan tanah.

Keberlanjutan :

1. Terbina kelompok yang solid danbekerja sama baik dan terlibatlangsung dalam pengelolaan ternak.

2. Kelompok sepakat akan menambahjumlah ternak yang ada, danmengelola ternak dengan baik. o

[65LPIPTLPB OKTOBFR 201 3

Page 4: Newsletter Oct 2013-IND.pdf

PengembanEan Budidaya lkanAir Tawar di Desa Talulobutu

aat kegiatan Pelatihan Budidaya lkanAir Tawar oleh Program EGSLP diDesa Talulobutu, desa yg memiliki

areal kolam yg cukup memadai.

Saat kegiatan berlangsung yakni padaproses tanya jawab antara pesertapelatihan (Petani Kolam) yang pada saatitu pematerinya dari Dinas Perikanan Kab.Bone Bolango, hampir semua pesertamenyampaikan pengeluhan kurangnyaketersediaan pakan bahkan terkesanmahal harganya. Benih ikan dan pakanyang diberikan Program EGSLP belummencukupi karena dana yang terbatas.

SKF melakukan koordinasi dengan PemdaBone Bolango (Kepala Dinas Terkaitdan Bupati) untuk menindaklanjutipermasalahan yg dihadapi oleh petani

kolam di wilayah itu yakni tentangmahalnya pakan ikan.

Alhamdulilah Pemda Bone Bolangomenganggarkan Pembangunan Bangsaldan pengadaan mesin Pengolah pakanikan di Desa Talulobutu dan kelompoknyaadalah binaan EGSLP.

Sekarang kegiatan produksi sudah berjalanmeskipun kendala modal produksi yangmasih di alami oleh kelompok, namunsetidaknya dengan adanya shering daripemda Bone Bolango, sudah dapatmengatasi permasa laha n yg dihadapi peta-ni kolam di desa tersebut bahkan desa-desa tetangga. o

Pelatthan Budidaya SemanEka Sistem Mutsa-f-' esa Langgea adalah lokasi. '.transmigrasi yang berada

.R"-.,"""+ dikecamatan Abuki kab. Konawe,mata pencaharian warga desa tersebutbertani padi sawah, palawija dan buah-buahan, potensi alam sangat mendukunguntuk pengembangan buah-buahankhususnya tanaman semangka, hanya sajarendahnya pengetahuan masyarakat untukmengembangkan budidaya semangkamasih sangat terbatas, sehingga pada

saat pengusulan kegiatan masyarakatmengusulkan untuk diadakan kegiatanbudidaya semangka.

Sehingga salah satu kegiatan clesi adalahbudidaya semangka sistem mulsa .

Persiapan lapangan :

Kegiatan Pelatihan budidaya semangkasistern mulsa (demplot) adalah pengganticlesi lama yang disepakati oleh anggotadengan tidak ada perubahan jumlahdana yang ada di RAB, peserta 30 orangpetani semangka, luas demplot 50 are,instruktur pengamat hama BPSBTPH

provinsi 5u lawesi Tenggara.

Dampak yang didapat& hasil pelaksanaankegiatan :

. Ada kemampuan peserta mengukurdan memberi perlakuan perbaikan PH

tanah. Dari segi perubahan positif pada

a

a

kelompok, pengetahuan /keterampilanbudidaya semangka meningkat denganmenggunakan mulsaPenggunaan pupuk organicPeningkatan luas lahanPeningkatan produksi dan pendapatandari 4-4,5 juta menjadi 5,5 - 7 juta per25 areHasil produksi buah lebih manis karenamenggunakan pupuk organic.

Perubahan positif pada masyarakat :

o Petani lain dari desa tetangga sudahmengadopsi teknik budidaya semangkaseperti yang diterapkan kelompok.

Perubahan Berkelanjutan:o Lingkungan hidup:

Menghilangkan pupuk kimia denganmengganti pupuk organik.

o Ekonomi :

Peningkatan pendapatan denganmembaiknya harga dan perluasan pasar(Selain kebutuhan di Kab. Konawe,jugasudah dapat menyuplai ke Kota kendaridan Kab. Kolaka).

r Sosial :

Ada adopsi perlakuan tanaman daripetani desa lain.

r Kelembagaan :

Terbentuk petani kelompok semangkadan ada pembinaan dari perusahaanpenjual bibit dan penyuluh. o

T65LPIPTLPB 0Kr0B[R 2013

Page 5: Newsletter Oct 2013-IND.pdf

Kegiatan PTLPB Tingkat DASSlengelolaan sumber daya alam

$-* di Daerah Aliran Sungai (DAS)

e penting supaya ada sumber dayabuat penghidupan masyarakat secaraberkelanjutan. Pada saat ini, DAS

Konaweha dan DAS Bolango dianggapdalam keadaan dimanapun fungsiekosistem didalam wilayah DAS tidaksesuai semestinya lagi.

Seharusnya ada rencana pengelolaan DAS

dan pelaksanaan kegiatan pengelolaanDAS supaya fungsi DAS-DAS kembalisesuai semestinya dan mata pencaharianmasyarakat dijamin berkelanjutan.

Di lndonesia sudah ada peraturanpemerintah yang menjadi pedomanpenyusunan rencana pengelolaan DAS

yaitu PP 37/ 2012 mengenai perencanaanpengelolaan DAS.

Pada saat ini PTLPB memfasilitasipelaksanaan PP 37/2012 di wilahah DAS

Konaweha di Provinsi Sulawesi Tenggaradan DAS Bolango di Provinsi Gorontalo.

Hasil dari pelaksanaan PP 37/201,2 di

masing-masing Provinsi adalah dokumen2yang merupakan rencana pengelolaanDAS.

Di Sulawesi Tenggara "Revisi 1, Rencana

Pengelolaan DAS Konaweha" dan"Rencana Tindak Pengelolaan Sub-DAS

Latoma dan Sub-DAS Lahumbuti Hulu"akan diterbitkan bulan Oktober 2013.Di Gorontalo PTLPB akan menerbitkandokumen "Rencana Tindak DAS Bolango"bulan Oktober 2013.

Diharapkan dokumen2 tersebut akanmenjadi acuan yang membimbingpelasanaan kegiatan pengelolaan DAS

selanjutnya.

Sudah terlaksana:1. Pembentukan Tim Rencana

Pengelolaan DAS (RPDAS) olehGubernur di Provinsi masing2;

2. Review RPDAS yang pernah disusundulu oleh BPDAS di masing2Provinsi;

3. Pengumpulan dan analisa datasekunder;

4. Pelaksanaan lokakarya FGD denganmasyarakat di wilayah Sub-DAS2 dimasing2 Provinsi;

5. Penyusunan Dokumen; dan6. Review serta perbaikan dokumen

sesuai hasil review.

Pada saat in i doku men2 tersebut difina lkan

dan akan diterbitkan dalam waktu dekat.Selanjutnya di masing2 Provinsi akanada kegiatan sosialisasi dan kordinasidengan SKPD, Forum DAS, perguruantinggi, LSM, masyarakat dan pemangku

berkepentingan lain. Sukses dalam rangkapengelolaan DAS akan butuh pelaksanaankegiatan pengelolaan DAS untuk periodejangka panjang.

Maka hasil dari lokakarya-lokakaryasosialisasi dan kordinasi adalah komitmendari bebagai pihak secara teknis dansecara keuangan untuk melaksanakankegiatan pengelolaan DAS.

Mudah-mudahan dalam waktu singkat,pelaksanaan kegiatan di Provinsi masing-masing akan mulai sesuai kegiatan-kegiatan yang diterangkan didalamRencana Tindak. e

Review RPDAS Konaweha 2OI3 - 201.8dan Rencana Tindak pada Fokus WilayahTerpilih DAS Konaweha

etelah melalui proses penyusunan/revisi yang cukrip panjang oleh teaminti RPDAS, dokumen RPDAS 2008 -

2023 yang disusun oleh BP DAS Samparaakhirnya direview untuk pertama kalinya.Kegiatan review ini dukung penuh olehCIDA melalui Tata Kelola Lingkungan danPenghidupan Berkelanjutan - EGSLP.

Review RPDAS merupakan salah satutahapan/rangkaian dari proses Revisi-lRPDAS periode 2013 - 201-8 yang manatelah didahului dengan pengkajian datakuantitatif bersama masyarakat yang

bersentuhan langsung dengan DAs

Konaweha melalui proses Focus GroupDiskusi yang telah di laksanakan pada 6

lokasi. Pelaksanaan FGD tersebut diatasdilakukan di Sub Das Latoma, LahambutiHulu, Hilir, Uete, Angata dan Lahambutitenga h.

Data hasil FcD di 6 lokasi lalu kemudiandikumpuldan diolah oleh team inti yang diSK-kan oleh Gubernur Sulawesi Tenggaradan menjadi bahan penyempurnaandokumen revisi RPDAS 2013 -2018.

Review Dokumen revisi RPDAS Konaweha-L ini berlangsung selama 2 hari yaitutanggal L8 dan L9 September 2013 di

Hoga room Hotel Swiss Bell Kendari.Kegiatan revisi ini melibatkan berbagaidisiplin ilmu dan berbagai institusi sepertiBappenas, Bappeda Sultra, BappedaKonawe, perguruan Tinggi dan NGO's.

Beragam tanggapan dan masukan yang

muncul selama berlangsungnya review.Hal ini dimaksudkan agar kelak dokumenrevisi RPDAS 2013 - 20L8 diharapkandapat menjadi guide line (panduan)bagi para pemangku kepentingan dalampenyusunan program kerja yang terkaitlangsung dengan pengelolaan sumberdaya alam pada daerah aliran sungai.

Pada kesempatan yang sama, dibahasjuga Dokumen Rencana Tindak yang

berisikan seluruh program dan rencanakegiatan yang nantinya akan kembali dibahas dalam forum diskusi Koordinasi,lntegrasi, Sinergy dan Sinkronisasi yang

rencana akan diadakan pada akhir bulanSeptember 2013.

Kegiatan review ini berakhir denganberbagai catatan catatan penting yang

merupakan penyempurnaan daridokumen RPDAS yang selanjutnya diolah kembali oleh Core Team RPDAS SK.

Gubernur Sulawesi Tenggara. o

TG5LPIPTtPB 0KT0B[R 201 3

Page 6: Newsletter Oct 2013-IND.pdf

Membumikan Kegiatan Pengelolaan DAS Di Provinsi Gorontalo:

Sebuah Proses Pembelajaran PenyusunanRencana Tindak Pengelolaan DASBolango Terpadu

&ffiw#

IAIARBEIAKANG

Dalam pengelolaan DAS, masyarakat

memegang peranan penting sebagai

pengendali sekaligus penerima manfaat

dari pengelolaan DAS. Pengalaman dibanyak negara menunjukkan bahwa

komunitas masyarakat dan penduduk

pedesaan di seluruh dunia mampu

mengelola atau terlibat menjadi

pengelola-ber sama (co-manag) sungai,

danau dan'air tanah' (gnnau*uater) yang

ada di kawasannya. Masyarakat sebagai

pemegang hak (right holder), seperci

yang dimandatkan di dalam Undang-

Undang Dasar tahun 1945, akan dijamin

oleh negara untuk mendapatkan air

bagi pemenenuhan kebutuhan pokok

di dalam kehidupannya sehari-hari.

Dengan demikian, menjadi sangat

penting untuk memastikan keterlibatan

masyarakat dan organisasinya dalam

perencanaan maupun pelaksanaan

pengelolaan DAS di Provinsi

Gorontalo.

Agar keterlibatan masyarakat di dalam

pengelolaan sumber daya air bisa

berjalan efektif, maka hal penting yang

dibutuhkan adalah mempersiapkan

kapasitas dan kemampuan masyarakat

dalam memberikan argumen dan

masukan yang konstruktif, dalam

proses-proses bernegosiasi dengan para

pengambil kebijakan. EGSL-CIDA

Canada yang bekerjasama dengan

pemerintah Provinsi Gorontalo telah

berhasil mempromosikan bagaimana

sesungguhnya mengelola DAS secara

terpadu dengan mengesampikan sekat-

sekat birokrasi.

EGSL-CIDA Canada yang berkiprah

selama hampir 5 tahun di Provinsi

Gorontalo telah berhasil mendudukkan

masyarakat sebagai pengelola DAS

yang sesungguhnya. Kisah sukses

EGSLP ini bisa dilihat dari makin

meningkatnya partisipasi masyarakat

dalam setiap pertemuan yang terkait

dengan penyusunan rencana tindak

pengelolaan DAS Bolango Terpadu.

Disamping itu EGSLP telah berhasii

merangkul pemerintah untuk bersama-

sama memikirkan pengelolaan DAS

dimasa yang akang datang. Rencana

tindak yang digagas oleh EGSLP-

CIDA telah menjadi pegangan bersama

bagaimana menempatkan persoalan

yang dihadapi masyarakat lokal ke

dalam kontekspolitik dan ekonomi

yang lebih luas Qeopolitical and geo-

economic context). EGSLP-CIDA dan

pemerintah Provinsi Gorontalo terus

berharap agar seluruh sumberdaya yang

berada di DAS tetap mengalir bebas

untuk keuntungan masyarakat luas

yang tegantung aas keberadaannia

PENYUSUNAN RENCANAPENGELOIAAN DAS BOIANGO

Gagasan penyusunan rencana tindakpengelolaan DAS Bolango, sudah sesuai

dengan arahan PP 37 tahut2O I 2 tentang

sistem pengelolaan DAS Terpadu. Didalam prosesnya, penyusunan dokumen

Rencana Tindak tidak semulus seperti

apa yang diharapkan. Selain melibatkan

banyak pihak pemangku kepentingan

di satu sisi, juga terdapat sector-sektor

yang memliki kewenangan dan kuasa

kendali atas sumberdaya DAS pada

sisi lain. Fakta bahwa keterkaitan(connecting) ekosistem DAS tidaksecara otomatis sama seperti hubungan

mutualis antar kebijakan multi-sektorsebagai kendali utama mdnagement,

merupakan cerminan bahwa ego

sektoral dan kepentingan banyak pihaktelah mendominasi tujuan utama

pengelolaan DAS.

Kondisi tersebut diatas mendorong

Pemerintah Propinsi Gorontalo

.i$ *{i=

ffiW,,r :"€

*€

r"&*'!:;

FGsLP/PTLPB OKTOBFR 20i 3

Page 7: Newsletter Oct 2013-IND.pdf

membentuk Tim Kerja Pengelolaan

Das Gpadu melalui Surat Keputusan

Gubernur Nomor 36 I l8 lIl 20 13.

SK Gubernur Gorontalo ini adalah salah

satu wujud dari komitment pemerintah

daerah bersama para pihak, untukmelaksanakan penyusunan rencana

pengelolaan DAS Bolango, melalui

sebuah mekanisme yang partisipatif,

akuntable dan transparan. Tepat pada

bulan april 2013, Tim Kerja Das

membentuk Tim Teknis yang bertugas

menyusun dokumen Rencana TindakPengelolaan Das Bolango (RTDAS).

Tim Teknis yang beranggotakan

7 orang, bekerja secara sistematis

melalur beberapa tahapan proses

penyusllnan dokumen Rencana TindakDAS Bolango. Thhapan yang telah

dilewati selama lima bulan efektifadalah; membangun diskusi periodic,berkonsultasi dengan Tim Kerja Das

dan para pihak, pengambilan data

desa dan kecamatan, survey lapangan,

pengukuran dan pemetaan lokasi

kegiatan, Focus group discussion (FGD)

desa dan kecamatan, pengolahan

dan analisa data, melakukan reuieu

dokumen bersama Tim Kerja Das dan

Bappenas, dan yang terakhir adalah

melaksanakan lokakarya sosialisasi dan

koordinasi bersama para pihak.

Saat ini Dokumen RTDAS Bolango

2013, memang sudah tersusun melalui

proses tersebut diatas. Namun, dokumen

ini bisa menjadi tanpa makna apabila

tidak mendapatkan respon dari para

pihak terutama pihak yang memiiikikuasa kendali atas sumber daya DASBolango. Komitmen kebijakan tindaklanjut pelaksanaan dilapangan adalah

wujud respon terhadap dokumen

tersebut. Keberlanjutan sumberdaya

dalam DAS Bolango, ditandai dengan

implementasi kebijakan pemanfaatan

sumberdaya aiam hutan, tanah dan

air yang berpihak kepada masyarakat

banyak dan kelestarian lingkungan.

PROSES PEMBELAJARAN

Dibalik telah tersusunnya DokumenRencana Tindak DAS Bolango,

s€mestinya terdapat hikmah yang

bermanfaat bagi semua pihak yang

terlibat di dalamnya. Hikmah dimaksud

adalah pembelajann (lesson' learn) yangmamp u mengajarkan para pihak tentangmenyusun rencana pengelolaan DAS

Terpadu. Pembelajaran yang diperoleh

adalah:

1. Kesadaran yafig terbangun ditengah-tengah masyarakat tentang

pentingnya menyusun sebuah

r€ncana pengelolaan DAS Terpadu.

Bahwa sebuah tidakan nyata tentang

pengelolaan DAS tidak serta-m€rta

membutuhkna aksi dilapangan.

Namun harus diawali dengan

sebuah rencana-rencana yang

mengakomodir ide-ide, fakta-fakta

dan ukuran waktu guna tercapainya

tujuan bersama.

2. Pembelajaran tentang menyusunsebuah rencana, ternyata sangat

membutuhkan kerjasama, sinergiras

dan komunikasi antar pemangkukepentingan. Kerjasama olehpihak yang memiliki perbedaan

kepentingan untuk mendapatkantujuan yang sama, adalah bukanhal yang mudah. Makna saling

menghargai perbedaan ternyatamemudahkan jalannya proses

perumusan tujuan pengelolaan DASBolango Grpadu.

3. Konstruksi yang terbangun dalam

pfoses penyusunan rencana

pengelolaan DAS Terpadu adalah

tumbuhnya kesadaran para-pihakakan pentingnya memasukan

tuntutan kebutuhan pelestarian DASke dalam rencana pembangunandi Daerah. Bahwa rencana

pembangunan wilayah selain

mempertimbangkan ketersediaan

ruang, juga harus melihat distribusimanfaat dan keberlanjutan sumber

daya alam yang lestari

Tiga poin pembelajaran seperti yang

disampaikan diatas, adalah rekaman

atas proses yang terbangun secara sadar

oieh para-pihak yang terlibat dalam

penyusunan dokumen rencana TindakPengeiolaan Das Boiango Grpadu. o

IG5LPIPTI-PB ilKTOBER 2S1 3

Page 8: Newsletter Oct 2013-IND.pdf

Pelaksanaan kegiatan tingkat Desa masih

berlanjut. Diperkirakan kegiatan-kegiatan yang

dilaksanakan di tingkat Desa akan berakhir pada

periode Juli s/d September 2014.

"Revisi 1 Rencana Pengelolaan DAS Konaweha"

dan "Rencana Tindak Sub-DAS Latoma dan

Sub-DAS Lahumbuti Hulu" akan difinalkan dan

diterbitkan pada bulan Oktober, 2013

Lokakarya Kordinasi, lntegrasi, Sosialisasi dan

Sinkronisasi (KISS) untuk pelaksanaan kegiatan

di wilayah Konaweha dan Sub-DAS Latoma dan

Sub-DAS Lahumbuti Hulu akan dilaksanakan

pada 27 -28 September, 2013 d i Kenda ri, Sulawesi

Tenggara

Lokakarya Kordinasi, lntegrasi, Sosialisasi dan

Sinkronisasi (KISS) untuk pelaksanaan kegiatan

di wilayah DAS Bolango dan khususnya Sub-DAS

Dulamayo akan dilaksanakan pada tgl 2-4 Okt,

201-3 di Gorontalo; Provinsi Gorontalo

Diperkirakan pelaksanaan kegiatan pengelolaan

DAS di Sub-DAS-Sub-DA5 Latoma, Lahumbuti

Hulu dan Dulamayo akan mulai dengan kegiatan-

kegiatan persiapan pada bulan Okt 2013

Sosialisasi pelaksanaan kegiatan di Sub-DAS-

Sub-DAS Dulamayo, Latoma dan Abuki akan

dilaksanakan pada bulan Nopember 2013

Perencanaan pelaksanaan kegiatan di salah satu

wilayah Sub-DAS terpilih di DAS Bone di Gorontalo

akan dilaksanakan oleh Tim Penyusunan Rencana

Pengelolaan DAS Bone-Bolango bulan Oktober

s/d Desember 2013

,'iti.rii:i;1:irl

IGSIPIPI1PB Team tllem[et

EG6[P Program Director :

lsmail Najjar

Canadian Field Program Manager/

Team leader:Noel Millson

Sr. Financial Officer for Jakarta :

Fenti Rachmayuniarti

Sr. Administrative Officer for Jakarta :

Dini Handayani

Watershed Advisor for Kendari :

Anas Nikoyan

Field Office Manager for Kendari :

Andreas Lantang

Village Development Manager for

Kendari :

Nurhadi Kalompa

Village Development Manager forKendari :

lsmailTabara

Bookkeeper for Kendari :

Ade Saputri

Project Secretary for Kendari :

Rosdiana

Watershed Advisor for Bone Bolango,

Gorontalo :

lrwan Bempa

Field Office Manager for Bone

Bolango, Gorontalo :

Margy E. Dotulong

Village Development Manager forBone Bolango, Gorontalo :

AbdulSamad Hiola

IG5t-p/prLPa OKTOEFR 201 3