jurnal auditing

35
FAKTOR-FAKTOR DALAM DIRI AUDITOR DAN KUALITAS AUDIT: STUDI PADA KAP ‘BIG FOUR’ DI INDONESIA* Icuk Rangga Bawono Jurusan Akuntansi Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto e-mail: [email protected] Elisha Muliani Singgih Alumni Jurusan Akuntansi Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto Abstrak Penelitian ini merupakan pengembangan dari dua penelitian sebelumnya (Aji, 2009 dan Rahman, 2009), mengenai bagaimana independensi, pengalaman, due professional care dan akuntabilitas mempengaruhi kualitas audit. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode survei dengan kuesioner. Populasi penelitian ini adalah semua auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP) “Big Four” Indonesia. Penelitian ini menggunakan random sampling sederhana yang dilakukan dengan penentuan jumlah sampel yang dihitung dengan menggunakan rumus Slovin formula sehingga hanya 125 kuesioner yang dapat diproses. Analisis data dilakukan dengan menggunakan model regresi ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa independensi, pengalaman, due professional care dan akuntabilitas mempengaruhi kualitas audit secara berkelanjutan. Selain itu, penelitian ini membuktikan bahwa independensi, due professional care dan akuntabilitas secara parsial mempengaruhi kualitas audit akan tetapi pengalaman tidak berpengaruh pada kualitas audit. Penelitian ini juga membuktikan bahwa independensi merupakan faktor dominan yang berpengaruh pada kualitas audit. Untuk penelitian di masa yang akan datang, penelitian ini menyarankan pengembangan cakupan wilayah survei dan penambahan lebih banyak variabel yang dapat mempengaruhi kualitas audit. Kata kunci: independensi, pengalaman, due professional care, akuntabilitas, kualitas audit Abstract This study extends two previous experiments (Aji, 2009 and Rahman, 2009) on how independency, experience, due professional care and accountability influenced audit quality. This study was conducted by using survey method with questionnaire. The population in this study are entire auditors who work in “Big Four” public accountant offices in Indonesia. This study used simple random sampling which was conducted by determination of samples counted with Slovin formula so that only 125 questionnaires could be process. Data Analysis was conducted using multiple regression model. The result proved that independency, experience, due professional care and accountability influenced audit quality simultaneously. Besides that, this study proved that

Upload: ada-mawaddah

Post on 30-Jun-2015

1.903 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Jurnal auditing

FAKTOR-FAKTOR DALAM DIRI AUDITOR DAN KUALITAS AUDIT:STUDI PADA KAP ‘BIG FOUR’ DI INDONESIA*

Icuk Rangga BawonoJurusan Akuntansi Universitas Jenderal Soedirman Purwokertoe-mail: [email protected] Muliani SinggihAlumni Jurusan AkuntansiUniversitas Jenderal Soedirman PurwokertoAbstrakPenelitian ini merupakan pengembangan dari dua penelitian sebelumnya (Aji, 2009 danRahman, 2009), mengenai bagaimana independensi, pengalaman, due professional care danakuntabilitas mempengaruhi kualitas audit.Penelitian ini dilakukan menggunakan metode survei dengan kuesioner. Populasipenelitian ini adalah semua auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP) “BigFour” Indonesia. Penelitian ini menggunakan random sampling sederhana yang dilakukandengan penentuan jumlah sampel yang dihitung dengan menggunakan rumus Slovin formulasehingga hanya 125 kuesioner yang dapat diproses. Analisis data dilakukan denganmenggunakan model regresi ganda.Hasil penelitian menunjukkan bahwa independensi, pengalaman, due professional caredan akuntabilitas mempengaruhi kualitas audit secara berkelanjutan. Selain itu, penelitian inimembuktikan bahwa independensi, due professional care dan akuntabilitas secara parsialmempengaruhi kualitas audit akan tetapi pengalaman tidak berpengaruh pada kualitas audit.Penelitian ini juga membuktikan bahwa independensi merupakan faktor dominan yangberpengaruh pada kualitas audit. Untuk penelitian di masa yang akan datang, penelitian inimenyarankan pengembangan cakupan wilayah survei dan penambahan lebih banyak variabelyang dapat mempengaruhi kualitas audit.Kata kunci: independensi, pengalaman, due professional care, akuntabilitas, kualitas auditAbstractThis study extends two previous experiments (Aji, 2009 and Rahman, 2009) on howindependency, experience, due professional care and accountability influenced audit quality.This study was conducted by using survey method with questionnaire. The population inthis study are entire auditors who work in “Big Four” public accountant offices in Indonesia.

Page 2: Jurnal auditing

This study used simple random sampling which was conducted by determination of samplescounted with Slovin formula so that only 125 questionnaires could be process. Data Analysis wasconducted using multiple regression model.The result proved that independency, experience, due professional care andaccountability influenced audit quality simultaneously. Besides that, this study proved thatindependency, due professional care, and accountability influenced audit quality partially, butexperience did not influence audit quality. This study also proved that independency wasdominant factor which influenced audit quality. For future research, we suggest to extend surveyarea coverage and add more variable that can influence audit quality.Keywords: independency, experience, due professional care, accountability and audit quality.

PENDAHULUANPersyaratan yang harus yang harusdimiliki oleh seorang auditor seperti dinyatakandalam Pernyataan Standar Auditing(SPAP, 2001: 150.1) adalah keahlian dan dueprofessional care. Namun seringkali definisikeahlian dalam bidang auditing diukur denganpengalaman (Mayangsari, 2003). Rahmawatidan Winarna (2002), dalam risetnya menemukanfakta bahwa pada auditor, expectation gapterjadi karena kurangnya pengalaman kerjadan pengetahuan yang dimiliki hanya sebataspada bangku kuliah saja. Padahal menurutDjaddang dan Agung (2002) dalamRahmawati dan Winarna (2002), auditorketika mengaudit harus memiliki keahlianyang meliputi dua unsur yaitu pengetahuandan pengalaman. Karena berbagai alasanseperti diungkapkan di atas, pengalaman kerjatelah dipandang sebagai suatu faktor pentingdalam memprediksi kinerja akuntan publik,dalam hal ini adalah kualitas auditnya.Penting bagi auditor untuk mengimplementasikandue professional care dalampekerjaan auditnya. Hal ini dikarenakan standardof care untuk auditor berpindah targetyaitu menjadi berdasarkan kekerasan konsekuensidari kegagalan audit. Kualitas audityang tinggi tidak menjamin dapat melindungiauditor dari kewajiban hukum saat konsekuensidari kegagalan audit adalah keras(Kadous, 2000). Terlebih dengan adanyafenomena hindsight bias yang sangat merugikan

Page 3: Jurnal auditing

profesi akuntan publik. Jika hindsight biasdiberlakukan, maka auditor harus membuatkeputusan tanpa pengetahuan hasil akhir,tetapi kewajiban auditor ditentukan darisebuah perspektif hasil akhir (Anderson dkk,1997). Dalam mengevaluasi auditor, jurimenganggap (in hindsight) bahwa peristiwaperistiwatertentu secara potensial dapatdiprediksi dan (in foresight) seharusnya dapatmengantisipasi sebuah hasil yang menjadijelas hanya dengan melihat ke belakang(Baron dan Hershey, 1988; Fischhoff, 1975;Mitchell dan Kalb, 1981 dalam Anderson,1997).Oleh karena itu para juri dalam kasuskegagalan audit harus menentukan pada levelmanakah auditor melakukan kelalaian denganmenilai standard of care untuk mengevaluasiapakah pekerjaan audit yang ditunjukkancukup untuk menghindari kewajiban (Kadous,2000) dan para penuntut hukum harusmenentukan apakah auditor menggunakan dueprofessional care dalam melakukan sebuahaudit (Anderson dkk, 1997). PenelitianRahman (2009) memberikan bukti empirisbahwa due professional care merupakanfaktor yang paling berpengaruh terhadapkualitas audit, serta penelitian Louwers dkk.(2008) yang menyimpulkan bahwa kegagalanaudit dalam kasus fraud transaksi pihak-pihakterkait disebabkan karena kurangnya sikapskeptis dan due professional care auditordaripada kekurangan dalam standar auditing.Laporan keuangan menyediakan berbagaiinformasi yang diperlukan sebagaisarana pengambilan keputusan baik oleh pihakinternal maupun pihak eksternal perusahaan.Menurut FASB, dua karakteristik terpentingyang harus ada dalam laporan keuanganadalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan(reliable). Kedua karakteristik tersebutsangatlah sulit untuk diukur, sehingga parapemakai informasi membutuhkan jasa pihakketiga yaitu auditor independen untuk memberijaminan bahwa laporan keuangan tersebutrelevan dan dapat diandalkan, sehingga dapatmeningkatkan kepercayaan semua pihak yangberkepentingan dengan perusahaan tersebut.Dengan demikian perusahaan akan semakin

Page 4: Jurnal auditing

mendapatkan kemudahan-kemudahan dalammenjalankan operasi perusahaannya. Namun,di era persaingan yang sangat ketat sepertisekarang ini, perusahaan dan profesi auditorsama-sama dihadapkan pada tantangantantanganyang berat. Mereka sama-samaharus mempertahankan eksistensinya di petapersaingan dengan perusahaan kompetitor ataurekan seprofesinya. Perusahaan menginginkanUnqualified Opinion sebagai hasil dari laporanaudit, agar performancenya terlihat bagus dimata publik sehingga ia dapat menjalankanoperasinya dengan lancar.Menurut Chow dan Rice dalam Kawijayadan Juniarti (2002), manajemen perusahaanberusaha menghindari opini wajardengan pengecualian karena bisa mempengaruhiharga pasar saham perusahaan dankompensasi yang diperoleh manajer. Namun,laporan keuangan yang diaudit adalah hasilproses negosiasi antara auditor dengan klien(Antle dan Nalebuff, 1991 dalam Ng dan Tan,2003). Disinilah auditor berada dalam situasiyang dilematis, di satu sisi auditor harusbersikap independen dalam memberikan opinimengenai kewajaran laporan keuangan yangberkaitan dengan kepentingan banyak pihak,namun di sisi lain dia juga harus bisamemenuhi tuntutan yang diinginkan oleh klienyang membayar fee atas jasanya agar kliennyapuas dengan pekerjaannya dan tetap menggunakanjasanya di waktu yang akan datang.Posisinya yang unik seperti itulah yangmenempatkan auditor pada situasi yangdilematis sehingga dapat mempengaruhikualitas auditnya.Maraknya skandal keuangan yangterjadi baik di dalam maupun di luar negeritelah memberikan dampak besar terhadapkepercayaan publik terhadap profesi akuntanpublik. Dan yang menjadi pertanyaan besardalam masyarakat adalah mengapa justrusemua kasus tersebut melibatkan profesiakuntan publik yang seharusnya merekasebagai pihak ketiga yang independen yangmemberikan jaminan atas relevansi dankeandalan sebuah laporan keuangan. Mardisardan Sari (2007) mengatakan bahwa kualitashasil pekerjaan auditor dapat dipengaruhi oleh

Page 5: Jurnal auditing

rasa kebertanggungjawaban (akuntabilitas) yangdimiliki auditor dalam menyelesaikan pekerjaanaudit. Oleh karena itu akuntabilitas merupakanhal yang sangat penting yang harus dimiliki olehseorang auditor dalam melaksanakan pekerjaanya.Penelitian-penelitian terdahulu yangpernah dilakukan antara lain: (1) Mansur(2007) meneliti tentang faktor-faktor yangmempengaruhi kualitas audit ditinjau dari persepsiauditor atas pelatihan dan keahlian,independensi dan penggunaan kemahiranprofesional. Penelitian ini menemukan bahwapendidikan dan pengalaman, pelatihan, sikapskeptis dan keyakinan yang memadai berpengaruhpositif terhadap kualitas audit. (2)Aji (2009) meneliti tentang faktor-faktor yangmempengaruhi kualitas audit ditinjau dari persepsiauditor atas independensi, pengalaman,dan akuntabilitas. Penelitian tersebut memberihasil bahwa independensi, pengalaman, danakuntabilitas berpengaruh secara simultan terhadapkualitas audit. Selain itu, variabel independensidan akuntabilitas berpengaruh secaraparsial terhadap kualitas audit dan variabelpengalaman tidak berpengaruh terhadapkualitas audit. Serta variabel yang mempunyaipengaruh paling besar terhadap kualitas auditadalah akuntabilitas.(3) Rahman (2009)meneliti tentang pengaruh kompetensi, independensi,dan due profesional care terhadapkualitas audit. Hasilnya adalah ketiga variabelindependen tersebut berpengaruh secarasimultan terhadap kualitas audit. Penelitian inijuga memberi bukti bahwa variabel independensidan due professional care berpengaruhsecara parsial terhadap kualitasaudit, sedangkan variabel kompetensi tidakberpengaruh terhadap kualitas audit. Selainitu, variabel yang paling berpengaruh terhadapkualitas audit adalah due profesional care.Penelitian ini merupakan replikasiyang mengkombinasikan penelitian yangdilakukan oleh Aji (2009) dan Rahman(2009). Perbedaan penelitian ini denganpenelitian sebelumnya terletak pada objekpenelitiannya, yaitu auditor yang bekerja diKantor Akuntan Publik (KAP) Big Four yangada di Indonesia. Selama ini Big Four dikenalsebagai Kantor Akuntan Publik yang bertarafinternasional. Para auditor yang bekerja pada

Page 6: Jurnal auditing

kantor akuntan ini tentunya memiliki kualitasyang lebih unggul dibanding KAP non-BigFour, oleh karena itu penelitian ini mencobamembuktikan seberapa jauh faktor-faktordalam diri auditor di KAP Big Fourmempengaruhi kualitas auditnya.Tujuan dilakukannya penelitian iniadalah untuk (1) mengetahui pengaruh independensi,pengalaman, due professional care,dan akuntabilitas secara simultan terhadapkualitas audit; (2) mengetahui pengaruhindependensi, pengalaman, due professionalcare, akuntabilitas, dan etika bisnis secara parsialterhadap kualitas audit; (3) mengetahuivariabel yang berpengaruh dominan terhadapkualitas audit. Selanjutnya akan dibahasmengenai kerangka teoritis dan pengembanganhipotesis, metode penelitian, hasil danpembahasan, serta kesimpulan, implikasi danketerbatasan penelitian yang akan disajikan dibawah ini.KAJIAN TEORI DAN PENGEMBANGANHIPOTESISHubungan Independensi dengan KualitasAuditKualitas audit seperti dikatakan olehDe Angelo (1981) dalam Alim dkk. (2007),yaitu sebagai probabilitas dimana seorangauditor menemukan dan melaporkan tentangadanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansikliennya. Sedangkan Christiawan (2005)mengungkapkan, kualitas audit ditentukanoleh dua hal yaitu independensi dan kompetensi.Dari definisi di atas, maka kesimpulannyaadalah auditor yang kompeten adalahauditor yang “mampu” menemukan adanyapelanggaran sedangkan auditor yangindependen adalah auditor yang "mau" mengungkapkanpelanggaran tersebut. Jelas terlihatbahwa independensi dan kompetensi sepertidikatakan Christiawan (2005) dan merupakanfaktor penentu kualitas audit dilihat dari sisiauditor.Fearnley dan Page (1994: 7) dalamHussey dan Lan (2001) mengatakan bahwasebuah audit hanya dapat menjadi efektif jikaauditor bersikap independen dan dipercayauntuk lebih cenderung melaporkan pelanggaranperjanjian antara prinsipal (pemegang

Page 7: Jurnal auditing

saham dan kreditor) dan agen (manajer).Sedangkan menurut Christiawan (2002),seorang akuntan publik yang independenadalah akuntan publik yang tidak mudahdipengaruhi, tidak memihak siapapun, danberkewajiban untuk jujur tidak hanya kepadamanajemen dan pemilik perusahaan, tetapijuga pihak lain pemakai laporan keuanganyang mempercayai hasil pekerjaanya.Dari kedua pendapat di atas dapatdisimpulkan bahwa jika seorang auditor bersikapindependen, maka ia akan memberipenilaian yang senyatanya terhadap laporankeuangan yang diperiksa, tanpa memilikibeban apapun terhadap pihak manapun. Makapenilaiannya akan mencerminkan kondisiyang sebenarnya dari sebuah perusahaan yangdiperiksa. Dengan demikian maka jaminanatas keandalan laporan yang diberikan olehauditor tersebut dapat dipercaya oleh semuapihak yang berkepentingan. Jadi kesimpulannyaadalah semakin tinggi independensiseorang auditor maka kualitas audit yangdiberikannya semakin baik.Hubungan Pengalaman dengan KualitasAuditKnoers dan Haditono (1999) dalamAsih (2006: 12) mengatakan bahwa pengalamanmerupakan suatu proses pembelajarandan penambahan perkembangan potensibertingkah laku baik dari pendidikan formalmaupun non formal atau bisa juga diartikansebagai suatu proses yang membawa seseorangkepada suatu pola tingkah laku yanglebih tinggi. Variabel pengalaman akan diukurdengan menggunakan indikator lamanyabekerja, frekuensi pekerjaan pemeriksaanyang telah dilakukan, dan banyaknya pelatihanyang telah diikutinya.Kebanyakan orang memahami bahwasemakin banyak jumlah jam terbang seorangauditor, tentunya dapat memberikan kualitasaudit yang lebih baik daripada seorang auditoryang baru memulai kariernya. Atau dengankata lain auditor yang berpengalaman diasumsikandapat memberikan kualitas audityang lebih baik dibandingkan dengan auditoryang belum berpengalaman. Hal ini dikarenakanpengalaman akan membentuk keahlian

Page 8: Jurnal auditing

seseorang baik secara teknis maupun secarapsikis.Secara teknis, semakin banyak tugasyang dia kerjakan, akan semakin mengasahkeahliannya dalam mendeteksi suatu hal yangmemerlukan treatment atau perlakuan khususyang banyak dijumpai dalam pekerjaannyadan sangat bervariasi karakteristiknya (Aji,2009: 5). Jadi dapat dikatakan bahwaseseorang jika melakukan pekerjaan yangsama secara terus menerus, maka akan menjadilebih cepat dan lebih baik dalam menyelesaikannya.Hal ini dikarenakan dia telahbenar-benar memahami teknik atau caramenyelesaikannya, serta telah banyakmengalami berbagai hambatan-hambatan ataukesalahan-kesalahan dalam pekerjaannyatersebut, sehingga dapat lebih cermat dan berhati-hati menyelesaikannya. Hal ini sesuaidengan pendapat Herliyansyah dan Ilyas(2006) yang mengatakan bahwa penggunaanpengalaman didasarkan pada asumsi bahwatugas yang dilakukan secara berulang-ulangmemberikan peluang untuk belajar melakukannyadengan yang terbaik.Secara psikis, pengalaman akan membentukpribadi seseorang, yaitu akan membuatseseorang lebih bijaksana baik dalam berpikirmaupun bertindak, karena pengalaman seseorangakan merasakan posisinya saat diadalam keadaan baik dan saat dia dalamkeadaan buruk. Seseorang akan semakin berhati-hati dalam bertindak ketika ia merasakanfatalnya melakukan kesalahan. Dia akanmerasa senang ketika berhasil menemukanpemecahan masalah dan akan melakukan halserupa ketika terjadi permasalahan yang sama.Dia akan puas ketika memenangkanargumentasi dan akan merasa bangga ketikamemperoleh imbalan hasil pekerjaannya(Bonner dan Lewis, 1990; Farhan, 2004 dalamNoviari dkk., 2005).Dian indri purnamasari (2005) memberikankesimpulan bahwa seorang karyawanyang memiliki pengalaman kerja yang tinggiakan memiliki keunggulan dalam beberapa haldiantaranya: mendeteksi kesalahan, memahamikesalahan, dan mencari penyebabmunculnya kesalahan (dalam Asih, 2006: 12).

Page 9: Jurnal auditing

Jadi pengalaman merupakan hal yang sangatpenting bagi sebuah profesi yang membutuhkanprofesionalisme yang sangat tinggiseperti akuntan publik, karena pengalamanakan mempengaruhi kualitas pekerjaanseorang auditor.Hubungan Due Professional Care denganKualitas AuditDue professional care memiliki artikemahiran profesional yang cermat dan seksama.Menurut PSA No. 4 SPAP (2001),kecermatan dan keseksamaan dalam penggunaankemahiran profesional menuntutauditor untuk melaksanakan skeptisme profesional,yaitu suatu sikap auditor yang berpikirkritis terhadap bukti audit dengan selalumempertanyakan dan melakukan evaluasiterhadap bukti audit tersebut. Penggunaankemahiran profesional dengan cermat danseksama memungkinkan auditor untuk memperolehkeyakinan memadai bahwa laporankeuangan bebas dari salah saji material, baikyang disebabkan oleh kekeliruan maupunkecurangan.Due professional care merupakan halyang penting yang harus diterapkan setiapakuntan publik dalam melaksanakan pekerjaanprofesionalnya agar dicapai kualitas audityang memadai. Due professional caremenyangkut dua aspek, yaitu skeptismeprofesional dan keyakinan yang memadai.Hasil penelitian Kopp, Morley, dan Renniedalam Mansur (2007: 38) membuktikanbahwa masyarakat mempercayai laporankeuangan jika auditor telah menggunakansikap skeptis profesionalnya (professionalskepticism) dalam proses pelaksanaan audit.Auditor harus tetap menjaga sikap skeptisprofesionalnya selama proses pemeriksaan,karena ketika auditor sudah tidak mampu lagimempertahankan sikap skeptis profesionalnya,maka laporan keuangan yang diaudit tidakdapat dipercaya lagi, dan memungkinkanadanya litigasi paska audit. Nearon (2005)dalam Mansur (2007) juga menyatakan halserupa bahwa jika auditor gagal dalammenggunakan sikap skeptis atau penerapansikap skeptis yang tidak sesuai dengan kondisipada saat pemeriksaan, maka opini audit yang

Page 10: Jurnal auditing

diterbitkannya tidak berdaya guna dan tidakmemiliki kualitas audit yang baik.Menurut GAO (2007: 116) dalamMansur (2007: 42), audit kinerja yang sesuaidengan GAGAS harus memberikan keyakinanyang memadai (reasonable assurance) bahwabukti audit telah mencukupi dan sesuai untukmendukung temuan dan kesimpulan auditor.Keyakinan yang memadai atas bukti-buktiyang ditemukan akan sangat membantuauditor dalam menentukan scope danmetodologi yang akan digunakan dalammelaksanakan pekerjaan audit agar tujuandapat tercapai. Dengan demikian due professionalcare berkaitan dengan kualitas audit.Hubungan Akuntabilitas dengan KualitasAuditTetclock (1984) dalam Mardisar danSari (2007) mendefinisikan akuntabilitassebagai bentuk dorongan psikologi yangmembuat seseorang berusaha mempertanggungjawabkansemua tindakan dan keputusanyang diambil kepada lingkungannnya.Robbins (2008: 222) dalam Sarita danAgustia (2009) mendefinisikan motivasi(motivation) sebagai proses yang menjelaskanintensitas, arah, dan ketekunan seorangindividu untuk mencapai tujuannya. Denganadanya motivasi dalam bekerja, maka paraauditor diharapkan lebih memiliki intensitas,arah dan ketekunan sehingga tujuan organisasipun lebih mudah tercapai.Pengabdian kepada profesi merupakansuatu komitmen yang terbentuk dari dalam diriseseorang profesional, tanpa paksaan darisiapapun, dan secara sadar bertanggung jawabterhadap profesinya. Seseorang yang melaksanakansebuah pekerjaan secara ikhlas makahasil pekerjaan tersebut akan cenderung lebihbaik daripada seseorang yang melakukannyadengan terpaksa. Nugrahaningsih (2005)mengatakan bahwa akuntan memilikikewajiban untuk menjaga standar perilaku etistertinggi mereka kepada organisasi dimanamereka berlindung, profesi mereka, masyarakatdan pribadi mereka sendiri dimana akuntanmempunyai tanggung jawab menjadi kompetendan berusaha menjaga integritas danobyektivitas mereka (dalam Alim dkk., 2007).

Page 11: Jurnal auditing

Jika seorang akuntan menyadari akanbetapa besar perannya bagi masyarakat danbagi profesinya, maka ia akan memilikisebuah keyakinan bahwa dengan melakukanpekerjaan dengan sebaik-baiknya, maka iaakan memberikan kontribusi yang sangatbesar bagi masyarakat dan profesinya tersebut.Maka ia akan merasa berkewajiban untukmemberikan yang terbaik bagi masyarakat danprofesinya tersebut dengan melakukanpekerjaannya dengan sebaik mungkin. Halinilah yang disebut sebagai kewajiban sosial.Hipotesis yang diajukan dalam penelitianini yaitu: 1) Independensi, pengalaman,due professional care dan akuntabilitas secarasimultan berpengaruh terhadap kualitas audit.2) Independensi, pengalaman, due professionalcare dan akuntabilitas secara parsialberpengaruh terhadap kualitas audit. 3) Dueprofessional care merupakan variabel yangdominan berpengaruh terhadap kualitas audit.METODE PENELITIANPendekatan Penelitian, Populasi danTeknik Pengambilan SampelDilihat dari karakteristik masalahnya,penelitian ini merupakan penelitian deskriptif,yaitu penelitian terhadap masalah-masalahberupa fakta-fakta saat ini dari suatu populasi.Tujuannya adalah untuk menguji hipotesisatau menjawab pertanyaan yang berkaitandengan current status dari subyek yang diteliti(Indriantoro dan Supomo, 2002: 26 & 29).Populasi dalam penelitian ini adalah seluruhauditor dari tingkatan partner, manajer, senior,dan junior yang bekerja di KAP “Big Four”yang ada di Indonesia. Kantor akuntan publiktersebut adalah KAP Tanudireja Wibisana &Rekan (Member of Pricewaterhouse Coopers);KAP Purwantono, Sarwoko & Sandjaja(Member of Ernst & Young); KAP OsmanBing Satrio & Rekan (Member of Deloitte)dan KAP Siddharta & Widjaja (Member ofKPMG International). Berdasarkan pertimbangandari beberapa sumber, jumlah populasiauditor “Big Four” di Indonesia adalah 2000orang. Metode penetapan sampel yangdigunakan adalah Simple Random Sampling,yaitu pemilihan sampel secara acak sederhanayang memberikan kesempatan yang sama dan

Page 12: Jurnal auditing

tak terbatas pada setiap anggota populasiuntuk dipilih sebagai sampel (Indriantoro danSupomo, 2002: 124). Ukuran sampel ditentukandengan menggunakan rumus Slovin(Umar, 2005: 78):n = 1 Ne2

NKeterangan:n = Ukuran sampelN = Ukuran populasie = Persen kelonggaran ketidaktelitiankarena kesalahan pengambilan sampelyang masih dapat ditolerir atau diinginkandalam penelitian ini (e = 10%)Perhitungan ukuran sampel :n = 1 2000(0,1)2

2000= 95,24Dari hasil perhitungan di atas, makaukuran sampel minimal yang digunakan dalampenelitian ini adalah sebesar 95,24 dibulatkanmenjadi 95 responden.Teknik Pengumpulan Data danOperasional VariabelTeknik pengumpulan data dalampenelitian ini adalah melalui kuesioner. MenurutIndriantoro dan Supomo (2002: 154),teknik ini memberikan tanggung jawab kepadaresponden untuk membaca dan menyatakanpendapatnya terhadap pertanyaan atau pernyataanyang diajukan. Kuisioner dikirimkankepada para auditor di KAP “Big Four”dengan menggunakan e-mail (electronic mail)dan melalui jasa pos (post mail). Kuesionertersebut berisi daftar pertanyaan yangjawabannya dinyatakan dengan menggunakanskala Likert.Variabel independenIndependensiIndependensi adalah sikap bebas dantidak memihak yang dimiliki auditor terkaitdengan penugasan auditnya. Variabel independensiauditor dalam penelitian ini diukurdengan menggunakan instrumen yang dikembangkanoleh Mautz dan Sharaf (1980) yaitu:independensi penyusunan program, independensiinvestigatif, dan independensi pelaporan.Pengalaman

Page 13: Jurnal auditing

Pengalaman adalah keterampilan danpengetahuan yang di peroleh seseorang setelahmengerjakan sesuatu hal. Variabel pengalamanakan diukur dengan menggunakan indikatorlamanya bekerja, frekuensi pekerjaanpemeriksaan yang telah dilakukan, sepertiyang digunakan oleh Aji (2009) serta ditambahdengan satu indikator yang juga dapatmemproksikan pengalaman seorang auditoryaitu banyaknya pelatihan yang telah diikutinya,yang diambil dari aspek-aspek kompetensiyang dikembangkan Mansur (2007) yangtelah direplikasi oleh Rahman (2009).Due Professional CareDue professional care artinya adalahkemahiran profesional yang cermat danseksama. Variabel due professional care akandiukur dengan aspek-aspek due professionalcare yang dikembangkan oleh Mansur (2007)yaitu sikap skeptis dan keyakinan yangmemadai.AkuntabilitasAkuntabilitas secara umum artinyapermintaan pertanggungjawaban atas pemenuhantanggung jawab yang diserahkankepadanya. Akuntabilitas diukur menggunakanindikator pertanyaan yang dikembangkanoleh Kalbers dan Forgaty (1995),yang telah diterjemahkan dan dimodifikasioleh Aji (2009: 51-52) yaitu meliputi 3dimensi: motivasi, pengabdian pada profesidan kewajiban sosial.Variabel dependenKualitas AuditKualitas audit adalah sikap auditordalam melaksanakan tugasnya yang tercermindalam hasil pemeriksaannya yang dapatdiandalkan sesuai dengan standar yangberlaku. Kualitas audit diukur dengan 4 aspekkualitas audit berdasarkan FinancialReporting Council (2006: 16) yaitu: budayadalam KAP; keahlian dan kualitas personalrekan dan staff audit; efektivitas proses audit;serta keandalan dan manfaat laporan audit.Instrumen yang digunakan adalah instrumenyang telah dikembangkan oleh Mansur (2007).Teknik Analisis DataTahap-tahap dalam menganalisis dataadalah melakukan pilot test untuk menguji

Page 14: Jurnal auditing

kualitas data, setelah memperoleh data dariresponden asli lalu membuat tabulasi profildan jawaban responden, uji asumsi klasik danmenguji hipotesis dengan analisis regresiberganda. Persamaannya adalah debagaiberikut :Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5+ eKeterangan :Y : kualitas auditβ0 : intersep modelβ1β2β3β4β5 : koefisien regresiX1 : independensiX2 : pengalamanX3 : due professional careX4 : akuntabilitasX5 : etika bisnise : errorHASIL DAN PEMBAHASANGambaran Umum PenelitianPenelitian ini merupakan penelitiandeskriptif yang menggunakan data primersebagai sumber datanya. Oleh karena ituteknik pengumpulan data dalam penelitian iniadalah dengan menggunakan kuesionersebagai instrumennya, yang kemudiandisebarkan kepada para responden yaitu paraauditor yang bekerja pada kantor akuntanpublik “Big Four” di Indonesia. Dari 200kuesioner yang didistribusikan, sebanyak 64kuesioner tidak kembali, dan 11 kuesionertidak lengkap, sehingga hanya 125 kuesioneryang dapat diolah. Klasifikasi responden dapatdilihat pada tabel berikut ini:Tabel 1: Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis KelaminJenis Kelamin Jumlah PersentaseLaki-laki 68 54,4Perempuan 57 45,6Jumlah 125 100Tabel 2: Karakteristik Responden Berdasarkan UsiaUsia ( tahun ) Jumlah Persentase< 30 102 81,631 – 4041 – 5023018,40> 50 0 0Jumlah 125 100Tabel 3: Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan TerakhirPendidikan Terakhir Jumlah Persentase

Page 15: Jurnal auditing

SMA/Diploma 1 0,8S1 111 88,8S2S313010,40Jumlah 125 100Tabel 4: Karakteristik Responden Berdasarkan KAP Tempat BekerjaKAP Tempat Bekerja Jumlah PersentaseKAP Tanudireja Wibisana & Rekan 30 24KAP Purwantono, Sarwoko & Sandjaja 25 20KAP Osman Bing Satrio & RekanKAP Siddharta & WidjajaResponden yang tidak mengisi profil3826630,420,84,8Jumlah 125 100Tabel 5: Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan SekarangJabatan Sekarang Jumlah PersenPartner 1 0,80ManajerAudit In-charge032025,6Staf AuditorResponden yang tidak mengisi profil88470,43,2Jumlah 125 100,00Uji Kualitas DataUji validitasUntuk menguji validitas setiappertanyaan dalam kuesioner maka digunakanrumus korelasi product moment. Ujisignifikansi dilakukan dengan membandingkanr hitung dengan r tabel (0,361). Nilai rtabel diperoleh dari tabel r product momenttwo tailed dengan tingkat signifikansi 5% danderajat kebebasan sebesar 95% (df = 30 – 2).Berikut disajikan hasil uji validitas setiap butirpertanyaan yang terdapat dalam kuesioner:Tabel 6: Hasil Uji Validitas Variabel IndependensiPertanyaan r hitung r tabel Keterangan

Page 16: Jurnal auditing

1 0,383 0,361 Valid2345678910110,7480,7860,8440,0880,6420,8190,5660,6940,6780,6680,3610,3610,3610,3610,3610,3610,3610,3610,3610,361ValidValidValidTidak ValidValidValidValidValidValidValidTabel 7: Hasil Uji Validitas Variabel PengalamanPertanyaan r hitung r tabel Keterangan1 0,743 0,361 Valid2345670,8460,5300,6850,761

Page 17: Jurnal auditing

0,4640,5170,3610,3610,3610,3610,3610,361ValidValidValidValidValidValidTabel 8: Hasil Uji Validitas Variabel Due Professional CarePertanyaan r hitung r tabel Keterangan1 0,560 0,361 Valid2345670,6790,7430,7740,7420,4610,5170,3610,3610,3610,3610,3610,361ValidValidValidValidValidValidTabel 9: Hasil Uji Validitas Variabel AkuntabilitasPertanyaan r hitung r tabel Keterangan1234567891011

Page 18: Jurnal auditing

1213140,6450,5690,2320,4870,6290,5340,4270,4390,4250,6030,4120,6850,3780,5990,3610,3610,3610,3610,3610,3610,3610,3610,3610,3610,3610,3610,3610,361ValidValidTidak ValidValidValidValidValidValidValidValidValidValidValidValidBerdasarkan pengujian tersebut, makaada 3 butir pertanyaan yang harus dihilangkankarena dinyatakan tidak valid yaitu padavariabel independensi pertanyaan nomor 5 danpada variabel akuntabilitas pertanyaan nomor 3.Uji reliabilitasPengujian reliabilitas setiap variabelmenggunakan teknik cronbach alpha. Suatu

Page 19: Jurnal auditing

konstruk atau variabel dikatakan reliabel jikamemberikan nilai Cronbach Alpha>0.60(Nunnally, 1967 dalam Ghozali, 2007: 42).Hasil uji reliabilitas setiap variabel disajikanpada tabel 10. Berdasarkan pengujian tersebut,dapat disimpulkan bahwa semua variabelpenelitian reliabel dengan nilai cronbachalpha lebih besar dari kriteria yang ditetapkan.Uji Asumsi KlasikNormalitasPengujian normalitas statistik adalahdengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Hasil pengujian tersebut dapat dilihatpada tabel 11. Berdasarkan tabel 11 dapatdiketahui bahwa nilai asympotic significant(two tailed) sebesar 0,127 lebih besar dari nilaialpha 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkansemua variabel berdistribusi normal.MultikolinearitasMultikolinearitas dapat dideteksidengan melihat nilai VIF (Variance InflationFactor) dan tolerance pada coefficients model.Hasil pengujian ini dapat dilihat pada tabel 12.Berdasarkan hasil pengujian dapat dilihatbahwa nilai VIF pada masing-masing variabelbernilai kurang dari 10 dan nilai tolerancelebih dari 0,10. Sehingga dapat disimpulkanbahwa semua variabel independen bebas darigejala multikolinearitas.Tabel 10: Hasil Uji Reliabilitas VariabelVariabel Cronbach Alpha Kriteria KeteranganIndependensi 0,752 0,600 ReliabelPengalamanDue Professional Care0,7620,7530,6000,600ReliabelReliabelAkuntabilitasKualitas Audit0,7240,7610,6000,600ReliabelReliabelTabel 11: Hasil Uji Kolmogorov-SmirnovNo Variabel Uji Normalitas Sign Keterangan1 Unstandardized Residual 1,174 0,127 Normal

Page 20: Jurnal auditing

Tabel 12: Hasil Uji MultikolinearitasNo VariabelCollinearity StatisticsTolerance VIF1234IndependensiPengalamanDue Professional CareAkuntabilitas0,8460,8080,8500,9581,1831,2381,1771,044HeterokedastisitasUntuk menguji adanya gejalaheteroskedastisitas, maka digunakan Uji ParkGleyser. Gejala heteroskedastisitas akanditunjukkan oleh koefisien regresi darimasing-masing variabel independen terhadapnilai absolut residunya. Hasil pengujian inidapat dilihat pada tabel tabel 13. Hasilpengujian menunjukkan bahwa nilai sig >alpha dengan alpha 0,05. Dengan demikiantidak terjadi gejala heteroskedastisitas padamodel ini.Pengujian HipotesisUntuk mengetahui pengaruh variabelindependensi, pengalaman, due professionalcare dan akuntabilitas terhadap kualitas auditmaka dilakukan analisis regresi linierberganda dengan bantuan Program SPSS 10.Hasil analisis regresi linier berganda tersebutdapat dilihat pada tabel 14. Dari tabel tersebutdapat dibuat persamaan regresi linier bergandasebagai berikut:Y = 5,531 + 0,739 X1 + 7,130E-02 X2

+ 0,546 X3 + 0,253 X4

Nilai konstanta sebesar 5,531 berartivariabel kualitas audit adalah sebesar 5,531persen dengan asumsi bahwa variabelindependensi, pengalaman, due professionalcare dan akuntabilitas adalah konstan. Melaluiperhitungan statistik dari tabel di atas,diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar

Page 21: Jurnal auditing

0,725 atau 72,5%. Artinya bahwa 72,5% naikturunnya variabel kualitas audit dipengaruhioleh variabel independensi, pengalaman, dueprofessional care dan akuntabilitas, sedangkansisanya sebesar 27,5% dijelaskan oleh variabelindependen lain di luar model.Tabel 13: Hasil Uji Park GleyserModel t Sig.IndependensiPengalamanDue Professional CareAkuntabilitas-0,4620,0240,196-0,5790,6450,9810,8450,564Tabel 14: Hasil Uji Regresi BergandaVariabel Koefisien t hitung ProbabilitasKonstanta 5,531 1,245 0,216Independensi 0,739 13,080 0,000Pengalaman 7,130E-02 0,805 0,423Due Professional Care 0,546 4,808 0,000Akuntabilitas 0,253 3,860 0,000R2 = 0,725 F hitung = 79,277Pengujian hipotesis pertamaUntuk menguji pengaruh variabelindependen secara simultan terhadap variabeldependen digunakan uji F. Dari hasil perhitungandengan tingkat keyakinan sebesar 95persen atau = 0,05 diperoleh nilai F tabel

sebesar 2,29, sedangkan nilai F hitung sebesar79,277. Hal tersebut menunjukan bahwa nilaiF hitung > nilai F tabel maka variabel independensi,pengalaman, due professional caredan akuntabilitas secara simultan mempunyaipengaruh yang signifikan terhadap variabelkualitas audit. Jadi hipotesis pertama yangmenyatakan bahwa independensi, pengalaman,due professional care dan akuntabilitassecara simultan berpengaruh terhadap kualitasaudit, diterima.Berdasarkan pengujian hipotesis pertamadiketahui bahwa independensi, pengalaman,due professional care dan akuntabilitasberpengaruh secara simultan terhadap kualitasaudit. Dengan demikian kualitas audit dipengaruhioleh independensi, pengalaman, due

Page 22: Jurnal auditing

professional care dan akuntabilitas. Hal inisesuai dengan hasil penelitian terdahulu yangdilakukan oleh Mansur (2007), Aji (2009) danRahman (2009).Penelitian ini menghubungkan kualitasaudit pada dua aspek yaitu syarat diri auditorseperti yang dinyatakan dalam PernyataanStandar Auditing (SPAP, 2001: 201.1) dantanggung jawab profesinya. Rahman (2009)yang sebelumnya juga mendasarkan penelitiannyapada standar umum tersebut mengatakanbahwa menurut persepsi auditor,keberadaan standar umum auditing Indonesiasangat berpengaruh terhadap kualitas audityang dihasilkan oleh auditor. Jadi kesimpulannyaadalah para auditor yang bekerjapada kantor akuntan publik “Big Four” diIndonesia telah mengimplementasikan standarumum auditing tersebut.Untuk aspek yang kedua yaitu tanggungjawab profesi, seperti dikemukakansebelumnya bahwa terdapat tiga tanggungjawab akuntan publik dalam melaksanakanpekerjaannya, yaitu (Effendi, 2008): tanggungjawab moral (moral responsibility), tanggungjawab profesional (professional responsibility)dan tanggung jawab hukum (legal responsibility).Dari ketiga tanggung jawab tersebut,tanggung jawab moral dan tanggung jawabprofesional mengarah pada akuntabilitasseorang akuntan publik, sedangkan tanggungjawab yang ketiga yaitu tanggung jawabterhadap hukum yang berlaku mengarah padaetika dalam praktik bisnis.Jadi kesimpulannya adalah para akuntanpublik (auditor) yang bekerja di kantorakuntan publik “Big Four” di Indonesia telahmemenuhi tanggung jawab profesionalnyayaitu meliputi tanggung jawab moral untukmemberi informasi secara lengkap dan jujurmengenai perusahaan yang diaudit kepadapihak yang berwenang atas informasi tersebut,walaupun tidak ada sanksi terhadap tindakannyadan mengambil keputusan yang bijaksanadan obyektif (objective) dengan kemahiranprofesional (due professional care). Sertamemenuhi tanggung jawab tanggung jawabprofesional terhadap asosiasi profesi yangmewadahinya dan tanggung jawab di luar

Page 23: Jurnal auditing

batas standar profesinya yaitu tanggung jawabterkait dengan hukum yang berlaku.Pengujian hipotesis keduaUntuk mengetahui pengaruh variabelindependensi, pengalaman, due professionalcare dan akuntabilitas secara parsialberpengaruh terhadap variabel kualitas auditdigunakan uji t. Dari hasil analisis denganmenggunakan tingkat kesalahan () = 0,05diketahui nilai t tabel sebesar 1,960. Dari hasilperhitungan diperoleh nilai t hitung seperti yangterlihat pada tabel berikut ini:Tabel 15: Hasil Uji tVariabel t hitung t tabel

Independensi 13,080 1,960Pengalaman 0,805 1,960Due Professional Care 4,808 1,960Akuntabilitas 3,860 1,960

Berdasarkan pengujian hipotesis keduadiketahui bahwa variabel independensi, dueprofessional care dan akuntabilitas secaraparsial berpengaruh terhadap variabel kualitasaudit sedangkan variabel pengalaman tidakberpengaruh terhadap kualitas audit. Hasiltersebut sejalan dengan penelitian Aji (2009)dan Rahman (2009). Keduanya menyimpulkanbahwa tidak berpengaruhya pengalaman terhadapkualitas audit mungkin disebabkankarena sebagian besar responden dalampenelitian mereka adalah auditor yang menjabatsebagai junior dan masa kerjanya tidaklebih dari 3 tahun sehingga respon pararesponden untuk menjawab pertanyaan berkaitandengan variabel pengalaman cenderungmenghasilkan jawaban tidak bernilai positif.Seperti penelitian Aji (2009) dan Rahman(2009), sebagian besar responden dalampenelitian ini juga auditor yang berada padaposisi staf auditor (junior). TerlebihRahmawati dan Winarna (2002), dalam risetnyamenemukan fakta bahwa pengajaranauditing kurang berperan dalam mengurangiexpectation gap dalam aspek peran auditor.Permasalahan tersebut disebabkan olehkurangnya pemahaman mahasiswa yang telahmengikuti kuliah auditing mengenai peranauditor. Sedangkan pada auditor, expectationgap terjadi karena kurangnya pengalamankerja dan pengetahuan yang dimiliki hanya

Page 24: Jurnal auditing

sebatas pada bangku kuliah saja. Selain itu,menurut Ashton (1991) dalam Herliansyah danIlyas (2006) sering sekali dalam keputusanakuntansi dan audit memiliki sedikit waktuuntuk dapat belajar.Pengujian hipotesis ketigaBerdasarkan hasil analisis diperolehnilai koefisien regresi yang distandarisasi(Beta), yaitu Beta independensi (X1) = 0,680,Beta pengalaman (X2) = 0,043, Beta due professionalcare (X3) = 0,249 dan Beta akuntabilitas(X4) = 0,189. Nilai Beta independensiternyata lebih besar dibandingkan dengan nilaiBeta pengalaman, due professional care danakuntabilitas. Sehingga dapat diartikan bahwaindependensi memberikan pengaruh yangdominan terhadap kualitas audit.Independensi mempengaruhi kualitasaudit melalui tiga dimensi yaitu independensipenyusunan program, independensi investigatifdan independensi pelaporan. Hal ini sejalandengan penelitian Alim dkk. (2007),Trisnaningsih (2007), Mansur (2007), Aji(2009) dan Rahman (2009). Jadi hasil pengujianindependensi terhadap kualitas auditmenunjukkan bahwa semakin auditor terbebasdari pengawasan atau pengaruh yang tidakpantas dalam pemilihan teknik dan prosedur,serta luasnya pekerjaan audit untuk mengembangkanprogramnya, baik langkah yang harusditempuh, maupun jumlah pekerjaan yangharus dilaksanakan, termasuk semua batasanbatasanyang terdapat dalam perikatan, makakualitas audit akan semakin meningkat. Disampingitu, kualitas audit juga akan semakinmeningkat jika auditor terbebas dari pengawasandan pengaruh yang tidak pantas dalammenentukan area, aktivitas, hubungan personal,dan kebijakan manajerial untuk diperiksa, sertaterbebas dari pengawasan dan pengaruh yangtidak pantas di dalam pernyataan fakta-faktayang telah diungkapkan melalui pemeriksaanserta ungkapan-ungkapan rekomendasi danopini sebagai hasil dari pemeriksaan.Dengan demikian hipotesis ketiga yangmenyatakan bahwa due professional caremerupakan faktor yang dominan berpengaruhterhadap kualitas audit, ditolak. Hal inidimungkinkan karena peristiwa-peristiwaskandal keuangan yang pernah terjadi memberi

Page 25: Jurnal auditing

dampak positif kepada para auditor yaitumenumbuhkan kesadaran untuk lebih berhatihatidalam mempertahankan independensinya.Dengan adanya peristiwa-peristiwa tersebutauditor semakin merasa dibatasi oleh peraturan-peraturan baru yang dibuat lebih ketatdari sebelumnya, serta merasa profesinya terancamoleh konsekuensi-konsekuensi yangberat seperti hilangnya kepercayaan masyarakatkepada profesinya dan sanksi-sanksi hukum.SIMPULAN, IMPLIKASI DANKETERBATASANSimpulanIndependensi, pengalaman, due professionalcare dan akuntabilitas secara simultanberpengaruh terhadap kualitas audit. Independensi,due professional care dan akuntabilitassecara parsial berpengaruh terhadap kualitasaudit, sedangkan pengalaman tidak berpengaruhterhadap kualitas audit. Independensimerupakan variabel yang dominan berpengaruhterhadap kualitas audit.Implikasi dan KeterbatasanHasil penelitian ini dapat memberiwawasan dan pemahaman baru bagi parapraktisi auditing yaitu para auditor agar dapatmeningkatkan kualitas dari pekerjaanauditnya. Bagi pembuat standar, hasilpenelitian ini dapat dijadikan pertimbangandalam setiap penyusunan standar auditing.Serta bagi klien dan stakeholder, hasilpenelitian ini dapat menambah pengetahuanmereka mengenai faktor-faktor yangmempengaruhi auditor dalam melaksanakanpekerjaan auditnya secara berkualitas.Pada penelitian ini, responden yangmengisi kuesioner sebagian besar merupakanstaf auditor, oleh karena itu diharapkan untukpenelitian selanjutnya dapat memperolehresponden dari semua jenjang mulai daripartner hingga staf auditor sehingga penelitiadapat lebih digeneralisasi.DAFTAR PUSTAKAAji, P. S. (2009). “Faktor-faktor yang MempengaruhiKualitas Audit Ditinjau dariPersepsi Auditor atas Independensi,Pengalaman, dan Akuntabilitas”.Skripsi. Fakultas Ekonomi UniversitasJenderal Soedirman. Purwokerto.

Page 26: Jurnal auditing

(Tidak dipublikasikan).Alim, M. N., Hapsari, T., dan Purwanti, L.(2007). “Pengaruh Kompetensi danIndependensi terhadap Kualitas Auditdengan Etika Auditor sebagai VariabelModerasi”. SNA X Makassar.Anderson, J. C. et al., (1997). “The Mitigationof Hindsight Bias in Judges’ Evaluationof Auditor Decisions. Auditing”.A Journal of Practice and Theory, 16(2), 20-39.Asih, D. A. T.. (2006). “Pengaruh Pengalamanterhadap Peningkatan KeahlianAuditor dalam Bidang Auditing”.Skripsi. Fakultas Ekonomi UniversitasIslam Indonesia.Christiawan, Y. J. (2002). “Kompetensi danIndependensi Akuntan Publik: RefleksiHasil Penelitian Empiris”. JurnalAkuntansi dan Keuangan. (4)2. 79-92.Christiawan, Y. J. (2005). “Aktivitas PengendalianMutu Jasa Audit LaporanKeuangan Historis”. Jurnal Akuntansidan Keuangan. (7)1. 61-88.Ghozali, I. (2007). Aplikasi Analisis Multivariatedengan Program SPSS. Semarang:Badan Penerbit UniversitasDiponegoro.Herliansyah, Yudhi dan Ilyas, M. (2006).“Pengaruh Pengalaman Auditor terhadapPenggunaan Bukti Tidak Relevandalam Auditor Judgment”. SNA IXPadang.Hussey, Roger dan George Lan. (2001). “AnExamination of Auditor IndependenceIssues from the Perspectives of U.K.Finance Directors”. Journal of BusinessEthics, (32)2, 169-178.Ikatan Akuntan Indonesia-KompartemenAkuntan Publik (IAI-KAP). (2001).Standar Profesional Akuntan Publik.Jakarta: Salemba Empat.Indriantoro, N. dan Supomo, B. (2002).Metodologi Penelitian Bisnis untukAkuntansi dan Manajemen. Yogyakarta:BPFE.Kadous, K. (2000). “The Effects of AuditQuality and Consequence Severity onJuror Evaluations of Auditor Responsibility

Page 27: Jurnal auditing

for Plaintiff Losses”. TheAccounting Review. (75)3,327-341.Kawijaya, N. dan Juniarti. (2002). “Faktorfaktoryang Mendorong PerpindahanAuditor (Auditor Switch) pada Perusahaan-perusahaan di Surabaya danSidoarjo”. Jurnal Akuntansi danKeuangan, (4)2,93-105.Louwers, T. et al. (2008). “Deficiencies inAuditing Related-Party Transactions:Insights from AAERs”. Current Issuesin Auditing, (2)2, A10–A16.Mansur, T. (2007). “Faktor-Faktor yangMempengaruhi Kualitas Audit Ditinjaudari Persepsi Auditor atas Pelatihandan Keahlian, Independensi dan PenggunaanKemahiran Profesional”. TesisProgram Studi Magister Sains AkuntansiUniversitas Gadjah Mada (TidakDipublikasikan).Mardisar, D.dan Sari, R. N. (2007). “PengaruhAkuntabilitas dan Pengetahuan terhadapKualitas Hasil Kerja Auditor”.SNA X Makassar.Mautz, R. K., dan Sharaf, H. A. (1980). ThePhilosophy of Auditing. Florida:American Accounting Association.Mayangsari, S. (2003). “Pengaruh KeahlianAudit dan Independensi terhadap PendapatAudit: Sebuah Kuasieksperimen”.Jurnal Riset Akuntansi Indonesia.(6)1, 1-22.Ng, Terence Bu-Peow dan Hun-Tong Tan.(2003). “Effects of AuthoritativeGuidance Availability and AuditCommittee Effectiveness on Auditors'Judgments in an Auditor-ClientNegotiation Context”. The AccountingReview, (78)3, 801-818.Noviari, S., Merdekawati, T. E., dan Sudarsono,D.T.E. (2005). “Hubungan Etika,Pengalaman, Ketaatan pada StandarProfesi, dan Akuntabilitas Profesional(Survey pada Akuntan Publik di DKIJakarta)”. Proceeding SeminarNasional PESAT. Agustus, E-165-E-172.Rahman, A. T. (2009). “Persepsi AuditorMengenai Pengaruh Kompetensi,

Page 28: Jurnal auditing

Independensi, dan Due ProfessionalCare terhadap Kualitas Audit”. Skripsi.Fakultas Ekonomi Universitas JenderalSoedirman. Purwokerto. (Tidakdipublikasikan).Rahmawati, D. dan Winarna, J.. (2002). “PeranPengajaran Auditing terhadap PenguranganExpectation Gap: Dalam IsuPeran Auditor dan Aturan sertaLarangan pada Kantor AkuntanPublik”. Jurnal Akuntansi dan Bisnis,(7)2.Sarita, J. dan Agustia, D. (2009). “PengaruhGaya Kepemimpinan Situasional,Motivasi Kerja, Locus of Control TerhadapKepuasan Kerja dan PrestasiKerja Auditor”. SNA XII Palembang.Umar, H. (2005). Metode Penelitian untukSkripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: RajaGrafindo Persada.Lampiran 7: Output SPSSRegressionDescriptive Statistics64.8160 7.6225 12539.9360 7.0193 12528.1040 4.5787 12528.3920 3.4848 12548.5840 5.6870 125Kualitas AuditIndependensiPengalamanDue Professional CareAkuntabilitasMean Std. Deviation NVariables Entered/Removedb

Akuntabilitas,Pengalaman, DueProfessional Care,Independensia. EnterModel1VariablesEnteredVariablesRemoved MethodAll requested a. variables entered.b. Dependent Variable: Kualitas AuditModel Summary.852a .725 .716 4.0599Model1R R SquareAdjustedR SquareStd. Error of

Page 29: Jurnal auditing

the EstimatePredictors: (Constant), Akuntabilitas, Pengalaman,Due Professional Care, Independensia.ANOVAb

5226.824 4 1306.706 79.277 .000a

1977.944 120 16.4837204.768 124RegressionResidualTotalModel1Sum ofSquares df Mean Square F Sig.Predictors: (Constant), Akuntabilitas, Pengalaman, Due Professional Care,Independensia.b. Dependent Variable: Kualitas AuditCoefficientsa5.531 4.443 1.245 .216.739 .056 .680 13.080 .0007.130E-02 .089 .043 .805 .423.546 .113 .249 4.808 .000.253 .065 .189 3.860 .000(Constant)IndependensiPengalamanDue Professional CareAkuntabilitasModel1B Std. ErrorUnstandardizedCoefficientsBetaStandardizedCoefficientst Sig.Dependent Variable: a. Kualitas Audit

Asumsi KlasikUji NormalitasOne-Sample Kolmogorov-Smirnov Test125-1.47894E-09.9837387.105.105-.0761.174.127NMeanStd. DeviationNormal Parameters a,b

AbsolutePositiveNegativeMost ExtremeDifferencesKolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)StandardizedResiduala. Test distribution is Normal.b. Calculated from data.Uji MultikolinieritasCoefficientsa

.846 1.183

Page 30: Jurnal auditing

.808 1.238

.850 1.177

.958 1.044IndependensiPengalamanDue Professional CareAkuntabilitasModel1Tolerance VIFCollinearity Statisticsa. Dependent Variable: Kualitas AuditUji HeteroskedastisitasCoefficientsa

4.349 3.160 1.376 .171-1.86E-02 .040 -.046 -.462 .6451.541E-03 .063 .002 .024 .9811.579E-02 .081 .019 .196 .845-2.70E-02 .047 -.054 -.579 .564(Constant)IndependensiPengalamanDue Professional CareAkuntabilitasModel1B Std. ErrorUnstandardizedCoefficientsBetaStandardizedCoefficientst Sig.Dependent a. Variable: ABRESID*Paper ini dipresentasikan pada Simposium Nasional Akuntansi 13 Purwokerto, kami mengucapkan terima kasihatas kepada 2 orang anonimous reviewer, Nur Fadjrih (STESIA Surabaya) dan para peserta Simposium NasionalAkuntansi atas masukan dan perbaikannya.