modern auditing

24
Bab 8 Materialitas, Resiko, dan Strategi Audit Pendahuluan Materialitas adalah besarnya suatu pengabaian atau salah saji informasi akuntansi di luar keadaan sekitar, memungkinkan pertimbangan seseorang yg bergantung pada informasi tersebut akan berubah. (8.1 a) Syarat Auditor mempertimbangkan materialitas: (8.1 b) Situasi yg berkenaan dengan entitas Informasi yg dibutuhkan pihak yg bergantung pada laporan keuangan yg di audit Pertimbangan Pendahuluan Mengenai Materialitas (Materialitas perencanaan): Auditor membuat pertimbangan pendahuluan mengenai materialitas dalam merencanakan audit. Perbedaan materialitas perencanaan dengan tingkat materialitas yg digunakan pada penyelesaian audit dalam mengevaluasi temuan audit: (8.3) Situasi yg ada di sekitar mungkin berubah Informasi tambahan mengenai klien akan diperoleh selama pelaksanaan audit `Dalam merencanakan suatu audit, auditor harus menilai materialitas pada dua tingkat berikut: (8.2 a) Tingkat Lapoan Keuangan Krn pendapat auditor mengenai kewajaran meluas sampai lapkeu secara keseluruhan. Tingkat Saldo Akun Krn auditor menguji saldo akun dalam memperoleh kesimpulan keseluruhan atas kewajaran lapkeu Materialitas Laporan Keuangan Salah saji agregat minimum dalam suatu lapkeu yg cukup penting untuk mencegah laporan disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yg berlaku umum. Dalam perencanaan audit, auditor harus mengakui bahwa terdapat lebih dari satu tingkat materialitas yg berhubungan dengan lapkeu. (8.4 a) Karena setiap laporan keuangan memiliki beberapa tingkatan. Untuk laporan laba rugi, materialitas dapat di hubungkan

Upload: mayadianasugondo

Post on 22-Nov-2015

88 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

SUMMARY FROM CHAPTER 8

TRANSCRIPT

Bab 8 Materialitas, Resiko, dan Strategi Audit PendahuluanMaterialitas adalah besarnya suatu pengabaian atau salah saji informasi akuntansi di luar keadaan sekitar, memungkinkan pertimbangan seseorang yg bergantung pada informasi tersebut akan berubah. (8.1 a)

Syarat Auditor mempertimbangkan materialitas: (8.1 b) Situasi yg berkenaan dengan entitas Informasi yg dibutuhkan pihak yg bergantung pada laporan keuangan yg di audit

Pertimbangan Pendahuluan Mengenai Materialitas (Materialitas perencanaan):Auditor membuat pertimbangan pendahuluan mengenai materialitas dalam merencanakan audit.

Perbedaan materialitas perencanaan dengan tingkat materialitas yg digunakan pada penyelesaian audit dalam mengevaluasi temuan audit: (8.3) Situasi yg ada di sekitar mungkin berubah Informasi tambahan mengenai klien akan diperoleh selama pelaksanaan audit

`Dalam merencanakan suatu audit, auditor harus menilai materialitas pada dua tingkat berikut: (8.2 a) Tingkat Lapoan KeuanganKrn pendapat auditor mengenai kewajaran meluas sampai lapkeu secara keseluruhan. Tingkat Saldo AkunKrn auditor menguji saldo akun dalam memperoleh kesimpulan keseluruhan atas kewajaran lapkeu

Materialitas Laporan KeuanganSalah saji agregat minimum dalam suatu lapkeu yg cukup penting untuk mencegah laporan disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yg berlaku umum.

Dalam perencanaan audit, auditor harus mengakui bahwa terdapat lebih dari satu tingkat materialitas yg berhubungan dengan lapkeu. (8.4 a)Karena setiap laporan keuangan memiliki beberapa tingkatan. Untuk laporan laba rugi, materialitas dapat di hubungkan dengan total pendapatan, laba operasi, laba sebelum pajak/laba bersih.

Peraturan Keputusan Untuk Tujuan Perencanaan: (8.4 b)Tingkat agregat terkecil dari salah saji yg dipertimbangkan seebagai material untuk setiap laporan keuangan.Peraturan Keputusan Tepat Karena: Lapkeu saling berkaitan Banyak prosedur audit berkaitan dengan lebih dari satu lapkeu

Pedoman Kuantitatif: (8.5 b) 5%-10% dari laba bersih sebelum pajak. (10% untuk laba lebih kecil, 5% lebih besar) % - 1% dari total aktiva 1% dari ekuitas % - 1% dari pendapatan kotor Suatu persentase variabel berdasarkan mana yg lebih besar antara total aktiva/total pendapatan

Pertimbangan Kualitatif (8.6 b)Pertimbangan kualitatif berhubungan dengan penyebab salah saji. Salah saji yg secara kuantitatif tidak material, secara kualitatif material. Terjadi akibat ketidakberesan/pelanggaran hukum oleh klien.

Materialitas Saldo Akun (8.7 a)Salah saji minimum yg dapat muncul dalam suatu saldo akun hingga dianggap mengandung salah saji material. Salah saji tingkat tsb disebut salah saji yg dapat ditolelir. (8.7 b)

Perbedaan antara saldo akun material dengan materialitas: (8.7 c)Saldo akun material merujuk pada ukuran dari suatu saldo akun yg tercatat, materialitas berhubungan dengan jumlah salah saji yg dapat mempengaruhi keputusan seorang pemakai.

Dalam membuat pertimbangan mengenai materialitas pada tingkat saldo akun, auditor harus mempertimbangkan hubungan antara materialitas pada tingkat saldo akun dan materialitas pada tingkat lapkeu.

Auditor merencanakan audit guna mendeteksi salah saji yg mungkin tidak material secara individual, tetapi jika diagregasi dengan salah saji pada saldo akun lainnya akan material erhadap lapkeu secara keseluruhan.

Pertimbangan auditor dalam membuat alokasi materialitas lapkeu: (8.8 a) Mempertimbangkan kemungkinan salah saji dalam akun Biaya yg mungkin untuk menguji akun

Hubungan materialitas dan bukti audit:Semakin rendah tingkat materialitas, semakin besar jumlah bukti yg diperlukan.Semakin besar/semakin signifikan suatu saldo akun maka semakin besar jumlah bukti yg di perlukan.

Resiko audit adalah resiko bahwa auditor tanpa sengaja gagal untuk memodifikasi pendapat secara tepat mengenai lapkeu yg mengandung salah saji material.Semakin tinggi kepastian yg ingin diperoleh auditor dalam menyatakan pendapat yg benar, semakin rendah resiko audit yg diterima.

Model Resiko Audit3 Komponen Resiko Audit: Resiko Bawaan Kerentanan suatu asersi terhadap salah saji material dengan mengasumsikan tidak terdapat pengendalian.Contoh hal-hal yg memiliki dampak mendalam: Profitabilitas entitas sensitivitas dari hasil operasi terhadap faktor ekonomi masalah going concern perputaran manajemen

contoh hal yg hanya berkaitan dengan akun spesifik: akun transaksi yg sulit di audit masalah akuntansi yg suliit di perdebatkan kerentanan terhadap penyalahgunaan kompleksifitas penghitungan

Resiko bawaan muncul secara independen dari audit lapkeu, auditor tidak dapat mengubah tingkat aktual dari resiko bawaan tetapi dapat mengubah tingkat resiko bawaan yg dinilai.

Faktor-faktor Resiko Bawaan: manajemen, tujuan manajemen, sumberdaya perusahaan produk, jasa, pasar, pelanggan, pesaing proses inti dan siklus operasi hasil dari proses inti keputusan pembiayaan dan investasi

Resiko Pengendalian (fungsi dari efektivitas pengendalian intern klien)Resiko bahwa salah saji material yg dapat terjadi dalam suatu asersi tidak akan dapat dicegah/dideteksi dengan tepat waktu oleh pengendalian intern entitas.

Pengendalian intern yg efektif atas suatu asersi akan mengurangi resiko pengendalian, pengendalian intern yg tidak efektif meningkatkan resiko pengendalian.

Beberapa tingkat resiko pengendalian oleh auditor: Prosedur yg di gunakan untuk memperoleh suatu pemahaman tentang struktur pengendalian intern berhubungan dengan asersi Prosedur yg digunakan untuk melaksanakan pengujian pengendalian

2 macam penilaian auditor: Tingkat resiko pengendalian yg direncanakanDidasarkan pada asumsi mengenai efektivitas dari rancangan dan pengoprasian bagian pengendalian intern klien yg relevan.

Tingkat resiko pengendalian aktualBerdasarkan bukti yg diperoleh dari studi dan evaluasi penegndalian intern selama pekerjaan interim dalam tahap pengujian pada audit berjalan.

2 Jenis salah saji yg relevan mengenai kecurangan (SAS No 82): Pelaporan keuangan yg curangSalah saji yg disengaja/penghilangan suatu jumlah pengungkapan dalam lapkeu untuk menipu para pengguna lapkeu.Contoh: a. manipulasi, pemalsuan catatan akuntansib. interpretasi yg salah/penghilangan data yg disengajac. penerapan yg salah secara sengaja

Penyalahgunaan aktivaPencurian atas aktiva entitas yg menyebabkan lakpeu disajikan tidak sesuai dengan prinsip akuntansi.Contoh:a. Penyeludupan penerimaanb. Pencurian aktivac. Menyebabkan perusahaan membayar barang/jasa yg tidak diterima

Resiko Deteksi(kombinasi dr resiko prosedur analitis dan pengujian terinci)Resiko bahwa auditor tidak akan mendeteksi salah saji material yg ada dalam suatu asersi.

Resiko prosedur analitis dan pengujian terinci merupakan fungsi dari efektivitas prosedur audit dan penerapannya oleh auditor.

Cara untuk mengurangi aspek resiko deteksi:a. Perencanaan yg cukupb. Pengawasan yg tepatc. Mengacu pada standar akuntansi intern

Tingkat resiko deteksi direncanakan dapat di terima, dengan menggunakan model resiko di atas.

Resiko audit penting ketika auditor mempertimbangkan tingkat resiko deteksi yg tepat untuk resiko deteksi ketika merencanakan prosedur untuk mengaudit suatu asersi.

Pemahaman mengenai hubungan istilah kuantitatif dengan nonkuantitatif penting:Untuk menentukan tingkat resiko deteksi yg direncanakan dapat di terima

Model Resiko AuditAR = IR x CR x DR atau DR= AR/(IrxCR)

AR= resiko analitisTD= resiko pengujianIR= resiko bawaanCR= resiko pengendalianDR= resiko deteksi

Matriks Komponen Resiko( alat ekspresi nonkuantitatif untuk resiko)Mengasumsikan bahwa resiko audit dibatasi pada suatu tingkat yg rendah.Contoh: Jika resiko bawaan dinilai berada pada tingkat maksimum, resiko pengendalian pada tingkat sedang dan resiko prosedur analitis pada tingkat sedang maka tingkat resiko deteksi yg diterima rendah.

Hubungan antara Resiko Audit dan Bukti AuditHubungan terbalik antara resiko audit dengan bukti audit.Untuk klien, semakin rendah tingkat resiko audit yg ingin dicapai, semakin besar jumlah bukti yg diperlukan (berlaku untuk resiko deteksi).Semakin rendah tingkat yg dapat diterima dr resiko prosedur analitis yg ditentntukan auditor, semakin besar kecukupan dan kompetensi pengujian substansial yg diperlukan untuk membatasi resiko deteksi keseluruhan pada tingkat tersebut.

Hubungan Timbal Balik Antara Materialitas, Resiko Audit, dan Bukti AuditJika ingin mengurangi resiko audit maka: menaikan tingkat materialitas, menaikan bukti audit, membuat kenaikan yg lebih kecil untuk jumlah bukti audit dan tingkat materialitas.

Peringatan akan Adanya Resiko AuditTujuannya untuk memberikan suatu tinjauan mengenai perkembangan ekonomi saat ini pada auditor, perkembangan profesional dan perkembangan peraturan yg mungkin akan mempengaruhi audit untuk klien dalam banyak industri.

Strategi Audit PendahuluanTujuan Utama Auditor dalam Perencanaan dan Pelaksanaan Audit:Untuk mengurangi resiko audit hingga tingkat rendah yg sesuai untuk mendukung suatu pendapat mengenai kewajaran penyajian lapkeu dalam segala hal yg material.

Strategi Audit Pendahuluan adalah merepresentasikan pertimbangan pendahuluan auditor mengenai suatu pendekatan audit dan didasarkan pada asumsi tertentu mengenai pelaksanaan audit.

4 Komponen Strategi Audit Pendahuluan:1. Tingkat resiko bawaan yg dinilai2. Tingkat resiko pengendalian yg direncanakan untuk dinilai 3. Tingkat resiko prosedur analitis yg direncanakan untuk dinilai4. Tingkat pengujian rincian yg direncanakan bila di kombinasikan dengan prosedur lain dapat mengurangi resiko audit

2 Strategi Audit Utama yg Equivalen menurut AICPA1. Suatu pendekatan substantif utama yg menekankan pengujian rincian2. Suatu tingkat resiko pengendalian yg dinilai lebih rendah

Komponen Strategi Audit Menurut Pendekatan Substantif Utama yg Melaksanakan pada Pengujian Terinci:a. Gunakan tingkat resiko prosedur analitis yg direncanakan untuk dinilai pada tingkat yg tinggib. Gunakan tingkat resiko pengendalian yg direncanakan untuk dinilai pada tingkat maksimumc. Memperoleh pemahaman minimum mengenai bagian relevan dari pengendalian internd. Rencanakan sedikit jika ada pengendalian interne. Rencanakan pengujian substantif yg luas atas transaksi dan saldo pada resiko deteksi

Komponen Strategi Audit Menurut Pendekatan Tingkat Resiko Pengendalian yg Dinilai Lebih Rendah:a. Menggunakan tingkat resiko prosedur analitis yg direncanakan untuk penilaian pada tingkat yg tinggib. Menggunakan tingkat resiko pengendalian yg direncanakan untuk penilaian pada tingkat sedangc. Merencanakan pengujian pengendalian d. Merencanakan pengujian substantif atas transaksi/saldo terbatas berdasarkan tingkat resiko deteksi yg direncanakan

Strategi Audit Tambahan: menyatakan bahwa model resiko audit bukan model yg memiliki dua dimensi. Pilihan auditir tidak hanya bergantung pada pengendalian intern.

Komponen strategi audit tambahan: Tingkat resiko prosedur analitis yg direncanakan untuk dinilai Luas pemahaman tentang bisnis dan industri yg diperoleh Keyakinan yg diperoleh dr prosedur analitis(kecukupan bukti) Tingkat pengujian substantif yg direncanakan dilaksanakan untuk mengurangi resiko audit

Komponen Strategi Audit Menurut Pendekatahn Substantif Utama yg Menekankan Pada Prosedur Analitis: Memperoleh pengetahuan yg luas mengenai proses bisnis klien yg relevan dengan asersi Auditor mengantisipasi bahwa dia dapat memperoleh bukti kompeten dr prosedur analitis Menggunakan tingkat resiko pengendalian yg direncanakan untuk penilaian pada tingkat maksimum Merencanakan untuk memperoleh suatu pemahaman minimum mengenai bagian relevan dr pengendalian intern Merencanakan pengujian substantif atas transaksi dan salso yg lebih sempit

2 tipe prosedur audit: Top-down Bottom-up

Pengetahuan auditor mengenai bisnis dan industri membantu pemberian jasa bernilai tambah lainnya.

Penekanan Pada Resiko Bawaan dan Prosedur AnalitisResiko bawaan dinilai pada tingkat maksimum.Penilaian dr beban di bayar dimuka, kewajiban gaji akrual, biaya historis pabrik dan peralatan yg mewakili contoh-contoh dr asersi dimana resiko bawaan dapat dinilai dibawah maksimum.

Penekanan pada resiko bawaan dan prosedur analitis:Mengasumsikan bahwa prosedur analitis lebih murah daripada prosedur audit lainnya.

Hubungan antara Strategi dan Siklus TransaksiSuatu strategi yg serupa diterapkan pada sekelompok asersi yg dipengaruhi oleh Golongan Transaksi dalam suatu Siklus Transaksi.

4 Alternatif strategi Audit:1. Tingkat resiko bawaan2. Resiko pengendalian3. Resiko prosedur analitis4. Resiko pengujian terinci yg di rencanakan

Tujuan auditor mengembangkan strategi audit:a. Memperoleh keyakinan yg memadai b. Mendukung nilai tambah sementara meminimalkan biaya pekerjaan audit

Bab 9 Pemahaman Mengenai Pengendalian InternFaktor-faktor penyebab pentingnya pengendalian intern: Lingkup dan ukuran bisnis entitas telah menjadi sangat kompleks dan tersebar luas Pengujian dan penelaahan yg melekat dalam sistem pengendalian intern yg baik Tidak praktis bagi auditor untuk melakukan audit atas kebanyakan perusahaan dengan pembatasan biaya ekonomi

2 tujuan utama menurut COSO:1. Menetapkan suatu definisi yg umum tentang penegndalian intern yg memenuhi kebutuhan dr berbagai pihak yg berbeda2. Menyediakan suatu standar pengukuran sistem pengendalian bagi bisnis dan entitas lain dan cara meningkatkan sistem pengendalian tsb

Definisi dan KomponenPengendalian intern adalah suatu proses yg dilaksanakan oleh dewan direksi, manajemen, personel lainnya dalam suatu entitas yg dirancang untuk menyediakan keyakinan yg memadai berhubungan dengan pencapaian tujuan.

Pencapaian tujuan mencakup: Keandalan pelaporan keuangan Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yg berlaku Efektivitas dan efisiensi operasi

Konsep Fundamental COSO: Pengendalian internal merupakan suatu proses Pengendalian internal dilakukan oleh orang Pengendalian intrn dapat diharapkan untuk menyediakan keyakinan yg memadai Pengendalian intern diarahkan pada pencapaian tujuan yg saling berkaitan

5 Komponen Pengendalian Intern COSO: Lingkungan PengendalianMenetapkan suasana organisasi yg mempengaruhi kesadaran akan pengendalian dari orang-orangnya. Merupakan fondasi komponen yg menyediakan disiplin dan struktur

Penilaian ResikoPengidentifikasian dan analisis entitas mengenai resiko yg relevan terhadap pencapaian tujuan entitas

Aktivitas PengendalianKebijakan dan prosedur yg membantu meyakinkan bahwa perintah manajemen telah dilaksanakan

Informasi dan KomunikasiPengidentifikasi, penangkapan, pertukaran informasi dalam suatu bentuk/kerangka waktu yg membuat orang bertanggungjawab atas tugasnya.

PemantauanSuatu proses yg menilai kualitas kinerja pengendalian intern pada suatu waktu

Tujuan Entitas dan Pengendalian Intern yg Relevan dengan Suatu Audit3 Tujuan entitas dan pengendalian intern:1. Keandalan dari informasi keuangan2. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yg berlaku3. Efektivitas dan efisiensi dari operasi

Contoh data yg relevan dengan data yg digunakan auditor: Data nonkeuangan yg digunakan dalam prosedur analitisContoh: jumlah karyawan, kapasitas manufaktur entitas dan volume barang yg diproduksi

Data keuangan tertentu yg dikembangkan terutama untuk tujuan internalContoh: anggaran dan data kinerja, yg digunakan auditor untuk memperoleh bukti

Keterbatasan Pengendalian Intern Suatu EntitasMacam Identifikasi Keterbatasan yg Melekat Pada Pengendalian Intern: Kesalahan dalam pertimbanganManajemen dan personal lainnya melakukan pertimbangan yg buruk dalam membuat keputusan bisnis

KemaceteanPersonal salah memahami instruksi/membuat kekeliruan akibat kecerobohan, kebingungan, atau kelelahan

KolusiIndividu yg bertindak bersama, melaksanakan suatu pengendalian penting menutupi kecurangan sehingga tidak dapat dideteksi oleh pengendalian intern.

Penolakan ManajemenManajemen dapat mengesampingkan kebijakan atau prosedur tertulis untuk tujuan tidak sah seperti keuntungan pribadi.

Biaya versus manfaatBiaya pengendalian intern suatu entitas seharusnya tidak melebihi manfaat yg diharapkan untuk diperoleh.

Tanggungjawab dan Peran Organisasi Terhadap Pengendalian Intern Menurut COSO: ManajemenUntuk menciptakan pengendalian intern yg efektif (CEO merancang kesadaran akan pengendalian di seluruh organisasi)

Dewan Direksi dan Komite AuditBagian dari pengaturan umum dan tanggungjawab terhadap kekeliruan, menentukan bahwa manajemen telah memenuhi tanggungjawabnya untuk menciptakan dan memelihara pengendalian intern. Auditor InternalMemeriksa dan mengevaluasi kecukupan pengendalian intern suatu entitas secara periodik dan membuat rekomendasi untuk perbaikan

Personal Entitas LainnyaTanggungjawab untuk mengkomunikasikan masalah apapun yg tidak sesuai dengan pengendalian/tindakan melawan hukum.

Auditor IndependenMengkomunikasikan pada manajemen akan temuan kekurangan dalam pengendalian intern

Pihak Eksternal LainnyaMenetapkan persyaratan minimum untuk pengadaan pengendalian intern.

5 Komponen Pengendalian Intern menurut COSO: Lingkungan pengendalian Menetapkan suasana dari suatu organisasi yg mempengaruhi kesadaran akan pengendalian dari orang-orangnya

Faktor-Faktor Membentuk Lingkungan Pengendalian:a. Integritas dan nilai etikaHal-hal untuk mencapai integritas dan nilai etika:- menetapkan suasana- mengkomunikasikan kepada semua karyawan- Memberikan bimbingan moral-mengurangi/menghilangkan insentif yg dapat mengarahkan individu melakukan tindakan yg tidak jujur

b. Komitmen terhadap kompetensiMencakup pertimbangan manajemen mengenai pengetahuan dan keahlian yg diperlukan dan bauran intelegensi, pelatihan, pengalaman yg dibutuhkan untuk mengembangkan kompetensi tersebut.

c. Dewan direksi dan komite auditFaktor-Faktor yg mempengaruhi efektifitas dewan direksi dan komite audit:- independensi manajemen- pengalaman dan status anggota- yg berhubungan dengan proporsi direksi dari luar perusahaan- sifat dan luasnya keterlibatan dalam aktivitas manajemen

d. Filosofi dan gaya operasi manajemenKarakteristiknya:- pendekatan untuk mengambil dan memonitor resiko bisnis- mengandalkan pertemuan informal secara langsung dengan manajer kunci- sikap dan tindakan terhadap pelaporan keuangan-pemilihan secara selektif dari prinsip akuntansi- Kesadaran dan konservatisme dalam mengembangkan estimasi akuntansi- kesadaran dan pemahaman terhadap resiko yg di hubungkan dengan IT

e. Struktur organisasiBerkontribusi terhadap kemampuan suatu entitas untuk memenuhi tujuan dengan menyediakan kerangka kerja menyeluruh atas perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pemantauan aktivitas suatu entitas.Penetapan Wewenang dan Tanggungjawab: merupakan perpanjangan dari pengembangan suatu struktur organisasi.

Kebijakan dan Praktik SDMMenjamin bahwa personel entitas memiliki tingkat integritas, nilai etika, kompetensi yg diharapkan.

Penilaian resikoIdentifikasi analisis dan pengelolaan resiko suatu entitas yg relevan dengan penyusunan lapkeu yg disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi.

Macam-macam penilaian resiko oleh manajemen yg muncul dr perubahan kondisi: Perubahan dalam lingkungan operasi Personel baru SI yg baru Pertumbuhan yg cepat Teknologi baru

Informasi dan komunikasiSistem Informasi: terdiri dari metode dan catatan yg diciptakan untuk mengidentifikasi, mengumpulkan, menganalisis, klasifikasi, mencatat dan melaporkan transaksi entitas dan memelihara akuntabilitas aktiva dan kewajiban yg berhubungan.

Komunikasi: penyediaan suatu pemahaman yg jelas mengenai peran dan tanggungjawab individu berkaitan dengan pengendalian intern atas pelaporan keuangan.

Langkah-langkah menciptakan sistem akuntansi yg efektif:a. Identifikasi transaksi yg valid (asersi keberadaan)b. Identifikasi dan mencatat semua transaksi yg valid (asersi kelengkapan)c. Memastikan aktiva dan kewajiban hasil dr transaksi (asersi hak dan kewajiban)d. Mengukur nilai transaksi (asersi penilaian)e. Memperoleh rincian yg mencukupi dr seluruh transaksi untuk penyajian lapkeu yg tepat (asersi penyajian)

Jejak Audit/Jejak TransaksiSuatu rantai dari bukti yg disediakan oleh pengkodean, referensi silang, pendokumentasian yg menghubungkan saldo akun dan hasil ikhtisar lain dengan data transaksi original.Fungsinya: untuk melakukan tracing dan vouching

Dokumen dan catatan: mewakili suatu aspek dari sistem informasi dan komunikasi yg menyediakan bukti audit yg penting. Dokumen:Menyediakan bukti atas keterjadian transaksiCatatan:Catatan penghasilan karyawan, data gaji kumulatif dan catatan persediaan perpetual.

Aktivitas pengendalian Kebijakan dan prosedur yg membantumemastikan bahwa perintah manajemen telah dilaksanakan untuk pencapaian tujuan entitas.

Cara untuk aktivitas pengendalian yg relevan dengan audit lapkeu:1. Pemisahan TugasPemastian bahwa individu tidak melaksanakan tugas yg tidak seimbang.

Contoh Pemisahan Tugas Mempengaruhi Resiko Pengendalian Untuk 3 Asersi:- penjagaan aktiva dari pemeliharaan catatan akuntansi aktiva (asersi Keberadaan)- pemisahan tugas untuk pemrosesan transaksi pengeluaran kas dan rekonsiliasi bank (asersi kelengkapan)- pemisahan tanggungjawab untuk menyetujui kredit dari pengajuan pesanan penjualan (asersi penilaian/alokasi)

2. Pengendalian Pemrosesan Informasi: mengacu pada resiko yg berhubungan dengan otorisasi, kelengkapan, akurasi transaksi.a. Pengendalian Umum:Untuk mengendalikan pengembangan program, perubahan program, operasi komputer, mengamankan akses terhadap data dan program.

5 Jenis pengendalian umum yg di akui:- pengendalian organisasi dan operasi: Berhubungan dengan faktor lingkungan pengendalian dan struktur organisasiPosisi dan tanggungjawab dalam departemen TI: Manajer TI: melaksanakan semua pengendalian, mengembangkan rencana jangka pendek dan jangka panjang dan menyetujui sistem. Pengembangan Sistem:Analisis Sistem: mengevaluasi sitem yg ada, merancang sistem baruProgramer: membuat logika badan alur untuk program komputer Operasi Teknologi Informasi:Operator Komputer: mengoperasikan hardwarePustakawan: memelihara penjagaan dokumentasi sistem, program, fileAdm Jaringan: merencanakan dan memelihara hubungan jaringan, file Pengendalian Data:Kelompok pengendalian data: penghubung antara dept pemakai informasi, memonitor imput, proses, output.Adm Database: merancang isi, mengendalikan akses database Keamanan Informasi:Adm Keamanan: Mengelola keamanan sistem TI termasuk hardware software dll

- pengendalian pengembangan sistem dan dokumentasi bagian integral dr komponen pengendalian intern informasi komunikasi Berhubungan dengan: Review pengujian, pengendalian perubahan program, prosedur dokumentasi- Pengendalian hardware dan software Dirancang untuk mendeteksi kerusakan peralatan. Kategori dalam pengendalian tsb: Pembacaan dua kali Pengujian keseimbangan Pengujian gema Baca setelah tulis

- Pengendalian Akses Mencegah penggunaan yg tidak terotorisasi dr peralatan TI, data, program komputer. Penjagaan khusus (penjagaan fisik, software, prosedur)

- Pengendalian data dan prosedur Menyediakan kerangka kerja untuk mengendalikan operasi komputer, meminimalkan kemungkinan kekeliruan pemrosesan, memastikan kelanjutan operasi dari kejadian kehancuran fisik.

Fungsi: Penerimaan dan pemilihan semua data yg akan diproses Akuntansi untuk semua data masukan Penindaklanjutan dari pemrosesan kekeliruan Pemeriksaan distribusi output dengan tepat

b. Pengendalian Aplikasi3 Kelompok pengendalian aplikasi: Pengendalian inputPengendalian program yg dirancang untuk mendeteksi dan melaporkan kekeliruan dalam data yg dimasukan untuk di proses.

Pengendalian Khusus: Pengendalian VerifikasiMengunci semua/suatu bagian data input Editing KomputerUntuk mendeteksi data yg tidak lengkap, tidak benar, dll. Pengecekan Tanda yg ValidUntuk menentukan tanda dari data Pengujian Kode g ValidUntuk menyesuaikan klasifikasi Digit pengecekanUntuk menentukan suatu akun, dll telah benar di input

Pengendalian pemrosesanDi rancang untuk menyediakan keyakinan yg memadai bahwa pemrosesan komputer telah dilaksanakan seperti yg ditujukan untuk aplikasi tertentu.

Pengendalian outputDirancang untuk memastikan bahwa hasil pemrosesan telah benar dan hanya personel yg memiliki otorisasi yg menerima output

3. Pengendalian Fisik2 jenis pembatasan akses ke aktiva dan catatan penting:a. Akses fisik langsungb. Akses tidak langsung melalui pemrosesan dokumen

4. Review KinerjaMeliputi review dan analisis manajemen terhadap: Laporan yg mengikhtisarkan secara rinci saldo akun seperti neraca saldo dll Kinerja aktual di bandingkan dengan anggaran, peramalan/jumlah periode sebelumnya Hubungan dari data yg berbeda seperti data operasi nonkeuangan & keuangan.

PemantauanSuatu proses yg menilai kualitas kinerja pengendalian intern pada suatu waktu.Pemantauan dapat dilaksanakan melalui aktivitas berkelanjutan.Contoh: masalah pengendalian dapat diterima manajemen melalui keluhan dari pelanggan atas kekeliruan tagihan dll.

Aplikasi Komponen Terhadap Entitas Kecil dan SedangFaktor-faktor Pengimplementasian Setiap Komponen: Ukuran Entitas Karakteristik Organisasi Sifat dari Usaha Keanekaragaman dan Kompleksitas dari Operasi Metode Pemrosesan Data Persyaratan Hukum dan peraturan yg berlaku

3 Aktivitas Utama dalam Memenuhi Standar Pekerjaan Lapangan:1. Memperoleh pemahaman yg cukup 2. Menilai resiko pengendalian 3. Merancang pengujian substantif

Fungsi Pengendalian Intern Mengidentifikasi jenis salah saji yg potensial Mempertimbangkan faktor yg mempengaruhi resiko salah saji yg material Merancang pengujian substantif untuk menyediakan keyakinan yg memadai

Faktor yg harus di pertimbangkan mengenai tingkat pemahaman: Pengetahuan mengenai klien dr audit terdahulu Penilaian pendahuluan mengenai resiko bawaan dan materialitas Suatu pemahaman mengenai industri dimana entitas beroperasi Kompleksifitas serta kecanggihan sistem dan operasi entitas

4 fungsi ekonomi yg dihubungkan dengan transaksi:1. Pelaksanaan transaksi2. Pengiriman/penerimaan barang dan jasa3. Pencatatan transaksi4. Penerimaan kas/pengeluaran kas

Prosedur untuk Memperoleh Suatu Pemahaman: Review pengalaman masa lalu dengan klien Mengajukan pertanyaan kepada manajemen, pengawas dll Memeriksa dokumen dan catatan Mengamati aktivitas dan operasi entitas

Metode Alternatif untuk Mendokumentasikan Pemahaman Mengenai Pengendalian: Mendokumentasikan Pemahaman KuesionerTerdiri dari serangkaian pertanyaan mengenai pengendalian intern yg perlu dipertimbangkan auditor untuk mencegah salah saji yg material dalam lapkeu.

Bagan ArusSuatu diagram skematik dengan menggunakan simbol terstandarisasi, garis arus yg saling berhubungan, langkah dalam proses informasi melalui sistem akuntansi

Tabel KeputusanSebuah matriks yg digunakan untuk mendokumentasikan logika dr suatu program komputer.3 Komponen Penting:a. Kondisi yg berhubungan dengan transaksi akuntansib. Tindakan yg diambil oleh program komputerc. Peraturan keputusan untuk mengatasi kondisi dengan tindakan selanjutnya

Memorandum NaratifTerdiri dari komentar tertulis berkenaan dengan pertimbangan auditor atas pengendalian intern.

3 Komponen Penting TI: Hardware: perangkat keras yg dihubungkan dengan sistem Software: terdiri dr program dan rutinitas yg memfasilitasi program dan operasi komp Organisasi data dan metode pemrosesan:Metode Organisasi Data: mengacu pada cara data di organisasikan dalam suatu file komputer.2 metode prinsip dalam pengorganisasian data:a. Metode file tradisional (digunakan dalam banyak aplikasi akuntansi)Terdiri dari 2 jenis file: File master, berisi informasi terbaru mengenai golongan tertentu dr data File transaksi, berisi detail mengenai transaksi individual dr golongan yg sama

b. Metode database (alternatif utama dr metode file tradisional)Didasarkan pada penciptaan dan pemeliharaan dari file akses langsung umum tunggal untuk semua aplikasi dengan menggunakan data biasa.

Metode Pemrosesan Data: mengacu padacara data dimasukan ke dalam dan di proses oleh komputer.3 metode yg digunakan: Pemasukan batch/pemrosesan batchData diakumulasikan menurut golongan transaksi seperti penjualan/penerimaan kas dan keduanya diproses dalam batch.

Pemasukan online/pemrosesan batchTransaksi individual dimasukan secara langsung ke dalam komputer melalui terminal ketika transaksi terjadi

Pemasukan online/pemrosesan onlineFile master diperbaharui dengan pemasukan data, log transaksi yg diproduksi terdiri dr catatan kronologis dr semua transaksi.

Manfaat dari sistem TI1. Menyediakan konsistensi yg lebih besar dalam pemrosesan dr pada sistem manual2. Laporan akuntansi yg dihasilkan oleh komputer dengan tepat menyediakan manajemen cara yg lebih efektif untuk menganalisa, mengawasi, review operasi perusahaan

Resiko dari Sistem TI1. Menghasilkan jejak transaksi untuk audir hanya selama periode waktu yg singkat2. Sering terdapat sedikit bukti dokumentasi dr kinerja prosedur pengendalian dalam sistem komputer3. File dan catatan dalam sistem TI biasanya dalam bentuk yg dapat di baca oleh mesin tetapi tidak dapat dibaca tanpa komputer4. Berkurangnya keterlibatan manusia dalam pemrosesan komputer dapat mengaburkan kekeliruan5. Sistem TI lebih rentan terhadap bencana fisik

Bab 13 Sampling Audit Dalam Pengujian SubstantifFungsi dari Rencana Sampling untuk Pengujian Substantif:1. Memperoleh bukti bahwa saldo akun tidak mengandung salah saji yg material2. Membuat estimasi independen mengenai jumlah tertentu

Resiko Sampling yg Berkaitan dengan Pengujian Substantif: Resiko Kesalahan Penerimaan (resiko beta)Resiko bahwa sampel yg mendukung kesimpulan bahwa saldo akun yg dicatat tidak salah saji secara material ketika sebenarnya saldo akun tsb salah saji secara material.

Resiko Kesalahan Penolakan (resiko alfa)Resiko bahwa sampel yg mendukung kesimpulan bahwa saldo akun yg dicatat adalah salah saji secara material ketika sebenarnya saldo akun tsb tidak salah saji secara material.

Resiko kesalahan penerimaan berkaitan dengan efektifitas audit dan resiko kesalahan penolakan berkaitan dengan efisiensi audit.

Resiko kesalahan penerimaan berhubungan dengan resiko deteksi yg berkaitan dnegan pengujian substantif terinci yg spesifik yg diterapkan pada pemilihan item sampel.Dapat di tentukan secara kuantitatif dengan model resiko audit TDTD = AR/(IR x CR x AP)

2 Pendekatan Sampling Statistik:1. Sampling PPS (probability proportional to size)Pendekatan yg menggunakan teori sampling atribut untuk membuat kesimpulan dalam jumlah nominal, bukan dalam tingkat penyimpangan.Bisa digunakan dalam pengujian substantif atas transaksi dan saldo.

Langkah-langkah dalam rencana sampling PPS: Menentukan Tujuan RencanaUntuk memperoleh bukti saldo akun yg dicatat tidak salah saji secara material.Tujuannya: memperoleh bukti dr prosedur konfirmasi atas sampel piutang.

Menetapkan populasi dan unit samplingPopulasi: terdiri dr kelompok transaksi/saldo akun yg di ujiUnit Sampling: dalam samoling PPS adalah dollar dan populasinya (jumlah dollarnya).Unit Sampling Logis: item (akun, dokumen, dll)

Menentukan ukuran sampeln = (BV x RF)/TM (AM x EF)

Faktor Rliabilitas pertimbangan auditor untuk Resiko Kesalahan Penerimaan: Tingkat resiko audit yg dapat diterima auditor mungkin salah material dalam akun tsb yg dapat diterima auditor ada salah saji material dalam akun tsb yg tidak terdeteksi. Penilaian tingkat resiko pengendalian Hasil pengujian rincian dan prosedur analitis

Salah Saji yg Dapat Di Toleransi:Salah saji maksimum yg terjadi dalam sebuah akun sebelum salah saji tsb dianggap material.

Salah saji yg diantisipasi:Berhubungan terbalik dengan resiko kesalahan penolakan dan berhubungan langsung dengan ukuran sampel.

Faktor Ekspansi:Diperlukan hanya saat salah saji di antisipasi. Menggunakan resiko kesalahan penerimaan yg dispesifikasi. Semakin kecil resiko penerimaan yg dispesifikasi, semakin besar EF nya.

Menentukan metode pemilihan sampelMetode Sistematis: memisahkan total populasi dalam dollar ke interval yg sebanding dengan dollar. Unit logis dipilih secara sistematis dr tiap interval.

Melaksanakan rencana samplingAuditor menggunakan prosedur auditing yg sesuai untuk menentukan nilai audit setiap unit logis yg ada dalam sampel.

Mengevaluasi hasil samplingAuditor memperhitungkan batas atas salah saji dr data sampel dan membandingkan dengan salah saji yg dapat ditoleransi dalam perancangan sampel. Jika UML lebih kecil dr atau sama dengan salah saji yg dapat ditoleransi maka nilai buku populasi tidak dicatat melebihi TM pada resiko kesalahan penerimaan yg di tetapkan

Cadangan resiko sampling, terdiri dr 1 komponen yaitu ketepatan dasar.

Cadangan inkremental untuk resiko sampling:Auditor harus mempertimbangkan secara terpisah setiap unit logis dengan nilai buku yg kurang dr interval samplingnya dan dengan nilai buku yg sama/lebih besar dr interval samplingnya.

Langkah-langkahnya: Menentukan perubahan inkremental Mengurutkan proyeksi salah saji untuk unit logis yg kurang dr interval sampling Mengalikan proyeksi salah saji yg sudah diurutkan dengan faktor yg sesuai dan menjumlah hasilnya.

Pertimbangan Aspek Kualitatif Salah Saji Moneter:a. Perbedaan dalam prinsip/penerapanb. Kesalahan/ketidaksesuaian dengan ketentuan

2. Sampling Variabel Klasik (classical variable sampling)

Perbedaan utama kedua pendekatan tsb adalah bahwa sampling PPS di dasarkan pada teori sampling atribut sedangkan sampling variabel klasik didasarkan pada teori distribusi normal.