nefrolitiasis

7
0 Author : Yayan Akhyar Israr, S. Ked Faculty of Medicine – University of Riau Pekanbaru, Riau 2008 © Belibis A-17.(http://www.Belibis17.blogspot.com

Upload: abdul-rahim-abdullah

Post on 11-Dec-2014

73 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: nefrolitiasis

0

Author :

Yayan Akhyar Israr, S. Ked

Faculty of Medicine – University of Riau

Pekanbaru, Riau

2008

© Belibis A-17.(http://www.Belibis17.blogspot.com

Page 2: nefrolitiasis

1

DEFINISI

Merupakan suatu penyakit yang salah satu gejalanya adalah pembentukan

batu di dalam ginjal.(1)

Gambar. Batu Ginjal (2)

ETIOLOGI

Terbentuknya batu saluran kemih diduga ada hubungannya dengan

gangguan aliran urin, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi, dan

keadaan-keadaan lain yang masih belum terungkap (idiopatik). Secara

epidemiologik terdapat beberapa faktor yang mempermudah terbentuknya batu

pada saluran kemih pada seseorang. Faktor tersebut adalah faktor intrinsik yaitu

keadaan yang berasal dari tubuh orang itu sendiri dan faktor ekstrinsik yaitu

pengaruh yang berasal dari lingkungan di sekitarnya.(3)

Faktor intrinsik antara lain :

1. Herediter (keturunan) : penyakit ini diduga diturunkan dari orang tuanya.

2. Umur : penyakit ini paling sering didapatkan pada usia 30-50 tahun

3. Jenis kelamin : jumlah pasien laki-laki tiga kali lebih banyak dibandingkan

dengan pasien perempuan

Page 3: nefrolitiasis

2

Faktor ekstrinsik diantaranya adalah :

1. Geografis : pada beberapa daerah menunjukkan angka kejadian batu

saluran kemih yang lebih tinggi dari pada daerah lain sehingga dikenal

sebagai daerah stonebelt.

2. Iklim dan temperatur

3. Asupan air : kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium

pada air yang dikonsumsi.

4. Diet : Diet tinggi purin, oksalat dan kalsium mempermudah terjadinya

batu.

5. Pekerjaan : penyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya

banyak duduk atau kurang aktifitas atau sedentary life.(3)

EPIDEMIOLOGI

Abad ke-16 hingga abad ke-18 tercatat insiden tertinggi penderita batu

saluran kemih yang ditemukan diberbagai negara di Eropa. Berbeda dengan eropa,

di negara-negara berkembang penyakit batu ini masih ditemukan hingga saat ini,

misalnya Indonesia, Thailand, India, Kamboja, dan Mesir.(1)

EFEK BATU PADA SALURAN KEMIH

Ukuran dan letak batu biasanya menentukan perubahan patologis yang

terjadi pada traktus urinarius : (4)

a. Pada ginjal yang terkena

• Obstruksi

• Infeksi

• Epitel pelvis dan calis ginja menjadi tipis dan rapuh.

• Iskemia parenkim.

• Metaplasia

b. Pada ginjal yang berlawanan

• Compensatory hypertrophy

• Dapat menjadi bilateral

Page 4: nefrolitiasis

3

GAMBARAN KLINIS

Batu ginjal dapat bermanifestasi tanpa gejala sampai dengan gejala berat.

Umumnya gejala berupa obstruksi aliran kemih dan infeksi. Gejala dan tanda

yang dapat ditemukan pada penderita batu ginjal antara lain : (1)

1. Tidak ada gejala atau tanda

2. Nyeri pinggang, sisi, atau sudut kostovertebral

3. Hematuria makroskopik atau mikroskopik

4. Pielonefritis dan/atau sistitis

5. Pernah mengeluarkan baru kecil ketika kencing

6. Nyeri tekan kostovertebral

7. Batu tampak pada pemeriksaan pencitraan

8. Gangguan faal ginjal.

DIAGNOSIS

Selain dari anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk menegakkan diagnosis,

penyakit batu ginjal perlu didukung dengan pemeriksaan radiologik, laboratorium,

dan penunjang lain untuk menentukan kemungkinan adanya obstruksi saluran

kemih, infeksi dan gangguan faal ginjal.

A. Anamnesis

Anamnesa harus dilakukan secara menyeluruh. Keluhan nyeri harus dikejar

mengenai onset kejadian, karakteristik nyeri, penyebaran nyeri, aktivitas yang

dapat membuat bertambahnya nyeri ataupun berkurangnya nyeri, riwayat muntah,

gross hematuria, dan riwayat nyeri yang sama sebelumnya. Penderita dengan

riwayat batu sebelumnya sering mempunyai tipe nyeri yang sama.(5)

B. Pemeriksaan Fisik

• Penderita dengan keluhan nyeri kolik hebat, dapat disertai takikardi,

berkeringat, dan nausea.

• Masa pada abdomen dapat dipalpasi pada penderita dengan obstruksi berat

atau dengan hidronefrosis.

• Bisa didapatkan nyeri ketok pada daerah kostovertebra, tanda gagal ginjal

dan retensi urin.

Page 5: nefrolitiasis

4

• Demam, hipertensi, dan vasodilatasi kutaneus dapat ditemukan pada

pasien dengan urosepsis.(5,3)

C. Pemeriksaan penunjang

- Radiologi

Secara radiologi, batu dapat radiopak atau radiolusen. Sifat radiopak ini

berbeda untuk berbagai jenis batu sehingga dari sifat ini dapat diduga batu dari

jenis apa yang ditemukan. Radiolusen umumnya adalah jenis batu asam urat

murni.

Pada yang radiopak pemeriksaan dengan foto polos sudah cukup untuk

menduga adanya batu ginjal bila diambil foto dua arah. Pada keadaan tertentu

terkadang batu terletak di depan bayangan tulang, sehingga dapat luput dari

penglihatan. Oleh karena itu foto polos sering perlu ditambah foto pielografi

intravena (PIV/IVP). Pada batu radiolusen, foto dengan bantuan kontras akan

menyebabkan defek pengisian (filling defect) di tempat batu berada. Yang

menyulitkan adalah bila ginjal yang mengandung batu tidak berfungsi lagi

sehingga kontras ini tidak muncul. Dalam hal ini perludilakukan pielografi

retrograd. (1)

Ultrasonografi (USG) dilakukan bila pasien tidak mungkin menjalani

pemeriksaan IVP, yaitu pada keadaan-keadaan; alergi terhadap bahan kontras, faal

ginjal yang menurun dan pada wanita yang sedang hamil (3). Pemeriksaan USG

dapat untuk melihat semua jenis batu, selain itu dapat ditentukan ruang/ lumen

saluran kemih. Pemeriksaan ini juga dipakai unutk menentukan batu selama

tindakan pembedahan untuk mencegah tertinggalnya batu (1).

- Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk mencari kelainan kemih yang

dapat menunjang adanya batu di saluran kemih, menentukan fungsi ginjal, dan

menentukan penyebab batu.(1)

Page 6: nefrolitiasis

5

PENATALAKSANAAN

1. Terapi medis dan simtomatik

Terapi medis berusaha untuk mengeluarkan batu atau melarutkan batu. Terapi

simtomatik berusaha untuk menghilangkan nyeri. Selain itu dapat diberikan

minum yang berlebihan/ banyak dan pemberian diuretik.

2. Litotripsi

Pada batu ginjal, litotripsi dilakukan dengan bantuan nefroskopi perkutan

untuk membawa tranduser melalui sonde kebatu yang ada di ginjal. Cara ini

disebut nefrolitotripsi. Salah satu alternatif tindakan yang paling sering dilakukan

adalah ESWL. ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy) yang adalah

tindakan memecahkan batu ginjal dari luar tubuh dengan menggunakan

gelombang kejut.

3. Tindakan bedah

Tindakan bedah dilakukan jika tidak tersedia alat litotripsor, alat gelombang

kejut, atau bila cara non-bedah tidak berhasil.(1)

Page 7: nefrolitiasis

6

DAFTAR PUSTAKA

1. Sjamsuhidrajat R, 1 W. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi ke-2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran – EGC. 2004. 756-763.

2. Webmaster. Batu Saluran Kemih. Diunduh dari : http://www.medicastore.com. Last update : Januari 2008.

3. Purnomo BB. Dasar-Dasar Urologi. Edisi Ke-2. Jakarta : Perpustakaan Nasional republik Indonesia. 2003. 62-65.

4. Webmaster. Renal Calculus. Diunduh dari : http://www.icm.tn.gov.in. Last update : November 2007.

5. Tanagho EA, McAninch JW. Smith’s General Urology. Edisi ke-16. New York : Lange Medical Book. 2004. 256-283.

© Belibis A-17.(http://www.Belibis17.blogspot.com