moral konfusianisme dalam pendidikan tingkat sekolah dasar …

104
MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR DI JEPANG NIHON NI OKERU SHOUGAKKOU NO HEIJYUN NO KYOUIKU DE NO JUKYOU NO DOUTOKU SKRIPSI Skripsi Ini Diajukan Kepada Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Ujian Sarjana Dalam Bidang Ilmu Sastra Jepang Oleh: NURUL IZMI AZIZI 120708013 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016 Universitas Sumatera Utara

Upload: others

Post on 02-Oct-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

MORAL KONFUSIANISME

DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR DI JEPANG

NIHON NI OKERU SHOUGAKKOU NO HEIJYUN NO KYOUIKU DE NO

JUKYOU NO DOUTOKU

SKRIPSI

Skripsi Ini Diajukan Kepada Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara Medan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat

Ujian Sarjana Dalam Bidang Ilmu Sastra Jepang

Oleh:

NURUL IZMI AZIZI

120708013

PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2016

Universitas Sumatera Utara

Page 2: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

MORAL KONFUSIANISME

DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR DI JEPANG

NIHON NI OKERU SHOUGAKKOU NO HEIJYUN NO KYOUIKU DE NO

JUKYOU NO DOUTOKU

SKRIPSI

Skripsi Ini Diajukan Kepada Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara Medan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat

Ujian Sarjana Dalam Bidang Ilmu Sastra Jepang

Oleh:

NURUL IZMI AZIZI

120708013

Pembimbing I Pembimbing II

Drs.Yuddi Adrian Muliadi,M.A Prof. Hamzon Situmorang,M.S,Ph.D

NIP. 19600827199 1031 004 NIP. 19580704 1984 12 1 001

PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2016

Universitas Sumatera Utara

Page 3: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

Disetujui Oleh:

Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara

Medan

Medan, Oktober 2016

Departemen Sastra Jepang

Ketua

Drs. Eman Kusdiyana, M.Hum

NIP. 19600919 1988 03 1 001

Universitas Sumatera Utara

Page 4: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Karena berkat

limpahan rahmad dan Karunia-Nya kepada penulis yang sehingga dapat

menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul. “Moral Konfusianisme dalam

Pendidikan Tingkat Sekolah Dasar di Jepang”.

Skripsi ini di selesaikan untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh

gelar sarjana S-1 Sasta Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Dalam proses pengerjaan skripsi ini, penulis menyadari masih banyak

kekurangan , dan kesalahan di berbagai sisi baik itu dalam hal tulisan, tata bahasa

maupun proses analisis yang terdapat didalamnya. Oleh karena itu, penulis

mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak demi skripsi

ini sehingga skripsi ini lebih bermanfaat dan berguna kedepannya.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih

kepada pihak-pihak yang telah membantu demi kelancarannya proses pengerjaan

skripsi ini. Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga

terutama kepada:

1. Bapak Dr. Budi Agustono, M.S, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Eman Kusdiyana, M.Hum selaku ketua program S-1 Sastra

Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Yuddi Adrian M, M.A, selaku dosen pembimbing I yang telah

banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, saran –saran

Universitas Sumatera Utara

Page 5: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

ii

dan pengarahan kepada penulis dari awal penulisan sehingga terselesainya

skripsi ini.

4. BapakProf. Hamzon Situmorang,M.S,Ph.D, selaku dosen pembimbing II

yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan,

saran –saran dan pengarahan kepada penulis.

5. Seluruh Staf Pengajar Departemen/ Program Studi S-1 Sastra Jepang

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatra Utara, yang telah memberikan

masukan dan ilmu yang bermanfaat.

6. Terima kasih yang tak terhingga kepada orang tuaku yang tercinta yaitu

Ayahanda Ferry Syarief dan Ibunda Irma Kartika yang tidak bosan-

bosannya mendoakan, dan memberikan dorongan, nasehat, dukungan baik

moril maupun materil sehingga penulis termotivasi untuk mengerjakan

skripsi ini.

Akhir kata, semoga skripsi ini nantinya dapat berguna dan bermanfaat bagi

pembaca dan pengguna skripsi ini khususnya mahasiswa Sastra Jepang

lainnya. Penulis berharap dengan membaca skripsi ini akan menumbuhkan

minat membaca khususnya membaca referensi budaya Jepang lainnya.

Medan,

Penulis

Nurul Izmi Azizi

(120708013)

Universitas Sumatera Utara

Page 6: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

iii

Universitas Sumatera Utara

Page 7: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

iv

DAFTAR ISI

KATA PEGANTAR…………………………………………………………

DAFTAR ISI………………………………………………………………….

BAB I

PENDAHULUAN………………………….…...……….…………………......1

1.1 Latar Belakang Masalah………………………..…………......1

1.2 Rumusan Masalah…………………………….…….……...….3

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan……………………...………...…5

1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori………….….……….....6

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian…………………….…………10

1.6 Metode Penelitian……………………………………..……...11

BAB II PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR DI JEPANG

DAN KONFUSIANISME JEPANG MODERN….…………….12

2.1 Pengertian dan Sistem Pendidikan Tingkat Sekolah Dasar

di Jepang…………………………………………………...….12

2.2 Pendidikan Moral Tingkat Sekolah Dasar di Jepang ………...24

2.3 Pengertian Moral Konfusianisme…………………………......39

2.4 Konfusianisme Jepang Modern…………………………….....42

2.4.1.Hubungan Manusia dengan Manusia……………...…….46

2.4.2.Hubungan Manusia dengan Alam….……………………58

2.4.3.Hubungan Manusia dengan Dewa…………………..…..62

Universitas Sumatera Utara

Page 8: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

v

BAB III MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN

TINGKAT SEKOLAH DASAR DI JEPANG………….….…….64

3.1 Isi Moral Konfusianisme dalam Pendidikan Tingkat

Sekolah Dasar di Jepang…….…………………..…………....64

3.2 Metode Pengajaran Moral Konfusianisme Dalam Pendidikan

Moral Tingkat Sekolah Dasar di Jepang…………………..….79

3.2.1. Metode Pembelajaran Secara Lisan………….……........79

3.2.1. Metode Pembelajaran Menggunakan Buku …………....81

3.2.3. Metode Pembelajaran Ke Lingkungan ………………...83

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN………………………………...….85

4.1 Kesimpulan…………………………………….………...……85

4.2 Saran…………………………………………………...……...87

DAFTAR PUSTAKA

ABSTRAK

Universitas Sumatera Utara

Page 9: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Jepang merupakan salah satu negara yang menjunjung tinggi pentingnya

pendidikan. Ini terbukti dengan angka melek huruf yang hampir mencapai

keseluruhan masyarakat Jepang serta pencapaian prestasi berupa penghargaan

nobel kepada ilmuan dibidang pendidikan. Masyarakat Jepang sangat menjunjung

tinggi pendidikan sebagai alasan untuk memajukan bangsa dan

negara(Shibata,1989:107).

Machiavelli memahami pendidikan dalam rangka proses penyempurnaan

manusia secara terus-menerus. Ini terjadi karena secara kodrati manusia memiliki

kekurangan dan ketidak lengkapan. Baginya, intervensi manusia melalui

pendidikan merupakan salah satu cara bagi manusia untuk melengkapi apa yang

kurang dari kodratnya. Pendidikan dapat melengkapi ketidak sempurnaan dalam

kodrat alamiah manusia. Pendidikan adalah proses dimana masyarakat melalui

lembaga-lembaga pendidikan (sekolah, perguruan tinggi atau lembaga lainnya)

dengan sengaja mentrasnformasikan warisan budayanya yaitu pengetahuan, nilai-

nilai dan keterampilan dari generasi-kegenerasi (Siswoyo dkk, 2008:19).

Pemerintah jepang menerapkan pendidikan secara formal dengan sistem

wajib belajar sembilan tahun bagi setiap anak dan melarang adanya diskriminasi

ras, kepercayaan, jenis kelamin, status ekonomi atau asal-usul keluarga.

Pendidikan secara formal adalah pendidikan yang diselenggarakan di sekolah-

sekolah pada umumnya, memiliki jenjang pendidikan yang jelas, mulai dari

Universitas Sumatera Utara

Page 10: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

2

pendidikan dasar, menengah, sampai perguruan tinggi dan dilaksanakan dalam

waktu yang terus menerus (Luthfiana,2008:29).

Pendidikan secara formal diatur secara sistematis dalam kurikulum yang

memberi arahan kepada guru dan anak dalam proses pembelajaran. Kurikulum

adalah perangkat matapelajaran atau program pendidikan yang berisi rancangan

pelajaran yang akan diberikan kepada peserta didik dalam satu periode jenjang

pendidikan (http://id.m.wikipedia.org/wiki/kurikulum).

Kurikulum sekolah di Jepang memiliki tiga aspek, yaitu subjek (kamoku),

pendidikan moral (dotoku-kyouiku), dan ekstrakulikuler. Dalam pendidikan moral

di Jepang terdapat berbagai aspek yang mempengaruhi, yaitu pendidikan moral

berdasarkan orientasi negara bagian Barat (Eropa dan Amerika), Shintoisme dan

Konfusianisme(Prayogo,2014:180).

Moral adalah ukuran baik buruk seseorang, baik sebagai pribadi maupun

sebagai warga masyarakat dan warga negara. Sedangkan pendidikan moral adalah

pendidikan untuk menjadikan anak manusia bermoral dan bermanusiawi (Suseno,

1998:115).

Pendidikan moral di Jepang di ajarkan pada tingkat Sekolah Dasar dan

Sekolah Lanjut Tingkat Pertama. Dalam pendidikan moral terdapat nilai moral

yang dianggap baik buruk dan bertujuan untuk memberikan pengajaran

berdasarkan kepada pedoman masyarakat Jepang. Nilai moral tersebut

dipengaruhi oleh nilai-nilai moral Shintoisme dan Konfusianisme.

Konfusianisme adalah salah satu bentuk kepercayaan yang berasal dari Cina

merupakan kumpulan kata-kata bijak dari seorang pemikir terkenal bernama

Khong Fu Tzu (Kong Hu Chu) yang artinya “Guru Bermarga Khong” yang pada

Universitas Sumatera Utara

Page 11: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

3

dasarnya bukan merupakan bentuk kepercayaan ataupun agama. Didalam

Konfusianisme mengajarkan filsafat untuk meningkatkan moral dan menjaga etika

manusia sehingga bisa hidup secara harmonis(Hutabarat ,2007: 4).

Masyarakat Jepang modern masih menggunakan ajaran Konfusianisme

sebagai nilai-nilai moral dalam kehidupan sehari-hari. Konfusianisme juga

membentuk karakter masyarakat Jepang yang bermoral dan berdedikasi tinggi

terhadap negara.Ini tidak terlepas dari peran pendidikan yang menjembatani

pengajaran moral Konfusianisme melalui pendidikan moral yang diajarkan di

Sekolah Dasar di Jepang.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis bermaksud meneliti

adanya keterkaitan antara ajaran moral Konfusianisme dengan pendidikan formal

khususnya pada tingkat Sekolah Dasar di Jepang, melalui skripsi yang berjudul

Moral Konfusianisme dalam Pendidikan Tingkat Sekolah Dasar di Jepang.

1.2 Perumusan Masalah

Masyarakat Jepang dikenal sebagai masyarakat yang bermoral dan beretika.

Sebagai contoh, masyarakat Jepang sangat kaku dan merendahkan diri sendiri

merupakan sikap penghormatan terhadap orang lain. Penerapan moral tidak hanya

terdapat pada bidang sosial saja, tetapi moral juga terdapat pada bidang politik,

ekonomi serta pendidikan.

Di Jepang tidak mengenal pendidikan agama. Pendidikan agama bertujuan

untuk mengatur pola prilaku dan moral anak. Pendidikan agama terintergrasi

dalam pendidikan moral di Jepang. Dalam pendidikan moral di Jepang terdapat

berbagai aspek yang mempengaruhi, yaitu pendidikan moral berdasarkan orientasi

Universitas Sumatera Utara

Page 12: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

4

negara bagian Barat (Eropa dan Amerika), Shintoisme dan Konfusianisme

(Prayogo, 2014:180).

Konfusianisme dalam kehidupan Jepang modern membawa dampak yang

sangat besar terhadap interpretasi moralitas masyarakat Jepang. Dalam

konfusianisme terdapat ajaran-ajaran menjadi ukuran yang dianggap baik atau

buruk dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini tidak terlepas dari berbagai bidang

yang berhubungan dengan ajaran Konfusianisme. Contohnya adalah pada

pendidikan moral tingkat Sekolah Dasar di Jepang.

Pendidikan moral di tingkat Sekolah Dasar di Jepang selalu menanamkan

pada anak-anak bahwa hidup tidak bisa semaunya sendiri, terutama dalam

bermasyarakat. Anak-anak diajarkan sistem moral melalui empat aspek, yaitu

menghargai diri sendiri, menghargai orang lain, menghargai lingkungan dan

keindahan, serta menghargai kelompok dan komunitasnya. Keempat aspek

tersebut berlandaskan kepada tiga agama yang mempengaruhi pembentukan moral

bangsa Jepang salah satunya Konfusianisme. Moral yang diajarkan berupa

penaklukan diri sendiri demi kepentingan yang lebih luas. Filsofi ini sangat

mempengaruhi serta menjadi inti dari sistem nilai di Jepang. Hal ini yang di

ajarkan sejak mereka berada di tingkat Sekolah Dasar (http :// taufikdjatna. staff.

ipb. ac.id /2013 /05/04/ sekolah-di-jepang-vs-sekolah-di -indonesia/).

Oleh karena itu, penulis merumuskan masalah berdasarkan uraian latar

belakang sebagai berikut:

1. Bagaimana isi moral Konfusianisme dalam pendidikan tingkat Sekolah

Dasar di Jepang?

Universitas Sumatera Utara

Page 13: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

5

2. Bagaimana metode pengajaran moral Konfusianisme dalam pendidikan

tingkat Sekolah Dasar di Jepang?

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan

Agar masalah yang dibahas lebih terarah, penulis membatasi ruang

lingkup pembahasan, sehingga dapat dengan mudah menganalisa topik

permasalahan.

Dalam penelitian ini, pembahasan akan difokuskan pada ajaran moral

Konfusianisme dalam pendidikan formal khususnya pendidikan moral yang

diajarkan di tingkat Sekolah Dasar di Jepang. Untuk mendukung pembahasan,

pada Bab II akan di kemukakan mengenai pendidikan moral tingkat Sekolah

Dasar di Jepang, serta ajaran moral Konfusianisme dalam kehidupan masyarakat

Jepang modern.

1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori

a. Tinjauan Pustaka

Pendidikan memegang peranan penting dalam membekali masyarakat

Jepang. Pada masa sebelum Perang Dunia ke II (senzen) semboyan Jepang

adalah adalah futokyouhei yang bermakna “negara kaya, militer kuat” sehingga

militer memegang peranan penting dalam pendidikan Jepang. Setelah masa

Perang Dunia ke II (sengo) orientasi Jepang adalah untuk mengejar

koudokeiseichou yang mengacu pada perkembangan ekonomi yang pesat serta

membentuk pendidikan yang turut menyesuaikan.

Universitas Sumatera Utara

Page 14: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

6

Sistem pendidikan modern Jepang sesuai dengan adminitrasi birokratis yang

terdiri dari penerapan peraturan umum secara pasti terhadap pegawai-pegawai

yang bekerja menurut kemampuan dan wewenang resminya, pemerintah Jepang

membentuk Monbukagakushou yakni Kementrian Pendidikan, Kebudayaan,

Olahraga, dan Teknologi, untuk selanjutnya akan disebut sebagai Kementrian

Pendidikan Jepang. Kementrian ini membentuk sebuah sistem pendidikan formal

yang tetap dengan mengadaptasi model pendidikan Amerika. Sistem pendidikan

tersebut berbentuk 6-3-3-4, yakni 6 tahun untuk masa studi Sekolah Dasar

(Shougakkou), 3 tahun untuk masa studi Sekolah Menengah pertama

(chuugakkou), 3 tahun masa studi Sekolah Menengah Atas (Kotogakkou), dan 4

tahun untuk masa studi di Universitas (Daigaku). Selain itu di Jepang juga

terdapat Taman kanak-kanak, Sekolah Kejuruan (Senmongakkou) dan Sekolah

Luar Biasa untuk anak-anak berkebutuhan khusus. Kementrian Pendidikan

Jepang membawahi secara langsung sekolah-sekolah negeri, dan memiliki

wewenang terbatas atas sekolah sekolah swasta yang dikelola secara pribadi oleh

pihak non-pemerintah. Kementrian juga memiliki wewenang untuk mengatur

kurikulum dan menyeleksi buku teks yang digunakan dalam proses belajar-

mengajar di seluruh sekolah Jepang, juga merubah atau merevisi isi pendidikan

sehingga selalu sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat.

Menurut Bolton ( 2015 :37-40) Pendidikan moral tersebut terdapat dalam

buku kokoro no nooto yang diajarkan pada anak sekolah tingkat Sekolah Dasar

yang mana pada setiap bagian dalam buku tersebut menjadi panduan dalam

pendidikan moral yang dibagi menjadi berkaitan dengan diri sendiri, dengan

orang lain, berkaitan dengan lingkungan dan berkaitan dengan kehidupan sosial

Universitas Sumatera Utara

Page 15: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

7

dan bermasyarakat. Hubungan tersebut membuktikan bahwa arah pembelajaran

dalam Kokoro no Nooto memiliki empat pilar yang bertema pendidikan sebagai

arahan dalam memberikan teori pembelajaran berdasarkan warna yang terpisah

dalam empat bagian, yaitu:

a. Menghargai diri

sendiri (ungu)

b. Menghargai

orang lain (kuning)

c. Menghargai alam

dan keindahan (hijau)

d. Menghargai

kelompok dan komunitasnya (biru)

Setiap subjek pembelajaran memiliki makna perluasan pada setiap jenis-

jenis pelajaran moral.

Tiga aspek yang mempengaruhi kebijakan pendidikan diantaranya

Shintoisme, Konfusianisme dan pengaruh Negara barat. Dalam jurnalnya,

tertulis hal yang berhubungan dengan pendidikan moral salah satunya

Konfusianisme. Kelompok traditionalis yang melihat ke sistem persekolahan

sebagai sarana untuk meningkatkan kesusilaan bangsa di kenal mengukir sejarah

panjang tentang pendidikan moral sebagai pokok pendidikan. Tradisi dan sejarah

Jepang, dan peranannya bagi masa depan masyarakat melalui aktivitas yang

kreatif (Japanese tradition and history, and to contribute to future society

through creative activities). Dalam kaitan dengan urbanisasi dan industrialisasi

yang cepat di Jepang, lingkungan mulai memburuk. Peluang untuk anak-anak

Universitas Sumatera Utara

Page 16: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

8

untuk mengambil bagian di kelompok dan aktivitas yang kolektif menjadi

terbatas. Bersaamaan dengan itu,generasi lebih muda yang tertarik akan tradisi

Jepang dan kultur telah mengalami kemerosotan juga. Oleh karena itu beberapa

aspek di jadikan dasar sebagai awalpembentukan pendidikan moral salah

satunya Konfusianisme (Karyono, 2011:6).

Konfusianisme adalah salah satu bentuk kepercayaan yang berasal dari cina

merupakan kumpulan kata-kata bijak pdari seorang pemikir terkenal bernama

Khong Fu Tzu (Kong Hu Chu) yang artinya “Guru Bermarga Khong” yang pada

dasarnya bukan merupakan bentuk kepercayaan ataupun agama. Didalam

Konfusianisme mengajarkan filsafat untuk meningkatkan moral dan menjaga

etika manusia sehingga bisa hidup secara harmonis(Hutabarat,2007: 4).

b. Kerangka Teori

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan

sosiologi.Sosiologisecara sistematis meneliti mengenai kelompok dan

masyarakat serta gejala sosial yang saling berhubungan dansaling

mempengaruhi tindakan. Sosiologi tidak membahas individu , akan tetapi lebih

kepada gejala-gejala sosial yang berdasar pada penjelasan sejarah, peristiwa dan

kehidupan nyata(Richad dan Levine, 1995:5).

Dengan pendekatan ini peneliti dapat memaparkanmengenai masyarakat dan

gejala sosial yang saling berhubungan serta saling mempengaruhi. Gejala sosial

tersebut adalah perilaku masyarakat yang bermoral tentu saja berhubungan

dengan pendidikan moral yang diajarkan pada pendidikan tingkat Sekolah Dasar.

Pendidikan moral tingkat Sekolah Dasar selalu menanamkan pada anak-anak

Universitas Sumatera Utara

Page 17: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

9

bahwa hidup tidak bisa semaunya sendiri, terutama dalam bermasyarakat. Salah

satu contoh yaitu penaklukan terhadap diri sendiri demi kepentingan yang lebih

luas. Pemikiran ini berlandaskan pada tiga aspek yang mempengaruhi

pendidikan moral di Jepang salah satunya adalah Konfusianisme. Pendidikan

merupakan salah satu gejala sosial yang terjadi secara spontan dan menimbulkan

perubahan yang mengarah pada positif atau negatif. Oleh karena itu pendekatan

ini menjadi pedoman dalam meneliti Konfusianisme yang mempengaruhi

masyarakat Jepang yang bermoral diajarkan sejak masa studi tingkat Sekolah

Dasar.

Selain itu peneliti juga menggunakan pendekatan sosial budaya. Pendekatan

sosial budaya meneliti mengenai manusia dan gejala sosial budaya. Pendekatan

sosial budaya memerlukan data-data berupa pola interaksi sosial, kebudayaan

yang berintikan nilai-nilai pembangunan, serta lembaga-lembaga sosial yang

memenuhi kebutuhan dasar manusia dan kelompok sosial(Shri,2009:3).

Pendekatan ini mampu memberikan penjelasan mengenai moral

Konfusianisme yang merupakan hasil kebudayaan dari bangsa luar negara

Jepang dengan gejala sosial yang mengacu kepada perilaku masyarakat Jepang

yang bermoral di pengaruhi oleh pendidikan moral tingkat Sekolah Dasar. Data-

data berupa interaksi sosial yaitu ajaran moral konfusianisme dalam masyarakat

jepang dan pengajaran moral di tingkat Sekolah Dasar. Sedangkan data berupa

kebudayaan yang berintikan nilai pembangunan terdapat pada pendidikan moral

yang bertujuan untuk membangun masyarakat Jepang kearah yang lebih baik.

Kemudian pada lembaga-lembaga sosial yang memenuhi kebutuhan dasar

manusia mengacu pada lembaga pendidikan tingkat Sekolah Dasar di Jepang.

Universitas Sumatera Utara

Page 18: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

10

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui isi moral Konfusianisme dalam pendidikan tingkat

Sekolah Dasar di Jepang.

2. Untuk mengetahui metode pengajaran moral Konfusianisme dalam

pendidikan tingkat Sekolah Dasar di Jepang.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Menambah pengetahuan mengenai isi moral Konfusianisme dalam

pendidikan tingkat Sekolah Dasar di Jepang.

2. Menambah wawasan mengenai metode pengajaran moral Konfusianisme

serta pendidikan tingkat Sekolah Dasar di Jepang.

1.6 Metode Penelitian

Metode penelitian diperlukan untuk memecahkan masalah melalui

penemuan data-data, pembuktian informasi dan pengetahuan serta pengembangan

data untuk memperluas informasi.

Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk menggambarkan secara

Universitas Sumatera Utara

Page 19: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

11

sistematik dan fakta yang akurat mengenai karakteristik bidang tertentu.

Penelitian ini berusaha menggambarkan situasi atau kejadian (Azwar, 1998:7).

Penulis juga menggunakan metode kepustakaan dalam mengumpulkan

informasi. Metode kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan

mengadakan studi penelaahan buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan

laporan-laporan yang ada hubungannya dengan permasalahan yang akan

dipecahkan (Nazir,1988:111).

Informasi juga didapatkan melalui internet, buku elektronik dan pencarian

data lainnya untuk mendukung data penelitian.

Universitas Sumatera Utara

Page 20: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

12

BAB II

PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR DI JEPANG DAN

KONFUSIANISME JEPANG MODERN

2.2 Pengertian dan Sistem Pendidikan Tingkat Sekolah Dasar di Jepang

Kata pendidikan berasal dari kata ‘didik’ dan mendapat imbuhan ‘pe’ dan

akhiran ‘an’, dari devinisi tersebut, maka dapat dijelaskan bahwa pendidikan

mempunyai arti sebuah cara mendidik siswa atau memotivasi siswa untuk

berperilaku baik dan membanggakan. Bila dijelaskan secara spesifik, maka

devinisi pendidikan adalah suatu proses pengubahan sikap dan perilaku seseorang

atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya

pengajaran atau pembelajaran. atau dapat disimpulkan usaha sadar untuk

menyiapkan siswa melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi

peranannya di masa yang akan datang (KBBI.web.id/pendidikan).

Sekolah Dasar merupakan jenjang paling dasar pada pendidikan formal di

Jepang. Sekolah dasar ditempuh dalam waktu 6 tahun, mulai dari kelas 1 sampai

kelas 6. Lulusan sekolah dasar dapat melanjutkan pendidikan ke Sekolah

Menengah Pertama atau sederajat.

Sistem merupakan suatu strategi atau cara berpikir, sedangkan pendidikan

diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan proses

pembelajaran dan suasana belajar agar para pelajar di didik secara aktif dalam

mengembangkan potensi diri yang diperlukan masyarakat. Jadi sistem pendidikan

adalah suatu strategi atau cara yang akan dipakai untuk melakukan proses belajar

Universitas Sumatera Utara

Page 21: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

13

mengajar untuk mencapai tujuan agar para pelajar tersebut dapat mengembangkan

potensi didalam dirinya. Sistem pendidikan tersebut bertujuan agar guru lebih

inovatif dalam proses pembelajaran regular di kelas. Sistem pendidikan di Sekolah

Dasar adalah suatu keseluruhan antara kompenen-kompenen pendidikan yang

saling terkait secara terpadu dan saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan

pendidikan. Tingkat satuan pendidikan yang dianggap sebagai dasar pendidikan

adalah sekolah dasar. Di sekolah inilah anak didik mengalami proses pendidikan

dan pembelajaran. Secara umum pengertian sekolah dasar merupakan institusi

pendidikan yang menyelenggarakan proses pendidikan dasar dan mendasari

proses pendidikan selanjutnya.

Metode pembelajaran dapat dipahami sebagai suatu desain yang melukiskan

pengalaman belajar dan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu dan

digunakan sebagai pedoman bagi perencanaan pengajaran guru dalam

melaksanakan aktivitas pembelajaran. Di harapkan dengan adanya metode

pembelajaran siswa Sekolah Dasar dapat mengembangkan gaya belajarnya di

sekolah sehingga dapat mengikuti proses pembelajaran formal dengan baik.

Tujuan pendidikan di jepang tertera pada rencana reformasi pendidikan pada

Tahun 2001 yang disebut dengan rainbow plan, yang berisi:

1. Mengembangkan kemampuan dasar skolastik siswa dalam model

pembelajaran yang menyenangkan. Ada tiga pokok arahan yaitu

pengembangan kelas kecil terdiri dari 20 anak pada setiap kelas,

pemanfaatan teknologi informasi dalam proses belajar mengajar dan

melaksanakan evaluasi nasional.

Universitas Sumatera Utara

Page 22: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

14

2. Mendorong pengembangan kepribadian siswa menjadi pribadi yang hangat

dan terbuka melalui aktifnya siswa dalam kegiatan kemasyarakatan, juga

perbaikan mutu pembelajaran moral di sekolah.

3. Mengembangkan lingkungan belajar yang menyenangkan dan jauh dari

tekanan, diantaranya dengan kegiatan ekstra kurikuler olah raga, seni, dan

sosial lainnya.

4. Menjadikan sekolah sebagai lembaga yang dapat dipercaya oleh orang tua

dan masyarakat. Tujuan ini dicapai dengan menerapkan sistem evaluasi

sekolah secara mandiri, dan evaluasi sekolah oleh pihak luar, pembentukan

school councilor (dewan sekolah), komite sekolah yang beranggotakan

orang tua, dan pengembangan sekolah berdasarkan keadaan dan permintaan

masyarakat setempat.

5. Melatih guru untuk menjadi tenaga professional, salah satunya dengan

pemberlakuan evaluasi guru, pemberian penghargaan dan bonus kepada

guru yang berprestasi, juga pembentukan suasana kerja yang kondusif untuk

meningkatkan etos kerja guru, dan pelatihan bagi guru yang kurang cakap di

bidangnya.

6. Pengembangan Universitas bertaraf Internasional

7. Pembentukan filosofi pendidikan yang sesuai untuk menyongsong abad

baru, melalui reformasi konstitusi pendidikan (kyouiku kihon hou).

Hingga tahun 2007, ketujuh poin telah dilaksanakan secara simultan,

walaupun di beberapa bagian ada protes dari kalangan guru dan masyarakat

pemerhati pendidikan. Untuk mewujudkan ketujuh poin tersebut, praktik

pendidikan moral mencontoh dari Inggris atau Amerika, poin-poin yang diajukan

Universitas Sumatera Utara

Page 23: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

15

benar-benar sesuai dengan problematika yang ada di

Jepang(https://murniramli .wordpress. com/2007/04 /06 /rainbow -plan-reformasi-

pendidikan-di-jepang/).

Agar dapat membentuk sumber daya manusia yang berkualitas dan bertingkah

laku baik, Departemen Pendidikan dan Teknologi Jepang (MEXT), mengeluarkan

kebijakan mengenai tujuan kegiatan belajar mengajar dan pendidikan moral di

Jepang. Kegiatan belajar-mengajar bertujuan untukmengembangkan ikiruchikara

(zest for living). Pelajaran dasar dalam pendidikan wajib 9 tahun terdiri atas

membaca, menulis, dan aritmatika, serta siswa diharapkan dapat mengembangkan

kemampuan untuk menyelesaikan masalah sendiri (problem-solving learning),

dan aktif dalam kegiatan sekolah, sehingga MEXT membuat standar bahwa

pelajaran harus dapat dipahami siswa, kegiatan sekolah harus menyenangkan bagi

siswa dan pendidikan moral harus dikembangkan.

Pada Sekolah Dasar, murid-murid akan diajarkan bahasa Jepang, pengenalan

lingkungan hidup, musik, menggambar, olahraga, kerajinan tangan, pelajaran-

pelajaran topik, ilmu-ilmu sains, aritmatika, homemaking, dan sosial. Pada

pelajaran mengenai ilmu sosial murid-murid Sekolah Dasar ini diberikan

pendidikan moral, berpartisipasi dalam aktivitas sosial, dan lain-lain. Pada

Sekolah Dasar dipimpin oleh seorang guru kelas yang menguasai seluruh mata

pelajaran yang akan diajarkan kepada para siswanya.

Jepang menerapkan wajib belajar 9 tahun. Rentang usia pendidikan dasar

umur 6 sampai 15 tahun. Wajib belajar sembilan tahun ditekankan oleh

pemerintah kepada semua penduduk yang tinggal di Jepang baik warga negara

Jepang maupun warga negara asing. Setiap orang tua yang mempunyai anak

Universitas Sumatera Utara

Page 24: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

16

berusia 6-15 tahun harus menyekolahkan anaknya. Apabila terdapat orang tua

yang tidak menyekolahkan anaknya maka sanksi hukum dapat dikenakan kepada

orang tua tersebut. Sekolah Dasar di Jepang 97% adalah sekolah negeri. Biaya

pendidikan sebagian besar ditanggung pemerintah seperti biaya masuk, biaya

pengajaran dan buku sekolah dengan fasilitas sekolah yang lengkap. Orang tua

hanya menyediakan fasilitas lainnya seperti perlengkapan sekolah, makan siang

dan biaya piknik.

Lebih dari 99% anak-anak usia sekolah dasar di Jepang terdaftar di sekolah.

Semua anak memasuki kelas 1 pada usia 6 tahun. Sekolah dianggap sangat

penting dalam kehidupan seorang anak. Kegiatan belajar mengajar dimulai pukul

07:15 sampai dengan 15:00. Kebanyakan sekolah negeri tidak mengenakan

pakaian seragam namun harus mengenakan name tag atau papan nama pada saku

kiri baju sebagai tanda pengenal. Biasanya ada juga badge (lencana) di bahu kiri

yang membedakan tingkatan kelas berdasarkan warna,misalnya warna kuning

untuk murid kelas satu. Biasanya tas anak Sekolah Dasar dilengkapi dengan peluit

yang dibagikan gratis dari sekolah. Anak-anak diajarkan untuk meniup peluit saat

bertemu orang asing yang tidak dikenal yang mengganggu mereka.

Tujuan pendidikan dasar di Jepang adalah menyempurnakan karakter, karena

itu pendidikan Jepang menekankan pada etika, seni, olahraga, dan pengetahuan

umum. Pelajaran umum yang diberikan juga tidak mengacu kepada kurikulum,

namun disesuaikan dengan kondisilingkungan dan anak. Pengetahuan umum di

sekolah Jepang antara lain pelajaran menanam padi, koperasi atau pelajaran

koordinasi, dan seni. Pendidikan di sekolah dasar (SD) lebih menitikberatkan pada

pengembangan mental. Karena itu, pelajaran yang diberikan adalah ketrampilan,

Universitas Sumatera Utara

Page 25: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

17

sosial (bersosialisasi dengan teman), rumah tangga, bahasa nasional, pelajaran

berhitung, pengetahuan alam (mengenal alam dan lingkungan), seni, dan olahraga.

Guru-guru di Jepang dalam proses belajar mengajar mengikuti teori-teori

psikologis mutakhir, memakai teori perkembangan otak bahwa anak-anak usia

sampai 10 tahun masih berfikir konkrit, belum bisa membayangkan sesuatu yang

abstrak. Sehingga misalnya mereka belajar matematika anak-anak benar-benar

diberi alat-alat sehingga mereka paham betul konsepnya berhitung itu seperti apa,

tidak hanya disuruh menghafal penjumlahan perkalian. Dalam mengajar banyak

menggunakan alat-alat, Drilling (PR kanji, hitungan dan membaca) dan

melakukan banyak diskusi di kelas. Dengan cara tersebut anak-anak yang aktif

berani mengungkapkan pendapatnya, misalnya ketika anak-anak belajar IPS

tentang sejarah kota x, maka anak-anak mencari data tentang kota tersebut,

kemudian didiskusikan bersama teman dan guru di kelas. Kegiatan-kegiatan lain

seperti undoukai (Festival Olah Raga), gakugekai, kunjungan ke tempat

pembuangan sampah, ensoku, open class (jugyosankan: orang tua diperbolehkan

melihat bagaimana anak-anak belajar di sekolah), lesson study (guru-guru

minimal 1 kali dalam setiap masa pengajaran mengadakan penelitian terhadap

kemampuan mengajarnya sendiri). Anak-anak kelas 4 ke atas, diberi tanggung

jawab, misalnya memimpin grup jalan kaki, mengatur pembagian makan

siang,membantu petugas perpustakaan, kegiatan seperti OSIS dan ekstrakulikuler.

Menurut Hafizah Nur (2011:6) Untuk pelajaran pada kelas 1 dan 2 yaitu:

1. Bahasa Jepang (setiap hari ada PR baca terutama untuk kelas1)

2. Matematika

Universitas Sumatera Utara

Page 26: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

18

3. Pendidikan lingkungan hidup (seikatsuka), buku pelajaran seikatsukaini

hanya berupa gambar saja, karena memang pelajaran ini tidak diajarkan dari

membaca buku, tetapi harus mengalami langsung.

4. Musik

5. Ketrampilan

6. Olah raga

7. Moral (selain ada waktu khusus, pelajaran ini terintegrasi di setiap mata

pelajaran)

8. Kegiatan khusus (meliputi undokai, gakugekai, pendidikan nutrisi,

kesehatan , dan lain-lain)

Untuk kelas 1 SD pelajaran bahasa merupakan pelajaran yang sangat

penting, bukan hanya untuk mempelajari mata pelajaran, tetapi untuk mendalami

dan memahami buku bacaan, sehingga setiap hari PR (Pekerjaan Rumah) yang

harus mereka kerjakan adalah PR membaca. Mereka juga diajarkan cara membaca

yang baik, intonasi dan cara memenggal bacaan yang baik. Jadi mereka benar-

benar bisa mendalami isi bacaan. Dengan tidak mengajarkan bahasa Inggris

terlebih dahulu, di satu sisi mereka kuat dengan bahasa mereka, ilmunya

berkembang dalam bahasa Jepang, disisi yang lain ini menjadi kelemahan mereka,

lidahnya kaku terhadap bahasa lain. Banyak aktivitas langsung, tidak teoritis

terutama kelas 1 dan 2.

Untuk kelas 3 dan 4 mulai ada pelajaran IPA dan IPS, dan pelajaran

seikatsukadiganti dengan Integrated Learning.

1. Bahasa Jepang

2. Matematika

Universitas Sumatera Utara

Page 27: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

19

3. IPA ( Ilmu Pengetahuan Alam)

4. IPS ( Ilmu Pengetahuan Sosial)

5. Musik

6. Ketrampilan

7. Olah Raga

8. Moral

9. Integrated Learning

Dalam pelajaran ini anak-anak diajak memahami masalah di sekeliling

lingkungannya dan diajak mengatasi masalahnya. Misalnya pada sekolah yang

fokus pada Integrated Learningmempunyai program membersihkan sungai, maka

anak-anak disuruh mencari data-data tentang sungai tersebut, sejarah sungai,

bahwa dahulu orang-orang tergantung pada sungai itu, dan lain-lain. Jika sekarang

sungai itu kotor, maka bagaimana supaya sungai itu kembali bersih Anak-anak

diajak bersama-sama untuk mengatasi masalah tersebut. Mata pelajaran Integrated

Learningini bagus akan tetapi tidak semua sekolah mau menerima mata pelajaran

ini.

Untuk kelas 5 dan 6 yaitu:

1. Bahasa Jepang

2. IPS

3. Matematika

4. IPA

5. Musik

6. Ketrampilan

7. Kerumahtanggaan (seperti memasak, menjahit, dan lain-lain)

Universitas Sumatera Utara

Page 28: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

20

8. Olah Raga

9. Moral

10. Bahasa Inggris

11. Integrated Learning

12. Aktivitas khusus

Di Jepang menganut sistem manejemen berbasis sekolah, sehingga masing-

masing Sekolah mempunyai fokus sendiri-sendiri sesuai dengan kondisi sekolah.

Tidak sama antara sekolah yang satu dengan yang lain.

Kurikulum pendidikan sekolah dasar di dasarkan kepada tiga aspek, yaitu

pengetahuan, moral dan ketahanan tubuh. Alokasi waktu juga termasuk di

dalamnya materi pelajaran moral. Berikut merupakan alokasi jam pelajaran dalam

setahun yang menunjukkan bahwa murid Sekolah Dasar di Jepang sebagian besar

waktu berada di sekolah kecuali pada hari sabtu dan minggu.

Tabel 1 Jumlah Alokasi Jam Pelajaran dalam Satu Tahun

Kelas 1 2 3 4 5 6

Bahasa Jepang 306 315 245 245 175 175

Ilmu Pengetahuan Sosial 70 90 100 105

Ilmu Pengetahuan Alam 90 105 105 105

Matematika 136 175 175 175 175 175

Universitas Sumatera Utara

Page 29: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

21

Hidup dan kehidupan 102 105

Music 68 70 60 60 50 50

Menggambar dan Berkarya 68 70 60 60 50 50

Lingkungan hidup dan keluarga 60 55

Olahraga 102 105 105 105 90 90

Pelajaran Moral 34 35 35 35 35 35

Bahasa Asing 35 35

Intergrete Study 70 70 70 70

Kegiatan Sekolah 34 35 35 35 35 35

Total 850 910 945 980 980 980

Sumber: Moral Education at Japanese School. Sam Bamkin Churchil Fellow. 2015.

Di sekolah anak-anak mendapatkan makan siang dengan menu yang

dirancang khusus untuk menjaga kesehatan anak-anak Jepang, untuk memenuhi

kebutuhan nutrisi anak-anak, menu yang sehat, member daftar gizi setiap

makanankepada orangtua, sehingga meskipun banyak makanan cepat saji, orang

Jepang lebih suka makan makanan segar, sayur, setiap hari minum susu, karena

sejak kecil di sekolah diajarkan tentang makan yang sehat.

Sekolah-sekolah di Jepang menganut manajemen berbasis sekolah sehingga

orang tua dapat mengetahui apa kelebihan atau kekhasan dari sebuah sekolah

sebelum memutuskan masuk ke sekolah tersebut. Pada umumnya sekolah-sekolah

mempunyai pamflet yang menunjukkan dan menggambarkan kelebihan dan

kekhasan dari sekolah tersebut, misalnya menonjol dalam mata pelajaran IPA

(digambarkan dengan gambar-gambar kegiatan anak-anak dalam mata pelajaran

Universitas Sumatera Utara

Page 30: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

22

IPA), atau adanya hutan sekolah, atau sekolah yang menonjol di mata pelajaran

bahasa Jepang, dan lain-lain. Biasanya bisa dilihat dari aktivitas anak-anak di

sekolah. Kemudian orang tua bisa menanyakan langsung kepada guru di sekolah

tersebut. Sekolah Dasar di Jepang menenkankan dalam mendidik anak, sangat

dibutuhkan kerjasama yang baik antara orang tua dan sekolah (guru), buku

penghubung, forum-forum konsultasi sangat berperan sebagai sarana komunikasi

antara guru dan orang tua.

Tidak ada ujian nasional di Jepang, untuk SD dan SMP menganut sistem

rayon. SD dan SMP tempat anak sekolah sudah ditentukan oleh pemerintah

setempat sesuai dengan tempat tinggalnya, kecuali untuk SMP swasta ada ujian

masuk khusus yang diselenggarakan oleh sekolah tersebut bagi yang ingin masuk

ke sekolah tersebut.

Di Jepang ada sistem rapor tetapi nilainya bukan angka. Nilainya berupa

segitiga dan lingkaran. Kalau segitiga artinya nilainya kurang, ada yang perlu

ditingkatkan, sedangkan lingkaran sangat baik. Ada sekolah yang hanya memakai

satu lingkaransaja, tapi ada juga sekolah yang bahkan sampai tiga lingkaran.

Intinya tidak ada angka. Karena target sekolah SD di Jepang adalah pendidikan

karakter, bukan kemampuan akademis. Tetapi bukan tidak ada tes atau ujian di

sekolah. Tes atau ujian secara regular tetap diadakan oleh sekolah. Tes-tes yang

ada dilakukan untuk mengecek kualitas pendidikan misalnya tes dari kota, atau

ada juga tes yang bisa dibandingkan dengan sekolah-sekolah di seluruh Jepang,

apakah kualitas sekolah termasuk yang di atas,di tengah atau bawah. Biasanya di

akhir semester ada mendankai, disini orang tua di berikan laporan nilai anaknya.

Banyak dari para orang tua yang protes terhadap guru ketika nilai anaknya

Universitas Sumatera Utara

Page 31: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

23

mengalami penurunan. Untuk masuk SMP, tidak ada tes masuk sekolah. Di TK

ada laporan perkembangan anak yang biasanya langsung diberikan ke SD dimana

anak akan melanjutkan sekolah dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana

perkembangan si anak.

Secara formal huruf romaji diajarkan ketika mereka belajar bahasa Inggris

yaitu kelas 5. Tetapi ada juga yang mulai kelas tiga atau kelas empat mulai

dikenalkan dengan huruf romanji, tergantung kebijakan sekolah masing-masing.

Perlu diketahui bahwa belajar huruf romaji bagi mereka bertujuan untuk belajar

bahasa Inggris. Kalau di Jepang, lebih baik anak-anak diajarkan bahasa Ibu dahulu

baru kemudian bahasa yang lain. Kalau anak-anak sudah mengerti bahasa ibu,

akan lebih mudah bagi mereka ketika mempelajari bahasa lain, mengetahui

perbedaannya antara bahasa ibunya dan bahasa asing. Terhadap masalah inipun

banyak SD yang tidak setuju diajarkan bahasa Inggris. Dengan kekuatan bahasa,

mereka menguasai bahasa sendiri, sehingga membuat mereka berkembang.

Tujuan utama pendidikan Sekolah dasar di Jepang adalah membentuk ikiru

chikara memiliki makna kekuatan untuk hidup dengan menenkankan

keseimbangan antara kemampuan belajar, hati yang baik dan badan yang sehat.

Dari ketiga tujuan tersebut memiliki target pendidikan tingkat Sekolah Dasar di

Jepang yaitu menananamkan ilmu dasar-dasar pengetahuan, memiliki sikap positif,

mengembangkan kemampuan kognitif dan berekspresi, serta menumbuhkan minat

belajar pada anak.

Universitas Sumatera Utara

Page 32: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

24

2.2 Pendidikan Moral Tingkat Sekolah Dasar di Jepang

Menurut Bolton (2015:5) Pendidikan moral sering disebut juga dengan

pendidikan karakter yang biasanya berhubungan dengan gambaran pengajaran

terhadap anak-anak supaya menjadi warga negara yang beradab dan berbudi baik.

Jenis pelajaran ini termasuk kedalam dua bagian yang berdasarkan kepada

pendidikan dan institusi agama yang dalam waktu singkat digunakan oleh

masyarakat Negara bagian barat. Tetapi di Jepang pendidikan moral tetap

dianggap sebagai pelajaran yang penting hingga saat ini.

Di Jepang pendidikan moral menjadi bagian dalam kegiatan sekolah dan

politik. Pendidikan moral diajarkan satu kali dalam seminggu dari tingkat awal

sekolah dasar hingga kelas sembilan (kelas 3 Sekolah Menengah Pertama)

menggunakan berbagai macam metode pengajaran (biasanya menggunakan buku),

dan termasuk kedalam pelajaran umum (ryouiki) bukan sebagai pelajaran

akademis (kyouka). Dalam kurun waktu satu tahun, murid Sekolah Dasar di

Jepang mempelajari pendidikan moral selama 35 jam dalam 35 kali pertemuan.

Tidak ada tingkatan pada pelajaran ini. Pada umumnya pelajaran moral tingkat

Sekolah Dasar berdasarkan pada pelajaran dari kokoro (kokoro kyouiku)

diartikan sebagai pelajaran dari hati. Ini melengkapi seluruh pelajaran individu

nasional Jepang (zenjin kyouiku), dengan tujuan mendidik seseorang, diri dan

hatinya, sebagai pendidikan fisik, mental dan moral. Moral adalah hal yang

menjembatani pelajaran bagi semua oranguntuk pendidikan, olahraga, musik,

kesenian dan pelajaran akademis.

Kemudian, reformasi atau gerakan pembahruan terhadap pendidikan moral

disebut denganIkiru Chikara (Zest for Living) di setujui langsung oleh perdana

Universitas Sumatera Utara

Page 33: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

25

menteri ke 56, Koizumi Junichiro. Mengikuti prilaku yang di anggap tidak sesuai

dengan kesopanan adalah permasalahan yang timbul pada masa tersebut, yaitu

permasalahan dalam pendidikan terutama pendidikan terhadap individu dan

pendidikan karakter. Media masa menyatakan bahwa kejadian penyimpangan

moral dikarenakan kurangnya pertimbangan moral dan kemampuan berpikir

masyarakat. Pada akhirnya kementrian pendidikan mengeluarkan “kertas Putih”

pada tahun itu; ‘kesuksesan diadaptasi dari pelajaran kehidupan dalam

bermasyarakat membutuhkan kemampuan berpikir dan bertindak secara individu.

Kemudian di perlukan kemampuan untuk mengidentifikasi masalah, belajar,

berpikir, berpendapat dan bertindak sendiri’.

Zest for living (ikiru chikara)ini bertujuan untuk menghasilkan rasa

kemanusian yang tinggi dan untuk memahami moral dan etika. Nilai inti yang

biasa ada pada pendidikan diperbahrui secara luas untuk identifikasi sebagai

pengulangan dari yang terdahulu, ketahanan nasionalisme dan usaha untuk

menjaga Jepang yang menolak pengaruh dari budaya internasional, sekaligus pada

saat yang bersamaan mempersiapkan anak-anak untuk melaksanakan kegiatan

bermoral setiap hari. Perubahan tersebut semakin berkembang dan fokus pada

teknologi informasi dan kerjasama international. Pada tahun 2001 pertama kali di

perkenalkan buku resmi pendidikan moral oleh Kementrian Pendidikan Jepang

yang berjudul kokoro no nooto (buku untuk hati).

Pendidikan moral menjadi penjaga pintu bagi tradisi masyarakat Jepang dan

terhadap nilai nilai konservatif, dalam waktu yang bersamaan untuk

mempersiapkan anak-anak menghadapi globalisasi. Kementrian Pendidikan secara

singkat memperkenalkan kepada publik mengenai jalan keluar yang sesuai dengan

Universitas Sumatera Utara

Page 34: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

26

moralitas bangsa Jepang. Ikiru chikara berfokus pada kerjasama internasional dan

kecenderungan yang menekankan keunikan Negara Jepang. Sama dengan nilai

moral yang menjelaskan maksud dari warisan budaya Jepang dan fokus terhadap

kualitas nasional yang positif.

“The aim of moral education is to cultivate morality in virtues such as

felling, judgment, attitude and the will activity contribute. This aim

should be taken into account when planning all lesson content and

school activities to enrich it through deeply integrated, structure and

developmental supervision to additionally deepen thinking on

autonomous living and consciousness of moral values to anderpin

application in real life” National Curriculum (Monbukagakushō, 2008).

Artinya tujuan dari pendidikan moral adalah untuk mengolah moral yang

baik seperti perasaan, perilaku dan aktivitas lainnyayang mendukung pendapat

tersebut. Tujuan ini seharusnya menjadi tanggungan saat merencanakan semua

subjek pelajaran dan kegiatan sekolah yang memperkaya persatuan yang erat,

struktur dan perkembangan pengawasan untuk menambah pemikiran lebih dalam

pada swatantra hidup dan kesadaran terhadap nilai moral untuk pengaplikasian

dalam kehidupan yang sesungguhnya. Di kutip dari Kementrian Pendidikan

Jepang pada tahun 2008.

Menurut Bolton (2015 :37-40) Pendidikan moral tersebut terdapat dalam

buku Kokoro no Nootoyang diajarkan pada anak tingkat Sekolah Dasar yang mana

pada setiap bagian dalam buku tersebut menjadi panduan dalam pendidikan moral

yang dibagi menjadi berkaitan dengan diri sendiri, dengan orang lain, berkaitan

dengan lingkungan dan berkaitan dengan kehidupan sosial dan bermasyarakat.

Universitas Sumatera Utara

Page 35: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

27

Hubungan tersebut membuktikan bahwa arah pembelajaran dalam Kokoro no

Nooto memiliki empat pilar yang bertema pendidikan sebagai arahan dalam

memberikan teori pembelajaran berdasarkan warna yang terpisah dalam empat

bagian, yaitu:

e. Menghargai diri

sendiri (ungu)

f. Menghargai

orang lain (kuning)

g. Menghargai alam

dan keindahan (hijau)

h. Menghargai

kelompok dan komunitasnya (biru)

Setiap subjek pembelajaran memiliki makna perluasan pada setiap jenis-

jenis pelajaran moral. Masing-masing bab di bawah ini:

Part 1 – Menghargai diri Sendiri

Bab 1: Mengatur perasaan yang baik setiap hari

Bab 2: Melakukan hal yang harus dilakukan sebagaimana mestinya

Bab 3: mengembangkan hal yang kamu pikir baik

Bab 4: patuh dan periang

Tujuan dari keempat subjek pelajaran diatas agar anak-anak perduli pada

kesehatan dan keselamatan, berhati-hati terhadap uang dan barang,

mempersiapkan diri untuk kehidupan sehari-hari, tidak menjadi egois dan

mengatur kehidupan yang baik. Begitu pula dengan kewajiban belajar karena

belajar merupakan hal yang harus dilakukan. Kemudian mampu membedakan

Universitas Sumatera Utara

Page 36: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

28

antara hal yang baik dan hal yang buruk,menghasilkan suatu hal dengan

berpikiran baik. Tidak berbohong ataupun tipu daya, hidup patuh dan periang.

Bagian 2 – Menghargai Orang Lain

Bab 1: menyenangkan dan berkelakuan yang benar

Bab 2: kebaikan dengan hati yang hangat

Bab 3: berperilaku baik dengan teman

Bab 4: orang-orang yang perduli denganmu

Keempat bab diatas memiliki tujuan agar anak-anak pada tingkat sekolah

dasar berkata jujur, menggunakan bahasa yang benar, berhati-hati dan berperilaku

baik. Menyenangkan dan menhargai orang-orang tua dan yang muda di sekitar

mereka dengan keramahan. Kemudian menolong dan berperilaku baik dengan

teman dan berterimakasih kepada orang-orang yang perduli pada mereka.

Bagian 3 – Menghormati alam dan keindahan

Bab 1: Menghargai Hidup

Bab 2: Berbuat baik untuk kehidupan

Bab 3: Dengan Hati yang Sejuk

Tujuan dari keempat bab diatas yaitu menjadikan hidup menyenangkan, jika

memiliki kesulitan tetap hargailah hidup. Berperilaku baik pada alam yang ada

disekitarnya, menjaga dan merawat binatang dan tumbuhan dengan kelembutan

hati. Sentuhlah hal yang indah, sejukkanlah diri namun tidak merusak.

Bagian 4 – Bersama Dengan Semua Orang

Bab 1: Menepati janji dan Tengat Waktu

Bab 2: Mengapresiasikan Nilai Pekerjaan

Bab 3: Menjadi berguna dalam Keluarga

Universitas Sumatera Utara

Page 37: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

29

Bab 4: Bersenang-senang dengan Kegiatan di Sekolah

Bab 5: berkasih sayang dengan orang sekampung

Tujuan dari keempat bab diatas adalah menjaga rahasia dan menepati waktu

sebelum tengat waktu, berhati-hati dengan fasilitas umum. Mengetahui nilai dari

kerja keras bagi semua orang. Menanamkan rasa cinta kepada orangtua dan kakek

nenek dengan melakukan pekerjaan rumah dan mengingat bahwa diri berguna

bagi rumah tangga. Cintailah guru, jadilah anak yang baik di sekolah dan

bersenang-senang dengan kegiatan di sekolah. Cintailah orang-orang asal

sekampung dan bersenang-senanglah dengan budaya dan kegiatan sekampung.

Menurut Ueda (2015:7) pada pendidikan tingkat sekolah dasar beberapa hal

yang mendasari adanya pendidikan moral berdasarkan kurikulum dan

penjelasannya, yaitu:

1. Pendidikan moral mengenai menghargai diri sendiri bertujuan agar murid

sekolah dasar menerrapkan pada dirinya sendiri mengenai kedisiplinan,

kebebasan, tanggung jawab dan hidup dalam keteraturan. Kemudian murid

juga di harapkan mengarahkan memimpin dirinya, memiliki ambisi dan

menghargai dirinnya sendiri. Memiliki aspirasi dan keberanian dalam

menyampaikan pendapat, mengontrol diri sendiri dan menjadi kuat.

Bersikap adil, jujur dan kreatif.

2. Menghargai orang lain bertujuan untuk menumbuhkan sikap

omoiyori( perhatian perseorangan terhadap orang lain) dan berterimakasih.

Diharapkan bertingkah laku baik, berteman, memiliki rasa kepercayaan

terhadap orang lain dan mempercayai orang lain. Kemudian saling mengerti

dan menolong.

Universitas Sumatera Utara

Page 38: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

30

3. Menghargai alam dan keindahan bertujuan untuk menghormati hidup dan

perduli terhadap lingkungan. Kemudian kagum dan menghormati keindahan

alam serta menikmati hidup dan keindahan alam.

4. Menghargai kelompok dan masyarakat memiliki tujuan untuk taat terhadap

hukum serta menjadi warga Negara yang baik, memiliki rasa adil terhadap

perdamaian dan perdamaian sosial. Berpartisipasi dalam kehidupan

bermasyarakat, mencintai keluarga, berguna bagi keluarga serta mencintai

tradisi. Kemudian menghargai tradisi dan budaya serta mencintai Negara

dan daerah Jepang lainnya. Mengerti Negara lain serta perdamaian.

Pengertian mengenai kemanusian lebih dari pada sebuah ilmu, tetapi dalam

pendidikan moral yang terpenting adalah praktek pendidikan moral tersebut. Pada

kegiatan sehari-hari disekolah sudah memiliki kurikulum dalam menentukan

kegiatan khusus, biasanya disebut dengan kegiatan sekolah. Termasuk didalamnya

perkumpulan kegiatan sekolah, membersihkan dan mempertanggung jawabkan

individu maupun kelompok (kakari), yang mana tujuan dari keseluruhan

perkembangan dan perkembangan individu berdasarkan keinginan kelompok

kegiatan, untuk mengembangan kebebasan diri, mempraktekkan prilaku yang

mengarah kepada yang lebih baik terhadap diri sendiri dan kelompok,

sertaterhadap kehidupan bermasyarakat, mendalami keperdulian terhadap

kehidupan dan memahami kemampuan memenuhi kebutuhan diri sendiri.

Umumnya setiap murid memiliki peranan di dalam kelasnya, seberapa

sering ia melakukan tugasnya dalam setahun. Peranan dan tugas tersebut tertempel

di dinding kelas. Tugas tersebut di beritahukan oleh wali kelas saat pertemuan

kelas. Beberapa contoh dari kakari yaitu:

Universitas Sumatera Utara

Page 39: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

31

a. Kelas

Semua murid berpartisipasi dalam membersihkan ruang kelas dan

membersihkan di luar kelas sekali dalam satu hari. Ini pertama kali

diajarkan pada murid kelas satu dengan beberapa cara yang di beritahukan

pada awalnya hanya sebagai masukan atau pendapat guru kepada muridnya.

Guru senantiasa melihat absensi murid-muridnya untuk

mengetahui siapa murid yang tidak hadir. Ini pekerjaan yang mudah sejak

murid-murid memiliki tempat duduknya sendiri dan name tag. Murid-

murid juga di beri fasilitas berupa lemari pakaian pribadi, peralatan gempa

(berupa tas dengan berbagai kebutuhan primer saat gempa, buku pelajaran

dan kebutuhan lainnya yang sengaja di tinggalkan di dalam loker.

b. Perputaran tugas di kelas

Nichoku adalah memulai dan mengakhiri pertemuan di dalam kelas

ataupun di luar kelas dengan salam, saat memulai dan mengakhiri makan

siang, dan mengerjakan tugas kelas seperti membersihkan papan tulis,

menulis tanggal pada papan tulis dan lain-lain. Pada waktu makan siang,

beberapa murid kelas 3 sampai kelas 5 bertugas menyiapkan dan

menyajikan makan siang untuk murid-murid lainnya dengan menggunakan

baju khusus berwarna putih dan topi. Mereka juga mengumumkan menu

pada hari tersebut. 2 orang murid diberi tanggung jawab sebagai pemimpin

pada waktu olahraga berlangsung.

c. Pertemuan kelas

Biasanya ada pada awal tahun atau saat pergantian kelas. Setiap

kelas memiliki laporan berkala, bermain dengan anak yang sendirian,

Universitas Sumatera Utara

Page 40: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

32

belajar mendaur ulang sampah, mengatur permainan saat hujan atau bermain

di dalam kelas yang di atur oleh semua murid di dalam kelas, membuat

komite muda dalam kelas. Kemudian memberi salam kepada junior pada

pagi hari, mempertunjukan hasil karya murid pada dinding pertunjukan,

mengganti pesan pada papan pengumuman dan ikut serta dalam acara

tahunan atau musiman sekolah.

Dalam pendidikan moral terdapat kebijaksanaan, berlatih dan ilmu mendidik.

Objektivitas dan ilmu mendidik mengenai moral yang menyeluruh memiliki

tujuan khusus yaitu memberikan kepercayaan terhadap guru untuk

menggabungkan subjek pelajaran moral kedalam pelajaran akademis berdasarkan

kurikulum. Kurikulum tersebut memberikan panduan, walaupun bentuknya di

bidang pendidikan moral. Di dalam kurikulum terdapat kepercayaan terhadap

budaya dan konsep struktur kebudayaan secara menyeluruh (izumi taylor& scoot,

2013). Walau bagaimanapun hal yang paling terpenting dalam pendidikan moral

adalah mengusahakan nilai-nilai yang ada pada pelajaran moral bisa dilatih dan di

praktekan dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan objektifitas, banyak informasi mengenai objek pendidikan

moral yaitu anak-anak. Informasi ini menunjukkan pendidikan moral seperti

menjauhkan diri dari pemikiran mengenai cara mengajarkan karakter secara

spesifik, memberikan pendekatan pada anak-anak secara natural, serta

mendiskusikan kemungkinan yang harus di evaluasi mengenai kriteria yang

berdasarkan kepada pemikiran mendalam dari nilai yang terkandung dalam

pendidikan moral. Umumnya objek yang di tunjuk menginformasikan untuk

melakukan diskusi terhadap bagian-bagian yang mempertimbangkan bertingkah

Universitas Sumatera Utara

Page 41: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

33

laku, tata kelakuan dan kegigihan. Pada akhirnya pendidikan moral berhubungan

dengan tujuan hidup dengan orang lain. Tetapi kejelasan mengenai apakah

menganggap orang lain dan bertingkah laku juga bisa dianggap memperluas

tujuan pendidikan moral.

Perhatian terhadap orang lain (omoiyori) merupakan kunci utama dari tujuan

pendidikan moral. Biasanya tujuan tersebut ditunjukan menggunakan kata dalam

bahasa Jepang yaitu omoiyori yang merupakan sebuah konsep dari saling

memperhatikan keinginan orang lain. Omoiyori memberi arahan untuk tegas saat

memberi respon dan respon keinginan untuk menolong orang lain yang

membutuhkan. Dengan alasan tersebut mengharuskan memiliki rasa kasihan dan

kecerdasan dalam mengerti apa yang orang lain inginkan, salah satunya

memahami keinginan seseorang. Umumnya memahami seseorang lebih dari

seseorang yang dianggap istimewa. Ini bisa berdasarkan pemberian, kelonggaran,

atau memberikan perhatian kepada hal kecil seperti kecocokan terhadap pilihan

orang lain. Di dalam diri harus memiliki sikap memaafkan dan kesabaran,

walaupun ketika seseorang benar-benar mengungkapkan omoiyori.

Kelas pendidikan moral berdasarkan rasa empati dan pelajaran sosial

menggunakan kesamaan pendekatan mengajar berkontribusi bertujuan untuk

pelatihan dalam omoiyori. Bagaimanapun, mengawasi juga merupakan ukuran

dalam meningkatkan pengembangan dan berorientasi terhadap orang lain. Dalam

pelatihan berempati, berorientasikan kepada orang lain merupakan hal penting

sebagai bentuk pendekatan yang saling mengikat dan berkembang menjadi

peraturan pada teman sebaya dan orientasi pada kelompok.

Universitas Sumatera Utara

Page 42: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

34

Hal lain yang ada dalam pendidikan moral Jepang adalah ketekunan

(ganbari). Ketekunan adalah sebuah konsep budaya Jepang yang bermula pada

awal tahun dan menjadi pengawasan sekolah. Pendekatan terhadap topik ini

mengembangkan kesempatan anak-anak yang menjadi target dan hasilnya

kembali kepada mereka. Ada banyak kesempatan pada anak-anak saat perayaan

festival dan acara musiman. Tantangan ini meliputi keberanian tampil di dalam

kelas dan menghadiri perkumpulan setiap minggu. Seperti presentasi di depan

kelas merupakan kunci utamaseseorang menjadi berani memberikan pendapatnya

dalam metode pembelajaran. Dalam pelajaran olahraga dan kegiatan lainnya yang

membutuhkan waktu yang banyak, diharapkan anak-anak meneruskan kebiasaaan

tersebut bahkan menjadi pemikiran secara subjektifnya. Bagaimanapun dorongan

semangat untuk menetapkan kriteria seseorang yang sukses terlihat dalam

mengarahkan ilmu pembelajaran. Ini lebih darisekedar memberikan dorongan

untuk meningkatkan konsep pembelajaran, tetapi juga untuk mengolah apa yang

harus dilakukan.

Kemudian dalam pendidikan moral di Jepang tata kelakuan dan bertingkah

laku menjadi syarat dalam mengawasi respon objektif. Hal ini sering memberi

penjelasan mengenaireigi yang ada dalam perasaan pada saat upacara

berlangsung, termasuk didalam etika dan tanggung jawab. Secara langsung tata

kelakuan mengikuti perkembangan peraturan atau keputusan dalam kehidupan

sosial. Didukung oleh berbagai penjelasan dari beberapa aspek penting yaitu

fokus pada tingkah laku sebagai poin utama untuk berhati-hati dalam berprilaku

dari segi sosial dan individu, serta membudayakan sikap individual dalam

keteraturan dan latihan secara spesifik. Hal tersebut memberi gambaran awal

Universitas Sumatera Utara

Page 43: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

35

pendidikan moral sebagai yang terbaik dan yang terburuk. Invidu yang terpadu

dalam keharmonisan merupakan praktek moral sangat baik, kemudian belajar

berbuat kebajikan merupakan bagian dari pendidikan moral. Reigi dan omoiyori

memiliki konsepyang berbeda. Tetapi keduanya akan terlihat dalam memberi

dorongan individu untuk bersoial dan memiliki peranan dalam bermasyarakat.

Yang harus di patuhi dalam kemajuan mempelajari pendidikan moral dan setiap

hari dalam proses kehidupan yaitu dimanapun berteman dan memiliki hubungan

saling keterkaitan antara murid dan guru dalam menyampaikan orientasi terhadap

rasa memiliki dan perduli terhadap kelompoknya. Ini juga memberikan

penyampaian terhadap posisi dalam kehidupan bermasyarakat, yang mana

membantu perkembangan rasa belas kasih terhadap orang-orang, lembaga-

lembaga dan peraturan dalam bermasyarakat. Ini bisa menjadi hal yang baik

dalam pelayanan publik atau bisa memenuhi kebutuhan masyarakat.

Contoh berikutnya berlatih berterima kasih di dalam kelas. Hal ini sering

menjadi perhatian orang tua, teman dan guru terhadap buku cetak professional

yang berhubungan dengan pendidikan moral. Bersyukur mungkin menghasilkan

kasih sayang dalam berlatih menjalin hubungan antara saudara kandung,

lingkungan hirarki ataupun pekerjaan. Jika bersatu dengan rasa hormat terhadap

orang yang lebih tua dan rasa hormat dalam bermasyarakat, maka kedua aspek

tersebut merupakan reigi.

Diskusi dianggap sebagai cara belajar yang bisa dengan mudah di pahami

untuk melatih tingkah laku dan menjelaskan mengenai objek sebagai syarat untuk

saling mempertimbangkan dan mengembangkan diri sendiri. Seperti

Universitas Sumatera Utara

Page 44: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

36

mendemonstrasikan hasil observasi mengenai pendidikan moral, bahkan ketika

berlatih untuk tegas, serta penjelasan mengenai rasa kasih sayang yang abadi.

Dalam prakteknya sebagai contoh saat berdiskusi apa yang telah terjadi di

taman. Anak-anak mungkin memiliki rasa empati terhadap orang lain yang

menggunakan bangku taman untuk istirahat atau sejenak bersantai, mengikuti

aturan untuk tidak bermain disekitar bangku taman atau di atas tempat duduk.

Contoh lainnya diskusi mengenai perasaan orang-orang yang dengan berempati

secara natural seperti sulit untuk berbohong, menyimpang dari arti manusiawi,

atau melakukan sesuatu yang menyakiti perasaan orang lain.

Pada kebiasaan hidup memiliki tujuan pendidikan moral sebagai aspek

dasar yang mempengaruhi tingkah laku merupakan pemikiran yang selalu ada

pada awal pendidikan moral di sekolah dasar. Cara dan prosedur pembersihan

kelas serta mengucapkan salam biasanya sudah di diskusikan di dalam kelas

sebagai salah satu kegiatan sekolah. Adapun hal yang berhubungan dengan nilai

kemampuan, terlihat sebagai pelaksana yang mungkin akan mengembangkan

budaya mereka yang telah di tentukan dan selalu bepikir secara sistematis.

Menjaga barang agar tetap tersusun rapi merupakan pendidikan moral yang

di pelajari saat berada di kelas satu. Mereka mendiskusikan mengenai hal yang

harus di atur dan dijaga agar tetap rapi serta meletakkan kembali barang pada

tempatnya setelah di gunakan menggunakan contoh yang mudah di mengerti.

Metode pembelajaran ini menggunakan cerita agar anak-anak dengan mudah

mempelajari mana yang baik dan mana yang buruk. Contohnya penggunaan

karakter seperti hewan yang suka bermain dan berkumpul dengan teman-

temannya di luar rumah,yaitu anjing yang ingin mengundang teman-temannya

Universitas Sumatera Utara

Page 45: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

37

untuk bermain di dalam rumah tetapi tidak bisa karena merasa malu rumahnya

tidak rapi. Cerita tersebut menceritakan mengapa dan bagaimana cara dan agar

tetap merapikan barang-barang yang di biasakan terlebih dahulu di dalam kelas.

Sebagai tanda agar anak-anak diajak ikut berpikir bagaimana pendapat mereka

mengenai ruangan yang berantakan dan ruangan yang tersusun rapi. Hal ini secara

garis besar menjawab ide agar temannya bisa berkunjung ke rumah.

Anak-anak di harapkan mampu berpikir bagaimana cara agar mereka tetap

menjaga barang mereka tersusun rapi dan sesuai dengan urutan. Ada juga diskusi

mengenai bagaimana makan di tempat yang tepat, dimana anak-anak diberi

masukan mengenai apa yang mungkin mereka makan serta kemungkinan lainnya

yang harus di lakukan tanpa meja. Guru memberikan contoh makan di tempat

yang tepat adalah bagian dari pembelajaran ini.

Bagian dari pendidikan moral yaitu omoiyoridan memiliki hubungan

kebaikan dalambertingkah laku sebagai tujuan utama pendidikan moral. Ini

memungkinkan bahwa pada sekolah dasar kedepannya moral anak-anak menjadi

lebih baik.

Ketika telah banyak tujuan umum mengenai pendidikan moral, banyak

informasi yang mengenai pelajaran terhadap bagaimana hidup dengan orang lain.

Tetap pada kesatuan antara sekolah dan masyarakat,ini juga menekankan pada

pembelajaran kehidupan setiap hari dan keikutsertaan dalam kegiatan serta

aktifitas sekolah. Identitas kelompok juga terlihat pada beberapa reaksi dalam

kehidupan orang lain, khususnya referensi dalam kelas atau identitas sekolah.

Pendidikan moral berhubungan erat dengan kemanusiaan dan sangat penting

dalam kehidupan bersosial.

Universitas Sumatera Utara

Page 46: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

38

Reaksi terhadap pendidikan moral di sekolah dasar terlihat pada hubungan

dalam kehidupan sosial. Guru-guru mendeskripsikan bahwa anak-anak di kelas

mempelajari bahwa seseorang tidak dapat hidup sendiri dan harus mempercayai

orang lain. Termasuk didalamnya kepercayaan, berkolaborasi dan lainnya

berhubungan dengan bentuk dasar dari pelayanan publik. Moto sekolah di sekolah

dasar sering menjadi pemikiran terhadap kebaikan atau anak-anak yang tumbuh

dengan pengetahuan seimbang, moralitas dan ketahanan tubuh (Ueda, 2015:18).

2.3 PengertianMoral Konfusianisme

Konfusius dikenal sebagai seorang guru besar pada masa Dinasti Zhou.

Pemikirannya mengenai norma-norma, kedisiplinan guna keharmonisan bagi

masyarakat sangat menginspirasi banyak orang pada masanya. Beliau juga

menulis buku-buku filsofi dan pemikirannya. Di dalam semua buku yang beliau

tulis, sebagian besar dicantumkan kata-kata mengenai pendidikan dan

pembelajaran. Dalam salah satu bukunya tertulis mengenai pernyataan bahwa

guna mencapai negri yang makmur, setiap warga Negara harus mengenyam

pendidikan, setiap warga Negara harus menjadi warga yang baik. Caranya adalah

dengan mengenyam pendidikan,mendapatkan kebijakan dan memperdalam

pengetahuan( Weiming, 1996: 141).

Bagi masyarakat Jepang, ajaran Konfusianisme ini dianggap penting sebagai

dasar dalam menjalankan kehidupan terutama yang berhubungan dengan alam dan

antar manusia. Oleh karena itu, di Jepang pada khususnya dan di Asia Timur pada

umumnya mengajarkan tentang filosofi Konfusianisme. Hal ini dilakukan untuk

memegang teguh pedoman ajaran Konfusian isme untuk memegang teguh tradisi.

Universitas Sumatera Utara

Page 47: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

39

Warisan Konfusianisme di Jepang dapat ditemukan di tiga area, yakni: high

valued placed on education (nilai yang terkandung dalam pendidikan), enduring

presence of high levels of trust both horizontal and vertical relationship ( abadi

kehadiran dari kepercayaan tingkat tinggi pada hubungan vertikal dan horizontal)

danthe organic conception of society (konsep peraturan dalam masyarakat).

Berdasarkan penjelasan di atas, Konfusianisme ini merupakan filsafat yang

berkembang untuk mengatur keseimbangan humanisme. Menurut ajarannya yang

berawal di China, Konfusianisme mengajarkan untuk memegang teguh tradisi.

Oleh karena itu, penguasa dalam hal ini berperan penting untuk mengatur sistem

pemerintahan negara, ekonomi dan pertambahan individu agar semuanya dapat

berjalan sinergis satu sama lain. Di Jepang, Konfusianisme digunakan sebagai

dasar dalam menciptakan keputusan-keputusan pemerintahan mulai dari segi

sosial hingga segi militer.

Secara tidak kasat mata, Konfusianisme jelas mempengaruhi pola politik di

negara-negara yang terkena penyebarannya. Ajaran ini sekilas nampak seperti

ideologi yang terus dijadikan pedoman dalam menjalankan sendi-sendi

pemerintahan dan pengaturan sistem perilaku sosial (Young Jin, 2010:11 ).

Konfusianisme adalah ajaran moral yang di dasarkan pada filsofi untuk

memiliki kesempurnaan moral dengan pendidikan. Ajaran moral tersebut menjadi

pedoman dalam ajaran Konfusianisme dalam kehidupan bersosial, bernegara dan

berbudaya. Pemikiran Konfusius menjadi dasar mengenai ajaran Konfusianisme

yang di dalamnya terdapat pola hidup, perilaku, menjalin hubungan dan bertata

krama yang mencerminkan sikap bermoral dalam kehidupan (http://arti-defenisi-

pengertian-info/ pengertian-arti-konfusianisme/).

Universitas Sumatera Utara

Page 48: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

40

Menurut Tucker (2013:1) Nilai moral yang pada umumnya menjadi

referensi masyrakat jepang tradisional maupun modern adalah konfusianisme

terutama pada ajaran jukyou dan jugaku. Peraturan dalam ajaran Konfusianisme

tidak memaksa dengan kekuatan sehingga para pengikutnya menjadi contoh etika

dan yang menentukan keberhasilan dari situasi yang bermoral.

Inoue Tetsujiro (1855-1944) merupakan profesor filsofi pertama di

Universitas of Tokyo, ia mempublikasikan secara monumental tiga jilid dari buku

filsofi jepang yaitu filsofi sekolah jepang dari wang yangming (Nihon

Yômeigakuha no tetsugaku, 1900), filsofi sekolah jepang mengenai pelajaran

kuno(Nihon kogakuha no tetsugaku, 1902), dan filsofi sekolah jepang dari Zhu Xi

(Nihon Shushigakuha no tetsugaku, 1905). Inoue memperlihatkan secara detail

dan sisi yang positif pada pemikiran Konfusianisme Jepang. Dalam prakteknya,

Inoue berpendapat bahwa sebaiknya sebelum memperkenalkan pemikiran barat,

Jepang harus memperkuat pemikiran tradisional yang penting untuk dimiliki.

Salah satu faktor dalam isi dan perbedaan secara impresif membandingkan dengan

beberapa tradisi nasional dengan pemikiran dari Negara barat. Walaupun lebih

kepada nasionalisme, tidak selalu disebutkan dalam pembelajaran di masanya

pada sejarah pemikiran Jepang. Hal tersebut mengingatkan pada trilogi yang

pertama kali muncul sebagai pernyataan mengenai pemikiran Jepang yang sedang

berlangsung. Ini mendeskripsikan bahwa Konfusianisme merupakan pemikiran

alami yang hasil akhirnya meyakinkan nilai Konfusianisme di Asia Timur.

Bahkan inoue mengangkat pemikiran Konfusianisme Jepang menjadi filsofi.

Awal mula pengajaran Konfusianisme Jepang berawal dari Inoue trilogi.

Universitas Sumatera Utara

Page 49: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

41

Konfusianisme bereferensi pada hal-hal berikut, yaitu orang-orang, berlatih,

diskusi, benda-benda tertulis dan lain-lain yang diperoleh atau didapatkan dari

Analekta, yaitu persatuan sastra kuno Konfusianisme yang di dalamnya terdapat

ajaran moral. Lima karya sastra klasik Cina kuno termasuk buku sejarah, buku

mengenai perubahan, buku mengenai puisi, buku mengenai rite-rite, dan analekta

musim semi dan gugur merupakan Konfusianisme klasik karena dahulu sebagian

besar merupakan pemikiran dari Konfusius. Ketika sekolah modern mungkin

sangat meragukan hal Konfusianisme, banyak sekolah yang dalam pelajaran

sejarah Cina dan Asia Timur membuat laporan tradisional Konfusius yang telah

mengedit diedit. Sedangkan Neo-Konfusianisme mengenai pemikiran, ide, benda

tertulis, berlatih dan institusi mengembangkan tradisi Konfusianisme tetapi tidak

menafsirkan sebagai perpaduan dengan Budha.

2.4 Konfusianisme Jepang

Pada zaman modern ini masyarakat Jepang masih menjadikan ajaran

Konfusianisme sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya

dalam pendidikan formal tingkat sekolah dasar serta pada berbagai aspek

kehidupan sosial lainnya.

Menurut Tucker (2013:1) Konfusianisme mempengaruhi berbagai macam

aspek pengetahuan di Jepang seperti Jugaku (pelajaran untuk para

pelajar), Jukyô (pengajaran pada pelajar), seigaku (pelajaran pada sage), sennô

gaku (pelajaran pada raja muda), seirigaku (pelajaran kemanusiaan, alam dan

prinsipnya), rigaku (pelajaran mengenai hubungan prinsip),

and shingaku (pelajaran terhadap diri sendiri). Tidak ada kata yang tepat dalam

Universitas Sumatera Utara

Page 50: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

42

kosakata tradisional Asia timur tepatnya yang cocok and konsisten untuk

Konfusianisme, sebelum abad pertengahan dan pada awal modernisasi, ada

sedikit perbedaan pengertian dalam pemikiran intelektual masyarakat

Jepang,yaitu hal-hal yang perlu disatukan dalam perbedaan pengajaran

konfusianisme mengacu pada berbagai macam hal. Hal ini jelas terdapat pada

“tiga pengajaran” yaitu, Konfusianisme, Budha, and Shintô. Satu dari berbagai

macam contoh adalah Matsunaga Sekigo's (1592-1657) menulis Irinshô (memilih

penulisan pada etika, 1640), yang mana di mulai , “antara surga dan bumi, ada

tiga jalan utama yaitu: Konfusianisme, yang berdasarkan pada jalan

konfusianisme; Budha, yang berdasarkan pada jalan Shakyamuni; dan Shinto,

yang berdasarkan pada jalan Laozi.”

Untuk budaya yang sangat tinggi, Jepang mengadopsi sebagian besar dari

filsofi Cina termasuk di dalamnya Budha, Konfusianisme, dan beberapa aspek

lainnya. Taoisme dan Konfusianisme memiliki pengaruh yang tinggi dalam

mempelajari dan mempengaruhi kehidupan sosial. Konfusianisme Klasik dan

kepercayaan tradisi filsofi Konfusianisme sampai ke Jepang melalui Korea pada

Abad ke 5 sebelum Masehi masuk bersamaan dengan Budha serta cara menulis

Cina pada zaman tersebut. Ini adalah nilai kuno tradisi Asia bersama dengan

peninggalan kebudayaan suku asli Jepang sering dihubungkan dengan budaya

tradisional, perbedaan yang sangat besar dengan nilai modern yaitu pada pengaruh

pemikiran Jepang dalam konteks budaya Barat. Jika budaya Cina telah

mempengaruhi pemikiran Jepang selama dua ribu tahun, nilai-nilai Negara bagian

Barat, sebagai pengaruh Eropa atau Amerika di perkenalkan kepada Jepang hanya

pada abad terakhir. Jepang menghadapi masa singkat terhadap pemikiran barat

Universitas Sumatera Utara

Page 51: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

43

dengan sebutan modernisasi. Gelombang terhadap pengaruh barat sangat

mempengaruhi pola pikir masyarakat Jepang yang mulai menggunakan istilah

demokrasi dalam sistem pemerintahan dan merubah tatanan sosial setelah perang

dunia kedua.

Warisan budaya yang penting dari Filsofi Konfusianisme Jepang modern

mendapatkan pemahaman dari Konfusianisme dalam sejarah filsofi. Walaupun

Konfusius mungkin mempunyai peranan dalam menyebarkan ajaran

Konfusianisme, ia dengan jelas memberikan pengaruh baru terhadap perubahan

jalan filsofi. Perubahan tersebut telah memberikan kebangkitan pada masa

imperial pemerintahan Meiji, berarti ketentuan dalam filsofi mengembalikan

kepada masa dimana masyarakat mendukung pemerintahan yang ideal dan

berkarakteristik Konfusianisme. Fakta yang terlihat jelas yaitu penggunaan

kebijakan masa sebelumnya mengantarkan kepada masa sejarah yang baru, salah

satunya terhadap perubahan besar dalam beberapa aspek sosial.

Yoshida Shoin (1830-1859) adalah seorang yang belajar Konfusianisme

secara turun-temurun dari seorang master yang menerapkan pengajaran

Konfusianisme yang di sebut dengan Yamaga Sokou. Filsofi Sokou di kenal

dengan Essential Records Of the Sagely Teachings (seikyou youroku) yang

memiliki arti Catatan Penting Pengajaran Kebijaksanaan, singkat tetapi beberapa

poin mengkritik pemikiran Neo-Konfusianisme. Hal tersebut dianjurkan dalam

Sokou yang berpedoman pada Analekta. Sebagai orang yang menyebarkan Sokou,

Shoin melalui jalur Beasiswa Yamagita yang membantu murid-murid lain untuk

mempelajari Sokou seperti Ito Hirobumi (1841-1909). Perubahan Choushuu

Universitas Sumatera Utara

Page 52: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

44

merubah pernyatan Meiji dalam Restorasinya berintikan pada Konfusianisme dan

Neo-Konfusianisme yang menjadi sumber kekuatan dalam Restorasi Meiji.

Pada masa pemerintahan Meiji menemukan bagaimana mengembalikan

bentuk tradisi jepang terhadap pengaruh tersendiri dari Negara bagian Barat. Ini

benar-benar sebuah pemikiran yang baik, sebagai hasilnya pemberhentian

terhadap pembelajaran konfusianisme. Bagaimanapun yang sangat terlihat

berbeda dalam masa kepemimpinan Meiji yang mempromosikan pemikiran barat

dengan latar belakang pembelajaran Konfusionisme.

Disebut dengan Kokumin Dotoku, atau etika nasional yang mengajarkan

dasar-dasar terhadap nilai-nilai Konfusianisme yang terpilih contohnya seperti

kesetiaan dan berkasih sayang. Patut diperhatikan untuk memiliki kepemimpinan

sekalipun selama jalur nasionalisme yang tinggi mengartikan Konfusianisme

menghasilkan awal masa modern yang berubah menjadi filsofi menggunakan

memperkaya kosakata bahasa Jepang, Tetsugaku. Kata bahasa Jepang ini

diterjemahakan menjadi filsofi kembali menyinggung Book of History dari

kesastraan Cina yang didalamnya terdapat Konfusianisme klasik yaitu tetsu

(dalam bahasa Cina: Zhi) merujuk kepada kebijaksanaan menunjukan

kebijaksanaan kuno dari Cina. Terhadap hal tersebut pelajaran mengenai

kebijaksanaan dalam arti sesungguhnya dari tetsugaku telah menjadi karakteristik

rancangan Konfusianisme.

Filsofi konfusianisme telah menuliskan betapa semangat dan mudah untuk

diri sendiri seperti pada Yamaga Sokou yang berargumen pada suatu poin rasa

nasionalisme yang berlebihan terhadap Negara Jepang menjadi fokus pada

Universitas Sumatera Utara

Page 53: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

45

pembelajaran setelah masa peperangan. Biasanya karena semua hal berhubungan

dengan Konfusianisme beberapa kelebihan terhadap ideologi dari pada filsofi

(warisan yang di dapatkan saat masa perang). Konfusianisme sangat sering

menjadi terjemahan sederhana dalam pemikiran (shisho) atau ideologi (ideorogii),

singkatnya berbentuk feodalisme. Di Negara lain, termasuk Cina modern,

mengartikan Konfusianisme sebagai hidup dalam filsofi secara terus-menerus.

Tetapi pelajar dari Jepang memiliki pandangan yang lebih luas terhadap benda-

benda bersejarah tidak hanya hal utama yang ada dalam filsofi.

Salah satu bukti bahwa filsofi Konfusianisme masih berperan dalam

kehidupan Jepang modern, dengan adanya pusat filsofi di Universitas Tokyo sejak

tahun 2002 atau yang di sebut dengan UTPC (University of Tokyo Center for

Philsophy) yang berarti Pusat Filsafat Universitas Tokyo telah menetapkan

Universitas tersebut sebagai sebuah Universitas Internasional yang meneliti

mengenai masalah filsofi yang ada. Pencapaian UTPC dengan kerja kerasnya

dalam menentukan Jepang sebagai Negara yang memiliki sejarah panjang

tradisional filsofi. Untuk mendukung pembicaraan yang memiliki hubungan

dengan pokok permasalahan filsofi, sebagaimana kedudukan Konfusianisme

sebagai dasar filsofi Jepang.UTCP adalah bukti yang mewakili penetapan

terhadap ide dari “filsofi Jepang” dan “filsofi Konfusianisme Jepang”. Dengan

usaha dari pusat Timur-Barat dan Departemen Filsofi Universitas Hawain, UTPC

dan JJP berusaha untuk berkontribusi secara penuh dalam membangkitkan

kembali ketertarikan terhadap Konfusianisme dan berkontribusi dalam penulisan

filsofi Jepang (Tucker, 2013:38)

Universitas Sumatera Utara

Page 54: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

46

2.4.1 Hubungan Manusia dengan Manusia

Menurut Tucker (2013:21) dalam pengajaran Konfusianisme menghindari

persoalan spiritual. Dikatagorikan sebagai seorang agnostik yang mempercayai

spiritual dan supernatural tetapi tidak tertarik dengan hal tersebut. Sifat manusiawi

dan rasional terlihat dalam ajaran konfusianisme. "posisinya dalam hal kesetian

ini: apapun yang terlihat bertentangan dengan akal sehat yang merupakan tradisi

popular dan apapun yang mencakup maksud menjalankan kehidupan sosial, ia

menganggapnya tidak menarik” merupakan jawaban dari budaya dan masalah

sosial yang di temukan dalam kemanusiaan tersebut bukan dalam hal supernatural.

Dalam analek Bab VII nomor 20 seorang murid Konfusius menulis “Master

tidak pernah berbicara sangat banyak merupakan kekuatan dalam perbuatan ,

kekacauan atau semangat”. Dalam analek bab 6 nomor 20 Konfusius menyatakan,

“untuk menyerahkan diri terhadap pekerjaan yang berhubungan dengan

kemanusiaan dan ketika beranggapan semangat tetap menyendiri dari mereka,

mungkin dikatakan sebagai kebijaksanaan” . Dalam analek bab 5 nomor 12

yaitu“master kami konsen memandang budaya dan diluar dari kata ketuhanan,

kami mengizinkan untuk mendengar tentang manusia alam dan bagaimana jalan

menuju surga, dia tidak akan menceritakan kepada kami semuanya”.

Konfusius kadang dikatakan sebagai “utusan dari surga” dia terlihat

menerjemahkan arti dari hukum alam terhadap benda lainnya. Seseorang yang

harus mencari kehidupan dengan ketentraman. Seseorang harus berhati-hati untuk

tidak melakukan kekerasan agar hidup di surga. Dalam analek pada Bab 3 nomor

13 Konfusius menulis, “ dia yang mau mengikuti jalan yang salah dari jalan surga

tidak ada artinya ia tinggal di dunia”.

Universitas Sumatera Utara

Page 55: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

47

Konfusianisme menfokuskan kepada manusia yang hidup di bumi. Dalam

sistem ajaran Konfusianisme, ketuhanan menjadi hal yang tidak memiliki

peraturan berarti. Dalam filsofi, manusia menjadi pusat dan bersandar kepada

usaha diri sendiri, dan pemikiran terhadap diri sendiri. Hasil akhir dari hidup

adalah untuk hidup dengan moral kebaikan. Sebelum meninggal dunia, Konfusius

berpandangan sama dengan agama tradisional Cina dan Buddha untuk menambah

komponen spiritual.

Humanisme adalah karakteristik Konfusianisme. Ini adalah perhatian dan

penghormatan kepada laki-laki dan perempuan sebagai individu. Humanisme

mengacu pada ide manusia secara spesifik. Humanisme menolak baik

antroposentrisme (ajaran mengenai manusia adalah pusat alam semesta) dan

naturalisme (alam merupakan pusat alam semesta) karena keduanya berat sebelah

dan tidak bijaksana dalam mengenali eksentrisitas manusia: antroposentrisme

terlalu menghargai manusia, sementara naturalisme terlalu merendahkan manusia.

Ungkapan in seperti dalam “man in nature” atau “man in the landscape”

merupakan istilah ecstatic bahwa, sebagai manusia mempunyai keterarahan-diri,

manusia bukan objek semata atau materi. Manusia dapat disebut fana dari semua

yang fana karena dia satu-satunya makhluk yang menyadari sepenuhnya akan

kematiannya sebagai kejadian yang akan datang. Dengan cara yang sama, dapat

dikatakan bahwa alam mempunyai sejarah tetapi tidak mengetahuinya, sedangkan

manusia mengetahui bahwa dia mempunyai sejarah dan membuat sejarah pula.

Menurut C. Alexander Simpkins dan Analen Simkins dalam Hutabarat

(2009:26-29) ajaran pokok Konfusianisme berkisar antara cara hidup dan cara

menjalani hubungan. Kehidupan sehari-hari menjadi fokus ajarannya. Membuat

Universitas Sumatera Utara

Page 56: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

48

kehidupan menjadi yang terbaik menjadi tujuan utamanya. Konfusius

menunjukkan cara untuk menghadapi masalah dan cara berubah sehingga manusia

dapat membangkitkan kebijaksanaan dan potensi. Pokok ajaran konfusianisme

sebagai berikut:

1. Jen

Jen adalah kemurahan hati, cinta yang agung, mengekspresikan Tao

kemanusiaan. Jen adalah sumber utama keluhuran: kebijaksanaan, cinta, belas

kasih dan kesetaraan. Jen adalah sumber utama keluhuran yang terwujud

sebagai yi atau kebaikan. Moralitas berasal dari cinta kasih. Jen menunjukan

pada kemanusiaan, sifat alami manusia sendiri, dan selalu mencakup hal-hal

lainnya. Jen adalah kualitas yang unik pada manusia yang membedakannya

dengan binatang.

Jen memerlukan kebajikan yang altruistik, tulus, dan bersimpati terhadap

sesama. Menjalani hidup sesuai dengan Jen berarti hidup dengan harmoni dan

selaras dengan kebajikan penuh cinta yang ada dalam diri.

Cinta yang mengorbankan segalanya tanpa pamrih terhadap keluarga kita

adalah prinsip yang utama. Kepatuhan anak adalah salah satu bentuk dari Jen

dalam keluarga. ketika seseorang memperlakukan keluarga dengan jen berarti

ia melakukan kebajikan, menyatukan keluarganya, komunitasnya, negrinya

dan akhirnya seluruh dunia dengan kebajikan yang penuh cinta kasih.

Jen memiliki dua hal yang menjadi aspek tindakan dalam berhubungan

dengan sesama manusia, yaitu chung dan shu yang membimbing seseorang

Universitas Sumatera Utara

Page 57: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

49

dalam hal-hal yang seharusnya dilakukan maupun hal-hal yang tidak perlu

dilakukan. Chung atau jalan tengah adalah sesuatu yang positif dan jernih.

Seperti halnya emas, chung menuntun perilaku seseorang dalam pengertian

aktif, memberitahu agar memperlakukan sesama manusia dengan baik sesuai

dengan kebajikan. Memampukan untuk mengembangkan rasa kebaikan, yakni

hal-hal yang seharusnya dilakukan sesuai dengan hubungan peranan dalam

kehidupan dan lingkungan hidup. Berempati dan bersungguh-sungguh dalam

membantu sesama. Chung bersifat tegas, aktif dan positif. Oleh karena itu

bertindaklah sesuai dengan cinta dan respek terhadap kebajikan, tanpa pamrih

member bantuan dengan tulus. Standar penilaian untuk memilih dan

menentukan hal-hal yang seharusnya dilakukan merupakan sesuatu yang telah

ada di dalam diri manusia yang menyatu dengan sifat alaminya. Pilihan

mengenai cara memperlakukan orang tua, keluarga, atau sesama manusia di

dalam hubungan harus sesuai dengan standar tersebut.

Sedangkan shu merupakan kesediaan untuk menerima, panduan untuk

bertingkah laku. Shu berarti menjalani hidup dengan altruism tanpa

mengharapkan sifat timbal baliknya. Shu biasa disebut aturan perak, yaitu

jangan melakukan sesuatu kepada orang lain kalau tidak mau orang lain

melakukan hal itu terhadap anda.

2. Li dan Wen

Li adalah keluhuran yang fundamental yakni bentuk atau prinsip. Li di

ekspresikan sebagai kesopanan, perilaku, bentuk hubungan, dan tindakan. Li

mencakup ritual, adat-istiadat, dan pola hidup. Li dan chi dianggap sebagai

dasar dari segala yang ada. Li telah ditafsirkan dengan banyak cara, tetapi

Universitas Sumatera Utara

Page 58: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

50

maknanya selalu kembali pada hakikat bentuk yakni bentuk yang ada dalam

diri manusia.

Dalam konfusianisme, bentuk adalah yang utama. Bentuk adalah

prinsip dan prinsip adalah bentuk. Bentuk dianggap sebagai lambing

kebijaksanaan sejati atau persepsi tercerahkan. Dalam situasi sosial, Li

adalah semangat yang memberikan makna atau memungkinan munculnya

makna.

Konfusianisme menghubungkan bentuk objek nyata yang ada di dunia

terkait erat dan diciptakan sesuai bentuknya sendiri. Bentuk terlebih dahulu

ada, kemudian hakikat mengikutinya. Bentuk di ekspresikan melalui bentuk

nyata di dunia ini, bukan sebagai sesuatu ideal yang melaluinya.

Adat kebiasaan, ritual, dan tradisi sama-sama mengandung Li, tetapi Li

ssendiri tidak terbatas pada bentuk, kebiasaan, ritual, atau tradisi itu sendiri.

Li adalah roh dari kebiasaan, ritual, atau tradisi itu sendiri. Karena konfusius

percaya mempelajari hal-hal klasik yang diikuti dengan partisipasi penuh

hormat dan ritual, kebiasaan dan tradisi akan menuju pada pemahaman yang

tercerahkan. Menyelidiki sifat alami, segala hal akan membantu orang yang

dengan tulus, melakukan pencarian sehingga mereka memahami Li yang

terdapat pada semua itu, dan pada gilirannya akan menemukan Li itu sendiri.

Li terwujud sebagai bentuk hubungan di dalam masyarakat. Prinsip

Lidalam sifat alami manusia mendorong manusia untuk menentukan baik

dan buruk, benar dan salah di dalam perilakunya. Kepatuhan anak dan kasih

sayang adalah suatukonsuekuensi langsung dari Li yang melekat dalam

hubungan umat manusia.

Universitas Sumatera Utara

Page 59: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

51

Konfusius sangat mencintai seni karena mengangap seni memiliki salah

satu pengaruh yang paling besar terhadap manusia. Ketika di kombinasikan

antara Li dan Wen (budaya dan seni) membantu manusia mengolah

keselarasan dan mempromosikan keluhuran. Seni yang di maksud dalam

Wen yaitu musik, hasil pertukangan, puisi, arsitektur, semua kualitas estetis

dan berbudaya dalam karya cipta manusia.

Seni memiliki daya untuk melepaskan roh dan mengentaskan

kemanusiaan ketingkat terbaik. Cinta dan rasa hormat Konfusius terhadap

seni berasal dari pengelihatannya terhadap dampak seni yang positif

terhadap manusia. Contohnya, ketika mendengarkan musik dengan

harmonisasi yang baik dan indah, jiwa akan terasa menghargai apa yang

anda dengar dan merasakannya dengan penuh penghayatan dan kelembutan.

Seni adalah salah satu aspek penting dalam budaya manusia dan seharusnya

kita melibatkan diri kita sendiri di dalamnya.

3. Chung

Chung adalah tengah-tengah atau pusat yang menjadi titik

keseimbangan, semacam indra keenam dalam sifat kemanusiaan. Chung

adalah sesuatu yang bersifat aktif, positif dan menunjukkan jalan. Konfusius

dan Mensius menyatakan bahwa kodrat manusia sepenuhnya berkembang

merupakan standar upaya batin yang jujur untuk mendapatkan kebenaran,

kompasuntuk menemukan arah yang harus di tempuh dalam perjalanan

hidup manusia.

Jalan tengah adalah pusat kepribadian, yakni garis yang menjadi

standar untuk pengolahan diri. Sebagai contoh, meskipun penguasa bijak

Universitas Sumatera Utara

Page 60: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

52

diharapkan menetapkan standar bagi rakyatnya, tetapi standar yang di

gunakan oleh pemimpin itu sendiri ada dalam batinnya. Tuan tanah hingga

petani sama-sama memiliki standar perilaku pusat mereka, sifat manusia

yang bijaksana.

Jalan tengah adalah pusat yang menengahi hal-hal yang berlebihan.

Konfusius menasehati orang-orang agar menjadi seimbang. Karena dalam

keseimbangan terdapat kebijaksanaan.

4. Chun-tzu

Chun-tzu (orang bijak) adalah manusia sejati yang benar-benar tulus

dan jujur terhadap sifat alaminya. Konfusius percaya bahwa ketulusan

muncul lebih dulu. Tidak seorangpun dapat menempuh jalur menuju

tercapainya kebijaksanaan jika tidak memiliki ketulusan.

Semua orang pernah melakukan kesalahan, tetapi hanya sedikit yang

bersikap rendah hati ketika melakukan kesalahan dan memperbaiki tindakan

mereka yang salah. Konfusius menekankan sikap rendah hati dan jujur,

terutama ketika tidak adanya orang lain yang menyaksikan atau menegurnya

atau mendisiplinkannya.

Sifat asli manusia pada dasarnya baik. Mengekspresikan hal-hal positif

dari sifat manusia adalah pilihan yang dianugrahkan dalam perjalanan hidup.

Mengembangkan diri seutuhnya pada jalur konfusianisme berarti tidak

hanya sekedar belajar menghargai kebaikan yang tidak kentara di dalam diri

sendiri, melainkan juga mencintai jalan hidup sesuai dengannya.

Konfusius berprinsip seseorang harus menyelesaikan peran yang

dimainkannya di dalam kehidupan ini, apapun peran yang dijalaninya. Jika

Universitas Sumatera Utara

Page 61: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

53

ingin mengembangkan diri menjadi manusia sejati, seseorang perlu belajar

untuk hidup dengan bijaksana, menyatukan hal-hal terbaik yang diberikan

ilmu pengetahuan kedalam dirinya.

Kalangan Neo-Konfusianisme menambahkan dimensi lain dalam

pembelajaran ketika mempelajari Li. Orang bijak berusaha memahami segala hal

seputar dunia dengan mengeksplorasi prinsip yang merupakan hakikat di balik

segala hal. Dengan demikian, pengertian yang di peroleh tidak pernah dangkal.

Pikiran yang mendalam dan cermat harus disertai dengan pembelajaran.

Pembelajaran tanpa berpikir hanya menyia-nyiakan waktu, sedangkan berpikir

tanpa belajar merupakan sesuatu yang berbahaya.

Salah satu hal yang dimiliki orang bijak adalah kemuliaan. Kemuliaan

adalah soal perilaku, bukannya sesuatu yang melekat dalam diri ketika manusia

lahir. Kemuliaan adalah tindakan, hal-hal yang manusia lakukan, bukannya

sesuatu yang di wariskan secara turun-temurun berdasarkan keturunan. Seorang

bergerak maju menuju arah kualitas yang dimiliki kaum bijak apabila ia

mengembangkan kehangatan, kebaikan sejati dan keramahan. Dengan menjadi

tenang dan tentram di dalam batin, orang bijak menginspirasi orang lain untuk

sepenuhnya merasa tentram.

Orang bijak yang sejati adalah orang yang tenang dan tentram. Ketenangan

diperoleh karena dapat menemukan hal-hal yang positif dalam situasi maupun

dalam watak orang lain. Orang lebih mulia menekankan kualitas positif pada

orang lain dan membantu mereka menjadi demikian. Orang biasa hanya melihat

hal negatifnya saja.

Universitas Sumatera Utara

Page 62: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

54

Orang lain dapat dipengaruhi sikap positif oleh kekuatan batin orang bijak.

Kualitas baik yang dimulai dari batin individu dimaksudkan untuk membantu

orang lain secara umum. Oleh karena itu, Konfusius mendorong murid-muridnya

untuk sepenuhnya mengembangkan kemanusiaan yang ada pada sifat alami

mereka yang terdalam, bukan sekedar untuk perkembangan pribadi, melainkan

demi perkembangan sesama. Akan selalu ada harapan bagi dunia, tidak peduli

betapa terkadang hidup terlihat begitu sulit, tetapi manusia meningkatkan dirinya

(Hutabarat, 2009:31)

Terpusat pada ajaran konfusianisme peraturan mengenai berinteraksi dan

bersosial. Ada lima hal yang menjadi hubungan yang erat yaitu:

1. Menjadi ayah yang baik hati dan anak yang patuh serta taat.

2. Lemah lembut sebagai kakak tertua dan rendah hati dan menghormati

sebagai adik termuda.

3. Berprilaku yang adil sebagai suami dan menjadi istri yang patuh.

4. Menjadi penjaga kuil yang selalu ramah dan sebagai junior menghormati

senior.

5. Peraturan selalu mengarahkan kepada kebaikan, setia, hormat dan tunduk

kepada pemerintahan.

Jika semua perilaku diatas diterapkan pada kehidupan sehari-hari maka akan

menjadi harmoni pada seluruh bagian kehidupan (Tucker, 2015:7)

Dalam kehidupan berkeluarga ayah merupakan kunci utama sebagai sosok

yang berpengaruh. Dia harus menjadi contoh yang baik untuk anak laki-laki.

Kewajiban seorang anak laki-laki adalah patuh terhadap perintah ayahnya tanpa

Universitas Sumatera Utara

Page 63: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

55

bertanya dan menghormatinya, walaupun setelah meninggal. Ketika ayah

meninggal, kepatuhan di berikan kepada anak laki-laki tertua. Konfusius

menyatakan dalam Analekta Bab II nomor 5 : “Meng I Tzu menanyakan

mengenai cara memperlakukan orang tua. Master berkata ‘jangan pernah tidak

patuh terhadapnya…ketika mereka masih hidup, bantulah mereka sesuai dengan

sebagaimana yang ada pada ritual. Ketika mereka meninggal, makamkan mereka

sebagaimana yang ada pada ritual dan berkorbanlah untuk mereka sebagaimana

yang ada pada ritual”.

Pemikiran Konfusius bahwa pemerintahan harus mementingkan orang-

orang di Negara. Kerajaan feodal mau mendengarkan apa yang di butuhkan

banyak orang. Jika aturan dalam kehidupan berprinsip pada yang tertinggi,

kemudian orang-orang akan mengikuti dan ada yang akan membentuk dari hal

yang paling besar juga hal kecil. Pekerjaan tersebut dilakukan oleh bawahan untuk

tidak bertanya mengenai kesetiaan kepada atasan mereka. Konfusius menyatakan

dalam analekta bab 13 nomor 11 “ini mengatakan bahwa apabila seorang yang

baik bekerja untuk Negara untuk seribu tahun, kemungkinan besar akan jauh dari

dari kekerasan dan menghapuskan pembunuhan. Yang dikatakan ini tentu saja

benar.”Konfusius percaya bahwa masyarakat yang baik dicapai melalui

pendidikan.

Konfusius tidak merasa membantu menolong praktek dalam kehidupan

sehari-hari, kemudian berasumsi dia tidak menjadi rujukan dari pokok

permasalahan.konfusius tidak membuat agama baru, tetapi hanya

memperkenalkan filsofi dalam beretika. Sistem dari Konfusianisme mengucapkan

Universitas Sumatera Utara

Page 64: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

56

kata-kata mengenai tingkah laku yang pantas dalam sebuah hubungan sesama

manusia. Begitu pula saat upacara agama tau perayaan lainnya dan yang

berhubungan dengan pemerintahan. Inti dari masalah umat manusia berdasarkan

Konfusius adalah bahwa orang-orang tidak berpendidikan dan tidak tahu

bagaimana berprilaku terhadap diri mereka sendiri apalagi pada peraturan

kehidupan sosial. Hasil akhir yang paling utama dari kehidupan adalah menjadi

berpendidikan dan bermoral dalam kehidupan. Tidak ada tuhan yang menolong

manusia dalam berusaha dalam filsofi Konfusianisme. Konfusius mengatakan

dalam Analekta Bab III nomor 13: “Seseorang yang dirinya masuk kedalam hal

yang salah, surga yang tidak ada artinya saat nafas terakhir.”

Menurut Konfusianisme semua hal mengenai orang yang hidup yang

terbaik adalah Li. Tanpanya kita tidak akan mengetahui bagaimana cara berprilaku

yang pantas dalam beribadat dari semangat persatuan, bagaimana cara bersikap

yang pantas kepada Raja dan Mentri, mengatur dan diatur, dan antara yang tertua

dan yang masih baru, atau bagaimana perilaku bermoral dalam berinteraksi antara

hubungan intim, antara hubungan dengan orangtua dan anak, antara saudara, atau

bagaimana membedakan antara hubungan dalam keluarga.

2.4.2 Hubungan Manusia dengan Alam

Menurut Tucker (2013:23-24) tindakan berdasarkan kebutuhan alam

memelihara dan secara terus-menerus dengan sendirinya dan untuk kebutuhan

ekonomi menggunakan sumber daya alam membutuhkan komitmen sebagai etika

ekologis dalam Konfusianisme. Manusia memiliki pengetahuan untuk

Universitas Sumatera Utara

Page 65: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

57

melindungi dan membuat sesuatu menggunakan sumber daya alam mula-mula

dari kebijakan pertanian pada masa Cina Kuno. Berdasarkan pada sejarah, Kaisar

Yu pada umurnya yang ke 21 sadar bahwa ekologi membutuhkan perlindungan.

Dia member perintah bahwa : “di musim semi menebang pohon dilarang di hutan

sehingga pohon dan rerumputan semak-semak bisa tumbuh, di musim panas

dilarang untuk menangkap ikan menggunakan jarring di sungai dan kolam

sehingga ikan dan kura-kura bisa tumbuh.”. kemudian pada masa pemerintahan

Kaisar Wen dari dinasti Zhou membantah apa yang di perintahkan oleh Raja Wu

yaitu “kapak tidak boleh digunakan di hutan gunung agar pohon dan semak-semak

bisa tumbuh , jarring tidak boleh di gunakan di sungai ataupun di kolam agar pada

saat tersebut ikan dan kura-kura bisa berkembang. Dilain kesempatan ikan dan

kura-kura pergi ke dasar kolam, burung-burung dan binatang buas pergi dan

hidup dalam hutan dan semak-semak, sendirian dan kesulitan.”. King Wen

mengatakan ini adalah indikasi kesuksesan yang bisa diambil dari sumberdaya

alam dan melindungi lingkungan yang lebih konsen terhadap persoalan

kebangkitan dan kejatuhan Negara.

Xunzi memusatkan perhatian pada tanggung jawab manusia terhadap alam

yaitu:

“Respond to it with peace and order, and good fortune will

result. Respond to it with disorder, and disaster will follow. If the

foundations of living (i.e., agriculture and sericulture) are

strengthened and are economically used, then Nature cannot bring

impoverishment. But if the foundations of living are neglected and

used extravagantly, then Nature cannot make the country rich.”

Universitas Sumatera Utara

Page 66: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

58

Kalimat diatas memiliki arti untuk menanggapi perdamaian dan perintah,

dan keberuntungan yang baik akan menghasilkan. Menanggapi dengan tanpa

perintah, dan bencana akan mengikuti. Jika mengikuti pondasi hidup (contohnya

seperti pertanian dan budaya yang selaras)menggunakan kekuatan dan ekonomi,

dari pada membawa perbaikan. Tetapi jika pondasi hidup diabaikan dan

digunakan secara berlebihan, dari pada alam tidak membuat Negara menjadi kaya.

Karena itu Konfusianisme menerangkan bahwa untuk menjadi manusia

harus mengontrol dan membatasi keinginan mereka, jadi sumber daya alam bisa

digunakan secara rasional dan sesuai keperluan, kemudian memproduksi kembali

serta mengkonsumsi agar tetap seimbang. Konfusius sendiri bersikap tegas

menentang penyalahgunaan sumber daya. Ia menganjurkan bahwa aturan tersebut

berpengaruh terhadap pengeluaran ekonomi yang memiliki efek terhadap sumber

daya alam dan menggunakan para buruh tani untuk kemunduran dari musim tahun.

Mensius termasuk di dalamnya Konfusius berpikir tentang hal tersebut. Dia

menanyakan peraturan mengenai mengontrol dan membatasi keinginan memiliki

bahan mentah atau benda yang berasal dari sumber daya alam dan memberikan

perhatian kepada pengembangan produksi. Dia mengatakan: “ Pengolahan yang

baik dan memberikan pajak yang murah akan membuat orang-orang menjadi lebih

kaya”. Ia juga mengatakan “Jika suatu lahan diolah pada waktu tersebut, padi

tidak akan bisa dimakan dan ikan tidak akan tertangkap dengan menggunakan

jaring, ikan dan kura-kura tidak akan di beri makan, jika semak-semak dan pohon

di potong pada waktu yang tepat, pohon tidak akan bisa di gunakan”. Xunxi

mengatakan bahwa: “ ketika sungai dan kolam dalam,” dia mengatakan “ ikan dan

kura-kura akan kembali, ketika hutan di gunung dan semak-semak tumbuh

Universitas Sumatera Utara

Page 67: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

59

subur,burung dan binatang buas akan kembali”. Keduanya yaitu Xunzi dan

Mencius memiliki ide untuk menjadikan kebaikan untuk semua orang dan semua

hal, yang mana telah tergambarkan dari ajaran konfusianisme yang penting dalam

semua segi kehidupan. Pemikiran Konfusianisme member pengertian bahwa

hanya cara ini yang bisa membuat sengalanya tetap ada dan berbagai macam

sesuai dengan hukum alam, ketika kemanusiaan bisa memiliki hidup yang

memiliki cukup sumber daya alam untuk kehidupan bermasyarakat. Contoh kecil

peraturan dalam masyarakat yang aktif dan produktif harus memiliki keuntungan

dalam mengembangkan sumber daya untuk pengembangan sumber daya harus

memiliki sumber daya manusia yang baik.

Konfusianisme berpandangan bahwa manusia memiliki peranan penting dari

alam dan mereka harus berkontribusi dan beraksi sesuai dengan hukum yang

berhubungan dengan perlindungan alam. Pada kenyataannya pada masa sekarang,

tentu saja membuktikan sebaliknya manusia dengan keji telah melakukan

eksploitasi sumber daya alam dan menimbulkan dampak besar pada kerusakan

sumber daya alam, pada kesimpulannya manusia harus memiliki sumber

mengenai moral. Konfusianisme memiliki kepercayaan bahwa kesatuan alam

langit dan manusia harus memiliki moral. Konfusianisme berprinsip pada

kontribusi nilai-nilai dalam kehidupan. Inti dati pelajaran etika Konfusanisme

adalah ren atau kebajikan. Konfusius mengambil ajaran pada penerapan kebajikan

pada banyak hal ideal dalam kehidupan. Ia berkeinginan bahwa semua hal yang

ada di alam menjadi pondasi benda-benda yang mana orang-arang akan hidup

bersamanya, oleh karena itu manusia harus berprilaku bersahabat dengan alam.

Dia juga berpikir bahwa hidup dengan baik menetapkan untuk berhubungan

Universitas Sumatera Utara

Page 68: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

60

dengan kecintaan terhadap alam dan dan menganggap mereka seperti teman

sendiri, melindunginya dengan kasih sayang melakukan penebangan pada pohon

dan membunuh binatang pada waktu yang benar-benar mendesak. Oleh karena

itu,cinta dan kasih sayang terhadap manusia harus memberikan perlindungan dan

merespon sumber daya alam. Alam telah di memberikan seluruh kekuatan pada

kewajiban bekasih sayang dalam konfusianisme yaitu kita harus menjadi orang

yang berkasih sayang tidak hanya kepada sesama manusia tetapi juga kepada alam.

Ini karena manusia berhubungan dengan surga dan bumi, merupakan bentuk dari

tiga serangkai.

Diambil dari pandangan Konfusianisme bahwa berdasarkan krisis

ekologikal berasal dari krisis spiritual dalam kemanusiaan, solusi dari krisis

ekologikal benar-benar berhenti dengan meregenerasi kemanusiaan. Ini adalah hal

yang harus di perhitungkan pada perasaan moral, hanya untuk yang telah

mempersiapkan observasi terhadap regulasi perlindungan sumber daya alam,

memikul tanggung jawab, dan kewajiban terhadap alam. Konfusius

mengidentifikasi berbagai macam karakter orang yang bermoral mulia. Teori

mengenai persatuan antara surga dan manusia menjadi bermasyarakat sesuai

dengan zamannya cara baru berpikir mengenai jawaban dari hubungan antara

dunia, manusia dan alam. Hubungan ini harus menjadi kesatuan dan harmonis.

Pada akhir analisa untuk melindungi alam dan sumber daya lainnya adalah untuk

melindungi manusia itu sendiri. Ide terpusat pada persatuan antara manusia, surga

dan menjangkau kasih sayang dan cinta terhadap alam, tetapi juga memberikan

kasih sayang pada manusia generasi berikutnya melalui jaminan alam terpelihara

Universitas Sumatera Utara

Page 69: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

61

dari kepentingan generasi terdahulu yang mengusahakan keuntungan pada

generasi yang belum lahir.

Etika ekologikal Konfusianisme bisa langsung dipahami oleh orang-orang

dan mengendalikan hubungan antara seseorang dan lainnya, satu generasi ke

generasi lainnya, individu dan masyarakat, orang-orang dan alam, bagian menarik

dan ketertarikan pada keseluruhan, ketertarikan pada waktu yang singkat dan pada

waktu yang lama. Pertengahan dalam dua abad memberikan kecocokan alasan

untuk menghentikan dan berpikir ulang secara terus-menerus mendasari

bagaimana mempertahankan harmonisasi antara peradaban manusia dan alam.

Waktu sangat di butuhkan untuk menyadari harmonisasiekologikal berdasarkan

etika Konfusianisme ini sebagai abad penghijauan.

2.4.3 Hubungan Manusia dengan Dewa

Teori mengenai keutuhan surga dan manusia dicakup dalam konfusianisme.

Dalam arti dari doktrin (zhongyong) mengatakan: “semua hal yang ada hidup

bersama dan mereka tidak saling berbuat kerusakan, semua cara akan hidup

bersama dan mereka tidak menjadi konflik”. Mencius juga memberikan

pandangan terhadap persatuan dan perwujudan yaitu: “di semua tempat yang

menjadi tempat orang bijaksana meninggal, berhenti memandu orang-orang

menolong untuk berubah, tempat dimana orang bijak menetap, sebuah aturan

misteri yang berperan untuknya, orang bijaksana akan tinggal di atas dengan surga,

di bawah dengan bumi”. Lu jia menghubungkan keduanya yaitu: “tradisi memiliki

surga yang memberikan kelahiran pada beribu-ribu hal menjadi pemelihara bumi

dan membawa penyelesaian dari orang-orang bijak”. Penjelasan ini merubah dan

mengembangkan bahwa manusia dan alam saling berhubungan, harmoni dan

Universitas Sumatera Utara

Page 70: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

62

berubah seimbang. Surga, bumi dan manusia tidak dapat dianggap terisolasi.

Kebalikannya tiga tempat ditempatkan dengan sistem lebih besar dan diambil

secara keseluruhan.

Sebagai observasi yang tepat dari sumber tradisi china, murid Konfusius

Xunzi yang menyatakan: “tian merupakan sebuah perintah alam, beroprasi

berdasarkan tidak mengubah prinsip, tidak ikut campur dalam jalan yang tidak

biasa, dalam urusan manusia tetapi lebih dari pada itu menyediakan dalam

konteks semua hal yang ada dalam kehidupan”. Fung Yu Lan, dalam sejarah

filsofi china mengidentifikasi lima perbedaan makna dalam tian, yaitu:

1. Langit dalam bentuk kesatuan fisik

2. Antropomorfik kerajaan langit

3. Takdir atau nasib.

4. alam

5. Hal tertinggi dalam perintah moral, menekspresikan arti dari doktrin ketika

hal tersebut terbuka untuk observasi bahwa tian merupakan anugerah kita

yaitu alam.

Di Jepang, mengalami perbeda konsep dengan konfusius yang ada di Cina.

Hal ini dikarenakan karakteristik masyarakat di Jepang yang tidak terlalu

menganggap bahwa agama adalah sesuatu yang spesial. Sebagai contoh, orang

Jepang akan menyembah dewa-dewa dari agama yang berbeda tanpa adanya

perasaan yang menyimpang atau bertentangan. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa konsep Konfusius di Cina yang dianggap sebagai suatu agama, ketika

masuk ke Jepang berubah, karena unsur keagamaannya yang berkurang dan yang

Universitas Sumatera Utara

Page 71: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

63

lebih menonjol adalah aspek sekuler dari Konfusius, yaitu dasar pemikiran etika

hubungan antar manusia (https://mizucha.wordpress.com/2013/05/05/japan -

religion -konfusius -di-jepang/)

Kepercayaan terhadap dewa di jepang dalam ajaran Konfusianisme jepang

tidak memiliki peran yang siknifikan terhadap masyarakat jepang. masyarakat

jepang mempercayai ajaran lain yang menjadi kepercayaan terhadap dewa.

Masyarakat jepang cenderung menggunakan kepercayaan dewa-dewa melalui

ajaran Shinto. Shinto, yang berarti ”Jalan dewa” merupakan kepercayaan asli

Jepang. Shinto didasarkan pada pemikiran yang percaya dengan banyak dewa

(polytheisme) dan kekuatan alam (matahari, bulan, gunung, laut, ombak, angina,

petir, dll). Sehingga, hal ini berpengaruh pada sikap hormat yang sangat tinggi

masyarakat Jepang kepada alam, ditunjukkan dengan sikap merawat alam, hingga

saat ini (http:// hansblox. blogspot. co. id/2010/02/kepercayaan-di-negara-jepang-

berikut. html).

Pada masa pemerintahan tokugawa kepercayaan terhadap konfusianisme

hanya di ajarkan pada segi kehidupan sosial tetapi tidak mengenai kepercayaan

terhadap dewa-dewa, surga ataupun hal lainnya yang berhubungan dengan ritual

keagamaan. Oleh karena itu kepercayaan terhadap dewa dalam ajaran

Konfusianisme Jepang tidak memiliki peran penting. Konfusianisme Jepang

hanya berdasarkan pada filsofi yang di dalamnya terdapat berbagai ajaran moral,

etika dan akhlak. Kepercayaan terhadap dewa hanya berupa kepercayaan terhadap

roh nenek moyang yang telah tiada namun tetap dianggap hidup bersamaan

dengan manusia yang hidup.

Universitas Sumatera Utara

Page 72: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

64

BAB III

PENERAPAN MORALKONFUSIANISME

DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR DI JEPANG

3.1 Isi Moral KonfusianismeDalam Pendidikan Tingkat Sekolah Dasar di

Jepang

Moral Konfusianisme di kehidupan Jepang modern terintergrasi dalam

berbagai aspek kehidupan sosial, salah satunya pada pendidikan moral. Pada

masa awal pembentukkan pendidikan moral pengeruh Negara barat, Shintoisme

dan Konfusianisme terintergrasi dalam pendidikan moral Sekolah di Jepang.

Pendidikan moral sekolah dasar bertujuan untuk mengolah moral yang baik

seperti perasaan, pendapat, perilaku dan aktivitas lain yang mendukung. Tujuan

ini seharusnya menjadi tanggungan saat merencanakan semua subjek pelajaran

dan kegiatan sekolah yang memperkaya persatuan yang erat, struktur dan

perkembangan pengawasan untuk menambah pemikiran lebih dalam pada

swatantra hidup dan kesadaran terhadap nilai moral untuk pengaplikasian dalam

kehidupan yang sesungguhnya (Ueda, 2015:7). Terdapat berberapa hal yang

mendasari adanya pendidikan moral, yaitu:

1. Pendidikan moral yang Berhubungan dengan diri sendiri bertujuan agar

murid Sekolah Dasar menerapkan pada dirinya sebagai berikut:

a. Sendiri mengenai kedisiplinan, kebebasan, tanggung jawab dan hidup

dalam keteraturan.

b. Mengarahkan memimpin dirinya, memiliki ambisi dan menghargai

dirinnya sendiri.

Universitas Sumatera Utara

Page 73: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

65

c. Memiliki aspirasi dan keberanian dalam menyampaikan pendapat,

mengontrol diri sendiri dan menjadi kuat.

d. Bersikap adil, jujur dan kreatif.

2. Berhubungan dengan orang lain bertujuan untuk sebagai berikut:

a. Menumbuhkan sikap omoiyori ( perhatian perseorangan terhadap orang

lain) dan berterimakasih.

b. Diharapkan bertingkah laku baik

c. Berteman baik

d. Memiliki rasa kepercayaan terhadap orang lain dan mempercayai orang

lain.

e. Saling mengerti dan menolong.

3. Berhubungan dengan alam dan keindahan bertujuan untuk sebagai berikut:

a. Menghargai hidup

b. Perduli terhadap lingkungan

c. Kagum dan menghormati keindahan alam

d. Menikmati hidup dan keindahan alam.

4. Berhubungan dengan kelompok dan masyarakat memiliki tujuan untuk

sebagai berikut:

a. Taat terhadap hukum serta menjadi warga Negara yang baik

b. Memiliki rasa adil

c. Mencintai perdamaian dan perdamaian sosial

d. Berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat

e. Mencintai keluarga

f. Berguna bagi keluarga

Universitas Sumatera Utara

Page 74: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

66

g. Mencintai tradisi

h. Menghargai tradisi dan budaya

i. Mencintai Negara dan daerah jepang lainnya

j. Mengerti Negara lain serta perdamaian

Sedangkan ajaran pokok Konfusianisme merupakan pedoman moralcara

hidup dan cara menjalani hubungan sesama manusia. Kehidupan sehari-hari

menjadi fokus utama ajarannya. Membuat kehidupan menjadi yang terbaik adalah

sasarannya. Konfusius menunjukkan cara untuk menghadapi masalah dan cara

untuk berubah sehingga manusia dapat membangkitkan inti batin kebijaksanaan,

potensi dalam diri yang belum tersalurkan, dan menjadi orang yang bijaksana.

Pokok ajaran Konfusianisme yang di dalamnya terdapat nilai moral

Konfusianisme adalah sebagai berikut:

1. Jen

Konfusius menyatakan bahwa kabijakan yang harus ditanamkan diatas

semuanya adalah sifat Jen yaitu sifat membersihkan hati manusia. Aspek

tersebut bertujuan untuk mempertahankan cita-cita Konfusius yang

menyangkut penanaman hubungan manusia, perkembangan kemampuan

manusia, menghaluskan kepribadian sendiri, dan menjunjung tinggi hak-hak

manusia. ‘Tujuan Konfusius sendiri dalam menanamkan sifat Jen dalam diri

manusia adalah agar mampu mempraktekkan lima kebijaksanaan di dunia

menurut pandangan Jen, lima kebijaksanaan tersebut adalah menghormat,

keluhuran budi, ketulusan hati, ketekunan dan keramahtamahan’ (Analekta

17:16). Dia juga mengatakan bahwa Jen tercapai karena juga mencintai

Universitas Sumatera Utara

Page 75: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

67

orang lain (http://gudangtugasku.blogspot.co.id /2012 /02/ajaran-

Konfusianisme-tinjauan-sejarah.html).

Didalam Jen terdapat sikap-sikap yang menunjukkan perilaku

bermoral yaitu:

a. Kemurahan hati

b. Cinta yang agung

c. Mengekspresikan rasa kemanusiaan

d. Kebijaksanaan

e. Cinta dan belas kasih

f. Kesetaraan dan kebaikan.

g. Moralitas berasal dari cinta kasih.

h. Bersimpati terhadap sesama

i. Hidup dengan harmoni

j. Cinta yang mengorbankan segalanya tanpa pamrih terhadap keluarga

k. Kepatuhan anak dalam keluarga

l. Menyatukan keluarganya, komunitasnya, negrinya dan akhirnya seluruh

dunia dengan kebajikan yang penuh cinta kasih.

m. Salah satu aspek dalam Konfusianisme adalah Chung atau jalan tengah

adalah sesuatu yang positif dan jernih

n. Chungmenuntun perilaku seseorang dalam pengertian aktif, memberitahu

agar memperlakukan sesama manusia dengan baik sesuai dengan

kebajikan. Memampukan untuk mengembangkan rasa kebaikan, yakni

hal-hal yang seharusnya dilakukan sesuai dengan hubungan peranan

dalam kehidupan dan lingkungan hidup.

Universitas Sumatera Utara

Page 76: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

68

o. Dalam Chung diharapkan memiliki sikap berempati dan bersungguh-

sungguh dalam membantu sesama.

p. Shu merupakan salah satu aspek dalam jen yang berarti kesediaan untuk

menerima, panduan untuk bertingkah laku. Didalam shu terdapat

pemikiran yang mendalam mengenai segala sesuatu memiliki akibat

yaitu jangan melakukan sesuatu kepada orang lain kalau tidak mau orang

lain melakukan hal itu terhadap anda.

2. Li dan Wen

Li adalah keluhuran yang fundamental yakni bentuk atau prinsip,

sedangkan Wen berarti seni. Didalam Li terdapat ajaran moral sebagai

berikut:

a. Kesopanan perilaku, bentuk hubungan, dan tindakan dalam ritual, adat-

istiadat, dan pola hidup.

b. Partisipasi penuh hormat dan ritual, kebiasaan dan tradisi akan menuju

pada pemahaman yang tercerahkan

c. Li merupakan hasil dari membantu orang yang dengan tulus melakukan

d. Li terwujud sebagai bentuk hubungan di dalam masyarakat. Prinsip

Lidalam sifat alami manusia mendorong manusia untuk menentukan baik

dan buruk, benar dan salah di dalam perilakunya.

e. Kepatuhan anak dan kasih sayang adalah suatu konsuekuensi langsung

dari Li yang melekat dalam hubungan umat manusia.

f. Kombinasikan antara Li dan Wen (budaya dan seni) membantu manusia

mengolah keselarasan dan mempromosikan keluhuran. Seni yang di

Universitas Sumatera Utara

Page 77: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

69

maksud dalam Wen yaitu musik, hasil pertukangan, puisi, arsitektur,

semua kualitas estetis dan berbudaya dalam karya cipta manusia.

3. Chung

Chung adalah tengah-tengah atau pusat yang menjadi titik keseimbangan,

semacam indra keenam dalam sifat manusiaan. Didalam Chungterdapat nilai

moral sebagai berikut:

a. Upaya batin yang jujur untuk mendapatkan kebenaran, kompas untuk

menemukan arah yang harus di tempuh dalam perjalanan hidup manusia.

b. Pusat kepribadian, yakni garis yang menjadi standar untuk pengolahan

diri. Sebagai contoh, meskipun penguasa bijak diharapkan menetapkan

standar bagi rakyatnya, tetapi standar yang di gunakan oleh pemimpin itu

sendiri ada dalam batinnya. Tuan tanah hingga petani sama-sama

memiliki standar perilaku pusat mereka, sifat manusia yang bijaksana.

c. Menengahi hal-hal yang berlebihan. Konfusius menasehati orang-orang

agar menjadi seimbang. Karena dalam keseimbangan terdapat

kebijaksanaan.

4. Chun-tzu

Chun-tzu (orang bijak) adalah manusia sejati. Nilai moral dalam Chun-

tzu adalah sebagai berikut:

a. Tulus dan jujur terhadap sifat alami manusia.

b. Bersikap rendah hati ketika melakukan kesalahan dan memperbaiki

tindakan mereka yang salah.

Universitas Sumatera Utara

Page 78: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

70

c. Konfusius menekankan sikap rendah hati dan jujur, terutama ketika tidak

adanya orang lain yang menyaksikan atau menegurnya atau

mendisiplinkannya.

d. Mengekspresikan hal-hal positif dari sifat manusia adalah pilihan yang

dianugrahkan dalam perjalanan hidup.

e. Mengembangkan diri seutuhnya pada jalur Konfusianisme berarti tidak

hanya sekedar belajar menghargai kebaikan yang tidak terlihat di dalam

diri sendiri, melainkan juga mencintai jalan hidup sesuai dengannya.

f. Konfusius berprinsip seseorang harus menyelesaikan peran yang

dimainkannya di dalam kehidupan ini, apapun peran yang dijalaninya.

Kalangan Neo-Konfusianisme menambahkan dimensi lain dalam

pembelajaran ketika mempelajari Li. Orang bijak berusaha memahami segala hal

seputar dunia dengan mengeksplorasi prinsip yang merupakan hakikat di balik

segala hal. Dengan demikian, pengertian yang di peroleh tidak pernah dangkal.

Pikiran yang mendalam dan cermat harus disertai dengan pembelajaran.

Pembelajaran tanpa berpikir hanya menyia-nyiakan waktu, sedangkan berpikir

tanpa belajar merupakan sesuatu yang berbahaya.

Selain dalam kehidupan sosial, Konfusianisme juga memberi perhatian

terhadap lingkungan. Dalam pandangan Konfusianisme bahwa manusia memiliki

peranan penting dari alam dan mereka dan mereka harus berkontribusi dan

beraksi sesuai dengan hukum yang berhubungan dengan perlindungan alam.

Kenyataannya pada masa sekarang, tentu saja membuktikan sebaliknya manusia

dengan keji telah melakukan eksploitasi sumber daya alam dan menimbulkan

dampak besar pada kerusakan sumber daya alam, pada kesimpulannya manusia

Universitas Sumatera Utara

Page 79: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

71

harus memiliki sumber mengenai moral. Konfusianisme memiliki kepercayaan

bahwa kesatuan alam, langit dan manusia harus memiliki moral. Kepercayaan

Konfusianisme berprinsip pada kontribusi nilai-nilai dalam kehidupan. Inti dari

pelajaran etika Konfusanisme adalah Ren atau kebajikan. Konfusius mengambil

ajaran pada penerapan kebajikan pada banyak hal ideal dalam kehidupan. Ia

berkeinginan bahwa semua hal yang ada di alam menjadi pondasi benda-benda

yang mana manusia akan hidup bersamanya, oleh karena itu manusia harus

berprilaku bersahabat dengan alam. Dia juga berpikir bahwa hidup dengan baik

menetapkan untuk berhubungan dengan kecintaan terhadap alamdan menganggap

mereka seperti teman sendiri, melindunginya dengan kasih sayang melakukan

penebangan pada pohon dan membunuh binatang pada waktu yang benar-benar

mendesak. Oleh karena itu,cinta dan kasih sayang terhadap manusia harus

memberikan perlindungan dan memperhatikan sumber daya alam. Ini telah

diberikan seluruh kekuatan pada kewajiban bekasih sayang dalam Konfusianisme

yaitu kita harus menjadi orang yang berkasih sayang tidak hanya kepada sesama

manusia tetapi juga kepada alam juga. Ini karena manusia berhubungan dengan

surga dan bumi, merupakan bentuk dari tiga serangkai.

Menurut Karyono (2011:7) terdapat beberapa aspek yang

mempengaruhipendidikan moral salah satunya Konfusianisme. Konfusianisme

dalam pendidikan moral tingkat Sekolah Dasar adalah sebagai berikut:

1. Pendidikan moral yang berhubungan dengan diri sendiri bertujuan agar

murid Sekolah Dasar menerapkan pada dirinya sebagai berikut:

a. Sendiri mengenai kedisiplinan, kebebasan, tanggung jawab dan hidup

dalam keteraturan. Dalam Konfusianisme pada ajaran Jen terdapat ajaran

Universitas Sumatera Utara

Page 80: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

72

mengenai hidup dengan harmoni. Hidup dengan harmoni berarti hidup

dalam keselarasan dan keteraturan yang memiliki tujuan baik dalam

hidup. Dari pernyataan tersebut dalam moral Konfusianisme terdapat

ajaran yang memiliki tujuan yang sama dengan pendidikan moral di

jepang yaitu hidup dalam keteraturan.

b. Mengarahkan memimpin dirinya, memiliki ambisi dan menghargai

dirinnya sendiri. Dalam Konfusianisme hal tersebut terdapat dalam

Chun-tzu yang menerapkan moral yang berprinsip seseorang harus

menyelesaikan peran yang dimainkannya di dalam kehidupan ini, apapun

peran yang dijalaninya. Kedua hal tersebut memiliki tujuan dan peranan

yang sama yaitu menjadikan seseorang berambisi dan menghargai

hidupnya.

c. Bersikap adil, jujur dan kreatif merupakan salah satu tujuan dari

pendidikan moral tingkat Sekolah Dasar. Sedangkan pada moral

Konfusianisme menghubungkan mengenai sikap adil dalam Jen pada

aspek Chun dan Chun-Tzu yang didalamnya terdapat nilai moral

mengenai memberitahu agar memperlakukan sesama manusia dengan

baik sesuai dengan kebajikan,tulus dan jujur terhadap sifat alami manusia.

Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa dalam pendidikan moral terdapat

moral Konfusianisme mengenai bersikap adil dan jujur.

2. Berhubungan dengan orang lain bertujuan untuk sebagai berikut:

a) menumbuhkan sikap omoiyori ( perhatian terhadap orang lain) dan

berterimakasih. Dalam ajaran Konfusianisme perhatian terhadap orang

lain terdapat dalam Jen yaitu bersimpati terhadap sesama. Hal ini

Universitas Sumatera Utara

Page 81: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

73

terdapat juga pada aspek Chun dalam Jen yaitu mengembangkan rasa

kebaikan, yakni hal-hal yang seharusnya dilakukan sesuai dengan

hubungan peranan dalam kehidupan dan lingkungan hidup.

b) Bertingkah laku baik merupakan tujuan pendidikan moral yang juga

terdapat dalam moral Konfusianisme.

c) Saling mengerti dan menolong. Dalam Konfusianisme ajaran pokok Jen

menerapkan nilai moral berempati dan bersungguh-sungguh dalam

membantu sesama. Pada pendidikan moral dan moral Konfusianisme

memiliki keterkaitan mengenai perlunya saling menolong. Oleh karena

itu saling menolong merupakan salah satu perilaku yang menunjukan

sikap bermoral dalam hubungan bersama orang lain.

3. Berhubungan dengan alam dan keindahan bertujuan untuk sebagai berikut:

a) Menghargai hidup. Dalam moral Konfusianisme menghargai hidup

termasuk hal fundamental yang patut di perjuangkan. Ini terlihat dari

ajaran Chun-tzu yaitu Mengembangkan diri seutuhnya pada jalur

Konfusianisme berarti tidak hanya sekedar belajar menghargai kebaikan

yang tidak terlihat di dalam diri sendiri, melainkan juga mencintai jalan

hidup sesuai dengannya.

b) Perduli terhadap lingkungan. Dalam Konfusianisme memiliki pandangan

bahwa manusia memiliki peranan penting dari alam dan mereka dan

mereka harus berkontribusi dan beraksi sesuai dengan hukum yang

berhubungan dengan perlindungan alam.

c) Menikmati hidup dan keindahan alam.Konfusius berkeinginan bahwa

semua hal yang ada di alam menjadi pondasi benda-benda yang mana

Universitas Sumatera Utara

Page 82: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

74

orang-orang akan hidup bersamanya, oleh karena itu manusia harus

berprilaku bersahabat dengan alam.Dia juga berpikir bahwa hidup

dengan baik menetapkan untuk berhubungan dengan kecintaan terhadap

alam dan dan menganggap mereka seperti teman sendiri, melindunginya

dengan kasih sayang melakukan penebangan pada pohon dan membunuh

binatang pada waktu yang benar-benar mendesak.

4. Berhubungan dengan kelompok dan masyarakat memiliki tujuan untuk

sebagai berikut:

a) Taat terhadap hukum serta menjadi warga Negara yang baik. Dalam

moral Konfusianisme terdapat dalam ajaran Chung menuntun perilaku

seseorang dalam pengertian aktif, memberitahu agar memperlakukan

sesama manusia dengan baik sesuai dengan kebajikan. Memampukan

untuk mengembangkan rasa kebaikan, yakni hal-hal yang seharusnya

dilakukan sesuai dengan hubungan peranan dalam kehidupan dan alam.

Dalam Chung juga menanamkan berempati dan bersungguh-sungguh

dalam membantu sesama. Didalam Shu yang merupakan salah satu aspek

dalam Jen yang berarti kesediaan untuk menerima, panduan untuk

bertingkah laku. Didalam Shu terdapat pemikiran yang mendalam

mengenai segala sesuatu memiliki akibat yaitu jangan melakukan sesuatu

kepada orang lain kalau tidak mau orang lain melakukan hal itu terhadap

anda.

Dalam pembelajaran Konfusianisme dan pendidikan moral tingkat

sekolah dasar keduanya memiliki keterkaitan karena memiliki tujuan

yang sama mengenai mematuhi hukum yang ada. Hal-hal yang

Universitas Sumatera Utara

Page 83: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

75

berhubungan dengan hukum adalah hal yang mengatur kebaikan dalam

bermasyarakat, kehidupan sosial dan bernegara.

Selain itu dalam ajaran Konfusianisme yang menjadikan hubungan

erat yaitu peraturan selalu mengarahkan kepada kebaikan, setia, hormat

dan tunduk kepada pemerintah.

b) Memiliki rasa adil. Dalam Konfusianisme ajaran Chung merupakan

ajaran yang bersifat menengahi hal-hal yang berlebihan. Konfusius

menasehati orang-orang agar menjadi seimbang. Karena dalam

keseimbangan terdapat kebijaksanaan.

Rasa adil timbul akibat dari keseimbangan antara bagian mana

yang sesuai dengan porsinya. Menurut Aristoteles keadilan merupakan

kelayakan tindakan manusia. Kelayakan diartikan sebagai titik tengah

antara dua ekstrem yang terlalu banyak dan terlalu sedikit. Kedua

ekstrem tersebut melibatkan dua orang tau benda.

(http://www.dosenpendidikan.com/100-pengertian-keadilan-menurut-

para-ahli/)

c) Berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat. Li terwujud sebagai

bentuk hubungan di dalam masyarakat. Prinsip li dalam sifat alami

manusia mendorong manusia untuk menentukan baik dan buruk, benar

dan salah di dalam perilakunya.

d) Mencintai keluarga dan berguna bagi keluarga. Dalam ajaran pokok

Konfusianisme yaitu ajaran Jen yang di dalamnya terdapat ajaran moral

kepatuhan anak dalam keluarga, Menyatukan keluarganya, komunitasnya,

Universitas Sumatera Utara

Page 84: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

76

negrinya dan akhirnya seluruh dunia dengan kebajikan yang penuh cinta

kasih.

e) Mencintai serta menghargai tradisi dan budaya. Dalam Konfusianisme

secara jelas terdapat dalam ajaran Li yaitu partisipasi penuh hormat dan

ritual, kebiasaan dan tradisi akan menuju pada pemahaman yang

tercerahkan. Artinya seluruh kegiatan tradisi diharapkan akan

menumbuhkan kesopanan serta budidaya yang luhur terhadap hubungan

bermasyarakat. Dengan adanya kedua pondasi tersebut dalam pendidikan

moral tingkat sekolah dasar dan moral Konfusianisme tradisi dan budaya

menjadi hal yang penting untuk dilestarikan sehingga masyarakat Jepang

menghargai dan mencintai budaya dan tradisi dalam kehidupan sosial,

bermasyarakat dan berbudaya.

3.2 Metode Pengajaran Moral Konfusianisme Dalam

Pendidikan diJepang

Metode pembelajaran adalah sebagai suatu cara atau teknik yang di pakai

dalam menyajikan bahan ajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam

konteks pendidikan moral metode pembelajaran digunakan untuk menunjang

proses mengajar dan perlu memerhatikan semua materi yang diajarkan dengan

metode pembelajaran. Hal ini menunjang keefektifan pembelajaran dan

berlangsung secara interaktif.

Dalam pengajaran pendidikan moral terdapat tiga metode yang di gunakan

dalam mempelajari, menerapkan dan mempraktekkan pendidikan moral pada

tingkat Sekolah Dasar, yaitu metode pengajaran secara lisan, secara tertulis atau

Universitas Sumatera Utara

Page 85: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

77

menggunakan buku pelajaran dan pengajaran secara langsung ke lingkungan.

Ketiga metode tersebut efektif dalam mengajarkan anak-anak memahami

pentingnya peranan dan pendididkan bermoral walaupun tidak semua anak-anak

yang bisa langsung menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi hal ini

mampu menumbuhkan mentalitas yang bermoral pada anak.

3.2.1 Pengajaran Secara Lisan

Metode pengajaran secara lisan biasanya menggunakan cerita atau diskusi.

Guru berperan sebagai pencerita dan mengajak anak untuk aktif dalam berdiskusi.

Biasanya cerita tersebut ada dalam buku pendidikan moralcetak dibagikan sekolah

untuk murid sebagai buku panduan. Berikut contoh cerita yang ada pada buku

pelajaran kelas 1 dan 2 tingkat Sekolah Dasar, mengenai Tuan Bulan Yang sedang

Menonton (Otsuki Sama ga Miteiru), bercerita tentang seorang anak dan orang

tuanya yang sedang berjalan menuju rumah mereka di malam hari. Anak tersebut

berpikiran bila ia mencuri tidak ada yang melihatnya, ia mencoba untuk meraih

dan mengambil apel yang ada di pohon rumah tetangganya. Kemudian ayah

meraih tangan sang anak dan menjelaskan kepada anaknya bahwa seseorang

sedang melihat kita, dia selalu melihat orang-orang yang ada di bumi, dia adalah

tuan bulan. Berdasarkan cerita tersebut, anak-anak diharapkan bisa mengambil

kesimpulan bahwa alasan mencuri ketika tidak ada orang yang melihat itu salah,

walaupun tidak ada siapapun, bulan maupun matahari, selalu ada yang mengawasi

mereka. Jadi guru akan memberi keterangan dan perbandingan fakta-fakta bahwa

mencuri adalah perilaku buruk dan selalu salah. Hal ini mengidentifikasikan

kepada anak-anak pendidikan moral dengan metode seperti ini mengajarkan anak-

Universitas Sumatera Utara

Page 86: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

78

anak untuk berperilaku baik walaupun tidak ada orang di sekitar mereka,

mendedikasikan diri dengan perilaku yang baik, kemudian biasanya anak-anak di

beri tugas oleh gurunya untuk menulis hal apa saja yang tidak boleh dilakukan

dari cerita tersebut. Kemudian di dalam buku tersebut terdapat beberapa gambar

hal-hal yang tidak boleh dilakukan kemudian terdapat penjelasan mengenai

gambar tersebut. Penjelasan biasanya hanya berupa penegasan bahwa hal tesebut

tidak boleh di lakukan, contohnya ‘kamu tidak boleh mencuri, karena barang itu

bukan milikmu’.

Dalam suatu kasus, siswa diajak berdiskusi

mengenai ijime (bullying/kekerasan) yang menjadi masalah besar di sekolah-

sekolah Jepang hingga saat ini. Di awal diskusi siswa mengungkapkan perasaan

tidak sukanya menjadi korban ijime, namun guru yang berperan sebagai mediator

mampu mengarahkan siswa untuk mengakui bahwa tiap mereka pun pernah

menjadi pelakunya, siswa kadang diminta menuangkan pikiran dan perasaannya

dalam tulisan mengenai apa yang seharusnya mereka lakukan demi memperbaiki

masalah, baik yang ditimbulkan orang lain maupun dirinya sendiri.

Melalui diskusi interaktif itu siswa membangun kerangka berpikir tentang

pentingnya melaksanakan nilai-nilai moral yang telah disepakati oleh kelas.

Kesadaran diri inilah yang menjadi jawaban dari pertanyaan di awal tulisan ini.

Tidak hanya melalui kelas moral, dalam pelajaran seikatsu-ka (living

environmental study) dansougou gakusyuu jikan (integrated course) guru

mengajak siswa untuk mengaplikasikan pengetahuannya dengan menggunakan

hati dan pikirannya untuk berempati pada hal-hal di luar dirinya (http:/ /www.

Universitas Sumatera Utara

Page 87: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

79

hidayatullah. com/ spesial/ ragam/ read /2014/11/26/33952/kebingungan-nilai-

moral-di-jepang.html).

3.2.2 Pengajaran Secara Tertulis

Pengajaran secara tertulis terdapat pada buku yang menjadi panduan dalam

mempelajari pendidikan moral tingkat Sekolah dasar yang juga di bagikan kepada

anak-anak. Kokoro no nooto merupakan buku pelajaran moral untuk Sekolah

Dasar yang terbagi menjadi 3 edisi, yang pertama untuk kelas 1 dan kelas 2, yang

kedua kelas 3 dan 4 dan yang ke tiga kelas 5 dan 6.

Menurut Ueda(2015:14)Di dalam kelas pelajaran tersebut berhubungan

dengan pengalaman. Di dalamnya memperlihatkan hal-hal dengan beberapa

pertanyaan juga harus aktif mendengarkan teman saat memberi jawaban.

Kemudian mengekspresikan apa yang ada pada pelajaran moral. Hal ini membuat

anak-anak mengerti arti kemanusian dibandingkan hanya dengan ilmu saja, tetapi

pendidikan moral jepang harus di praktekkan. Seperti pada contoh pembelajaran

pendidikan moral di kelas 3 tingkat Sekolah Dasar, pada mulanya guru

membacakan cerita yang berjudul Raksasa yang Menangis, kemudian anak-anak

mengulang membaca sendiri buku tersebut. Jika memungkinkan, anak membaca

di depan kelas sesuai keinginan mereka. Cerita tersebut berkisah mengenai dua

raksasa yang berteman baik dan seringng menghabiskan waktu bersama dengan

menonton anak-anak bermain dan bersenang-senang. Mereka menyadari manusia

pasti akan ketakutan saat melihat raksasa walaupun mereka mengharapkan bisa

ikut bermain. Kemudian mereka memiliki ide untuk bisa bermain dengan anak-

Universitas Sumatera Utara

Page 88: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

80

anak. Raksasa biru pura-pura menakut-nakuti anak-anak dan yang merah

melindungi anak-anak sehingga raksasa merah bisa bermain dengan anak-anak.

Akhirnya rencana tersebut berjalan lancer dan raksasa merah menjadi popular

diantara anak-anak kemudian bermain dengan mereka. Suatu hari raksasa merah

mengunjungi raksasa biru tetapi ia hanya menemukan surat yang di tulis oleh

raksasa biru. Ternyata raksasa biru telah meninggalkan tempat tersebut agar

raksasa merah bisa bermain dengan anak-anak lebih lama lagi, kemudian raksasa

merah itu menangis. Setelah cerita tersebut berakhir anak-anak diberi pertanyaan

mengenai gambaran apa yang telah terjadi bagaimana karakter dari kedua raksasa

tersebut dan bagaimana perasaan serta pikiran mereka jika menjadi salah satu dari

raksasa tersebut. Dari hal inilah mereka mendapat pelajaran mengenai arti

persahabatan dan sulitnya menjaga dan mempertahankan persahabatan yang

didapat secara alami.

3.2.3 Pengajaran Secara Langsung ke Lingkungan

Terdapat kontrol dari pusat pemerintahan untuk mempromosikan bentuk

komunitas sekolah di seluruh Jepang. komunitas sekolah tersebut merupakan

bentuk awal dari pengajaran pendidikan moral ke lingkungan masyarakat.

Terbentuknya komunitas sekolah tersebut bertujuan untuk meningkatkan

pendidikan moral dan keterlibatan sosial dan asosiasi grup dan komunitas di

sekolah. Respon terhadap aktivitas sekolah termasuk di dalamnya individu dalam

komunitas berinteraksi dengan sekitarnya. Dalam hal pembelajaran langsung ke

lingkungan untuk anak-anak memiliki dua perputaran yang membawa komunitas

kepada lingkungan staff sekolah dan orang tua. Mengunjungi Pusat komunitas

Universitas Sumatera Utara

Page 89: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

81

institusi publik seperti museum, komunitas bisnis, dan komunitas pendidikan

lainnya yang berada di luar lingkungan sekolah.

Kemudian ada beberapa komunitas yang mengajak anak untuk menjadi

suka relawan dalam membantu dan meningkatkan peraturan sekolah dan

bertanggung jawab di sekolah. Ini juga mendukung adanya pengalihan tanggung

jawab terhadap murid lainnya dan di bina oleh guru yang mengambil bagian

mereka dalam memberikan arahan pendidikan moral pada anak.

Anggota dari komunitas tersebut terbagi mejadi dua kelompok yaitu

mengunjungi sukarelawan secara rutin dan membuat banyak kegiatan dalam

anggota komunitas, dan sukarelawan yang memberikan dukungan terhadap

kegiatan dasar. Sukarelawan biasanya memberikan informasi kepada keluarga dari

anak-anak di sekolah, walaupun mereka adalah bagian minoritas.

Banyak anak-anak yang menjadi sukarelawan sebagai komunitas sekolah

dan bergabung dengan komunitas sosial yang ada di luar sekolah bersama-sama

melakukan kegiatan sosial. Banyak sekolah yang memulai hari dengan salam saat

bertemu dengan sukarelawan lainnya saat berjalan menuju sekolah.

Banyak sekolah yang memfasilitasi pelajaran tradisional dengan metode

ini. Selain mempelajari budaya tradisional, pelajaran moral juga terkandung di

dalamnya sehingga metode ini di anggap efektif. Pusat komunitas sukarelawan

yang mengundang anak-anak untuk mengikuti pelajaran tradisional termasuk di

dalamnya upacara minum teh, merangkai bunga, dan pelajaran tradisional lainnya.

Hal ini meningkatkan persatuan komunitas. Kemudian murid sekolah juga

mengundang para sukarelawan dari pusat komunitas untuk makan siang bersama

di sekolah pada awal tahun. Hal lainnya yang termasuk dalam pengambilan

Universitas Sumatera Utara

Page 90: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

82

tanggung jawab dan menjadi bagian dari sukarelawan termasuk menghadiri

kegiatan berkebun di sekolah dan menanam bunga lalu bermain dengan anak-anak

dari sekolah lain.

Universitas Sumatera Utara

Page 91: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

83

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Dari deskripsi yang telah diuraikan mengenai Moral Konfusianisme dalam

Pendidikan Tingkat Sekolah Dasar di Jepang, maka dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut:

1. Tujuan pendidikan dasar di Jepang adalah menyempurnakan karakter,

karena itu pendidikan Jepang menekankan pada etika, moral, seni, olahraga,

dan pengetahuan umum. Pendidikan moral terdapat dalam buku Kokoro no

Nooto yang diajarkan pada pendidikan tingkat Sekolah Dasar yang menjadi

panduan dalam pendidikan moral.

2. Dalam pendidikan moral di Jepang terdapat berbagai aspek yang

mempengaruhi pembentukan moral serta menjadi inti dari sistem nilai di

Jepang salah satunya Konfusianisme.

3. Pemikiran Konfusius mengenai norma-norma, kedisiplinan guna

keharmonisan bagi masyarakat sangat menginspirasi banyak orang pada

masanya. Nilai moral yang pada umumnya menjadi referensi masyarakat

Jepang tradisional maupun modern.

4. Konfusianisme Jepang mengenai hubungan antara manusia dengan manusia

berkisar antara cara hidup dan cara menjalani hubungan agar tercipta

harmonisasi. Konfusianisme manusia dengan alam ada dalam Etika

ekologikal Konfusianisme yaitu mencintai alam untuk generasi berikutnya.

Sedangkan Konfusianisme manusia dengan dewa di Jepang, hanya berupa

Universitas Sumatera Utara

Page 92: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

84

kepercayaan terhadap roh nenek moyang yang telah tiada namun tetap

dianggap hidup bersamaan dengan orang yang hidup.

5. Moral Konfusianisme dalam pendidikan moral tingkat sekolah dasar

berdasarkan pada 4 ajaran pokok Konfusianisme yaitu Jen, Li dan Wen,

Chung dan Chun-tzu.Jen ada dalam pendidikan moral tingkat sekolah

dasar yaitu keteraturan dalam diri, adil dan jujur, sikap omoiyori, saling

mengerti serta menolong, dan mencintai keluarga. Dalam Li dan Wen yaitu

berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat dan mencintai serta menghargai

budaya dan tradisi. Dalam Chung yaitu taat terhadap hukum dan memiliki

rasa adil. Sedangkan Chun-tzu adalah menghargai dirinya sendiri, bersikap

adil dan jujur serta mengembangkan diri.

6. Metode pengajaran moral pada tingkat sekolah dasar ada tiga metode yang

di gunakan dalam mempelajari, menerapkan dan mempraktekkan

pendidikan moral, yaitu metode pengajaran secara lisan, secara tertulis atau

menggunakan buku pelajaran dan pengajaran secara langsung ke lingkungan.

Ketiga metode tersebut efektif dalam mengajarkan anak-anak memahami

pentingnya peranan dan pendididkan bermoral walaupun tidak semua anak-

anak yang bisa langsung menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi

hal ini mampu menumbuhkan mentalitas yang bermoral pada anak.

4.2 Saran

1. Sebaiknya masyarakat Jepang tetap berpedoman pada pendidikan moral

yang diajarkan sejak tingkat sekolah dasar dan moral Konfusianisme

yang bersifat membangun individu dalam bersosial, berbudaya dan

Universitas Sumatera Utara

Page 93: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

85

bernegara. Tujuan dari pendidikan moral tersebut adalah untuk mengatur

hidup agar menjadi lebih baik dan teratur dari segi sosial, budaya,

ekonomi, lingkungan dan lain sebagainya.

2. Sebaiknya pendidikan moral di Jepang menjadi pembelajaran bagi

Negara lain dalam hal meningkatkan moralitas bangsa yang menjadi

masalah pada zaman modern.

Universitas Sumatera Utara

Page 94: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

DAFTAR PUSTAKA

Awanis, Luthfiana. 2008. Yutori Kyouiku dalam Pendidikan di Jepang. (Skripsi)

Jakarta: UI academia.

Azwar,Syaifudin. 1998. Metode Penelitian. Yogyakarta:Pustaka Belajar.

Bolton, Kristoffer H. 2015. Moral Education in Japan :The Coming of a New

Dawn, Abe’s New Moral Education.(Thesis). Oslo: IKOS,Universitas Of

Oslo.

Choi, Youngjin. 2010. Confucianism in Context: Classic Philosophy and

Contemporary Issues, East Asia and Beyond. New York: State University of

New York Press.

Hutabarat, Imelda. 2007. Tokugawa dan Konfusianisme. (Skripsi) Medan: USU

Repository.

Karyono, Tri. 2011. Politik dan Pendidikan Moral Jepang (Jurnal). Indonesian

Cultural Performance: Kawabata, Jepang.

Monbukagakushō. 2008.Gakushūshidōyōryō (Course of Study). Tokyo: MEXT.

Nazir, Muhammad. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia

Nur, Hafizah. 2011. Notulensi Tol (Taujih Online), Sistem Pendidikan Dasar di

Jepang (TK dan SD). Jakarta: RumahFahima.

Prayogo,Rizal D. 2014. Pojok Gaijin. Yogyakarta: Diva Press.

Richard J.Gelles & Ann Levine. 1995. Siciology An Introdution. USA: University

Of Rhode Island.

Shibata, Thomas.1989. Negara dan Bangsa (Jepang) jilid 4.

Jakarta :PT.Widyadara

Shri, Heddy A. (Makalah) 2009. Paradigma Ilmu Sosial Budaya. Bandung:

Universitas Pendidikan Indonesia.

Universitas Sumatera Utara

Page 95: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

Siswoyo, dkk. 2008. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.

Situmorang,Hamzon. 2010. Ilmu Kejepangan I. Medan: USU Press.

Suseno, Magnis F.1998. Kuasa dan moral. Gramedia Pustaka:Jakarta.

Taylor, Izumi & Scott. 2013.Nurturing Young Childern’s Development Through

Litterature in Japan and USA (Jurnal). Memphis: University Of Memphis

Tucker,John.2015.Japanese Confucian Philosophy. UK: The Stanford

Encyclopedia of Philosophy, Stanford University.

Ueda, Midori. 2015. Moral Education at Japanese Elementary School. UK: Sam

Bamkin Churchill Fellow 2015. Winstone Churchill Memorial Trust.

Weiming, Tu. 1996. Confucianism Human Right. New York: Colombia

University Press.

http://gudangtugas.blogspot.co.id/2012/02/ajaran-konfusianisme-tinjauan-

sejarah-html Diakses tanggal 17 Juni 2016

http://taufikdjatna.staff.ipb.ac.id/2013/05/04/sekolah-di-jepang-vs-sekolah-di-

indonesia/ Diakses tanggal 23 Agustus 2016

KBBI.web.id/pendidikan Diakses tanggal 23 Agustus 2016

http://akenoyukis.wordpress.com/2014/04/20/mengintip-kurikulum-

pendidikan-di-jepang/http://andosipayung.wordpress.com Diakses

tanggal 29 Mei 2016

http://hansblox.blogspot.co.id/2010/02/ kepercayaan- di-negara-jepang-

berikut.html Diakses tanggal 14 September 2016

https://murniramli.wordpress.com/2007/04/06/rainbow-plan-reformasi-

pendidikan-di-jepang/ Diakses tanggal 20 September 2016

http://arti-defenisi-pengertian-info/ pengertian-arti-konfusianisme/ Diakses

tanggal 20 September 2016

https://id.m.wikipedia.org/wiki/kurikulum

https://mizucha.wordpress.com/2013/05/05/japan-religion-konfusius-di-jepang/

Universitas Sumatera Utara

Page 96: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

Abstrak

ようし

,要旨

Moral Konfusianisme

dalam Pendidikan Tingkat SekolahDasar di Jepang

にほん

,日本におけるしょうがっこう

,小学校のへいじゅん

,平準のきょういく

,教育でのじゅきょう

,儒教

のどうとく

,道徳

Skripsi ini membahas tentang moral konfusianisme dalam pendidikan

tingkat Sekolah Dasar di Jepang.

ほんこう

,本稿はにほん

,日本におけるしょうがっこう

,小学校のへいじゅん

,平準のきょういく

,教育で

のじゅきょう

,儒教のどうとく

,道徳

についてけんきゅう

,研究する。

Tujuan dari dibuatnya skripsi ini adalah untuk mengetahui isi moral

Konfusianisme dalam pendidikan tingkat Sekolah Dasar di Jepang dan metode

pengajaran moral Konfusianisme dalam pendidikan tingkat Sekolah Dasar di

Jepang.

ほんこう

,本稿のもくてき

,目的はにほん

,日本でのしょうがっこうきょういく

,小学校教育における

じゅきょう

,儒教 のどうとく

,道徳 のないようおよ

,内容及 びにほん

,日本 で の

しょうがっこうきょういく

,小学校教育におけるじゅきょう

,儒教のどうとく

,道徳のきょういくほう

,教育法

についてし

,知るためである。

Universitas Sumatera Utara

Page 97: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

Sekolah Dasar merupakan jenjang pendidikan formal pertama dalam sistem

wajib belajar 9 tahun di Jepang.

しょうがっこう

,小学校 はにほん

,日本 で のきゅうねんかん

,九年間ぎむ

,義務きょういく

,教育

せいど

,制度のさいしょ

,最初のせいしき

,正式なきょういく

,教育である。

Belajar di Sekolah Dasar selama 6 tahun, mulai dari kelas 1 sampai kelas 6.

しょうがっこう

,小学校 のきょういく

,教育きかん

,期間 はろくねんかん

,六年間 で あ り 、

いちねんせい

,一年生からろくねんせい

,六年生までである。

Tujuan pendidikan Sekolah Dasar di Jepang adalah menyempurnakan karakter.

にほん

,日本 で のしょうがっこう

,小学校 のきょういく

,教育 のもくてき

,目的 はせいかく

,性格 を

かんせい

,完成させるためである。

Oleh karena itu fokus terhadap pelajaran etika, moral, seni, olahraga, dan

pengetahuan umum.

そのため、ちゅうしん

,中心になるのはりんり

,倫理、どうとく

,道徳、びじゅつ

,美術、

たいいく

,体育といっぱん

,一般かがく

,科学である。

Pendidikan sekolah dasar di Jepang bertujuan untuk pengembangan mental anak.

Universitas Sumatera Utara

Page 98: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

にほん

,日本でのしょうがっこう

,小学校きょういく

,教育はこども

,子供のせいしん

,精神はったつ

,発達を

もくてき

,目的とする。

Tidak ada pendidikan agama pada pendidikan tingkat Sekolah Dasar di

Jepang tetapi pendidikan tersebut ada dalam pendidikan moral.

にほん

,日本でのしょうがっこう

,小学校きょういく

,教育ではしゅうきょう

,宗教きょういく

,教育が

ないが、そのかわり

,代わりにそれはどうとく

,道徳きょういく

,教育にふくまれる

,含まれる。

Dalam pendidikan moral di Jepang terdapat berbagai aspek yang mempengaruhi

pembentukan moral, salah satunya adalah Konfusianisme.

にほん

,日本のどうとく

,道徳きょういく

,教育ではどうとく

,道徳はったつ

,発達にえいきょう

,影響を

あたえる

,与えるようそ

,要素がおおく

,多く、そのひとつ

,一つはじゅきょう

,儒教である。

Di Jepang pendidikan moral merupakan pelajaran yang penting hingga saat

ini.

にほん

,日本 のきょういく

,教育 で はどうとく

,道徳きょういく

,教育 はげんざい

,現在 ま で

じゅうよう

,重要なかもく

,科目である。

Pendidikan moral terdapat dalam buku Kokoro no Nooto yang diajarkan pada

pendidikan tingkat Sekolah Dasar.

Universitas Sumatera Utara

Page 99: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

どうとく

,道徳きょういく

,教育は「こころ

,心ののーと

,ノート」というしょうがっこう

,小学校に

おしえられる

,教えられるほん

,本にかいて

,書いてある。Buku ini menjadi panduan dalam

pendidikan moral.

このほん

,本はどうとく

,道徳きょういく

,教育のてびき

,手引きである。

Hal yang paling penting dalam pendidikan moral adalah mengusahakan nilai-nilai

yang ada pada pelajaran moral agar bisa dilatih dan dipraktekan dalam kehidupan

sehari-hari.

どうとく

,道徳きょういく

,教育におくじゅうよう

,重要なことはにちじょう

,日常せいかつ

,生活に

どうとく

,道徳きょういく

,教育のかちかん

,価値観をじっしゅう

,実習してじっし

,実施するようにす

ることである。

Pemikiran Konfusius disebut dengan Konfusianisme.

こうし

,孔子のしそう

,思想はじゅきょう

,儒教という。

Didalam Konfusianisme terdapat norma-norma, kedisiplinan, dan keharmonisan

bagi masyarakat.

じゅきょう

,儒教 のなか

,中 で はしゃかい

,社会 にたいする

,対するきはん

,規範 やきりつ

,規律 や

ちょうわ

,調和がある。

Hal ini menginspirasi banyak orang pada masanya.

これはそのじだい

,時代におおぜい

,大勢にひと

,人にふきこむ

,吹き込む。

Universitas Sumatera Utara

Page 100: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

Caranya adalah dengan berpendidikan,mendapatkan kebijakan dan memperdalam

pengetahuan.

そのほうほう

,方法として、きょういく

,教育やちえ

,知恵のりとく

,利得やちしき

,知識 を

ふかめる

,深めることである。

Di Jepang, Konfusianisme menjadi pedoman dalam berhubungan antara

manusia dengan manusia, manusia dengan alam, dan manusia dengan dewa.

にほん

,日本ではじゅきょう

,儒教はにんげん

,人間かんけい

,関係、にんげん

,人間としぜん

,自然

のかんけい

,関係、にんげん

,人間とかみがみ

,神々のかんけい

,関係のほどう

,補導である。

Konfusianisme Jepang mengenai hubungan antara manusia dengan manusia yaitu

cara hidup dan cara menjalani hubungan.

にんげん

,人間かんけい

,関係 にかんする

,関するにほん

,日本 のじゅきょう

,儒教 はじんせい

,人生 の

おくりかた

,送り方 とかんけい

,関係 のいきかた

,生き方 で あ る 。 Kehidupan sehari-hari

menjadi fokus ajaran Konfusianisme.

にちじょう

,日常せいかつ

,生活はじゅきょう

,儒教のちゅうしん

,中心である。

Membuat kehidupan menjadi lebih baik merupakan tujuan utama untuk

menciptakan harmonisasi dalam kehidupan.

じんせい

,人生をもっとよくなるようにつくる

,作るほうほう

,方法はじんせい

,人生における

ちょうわ

,調和をつくる

,作るしゅ

,主もくてき

,目的である。

Hubungan manusia dengan alam ada dalam etika ekologikal

Konfusianisme.

Universitas Sumatera Utara

Page 101: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

にんげん

,人間としぜん

,自然のかんけい

,関係はじゅきょう

,儒教のかんきょう

,環境りんり

,倫理

にふくまれる

,含まれる。

Dalam Konfusianisme, alam memberikan seluruh kekuatan pada manusia untuk

berkasih sayang.

じゅきょう

,儒教では、しぜん

,自然はにんげん

,人間がおなじ

,同じにんげん

,人間だけではなくで

ある。

Tidak hanya kepada sesama manusia tetapi juga kepada alam.

しぜん

,自然にあいじょう

,愛情をあたえる

,与えるようにするぜんりょく

,全力をあたえる

,与える。

Tujuan dari melindungi alam dan sumber daya lainnya adalah untuk melindungi

manusia itu sendiri.

しぜん

,自然とてんねん

,天然しげん

,資源をまもる

,守るもくてき

,目的はにんげん

,人間をまもる

,守るこ

とである。

Konfusianisme dalam hubungan manusia dengan dewa di Jepang memiliki

perbedaan konsep dengan konfusius yang ada di Cina.

にほん

,日本のにんげん

,人間とかみがみ

,神々のかんけい

,関係におけるじゅきょう

,儒教は

ちゅうごく

,中国のじゅきょう

,儒教とがいねん

,概念がことなる

,異なる。

Hal ini dikarenakan karakteristik masyarakat di Jepang yang tidak terlalu

menganggap bahwa agama adalah sesuatu yang spesial.

これはしゅうきょう

,宗教がとくべつ

,特別なものであるとあまりみとめない

,認めない

にほん

,日本しゃかい

,社会のとくちょう

,特徴のためである。

Universitas Sumatera Utara

Page 102: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

Kepercayaan terhadap dewa hanya berupa kepercayaan terhadap roh nenek

moyang yang telah tiada.

かみ

,神にたいする

,対するしんよう

,信用はただしぼう

,死亡したそせん

,祖先のせいれい

,精霊であ

る。

Moral Konfusianisme dalam pendidikan moral tingkat Sekolah Dasar

berdasarkan pada 4 ajaran pokok Konfusianisme yaitu Jen, Li dan Wen, Chung

dan Chun-tzu.

しょうがっこう

,小学校 のどうとく

,道徳きょういく

,教育 に お け るじゅきょう

,儒教 の

どうとく

,道徳はよっつ

,四つのおも

,主なじゅきょう

,儒教をもとづき

,基づき、それはジェン、

リーとウェン、チュンとチュンヅである。

Jen ada dalam pendidikan moral tingkat Sekolah Dasar mengenai keteraturan

dalam diri, adil dan jujur, sikap omoiyori, saling mengerti dan menolong, serta

mencintai keluarga.

ジ ェ ン はじぶん

,自分 のないぶ

,内部きそく

,規則 、こうへい

,公平 としょうじき

,正直 、

おもいより

,思いより のたいど

,態度 、そうご

,相互りかい

,理解 とそうご

,相互ふじょ

,扶助 、

かぞく

,家族 をあいする

,愛する こ と にかんする

,関するしょうがっこう

,小学校 のどうとく

,道徳

きょういく

,教育にふくまれる

,含まれる。

Universitas Sumatera Utara

Page 103: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

Dalam Li dan Wen yaitu berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat dan

mencintai serta menghargai budaya dan tradisi.

リーとウェンにふくまれる

,含まれるのはしゃかい

,社会せいかつ

,生活へのさんか

,参加

および

,及びぶんか

,文化とでんとう

,伝統をあいして

,愛してそんちょう

,尊重することである。

Dalam Chung yaitu taat terhadap hukum dan memiliki rasa adil.

チュンにふくまれる

,含まれるのはほうりつ

,法律をまもる

,守ることとこうへい

,公平があるこ

とである。

Sedangkan dalam Chun-tzu yaitu menghargai dirinya sendiri, bersikap adil dan

jujur serta mengembangkan diri.

それに、チュンヅにふくまれる

,含まれるのはじこ

,自己そんちょう

,尊重、こうへい

,公平と

しょうじき

,正直および

,及びじこ

,自己かいはつ

,開発である。

Metode pengajaran adalah cara atau teknik yang di pakai dalam

menyajikan bahan ajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.

きょういくほう

,教育法はきょういく

,教育もくてき

,目的をたっせい

,達成するきょうざい

,教材を

おしえる

,教えるほうほう

,方法 で あ る 。 Ada tiga metode yang digunakan dalam

mempelajari, menerapkan dan mempraktekkan pendidikan moral pada tingkat

Sekolah Dasar,

Universitas Sumatera Utara

Page 104: MORAL KONFUSIANISME DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR …

しょうがっこう

,小学校きょういく

,教育におけるどうとく

,道徳きょういく

,教育のがくしゅう

,学習、

じっし

,実施、じっこう

,実行にほうほう

,方法がみっつ

,三つあり、yaitu metode pengajaran

secara lisan, secara tertulis atau menggunakan buku pelajaran dan pengajaran

secara langsung kelingkungan.

そ れ はこうとう

,口頭しどう

,指導 、ひっき

,筆記しどう

,指導また

,又 はきょうかしょ

,教科書 と

きんじょ

,近所にちょくせつてき

,直接的しどう

,指導である。

Ketiga metode tersebut efektif dalam mengajarkan anak-anak memahami

pentingnya peranan dan pendidikan bermoral.

そ のみっつ

,三つ のほうほう

,方法 はこども

,子供 がどうとく

,道徳きょういく

,教育 の

じゅうようせい

,重要性とやくわり

,役割をりかい

,理解するためにこうかてき

,効果的である。

Universitas Sumatera Utara