neuromuscular drug 2010

24

Upload: areef-muarif

Post on 28-Nov-2015

181 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

FARMAKOLOGI FK UNSOED

TRANSCRIPT

Setelah mengikuti kuliah,mahasiswa dapat :

a. Menjelaskan pengertian obat neuromuskular

b. Menyebutkan jenis-jenis obat neuromuskular

c. Menjelaskan efek farmakodinamika dan farmakokinetika obat neuromuskular

d. Menjelaskan penggunaan klinis dari obat neuromuskular

hubungan antara saraf dan otot melumpuhkan otot

Anestesi lokal Pelumpuh otot rangka

mem blok/menghambat konduksi impuls listrik sepanjang akson dan membran yang tereksitasi lainnya melalui mengubah fungsi kanal sodium

Fungsi : mereduksi iritasi lokal dan kerusakan jaringan,meminimalkan toksisitas sistemik,onset kerja yang lebih cepat,durasi kerja yang lebih panjang.

Lipofilik intermediate chain amine substituens uncharged base kation

Tetrakain Benzokain Kokain prokain

Dibukain Lidokain Mepivakain Prilokain

Absorpsi : efek ke sistemik dipengaruhi dosis,lokasi injeksi,ikatan antara obat dan jaringan,vasokonstriktor,struktur fisikokimia obat.

Distribusi : golongan amide terdistribusi luas , gol ester waktu paruh yang sangat pendek (butyrylcholinesterase)

Metabolisme dan ekskresi : di hati akan mengalami perubahan menjadi lebih bersifat larut dalam air lalu diekskresi via urin

blockade of volgated-gated sodium channels

time-and-voltage dependent fashion semakin kecil dan dan semakin lipofilik

maka semakin besar porsi ikatan obat dengan reseptor

respon saraf berbeda terhadap obat anestesi lokal berdasar ukuran saraf dan mielinisasinya

durasi kerja : short,medium dan long surface atau topikal :

mata,telinga,hidung,tenggorokan dan kelainan kulit (lidocaine)

Ssp Susunan saraf tepi Kardiovaskuler Darah : procaine hemoglobin

→methemoglobin (methylene blue,asam askorbat)

Reaksi alergi : gol ester (turunan p-aminobenzoic acid)

Neuromuscular blockers untuk prosedur operasi : bekerja pada transmisi listrik pada neuromuscular end plate

Spasmolytic untuk mengurangi spastisitas beberapa kelainan neurologik

non depolarizing drugs : obat antagonis yang bekerja dengan mencegah akses transmiter pada reseptor dan mencegah depolarisasi (contohnya d-tubocurarine)

depolarizing blocking drugs : transmisi juga dapat dihambat bila terjadi kelebihan depolarizing agents contohnya suksinil kolin,asetilkolin dosis besar,dan nikotin.

struktur seperti asetilkolin komponen nitrogen ≠ ssp sediaan injeksi

a. Nondepolarizing drugs : sangat polar→ volume distribusi yang terbatas

metabolit : 17-hydroxy atau 3,17-dihydroxy (poten)

b. Depolarizing drugs : suksinil kolin cepat dimetabilisme karena adanya kolinesterase plasma

produk metabolit : suksinilkolinmonokolin (lemah) → asam suksinat dan kolin

Nondepolarizing drugs : berikatan dengan reseptor nikotinik dengan berkompetisi dengan asetilkolin

Depolarizing drugs :a. Phase 1 block (depolarizing) : suksinilkolin

(idem asetilkolin)b. Phase 2 block (desensitizing) : paparan

lanjut → end plate penurunan depolarisasi inisial →repolarisasi (sulit depolarisasi lagi →desensitisasi)

Sebagai paralisis otot skelet Kardiovaskuler : Nondepolarizing drugs

(hipotensi), Depolarizing drugs (aritmia) Interaksi dengan obat lain : a. inhalan anestsi ↑ efek nondepolarizing drugs

(dose-dependent) →influrane.b. Antibiotics : sinergis dengan aminoglikosidac. Anestesi lokal : dalam dosis kecil memiliki

efek sinergis kl dosis besar antagonis.d. Obat penghambat neuromuskuler lainnya :

depolarizing bekerja secara antagonis dengan nondepolarizing drugs

Penyakit yang mempengaruhi kerja obat pelumpuh otot : miastenia gravis (↑),usia tua : durasi kerja (↑),pasien luka bakar dan penyakit motor neuron resisten terhadap non depolarizing drugs.

Penghambat kolinesterase inhibitor efektif sebagai antagonis nondepolarizing drugs(neostigmin dan pyridostigmine)

Terapi kejang

spastisitas adalah peningkatan reflek tonik dan spasme otot fleksor bersamaan dengan kelemahan otot

spastisitas terjadi karena ada gangguan di upper motor neuron dengan kerusakan pada descending pathways sehingga terjadi hipereksibilitas motoneurons alfa.

diazepam bekerja pada sinap gaba (λ-aminobutiryc acid) di medula spinalis.

Baclofen strukturnya mirip gaba sehingga dapat mengaktivasi reseptor gabab

Tizanidine :agonis α2adrenoseptor dan dosis yang diperlukan untuk mengurangi spastisitas otot lebih kecil dari klonidin

Obat lain yang bekerja di ssp : gabapentin obat antiepilepsi baru,progabide (agonis gaba reseptor),glycine,idrolcilamide,riluzole

Dantrolene : bekerja dengan mengganggun excitation-contraction coupling pada serat otot.efek samping utama adalah hipertermia maligna.

Botulinum toxin Obat untuk akut lokal spasme otot :

carisoprodol,chlorphenesin,chlorzoxazone,cyclobenzaprine,metaxalone,methocarbamol,orphenadrine