naskah akademik pdf

Upload: wfebriyani

Post on 09-Jul-2015

691 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BABI PENDAHULUAN 1.LatarBelakang(Umum) Perjalanan hidup bangsa Indonesia yang telah merdeka sejak Proklamasi 17 Agustus 1945hinggasekarangmenunjukkandinamikayangcukuptinggi.Selamakurunwaktulebih dari 60 tahun penyelenggaraan pemerintahan negara ternyata masih diwarnai banyak kemelutpolitik,termasukberbagaigangguankeamananyangsangatmengganggustabilitas nasional. Benturanbenturan politik pada tataran elit akibat perbedaan visi kenegaraan, dengan mudah merambah tata kehidupan masyarakat bawah, dan berpengaruh terhadap menurunnya kadar hubungan sosial masyarakat. Akibatnya, masyarakat menjadi tersegmentasi sehingga kondisi persatuan dan kesatuan bangsa menjadi semakin longgar. Disisi lain, benturan kepentingan politik dapat sangat menghambat kemajuan bangsa, terutamadalamupayamempercepatprosespeningkatankesejahteraanrakyat. Belajar dari sejarah sejak tumbuhnya kesadaran kebangsaan hingga memasuki era perjuangan kemerdekaan, seharusnya segenap bangsa Indonesia sadar bahwa hanya denganmengutamakankehendakbersamadandemisatutujuanbersamapula,bangsaini berhasil mewujudkan citacitanya, yaitu merdeka, lepas dari belenggu kekuasaan penjajahan. Tetapi, sejarah telah membuktikan pula bahwa ketika bangsa ini melupakan tujuan bersamanya, serta dengan sadar mengingkari konsensus yang juga telah didasari olehkehendakbersama,makayangterjadiadalahtimbulnyaberbagaibentukkonfliksosial, perlawanan bersenjata di dalam negeri, dan munculnya ideide separatis. Akibat dari kesemuanyainisudahpasti,yaitubebanpenderitaanyangmestiditanggungolehrakyat. Kesadaran kebangsaan yang kemudian melahirkan citacita kemerdekaan Indonesia, pada dasarnya tumbuh dan berkembang oleh dorongan kehendak bersama, seluruh komponen masyarakat budaya, yang tersebar di seluruh wilayah Nusantara. Maksudnya tidaklainadalahdemimembangunSatumasyarakatbaruyangutuhsebagaiSatukesatuan, yaitu bangsa (Indonesia). Seperti dikatakan Presiden Soekarno dalam amanatnya pada peresmian Lemhannas di Istana Negara, Jakarta, tanggal 20 Mei 1965 (Naskah Dokumen Departemen Penerangan RI), yang mengangkat teori Ernest Renan maupun Otto Bauer, bahwaBangsa(Nation)adalahjiwayangmengandungkehendakuntukbersatudanhidup bersama (the desire to live together). Bangsa adalah juga merupakan masyarakat dengan kesatuan spirit/karakter (Karakter Gemeinschaft). Sudah barang tentu, hadirnya keduaHalaman 1

teoriBaratyangdirujukBungKarnodiatasbukanlahgambarandarisikapkeBaratBaratan. Bung Karno, seperti juga para pencetus ide kebangsaan Indonesia lainnya, sungguh menyadari bahwa bangsa Indonesia yang dicitacitakan adalah sebuah himpunan dari berbagai ragam masyarakat budaya, adat, bahasa lokal/daerah, bahkan juga agama dan keyakinan.DisininampakbahwaidekebangsaanIndonesiasejakmulatidakdiniatkanuntuk menyatukansegalabentukkeragamanyangadakedalamsuatukeseragaman.Warnawarni lokal justu ingin tetap dijaga dan dipelihara karena sangat disadari bahwa keragaman itu merupakan kekuatan lokal, yang dengan demikian juga merupakan kekuatan seluruh bangsa. Disadari pula bahwa bangsa yang akan lahir itu akan hidup dan tinggal bersama dalam satu kesatuan wilayah (Negara), yang dalam kenyataannya (realita geografik) merupakankumpulanpulaupulauyangamatbanyakjumlahnya. Sadar akan kenyataan tersebut, maka kehendak untuk bersatu dan hidup bersama harus senantiasa terjaga dan terpelihara. Karena hal itu merupakan faktor perekat utama yang sekaligus akan tetap menjiwai dan menyemangati setiap perjuangan di sepanjang hidupbangsaIndonesia.Disampingitu,seluruhkomponenmasyarakatyangbinekainiharus tetapberadadalamsatukesatuanspirit/karakter,yangmenjadijatidiribangsaIndonesia, yang akan diwariskan dari generasi ke generasi. Dengan cerdas dan bijak, serta dilandasi kepekaannuraniyangsangatdalam,paraPendiriBangsa(theFoundingFather)kitaberhasil mengangkatnilainilaiyangterkandungdidalamkhasanahkehidupanmasyarakatIndonesia maupunajaranparaleluhur,sebagainilainilaikebangsaanIndonesia.Kemudiannilainilai kebangsaandimaksuddirumuskansecarakonkritsertadisepakatiuntukdijadikanlandasan dan pedoman didalam pembentukan dan penyelenggaraan negara, serta didalam menata kehidupanbermasyarakat,berbangsadanbernegaraselanjutnya. Prosesreformasiyangsedangberlangsungsaatinipadadasarnyaadalahsebuahproses reinventing and rebuilding serta konsolidasi bangsa Indonesia, menuju masyarakat demokratis dan merupakan kesadaran korektif untuk kembali menata kehidupannya agar menjadilebihbaikdemipencapaiantujuandancitacitanasionalnya.Namunpadatataran empirik dapat diindikasikan bahwa reformasi ternyata tidak berjalan seperti yang diharapkan semula, yaitu sebagai sebuah proses perubahan yang sistematis dan terukur. Reformasiyangsemestinyaberjalandiatasnormadanetikademokrasipadakenyataannya lebihmiriparenaadupembenarandiri,denganmemanfaatkanberbagaimacammassmedia yangcenderungprovokatifdanagitatif,sehinggasituasidankondisisemakintidakkondusif.Halaman 2

Perjuangan kelompok/golongan dengan label demi kebebasan telah melahirkan aneka konflik kepentingan, baik yang bersifat horisontal maupun vertikal. Disisi lain, tuntutan pemekaran wilayah yang dianggap sebagai wujud kebebasan ekspresi lokal, dalam praktiknya telah berkembang semakin luas dan semakin sulit dikendalikan. Hal tersebut dapat dijadikan bukti bahwa reformasi yang mengusung ide pembaharuan ternyata telah membawa bangsa ini ke dalam cara berpikir yang semakin mengecil dan sempit. Berbeda dengan semangat para pendahulu yang mau berpikir membesar dan luas. Akan lebih memprihatinkanlagikarenadalihmenujuIndonesiaBarujustrutelahmengubahperilaku (behavior)masyarakatmenjadisangatkurangmenghormatikaidahkaidahkehidupanyang pluralis. Konsensus Nasional sebagai manifestasi kehendak untuk bersatu maupun sebagai satu kesatuan karakter atau jati diri bangsa Indonesia tidak lagi menjadi pertimbangan utamadidalammengambilataumenentukansikapbersama. Bila keadaan bangsa ini dibiarkan terus larut kedalam situasi sebagaimana gambaran diatas, serta tanpa upaya nyata untuk segera mengatasinya, dapat dipastikan bahwa persatuandankesatuanbangsasertakesatuanwilayahNegaraKesatuanRepublikIndonesia akanmenjadisemakinrapuh.Dan,bilakesadarankebangsaantidakpernahterpaterikandi dalamsanubarisetiapwarganegara,makaIndonesiayangmerdeka,bersatu,berdaulat,adil danmakmursertaberkehidupankebangsaanyangbebasituhanyaakanmenjadikenangan sejarah. Artinya, Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berlandaskan Pancasila, yang sejak awal tumbuhnya kesadaran, berbangsa telah diperjuangkan dengan pengorbanan yang tak ternilai itu, akan sirna dari muka bumi, tercabikcabik oleh semangat disintegrasi yangtakterkendali. Sebagai wujud kepedulian dan tanggungjawab terhadap nasib bangsa sekarang dan di masa mendatang, sudah saatnya kita segera melakukan upaya nyata yang terorganisir terencana secara sistematis dan terukur, untuk memantapkan kembali nilainilai kebangsaan yang sudah semakin terkikis oleh hingarbingarnya reformasi, disertai dengan semangat optimisme dan kesadaran penuh bahwa hingar bingar tersebut sematamata merupakan proses konsolidasi demokrasi dalam perjalanan bangsa yang harus dilalui, dari halhal yang bersifat prosedural menuju halhal yang bersifat kultural dan substantif. Kita perlu mengangkat kembali nilainilai kebangsaan yang terkandung didalam Konsensus Dasar Nasional, yaitu falsafah bangsa Pancasila, UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, semboyan bangsa Bhinneka Tunggal Ika, serta prinsip NegaraHalaman 3

Kesatuan Republik Indonesia, demi meneguhkan kembali jati diri bangsa. Agar dengan demikian dapat tetap terjaga integritas bangsa dan identitas Negara Kesatuan Rtepublik Indonesiainiditengahterpaanarusglobalisasiyangbersifatmultidimensional. Konsensus Dasar, yang merupakan aspek partikularistik dalam kehidupan bermasyarakat,berbangsadanbernegara,mempunyaiperan,antaralain:merupakanfungsi perekat (adhesive function) persatuan, sebagai measurement guide lines dalam mengelola ketahanan nasional, elemen prediktibilitas dalam hubungan antar bangsa (predictability elements) dan sarana menegakkan kedaulatan (sovereignty) yang disamping mengandung privilegeatauhakistimewauntukmengaturhakpenegakanhukumdiwilayahnegarajuga harusadatanggungjawabpadaduniasertasebagaiperingatandini(earlywarning)kepada pemerintah bahwa : masalah keragaman beragama, masalah HAM, masalah persatuan, berdemokrasi, masalah keadilan sosial merupakan permanent constraint Indonesia, oleh karenaituperludikeloladengansungguhsungguh. Tonggaktonggak sejarah monumental hasil dari kekuatankekuatan pembaharu yang telah dilalui baik sebelum, pada saat maupun pasca deklarasi kemerdekaan, memperkuat keyakinan bahwa proses konsolidasi dalam mencapai citacita dan tujuan nasional cepat atau lambat akan tercapai. Tonggaktonggak sejarah tersebut antara lain adalah sebagai berikut: HariKebangkitanNasional1908; SumpahPemuda1928; HarilahirnyaPancasila1Juni1945; DeklarasiKemerdekaan17Agustus1945; HariPahlawan10November1945; DeklarasiJuanda13Desember1957; PerjuanganmerebutIrianBarattahu1962(Trikora); PenumpasanG30SPKItahun1965; HariKebangkitanTeknologiNasional(Harteknas)10Agustus1995; GerakanReformasi1998; PemilihanLangsungPresidendanWakilPresidenpadaPemilu2004; Danlainlain.

Halaman 4

2. DasarKegiatan. a.UndangUndangDasarNegaraRepublikIndonesiaTahun1945. b. UndangundangRINomor20Tahun2003tentangSistemPendidikanNasional. c. UndangundangNomor32Tahun2004tentangPemerintahanDaerah d. UndangundangNomor12Tahun2006tentangKewarganegaraan e. PeraturanPresidenNomor:67/2006tentangLembagaKetahananNasionalRepublik Indonesia. f. Peraturan Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia Nomor 01 Tahun 2006 tentang Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga KetahananNasionalRepublikIndonesia. 3. PokokPermasalahan. Upayamengangkatdanmemantapkankembalinilainilaikebangsaanbagisetiapwarga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sangat diperlukan sebagai jawaban atas berbagai permasalahan yang timbul khususnya menyangkut kondisi kesadarankebangsaanyangsemakinpudar. Rasa kebangsaan atau nasionalisme pada masyarakat Indonesia saat ini menunjukkan indikasi yang semakin pudar, sebagaimana yang diungkapkan dalam hasil suvei yang dilakukanolehMediaGrouppadatanggal1Nopemeber2007tentangpersepsimasyarakat Indonesia terhadap Malaysia, 48 % mempersepsikan sebagai ancaman, 34 % sebagai sahabat, 18 % tidak memberikan jawaban. Sedangkan perasaan publik terhadap Malaysia, 65 % biasabiasa saja, hanya 25 % yang mengatakan tidak suka, 10 % tidak memberikan jawaban.SurveiyangdilakukanolehMediaGroupdilatarbelakangiolehkeadaandansituasi yang berkembang dalam masyarakat di sebagian besar wilayah Republik Indonesia yang memberikan reaksi terhadap sikap Malaysia yang mengklaim beberapa karya budaya masyarakatIndonesiasebagaikaryabudayaMalaysia,sepertibatikdantarianreog. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Lemhannas tahun 2007 mengungkapkan tentang bagaimana sikap dan perilaku masyarakat di daerah penelitian berkaitan dengan kehidupan bermasyarakat, berpolitik dan bernegara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peranideologidalamkehidupanbermasyarakatrendah,dalamkehidupanberpolitikcukup dantinggidalamkehidupanbernegara.Selanjutnyadiungkapkanbahwaperanagamadalam

Halaman 5

kehidupan bermasyarakat tinggi, dalam kehidupan berpolitik cukup dan dalam kehidupan bernegaraperanrendah. Hasilpenelitiandiatas,mengindikasikanbahwaterjadiperbedaanyangsignifikanantara peran agama dibandingkan dengan peran ideologi dalam kehidupan bermasyarakat, berpolitik dan bernegara, yang seharusnya berjalan paralel, karena ideologi dan agama dalam falsafah Ideologi Pancasila tidak dapat dipisahkan. Agama dalam Ideologi Pancasila adalah merupakan roh (sila I Ketuhanan Yang Maha Esa)untuk kehidupan bermasyarakat, berbangsadanbernegaradalamnegarakesatuanRepublikIndonesia.Halyangserupajuga ditunjukkandarihasilsurveiyangdilakukanolehMediaGroup,jugamenunjukkansesuatu yang tidak sama antara persepsi tentang ancaman dengan perasaan tidak suka terhadap Malaysia. Adanya ketidaksamaan peran agama dan ideologi dalam kehidupan bermasyarakat, berpolitikdanbernegaradanantarapersepsisebagaiancamandenganperasaantidaksuka terhadapMalaysiasebagaimanayangdiungkapkandiatas,jelasmemberikanindikasikuat bahwa pada masyarakat kita terjadi apa yang disebutkan sebagai pudarnya rasa nasionalismesebagaibangsa. Berkaitan dengan melunturnya rasa nasionalisme pada masyarakat sebagaimana yang diungkapkan di atas, pada tataran empirik di lapangan dapat dilihat secara kasat mata, beberapagejalayangadadanberkembangdalammasyarakat,antaralain: a. Menurunnya kadar solidaritas sosial nasional, sebagai nilai dasar integrasi nasional ditandaidenganbanyaknyakonfliksosialhorizontalyangbegitumudahnyaterpicuoleh halhalyangsepeleberupasentimensentimenkelompok/golonganataudaerah. b. Rendahnyapenghormatanterhadapnilainilaipluralisme,yangseharusnyamenjadi aset yang menguatkan bangsa. Hal ini dapat dilihat dari mudahnya suatu kelompok/golongan primordial masayarakat yang mendiskreditkan keberadaan kelompok/golongan lain hanya karena perbedaanperbedaan asalusul atau keyakinannya. Pandangan stereotype masih banyak digunakan didalam menilai hubunganantarindividuataupunkelompok. c. Rendahnya pemahaman akan makna simbolsimbol kenegaraan, ditandai dengan penggunaansimbol/lambangyangsemestinyamenyiratkanpersatuandanpenghargaan terhadap nilainilai kebersamaan, justru digunakan sebagai alat pembenaran terhadapHalaman 6

tindakandestruktifyangjustrusangatmenciderainilainilaipersatuandankebersamaan itusendiri. 4. MaksuddanTujuan a. Maksud.Naskahakademikinidisusundenganmaksudmemberikangambaranaktual tentangperkembangansituasidankondisimasyarakatdalamkehidupanberbangsadan bernegara yang berkaitan dengan perkembangan lingkungan strategis, sehingga menguatkan upaya untuk perlunya mengangkat dan memantapkan kembali nilainilai kebangsaan Indonesia sebagai pedoman di dalam menata kembali perikehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara Indonesia dalam wadah Negara Kesatuan RepublikIndonesia. b. Tujuan.NaskahAkademikinidiharapkanmenjadiacuandidalammerumuskandan menetapkanpayunghukumuntukkebijakanstrategipadalingkupdepartemensecara terbatas sampai pada pembuatan peraturan perundangundangan berskala nasional, tentang penyelenggaraan pemantapan nilainilai kebangsaan, sehingga proses perencanaan,pelaksanaansertaevaluasidanpengembangannyaberjalanlancar,efisien danefektif. 5. HasilyangDiharapkan a. Terwujudnya payung hukum sebagai landasan formal untuk menyelenggarakan Pemantapan NilaiNilai Kebangsaan Indonesia bagi setiap warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang akomodatif, responsif dan demokratissesuaijiwadansemangatfalsafahbangsaPancasila,UndangUndangDasar NegaraRepublikIndonesiaTahun1945,NKRIdanSesantiBhinnekaTunggalIka. b.Terwujudnya materi Pemantapan NilaiNilai Kebangsaan Indonesia yang mampu memberikanarahdansekaligusmenjadipedomantentangsikapdanprilakubagisetiap warganegaraIndonesiadalampolakehidupanbermasyarakat,berbangsadanbernegara dalamNegaraKesatuanRepublikIndonesia. Halaman 7

6. InventarisasiPeraturanPerundangUndangan Beberapa peraturan perundangundangan yang dijadikan sebagai dasar hukum dalam penyusunan Naskah Akademik tentang, Pedoman Pemantapan NilaiNilai Kebangsaan Indonesiaantaralain: a. UndangUndangDasarNegaraRepublikIndonesiaTahun1945terutamapembukaan terkaitdenganDasarNegara,CitaCitaNasionaldanTujuanNasional b. UndangUndangNomor10Tahun2004tentangPembentukanPeraturanPerundang undangan. c. Peraturan Presiden Republik Indonesia (Perpres) Nomor 68 Tahun 2005 (68/2005) tentang Tata Cara Mempersiapkan Rancangan Undangundang, Rancangan PeraturanPemerintahPenggantiUndangundang,RancanganPeraturanPemerintah, danRancanganPeraturanPresiden. d. Keputusan Kepala Badan Pembinaan Hukum Nasional Nomor g159.pr.09.10 Tahun 1994tentangPetunjukTeknisPenyusunanNaskahAkademikPeraturanPerundang undangan. 7. MetodedanPendekatan a. Metode. PenyusunanNaskahAkademiktentangPedomanPemantapanNilaiNilaiKebangsaan Indonesia merupakan bagian dari kebutuhan seluruh warga negara Indonesia, karena memuatpayunghukumdanmateriyangdisusunsecarasistematik,holistikdanvisioner guna menyikapi berbagai perubahan sebagai dampak dari perkembangan dunia, kawasandannasional. Pendekatan yang bersifat sistematik, holistik dan visioner diperlukan, karena kepentinganyangpalingmendasarbagibangsaIndonesiaadalahmenjagaagarbangsa tetap bersatu dan dapat dicegah setiap kemungkinan perpecahan akibat dari tingkat heterogenitasyangtinggisertatingkatkompleksitaspermasalahanyangjugatinggi. Beberapa prinsip dasar yang menjadi perhatian utama dalam mengembangkan interaksisosialpadamasyarakatpluralistik,antaralain:

Halaman 8

1) Kejelasan Citacita dan Tujuan Nasional. Bahwa setiap pembentukan negara harus memiliki citacita dan tujuan bersama melalui suatu proses panjang yang disebutsebagaipembangunanNasional. 2) Bahwa Citacita dan Tujuan Nasional harus dapat dicapai dan ditujukan untuk mewujudkankesejahteraandankeadilansertakeamananbagisemuawarganegara. 3) Memiliki ciriciri kebersamaan yang mendasari perwujudan dalam suasana kehidupanbersama,seperti: a) Kekeluargaan,yangdiwujudkandalammusyawarahuntukmencapaimufakat dalamsetiappengambilankeputusan. b) Ke Bhinneka Tunggal Ikaan, yang menunjukkan suasana kehidupan penuh toleransidenganmemperhatikansegalabentukkeragamanyangada(suku,adat istiadat,bahasadanagama/keyakinan). c) Keadilan, yang mencerminkan penerimaan hak dan penunaian kewajiban secaraproporsionalsertapersamaanhakdankewajibandihadapanhukumbagi setiapwarganegara. d) Keberadaban, yang mencerminkan perlindungan dan penghormatan terhadap hakhak asasi manusia, serta menempa harkat dan martabat setiap warga negara Indonesia secara proporsional, disertai dengan kemajuan Iptek yangterpatridalambudayadanagama. e) Keseimbangan, keserasian dan keselarasan, yang akan menyangkut pemenuhan kepentingan antar individu dan antar kelompok/golongan, serta antara kepentingan individu atau masyarakat dengan kepentingan bangsa dan negara. b. Pendekatan. Memperhatikankompleksitaspermasalahannasionaldanprinsipprinsipyangperlu diperhatikan,makadalampenyusunanNaskahAkademikinidigunakanpendekatan: 1) Historis, mengingat bahwa secara de yure dan de facto, Negara Kesatuan RepublikIndonesiaberdirimelaluisuatuhasilperjuanganpanjangbangsaIndonesia

Halaman 9

yangmelibatkanseluruhlapisanmasyarakatmaupunsegenappotensinasionalyang ada. 2) Yuridis, dengan cara mempedomani ketentuanketentuan nilai, norma dan standar yang ada serta mempunyai relevansi yang kuat dalam menata kehidupan bermasyarakat,berbangsadanbernegara. 3) Empiris, berkaitan dengan pengalaman dan realita dalam penyampaian hak, tugas dan kewajiban serta tanggung jawab setiap warga negara sesuai fungsi dan kewenangandalamkehidupanbermasyarakat,berbangsadanbernegara. 4) Visioner,berkaitandengankemampuanuntukmemprediksisegalakemungkinan yangakanterjadipadamasayangakandatang.Halinidiperlukan,karenatingginya dinamika perkembangan baik nasional, regional maupun global, untuk dapat menentukan peluang dan tantangan yang mungkin terjadi pada kehidupan berbangsadalampercaturannyadenganbangsabangsalaindidunia. 8. Pengertianpengertian a. Bangsa menurut teori klasik yang diangkat oleh Ernest Renan, bangsa adalah jiwa yang mengandung kehendak untuk bersatu atau hidup bersama, le desir detre ensemble, sedangkan Otto Bauer menekankan pada kesatuan karakter, eine Schiksalgemeinshaft erwachsene Karaktergemeinschaft, yakni himpunan manusia sebagai satu kesatuan karakter. Sesuai dengan pendapat ini, Soekarno mengatakan bahwa manusia tidak dapat dipisahkan dari tanah yang dipijaknya. Dengan demikian pengertian tentang bangsa (menurut Soekarno) adalah satu kelompok manusia yang tinggaldidalamsatukesatuangeopolitik(ruanghidup). b. Pemantapan merupakan proses, cara, perbuatan memantapkan (meneguhkan, menjadikan stabil: Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990) dan lebih kokoh oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa pemantapan adalah suatu proses kegiatan yang mengedapankanupayaupayauntukmembuatseseorangataukeadaanmenjaditeguh, stabil, sehingga dapat berlangsung lebih baik dari sebelumnya untuk menunjang kehidupansesorangataukehidupanbersamasebagaisuatumasyarakat. c. Rasa Kebangsaan adalah jiwa atau semangat kebangsaan yang bersumber pada Pancasila, UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, NegaraHalaman 10

KesatuanRepublikIndonesiadanBhinnekaTunggalIka,yangdicerminkandarisikapdan perilakusetiapwarganegarasebagaibangsaIndonesiayangsenantiasamengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam kehidupan bermasyarakat,berbangsadanbernegara. d. Nilainilaikebangsaanadalahnilaiyangmelekatpadadirisetiapwarganegaraatau normanormakebaikanyangterkandungdanmenjadicirikepribadianbangsaIndonesia yang bersumber dari nilainilai Pancasila, UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika yangdicerminkandarisikapdanperilakusetiapwarganegarasebagaibangsaIndonesia yangsenantiasamengutamakanpersatuandankesatuanbangsasertakesatuanwilayah dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, tanpa mengesampingkan tanggungjawabuntukmenghargaibangsadannegaralain. BABII LANDASANPEMIKIRAN 9. Umum Pemantapan nilainilai kebangsaan bagi setiap warga Negara Indonesia merupakan upayainternalisasisecarasistematisdanterukur,sertadenganmekanismesosialisasiyang dilakukan secara bertahap dan berlanjut. Hal tersebut dimaksudkan agar terjalin benang merah pewarisan nilai yang tidak terputus, sehingga setiap generasi bangsa Indonesia senantiasamemilikirasakebangsaandanjatidiriyangkuat,yangakanterusmengobarkan semangat dalam memperjuangkan segala kepentingan nasional, serta bertanggung jawab penuhmenjaga,mempertahankandanmengisikemerdekaansertakedaulatanbangsadan NegaraKesatuanRepublikIndonesia. Olehsebabitu,penyusunanNaskahAkademikRancanganUndangUndangPemantapan NilaiNilaiKebangsaansebagailandasanhukumuntukmemantapkannilainilaikebangsaan bagisetiapwarganegara,harusmengacupadalandasanhistoris,filosifis,yuridis,sosiologis, danteoritis.Pemantapannilainilaikebangsaanbagisetiapwarganegaradimaksudkanagar dapat mendorong kesadaran terhadap hak dan kewajiban sebagai warga negara serta mengimplementasikannyadalamkehidupanbermasyarakat,berbangsadanbernegara.

Halaman 11

10.LandasanHistoris. a. MasaPergerakanKebangsaan. Masa penjajahan yang sangat panjang oleh bangsabangsa Eropa dan Jepang, disamping telah berdampak pada penderitaan rakyat, ternyata juga telah menyemai kesadaranbarudikalanganrakyatdariberbagaidaerah,diseluruhwilayahNusantara. Politik etik (Etische Politiek) yang diterapkan oleh pemerintah Kerajaan Hindia Belanda ternyata telah memicu lahirnya rasa dan semangat kebangsaan. Faktor pengaruh lain yang menjadi pendorong lahirnya pemikiran tentang kebangsaan dan kemerdekaan adalah kesempatan memperoleh pendidikan baru, sehingga mampu mengembangkan pemikiranyanglebihmaju,rasionaldanprofesional.Darisinilahkemudianimpianyang berkenaan dengan kebangsaan dan kemerdekaan diwujudnyatakan menjadi bentuk bentuk gerakan dan perkumpulan, baik yang berciri kedaerahan, keagamaan, politik, maupunprofesi.Berbagaigerakandanperkumpulanyangterorganisirmulaiterbentuk padaawalabadXX(DonaldWilhelm,1981)Contohgerakandimaksudantaralain;Boedi Oetomo(1908),SarekatIslam(1911),JongJava(1915),JongSumateraBond(1917)Jong Minahasa (1918), Jong Ambon, Perkoempoelan Madoera, Perkoempoelan Timoer, Perhimpunan Indonesia di Belanda. Selain itu, terdapat pula perkumpulan campuran pribumidannonpribumi,yangsamasamamenginginkankemerdekaan,sepertiIndische Partij (1912), Indische Sociaal Democratische Vereeniging (1914), Indische Sociaal DemocratischePartij(1917). Melalui gelombang pasang surut perjuangannya, berbagai pergerakan kebangsaan tersebutakhirnyamembulatkantekaduntukmenyatukansegenappotensiperjuangan demi terciptanya satu kekuatan yang lebih besar untuk merealisasikan segala impian kebangsaandankemerdekaan.SumpahPemudayangdiikrarkanpadaKongresPemuda II tanggal 28 Oktober 1928 merupakan wujud tekad seluruh komponen masyarakat Nusantara untuk menyatukan diri sebagai satu bangsa, dalam satu wadah kesatuan tanahair,sertamenjunjungtinggibahasapersatuan,Indonesia. Perjalanan sejarah pada masa pergerakan kebangsaan sampai menjelang kemerdekaan, dapat dipetik beberapa hal penting, yaitu; pertama, pentingnya pencerahan disegenapkalangan bangsa untuk membukawawasan baru yang semakin luas (nasional) dan demokratis; kedua, perlunya mengembangkan dan

mendayagunakan setiap potensi masyarakat sebagai kekuatan perjuangan untukHalaman 12

tercapainyasebuahcitacitayangdalamhaliniadalahpembebasandiridaripenjajahan; ketiga, perlunya elemenelemen pemersatu disertai kerelaan berkorban atas kepentingankepentingan yang bersifat individual, kelompok/golongan ataupun kedaerahan. b. Masaperjuangankemerdekaan(19451949) Masa ini ditandai dengan gerakan perjuangan rakyat yang makin luas, semesta, makinterarahdanmasif.Perjuangantidakterbataspadaaspekmiliter,melainkanjuga lewat aspek politik dan budaya. Diberbagai daerah terjadi perlawanan dengan bermacamcarasertaintensitasyangberbedaterhadaptentarapenjajahan.Walaupun perlawanan dilakukan dengan kekuatan tidak setara dan pada medan yang terpisah pisah, akan tetapi rasa kebangsaan serta hasrat untuk merdeka dikalangan rakyat ternyatatelahmampumembakarsemangattidakkenalmenyerah.Betapapunbesarnya pengorbanan yang mesti ditanggung akhirnya perjuangan rakyat ini membuahkan hasilnya, yaitu Kemerdekaan Indonesia. Disamping itu, keberhasilan perjuangan dibidangpolitik(diplomasi)telahsemakinmengukuhkankeberadaannegaraIndonesia yang baru lahir, yaitu berupa dukungan pengakuan dari berbagai negara atas kemerdekaan dan kedaulatan bangsa dan negara Indonesia. Para tokoh nasional dengan cepat dan tepat memanfaatkan momentum proklamasi kemerdekaan ini dengan menetapkan bentuk negara, sistem kenegaraan serta menyusun dan meletakkandasardasarfundamentalbagipenyelenggaranegara,berikutsusunandan perlengkapannya. Seiring dengan mulai berfungsinya pemerintahan negara, kalangan pejuang bersenjatapun segera mengorganisasikan dirinya ke dalam wujud organisasi ketentaraan maupun kepolisian yang resmi menjadi bagian dari perangkat penyelenggaraan negara. Walaupun telah berada dalam wadah tersendiri, dan telah dilatih dan diperlengkapi secara khusus, namun tentara (TNI) dan Polisi (POLRI) tidak pernah melepaskan identitasnya sebagai bagian dari keutuhan dan kesemestaan, perjuangan yang lahir dari rakyat, berjuang bersama dan untuk kepentingan rakyat, demi tetap tegakkokohnya kemerdekaan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Halpentingyangdapatdilihatpadamasaperjuangankemerdekaantersebutadalah, pertama,adanyakesadaranakanpentingnyapersatuandankesatuandalamkehendakHalaman 13

dantujuan,sertamemegangteguhkomitmenbersamaseluruhkomponenmasyarakat melawan musuh, yaitu kaum penjajah; kedua, kesadaran akan adanya berkat dan rahmatAllahYangMahaKuasayangtelahmemberikekuatanspiritualdankeyakinan diriakankebenaranperjuangan;ketiga,perlunyamembangundanmenjagahubungan (diplomasi) dengan bangsa lain yang terbukti telah berhasil menciptakan situasi yang kondusifsetadukunganbagikeberhasilanperjuangankemerdekaan. c. MasaPembangunanNasionaldanpergolakandalamnegeri(1950s/dsekarang) Masa ini diwarnai oleh berbagai konsep pembangunan sebagai konsekuensi logis atas kemerdekaan yang telah diperoleh bangsa Indonesia. Secara umum bentangan masapembangunaninidapatdibagidalamtigasegmen,yaitu; 1) MasapemerintahanSukarno,yangjugadikenalsebagaimasaOrdeLama. PembangunganyangdinyatakansebagaiNationalandcharacterBuildinglebih

menekankan pentingnya mengukuhkan rasa persatuan dan kesatuan bangsa serta menanamkanrasapercayadirisebagaibangsayangmampumandiri.Masainijuga diwarnai berbagai pergolakan bersenjata dibeberapa daerah, seperti DI/TII, PRRI, Permesta, RMS dan lainlain, menandakan bahwa pembangunan di bidang politik, ekonomidansosial budayanampaknyabelummemenuhituntutanaspirasiseluruh rakyatsecaraadildanmerata. Jargon politik yang dikembangkan dalam bentuk Revolusi Belum Selesai

ternyata merangsang langkahlangkah penyimpangan konstitusional yang pada akhirnya menuju ke pemerintahan yang tidak demokratis dan kurang menjaga keseimbanganantaramoralitasdankepentinganindividual,sosialdaninstitusional. 2) MasapemerintahanSuharto,jugadikenalsebagaimasaOrdeBaru. Pembangunan yang dinyatakan sebagai pembangunan Semesta Berencana, merupakankoreksiataskonsepmasasebelumnyayangdinilaibelummenujusasaran dengan tepat. Secara garis besar pelaksanaan pembangunan yang diselenggarakan tahap demi tahap telah berhasil membawa bangsa Indonesia kepada situasi kemajuan. Namun disisi lain semangat mengeksploitasi segenap potensi nasional ternyatajugamembawapengaruhkurangmenguntungkan.Kesenjangansosialmulai nampakdansemakinmelebar.Penetrasikepentinganpolitikdanekonomidariluar negeri berbarengan dengan situasi nasional dan internasional yang semakinHalaman 14

mengglobal telah mengusik rasa kebersamaan. Isu kedaerahan dan primordialisme mulaimunculsebagaititikbalikterhadapsemangatpersatuandankesatuan. Ideologi Pembangunan yang mengutamakan Trilogi Pembangunan : Pertumbuhan ekonomi, pemerataan dan stabilitas pada akhirnya menempatkan stabilitas secara eksesif, sehingga menimbulkan langkahlangkah penyalahgunaan kekuasaan(AbuseofPower)danpelanggaranHakhakAsasiManusia. 3) Masareformasi(1998s/dsekarang) Masa ini, sekali lagi merupakan koreksi atas pembangunan pada masa

sebelumnya yang dinilai sangat sentralistik, kurang berpihak kepada kepentingan daerah, dan dilaksanakan dengan pola yang sangat represif, kurang menghargai prinsipprinsip Hak Asasi Manusia. Berbagai kepentingan politik yang saling tarik menarik, dibarengi kepentingan global yang makin menekan, dirasakan semakin melemahkanpersatuandankesatuanbangsadankesatuanwilayahNegaraKesatuan Republik Indonesia. Reformasi yang mengangkat tema keterbukaan dan kebebasan belumdimaknaisecarataatasas. GerakanReformasipadadasarnyamerupakanusaharasionaldansistemikuntuk

membangun masyarakat atas dasar nilainilai dasar (Core Values) demokrasi, tanpa merupakankapitalsosialatauaspekaspekpartikularistikbangsa.Halhalyangtelah dilakukansecaramendasaradalahmelakukanamandementerhadapUUDNRITahun 1945 sampai empat kali untuk menyempurnakan sistem Checks and Balances; usaha menciptakan Good Governance; desentralisasi kewenangan (Otonomi Daerah); menegakkan supremasi hukum dan kekuasaan kehakiman yang merdeka; kebebasan mass media, promosi dan perlindungan HAM; penghargaan masyarakat madani (Civil Society); Reformasi TNI dan Polri dan sebagainya yang pada dasarnya untukmelengkapikemerdekaandengankebebasanyangbertangggungjawab.Proses iniakanterusberlanjutdalamkerangkakonsolidasidemokrasi. Semangat untuk tetap mempertahankan keutuhan bangsa dan negara yang diletakan di atas landasan konsensus bersama, yaitu falsafah bangsa Pancasila, konstitusi negara UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan semboyan bangsa Bhinneka Tunggal Ika, tidak boleh redup. Hal tersebut tentu menjadi tantangan, bahkan ancamanbagieksistensibangsadannegaraIndonesia.Halaman 15

Dari lintasan masa pembangunan tersebut di atas, beberapa hal penting yang dapat disimpulkan adalah; pertama, pembangunan mengisi kemerdekaan harus diletakkanpadakepentinganseluruhrakyat,bangsadannegarasebagaikonsekuensi penyelenggaraan misi negara yang diamanatkan lewat Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945; kedua, bahwa timbulnya berbagai gejolak dalam negeripadadasarnyamerupakanpetunjukmasihadanyarasamemilikiIndonesiaini olehseluruhkomponenbangsa;ketiga,seiringdengankemajuandiberbagaibidang kehidupan manusia membutuhkan konsep baru untuk tetap menjaga dan megobarkanrasadansemangatkebangsaandankemerdekaan. Keseluruhan rentetan sejarah di atas menunjukkan secara jelas bahwa

kesepakatan untuk merdeka dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia bukanterjadidengansendirinyaatausecarainstan.EksistensiIndonesiaditentukan melalui suatu proses perjalanan sejarah yang panjang, penuh pengorbanan dalam menjagamomentumperjuanganmenujucitacitakemerdekaan. 11. LandasanFilosofis a. Pancasila sebagai falsafah bangsa Indonesia, merupakan kekuatan pemersatu dalammembangunkarakterbangsa.Salahsatukarakteryangharusdibangunsecara terus menerus dan berkesinambungan ialah semangat kebangsaan atau semangat persatuan Indonesia yang multikultur. Semangat persatuan Indonesia didasari oleh prinsip toleransi, yang melahirkan Bhinneka Tunggal Ika memberikan kesempatan berkembangnya keragaman, serta penghormatan atas hak untuk mengembangkan kebudayaan sendiri. Semangat persatuan inilah yang perlu dimiliki oleh setiap warga negaraIndonesiadalammenghadapiperubahanzamanyangsemakincepat. b.Nilainilaidemokrasi,membangunsemangatpersatuanataunasionalismesekarang ini dan di masa depan tidak lagi dengan dasar ingin merdeka tetapi mengisi kemerdekaan tersebut dalam berbagai aspeknya. Membangun kembali semangat kebangsaan tersebut tidaklah mudah, ia memerlukan penyadaran sikap hidup warga negara yang menghargai nilainilai demokrasi, kemanusiaan, keadilan sosial, cinta tanahair,memilikikesadaranhukum,danrasakebersamaan.

Halaman 16

12. LandasanYuridis Pemantapan nilainilai kebangsaan bagi setiap warga negara Indonesia, merupakan sesuatuyangsangatstrategisdalammenghadapiperkembangansaatinidankedepanserta kenyataan empirik di lapangan yang mengindikasikan cukup kuat akan melunturnya implementasi nilainilai kebangsaan dalam kehidupan bernegara bermasyarakat dan berbangsa.Implementasinilainilaikebangsaandalamkehidupansehariharipadadasarnya merupakan jiwa, semangat dan tekad untuk senantiasa membela, mempertahankan dan mengisikemerdekaan.Landasanyuridisnyamengacupada: a. UndangUndangDasarNegaraRepublikIndonesiaTahun1945. Pembukaan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam aleniaempatmenyuratkanbahwatujuannasionaladalahsegenapdayaupayauntuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertibanduniaberdasarkankemerdekaanperdamaianabadidankeadilansosial. b. Undangundang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem PendidikanNasional. Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilainilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Pendidikan nasional mempunyai visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat, berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas, sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Dengan visi tersebut, pendidikannasionalmemilikimisiyangantaralainmengandungupayapengembangan kepribadianyangbermoraldandalamkonteksNegaraKesatuanRepublikIndonesia. c. UndangUndang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia,yangmenegaskanbahwasetiapwarganegarawajibmenghormatihakasasi manusiaoranglain,moral,etikadantatatertibkehidupanbermasyarakat,berbangsa danbernegara. Hak Asasi Manusia adalah hakhak dasar yang melekat pada diri manusia secara kodrati, universal dan abadi sebagai anugerah Tuhan yang Maha Esa meliputi; hakHalaman 17

untuk hidup, hak berkeluarga, hak mengembangkan diri, hak keadilan, hak kemerdekaan,hakkesejahteraan,olehkarenaitutidakbolehdiabaikanataudirampas olehsiapapun. Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya.Negaratidakmemilikikewenanganuntukmerubahataumenafikanhak tersebut. Negara justru harus menjamin hakhak setiap individu warga negara untuk menjalankan hajat hidupnya. Setiap hak asasi manusia seseorang menimbulkan kewajibandasardantanggungjawabuntukmenghormatihakasasioranglainsecara timbal balik. Oleh sebab kewajiban dasar itu, individu warga negara mengemban konsekwensiidentitaskolektifnya,sebagaibagiandarikeIndonesiaan,sehinggasetiap warga negara Indonesia wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara sesuai denganketentuanperaturanperundangundanganyangberlaku. d. UndangUndang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara menyatakan, bahwa setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upayabelanegarayangdiwujudkandalampenyelenggaraanpertahanannegara. Keikutsertaan setiap warga negara dalam upaya bela negara, diselenggarakan melalui: 1) Pendidikankewarganegaraan; 2) Pelatihandasarkemiliteransecarawajib; 3) PengabdiansebagaiprajuritTentaraNasionalIndonesiasecarasukarelaatau

secarawajib;dan 4) Pengabdiansesuaidenganprofesi.

e. UndangUndangRepublikIndonesiaNomor32Tahun2004tentangPemerintahan Daerah. Penyelenggaraan otonomi daerah sebagaimana yang diharapkan dengan adanya undangundangdiatas,adalahuntukmenghadapidanmengantisipasiperkembangan keadaan di dalam maupun luar negeri, serta tantangan persaingan global, pemberdayaan daerah perlu dilakukan dengan menyelenggarakan otonomi daerah. Otonomidaerahdilaksanakandenganmemberikankewenanganyangluas,nyata,dan bertanggung jawab kepada daerah secara proporsional, tetapi tetap dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam rangka pelaksanaan otonomi daerahHalaman 18

tersebut, diundangkan UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 tentang PemerintahananDaerah.DalamUndangUndanginiantaralaindilakukanpengaturan, pembagian dan pemanfaatan sumber daya nasional, yang didukung oleh Undang Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Pengaturan, pembagian dan pemanfaatan sumber daya nasional dalamUndangUndangtersebutdilaksanakansesuaidenganprinsipprinsipdemokrasi, peran serta masyarakat, pemerataan dan keadilan serta potensi keanekaragaman daerah,yangdilaksanakandalamkerangkaNegaraKesatuanRepublikIndonesia. f. UndangUndang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, menegaskan bahwa Sistem Perencanaan PembangunanNasionalbertujuanuntuk: 1) 2) Mendukungkoordinasiantarpelakupembangunan; Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antar daerah,

antar ruang, antar waktu, antar fungsi pemerintah maupun antara Pusat dan Daerah; 3) Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,

pelaksanaan,danpengawasan; 4) 5) Mengoptimalkanpartisipasimasyarakat;dan Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif,

berkeadilan,danberkelanjutan. g. UndangUndang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia, yang menegaskan bahwa Warga Negara Indonesiaadalah: 1) Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundangundangan dan/atau

berdasarkan perjanjian Pemerintah Republik Indonesia dengan negara lain sebelumUndangUndanginiberlakusudahmenjadiWargaNegaraIndonesia; 2) Anakyanglahirdariperkawinanyangsahdari seorangayahdanibu Warga

NegaraIndonesia; 3) Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah Warga Negara

Indonesiadanibuwarganegaraasing;

Halaman 19

4)

Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga negara

asingdanibuWargaNegaraIndonesia; 5) Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga Negara

Indonesia,tetapiayahnyatidakmempunyaikewarganegaraanatauhukumnegara asalayahnyatidakmemberikankewarganegaraankepadaanaktersebut; 6) Anakyanglahirdalamtenggangwaktu300(tigaratus)harisetelahayahnya

meninggalduniadariperkawinanyangsahdanayahnyaWargaNegaraIndonesia; 7) AnakyanglahirdiluarperkawinanyangsahdariseorangibuWargaNegara

Indonesia; 8) Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu warga negara

asingyangdiakuiolehseorangayahWargaNegaraIndonesiasebagaianaknyadan pengakuanitudilakukansebelumanaktersebutberusia18(delapanbelas)tahun ataubelumkawin; 9) AnakyanglahirdiwilayahnegaraRepublikIndonesiayangpadawaktulahir

tidakjelasstatuskewarganegaraanayahdanibunya; 10) Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik Indonesia selamaayahdanibunyatidakdiketahui; 11) AnakyanglahirdiwilayahnegaraRepublikIndonesiaapabilaayahdanibunya tidakmempunyaikewarganegaraanatautidakdiketahuikeberadaannya; 12) AnakyangdilahirkandiluarwilayahnegaraRepublikIndonesiadariseorang ayahdanibuWargaNegaraIndonesiayangkarenaketentuandarinegaratempat anak tersebut dilahirkan memberikan kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan; 13) Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan kewarganegaraannya, kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia sebelum mengucapkansumpahataumenyatakanjanjisetia. Sumpah atau janji yang diucapkan, sebagai warga Negara Indonesia : Demi

Allah/demiTuhanYangMahaEsa,sayabersumpahmelepaskanseluruhkesetiaan saya kepada kekuasaan asing, mengakui, tunduk, dan setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia, Pancasila, dan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan akan membelanya dengan sungguhsungguh

Halaman 20

serta akan menjalankan kewajiban yang dibebankan negara kepada saya sebagai WargaNegaraIndonesiadengantulusdanikhlas. h. UndangUndang Republik Indonesia No. 17 tahun 2007 tentang Rencana

PembangunanJangkaPanjangNasional(RPJPN)Tahun20052025.RPJPNasional merupakan penjabaran dari tujuan dibentuknya Pemerintahan Negara Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yaitu untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilansosial dalam bentuk rumusan visi, misidanarahPembangunanNasional. i. UndangUndangRepublikIndonesiaNomor43Tahun2008tentang Wilayah

Negara.Pengaturanwilayahnegaradilaksanakanberdasarkanasas: 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9) Kedaulatan; Kebangsaan; Kenusantaraan; Keadilan; Keamanan; Ketertibandankepastianhukum; Kerjasama; Kemanfaatan;dan Pengayoman.

SelanjutnyaditegaskanbahwapengaturanWilayahNegarabertujuanuntuk: 1) Menjamin keutuhan wilayah negara, kedaulatan negara, dan

ketertibandikawasanperbatasan 2) 3) 4) Demikepentingankesejahteraansegenapbangsa; Menegakkankedaulatandanhakhakberdaulat;dan Mengatur pengelolaan dan pemanfaatan Wilayah Negara dan

KawasanPerbatasan,termasukpengawasanbatasbatasnya. j. Revitalisasi Lemhannas, sesuai dengan makna yang terkandung dalam

Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2006 yang menetapkan Lemhannas sebagaiHalaman 21

LembagaPemerintahNonDepartemen(LPND)yangsetingkatdenganKementerian Negara/Departemen, dengan melakukan perubahan tugas dan fungsi pada salah satu kedeputian, yakni Deputi Evaluasi dan Pengembangan berubah menjadi DeputiPemantapanNilaiNilaiKebangsaan. k. Sesuai dengan Peraturan Presiden tersebut di atas, menetapkan bahwa

Deputi Pemantapan NilaiNilai Kebangsaan mempunyai tugas menyelenggarakan fungsimemantapkannilainilaikebangsaanyangterkandungdidalampembukaan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta nilainilai Pancasila sebagai ideologi bangsa, semangat bela negara, transformasi nilainilai universal,sistemnasionalsertapembudayaannilainilaikebangsaan. 13. LandasanVisioner Duadiantaralimafaktorpenentumasadepanekstrim,menurutJamesCanton, Ph.D

dalam bukunya The Extreme Future, adalah; pertama, kecepatan perubahan secara menyeluruh disetiap aspek kehidupan manusia; kedua, berbagai risiko baru, mulai dari teror, kejahatan, sampai kemerosotan ekonomi global akan mengubah setiap sendi kehidupan seseorang, baik dalam kapasitasnya sebagai warga komunitas (masyarakat) maupun sebagai warga negara. Kedua faktor tersebut dapat menyimpulkan bahwa permasalahan masa depan tidak terbatas pengaruhnya terhadap sebuah masyarakat, melainkan dapat menyentuh serta berdampak langsung pada kepentingan setiap individu. Didorong pula oleh perkembangan teknologi komunikasi yang pesat, yang maneghadirkan dunia maya, setiap individu bahkan mampu berakses langsung dengan hampir semua kepentinganpribadinya,tanpaperlupendapatataucampurtanganoranglain. Disisi lain, pemanfaatan teknologi maju lewat segala media, khususnya dunia maya

mampusekaligusmengubahpersepsi,ataumembangunpersepsibarupadapribadipribadi secaraluasdanserempak.Bilahaltersebutberlangsungdenganintensifdanmasif,sangat memungkinkan menjadi wahana melancarkan war of perception, yaitu sebagai model perangnonkonvensionalyangjustruberdayahancurlebihdahsyat.Karenasasaranwarof perception tidak lain adalah rusaknya sistem kekerabatan serta melemahnya interaksi sosial. Dalam tataran kehidupan berengara, intensitas pengaruh war of perception dunia

maya dapat melemahkan sistem pengendalian kekuasaan negara terhadap warganya.Halaman 22

Sebaliknya,masyarakatsemakinmemilikikebebasandalammengambilsetiapkebijaksanaan negara berdasarkan kepentingan tertentu di luar kepentingan nasional. Nilainilai kebangsaan yang merupakan konsensus dasar dan menjadi pilar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara telah dianggap sebagai sesuatu yang usang, bahkan tidak lagi menempatiposisiterhormatgunamenjawabsegalapermasalahanmasadepan.Singkatnya, faktorfaktorpenentumasadepanyangtelahberkembangdanmenjadirealitasdihadapan kita sudah selayaknya ditanggapi secara lebih cermat dan bersungguhsungguh, namun dengansikappenuhkehatihatian. SebabsepertiyangdikatakanolehJamesCanton,Ph.D(TheExtremeFuture,hal285)

bahwa masa depan akan ditentukan oleh persaingan visivisi yang berbedabeda dan kekuatankekuatan yang berhadapan satu sama lain. Bagi Indonesia, kelengahan dalam menyikapi faktorfaktor dimaksud berarti telah mengorbankan intregitas bangsa dan negara. Sebagai bangsa yang sangat pluralis dalam sebuah negara kepulauan yang sangat

besar dan yang beradapada posisi geografik yang sangat strategis, Indonesia menghadapi tantangan amat besar pada masa depan. Tantangan yang amat berarti dan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup bangsa dan negara terletak pada upaya untuk tetap terjaganya persatuan dan kesatuan bangsa maupun kesatuan wilayah Negara Republik Indonesia. Keberadaan negara bangsa (nation state) masih akan tetap aktual demi tetap terjaganya identitas kebangsaan. Kemajuan teknologi perlu di dayagunakan secara tepat sebagai wahana mengantar generasi muda bangsa untuk semakin memahami kepribadian dan identitas nasional dalam kerangka kesadaran berbangsa, bertanah air dan berbahasa Indonesia.(DarjiDarmodiharjo,CitaNegaraIntegralistikIndonesiadalamUUDNRITahun 1945). 14. LandasanSosiologis a. Sebagainegarakepulauan,Indonesiamemilikibudayayangberagamberdasarkan etnisdenganbahasadaerahyangberbedabeda,membentukmasyarakatbangsayang multikultur. Masyarakat Indonesia bukan saja mereka yang hidup di kotakota besar dengan cara hidup yang lebih maju dan moderen, tetapi juga masyarakat pedesaan danmasyarakatperbatasanyangjauhdaripusatkotadanterpencilyangmasihsangat sederhana.SukusukubangsaIndonesiamulaidariyangterbesarsampaiyangterkecilHalaman 23

jumlahnyamendiamitanahairdengancaradanpolakehidupanyangberagam,sesuai denganbudayadantradisiyangdimiliki. b. Secara sosiologis masyarakat multikultur memerlukan pengakuan dan penghargaan secara lintas budaya. Betapapun kecilnya suatu etnis, mereka tetap mengharapkanpengakuandanpenghargaansebagaientitassosialdansebagaiwarga bangsa. Dalam masyarakat multikultur perlu suasana kehidupan saling menghargai, memiliki kesetaraan baik di depan hukum maupun dalam pemerintahan. Perbedaan budaya, kebiasaan, dan adat istiadat haruslah dipandang sebagai potensi kekuatan bangsa yang diikat menjadi kekuatan nyata persatuan bangsa dan hal ini secara simbolistelahdicantumkandalamsloganBhinnekaTunggalIka. c. Dalamtingkatkehidupanberbangsadanbernegara,keragamanetnisdanbudaya masyarakat Indonesia harus diikat dalam nilainilai, normanorma dan aturanaturan kebangsaan dan kenegaraan. Ketiga tataran nilai tersebut bukan saja untuk menjaga kolektivitas bangsa tetapi juga menjaga harmoni kehidupan antar kelompok masyarakatdanantarwarganegara.Negaraberkewajibanuntukmenginternalisasikan nilainilai, normanorma dan aturanaturan kehidupan berbangsa dan bernegara tersebutkepadawarganegaradanmemberdayakannyauntukmewujudkankesadaran moraldanhukumberdasarkankarakterdanjatidiribangsa. d. Di tengah persaingan kehidupan antar bangsa, timbul tantangan baik internal maupuneksternal,sebagaiakibatsemakinterbukanyaarusinformasidankomunikasi. Untukitu,makakomitmenkebangsaanharusterusditumbuhkembangkandandibina secaraberlanjutdanberkesinambunganuntukmewujudkankecintaanpadatanahair, kesadaran bela negara, dan persatuan nasional, dalam suasana saling menghargai keberagaman. Persatuan dalam keragaman budaya, adat istiadat, dan tradisi harus dibinadanditingkatkansecarademokratis,terpola,danterusmenerus.Dalamhalini kehadiranUndangUndangPendidikanKewarganegaraanjugasangatpenting. 15. LandasanTeori Pada dasarnya Pemantapan NilaiNilai Kebangsaan bagi setiap warga negara merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Pendidikan Kewarganegaraan karena

Halaman 24

memiliki keterkaitan erat dengan pembentukan karakter bangsa dalam tanggung jawab pribadinyasebagaiwarganegarasekaligussebagaiwargadunia. Pemantapan NilaiNilai Kebangsaan dalam kaitan dengan upaya membangun kehidupan yang demokrasi telah sejalan dengan visi Indonesia 2020 yang mengarah pada pengembangan warga negara, yakni terwujudnya masyarakat Indonesia yang religius, manusiawi,bersatu,demokratis,adil,sejahtera,maju,mandirisertabaikdanbersihdalam penyelenggaraannegara. Visi nasional di atas bersinergi dengan visi Lemhannas, yakni Terwujudnya Pimpinan TingkatNasionaldanWargaNegaraIndonesiayangmemilikiwatak,moral,etikakebangsaan serta keunggulan komparatif, yang menguasai keunggulan kompetitif guna menjamin keutuhan dan tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan pancasila danUndangUndangDasarNegaraRepublikIndonesiaTahun1945. Dengan demikian, dari sudut pandang pendidikan, maka pemantapan nilainilai kebangsaan bagi setiap warga negara memiliki peranan strategis dalam membentuk kesadaransetiappribadiwarganegarasebagaiwargabangsa.Merujukteoriumumtentang pendidikan kewarganegaraan, ada beberapa pandangan pakar yang dapat dikemukakan sebagaiberikut: a. Menurut Henry Randall Waite tahun 1886, merumuskan Civics adalah Ilmu kewarganegaraan yang membicarakan hubungan manusia dengan manusia dalam perkumpulanperkumpulanyangterorganisasi(organisasisosial,ekonomi,politik),dan individuindividudengannegara. b. Edmonsontahun1958,mengemukakanbahwaCivicsadalahkajianyangberkaitan denganpemerintahandanyangmenyangkuthakdankewajibanwarganegara.Civics merupakancabangdariilmupolitik. c. Stanley E. Dimond berpendapat bahwa civics adalah Citizenship yaitu berkaitan dengan aktivitas sekolah yang mempunyai dua makna, kewarganegaraan termasuk kedudukan yang berkaitan dengan hukum yang sah dan yang berkaitan dengan aktivitas politik dan pemilihan dengan suara terbanyak, organisasi pemerintahan, badanpemerintahan,hukumdantanggungjawab. d. Menurut Elise Boulding, perlu adanya pengembangan kebudayaan

kewarganegaraanyangmenjelaskantentangapayangdapatdisumbangkanterhadapHalaman 25

ruang dunia, sumber daya, dan kesempatan dan pengelolaan yang saling ketergantungan. Ruang dunia bukan hanya ruang fisik, tetapi ruang secara sosial. Ruang sosial adalah ruang tindakan yang dapat mengarahkan dan menyusun serta meningkatkan saling ketergantungan dalam kehidupan sosial. Kebudayaan kewarganegaraan, tidak saja menyangkut tentang masyarakat dalam negara, tetapi jugatentangmasyarakatdunia. e. Menurut Lemhannas RI, Pendidikan Kewarganegaraan (civics education) dikembangkan menjadi pendidikan kewargaan yang secara substantif tidak saja mendidik generasi muda menjadiwarga negara yang cerdas dan sadar akan hak dan kewajibannya dalam konteks kehidupan bermasyarakat dan bernegara, tetapi juga membangunkesiapanwarganegaramenjadiwargadunia(globalsociety). Dari beberapa teori yang ada, secara esensial memberikan kejelasan tentang

hubungan antara warga negara dengan negara, menyangkut hak, kewajiban serta tanggungjawabtimbalbalikdanterdapatsalingketergantungandiantarakeduabelah pihak. Disinilah letak pentingnya nilainilai kebangsaan yang semestinya tertanam di dalam kesadaran setiap warga negara, agar benearbenar dipahami arti negara, sebagaiinstitusipengaturyangdibangunberdasarkonsepkebangsaanitu.Disamping itu, upaya memantapkan nilainilai kebangsaan dapat dilakukan melalui jalur pendidikan,baikpendidikanformal,nonformalmaupuninformaldemikesiapansetiap warga negara untuk sadar akan hak dan kewajibannya tidak hanya dalam konteks berbangsadanbernegaratetapijugamenjadiwargadunia. f. Berdasarkanbeberapapendapatdiatasdapatditarikkesimpulansebagaiberikut; 1) PendidikanKewarganegaraanpadaintinyaberkaitandenganhubunganantara warga negara, hubungan individu (warga negara) dengan government (pemerintahan), hak dan kewajiban sebagai warga negara dari sebuah negara, hukum, demokrasi dan partisipasi warga negara dalam kehidupan negara, serta membangunkesiapanwarganegarasebagaibagiandariwargadunia. 2) PendidikanKewarganegaraanbersifatuniversaldantidakhanyadalamkonteks schoolcivics(PendidikanKewarganegaraan),tetapijugadalamkontekscommunity civics (Masyarakat Kewarganegaraan). Oleh karena itu pemantapan nilainilai

Halaman 26

kebangsaan penyelenggaraannya dapat dilakukan melalui jalur pendidikan baik pendidikanformal,nonformalmaupuninformal. Esensipemantapannilainilaikebangsaan,antaralainmeliputi: a. Pendidikandemokrasi 1) Dewasa ini tumbuh gagasan yang kuat untuk menempatkan pendidikan demokrasi sebagai wahana utama dan esensi dari pendidikan kewarganegaraan. Sebagaimana telah menjadi salah satu kesimpulan dari Conference on Civic EducationforCivilSociety,menegaskantempatpendidikandemokrasisebagaiinti pendidikan kewarganegaraan. Paradigma ini dijiwai oleh etos baru pendidikan demokrasieducationaboutdemocracy,throughdemocracy,andfordemocracy. 2) Pendidikan demokrasi diartikan sebagai tatanan konseptual yang menggambarkan keseluruhan upaya sistematis dan sistemik untuk

mengembangkan citacita, nilai, prinsip, dan pola perilaku demokrasi dalam diri individu warga negara, dalam tatanan iklim yang demokratis, sehingga pada gilirannya kelak secara bersamasama dapat memfasilitasi tumbuh dan berkembangnyamasyarakatmadani.Namundemikian,tatananituharusdilandasi kuatolehhukumdannilainilaimoralitaskebangsaan,sehinggatidakberkembang kearahanarkhismedenganalasandemokrasi. 3) Pendidikan demokrasi di Indonesia kini semakin diperkuat sebagai bagian integral dari pemantapan nilainilai kebangsaan yang dilandasi oleh nilainilai Pancasila. Dengan demikian secara substantif di dalam pemantapan nilainilai kebangsaan terkandung makna pemantapan nilainilai Pancasila, UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan Negara Kesatuan Republik IndonesiasertakeBhinnekaTunggalIkaan. b. PendidikanPolitik. 1) Menurut Jagdish Gundara, warga negara perlu diberikan pendidikan kewaganegaraan,dengantujuan: a) Agar warga negara tidak buta politik dan memiliki kemampuan untuk berpartisipasi.

Halaman 27

b) Agar peserta didik tidak hanya diajarkan berpikir tentang apa yang dipelajari, tetapi juga harus dibekali pengalaman di sekolah yang dapat membantumemahamitentanghakdantanggungjawabmerekasebagaiwarga negara. Oleh karena itu, sangat dibutuhkan sekolah yang mengajarkan nilai nilaidemokrasidalamkonteksmasyarakatsecaraluas. 2) Ditinjau dari segi politik, pendidikan kewarganegaraan juga merupakan pendidikan politik bagi warga negara, karena di dalamnya memuat bagaimana hubungan antar warga negara dengan negara sebagai institusi politik terbesar dalam masyarakat bangsa. Kurangnya pendidikan politik atau kurangnya pendidikanpadaumumnyaakanmenghasilkanwarganegarayangkurangmemiliki partisipasidalamkehidupanmasyarakatdanakanmembahayakan,sebabmereka tidak dapat memahami atau salah memahami peran dirinya, dihadapkan dengan kompleksitas kehidupan kemasyarakatan. Melihat perkembangan dan dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara, dan sebagai dasar hukum dalam penyelenggaraan pendidikan politik masyarakat, kiranya dipandang perlu disusun UndangUndangtentangPendidikanKewarganegaraan. c. PendidikanKetahananNasional. 1) Dalam rangka ketahanan nasional atau ketahanan bangsa, secara teoritis WawasanNusantarasebagaikonsepgeopolitikbangsaIndonesiaharusdijabarkan dalam geostrategi. Selanjutnya geostrategi diwujudkan dalam konsep Ketahanan Nasional atau ketahanan bangsa, yang berfungsi sebagai landasan konsepsional, sedangkan wawasan nusantara sebagai landasan visional. Geostrategi Indonesia yang selanjutnya diwujudkan dalam konsep Ketahanan Nasional intinya berisi keuletandanketangguhanyangmengandungkemampuanuntukmengembangkan kekuatannasionalmenghendakikualitasmentalyangdapatmengimplementasikan visi kemajemukan. Geostrategi Indonesia tidak hanya melakukan pendekatan keamanandankesejahteraansemata,tetapijugaharusmenggunakanpendekatan demokratikdankulturalyangbersifatmajemuk. 2) KetahananNasionaladalahkonsepsigeostrateginasionaldalammencapaicita cita nasional yang berisi keuletan dan ketangguhan bangsa yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi danHalaman 28

mengatasi segala ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri dalam bentuk apapun, yang langsung maupun tidak langsung membahayakan identitas, keutuhan, kelangsungan hidup bangsa dan negarasertapencapaiantujuanperjuangannasional. 3) Hakikat Ketahanan Nasional dipahami sebagai kondisi sekaligus konsepsi. Sebagai kondisi Ketahanan Nasional adalah kondisi dinamik bangsa yang meliputi segenap aspek kehidupan bangsa yang terintegrasi, yaitu berisi keuletan dan ketangguhan bangsa yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasionaluntukmenjaminkelangsunganhidupbangsadannegaradalammencapai citacitanasional.Sedangkansebagaikonsepsiketahanannasionaladalahkonsepsi pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan (prosperity) dan keamanan (security)secaraseimbangdanserasidalamseluruhaspekkehidupanbangsa. 4) Baik sebagai kondisi maupun konsepsi, ketahanan nasional mengamanatkan kualitaswarganegarayangtidaksajamemilikiprofesionalisme,tetapijugakualitas mental yang tidak mengenal menyerah dan percaya pada kekuatan sendiri yang dilandasi oleh identitas, karakter dan integritas bangsa. Kualitas keuletan yang menjadi landasan kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional adalah suatu kualitas pribadi, masyarakat, bangsa yang menunjukkan kemampuan menyerapdampaklingkunganbaikpositifmaupunnegatifuntukkemudiandiatasi berdasarkankualitaskebangsaanyangberidentitas,berkarakterdanberintegritas bangsa. Sedangkan kualitas ketangguhan adalah kualitas identitas, karakter dan integritas bangsa yang menunjukkan kekuatan atau kemampuan yang dipersepsikandariluarolehpihaklain. 5) Kualitas warga negara demikian itu menjadi prasyarat untuk dapat menampilkan sikap bela negara yang handal. Dinamika tinggi kehidupan nasional yang semakin kompleks menghendaki pribadi, masyarakat, bangsa yang mampu menampilkankemampuanmenyerapdampaklingkunganyangtinggi.Dilainpihak di era globalisasi menyebabkan persaingan antar negara dalam memperebutkan sumber daya yang langka semakin tajam. Dalam kondisi persaingan demikian, maka bangsa yang secara kualitas ketangguhannya dipersepsikan rendah oleh bangsalainakanmenjadiobyekdarikepentingannya.Halaman 29

6) Agar hal itu tidak terjadi, pemahaman tentang kualitas keuletan dan ketangguhan yang dilandasi identitas, karakter dan integritas bangsa yang tinggi harussenantiasaditanamkan.SejakdiniKetahananNasionalharusmenjadikondisi dan konsepsi yang difahamkan, mengingat dinamika kehidupan nasional dan internasional sudah sedemikian kompleks. Sebagai sebuah ancaman tentunya kondisi yang kompleks itu tidak hanya dalam wujud kekuatan militer. Teknologi maju dengan diiringi oleh kesadaran antar bangsa terhadap strategi yang lebih beradab, telah membentuk ancaman itu dalam wujud yang semakin canggih, semakinhalusdanbahkantidakdisadaritelahmelekatdalamdinamikakehidupan nasional bahkan individu warga negara. Dalam wujud ancaman demikian diperlukanstrategipembinaansumberdayamanusiayangmengarahpadatujuan membentuksumberdayamanusiayangtidaksajamengandalkanprofesionalisme, tetapijugasikapmental. Dalammenghadapiduniayangsemakinkompleks,penuhdenganhalhalyang

tak terduga (surprised) dan tidak dapat diprediksi sebelumnya (unpredictable), Ketahanan Nasional sebagai Geostrategi berfungsi Pertama, sebagai kemampuan untuksegerabangkitdarikrisis(EngineeringResilience);Kedua,kemampuanuntuk beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan pelbagai perkembangan posistif (Ecological Resilience) dan Ketiga, kemampuan untuk memprediksi pelbagai kecenderungan yang dapat terjadi di masa depan (Anticipatory Resilience); semuanya dilandasi oleh wawasan nusantara yang merupakan Geopolitik bangsa yang melihat persatuan atau integrasi nasional tidak hanya bersifat struktural fungsionaltetapijugabersifatkultural. d. Tujuan, dan kerangka materi dan model pemantapan nilainilai kebangsaan, diharapkanmenghasilkanwarganegarayangmempunyaiperilaku: 1) Memahami sejarah, dan landasan filosofis dari sistem sosialnegara bangsa Indonesia; 2) Memahami dan meyakini bahwa nilainilai Pancasila, UndangUndang Dasar NegaraRepublikIndonesiaTahun1945dankeBhinnekaTunggalIkaanmerupakan pilihanterbaikbagikelangsungan,keutuhan,kejayaanbangsaIndonesia;

Halaman 30

3) Memahamidanmeyakinibahwakeutuhan,keamanan,dankelestarianNegara Kesatuan Republik Indonesia adalah tanggung jawab bersama seluruh warga negara; 4) MemahamidanmeyakinibahwaNegaraKesatuanRepublikIndonesiasebagai negara kepulauan memerlukan strategi geopolitik yang ampuh dan untuk itu memerlukandukungansetiapwarganegarasebagaipemiliknegarayangsahdan berdaulat. BABIII PENGARUHLINGKUNGANSTRATEGIS 16. Umum Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya di bidang komunikasi, transportasi dan informasi, telah merubah tatanan kehidupan masyarakat dunia. Batasbatas pergaulan antar masyarakat dunia menjadi semakin tak terbatas (borderless),batasantarnegaraseakanakanmenjadikaburdaninformasidapatdengan cepatmerebakkeseluruhduniasertaseluruhlapisanmasyarakat. Pada tataran hubungan antar bangsa telah terjadi perubahan yang cukup fundamental,yangditandaidenganperubahansuasanalingkunganstrategis,yaknidengan adanya perkembangan tata nilai universal yang tidak bisa ditawartawar, seperti: Demokratisasi, Hak Asasi Manusia dan Lingkungan hidup, juga adanya ancaman faham radikalisme dan terorisme. Perubahan yang sama juga terjadi pada bidang sosial budaya, IPTEK, Ideologi, Politik, Ekonomi dan Pertahanan Keamanan yang tidak mungkin untuk dihindari.Secaralangsungmaupunsecaratidaklangsungakanmempengaruhiprikehidupan masyarakat indonesia yang dapat menjadi ancaman keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, apabila perubahan lingkungan strategis ini tidak diikuti perkembangannya dan diantisipasidenganjalankeluaryangtepat. Salah satu fungsi Lemhannas sebagai lembaga pemerintah non departemen yang memantapkan nilainilai kebangsaan yang terkandung dalam pembukaan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta nilainilai Pancasila sebagai ideologi negara, semangat bela negara, transformasi nilainilai universal, sistem nasional sertaHalaman 31

pembudayaan nilainilai kebangsaan, perlu mentranformasikan perkembangan yang dihadapi.Perkembanganyangdihadapikedepanadalah: 17. PerkembanganGlobal Sejalan dengan perkembangan global yang semakin kuat telah terjadi perubahan diberbagai aspek kehidupan yang langsung disemua negara didunia. Dewasa ini secara umum telah terjadi benturan ideologi yang disebut sebagai Triangular Ideologi dunia dimana Neo Liberalisme yang dimotori oleh Amerika Serikat berbenturan dengan Sosial DemokratatauNewLeftyangberkembangpesatdinegaranegaraEropa.Sementaraitu gerakan Islam yang bersifat radikal melakukan perlawanan terhadap Neo Liberalisme dan New Left. Ketiga Ideologi tersebut sedang dikembangkan diberbagai negara di dunia yang mau tidak mau akan mempengaruhi ideologi yang dianut oleh negara masingmasing termaukfalsafahbangsaPancasilayangdianutolehIndonesia. Sejalan dengan perkembangan tersebut, kecenderungan lain yang mungkin berkembang adalah pergeseran pertumbuhan ekonomi dari kawasan Amerika dan Eropa yang telah mengalami titik jenuh ke wilayah Asia. Perkembangan tersebut akan menimbulkan implikasi pada seluruh aspek kehidupan yang pada akhirnya akan mempengaruhisistemnilaibangsabangsayangadadiAsiatermasukIndonesia. Sebagai negara yang memiliki letak di posisi strategis dengan jumlah penduduk yang cukupbesardansumberkekayaanalamyangmasihbanyak,Indonesiatermasuksalahsatu negaradiduniayangmenjadisasarantigaideologibesardunia,olehsebabituapabila Indonesiatidakwaspadaterhadappengaruhtersebutdapatberkembangmenjadimasalah bangsa yang pada akhirnya akan mendorong pada kehancuran negara disamping masalah ideologi tersebut, arus globalisasi juga mendorong demokratisasi yang cukup kuat. Nilai demokrasiyangdirasakancukupberkembangadalahkebebasan,keadilandankesetaraan. Akan tetapi karena globalisasi sangat didominasi oleh negaranegara barat yang dimotori oleh Amerika Serikat, maka nilai kebebasan sangat menonjol sebagai konsekuensi dari ideologi leberal yang lebih mengedepankan nilai kebebasan individu. Sehubungan dengan itu dengan alasan demokrasi dan demi keadilan, dibeberapa negara didunia telah muncul dan berkembang ide separatisme yang kadangkadang punya kaitan atau kadangkadang punya kaitan atau benang merah dengan negara tertentu didunia yang memiliki ideologi liberal.Halaman 32

Isu lain yang sedang melanda dunia adalah isu ekonomi khususnya terkait dengan krisis energi, krisis pangan dan krisis keuangan global. Krisis ekonomi dunia diperkirakan akan berdampak negatif terhadapperekonomian disemuanegara didunia. Krisis keuangan duniayangdiperkirakanmasihterusberlanjutakanmempengaruhiperkembanganindustri yang langsung akan menimbulkan permasalahan disektor lainnya seperti bahan baku dan tenaga kerja. Kondisi tersebut akan menurunkan daya beli masyarakat khususnya yang berpenghasilanrendah. 18. PerkembanganRegional Globalisasi yang terus berkembang akan mempengaruhi kondisi regional. Salah satu respon yang muncul adalah penguatan regional diberbagai bidang seperti yang terjadi di kawasan Asia Tenggara. Negaranegara yang tergabung dalam Piagam ASEAN, diharapkan masingmasing anggota dapat memperoleh manfaat untuk memajukan negara masing masing.AdapuntujuandiberlakukannyaPiagamASEANantaralain; a. Menjaga dan meningkatkan perdamaian, keamanan dan stabilitas kawasan serta mendorongpeaceorientedvalues. b. Meningkatkanketahananregionalmelaluipeningkatankerjasamadibidangpolitik, keamanan,ekonomidansosialbudaya. c. MewujudkankawasanAsiaTenggarayangbebassenjatanuklir. d. MenjaminagarrakyatdananggotaASEANdapathidupdamaisebagaibagiandari duniadalamlingkunganyangadil,demokratisdanharmonis. e. MembentukASEANmenjadipasartunggaldanbasisproduksiyangkompatitifdan terintegrasimelaluifasilitasperdagangandaninvestasidenganmendorongkelancaran arus,barang,jasainvestasi,fasilitasipergerakanpelakuusahadantenagakerjaserta pergerakanmodalyanglebihbebas. f. Mengurangi kemiskinan, kesenjangan pembangunan dan melaksanakan pembangunanberkelanjutan. g. Memperkuatdemokrasi,goodgovernance,ruleoflaw,promosidanperlindungan HAMdankebebasanfundamental.

Halaman 33

h. Menanggapi secara efektif berdasarkan prinsip keamanan komprehensif guna menghadapicrimesdantransboundarychalllenges i. Mendoroang pembangunan berkelanjutan guna menjamin perlindungan

lingkungan sustainability sumber daya alam, presevasi warisan budaya dan kualitas hidup. j. Mengembangkan sumber daya manusia melalui kerjasama yang erat dibidang

pendidikandanIptek. k. Meningkatkan kesejahteraan dan pendapatan rakyat ASEAN dengan memberikan kesempatanyangsamamengembangkansumberdayamanusia,kesejahteraansosial dankeadilan. l. MenciptakanlingkunganbebasnarkotikadiASEAN.

m. Mendorong partisipasi masyarakat dalam mewujudkan ASEAN yang berorientasi padarakyat(peopleorientedASEAN). n. Membentuk identitas ASEAN melalui peningkatan kesadaran dan pemahaman budayakawasanyangberbeda. o. MemepertahankansentralitasASEANdalamhubunganeksternal. Melalui pelaksanaan Piagam ASEAN maka hubungan antar negara anggota termasuk hubungan masyarakatnya akan semakin berkembang dan terbuka luas diberbagai aspek kehidupan terutama dibidang ekonomi dan sosial budaya. Interaksi kehidupan masyarakat akan semakin kuat sehingga akan terjadi perubahan kultur sesuai intensitas kehidupan dimana pengaruh negaranegara yang lebih maju akan lebih kuat. Sejalan dengan perkembangantersebutmakaakhirnyamobilitasmasyarakatakansemakintinggisehingga batasbatas negara anggota akan semakin kabur. Dalam kondisi semacam ini akan sangat mungkinterjadikegiatankegiatanyangbersifatilegalyangdilakukanolehoknum/kelompok tertentuuntuktujuantertentusehinggadapatmerugikanbangsadannegara. 19. PerkembanganNasional Situasi dan kondisi nasional yang berkembang, disamping dipengaruhi oleh perkembangan secara global maupun regional, pada kenyataannya tidak terlepaskan dari pengaruhsikapdankebiasaanhidup(habitus)masyarakatIndonesiasendiri.TuntutanhidupHalaman 34

sebagai masyarakat transisional seringkali justru membentuk watak atau karakter yang meninggalkan citarasa keIndonesiaan. Hal tersebut nampak pada segenap aspek/gatra kehidupanbangsa,baikdalamgatraalamiahmaupungatrasosial. a. Geografi. Secara geografis Negara Indonesia merupakan Negara kepulauan dengan ribuan pulauyangtersebarluas.Kondisiinimemangmenjadihambatanpalingterasakanbagi setiap penduduknya untuk menjalin interaksi antar daerah/pulau secara intensif. Sekatsekat geografik berupa laut, gunung/pegunungan, rawa, hutan dan sungai sungai besar membentuk komunitas sukusuku bangsa yang berbeda dalam adat istiadat, bahasa, agama, bahkan juga karakter manusianya. Secara alamiah, keadaan tersebut menjadikan ikatan kedalam, menjadi bentuk sentimensentimen daerah/suku akan jauh lebih kuat dibandingkan dengan rasa kebangsaan (nasionalisme). Karena, untuk menguatkan rasa kebangsaan dan melonggarkan sentimen kedaerahan, manusia (penduduk) mesti berani berkorban, mengalahkan segala bentuk hambatan geografik yang ada. Intensitas interaksi sosial sesuai kebutuhan untuk menguatkan rasa kebangsaan hanya dapat dipacu bila mobilitas penduduk antar daerah/pulau dapat ditingkatkan secara merata di seluruh wilayah nasional. b. Kependudukan. Terkait pula dengan kondisi geografi yang ada, tingkat persebaran dan dengan sendirinyatingkatkepadatanpendudukmenjadisangattidakmeratasecaranasional. Pembangunan sarana dan prasarana kebutuhan hidup yang selama ini masih terkonsentrasi di beberapa pulau merupakan hambatan yang sulit diatasi guna lebih menyeimbangkan kepadatan penduduk di seluruh wilayah nasional. Pemekaran daerahlewatkebijaksanaanotonominampaknyabelumberhasilmengubahorientasi kaumelitnyauntukmewujudkantitiktitikpertumbuhan,yangdengandemikiandapat berpengaruh terhadap pemerataan persebaran dan keseimbangan kepadatan penduduk. Kepadatan penduduk yang tidak merata secara nasional, disamping berdampak makin beratnya beban sosial yang ditanggung oleh beberapa daerah tertentu,jugadapatberakibatmakinmenurunnyarasakebangsaan.Masyarakatyang merasabelumtersentuholehpembangunansecarasignifikandandalamwaktulamaHalaman 35

akan merasa dianaktirikan. Keadaan ini merupakan bibitbibit yang menumbuhkan ideideseparatis. c. SumberKekayaanAlam. SecarapotensialbumiIndonesiasaratdenganberbagaijeniskekayaanalamyang sangatbergunabagikesejahteraandankelangsunganhidupseluruhrakyatnya.Namun demikian, berbagai kelemahan dalam hal pengelolaan, disamping faktor geografis yang sangat terbuka, potensi kekayaan alam yang ada belum sepenuhnya mampu diubahmenjadikekuatanyangbergunabagikesejahteraanrakyat.Pengelolaanyang seringkali dilakukan secara tidak bertanggung jawab, justru menimbulkan kerusakan alamdanlingkungan,sertabencanayangharusditanggungolehrakyat.Secaraumum, perilaku bangsa yang kurang bertanggung jawab terhadap kelestarian lingkungan dalamketerkaitannyadenganpengelolaankekayaanalamsemacamini,sertadengan segala dampaknya bagi rakyat, akan memicu makin lemahnya kadar kepercayaan di kalangan masyarakat, baik dalam hubungan vertikal maupun horisontal. Lebih jauh pengaruhnya ialah longgarnya ikatan kebangsaan yang semestinya terus menerus dipelihara,dipupukdandijaga. d. Ideologi Pancasila merupakan suatu sistem nilai nasional dan juga merupakan idiologi nasional,dasarnegaradanfalsafahbangsasejalandenganperkembanganglobalisasi yang juga membawa sistem nilai baru yang berasal dari negaranegara barat, maka falsafah bangsa Pancasila juga dipengaruhi oleh sistem nilai baru tersebut terutama yang bersumber dari paham liberal, sosial dan fundamental yang juga sedang berkembang di dunia. Oleh sebab itu pandangan masyarakat Indonesia juga telah berkelompokkedalampengaruhpahampahamduniayangterusberkembang.Halini dapat dilihat dari keberadaan beberapa partai politik yang belum mencantumkan Pancasila sebagai asas berorganisasi, sehingga tidak tertutup kemungkinan akan muncul organisasiorganisasi masyarakat atau sosial yang tidak mencantumkan Pancasila sebagai asas organisasi tersebut dapat juga disponsori oleh kekuatan kekuatan asing yang secara sengaja ingin mengembangan ideologinya di Indonesia. Kondisi tersebut dapat memperlemah persatuan dan kesatuan bangsa dimasa yang akandatang.Halaman 36

e. Politik Kehidupan politik nasional juga dipengaruhi oleh globalisasi. Demokrasi yang seharusnyamengandungesensikebebasan,keadilandankesetaraansecaraseimbang, serasi dan selaras dirasakan berkembang dengan mengedepankan kebebasan yang kadangkadang kurang mematuhi aturan hukum yang berlaku. Hal ini sangat dipengaruhi oleh faham liberal yang mengakui dan menjunjung tinggi hak dan kepentinganindividu. Disisi lain partai politik yang diharapkan dapat menjadi pilar demokrasi dan memberikan pendidikan politik kepada masyarakat cenderung hanya mengejar kekuasaan dan kepentingan lain yang bersifat individu dan kelompok. Kondisi ini membuat masyarakat semakin apatis terhadap kehidupan politik dan bersikap anti patiterhadapelitepolitikdanpejabatpublik. Aspeklainyangturutmewarnaiperkembanganpolitiknasionaladalahpelaksanaan otonomi daerah yang cenderung mengarah pada konsumtif bukan mengarah pada produktif sehingga tujuan otonomi daerah berupa peningkatan daya saing daerah, peningkatan pelayanan publik dan peningkatan kesejahteraan rakyat semakin sulit untukdicapai. Disampingitupenentuanbatasadministrasipemerintahandaerahpadaumumnya ditetapkanatasdasarpertimbanganetnisatausubkulturyangjustrudigunakanoleh pemerintahan Belanda pada saat jaman penjajahan untuk kepentingan politik adu domba devide et impera. Hal inipun berlaku pada pemekaran daerah yang dilaksanakan berdasarkan pertimbangan sub kultur, bukan pertimbangan ruang sebagaitempatdansumberkehidupan. Perkembangan lain dibidang politik adalah adanya kecenderungan akan berkembangnya politik aliran dan budaya feodalistik yang justru dapat menghambat perkembangandemokrasi. f. Ekonomi Liberalisasiperekonomianmenimbulkanberbagaipermasalahandalamkehidupan perekonomian nasional. Ketidak siapan masyarakat dalam menghadapi liberalisasi perekonomian lebih banyak disebabkan oleh kualitas sumber daya manusia yang relatif masih rendah, penguasaan teknologi yang masih rendah, keterbatasan modalHalaman 37

dan keterbatasan penguasaan pasar. Sehubungan dengan itu sangat dikhawatirkan bahwaIndonesiayangmemilikipendudukyangcukupbesarhanyaakandijadikanoleh negaranegara maju sebagai pangsa pasar sehingga akan semakin sulit untuk mencapaidayasaingdankemandiriandibidangekonomi. Program pemerintah untuk menciptakan produk unggulan berdasarkan potensi

nasional memerlukan dukungan dari seluruh komponen bangsa, oleh sebab itu diperlukanberbagaiprogramyangberkesinambungandenganmenyertakandaerah. g. SosialBudaya Integrasi nasional sebagai satu prasyarat pembangunan nasional sering dipengaruhiolehperkembanganglobaldanregionalterutamahakhakindividu.Ikatan sosial yang dibangun berdasarkan kebersamaan dan kekeluargaan cenderung berkembang kearah yang lebih sempit sehingga kehidupan sosial budaya mengarah pada pengkotakkotakan masyarakat berdasarkan agama, etnis dan kepentingan lainnya.Kerukunanhidupumatberagamaseringdipengaruhiolehkepentinganpolitik praktis sehingga mudah terpicu kearah timbulnya permasalahan sosial. Kondisi ini kemungkinan akan terus berkembang karena beberapa partai politik tertentu masih menempatkan agama sebagai asas. Sejalan dengan hal tersebut akan terbangun dengan sendirinya basisbasis kekuatan politik dikalangan umat agama tertentu, sehinggasulitdihindarimasuknyakegiatanpolitikkedalamwilayahkeagamaan.Halini kurang menguntungkan persatuan dan kesatuan bangsa yang justru harus terus dibangundalamrangkamenghadapipengaruhkekuatanasing. Disamping perkembangan tersebut, sesuatu hal yang masih berjalan baik adalah masihditerimanyadandiakuinyabahasaIndonesiasebagaibahasanasionalyangpatut dijadikan sebagai alat pemersatu dan lagu kebangsaan Indonesia Raya yang masih terus dikumandangkan pada upacara dan acara tertentu. Hal ini dapat digunakan untuk memelihara rasa persatuan dan kesatuan bangsa ditengahtengah perkembangan nilainilai baru sejalan dengan globalisasi dan kedaerahan (kearifan lokal)dalameraotonomidaerah. h. PertahanandanKeamanan Sejalan dengan perkembangan demokrasi, bentuk ancaman yang mungkin timbul telahberkembangdariancamanyangbersifatmilitermenjadiancamanyangbersifatHalaman 38

nonmiliterataunonkonvensionalyangdisebutsebagaiancamanasimetris.Ancaman tersebut dilakukan oleh aktoraktor non negara dengan sasaran berbagai aspek kehidupan sehingga memerlukan penanganan secara lebih rumit dan bersifat komprehensif dengan melibatkan seluruh komponen bangsa. Faktor lain yang turut mempengaruhi aspek pertahanan dan keamanan adalah tingkat kesadaran warga negara dalam hal wajib bela negara yang semakin menurun. Hal ini dipengaruhi perkembangan demokrasi yang lebih mengedepankan kepentingan individu dibandingkandengankepentinganbersama. Dari uraian di atas nampak bahwa spektrum bahaya yang akan dihadapi bangsa di

masa depan bersifat komprehensif (Comprhensive Security Threat). Disamping bahaya militeristik antar negara yang disebut bahaya simetrik, juga berkembang bahaya asimetrik aktoraktor nonnegara terhadap human security baik yang bersifat berncana alam baik natural maupun man mad seperti global warming; bahaya sosial ekonomi berupa kemiskinan, pengangguran, penyakit menular, gobalisasi yang tak terkendali sehingga menimbulkan global injustice, kerusakan lingkungan hidup juga bahaya sosial politik dalam bentuk terorisme, radikalisme, perasaan ketidakadilan, konflik horizontal, separatisme,kejahatantransnasionalterorganisasidansebagainya. BABIV NILAINILAIKEBANGSAANINDONESIA 20. Umum Nilainilai kebangsaan Indonesia ini adalah normanorma kebaikan yang terkandung danyangmenjadiciripadakepribadianbangsaIndonesia.Cirikepribadianiniakanmenjadi motif dan drive atau pendorong dan pedoman untuk berbuat bagi keluhuran diri bangsa. Dalamhalinidapatkitalihatketikakitamempersepsikanseperangkatnilainilaidasaryang bersifat filosofis kultural, yang telah hidup dan menjadi pedoman hidup (ugeman/Jawa), sepanjang sejarah bangsa Indonesia. Sesungguhnya bahwa nilainilai kebangsaan adalah lahiratauyangmerupakanungkapanalamfikiranbudayabangsaIndonesiasecaraotentik, (menurut Ki Hajar Dewantoro). Pola berpikir manusia/bangsa Indonesia tidak bersifat analitis, seperti cara berpikir Barat, melainkan bersifat sintetis, yaitu cara berpikir yangHalaman 39

dapat mengungkapkan adanya kesadaran tentang keterkaitan antara manusia dengan manusialain,jugamanusiadengandunia(alamsemesta),yangnampak/kasatmatamaupun yangtidak(energisupranaturayangmenggerakanatauyangdapatmengubahduniayang nampak). Melalui pola berpikir sintetis diperoleh kemampuan menyelami kenyataan dan permasalahan yang majemuk, untuk selanjutnya menemukan titiktitik temu dari halhal yang kompleks dan heterogen serta membangun sintesa yang sifatnya kreatif, mendamaikan, laras (harmonis) tetapi kritis. Karena itu, dengan cara berpikir sintetis ini, makadidalamupayamembanguninteraksisosialsesamawargamasyarakat/bangsa,sejauh mungkin dihindari sikap pertentangan secara ekstrim. Perbedaan aspirasi, bahkan gaya segala bentuk pertentangan dapat dipertemukan dan dicarikan jalan tengah melalui musyawarahmufakatakandihasilkanwinwinsolution Dalam konteks kebangsaan, aktualisasi diri setiap pribadi manusia (dalam kapasitas sebagaiwargabangsaIndonesia)akanselalutertujupadahubunganyangbersifatinterelasi yangharmonisdenganmanusialainsebagaisesamawargabangsaolehkarenaitulahmaka yangdibutuhkanadalahsikap: a. Akomodatif,menerimadanmewadahibentukbentukperbedaandaripribadilain diluardirinya. b. Adaptatif,menyesuaikandiridenganhalyangberbedaitudanmencarititiktemu. c. Bagaimana manusia Indonesia dengan ciri kepribadiannya mempersepsikan tentang bangsa, yang kemudian dirumuskan dalam sebuah pengertian, terlihat dari pendirianparabapakbangsasepertidibawahini; 1) KiHajarDewantara Kebangsaan adalah yang ingin mengatasi segala perbedaan dan diskriminasi. Wawasan tentang kebangsaan tidak dilandasi oleh orientasi daerah, suku, keturunan, ataupun keagamaan. Kebangsaan menjadi dasar radikal dari kebangkitan nasional, dari perjuangan pergerakan menuju Indonesia merdeka sekaligusmerupakanideologiperjuanganbangsaIndonesia. 2) BungHatta Kehendakuntukhidupbersamakarenasatutujuan,pengalamansejarahyang sama,merasasenasibsepenanggungan.Halaman 40

3) BungKarno Bangsa tidak dapat dilepaskan dari keterkaitannya dengan tanah yang dipijak (tanahair), sering juga disebut sebagai tanah tumpah darah karena memiliki keterikatan yang kuat secara emosional dan membangkitkan semangat untuk selalumempertahankannya(bandingkandenganbangsaInggrisyangmenyebutnya motherland). 21. KonsepsiNilaiNilaiKebangsaan Nilainilaikebangsaandiangkatdandipersepsikandarinilainilaiyangtelahhidupdari khasanah budaya Indonesia. Sebuah perpaduan budayabudaya lokal yang berkembang di seluas wilayah tanah air, yang pada dasarnya memuat nilainilai yang mampu mengakomodasikan serta mengadaptasi bentukbentuk perbedaan di luar dirinya (komunitasbudayanya).Dengancaraberpikirsintesis,berbagairagamnilaibudayalokalitu disinergikan,untukkemudiandiangkatsebagaidasarbagibangunannegarayangdibentuk, sertamenjadiikraratausemboyanhidupbersama,yaitu:PancasiladanBhinnekaTunggal IkayangdigambarkandengansosoklambangBurungGaruda. Apabila ditelaah, dapat ditemukan nilainilai Kebangsaan yang mengacu pada konsensus dasar bangsa yang unsurunsurnya terdiri dari ; falsafah bangsa Pancasila, konstitusi negara UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan bentukNegaraKesatuanRepublikIndonesiasertasemboyanbangsaBhinnekaTunggalIka, dengan tetap menjaga keseimbangan (balance) antara moralitas institusional (institution morality)/kelembagaannegara,moralitas sosial yang menyangkut kepentingan umum dan masyarakat(socialmorality)danmoralitassipil(civilmorality)sertamoralitasglobal(global morality) a. NilainilaiKebangsaanyangbersumberdarifalsafahbangsaPancasila. Esensi nilainilai kebangsaan yang bersumber dari falsafah bangsa Pancasila, apabiladitelaahsecaramenyeluruh,dapatditemukansebagaiberikut: 1) Nilai Religius, memiliki nilainilai spiritual yang tinggi berdasarkan agama dan keyakinan yang dipeluknya dan memiliki toleransi yang tinggi terhadap pemeluk agama dan keyakinan lain yang tumbuh dan diakui di Indonesia; ini konsekuensi darinilaireligiusdanmengakuiadayaTuhanYangMahaEsa;

Halaman 41

2) Nilai

Kekeluargaan,

memiliki

nilainilai

kebersamaan

dan

senasib

sepenanggungan dengan sesama warga negara tanpa membedakan asal usul, keyakinandanbudaya;iniadalahkonsekuensidaribangsayangbersifatmajemuk, 3) Nilai keselarasan, memiliki kemampuan beradaptasi dan kemauan untuk memahamidanmenerimabudayadaerahataukearifanlokalsebagaikonsekuensi daribangsayangbersifatplural/majemuk,itulahbangsaIndonesia. 4) NilaiKerakyatan,memilikisifatkeberfihakankepadarakyatIndonesiadidalam merumuskandanmengimplementasikansuatukebijaksanaanpemerintahnegara, yangdatangdarirakyatuntukrakyatsebagiperwujudandarikedaulatanrakyat. Selanjutnya apabila ditelaah lebih mendalam pada masingmasing sila yang ada dalam rumusan Pancasila, maka dapat ditemukan esensi nilainilai kebangsaan tersebut,sebagaiberikut: 1) KetuhananYangMahaEsa Sila ini didasarkan bahwa manusia punya kedudukan sederajat dihadapan Tuhan, karena samasama sebagai mahluk ciptaanNya. Disamping itu didalam memahami makna Ketuhanan Yang Maha Esa, manusia juga memiliki kebebasan dalam menentukan cara menyembah Tuhan, menurut agama yang diyakininya. Olehkarenaitu,darisilaKetuhananYangMahaEsa,dapatditemukenalinilainilai: a) NilaReligiusitas b) NilaiKesederajatan c) Nilaikebebasan. 2) SilaKemanusiaanyangadildanberadab. Silainimengandungajaranuntukmemperlakukansetiapmanusiasebagaiindividu yangmemilikiharkatataumartabatyangsesuaituntutankeadilandankeadaban. Darisilainidapatditemukenalinilainilai: a) NilaiNonDiskriminasi. b) Nilaikesederajatan/persamaanderajat. 3) SilaPersatuanIndonesia

Halaman 42

Dalam Sila ini terkandung suatu pengakuan atas keragaman ciri kultural yang saling menghargai kekhasan tiap daerah/suku (heterogenitas bangsa), dalam sila iniditemukenali: Nilaipengorbanan 4) Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Dalamsilainiadanyapenempatandanpengakuanhakrakyatsebagaipemilik kedaulatanatasnegara,yangdipresentasikandidalamlembagaperwakilan.Bahwa rakyat sebagai warga negara harus diakui hak dan kewajibannya untuk ikut berperan aktif dalam tata kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, tanpa ada upaya pemaksaan dari satu golongan /fihak terhadap golongan /fihak lain,atau,tidakadadominasimayoritasdantiraniminoritas.Tidakadadikotomi mayoritasminoritas. Darisilainidapatditemukenali: a) NilaiKebebasan. b) Nilaikekeluargaan. 5) SilaKeadilansosialbagiseluruhrakyatIndonesia. Dalam sila ini terdapat jaminan akan diterimanya hak dan dilaksanakan kewajiban oleh setiap rakyat di seluruh wilayah negara secara merata seimbang, layak dan proporsional. Sehingga tidak ada satupun rakyat yang merasa tidak tersentuh oleh pembangunan, dan merasa tidak terjamin kesejahteraannya, sehinggadisilainiditemukenali: a) NilaiKekeluargaan b) NilaiKeseimbangan c) NilaiKepedulian d) NilaiProduktivitas b. Nilainilai Kebangsaan yang bersumber dari UndangUndang Dasar Negara RepublikIndonesiaTahun1945. NilaiKebangsaanyangdapatdiambildariUndangUndangDasarNegaraRepublik Indonesia Tahun 1945 berada pada rumusan Pembukaan (Mukadimah) nya, yang merupakanjiwadarikeseluruhankaidahhukumyangmenatakehidupanbangsadanHalaman 43

negara RI. Di dalam Pembukaan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun1945initerkandungnilainilai: 1) Kesadaran hakiki bahwa manusia memiliki harkat dan martabat sebagai insan yangmerdeka,bebasdarisegalabentukpenjajahanataueksploitasiolehsiapapun dandaripihakmanapun. 2) PengakuanakankebenaranperjuanganbangsaIndonesiadidalammewujudkan kemerdekaanbangsadannegaraIndonesia. 3) Kesadaran rakyat sebagai manusia religius yang mengakui bahwa Tuhan Yang MahaKuasaadalahkekuatanterbesar(Mahabesar)yangolehkehendakNyalah, perjuangankemerdekaanbengsainimemperolehhasil.(AtasberkatRahmatAllah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas maka rakyat Indonesia dengan ini menyatakankemerdekaannya) 4) Kesadaran rakyat bahwa kemerdekaan yang diperjuangkan dengan sepenuh pengorbanan itu didasarkan pada satu keinginan yang luhur, bukan atas kepentingan sesaat untuk sekedar memenuhi keinginan /ambisi politik golongan atau kelompok tertentu. Karenanya keinginan luhur dimaksud (yakni untuk berkehidupan kebangsaan yang bebas) selanjutnya ditetapkan sebagai citacita kemerdekaan, yaitu citacita seluruh rakyat untuk menjadikan bangsa Indonesia yangmerdeka,yangbersatu,yangberdaulat,yangadildanyangmakmur. 5) Tujuan nasional dan tujuan bagi penyelenggaraan negara, merupakan misi negarayangharusdiemban(olehsegenapperangkatpenyelenggaranegara)dalam menjalankan pemerintahan negara RI, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan memajukan kesejahteraan umum,mencerdaskankehidupanbangsadanikutmelaksanakanketertibandunia yangberdasarkankemerdekaan,perdamaianabadidankeadilansosial,). Dari pemahaman makna rumusan Pembukaan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 tersebut kita dapat menemukenali nilainilai kebangsaan,yangmendorongpernyataankehendakbangsaIndonesiayangtelah meraih kemerdekaannya, yaitu: Nilai Kemanusiaan, Nilai Religius, Nilai ProduktivitasdanNilaiKeseimbangan.Halaman 44

Selanjutnya apabila ditelaah dalam pasalpasal UndangUndang Dasar Negara RepublikIndonesiaTahun1945,dapatditemukannilainilaikebangsaaan,sebagai berikut: 1) Nilai Demokrasi, mengandung makna bahwa kedaulatan berada ditangan rakyat, setiap warga negara memiliki kebebasan yang bertanggung jawab terhadappenyelenggaraanpemerintahan; 2) Nilai kesamaan derajat, setiap warga negara memiliki hak yang sama, kewajibanyangsamadankedudukanyangsamadidepanhukum; 3) Nilai ketaatan hukum, setiap warga negara tanpa pandang bulu wajib mentaatisetiaphukumdanperaturanyangberlaku. c. Nilainilai kebangsaan yang bersumber dari bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia. BahwanegarayangakandibentukadalahsebuahnegarayangberbentukRepublik. Maknanya adalah bahwa negara Indonesi yang akan dijadikan wadah bagi segenap kehidupanbangsananti,haruslahmerupakansatukes