naskah akademik - unud

50
i NASKAH AKADEMIK RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI TENTANG PENGUMPULAN UANG DAN BARANG (PUB) DAN UNDIAN GRATIS BERHADIAH (UGB) Disusun Oleh Tim : 1. Dr. Gde Made Swardhana., SH., MH. 2. Ni Luh Gede Astariyani., SH., MH. 3. A.A Istri Ari Atu Dewi., SH., MH. 4. Cokorde Dalem Dahana., SH., M.Kn. 5. I Nyoman Bagiastra, S.H.,M.H. PROVINSI BALI TAHUN 2016

Upload: others

Post on 15-Oct-2021

30 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: NASKAH AKADEMIK - UNUD

i

NASKAH AKADEMIK

RANCANGAN PERATURAN DAERAH

PROVINSI BALI

TENTANG

PENGUMPULAN UANG DAN BARANG (PUB) DAN UNDIAN GRATIS BERHADIAH (UGB)

Disusun Oleh Tim :

1. Dr. Gde Made Swardhana., SH., MH. 2. Ni Luh Gede Astariyani., SH., MH.

3. A.A Istri Ari Atu Dewi., SH., MH. 4. Cokorde Dalem Dahana., SH., M.Kn.

5. I Nyoman Bagiastra, S.H.,M.H.

PROVINSI BALI

TAHUN 2016

Page 2: NASKAH AKADEMIK - UNUD

ii

KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji kehadapan Ida Sanghyang Widi Waca

yang telah memberikan kesehatan kepada kami (Tim Penyusun),

sehingga penyusunan naskah akademik ini dapat kami selesaikan

dalam batas waktu yang telah ditentukan. Selanjutnya juga kami

sampaikan, naskah akademik ini dapat tersusun sedemikian rupa,

tidak lepas dari peran serta dan bantuan dari berbagai pihak, baik

masyarakat, maupun masyarakat yang secara langsung seperti

Dinas Sosial Provinsi Bali. Sehingga Naskah Akademik ini

nantinya merupakan landasan dasar dalam upaya membuat

norma dalam Perda tentang Pengumpulan Uang dan Barang (PUB)

dan Undian Gratis Berhadiah (UGB).

Demikian yang dapat kami sampaikan, dengan mengharap

kehadirat Tuhan Yang Maha Esa , semoga naskah akademik ini

memenuhi syarat pembuatannya sehingga dapat bermanfaat

dalam penelitian dan pengkajian selanjutnya. Sekian dan terima

kasih.

Denpasar, 27 Juni 2016

Tim Penyusun,

i

Page 3: NASKAH AKADEMIK - UNUD

iii

KATA PENGANTAR …………………………………………….. i

DAFTAR ISI …………………………………………….. ii 1

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………….. 1

A. Latar Belakang …………………………………………….. 1

B. Identifikasi Masalah …………………………………………….. 8

C. Kegunaan dan Tujuan …………………………………………….. 9

D. Metode Penelitian …………………………………………….. 10

BAB II KEJIAN TEORITIS DAN PRAKTEK EMPIRIS

A.Kajian Teoritis …………………………………………….. 14

B.Praktek Empiris …………………………………………….. 16

BAB III. EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN PERUNDANG-

UNDANGAN TERKAIT………………………………………… 18

BAB IV. LANDASAN FILOSOFIS, LANDASAN SOSIOLOGIS DAN LANDASAN YURIDIS……………………………………… 21

BAB V. JANGKAUAN, ARAH PENGATURAN DAN RUANG LINGKUP

MATERI MUATAN PERATURAN DAERAH

A.Jangkauan…………………………………………………………………… 35

B. Arah Pengaturan Raperda tentang Pengumpulan Uang dan

Barang (PUB) dan Undian Gratis Berhadiah (UGB) ……………. .35

C.Ruang Lingkup ……………………………………………………………. 35

BAB VI PENUTUP

A. Simpulan………………………………………………………. 37

B. Rekomendasi……………………………………………….….39

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..41

Page 4: NASKAH AKADEMIK - UNUD

iv

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kewenangan …………………………………………………. 1

Tabel 2 Keterkaitan dengan peraturan perundang-undangan

yang lain………………………………………………………..

3

Page 5: NASKAH AKADEMIK - UNUD

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berbagai permasalahan kesejahteraan sosial yang

berkembang dewasa ini menunjukkan tingginya perkembangan

masyarakat. Dalam perkembangannya di Provinsi Bali terkait

dengan permasalah social juga mengalami perkembanan terutama

terkait dengan Pengumpulan Uang dan Barang (PUB) dan Undian

Gratis Berhadiah (UGB). Provinsi Bali sebagai provinsi yang selalu

ingin memenuhi segala kebutuhan dan kepentingan warga

masyarakat baik dalam bentuk pengaturan dan pelaksanaan

berbagai kegiatan social lainnya. Adanya berbaai pihak yang akan

menyumbangkan dan di lain pihak juga ada masyaraat yang

masih memerlukan bantuan untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat. Pasal 34 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia 1945 ingin menyumbangkan sesuatu dalam

kegiatan sosial yang berguna bagi pembangunan masyarakat

adildan makmur, dengan jalan antara lain bersama-sama

mengumpulkan uang atau barang.

Mengenai otonomi dan tugas pembantuan ditentukan dalam

Pasal 18 ayat (2) UUD 1945, bahwa pemerintahan daerah provinsi,

daerah kabupaten, dan kota mengatur dan mengurus sendiri

Page 6: NASKAH AKADEMIK - UNUD

2

urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas

pembantuan. Pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas-

luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh undang-undang

ditentukan sebagai urusan Pemerintah Pusat (Pasal 18 ayat (5)

UUD 1945). Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014

tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5587). UU 23/2004 merupakan dasar

hukum pembentukan peraturan daerah. Pasal 236 menentukan:

Pasal 236

(1) Untuk menyelenggarakan Otonomi Daerah dan TugasPembantuan, Daerah membentuk Perda.

(2) Perda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibentuk oleh

DPRD dengan persetujuan bersama kepala Daerah.

(3) Perda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat materi muatan:

a. penyelenggaraan Otonomi Daerah dan Tugas

Pembantuan; dan b. penjabaran lebih lanjut ketentuan peraturan

perundang-undangan yang lebih tinggi. (4) Selain materi muatan sebagaimana dimaksud pada ayat

(3) Perda dapat memuat materi muatan lokal sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Terkait dengan produk hukum daerah juga diatur dalam

Peraturan Menteri Dalam Negeri No 80 Tahun 2015 tentang

Produk Hukum Daerah

Urusan sosial dalam Pasal 12 ayat (1) huruf f mengatur

bahwa Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan

Page 7: NASKAH AKADEMIK - UNUD

3

Pelayanan Dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2)

meliputi urusan social.Pada bagian Lampiran F UU No 23 Tahun

2014 mengatur tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Bidang

Sosial sebaimana dibawah ini :

Tabel 1 : Kewenangan SUB BIDANG DAERAH PROVINSI

Pemberdaya an social

a. Penerbitan izin pengumpulan sumbangan lintas Daerah kabupaten/kota dalam 1 (satu) Daerah

provinsi.

b. Pemberdayaan potensi sumber kesejahteraan sosial provinsi.

Dalam lampiran F tersebut jelas menunjukan adanya kewenangan

Daerah Provinsi mengatur tentang pengumpulan sumbangan dan

pemberdayaan potensi sumber kesejahteraan.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1961

merupakan dasar hukum tentang Pengumpulan Uang / Barang (

PUB). Dapat dijelaskan bahwa Undang-undang ini bermaksud

menampung kehendak baik dari masyarakat yang secara gotong-

royong ingin menyumbangkan sesuatu dalam kegiatan sosial yang

berguna bagi pembangunan masyarakat adil dan makmur, dengan

jalan antara lain bersama-sama mengumpulkan uang atau

barang. Apalagi pada waktu bangsa Indonesia memasuki periode

pembangunan seperti sekarang ini, perlu semua usaha

menghimpun dan mengerahkan segala funds and forces bagi

pembangunan semesta ini diatur dan diawasi sebaik-baiknya.

Walaupun telah ada beberapa peraturan yang berusaha mencegah

Page 8: NASKAH AKADEMIK - UNUD

4

atau memberantas usaha pengumpulan uang atau barang dengan

cara yang bertentangan dengan norma kesusilaan dan ketertiban

umum antara lain "Ordonnantie tot berijding van ongewenschte

geldinzamelingen en van ongeoorloofde praktijken bij

geldinzamelingen in het algemeen Staatsblad 1932 No. 469 jo. 559,

tetapi pelaksanaannya ternyata kurang memuaskan, karena tidak

sesuai lagi dengan perkembangan keadaan dewasa ini serta tidak

dijiwai Manipol/Usdek. Sistem pengawasan represip yang termuat

dalam ordonnantie tersebut tidak dapat lagi dianggap mencukupi,

yaitu ternyata makin bertambah banyaknya pengumpulan uang

atau barang yang kurang berguna dan merugikan orang banyak

baik diselenggarakan oleh perseorangan maupun oleh beberapa

orang bersama-sama, bahkan kadangkadang dengan disertai

tindakan yang bersifat paksaan, penipuan atau pemerasan secara

halus, sehingga mengganggu dan menimbulkan kegelisahan

didalam masyarakat. Tidak jarang juga perizinan diberikan oleh

penguasa setempat atas permohonan seseorang sebelum ia

menyelenggarakan pengumpulan uang atau barang, akan tetapi

izin sebagai pengawasan yang bersifat preventip ini tidak

didasarkan pada sesuatu peraturan. Kenyataan-kenyataan

tersebut diantaranya menyebabkan pejabat-pejabat daerah

mengeluarkan beberapa peraturan yang bersifat lokal sekedar

untuk mengurangi dan membatasi banyaknya pengumpulan uang

Page 9: NASKAH AKADEMIK - UNUD

5

atau barang yang menggelisahkan dan mengganggu ketenteraman

masyarakat itu. Maka dengan maksud membina kesadaran sosial

serta memelihara semangat gotong-royong yang hidup di dalam

masyarakat Sosialis Indonesia, peraturan-peraturan yang bersifat

lokal atau itu perlu diatur kembali secara keseluruhan dengan

mengutamakan segi-segi preventip dan repressip yang

diselenggarakan oleh pejabat-pejabat Pusat dan daerah sesuai

dengan Penetapan Presiden tahun 1959 Nomor 6. serta tidak

mengurangi berlakunya ketentuan-ketentuan hukum agama,

hukum adat serta adat kebiasaan yang ada didalam masyarakat. 1

Sedangkan terkait pengaturan mengenai Undian Gratis

Berhadiah (UGB) diatur didalam Pasal 1 angka 2 Undang-Undang

Nomor 22 Tahun 1954 tentang Undian (UU 22/1954) Jo.

Peraturan Menteri Sosial No. 14A/HUK/2006 tentang Izin Undian

(Permensos 14A/HUK/2006) Pasal 1 angka 1 mengatakan bahwa:2

Undian adalah tiap-tiap kesempatan yang diadakan oleh

suatu badan untuk mereka yang setelah memenuhi syarat-syarat tertentu dapat ikut serta memperoleh hadiah beruapa

uang atau benda, yang akan diberikan kepada peserta-peserta yang ditunjuk sebagai pemenang dengan jalan undi

atau dengan lain cara menentukan untung yang tidak terbanyak dapat dipengaruhi oleh peserta sendiri.

1 Lihat penjelasan Umum UU RI Nomor 9 Tahun 1961 tentang

Pengumpulan Uang / Barang (PUB). 2 Lihat Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1954 tentang

Undian (UU 22/1954) Jo. Peraturan Menteri Sosial No. 14A/HUK/2006 tentang

Izin Undian (Permensos 14A/HUK/2006) Pasal 1 angka 1

Page 10: NASKAH AKADEMIK - UNUD

6

Terkait dengan dasar kewenanan Provinsi juga diatur dalam Pasal

10 Peraturan Menteri tersebut diatas Permohonan izin

penyelenggaraan undian diajukan kepada Menteri Sosial secara

tcrtulis diatas kertas bermaterai cukup dengan dilampirkan :

a. syarat-syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal8; b. rekomendasi dari Pemerintah Daerah Propinsi setempat

melalui Dinas Sosial Propinsi.

Undian Gratis Berhadiah (UGB) adalah suatu undian yang

diselenggarakan secara Cuma-Cuma dan digabungkan/dikaitkan

dengan perbuatan lain. (Vide Pasal 1 angka 4 Permensos

14A/HUK/2006), UGB ini ada yang Langsung dan tidak langsung.

UGB langsung yaitu undiaan gratis berhadiah yang penentuan

pemenangnya dilakukan secara langsung tanpa diundi, dalam

waktu tertentu yang hadiahnya langsung dapat diketahui, sepeti

cara menggosok/mengerik. Sedangkan UGB tidak langsung adalah

undian gratis berhadiah yang penentuan pemenangnya dilakukan

dengan cara mengundi kupon atau lembar bukti kepesersetaan

undian dalam waktu tertentu misalnya karcis atau struk

pembayaran.

Penyelenggaraan Undian Gratis Berhadiah (UGB) dilandasi

oleh Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1954 tentang undian yang

pada hakikatnya merupakan suatu upaya dalam rangka

penyelenggaraan kesejahteran social. Penyelenggaraan UGB ini

bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah pusat, namun

menjadi tanggung jawab pemerintah daerah dan masyarakat

Page 11: NASKAH AKADEMIK - UNUD

7

sebagai mitra pemerintah. Penyelenggaraan UGB ini perlu

dilakukan secara konsisten dan berkesinambungan dengan

mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Direktorat pengumpulan dan Pengelolaan Sumber Dana

Bantuan Sosial (PPSDBS) sebagai lembaga pemerintah yang

menangani langsung UGB melakukan pelayanan kepada

penyelenggara yang akan mengajukan perizinan undian.

Harapannya penyelenggaraan undian dapat dilaksanakan secara

tertib dan perlindugan terhadap masyarakat dapat tetap terjaga.

Sesuai dengan perkembangan dan dinamika masyarakat

diperlukan upaya yang dapat mengakomodir terhadap perubahan

sekaligus dapat mengantisipasi serta menangani permasalahan

dalam penyelenggaraan UGB. Tahapan penyelenggaraan UGB

dimulai dari pengajuan permohonan, penyegelan

pelaksanaan/penarikan undian, pelaporan, dan penyerahan

hadiah tidak tertebak (HTT). Pada setiap tahapan tersebut harus

dapat dilakukan pembinaan, pengawasan, pengendalian dan

penertiban oleh Kementrian Sosial RI dan Direktorat PPSDBS.

Berdasarkan paparan di atas, tim pembuat naskah

akademik akan mengkaji mengenai pengaturan lebih lanjut dari

UU terkait serta Peraturan Menteri Sosial RI khususnya ketentuan

yang mengatur mengenai penyelenggaraan UPB dan UGB yang

kiranya diperlukan adanya ketentuan yang lebih rinci dan jelas di

Page 12: NASKAH AKADEMIK - UNUD

8

Pemerintah Provinsi Bali dalam bentuk Naskah Akademik yang

akan mengeluarkan dalam bentuk norma-norma aturan melalui

Rancangan Peraturan Daerah Provinsi Bali tentang Pengumpulan

Uang dan Barang (PUB) dan Undian Gratis Berhadiah (UGB).

B. Identifikasi Masalah

Dalam rangka memberikan landasan ilmiah dalam

menyusun Rancangan Perda tentang Pengumpulan Uang dan

Barang (PUB) dan Undian Gratis Berhadiah (UGB), maka dalam

menyusun Naskah Akademik ini dilakukan beberapa identifikasi

masalah terhadap penelitian ini sebagai berikut :

1. Permasalahan-permasalahan apa yang dihadapi dalam

pelaksanaan Pengumpulan Uang dan Barang (PUB) dan

Undian Gratis Berhadiah (UGB)?

2. Hal-hal apa saja yang dapat dijadikan rekomendasi dalam

rangka membentuk Racangan Perda tentang Pengumpulan

Uang dan Barang (PUB) dan Undian Gratis Berhadiah

(UGB)?

3. Apa yang menjadi pertimbangan atau landasan filosofis,

sosiologis dan yuridis dalam pembentukan Rancangan

Perda tentang Pengumpulan Uang dan Barang (PUB) dan

Undian Gratis Berhadiah (UGB)?

Page 13: NASKAH AKADEMIK - UNUD

9

4. Apa sasaran yang akan diwujudkan, ruang lingkup

pengaturan, jangkauan dan arah pengaturan pembentukan

Rancangan Perda tentang Pengumpulan Uang dan Barang

(PUB) dan Undian Gratis Berhadiah (UGB)?

C. Tujuan dan Kegunaan

1. Tujuan

Disusunnya naskah akademik untuk rancangan Perda

tentang Pengumpulan Uang dan Barang (PUB) dan Undian

Gratis Berhadiah (UGB) ditujukan untuk:

a. Menggali dasar-dasar teoretik dan fakta empirik tentang

pelaksanaan Pengumpulan Uang dan Barang (PUB) dan

Undian Gratis Berhadiah (UGB).

b. Mengungkap landasan filosofis, sosiologis, dan yuridis

untuk memberikan argumentasi akademik tentang

urgensi pembentukan Perda Pengumpulan Uang dan

Barang (PUB) dan Undian Gratis Berhadiah (UGB),

sehingga dapat menjadi landasan ilmiah bagi

penyusunan rancangan peraturan daerah tersebut.

c. Memberikan arah dan menetapkan ruang lingkup bagi

penyusunan Perda tentang Pengumpulan Uang dan

Barang (PUB) dan Undian Gratis Berhadiah (UGB) di

Provinsi Bali.

Page 14: NASKAH AKADEMIK - UNUD

10

d. Menyerap aspirasi masyarakat tentang substansi norma

dalam rancangan Perda tentang Pengumpulan Uang dan

Barang (PUB) dan Undian Gratis Berhadiah (UGB) di

Provinsi Bali.

2. Kegunaan

Kegunaan naskah akademik Peraturan Daerah tentang

Pengumpulan Uang dan Barang (PUB) dan Undian Gratis

Berhadiah (UGB), adalah menyusun landasann pengaturan

dalam bentuk Peraturan Daerah tentang Pengumpulan Uang

dan Barang (PUB) dan Undian Gratis Berhadiah (UGB)

Sebagai bahan masukan bagi pembuatan rancangan yang

digunakan sebagai dasar hukum dalam melakukan

pelaksanaan dan pengawasan tentangPengumpulan Uang

dan Barang (PUB) dan Undian Gratis Berhadiah (UGB)

D. Metode Penelitian

Penyusunan Naskah Akademik ini yang pada dasarnya

merupakan suatu kegiatan penelitian penyusunan Naskah

Akademik ­ digunakan metode yang berbasiskan metode penelitian

hukum. Metode penelitian hukum yang digunakan dalam

penelitian penyusunan Naskah Akademik ini melalui cara-cara

sebagai berikut:

Page 15: NASKAH AKADEMIK - UNUD

11

1. Melakukan studi tekstual, yakni menganalisis teks hukum yaitu pasal-pasal dalam peraturan perundang-undangan

dan kebijakan publik (kebijakan negara) secara kritikal dan dijelaskan makna dan implikasinya terhadap subjek

hukum. 2. Melakukan studi kontekstual, yakni mengaitkan dengan

konteks saat peraturan perundang-undangan itu dibuat ataupun ditafsirkan dalam rangka pembentukan Peraturan Daerah i.

Intinya, metode penelitian hukum yang digunakan dalam

penelitian penyusunan Naskah Akademik ini berada dalam

paradigma interpretivisme terkait dengan hermeneutika hukum.

Hermeneutika hukum pada intinya adalah metode interpretasi

atas teks hukum, yang menampilkan segi tersurat yakni bunyi

teks hukum dan segi tersirat yang merupakan gagasan yang ada

di belakang teks hukum itu. Oleh karena itu untuk mendapatkan

pemahaman yang utuh tentang makna teks hukum itu perlu

memahami gagasan yang melatari pembentukan teks hukum dan

wawasan konteks kekinian saat teks hukum itu diterapkan atau

ditafsirkan.

Kebenaran dalam ilmu hukum merupakan kebenaran

intersubjektivitas, oleh karena itu penting melakukan konfirmasi

dan konfrontasi dengan teori, konsep, serta pemikiran para

sarjana yang mempunyai otoritas di bidang keilmuannya

Page 16: NASKAH AKADEMIK - UNUD

12

berkenaan dengan tematik penelitian penyusunan Naskah

Akademik ini3

Metode penelitian hukum normative (yuridis normative) atau

metode penelitian hukum kepustakaan adalah metode atau cara

yang dipergunakan di dalam penelitian hukum yang dilakukan

dengan cara meneliti bahan pustaka yang ada.4 Tahapan pertama

penelitian hukum normatif adalah penelitian yang ditujukan

untuk mendapatkan hukum obyektif (norma hukum), yaitu

dengan mengadakan penelitian terhadap masalah hukum.

Tahapan kedua penelitian hukum normatif adalah penelitian yang

ditujukan untuk mendapatkan hukum subjektif (hak dan

kewajiban).5

Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif yaitu

menggambarkan gejala-gejala di lingkungan masyarakat terhadap

suatu kasus yang diteliti, selain pendekatan normatif digunakan

juga pendekatan yang dilakukan yaitu pendekatan kualitatif yang

merupakan tata cara penelitian yang menghasilkan data

3 Diadaptasi dari Gede Marhaendra Wija Atmaja, “Politik Pluralisme

Hukum dalam Pengakuan Kesatuan Masyarakat Hukum Adat dengan Peraturan

Daerah”, Disertasi Doktor, Program Doktor Ilmu Hukum Fakultas Hukum

Universitas Brawijaya, Malang, 2012, h. 17-18 4Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji. 2009. Penelitian Hukum Normatif

Suatu Tinjauan Singkat, Cetakan ke – 11. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

hal. 13–14. 5Hardijan Rusli. Metode Penelitian Hukum Normatif: Bagaimana?. Law

Review Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan. Volume V No. 3 Tahun

2006. hlm. 50.

Page 17: NASKAH AKADEMIK - UNUD

13

deskriptif.6 Digunakan pendekatan kualitatif oleh penulis

bertujuan untuk mengerti atau memahami gejala yang diteliti.7

Penulis melakukan penelitian dengan tujuan untuk menarik azas-

azas hukum (rechsbeginselen)yang dapat dilakukan terhadap

hukum positif tertulis maupun hukum positif tidak tertulis.8

Penyusunan Naskah Akademik untuk Rancangan Perda

tentang Pengumpulan Uang dan Barang (PUB) dan Undian Gratis

Berhadiah (UGB) pada hasil penelitian yang telah dilakukan.

Penelitian tersebut dilakukan dengan menggunakan metode

pendekatan socio legal research. Melalui pendekatan ini,

pengkajian hukum ditujukan terhadap dua obyek, yaitu obyek

legal yang berupa peraturan perundang-undangan dan/atau

kebijakan dan obyek realitas sosial yang berupa kebutuhan dan

aspirasi masyarakat akan peraturan daerah terkait Pengumpulan

Uang dan Barang (PUB) dan Undian Gratis Berhadiah (UGB) di

Provinsi Bali.

6Soerjono Soekanto.1986. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta : UI Press.

hlm. 32.

7Ibid. 8Soerjono Soekanto. 1984. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta :

Universitas Indonesia. hlm. 252.

Page 18: NASKAH AKADEMIK - UNUD

14

BAB II

KAJIAN TEORETIS DAN PRAKTIK EMPIRIS

A. Kajian Teoretis

Sebelum memahami kalimat Pengumpulan Uang dan

Barang (PUB) dan Undian Gratis Berhadiah (UGB), penulis

uraikan terlebih dahulu pengertian kata per kata didahului

dengan membahas Pengumpulan Uang dan Barang (PUB)

kemudian selanjutnya dibahas mengenai Undian Gratis Berhadiah

( UGB).

Arti kata Pengumpulan menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia (KBBI) adalah Nomina (kata benda) proses, cara,

perbuatan mengumpulkan; perhimpunan; pengerahan. Sedangkan

Uang dalam KBBI adalah alat tukar atau standar pengukur nilai

(kesatuan hitungan) yang sah, dikeluarkan oleh pemerintah suatu

negara berupa kertas, emas, perak, atau logam lain yang dicetak

dengan bentuk dan gambar tertentu. Arti kata Barang menurut

KBBI adalah benda umum (segala sesuatu yang berwujud atau

berjasad). Pasal 1 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 9

Tahun 1961 tentang Pengumpulan Uang / Barang ( PUB),

dijelaskan bahwa; yang diartikan dengan pengumpulan uang atau

barang dalam undang-undang ini ialah setiap usaha mendapatkan

Page 19: NASKAH AKADEMIK - UNUD

15

uang atau barang untuk pembangunan dalam bidang

kesejahteraan sosial, mental/agama/kerokhanian, kejasmanian

dan bidang kebudayaan.

Pengertian kata perkata dari Undian Gratis Berhadiah,

teridiri dari Undian, menurut KBBI sesuatu yang diundi; lotre;

berhadiah undian yang ada hadiahnya; lotre berhadiah.

Sedangkan Gratis menurut KBBI; cuma-cuma (tidak dipungut

bayaran). Kata Berhadiah menurut KBBI dijelaskan bahwa; ada

hadiahnya; disediakan hadiah.

Pengertian secara umum merujuk pada petunjuk teknis

tentang Undian Gratis Berhadiah adalah:9

a. Undian adalah tiap-tiap kesempatan yang diadakan oleh

suatu badan untuk mereka yang setelah memenuhi

syarat-syarat tertentu dapat ikut serta memperoleh

hadiah berupa uang atau benda yang akan diberikan

kepada peserta-peserta yang ditunjuk sebagai pemenang

dengan jalan undi atau dengan lain cara menentukan

untung yang tidak terbanyak dapat dipengaruhi oleh

peserta sendiri.10

9 Lihat Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Undian Gratis Berhadiah ( UGB)

Dan Pengumpulan Uang / Barang (PUB), Dinas Sosial Provinsi Bali, Hlm. 3. 10 Bab I angka 1 Ketentuan Umum Peraturan Menteri Sosial Republik

Indonesia Nomor 13/HUK/2005 tentang Izin Undian.

Page 20: NASKAH AKADEMIK - UNUD

16

b. Undian Gratis adalah suatu undian yang diselenggarakan

secara Cuma-Cuma dan digabungkan / dikaitkan dengan

perbuatan lain.

c. Perbuatan lain adalah suatu kegiatan permainan atau

penjualan barang/jasa yang dijadikan sebagai syarat

utama untuk mengikuti undian yang bentuk kegiatannya

berupa promosi langsung atau promosi tidak langsung.

d. Undian Gratis Berhadiah Langsung (UGBL) adalah suatu

undian yang penentuan pemenangnya dilakukan secara

langsung dan pemenangnya dapat mengetahui langsung

hadiah yang dimenangkannya , misalnya dengan kupon,

lintingan/ gosok/ kerik.

e. Undian Gratis Berhadiah Tidak Langsung ( UGBTL)

adalah suatu undian yang penentuan pemenangnya

dilakukan dengan cara diundi pada waktu tertentu

setelah berakhirnya masa penyelenggaraan undian,

misalnya dengan mengundi amplop, kartu pos dan

kupon.

B. Praktik Empiris

Peraturan yang ada dan diberlakukan dalam bidang

Pengumpulan Uang dan Barang (PUB) dan Undian Gratis

Berhadiah (UGB) sebenarnya sudah cukup, hanya masalahnya

Page 21: NASKAH AKADEMIK - UNUD

17

ada pada pelaksanaan/penegakan hukum yang belum konsisten

serta perlunya perubahan peraturan perundang-undangan

mengingat UU nya sudah cukup lama diterbitkan sehingga kurang

mengikuti perkembangan dan perubahan social dalam masyarakat

terkait Pengumpulan Uang dan Barang (PUB) dan Undian Gratis

Berhadiah (UGB). Pemerintah sepertinya kurang serius untuk law

making process menjadi produk hukum serta menegakkan hukum

dan melakukan revisi peraturan yang terkait. Oleh karena itu,

perlu dilakukan rekonstruksi peraturan perundang-undangan

tentang Pengumpulan Uang dan Barang (PUB) dan Undian Gratis

Berhadiah (UGB) .

Page 22: NASKAH AKADEMIK - UNUD

18

BAB III

EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN

PERUNDANG-UNDANGAN TERKAIT

Guna menciptakan keamanan dan ketertiban dalam

masyarakat, melalui pemerintah perlu sekiranya melakukan

pengawasan dengan membuat suatu Peraturan Daerah untuk

pelaksanaan Pengumpulan Uang dan Barang (PUB) dan Undian

Gratis Berhadiah (UGB).

Kemajuan zaman yang diiringi kemajuan teknologi sangat

berpengaruh besar terhadap pola pikir dan pranata sosial

masyarakat. Paradigma masyarakat yang dahulu cenderung

komunal dan sangat minim akan pengetahuan, seiring dengan

kemajuan disegala bidang lama kelamaan tergerus secara

perlahan menjadi paradigma yang cenderung “brutal”. Bahkan hal

itu dengan sangat cepat menyebar keseluruh elemen masyarakat,

sehingga dampak dari kemajuan itu tidak bisa terkontrol dengan

baik karena meleset dari prediksi sebelumnya.

Untuk dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-

perubahan itu, maka perlu adanya pembenahan dalam pranata

sosial dan pranata hukum yang mampu mengimbanginya.

Perubahan-perubahan itu tidak serta-merta terjadi begitu saja

Page 23: NASKAH AKADEMIK - UNUD

19

dalam tempo yang singkat, melainkan secara bertahap dan butuh

proses waktu yang lama, sesuai dengan kebutuhan yang ada.

Dalam hal ekonomi, pengaruh revolusi industri juga sangat

dirasakan di seluruh penjuru tanah air, bahkan pelosok negeri.

Adanya kebijakan paket ekonomi, otonomi daerah, investasi, dan

program-program lain dari pemerintah pusat ataupun daerah

sangat memaksa untuk dibuatnya tata peraturan yang mampu

mengayomi kepentingan bersama.

Kedudukan Perda yang lain terhadap dibentuknya

rancangan Perda ini, perlu disinkronkan agar tidak terjadi

tumpang tindih peraturan, dan bahkan menjadi norma yang saling

bertentangan, sehingga kepastian hukum yang tadinya ada

menjadi sebuah kekaburan hukum. Meskipun ada asas Lex

posterior derogat legi priori yang menyatakan bahwa hukum yang

terbaru (posterior) mengesampingkan hukum yang lama (prior)

dalam tingkatan yang sama. Bukanlah sebagai alasan untuk

membuat norma Perda yang baru bertentangan dengan Perda yang

lama, apabila norma tersebut masih sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang lebih tinggi dan masih berlaku.

Namun, apabila norma tersebut bertentangan dengan peraturan

yang lebih tinggi wajib lah di hapus dengan Perda terbaru ini,

dengan menyisipkan di salah satu norma pasal pada ketentuan

peralihan.

Page 24: NASKAH AKADEMIK - UNUD

20

Tabel : 2 Keterkaitan dengan peraturan perundang-undangan yang

lain

Undang-

Undang No.22

Tahun 1954

Undang-

Undang No.11

Tahun 2009

Undang-

Undang No.9 Tahun 1961

Peraturan

Menteri Sosial No.

14A/HUK/2006

Undang-

Undang No.23

Tahun 2014

Penyelengga

raan Undian Gratis

Berhadiah

(UGB) dilandasi

oleh

Undang-Undang

Nomor 22

Tahun 1954 tentang

undian yang

pada

hakikatnya merupakan

suatu upaya

dalam rangka

penyelengga

raan kesejahteran

social

Pasal 28

Wewenang pemerintah

provinsi

dalam penyelenggara

an

kesejahteraan sosial

meliputi:

a. penetapan kebijakan

penyelenggara

an

kesejahteraan sosial yang

bersifat lintas

kabupaten/kota selaras

dengan

kebijakan pembangunan

nasional di

bidang kesejahteraan

sosial;

b. penetapan

kebijakan kerja sama

dalam

penyelenggaraan

Pasal 4

(1) Pejabat yang berwenang

memberikan izin

pengumpulan uang atau

barang ialah:

a. Menteri Kesejahteraan

Sosial, …….

b.Gubernur, kepala

Daerah

tingkat I,

setelah mendengar

pendapat

Panitia Pertimbangan

yang

diangkat olehnya dan

terdiri dari

sekurang-kurangnya 5

orang

anggota,

apabila pengumpulan

itu

diselenggarakan di dalam

seluruh

wilayahnya yang

melampui

suatu daerah tingkat II

dalam wilayah

daerah

tingkat I yang bersangkutan

Pasal 10

Permohonan izin

penyelenggaraa

n undian diajukan

kepada Menteri

Sosial secara tcrtulis diatas

kertas

bermaterai cukup dengan

dilampirkan :

a. syarat-syarat

sebagaimana dimaksud

dalam Pasal8;

b. rekomendasi dari Pemerintah

Daerah Propinsi

setempat melalui Dinas

Sosial

Propinsi

a.Penerbit

an izin pengum

pulan

sumbangan

lintas

Daerah kabupat

en/kota

dalam 1 (satu)

Daerah

provinsi

b. Pemberda

yaan

potensi sumber

kesejah

teraan sosial

provinsi

Page 25: NASKAH AKADEMIK - UNUD

21

BAB IV

LANDASAN FILOSOFIS, SOSIOLOGIS, DAN YURIDIS

Pemikiran akan landasan filosofis, sosiologis dan yuridis

merupakan aktualisasi dari teori Keberlakun Hukum (Gelding

Theory). Teori ini didasari pada pemahaman bahwa perundang-

undangan yang baik harus memenuhi beberapa persyaratan yaitu

syarat filosofis, sosiologis dan yuridis. Implementasi dari teori

keberlakuan hukum ini, telah menjadi bagian dari salah satu asas

Pembentukan Peraturan Perundang-undangan yang baik, yang

diatur dalam Pasal 5 huruf d Undang-Undang No. 12 Tahun 2011

tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan yang baik,

yaitu asas dapat dilaksanakan.

Lebih lanjut beberapa asas lainnya yang diatur di dalam

Pasal 5 Undang-Undang No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-undangan wajib mendasarkan pada :

a. Kejelasan tujuan

b. Kelembagaan atau pejabat pembentuk yang tepat c. Kesesuaian antara jenis,hirarkhi dan materi muatan

d. Dapat dilaksanakan e. Kedayagunaan dan kehasilgunaan

f. Kejelasan rumusan g. Keterbukaan

Disamping asas-asas tersebut dalam Pasal 5, asas lainnya

yang juga harus terkandung pada peraturan perundang-undangan

Page 26: NASKAH AKADEMIK - UNUD

22

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 12 Tahun 2011

tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan adalah :

a. Pengayoman b. Kemanusiaan

c. Kebangsaan d. Kekeluargaan e. Kenusantaraan

f. Bhineka Tunggal Ika g. Keadilan

h. Kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan i. Ketertiban dan Kepastian hukum dan/:

j. Keseimbangan,Keserasian dan keselarasan

Untuk mewujudkan materi muatan peraturan perundangan

di atas diperlukan dasar untuk menjadi pijakan tentang

dibentuknya sebuah peraturan perundangan. Asas-asas peraturan

perundangan di atas memberikan pemahaman bahwa setiap

Pembentukan Peraturan Perundang-undangan harus

memperhitungkan efektivitas Peraturan Perundang-undangan

tersebut di dalam masyarakat, baik secara filosofis, sosiologis,

maupun yuridis.

4.1 Landasan Filosofis

Joeniarto11, mengatakan nilai filosofis, suatu peraturan

perundang-undangan harus mencerminkan nilai keadilan dan

kepastian. Disamping itu syarat filosofis berkaitan dengan cita

hukum “rechtsidee”. Esensi dari landasan filosofis ini juga dapat

11 Joeniarto, 1980, Selayang Pandang Tentang Sumber Sumber Hukum

Tata Negara Di Indonesia, Yogyakarta, Liberty, Jogyakarta, cet II, h.15.

Page 27: NASKAH AKADEMIK - UNUD

23

ditemukan pada eksistensi Pasal 2 Undang-Undang No. 12 Tahun

2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, yang

menentukan “Pancasila merupakan sumber segala sumber hukum

negara. Hal ini dimaksudkan dengan adanya kebijakan semacam

itu, maka kehendak the founding fathers kita yang termaktub

dalam pembukaan bisa terwujud.

Adapun tujuan dari the founding fathers dalam membentuk

negara Indonesia adalah melindungi segenap bangsa Indonesia

dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan

kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut

melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,

perdamaian abadi dan keadilan sosial. Upaya perlindungan dan

pemberdayaan petani merupakan wujud dari melindungi segenap

bangsa dan memajukan kesejahteraan umum. Dengan demikian

untuk memenuhi hak dan kebutuhan dasar setiap orang dalam

rangka melindungi dan mensejahterakan kehidupan masyarakat,

pemerintah daerah wajib melakukan upaya perlindungan dan

pemberdayaan petani

Page 28: NASKAH AKADEMIK - UNUD

24

4.2 Landasan Sosiologis

Berkaitan dengan syarat sosiologis, Robert Seidman dan

Ann Seidman,12 mengatakan kelemahan utama dalam suatu

peraturan perundang-undangan dewasa ini yaitu kegagalannya

mengungkap dengan jelas hubungan sebab akibat antara Undang-

Undang (norma-norma hukum) dengan kenyataan sosial dan

pembangunan. Dengan demikian syarat ini menekankan pada

adanya relasi antara kebijakan yang dibuat dan kenyataan di

masyarakat.

Berdasarkan amanat Undang-Undang Dasar Negara

Republik IndonesiaTahun 1945 itu, Pemerintah mempunyai

kewajiban melaksanakan kebijakan untuk menciptakan lapangan

kerja dan meningkatkan jumlah usaha yang dapat membantu

masyarakat dalam menciptakan pekerjaan sendiri.

Proses penyusunan Rancangan Peraturan Daerah

(Ranperda) tentang ranperda wajib memberikan keikutsertaan

masyarakat melalui partisipasi masyaraka. Roscoe Pound

mengemukakan pada fungsi hukum sebagai alat untuk merubah

masyarakat (law as atool of social engineering), menyatakan bahwa

hukum yang baik adalah hukum yang sesuai dengan hukum yang

12 Ann Seidman, Robert Seidman, 2002, Penyusunan RUU Dalam

Perubahan Masyarakat Yang Demokratis, Penyunting, Yohanes Usfunan cs.,

Elips, Jakarta, h.30.

Page 29: NASKAH AKADEMIK - UNUD

25

hidup di dalam masyarakat13. Pemikiran ini diawali oleh penelitian

untuk memberikan dasar ilmiah pada proses penentuan hukum

(legal policy making).

Secara faktual sektor pertanian selama ini dirugikan akibat

perubahan iklim, hama, dan sistem pasar yang tidak berpihak

kepada Petani serta masih minimnya pengetahuan petani dalam

penyelenggaraan pertanian. Dengan demikian diperlukan

pengaturan peraturan daerah tentang Perlindungan dan

Pemberdayaan Petani.

4.3 Landasan Yuridis

Persyaratan yuridis “juridische gelding” sangat penting

dalam pembuatan Undang-undang. Menurut, Bagir Manan14 hal-

hal penting yang harus diperhatikan :

Pertama, keharusan adanya pemberian wewenang dari

pembuat peraturan perundang-undangan. Setiap

peraturan perundang-undangan harus dibuat oleh

badan atau pejabat yang berwenang. Kalau tidak

peraturan perundang-undangan itu batal demi hukum

“van rechtwegeneitig”. Dianggap tidak pernah ada dan

segala akibatnya batal secara hukum.

Kedua, keharusan adanya kesesuaian bentuk atau jenis

peraturan perundangundangan dengan materi yang

diatur, terutama kalau diperintahkan oleh perundang-

undangan tingkat lebih tinggi atau sederajat.

13 Lili Rasjidi & Arief Sidharta ( 1988), Filsafat Hukum – Mashab dan Refleksinya, PT Remaja Rosda Karya, Bandung,h.8

14 Bagir Manan, 1992, Dasar-Dasar Perundangan Di Indonesia, Indo Hill,

Co. Jakarta, h.152.

Page 30: NASKAH AKADEMIK - UNUD

26

Ketiga, keharusan mengikuti tata cara tertentu. Apabila tata

cara tersebut tidak diikuti, peraturan perundang-

undangan mungkin batal demi hukum. Misalnya

keharusan Peraturan Daerah ditetapkan oleh Kepala

Daerah dengan persetujuan DPRD.

Keempat, keharusan tidak bertentangan dengan peraturan

perundang-undangan yang lebih tinggi tingkatannya.

Dengan demikian dalam Pembentukan Rancangan

Peraturan Daerah ini, maka harus menyesuaikan dengan

peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi. Berdasarkan

Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang No. 12 Tahun 2011 tentang

Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, adapun yang

menjadi hirarki Peraturan perundang-undangan adalah Undang-

Undang Dasar, TAP MPR, Undang-Undang/Perppu, PP, Perpres,

Perda Provinsi dan Perda Kabupaten/Kota.

Pembentukan Peraturan Daerah Kabupaten BADUNG maka

harus didasarkan pada aturan yang lebih tinggi. Untuk

mewujudkan tujuan hukum yang baik juga, diperlukan

penyesuaian dengan asas-asas pembentukan peraturan

perundang-undangan dan asas materi muatan peraturan

perundang-undangan yang telah diatur dalam Pasal 5 dan Pasal 6

Undang-Undang No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-undangan.

Dalam Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang

Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014

Page 31: NASKAH AKADEMIK - UNUD

27

tentang Pemerintahan Daerah menentukan bahwa DPRD

kabupaten/kota mempunyai tugas dan wewenang untuk

membentuk Perda kabupaten/kota bersama-sama dengan

bupati/wali kota berdasarkan ketentuan Pasal 154 ayat (1) butir a.

Ketentuan tersebut dapat menjadi rujukan untuk DPRD

membentuk Perda.

Disamping itu, Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958

tentang Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat II dalam Wilayah

Daerah-Daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa

Tenggara Timur, Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang

Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan; Undang-

Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-undangan; Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012

tentang Pangan; Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2013 tentang

Perlindungan dan Pemberdayaan Petani; Peraturan Pemerintah

Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah,

juga menjadi rujuan dalam rangka menjamin kepastian hukum.

a.Landasan Filosofis

Bertitik tolak dari uraian tersebut di atas maka landasan

filosofis dalam membuat peraturan daerah tentang Pengumpulan

Uang dan Barang (PUB) dan Undian Gratis Berhadiah (UGB)

sebagai upaya dalam menyelenggarakan usaha keejahteraan social

Page 32: NASKAH AKADEMIK - UNUD

28

dan melaksanakan fungsi pembinaan dan pengawasan terhadap

penyelenggaraan PUB dan UGB.

Keinginan pemerintah dalam menertibkan sekaligus

mengawasi serta memperhatikan Pengumpulan Uang dan Barang

(PUB) dan Undian Gratis Berhadiah (UGB), haruslah diatur

dengan sebuah peraturan yang mengatur agar tidak terjadinya

kecurangan dengan alasan sengaja maupun ketidaktahuan.

Jaminan supaya pengusaha undian menepati janji-janjinya

terhadap peserta undian; Jaminan agar uang yang didapat dengan

mengadakan undian itu, dipakai sesuai maksud dan tujuan

penyelenggaraan yang telah ditetapkan; Mencegah banyaknya

surat-surat/pengumuman undian di masyarakat yang

menimbulkan keburukan/keresahan sosial. Begitu pula halnya

masyarakat dituntut untuk lebih selektif dan berhati-hati,

semuanya bermuara pada tugas Pemerintah sebagai lembaga yang

mengatur dan menghendaki masyarakat untuk tunduk kepada

apa yang diinginkannya, untuk kebahagiaan bersama.

B.Landasan Sosiologis

Bahwa kehidupan di dalam masyarakat sebetulnya

berpedoman pada suatu aturan yang oleh sebagian besar

masyarakat dipatuhi dan ditaati karena merupakan pegangan

baginya. Hubungan antar manusia serta antara manusia dan

Page 33: NASKAH AKADEMIK - UNUD

29

masyarakat atau kelompoknya diatur oleh serangkaian nilai-nilai

dan kaidah dan perikelakuannya lama kelamaan melembaga

menjadi adat istiadat. Jadi sejak dilahirkan di dunia ini manusia

telah mulai sadar bahwa dia merupakan bagian dari kesatuan

manusia yang lebih besar dan lebih luas lagi dan bahwa kesatuan

manusia tadi memiliki kebudayaan. Selain itu, manusia

sebetulnya telah mengetahui bahwa kehidupan mereka dalam

masyarakat pada hakikatnya terikat oleh bermacam-macam, nilai

dan etika. Dengan demikian, seorang awam secara tidak sadar dan

dalam batas-batas tertentu dapat mengetahui apa yang

sebenarnya menjadi objek atau ruang lingkup dari sosiologi.

Meningkatkan penyelenggaraan kesejahteraan social oleh

masyarakat dan meningkatkan ketertiban penyelenggaraan

berdasarkan ketentuan yang berlaku diatur oleh peraturan yang

dikeluarkan oleh Pemerintah dan memberi kesempatan baginya

untuk menuntut dilaksanakan hak-hak yang dimilikinya dan

yakin ada aturan-aturan dan pola-pola yang mengatur interaksi

sosial yang terjadi di dalam masyarakat. Analisa di pusatkan pada

struktur sosial, proses-proses sosial, perubahan sosial dan budaya

dalam masyarakat. Penelitian terhadap efek suatu peraturan

perundang-undangan di dalam masyarakat merupakan salah satu

usaha untuk mengetahui apakah peraturan tersebut berfungsi

atau tidak. Suatu peraturan perundang-undangan yang dikatakan

Page 34: NASKAH AKADEMIK - UNUD

30

baik, belum cukup apabila hanya memenuhi persyaratan-

persyaratan filosofis dan yuridis saja, karena secara sosiologis

peraturan tadi juga harus berlaku. Hal ini bukan berarti setiap

peraturan perundang-undangan harus segera diganti apabila ada

gejala bahwa peraturan tadi tidak hidup. Peraturan perundang-

undangan tersebut harus diberi waktu agar meresap dalam diri

masyarakat. Apabila sering terjadi pelanggaran-pelanggaran

(tertentu) terhadap suatu peraturan perundang-undangan, maka

hal itu belum tentu berarti peraturan tersebut secara sosiologis

tidak berlaku dalam masyarakat.

Dalam perspektif landasan sosiologi kenyataannya

bermanfaat dalam hal:

1. Berguna untuk memberi kemampuan-kemampuan bagi

pemahaman terhadap peraturan daerah dalam konteks

sosial.

2. Penguasaan konsep-konsep sosiologi dapat memberikan

kemampuan-kemampuan untuk mengadakan analisis

terhadap efektivitas peraturan daerah dalam masyarakat

baik sebagai sarana pengendali sosial, sarana untuk

mengubah masyarakat dan sarana untuk mengatur

interaksi sosial agar mencapai keadaan sosial tertentu.

Page 35: NASKAH AKADEMIK - UNUD

31

3. Memberikan kemungkinan-kemungkinan serta kemampuan

untuk mengadakan evaluasi terhadap efektivitas peraturan

daerah dalam masyarakat.

Landasan sosiologi, setiap norma hukum yang dinyatakan

dalam peraturan daerah haruslah mencerminkan tuntutan

kebutuhan masyarakat sendiri akan norma hukum yang sesuai

dengan realitas kesadaran hukum masyarakat. Karena itu, harus

dirumuskan dengan baik pertimbangan-pertimbangan yang

bersifat empiris sehingga sesuatu gagasan normatif yang

dinyatakan dalam peraturan perundang-undangan benar-benar

didasarkan atas kenyataan yang hidup dalam kesadaran hukum

masyarakat.

Orientasi pemikiran sosiologis antara lain menunjukkan

perkembangan dinamika masyarakat, dan kecenderungan

penilaiannya terhadap pengalaman empiris. Suasana masyarakat

peneliti, perekayasa dan rekayasa yang pada dasarnya

menghendaki perbaikan-perbaikan dalam proses birokrasi untuk

mendapatkan Perda yang baik, tak terkecuali membuat Perda yang

mengatur tentang PUB dan UGB.

C.Landasan Yuridis

Untuk mencapai tujuan nasional tersebut

diselenggarakanlah upaya pembangunan yang berkesinambungan

yang merupakan suatu rangkaian pembangunan yang menyeluruh

Page 36: NASKAH AKADEMIK - UNUD

32

terarah dan terpadu, termasuk di antaranya pembangunan

kesehatan. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah

satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan

cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam

Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 sebagai konstitusi negara

kita.

Oleh karena itu, setiap kegiatan dan upaya untuk

meningkatkan derajat kesejahteraan social dalam masyarakat

yang setinggi-tingginya dilaksanakan berdasarkan prinsip

nondiskriminatif, partisipatif, perlindungan, dan berkelanjutan

yang sangat penting artinya bagi pembentukan sumber daya

manusia Indonesia, peningkatan ketahanan dan daya saing

bangsa, serta pembangunan nasional. Semangat UU Nomor 9

Tahun 1961 tentang PUB dan UU Nomor 22 Tahun 1954 sebagai

pedoman dasar bagi terbentuknya Perda tentang Pengumpulan

Uang dan Barang (PUB) dan Undian Gratis Berhadiah (UGB).

Keberadaannya adalah dalam rangka mengakomodasi norma-

norma yang terkandung didalamnya. Yaitu :

Pengumpulan Uang dan Barang (PUB):

a. bahwa pengumpulan sumbangan untuk pembangunan

dalam bidang kesejahteraan sosial sebagaimana dimaksud dalam

Undang-undang Nomor 9 Tahun 1961 tentang Pengumpulan Uang

atau Barang (Lembaran Negara Tahun 1961 Nomor 214,

Page 37: NASKAH AKADEMIK - UNUD

33

Tambahan Lembaran Negara Nomor 2273), merupakan salah satu

unsur penunjang usaha kesejahteraan sosial yang dilandasi oleh

jiwa kegotong royongan;

b. bahwa pengumpulan sumbangan tersebut termasuk salah

satu usaha pengerahan dan penggunaan dana bagi kegiatan

kesejahteraan sosial di dalam masyarakat, sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 10 Undang-undang Nomor 6 Tahun 1974 (Lembaran

Negara Tahun 1974 Nomor 53);

c. bahwa untuk kelancaran dan ketertiban pelaksanaan

yang menyangkut pengerahan dan penggunaan dana bagi

kesejahteraan sosial di dalam masyarakat.

Undian Gratis Berhadiah (UGB):

a. Terhimpunnya dana Usaha Kesejahteraan Sosial (UKS)

yang diperuntukkan bagi upaya peningkatan

kesejahteraan sosial.

b. Terselenggaranya undian gratis berhadiah secara tertib

dan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

c. Terhimpunnya pajak atas hadiah sebagai kontribusi

negara.

d. Terlindunginya masyarakat dari dampak penipuan

berkedok UGB

Page 38: NASKAH AKADEMIK - UNUD

34

Landasan yuridis dalam perumusan setiap peraturan

perundang-undangan haruslah ditempatkan pada bagian

Konsideran “Mengingat”. Dalam konsideran mengingat ini disusun

secara rinci dan tepat ketentuan peraturan perundang-undangan

yang lebih tinggi yang dijadikan rujukan, termasuk penyebutan

pasal dan ayat atau bagian tertentu harus ditentukan dan

peraturan perundang-undangan yang setara yang dijadikan

rujukan dalam membentuk Perda yang bersangkutan, yang harus

jelas disebutkan nomornya, judulnya, dan demikian pula dengan

nomor dan tahun Lembaran Negara dan Tambahan Lembaran

Negara.

Page 39: NASKAH AKADEMIK - UNUD

35

BAB V

JANGKAUAN, ARAH PENGATURAN, DAN RUANG LINGKUP

MATERI MUATAN PERATURAN DAERAH

A. Jangkauan

5.1 Arah dan Jangkauan Pengaturan

Naskah Akademik pada akhirnya berfungsi mengarahkan ruang

lingkup materi muatan Rancangan Undang-Undang, Rancangan

Peraturan Daerah Provinsi, atau Rancangan Peraturan Daerah

Kabupaten/Kota yang akan dibentuk. Dalam Bab ini, sebelum

menguraikan ruang lingkup materi muatan, dirumuskan sasaran yang

akan diwujudkan, arah dan jangkauan pengaturan.Materi didasarkan

pada ulasan yang telah dikemukakan dalam bab sebelumnya.

Selanjutnya mengenai ruang lingkup materi pada dasarnya mencakup:

isi sesuai dengan materi muatan Arah dari pengaturan Rancangan

Peraturan Daerah tentang Pengumpulan Uang dan Barang (PUB)

dan Undian Gratis Berhadiah (UGB) adalah memberikan dasar

pengaturan terkait dengan Pengumpulan Uang dan Barang (PUB)

dan Undian Gratis Berhadiah (UGB).

5.2 Ruang Lingkup Materi Muatan

Secara umum, materi muatan yang akan dirumuskan dalam

Rancangan Peraturan Daerah tentang Pengumpulan Uang dan

Barang (PUB) dan Undian Gratis Berhadiah (UGB), terdiri dari :

Page 40: NASKAH AKADEMIK - UNUD

36

BAB MATERI MUATAN

I KETENTUAN UMUM

II IZIN PENGUMPULAN UANG DAN/ABARANG

III PENGUMPULAN UANG DAN BARANG

IV UNDIAN GRATIS BERHADIAH (UGB

V KEWAJIBAN PEMEGANG IJIN

VI BIAYA ADMINISTRASI

VII PENGAWASAN

VIII PEMBIAYAAN

IX PENGAWASAN

X SANKSI ADMINSTRASI

XI KETENTUAN PENYIDIKAN

XII KETENTUAN PIDANA

XIII KETENTUAN PENUTUP

Page 41: NASKAH AKADEMIK - UNUD

37

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan kajian yang telah di lakukan di BAB terdahulu, dapat

ditarik kesimpulan

Pertama, bahwa Pemerintah Daerah Provinsi Bali memiliki

kewenangan untuk melakukan pengaturan tentang Pengumpulan

Uang dan Barang (PUB) dan Undian Gratis Berhadiah (UGB),

Kedua kewenangan tentang pembentukan Peraturan Daerah

tentang rumah Kos berdasarkan :

a. Pasal 18 ayat (6) UUD NRI 1945

b. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang

Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat II Dalam

Wilayah Daerah-Daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara

Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 1655);

c. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1954 tentang

Undian (Lembaran Negara RI Tahun 1954 No 75,

Tambahan Lembaran Negara RI No 623)

d. Undang-undang Nomor 9 Tahun 1961 tentang

Pengumpulan Uang atau Barang (Lembaran Negara

Tahun 1961 Nomor 214, Tambahan Lembaran Negara

Nomor 2273);

e. Undang-undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang

Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Tahun 2009

Page 42: NASKAH AKADEMIK - UNUD

38

Nomor 214, Tambahan Lembaran Negara Nomor

2273);

f. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang

Pembentukan Peraturan Perundang-undangan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011

Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5234).

g. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)

sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir

dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015

Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang

Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015

Nomor 58 , Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5679);

h. Peraturan Menteri Sosial RI No 14 A/HUK/2006

tentang Izin Undian

Ketiga, penyusunan Peraturan Daerah diperlukan agar

Pengumpulan Uang dan Barang (PUB) dan Undian Gratis

Berhadiah (UGB), memiliki landasan dan kepastian dalam

penyelenggaraan pemerintahan daerah.

Keempatma, arah, sasaran, dan jangkauan pengaturan, dan ruang

lingkup materi muatan Peraturan Daerah yang akan dibentuk

adalah:

1. Arah pengaturan dari Peraturan Daerah yang akan

dibentuk ini adalah memberikan landasan dan kepastian

Page 43: NASKAH AKADEMIK - UNUD

39

hukum dalam Pengumpulan Uang dan Barang (PUB) dan

Undian Gratis Berhadiah (UGB),

2. Sasaran yang hendak diwujudkan dari Peraturan Daerah

yang akan dibentuk ini adalah Pengumpulan Uang dan

Barang (PUB) dan Undian Gratis Berhadiah (UGB), yang

transparan, efektif dan memiliki kepastian hukum.

3. Jangkauan pengaturan dari Peraturan Daerah yang akan

dibentuk ini adalah memberikan pedoman bagi:

a. Pemerintah Provinsi dalam memfasilitasi dalam

Pengumpulan Uang dan Barang (PUB) dan Undian

Gratis Berhadiah (UGB),;

b. Pengumpulan Uang dan Barang (PUB) dan Undian

Gratis Berhadiah (UGB), dalam menetapkan pelaksaan

Pengelolaan dan pengaturan

4. Ruang lingkup materi muatan Peraturan Daerah yang

akan dibentuk Pembinaan dan Pengawasan.

B. SARAN

Penyusunan Naskah Akademik ini berikut Konsep Awal

Rancangan Peraturan Daerah tentang Pengumpulan Uang dan

Barang (PUB) dan Undian Gratis Berhadiah (UGB), diadakan FGD

yang melibatkan SKPD terkait maupun para pengemban kepentingan

dengan tujuan mendapat saran dan kritik menuju penyempurnaan

naskah ini. sesuai dengan asas keterbukaan dan ketentuan tentang

partisipasi masyarakat dalam Pasal 96 UU P3 2011 dan Pasal 354 ayat

(4) UU Pemerintahan Daerah 2004. Dalam Pasal 354 ayat (4) UU

Page 44: NASKAH AKADEMIK - UNUD

40

Pemerintahan Daerah 2014. Pasal partisipasi masyarakat dalam bentuk

kegiatan :

a. konsultasi publik;

b. musyawarah; c. kemitraan;

d. penyampaian aspirasi; e. pengawasan; dan/atau

f. keterlibatan lain sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan

Page 45: NASKAH AKADEMIK - UNUD

41

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Joeniarto, 1980, Selayang Pandang Tentang Sumber Sumber Hukum Tata Negara Di Indonesia, Yogyakarta, Liberty, Jogyakarta, cet II

Wija Atmaja, Diadaptasi dari Gede Marhaendra “Politik Pluralisme Hukum dalam Pengakuan Kesatuan Masyarakat Hukum

Adat dengan Peraturan Daerah”, Disertasi Doktor, Program Doktor Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Brawijaya,

Malang, 2012. Manan,Bagir 1992, Dasar-Dasar Perundangan Di Indonesia, Indo

Hill, Co. Jakarta, h.152. Rasjidi Lili & Arief Sidharta ( 1988), Filsafat Hukum – Mashab dan

Refleksinya, PT Remaja Rosda Karya, Bandung. Rusli.Hardijan Metode Penelitian Hukum Normatif: Bagaimana?.

Law Review Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan. Volume V No. 3 Tahun 2006.

Seidman Ann, Robert Seidman, 2002, Penyusunan RUU Dalam

Perubahan Masyarakat Yang Demokratis, Penyunting, Yohanes Usfunan cs., Elips, Jakarta.

Soekanto Soerjono dan Sri Mamudji. 2009. Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, Cetakan ke – 11. Jakarta :

PT Raja Grafindo Persada Soekanto.Soerjono 1986. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta : UI

Press. Soekanto. Soerjono 1984. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta :

Universitas Indonesia.

PERATAURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Pasal 18 ayat (6) UUD NRI 1945

Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan

Daerah-Daerah Tingkat II Dalam Wilayah Daerah-Daerah

Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara

Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958

Page 46: NASKAH AKADEMIK - UNUD

42

Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 1655);

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1954 tentang Undian (Lembaran

Negara RI Tahun 1954 No 75, Tambahan Lembaran Negara

RI No 623).

Undang-undang Nomor 9 Tahun 1961 tentang Pengumpulan Uang

atau Barang (Lembaran Negara Tahun 1961 Nomor 214,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 2273);

Undang-undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan

Sosial (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 214,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 2273);

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5234).

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014

Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali

terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015

Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23

Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58 ,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5679);

Peraturan Menteri Sosial RI No 14 A/HUK/2006 tentang Izin

Undian

Page 47: NASKAH AKADEMIK - UNUD

43

DAFTAR PUSTAKA

UU No 28 Tahun 2004 tentang Yayasan

UU No 24 Tahun 2007 tenteng PenanggulanganBencana

UU No 11Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial

UU No 13 Tahun 2011 Tentang Penanganan Fakir Miskin

Peraturan Pemerintah RI No 29 Tahun 1980 Tentang

Pelaksanaan Pengumpulan Sumbangan

Peraturan Pemerintah No 42 Tahun 1981 Tentang Pelayanan

Soial Bagi Fakir Miskin

Keputusan Menteri Sosial RI No 1/ HUK/1995 tentang

Pengumpulan Sumbangan untuk Korban Bencana

Keputusan Menteri Sosial RI No 84/HUK/1997 Tentang

Pelaksanaan Pemberian Bantuan Sosial bagi Keluarga

Miskin

Keputusan Menteri Sosial RI No 56/HUK/1996 tentang

Pelaksanaan Pengumpulan Sumbangan oleh Masyarakat

Page 48: NASKAH AKADEMIK - UNUD

44

Peraturan Menteri Sosial No 86/HUK//2010 tentang

Organisasi Tata Kerja Kementrian Sosial

ketentuan UGB:

UU No 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial

UU No 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin

Peraturan Pemerintah No 132 Tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan atas Hadiah Undian

Peraturan Pemerintah No 3 Tahun 2012 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada

Kementrian Sosial

Peraturan Presiden No 24 Tahun 2000 tentang Kedudukan,

Tugas dan Fungsi Kementrian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I Kementrian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden No 92

Tahun 2011

Keputusan Presiden RI No 48 Tahun 1973 tentang Penertiban

Penyelenggaraan Undian

Peraturan Menteri Sosial RI No 14 A/HUK/2006 tentang Izin

Undian

Peraturan Menteri Sosial RI No 86/HUK/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementrian Sosial RI

Peraturan Menteri Sosial RI No 14 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Hibah Langsug Dalam Negeri dalam Bentuk Uang

Keputusan Menteri Sosial RI No 73/HUK/2002 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemberian Izin dan Penyelenggaraan Undian Gratis

Keputsan Menteri Sosial RI No 118/HUK/2011 tentang Pemberi Kuasa Untuk Menandatangani Keputusan Menteri Sosial RI tentang Pemberian Izin Penyelenggaraan Undian Gratis Berhadiah

dan Pengumpulan Uang atau Barang

Page 49: NASKAH AKADEMIK - UNUD

45

Keputusan Menteri Sosial No 187/HUK/2011 tentang Penunjukan Kuasa Penggunaan Anggaran, Pejabat

Penandatanganan SPM, Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran di Lingkungan Kementrian Sosial Tahun Anggaran

2012

Buku :

Hardijan Rusli. Metode Penelitian Hukum Normatif: Bagaimana?. Law Review Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan. Volume V No. 3 Tahun 2006.

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Undian Berhadiah (UGB) dan Pengumpulan Uang/Barang (PUB), Dinas Sosial Provinsi

Bali.

Peter Mahmud Marzuki. 2009. Penelitian Hukum. Jakarta :

Kencana Prenada Media Group.

Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji. 2009. Penelitian Hukum

Normatif Suatu Tinjauan Singkat, Cetakan ke – 11. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Soerjono Soekanto. 1984. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta : Universitas Indonesia.

Soerjono Soekanto. 1986. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta :

UI Press.

Page 50: NASKAH AKADEMIK - UNUD

46