modul: kapita selekta pasar modal
TRANSCRIPT
Modul:
Kapita Selekta Pasar
Modal disusun oleh: Yuni Andono Achmad, S.E., M.E.
Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma 2021
2
Kata Pengantar
Pada semester genap ATA 2020/2021 kami mendapatkan tugas untuk mengampu mata kuliah Kapita Selekta Pasar Modal. Kapita selekta bisa berarti bunga rampai atau kumpulan topik penting. Kapita Selekta biasanya merupakan sebuah mata kuliah untuk mempersiapkan mahasiswa tingkat akhir sebelum penyusunan skripsi. Modul ini merupakan kumpulan tulisan dari berbagai pakar dan kumpulan bahan kuliah selama satu semester. Tujuannya untuk mempermudah para mahasiswa dalam memahami mata kuliah ini. Penulis mengucapkan terimakasih kepada para pihak -terutama dosen sejawat- yang memberikan saran dan kritik terhadap penulisan modul ini. Tidak lupa terima kasih kepada pihak jurusan Manajemen Fakultas EKonomi Universitas Gunadarma yang telah mempercayakan penulisan modul ini. Akhirnya penulis mengucapkan: selamat membaca, semoga bermanfaat.
Yuni Andono Achmad, S.E., M.E.
3
Daftar Isi
Kata Pengantar ……………………………………………………………………………………………………………… 2
Bab 1: Gambaran Umum Pasar Modal ……………………………………………………………………………. 4
Bab 2: Sejarah Pasar Modal …………………………………………………………………………………………… 5
Bab 3: Produk dan Instrumen Pasar Modal …………………………………………………………………… 7
Bab 4: Beberapa Istilah dalam Pasar Modal ………………………………………………………………… 15
Bab 5: Ulasan Pasar Modal: Pengertian Modern dan Manfaatnya ………………………………… 17
Bab 6: Perkembangan dan Tantangan Pasar Modal Indonesia …………………………………… 19
Bab 7: Pasar Modal Syariah …………………………………………………………………………………………… 27
Bab 8: Pasar Modal di Masa Pandemi …………………………………………………………………………… 31
Bahan Bacaan ……………………………………………………………………………………………………………… 33
4
Bab 1: Gambaran Umum Pasar Modal
1.1 Pengertian Pasar Modal
Secara teoritis pasar modal (capital market) didefinisikan sebagai perdagangan instrumen
keuangan (sekuritas) jangka panjang, baik dalam modal sendiri (stocks) maupun hutang
(bonds), baik yang diterbitkan oleh pemerintah (public authorities) maupun oleh
perusahaan swasta (private sectors).
Pasar modal dalam pengertian klasik diartikan sebagai suatu bidang usaha perdagangan
surat-surat berharga seperti saham, sertifikan saham, dan obligasi atau efek-efek pada
umumnya.
Menurut Marzuki Usman pasar modal adalah pelengkap di sector keuangan terhadap 2
(dua) lembaga lainnya yaitu bank dan lembaga pembiayaan. Menurut Tjiptono Darmadji
dan Hendi M. Fakhrudin menerangkan bahwa: Pasar modal adalah pasar untuk berbagai
instrument keuangan jangka panjang yang biasa diperjualbelikan, baik dalam bentuk
utang maupun modal sendiri. Instrumen keuangan yang diperjualbelikan dipasar modal
seperti saham, obligasi, warrant, right, obligasi konvertibel, dan berbagai produk turunan
seperti opsi (put atau call).
Adapun menurut UUPM pasal 1 angka 13 memberi pengertian:“Pasar Modal adalah
kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek,
perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan
profesi yang berkaitan dengan efek”.
Pasar modal sebagaimana pasar pada umumnya adalah suatu tempat untuk bertemunya
para penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi dalam rangka memperoleh
modal. Yang membedakannya dengan pasar lainnya adalah pada objek yang
diperjualbelikan. Kalau pada pasar lainnya yang diperdagangkan adalah sesuatu yang
sifatnya konkret seperti kebutuhan sehari-hari, tetapi yang diperjualbelikan di pasar modal
adalah “modal”, atau dana dalam bentuk efek (surat berharga). Pasar modal dibedakan
menjadi dua segmen, yaitu:
1. Non Securities Segment, Menyediakan tempat dari lembaga keuangan langsung
kepada perusahaan. Perusahaan berunding langsung dengan lembaga penyedia
dana. Misalnya perbankan, perusahaan asuransi, dana pensiun, dan lain-lain.
2. Segment, Dirancang dengan maksud dapat menyediakan sumber pembelanjaan
perusahaan jangka panjang dan memungkinkan perusahaan melakukan investasi
pada barang modal, memperbanyak alat-alat produksi dan menciptakan
kesempatann kerja.
Tujuan segment ini memobilisasi tabungan jangka panjang, menyediakan wahana atau
saluran tabungan yang dapat ditarik atau ditempatkan pada investasi jangka panjang
pada perusahaan-perusahaan produktif.
5
Bab 2: Sejarah Pasar Modal
Untuk mengenal lebih dekat tentang pasar modal, perlu adanya pengetahuan dan
pemahaman tentang sejarah pasar modal itu sendiri, agar dapat menjadi bahan
perbandingan dan pedoman di dalam mengembangkan pasar modal di masa yang akan
datang. Pasar modal adalah fenomena yang merentang cukup lama dalam sejarah yang
hingga kini terus berkembang dan terus mengalami kemajuan.
Sebelum Tahun 1900 sejarah pasar modal berjalan seiring dengan aktivitas ekonomi
negara-negara maju sejak abad pertengahan. Tata aturan dalam beraktivitas di pasar
modal berkembang sejalan dengan pergerakan ekspansi dan konolialisme ekonomi
bangsa-bangsa Eropa di Asia, Amerika Tengah dan Selatan. Pada masa itu perkembangan
aktivitas perekonomian dititikberatkan pada sektor pertanian dan perkebunan. Aktivitas
perekonomian demikian terus membesar, karena keuntungan yang diraih juga luar biasa.
Pembesaran skala usaha-usaha pertanian dan perkebunan tentunya mengakibatkan
meningkatnya keperluan dana, maka mulailah diperkenalkan suatu modus penghimpun
dana dari masyarakat Eropa. Modus itu terus berkembang yang kemudian menjadi
cikalbakal pasar modal. Seiring dengan populernya pasar modal, pihak-pihak yang terlibat
dalam kegiatan pasar modal memerlukan suatu aturan main agar proses berinteraksi
dapat menjadi tertib, adil, tidak menimbulkan kekacauan dan merugikan salah satu pihak.
Sejarah perkembangan pasar modal di Indonesia dapat dibagi dalam beberapa periode.
Pembagian tersebut dimaksudkan karena ada hal-hal khusus yang terjadi dalam periode
perkembangannya baik dilihat dari sisi peraturan maupun dari sisi ekonomi, bahkan juga
dari sisi politik dan keamanan.
Adapun periode yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Periode Permulaan (1878-1912)
2. Periode Pembentukan Bursa (1912-1925)
3. Periode Awal Kemerdekaan (1925-1952)
4. Periode Kebangkitan (1952-1977)
5. Periode Pengaktifan Kembali (1977-1987)
6. Periode Deregulasi (1987-1995)
7. Periode Kepastian Hukum (1995-sekarang)
8. Periode Menyongsong Independensi Bapepam (badan Pengawas Pasar Modal).
Menurut buku "Effectengids" yang dikeluarkan Vereniging voor den Effectenhandel pada
tahun 1939, transaksi efek telah berlangsung sejak 1880 namun dilakukan tanpa
organisasi resmi sehingga catatan tentang transaksi tersebut tidak lengkap. Pada tahun
1878 terbentuk perusahaan untuk perdagangan komunitas dan sekuritas, yakti Dunlop &
Koff, cikal bakal PT. Perdanas.
Baru pada tahun 1912 tepatnya tanggal 14 Desember Amsterdamse Effectenbueurs
membuka cabang bursa efek untuk pertama kalinya di Indonesia yang bertempat di
Batavia (Jakarta).
6
Pasar modal ini merupakan yang tertua keempat untuk tingkat Asia setelah Bombay,
Hongkong, dan juga Tokyo. Awal mula kenapa pihak pemerintahan belanda mendirikan
bursa efek di Batavia ini karena pada awal abad 19 tersebut berbagai perkebunan
sedang dibangun secara besar-besaran.
Agar proses pembangunan bisa berjalan dengan baik, maka pemerintah kolonial
Belanda tentu saja membutuhkan modal. Nah salah satu sumber modal yang digunakan
saat itu adalah tabungan dari orang-orang Eropa dan juga Belanda yang mempunyai
penghasilan di atas rata-rata.
Atas dasar itulah pada tanggal 14 Desember 1912 tersebut resmi berdiri pasar yang satu
ini dengan nama Vereniging voor de Effectenhandel. Jika diterjemahkan dalam bahasa
Indonesia Namanya adalah Asosiasi Perdagangan Efek. Pasar ini terletak di Batavia
(Jakarta) dengan efek yang diperjualbelikan berupa saham dan juga obligasi.
7
Bab 3: Produk dan Instrumen Pasar Modal
Setelah mengerti alasan berinvestasi, kenali beberapa produk investasi yang ditawarkan
oleh pasar modal. Pasar modal adalah sarana bertemunya perusahaan maupun institusi
lain (misalnya pemerintah) yang membutuhkan dana dari masyarakat untuk
pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain, dengan
masyarakat yang hendak menginvestasikan dana mereka. Untuk mendapatkan
pendanaan, perusahaan atau institusi tersebut menerbitkan saham atau surat utang, dan
masyarakat pemodal (investor) yang men”dana”i perusahaan maupun institusi tersebut
dengan membeli instrumen tersebut di pasar modal baik secara langsung, maupun dalam
bentuk reksa dana. Karena itu pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian
suatu negara. Selain saham, obligasi, dan reksa dana, pasar modal juga
memperdagangkan bentuk lain seperti waran, right, dan produk derivatif lainnya.
Karena itu, kita perlu mengenal berbagai produk investasi di pasar modal, karena produk
investasi yang dipilih harus disesuaikan dengan informasi pada pada video sebelumnya
yang telah dipelajari:
1. Tujuan investasi, apakah kebutuhan jangka pendek, jangka menengah, atau
jangka panjang.
2. Risk appetite (atau “selera risiko”), apakah suka risiko tinggi, atau risiko yang
sedang-sedang aja, atau yang relatif aman.
3. Jumlah dana untuk investasi yang secara rutin yang akan diinvestasikan. Hal ini
penting, karena dana untuk investasi BEDA DENGAN dana untuk kebutuhan
hidup sehari-hari.
Beberapa instrument pasar modal adalah
1. Saham
Saham adalah surat bukti atau tanda kepemilikan bagian modal pada suatu
perusahaan. Ada beberapa jenis saham dalam praktek, yang dapat dibedakan menurut
cara peralihan dan manfaat yang diperoleh para pemegang saham.
a. Jenis saham menurut cara pengalihannya
8
Ditinjau menurut cara pengalihannya, saham dibedakan menjadi:
(1) Saham atas unjuk (Bearer stock)
Di atas sertifikat tidak dituliskan nama pemiliknya. Dengan pemilikan saham atas unjuk,
seseorang pemilik sangat mudah untuk mengalihkan atau memindahkannya kepada
orang lain karena sifatnya mirip dengan uang. Pemilik saham atas unjuk harus berhati-
hati membawa dan menyimpannya, karena kalau saham tersebut hilang, maka pemilik
tidak dapat memintakan gantinya. Di Indonesia, PT. Zebra Taxi yang berada di Surabaya
adalah satu-satunya perusahaan yang pernah menerbitkan saham atas unjuk dengan
nilai nominal tertentu yang dulu didaftarkan di bursa paralel.
(2) Saham atas nama (Registered stock)
Di atas sertifikat saham ditulis nama pemiliknya. Cara peralihan dengan
dokumen peralihan dan kemudian nama pemiliknya dicatat dalam buku perusahaan
yang khusus memuat daftar nama pemegang saham. Kalau sertifikat ini hilang, pemilik
dapat meminta ganti. Di Indonesia selain PT. Zebra Taxi, semua perusahaan yang
menerbitkan saham merupakan saham atas nama.
b. Jenis saham menurut manfaatnya
(1) Saham biasa
Saham biasa (common stock atau common share) biasanya selalu ada dalam struktur
modal saham. Jenis-jenis saham biasa antara lain:
a. Saham unggulan (blue chips). Saham yang diterbitkan besar, yang telah
memperlihatka kemampuan dalam memperoleh keuntungan dan pembayaran dividen.
b. Growth stocks. Saham yang dikeluarkan oleh perusahaan yang laba dan pangsa
pasarnya mengalami perkembangan.
c. Emerging growth stocks. Saham yang dikeluarkan oleh perusahaan yang relatif lebih
kecil tetapi mempunyai daya tahan yang kuat dalam kondisi ekonomi yang kurang baik.
d. Income stocks. Yaitu saham yang membayar dividen melebihi jumlah rata-rata
pendapatan.
9
e. Cyclical stocks. Adalah saham perusahaan yang mempunyai keuntungan berfluktuasi
dan sangat dipengaruhi oleh siklus usaha.
f. Defensive stocks. Yaitu saham perusahaan yang dapat bertahan dan tetap stabil dari
periode atau kondisi yang tidak menentu.
g. Speculative stocks. Pada prinsipnya semua saham yang diperdagangkan adalah saham
spekulatif, karena pada waktu membeli tidak ada kepastian keuntungan yang akan kita
dapat.
(2) Saham preferen
Saham preferen (preferred stocks) dalam praktek terdapat beberapa jenis yaitu:
a. Cumulative preferred stock
Saham preferen jenis ini memberikan hak kepada pemiliknya atas pembagian dividen
yang sifatnya kumulatif dalam suatu persentase atau jumlah tertentu. Sehingga jika pada
tahun tertentu dividen yang dibayarkan tidak mencukupi atau tidak dibayar sama sekali,
maka hal ini diperhitungkan pada tahun-tahun berikutnya.
b. Non cumulative stock
Pemegang saham jenis ini mendapat prioritas dalam pembagian dividen sampai pada
suatu persentase atau jumlah tertentu, tetapi tidak kumulatif.
c. Participating preferred stock
Pemilik saham ini selain memperoleh dividen tetap juga memperoleh dividen tambahan
(extra dividend).
2. Obligasi
Obligasi dapat dibedakan dalam beberapa jenis, tergantung sudut mana kita melihatnya,
diantaranya dari sudut pengalihannya, jangka waktu, jaminan atas obligasi, dan bunga
yang dibayarkan, dan sebagainya.
a. Jenis obligasi berdasarkan cara pengalihannya
10
Berdasarkan dari cara pengalihan obligasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu obligasi
atas unjuk dan obligasi atas nama.
(1) Obligasi atas unjuk (Bearer bond)
Ciri-ciri obligasi antara lain: nama pemilik tidak tercantum dalam sertifikat obligasi,
kupon bunga yang dibayarkan tercantum dalam sertifikat, sangat mudah
dipindahtangankan, sertifikat dan kupon yang hilang tidak dapat diganti, dan
sebagainya. Pada umumnya obligasi di Indonesia adalah jenis obligasi atas unjuk.
(2) Obligasi atas nama (Registered bond)
Pada obligasi atas nama untuk pokok pinjaman, nama pemilik dan kupon bunga
tercantum dalam sertifikat. Sedangkan obligasi atas nama untuk bunga dan nama
pemilik tidak tercantum dalam sertifikat tetapi dicatat di perusahaan emiten guna
mempermudah dalam pengiriman bunga.
b. Jenis obligasi berdasarkan jaminan yang diberikan
Berdasarkan jaminan yang diberikan obligasi ini dapat dibedakan menjadi dua yaitu
obligasi dengan jaminan (secured bonds) dan obligasi tanpa jaminan (unsecured bonds).
(1) Obligasi dengan jaminan terdiri:
a. Guaranted bond (obligasi bergaransi)
Obligasi ini biasanya dikeluarkan oleh perusahaan kecil yang kekurangan dana.
Perusahaan ini biasanya berafiliasi atau menjadi anak perusahaan dari perusahaan yang
lebih besar. Perusahaan besar inilah yang memberikan jaminan terhada pelunasan pokok
dan bunga obligasi dalam bentuk garansi.
b. Mortgage bond (obligasi dengan jaminan real estate)
Obligasi ini dikenal juga dengan jaminan hipotek. Nilai jaminan yang diberikan
perusahaan penerbit obligasi tentu melebihi dari obligasi yang diterbitkan.
c. Collateral trust bond
Obligasi ini dijamin dengan efek yang dimiliki emiten dalam bentuk portofolio.
Kemungkinan pula emiten menjamin saham-saham anak perusahaannya.
d. Equipment trust bond
11
Jaminan yang diberikan bagi pemegang obligasi ini adalah berupa equipment yang
dimiliki oleh perusahaan penerbit obligasi dan equipment tersebut digunakan seharihari,
misalnya pesawat untuk perusahaan penerbangan.
(2) Obligasi tanpa jaminan (unsecured bond) terdiri atas:
a. Debenture bond
Pada obligasi ini tidak ada aset yang menjadi jaminan, kecuali kejujuran, nama baik, dan
kesediaan membayar. Obligasi pemerintah biasanya memiliki sifat seperti ini.
b. Subordinate debenture bond
Biasanya memiliki tingkat klaim yang lebih rendah dari semua obligasi emiten yang
beredar. Obligasi ini bunganya sangat tinggi, karena tingkat risiko tinggi dan
keamanannya paling rendah.
c. Jenis obligasi berdasarkan cara penetapan dan pembayaran bunga
Berdasarkan atas penetapan bunga, ada beberapa jenis obligasi yaitu obligasi dengan
bunga tetap, obligasi dengan bunga tidak tetap, obligasi tanpa bunga, dan obligasi
perpetual.
(1) Obligasi dengan bunga tetap
Obligasi ini memberikan bunga tetap yang dibayar setiap periode tertentu, dan pada
waktu
jatuh tempo pokok pinjaman dibayarkan kepada pemegang obligasi.
(2) Obligasi dengan bunga tidak tetap
Penetapan bunga dari obligasi ini bermacam-macam, misalnya bunga dikaitkan dengan
indek atau tingkat bunga deposito.
(3) Obligasi tanpa bunga
Obligasi ini tidak memiliki bunga, keuntungan yang diperoleh dari pemilik obligasi ini
adalah selisih antara nilai pada waktu jatuh tempo yaitu sebesar nilai nominal dengan
selisih pada harga beli.
(4) Obligasi perpetual
12
Obligasi ini tidak mempunyai jatuh tempo, sehingga penerbit obligasi tidak mempunyai
kewajiban mengembalikan hutang kecuali jika perusahaan dilikuidasi. Keuntungan yang
diharapkan pemegang obligasi ini adalah bunga yang dibayar secara periodik selama
perusahaan berjalan.
3. Opsi (Option)
Option atau opsi di Indonesia belum umum diperdagangkan, namun dalam praktek di
luar negeri instrument ini sangat popular. Dalam penerbitan option terdapat dua pihak
yang terkait yaitu penulis (writer) dan pemegang (holder) option. Option ini adalah efek
yang bukan diterbitkan emiten. Ada dua istilah dalam option yaitu call dan put option,
call option memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli saham pada harga
yang telah ditentukan sebelumnya. Harga ini lazim disebut exercise price atau striking
price. Sedangkan jika memiliki put option maka kita memperoleh hak untuk menjual
saham tertentu dengan harga dan hari yang telah ditentukan.
4. Waran (warrant)
Warrant adalah salah satu surat berharga yang dikeluarkan oleh perusahaan
yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli saham dengan syarat-
syarat yang telah ditentukan terlebih dahulu. Syarat-syarat tersebut biasanya mengenai:
harga saham yang akan dibeli (tanpa menghiraukan harga pasar), jumlah saham yang
dapat dibeli. Masa berlaku warrant biasanya 5-10 tahun. Besarnya premi dapat dihitung
dengan rumus sebagai berikut:
P = HW – (HPS – HSW)
dengan:
P = Premi HPS = Harga Pasar Saham
HW = Harga Warrant HSW = Harga Saham yang ditetapkan dalam Warrant
5. Penerbitan Sekuritas kepada Masyarakat (Public Issue)
Public Issue adalah menjual sekuritas obligasi atau saham kepada masyarakat umum,
sedangkan privat placement adalah menjual sekuritas saham atau obligasi kepada
beberapa investor yang terbatas (kadang-kadang hanya satu investor)
Ada 3 cara perusahaan untuk menawarkan sekuritas ke masyarakat umum :
(1) traditional underwriting
Investment banker atau group of investment dapat menjadi underwriter perusahaan
yang akan menjual sekuritas ke masyarakat umum. Perusahaan yang mengeluarkan
sekuritas tidak menanggung risiko dari sekuritas yang tidak laku dijual, yang
13
menanggung risiko adalah underwriter. Traditional underwriting dapat dilakukan
berdasarkan pada: competitive-bid, dasar negosiasi (negotiated basis), atau penjamin
akan membuat pasar (make market) pada sekuritas yang diterbitkan.
(2) Best Efforts Offering
Selain dengan menjaminkan sekuritas baru, investment bankers dapat hanya
menjualkan sekuritas, jika sekuritas tidak laku, yang menanggung adalah perusahaan
yang mengeluarkan sekuritas tersebut.
(3) Shelf Registration
Shelf registration membiarkan suatu perusahaan untuk meregister kuantitas sekuritas,
“put them on the shelf” dan kemudian menjual sekuritas tersebut dalam kondisi yang
menguntungkan untuk dua tahun atau lebih yang akan datang.
6. Privileged Subscription
Selain menerbitkan sekuritas untuk dijual kepada investor, perusahaan dapat
menawarkan privileged subscription kepada para pemegang saham.
Privileged Subscription adalah menjual sekuritas baru yang mana pemegang saham yang
ada diberi preferensi dalam pembelian sekuritas untuk menambah proporsi jumlah
lembar saham yang mereka telah miliki. Metode penawaran ini disebut juga penawaran
hal (right offering)
7. Right
Right adalah hak yang diberikan kepda pemilik saham biasa untuk membeli tambahan
penerbitan saham baru. Hak ini biasanya dicantumkan dalam anggaran dasar
perusahaan. Ada dua tujuan diadakannya right yaitu:
a. Agar pemilik saham lama dapat mempertahankan pengendaliannya atas perusahaan.
b. Untuk mencegah penurunan nilai kekayaan pemilik saham lama.
Pasar modal juga dikenal dengan istilah bursa efek. Di dalamnya, bisa ditemukan berbagai
jenis surat berharga yang setiap hari diperdagangkan. Jenis-jenis surat berharga tersebut
di antaranya adalah:
• Saham
14
Saham merupakan surat berharga yang menjadi bukti kepemilikan atas sebuah
perusahaan. Investor yang memiliki saham di sebuah perusahaan, berhak untuk
mendapatkan dividen atau pembagian laba.
• Reksadana
Reksadana dikenal sebagai instrumen investasi yang menjadi wadah untuk
pengumpulan serta pengelolaan dana beberapa investor. Dana tersebut kemudian
dikelola manajer investasi menjadi berbagai instrumen, seperti pasar uang,
obligasi, saham, atau efek lainnya.
• Surat utang atau obligasi
Kamu juga bisa mendapatkan surat berharga berupa obligasi di pasar modal.
Kepemilikan surat utang dapat dipindahtangankan, dan pemegangnya memiliki
hak untuk memperoleh bunga serta pelunasan utang pada jangka yang telah
ditentukan.
• Exchange traded fund (ETF)
Surat berharga yang satu ini sebenarnya memiliki kemiripan dengan reksadana,
sama-sama dikumpulkan secara kolektif. Hanya saja, EFT bisa diperdagangkan di
bursa efek layaknya saham.
• Derivatif
Selanjutnya, ada pula surat berharga dalam bentuk derivatif. Surat berharga ini
dikenal sebagai bentuk turunan dari saham. Terdapat 2 jenis derivatif yang bisa
kamu temukan di pasar modal Indonesia, yaitu warrant dan right.
15
Bab 4: Beberapa Istilah dalam Pasar Modal
Mencoba keberuntungan di pasar modal tentunya membutuhkan dana dan pengetahuan
yang mumpuni. Dengan mengetahui istilah pasar modal, bisa membantu calon
nasabah untuk melakukan investasi saham atau trading. Sebaiknya seorang calon pemain
saham -sembari menyiapkan dana untuk melakukan trading, terutama bagi pemula di
dunia pasar modal- memahami terlebih dahulu beberapa istilah paling dasar di pasar
saham. Adapun beberapa istilah paling dasar di dunia pasar saham yang perlu diketahui,
setidaknya ada 7 (tujuh) buah.
Pertama adalah “Bid dan Offer Bid”. Ia merupakan istilah yang sering digunakan apabila
seseorang ingin melakukan pembelian saham. Teknisnya, dalam melakukan transaksi,
seseorang akan memasukkan harga untuk membeli saham tersebut -atau yang dikenal
dengan istilah Bid Price. Sementara Offer merupakan lawan kata Bid, yakni seseorang
melakukan penawaran untuk menjual saham. Ketika seseorang memasukkan harga
saham yang akan dijual, maka hal tersebut bisa disebut dengan Offer Price.
Kedua adalah “After Hours Trading”. After Hours Trading merupakan sebuah proses
perdagangan di pasar saham yang dilakukan setelah jam kerja.
Ketiga adalah Day Trading. Istilah “Day Trading” merupakan sebuah kegiatan perdagangan
di pasar modal berupa kegiatan pembelian dan penjualan saham yang dilakukan pada hari
yang sama.
Keempat ialah Close Price. Istilah Close Price merupakan harga akhir atau harga penutupan
dari saham yang diperdagangkan pada hari yang sama.
Kelima Rally, Bearish, dan Bullish. Istilah Rally saham merupakan istilah ketika harga saham
mengalami peningkatan secara tajam. Istilah ini tidak hanya berlaku untuk saham saja,
namun juga surat berharga dan indeks. Sementara bullish adalah sebuah kondisi dimana
pasar saham mengalami tren naik atau menguat. Sedangkan bearish adalah sebuah
kondisi pasar saham sedang mengalami tren turun atau melemah.
Keenam Diversifikasi. Istilah Diversifikasi investasi merupakan sebuah proses yang
dilakukan dalam upaya mengurangi risiko investasi dengan tidak hanya berpatokan pada
satu instrumen saja, namun disebar ke beberapa investasi yang berbeda.
Ketujuh adalah Portofolio risiko. Istilah Profil risiko merupakan istilah yang erat kaitannya
dengan karakteristik investor, antara lain tipe konservatif, moderat dan agresif. Pertama
Investor konservatif merupakan investor yang umumnya menghindari risiko dengan
mencari suatu bentuk investasi yang aman. Umumnya tipe investor ini adalah para
pensiunan yang ingin memperoleh penghasilan tambahan dari saham. Kedua Investor
moderat merupakan investor yang mempunyai tingkat toleransi resiko sedikit lebih tinggi
daripada konservatif, asalkan imbal hasilnya sesuai dengan harapan. Seorang investor
moderat mempunyai kemampuan menanggung risiko dalam cakupan sedang dan
umumnya berinvestasi pada instrument deposito. Ketiga Investor agresif merupakan
16
investor yang cenderung aktif melakukan spekulasi beli dan jual saham. Investor tipe ini
cenderung pede dalam berinvestasi di pasar saham.
17
Bab 5: Ulasan Pasar Modal: Pengertian Modern, dan Manfaatnya
Ada beberapa instrumen dalam berinvestasi di mana masyarakat lebih mengenal berupa
emas atau properti. Namun, tidak banyak yang mengetahui tentang pilihan investasi
melalui pasar modal.
Dengan memilih berinvestasi menggunakan capital market atau pasar modal ini, tidak
hanya memberi peluang kepada masyarakat untuk mendapatkan keuntungan. Namun
juga berperan aktif dalam meningkatkan kondisi perekonomian dalam negeri.
Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan
perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya,
serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.
Sementara menurut Bruce Lliyd, pasar modal bertindak sebagai penghubung antara para
investor dengan perusahaan maupun instansi pemerintah melalui perdagangan instrumen
melalui jangka panjang seperti obligasi, saham, dan lainnya.
5.1 Fungsi Pasar Modal.
• Pasar modal sebagai sarana penambah modal bagi usaha
Perusahaan dapat memperoleh dana dengan cara menjual saham ke pasar modal.
Saham-saham ini akan dibeli oleh masyarakat umum, perusahaan-perusahaan
lain, lembaga, atau oleh pemerintah.
• Pasar modal sebagai sarana pemerataan pendapatan
Setelah jangka waktu tertentu, saham-saham yang telah dibeli akan memberikan
deviden (bagian dari keuntungan perusahaan) kepada para pembelinya
(pemiliknya). Oleh karena itu, penjualan saham melalui pasar modal dapat
dianggap sebagai sarana pemerataan pendapatan.
• Pasar modal sebagai sarana peningkatan kapasitas produksi
Dengan adanya tambahan modal yang diperoleh dari pasar modal, maka
produktivitas perusahaan akan meningkat.
• Pasar modal sebagai sarana penciptaan tenaga kerja
Keberadaan pasar modal dapat mendorong muncul dan berkembangnya industri
lain yang berdampak pada terciptanya lapangan kerja baru.
• Pasar modal sebagai sarana peningkatan pendapatan negara
18
Setiap dividen yang dibagikan kepada para pemegang saham akan dikenakan
pajak oleh pemerintah. Adanya tambahan pemasukan melalui pajak ini akan
meningkatkan pendapatan negara.
• Pasar modal sebagai indikator perekonomian negara
Aktivitas dan volume penjualan/pembelian di pasar modal yang semakin
meningkat (padat) memberi indikasi bahwa aktivitas bisnis berbagai perusahaan
berjalan dengan baik. Begitu pula sebaliknya.
5.2 Manfaat Pasar Modal
Pasar modal memiliki manfaat bagi emiten (Pihak yang melakukan Penawaran Umum,
yaitu penawaran Efek yang dilakukan oleh Emiten untuk menjual Efek kepada masyarakat
berdasarkan tata cara yang diatur dalam peraturan Undang-undang yang berlaku),
maupun untuk para investor.
Manfaat Pasar Modal untuk Emiten
• Jumlah dana yang dapat dihimpun berjumlah besar
• Dana tersebut dapat diterima sekaligus pada saat pasar perdana selesai
• Tidak ada convenant sehingga manajemen dapat lebih bebas dalam pengelolaan
dana/perusahaan
• Solvabilitas perusahaan tinggi sehingga memperbaiki citra perusahaan
• Ketergantungan emiten terhadap bank menjadi lebih kecil
Manfaat Pasar Modal untuk Investor
• Nilai investasi berkembang mengikuti pertumbuhan ekonomi. Peningkatan
tersebut tercermin pada meningkatnya harga saham yang mencapai capital gain
• Memperoleh dividen bagi mereka yang memiliki atau memegang saham dan juga
bunga yang mengambang bagi pemegang obligasi
• Dapat sekaligus melakukan investasi dalam beberapa instrumen yang
mengurangi risiko
19
Bab 6: Perkembangan dan tantangan Pasar Modal Indonesia
Pasar modal memiliki peranan yang penting terhadap perekonomian suatu negara karena
pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Dalam
fungsi ekonomi, pasar modal menyediakan fasilitas untuk mempertemukan dua
kepentingan, yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang
memerlukan dana (emiten). Dengan adanya pasar modal, pihak yang memiliki kelebihan
dana dapat menginvestasikan dana tersebut dengan harapan memperoleh keuntungan
(return), sedangkan perusahaan (issuer) dapat memanfaatkan dana tersebut untuk
kepentingan investasi tanpa menunggu tersedianya dana operasional perusahaan. Dalam
fungsi keuangan, pasar modal memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh
keuntungan (return) bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik investasi yang di pilih.
Keberadaan pasar modal di Indonesia merupakan salah satu faktor penting dalam
pembangunan perekonomian nasional, terbukti telah banyak industri dan perusahaan
yang menggunakan institusi ini sebagai media untuk menyerap investasi dan media untuk
memperkuat posisi keuangannya.
Secara faktual pasar modal telah menjadi pusat saraf finansial (financial nerve centre) pada
dunia ekonomi modern dewasa ini, bahkan perekonomian modern tidak mungkin dapat
eksis tanpa adanya pasar modal yang tangguh dan berdaya saing global serta terorganisir
dengan baik. Selain itu, pasar modal juga dijadikan sebagai salah satu indikator
perkembangan perekonomian suatu negara. Jalloh (2009) mengatakan bahwa pasar
keuangan berperan penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui
mobilisasi sumber daya keuangan dan arus masuk modal. Perusahaan dan pemerintah
sama-sama dapat mengambil manfaat dari eksistensi pasar modal. Keduanya dapat
memanfaatkan berbagai instrumen keuangan di pasar modal untuk mendanai berbagai
proyek jangka panjang. Sebagai contoh, pemerintah dapat menerbitkan obligasi untuk
membangun infrastruktur jalan raya, membangun rumah sakit, transportasi umum,
membangun bendungan, bandar udara, dan infrastruktur sosial lainnya. Hal ini tentu akan
mendorong penciptaan kekayaan negara dan tentu berdampak pada pertumbuhan
ekonomi domestik. Pasar modal Indonesia merupakan pasar yang sedang berkembang
yang dalam perkembangannya sangat rentan terhadap kondisi makroekonomi secara
umum serta kondisi ekonomi global dan pasar modal dunia. Pengaruh makroekonomi
tidak mempengaruhi kinerja perusahaan secara seketika melainkan secara perlahan dan
dalam jangka waktu yang panjang. Sebaliknya harga saham akan terpengaruh dengan
seketika oleh perubahan faktor makro ekonomi tersebut karena para investor lebih cepat
bereaksi. Ketika perubahan makro ekonomi itu terjadi, para investor akan
memperhitungkan dampaknya baik yang positif maupun yang negatif terhadap kinerja
perusahaan beberapa tahun ke depan, kemudian mengambil keputusan membeli, menjual
atau menahan saham yang bersangkutan. Oleh karena itu harga saham lebih cepat
menyesuaikan diri terhadap perubahan variabel makroekonomi daripada kinerja
perusahaan yang bersangkutan.
Indeks harga saham gabungan sebagai indikator perkembangan pasar modal Indonesia
yang sekarang bernama Bursa Efek Indonesia (BEI) membuktikan bahwa kondisi
20
makroekonomi dan kondisi ekonomi global menyebabkan IHSG mengalami pergerakan
yang sangat terkait dengan keadaan tersebut. Faktor lain yang juga berpengaruh terhadap
pergerakan IHSG adalah kondisi politik dan keamanan negara. Tulisan ini membahas
tentang sejarah, perkembangan dan tantangan pasar modal Indonesia dimasa yang akan
datang. PEMBAHASAN Pengertian Pasar Modal Pasar modal dalam arti sempit adalah
suatu tempat dalam pengertian fisik yang terorganisasi tempat efek-efek di perdagangkan
yang disebut bursa efek. Pengertian bursa efek (stock exchange) adalah suatu sistem yang
terorganisasi yang mempertemukan penjual dan pembeli efek yang dilakukan baik secara
langsung maupun tidak langsung. Menurut Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun
1995 tentang Pasar Modal mendefinisikan pasar modal “sebagai kegiatan yang
bersangkutan dengan Penawaran umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang
berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan
dengan Efek”.
Manfaat Pasar Modal Bagi Emiten Bagi emiten, pasar modal memiliki beberapa manfaat,
antara lain: 1. Jumlah dana yang dapat dihimpun berjumlah besar 2. Dana tersebut dapat
diterima sekaligus pada saat pasar perdana selesai 3. Tidak ada convenant sehingga
manajemen dapat lebih bebas dalam pengelolaan dana/ perusahaan 4. Solvabilitas
perusahaan tinggi sehingga memperbaiki citra perusahaan 5. Ketergantungan emiten
terhadap bank menjadi lebih kecil Bagi investor Sementara, bagi investor, pasar modal
memiliki beberapa manfaat, antara lain: 1. Nilai investasi berkembang mengikuti
pertumbuhan ekonomi. Peningkatan tersebut tercermin pada meningkatnya harga saham
2. Memperoleh dividen bagi mereka yang memiliki/memegang saham dan bunga yang
mengambang bagi pemegang obligasi 3. Dapat sekaligus melakukan investasi dalam
beberapa instrumen yang mengurangi risiko Produk-Produk Pasar Modal Produk-produk
investasi yang ditawarkan kepada investor di pasar modal adalah (Jogiyanto, 2014): 1.
Reksa Dana Reksa dana (mutual fund) adalah sertifikat yang menjelaskan bahwa
pemiliknya menitipkan uang kepada pengelola reksa dana (manajer investasi) untuk
digunakan sebagai modal berinvestasi. Melalui dana reksa ini nasihat investasi yang baik
“jangan menaruh semua telur dalam satu keranjang” bisa dilaksanakan. Pada prinsipnya
investasi pada reksa dana adalah melakukan investasi yang menyebar pada sejumlah alat
investasi yang diperdagangkan di pasar modal dan pasar uang. 2. Saham Secara sederhana
saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan
dalam suatu perusahaan. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa
pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan kertas tersebut.
Membeli saham tidak ubahnya dengan menabung. Imbalan yang akan diperoleh dengan
kepemilikan saham adalah kemampuannya memberikan keuntungan yang tidak
terhingga. Tidak terhingga ini bukan berarti keuntungan investasi saham biasa sangat
besar, tetapi tergantung pada perkembangan perusahaan penerbitnya. Bila perusahaan
penerbit mampu menghasilkan laba yang besar maka ada kemungkinan para pemegang
sahamnya akan menikmati keuntungan yang besar pula. Karena laba yang besar tersebut
menyediakan dana yang besar untuk didistribusikan kepada pemegang saham sebagi
dividen. Saham memberikan kemungkinan penghasilan yang tidak terhingga. Sejalan
dengan itu, risiko yang ditanggung pemilik saham juga relatif paling tinggi. Investasi
memiliki risiko yang paling tinggi karena pemodal memiliki
21
hak klaim yang terakhir, bila perusahaan penerbit saham bangkrut. Secara normal, artinya
diluar kebangkrutan, risiko potensial yang akan dihadapi pemodal hanya dua, yaitu tidak
menerima pembayaran dividen dan menderita capital loss. Keuntungan lainnya adalah
capital gain akan diperoleh bila ada kelebihan harga jual diatas harga beli. Ada kaidah-
kaidah yang harus dijalankan untuk mendapat capital gain. Salah satunya adalah membeli
saat harga turun dan menjual saat harga naik. 3. Saham Preferen Saham preferen adalah
gabungan (hybrid) antara obligasi dan saham biasa. Disamping memiliki karakteristik
seperti obligasi juga memiliki karakteristik saham biasa. Karakteristik obligasi misalnya
saham preferen memberikan hasil yang tetap seperti bunga obligasi. Biasanya saham
preferen memberikan pilihan tertentu atas hak pembagian dividen. Ada pembeli saham
preferen yang menghendaki penerimaan dividen yang besarnya tetap setiap tahun, ada
pula yang menghendaki didahulukan dalam pembagian dividen, dan lain sebagainya.
Pilihan untuk berinvestasi pada saham preferen didorong oleh keistimewaan alat investasi
ini, yaitu memberikan penghasilan yang lebih pasti. Bahkan kemungkinan keuntungan
tersebut lebih besar dari suku bunga deposito apabila perusahaan penerbit mampu
menghasilkan laba yang besar, dan pemegang saham preferen memiliki keistimewaan
mendapatkan dividen yang dapat disesuaikan dengan suku bunga. 4. Obligasi Obligasi
adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak antara pemberi pinjaman dengan
penerima pinjaman. Surat obligasi adalah selembar kertas yang menyatakan bahwa
pemilik kertas tersebut memberikan pinjaman kepada perusahaan yang menerbitkan
obligasi. Pada dasarnya memiliki obligasi sama persis dengan memiliki deposito
berjangka. Hanya saja obligasi dapat diperdagangkan. Obligasi memberikan penghasilan
yang tetap, yaitu berupa bunga yang dibayarkan dengan jumlah yang tetap pada waktu
yang telah ditetapkan. Obligasi juga memberikan kemungkinan untuk mendapatkan
capital gain, yaitu selisih antara harga penjualan dengan harga pembelian. Kesulitan untuk
menentukan penghasilan obligasi disebabkan oleh sulitnya memperkirakan
perkembangan suku bunga. Padahal harga obligasi sangat tergantung dari
perkembangan suku bunga. Bila suku bunga bank menunjukkan kecenderungan
meningkat, pemegang obligasi akan menderita kerugian.
Di samping menghadapi risiko, perkembangan suku bunga yang sulit dipantau,
pemegang obligasi juga menghadapi risiko kapabilitas (capability risk), yaitu pelunasan
sebelum jatuh tempo. Sebelum obligasi ditawarkan di pasar, terlebih dahulu dibuat
peringkat (rating) oleh badan yang berwenang. Rating tersebut disebut sebagai credit
rating yang merupakan skala risiko dari semua obligasi yang diperdagangkan. Skala ini
menunjukkan seberapa aman suatu obligasi bagi pemodal. Keamanan ini ditunjukkan
dengan kemampuan untuk membayar bunga dan melunasi pokok pinjaman.
Dalam sejarah Pasar Modal Indonesia, kegiatan jual beli saham dan obligasi dimulai pada
abad ke-19. Menurut buku Effectengids yang dikeluarkan oleh Verreninging voor den
Effectenhandel pada tahun 1939, jual beli efek telah berlangsung sejak 1880. Pada tahun
1912, Amserdamse Effectenbeurs mendirikan cabang bursa efek di Batavia. Di tingkat Asia,
bursa Batavia tersebut merupakan yang tertua ke empat setelah Bombay, Hongkong, dan
22
Tokyo. Aktivitas ini pada waktu itu dilakukan oleh orang-orang Belanda di Batavia yang
dikenal sebagai Jakarta saat ini. Sekitar awal abad ke-19 pemerintah kolonial Belanda
mulai membangun perkebunan secara besarbesaran di Indonesia. Sebagai salah satu
sumber dana adalah dari para penabung yang telah dikerahkan sebaik-baiknya. Para
penabung tersebut terdiri dari orang-orang Belanda dan Eropa lainnya yang
penghasilannya sangat jauh lebih tinggi dari penghasilan penduduk pribumi. Atas dasar
itulah maka pemerintahan kolonial waktu itu mendirikan pasar modal. Setelah
mengadakan persiapan akhirnya berdiri secara resmi pasar modal di Indonesia yang
terletak di Batavia (Jakarta) pada tanggal 14 Desember 1912 dan bernama Verreninging
voor den Effectenhandel (bursa efek) dan langsung memulai perdagangan. Efek yang
diperdagangkan pada saat itu adalah saham dan obligasi perusahaan milik perusahaan
Belanda serta obligasi pemerintah Hindia Belada. Bursa Batavia dihentikan pada perang
dunia pertama dan dibuka kembali pada tahun 1925 dan menambah jangkauan
aktivitasnya dengan membuka bursa paralel di Surabaya dan Semarang. Aktivitas ini
terhenti pada perang dunia kedua.
Setahun setelah pemerintah Belanda mengakui kedaulatan RI, tepatnya pada tahun 1950,
obligasi Republik Indonesia dikeluarkan oleh pemerintah. Peristiwa ini menandai mulai
aktifnya kembali Pasar Modal Indonesia. Di dahului dengan diterbitkannya Undang-
undang Darurat No. 13 tanggal 1 September 1951, yang kelak ditetapkan sebagai
Undang-undang No. 15 tahun 1952, setelah terhenti 12 tahun. Adapun
penyelenggarannya diserahkan kepada Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek-efek
(PPUE) yang terdiri dari 3 bank negara dan beberapa makelar efek lainnya dengan Bank
Indonesia sebagai penasihat. Aktivitas ini semakin meningkat sejak Bank Industri Negara
mengeluarkan pinjaman obligasi berturut-turut pada tahun 1954, 1955, dan 1956. Para
pembeli obligasi kebanyakan warga negara Belanda, baik perorangan maupun badan
hukum. Semua anggota diperbolehkan melakukan transaksi abitrase dengan luar negeri
terutama dengan Amsterdam. Menjelang akhir era 50-an, terlihat kelesuan dan
kemunduran perdagangan di bursa. Hal ini diakibatkan politik konfrontasi yang
dilancarkan pemerintah RI terhadap Belanda sehingga mengganggu hubungan ekonomi
kedua negara dan mengakibatkan banyak warga negara Belanda meninggalkan Indonesia.
Perkembangan tersebut makin parah sejalan dengan memburuknya hubungan Republik
Indonesia dengan Belanda mengenai sengketa Irian Jaya dan memuncaknya aksi
pengambil-alihan semua perusahaan Belanda di Indonesia, sesuai dengan Undangundang
Nasionalisasi No. 86 Tahun 1958. Kemudian disusul dengan instruksi dari Badan
Nasonialisasi Perusahaan Belanda (BANAS) pada tahun 1960, yaitu larangan Bursa Efek
Indonesia untuk memperdagangkan semua efek dari perusahaan Belanda yang beroperasi
di Indonesia, termasuk semua efek yang bernominasi mata uang Belanda, makin
memperparah perdagangan efek di Indonesia. Pada tahun 1977, bursa saham kembali
dibuka dan ditangani oleh Badan Pelaksana Pasar Modal, institusi baru di bawah
Departemen Keuangan. Unuk merangsang perusahan melakukan emisi, pemerintah
memberikan keringanan atas pajak perseroan sebesar 10%- 20% selama 5 tahun sejak
perusahaan yang bersangkutan go public. Selain itu, untuk investor WNI yang membeli
saham melalui pasar midal tidak dikenakan pajak pendapatan atas capital gain, pajak atas
bunga, dividen, royalti, dan pajak kekayaan atas nilai saham/ bukti penyertaan modal. Pada
23
tahun 1988, pemerintah melakukan deregulasi di sektor keuangan dan perbankan
termasuk pasar modal. Deregulasi yang memengaruhi perkembangan pasar modal antara
lain Pakto 27 tahun 1988 dan Pakses 20 tahun 1988. Sebelum itu telah dikeluarkan Paker
24 Desember 1987 yang berkaitan dengan usaha pengembangan pasar modal meliputi
pokok-pokok: 1. Kemudahan syarat go public antar lain laba tidak harus mencapai 10%. 2.
Diperkenalkan Bursa Paralel. 3. Penghapusan pungutan seperti fee pendaftaran dan
pencatatan di bursa yang sebelumya dipungut oleh Bapepam. 4. Investor asing boleh
membeli saham di perusahaan yang go public. 5. Saham boleh diterbitkan atas unjuk. 6.
Batas fluktuasi harga saham di bursa efek sebesar 4% dari kurs sebelum ditiadakan. 7.
Proses emisi di Bapepem selambat-lambatnya 30 hari sejak dilengkapinya persyaratan.
Pada bulan Agustus 1997 krisis moneter yang melanda negara Asia seperti Indonesia,
Malaysia, Thailand, Korea Selatan dan Singapura menyebabkan penurunan nilai mata uang
negara-negara Asia terhadap Dollar Amerika. Untuk menstabilkan Rupiah, Bank Indonesia
pada saat itu menaikan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Tingginya suku bunga
berakibat negatif terhadap pasar modal. Investor tidak lagi tertarik menanam dananya di
Pasar Modal, karena total return yang dihasilkan lebih kecil dari bunga deposito. Akibatnya
harga-harga saham di pasar modal mengalami penurunan drastis. Kemerosotan pasar
saham ditunjukkan oleh IHSG yang turun dari 750,83 poin pada tanggal 8 Juli 1997
menjadi 278,95 poin pada tanggal 28 September 1998. IHSG mulai mengalami
peningkatan pada bulan Oktober 1998 menembus angka diatas 300 poin (Jogiyanto,
2014). Pasca krisis moneter tersebut, pasar modal Indonesia secara umum mengalami
perkembangan yang signifikan. Bahkan pada tahun 2009 pasar modal Indonesia
merupakan yang terbaik di ASEAN dan menempati peringkat ke-2 di Asia Pasifik meskipun
beberapa kali mengalami fluktuasi yang cukup berat seperti saat krisis global tahun 2008.
Fungsi Pasar Modal Pasar modal suatu negara memiliki fungsi berikut ini:
1. Sebagai sarana penambah modal bagi usaha Perusahaan dapat
memperoleh dana dengan cara menjual saham ke pasar modal.
Saham-saham ini akan dibeli oleh masyarakat umum, perusahaan-
perusahaan lain, lembaga, atau oleh pemerintah.
2. Sebagai sarana pemerataan pendapatan Setelah jangka waktu
tertentu, sahamsaham yang telah dibeli akan memberikan deviden
(bagian dari keuntungan perusahaan) kepada para pembelinya
(pemiliknya). Oleh karena itu, penjualan saham melalui pasar modal
dapat dianggap sebagai sarana pemerataan pendapatan.
3. Sebagai sarana peningkatan kapasitas produksi Dengan adanya
tambahan modal yang diperoleh dari pasar modal, maka
produktivitas perusahaan akan meningkat.
4. Sebagai sarana penciptaan tenaga kerja Keberadaan pasar modal
dapat mendorong muncul dan berkembangnya industri lain yang
berdampak pada terciptanya lapangan kerja baru.
5. Sebagai sarana peningkatan pendapatan negara Setiap deviden
yang dibagikan kepada para pemegang saham akan dikenakan pajak
oleh pemerintah. Adanya tambahan pemasukan melalui pajak ini
24
akan meningkatkan pendapatan negara. Sebagai indikator
perekonomian negara Aktivitas dan volume penjualan /pembelian di
pasar modal yang semakin meningkat (padat) memberi indikasi
bahwa aktivitas bisnis berbagai perusahaan berjalan dengan baik.
Begitu pula sebaliknya.
Peluang Pasar Modal Indonesia. Untuk meningkatkan kinerja pasar modal di Indonesia
secara berkesinambungan, para pemangku kebijakan sudah seharusnya memanfaatkan
peluang yang ada pada perekonomian Indonesia. Salah satu peluang yang perlu
dimanfaatkan oleh para pemangku kebijakan pasar modal adalah meningkatnya golongan
kelas menengah di Indonesia. Pertumbuhan populasi kelas menengah di Indonesia relatif
tinggi. Pada tahun 2003, ada 81 juta penduduk Indonesia yang termasuk kelas menengah
(37,7% dari total penduduk). Pada tahun 2012, jumlah populasi kelas menengah di
Indonesia mencapai 134 juta penduduk atau sekitar 56,5% dari total penduduk (Bank
Dunia, dalam Majalah SWA). Secara definitif, kelas menengah (middle class atau
consuming class) merupakan golongan masyarakat yang mampu melakukan aktifitas
konsumsi dan investasi. Bahkan pada tahun 2030, Indonesia diprediksikan akan memiliki
135 juta orang yang masuk dalam golongan kelas menengah (consuming class), 113 juta
orang yang masuk dalam golongan tenaga kerja berketrampilan, dan lebih hebatnya lagi,
Indonesia diprediksikan akan menjadi negara dengan ekonomi terbesar ke-7 di dunia
(Riset McKinsey 2012, dalam presentasi Direktur Pengembangan Bisnis BEI, Friderica
Widyasari Dewi, di FEUI). Sayangnya, per tumbuhan kelas menengah di Indonesia tidak
didukung oleh pengetahuan berinvestasi di pasar modal yang memadai. Sebuah riset
monthly middle class monitoring pada majalah pemasaran terkemuka di Indonesia
(Majalah Marketeers) mengungkapkan bahwa mayoritas kelas menengah di Indonesia
melakukan investasi jangka pendek, namun hanya segelintir orang saja yang melakukan
investasi jangka panjang di pasar modal. Bahkan, pada riset mengenai tipe investasi yang
dimiliki oleh kelas menengah Indonesia pada tahun 2012 (n=600) mengungkap fakta
bahwa kelas menengah ini hanya melakukan investasi sebesar 5,5% pada instrumen saham
dan obligasi di pasar modal. Persentase lainnya tersebar pada rekening tabungan (87, 3%),
properti (49,5%), asuransi dengan manfaat investasi (48,8%), tabungan berencana (24,2%),
emas (20%), deposito berjangka (19,5%), asuransi (19%), dan perhiasan (7,8%).
Tantangan Pasar Modal Indonesia. Sebagai konsekuensi dari globalisasi dan integrasi
ekonomi, maka kinerja pasar modal sangat tergantung dari kinerja ekonomi nasional,
regional, dan internasional. Laju pertumbuhan pasar modal turut ditentukan oleh berbagai
indikator makro ekonomi seperti laju inflasi, tingkat suku bunga, nilai tukar, dan besaran
indikator makro lainnya. Hal ini menjadi pondasi penting bagi pertumbuhan pasar modal
ke depan karena akan menentukan sejauh mana tingkat laju pertumbuhan pasar modal.
Beberapa indikator ekonomi yang berpengaruh terhadap kinerja pasar modal antara lain:
tingkat suku bunga, laju inflasi, dan nilai tukar. Perkembangan ekonomi regional baik di
kawasan Amerika, Eropa, dan Asia. berpengaruh terhadap ekonomi dunia. Demikian pula
krisis surat utang yang melanda negara di Uni Eropa seperti Yunani, Portugal, Italia dan
25
lain-lain dapat berdampak buruk bagi kawasan ekonomi lainnya. Selain itu, pertumbuhan
ekonomi Jepang yang masih lesu seiring dengan badai tsunami di khawatirkan turut
memperlemah kinerja ekonomi di kawasan Asia Pergerakan dana untuk kegiatan investasi
tidak mengenal surut walaupun ekonomi sedang mengalami penurunan. Artinya aktivitas
pasar modal di seluruh dunia akan terus mencari peluang portfolio investasi yang mampu
memberikan return yang lebih baik. Blessing in disguise, lesunya ekonomi di suatu
kawasan terkadang menjadi ‘berkah’ bagi kawasan ekonomi di belahan dunia lain. Salah
satu tantangan kinerja pasar modal adalah pertumbuhan transaksi di pasar sekunder.
Pasar saham di Indonesia mengalami pertumbuhan kinerja yang sangat baik dan hal ini
dapat dilihat dari pertumbuhan indeks harga saham. Ketika kasus subprime tahun 2008,
indeks harga saham mengalami penurunan yang sangat tajam bahkan hampir menyentuh
level 1.100. Untuk itu di perlukan suatu sweetener agar pasar sekunder tetap terus
bergairah dalam bertransaksi, Sebagai salah satu negara dengan populasi terbesar di
dunia, maka peningkatan pemodal lokal menjadi salah satu faktor yang turut memperkuat
daya tahan pasar sehubungan dengan volatilitas aliran dana yang bersifat jangka pendek.
Dengan basis pemodal lokal yang besar dan kuat, maka pasar modal Indonesia lebih siap
menghadapi ‘guncangan’ pasar. Untuk itu, edukasi dan sosialisasi merupakan medium
yang harus terus ditumbuhkembangkan. Peningkatan impelementasi Good Governance
dan Etika Bisnis juga harus terus dilakukan. Sejarah membuktikan bahwa pengabaian
implementasi good governance berdampak pada penurunan kinerja, reputasi, hingga
krisis. Betapa besar biaya yang harus dibayar setiap kali berhadapan dengan krisis, baik
krisis perbankan tahun 97/98, krisis subprime 2008, dan krisis lain dengan dimensi berbeda
dan dengan skala yang lebih kecil. Namun, semua pihak harus menyadari bahwa good
governance merupakan kunci bagi keberlangsungan (sustainability) bisnis keuangan dan
pasar modal. Selain itu, dalam konteks lain, juga berhadapan dengan risiko reputasi terkait
dengan beberapa beberapa persoalan di perbankan seperti pembobolan dana nasabah
dan lain-lain. Intinya adalah bagaimana implementasi good governance melalui
penerapan manajemen risiko dan penegakan aturan sehingga bisnis keuangan
mengedepankan etika bisnis. Pasar modal Indonesia sebagai pasar modal kategori
emerging market di hadapkan pada tantangan-tantangan berikut ini: 1. Masih minimnya
investor domestik. Saat ini jumlah investor dalam negeri sudah mencapai 363.000 orang,
namun rasionya dibandingkan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 240 juta orang
masih sangat kecil. Investor domestik dapat mencegah anjloknya pasar modal saat adanya
penarikan modal secara besar-besaran (capital reversals) dari investor asing. 2. Jumlah
emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang memiliki kinerja bagus masih relatif sedikit. Saat
ini, jumlah emiten yang terdaftar di pasar modal Indonesia sudah mencapai 462
perusahaan. Angka ini memang besar tapi tidak setara dengan instrumen investasi yang
ada. Untuk itu pasar modal Indonesia masih memerlukan lebih banyak emiten berkualitas,
tidak hanya sekadar menjadi perusahaan terbuka dan mendapatkan modal dari publik. 3.
Produk investasi pasar modal masih terbatas. Tantangan yang ada salah satunya
diversifikasi produk investasi. Investasi saham dan SBN kini masih mendominasi, meski
terdapat pula obligasi korporasi. Alternatif investasi seperti derivatif juga masih terbatas.
4. Sistem aturan yang belum sinkron. Keberadaan pasar modal tidak lepas dari industri
jasa keuangan. Kedepan dengan hadirnya OJK BEI memerlukan sinkronisasi aturan, karena
industri pasar modal akan bersinggungan dengan industri perbankan dan jasa keuangan
26
non baik lainnya. Aturan yang ada disinkronkan. Sekarang masih terpisah-pisah hingga
sulit koordinasi. 5. Masih banyak jebakan emiten gorengan. Kenaikan saham menjadi
pendorong naiknya IHSG, tapi yang patut di perhatikan adalah masih ditemui banyak
saham berstatus 'gorengan'. OJK berniat memerangi hal ini karena saham gorengan
merupakan investasi yang tidak sehat mengingat pergerakannya bersifat semu. Saham
naik dan turun didorong oleh pihak-pihak yang saling terkait atau sama. KESIMPULAN
Pasar modal Indonesia dalam perjalanannya mengalami beberapa kali guncangan yang
hebat. Namun, dengan semakin membaiknya kondisi makro ekonomi Indonesia, maka
krisis tersebut dapat dilalui. Selanjutnya pasar modal Indonesia memiliki peluang yang
sangat besar menjadi pasar modal yang kuat dan tangguh dengan banyaknya kelas
menengah Indonesia yang potensial untuk berinvestasi di pasar modal. Tantangannya
adalah pengetahuan mereka masih minim terkait investasi dipasar modal, sehingga
keterlibatan masyarakat Indonesia berinvestasi di pasar modal masih sangat rendah
dibandingkan dengan negaranegara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.
27
Bab 7: Pasar Modal Syariah
Pasar modal syariah adalah instrumen keuangan jangka panjang yang mengelola
perdagangan surat utang, saham, reksadana dengan menerapkan prinsip syariat sebagai
landasan sistem kerjanya.
Di Indonesia, pengertian pasar modal syariah sendiri tidak bisa terlepas dari Undang-
undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (UUPM) yaitu kegiatan yang
bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang
berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan
dengan Bursa Efek Syariah.
Perkembangan pasar modal syariah semakin menggembirakan dari tahun ke tahun.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dana kelolaan atau nilai aktiva bersih
(NAB) reksadana syariah per akhir Maret 2020 mencapai Rp57,42 triliun, naik 6,87 persen
dibandingkan NAB reksadana syariah per akhir Desember 2019 yang sebesar Rp53,73
triliun.
Adapun secara persentase terhadap total NAB secara industri, per akhir Maret 2020
reksadana syariah berkontribusi 12,15 persen, sedangkan per akhir Desember 2019 hanya
9,91 persen.
Lalu bagaimana sejarah pasar modal syariah hingga berkembang seperti saat ini?
3 Juli 1997: PT Danareksa Investment Management menerbitkan reksadana syariah, ini
menjadi awal mula dan sejarah pasar modal syariah di Indonesia.
3 Juli 2000: PT Danareksa bekerja sama dengan Bursa Efek Indonesia meluncurkan Jakarta
Islamic Index dengan tujuan memandu investor yang ingin menginvestasikan dananya
secara syariah.
18 April 2001: untuk pertama kali Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-
MUI) mengeluarkan fatwa yang berkaitan langsung dengan pasar modal, yaitu Fatwa
Nomor 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk Reksa Dana
Syariah. September 2002: instrumen investasi syariah di pasar modal terus bertambah
dengan kehadiran Obligasi Syariah PT Indosat Tbk. Instrumen ini merupakan Obligasi
Syariah pertama dan akad yang digunakan adalah akad mudharabah.
14 Maret 2003: terciptanya MoU antara Bapepam dan DSN-MUI untuk mengembangkan
pasar modal berbasis syariah di Indonesia.
23 November 2006: Bapepam-LK menerbitkan paket Peraturan Bapepam dan LK terkait
Pasar Modal Syariah. Paket peraturan tersebut yaitu Peraturan Bapepam dan LK Nomor
IX.A13 tentang Penerbitan Efek Syariah dan Nomor IX.A.14 tentang Akad-akad yang
digunakan dalam Penerbitan Efek Syariah di Pasar Modal.
28
31 Agustus 2007: Bapepam-LK menerbitkan Peraturan Bapepam dan LK Nomor II.K.1
tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah
12 September 2007: peluncuran Daftar Efek Syariah pertama kali oleh Bapepam .
7 Mei 2008: Disahkan UU Nomor 19 tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara
(SBSN). Undang-undang ini diperlukan sebagai landasan hukum untuk penerbitan surat
berharga syariah negara atau sukuk negara.
26 Agustus 2008: Pemerintah Indonesia menerbitkan SBSN seri IFR0001 dan IFR0002.
7.1 Cara kerja pasar modal syariah
Pada hakikatnya, pasar modal syariah adalah bagian dari pasar modal umum yang
aktivitasnya melibatkan jual beli saham, sukuk, dan reksadana. Aktivitas keuangan ini
termasuk dalam perbuatan muamalah juga yang mana bermakna mengatur hubungan
antar sesama manusia.
Kegiatan pasar modal termasuk dalam kelompok muamalah, sehingga transaksi dalam
pasar modal diperbolehkan sepanjang tidak ada larangan menurut syariah.
Terdapat beberapa karakteristik pasar modal syariah yaitu bahwa produk dan mekanisme
transaksi tidak boleh bertentangan dengan prinsip syariah di pasar modal. Selain itu, pasar
modal syariah memberikan jaminan kehalalan dalam kegiatan jual belinya. Terutama
menghindari larangan yang mengandung unsur gharar (ketidakpastian) dan riba.
Meski begitu sifatnya universal sehingga tidak terbatas hanya dapat dimanfaatkan oleh
suku, agama, atau golongan tertentu saja.
Pasar modal syariah memiliki dua peran penting, yaitu:
- Sebagai sumber pendanaan bagi perusahaan untuk pengembangan
usahanya melalui penerbitan efek syariah.
- Sebagai sarana investasi efek syariah bagi investor.
Meskipun memiliki bernama syariah dan diatur dengan aturan Islam, tetapi pada
dasarnya pasar modal syariah bersifat umum sehingga dapat dimanfaatkan oleh siapa
pun tanpa melihat latar belakang suku, agama, dan ras tertentu.
Adapun tujuan pasar modal syariah memungkinkan percepatan pertumbuhan ekonomi
dengan memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk dapat memanfaatkan dana
langsung dari masyarakat, menyediakan sumber pembiayaan (jangka panjang) bagi
dunia usaha hingga menciptakan lapangan pekerjaan dengan profesi yang baik dan
menarik.
29
Kegiatan yang dilarang dalam pasar modal Syariah. Dalam bermuamalah, manusia
diperbolehkan melakukan kegiatan yang dapat mendatangkan keuntungan, tetapi
dengan tetap menghindari segala bentuk transaksi yang mengandung unsur riba
ataupun bunga. Keuntungan pasar modal syariah berasal dari bagi hasil atau nisbah.
Selain itu, cara kerja pasar modal syariah harus terhindar dari kegiatan muamalah yang
dilarang sesuai fatwa DSN-MUI Nomor: 80/DSN-MUI/III/2011, antara lain:
7.2 Pengertian Pasar Modal Syariah dan Jenis-Jenisnya
Gharar: Ketidakpastian dalam suatu akad, baik mengenai kualitas atau kuantitas objek
akad maupun mengenai penyerahannya.
Riba: Tambahan yang diberikan dalam pertukaran barang-barang, dan tambahan yang
diberikan atas pokok utang dengan imbalan penangguhan pembayaran.
Maisir: Setiap kegiatan yang melibatkan perjudian di mana pihak yang memenangkan
perjudian akan mengambil taruhannya.
Bathil: Jual beli yang tidak sesuai dengan rukun dan akadnya atau tidak dibenarkan oleh
syariat Islam.
Bai’al-ma’dum: Melakukan penjualan atas barang (efek syariah) yang belum dimiliki
(short selling).
Ikhtikar: Membeli suatu barang yang sangat diperlukan masyarakat pada saat harga
mahal dan menimbunnya dengan tujuan untuk menjual kembali saat harga lebih mahal.
Taghrir: Upaya mempengaruhi orang lain, baik dengan ucapan atau tindakan yang
mengandung kebohongan agar terdorong untuk melakukan transaksi.
7.3 Landasan dan dasar hukum pasar modal syariah
Kegiatan pasar modal syariah mengacu kepada Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995
tentang Pasar Modal. Sementara itu, Bapepam-LK selaku regulator pasar modal di
Indonesia, memiliki beberapa peraturan khusus terkait pasar modal syariah, antara lain:
- Peraturan Nomor II.K.1 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah
- Peraturan Nomor IX.A.13 tentang Penerbitan Efek Syariah
- Peraturan Nomor IX.A.14 tentang Akad-akad yang digunakan dalam
Penerbitan Efek Syariah
7.4 Produk pasar modal syariah
Terdapat instrumen pasar modal syariah, antara lain:
30
- Saham (efek) syariah.
- Sukuk.
- Reksadana syariah.
- Efek beragun aset syariah (EBA Syariah)
- Dana Investasi Real Estate Syariah (DIRE Syariah)
- Saham (efek) syariah
Saham syariah adalah kerja sama dalam usaha yang mana kegiatan ini didasari akad dan
tidak dilarang di dalam agama. Investor menyerahkan dana sebagai bentuk kontribusi
dan perusahaan pengelola dana menggunakannya untuk mengembangkan usaha. Saat
perusahaan untung maupun rugi akan ditanggung bersama dengan istilah bagi hasil
dividen.
Penggunaan Dana. Tidak mengandung transaksi riba, gharar, spekulatif, dan judi.
Terbatas hanya perusahaan yang sejalan dengan prinsip syariah. Menggunakan konsep
bunga dengan perusahaan di berbagai bidang usaha.
Imbal Hasil. Prinsip transaksi mudharabah, musyarakah, ijarah, istisna, dan
salam. Prinsip keuntungan dari bunga.
Beberapa Catatan:
Mudharabah: Akad kerja sama antara pemilik modal dan pengelola modal.
Musyarakah: Akad berserikat dan bekerja sama menyertakan modal atau aset untuk
usaha.
Ijarah: Akad sewa dan penyewa dengan pembayaran upah.
Istisna: Akad pemesanan antara pembeli dan pembuat aset dengan kriteria yang
disepakati kedua belah pihak.
Salam: Akad jual beli barang pesanan.
Saat ini ada dua jenis kumpulan efek syariah atau Daftar Efek Syariah (DES) yang
ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan atau diterbitkan oleh Pihak Penerbit Daftar Efek
Syariah
31
Bab 8: Pasar Modal di Masa Pandemi
Tahun 2020 merupakan tahun yang sulit bagi sebagian besar orang. Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) secara resmi menetapkan wabah Coronavirus Disease 19 (Covid-19) sebagai
pandemi pada tanggal 9 Maret 2020. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
Pandemi merupakan wabah yang berjangkit serempak di mana-mana atau meliputi
geografi yang luas . WHO sendiri mendefinisikan pandemi sebagai situasi ketika populasi
seluruh dunia ada kemungkinan akan terkena infeksi dan kemungkinan dari mereka jatuh
sakit. Wabah Covid-19 yang melanda seluruh dunia memaksa berbagai negara membuat
kebijakan untuk mencegah atau menanggulangi wabah ini seperti pemberlakuan
lockdown, kegiatan bisnis besar, hingga larangan kegiatan di luar daerah, tidak ada
kegiatan di Indonesia. WHO mengimbau masyarakat untuk melakukan physical
distancing, yaitu menjaga jarak fisik sebagai cara untuk menghindari penyebaran Covid-
19 lebih luas. Oleh karena itu, banyak sektor bisnis yang beralih ke online agar tetap dapat
menjalankan kegiatan sesuai protokol yang berlaku. Hal ini sangat berdampak pada
kondisi keuangan masyarakat secara umum, dengan kasus-kasus yang berbeda-beda,
mulai dari pemotongan upah kerja hingga adanya Pemutusan Hubungan Kerja
(PHK). Keadaan ini memaksa mereka untuk mencari mata pencaharian yang baru demi
hidup. mulai dari pemotongan kerja hingga adanya Pemutusan Hubungan Kerja
(PHK). Keadaan ini memaksa mereka untuk mencari mata pencaharian yang baru demi
hidup. mulai dari pemotongan kerja hingga adanya Pemutusan Hubungan Kerja
(PHK). Keadaan ini memaksa mereka untuk mencari mata pencaharian yang baru demi
hidup.
Data statistik publik yang dikeluarkan oleh PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) pada
bulan Januari 2021 menunjukkan peningkatan jumlah investor pasar modal yang
signifikan. Data akhir tahun 2018 hingga akhir tahun 2019 menunjukkan peningkatan
jumlah investor dari 1.619.372 menjadi 2.484.354. Peningkatan sebesar 53,41% ini masih
lebih rendah dari data akhir tahun 2019 hingga 2020. Pada akhir tahun 2020, jumlah
investor sudah mencapai 3.880.753 meskipun pandemi sedang berlangsung. Hal ini
menandakan bisnis di pasar modal lebih menjadi pilihan masyarakat daripada bisnis nyata
yang sedang terpuruk saat pandemi ini karena adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar
(PSBB).
Menurut situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI), Pasar Modal merupakan pasar untuk
berbagai instrumen jangka panjang yang dapat diperjualbelikan, baik surat utang
(obligasi), ekuiti (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen
lainnya. Undang-Undang No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal mendefinisikan pasar
modal sebagai “kegiatan yang terkait dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek,
Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan
profesi yang berkaitan dengan Efek”. Pasar Modal memiliki peran penting bagi
perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi. Pertama,
sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk
mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang diperoleh dari pasar
modal dapat digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja,
32
dan lain-lain. Kedua, pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada
instrumen keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain.
Instrumen keuangan yang di pasar modal merupakan instrumen jangka panjang (jangka
waktu lebih dari 1 tahun) seperti saham, obligasi, waran, right, dana, dan berbagai
instrumen derivatif seperti option, futures , dan lain-lain. Instrumen keuangan (produk)
yang trading di Pasar Modal Indonesia terdiri dari saham, surat utang (obligasi), reksa
dana, Exchange Traded Fund (ETF), dan derivatif.
Seiring berjalannya waktu, pasar modal tidak hanya berfungsi sebagai sarana investasi
bagi para investor, namun juga dapat menjadi mata pencaharian, terutama dari instrumen
saham. Pasar saham itu sendiri menjanjikan keuntungan yang cukup tinggi dengan
instrumen lain, bahkan dapat mencapai ratusan persen dalam beberapa
bulan. Fundamental maupun teknikalis, semua investor yang berbondong-bondong
berbondong-bondong berusaha mendapatkan keuntungan dengan cara masing-
masing. Namun sejak adanya koreksi besar-besaran Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG) pada awal tahun 2020 hingga puncaknya 20 Maret 2020, para investor ini, terutama
yang masih baru, benar-benar disadarkan bahwa bisnis saham selalu untung.
Penurunan IHSG dari area 6300 hingga area 3900 dalam waktu tiga bulan menunjukkan
bahwa pandemi yang memang sangat parah. Sementara itu, tanggal 31 Maret 2020
sebagai tanggapan terhadap Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020, yang mengatur
sosial besar sebagai tanggapan terhadap Covid-19, baru dilakukan. Respon investor dalam
kondisi ini cukup beragam dari beberapa forum atau media sosial. Ada pro kontra yang
berpendapat IHSG masih akan turun, ada juga yang berpendapat IHSG akan rebound di
kalangan investor. Meskipun ada peningkatan jumlah investor yang tinggi, jumlah volume
transaksi di tahun 2019 masih lebih banyak dari tahun 2020. Tercatat pada 2019 lalu
volume transaksi sebesar 36.534.971.048, sedangkan pada 2020 sebesar
27.495.947.445. Hal ini mencerminkan sebagian besar perilaku investor cenderung wait
and see,
Kondisi pasar memiliki volatilitas yang cukup tinggi apabila dilihat dari transaksi per hari
atau per minggu pada kuartal dua hingga tiga tahun 2020. Investor yang biasa disebut
“trader” memanfaatkan kondisi ini dengan melakukan transaksi cepat tentunya disertai
dengan risiko tinggi. Bulan Maret merupakan bulan dengan volatilitas tertinggi di tahun
2020 dengan indeks tertinggi area 5.700 dan terendah area 3.900. Selain itu, pada kuartal
tepatnya bulan Oktober, mulai menunjukkan rebound sehingga IHSG dapat kembali ke
area 6.000. Secara umum, mulai dari bulan Maret hingga Desember 2020 IHSG mulai
menunjukkan kestabilan harga meskipun ada penurunan di bulan September. Strategi
Pemerintah dalam menerapkan PSBB dirasa tepat meski sedikit terlambat melihat dari
grafik kenaikan IHSG dimulai dari bulan April 2020.
Peningkatan jumlah investor, khususnya investor ritel, dapat memberikan dampak positif
di pasar modal dunia. Harapan di tahun-tahun berikutnya transaksi yang ada di pasar
modal dapat lebih sehat dengan semakin banyak investor ritel. Untuk itu, investor ritel
perlu memperhatikan juga alasan-alasan melakukan transaksi, tidak hanya asal jual dan
33
beli tetapi menggali informasi lebih dalam mengenai emiten tersebut melalui informasi
fundamental maupun teknikal. Selain itu, mental para investor juga harus siap dengan
kondisi seperti pandemi ini. Kondisi yang baik yang diperlukan untuk menghadapi situasi
dengan tren negatif seperti saat ini, dan juga pada saat tren positif. Pastikan memakai
uang “dingin” dalam melakukan transaksi saham, yakni uang yang bukan merupakan
tanggungan sehari-hari. Di masa pandemi ini, masih ada investor yang menganggap
saham sama dengan judi dan melakukan keputusan ekstrem menjual rumah atau mencari
kredit demi melakukan transaksi di pasar modal.
Bahan Bacaan
-, Rizal. Pasar Modal di Masa Pandemi, djkn.kpknl staf bagian/ seksi HI KPKNL Kupang
Bahan Kuliah Dari Buku Manajemen Keuangan. Hal : 185. Bab : 13 Tentang Pasar Modal
Oleh Dosen Universitas Gunadarma. : Ardiprawiro, S.E.,MMSI
Pusat Edukasi dan Informasi Pasar Modal di Yogyakarta - Aria Zabdi/ Dian Pandu/ 04 01
12017.
Materi Kuliah Pasar Modal Fakultas Hukum UMA.
Materi jurusan Manajemen UG/ diktat