slide resume auditing

102
BAB 1 AUDITING DAN AKUNTAN PUBLIK

Upload: bagusdwia

Post on 17-Sep-2015

231 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Auditing

TRANSCRIPT

  • BAB 1AUDITINGDANAKUNTAN PUBLIK

  • DEFINISI AUDITProses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat diukurmengenai suatu entitas ekonomiyang dilakukan seorang yang kompeten dan Independenuntuk dapat menentukan dan melaporkankesesuaian informasi dimaksud dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan.

  • Bukti AuditBukti Audit dapat berupa :Kesaksian lisanKomunikasi tertulis dengan pihak luarObservasiData elektronik dan data lain tentang transaksi

    Untuk memenuhi tujuan audit, auditor harus memperoleh bukti dengan kualitas dan jumlah yang mencukupi.

  • KompetenAuditor harus memiliki kualifikasi untuk memahami kriteria yang digunakan dan harus kompeten untuk mengetahui jenis serta jumlah bukti yang akan dikumpulkan

  • Jasa AssuranceJasa Assurance adalah jasa profesional independen yang meningkatkan kualitas informasi bagi para pengambil keputisanJasa Assurance dapat dilakukan oleh akuntan publik atau oleh berbagai profesional lainnya.Salah satu kategori jasa assurance yang diberikan oleh akuntan publik adalah jasa atestasi (attestation service).

  • Jasa AtestasiJasa Atestasi adalah jenis jaasa assurance dimana KAP mengeluarkan laporan tentang reliabilitas suatu asersi yang disiapkan pihak lain.Jasa Atestasi dibagi menjadi 5 kategori:Audit atas laporan keuangan historisAtestasi mengenai pengendalian internal atas pelaporan keuanganRevies laporan keuangan historisJasa atestasi mengenai teknologi informasiJasa atestasi lain yang dapat diterapkan pada berbagai permasalahan

  • Jasa NonassuranceJasa Nonassurance yang diberikan akuntan publik antara lain :Jasa akuntansi dan pembukuanJasa pajakJasa konsultasi manajemen

  • JENIS AUDITAudit Laporan KeuanganAudit Operasional (Audit Internal)Audit Ketaatan

  • JENIS AUDITOR

  • Mengapa Laporan Keuangan Harus di Audit?Karena :Hubungan yang tidak dekat antara penerima dan pemberi informasiSikap yang memihak pemberi informasi atau motif lainData / informasi yang semakin banyak dan kompleksTransaksi usaha yang semakin kompleks

    Terdapat Kemungkinan pemakai laporan keuangan memperoleh informasi yang tidak dapat dipercaya

  • STRUKTUR KAP

  • Standar Auditing yang ditetapkanIAIStandar UmumStandar Pekerjaan LapanganStandar PelaporanKeahlian dan pelatihan teknis yang memadaiIndependensi dalam sikap mentalKemahiran profesional yang cermat dan seksama

    Perencanaan dan pengawasan yg tepatPemahaman yg mencukupi atas entitas, lingkungannya, dan pengendalian internalnya.Bukti yg mencukupi dan tepat.

    Pernyataan apakah laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum Pernyataan mengenai ketidakkonsistenan penerapan prinsisp akuntansi yang berlaku umumPengungkapan informatif dalam laporan keuanganPernyataan pendapat atas laporan keuangan secara keseluruhan

  • BAB 3LAPORAN AUDIT

  • Wajar Tanpa PengecualianLaporan bentuk standar / bakuLaporan dengan paragraf penjelasanLaporan dengan modifikasi kata/kalimatWajar dengan pengecualianPendapat tidak wajarTidak memberikan pendapat

    Laporan Audit

  • Laporan keuangan lengkapStandar Umum telah diikuti sepenuhnyaBahan bukti yang cukup telah dikumpulkan dan ketiga standar pekerjaan lapangan telah dipenuhiLaporan keuangan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi

    Syarat-syarat untuk laporanwajar tanpa pengecualian

  • BAGIAN-BAGIAN DARI LAPORAN AUDIT BENTUK BAKU Judul Laporan Alamat yang dituju Paragraf Pendahuluan Paragraf Lingkup Audit Paragraf pendapat / Opini Tanda tangan dan nama Akuntan Publik Tanggal Laporan Audit

  • 3 (TIGA) KONDISI yang menyebabkan Auditor tidak memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian LINGKUP AUDIT DIBATASIOleh klienKarena kendala diluar kekuasaan klien/auditor LAPORAN KEUANGAN TIDAK SESUAI DENGAN PRINSIP AKUNTANSI (SAK) AUDITOR TIDAK INDEPENDEN

  • Definisi Materialitas dalamAkuntansi dan pelapor auditSuatu salah saji dalam laporan keuangan dianggap material bila salah saji tersebut dapat mempengaruhi keputusan pemakai laporan keuangan

  • Tidak MaterialMaterialSangat MaterialSalah Saji dalam Laporan Keuangan

  • Salah saji dalam laporan keuangan dan pengaruhnya terhadap pendapat / opini* Bila Auditor tidak independen, maka pendapat auditor -> Disclaimer

    Tingkatan MaterialitasPendapat / opiniTidak MaterialKarena pembatasan lingkup atau tidak sesuai SAK

    Materialkarena pembatasan lingkup atau tidak sesuai SAK

    Sangat Materialpembatasan lingkup audittidak sesuai SAKUnqualified(Wajar tanpa pengecualian)

    Qualified

    DisclaimerAdverse

  • Laporan Audit untuk Setiap Kondisi

    Kondisi yang memerlukan laporan wajar tanpa pengecualian dengan modifikasi kata-kata atau paragraf penjelasanTingkat MaterialitasTidak MaterialMaterial Prinsip-prinsip akuntansi tidak diterapkan secara konsisten

    Keraguan yang substansi tentang kelangsungan hidup perusahaan

    Penekanan pada masalah

    Penggunaan auditor lainWajar tanpa pengecualian

    Wajar tanpa pengecualian

    Wajar tanpa pengecualian

    Wajar tanpa pengecualianLaporan wajar tanpa pengecualian,Paragraf penjelasan

    Laporan wajar tanpa pengecualian,Paragraf penjelasan

    Laporan wajar tanpa pengecualian,Paragraf penjelasan

    Laporan wajar tanpa pengecualian,Modifikasi kata-kata

  • Kondisi yang memerlukan penyimpangan dari laporan wajar tanpa pengecualianTingkat MaterialitasTidakMaterialMaterial, tetapi tidak mempengaruhi laporan keuangan secara keseluruhanSangat material sehingga kewajaran secara keseluruhan diragukanRuang lingkup dibatasi oleh klien atau kondisi lain

    Laporan keuangan tidak disajikan sesuai dengan GAAP

    Auditor tidak independenWajar tanpa pengecualian

    Wajar tanpa pengecualianPengecualian ruang lingkup, paragraf tambahan, dan pendapat wajar dengan pengecualian (kecuali untuk)

    Paragraf tambahan dan pendapat wajar dengan pengecualian (kecuali untuk)

    Menolak memberikan pendapat, tanpa melihat materialitasMenolak memberikan pendapat

    Tidak wajar

  • Mengukur Materialitas

    Penyimpangan dari prinsip akuntansi diukur dengan membandingkan nilai (uang) kesalahan dalam akun-akun yang bersangkutan dengan tolok ukur tertentu

    Salah saji yang terjadi akibat pembatasan lingkup audit diukur dengan jumlah nilai (uang) yang tidak dapat diaudit

  • Penyebab dari penambahan paragrafpenjelasan atau modifikasi kata/kalimatpada laporan wajar tanpa pengecualian

    Penerapan prinsip akuntansi tidak konsisten Keraguan ttg kelangsungan hidup (going concern) Auditor setuju dengan penyimpangan terhadap prinsip akuntansi yang dirumuskan. Penekanan atas suatu hal atau masalah Laporan yang melibatkan auditor lain

  • JUMLAH PARAGRAF DALAM LAPORAN AUDITLaporan AuditJumlah ParagrafBentuk Baku/Standar

    Dengan Paragraf Penjelasan

    Modifikasi Kata

    Wajar Dengan Pengecualian

    Tidak Wajar

    Tidak Memberikan Opini

    3

    4

    3

    4

    4

    1

  • BAB 4ETIKA PROFESI

  • APAKAH ETIKA ITU?Etika secara umum didefinisikan sebagai perangkat prinsip moral atau nilai

  • ARTI PROFESIONAL Profesional berarti tanggungjawab untuk berperilaku yang lebih dari sekedar memenuhi tanggungjawab yang dibebankan kepadanya dan lebih dari sekedar memenuhi undang-undang dan peraturan masyarakat. Sebagai profesional, akuntan publik mengakui tanggungjawabnya terhadap masyarakat, terhadap klien, dan terhadap rekan seprofesi.

  • PRINSIP-PRINSIP ETIKA

  • INDEPENDENCE

  • INTEGRITAS & OBJEKTIVITAS

  • BAB 6TANGGUNG JAWABDANTUJUAN AUDIT

  • TUJUAN AUDITATAS LAPORAN KEUANGANUntuk menyatakan pendapat tentang kewajaran penyajian laporan keuangan dalam semua hal yang material, yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

  • TANGGUNG JAWAB MANAJEMENMenetapkan kebijakan akuntansi yang baikMenjalankan sistem pengendalian intern yang memadaiMenyajikan laporan keuangan yang wajar

  • TANGGUNG JAWAB AUDITORMerencanakan dan melaksanakan audit, untuk memperoleh kepastian yang layak tentang apakah laporan keuangan telah bebas dari salah saji yang material

  • ARTI KEPASTIAN YANG LAYAKAdalah tingkat kepastian yang tinggi tetapi tidak absolut, bahwa laporan keuangan telah bebas dari salah saji yang material.Artinya bahwa Auditor bukanlah pemberi jaminan atas kebenaran laporan keuangan. Jadi, audit yang dilaksanakan sesuai dengan standar audit, dapat saja gagal mendeteksi salah saji yang material.

  • ALASAN AUDITOR HANYA MEMBERIKAN KEPASTIAN YANG LAYAK (BUKAN ABSOLUT) :Sebagian besar bukti audit diperoleh dari pengujian sampel yang mengandung risiko tidak terungkapnya salah saji yang materialPenyajian akuntansi mengandung estimasi yang komplek yang melibatkan sejumlah ketidakpastianLaporan keuangan bisa saja disusun dengan banyak salah saji dan kecurangan yang sering kali sangat sulit dideteksi oleh auditor terutama bila ada kolusi dikalangan manajemen

  • Salah saji (Misstatements)

  • SKEPTISME PROFESIONALSuatu sikap yang penuh dengan keingintahuan dan penilaian kritis atas bukti audit.Auditor tidak boleh mengasumsikan bahwa manajemen bersikap tidak jujur tetapi kemungkinan mereka bersikap tidak jujur harus tetap dipertimbangkan oleh auditor.

  • Tiga tingkat tanggung jawab auditor dalam menemukan dan melaporkan tindakan melanggar hukum

  • Dua Jenis Pelanggaran Hukum :

    Prlanggaran hukum yang berdampak langsung terhadap saldo akun tertentu dalam laporan keuanganPelanggaran atas UU PajakPelanggaran atas UU KetenagakerjaanPelanggaran hukum yang berdampak tidak langsungPelanggaran atas UU lingkungan hidupPelanggaran atas UU keselamatan kerja

  • PENDEKATAN AUDITAudit dilaksanakan dengan membagi laporan keuangan menjadi segmen-segmen atau komponen-komponen yang lebih kecil, dengan tujuan membuat audit lebih mudah dikelola dan membantu pembebanan tugas kepada anggota Tim Audit.

  • SIKLUS AKUNTANSITransaksiDokumenB. PembantuJurnalB. BesarN. SaldoNeraca R/L

  • 2 CARA DALAM MENSEGMENTASI AUDITMemperlakukan setiap saldo akun dalam laporan keuangan sebagai segmen yang terpisah.Pendekatan siklus yaitu membagi laporan keuangan menjadi 5 siklus:Siklus penjualan dan penagihanSiklus akuisisi dan pembayaranSiklus penggajian dan personaliaSiklus persediaan dan pergudanganSiklus akuisisi modal dan pembayaran kembali

  • SiklusJurnalAkun NeracaLaporan LRPenjualan dan penagihanJurnal penjualan

    Jurnal penerimaan kas

    Jurnal umumKas di BankPiutang dagangPiutang lainPenyisihan untuk piutang yang diragukanPenjualanRetur dan pengurangan harga penjualanBeban piutang tak tertagihAkuisisi dan pembayaranJurnal akuisisi

    Jurnal pengeluaran kas

    Jurnal umumKas di BankPersediaanBeban dibayar dimukaTanahBangunanKomputer dan peralatan lainPerabotanAkumulasi penyusutanUtang usahaUtang akrual lainnyaUtang pajak penghasilanPajak yang ditangguhkanIklanBeban penjualan rupa-rupaAlat tulis kantorTeleponPemeliharaan dan perlengkapanPenyusutanSewaBiaya hukumAsuransiBeban perbaikan dan pemeliharaan kantorBeban kantor rupa-rupaKeuntungan penjualan aktiva

  • SiklusJurnalAkun NeracaLaporan LRPenggajian dan PersonaliaJurnal Penggajian

    Jurnal UmumKas di Bank

    Gaji akrual

    Pajak gaji yang terutangGaji dan komisiPajak gaji bagian penjualanGaji eksekutif dan kantorPajak gaji bagian administrasiPersediaan dan PergudanganJurnal akuisisi

    Jurnal penjualan

    Jurnal umumPersediaanHarga pokok penjualanAkuisis modal dan pembayaran kembaliJurnal akuisisi

    Jurnal pengeluaran kas

    Jurnal umumKas di BankWesel bayarWesel bayar jangka panjangBunga akrualModal sahamAgio sahamLaba ditahanDividenUtang dividenBeban bunga

  • ASERSI MANAJEMENAsersi manajemen adalah pernyataan manajemen yang tersirat , mengenai transaksi dan akun serta pengungkapan yang terkait dalam laporan keuangan.Ada 3 kategori Asersi :Asersi mengenai transaksiAsersi mengenai saldo akunAsersi mengenai penyajian dan pengungkapan

  • ASERSI MENGENAI TRANSAKSIKeterjadianAsersi keterjadian bersangkutan dengan apakah transaksi yang dicatat dalam laporan keuangan benar-benar terjadi selama periode akuntansi itu. Sebagai contoh, manajemen menegaskan bahwa transaksi penjualan yang dicatat merupakan pertukaran barang atau jasa yang benar-benar terjadi.KelengkapanAsersi ini menyatakan apakah semua transaksi yang harus dimasukkan dalam laporan keuangan sudah dimasukkan seluruhnya. Sebagai contoh, manajemen menegaskan bahwa semua penjualan barang dan jasa telah dicatat dan dimasukkan dalam laporan keuangan.Asersi keakuratan menyatakan apakah transaksi telah dicatat pada jumlah yang benar. Penggunaan harga yang salah untuk mencatat transaksi penjualan dan kekeliruan atau kesalahan dalam menghitung perkalian harga dengan kuantitas merupakan contoh pelanggaran atas asersi klasifikasi.KeakuratanKlasifikasiAsersi klasifikasi menyatakan apakah transaksi telah dicatat pada akun yang tepat. Pencatatan gaji bagian administrasi pada harga pokok penjualan merupakan satu contoh pelanggaran atas asersi klasifikasi.CutoffAsersi cutoff menyatakan apakah transaksi telah dicatat pada periode akuntansi yang benar. Mencatat transaksi penjualan pada bulan Desember sementara barang belum dikirimkan sampai bulan Januari melanggar asersi cutoff.

  • Transaksi dan Saldo Akun Piutang UsahaDebetKreditSaldo Awal 17.521

    Penjualan144.328

    137.087Penerimaan kas

    1.242Retur penjualandan penguranganharga

    3.323Penyisihanpiutang tak tertagih

    Saldo akhir 20.197

  • Asersi Manajemen untuk Setiap Kategori AsersiAsersi Mengenai Kelas Transaksi dan PeristiwaAsersi Mengenai Saldo AkunKeterjadian Transaksi dan peristiwa yang dicatat telah terjadi dan bersangkutan dengan entitas tersebutEksistensi aktiva , kewajiban dan ekuitas yang ada.Kelengkapan Semua transaksi dan peristiwa yang harus dicatat telah dicatatKelengkapan semua aktiva, kewajiban dan kepentingan ekuitas yang harus dicatat sudah dicatat.Keakuratan jumlah dan data lain yang bersangkutan dengan transaksi dan peristiwa yang dicatat telah dicatat dengan benar.Penilaian dan alokasi aktiva, kewajiban dan kepentingan ekuitas dimasukkan dalam laporan keungan pada jumlah yang tepat dan setiap hasil penyesuaian penilaian dicatat dengan tepat.Klasifikasi Transaksi dan peristiwa telah dicatat dalam akun yang tepatCutoff Transaksi dan peristiwa telah dicatat dalam periode akuntansi yang benar.Hak dan kewajiban Entitas itu memegang hak atau kendali atas aktiva, dan kewajiban merupakan kewajiban entitas itu.

  • ASERSI MENGENAI SALDO AKUNEksistensiAsersi eksistensi bersangkutan dengan apakah aktiva, kewajiban dan kepentingan ekuitas yang dicatumkan dalam neraca benar-benar ada pada tanggal neraca. Sebagai contoh, menajemen menegaskan bahwa persediaan barang dagang yang dimasukkan dalam neraca ada dan tersedia untuk dijual pada tanggal neraca.KelengkapanAsersi ini menyatakan apakah semua akun yang harus disajikan dalam laporan keuangan pada kenyataannya sudah dicatumkan. Sebagai contoh, manajemen menegaskan bahwa wesel bayar dineraca mencakup semua kewajiban entitas seperti itu. Penilaianatau AlokasiAsersi penilaian dan alokasi berkaitan dengan apakah akun aktiva, kewajiban dan kepentingan ekuitas telah dimasukkan dalam laporan keuangan pada jumlah yang tepat, termasuk setiap penyesuaian penilaian untuk mencerminkan jumlah aktiva pada nilai realisasi bersih. Sebagai contoh, manajemen mengaskan bagwa properti dicatat pada biaya historis dan biaya seperti itu secara sistemastis dialokasikan keperiode akuntansi yang tepat melalui penyusutan. Hak dankewajibanAsersi ini membahas tentang apakah kativa merupakan hak entitas dan apakah kewajiban merupakan kewajiban entitas pada tanggal tertentu. Sebagai contoh, manajemen menegaskan bahwa aktiva yang dimiliki oleh perusahaan atau jumlah yang dikapitalisasi untuk lease dalam neraca merupakan biaya atas hak entitas untuk meleasekan properti dan kewajiban lease yang terkait dengan aktiva tersebut merupakan kewajiban entitas.

  • ASERSI MENGENAI PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPANKeterjadian sertaHak dan KewajibanKelengkapanAsersi ini menyatakan apakah peristiwa-peristiwa yang diungkapkan telah terjadi dan merupakan hak serta kewajiban entitas. Sebagai contoh, jika klien mengungkapkan bahwa ia telah mengakuisisi perusahaan lain, hal ini menegaskan bahwa transaksi bersangkutan telah selesai.Asersi ini bersangkutan dengan apakah semua pengungkapan yang diperlukan telah dicantumkan dalam laporan keuangan. Sebagai contoh, manajemen menegaskan bahwa semua transaksi yang material dengan pihak terkait telah diungkapkan dalam laporan keuangan.KeakuratanDan PenilaianAsersi keakuratan dan penilaian serta alokasi berkaitan dengan apakah informasi keuangan diungkapkan secara wajar dan pada jumlah yang tepat. Pengungkapan manajemen atas jumlah kewajiban pensiun yang belum didanai dan asumsi-asumsi yang mendasari jumlah tersebut merupakan contoh asersi ini.Klasifikasi danDapat DipahamiAsersi ini berkaitan dengan apakah jumlah-jumlah telah diklasifikasikan secara tepat dalam laporan keuangan dan catatan kaki, serta apakah uraian saldo dan pengungkapan yang bertalian dapat dipahami. Sebagai contoh, manajemen menegaskan bahwa klasifikasi persediaan sebagai barang jadi, barang dalam proses, dan bahan baku sudah tepat, dan pengungkapan metode yang digunakan untuk menilai persediaan dapat dipahami.

  • TUJUAN AUDIT YANG BERKAITAN DENGAN TRANSAKSITujuan Audit yang berkaitan dengan transaksi mengikuti dan berhubungan erat dengan asersi manajemen.

  • KETERJADIAN

    Transaksi yang dicatat memang ada.

    Tujuan ini berkenaan dengan apakah transaksi yang tercatat memang benar-benar terjadi. Pencatatan transaksi penjualan ke dalam jurnal penjualan padahal transaksi itu tidak terjadi merupakan pelanggaran atas tujuan keterjadian. Tujuan ini merupakan padanan auditor atas asersi manajemen tentang keterjadian untuk kelas transaksi.

  • KELENGKAPANTransaksi yang terjadi telah dicatat.

    Tujuan ini bersangkutan dengan apakah semua transaksi yang harus dimasukkan dalam jurnal benar-benar telah dicatatkan. Kelalaian untuk memasukkan transaksi penjualan ke dalam jurnal penjualan dan buku besar ketika transaksi penjualan itu terjadi melanggar tujuan kelengkapan. Tujuan ini merupakan padanan bagi asersi manajemen tentang kelengkapan untuk kelas transaksi.

  • Transaksi yang dicatat dinyatakan pada jumlah yang benar.

    Tujuan ini membahas keakuratan informasi tentang transaksi akuntansi dan merupakan salah satu bagian dari asersi keakuratan untuk kelas transaksi. Untuk transaksi penjualan, tujuan ini dilanggar jika jumlah barang yang dikirimkan ternyata berbeda dengan jumlah yang tercantum dalam faktur penagihan, harga jual yang salah digunakan dalam faktur penagihan, atau jumlah yang salah dimasukkan dalam jurnal penjualan.KEAKURATAN

  • POSTING DAN PENGIKHTISARANTransaksi yang dicatat dimasukkan ke dalam file induk dan diikhtisarkan dengan benar.Tujuan ini berkaitan dengan keakuratan transfer informasi dari transaksi yang dicatat dalam jurnal ke buku besar pembantu dan ke buku besar. Ini merupakan bagian dari asersi keakuratan untuk kelas transaksi. Sebagai contoh, jika transaksi penjualan dicatat dalam catatan pelanggan yang salah atau jumlah yang salah dicatat dalam file induk, jumlah semua transaksi penjualan yang diposting dari jurnal penjualan ke buku besar tidak akurat, maka tujuan ini telah dilanggar.

  • Transaksi yang dicatat dalam jurnal klien telah diklasifikasikan secara tepat.

    Tujuan ini menyatakan apakah transaksi telah dimasukkan dalam akun yang tepat, dan merupakan padanan auditor atas asersi klasifikasi manajemen untuk kelas transaksi.Contoh misklasifiaksi penjualan adalah mencatat penjualan tunai sebagai penjualan kredit, mencatat penjualan aktiva tetap operasi sebagai pendapatan, dan salah mengklasifiaksikan penjualan komersial sebagai penjualan residensial.KLASIFIKASI

  • PENETAPAN WAKTUTransaksi dicatat pada tanggal yang benar.

    Tujuan penetapan waktu transaksi merupakan padanan auditor atas asersi cutoff manajemen. Kesalahan penetapan waktu terjadi jika suatu transaksi tidak dicatat pada hari terjadinya.Sebagai contoh, transaksi penjualan harus dicatat pada tanggal pengiriman barang.

  • Asersi Manajemen dan Tujuan Audit yang Berkaitan dengan Transaksi yang diterapkan pada Transaksi Penjualan

    Asersi Manajemen Tentang Kelas Transaksi dan PeristiwaTujuan Audit Khusus yang Berkaitan dengan Trnsaksi PenjualanKeterjadianPenjualan yang dicatat adalah untuk pengiriman yang dilakukan kepada pelanggan nonfiktif.KelengkapanTransaksi penjualan yang ada sudah dicatat.KeakuratanPenjualan yang dicatat adalah untuk jumlah barang yang dikirimkan dan sudah ditagih dan dicatat dengan benar.Transaksi penjualan telah dimasukkan secara layak dalam file induk dan diikhtisarkan dengan benar.KlasifikasiTransaksi penjualan telah diklasifikasikan dengan benar.CutoffTransaksi penjualan telah dicatat pada tanggal yang benar.

  • TUJUAN AUDIT UMUM YANG BERKAITAN DENGAN SALDO

  • EKSISTENSIJumlah yang tercantum memang ada.

    Tujuan ini bersangkutan dengan apakah jumlah yang tercatat dalam laporan keuangan memang harus dicantumkan.Sebagai contoh, pencantuman piutang usaha pelanggan dalam neraca saldo piutang usaha padahal sebenarnya piutang tidak ada melanggar tujuan eksistensi.

  • Jumlah yang ada telah dicantumkan.

    Tujuan ini bersangkutan dengan apakah semua jumlah yang harus tercatat pada suatu akun benar-benar telah dicatat. Kelalaian untuk mencantumkan piutang usaha pelanggan dalam neraca saldo piutang usaha apabila piutang usaha itu memang ada merupakan pelanggaran terhadap tujuan kelangkapan.KELENGKAPAN

  • KEAKURATANJumlah yang tercantum telah dinyatakan dengan benar.

    Tujuan keakuratan mengacu pada jumlah yang tercantum secara aritmetika sudah benar. Pos-pos persediaan dalam daftar persediaan klien dapat saja salah karena jumlah unit persediaan fisik salah saji, harga per unit salah, atau totalnya dihitung secara tidak benar. Setiap hal tersebut melanggar keakuratan. Keakuratan merupakan salah satu bagian dari asersi penilaian dan alokasi untuk saldo akun.

  • Jumlah yang tercantum dalam daftar klien telah diklasifikasikan dengan tepat.

    Klasifiaksi melibatkan penentuan apakah pos-pos yang ada dalam daftar klien telah dicantumkan dalam akun-akun buku besar yang tepat.Sebagai contoh, dalam daftar piutang usaha, piutang tersebut harus dipisahkan antara piutang jangka pendek dan jangka panjang, serta jumlah piutang yang berasal dari afiliasi, para pejabat, dan direksi harus diklasifikasikan secara terpisah dengan jumlah piutang dari pelanggan lainnya. Klasifikasi juga merupakan bagian dari asersi penilaian dan alokasi.KLASIFIKASI

  • CUTOFFTransaksi yang mendekati tanggal neraca telah dicatat pada periode yang tepat.Dalam menguji cutoff atas saldo akun, tujuan auditor adalah menentukan apakah transaksi-transaksi telah dicatat dalam saldo akun pada periode yang tepat.Saldo akun itu mungkin saja salah saji karena transaksi dicatat menjelang akhir periode akuntansi. Untuk audit tahunan, akhir periode akuntansi adalah sama dengan tanggal neraca. Pengujian cutoff dapat dipandang sebagai bagian dari pemeriksaan akun neraca atau transaksi yang berkaitan, tetapi demi kemudahan, biasanya auditor melaksanakannya sebagai bagian dari audit atas akun neraca.

  • Rincian saldo akun sesuai dengan jumlah pada file induk yang berkaitan, sesuai dengan total saldo akun, dan sesuai dengan total buku besarSaldo akun dalam laporan keuangan didukung oleh rincian pada file induk dan skedul yang dibuat oleh klien. Tujuan hubungan yang rinci ini memastikan rincian dalam daftar telah disiapkan secara akurat, ditambahkan dengan benar, dan sesuai dengan buku besar.Sebagai contoh, setiap piutang usaha yang tertera dalam daftar piutang usaha harus sama dengan yang ada dalam file induk piutang usaha, dan totalnya harus sama dengan akun pengendalian buku besar.HUBUNGAN YANG RINCI/DETAIL TIE-IN

  • NILAI YANG DAPAT DIREALISASIAktiva yang telah dicantumkan dalam jumlah yang diestimasi akan direalisasi.Tujuan ini terkait dengan apakah saldo akun telah dikurangi untuk memperhitungkan penurunan biaya historis ke nilai realisasi bersih.Contoh-contoh penerapan tujuan ini antara lain mempertimbangkan kecukupan penyisihan piutang tak tertagih dan penghapusan persediaan yang usang.

  • Selain eksistensi, sebagian besar aktiva juga harus dimiliki sebelum dapat dicantumkan dalam laporan keuangan. Demikian pula, utang harus merupakan kewajiban entitas. Hak selalu berkaitan dengan aktiva dan kewajiban dengan utang.HAK DAN KEWAJIBAN

  • Asersi Manajemen dan Tujuan Audit yang Berkaitan dengan Saldo yang Diterapkan pada Persediaan

    Asersi Manajemen tentang Saldo AkunTujuan Audit Khusus yang Berkaitan dengan Saldo yang Diterapkan pada PersediaanEksistensiSemua persediaan yang dicatat ada pada tanggal neraca.KelengkapanSemua persediaan yang ada telah dihitung dan dicatat dalam ikhtisar persediaan.Penilaian dan AlokasiKuantitas persediaan pada catatan perpetual klien sesuai dengan item-item yang ada di tangan.Harga yang digunakan untuk menilai persediaan secara material benar.Perkalian harga dengan kuantitas telah benar dan rinciannya telah ditambahkan dengan benar.Item-item persediaan dikasifikasikan secara tepat sebagai bahan baku, bahan dalam proses, dan barang jadi.Cutoff pembelian pada akhir tahun sudah tepat.Total item-item persediaan sesuai dengan buku besar.Persediaan telah dikurangi apabila nilai realisasi bersih menurun.Hak dan KewajibanPerusahaan mempunyai hak atas semua item persediaan yang tercantum.Persediaan tidak dijaminkan sebagai agunan.

  • BAGAIMANA TUJUAN AUDIT DIPENUHI?Auditor harus memperoleh bukti audit yang mencukupi guna mendukung semua asersi manajemen dalam laporan keuangan. Hal ini dilakukan dengan mengumpulkan bukti untuk mendukung beberapa kombinasi yang tepat dari tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi dan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo.

  • Asersi Manajemen dan Tujuan Audit yang Berkaitan dengan Penyajian dan Pengungkapan yang Diterapkan pada Wesel Bayar

    Asersi Manajemen Tentang Penyajian dan PengungkapanTujuan Audit Khusus yang Berkaitan dengan Penyajian dan Pengungkapan yang Diterapkan pada Wesel BayarKeterjadian serta hak dan kewajibanWesel bayar sebagaimana diuraikan dalam catatan kaki ada dan merupakan kewajiban perusahaan.KelengkapanSemua pengungkapan yang diperlukan yang terkait dengan wesel bayar telah dicatat dalam catatan atas laporan keuangan.Penilaian dan AlokasiPengungkapan catatan kaki yang berkaitan dengan wesel bayar sudah akurat.Klasifikasi dan dapat dipahamiWesel bayar secara tepat diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek dan jangka panjang dan pengungkapan laporan keuangan yang berkaitan dapat dipahami.

  • 4 Fase Audit Laporan Keuangan

  • MERENCANAKAN DAN MERANCANG PENDEKATAN AUDIT (FASE 1)Ada 2 pertimbangan utama yang mempengaruhi pendekatan yang akan digunakan auditor:

    Bukti audit yang mencukupi harus dikumpulkan agar dapat memenuhi tanggung jawab profesional auditor.Biaya pengumpulan bukti audit ini harus ditekan serendah mungkin.

  • Memperoleh Pemahaman tentang Entitas dan LingkungannyaAgar dapat menilai dengan layak risiko salah saji dalam laporan keuangan dan menginterpretasikan informasi yang diperoleh selama audit, auditor harus mempunyai pemahaman yang mnyeluruh atas bisnis klien dan lingkungan yang terkait, meliputi pengetahuan tentang strategi dan proses. Auditor harus mempelajari model bisnis klien, melakukan prosedur analitis, dan membuat perbandingan dengan pesaing. Auditor juga harus memahami setiap persyaratan akuntansi yang unik dari industri klien.Sebagai contoh, ketika mengaudit sebuah perusahaan asuransi jiwa, auditor harus memahami bagaimana polis kerugian dihitung.

  • Risiko salah saji dalam laporan keuangan akan berkurang bila klien memiliki pengendalian yang efektif atas pengoperasian komputer dan pemrosesan transaksi. Memahami Pengendalian Internal dan Menilai Risiko Pengendalian

  • Menilai Risiko Salah Saji yang MaterialAuditor menggunakan pemahamannya atas industri klien dan strategi bisnisnya, serta keefektifan pengendalian internalnya, untuk menilai risiko salah saji dalam laporan keuangan. Penilaian ini kemudian akan mempengaruhi rencana dan sifat audit, penetapan waktu, dan rentang prosedur audit.Sebagai contoh, jika klien memperluas penjualan dengan merangkul pelanggan baru yang memiliki peringkat kredit yang buruk, auditor akan menilai risiko salah saji yang lebih tinggi atas nilai realisasi bersih piutang usaha dan merencanakan untuk memperluas pengujian di bidang ini.

  • Melaksanakan Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi (Fase 2)Sebelum dapat memutuskan untuk mengurangi penilaiannya atas risiko pengendalian yang direncanakan apabila pengendalian internal dianggap efektif, pertama-tama auditor harus menguji keefektifan pengendalian tersebut. Prosedur untuk jenis pengujian ini umumnya disebut sebagai pengujian pengendalian (tests of controls).Sebagai contoh, anggaplah bahwa pengendalian internal klien membutuhkan verifikasi oleh klerk independen atas semua harga jual per unit sebelum faktur penjualan dikirimkan kepada para pelanggan.Auditor juga mengevaluasi pencatatan transaksi oleh klien dengan memverifikasi jumlah moneter transaksi itu. Proses ini disebut sebagai pengujian substantif atas transaksi (substantive tests of transactions).Sebagai contoh, auditor dapat membandingkan harga jual per unit pada salinan faktur penjualan dengan daftar harga resmi sebagai pengujian atas tujuan keakuratan transaksi penjualan.

  • Melaksanakan Prosedur Analitisdan Pengujian Rincian Saldo (Fase 3)Ada 2 kategori umum prosedur pada fase 3 :

    Prosedur analitis (analytical procedurs)Pengujian atas rincian saldo (tests of details of balances)

  • Prosedur analitis (analytical procedurs)Prosedur ini menggunakan perbandingan dan hubungan untuk menilai apakah saldo akun atau data lainnya telah masuk akal.Sebagai contoh, untuk memberikan beberapa kepastian bagi tujuan keakuratan atas transaksi penjualan (tujuan audit yg berkaitan dengan transaksi) maupun piutang usaha (tujuan audit yg berkaitan dengan saldo), auditor dapat memeriksa transaksi penjualan dalam jurnal penjualan menyangkut jumlah yang secara tidak biasa besar dan juga membandingkan total penjualan bulanan dengan penjualan tahun-tahun sebelumnya.

  • Pengujian atas rincian saldo (tests of details of balances)Merupakan prosedur spesifik yang ditujukan untuk menguji salah saji moneter pada saldo-saldo dalam laporan keuangan.Suatu contoh yang berkaitan dengan tujuan ketepatan untuk piutang usaha (tujuan audit yang berkaitan dengan saldo) adalah komunikasi tertulis secara langsung dengan para pelanggan klien guna mengidentifikasi jumlah yang salah.

  • HUBUNGANTUJUAN AUDIT DENGAN ASERSI MANAJEMENAudit bertujuan untuk membuktikan apakah asersi manajemen benar-benar ada dan terjadi, baik yang berkait dengan transaksi maupun saldo akun serta penyajian dan pengungkapannya.

  • BAB 7BUKTI AUDIT

  • BUKTI AUDITSetiap informasi yang digunakan oleh auditor untuk menentukan apakah informasi yang diaudit telah dinyatakan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.

  • Prosedur audit yang akan digunakanBerapa ukuran sampel yang akan dipilih untuk prosedur tersebutItemitem mana yang akan dipilihKapan melaksanakan prosedur tersebutKEPUTUSAN BUKTI AUDIT

  • PROSEDUR AUDITProsedur audit adalah rincian instruksi yang menjelaskan bukti audit yang harus diperoleh selama audit.Sebagai contoh, mengambil jurnal pengeluaran kas dan membandingkan nama payee, jumlah, dan tanggal pada cek yang dibatalkan dengan jumlah pengeluaran kas.

  • UKURAN SAMPELUntuk memverifiaksi pengeluaran kas, anggaplah 6600 cek telah tercatat dalam jurnal pengeluaran kas. Auditor dapat memilih ukuran sampel sebesar 50 cek untuk dibandingkan dengan jurnal pengeluaran kas. Keputusan tentang berapa banyak item yang akan diuji harus dibuat oleh auditor pada setiap prosedur audit.

  • ITEM YANG DIPILIHSetelah menentukan ukuran sampel untuk suatu prosedur audit, auditor harus memutuskan item-item mana dalam populasi yang akan diuji.Sebagai contoh, jika auditor memutuskan memilih 50 cek yang dibatalkan dari populasi sebesar 6600 untuk dibandingkan dengan jurnal pengeluaran kas, beberapa metode yang berbeda dapat digunakan untuk memilih cek-cek tertentu yang akan diperiksa.Auditor dapat :Memilih suatu minggu dan memeriksa 50 cek pertamaMemilih 50 cek yang bernilai terbesarMemilih cek-cek tersebut secara acak, atauMemilih cek-cek yang menurut auditor paling mungkin mengandung kekeliruan.Atau dapat menggunakan kombinasi dari berbagai metode tersebut.

  • PENETAPAN WAKTUAudit atas laporan keuangan umumnya mencakup suatu periode seperti satu tahun.Suatu audit baru dianggap selesai setelah beberapa minggu atau beberapa bulan setelah berakhirnya suatu periode.Dalam audit atas laporan keuangan, umunya klien menginginkan agar audit diselesaikan antara 1 hingga 3 bulan setelah akhir tahun.Contoh, mengambil jurnal pengeluaran kas bulan Oktober dan membandingkan nama payee, jumlah uang, dan tanggal cek yang dibatalkan dengan jurnal pengeluaran kas untuk suatu sampel yang dipilih secara acak dari 40 nomor cek.

  • PERSUASIVITAS BUKTI AUDIT2 penentunya adalah : Ketepatan bukti Kecukupan buktiKetepatan bukti adalah ukuran mutu bukti, berarti bukti harus relevan dan reliabilitasnya memenuhi tujuan audit.Ketepatan bukti hanya berkaitan dengan prosedur audit yang dipilih. Ketepatan itu tidak dapat diperbaiki dengan memilih ukuran sampel yang lebih besar.Relevansi bukti, bukti audit harus berkaitan atau relevan dengan tujuan bukti audit. Sebagai contoh, auditor menganggap bahwa klien belum menagih pelanggan atas barang yang dikirim (tujuan kelengkapan). Jika auditor memilih sampel dari salinan faktur penjualan dan menelusurinya ke dokumen pengiriman terkait, bukti tersebut tidak relevan dengan tujuan kelengkapan.

  • RELIABILITAS BUKTIArtinya tingkat dapat dipercayanya suatu bukti.Ada 6 karakteristik bukti yang dapat diandalkan :Independensi penyedia buktiEfektifitas pengendalian internal klienPengetahuan langsung auditorKualifikasi sumber informasiTingkat objektifitas buktiKetepatan waktu

  • KECUKUPAN BUKTIKecukupan bukti diukur oleh ukuran sampel yang dipilih auditor.Selain ukuran sampel, item-item yang diuji akan mempengaruhi kecukupan bukti audit.Contoh: sampel dari populasi nilai uang yang besar, iten-item yang kemungkinan besar salah saji.

  • JENIS-JENIS BUKTI AUDITAda 8 jenis bukti audit:Pemeriksaan fisik (physical examination)Konfirmasi (confirmation)Dokumentasi (documentation)Prosedur analitis (analytical procedures)Wawancara dengan klien (inquiries of the client)Rekalkulasi (recalculation)Pelaksanaan-ulang (reperformance)Observasi (observation)

  • PEMERIKSAAN FISIKAdalah inspeksi atau perhitungan yang dilakukan auditor atas aktiva berwujud (persediaan, kas, wesel tagih)Jika objek yang diperiksa adalah dokumen, misalnya faktur penjualan, maka bukti itu disebut sebagai dokumentasi.Pemeriksaan fisik merupakan cara langsung untuk memverifikasi apakah suatu aktiva benar-benar ada (tujuan eksistensi) dan apakah aktiva yang ada telah dicatat (tujuan kelengkapan)Pemeriksaan fisik dianggap sebagai salah satu jenis bukti audit yang paling dapat diandalkan.

  • PEMERIKSAAN FISIKKonfirmasi adalah penerimaan jawaban tertulis atau lisan dari pihak ketiga yang independen untuk memverifikasi keakuratan informasi yang ditanyakan oleh auditor.Ada 2 jenis konfirmasi:Konfirmasi positifKonfirmasi negatifKonfirmasi adalah jenis bukti audit yang sangat andal.

  • DOKUMENTASIAdalah inspeksi oleh auditor atas dokumen dan catatan (misalnya pesanan pelanggan, dokumen pengiriman, salinan faktur penjualan)Dokumen terdiri dari:Dokumen internal adalah dokumen yang disiapkan dan digunakan dalam perusahaan dan disimpan tanpa pernah disampaikan kepada pihak luar (salinan faktur penjualan, daftar jam kerja karyawan, laporan penerimaan barang)Dokumen eksternal adalah dokumen yang disiapkan oleh seseorang diluar perusahaan, tetapi dokumen tersebut saat ini berada ditangan klien (faktur pembelian, polis asuransi, perjanjian utang, kontrak). Dokumen eksternal dianggap sebagai bukti yang lebih dapat diandalkan daripada dokumen internal.

  • CATATANApabila auditor menggunakan dokumentasi untuk mendukung pencatatan transaksi atau jumlah, misalnya auditor memverifikasi ayat jurnal pembelian dengan memeriksa faktur pendukung dari pemasok serta laporan penerimaan untuk tujuan keterjadian maka proses ini disebut Vouching (pemeriksaan dokumen).Akan tetapi, jika auditor menelusuri dari laporan penerimaan ke jurnal pembelian untuk tujuan memeriksa kelengkapan, maka proses itu disebut Tracing (penelusuran).

  • Prosedur analitis menggunakan perbandingan dan hubungan untuk menilai apakah saldo akun atau suatu data tampak wajar.Contoh: membandingkan presentasi laba kotor setahun berjalan dengan tahun yang lalu.Prosedur analitis mempunyai tujuan-tujuan yang berbeda pada suatu audit: Memahami industri dan bisnis klien Menilai kemampuan going concern Menunjukan adanya kemungkinan salah saji dalam laporan keuangan Mengurangi pengujian audit yang terinci

    PROSEDUR ANALITIS

  • TANYA JAWAB (INQUIRY)Tanya jawab adalah upaya untuk memperoleh informasi secara lisan maupun tertulis dari klien sebagai jawaban atas pertanyaan yang diajukan auditor.Biasanya bukti yang diperoleh dari klien melalui tanya jawab, merupakan bukti yang kurang meyakinkan.Oleh karena itu, auditor perlu memperoleh bukti pendukung melalui prosedur lainnya (misalnya dokumentasi, observasi)

  • REKALKULASIAdalah pengecekan ulang atas perhitungan yang dilakukan oleh klien untuk menguji keakuratan perhitungan (perkalian dalam faktur, penjumlahan-penjumlahan dalam jurnal dan buku besar/buku tambahan, pengecekan perhitungan beban penyusutan, dan beban dibayar dimuka)

  • PELAKSANAAN ULANG (REPERFORMANCE)Adalah pengujian yang dilakukan auditor atas prosedur atau pengendalian akuntansi klien. Contoh: Membandingkan harga yang tertera dalam faktur dengan daftar harga yang resmi. Contoh yang lain misalnya, auditor melakukan pengujian untuk memastikan bahwa informasi dalam jurnal penjualan telah dicatat bagi pelanggan yang tepat dan dengan jumlah yang benar dalam buku tambahan piutang usaha dan secara akurat di posting ke dalam buku besar.

  • OBSERVASIAdalah penggunaan indra (mata, telinga, lidah, hidung) untuk menilai berbagai item/aktivitas klien.Contoh: Mengunjungi lokasi pabrik/fasilitas klien Mengamati para pegawai melaksanakan tugas

    **