neuromuscular blocking agent

Upload: arief

Post on 01-Mar-2018

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 Neuromuscular Blocking Agent

    1/25

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Penggunaan obat pelumpuh otot dalam ruang operasi kini telah menjadi

    kebiasaan sehari-hari dan merupakan perkembangan dan pertumbuhan penting dalam

    anestesi dan pembedahan. Akan tetapi jika pasien dianestesi, mengapa kita perlu

    memberikan obat-obatan untuk menghambat gerakannya? Pengenalan tentang

    pelumpuh otot atau yang lebih tepat disebut sebagai penghambatan neuromuscularke

    dalam aplikasi klinis dalam 60 tahun terakhir merupakan batu lompatan dalam sejarah

    anestesi. Penghambatan neuromuscularsecara khusus merujuk pada penghambatan

    transmisi oleh obat-obatan yang berinteraksi dengan reseptor asetilkolin yang terletak

    pada sisi endplate motorik otot rangka. Relaksasi otot rangka dapat dihasilkan

    melalui anestesi inhalasi yang dalam, blok nervus regional, atau melalui obat

    penghambat neuromuscular umumnya disebut pelumpuh otot!. Penggunaan obat-

    obat ini, seperti yang disebutkan oleh "oldes dan rekannya tidak hanya mencetuskan

    revolusi praktek anestesi tetapi juga memulai era modern pembedahan dan

    memungkinkan prosedur-prosedur kompleks yang lebih jauh seperti perkembangan

    pembedahan cardiothorax, neurologik, dan transplantasi organ. #entunya, obat ini

    kini rutin dipergunakan untuk mem$asilitasi penghambatan neuromuscular pada

    intubasi endotrakhea dan ventilasi mekanis. Pada salah satu penelitian dimana peneliti

    hanya menggunakan propo$ol %,& mg'kg((! dan $entanyl ) mg'kg((! untuk

    melakukan intubasi tanpa penggunaan pelumpuh otot, dijumpai angka kegagalan

    sebesar 6& *. (o+man %006 (utter+orth %0) (arash %006 iller %0 "ink

    %0%!

    /eperti yang diperlihatkan oleh curare, obat ini memiliki si$at khusus dan

    bersi$at unik karena pengetahuan tentang mekanisme kerjanya dan aplikasi klinisnya

    dalam eksperimen $isiologi lebih luas daripada penggunaan klinisnya selama hampir

    abad. Curare merupakan salah satu nama tumbuhan yang digunakan oleh suku

    1

  • 7/25/2019 Neuromuscular Blocking Agent

    2/25

  • 7/25/2019 Neuromuscular Blocking Agent

    3/25

    Peningkatan mortalitas ini diakibatkan oleh kurangnya pemahaman $armakologi

    penghambatan neuromuscular, tidak optimalnya ventilasi mekanis dan kurangnya

    pemahaman mengenai antagonisnya. Pelumpuh otot sendiri tidak memberikan e$ek

    induksi, amnesia, maupun analgesia sehingga perlu mengetahui mekanisme kerja,

    dosis, dan e$ek sampingnya. (utter+orth %0) (arash %006 iller %0!

    3

  • 7/25/2019 Neuromuscular Blocking Agent

    4/25

    BAB II

    TRANSMISI NEUROMUSCULAR

    8ubungan antara motor neuron dan sel otot dapat dijumpai pada taut

    neuromuscular9ambar !. embran sel dan serat otot dipisahkan oleh celah sempit

    yang disebut celah sinaptik %0-nm pada kepustakaan lain menyebutkan &0 nm!.

    (utter+orth %0) (arash %006!

    Gambar 1. 9ambaran skematik taut nauromuskular (arash %006!

    1alam keadaan istirahat, potensial elektrik dalam sel sara$ bersi$at negati$

    dibandingkan di luar sel umumnya -30 m=!. >ika potensial ini menjadi lebih negati$

    depolarisasi!, saluran natrium akan terbuka dan ion natrium akan masuk ke dalam

    sel. Perubahan potensial ini menyebabkan depolarisasi segmen membran berikutnya,

    4

  • 7/25/2019 Neuromuscular Blocking Agent

    5/25

    yang menyebabkan pembukaan saluran natrium dan aksi potensial yang lebih banyak.

    (arash %006, "ink %0%!

    /eiring dengan terjadinya depolarisasi aksi potensial sara$, juga terjadi

    pembukaan saluran kalsium yang memungkinkan in$luks ion kalsium ke dalam

    sitoplasma sara$ dan memungkinkan vesikel ber$usi dengan membrane plasma

    terminal dan melepaskan

  • 7/25/2019 Neuromuscular Blocking Agent

    6/25

    /truktur reseptor Ach bervariasi pada jaringan yang berbeda dan pada

    perkembangan nantinya. #iap reseptor Ach pada tautan neuromuscularsecara normal

    terdiri dari lima subunit protein dua subunit D, subunit E, F, dan B yang tunggal.

    8anya dua subunit D identik yang dapat terikat dengan molekul Ach. edua lokasi

    pengikatan harus ditempati oleh Ach agar dapat membuka saluran ion pada inti

    reseptor. /aluran ini tidak akan terbuka jika Ach hanya terikat pada satu lokasi.

    (utter+orth %0)!

    ation lalu mengalir melalui saluran reseptor Ach yang terbuka natrium dan

    kalsium masuk kalium keluar! membangkitkan potensial end plate. andungan

    vesikel ini, satu kuantum Ach 07 molekul per kuantum!, menghasilkan sebuah

    miniatur potensial end-plate. >umlah kuanta yang dilepaskan oleh tiap impuls sara$,

    normalnya sekitar %00, sangat sensiti$ terhadap konsentrasi kalsium ekstrasel

    meningkatkan konsentrasi kalsium akan meningkatkan jumlah kuanta yang

    dilepaskan. >ika jumlah reseptor yang ditempati Ach sudah mencukupi, akan terjadi

    depolarisasi membran yang membuka saluran natrium dan melepaskan kalsium dari

    retikulum sarkoplasma. alsium intrasel ini memungkinkan interaksi antara protein

    kontraktil aktin dan myosin yang menyebabkan otot berkontraksi. (utter+orth %0)

    (arash %006 iller %0!

    Asetilkolin dihidrolisa dengan cepat oleh en

  • 7/25/2019 Neuromuscular Blocking Agent

    7/25

    BAB III

    PRINSIP KERJA PENGHAMBAT NEUROMUSCULAR

    Penghambat neuromuscular berinteraksi dengan reseptor asetilkolin dengan

    cara depolarisasi end-plate atau dengan kompetisi lokasi pengikatan dengan

    asetilkolin. Atas cara kerjanya ini, obat penghambat neuromuscular terbagi menjadi

    dua kelas yaitu golongan depolarisasi dan non depolarisasi. Penggolongan ini juga

    mencerminkan perbedaan respon terhadap stimulasi sara$ peri$er dan cara reversal

    blok. (arash %006 iller %0!

    (acH : (ro+n tahun 34)! di 2ondon menunjukkan bah+a ketika

    asetikolinesterase pada neuromuscular junction dihambat, asetilkolin itu sendiri,

    apakah disuntikkan atau dilepaskan dari sara$ motorik dengan stimulasi $rekuensi

    tinggi, dapat menyebabkan blok neuromuscular. Pelumpuh otot depolarisasi

    menyerupai struktur Ach dan siap terikat dengan reseptor Ach, lalu membangkitkan

    potensial aksi otot. (lok depolarisasi merupakan sebuah $enomena yang sering kali

    disertai dengan munculnya aksi kedua di samping aktivasi reseptor nikotinik post

    junctional. eski demikian, berbeda dengan Ach, obat ini tidak dimetabolisme oleh

    asetilkolinesterase dan konsentrasinya dalam celah sinaptik tidak menurun dengan

    cepat, menyebabkan perpanjangan depolarisasi end-plate otot. Adanya depolarisasi

    yang terus menerus menyebabkan relaksasi otot karena pembukaan saluran natrium

    yang terbatas +aktu. /aluran natrium akan tertutup dan tidak dapat membuka hingga

    repolarisasi end-plate. 1i sisi lain, end-plate tidak mengalami repolarisasi selama

    penghambat depolarisasi tetap terikat dengan reseptor Ach blok $ase !. setelah

    beberapa saat, perpanjangan depolarisasi end-plate menyebabkan perubahan pada

    reseptor Ach yang menimbulkan blok $ase . (lok ini menyerupai e$ek obat

    pelumpuh otot tipe non depolarisasi (o+man %006 (utter+orth %0) "ink %0%!

    /umber lain menyebutkan penghambat neuromuscular golongan depolarisasi

    mengakibatkanI

    7

  • 7/25/2019 Neuromuscular Blocking Agent

    8/25

    . 1esensitasi reseptor nikotinik asetilkolin.

    %. naktivasi saluran natrium pada tautan neuromuscular, dan

    ). Peningkatan permeabilitas kalium pada membrane di sekelilingnya. iller

    %0!

    Tabel 1. arakter blok $ase /toelting %006!

    Penurunan kontraksi sebagai respon terhadap $asikulasi tunggal

    Penurunan amplitudo tetapi tetap berespon terhadap stimulasi yang berkelanjutan

    Rasio train-of-fourJ 0,4

    #idak adanya $asilitasi post tetanikAugmentasi penghambat neuromuscularsetelah pemberian obat antikolinesterase

    Gambar 3. G$ek penghambatan blok neuromuscularpada responsingle-twitch dan

    train-of-four. 9ambar teratas menunjukkan e$ek obat penghambatan neuromuscular

    non depolarisasi pada respon single-twitch. Kbat penghambat neuromuscular

    8

  • 7/25/2019 Neuromuscular Blocking Agent

    9/25

    depolarisasi suksinilkolin! juga memiliki e$ek respon single-twitch yang serupa.

    9ambar urutan tengah menunjukkan e$ek suksinilkolin pada respon train-of-four

    yang ditandai dengan penurunan kekuatan responfour-twitch. 9ambar paling ba+ah

    menunjukkan e$ek berla+anan penghambat neuromuscular non depolarisasi pada

    respon train-of-fouryang ditandai dengan penurunan derajat responfour-twitchdan

    antagonis penghambat neuromuscular setelah pemberian

  • 7/25/2019 Neuromuscular Blocking Agent

    10/25

    Tabel 2. arakteristik penghambatan neuromuskular non depolarisasi /toelting %006!

    Penurunan respon twitchpada stimulus tunggal

    Respon yang menghilang pada stimulasi berkelanjutan

    Rasio Train of FourL 0,4

    Potensiasi post tetanik

    Potensiasi dengan penghambat non depolarisasi lain

    Antagonisme blok neuromuscularsetelah pemberian obat antikolinesterase

    #idak ditemukan $asikulasi.

    BAB IV

    10

  • 7/25/2019 Neuromuscular Blocking Agent

    11/25

    NEUROMUSCULAR BLOCKING AGENT

    1. S!"#$#l!%l#$

    erupakan satu-satunya golongan depolarisasi saat ini. /ebutan lain untuk

    obat ini adalah diasetilkolin atau suksametonium yang terdiri dari dua molekul

    gabungan Ach. (utter+orth %0)!

    Gambar &. /truktur suksinilkolin dan asetilkolin. /uksinilkolin terdiri daridua molekul asetilkolin yang dihubungkan melalui molekul metil asetat.

    /eperti halnya asetilkolin, suksinilkolin menstimulasi reseptor nikotinik pada

    neuromuscularjunction. iller %0!

    /uksilkolin terkenal akan onset kerjanya yang cepat )0 M 60 detik! dan durasi

    singkat biasanya kurang dari 0 menit!. Kbat ini juga memiliki volume

    distribusi yang lebih rendah karena si$at kelarutan lemaknya yang rendah, dan

    hal ini pula yang menjelaskan onset kerja cepatnya. /uksinilkolin

    dimetabolisme oleh en

  • 7/25/2019 Neuromuscular Blocking Agent

    12/25

    dalam darah, molekul suksinilkolin akan berdi$usi dari neuromuscular

    junction sehingga membatasi durasinya. 1urasi ini dapat diperpanjang dengan

    pemberian dosis tinggi, in$us suksinilkolin, atau melalui metabolisme yang

    abnormal misalnya hipotermia, penurunan kadar pseudokolinesterase atau

    penyimpangan en

  • 7/25/2019 Neuromuscular Blocking Agent

    13/25

    nodus /A dapat meningkatkan atau menurunkan tekanan darah dan denyut

    jantung. 1osis rendah suksinilkolin dapat menghasilkan e$ek kronotropik

    dan inotropik negati$, tetapi dosis yang lebih tinggi biasanya

    meningkatkan denyut jantung dan kontraktilitas dan meningkatkan kadar

    katekolamin sirkulasi. Anak-anak cukup rentan terhadap kejadian

    bradikardi setelah pemberian dosis kedua suksinilkolin sekitar ) M ; menit

    setelah dosis a+al. 1iduga suksinilmonokolin mensensitisasi reseptor

    kolinergik muskarinik pada nodus /A pada dosis kedua suksinilkolin,

    mengakibatkan bradikardia. Pemberian atropin = dapat diberikan sebagai

    pro$ilaksis sebelum pemberian suksinilkolin dosis a+al dan dosis

    selanjutnya.

    %. "asikulasi. Knset paralisis suksinilkolin biasanya ditandai dengan

    kontraksi unit motorik kasat mata yang disebut $asikulasi. 8al ini dapat

    dicegah dengan pemberian dosis kecil pelumpuh non depolarisasi.

    ). 8iperkalemia. Akibat pelepasan kalium oleh otot selama depolarisasi yang

    ditimbulkan oleh suksinilkolin. 8arus di+aspadai pada pasien luka bakar,

    trauma masi$, gangguan neurologis, dan beberapa keadaan lainnya .

    7. yeri otot. Pasien yang mendapatkan suksinilkolin mengalami

    peningkatan insiden myalgia postoperati$. Penggunaan pre treatmentnon

    depolarisasi masih kontroversial. Pemberian rocuronium 0,06 M 0,

    mg'kg! telah dilaporkan e$ekti$ dalam mencegah $asikulasi dan

    mengurangi myalgia post operati$. Penggunaan /A1 dapat mengurangi

    insiden dan keparahan myalgia.

    &. Glevasi tekanan intragastrik. "asikulasi otot dinding abdomen akan

    meningkatkan tekanan intragastrik yang disertai dengan peningkatan tonus

    sphinctereso$agus ba+ah.

    6. Glevasi tekanan intraokular. Ktot ekstraokuler berbeda dengan otot lurik

    lainnya dalam tubuh karena memiliki motor end-platemultipel pada tiap

    selnya. Pemanjangan depolarisasi membran dan kontraksi otot

    13

  • 7/25/2019 Neuromuscular Blocking Agent

    14/25

    ekstraokuler setelah pemberian suksinilkolin secara transien meningkatkan

    tekanan introkuler dan secara teoritis dapat mengganggu mata yang

    cedera.

    4. /uksinilkolin secara transien meningkatkan tonus otot m. masseter.

    esulitan buka mulut dapat dijumpau akibat relaksasi tidak sempurna dari

    otot ini.

    ;. 8ipertermia malignan. /uksinilkolin diketahui berpotensi memicu

    hipertermia malignan pada pasien yang rentan. 8ipertermia malignan

    merupakan gangguan hipermetabolik otot rangka.

    3. Pemanjangan paralisis. /eperti yang dibahas sebelumnya, penurunan

    pseudokolinesterase dapat menyebabkan pemanjangan durasi suksinilkolin

    sedangkan pasien penderita pseudokolinesterase atipikal akan mengalami

    pemanjangan paralisis yang bermakna.

    0. #ekanan intrakranial. /uksinilkolin dapat menyebabkan aktivasi

    elektroense$alogram dan peningkatan ringan aliran darah serebral dan

    tekanan intrakranial pada beberapa pasien. "asikulasi otot menstimulasi

    reseptor otot polos, yang selanjutnya meningkatkan aktivitas serebral. 8al

    ini dapat dicegah dengan pemberian obat non depolarisasi dan pemberian

    lidokain = ,& M % mg'kg! % M ) menit sebelum intubasi. /uksinilkolin

    tidak dikontraindikasikan untuk rapid sequence inductionpada penderita

    lesi massa intrakranial atau peningkatan intrakranial lainnya.

    2. Pa$'r%$#m

    Pertama kali ditemukan pada tahun 360-an dan pertama kali diuji pada tahun

    36;, Pancuronium merupakan pelumpuh otot paling poten yang tersedia saat

    itu dan kenyataan bah+a 70 tahun setelahnya, obat ini masih tetap digunakan.

    erupakan obat golongan nondepolarisasi aminosteroid biskuartener dengan

    G13& 40 mcg'kg onset kerja ) hingga & menit dan durasi kerja 60 hingga 30

    menit long acting!. ;0 * dosis tunggal pancuronium akan dieliminasi di

    14

  • 7/25/2019 Neuromuscular Blocking Agent

    15/25

    urine dalam bentuk tetap. Pada kasus gagal ginjal, klirens plasma

    pancuronium akan menurun )0 hingga &0 *, sehingga menyebabkan

    perpanjangan durasi kerja. 0 M 70 * mengalami metabolisme hepatik

    menjadi metabolit tidak akti$ oleh en

  • 7/25/2019 Neuromuscular Blocking Agent

    16/25

    3. Ve'r%$#m

    Gambar ). /truktur kimia =ecuronium. iller %0 /toelting %006!

    =ecuronium merupakan obat golongan nondepolarisasi aminosteroid

    monokuartener dengan G13&dosis obat yang diperlukan untuk menghasilkan

    3&* blok! 0,0& mg'kg yang menghasilkan onset kerja ) hingga & menit dan

    durasi kerja %0 hingga )& menit intermediet acting!. (eberapa usaha telah

    dilakukan untuk mempercepat onset kerja dengan menggunakan prinsip

    priming, melalui pemberian dosis kecil subparalisis beberapa menit sebelumdosis utama diberikan. 8asil terbaik diperoleh dengan priming dose 0,0

    mg'kg, dilanjutkan ) M 7 menit kemudian dengan 0, mg'kg. Nntuk

    pemeliharaan selama operasi dapat diberikan bolus intermitten 0,0 hingga

    0,0% mg'kg atau dengan in$us M % mcg'kg'menit. Kbat ini mengalami

    ekskresi hepatik dan renal. etabolitnya secara $armakologis tidak lagi akti$,

    kecuali )-desasetilvecuronium, yang sekitar &0 hingga 40* bersi$at poten

    seperti komponen a+alnya. Peningkatan kelarutan lemak vecuronium seperti

    yang dimiliki pancuronium juga mem$asilitasi ekskresinya melalui saluran

    empedu. G$ek gagal ginjal pada durasi kerja vecuronium adalah minimal,

    tetapi pengulangan atau dosis yang besar dapat mencetuskan pemanjangan

    penghambatan neuromuskular. =ecuronium pada umumnya tidak

    16

  • 7/25/2019 Neuromuscular Blocking Agent

    17/25

    memperlihatkan e$ek sirkulasi yang ditandai dengan kurangnya e$ek vagolitik

    maupun e$ek pelepasan histamin. 8al ini disebabkan karena cincin nitrogen A

    tersier yang tidak memiliki si$at asetilkolin! bila dibandingkan dengan

    Pancuronium. /ehingga =ecuronium hampir 00 kali kurang poten dalam

    menghambat inervasi vagus ke jantung dan tidak bere$ek pada uptake

    noradrenalin sehingga tepat digunakan untuk pasien yang menderita penyakit

    jantung iskemik. (o+man %006 (arash %006 iller %0!

    &. R%'r%$#m

    Gambar *. /truktur kimia rocuronium iller %0 /toelting %006!

    Rocuronium merupakan obat golongan nondepolarisasi aminosteroid

    monokuartener dengan G13&0,) mg'kg memiliki onset kerja hingga % menit

    dan durasi kerja %0 hingga )& menit. urangnya potensi rocuronium

    dibandingkan vecuronium merupakan $aktor penting dalam menentukan

    cepatnya kerja obat ini. 1engan dosis ) hingga 7 kali dosis normal sekitar ,%

    mg'kg! maka onset maksimal rocuronium akan menyerupai onset kerja

    suksinilkolin setelah pemberian intravena. #idak ditemukan peningkatan

    histamin yang bermakna dengan pemberian rocuronium. (arash %006 iller

    %0!

    Clearance rocuronium sebagian besar dalam bentuk tetap melalui saluran

    empedu, tanpa disertai terjadinya deasetilasi. Gkskresi obat melalui ginjal

    17

  • 7/25/2019 Neuromuscular Blocking Agent

    18/25

    mencapai sekitar )0* dari dosis, dan pemberian obat ini pada pasien gagal

    ginjal akan menyebabkan perpanjangan masa kerja, khususnya dengan

    pengulangan dosis atau in$us intravena. Perlu perhatian khusus pada

    pemberian tiopental bersama rocuronium karena membentuk endapan saat

    berada pada jalur in$us yang sama. (arash %006 iller %0!

    (. A+ra'r#m

    Gambar ,. /truktur kimia Atracurium. iller %0 /toelting %006!

    Pertama kali ditemukan oleh O. 8o$mann pada pertengahan abad ke-3 yang

    kemudian disempurnakan oleh >.(. /tenlake dan rekannya. erupakan obat

    golongan nondepolarisasi biskuartener dengan perkiraan dosis G13& 0,%

    mg'kg yang menghasilkan onset kerja ) hingga & menit dan durasi kerja %0

    hingga )& menit intermediet acting!. G$ek pelepasan histamin baru nampak

    jika dosis yang diberikan mencapai 0,& mg'kg. lirens obat ini melalui

    mekanisme kimia+i degradasi nonen

  • 7/25/2019 Neuromuscular Blocking Agent

    19/25

    hepar, sehingga e$eknya sama pada pasien normal maupun yang menderita

    gangguan $ungsi hepar dan ginjal. Akan tetapi karena e$ek pelepasan

    histaminnya, atracurium dapat mencetuskan hipotensi dan takikardi. (o+man

    %006 iller %0 (arash %006!

    ). C#"a+ra'r#m

    Gambar -. /truktur kimia 5isatracurium. iller %0 /toelting %006!

    erupakan golongan nondepolarisasi ben

  • 7/25/2019 Neuromuscular Blocking Agent

    20/25

    Gambar 1/. /truktur kimia ivacurium iller %0 /toelting %006!

    erupakan golongan nondepolarisasi ben

  • 7/25/2019 Neuromuscular Blocking Agent

    21/25

    ). Anestesi lokal. 1osis kecil anestesi lokal dapat meningkatkan penghambatan

    neuromuscular sedangkan pada dosis tinggi dapat menghambat transmisi

    neuromuscular.

    7. 1iuretik. Penggunaan $urosemid mg'kg = dapat memperkuat

    penghambatan neuromuscularoleh obat golongan nondepolarisasi. anitol

    tidak mempengaruhi derajat penghambatan neuromuscular yang dihasilkan

    bahkan dengan adanya diuresis. 8al ini menunjukkan bah+a klirens renal

    bergantung pada laju $iltrasi glomerulus.

    &. agnesium. emperkuat penghambatan neuromuskular yang dihasilkan oleh

    obat golongan nondepolarisasi dan pada sedikit aspek, memperkuat

    penghambatan oleh suksinilkolin.

    6. Antikonvulsan. Pasien yang diobati dengan antikonvulsan dalam jangka

    +aktu lama $enitoin, karbama

  • 7/25/2019 Neuromuscular Blocking Agent

    22/25

    mekanisme ini adalah karena adanya peningkatan kebutuhan konsentrasi

    plasma yang lebih tinggi pada penderita luka bakar.

    0. Parese atau hemiplegia. onitoring penghambatan neuromuscular dengan

    stimulator sara$ peri$er pada lengan yang parese akibat penyakit

    serebrovaskular menunjukkan penurunan sensitivitas terhadap e$ek

    penghambatan neuromuscular. 8al ini mungkin mencerminkan proli$erasi

    reseptor ekstrajunctionalyang berespon terhadap asetilkolin.

    . Reaksi alergi. /ensitivitas silang dapat terjadi pada semua penghambat

    neuromuscular, menunjukkan adanya komponen antigen kelompok amonium

    kuartener!. Reaksi ana$ilaktik setelah paparan a+al obat neuromuscular

    menunjukkan sensitisasi dari paparan sebelumnya dengan kosmetik atau

    sabun yang juga mengandung antigen kelompok amonium kuartener.

    %. >enis kelamin. Oanita nampaknya lebih sensiti$ terhadap e$ek penghambatan

    neuromuscularbila dibandingkan terhadap pria.

    Tabel 3. Perbandingan $armakologi penghambat neuromuscular nondepolarisasi

    /toelting %006!

    ama Kbat G13&

    mg'kg

    1osis

    intubasi

    Knset

    penekana

    1urasi

    kembaliny

    n$us

    kontinyu

    8idrolisi

    s dalam

    Gliminasi

    tergantun

    Gliminasi

    tergantung

    22

  • 7/25/2019 Neuromuscular Blocking Agent

    23/25

    ! mg'kg

    !

    n

    kontraksi

    maksimal

    mnt!

    a %&*

    kontraksi

    ug'kg'mnt

    !

    plasma g $ungsi

    hepar

    $ungsi

    ginjal

    Pancuronium 0,06 M

    0,04

    0, )-& 60-30 #idak a a

    =ecuronium 0,0& M

    0,06

    0,0; M

    0,

    )-& 60-30 #idak a a

    Rocuronium 0,) 0,6-,% -% %0-)& )-% #idak a a

    Atracurium 0,%& 0,7-0,& )-& %0-)& 7-% a #idak #idak

    5isatracurium 0,0& 0, )-& %0-)& 0,7 M 7 #idak #idak #idak

    ivacurium 0,0; 0,%& %-) %-%0 )-& a #idak

    diketahui

    #idak

    diketahui

    BAB V

    KESIMPULAN

    23

  • 7/25/2019 Neuromuscular Blocking Agent

    24/25

    Penggunaan obat pelumpuh otot dalam ruang operasi kini telah menjadi

    kebiasaan sehari-hari dan merupakan perkembangan dan pertumbuhan penting dalam

    anestesi dan pembedahan. #anpa penggunaan pelumpuh otot, dijumpai angka

    kegagalan intubasi sebesar 6& *. /ekarang ini, obat pelumpuh otot dibagi dalam %

    bagian besar yaitu pelumpuh otot golongan depolarisasi dan non depolarisasi. Nntuk

    golongan depolarisasi, saat ini hanya tersedia dalam sediaan yaitu suksinilkolin

    yang kini di ndonesia sudah tidak digunakan lagi. Penggunaan obat pelumpuh otot

    dalam praktik anestesi sehari-hari memerlukan pengetahuan dan pengertian yang

    benar tentang obat tersebut dengan mengingat segala e$eknya pada sistem organ.

    Pada re$arat ini telah dibahas mengenai obat-obat tersebut. /emoga dapat

    membantu kita dalam memahami dan menggunakan obat pelumpuh otot dengan lebih

    cermat dan bijaksana.

    DA0TAR PUSTAKA

    24

  • 7/25/2019 Neuromuscular Blocking Agent

    25/25

    (o+man, O5. %006. Neuromuscular(lock. nI (ritish >ournal o$ Pharmacology,

    74thed. ature Publishing 9roup, ppI %44-%;6.

    (utter+orth, >"., 15. ackey, >1. Oasnick. %0).Neuromuscular(locking Agents.

    nI organ : ikhailQs 5linical Anesthesiology, &thed..N/AI c9ra+-8ill, pp. 33-

    %%0.

    (arash, P9., (". 5ullen, R. /toelting. %006. Neuromuscular(locking Agents. nI

    5linical Anesthesia, &thed.. N/AI 2ippincott Oilliams : Oilkins, pp. 7%%-773.

    "ink, 8. and O. 8ollmann. %0%. yths and $acts in neuromuscularpharmacology

    M e+ developments in reversing neuromuscular blockade. nI inerva

    Anestesiologica =ol. 4; o. 7.. pp. 74)-743.

    iller, R1. and 5. Pardo. %0. Neuromuscular (locking 1rugs. nI (asics o$

    Anesthesia, 6thed.. PhiladelphiaI Glsevier /aunders, pp. 7)-&3.

    /toelting, R. And /5. 8iller. %006. Neuromuscular-(locking 1rugs. nI

    Pharmacology and Physiology in Anesthetic Practice, 7th ed.. N/AI 2ippincott

    Oillams and Oilkins. Pp. %0;-%7&.

    25