naskah akademik - kemdikbud

35

Upload: others

Post on 02-Oct-2021

20 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: NASKAH AKADEMIK - Kemdikbud
Page 2: NASKAH AKADEMIK - Kemdikbud

NASKAH AKADEMIK

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Visi Kementerian Pendidikan Nasional:

“Insan Indonesia Cerdas, Komprehensif, Kompetitif, dan Bermartabat

(Insan Kamil/Insan Paripurna)”

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

PUSAT KURIKULUM DAN PERBUKUAN Jakarta, 2011

Page 3: NASKAH AKADEMIK - Kemdikbud

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas selesainya penyusunan

“Naskah Akademik Satuan Pendidikan” sebagai penjabaran dari Naskah Akademik

Penataan Ulang Kurikulum yang telah disusun sebelumnya. Penyusunan naskah

akademik ini adalah dalam rangka menindaklanjuti program-program prioritas yang

dimuat, baik dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010-2014

maupun dalam Rencana Strategis Kementerian Pendidikan Nasional 2010-2014.

Naskah Akademik Satuan Pendidikan yang telah disusun oleh Pusat Kurikulum dan

Perbukuan adalah sebagai berikut :

1. Naskah Akademik Pendidikan Anak Usia Dini

2. Naskah Akademik Sekolah Dasar

3. Naskah Akademik Sekolah Menengah Pertama

4. Naskah Akademik Sekolah Menengah Atas

5. Naskah Akademik Sekolah Menengah Kejuruan

6. Naskah Akademik Program Khusus

7. Naskah Akademik Pendidikan Non Formal

Selain itu, Pusat Kurikulum dan Perbukuan juga telah menyusun Naskah Akademik

Kewirausahaan.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan

memberikan pemikiran dalam mewujudkan naskah akademik ini. Dengan

kerendahan hati, kami mengharapkan masukan dan kritik yang konstruktif dalam

rangka pemantapan dan penyempurnaannya. Semoga upaya ini bisa menjadi salah

satu unsur yang signifikan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan.

Jakarta, Mei 2011

Kepala Pusat Kurikulum dan

Perbukuan,

Dra. Diah Harianti, M.Psi

NIP. 195504161983032001

Page 4: NASKAH AKADEMIK - Kemdikbud

ii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar i

Daftar Isi ii

Bab I PENDAHULUAN 1

A. Kondisi Saat Ini 3

B. Bagaimana Menggunakan Naskah Akademik 4

Bab II Karakteristik Sekolah Menengah Kejuruan 5

A. Karakteristik Satuan Pendidikan 5

B. Karakteristik Peserta Didik 16

C. Karakteristik Guru 16

D. Karakteristik Pengujian 17

E. Spektrum Pada SMK 19

Bab III MODEL KURIKULUM 20

Bab IV PENGELOLAAN KURIKULUM 21

Bab V REKOMENDASI TINDAK LANJUT 23

Bab VI PENUTUP 24

DAFTAR PUSTAKA 25

Page 5: NASKAH AKADEMIK - Kemdikbud

1

BAB I

PENDAHULUAN

SMK adalah satuan pendidikan pada jalur pendidikan vokasi formal jenjang

menengah yang mempersiapkan lulusannya memasuki dunia kerja dan mampu

mengembangkan dirinya di kemudian hari.

Hingga kini, sosok lulusan satuan pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK),

dirancang untuk memasuki dunia kerja. Tuntutan dunia kerja atas penguasaan

kompetensi bagi tenaga kerja menjadi suatu keharusan dalam memenangkan

persaingan efektivitas dan efisiensi usaha. Penguasaan kompetensi harus mengacu

kepada kebutuhan dunia kerja yang tertuang dalam standar kompetensi. Sosok

mereka sebagai warganegara Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang memiliki

jati diri dan yang mampu mengembangkan dirinya di kemudian hari, belum tegas

tertuang pada tataran konsep, terlebih pada tataran pelaksanaan.

Perancangan pendidikan kejuruan masa depan harus dikembangkan:

1. dengan memperhatikan kecenderungan dan tantangan masa depan,

2. bersama-sama dengan perancangan pendidikan vokasi, dan

3. bersama-sama dengan dunia usaha dan industri.

Dalam hal konsep pendidikan vokasi baik pada tingkat menengah maupun pada

tingkat tinggi disepakati, langkah selanjutnya adalah membuat peraturan perundang-

undangan yang sesuai dan tepat guna.

Dalam penyempurnaan berkelanjutan, perlu diperhatikan perkembangan sistem

pendidikan vokasi baik pada tingkat menengah maupun pada tingkat tinggi saat ini,

dan secara bertahap penyelenggaraan pendidikan kejuruan dan vokasi diarahkan

untuk membekali peserta didik dengan

1. kompetensi yang dituntut dunia usaha dan dunia industri, dengan tetap

memprakirakan kecenderungan masa depan,

2. kemahiran mengkomunikasikan gagasan yang bernalar, dan

3. daya juang dan daya suai yang tinggi, kemandirian,

Page 6: NASKAH AKADEMIK - Kemdikbud

2

yang kesemuanya bermuara pada kemampuan menemukan solusi atas tantangan

masa depan untuk kehidupan yang lebih sejahtera.

Kecenderungan dan tantangan masa depan ditandai dengan perubahan yang makin

cepat terjadi di bidang teknologi, sosial, dan ekonomi termasuk bisnis. Kita dituntut

untuk lebih sering belajar menerapkan atau menggunakan teknologi baru. Perubahan

tersebut bukan hanya makin cepat, tetapi juga semakin sulit diramalkan sehingga

menyebabkan sering terjadi kejutan budaya. Hal ini menuntut kemampuan

penyesuaian diri yang tinggi dan kemampuan menyikapi perubahan tersebut.

Dalam kehidupan global, teknologi informasi sudah berhasil melipat dunia, sehingga

pergaulan dunia antarnegara makin nirbatas, dan saling ketergantungan makin

meningkat.

Dengan menyadari kondisi tersebut kita dihadapkan pada pilihan:

- membangun jejaring, atau

- larut dalam persaingan.

Pilihan yang terbaik adalah membangun jejaring untuk memenangkan persaingan.

Laju pertumbuhan penduduk dunia yang hingga akhir abad lalu mencapai angka

enam milyar, dan di Indonesia sekitar 230 juta, tidak dapat diimbangi dengan laju

perkembangan penyediaan pangan yang mengikuti pola deret hitung. Teknologi

Informasi dapat berfungsi sebagai katalisator dalam berbagai bidang, termasuk

pertanian.

Pertumbuhan industri dan perkotaan makin mempersempit lahan tanam untuk

pertanian. Adalah tugas kita untuk menumbuhkan kembali secara kreatif budaya

budidaya tanaman pangan, dan mengupayakan nilai tambah hasil pertanian.

Teknologi Informasi dapat dimanfaatkan secara utuh untuk kepentingan ini.

Penyesuaian kurikulum SMK dilakukan secara ‘terus-menerus’ dengan mengacu

pada kebutuhan peningkatan daya saing sekaligus penguasaan kompetensi sebagai

pembekalan pengembangan profesi dan pengembangan diri lulusan SMK.

Penyusunan naskah akademik satuan pendidikan harus dimaknai sebagai wahana

menuangkan pemikiran atau gagasan dan pengalaman dalam rangka peningkatan

Page 7: NASKAH AKADEMIK - Kemdikbud

3

mutu satuan pendidikan dimaksud, dalam hal ini, SMK. Naskah akademik akan

menjadi acuan perbaikan atau peningkatan mutu SMK yang, pada gilirannya, harus

mempengaruhi perubahan kebijakan di bidang sarana pendidikan, tenaga pendidik

dan tenaga kependidikan, serta unsur-unsur terkait lainnya.

Naskah akademik ini diperlukan untuk penyempurnaan kurikulum SMK masa depan.

Tantangan dan kondisi pada setiap tahapan perubahan mempersyaratkan

dilakukannya kaji ulang dan uji ulang untuk menyesuaikan dan menyempurnakan

Naskah Akademik ini sesuai dengan tantangan dan tuntutan zaman.

SMK adalah satuan pendidikan pada jalur pendidikan formal jenjang menengah yang

mempersiapkan lulusannya memasuki dunia kerja, yang mampu mengembangkan

dirinya di kemudian hari. Peningkatan mutu SMK pada dasarnya adalah upaya untuk

lebih mendekatkan ukuran kompetensi lulusan dengan ukuran kompetensi yang

dipersyaratkan oleh dunia kerja.

Kondisi Saat Ini

1. Posisi SMK dalam konstelasi sekolah pada pendidikan dasar dan menengah

belum mampu membentuk dirinya sebagai satuan pendidikan yang mengacu

pada kebutuhan dunia kerja.

2. Kondisi industri dan ketenagakerjaan di Indonesia yang masih belum

tersistem, menjadikan SMK sebagai sekolah yang tidak jelas kedudukan,

kompetensi, dan penempatan lulusannya.

a. Masih terdapat lulusan SMK dihargai sama dengan lulusan sekolah lain

yang sebenarnya tidak mempersiapkan lulusannya untuk bekerja.

b. Banyak lulusan SMK yang berdaya juang rendah dan belum memiliki

daya suai.

3. Sistem pembelajaran pada SMK belum sepenuhnya mendukung pembentukan

kompetensi peserta didik, karena sering diperlakukan sama dengan jenis

sekolah lain.

Page 8: NASKAH AKADEMIK - Kemdikbud

4

4. Kebermaknaan hakikat tiap mata pelajaran dan keterkaitan antarmata

pelajaran sebagai persiapan peserta didik menghadapi dan menemukan solusi

atas masalah hidup yang makin kompleks, diabaikan. Penilaian dilakukan

tanpa memahami hakikat suatu mata pelajaran secara utuh dan keterkaitannya

dengan mata pelajaran lain.

5. Sistem pengujian selama masa pendidikan dan evaluasi akhir pada SMK

belum sepenuhnya mencerminkan pembentukan kompetensi.

6. Keberhasilan satuan pendidikan SMK masih diukur berdasarkan prosentase

kelulusan UN.

7. Pada umumnya pendidikan vokasi masih mempersyaratkan pengetahuan

lulusan SMK seperti lulusan SMA pada seleksi masuk.

8. Pengorganisasian Bidang Studi Keahlian yang ada pada saat ini dinyatakan

dalam lampiran Surat Keputusan Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan

Dasar dan Menengah Nomor 251/C/KEP/MN/2008 Tanggal 22 Agustus

2008.

Bagaimana menggunakan naskah akademik

Naskah akademik ini disusun untuk dijadikan acuan penyempurnaan dan

pengembangan kurikulum SMK. Pada dasarnya Kurikulum SMK adalah Kurikulum

untuk setiap Bidang Studi Keahlian. Naskah akademik ini adalah pedoman umum

bagi semua Bidang Studi Keahlian dengan seluruh Program Studi Keahlian dan

Kompetensi Keahlian yang ada di dalamnya. Oleh karenanya, naskah akademik ini

masih perlu diterjemahkan ke dalam bentuk kebijakan dan berbagai perangkat

kurikulum.

Page 9: NASKAH AKADEMIK - Kemdikbud

5

BAB II

KARAKTERISTIK

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

A. Karakteristik Satuan Pendidikan

Sebagai satuan pendidikan pada jalur pendidikan formal jenjang menengah yang

mempersiapkan lulusan mampu memasuki dunia kerja dan memberdayakan dirinya

mengikuti perkembangan, SMK harus memberikan bekal untuk mencapai

kompetensi sebagaimana dipersyaratkan oleh dunia kerja sekaligus sains dasar untuk

mengembangkan dan menyesuaikan diri atas perkembangan pada masa depan.

Pembentukan budaya kerja industri tidak mungkin diperoleh siswa di sekolah.

Budaya kerja industri meliputi, antara lain kegagalan kerja merupakan kerugian,

disiplin , komitmen, dan etos kerja. Budaya kerja dan berbagai tata nilai industri

tidak dapat dibentuk pada peserta didik hanya dengan menirukannya di sekolah,

meski dengan peralatan yang sama atau, bahkan, lebih baik sekalipun.

Sosok lulusan yang hendak dicapai peserta didik SMK adalah lulusan yang cerdas,

memiliki kompetensi kerja sesuai dengan persyaratan dunia kerja, mampu

memberdayakan dan mengembangkan dirinya sesuai dengan perkembangan pada

masa depan.

Berdasarkan fungsi SMK dan gambaran sosok lulusan serta pembentukan budaya

kerja industri yang hendak dicapai, beberapa kondisi berikut ini merupakan

gambaran karakteristik SMK.

1. Sifat pendidikan pada SMK harus mencerminkan dua corak sekaligus, yaitu

pendidikan dan pelatihan.

2. SMK diwajibkan membekali peserta didik dengan broad-based curriculum,

yaitu program pembekalan kompetensi inti (core competency) yang kuat di

bidangnya, berupa materi-materi dasar kompetensi keahlian yang utuh, agar

lulusan SMK mampu menghadapi dan mengatasi berbagai situasi

perkembangan masa depan. Pencapaian kompetensi inti harus dilandasi

dengan penguasaan sains, matematika, dan kemahiran berbahasa.

Page 10: NASKAH AKADEMIK - Kemdikbud

6

3. Pembukaan bidang studi keahlian, program studi keahlian atau kompetensi

keahlian pada SMK mengacu kepada kebutuhan dunia kerja. Pembukaan

program studi keahlian secara nasional, terlebih pada suatu daerah tertentu,

didasarkan pada kebutuhan DU/DI, dengan tetap memperhatikan kebutuhan

tenaga di lingkungan regional dan global.

4. SMK dapat dikembangkan dengan menggunakan ‘Pendidikan Sistem Ganda’,

suatu bentuk kerja sama satuan pendidikan dengan industri dan para

pemangku kepentingan lain di bidangnya.

Pendidikan Sistem Ganda harus dimaknai secara utuh, meliputi:

a. perencanaan pembukaan program studi keahlian/kompetensi keahlian;

b. analisis Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) dan

profil lulusan;

c. perencanaan proses pembentukan dan penguasaan kompetensi;

d. perencanaan materi pembentukan dan penguasaan kompetensi;

e. perencanaan penyelenggaraan proses pendidikan dalam rangka

pembentukan kompetensi;

f. perencanaan penyelenggaraan evaluasi dan penentuan keberhasilan

penguasaan kompetensi;

g. perencanaan tempat pendidikan dan pelatihan meliputi sekolah dan

(beberapa industri;

h. perencanaan dan pelaksanaan evaluasi setiap kompetensi;

i. pelaksanaan seleksi peserta didik berdasarkan bakat dan minat serta

persyaratan khusus yang ditentukan oleh Dunia Usaha/Dunia Industri

(DU/DI);

j. perencanaan jumlah anggota kelompok belajar

k. pemasaran tamatan

l. evaluasi pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda.

m. perencanaan dan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan yang disusun

berdasarkan pendekatan pelatihan berbasis produksi (production-based

training). Peserta didik harus terbiasa berhadapan dengan dan mengatasi

berbagai masalah nyata.

Page 11: NASKAH AKADEMIK - Kemdikbud

7

n. perencanaan dan penerapan alokasi waktu pendidikan dan pelatihan

pembentukan kompetensi yang didasarkan pada konsep ‘ketuntasan

pembelajaran’, mastery learning. Penuntasan pelatihan direncanakan

berdasarkan sistem blok, block system.

o. Struktur pengelola di SMK dan di industri pasangannya harus

mencerminkan Pendidikan Sistem Ganda berdasarkan keutuhan program.

Setiap satuan pendidikan yang melaksanakan pendidikan sistem ganda harus

menjabarkan konsep Pendidikan Sistem Ganda berdasarkan kondisi di

sekitarnya, bersama dengan DU/DI dan para pemangku kepentingan lainnya

serta masyarakat.

Istilah praktik kerja industri (prakerin) harus dimaknai sebagai saat

pendidikan dan pelatihan dilaksanakan di industri dalam rangka pelaksanaan

Pendidikan Sistem Ganda. Prakerin dapat dilakukan beberapa tahap dan

bertempat di satu atau lebih DU/DI.

5. Satuan pendidikan harus membentuk Majelis Sekolah sebagai mitra pengelola

sekolah dalam melaksanakan kerja sama dengan DU/DI dan pengembangan

satuan pendidikan.

Majelis Sekolah terdiri atas unsur SMK, DU/DI, alumni, dan masyarakat,

serta pemangku kepentingan lain.

6. Satuan pendidikan dapat menyelenggarakan kelas industri, yaitu kelompok

belajar peserta didik yang mendapat binaan khusus oleh DU/DI tertentu

sesuai dengan kebutuhan khusus. Pembinaan khusus dilakukan terhadap

peserta didik tertentu dengan mempertimbangkan jumlah kebutuhan tenaga

kerja, dan mengacu kepada standar kompetensi kerja yang diperlukan.

7. Satuan pendidikan dapat menyelenggarakan kelas wirausaha, yaitu kelompok

belajar peserta didik yang berani membuka usaha bersama dengan peserta

didik lain atau anggota masyarakat di sekitarnya. Satuan pendidikan

berkewajiban memberikan pendampingan serta memantau pelaksanaan usaha.

Satuan pendidikan dapat mendorong terbentuknya kelas wirausaha dengan

memberikan bantuan pinjaman modal secara bergulir.

8. SMK dapat menyelenggarakan multiexit – multientry bagi peserta didiknya.

Peserta didik yang telah menguasai kompetensi dapat bekerja di industri, dan

Page 12: NASKAH AKADEMIK - Kemdikbud

8

setelah bekerja dalam kurun waktu tertentu dapat masuk kembali melanjutkan

pendidikan dan pelatihannya di SMK sampai dinyatakan tamat dan berhasil.

Proses ini dapat dilakukannya beberapa kali dan tidak diberlakukan

pembatasan usia maupun status pernikahan. SMK berkewajiban melakukan

pengakuan atas kompetensi yang dikuasainya selama bekerja di luar SMK.

9. SMK diwajibkan mengakui dan menghargai kompetensi yang diperoleh

peserta didik sebelum menempuh pendidikan dan pelatihan di SMK. Peserta

didik yang bersangkutan tidak diwajibkan mengikuti pendidikan dan

pelatihan atas kompetensi yang sudah diakui penguasaannya.

10. Sertifikasi bagi peserta didik pada SMK dapat dilakukan secara bertahap.

Setiap kali siswa dinyatakan menguasai unit kompetensi tertentu, siswa akan

mendapat pengakuan dari SMK berupa catatan pada skill passport, sebuah

buku untuk mencatat pengakuan pencapaian kompetensi. Sesudah seluruh

kompetensi pada profesi tertentu dikuasai, peserta didik dapat mengajukan

diri mengikuti uji profesi. Uji profesi dapat ditempuh sebelum atau sesudah

proses belajar di SMK selesai, karena sertifikasi merupakan syarat bekerja.

Sertifikat profesi bukan prasyarat kelulusan peserta didik.

11. Terbuka kesempatan bagi lulusan SMK untuk mengembangkan diri, terutama

peningkatan kompetensi baik pada keluasan kompetensi maupun peningkatan

kualifikasi profesi. Peningkatan tersebut dapat diperoleh melalui pengalaman

kerja maupun melalui pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi, melalui

pendidikan vokasi.

12. Beberapa kompetensi keahlian pada SMK yang program pendidikannya lebih

dari 3 tahun untuk mendapatkan kualifikasi profesi lebih tinggi, lulusannya

mendapat penghargaan dan pengakuan kompetensi oleh pendidikan vokasi

dalam bentuk penyetaraan.

13. Satuan pendidikan SMK dapat mengajukan diri menjadi tempat uji

kompetensi atas pelaksanaan sertifikasi.

14. Setiap satuan pendidikan kejuruan harus berupaya menjadi pusat pelayanan

masyarakat, yang memberikan pelayanan pelatihan dan informasi.

Page 13: NASKAH AKADEMIK - Kemdikbud

9

15. Kegiatan unit produksi adalah konsekuensi logis proses pemelajaran di SMK.

Oleh karena itu wajib dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan dengan

pengaturan sebagai berikut.

a. Unit produksi sebagai unit pelayanan masyarakat merupakan bentuk

usaha nyata satuan pendidikan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat

atas barang dan jasa.

b. Unit produksi membantu menciptakan suasana dan iklim budaya kerja

industri di satuan pendidikan yang mengutamakan efektivitas, efisiensi

usaha, dan etos kerja.

c. Unit produksi menjamin kepastian pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan

prinsip pendidikan sekaligus bisnis.

16. Pembentukan sikap kewirausahaan harus dilakukan menyatu dengan proses

pembentukan kompetensi. Sikap kewirausahaan harus ditanamkan dalam

bentuk perilaku dan kegiatan nyata, bukan sekadar mengajarkan teori

kewirausahaan dan teori berbisnis semata.

17. Evaluasi kompetensi berbahasa peserta didik harus dilakukan dengan

menggunakan ukuran penguasaan kemahiran berbahasa. Penguasaan

kompetensi berbahasa Indonesia pada akhir masa pendidikan dan pelatihan di

SMK dilakukan dengan perangkat Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia

(UKBI) pada peringkat sekurang-kurangnya Madya. Penguasaan kompetensi

berbahasa Inggris pada akhir masa pendidikan dan pelatihan di SMK

dilakukan dengan perangkat uji TOEIC pada perolehan skor sekurang-

kurangnya 405. Perolehan skor dan peringkat tersebut diharapkan setara

dengan peringkat B2 pada CEFRL (common European framework of

reference for languages).

18. Kurikulum SMK harus siap berubah sesuai tuntutan dunia kerja, tuntutan

pembangunan bangsa, dan perkembangan teknologi. Kurikulum SMK

disusun dalam bentuk yang lebih mudah dipahami, terukur, dan mengacu

kepada pembentukan kompetensi kerja, kompetensi yang memberikan nilai

tambah dan pengembangan diri.

19. Sistem pengujian pada SMK harus didasarkan pada penguasaan kompetensi

peserta didik secara utuh. Penguasaan kompetensi tidak dapat direratakan.

Page 14: NASKAH AKADEMIK - Kemdikbud

10

Tanda bukti penguasaan kompetensi adalah sertifikat profesi. Uji profesi

tidak terkait dengan kelas/tahun belajar.

20. Keberadaan program studi keahlian pada SMK harus mudah dijangkau

masyarakat di berbagai daerah yang membutuhkannya.

21. Rancangan pencapaian kompetensi dilaksanakan berdasarkan jumlah jam

nyata yang digunakan mencapai ketuntasan sebuah kompertensi.

Berikut ini adalah penjelasan beberapa hal sebagai penekanan dan pelengkap atas

karakteristik SMK.

1. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia

Satu-satunya ukuran keterampilan yang harus dikuasai lulusan SMK adalah

kompetensi yang dinyatakan dalam Standar Kompetensi Kerja Nasional

Indonesia (SKKNI) yang telah disusun oleh Badan Nasional Sertifikasi

Profesi (BNSP) dan ditetapkan oleh menteri yang bertanggung jawab di

bidang ketenagakerjaan.

Standar kompetensi kerja untuk setiap bidang kejuruan hanya ada satu.

Standar kompetensi kerja tidak mengenal tingkatan, misalnya, standar

nasional, provinsi, kabupaten, perusahaan, dan sebagainya. SKKNI adalah

standar yang sudah menyadap dan menyesuaikan (adapt dan adopt) standar

dari (beberapa) negara lain. SKKNI disusun oleh wakil unsur dunia kerja dan

para pemangku kepentingan lainnya. SKKNI disusun meliputi pengetahuan,

keterampilan, dan sikap.

SKKNI bagi profesi tertentu, pada saatnya nanti, akan mengikuti penyetaraan

dan pengakuan dengan negara atau beberapa negara lain melalui Mutual

Recognition Agreement (MRA).

Standar kompetensi yang ada selalu diperbarui secara berkala untuk

mengikuti perkembangan teknologi dan tuntutan perkembangan lain.

Terdapat beberapa profesi yang SKKNI-nya dapat diberlakukan di seluruh

dunia, yaitu SKKNI yang lahir atas eksplorasi budaya Indonesia.

Dalam hal SKKNI yang ada belum mencakup seluruh spektrum dunia kerja,

dunia kerja melalui asosiasi profesi bersama para pemangku kepentingan

Page 15: NASKAH AKADEMIK - Kemdikbud

11

lainnya dapat menyusun rancangan SKKNI yang, sesudah melalui proses

pembahasan tertentu, dapat ditetapkan sebagai SKKNI oleh menteri yang

bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan. Sebelum ada SKKNI, satuan

pendidikan mengacu kepada kebutuhan kompetensi yang dipersyaratkan oleh

dunia industri di sekitar lembaga pendidikan dan pelatihan, atau yang

dipersyaratkan oleh industri di negara lain.

2. Seleksi Masuk

Seleksi masuk SMK, tidak dimaksudkan sebagai peniadaan kesempatan

mengikuti pendidikan pada jenjang menengah, tetapi lebih diarahkan kepada

kesesuaian pemilihan bidang studi dan program studi keahlian dengan bakat

dan minat calon peserta didik serta tuntutan DU/DI.

Perencanaan jumlah siswa yang akan diterima diperkirakan berdasarkan

kebutuhan DU/DI. Seleksi masuk SMK dilakukan secara bersama antara

satuan pendidikan dan industri.

Program-program studi keahlian di SMK yang menghasilkan knowledge-

based product dapat mempersyaratkan penguasaan MIPA dan penguasaan

keterampilan berbahasa. Program-program studi keahlian di SMK yang

menghasilkan culture-based product dapat mempersyaratkan penguasaan

matematika, kebudayaan, dan penguasaan keterampilan berbahasa. Program-

program keahlian yang berorientasi pada keterampilan tertentu, misalnya seni

rupa dan seni musik dapat menambahkan persyaratan kebutuhan khusus

misalnya kepekaan seni rupa dan kepekaan musikal.

3. Tahun Bersama

Masa pendidikan di SMK diawali dengan tahun bersama sebagai upaya

matrikulasi mata-mata pelajaran IPA atau IPS (sesuai dengan bidang

kerjanya), pengetahuan budaya (sesuai dengan bidang kerjanya), pemberian

pengetahuan dan keterampilan sebagai bekal memilih penajaman studi

keahlian sesudahnya sekaligus membekali peserta didik dengan broad-based

Page 16: NASKAH AKADEMIK - Kemdikbud

12

curriculum, yaitu program pembekalan kompetensi inti (core competency)

yang kuat di bidangnya.

4. Program Pembinaan Kewirausahaan

Program kewirausahaan diberikan secara bersamaan dan menyatu pada

pembentukan kompetensi. Sasaran utama program kewirausahaan adalah

pembentukan sikap kewirausahaan dalam kehidupan keseharian di sekolah

dan masyarakat, dan bekal keterampilan teknis berusaha. Pendekatan

pembelajaran adalah pemecahan masalah berdasarkan kasus yang dihadapi

siswa atau kasus model yang diangkat oleh guru. Pendekatan keilmuan harus

dihindarkan.

Pembentukan sikap diberikan dalam bentuk bimbingan dengan ketentuan

sebagai berikut.

a. Bimbingan dikemas bukan dalam bentuk materi pembelajaran di kelas

teori, tetapi dalam kegiatan pemberian motivasi sekaligus konsultasi

kasus serta penugasan atau kegiatan yang menumbuhkan keberanian dan

percaya diri. Pemberian motivasi diarahkan pada pembentukan sikap

kewirausahaan: (antara lain) berani dan pantang menyerah, jujur dan

sportif, disiplin, konsekuen, dan prestatif. Bimbingan yang diberikan pada

tahun pertama dapat dilakukan dalam ruangan unit produksi, diberikan

pada saat peserta didik terlibat dalam kegiatan pendukung unit produksi.

Mengundang pelaku bisnis, atau olahragawan, atau seniman, atau pejabat,

lebih diutamakan para alumni, untuk memaparkan kisah sukses dan

kegagalan mereka. Kegiatan ini harus terprogram. Pembimbing berasal

dari SMK dan dunia kerja.

b. Bimbingan dan pemberian bekal teknis usaha dilakukan menyatu dalam

pelaksanaan kegiatan unit produksi. Bimbingan diarahkan pada

penajaman intuisi membaca peluang usaha, pengenalan tata nilai yang

berlaku dalam dunia usaha, dan strategi pemasaran dan promosi usaha.

Pemberian bekal teknis usaha diarahkan pada keterampilan praktis

meliputi (antara lain) administrasi sederhana, dan jurnal keuangan.

Bimbingan ini diberikan pada tahun kedua di ruang unit produksi, pada

Page 17: NASKAH AKADEMIK - Kemdikbud

13

saat peserta didik terlibat dalam kegiatan pendukung unit produksi.

Pembimbing dari SMK dan praktisi/wirausaha yang berhasil.

c. Cerminan sikap wirausaha dan keterampilan praktis berusaha ditulis

peserta didik dalam rencana usaha yang dikemas dalam proposal usaha.

Proposal ini diujikan, sebagai bagian dari sistem pengujian pengetahuan

profesi secara komprehensif pada akhir masa pendidikan dan pelatihan di

SMK.

5. Program Pengembangan Ekonomi Kreatif

Program pengembangan ekonomi kreatif diutamakan pada pembentukan

sikap dan kesadaran bahwa knowledge-based product harus dipadukan

dengan culture-based product untuk menambahkan nilai ekonomi atas

produk tersebut. Sebuah produk yang semula hanya mengandalkan fungsi,

pada era ekonomi kreatif harus dikembangkan dan dilengkapi dengan aspek

bentuk, warna, ukuran, sampai ke aspek emosional penggunanya.

Pengembangan ekonomi kreatif bukan mata pelajaran.

Pengembangan ekonomi kreatif harus dimulai dengan pelatihan kreatif. Pada

dasarnya pelatihan kreatif adalah mengasah dan mengembangkan intuisi

kreatif. Pelatihan kreatif dapat diberikan di SMK dengan motivasi ‘membuat

baru di luar yang sudah ada’, bahkan berpikir out of the box, dan

‘bermimpilah dan wujudkan impian Anda’. Pelatihan kreatif diberikan

sesudah penguasaan kompetensi dicapai.

Pengembangan kreativitas dalam produksi menjadi tuntutan peningkatan

produk yang didasari efektifitas dan efisiensi usaha. Semangat praktisi adalah

semangat yang harus diacu oleh SMK. Semangat ini hanya dapat

diteladankan oleh para praktisi industri dan pendidik yang paham semangat

industri dalam mencari efektivitas dan efisiensi usaha.

Mengasah intuisi kreatif adalah wahana mengembangkan ekonomi kreatif,

yang dipandang sebagai upaya efektif guna mencapai kemandirian teknologi,

kemandirian budaya, menuju ke kemandirian ekonomi. Pada muaranya,

semua upaya mengembangkan ekonomi kreatif adalah bagian dari ketahanan

bangsa.

Page 18: NASKAH AKADEMIK - Kemdikbud

14

6. Sertifikasi Kemahiran Berbahasa

Pembentukan berpikir logis didapatkan dari kemahiran berbahasa melalui

mata pelajaran Bahasa dan Matematika. Bahasa dipelajari siswa SMK dalam

fungsinya sebagai alat bernalar dan berkomunikasi. Karena siswa SMK

dipersiapkan menjadi pengguna bahasa Indonesia yang baik, pengukuran

kemampuan berbahasa tidak didasarkan pada penguasaan ilmu kebahasaan,

tetapi lebih pada penerapan fungsinya.

Mengukur kemahiran berbahasa Indonesia tidak akan mengurangi fungsi

pemelajaran Bahasa Indonesia sebagai bagian pembentukan manusia

Indonesia seutuhnya. Dengan pengukuran yang jelas justru dapat

meningkatkan kehendak ‘menjunjung bahasa persatuan – bahasa Indonesia’.

Dengan acuan Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI), ukuran

pengujian dan pencapaian kemahirannya jelas. Peringkat penguasaannya juga

terukur. Dengan demikian materi pemelajaran yang harus disiapkan juga

jelas: membentuk kemahiran berbahasa.

Sejalan dengan pengukuran kemahiran berbahasa Indonesia, pengukuran

kemahiran berbahasa Inggris dilakukan menggunakan standar uji yang baku

dan diakui oleh banyak negara. Untuk peserta didik SMK digunakan alat uji

TOEIC.

Pada beberapa program studi keahlian tertentu, bahasa asing kedua (bahasa

Eropa atau Asia) mulai diajarkan. Penguasaan bahasa asing kedua bermanfaat

untuk pengembangan diri, menumbuhkan keberanian, percaya diri, dan

memudahkan tamatan SMK meniti karir dalam profesinya.

7. Pembelajaran Sains Dasar dan Matematika

Sains dasar sangat diperlukan sebagai landasan pembekalan lulusan dalam

pengembangan diri menghadapi masa depan, apapun profesi yang dipilihnya

dan disiplin ilmu yang digelutinya.

Kesadaran bahwa Matematika dan berpikir matematis adalah keperluan

semua orang, perlu ditumbuhkan di kalangan peserta didik dan masyarakat

luas. Bahkan kesadaran bahwa Matematika dan kemahiran berbahasa adalah

pembentuk bernalar logis harus dimasyarakatkan secara nasional. Bernalar

Page 19: NASKAH AKADEMIK - Kemdikbud

15

logis harus menjadi acuan setiap orang dalam rangka meningkatkan

rasionalitas sebagai ciri ‘kemanusiaan’.

Kesan bahwa ‘matematika’ tidak diperlukan bagi program-program budaya

dan pelayanan (services) seringkali memberikan pemahaman yang salah bagi

calon siswa yang memilih program keahlian, bukan karena bakat dan

minatnya, tetapi lebih pada upaya menghindarkan diri dari ‘matematika’.

8. Pengembangan Karakter Bangsa

Pendidikan karakter bangsa harus dimaknai sebagai pembentukan karakter

manusia Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara, serta kehidupan antarbangsa. Upaya ini harus terintegrasi dalam

keteladanan pengelola pendidikan dan diupayakan agar menjadi budaya

pendidikan. Dalam kaitannya dengan SMK, keteladanan harus diberikan oleh

pengelola satuan pendidikan SMK dan industri.

Arah pengembangan karakter bangsa adalah tata nilai yang lahir dari

Pancasila sebagai satu-satunya asas yang mendasari kehidupan

bermasyarakat, khususnya di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Unsur

pembentukan karakter di luar Pancasila yang dapat dimasukkan adalah tata

nilai, adab, dan kesantunan beragama. Tata nilai dan adab yang diserap dari

agama, khusus diberlakukan pada pemeluknya.

Keteladanan dalam pembentukan karakter bangsa bukan dikemas dalam mata

pelajaran.

9. Pendidikan Vokasi

Dalam kaitan dengan ‘pendidikan sepanjang hayat’ dan ‘pendidikan untuk

semua’, lulusan SMK dapat melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi.

Kesempatan memperoleh pendidikan yang lebih tinggi dimaksudkan untuk

memberikan bekal dasar keilmuan yang lebih dalam dan keterampilan kerja

pada kualifikasi yang lebih tinggi.

SMK merupakan pendidikan vokasi jenjang menengah yang lulusannya

mengisi piramida ketenagakerjaan pada masing-masing kualifikasi kerja yang

telah ditentukan dalam standar kompetensi kerja. Dengan acuan yang sama,

Page 20: NASKAH AKADEMIK - Kemdikbud

16

SKKNI, hubungan antarmuka (interface) antara SMK dengan pendidikan

vokasi pada jenjang yang lebih tinggi merupakan pendidikan nirbatas

(seamless education). Dengan hubungan antarmuka yang demikian, dapat

dihindarkan materi pemelajaran yang bertindan (tumpang tindih) antara SMK

dengan pendidikan diploma.

B. Karakteristik Peserta Didik

Peserta didik pada SMK adalah remaja usia 15 sampai dengan 20 tahun. Usia

tersebut merupakan usia remaja yang sedang bergelombang mencari jati dirinya.

Jati diri tersebut antara lain didapatkan dari jenis sekolah y

ang dipilihnya, bahkan dari jenis program keahlian yang diinginkannya. Enerji

dan semangat yang berlebihan pada usia tersebut dapat diarahkan pada

pembentukan kebanggaan terhadap profesi yang akan diraihnya. Enerji yang

berlebihan itu harus diarahkan pada pembentukan dan pengembangan daya juang

mencari solusi.

Dalam hal pelaksanaan multiexit – multientry, peserta didik dapat menyelesaikan

pendidikan SMK pada usia yang lebih lanjut, lebih dari usia 20 tahun. Dalam

kasus pelaksanaan hal tersebut usia tamatan SMK tidak dibatasi.

Dari sisi strata sosial, peserta didik pada SMK didominasi dari kalangan

menengah ke bawah yang memang mendambakan dapat segera menyelesaikan

pendidikan dan langsung bekerja. Dalam konstelasi ketenagakerjaan, kualifikasi

profesi paling rendah adalah yang paling banyak diperlukan, terutama yang

bersertifikat. Kualifikasi profesi pada tataran inilah yang diisi oleh lulusan SMK.

C. Karakteristik Guru

Guru SMK bersama SMK harus memiliki incorporate spirit, semangat dunia

usaha yang memiliki integritas yang tinggi untuk tetap mengusahakan efektivitas

dan efisiensi usaha. Guru bertugas membentuk lulusan bersertifikat profesi

tertentu sekaligus mentransfer semangat DU/DI kepada peserta didik. Setiap guru

SMK harus menyadari fungsi dirinya sebagai pembentuk kompetensi peserta

didik, seberapapun peranannya.

Page 21: NASKAH AKADEMIK - Kemdikbud

17

Guru SMK yang memberikan materi pembentukan kompetensi adalah guru yang

telah memiliki sertifikat kompetensi pada kualifikasi di atas kualifikasi profesi

peserta didik SMK. Guru SMK dimaksud harus mampu menganalisis SKKNI ke

dalam materi pembelajaran. SMK harus mampu menyusun urutan pembelajaran

dan menganalisis dukungan mata pelajaran lain untuk pembentukan kompetensi.

Sertifikasi guru SMK harus meliputi verifikasi sertifikat profesi yang

dipersyaratkan, bukan hanya pada penguasaan mengajar. Harus ada penghargaan

lebih kepada guru SMK karena kepemilikan sertifikat profesi.

Pengalaman industri bagi guru SMK mutlak diperlukan. Guru SMK tanpa

pengalaman industri hanya cenderung mengajar teori. Semua guru harus

menyadari tugasnya membimbing dan menjadi fasilitator melayani ‘yang

diperlukan peserta didik’, bukan ‘apa yang dimaui guru’. Semua guru SMK harus

menyadari bahwa dirinya adalah bagian dari fungsi SMK sebagai agen

pembaharuan (agent of change).

D. Karakteristik Pengujian

Terdapat empat jenis karakteristik pengujian pada seluruh materi pembelajaran di

SMK.

1. Pengujian berdasarkan pencapaian kompetensi kejuruan. Pengujian ini

dilakukan secara bertahap, berorientasi pada pencapaian kompetensi

dengan ukuran keberhasilan sebagaimana dipersyaratkan oleh SKKNI

atau standar lain:

a. Pengujian ini dilakukan oleh satuan pendidikan, menghasilkan catatan

pencapaian kompetensi pada skill passport. Kompetensi kerja yang

dimiliki peserta, yang didapat di luar pendidikan dan pelatihan SMK,

diakui dengan pembubuhan catatan pencapaian kompetensi pada skill

passport. Pengujian ini harus meliputi unit-unit kompetensi yang

dipersyaratkan. Pada akhir masa pendidikan dan pelatihan di SMK,

seluruh kompetensi harus sudah dinyatakan dikuasai oleh peserta

didik;

b. Peserta didik mendaftarkan diri untuk mengikuti uji profesi untuk

mendapatkan sertifikat profesi.

Page 22: NASKAH AKADEMIK - Kemdikbud

18

2. Pengujian berdasarkan pencapaian kemahiran berbahasa. Pada dasarnya

pengujian ini dilakukan oleh lembaga yang berwenang (penyelenggara

UKBI atau TOEIC).

3. Pengujian berdasarkan pengetahuan profesi secara komprehensif. Pada

dasarnya pengujian ini dilakukan oleh satuan pendidikan bersama dengan

DU/DI, pada akhir masa pendidikan SMK. Siswa menyusun proposal

pembuatan produk tertentu, atau usaha tertentu, atau pementasan tertentu.

Proposal mencakup kegiatan teknis dan usaha termasuk pembiayaan, dan

rancangan keuntungan. Pengujian mencakup seluruh aspek usaha. Penguji

dari satuan pendidikan dan dunia kerja. Hasil pengujian adalah nilai

Kewirausahaan yang dimasukkan dalam STTB.

Pengujian komprehensif ini dapat dilakukan secara nasional dengan

mengubah beberapa ketentuan sebagai berikut.

a. Ujian berupa penyusunan rencana produksi atau usaha, atau

pementasan, atau pelaksanaan jasa lainnya.

b. Soal dibuat secara nasional oleh Kementerian Pendidikan Nasional

bersama industri.

Bentuk soal untuk pembuatan produk.

1) Soal harus menjelaskan desain bentuk produk, termasuk ukuran,

dan bahan, serta jumlah yang dipesan. Soal harus memuat jangka

waktu pengerjaan produk. Soal harus memuat satuan harga

komponen, satuan ongkos per hari per orang, satuan harga sewa

alat dan biaya lain. Soal harus memuat jenis dan bahan kemasan.

2) Soal harus menanyakan harga produk termasuk kemasan yang

ditawarkan, termasuk perhitungannya.

Bentuk soal untuk jasa.

1) Soal harus menjelaskan rencana kegiatan jasa. Soal harus memuat

jangka waktu pengerjaan jasa. Soal harus memuat satuan harga

komponen, satuan ongkos per hari per orang, satuan harga sewa

alat dan biaya lain.

2) Soal harus menanyakan harga jasa termasuk perhitungannya.

Page 23: NASKAH AKADEMIK - Kemdikbud

19

c. Soal dikerjakan peserta didik selama sekurang-kurangnya 4 (empat) X

60 menit.

d. Jawaban peserta didik dinilai oleh panitia penilai di daerah. Penilaian

dilakukan silang, oleh guru SMK bersama dengan unsur industri atau

dunia usaha setempat. Rambu-rambu penilaian ditentukan secara

nasional.

e. Nilai yang diperoleh peserta didik dijadikan nilai ujian nasional.

4. Pengujian oleh satuan pendidikan. Pengujian ini meliputi seluruh mata

pelajaran normatif dan adaptif.

E. Spektrum Pada SMK

Bidang keahlian pada SMK mengacu pada pengelompokan spektrum profesi atau

bidang kerja berdasarkan kualifikasi pada SKKNI yang dapat diisi oleh tamatan

SMK. Spektrum Bidang Studi Keahlian dan Program Studi Keahlian yang

diberlakukan saat ini pada SMK dilampirkan dalam naskah akademik ini.

Konstelasi beberapa bidang studi keahlian dan program studi keahlian

sebagaimana terdapat dalam lampiran naskah akademik ini dianggap tidak sesuai

dengan konstelasi profesi pada DU/DI. Oleh karena itu masih harus dikaji ulang.

Page 24: NASKAH AKADEMIK - Kemdikbud

20

BAB III

MODEL KURIKULUM

Materi pembelajaran diorganisasikan dalam bentuk mata-mata pelajaran.

Berdasarkan tujuannya, mata-mata pelajaran dikelompokkan menjadi tiga kelompok.

A. Kelompok Mata Pelajaran Normatif

1. Pendidikan Agama

2. Bahasa dan Budaya Indonesia

3. Pendidikan Sejarah

4. Pendidikan Olah Raga dan Kesehatan

B. Kelompok Mata Pelajaran Adaptif

1. Matematika

2. IPS dan IPA (kadar kedalaman disesuaikan dengan bidangnya)

3. Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI)

4. Bahasa Inggris dan bahasa asing lainnya

5. Mata-mata pelajaran Dasar Kejuruan (Kerja Bangku/Ekonomi/Dasar

Pertanian/Kebudayaan/Nirmana/Dasar Kekriaan, dan sebagainya).

C. Kelompok Mata Diklat Produktif

Terdiri atas mata-mata diklat yang mengacu pada pencapaian kompetensi

yang dipersyaratkan dalam standar kompetensi kerja.

Kurikulum SMK disusun dalam bentuk sederhana, mudah terukur, dan dapat

dilaksanakan.

Mata-mata pelajaran Normatif, sebagai pembentukan manusia Indonesia seutuhnya,

diberikan sepanjang masa pendidikan.

Page 25: NASKAH AKADEMIK - Kemdikbud

21

BAB IV

PENGELOLAAN KURIKULUM

Pengelolaan kurikulum SMK diatur sebagai berikut.

1. Standar Isi, Kerangka dasar kurikulum, dan indikator pada mata-mata

pelajaran Pendidikan Agama, Pendidikan Sejarah, Pendidikan Olah Raga dan

Kesehatan, dan Matematika ditentukan oleh Kementerian Pendidikan

Nasional. Perangkat kurikulum lainnya untuk mata pelajaran Pendidikan

Agama dan Pendidikan Olah Raga dan Kesehatan ditentukan oleh satuan

pendidikan secara bersama pada tingkat wilayah/provinsi.

Perangkat kurikulum lainnya untuk mata pelajaran Sejarah dan Matematika

ditentukan oleh Pusat.

2. Penyusunan Standar Isi, Kerangka dasar kurikulum, dan indikator pada pada

mata-mata pelajaran Bahasa dan Budaya Indonesia ditentukan oleh

Kementerian Pendidikan Nasional. Perangkat kurikulum lainnya disusun oleh

satuan pendidikan secara bersama pada tingkat wilayah/provinsi.

3. Penyusunan Standar Isi, Kerangka dasar kurikulum, dan indikator serta

perangkat kurikulum lainnya pada mata-mata pelajaran Bahasa Inggris dan

Bahasa Asing lainnya dilakukan oleh satuan pendidikan secara bersama pada

tingkat wilayah/provinsi.

4. Penyusunan Standar Isi, Kerangka dasar kurikulum, dan indikator pada mata-

mata pelajaran Matematika ditentukan oleh Kementerian Pendidikan

Nasional. Perangkat kurikulum lainnya disusun oleh satuan pendidikan secara

bersama pada tingkat wilayah/provinsi.

5. Penyusunan Standar Isi, Kerangka dasar kurikulum, dan indikator serta

perangkat kurikulum lainnya pada mata-mata pelajaran IPA/IPS dilakukan

oleh satuan pendidikan secara bersama pada tingkat wilayah/provinsi.

6. Penyusunan Standar Isi, Kerangka dasar kurikulum, dan indikator pada pada

mata-mata pelajaran Produktif ditentukan oleh Kementerian Pendidikan

Nasional. Perangkat kurikulum lainnya disusun oleh satuan pendidikan secara

bersama pada tingkat wilayah/provinsi.

Page 26: NASKAH AKADEMIK - Kemdikbud

22

7. Kurikulum untuk melaksanakan kelas industri dan kelas wirausaha

diturunkan dari analisis SKKNI dan disesuaikan dengan industri sekitar.

Penyusunan Standar Isi, Kerangka dasar kurikulum, dan indikator, serta

perangkat kurikulum lainnya disusun oleh satuan pendidikan secara bersama

pada tingkat wilayah/provinsi.

Jenis dan jumlah mata pelajaran hasil analisis SKKNI untuk setiap program studi

keahlian dilakukan oleh Kementerian Pendidikan Nasional.

Mata Pelajaran SK KD INDIKATOR Perangkat Kurikulum

lainnya

Pendidikan

Agama,

Pendidikan Olah

Raga dan

Kesehatan

Pusat Pusat Pusat Satuan Pendidikan di

wilayah

Bahasa dan

Budaya Indonesia Pusat Pusat Pusat

Satuan Pendidikan di

wilayah

Bahasa Inggris,

dan Bahasa Asing

Lain

Satuan

Pendidikan

di wilayah

Satuan

Pendidikan

di wilayah

Satuan

Pendidikan di

wilayah

Satuan Pendidikan di

wilayah

Matematika Pusat Pusat Pusat Satuan Pendidikan di

wilayah

IPA/IPS

Satuan

Pendidikan

di wilayah

Satuan

Pendidikan

di wilayah

Satuan

Pendidikan di

wilayah

Satuan Pendidikan di

wilayah

Dasar Kejuruan Pusat Pusat Pusat Satuan Pendidikan di

wilayah

Produktif Pusat Pusat Pusat Satuan Pendidikan di

wilayah

Page 27: NASKAH AKADEMIK - Kemdikbud

23

BAB V

REKOMENDASI TINDAK LANJUT

Dalam rangka pelaksanaan naskah akademik perubahan Kurikulum SMK ini, kami

merekomendasi-kan beberapa tindak lanjut sebagai berikut.

1. Sertifikat profesi harus diterima sebagai satu-satunya persyaratan yang harus

dimiliki oleh semua calon tenaga kerja di Indonesia. Dalam hal terdapat

pelanggaran harus ada sanksi.

2. Semua kurikulum satuan pendidikan pada jenjang menengah (SMK) dan

semua jenis pada jenjang pendidikan tinggi vokasi harus mengacu kepada

SKKNI. Demikian juga kurikulum satuan pendidikan penyelenggara kursus

persiapan kerja.

3. Perlu ada pengaturan di bidang ketenagakerjaan, penerimaan tenaga kerja

berdasarkan sertifikat profesi. Dalam hal terdapat pelanggaran harus ada

sanksi.

4. Semua peraturan yang tidak mendukung pencapaian sasaran naskah

akademik ini harus diubah dan diperbaiki.

5. Kesadaran bahwa matematika dan berpikir matematis adalah keperluan

semua orang, perlu ditumbuhkan di kalangan para guru, dosen, dan peserta

didik dan masyarakat luas bahkan harus dimasyarakatkan secara nasional.

6. Kemahiran berbahasa Indonesia dalam keempat aspeknya, harus menjadi

kompetensi yang harus dikuasai setiap lulusan satuan pendidikan pada

jenjang menengah dalam meniti karir profesi maupun untuk pengembangan

diri.

7. Kegiatan pembekalan bahasa asing kedua memerlukan dukungan, khususnya

dari sisi kebijakan dan pengadaan tenaga kependidikan.

8. Pengembangan karakter bangsa dalam bentuk keteladanan para pengelola

pendidikan harus dibuat pedoman pelaksanaannya bagi seluruh satuan

pendidikan.

Page 28: NASKAH AKADEMIK - Kemdikbud

24

BAB VI

PENUTUP

Naskah akademik ini disusun sebagai acuan pengembangan dan peningkatan satuan

pendidikan SMK. Fungsi tersebut akan terwujud, ketika keakuan dan kemerdekaan

kita lebur dalam bentuk ‘komitmen’ mengembangkan SMK masa depan.

Bentuk rekomendasi tindak lanjut akan melahirkan kesulitan baru yang harus

ditemukan solusinya. ‘Komitmen’ itulah nantinya yang akan menuntun semua pihak

menemukan solusi. Pekerjaan besar tersebut tidak akan terjadi tanpa dibarengi

kesungguhan besar.

Naskah akademik yang merupakan kristalisasi pemikiran dan pengalaman, bukanlah

segala-galanya. Naskah ini tidak akan mengubah kondisi apa pun pada satuan

pendidikan SMK. Naskah ini akan bergema ketika semua pihak merujuknya, dan

menjadikannya pegangan menjadikan sosok lulusan SMK menguasai kompetensi

kerja sebagaimana dipersyaratkan oleh dunia kerja, seutuhnya.

Kompetensi bermakna kemampuan, tetapi sekaligus kewenangan. Kita tidak ingin

memandang kompetensi hanya pada salah satu sisi kemampuan atau kewenangan.

Kita tidak ingin terperosok pada kondisi: banyak orang berkemampuan tetapi tidak

berwenang, (yang lebih banyak lagi) banyak orang berwenang tetapi tidak

berkemampuan. Kita inginkan kondisi masa depan: seseorang diberi kewenangan

karena dia berkemampuan.

Page 29: NASKAH AKADEMIK - Kemdikbud

25

DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Pendidikan Nasional. Keterampilan Menjelang 2020.

Best practices para pelaku sejarah dalam mengembangkan Politeknik Mekanik

Swiss – ITB (Politeknik Manufaktur), Bandung.

Best practices para pelaku sejarah dalam mengembangkan Pusat Pengembangan

Penataran Guru Teknologi (PPPGT), Bandung.

Best practices para pelaku sejarah dalam mengembangkan Pusat Pengembangan

Penataran Guru Teknologi (PPPGT), Malang.

Best practices para pelaku sejarah dalam mengembangkan Pusat Pengembangan

Penataran Guru (PPPG) Bisnis Pariwisata Sawangan.

Best practices para pelaku sejarah dalam mengembangkan Pusat Pengembangan

Penataran Guru (PPPG) Pertanian, Cianjur.

Best practices para pelaku sejarah dalam mengembangkan STM Pembangunan

Semarang.

Best practices para pelaku sejarah dalam mengembangkan STM Pembangunan

Jakarta.

Best practices para pelaku sejarah dalam mengembangkan STM Mikael Surakarta.

Best practices para pelaku sejarah dalam mengembangkan Akademi Teknik Mesin

Industri (ATMI) Surakarta.

Best practices para pelaku sejarah dalam mengembangkan Industri Kreatif.

Page 30: NASKAH AKADEMIK - Kemdikbud

26

Lampiran Keputusan Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah

Nomor : 251/C/KEP/MN/2008 Tanggal : 22 Agustus 2008

SPEKTRUM KEAHLIAN PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN

NO.

BIDANG

STUDI

KEAHLIAN

PROGRAM STUDI

KEAHLIAN KOMPETENSI KEAHLIAN

NOM

OR

KODE

1. TEKNOLOGI

DAN

REKAYASA

1.1 Teknik Bangunan 1.1.1 Teknik Konstruksi Baja 001

1.1.2 Teknik Konstruksi Kayu 002

1.1.3 Teknik Konstruksi Batu

dan Beton 003

1.1.4 Teknik Gambar Bangunan 004

1.1.5 Teknik Furnitur 005

1.2 Teknik Plumbing

dan Sanitasi

1.2.1 Teknik Plumbing dan

Sanitasi 006

1.3 Teknik Survei dan

Pemetaan

1.3.1 Teknik Survei dan

Pemetaan 007

1.4 Teknik

Ketenagalistrikan 1.4.1 Teknik Pembangkit

Tenaga Listrik 008

1.4.2 Teknik Distribusi Tenaga

Listrik 009

1.4.3 Teknik Transmisi Tenaga

Listrik

010

1.4.4 Teknik Instalasi Tenaga

Listrik 011

1.4.5 Teknik Otomasi Industri 012

1.5 Teknik Pendinginan

dan Tata Udara

1.5.1 Teknik Pendinginan dan

Tata Udara 013

1.6 Teknik Mesin 1.6.1 Teknik Pemesinan 014

1.6.2 Teknik Pengelasan 015

1.6.3 Teknik Fabrikasi Logam 016

1.6.4 Teknik Pengecoran

Logam 017

1.6.5 Teknik Gambar Mesin 018

1.6.6 Teknik Pemeliharaan

Mekanik Industri 019

Page 31: NASKAH AKADEMIK - Kemdikbud

27

NO.

BIDANG

STUDI

KEAHLIAN

PROGRAM STUDI

KEAHLIAN KOMPETENSI KEAHLIAN

NOM

OR

KODE

1.7 Teknik Otomotif 1.7.1 Teknik Kendaraan Ringan

020

1.7.2 Teknik Sepeda Motor 021

1.7.3 Teknik Perbaikan Bodi

Otomotif 022

1.7.4 Teknik Alat Berat 023

1.7.5 Teknik Ototronik 024

1.8 Teknologi Pesawat

Udara 1.8.1 Air Frame dan Power

Plant 025

1.8.2 Pemesinan Pesawat Udara 026

1.8.3 Konstruksi Badan Pesawat

Udara 027

1.8.4 Konstruksi Rangka

Pesawat Udara 028

1.8.5 Kelistrikan Pesawat Udara 029

1.8.6 Elektronika Pesawat

Udara 030

1.8.7 Pemeliharaan dan

Perbaikan Instrumen

Elektronika Pesawat

Udara (Avionic Electronic

Instrumentation

Maintenance and Repair)

031

1.9 Teknik Perkapalan 1.9.1 Teknik Konstruksi Kapal

Baja 032

1.9.2 Teknik Konstruksi Kapal

Kayu 033

1.9.3 Teknik Konstruksi Kapal

Fibreglass 034

1.9.4 Teknik Instalasi

Pemesinan Kapal 035

1.9.5 Teknik Pengelasan Kapal 036

1.9.6 Kelistrikan Kapal 037

1.9.7 Teknik Gambar Rancang

Bangun Kapal 038

1.9.8 Interior Kapal 039

Page 32: NASKAH AKADEMIK - Kemdikbud

28

NO.

BIDANG

STUDI

KEAHLIAN

PROGRAM STUDI

KEAHLIAN KOMPETENSI KEAHLIAN

NOM

OR

KODE

1.10 Teknologi Tekstil 1.10.1 Teknik Pemintalan Serat

Buatan 040

1.10.2 Teknik Pembuatan

Benang 041

1.10.3 Teknik Pembuatan Kain 042

1.10.4 Teknik Penyempurnaan

Tekstil 043

1.10.5 Garmen 044

1.11 Teknik Grafika 1.11.1 Persiapan Grafika 045

1.11.2 Produksi Grafika 046

1.12 Geologi

Pertambangan 1.12.1 Geologi Pertambangan

047

1.13 Instrumentasi

Industri 1.13.1 Teknik Instrumentasi

Gelas 048

1.13.2 Teknik Instrumentasi

Logam 049

1.13.3 Kontrol Proses

050

1.13.4 Kontrol Mekanik

051

1.14 Teknik Kimia 1.14.1 Kimia Analisis

052

1.14.2 Kimia Industri

053

1.15 Pelayaran 1.15.1 Nautika Kapal

Penangkap Ikan 054

1.15.2 Teknika Kapal

Penangkap Ikan 055

1.15.3 Nautika Kapal Niaga

056

1.15.4 Teknika Kapal Niaga

057

1.16 Teknik Industri 1.16.1 Teknik dan Manajemen

Produksi 058

1.16.2 Teknik dan Manajemen

Pergudangan 059

1.16.3 Teknik dan Manajemen

Transportasi 060

Page 33: NASKAH AKADEMIK - Kemdikbud

29

NO.

BIDANG

STUDI

KEAHLIAN

PROGRAM STUDI

KEAHLIAN KOMPETENSI KEAHLIAN

NOM

OR

KODE

1.17 Teknik

Perminyakan 1.17.1 Teknik Produksi

Perminyakan

061

1.17.2 Teknik Pemboran

Minyak

062

1.17.3 Teknik Pengolahan

Minyak, Gas dan Petro

Kimia

063

1.18 Teknik

Elektronika 1.18.1 Teknik Audio -Video 064

1.18.2 Teknik Elektronika

Industri 065

1.18.3 Teknik Mekatronika

066

2. TEKNOLOGI

INFORMASI

DAN

KOMUNIKAS

I

2.1 Teknik

Telekomunikasi 2.1.1 Teknik Transmisi

Telekomunikasi 067

2.1.2 Teknik Suitsing

068

2.1.3 Teknik Jaringan Akses

069

2.2 Teknik Komputer

dan Informatika 2.2.1 Rekayasa Perangkat

Lunak 070

2.2.2 Teknik Komputer dan

Jaringan 071

2.2.3 Multi Media

072

2.2.4 Animasi

073

2.3 Teknik

Broadcasting

2.3.1 Teknik Produksi dan

Penyiaran Program

Pertelevisian

074

2.3.2 Teknik Produksi dan

Penyiaran Program Radio

075

3. KESEHATAN 3.1 Kesehatan 3.1.1 Perawatan Kesehatan

076

3.1.2 Perawatan Gigi

077

3.1.3 Analisis Kesehatan

078

3.1.4 Farmasi

079

3.1.5 Farmasi Industri

080

3.2 Perawatan Sosial 3.2.1 Perawatan Sosial 081

Page 34: NASKAH AKADEMIK - Kemdikbud

30

NO.

BIDANG

STUDI

KEAHLIAN

PROGRAM STUDI

KEAHLIAN KOMPETENSI KEAHLIAN

NOM

OR

KODE

4. SENI,

KERAJINAN

DAN

PARIWISATA

4.1 Seni Rupa 4.1.1 Seni Lukis

082

4.1.2 Seni Patung 083

4.1.3 Desain Komunikasi

Visual 084

4.1.4 Desain Produk Interior

dan Landscaping 085

4.2 Desain dan

Produksi Kria 4.2.1 Desain dan Produksi Kria

Tekstil 086

4.2.2 Desain dan Produksi Kria

Kulit 087

4.2.3 Desain dan Produksi Kria

Keramik 088

4.2.4 Desain dan Produksi Kria

Logam 089

4.2.5 Desain dan Produksi Kria

Kayu

090

4.3 Seni Pertunjukan 4.3.1 Seni Musik Klasik

091

4.3.2 Seni Musik Non Klasik

092

4.3.3 Seni Tari

093

4.3.4 Seni Karawitan

094

4.3.5 Seni Pedalangan

095

4.3.6 Seni Teater

096

4.4 Pariwisata 4.4.1 Usaha Perjalanan Wisata

097

4.4.2 Akomodasi Perhotelan

098

4.5 Tata Boga 4.5.1 Jasa Boga

099

4.5.2 Patiseri

100

4.6 Tata Kecantikan 4.6.1 Kecantikan Kulit

101

4.6.2 Kecantikan Rambut

102

4.7 Tata Busana 4.7.1 Busana Butik

103

Page 35: NASKAH AKADEMIK - Kemdikbud

31

NO.

BIDANG

STUDI

KEAHLIAN

PROGRAM STUDI

KEAHLIAN KOMPETENSI KEAHLIAN

NOM

OR

KODE

5. AGRIBISNIS

DAN

AGROTEKNO

LOGI

5.1 Agribisnis Produksi

Tanaman 5.1.1 Agribisnis Tanaman

Pangan dan Holtikultura 104

5.1.2 Agribisnis Tanaman

Perkebunan 105

5.1.3 Agribisnis Pembibitan dan

Kultur Jaringan Tanaman 106

5.2 Agribisnis Produksi

Ternak 5.2.1 Agribisnis Ternak

Ruminansia 107

5.2.2 Agribisnis Ternak Unggas

108

5.2.3 Agribisnis Aneka Ternak

109

5.2.4 Perawatan Kesehatan

Ternak 110

5.3 Agribisnis Produksi

Sumberdaya

Perairan

5.3.1 Agribisnis Perikanan 111

5.3.2 Agribisnis Rumput Laut

112

5.4 Mekanisasi

Pertanian 5.4.1 Mekanisasi Pertanian 113

5.5 Agribisnis Hasil

Pertanian 5.5.1 Teknologi Pengolahan

Hasil Pertanian

114

5.5.2 Pengawasan Mutu

115

5.6 Penyuluhan

Pertanian 5.6.1 Penyuluhan Pertanian 116

5.7 Kehutanan 5.7.1 Kehutanan (4 Tahun)

117

6. BISNIS DAN

MANAJEMEN

6.1 Administrasi 6.1.1 Administrasi Perkantoran

118

6.2 Keuangan 6.2.1 Akuntansi

119

6.2.2 Perbankan

120

6.3 Tata Niaga 6.2.3 Pemasaran

121