kapita selekta frambusia

52
FRAMBUSIA

Upload: erwin-setiawan

Post on 08-Jul-2016

148 views

Category:

Documents


21 download

DESCRIPTION

frambusia

TRANSCRIPT

Page 1: KAPITA SELEKTA FRAMBUSIA

FRAMBUSIA

Page 2: KAPITA SELEKTA FRAMBUSIA

Footer Text

Page 3: KAPITA SELEKTA FRAMBUSIA

FrambusiaPeny infeksi terutama serang kulit,tulang rawan dan tulang. Tdk fatal Tapi kronis, bisa timbulkan cacat75% serang anak < 15 thn (median 6-10 thn), sex peluang samaPenyebab: Treponema PertenueCara Penularan: Kontak langsungFaktor2 permudah penyebaran:Personal hygiene & sanitasi lingk jelek, overcrowded, SAB kurang

Page 4: KAPITA SELEKTA FRAMBUSIA

Penyediaan Air Bersih, Kebersihan perorangan

Kuman: Treponema pertenue

Kontak langsung melalui luka

Footer Text

Faktor Resiko Penularan

Page 5: KAPITA SELEKTA FRAMBUSIA

Stadium frambusia

Stadium I: lesi primer

pada daerah infeksi

Laten awalStadium II:

lesi diseminata

Laten lanjut

Stadium III: destruksi tulang,

sendi, dan jaringan

lunak

Early yaws (menular)

late yaws (tidak menular)

Footer Text

3-6 bln

6-16 mgg, memanjang 2 th > 6

bln

Dlm 5 th lesi dpt muncul kembali

Setelah 5-10 th laten

Page 6: KAPITA SELEKTA FRAMBUSIA

• Lesi awal muncul di daerah port d’ entre (tempat masuk kuman): mother yaw/ frambesioma

• Diawali timbulnya Papul/ nodul kecil: eritematosa, tidak nyeri, kadang2 gatal

• Timbul pada tungkai dan kaki, sebagian timbul di muka.

• KGB regional dapat membesar

Stad 1: mother Yaws, buba madre

Footer Text

Page 7: KAPITA SELEKTA FRAMBUSIA

Mother yaws

Footer Text

Page 8: KAPITA SELEKTA FRAMBUSIA

Krustopapilomata Papul berkembang menjadi

papiloma. Basah bergetah,

mengandung banyak kuman

Getah dapat mengering membentuk keropeng/krusta yang menutup papiloma Krusta papilomata

Dasar ulkus: raspberry like (frambesial), tertutup krusta kekuningan

Footer Text

Page 9: KAPITA SELEKTA FRAMBUSIA

Ulseropapiloma

• Beberapa papul bersatu menjadi plak, dapat menjadi ulkus disebut sebagai chancre of yaws, frambesioma.

• Kadang ada lesi satelit berupa papul-papul kecil

Footer Text

Page 10: KAPITA SELEKTA FRAMBUSIA

• 3-6 bulan, Lesi dapat sembuh spontan, masuk ke dalam fase laten I.

• Gejala sisa berupa sikatriks atrofi (cigarette paper) dengan hipopigmentasi sentral

Footer Text

Page 11: KAPITA SELEKTA FRAMBUSIA

Laten awal dan stadium II• Mother yaws biasanya diikuti dg

periode laten selama 6 – 16 minggu (dapat memanjang sampai 2 tahun), kmdn masuk ke stadium II.

• Timbul karena penyebaran bakteri ke peredaran darah dan jaringan getah bening

• Lesi kulit diseminata (tersebar) dengan limfadenopati generalisata.

• Sering disertai gejala konstitusi: malaise, demam, anoreksia

• Sembuh tanpa meninggalkan jaringan parut

Footer Text

Page 12: KAPITA SELEKTA FRAMBUSIA

Daughter yaws, piamomas

• Lesi kulit diseminata• Papul tidak gatal, kemerahan, verukosa atau vegetasi• Terjadi erosi dan basah, tertutup eksudat fibrin yang sangat

infeksius, mengering membentuk krusta• menyerupai mother yaws tapi dalam ukuran lebih kecil

Footer Text

Page 13: KAPITA SELEKTA FRAMBUSIA

Stadium II

Lesi eksudatif multiple, diseminata eksudatnya menarik lalat utk mendekat

Footer Text

Page 14: KAPITA SELEKTA FRAMBUSIA

Stadium II

• Lesi kulit dapat muncul dimana saja (termasuk daerah lipatan dan membran mukosa)

• Pada daerah aksila, lipatan kulit, dan permukaan mukosa, lebih byk ditemukan lesi papiloma

• Lesi terjadi di telapak kaki, permukaan mengalami penebalan (hiperkeratosis), pecah-pecah (fisurasi) dan nyeri.

• Karena nyeri, penderita berjalan dg posisi aneh, ini disebut crab yaws.

• Dapat mengenai tulang muka, rahang, tungkai bawah: peradangan tulang (osteoperiotitis)

Footer Text

Page 15: KAPITA SELEKTA FRAMBUSIA

Crab yaws

Footer Text

Page 16: KAPITA SELEKTA FRAMBUSIA

Stadium II

• Morfologi dan jumlah lesi dipengaruhi iklim. • Musim kemarau: lesi sedikit dan lebih macular.• Lesi stadium II dapat bertahan lebih dari 6 bulan

dan sembuh secara spontan

Footer Text

Page 17: KAPITA SELEKTA FRAMBUSIA

Laten lanjut

• Pasien dapat memasuki periode laten lanjut tanpa gejala (namun dg uji serologik reaktif)

• Semua lesi membaik tanpa skar, namun dapat muncul kembali dalam 5 tahun pertama infeksi

• Pada kasus relaps lesi cenderung lebih terbatas di daerah perioral

Footer Text

Page 18: KAPITA SELEKTA FRAMBUSIA

Stadium III

Sekitar 10 % kasus periode laten (setelah 5 – 10 th) masuk ke stad III Gejala pada kulit dan tulang, menyebabkan cacat: gumma, gangosa,

gondou, juxta articular nodes, hiperkeratosis telapak tangan dan kakiCacat: dampak sosial ekonomi: anak2 tdk mau sekolah, orang dewasa

sulit mencari pekerjaan

Articular nodulGumma

Footer Text

Page 19: KAPITA SELEKTA FRAMBUSIA

nodul juxta-articular

doc:Subdit Kusta & Framb. Footer Text

Page 20: KAPITA SELEKTA FRAMBUSIA

Gejala Klinis Menurut StadiumStadium I Stadium II Stadium III

Gejala klinik:a.Papul: - Tunggal - >1 (multipel)b. Papilomac. Noduld. Ulkus basah (borok)e. Krusto papiloma

Gejala klinik:Sama seperti

stadium I, tersebar,banyak

Selain itu dapat terkena:

a. Penebalan, pecah pecah pd telapak tangan/kaki

b. Kelainan tulang: osteoporosis,jari2 bengkak,nyeri

c. Kelainan kuku

Gejala klinik:- Gumma(benjolan:perlunakan & merusak cacat)- Ganggosa (hidung keropos)- Juxta articular nodus (benjolan pd sendi)- Kelainan tulang,seperti pedang- Gondouw:benjolan di tulang- Penebalan.pecah2,nyeri pada telapak tangan/kaki

Early (dini)Sangat menular

-Late (Lanjut) -Tidak/kurang menularFooter Text

Page 21: KAPITA SELEKTA FRAMBUSIA
Page 22: KAPITA SELEKTA FRAMBUSIA

Kriteria Penegakkan Kasus

Pemeriksaan RDT dg sensitivitas 85-98% dan spesifisitas 93-98%.

Tidak dapat membedakan antara infeksi aktif dan yg sudah mendapat pengobatan.

Footer Text

Page 23: KAPITA SELEKTA FRAMBUSIA

DEFINISI KASUS Kasus suspek adalah seseorang yang menunjukkan satu atau lebih gejala/tanda klinis selama > 2 minggu, yaitu papul atau papilloma, ulkus fambusia (terdapat krusta, dan tidak sakit), makula papula, hiperkeratosis di telapak tangan atau kaki (early), perubahan pada tulang dan sendi (early)

Kasus probable adalah kasus suspek yang memiliki kontak erat dengan kasus frambusia. • kontak lebih dari 20 jam per minggu • waktu kontak antara 9-90 hari sebelum munculnya lesi frambusia

Kasus konfirmasi adalah kasus suspek atau kasus probable frambusia dengan hasil positif pada uji serologi (Rapid Diagnostic Test/RDT). Jika hasil tes tersebut meragukan, dapat dilakukan tes Rapid Plasma Reagen (RPR). Kasus suspek/probable RDT (-) yang kemudian disebut kasus RDT (-) adalah kasus suspek atau kasus probable dengan hasil pengujian RDT negatif (-).

Footer Text

Page 24: KAPITA SELEKTA FRAMBUSIA

Diagnosis banding

Ulkus tropikum

Footer Text

Page 25: KAPITA SELEKTA FRAMBUSIA

Diagnosis banding

Coccidioidomycosis

Footer Text

Page 26: KAPITA SELEKTA FRAMBUSIA

Ektima

Diagnosis banding

Footer Text

Page 27: KAPITA SELEKTA FRAMBUSIA

Diagnosis banding

PIODERMA

Footer Text

Page 28: KAPITA SELEKTA FRAMBUSIA

TBC Kutis

Diagnosis banding

Footer Text

Page 29: KAPITA SELEKTA FRAMBUSIA

Diagnosis banding

Skabies

Footer Text

Page 30: KAPITA SELEKTA FRAMBUSIA

Impetigo Molluscum Contagiosum

Diagnosis banding

Footer Text

Page 31: KAPITA SELEKTA FRAMBUSIA

Tinea Versicolor Scabies

Diagnosis banding

Footer Text

Page 32: KAPITA SELEKTA FRAMBUSIA

Psoriasis

Diagnosis banding

Footer Text

Page 33: KAPITA SELEKTA FRAMBUSIA

• Dosis azitromisin dosis 30 mg/kgBB(max 2 gram) atau dosis menurut umur, berbentuk tablet dan diberikan per oral.

• Apabila terjadi reaksi alergi terhadap azitromisin, maka obat alternatif lain dapat diberikan.

Footer Text

Pengobatan Penyakit

Jenis dan Dosis Obat Frambusia

No. Nama Obat Umur (tahun) DosisCara

PemberianLama

Pemberian

1. Azitromisin tablet

2-5 th 500 mg1x sehari

Oral Dosis tunggal

6–9 th 1000 mg1x sehari

Oral Dosis tunggal

10-15 th 1500 mg1x sehari

Oral Dosis tunggal

16-69 th 2000 mg1x sehari

Oral Dosis tunggal

Page 34: KAPITA SELEKTA FRAMBUSIA

Pengobatan dg azitromisin

Sebelum diobati

Setelah diobati

Page 35: KAPITA SELEKTA FRAMBUSIA

Surveilans Eradikasi Frambusia

Subdit P2 Kusta dan Frambusia

Page 36: KAPITA SELEKTA FRAMBUSIA

Tujuan Surveilans Frambusia

Menurunkan kasus frambusia

sampai tidak ada

kasus frambusia

• Menemukan secara dini semua kasus frambusia• Menentukan luas wilayah penularan frambusia dan

menentukan tindakan penanggulangan • Menentukan endemisitas frambusia setiap

kabupaten/kota• Menentukan tingkat risiko penularan frambusia

setiap desa • Membuktikan kabupaten/kota bebas penularan

frambusia• Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Pemberian Obat

Pencegahan Massal (POPM) Frambusia

Page 37: KAPITA SELEKTA FRAMBUSIA

Surveilans Frambusia Titik kritis penyelenggaraan upaya eradikasi frambusia untuk menentukan tidak ada lagi penularan kab/kota endemis & kab/kota bebas frambusia

Penemuan, pengolahan, analisis dan pelaporan kasus

frambusia

Upaya penemuan dini frambusia (kasus suspek terkonfirmasi)

Penetapan Endemisitas dan Risiko Penularan

Frambusia

Monitoring dan evaluasi Kegiatan POPM Frambusia

Survei SerologiSertifikasi

Kabupaten/Kota Bebas Frambusia

Kegiatan Pokok Surveilans Frambusia :1 2 3

4 5 6

Page 38: KAPITA SELEKTA FRAMBUSIA

Rencana

AkSi

Page 39: KAPITA SELEKTA FRAMBUSIA

Penemuan, pengolahan, analisis dan pelaporan kasus frambusia

a. Surveilans Berbasis Indikator, kasus diperoleh:

1. Poliklinik Puskesmas2. Puskesmas Pembantu3. Puskesmas Keliling4. Pemeriksaan anak sekolah5. POPM Kasus Kontak atau Total Penduduk

b. Surveilans Berbasis Kejadian, kasus diperoleh:

Laporan kasus frambusia oleh masyarakat telah konfirmasi

• Secara teknis pelaksanaan surveilans kasus frambusia : melaksanakan perekaman, pengolahan data frambusia, analisis dan pelaporan

Page 40: KAPITA SELEKTA FRAMBUSIA

• Kasus frambusia yang ditemukan direkam sesuai format: Register Frambusia Puskesmas, kompilasi data kasus yg ditemukan dari:– fasilitas pelayanan kesehatan – Kegiatan Puskesmas Keliling (tercatat dalam register

frambusia pemeriksaan puskesmas keliling)– Pemeriksaan di Sekolah (tercatat dalam register

frambusia pemeriksaan sekolah)– POPM frambusia– Kasus dari kegiatan lainnya

Penemuan, pengolahan, analisis dan pelaporan kasus frambusia

Page 41: KAPITA SELEKTA FRAMBUSIA

• Register Frambusia Puskesmas dilaporkan setiap bulan, dengan lampiran:– Distribusi Kasus Menurut Desa– Monitor Kegiatan Puskesmas Keliling 12 Bulan

Terakhir oleh Puskesmas– Monitor Kegiatan Pemeriksaan di Sekolah 12 Bulan

Terakhir oleh Puskesmas

• Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota menghimpun kasus frambusia dari semua laporan bulanan Register Frambusia Puskesmas Contoh Format Laporan

Penemuan, pengolahan, analisis dan pelaporan kasus frambusia

Page 42: KAPITA SELEKTA FRAMBUSIA

REGISTER FRAMBUSIA PUSKESMAS

Page 43: KAPITA SELEKTA FRAMBUSIA

Upaya penemuan dini semua kasus frambusia

• Kegiatan Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Puskesmas & Rumah Sakit) Fasilitas pelayanan kesehatan sebagai tempat untuk menemukan, memeriksa, mendiagnosis, dan mengobati kasus frambusia yang berobat setiap hari.

• Kegiatan Puskesmas Keliling upaya memperluas jangkauan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, terutama desa-desa terpencil & desa dengan perilaku masyarakat berisiko penularan frambusia

• Kegiatan Pemeriksaan Frambusia di SekolahMelalui pemeriksaan anak sekolah dapat jg diidentifikasi & ditelusuri adanya penularan frambusia di Desa tempat tinggal penderita.

• Kegiatan POPM Dapat diidentifikasi adanya kasus frambusia diantara penduduk yang mendapat pengobatan

Page 44: KAPITA SELEKTA FRAMBUSIA

REGISTER KEG PUSKESMAS KELILING

Page 45: KAPITA SELEKTA FRAMBUSIA

MONITORING KEG PUSKESMAS KELILING

Page 46: KAPITA SELEKTA FRAMBUSIA

REGISTER PEMERIKSAAN FRAMBUSIA DI SEKOLAH

Page 47: KAPITA SELEKTA FRAMBUSIA

MONITORING PEMERIKSAAN SEKOLAH

Page 48: KAPITA SELEKTA FRAMBUSIA

Penetapan Endemisitas dan Risiko Penularan Frambusia

Endemisitas Frambusia Kabupaten/Kota:• Kabupaten/kota Endemis: mempunyai riwayat

semua jenis kasus frambusia antara tahun 2010 – 2014 dan atau ditemukan kasus frambusia konfirmasi pada wilayah kabupaten/kota yang bersangkutan.

• Kabupaten Bebas: apabila dapat membuktikan tidak memiliki kasus frambusia konfirmasi selama 6 bulan berturut-turut berdasarkan surveilans penyakit frambusia.

Page 49: KAPITA SELEKTA FRAMBUSIA

Penetapan Endemisitas Frambusia Desa: Desa Endemis:

1. Desa dengan sekurang-kurangnya 1 (satu) kasus frambusia konfirmasi dalam setahun terakhir, dan/atau

2. Desa yang jauh dari fasilitas pelayanan rutin, dan tidak pernah ada kegiatan puskesmas keliling/kunjungan rumah selama 12 bulan terakhir, dan/atau

3. Desa yang dikelilingi oleh desa endemis

Desa Non Endemis: Desa yang tidak terdapat kasus frambusia

Penetapan Endemisitas dan Risiko Penularan Frambusia

Penetapan endemisitas frambusia desa diikuti oleh penentuan intervensi yang akan dilakukan (POPM)

Page 50: KAPITA SELEKTA FRAMBUSIA

Kab/KotaEndemis

Frambusia

Kab/KotaBebas Frambusia

Telah melaksanakan:- melaksanakan kegiatan intensifikasi penemuan kasus frambusia di desa-desa endemis baik

sebelum dan setelah pelaksanaan POPM (surveilans kasus frambusia).- Survei serologi pada anak 1-5 tahun selama 3 (tiga) tahun berturut-turut dan terbukti tidak

terdapat penularan lagi, - Tidak ditemukan adanya kasus baru frambusia berdasarkan surveilans kasus frambusia

berkualitas (sesuai indikator kinerja surveilans).

Apabila ditemukan satu kasus frambusia konfirmasi, dan/atau surveilans yang dilaksanakan tidak adekuat (tidak memenuhi indikator kinerja surveilans)

PERUBAHAN STATUS ENDEMISITAS KAB/KOTA

Page 51: KAPITA SELEKTA FRAMBUSIA

Penetapan Kabupaten/Kota Bebas Frambusia

Kriteria Kab/Kota Bebas Frambusia Mendapat Sertifikat Bebas Frambusia 1. Surveilans berkinerja baik (indikator)2. Tidak ditemukan kasus konfirmasi baru selama minimal 6

bulan berturut-turut Kriteria Kab/Kota Endemis Frambusia Mendapat Bebas Frambusia3. Upaya POPM frambusia yang berkualitas (indikator)4. Surveilans berkinerja baik (indikator)5. Survei serologi 6. Tidak ditemukan kasus konfirmasi baru selama minimal 3

tahun berturut-turut

Page 52: KAPITA SELEKTA FRAMBUSIA

o  Kelengkapan laporan bulanan register frambusia di puskesmas (90% puskesmas per kabupaten/kota).

o Dalam waktu < 3 bulan, penemuan kasus melalui Puskesmas keliling dilaksanakan di seluruh wilayah di setiap desa (bagi kabupaten endemis).

o Dalam waktu < 1 (satu) tahun, pemeriksaan sekolah dilaksanakan di seluruh wilayah (bagi kabupaten endemis).

o Tingginya kasus koreng ditemukan.

o Tingginya kasus krambusia RDT negatif (suspek dengan RDT negatif), terutama dalam rangka penegakan diagnosis frambusia di Puskesmas.

Indikator Kinerja Surveilans