mrp eoq · web viewjika ada kesalahan dalam data persediaan, rincian bahan (biasa disebut sebagai...
TRANSCRIPT
MODUL PERKULIAHAN
Manajemen PersediaanMRP (EOQ)
Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh
Fakultas ekonomi Manajemen 11 31033 Ariyani Wardhana, S.Kom., ST., MM.
Abstract KompetensiModul ini menjelaskan tentangMRP EOQ
Diharapkan mahasiswa memahami MRP EOQ dan dapat menghitung persediaan dengan MRP EOQ
MRP EOQMaterial Requirement Planning (MRP) adalah sebuah teknik permintaan terikat yang
menggunakan daftar kebutuhan bahan, persediaan, penerimaan yang diperkirakan, dan
jadwal produksi induk untuk menentukan kebutuhan material. Manfaat yang diperoleh
perusahaan dengan menggunakan MRP adalah :
1. Respons yang lebih baik bagi pesanan pelanggan sebagai hasil dari jadwal yang terus
menerus diperbaiki.
2. Respons yang lebih cepat terhadap perubahan pasar.
3. Pemanfaatan fasilitas tenaga kerja yang terus ditingkatkan.
4. Tingkat persediaan yang berkurang.
Dalam situasi manufaktur, permintaan akan bahan baku, komponen, sub rakitan, dan
sebagainya bergantung pada rencana produksi untuk produk akhir. Karena itu untuk
menentukan berapa banyak komponen atau bagian yang akan dibutuhkan dalam setiap
periode mendatang dalam cakupan waktu perencanaan harus diketahui produksi untuk
produk akhir. MRP memanfaatkan informasi tentang kebergantungan pada permintaan ini
untuk mengendalikan persediaan untuk komponen.
Metode ini dikembangkan secara spesifik dengan tujuan berhadapan dengan kompleksitas
penempatan waktu dan hubungannya dengan inventori. Pengendalian persediaan ini
memperhatikan hubungan antar item persediaan, sehingga dapat meningkatkan efisiensi
dalam menentukan hubungan setiap item secara cepat dan tepat.
Perencanaan akan menjadi input yang sangat baik untuk sistem produksi, baik sistem
produksi dengan product layout atau flowshop. Hal ini disebabkan lead time produksinya
pendek. Tetapi pada sistem produksi jobshop (process layout) dimana aliran produk menjadi
lebih kompleks dan komponen berbeda harus berbagi mesin yang sama sehingga sering
timbul antrian yang cukup besar, maka lead time produksinya pada umumnya panjang,
sehingga kontrol aliran produk dan utilisasi sumber-sumber yang digunakan menjadi lebih
sulit dan lebih rinci. Tujuan utama dari MRP adalah untuk merancang suatu sistem yang
mampu menghasilkan informasi untuk melakukan aksi yang tepat dalam pembelian bahan
maupun produksi, baik merupakan keputusan yang baru atau perbaikan atas keputusan
yang lalu. Keberhasilan suatu proses manufaktur sangat bergantung pada kemampuan
untuk mengontrol aliran bahan yang tepat pada saat yang tepat untuk memenuhi jadwal
2012 2 Manajemen Persediaan
Pusat Bahan Ajar dan eLearningAriyani Wardhana, S.Kom., ST., MM http://www.mercubuana.ac.id
pengiriman pada konsumen, menekan jumlah persediaan seminimum mungkin, memelihara
tingkat pembebasan atas pekerjaan dan mesin, dan pada akhirnya untuk mencapai efisiensi
produksi yang optimum. Kebutuhan dalam tiap level dari struktur produk mempunyai dua
macam komponen yaitu jumlah dan waktu.
Masalah utama dengan sistem MRP adalah integritas data. Jika ada kesalahan dalam data
persediaan, rincian bahan (biasa disebut sebagai 'BOM') data, atau jadwal produksi induk
(MPS), maka data yang ditampilkan juga akan salah (bahasa sehari-hari, "GIGO": Garbage
In, Garbage Out). Kebanyakan merekomendasikan sistem minimal 99% data terintegritas
dalam sistem untuk memberikan hasil yang bermanfaat.
Masalah besar lain dengan sistem MRP adalah persyaratan bahwa pengguna menentukan
berapa lama waktu yang dibutuhkan pabrik untuk membuat produk dari komponen-
komponennya (dengan asumsi mereka semua tersedia). Selain itu, desain sistem juga
mengasumsikan bahwa "lead time" dalam pembuatan akan setiap kali sama pada item yang
dibuat, tanpa memperhatikan jumlah yang dibuat, atau barang lain yang dibuat secara
bersamaan di pabrik.
Manufaktur mungkin memiliki pabrik-pabrik di berbagai kota atau bahkan negara. Hal ini
tidak baik bagi sistem MRP untuk mengatakan bahwa kita tidak perlu untuk memesan
beberapa bahan karena kita memiliki banyak ribuan mil jauhnya. Keseluruhan sistem harus
mampu mengatur persediaan dan kebutuhan oleh pabrik secara individu, dan kebutuhan
saling terintegrasi untuk memungkinkan setiap pabrik untuk mendistribusikan komponen
untuk melayani perusahaan secara keseluruhan.
Ini berarti bahwa sistem lain dalam perusahaan harus bekerja baik baik sebelum
menerapkan sistem MRP, dan ke masa depan. Untuk sistem contoh seperti pengurangan
variasi dan teknik yang memastikan bahwa produk keluar tepat waktu (tanpa cacat) harus
berada di tempat.
MRP selalu berkembang sesuai dengan tuntutan perkembangan teknologi dan tuntutan
terhadap sistem perusahaan maka sampai saat ini MRP dibagi menjadi 4 bagian yakni :
1. Material Requirment Planning (MRP) dapat didefenisikan sebagai suatu teknik atau
set prosedur yang sistematis dalam penentuan kuantitas serta waktu dalam proses
pengendalian kebutuhan bahan terhadap komponen-komponen permintaan yang
saling bergantungan. (Dependent demand items).
2. Material Requirment Planning II (MRPII), Oliver Wight dan George Plossl, partner
konsultan, diakui oleh orang yang melakukan perluasan konsep MRP atas area
manufactur, sehingga MRP dapat mencakup area-area perusahaan lain. Hasil
2012 3 Manajemen Persediaan
Pusat Bahan Ajar dan eLearningAriyani Wardhana, S.Kom., ST., MM http://www.mercubuana.ac.id
perluasan konsep tersebut dinamakan MRP II, dan arti dari singkatan tersebut
berubah menjadi Manufacturing resource planning (Perencanaan Sumber
Manufactur).
3. Material Requirment Planning III (MRPIII), proses ini diperluas didalam tingkat
akurasi peramalan permintaan, penggunaan secara tepat dan baik peramalan
permintaan (forecast Demand), akan dapat secara otomatis dan tepat melakukan
perubahan terhadap Master Production Schedule. Dan apabila juga Master
Production Schedule telah penuh atau tidak dapat lagi melakukan Work Order maka
system MRPIII ini dapat melakukan rekomendasi terhadap permintaan.
4. Material Requirment Planning 9000 (MRP9000), MRP9000 sudah merupakan
tawaran yang benar-benar merupakan system yang lengkap dan terintegrasi dengan
system management manufacturing. Kemampuan sistem MRP9000 didalam
manufacturing, termasuk juga Inventory, penjualan, perencanaan, Pembuatan, dan
Pembelian dengan mengunakan General Ledger, dan sebuah Administrasi, dan
Executive Information System (EIS) secara graphical dalam membuat sebuah
keputusan untuk permasalahan manufacture.
Prinsip dasar pendekatan MRP berkenaan dengan permintaan. Kebutuhan permintaan
dibagi menjadi dua yaitu:
1. Permintaan independent (tidak tergantung)
Permintaan disebut independent apabila kebutuhan/permintaan untuk sistem tersebut
tidak tergantung dengan jumlah item yang lain. Yang termasuk dalam permintaan
independent ini adalah produk akhir karena berasal dari sumber yang independent di
luar sistem produksi. Biasanya didapat dari hasil peramalan, sales order, dan distribution
order.
2. Permintaan dependent (tergantung)
Permintaan disebut dependent apabila kebutuhan/permintaan untuk item tersebut
tergantung dengan jumlah item lain pada level yang lebih tinggi. Yang termasuk dalam
kebutuhan jenis ini adalah sub-assemblies, komponen, dan bahan baku yang jumlahnya
didapatkan dari perkalian antara perencanaan produksi pada level akhir dengan
kebutuhan tiap komponen.
Ciri-Ciri MRP
2012 4 Manajemen Persediaan
Pusat Bahan Ajar dan eLearningAriyani Wardhana, S.Kom., ST., MM http://www.mercubuana.ac.id
Ada 4 macam yang menjadi ciri utama MRP, yaitu:
1. Mampu menentukan kebutuhan pada saat yang tepat, kapan suatu pekerjaan akan
selesai (material harus tersedia) untuk memenuhi permintaan produk yang
dijadwalkan berdasarkan MPS yang direncanakan.
2. Menentukan kebutuhan minimal setiap item, dengan menentukan secara tepat
sistem penjadwalan.
3. Menentukan pelaksanaan rencana pemesanan, dengan memberikan indikasi kapan
pemesanan atau pembatalan suatu pesanan harus dilakukan.
4. Menentukan penjadwalan ulang atau pembatalan atas suatu jadwal yang sudah
direncanakan. Apabila kapasitas yang ada tidak mampu memenuhi pesanan yang
dijadwalkan pada waktu yang dikehendaki, maka MRP dapat memberikan indikasi
untuk melaksanakan rencana penjadwalan ulang (jika mungkin) dengan
menentukan prioritas pesanan yang realistis. Seandaniya penjadwalan ulang ini
masih tidak memungkinkan untuk memenuhi pesanan , maka pembatalan terhadap
suatu pesanan harus dilakukan.
Input MRPAda 3 Input yang dibutuhkan dalam konsep MRP yaitu :
Jadwal Induk Produksi (Master production schedule)
Merupakan suatu rencana produksi yang menggambarkan hubungan antara
kuantitas setiap jenis produk akhir yang diinginkan dengan waktu
penyediaannya.
Status persediaan menggambarkan keadaan dari setiap komponen atau material
yang ada dalam persediaan, yang berkaitan dengan :
- Jumlah persediaan yang dimiliki pada setiap periode (on hand inventory)
- Jumlah barang yang sedang dipesan dan kapan pesanan tersebut akan
datang (on order Inventory )
- Waktu ancang – ancang ( lead time ) dari setiap bahan.
Status persediaan ini harus diketahui untuk setiap bahan atau item dan
diperbaharui setiap terjadi perubahan untuk menghindari adanya kekeliruan
dalam perencanaan.
Struktur Produk (Product structure Record & Bill of Material)
Merupakan kaitan antara produk dengan komponen penyusunnya. Informasi
yang dilengkapi untuk setiap komponen ini meliputi :
2012 5 Manajemen Persediaan
Pusat Bahan Ajar dan eLearningAriyani Wardhana, S.Kom., ST., MM http://www.mercubuana.ac.id
· Jenis komponen
· Jumlah yang dibutuhkan
· Tingkat penyusunannya
Contoh :
Status Persediaan (Inventory Master File atau Inventory Status Record)
Langkah-langkah menyusun Proses MRP Netting (kebutuhan bersih) : Proses perhitungan kebutuhan bersih untuk setiap
perioda selama horison perencanaan.
Lotting (kuantitas pesanan) : Proses penentuan besarnya ukuran jumlah pesanan
yang optimal untuk sebuah item, berdasarkan kebutuhan bersih yan dihasilkan.
Offsetting (rencana pemesanan) : Bertujuan untuk menentukan kuantitas pesanan
yang dihasilakan proses lotting. Penentuan rencana saat pemesanan ini diperoleh
dengan cara mengurangkan saat kebutuhan bersih yang harus tersedia dengan
waktu ancang-ancang (Lead Time).
Exploding : Merupakan proses perhitungan kebutuhan kotor untuk tingkat (level)
yang lebih bawah dalam suatu struktur produk, serta didasarkan atas rencana
pemesanan.
Hasil Keluaran MRPKeluaran MRP sekaligus juga mencerminkan kemampuan dan ciri dari MRP, yaitu :
1. Planned Order Schedule (Jadwal Pesanan Terencana) adalah penentuan jumlah
kebutuhan meterial serta waktu pemesanannya untuk masa yang akan datang.
2. Order Release Report (Laporan Pengeluaran Pesanan) berguna bagi pembeli yang
akan digunakan untuk bernegoisasi dengan pemasok, dan berguna juga bagi
Manajer manufaktur, yang akan digunakan untuk mengontrol proses produksi.
2012 6 Manajemen Persediaan
Pusat Bahan Ajar dan eLearningAriyani Wardhana, S.Kom., ST., MM http://www.mercubuana.ac.id
3. Changes to planning Orders (Perubahan terhadap pesanan yang telah
direncanakan) adalah yang merefleksikan pembatalan pesanan, pengurangan
pesanan, pengubahan jumlah pesanan.
4. Performance Report (Laporan Penampilan) suatu tampilan yang menunjukkan
sejauh mana sistem bekerja, kaitannya dengan kekosongan stock dan ukuran yang
lain.
Faktor-Faktor Kesulitan Dalam MRPTerdapat 5 faktor utama yang mempengaruhi tingkat kesulitan dalam MRP yaitu :
1. Struktur Produk
Pada dasarnya struktur produk yang kompleks dapat menyebabkan terjadinya
proses MRP seperti Net, Lot, Offset, dan Explode yang berulang-ulang, yang
dilakukukan satu persatu dari atas sampai kebawah berdasarkan tingkatannya dalam
suatu struktur produk tersebut. Kesulitan tersebut sering banyak ditemukan dalam
proses Lot sizing, dimana penentuan Lot Size pada tingkat yang lebih bawah perlu
membutuhkan teknik yang sangat sulit (multi level lot sizing tecnique)
2. Lot Sizing.
Dalam suatu proses MRP, terdapat berbagai macam penentuan teknik lot sizing
yang diterapkan, sebab proses lotting ini merupakan salah satu fundamen yang
penting dalam suatu sistem rencana kebutuhan bahan. Pemakaian serta pemilihan
teknik-teknik lot sizing yang tepat sesuai dengan situasi perusahaan akan sangat
membantu dan mempengaruhi keefektifan dari rencana kebutuhan bahan sehingga
dapat memperoleh hasil yang lebih memuaskan. Hingga kini telah banyak
dikembangkan oleh para ahli mengenai teknik-teknik penetapan ukuran lot. Sampai
saat ini teknik ukuran lot dapat dibagi menjadi 4 bagian besar, yaitu :
1. Teknik ukuran lot untuk satu tingkat dengan kapasitas tak terbatas.
2. Teknik ukuran lot satu tingkat dengan kapasitas terbatas.
3. Teknik ukuran lot banyak tingkat dengan kapasitas tak terbatas.
4. Teknik ukuran lot banyak tingkat dengan kapasitas terbatas.
Dilihat dari cara pendekatan pemecahan masalah, juga terdapat dua aliran, yaitu
pendekatan level by level dan period by period. Nampak jelas dalam hal ini bahwa
teknik lot sizing masih dalam tehap perkembangan, khususnya untuk kasus multi
level.
3. Lead Time
Suatu proses perakitan tidak dapat dilakukan apabila item-item yang diperlukan
dalam proses perakitan tersebut tidak tersedia dilokasi perakitan pada saat
diperlukan. Dalam proses tersebut perlu diperhitungkan masalah networknya yang
2012 7 Manajemen Persediaan
Pusat Bahan Ajar dan eLearningAriyani Wardhana, S.Kom., ST., MM http://www.mercubuana.ac.id
dilakukan berdasarkan lintasan kritis, saat paling awal, atau saat paling lambat, atau
suatu item dapat selesai. Persoalan yang penting dari masalah ini bukan hanya
penentuan ukuran lot size pada setiap level akan tetapi perlu mempertimbangkan
masalah lead time serta networknya yang ada.
4. Kebutuhan yang Berubah
Salah satu keunggulan MRP dibanding dengan teknik laiinya adalah mampu
merancang suatu sistem yang peka terhadap perubahan-perubhan, baik yang
datangnya dari luar maupun dari dalam perusahaan itu sendiri. Kepekaan ini bukan
tidak akan menimbulkan masalah. Adanya perubahaan kebutuhan akan produk akhir
tidak hanya mempengaruhi kebutuhan akan jumlah penentuan jumlah kebutuhan
yang diinginkan, akan tetapi juga tempo pemesanan yang ada.
5. Komponen Umum
Komponen umum yang dimaksudkan dalam hal ini adalah komponen yang
dibutuhkan oleh lebih dari satu induknya. Komponen umum tersebut dapat
menimbulkan suatu kesulitan dalam proses perencanaan kebutuhan bahan
khususnya dalam proses netting dan lot sizing. Kesulitan-kesulitan tersebut akan
semakin terasa apabila komponen umum tersebut ada pada level yang berbeda.
Keuntungan-keuntungan digunakannya MRP1. Mengurangi kesalahan dalam memperkirakan kebutuhan barang, karena kebutuhan
barang didasarkan atas rencana jumlah produksi.
2. Menyajikan informasi untuk perencanaan kapasitas pabrik.
3. Dengan sendirinya akan selalu memperbaiki jumlah persediaan dan jumlah
pemesanan material.
Beberapa Metode MRP yang sering digunakan adalah:
Lot For LotMetode Lot For Lot (LFL) adalah salah satu metode lot sizing dimana kebutuhan
komponen- komponen dipenuhi sesuai dengan jumlah permintaannya. Dengan metode lot
sizing ini akan diperoleh on hand inventory (persediaan) menjadi nol.
2012 8 Manajemen Persediaan
Pusat Bahan Ajar dan eLearningAriyani Wardhana, S.Kom., ST., MM http://www.mercubuana.ac.id
Economic Order Quantity Metode Economic Order Quantity (EOQ) adalah salah satu metode lot sizing dimana
kebutuhan komponen-komponen dipenuhi dengan jumlah tertentu, dimana biaya
inventorinya (order cost / setup cost dan holding cost) minimal. EOQ dinyatakan dengan
rumus sebagai berikut :
EOQ = √ 2 S D / H
dimana, D = kebutuhan komponen per periode
S = biaya setup / biaya order per pesanan
H = biaya penyimpanan per periode per unit
Contoh:
2012 9 Manajemen Persediaan
Pusat Bahan Ajar dan eLearningAriyani Wardhana, S.Kom., ST., MM http://www.mercubuana.ac.id
2012 10 Manajemen Persediaan
Pusat Bahan Ajar dan eLearningAriyani Wardhana, S.Kom., ST., MM http://www.mercubuana.ac.id
2012 11 Manajemen Persediaan
Pusat Bahan Ajar dan eLearningAriyani Wardhana, S.Kom., ST., MM http://www.mercubuana.ac.id
2012 12 Manajemen Persediaan
Pusat Bahan Ajar dan eLearningAriyani Wardhana, S.Kom., ST., MM http://www.mercubuana.ac.id
Period Order QuantityMetode Period Order Quantity (POQ) adalah salah satu metode lot sizing dimana kebutuhan
komponen-komponen dipenuhi dengan menentukan jumlah periode permintaan yang harus
dipenuhi (tidak termasuk permintaan nol) untuk setiap kali pemesanan. Metode ini
berhubungan dengan EOQ, yaitu bahwa banyaknya periode yang harus dipenuhi kebutuhan
komponennya diperoleh berdasarkan perhitungan besarnya EOQ dibagi dengan permintaan
(demand) rata-rata per periode.
2012 13 Manajemen Persediaan
Pusat Bahan Ajar dan eLearningAriyani Wardhana, S.Kom., ST., MM http://www.mercubuana.ac.id
EOI = EOQ/D = √ 2 S D / D2H
= √ 2 S / DH
Daftar Pustaka
1. Richardus Eko Indrajit, (2005), Manajemen Persediaan, Grasindo, Jakarta
2. Heizer Jay, B.Rander, (206), Manajemen Operasi, Salemba Empat, Jakarta
3. Hani handoko, (2002), Manajemen Produksi dan Operasi, BPFE, Yogyakarta
4. Siswanto, (2005), Riset Operasi, Erlangga, Jakarta
5. M. Syamsul Ma’arif, (2003), Manajemen Operasi, Grasindo, Jakarta
6. Sofyan Assauri, (2001), Manajemen Operasi, BPFE, Jakarta
7. Martinich, (2003), Operation Manaement, Prenice hall, New Yory
8. https://mrdaniels.files.wordpress.com/2009/02/material-requairements-planning.doc
9. http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/10/jbptunikompp-gdl-s1-2004-siautjinni-483-
BAB+II.doc
2012 14 Manajemen Persediaan
Pusat Bahan Ajar dan eLearningAriyani Wardhana, S.Kom., ST., MM http://www.mercubuana.ac.id