modul lab auditing

90
DOSEN : FARID ADDY SUMANTRI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG 2011

Upload: vq19

Post on 08-Aug-2015

788 views

Category:

Documents


41 download

TRANSCRIPT

Page 1: Modul Lab Auditing

DOSEN :

FARID ADDY SUMANTRI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG

2011

Page 2: Modul Lab Auditing

A. Dasar-dasar Perangkat Lunak Spreadsheet

Selamat datang pada wawasan baru anda, Perangkat lunak spreadsheet. Bila anda baru

akan mengenal perangkat lunak spreadsheet, maka berikut ini sebaiknya disimak dengan

seksama, pada bagian ini anda akan dikenalkan dengan hal-hal mendasar mengenai bagaimana

bekerja dengan perangkat lunak spreadsheet, seperti misalnya bagaiman membuka, menutup dan

mengenal bagian bagian spreadsheet, bagaimana menggunakan perangkat lunak spreadsheet

untuk mengolah data yang berupa angka.

Pada sa’at ini dan sebelumnya mungkin anda memiliki anggapan bahwa perangkat lunak

spreadsheet merupakan hal yang sulit dimengerti. Ternyata, perkembangan komputer sedemikian

rupa dan tidak sesulit seperti bayangan anda itu. Bahkan mungkin anda akan menemukan hal-hal

baru pada bahasan-bahasan mendatang, begitu mudahnya, sehingga anda anggap terlalu mudah,

anda bisa melewatinya dan melanjutkan pada bahasan berikutnya. Apapun yang ada dalam

pikiran anda saat ini tentang komputer maupun dengan perangkat lunak spreadsheet-nya, selamat

memulai memasuki wawasan perangkat lunak spreadsheet.

Saat ini jenis perangkat lunak spreadsheet yang sering digunakan cukup banyak

diantaranya sebagai berikut:

NAMA VENDOR NAMA PRODUK KETERANGAN

Microsoft

Lotus 123

Quattro Pro

Linux

Microsoft excel

Lotus 123 Millenium (Version 9.5)

Quattro Pro

Open Office.org Calc

Lisensi

Lisensi

Lisensi

Freeware, opensource

1. Note : Dari sekian banyak program spreadsheet, tak ada yang lebih mudah mengoperasikannya,

tergantung kebiasaan kita menggunakannya.

Tutorial 1-1: Mengenal Spreadsheet

1. Memulai Spreadsheet

| Pemeriksaan Akuntansi (Auditing) 2

Page 3: Modul Lab Auditing

Berikut ini ditampilkan dua cara memulai operasi spreadsheet yang sering banyak

digunakan:

Menggunakan Microsoft Excel Menggunakan Linux

1. Klik Start

2. Klik Program

3. Klik Microsoft Excel

1. Klik Main Menu / K Menu

2. Klik OpenOffice.org

3. Klik OpenOffice Calc

● Jendela Aplikasi Excel atau OpenOffice Calc akan terbuka, seperti berikut :

Gambar 1. Jendela Aplikasi Excel

Sebagai perbandingan, gambar berikut ini adalah tampilan OpenOffice.org Calc dari

linux. Jika dibandingkan dengan tampilan Microsoft Excel, tidak jauh berbeda begitu juga

fungsi-fungsi tombol yang mirip. Kedua merupakan lembar spreadsheet yang sering digunakan.

| Pemeriksaan Akuntansi (Auditing) 3

Page 4: Modul Lab Auditing

Gambar 2. Jendela Aplikasi OpenOffice.org Calc

2. Mengenal Bagian-bagian Spreadsheet (Contoh : Excel)(OpenOffice.org Calc dari linux memiliki bagian-bagian yang persis sama dengan Excel)

Gambar 3. Bagian-bagian spreadsheet Microsoft Excel

| Pemeriksaan Akuntansi (Auditing) 4

Page 5: Modul Lab Auditing

Ketika Microsoft Excel atau OpenOffice Calc diaktifkan maka sebuah buku kerja

(workbook) kosong akan terbuka, siap untuk digunakan. Buku kerja baru tersebut terdiri dari 3

lembar kerja (Sheet) yang diwakili melalui tab lembar kerja (tab sheet) yang terletak di jendela

aplikasi paling bawah. Jumlah Sheet dalam tiap workbook dalam ditambah atau dikurangi sesuai

dengan kebutuhan. Tiap lembar kerja dalam buku kerja, terdiri dari 256 kolom dan 65536 baris.

Kolom diwakili oleh huruf, A, B, C,D ……, sedangkan baris diwakili oleh angka 1, 2, 3,….

Sampai 65536. perpotongan antara baris dan kolom disebut Cell. Cell diberi nama menurut posisi

kolom dan baris pada lokasinya. Contohnya Cell C5 adalah perpotongan antara kolom C dan

baris 5.

Agar kita dapat bekerja dengan Spreadsheet dengan lebih efektif, maka kita harus

mengerti terlebih dahulu tentang konsep yang digunakan dalam spreadsheet yaitu: Konsep

WORKBOOK. Workbook merupakan kumpulan dari sheet sedangkan lembar kerja yang

terdapat dalam sheet disebut worksheet.

Agar lebih mudah dalam pemahaman, bayangkan saja Workbook itu sebuah buku tulis,

dimana setiap buku terdiri dari beberapa halaman untuk menulis. Kita dapat menulis dihalaman 1

( sheet 1 ), halaman 5 ( sheet 5 ), halaman 10 ( sheet 10 ) dan seterusnya. Bukunya disebut

Workbook dan halaman - halamannyanya disebut Sheet, dan halaman tempat menulis disebut

dengan Worksheet.

3. Dasar - Dasar Excel

Untuk menjalankan program Excel ini dapat kita mulai dengan hanya meng-klik menu Start yang kemudian dilanjutkan dengan memilih Program, lalu pilih Microsoft Excel dan siaplah kita untuk memulai program ini. Setelah mendapatkan tampilan maka kita akan mulai dengan membahas beberapa kegunaan pada menu bar a. Menyiapkan WorkBook

Jika pada saat memulai Excel tersebut kita mendapatkan halaman kosong tanpa lembar kerja, ataupun kita ingin mendapatkan workbook baru maka kita yang harus kita lakukan adalah : oKlik menu File, kemudian klik New oDisebelah kanan akan terlihat Task Pane, dan klik Blank WorkbookAtau dapat juga dengan hanya melakukan klik pada ikon New yang berada pada pojok kiri toolbar.

b. Membuka File : Klik menu File, kemudian klik OpenAtau dapat juga dengan hanya melakukan klik pada ikon Open yang berada pada nomor dua dari sebelah kiri toolbar.

| Pemeriksaan Akuntansi (Auditing) 5

Page 6: Modul Lab Auditing

c. Menyimpan File : Klik menu File, kemudian klik SaveAtau dapat juga dengan hanya melakukan klik pada ikon Save yang bertanda disket.Menyimpan File dengan nama berbeda : Klik menu File, kemudian klik Save As

d. Setting Kertas dan Tampilan : Klik menu File, kemudian klik Page Setupo Page : Berisikan tentang setting kertas (Portrait/Landscape), besar tulisan dalam prosen

(Adjust to), ukuran/jenis kertas (Paper Size).o Margins : Berisikan tentang pengaturan rata kiri, kanan, atas dan bawah, Header dan

Footer, serta pengaturan center pada halaman (Center on Page).o Header/Footer : Berisikan tentang pemberian nama pada Header dan atau Footer

(custom) yang dapat juga digunakan untuk pemberian halamano Sheet : Berisikan tentang bagian yang harus ada atau diulang pada setiap page (nomor

dan atau judul), pengaturan print halaman (kebawah atau kesamping).e. Melihat Hasil Kerja : Klik menu File, kemudian klik Print Preview

Atau dapat juga dengan hanya melakukan klik pada ikon Print Preview yang berada pada nomor delapan dari sebelah kiri toolbar.

f. Print : Klik menu File, kemudian klik Print (Ctrl + P).Disini anda akan dapat memilih jenis printer, halaman berapa atau bagian, serta berapa lembar apa yang ingin anda print. Atau dapat juga dengan hanya melakukan klik pada ikon Print yang berada pada nomor tujuh dari sebelah kiri toolbar jika anda ingin dan yakin semua data akan di-print.

g. Memindahkan data : Klik menu Edit, kemudian klik Cut (Ctrl + X).Atau dapat juga dengan hanya melakukan klik pada ikon Cut yang bertanda gunting.

h. MenCopy dan Menampilkannya : Klik menu Edit, kemudian klik Copy (Ctrl + C) atau klik ikon Copy (berada pada sebelah kanan ikon Cut), kemudian ditampilkan dengan cara Klik menu Edit, kemudian klik Paste (Ctrl + V) atau klik ikon Paste (berada pada sebelah kanan ikon Copy).

i. Mencari Data : Klik menu Edit, kemudian klik Find (Ctrl + F)j. Berpindah Halaman : Klik menu Edit, kemudian klik Go To (Ctrl + G)k. Mengurutkan Data : Klik menu Data, kemudian klik Sort

Dilakukan apabila kita ingin mengurutkan data dengan beberapa kategori tertentu, namun apabila kita hanya mengurutkan tanpa kategori-kategori tertentu maka dapat dilakukan klik pada ikon Sort (Ascending/Descending) yang berada pada sebelah kanan ikon Sum (Σ).

l. Menyembunyikan dan Menampilkan Baris dan atau Kolom : Klik menu Window, kemudian klik Hide (menyembunyikan), dan Klik menu Window, kemudian klik Unhide (menampilkan).

m. Tetap Menampilkan Baris dan atau Kolom Tertentu :Klik menu Window, kemudian klik Freeze Panes, dan jika ingin mengembalikan seperti semula klik menu Window, kemudian klik Unfreeze Panes.

Dalam menggunakan media Excel untuk melakukan segenap proses Audit selain cara diatas kita juga dapat menggunakan Klik Kanan pada pointer mouse kita.1. Penggunaan Cut, Copy, Paste sudah kita bahas diatas, poin g dan h.2. Paste Special sudah sedikit kita bahas diatas, perbedaan dengan menggunakan Paste biasa

adalah jika kita menggunakan Paste pada beberapa versi Excel dan teks yang di copy mempunyai format tertentu maka yang di tampilkan adalah teks tanpa format.

| Pemeriksaan Akuntansi (Auditing) 6

Page 7: Modul Lab Auditing

o All, dipilih jika kita ingin menampilkan seluruh teks yang telah dicopy sebelumnya termasuk dengan format, rumus, ataupun komentar

o Formulas, dipilih jika kita hanya ingin menampilkan rumus yang ada pada sel yang telah dicopy sebelumnya

o Values, dipilih jika kita hanya ingin menampilkan angka yang ada pada sel yang telah dicopy sebelumnya.

o Formats, dipilih jika kita hanya ingin menampilkan format yang ada pada sel yang telah dicopy sebelumnya.

o Comments, dipilih jika kita hanya ingin menampilkan Comments yang ada pada sel yang telah dicopy sebelumnya.

3. Insert dan Delete, Insert kita gunakan jika kita ingin menambahkan atau menyisipkan baris atau kolom dan juga menghilangkannya.

4. Insert Comment, dipilih jika kita ingin memberikan catatan pada suatu acount atau teks. Jika fasilitas ini kita pilih maka pada kolom tersebut akan muncul option Edit Comment (untuk merubah) dan Delete Comment (untuk menghapus).

5. Format Cells, dipilih jika kita ingin memberikan format/setting pada cell;o Number, digunakan untuk melakukan setting pada tanggal, angka, mata uang, persentase,

waktu dan lain-lain.o Alignment, digunakan untuk melakukan setting pada text :

Text Alignment; Horizontal, ..................... Vertical, .......................... Wrap Text, .................... Shrink to Fit, ................. Merge Cells, .................. Degrees, .........................

o Font, mengatur besar/kecil huruf, model huruf, cetak tebal, miring dan atau garis bawah.o Border, mengatur pembuatan garis pada table.

Membuat Model Matematika

Fungsi lain yang paling sering digunakan dalam melakukan audit adalah adalah model matematika seperti penjumlahan, pengurangan, pembagian serta perkalian. Penjumlahan dan pengurangan dapat dilakukan dengan menggunakan cara manual atau dengan menggunakan ikon Sum (Σ) untukpenjumlahan. Bentuk umum dari fungsi Sum adalah :

Dapat juga dengan menggunakan cara manual

Jika dalam perhitungan kita menggabungkan antara penjumlahan pengurangan, perkalian dan pembagian maka sebaiknya dalam membuat model matematika kita menggunakan ”Kurung ( )”.

| Pemeriksaan Akuntansi (Auditing) 7

=sum(number1, number2,…) atau =sum(range_address)

=number1+number2+…

=(number1*number2)+(number3/number4)-number5

Page 8: Modul Lab Auditing

I. Pengertian Auditing

Auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.

Perbedaan Audit dengan Akuntansi :

- Akuntansi : Proses pencatatan transaksi dari mulai pembuatan jurnal, buku besar, sampai dengan disusunnya laporan keuangan.

- Auditing : Proses pemeriksaaan yang dimulai dengan pemeriksaan laporan keuangan, buku besar, sampai dengan pemeriksaan bukti-bukti.

Jenis-jenis audit :

- Ditinjau dari luasnya pemeriksaan :a. General audit (pemeriksaan umum)

Pemeriksaan yang dilakukan KAP independent dengan tujuan untuk memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan.

b. Special audit (pemeriksaan khusus)Pemeriksaan oleh KAP independen, dan pada akhir pemeriksaan auditor tidak perlu memberikan pendapat atas kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan.

- Ditinjau dari jenis pemeriksaan:a. Management Audit (Operational Audit)

Suatu kegiatan pemeriksaan terhadap kegiatan operasi perusahaanb. Compliance Audit (Pemeriksaan Ketaatan)

Menentukan kesesuaian dengan kondisi atau atauran tertentuc. Internal Audit (Pemeriksaan Intern)

Mengevaluasi efektifitas perusahaan oleh auditor internald. Computer Audit

Pemeriksaan oleh KAP yang memproses data akuntansi dengan EDP system.

Hirarki atau tingkatan dalam KAP ( Kantor Akuntan Publik ) :(dari tingkat bawah hingga tingkat atas)a. Asisten auditorb. Auditor juniorc. Auditor seniord. Manajere. Partner/ Rekan (Pemilik)

| Pemeriksaan Akuntansi (Auditing) 8

Page 9: Modul Lab Auditing

Jenis – jenis KAP :1. KAP Nasional : sama dengan yang ada di AS yaitu The Big Five.2. KAP Lokal & Regional : memiliki > 50 orang professional, bersifat traveling

dimana kantor pusatnya biasanya di pulau Jawa.3. KAP Lokal Kecil : memiliki < 25 orang professional biasanya mengaudit

usaha kecil & organisasi nirlaba / yayasan.

The Big Five yg ada di Indonesia beserta rekanannya ( berasal dari AS ) :1. Ernst & Young

Rekanan dengan KAP Hanadi, Sarwoko & Sandjaja2. Arthur Andersen

Rekanan dengan KAP Prasetio UtomoBerlokasi di Jl. Gatot Soebroto

3. Price WaterHouse CooperBerlokasi di Jl. Kuningan

4. Klien Piet Maveric Goerdeler5. Deloit Touche Tomatshu Inc.

Rekanan dengan KAP Tuanakota & Mustofa

Standar Auditing :

Standar auditing yang telah ditetapkan dan disahkan oleh IAI terdiri dari sepuluh standar yang dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar, yaitu :

a. Standar Umumb. Standar Pekerjaan Lapanganc. Standar Pelaporan

Jenis-jenis Pendapat Auditor :

Menurut standar professional akuntan public (PSA 29 SA Seksi 508), ada lima pendapat akuntan, yaitu :

1. Pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualified Opinion)Semua elemen laporan keuangan disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang lazim dan diterapkan secara konsisten.

2. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan yang ditambahkan dalam laporan audit bentuk baku (Unqualified opinion with explanatory language)Audit diselesaikan dengan hasil memuaskan dan laporan keuangan disajikan secara wajar, tetapi auditor merasa perlu / penting memberi informasi tambahan.

3. Pendapat wajar dengan pengecualian (Qualified opinion)Laporan keuangan disajikan secara wajar namun ada beberapa elemen yang dikecualikan tetapi tidak mempengaruhi kewajaran LK secara keseluruhan.

4. Pendapat tidak wajar (Adverse opinion)Diketemukan ketidakwajaran yang material dalam elemen – elemen LK.

5. Pernyataan tidak memberikan pendapat (Disclaimer opinion)Terjadi bila :

| Pemeriksaan Akuntansi (Auditing) 9

Page 10: Modul Lab Auditing

a. Pembatasan yang luar biasa terhadap hal biasa terhadap luas pemeriksaan auditor.

b. Adanya ketidakpastian yang luar biasa.c. Auditor tidak bebas dalam hubungannya klien.

II. Pengendalian Intern (Internal Control)

Pengendalian intern terdiri dari lima komponen terkait, berikut ini :a. Lingkungan Pengendalian

Menetapkan corak suatu organisasi, mempengaruhi kesadaran pengendalian orang-orangnya.

b. Penaksiran Resiko, adalah identifikasi entitas atas analisis terhadap resiko yang relevan untuk mencapai tujuannya, membentuk suatu dasar untuk menentukan bagaimana resiko harus dikelola

c. Aktivitas Pengendalian, adalah kebijakan dan prosedur yang membantu manjamin bahwa arahan manajemen dilaksanakan

d. Informasi dan Komunikasi, adalah identifikasi, penangkapan, dan pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan waktu yang memungkinkan orang melaksanakan tanggung jawab mereka

e. Pemantauan, adalah proses yang menentukan kualitas kinerja pengandalian intern sepanjang waktu

Ada tiga cara pengendalian intern, yaitu :1. Internal Control Quesionnaires (ICQ)2. Flowchart3. Narrative

III. Test Transaksi (Test of Recorded Transaction)

Untuk membuktikan efektif tidaknya pengendalian intern suatu perusahaan, akuntan public harus melakukan compliance test atau test of recorded transaction.Compliance test (test ketaatan) adalah test terhadap bukti-bukti pembukuan yang mendukung transaksi yang dicatat perusahaan untuk mengetahui apakah setiap transaksi sudah diproses dan dicatat sesuai dengan system dan prosedur yang ditetapkan manajemen.Dalam Melaksanakan compliance test, auditor harus memperhatikan hal-hal berikut :a. Kelengkapan bukti pendukung (supporting document)b. Kebenaran perhitungan matematis (footing, cross footing, extension)c. Otorisasi dari pejabat yang berwenangd. Kebenaran nomor perkiraan yang didebit/ dikredite. Kebenaran posting ke buku besar dan sub buku besar

Untuk membuktikan kewajaran saldo-saldo perkiraan neraca dan laba rugi, akuntan publik harus malakukan substantive test dan analytical review. Subtantive test adalah test terhadap kewajaran saldo-saldo perkiraan laporan keuangan.Prosedur pemeriksaan yang dilakukan dalam substantive test antara lain :o Inventarisasi aktiva tetapo Observasi atas stock opname

| Pemeriksaan Akuntansi (Auditing) 10

Page 11: Modul Lab Auditing

o Konfirmasi piutang, utang, dan banko Subsequent collection dan subsequent paymento Kas opnameo Pemeriksaan rekonsiliasi bank, dll

IV. Kertas Kerja Pemeriksaan (Audit Working Papers)/ KKP

KKP adalah semua berkas-berkas yang dikumpulkan oleh auditor dalam menjalankan pemeriksaan yang berasal dari :1. dari pihak klien2. dari analisa yang dibuat oleh auditor3. dari pihak keriga

Tujuan pembuatan kertas kerja :1. Untuk mengkoordinasi dan mengorganisasi semua tahap pemeriksaan.2. Untuk mendukung pendapat akuntan atas LK yang diperiksanya.3. Untuk menguatkan kesimpulan akuntan dan kompetensi pemeriksaannya.4. Untuk pedoman dalam pemeriksaan berikutnya.

Faktor – faktor pembuatan kertas kerja yang baik : lengkap, teliti, ringkas, jelas & rapi.

Berkas dari klien, misalnya :a. Neraca saldo (Trial balance)b. Rekonsiliasi Bank (Bank Reconciliation)c. Analisa Umur Piutang (Account Receivable Aging Schedule)d. Rincian Persediaan (Final Inventory List)e. Rincian Piutangf. Rincian Beban Umum dan Administrasig. Rincian Beban Penjualanh. Surat Pernyataan Langganan

Analisa yang dibuat oleh auditor, misalnya :a. Berita acara kas opname (Cash count sheet)b. Pemahaman dan evaluasi internal control, termasuk ICQc. Analisa penarikan aktiva tetapd. Analisa mengenai cukup tidaknya allowance for bad debtse. Working profit loss (WPL)f. Working balance sheet (WBS)g. Top scheduleh. Konsep laporan auditi. Management letter

Berkas dari pihak ketiga, misalnya :Jawaban konfirmasi piutang, utang, dari bank, dan dari penasehat hukum perusahaan.

KKP biasanya dikelompokkan dalam :a. Current File (Berkas tahun berjalan)

| Pemeriksaan Akuntansi (Auditing) 11

Page 12: Modul Lab Auditing

b. Permanent File (Berkas permanent)c. Corresponden File (Berkas surat menyurat)

| Pemeriksaan Akuntansi (Auditing) 12

Page 13: Modul Lab Auditing

V. Penyebab-Penyebab Risiko Informasi

Ketika kehidupan sosial menjadi semakin kompleks, kecenderungan bahwa para pembuat

keputusan menerima informasi yang tidak dapat dipercaya akan semakin besar. Terdapat

beberapa alasan yang dapat menjadi penyebab terjadinya kondisi tersebut yaitu :

1. Jauhnya Sumber Informasi

2. Bias dan Motif Penyedia Informasi

3. Jumlah Data yang Sangat Besar

4. Transaksi Pertukaran yang Kompleks

VI. Pengurangan Risiko Informasi

Bagi perusahaan-perusahaan yang lebih besar, merupakan hal yang umum bila ia

mengucurkan sejumlah dana dalam usahanya menurunkan resiko informasi. Terdapat tiga cara

utama untuk melakukan hal tersebut :

1. Pengguna informasi menguji informasi yang diperolehnya

2. Pengguna informasi berbagi resiko informasi dengan manajemen

3. Laporan keuangan yang diaudit telah tersedia

VII. Membuat KKP

Dalam membuat Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP) yang berupa Top, Supporting Schedule dan Test Transaksi kita bersumber pada buku besar klien, namun buku besar ini juga perlu dipastikan kebenarannya.

Format buku besar :PT. LABAMENBUKU BESAR

KAS KECIL

TANGGAL NO. VOUCHER KETERANGAN DEBIT KREDIT SALDO           

01/01/2009   Saldo Awal     3.000.00005/01/2009 PC/01/01 Biaya transportasi   250.000 2.750.00010/01/2009 PC/01/02 Biaya materai   750.000 2.000.00015/01/2009 PC/01/03 Biaya Makan   1.200.000 800.000

| Pemeriksaan Akuntansi (Auditing) 13

Page 14: Modul Lab Auditing

Buku besar yang kita terima dari klien dapat berbentuk hardcopy yaitu berupa lembaran buku besar dan atau berbentuk softcopy yaitu berupa disk yang berisi file buku besar tesebut. Jika buku besar yang kita terima dalam bentuk :1. Hardcopy dan softcopy, maka tugas kita adalah memeriksa perhitungan saldo

(pejumlahan, pengurangan dan total saldo) yang ada dalam softcopy, memeriksa ketepatan pembukuan (D/K) dan yang terakhir adalah memeriksa kecocokan antara softcopy dengan hardcopy.

2. Softcopy, maka tugas kita adalah memeriksa perhitungan saldo (pejumlahan, pengurangan dan total saldo) yang ada dalam softcopy dan memeriksa ketepatan pembukuan (D/K).

3. Hardcopy, maka tugas kita akan lebih sulit karena kita harus menghitung ulang secara manual atau (sebaiknya) menggunakan computer untuk menghitung kebenaran buku besar tersebut.

Akan lebih mudah bagi kita untuk melengkapi KKP kita dengan mendapatkan buku besar dalam bentuk softcopy, namun pada kenyataannya tidak semua perusahaan dapat memberikan buku besar dalam bentuk softcopy tersebut mungkin salah satunya dikarenakan perusahaan terkadang menggunakan aplikasi atau program tertentu sehingga tidak dapat memisahkan atau mencopy buku besarnya saja.

Top Schedule

Top Schedule adalah salah satu jenis KKP yang berfungsi sebagai lembar awal yang menunjukkan hasil audit kita secara umum atau kesimpulan atas pos yang bersangkutan. Top Schedule ini akan memperlihatkan; saldo Per Book (bersumber dari buku besar atau trial balance klien), audit adjusment (mutasi), saldo per-audit, serta saldo tahun lalu (bersumber dari kertas kerja pemeriksaan tahun lalu atau laporan hasil audit tahun lalu).

Format Top SchedulePT. Labamen Healthcare IndonesiaTop Schedule - Kas (1110000)Periode Januari - Desember 2009

KETERANGAN WP REF

PER BOOK 31/12/2009

ADJUSTMENT ADJUSTED BALANCE 31/12/2009

BALANCE 31/12/2008

DEBIT KREDIT              

                     Dibuat Oleh : Direview Oleh :    Client :     Periode : Index KKP :               Tanggal : Tanggal :   Schedule :          

| Pemeriksaan Akuntansi (Auditing) 14

Page 15: Modul Lab Auditing

Supporting Schedule

Supporting Schedule adalah jenis KKP yang berfungsi untuk mendukung atau menjelaskan angka-angka yang disajikan dalam Top Schedule (saldo per-audit), sehingga antara Top dan Supporting Schedule harus dilakukan cross index. Bentuk dari Supporting Schedule sendiri dapat berbagai macam biasanya setiap kantor akuntan sudah mempunyai bentuk dan standar, yang intinya adalah menjelaskan Top Schedule

Audit Plan, Audit Program, Audit Procedures, Audit Teknik, dan Resiko Audit

Audit Plan (perencanaan audit) meliputi pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan dan lingkup audit yang diharapkan. Auditor harus menyusun audit plan, segera setelah engagement letter disetujui oleh klien.Isi audit plan mencakup :

1. Hal-hal mengenai klien2. Hal-hal yang mempengaruhi klien3. Rencana kerja auditor

Audit Program membantu auditor dalam memberikan perintah kepada asisten mengenai pekerjaan yang harus dilaksanakan.Audit program yang baik harus mencantumkan ;

o Tujuan pemeriksaano Prosedure audit yang dijalankano Kesimpulan pemeriksaan

Audit Procedures adalah langkah-langkah yang harus dijalankan auditor dalam melaksanakan pemeriksaannya dan sangat diperlukan oleh asisten agar tidak melakukan penyimpangan. Audit procedures dilakukan dalam rangka mendapatkan bahan bukti yang cukup untuk mendukung pendapat auditor atas kewajaran laporan keuangan. Untuk itu diperlukan audit teknik.

Audit Teknik merupakan cara-cara untuk memperoleh bahan bukti (audit evidence) seperti konfirmasi, observasi, dll.

Resiko audit adalah resiko yang timbul karena auditor tanpa disadari tidak memodifikasikan pendapatnya sebagaimana mestinya, atas suatu laporan keuangan yang mengandung salah saji material.

| Pemeriksaan Akuntansi (Auditing) 15

Page 16: Modul Lab Auditing

I. Pengertian Kas

Menurut Standar Akuntansi Keuangan Tahun 1994:

a. Yang dimaksud dengan kas adalah alat pembayaran yang siap dan bebas dipergunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan.

b. Yang dimaksud dengan kas di bank adalah sisa rekening giro perusahaan yang dapat dipergunakan secara bebas untuk membiayai kegiatan umum perusahaan.

Contoh dari perkiraan yang biasa digolongkan sebagai kas dan bank adalah :

1 Kas kecil (petty cash) dalam rupiah maupun mata uang asing.

2 Saldo rekening giro di bank dalam rupiah maupun mata uang asing.

3 Bon sementara.

4 Bon-bon kas kecil yang belum di reimburse.

5 Rekening giro yang tidak dapat segera digunakan baik di dalam maupun diluar negeri, misalnya karena dibekukan.

Menurut PSAK No. 2, hal 2.2 dan 2.3 (IAI:2002)

Setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat liquid, berjangka pendek dan yang dengan dapat disajikan dalam kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang signifikan.

II. Tujuan Pemeriksaan (Audit Objectives) Kas dan Setara Kas

1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas kas dan setara kas serta pemeriksaan terhadap transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dan bank.

2. Untuk memeriksa apakah saldo kas dan setara kas yang ada di neraca per tanggal neraca betul-betul ada dan dimiliki perusahaan (Existence) yang dapat dilakukan dengan melakukan Cash Opname baik pada cash on hand maupun pada cash on bank pada periode audit.

3. Untuk memeriksa apakah ada pembatasan untuk menggunakan saldo kas dan setara kas.

4. Untuk memeriksa seandainya saldo kas dan setara kas dalam valuta asing, apakah saldo tersebut dikonversikan ke dalam rupiah dengan menggunakan kurs tengah BI pada tanggal neraca dan apakah selisih kurs yang terjadi sudah dibebankan atau dikreditkan ke laba rugi tahun berjalan.

| Pemeriksaan Akuntansi (Auditing) 16

Page 17: Modul Lab Auditing

5. Untuk memeriksa apakah penyajian di neraca sesuai dengan Prinsip Akuntansi Yang Berlaku Umum di Indonesia.

III.Pembagian Kas Dalam Perusahaan

Kas didalam perusahaan dibagi menjadi 2 yaitu :

1. Kas di Tangan (Kas Kecil)

Dana kas kecil adalah uang kas yang disediakan untuk membayar pengeluaran-pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil dan tidak ekonomis bila dibayar dengan cek.

2. Kas di bank

Dana kas di bank adalah uang kas yang berada di dalam rekening suatu bank yang digunakan untuk pengeluaran yang jumlahnya relatif besar dan tidak dimungkinkan diberikan secara langsung dalam transaksi dikarenakan jumlah nominal dan rawannya dari segi keamanan. Kas dibank selalu berhubungan rekening koran yang dihasilkan oleh bank kepada perusahaan.

Ada 2 metode dalam pencatatan kas kecil yaitu:

1 Metode Imprest

Dalam sistem ini jumlah rekening dalam kas kecil selalu tetap, yaitu sebesar yang diserahkan kepada kasir kas kecil untuk membentuk dana kas kecil. Apabila dan kas kecil tinggal sedikit dan juga pada akhir periode, kasir kas kecil akan meminta pengisian kembali kas kecilnya sejumlah jumlah yang sudah dibayar dari kas kecil. Dengan cara ini jumlah uang dalam kas kecil kembali lagi seperti semula. Pengisian kembali pada akhir periode ini perlu dikatakan agar biaya-biaya yang sudah dibayar dari kas kecil bisa dicatat, karena dalam sistem imprest, pengeluaran-pengeluaran kas kecil baru dicatat pada saat pengisian kembali.

2 Metode Fluktuasi

Dalam metode Fluktuasi pembentukan dana kas kecil dilakukan dengan cara yang sama seperti dalam sistem imprest. Perbedaannya dengan sistem imprest adalah bahwa dalam metode fuktuasi, saldo rekening kas kecil tidak tetap, tetapi berfluktuasi sesuai dengan jumlah pengisian kembali dan pengeluaran-pengeluaran dari kas kecil.

IV. Membuat KKP

Dalam membuat Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP) yang berupa Top, Supporting Schedule dan Test Transaksi kita bersumber pada buku besar klien, namun buku besar ini juga perlu dipastikan kebenarannya.

| Pemeriksaan Akuntansi (Auditing) 17

Page 18: Modul Lab Auditing

Format buku besar :PT. LABAMEN INDONESIA

BUKU BESARKAS KECIL

TANGGAL NO. VOUCHER KETERANGAN DEBIT KREDIT SALDO

01/01/200905/01/200910/01/200915/01/2009

PC/01/01PC/01/02PC/01/03

Saldo AwalBiaya transportasiBiaya MateraiBiaya Makan

250.000 750.0001.200.000

3.000.0002.700.0002.000.000 800.000

Buku besar yang kita terima dari klien dapat berbentuk hardcopy yaitu berupa lembaran buku besar dan atau berbentuk softcopy yaitu berupa disk yang berisi file buku besar tersebut. Jika buku besar yang kita terima dalam bentuk :

1. Hardcopy dan softcopy, maka tugas kita adalah memeriksa perhitungan saldo (penjumlahan, pengurangan dan total saldo) yang ada dalam softcopy, memeriksa ketepatan pembukuan (D/K) dan yaitu yang terakhir adalah memeriksa kecocokan antara softcopy dan hardcopy.

2. Softcopy, tugas kita adalah memeriksa perhitungan saldo (penjumlahan, pengurangan dan total saldo) yang ada dalam softcopy, memeriksa ketepatan pembukuan (D/K).

3. Hardcopy, maka tugas kita akan lebih sulit karena kita harus menghitung ulang secara manual atau (sebaiknya) menggunakan computer untuk menghitung kebenaran buku besar tersebut.

Akan lebih mudah bagi kita untuk melengkapi KKP kita dengan mendapatkan buku besar dalam bentuk softcopy, namun pada kenyataanya tidak semua perusahaan dapat memberikan buku besar dalam bentuk softcopy tersebut mungkin salah satunya dikarenakan perusahaan terkadang menggunakan aplikasi atau program tertentu sehingga tidak dapat memisahkan atau mengcopy buku besarnya saja.

Top Schedule

Top Schedule adalah salah satu jenis KKP yang berfungsi sebagai lembar awal yang menunjukkan hasil audit kita secara umum tau kesimpulan atas pos yang bersangkutan. Top Schedule ini akan memperlihatkan ; saldo Per Book (bersumber dari buku besar atau trial balance klien), audit adjusment (mutasi), saldo per-audit, setelah saldo tahun lalu (bersumber dari kertas kerja pemeriksaan tahun lalu atau laporan hasil audit tahun lalu).

| Pemeriksaan Akuntansi (Auditing) 18

Page 19: Modul Lab Auditing

Format Top SchedulePT. Labamen Indonesia Top Schedule – Kas (1110000)Periode Januari – Desember 2009

KETERANGANWPREF

PER BOOK 31/12/2009

ADJUSMENT ADJUSMENTBALANCE31/12/2009

BALANCE31/12/2008DEBIT KREDIT

Dibuat Oleh :

Tanggal :

Direview Oleh :

Tanggal :

Client :

Schedule :

Periode : Index KKP

Supporting Schedule

Supporting Schedule adalah jenis KKP yang berfungsi untuk mendukung atau menjelaskan angka-angka yang disajikan dalam Top Schedule (saldo per-audit). Sehingga antara Top dan Supporting Schesule harus dilakukan cross index. Bentuk dari Supporting Schedule sendiri dapat berbagai macam biasanya setiap kantor akuntan sudah mempunyai bentuk standar, yang intinya adalah menjelaskan Top Schedule

| Pemeriksaan Akuntansi (Auditing) 19

Page 20: Modul Lab Auditing

Contoh Bentuk Dari Supporting Schedule Kas

PT. Labamen Indonesia            

Supporting Schedule - Kas  

Periode Januari - Desember 2009  

   

Saldo menurut Audit tahun lalu 31-12-2009 Rp.

   

Ditambah :  

- Pengisian Kas Rp.  

   

Dikurangi :  

- Biaya fotokopi Rp.  

- Biaya makan Rp.  

- Biaya materai Rp.  

- Biaya pembelian ATK Rp.  

- Biaya rapat Rp.  

-Biaya transportasi Rp.  

   

Sub Total Rp.

   

Total Saldo menurut Audit Rp.

   

Total Saldo menurut Buku Besar Rp.

   

Selisih Rp. -

   

Dibuat Oleh : Direview Oleh :Client :   Periode : Index KKP :

         

Tanggal :Tanggal :

Schedule :      

Test Transaksi (Test of Recorded Transaction)Untuk membuktikan efektif tidaknya pengendalian intern suatu perusahaan, akuntan

publik harus melakukan compliance test atau test recorded transaction.Compiance test (test ketaatan) adalah test terhadap bukti-bukti pembukuan yang mendukung transaksi yang dicatat perusahaan untuk mengetahui apakah setiap transaksi sudah diproses dan dicatat sesuai dengan system dan prosedur yang ditetapkan manajemen.Dalam melaksanakan compliance test, auditor harus memperhatikan hal-hal berikut :

a. Kelengkapan bukti pendukung (supporting document)b. Kebenaran perhitungan matematis (footing, cross footing, extension)c. Otorisasi dari pejabat yang berwenangd. Kebenaran nomor perkiraan yang didebit/ kredite. Kebenaran posting ke buku besar dan sub buku besar

| Pemeriksaan Akuntansi (Auditing) 20

Page 21: Modul Lab Auditing

No. Keterangan Voucher Nominal Test

A B C D E F

Ket : A : BuktiB : PenjumlahanC : OtorisasiD : JurnalE : Dok. PendukungF : Rek. Koran

Untuk membuktikan kewajaran saldo-saldo perkiraan neraca dan laba rugi, akuntan publik harus melakukan subtantive test dan analytical review. Subtantive test adalah test terhadap kewajaran saldo-saldo perkiraan laporan keuangan. Prosedur pemeriksaan yang dilakukan dalam subtantive test antara lain :

Inventarisasi aktiva tetap Observasi atas stock opname Konfirmasi piutang, utang,dan bank Subsequent collection dan subsequent payment Kas opname Pemeriksaan rekonsisliasi bank, dll

Audit Plan, Audit Program, Audit Procedures, Audit Teknik, dan Resiko Audit

Audit Plan (perencanaan audit) meliputi pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan dan lingkup audit yang diharapkan. Auditor harus menyusun audit plan, segera setelah egagement letter disetujui oleh klien.Isi audit plan mencakup :

1. Hal-hal mengenai klien2. Hal-hal yang mempengaruhi klien3. Rencana kerja auditor

Audit Program membantu auditor dalam memberikan perintah kepada asisten mengenai pekerjaan yang harus dilaksanakan.Audit program yang baik mencantumkan : Tujuan pemeriksaan Prosedur audit yang dijankan Kesimpulan pemeriksaan

Audit Procedures adalah langkah-langkah yang harus dijalankan auditor dalam melaksanakan pemeriksaanya dan sangat diperlukan oleh asisten agar tidak melakukan penyimpangan. Audit

| Pemeriksaan Akuntansi (Auditing) 21

Page 22: Modul Lab Auditing

Procedures dilakukan dalam rangka mendapatkan bahan bukti yang cukup untuk mendukung pendapat auditor atas kewajaran laporan keuangan. Untuk itu diperlukan audit teknik.Audit teknik merupakan cara-cara untuk memperoleh bahan bukti (audit evidence) seperti konformasi, observasi, dll.Resiko audit adalah resiko yang timbul karena auditor tanpa disadari tidak memodifikasikan pendapatnya sebagaimana mestinya, atas suatu laporan keuangan yang mengandung salah saji material.

Materialitas Materialitas : besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji dalam LK dianggap material jika

pengetahuan atas salah saji mempengaruhi keputusan pemakai laporan.

Tingkat materialitas :1. Jumlah tidak material.2. Jumlah material tidak mengganggu LK secara keseluruhan.3. Jumlah sangat material sehingga kewajaran menyeliruh dari laporan dipertanyakan.

Konsep materialitas mengakui bahwa beberapa hal baik, baik secara individual atau keseluruhan, adalah penting bagi kewajaran penyajian laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku secara umum di Indonesia, sedangkan bebrapa hal lainnya adalah tidak penting.

Berikut akan kita pelajari tatacara pemeriksaan Kas di Tangan dan Kas di Bank tahap demi tahap samapi dengan terciptanya laporan hasil pemeriksaan (KKP) kas dan setara kas. KKP terdiri dari tiga bagian yaitu Supporting Schedule, Top Schedule dan Test Transaksi.

| Pemeriksaan Akuntansi (Auditing) 22

Page 23: Modul Lab Auditing

Pemeriksaan Kas di Tangan :

Contoh buku besar kas kecil:

PT. LABAMEN INDONESIA

BUKU BESAR

KAS KECIL

TANGGAL NO.VOUCH KETERANGAN DEBIT KREDIT SALDO

1/1/20XX   Saldo Awal     3.000.000

5/1/20XX PC/01/01 Biaya Transportasi   250.000 2.750.000

10/1/20XX PC/01/02 Biaya Materai   750.000 2.000.000

15/1/20XX PC/01/03 Biaya Makan   1.200.000 800.000

20/1/20XX PC/01/04 Pengisian Kas Kecil 2.200.000   3.000.000

5/2/20XX PC/02/01 Biaya ATK   1.200.000 1.800.000

10/2/20XX PC/02/02 Biaya Rapat   1.000.000 800.000

15/2/20XX PC/02/03 Biaya Fotokopi   800.000 0

20/2/20XX PC/02/04 Pengisian Kas Kecil 4.500.000   4.500.000

5/3/20XX PC/03/01 Biaya Materai   250.000 4.250.000

10/3/20XX PC/03/02 Biaya Makan   1.250.000 3.000.000

15/3/20XX PC/03/03 Biaya Fotokopi   2.200.000 800.000

20/3/20XX PC/03/04 Pengisian Kas Kecil 4.000.000   4.800.000

5/4/20XX PC/04/01 Biaya Rapat   2.150.000 2.650.000

10/4/20XX PC/04/02 Biaya Transportasi   1.650.000 1.000.000

15/4/20XX PC/04/03 Biaya Fotokopi   750.000 250.000

20/4/20XX PC/04/04 Pengisian Kas Kecil 4.500.000   4.750.000

5/5/20XX PC/05/01 Biaya ATK   1.550.000 3.200.000

10/5/20XX PC/05/02 Biaya Rapat   1.000.000 2.200.000

Langkah 1 :

Copy buku besar tersebut dan pindahkan ke sheet baru (sheet pemeriksaan) agar file master yang kita terima dari perusahaan tidak mengalami perubahan.

Langkah 2 :

Setelah buku besar tersebut dicopy maka pada sheet hasil copy (sheet pemeriksaan) lakukan perhitungan kembali jumlah saldo yang ada per transaksi dengan rumus perhitungan saldo sbb:

SALDO = SALDO AWAL + DEBIT - KREDIT, dan letakkan disamping dikolom saldo sehingga kita dapat memeriksa apakah terdapat kesalahan perhitungan saldo oleh perusahaan disetiap transaksi yang terjadi

Langkah 3 :

Lakukan pengurutan data (sort) berdasarkan kolom keterangan ditahun pembukuan yang tengah diaudit agar kita dapat menghitung jumlah total dari masing – masing biaya terkecuali SALDO

| Pemeriksaan Akuntansi (Auditing) 23

Page 24: Modul Lab Auditing

AWAL pada kolom KETERANGAN, DEBIT dan KREDIT. Sehingga akan berbentuk sebagai berikut :

Biaya ATK   1.200.000

Biaya ATK   1.550.000

Biaya Fotokopi   800.000

Biaya Fotokopi   2.200.000

Biaya Fotokopi   750.000

Biaya Makan 1.200.000

Biaya Makan   1.250.000

Biaya Materai   750.000

Biaya Materai   250.000

Biaya Rapat   1.000.000

Biaya Rapat   2.150.000

Biaya Rapat   1.000.000

Biaya Transportasi   250.000

Biaya Transportasi   1.650.000

Pengisian Kas Kecil 2.200.000  

Pengisian Kas Kecil 4.500.000  

Pengisian Kas Kecil 4.000.000  

Pengisian Kas Kecil 4.500.000  

| Pemeriksaan Akuntansi (Auditing) 24

Page 25: Modul Lab Auditing

Dari bentuk pengurutan diatas kita dapat menghitung total jumlah dari masing – masing akun untuk digunakan dalam Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP) sebagai berikut :

PT. Labamen Indonesia            

Supporting Schedule - Kas  

Periode Januari - Desember 20XX  

   

Saldo menurut Audit tahun lalu 31-12-20XX Rp. 3.000.000

   

Ditambah :  

- Pengisian Kas Rp. 15.200.000  

   

Dikurangi :  

- Biaya fotokopi Rp. 3.750.000  

- Biaya makan Rp. 2.450.000  

- Biaya materai Rp. 1.000.000  

- Biaya pembelian ATK Rp. 2.750.000  

- Biaya rapat Rp. 4.150.000  

-Biaya transportasi Rp. 1.900.000  

  16.000.000  

Sub Total Rp. (800.000)

   

Total Saldo menurut Audit Rp. 2.200.000

   

Total Saldo menurut Buku Besar Rp. 2.200.000

   

Selisih Rp. -

   

Dibuat Oleh : Direview Oleh : Client :   Periode : Index KKP :

         C1

Tanggal :Tanggal : Schedule :      

Keterangan :

Kolom Saldo Awal : Diisi sesuai dengan saldo awal yang terdapat pada buku besar.

Kolom Sub Total : Hasil perhitungan dari Penambah kas dengan Pengurang Kas.

Kolom Saldo Menurut Audit : Saldo Awal – Sub Total

Kolom Saldo Menurut Buku Besar : Jumlah saldo yang terdapat pada buku besar sesuai tanggal pada terjadinya transaksi akhir ditahun yang diaudit.

Selisih : Diisi jika terdapat selisih antara saldo menurut audit dengan saldo menurut buku besar.

Karena kas terdiri dari kas ditangan dan kas dibank maka setelah selesai membuat supporting

| Pemeriksaan Akuntansi (Auditing) 25

Page 26: Modul Lab Auditing

schedule kas di tangan, selanjutnya kita harus melakukan pemeriksaan kas di bank. Yang perlu kita ingat karena karena pemeriksaan kas dibank terdapat bank merupakan pihak ketiga maka kita harus mencocokan buku besar kas di bank perusahaan dengan Rekening Koran yang berasal dari bank, dengan anggapan bahwa Rekening Koran yang berasal dari bank tidak ada kesalahan. Berikut contoh pemeriksaan pada Kas di Bank :

Contoh buku besar kas di bank pada perusahaan :

PT LABAMEN INDONESIA

BUKU BESAR

PT BANK LABAMEN

( dalam rupiah)

TANGGAL NO. VOUCH KETERANGAN DEBIT KREDIT SALDO

01/01/20XX Saldo awal     450.000.000

10/01/20XX CRI/01/001 Tagihan Kliring dari :      

PT Kimia Farma, BCA No.010111 121.000.000   571.000.000

Apotik Flora, BCA NO. 010112 12.300.000   583.300.000

15/01/20XX CRI/01/002 Setoran Tunai dari kas besar 5.000.000   588.300.000

16/01/20XX CRO/01/001Transfer untuk pembayaran hutang PT Roche Indonesia

  45.000.000 543.300.000

20/01/20XX CRO/01/002 Transfer ke HSBC   25.000.000 518.300.000

27/01/20XX CRI/01/003 Hasil Tagihan dari PT. Dos Ni, BCA no. 010213 35.200.000   553.500.000

05/02/20XX CRO/02/004 Transfer untuk pembayaran hutang PT. Schering   36.750.000 516.750.000

12/02/20XX CRI/02/004 Tagihan Kliring dari Apotik Mustika, BCA No.010245 27.250.000   544.000.000

15/02/20XX CRO/02/005 Transfer ke HSBC   65.000.000 479.000.000

23/02/20XX CRI/02/005 Hasil Tagihan dari PT. Dos Ni, BCA no. 010354 35.200.000   514.200.000

07/03/20XX CRO/03/006Transfer untuk pembayaran hutang PT. Roche Indonesia

  41.225.000 472.975.000

15/03/20XX CRO/03/007 Transfer ke HSBC   50.000.000 422.975.000

17/03/20XX CRI/03/006Tagihan Kliring dari PT. Kimia Farma, BCA No.010356

98.600.000   521.575.000

21/03/20XX CRO/03/008 Transfer untuk pembayaran hutang PT. Schering   101.100.000 420.475.000

07/04/20XX CRO/04/009 Transfer untuk pembayaran hutang PT. Boston Pasific   25.125.000 395.350.000

15/04/20XX CRI/04/007 Hasil Tagihan dari PT. Indofarma, BCA no. 010456 42.500.000   437.850.000

15/04/20XX CRO/04/010 Transfer ke HSBC   30.000.000 407.850.000

27/04/20XX CRI/04/008 Kliring Tagihan Apotik Mustika, BCA No. 010479 17.250.000   425.100.000

05/05/20XX CRI/05/009Tagihan Kliring dari PT. Kimia Farma, BCA No.010577

101.750.000   526.850.000

15/05/20XX CRO/05/011 Transfer ke HSBC   35.000.000 491.850.000

18/05/20XX CRO/05/012 Transfer untuk pembayaran hutang PT. Dancos   47.250.000 444.600.000

28/05/20XX CRO/05/013 Transfer untuk pembayaran hutang PT. Schering   37.500.000 407.100.000

11/06/20XX CRI/06/010 Kliring Tagihan PT. Dos Ni, BCA No. 010678 38.500.000   445.600.000

15/06/20XX CRO/06/014 Transfer ke HSBC   20.000.000 425.600.000

Contoh Rekening Koran dari Bank :

PT. BANK AAA

| Pemeriksaan Akuntansi (Auditing) 26

Page 27: Modul Lab Auditing

JL Margonda Raya no. 100, Depok

Telp. (021) 8727541, Fax. 8727542

         

Laporan Rekening Koran PT. Labamen Indonesia (dalam rupiah)

Periode 1 Januari 2009 sampai dengan 31 Desember 20XXD K Saldo

01/01/20XX Saldo Awal 450.000.000

10/01/20XX PT. Kimia Farma, BCA No. 010111 121.000.000 571.000.000

10/01/20XX Apotik Flora, BCA No. 010112 12.300.000 583.300.000

15/01/20XX Setoran tunai 5.000.000 588.300.000

16/01/20XX PT. Roche Indonesia 45.000.000 543.300.000

20/01/20XX Transfer ke HSBC 25.000.000 518.300.000

27/01/20XX PT. Dos Ni, BCA No. 010213 35.200.000 553.500.000

31/01/20XX Jasa Giro 2.278.383 555.778.383

31/01/20XX Biaya Administrasi 3.000 555.775.383

05/02/20XX PT. Schering 36.750.000 519.025.383

12/02/20XX Apotik Mustika, BCA No. 010245 27.250.000 546.275.383

15/02/20XX Transfer ke HSBC 65.000.000 481.275.383

23/02/20XX PT. Dos Ni, BCA No. 010354 35.200.000 516.475.383

28/02/20XX Jasa Giro 2.124.113 518.599.496

28/02/20XX Biaya Administrasi 3.000 518.596.496

07/03/20XX PT. Roche Indonesia 41.225.000 477.371.496

15/03/20XX Transfer ke HSBC 50.000.000 427.371.496

17/03/20XX PT. Kimia farma, BCA No. 010356 98.600.000 525.971.496

21/03/20XX PT. Schering 101.100.000 424.871.496

31/03/20XX Jasa Giro 1.742.430 426.613.926

31/03/20XX Biaya Administrasi 3.000 426.610.926

07/04/20XX PT. Boston Pasific 25.125.000 401.485.926

15/04/20XX PT. Indofarma, BCA No. 010456 42.500.000 443.985.926

15/04/20XX Transfer ke HSBC 30.000.000 413.985.926

27/04/20XX Apotik Mustika, BCA No. 010479 17.250.000 431.235.926

30/04/20XX Jasa Giro 1.768.949 433.004.875

30/04/20XX Biaya Administrasi 3.000 433.001.875

05/05/20XX PT. Kimia farma, BCA No. 010577 101.750.000 534.751.875

15/05/20XX Transfer ke HSBC 35.000.000 499.751.875

18/05/20XX PT. Dancos 47.250.000 452.501.875

28/05/20XX PT. Schering 37.500.000 415.001.875

31/05/20XX Jasa Giro 1.701.307 416.703.182

31/05/20XX Biaya Administrasi 3.000 416.700.182

11/06/20XX PT. Dos Ni, BCA No. 010678 38.500.000 455.200.182

15/06/20XX Transfer ke HSBC 20.000.000 435.200.182

Dalam pemeriksaan kas di bank kita harus menggabungkan kedua bukti yang kita terima yakni buku besar kas dan rekening koran yang berasal dari bank. Sama halnya dengan dengan

| Pemeriksaan Akuntansi (Auditing) 27

Page 28: Modul Lab Auditing

pemeiksaan kas di tangan (kas kecil), kita juga harus menulis kembali transaksi – transaksi yang terdapat dibuku besar kas dibank perusahaan (kolom KETERANGAN, DEBIT, KREDIT & SALDO) pada sheet yang baru, hanya saja yang ditulis pada kolom Keterangan hanya nama objek (perusahaan) yang terjadi transaksi tersebut. Contoh PT. Kimia Farma, BCA 010111 menjadi PT. Kimia Farma, Transfer ke HSBC menjadi HSBC. Dan kolom SALDO dihitung kembali dengan menggunakan rumus SALDO = Saldo Awal + Debit – Kredit untuk memeriksa kebenaran perhitungan saldo pada buku besar.

Sehingga hasil penulisan kembali akan berbentuk sebagai berikut :

KETERANGAN DEBIT KREDIT SALDOsaldo awal     450.000.000 PT.Kimia Farma 121.000.000   571.000.000 Apotik Flora 12.300.000   583.300.000 Setoran Tunai 5.000.000   588.300.000 PT. Roche Indonesia   45.000.000 543.300.000 HSBC   25.000.000 518.300.000 PT. Dos Ni 35.200.000   553.500.000 PT. Schering   36.750.000 516.750.000 Apotik Mustika 27.250.000   544.000.000 HSBC   65.000.000 479.000.000 PT. Dos Ni 35.200.000   514.200.000 PT. Roche Indonesia   41.225.000 472.975.000 HSBC   50.000.000 422.975.000 PT.Kimia Farma 98.600.000   521.575.000 PT. Schering   101.100.000 420.475.000 PT. Boston Pasific   25.125.000 395.350.000 PT. Indofarma 42.500.000   437.850.000 HSBC   30.000.000 407.850.000 Apotik Mustika 17.250.000   425.100.000 PT.Kimia Farma 101.750.000   526.850.000 HSBC   35.000.000 491.850.000 PT.Dancos   47.250.000 444.600.000 PT. Schering   37.500.000 407.100.000 PT. Dos Ni 38.500.000   445.600.000

Sebelum melakukan pengurutan (Sort) guna memudahkan perhitungan jumlah total dari masing – masing transaksi, kita harus memeriksa apakah ada transaksi yang tercatat pada rekening koran namun tidak tercatat pada buku besar (Jasa giro & Biaya administrasi). Perusahaan hampir tidak pernah melakukan pencatatan terhadap jasa giro dan biaya administrasi yang terdapat pada bank. Karena transaksi tersebut juga berpengaruh pada saldo perusahaan yang terdapat pada bank maka auditor wajib mengikut sertakan kedua transaksi tersebut dalam pemerikasaan kas di bank sesuai tanggal terjadinya transaksi, Sehinga hasil penulisan kembali akan berbentuk seperti berikut:

KETERANGAN DEBIT KREDIT SALDOsaldo awal     450.000.000 PT.Kimia Farma 121.000.000   571.000.000 Apotik Flora 12.300.000   583.300.000 Setoran Tunai 5.000.000   588.300.000

| Pemeriksaan Akuntansi (Auditing) 28

Page 29: Modul Lab Auditing

PT. Roche Indonesia   45.000.000 543.300.000 HSBC   25.000.000 518.300.000 PT. Dos Ni 35.200.000   553.500.000 Jasa Giro 2.278.383 555.778.383 Biaya Administrasi 3.000 555.775.383 PT. Schering   36.750.000 519.025.383 Apotik Mustika 27.250.000   546.275.383 HSBC   65.000.000 481.275.383 PT. Dos Ni 35.200.000   516.475.383 Jasa Giro 2.124.113 518.599.496 Biaya Administrasi   3.000 518.596.496 PT. Roche Indonesia   41.225.000 477.371.496 HSBC   50.000.000 427.371.496 PT.Kimia Farma 98.600.000   525.971.496 PT. Schering   101.100.000 424.871.496 Jasa Giro 1.742.430   426.613.926 Biaya Administrasi   3.000 426.610.926 PT. Boston Pasific   25.125.000 401.485.926 PT. Indofarma 42.500.000   443.985.926 HSBC   30.000.000 413.985.926 Apotik Mustika 17.250.000   431.235.926 Jasa Giro 1.768.949   433.004.875 Biaya Administrasi   3.000 433.001.875 PT.Kimia Farma 101.750.000   534.751.875 HSBC   35.000.000 499.751.875 PT.Dancos   47.250.000 452.501.875 PT. Schering   37.500.000 415.001.875 Jasa Giro 1.701.307   416.703.182 Biaya Administrasi   3.000 416.700.182 PT. Dos Ni 38.500.000   455.200.182

Note : Untuk pencatatan saldo jasa giro dan biaya administrasi ditulis terbalik dengan yang ada pada rekening koran karena pencatatan pada rekening koran menggunakan pencatan akuntansi bank dimana saldo bertambah di Kredit dan berkurang di Debit. Sehingga auditor dalam pemeriksaan harus merubah posisi tersebut sesuai akuntansi yang berlaku bagi perusahaan.

Setelah dilakukan penulisan kembali maka langkah berikutnya ialah mengurutkan data agar memudahkan dalam perhitungan total saldo.

| Pemeriksaan Akuntansi (Auditing) 29

Page 30: Modul Lab Auditing

KETERANGAN DEBIT KREDIT SALDOsaldo awal     450.000.000 Apotik Flora 12.300.000   462.300.000 Apotik Mustika 27.250.000   489.550.000 Apotik Mustika 17.250.000   506.800.000 Biaya Administrasi   3.000 506.797.000 Biaya Administrasi   3.000 506.794.000 Biaya Administrasi   3.000 506.791.000 Biaya Administrasi   3.000 506.788.000 Biaya Administrasi 3.000 506.785.000 HSBC   25.000.000 481.785.000 HSBC   65.000.000 416.785.000 HSBC   50.000.000 366.785.000 HSBC   30.000.000 336.785.000 HSBC   35.000.000 301.785.000 Jasa Giro 2.278.383   304.063.383 Jasa Giro 2.124.113   306.187.496 Jasa Giro 1.742.430   307.929.926 Jasa Giro 1.768.949   309.698.875 Jasa Giro 1.701.307   311.400.182 PT. Boston Pasific   25.125.000 286.275.182 PT. Dos Ni 35.200.000   321.475.182 PT. Dos Ni 35.200.000   356.675.182 PT. Dos Ni 38.500.000   395.175.182 PT. Indofarma 42.500.000   437.675.182 PT. Roche Indonesia   45.000.000 392.675.182 PT. Roche Indonesia   41.225.000 351.450.182 PT. Schering   36.750.000 314.700.182 PT. Schering   101.100.000 213.600.182 PT. Schering   37.500.000 176.100.182 PT.Dancos   47.250.000 128.850.182 PT.Kimia Farma 121.000.000   249.850.182 PT.Kimia Farma 98.600.000   348.450.182 PT.Kimia Farma 101.750.000   450.200.182 Setoran Tunai 5.000.000   455.200.182

Hitunglah total dari masing – masing transaksi berdasarkan objek (perusahaan). Setelah selesai kemudian buatlah supporting schedule dengan menganalisa bahwa transaksi yang berada di kolom debit adalah transaksi penambah saldo, dan transaksi yang berada dikolom kredit adalah transaksi pengurang saldo.

| Pemeriksaan Akuntansi (Auditing) 30

Page 31: Modul Lab Auditing

PT. Labamen Indonesia       Supporting Schedule - Labamen Bank   Periode Januari - Desember 20XX      Saldo Menurut Rekening Koran Bank 31-12-20XX Rp 450.000.000

   

Ditambah :  

- Hasil tagihan Apotik Flora Rp 12.300.000  

- Hasil tagihan dari PT. Dos Ni Rp 108.900.000  

- Hasil tagihan dari PT. Indofarma Rp 42.500.000  

- Hasil tagihan dari PT. Kimia Farma Rp 321.350.000  

- Hasil tagihan dari Apotik Mustika Rp 44.500.000  

- Setoran tunai dari kas besar Rp 5.000.000  

- Jasa Giro Rp 9.615.182  

  Rp 544.615.182

   

Dikurangi :  

- Pembayaran hutang PT. Boston Pasific Rp 25.125.000  

- Pembayaran hutang PT. Dankos Rp 47.250.000  

- Pembayaran hutang PT. Schering Rp 175.350.000  

- Pembayaran hutang PT. Roche Indonesia Rp 86.255.000  

- Transfer ke HSBC Rp 205.000.000  

- Biaya Administrasi Rp 15.000  

  Rp 538.965.000

   

Total Saldo menurut Audit Rp 455.200.182

   

Saldo Menurut Buku Besar Bank 31-12-20XX Rp 445.600.000

   

Selisih Rp 9.600.182

   

Dibuat Oleh : Direview Oleh : Client : Periode : Index KKP :

        C 3 Tanggal : Tanggal : Schedule :  

| Pemeriksaan Akuntansi (Auditing) 31

Page 32: Modul Lab Auditing

Selanjutnya adalah membuat Top Schedule seperti di bawah ini:

| Pemeriksaan Akuntansi (Auditing) 32

Page 33: Modul Lab Auditing

1. Pengertian dan Tujuan Rekonsiliasi adalah merupakam salah satu alat / cara untuk menentukan hal-hal yang

nampak dalam laporan bank dengan saldo yang nampak dalam catatan pemegang giro (Perusahaan atau Rekening Koran yang dikirim Bank) atau saldo menurut buku kas perusahaan.

Tujuan dari Rekonsiliasi Bank adalah untuk mengecek ketelitian pencatatan yang terdapat dalam rekening kas dan catatan bank, serta mengetahui penerimaan atau pengeluaran yang sudah terjadi di bank tetapi belum dicatat oleh perusahaan.2. Faktor-faktor yang Menyebabkan Perbedaan Pada Rekonsiliasi Bank

Dalam membuat Rekonsiliasi Laporan Bank perlu diketahui bahwa yang direkonsiliasi itu adalah catatan dari pihak perusahaan dan pihak bank yang bersangkutan, sehingga harus dibuat perbandingan antara keduanya agar dapat diketahui perbedaan-perbedaan yang ada. Perbandingan tersebut didapat dengan cara saldo debet pada rekening kas dibandingkan dengan saldo kredit catatan bank, dan sebaliknya saldo kredit pada rekening kas dibandingkan dengan saldo debet catatan bank yang bisa dilihat dari laporan bank kolom pengeluaran. Hal-hal yang menimbulkan perbedaan dapat digolongkan sebagai berikut:

1. Elemen-elemen yang oleh perusahaan sudah dicatat sebagai penerimaan uang tetapi belum dicatat oleh bank.Contoh: a. Setoran yang dikirimkan ke bank pada akhir bulan tetapi belum diterima oleh bank

sampai bulan berikutnya, yaitu Setoran dalam perjalanan atau Deposit In Transit (DIT).

b. Setoran yang diterima oleh bank pada akhir bulan, tetapi dilaporkan sebagai setoran bulan berikutnya, karena laporan bank sudah terlanjur dibuat, yaitu Setoran dalam perjalanan atau Deposit In Transit (DIT).

c. Uang Tunai yang tidak disetorkan ke bank.2. Elemen-elemen yang oleh bank sudah dicatat sebagai penerimaan uang tetapi belum

dicatat oleh perusahaan.Contoh:a. Bunga yang diperhitungkan oleh bank terhadap simpanan, tetapi belum dicatat dalam

buku perusahaan (Jasa Giro/Kredit Memo).b. Penagihan Wesel oleh bank sudah dicatat oleh bank sebagai penerimaan tetapi

perusahaan belum mencatatnya.3. Elemen-elemen yang oleh perusahaan sudah dicatat sebagai pengeluaran uang tetapi

belum dicatat oleh bank.Contoh:a. Cek-cek yang beredar (Out Standing Checks) yaitu cek yang sudah dikeluarkan oleh

perusahaan dan sudah dicatat sebagai pengeluaran kas tetapi oleh yang menerima cek tersebut belum diuangkan ke bank sehingga bank belum mencatatnya sebagai pengeluaran.

| Pemeriksaan Akuntansi (Auditing) 33

Page 34: Modul Lab Auditing

b. Cek yang sudah ditulis dan sudah dicatat dalam jurnal pengeluaran uang tetapi ceknya belum diserahkan kepada yang dibayar, maka cek tersebut elum merupakan pengeluaran, oleh karena itu jurnal pengeluaran kas harus dikoreksi pada akhir periode.

4. Elemen-elemen yang oleh bank sudah dicatat sebagai pengeluaran uang tetapi belum dicatat oleh perusahaanContoh:a. Cek dari langganan yang ditolak oleh bank karena kosong tetapi belum dicatat oleh

perusahaan.b. Bunga yang diperhitungkan atas overdraft (Saldo kredit kas) tetapi belum dicatat

perusahaan.c. Biaya jasa bank yang belum dicatat oleh perusahaan (Biaya administrasi/debit memo).

5. Selain keempat hal diatas, perbedaan antara saldo kas dengan saldo menurut bank bisa juga terjadi akibat kesalahan-kesalahan yang timbul dalam catatan perusahaan maupun dalam catatan bank. Untuk dapat membuat rekonsiliasi laporan bank, kesalahan-kesalahan yang ada harus dikoreksi.

3. Menyusun Rekonsiliasi Bank Adapun cara menyusun rekonsiliasi bank sebagai berikut:

1. Memperbaiki baik saldo kas maupun saldo bank.2. Hanya memperbaiki saldo perkiraan kas.3. Hanya memperbaiki saldo laporan bank.

Rekonsiliasi bank dapat dibuat dalam 2 macam cara yang berbeda:1. Rekonsiliasi Saldo akhir yang bisa dibuat dalam 2 bentuk:

a. Laporan rekonsiliasi saldo bank dan saldo kas untuk menunjukkan saldo yang benar.

b. Laporan rekonsiliasi saldo bank kepada saldo kas.2. Rekonsiliasi saldo awal, penerimaan, pengeluaran, dan saldo akhir yang bisa dibuat

dalam 2 bentuk:a. Laporan rekonsiliasi saldo bank kepada saldo kas (4 kolom).b. Laporan rekonsiliasi saldo bank kepada saldo kas untuk menunjukkan saldo yang

benar (8 kolom).

4. Tujuan Pemeriksaan (Audit Objective) Kas & Bank (Rekonsiliasi Bank)Beberapa tujuan pemeriksaan (Audit Objective) Kas & Bank (Rekonsiliasi Bank) adalah:

Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas kas dan bank serta transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dan bank (Rekonsiliasi Bank 4 kolom).

Untuk memeriksa apakah saldo kas dan bank yang ada di neraca per tanggal neraca betul-betul ada dan dimiliki perusahaan (existence).

Untuk memeriksa apakah ada pembatasan untuk penggunaan saldo kas dan bank. Untuk memeriksa, seandainya ada saldo kas dan bank dalam valuta asing, apakah saldo

tersebut sudah dikonversikan ke dalam rupiah dengan kurs tengah BI pada tanggal neraca dan apakah selisih kurs yang terjadi sudah dibebankan atau dikreditkan ke rugi tahun berjalan.

Untuk memeriksa apakah penyajiannya di neraca sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum (presentation and disclosure).

| Pemeriksaan Akuntansi (Auditing) 34

Page 35: Modul Lab Auditing

5. Contoh KasusDibawah ini adalah data yang diambil dari PT. SEJAHTERA INDONESIA guna menyusun rekonsiliasi Bank DKI

Dari catatan perusahaan:Saldo 31 Mei 2010 Rp 376.800.000 Penerimaan selama bulan Juni Rp 1.480.700.000

Rp 1.857.500.000 Pengeluaran selama bulan Juni Rp 1.243.500.000 Saldo 30 Juni 2010 Rp 614.000.000

Dari Laporan BankSaldo 31 Mei 2010 Rp 381.100.000 Penerimaan selama bulan Juni Rp 1.408.700.000

Rp 1.789.800.000 Pengeluaran selama bulan Juni Rp 1.243.100.000 Saldo 30 Juni 2010 Rp 546.700.000

Dari perbandingan laporan bank dan catatan perusahaan:  31 Mei 2010   30 Juni 2010 Setoran dalam perjalanan (DIT) Rp 160.000.000 Rp 220.000.000 Cek-cek yang beredar (OSC) Rp 172.400.000 Rp 161.200.000 Kredit Memo Rp 6.000.000 Rp 8.000.000 Debit Memo Rp 1.200.000 Rp 1.600.000 Cek Kosong (NSF) Rp 12.000.000 Rp 14.000.000 Koreksi Kesalahan perusahaan*Penerimaan (OS) Rp 900.000

Diminta:Dari Informasi di atas buatlah kertas kerja Rekonsiliasi Bank DKI !

| Pemeriksaan Akuntansi (Auditing) 35

Page 36: Modul Lab Auditing

LEMBAR JAWABANREKONSILIASI BANK

Keterangan Saldo

31 Mei 2010 Penerimaan Juni 2010

Pengeluaran Juni 2010

Saldo 30 Juni 2010

Saldo Bank Rp 381.100.000 Rp 1.408.700.000 Rp 1.243.100.000 Rp 546.700.000

         

a. Deposit In Transit (Mei) Rp 160.000.000 Rp (160.000.000)    

Deposit In Transit (Juni)   Rp 220.000.000   Rp 220.000.000

         

b. Out Standing Check (Mei) Rp (172.400.000)   Rp (172.400.000)  

Out Standing Check (Juni)     Rp 161.200.000 Rp(161.200.000)

         

c. Kredit Memo (Mei) Rp (6.000.000) Rp 6.000.000    

Kredit Memo (Juni)   Rp (8.000.000)   Rp (8.000.000)

         

d. Debit Memo (Mei) Rp 1.200.000   Rp 1.200.000  

Debit Memo (Juni)     Rp (1.600.000) Rp 1.600.000

         

e. Cek Kosong (Mei) Rp 12.000.000   Rp 12.000.000  

Cek Kosong (Juni)   Rp 14.000.000   Rp 14.000.000

         

f. Koreksi Kesalahan Rp 900.000     Rp 900.000

         

Saldo per-book PT. S I Rp 376.800.000 Rp 1.480.700.000 Rp 1.243.500.000 Rp 614.000.000

Jurnal Penyesuaian Kas Rp 8.000.000 Pendapatan Giro Rp 8.000.000

Biaya Bank Rp 1.600.000 Kas Rp 1.600.000

Piutang Rp 14.000.000 Kas Rp 14.000.000

Piutang/Penjualan Rp 900.000 Kas Rp 900.000 AtauBiaya Bank Rp 1.600.000 Piutang Rp 14.900.000 Pendapatan Giro Rp 8.000.000 Kas Rp 8.500.000

Langkah – langkah:1. Langkah pertama untuk mengerjakan rekonsiliasi ini adalah membuat table dengan lima

kolom. Untuk kolom pertama digunakan untuk kolom Keterangan, kolom yang kedua digunakan untuk mengisikan Saldo per 31 Mei 2010, kolom yang ketiga digunakan untuk mengisikan transaksi Penerimaan selama bulan Juni 2010, kolom yang keempat

| Pemeriksaan Akuntansi (Auditing) 36

Page 37: Modul Lab Auditing

digunakan untuk mengisikan transaksi Pengeluaran selama bulan Juni 2010 dan kolom yang terahkir digunakan untuk mengisikan Saldo per 30 Juni 2010.

2. Langkah yang kedua adalah mengisikan laporan saldo yang berasal dari catatan bank. Berikan judul “Saldo Bank” di kolom Keterangan, untuk kolom saldo per 31 Mei 2010 di isi sebesar Rp 381.100.000, untuk kolom penerimaan selama Juni 2010 diisi sebesar Rp 1.408.700.000, untuk kolom pengeluaran selama bulan Juni 2010 diisi sebesar Rp 1.243.100.000, dan kolom saldo per 30 Juni 2010 diisi sebesar Rp 546.700.000. Saldo per 30 Juni 2010 diperoleh dari perhitungan, sbb :

Saldo 31 Mei 2010 Rp 381.100.000 Penerimaan selama bulan Juni Rp 1.408.700.000

Rp 1.789.800.000 Pengeluaran selama bulan Juni Rp (1.243.100.000) Saldo 30 Juni 2010 Rp 546.700.000

Dari keterangan tersebut, diisikan pada masing-masing kolom sbb:

Keterangan Saldo

31 Mei 2010 Penerimaan Juni 2010

Pengeluaran Juni 2010

Saldo 30 Juni 2010

Saldo Bank Rp 381.100.000 Rp 1.408.700.000 Rp 1.243.100.000 Rp 546.700.000

3. Langkah yang ketiga adalah mencatat dari perbandingan laporan bank dan catatan perusahaan. Yang dijelaskan pada langkah keempat dan seterusnya. Dalam hal ini kita menggunakan asumsi perusahaan selalu benar, jadi dari laporan bank harus menyesuaikan dengan catatan perusahaan.

4. Langkah yang keempat adalah mengerjakan Deposit in Transit. Deposit in Transit merupakan uang perusahaan yang disetorkan ke pihak Bank namun masih dalam perjalanan belum diterima dan belum dicatat oleh bank. Deposit in Transit ini merupakan penerimaan bagi perusahaan karena menambah saldo kas perusahaan yang ada di bank. Kasus Deposit in Transit untuk bulan maret ini yaitu perusahaan menyetor uang ke bank

pada tanggal 31 Mei 2010 dan sudah dicatat oleh pihak perusahaan sebagai setoran, namun karena sesuatu hal setoran tersebut baru sampai di bank setelah bank tutup. Bank baru mencatat adanya setoran dari perusahaan pada tanggal 1 Juni 2010, karena pada rekonsiliasi mengacu pada teori perusahaan selalu benar maka bank mengikuti catatan perusahaan yaitu dengan mencatat adanya setoran di bulan Mei sehingga menambah saldo 31 Mei 2010 sebesar Rp 160.000.000. Karena bank mengikuti catatan perusahaan maka penerimaan Juni 2010 harus dikurangi sebesar Rp (160.000.000).

Deposit in transit untuk bulan Juni 2010 secara langsung dicatat oleh pihak bank sehingga menambah penerimaan di bulan Juni 2010 sebesar Rp 220.000.000. sehingga saldo per 30 Juni 2010 bertambah sebesar Rp 220.000.000.

| Pemeriksaan Akuntansi (Auditing) 37

Page 38: Modul Lab Auditing

Dari keterangan tersebut, diisikan pada masing-masing kolom sbb:

Keterangan Saldo

31 Mei 2010 Penerimaan Juni 2010

Pengeluaran Juni 2010

Saldo 30 Juni 2010

Saldo Bank Rp 381.100.000 Rp 1.408.700.000 Rp 1.243.100.000 Rp 546.700.000

         

a. Deposit In Transit (Mei) Rp 160.000.000 Rp (160.000.000)    

Deposit In Transit (Juni)   Rp 220.000.000   Rp 220.000.000

5. Langkah yang kelima adalah mengerjakan Out Standing Cek. Out Standing Cek adalah cek yang beredar, maksudnya adalah perusahaan telah menyetujui untuk mengeluarkan sejumlah cek akan tetapi oleh si penerima cek, cek tersebut belum dicairkan. Kasus Out Standing Cek pada bulan Mei ini yaitu perusahan telah mengeluarkan

sebuah cek dengan nominal Rp 172.400.000 dan telah dicatat sebagai pengeluaran perusahaan di bulan Mei. Namun cek tersebut baru dicairkan oleh si penerima cek pada bulan Juni 2010 dan Bank mencatat adanya pengeluaran baru di bulan Juni. Mengingat teori Rekonsiliasi bahwa catatan perusahaan selalu benar maka Bank mengikuti catatan perusahaan dengan mengurangi saldo per 31 Mei sebesar Rp (172.400.000). Karena telah dicatat pada saldo per 31 Mei 2010 maka pengeluaran bulan Juni 2008 harus dikurangi sebesar Rp (172.400.000). Untuk menandakan bahwa pengeluaran berkurang maka nominal Out Standing Cek pada kolom pengeluaran Juni 2010 diberi tanda kurung / negatif.

Kasus Out Standing cek di bulan Juni, karena pengeluaran dan pencairan cek terjadi di bulan yang sama maka langsung dicatat menambah pengeluaran bulan Juni 2010 sebesar Rp 161.200.000 dan mengurangi saldo per 30 Juni 2010 sebesar Rp (161.200.000).

Dari keterangan tersebut, diisikan pada masing-masing kolom sbb:

Keterangan Saldo

31 Mei 2010 Penerimaan Juni 2010

Pengeluaran Juni 2010

Saldo 30 Juni 2010

Saldo Bank Rp 381.100.000 Rp 1.408.700.000 Rp 1.243.100.000 Rp 546.700.000

         

a. Deposit In Transit (Mei) Rp 160.000.000 Rp (160.000.000)    

Deposit In Transit (Juni)   Rp 220.000.000   Rp 220.000.000

         

b. Out Standing Check (Mei) Rp (172.400.000)   Rp (172.400.000)  

Out Standing Check (Juni)     Rp 161.200.000 Rp(161.200.000)

6. Kredit Memo merupakan penerimaan bagi perusahaan contohnya adalah pendapatan bunga. Kasus kredit memo pada bulan Mei 2010 adalah perusahaan mendapatkan pendapatan

bunga dari bank dan dicatat oleh bank sebagai pendapatan bunga untuk perusahaan di bulan Mei 2010. Namun perusahaan baru mengetahui jika dirinya mendapatkan pendapatan bunga di bulan Juni 2010 dan sekaligus mencatatnya. Sehingga bank harus menyesuaikan dengan catatan perusahaan dengan mengurangi saldo per 31 Mei 2010 sebesar Rp (6.000.000) dari pendapatan bunga dan mencatat sebagai penerimaan dari pendapatan bunga di bulan Juni 2010 sebesar Rp 6.000.000.

| Pemeriksaan Akuntansi (Auditing) 38

Page 39: Modul Lab Auditing

Kasus Kredit Memo di bulan Juni yaitu perusahaan mendapatkan pendapatan bunga untuk bulan Juni dari Bank. Namun perusahaan baru mengetahuinya dibulan Juli 2010, karena rekonsiliasi ini hanya mencatat kejadian yang terjadi di bulan Mei dan Juni 2010 saja maka bank mencatat sesuai dengan catatan perusahaan dengan mengurangi penerimaan di bulan Juni sebesar Rp (8.000.000) dan berpengaruh terhadap jumlah saldo yang juga berkurang sebesar Rp (8.000.000).

Dari keterangan tersebut, diisikan pada masing-masing kolom sbb:

Keterangan Saldo

31 Mei 2010 Penerimaan Juni 2010

Pengeluaran Juni 2010

Saldo 30 Juni 2010

Saldo Bank Rp 381.100.000 Rp 1.408.700.000 Rp 1.243.100.000 Rp 546.700.000

         

a. Deposit In Transit (Mei) Rp 160.000.000 Rp (160.000.000)    

Deposit In Transit (Juni)   Rp 220.000.000   Rp 220.000.000

         

b. Out Standing Check (Mei) Rp (172.400.000)   Rp (172.400.000)  

Out Standing Check (Juni)     Rp 161.200.000 Rp(161.200.000)

         

c. Kredit Memo (Mei) Rp (6.000.000) Rp 6.000.000    

Kredit Memo (Juni)   Rp (8.000.000)   Rp (8.000.000)

7. Debit memo merupakan pengeluaran bagi pihak perusahaan, contohnya adalah biaya administrasi. Kasus debit memo untuk bulan Mei 2010 yaitu perusahaan memperoleh tagihan biaya

administrasi sebesar Rp 1.200.000 atas uang yang ada di Bank pada bulan Mei 2010 dan sudah dicatat oleh bank. Namun perusahaan baru mengetahui adanya tagihan biaya administrasi dan mencatatnya di bulan Juni 2010. Sehingga bank harus menyesuaikan catatan perusahaan dengan menambahkan kembali saldo 31 Mei 2010 sebesar Rp 1.200.000 dan mencatat adanya biaya administrasi pada pengeluaran di bulan Juni 2010 sebesar Rp 1.200.000.

Kasus Debit Memo di bulan Juni 2010 yaitu perusahaan mendapatkan tagihan biaya administrasi untuk bulan Juni dari Bank. Namun perusahaan baru mengetahuinya dibulan Juli 2010, karena rekonsiliasi ini hanya mencatat kejadian yang terjadi di bulan Mei dan Juni 2010 saja maka bank mencatat sesuai dengan catatan perusahaan yaitu dengan mengurangi pengeluaran di bulan Juni sebesar Rp (1.600.000) dan berpengaruh terhadap bertambahnya jumlah saldo 30April 2007 sebesar Rp 1.600.000.

| Pemeriksaan Akuntansi (Auditing) 39

Page 40: Modul Lab Auditing

Dari keterangan tersebut, diisikan pada masing-masing kolom sbb:

Keterangan Saldo

31 Mei 2008 Penerimaan Juni 2008

Pengeluaran Juni 2008

Saldo 30 Juni 2008

Saldo Bank Rp 381.100.000 Rp 1.408.700.000 Rp 1.243.100.000 Rp 546.700.000

         

a. Deposit In Transit (Mei) Rp 160.000.000 Rp (160.000.000)    

Deposit In Transit (Juni)   Rp 220.000.000   Rp 220.000.000

         

b. Out Standing Check (Mei) Rp (172.400.000)   Rp (172.400.000)  

Out Standing Check (Juni)     Rp 161.200.000 Rp(161.200.000)

         

c. Kredit Memo (Mei) Rp (6.000.000) Rp 6.000.000    

Kredit Memo (Juni)   Rp (8.000.000)   Rp (8.000.000)

         

d. Debit Memo (Mei) Rp 1.200.000   Rp 1.200.000  

Debit Memo (Juni)     Rp (1.600.000) Rp 1.600.000

8. Cek kosong adalah sebuah cek yang ketika dicairkan oleh si penerima cek, cek tersebut tidak memiliki dana yang sesuai dengan nominal cek atau malah tidak mempunyai dana sama sekali di bank tersebut. Untuk kasus cek kosong bulan Mei 2010 yaitu perusahaan mendapatkan cek pada bulan

Mei 2010 dan sudah dicatat sebagai pendapatan di bulan Mei 2010. Namun setelah dikonfirmasi ke pihak bank pada bulan Juni 2010 cek tersebut kosong. Bank mencatat sesuai dengan catatan dari perusahaan yaitu dengan menambah saldo 31 Mei 2010 sebesar Rp 12.000.000, karena cek tersebut kosong maka harus dinolkan dengan cara menambah pengeluaran di bulan Juni 2010 sebesar Rp 12.000.000.

Untuk kasus Cek Kosong di bulan Juni 2010 sama seperti yang terjadi di bulan Mei 2010, cek tersebut baru dikonfirmasi di bulan Juli 2010 sedangkan catatan rekonsiliasi ini hanya mencatat kejadian yang terjadi di bulan Mei dan Juni 2010 saja. Sehingga bank mencatat sesuai dengan catatan dari perusahaan yaitu menambah penerimaan di bulan Juni 2010 sebesar Rp 14.000.000 dan berpengaruh terhadap bertambahnya saldo 30 Juni 2010 sebesar Rp 14.000.000.

| Pemeriksaan Akuntansi (Auditing) 40

Page 41: Modul Lab Auditing

Dari keterangan tersebut, diisikan pada masing-masing kolom sbb:

Keterangan Saldo

31 Mei 2010 Penerimaan Juni 2010

Pengeluaran Juni 2010

Saldo 30 Juni 2010

Saldo Bank Rp 381.100.000 Rp 1.408.700.000 Rp 1.243.100.000 Rp 546.700.000

         

a. Deposit In Transit (Mei) Rp 160.000.000 Rp (160.000.000)    

Deposit In Transit (Juni)   Rp 220.000.000   Rp 220.000.000

         

b. Out Standing Check (Mei) Rp (172.400.000)   Rp (172.400.000)  

Out Standing Check (Juni)     Rp 161.200.000 Rp(161.200.000)

         

c. Kredit Memo (Mei) Rp (6.000.000) Rp 6.000.000    

Kredit Memo (Juni)   Rp (8.000.000)   Rp (8.000.000)

         

d. Debit Memo (Mei) Rp 1.200.000   Rp 1.200.000  

Debit Memo (Juni)     Rp (1.600.000) Rp 1.600.000

         

e. Cek Kosong (Mei) Rp 12.000.000   Rp 12.000.000  

Cek Kosong (Juni)   Rp 14.000.000   Rp 14.000.000

9. Koreksi kesalahan yang terjadi pada kasus rekonsiliasi ini yaitu over statement dimana perusahaan mencatat melebihi nominal yang sesungguhnya sebesar Rp 900.000. Pencatatan yang dilakukan oleh pihak bank harus mengikuti catatan perusahaan dengan menambah saldo bulan Mei 2010 sebesar Rp 900.000 dan berpengaruh langsung terhadap saldo bulan Juni 2010 bertambah sebesar Rp 900.000.

Dari keterangan tersebut, diisikan pada masing-masing kolom sbb:

Keterangan Saldo

31 Mei 2010 Penerimaan Juni 2010

Pengeluaran Juni 2010

Saldo 30 Juni 2010

Saldo Bank Rp 381.100.000 Rp 1.408.700.000 Rp 1.243.100.000 Rp 546.700.000

         

a. Deposit In Transit (Mei) Rp 160.000.000 Rp (160.000.000)    

Deposit In Transit (Juni)   Rp 220.000.000   Rp 220.000.000

         

b. Out Standing Check (Mei) Rp (172.400.000)   Rp (172.400.000)  

Out Standing Check (Juni)     Rp 161.200.000 Rp(161.200.000)

         

c. Kredit Memo (Mei) Rp (6.000.000) Rp 6.000.000    

Kredit Memo (Juni)   Rp (8.000.000)   Rp (8.000.000)

         

d. Debit Memo (Mei) Rp 1.200.000   Rp 1.200.000  

Debit Memo (Juni)     Rp (1.600.000) Rp 1.600.000

         

e. Cek Kosong (Mei) Rp 12.000.000   Rp 12.000.000  

Cek Kosong (Juni)   Rp 14.000.000   Rp 14.000.000

         

f. Koreksi Kesalahan Rp 900.000     Rp 900.000

| Pemeriksaan Akuntansi (Auditing) 41

Page 42: Modul Lab Auditing

10. Dari keterangan diatas didapatkan jumlah Saldo perbook PT. Putra Bagaskara Indonesia yang terdiri dari Saldo per 31 Mei 2008, Penerimaan selama bulan juni 2008, Pengeluaran selama bulan juni 2008 dan Saldo per 30 juni 2008.

Dari keterangan tersebut, diisikan pada masing-masing kolom sbb:

Keterangan Saldo

31 Mei 2010 Penerimaan Juni 2010

Pengeluaran Juni 2010

Saldo 30 Juni 2010

Saldo Bank Rp 381.100.000 Rp 1.408.700.000 Rp 1.243.100.000 Rp 546.700.000

         

a. Deposit In Transit (Mei) Rp 160.000.000 Rp (160.000.000)    

Deposit In Transit (Juni)   Rp 220.000.000   Rp 220.000.000

         

b. Out Standing Check (Mei) Rp (172.400.000)   Rp (172.400.000)  

Out Standing Check (Juni)     Rp 161.200.000 Rp(161.200.000)

         

c. Kredit Memo (Mei) Rp (6.000.000) Rp 6.000.000    

Kredit Memo (Juni)   Rp (8.000.000)   Rp (8.000.000)

         

d. Debit Memo (Mei) Rp 1.200.000   Rp 1.200.000  

Debit Memo (Juni)     Rp (1.600.000) Rp 1.600.000

         

e. Cek Kosong (Mei) Rp 12.000.000   Rp 12.000.000  

Cek Kosong (Juni)   Rp 14.000.000   Rp 14.000.000

         

f. Koreksi Kesalahan Rp 900.000     Rp 900.000

         

Saldo per-book PT. P B I Rp 376.800.000 Rp 1.480.700.000 Rp 1.243.500.000 Rp 614.000.000

Maka dari perolehan tersebut didapatkan hasil yang sama dengan catatan perusahaan sbb:Saldo 31 Mei 2010 Rp 376.800.000 Penerimaan selama bulan Juni Rp 1.480.700.000

Rp 1.857.500.000 Pengeluaran selama bulan Juni Rp 1.243.500.000 Saldo 30 Juni 2010 Rp 614.000.000

| Pemeriksaan Akuntansi (Auditing) 42

Page 43: Modul Lab Auditing

I. PENGERTIAN PIUTANGStandar Akuntansi Keuangan menggolongkan piutang menurut sumber terjadinya dalam 2 kategori yaitu piutang usaha dan piutang lain-lain

Piutang usaha adalah piutang yang berasal dari penjualan barang dagangan atau jasa secara kredit

Piutang lain-lain adalah piutang yang timbul dari transaksi diluar kegiatan usaha normal perusahaan.

Piutang dinyatakan sejumlah tagihan dikurangi dengan taksiran jumlah yang tidak dapat ditagih. Jumlah kotor piutang harus tetap disajikan pada neraca didikuti dengan penyisihan untuk piutang yang tidak dapat ditagih.

Jenis-jenis piutang dalam suatu perusahaan dapat berupa : Piutang Usaha Piutang Pegawai Piutang Direksi Piutang Pemegang Saham Piutang Perusahaan Afiliasi Piutang lain-lain

II. TUJUAN PEMERIKSAAN (AUDIT OBJECTIVES) PIUTANG1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengendalian intern (internal control) yang

baik atas piutang dan transaksi penjualan, piutang dan penerimaan kas2. Untuk memeriksa validity (keabsahan) dan authenticity (keotentikan) daripada

piutang.3. Untuk memeriksa collectibility (kemungkinan tertagihnya) piutang dan cukup

tidaknya perkiraan allowance for bad debts (penyisihan piutang tak tertagih)4. Untuk memeriksa apakah penyajian piutang di neraca sesuai dengan prinsip

akuntansi yang berlaku umum di Indonesia

III.MEMBUAT KKP PIUTANGDalam membuat KKP dalam pemeriksaan piutang sebenarnya tidak jauh berbeda dengan jenis pemeriksaan kas dan pemeriksaan lainnya. Untuk format Top Schedule dan test transaksi tidak ada perubahan namun dalam Supporting Schedule akan kita buat sebagai Analisis Umur Piutang yang berfungsi untuk menjelaskan angka yang ada dalam adjusted balance juga untuk melihat jumlah piutang, mengetahui periode jatuh tempo hutang dan keterangan lain yang terkait dengan piutang tersebut.

| Pemeriksaan Akuntansi (Auditing) 43

Page 44: Modul Lab Auditing

Format Supporting Schedule Piutang :

PT. LABAMENANALISIS UMUR PIUTANG

NoNama

PelangganKonf.

JumlahRp

BelumMenunggak

Rp

31-60 hariRp

61-90 hariRp

91-120 hariRp

>120 hariRp

Dibuat oleh :Tanggal :

Direview oleh:Tanggal :

Client :Tanggal :

Periode :Index :

PT. LABAMEN INDONESIABUKU BESAR

PIUTANG

TANGGAL NO. VOUCHER KETERANGAN DEBIT KREDIT SALDO

1/1/2009   Saldo Awal     Rp 336,180,000

1/5/2009 CRI/01/001 PT. Fatrapolindo Nusa   Rp 12,000,000 Rp 324,180,000

1/10/2009 JV/01/001 PT. Dynaplast Rp 25,000,000   Rp 349,180,000

1/20/2009 CRI/01/002 PT. Tunas Alfin   Rp 78,500,000 Rp 270,680,000

2/2/2009 CRI/02/003 PT. Siwani Makmur   Rp 87,330,000 Rp 183,350,000

2/13/2009 CRI/02/004 PT. Fatrapolindo Nusa   Rp 7,500,000 Rp 175,850,000

2/27/2009 JV/02/002 PT. Kageo Jaya Rp 40,000,000   Rp 215,850,000

3/3/2009 CRI/03/005 PT. Dynaplast   Rp 25,000,000 Rp 190,850,000

3/12/2009 CRI/03/006 PT. Argha Karya Prima   Rp 88,400,000 Rp 102,450,000

3/23/2009 JV/03/003 PT. Kemasindo Utama Rp 14,300,000   Rp 116,750,000

4/2/2009 CRI/04/007 PT. Trias Sentosa   Rp 62,450,000 Rp 54,300,000

4/15/2009 JV/04/004 PT. Tunas Alfin Rp 47,000,000   Rp 101,300,000

4/27/2009 JV/04/005 PT. Fatrapolindo Nusa Rp 46,000,000   Rp 147,300,000

| Pemeriksaan Akuntansi (Auditing) 44

Page 45: Modul Lab Auditing

5/6/2009 JV/05/006 PT. Siwani Makmur Rp 28,710,000   Rp 176,010,000

5/11/2009 JV/05/007 PT. Argha Karya Prima Rp 75,000,000   Rp 251,010,000

5/21/2009 CRI/05/008 PT. Kageo Jaya   Rp 25,000,000 Rp 226,010,000

6/7/2009 JV/06/008 PT. Dynaplast Rp 44,400,000   Rp 270,410,000

6/15/2009 CRI/06/009 PT. Kemasindo Utama   Rp 14,300,000 Rp 256,110,000

6/22/2009 CRI/06/010 PT. Kageo Jaya   Rp 15,000,000 Rp 241,110,000

7/3/2009 JV/07/009 PT. Trias Sentosa Rp 45,000,000   Rp 286,110,000

7/13/2009 JV/07/010 PT. Kageo Jaya Rp 12,000,000   Rp 298,110,000

7/21/2009 CRI/07/011 PT. Siwani Makmur   Rp 28,710,000 Rp 269,400,000

8/3/2009 JV/08/011 PT. Dynaplast Rp 12,650,000   Rp 282,050,000

8/9/2009 JV/08/012 PT. Tunas Alfin Rp 9,500,000   Rp 291,550,000

8/24/2009 CRI/08/012 PT. Argha Karya Prima   Rp 75,000,000 Rp 216,550,000

9/1/2009 CRI/09/013 PT. Kageo Jaya   Rp 12,000,000 Rp 204,550,000

9/10/2009 JV/09/013 PT. Siwani Makmur Rp 56,000,000   Rp 260,550,000

9/29/2009 CRI/09/014 PT. Fatrapolindo Nusa   Rp 46,000,000 Rp 214,550,000

10/7/2009 JV/10/014 PT. Argha Karya Prima Rp 66,000,000   Rp 280,550,000

10/13/2009 JV/10/015 PT. Kageo Jaya Rp 44,000,000   Rp 324,550,000

10/22/2009 JV/10/016 PT. Trias Sentosa Rp 55,000,000   Rp 379,550,000

11/1/2009 CRI/11/015 PT. Tunas Alfin   Rp 47,000,000 Rp 332,550,000

11/11/2009 JV/11/017 PT. Fatrapolindo Nusa Rp 2,950,000   Rp 335,500,000

11/23/2009 JV/11/018 PT. Dynaplast Rp 42,000,000   Rp 377,500,000

12/5/2009 JV/12/019 PT. Trias Sentosa Rp 4,600,000   Rp 382,100,000

12/17/2009 JV/12/020 PT. Siwani Makmur Rp 10,000,000   Rp 392,100,000

12/25/2009 CRI/12/016 PT. Argha Karya Prima   Rp 66,000,000 Rp 326,100,000

Keterangan :Saldo Awal sejumlah Rp. 336.180.000,- merupakan sisa piutang yang belum terbayar pada tahun 2008 dan baru terbayar pada tahun 2009 dengan rincian sebagai berikut :PT. Tunas Alfin Rp. 78.500.000PT. Argha Karya Prima Rp. 88.400.000PT. Siwani Makmur Rp. 87.330.000PT. Fatrapolindo Nusa Rp. 19.500.000PT. trias Sentosa Rp. 62.450.000

Jumlah Rp.336.180.000

Buatlah : Analisis Umur Piutang, Supporting Schedule, Top Schedule tahun 2009 !

Langkah pertama.Buku besar piutang diatas biasanya telah tersedia dalam bentuk excel file. Langkah pertama yang anda lakukan adalah mengcopy file diatas ke sheet-2. Adapun tujuan dari mengcopy file buku besar ke sheet-2 adalah untuk menjaga file asli dari buku besar piutang supaya tetap terjaga keasliannya, sehingga dalam mengerjakan langkah- langkah selanjutnya anda bisa

| Pemeriksaan Akuntansi (Auditing) 45

Page 46: Modul Lab Auditing

menggunakan file buku besar yang terdapat pada sheet-2. Berikut cara mengcopy buku besar piutang ke sheet-2 :- Klik kiri kotak kecil antara kolom A dan baris-1 sehingga sheet-1 menjadi ter-blok

semua.- Klik kanan dan pilih copy dan klik sheet-2 - Klik kiri kotak kecil antara kolom A dan baris-1 pada sheet-2 sehingga sheet-2 menjadi

ter-blok semua.- Klik kanan dan pilih paste.

Langkah kedua.Pada langkah ini anda harus mengurutkan data piutang yang terdapat pada buku besar piutang berdasarkan nama perusahaan atau kolom-C. Adapun tujuan mengurutkan data piutang ini adalah untuk mempermudah dalam proses menganalisis saldo piutang setiap perusahaan. Berikut cara mengurutkan data piutang tersebut :- Blok buku besar dari cell A7 sampai dengan F42.- Klik Menu “Data” pada menu bar, lalu pilih Sort- Sort by “Column-C “, “Ascending”, “No header row”, lalu OK

Langkah ketigaData piutang yang telah diurutkan tadi selanjutnya dianalisis mana yang telah lunas dan yang belum lunas dengan memberi tanda pada jumlah piutang pada saat terjadinya transaksi piutang dengan pembayaran piutang tersebut.Hal pertama yang harus dilakukan adalah memberi tanda pelunasan piutang yang terjadi pada tahun sebelumnya atau tahun 2008. Adapun tanda yang diberikan adalah dengan suatu warna yang sama antara waktu terjadinya transaksi dengan pelunasan transaksi piutang tersebut.Setelah semua transaksi piutang yang terjadi pada tahun 2008 ditandai dengan suatu warna yang sama, selanjutnya menandai transaksi piutang yang terjadi pada tahun 2009 berdasarkan setiap perusahaan dengan warna yang saling berbeda dengan perusahaan- perusahaan lainnya.

PT. LABAMEN INDONESIABUKU BESAR

PIUTANG

TANGGAL NO.

VOUCHERKETERANGAN DEBIT KREDIT SALDO

1/1/2009   Saldo Awal     Rp 336,180,000

3/12/2009 CRI/03/006 PT. Argha Karya Prima   Rp 88,400,000 Rp 247,780,000

5/11/2009 JV/05/007 PT. Argha Karya Prima Rp 75,000,000   Rp 322,780,000

8/24/2009 CRI/08/012 PT. Argha Karya Prima   Rp 75,000,000 Rp 247,780,000

10/7/2009 JV/10/014 PT. Argha Karya Prima Rp 66,000,000   Rp 313,780,000 12/25/2009 CRI/12/016 PT. Argha Karya Prima   Rp 66,000,000 Rp 247,780,000

1/10/2009 JV/01/001 PT. Dynaplast Rp 25,000,000   Rp 272,780,000

3/3/2009 CRI/03/005 PT. Dynaplast   Rp 25,000,000 Rp 247,780,000

6/7/2009 JV/06/008 PT. Dynaplast Rp 44,400,000   Rp 292,180,000

8/3/2009 JV/08/011 PT. Dynaplast Rp 12,650,000   Rp 304,830,000

11/23/2009 JV/11/018 PT. Dynaplast Rp 42,000,000   Rp 346,830,000

| Pemeriksaan Akuntansi (Auditing) 46

Page 47: Modul Lab Auditing

1/5/2009 CRI/01/001 PT. Fatrapolindo Nusa   Rp 12,000,000 Rp 334,830,000

2/13/2009 CRI/02/004 PT. Fatrapolindo Nusa   Rp 7,500,000 Rp 327,330,000

4/27/2009 JV/04/005 PT. Fatrapolindo Nusa Rp 46,000,000   Rp 373,330,000

9/29/2009 CRI/09/014 PT. Fatrapolindo Nusa   Rp 46,000,000 Rp 327,330,000

11/11/2009 JV/11/017 PT. Fatrapolindo Nusa Rp 2,950,000   Rp 330,280,000

2/27/2009 JV/02/002 PT. Kageo Jaya Rp 40,000,000   Rp 370,280,000

5/21/2009 CRI/05/008 PT. Kageo Jaya   Rp 25,000,000 Rp 345,280,000

6/22/2009 CRI/06/010 PT. Kageo Jaya   Rp 15,000,000 Rp 330,280,000

7/13/2009 JV/07/010 PT. Kageo Jaya Rp 12,000,000   Rp 342,280,000

9/1/2009 CRI/09/013 PT. Kageo Jaya   Rp 12,000,000 Rp 330,280,000

10/13/2009 JV/10/015 PT. Kageo Jaya Rp 44,000,000   Rp 374,280,000

3/23/2009 JV/03/003 PT. Kemasindo Utama Rp 14,300,000   Rp 388,580,000

6/15/2009 CRI/06/009 PT. Kemasindo Utama   Rp 14,300,000 Rp 374,280,000

2/2/2009 CRI/02/003 PT. Siwani Makmur   Rp 87,330,000 Rp 286,950,000

5/6/2009 JV/05/006 PT. Siwani Makmur Rp 28,710,000   Rp 315,660,000

7/21/2009 CRI/07/011 PT. Siwani Makmur   Rp 28,710,000 Rp 286,950,000

9/10/2009 JV/09/013 PT. Siwani Makmur Rp 56,000,000   Rp 342,950,000

12/17/2009 JV/12/020 PT. Siwani Makmur Rp 10,000,000   Rp 352,950,000

4/2/2009 CRI/04/007 PT. Trias Sentosa   Rp 62,450,000 Rp 290,500,000

7/3/2009 JV/07/009 PT. Trias Sentosa Rp 45,000,000   Rp 335,500,000

10/22/2009 JV/10/016 PT. Trias Sentosa Rp 55,000,000   Rp 390,500,000

12/5/2009 JV/12/019 PT. Trias Sentosa Rp 4,600,000   Rp 395,100,000

1/20/2009 CRI/01/002 PT. Tunas Alfin   Rp 78,500,000 Rp 316,600,000

4/15/2009 JV/04/004 PT. Tunas Alfin Rp 47,000,000   Rp 363,600,000

8/9/2009 JV/08/012 PT. Tunas Alfin Rp 9,500,000   Rp 373,100,000

11/1/2009 CRI/11/015 PT. Tunas Alfin   Rp 47,000,000 Rp 326,100,000

Saldo awal sejumlah Rp. 336.180.000,- merupakan sisa piutang yang belum terbayar pada tahun 2008 dan baru terbayar pada tahun 2009 dengan rincian sebagai berikut :PT. Tunas Alfin Rp 78,500,000 PT. Argha Karya Prima Rp 88,400,000 PT. Siwani Makmur Rp 87,330,000 PT. Fatrapolindo Nusa Rp 19,500,000 PT. Trias Sentosa Rp 62,450,000

Rp 336,180,000 Keterangan :  Pembayaran tahun piutang thn 2008

Langkah keempat :Dari beberapa transaksi piutang yang tidak diberi warna adalah transaksi piutang yang belum terlunasi. Dan transaksi- transaksi piutang tersebut harus dikelompokkan berdasarkan perusahaannya untuk selanjutnya dibuat tabel analisis umur piutang sebelum dibuatnya supporting schedule seperti dibawah ini :

| Pemeriksaan Akuntansi (Auditing) 47

Page 48: Modul Lab Auditing

ANALISIS UMUR PIUTANG DAGANG

No. Konf.

Customer Tgl. Faktur Jumlah Jawaban Konf.

SKA 01 PT. Tunas Alfin 8/9/2009 Rp 9,500,000 CBSKA 02 PT. Dynaplast 6/7/2009 Rp 44,400,000 CB  PT. Dynaplast 8/3/2009 Rp 12,650,000 CB  PT. Dynaplast 11/23/2009 Rp 42,000,000 CBSKA 03 PT. Siwani Makmur 9/10/2009 Rp 56,000,000 CB  PT. Siwani Makmur 12/17/2009 Rp 10,000,000 CBSKA 04 PT. Fatrapolindo Nusa 11/11/2009 Rp 2,950,000 CBSKA 05 PT. Kageo Jaya 10/13/2009 Rp 44,000,000 CBSKA 06 PT. Trias Sentosa 7/3/2009 Rp 45,000,000 CB  PT. Trias Sentosa 10/22/2009 Rp 55,000,000 CB  PT. Trias Sentosa 12/5/2009 Rp 4,600,000 CB

Langkah kelima :Pada langkah ini anda diminta untuk membuat Supporting Schedule Piutang. Pada halaman sebelumnya sudah dilampirkan format Supporting Schedule Piutang. Adapun tujuan dari membuat supporting schedule piutang ini adalah untuk menganalisis dan mengelompokkan piutang- piutang dari pelanggan berdasarkan umur piutang tersebut.Pada form supporting schedule terdapat kolom “belum menunggak”, “31-60 hari”, “61-90 hari”, “91-120 hari”, dan “ >120 hari”. Arti dari setiap kolom tersebut adalah :- Kolom “belum menunggak” ditempati oleh transaksi piutang yang terjadi pada tanggal 1

Desember s/d 31 Desember.- Kolom “31-60 hari” ditempati oleh transaksi piutang yang terjadi pada tanggal 1

November s/d 31 November.- Kolom “61-90 hari” ditempati oleh transaksi piutang yang terjadi pada tanggal 1 Oktober

s/d 31 Oktober- Kolom “91-120 hari” ditempati oleh transaksi piutang yang terjadi pada tanggal 1

September s/d 31 September.- Kolom “ >120 hari” ditempati oleh transaksi piutang yang terjadi sebelum tanggal 1

September.Seperti contoh berikut :

PT. LABAMENSUPPORTING SCHEDULE / ANALISIS UMUR PIUTANGPER 31 DESEMBER 2009

| Pemeriksaan Akuntansi (Auditing) 48

Page 49: Modul Lab Auditing

NoNama

PelangganKonf.

JumlahRp

BelumMenunggak

Rp

31-60 hariRp

61-90 hariRp

91-120 hariRp

>120 hariRp

123.45..6.

Tunas AlfinDynaplastSiwani MakmurFatrapolindoKageo JayaTrias Sentosa

SKA01SKA02SKA03SKA04SKA05SKA06

Rp.9.500.000Rp.99.050.000Rp.66.000.000Rp. 2.950.000Rp.44.000.000Rp.104.600.000

Rp.10.000.000

Rp. 4.600.000

Rp.42.000.000

Rp. 2.950.000Rp.44.000.000Rp.55.000.000

Rp.56.000.000

Rp.9.500.000Rp.57.050.000

Rp.45.000.000

Dibuat oleh :Tanggal :

Direview oleh:Tanggal :

Client :Tanggal :

Periode :Index :

Langkah keenam.Langkah ini adalah langkah terakhir dalam mengaudit piutang dagang suatu perusahaan yaitu membuat Top Schedule Piutang Dagang. Setelah melakukan analisis terhadap piutang dagang, auditor membuat kesimpulan dari proses analisis tersebut yang tuangkan dalam bentuk Top Schedule Piutang Dagang.Format top schedule piutang dagang sama dengan bentuk format top schedule pada audit kas & setara kas.Pada format top schedule terdapat kolom-kolom seperti berikut :1. Keterangan.2. WP Ref3. Per Book 31/12/20094. Adjusment (Debit & Kredit)5. Adjusted Balance 31/12/2009, dan6. Balance 31/12/2008.

Setiap kolom tersebut memiliki arti sebagai berikut :1. Keterangan.

Kolom “keterangan” dalam format top schedule diisi dengan nama audit yang sedang dilakukan, yaitu audit yang sedang kita lakukan saat ini adalah audit piutang dagang maka kolom “keterangan” diisi dengan Piutang Dagang.

2. WP Ref.WP Ref yang singkatan dari Working Paper Referensi digunakan untuk memberikan tanda referensi untuk setiap jenis audit yang dilakukan. Untuk audit piutang memiliki WP ref =

3. Per Book 31/12/2009Kolom ini digunakan untuk tempat mengisi saldo akhir dari buku besar yang disdiakan oleh perusahaan untuk setiap jenis auditnya.Pada contoh kasus piutang diatas memiliki saldo akhir pada buku besar sebesar Rp.268.800.000,-

4. Adjustment Kolom ini disebut kolom penyesuaian yang memiliki 2 kolom didalamnya yaitu kolom debit & kolom kredit. Kolom penyesuaian digunakan jika ada sesuatu yang harus disesuaikan dalam hal hubungan terhadap audit yang dilakukan. Kolom debit digunakan

| Pemeriksaan Akuntansi (Auditing) 49

Page 50: Modul Lab Auditing

untuk menyesuaikan saldo akhir pada buku besar perusahaan yang besifat menambah saldo tersebut. Dan sebaliknya untuk kolom kredit penyesuaian.

5. Adjusted Balance 31/12/2009Kolom ini digunakan untuk mengisi saldo hasil akhir setelah proses penyesuaian. Jumlah pada saldo ini adalah penjumlahan dari jumlah pada kolom Perbook 31/12/2009 ditambah jumlah pada kolom debit penyesuaian atau dikurang dengan jumlah pada kolom kredit penyesuaian.

6. Balance 31/12/2009Kolom ini adalah kolom saldo awal pada buku besar piutang dagang perusahaan.

Hutang jangka pendek adalah kewajiban perusahaan kepada pihak ketiga, yang jatuh tempo atau harus dilunasi dalam waktu kurang atau sama dengan satu tahun, atau dalam satu

| Pemeriksaan Akuntansi (Auditing) 50

Page 51: Modul Lab Auditing

siklus operasi normal perusahaan, biasanya dengan menggunakan harta lancar (current assets) perusahaan.

Contoh kewajiban jangka pendek :1. Hutang Dagang (Accounts Payable)

Yaitu kewajiban kepada pihak ketiga dari pembelian barang atau jasa secara kredit yang harus dilunasi dalam waktu kurang atau sama dengan satu tahun.

2. Pinjaman dari Bank (Short Term Loan)Yaitu pinjaman yang diperoleh dari bank dan didukung oleh suatu perjanjian kredit (loan agreement), bisa dalam bentuk kredit modal kerja (working capital loan) ataupun kredit rekening koran (overdraft facility).

3. Hutang Pajak (Taxes Payable)Yaitu kewajiban pajak perusahaan yang harus dilunasi dalam periode berikutnya, misal hutang PPH 21, PPH 25, PPN.

4. Biaya Yang Masih Harus Dibayar (Accrued Expenses)Yaitu biaya yang sudah terjadi dan menjadi beban periode yang diperiksa, tetapi baru akan dilunasi dalam periode berikutnya.

Tujuan Pemeriksaan (Audit Objectives) Kewajiban Jangka Pendek 1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang baik atas kewajiban jangka

pendek.2. Kewajiban jangka pendek yang tercantum di neraca didukung oleh bukti-bukti yang

lengkap dan berasal dari transaksi yang betul-betul terjadi.3. Semua kewajiban jangka pendek perusahaan sudah tercatat per tanggal neaca.4. Kewajiban leasing, jika ada, sudah dicatat sesuai dengan standar sewa guna usaha.5. Accrured Expenses jumlahnya resonable (masuk akal/wajar atau tidak), dalam arti tidak

terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Karena kalau jumlahnya terlalu besar berarti laba akan dilporkan terlalu kecil (underststed) dan kalau accrured expenses terlalu kecil laba akan dilaporkan terlalu besar (overststed).

Hutang DagangHutang dagang adalah hutang yang berasal dari transaksi pembelian barang dangangan, bahan baku & penolong, jasa-jasa yang diperlukan dalam kegiatan normal perusahaan. Hutang dangang timbul dari taransaksi pembelian kredit harus dicatatpada saat terjadinya penyerahan hak milik atas barang yang diperjual-belikan, dari pihak penjual kepada pihak pembeli (perusahaan sebagai debitur).

BERIKUT CONTOH KASUS AUDIT UTANG DAGANGPADA PT. LABAMEN

PT. LABAMEN

BUKU BESAR

HUTANG DAGANG

| Pemeriksaan Akuntansi (Auditing) 51

Page 52: Modul Lab Auditing

TANGGAL NO.VOUHCER KETERANGAN DEBIT KREDIT SALDO

01/01/2009   Saldo Awal     525.320.000

01/02/2009 MRI/01/001 PT. Bayu Ramadhan Rp 50.800.000   474.520.000

05/01/2009 HSB/01/001 PT. Anggia Kencana   Rp 27.000.000 501.520.000

08/01/2009 SBJ/01/001 PT. Annisa Sentosa Rp 89.780.000   411.740.000

15/02/2009 HSB/02/002 PT. Kristin Hakim   Rp 79.000.000 490.740.000

17/02/2009 HSB/02/003 PT. Nadia Jaya Utama Rp 69.700.000   421.040.000

28/02/2009 MRI/02/002 PT. Ema Makmur Rp 45.000.000   376.040.000

02/03/2009 SBJ/02/002 PT. Annisa Sentosa   Rp 90.000.000 466.040.000

08/03/2009 SBJ/03/003 PT. Andrian Sejahtera Rp 54.600.000   411.440.000

11/03/2009 MRI/03/003 PT. Syahrul Raya   Rp 91.000.000 502.440.000

13/03/2009 MRI/03/004 PT. Sukma Hadi Jaya Rp 63.000.000   439.440.000

17/03/2009 HSB/03/004 PT. TenQ Abadi   Rp 62.000.000 501.440.000

25/03/2009 HSB/03/005 PT. Rizky Harapan   Rp 35.900.000 537.340.000

16/04/2009 MRI/04/005 PT. Ema Makmur   Rp 56.000.000 593.340.000

20/04/2009 MRI/04/006 PT. Annisa Sentosa   Rp 35.000.000 628.340.000

22/04/2009 SBJ/04/004 PT. Bayu Ramadhan   Rp 54.000.000 682.340.000

26/04/2009 SBJ/04/005 PT. Nadia Jaya Utama   Rp 35.600.000 717.940.000

30/04/2009 HSB/04/006 PT. Andrian Sejahtera   Rp 15.250.000 733.190.000

05/05/2009 SBJ/05/006 PT. Syahrul Raya Rp 41.000.000   692.190.000

21/05/2009 SBJ/05/007 PT. Sukma Hadi Jaya   Rp 46.500.000 738.690.000

29/05/2009 MRI/05/007 PT. Anggia Kencana Rp 97.000.000   641.690.000

02/06/2009 HSB/06/007 PT. Kristin Hakim Rp 59.000.000   582.690.000

09/06/2009 HSB/06/008 PT. TenQ Abadi Rp 26.000.000   556.690.000

16/06/2009 SBJ/06/008 PT. Rizky Harapan   Rp 64.000.000 620.690.000

25/06/2009 MRI/06/008 PT. Anggia Kencana   Rp 6.000.000 626.690.000

15/07/2009 SBJ/07/009 PT. Ema Makmur Rp 56.000.000   570.690.000

28/07/2009 SBJ/07/010 PT. Andrian Sejahtera   Rp 30.200.000 600.890.000

06/08/2009 SBJ/08/011 PT. Sukma Hadi Jaya Rp 26.500.000   574.390.000

10/08/2009 HSB/08/009 PT. Kristin Hakim Rp 44.730.000   529.660.000

18/08/2009 HSB/08/010 PT. Bayu Ramadhan Rp 54.000.000   475.660.000

28/08/2009 MRI/08/009 PT. Nadia Jaya Utama Rp 15.600.000   460.060.000

01/09/2009 MRI/09/010 PT. Kristin Hakim Rp 20.000.000   440.060.000

11/09/2009 HSB/09/011 PT. Syahrul Raya Rp 26.000.000   414.060.000

24/11/2009 SBJ/11/012 PT. Nadia Jaya Utama   Rp 24.000.000 438.060.000

29/11/2009 HSB/11/012 PT. Ema Makmur   Rp 87.200.000 525.260.000

01/12/2009 MRI/12/011 PT. Nadia Jaya Utama Rp 24.000.000   501.260.000

08/12/2009 MRI/12/012 PT. Annisa Sentosa Rp 35.000.000   466.260.000

15/12/2009 SBJ/12/013 PT. Rizky Harapan Rp 35.900.000   430.360.000

27/12/2009 HSB/12/013 PT. Sukma Hadi Jaya Rp 20.000.000   410.360.000

01/01/2010 HSB/13/014 PT. Rizky Harapan   Rp 34.000.000 464.360.000

02/01/2010 MRI/13/013 PT. Nadia Jaya Utama  Rp 20.000.000 444.360.000

17/01/2010 SBJ/13/014 PT. Syahrul Raya Rp 24.000.000   420.360.000

22/01/2010 SBJ/014/015 PT. Rizky Harapan Rp 44.000.000   366.360.000

10/02/2010 MRI/14/014 PT. Annisa Sentosa Rp 60.000.000   306.360.000

28/02/2010 MRI/15/015 PT. Kristin Hakim   Rp 35.000.000 341.360.000

02/03/2010 HSB/14/015 PT. Bayu Ramadhan   Rp 8.970.000 350.330.000

04/03/2010 SBJ/015/016 PT. Annisa Sentosa Rp 10.000.000   340.330.000

| Pemeriksaan Akuntansi (Auditing) 52

Page 53: Modul Lab Auditing

11/03/2010 MRI/15/015 PT. Rizky Harapan Rp 30.000.000   310.330.000

12/03/2010 HSB/14/016 PT. Annisa Sentosa Rp 10.000.000   300.330.000

15/03/2010 MRI/16/016 PT. Andrian Sejahtera Rp 15.250.000   285.080.000

Ket :

Saldo Awal sejumlah Rp. 525.320.000 merupakan sisa hutang yang belum dibayar pada tahun 2008.

Dan baru dibayar pada tahun 2009 dengan rincian sebagai berikut :

PT. Anggia Kencana Rp 97.000.000

PT. Sukma Hadi Jaya Rp 63.000.000

PT. Annisa Sentosa Rp 89.780.000

PT. Bayu Ramadhan Rp 50.800.000

PT. Ema Makmur Rp 45.000.000

PT. Kristin Hakim Rp 44.730.000

PT. Nadia Jaya Utama Rp 69.700.000

PT. Andrian Sejahtera Rp 54.600.000

Langkah 1 : Setelah kamu menerima buku besar hutang maka anda menginput kembali data tersebut ke dalam Spread Sheet (Ms. Excel) hanya kolom saldo menggunakan rumus. Untuk informasi pada saldo buku besar hutang, saldo bertambah di sisi kredit dan berkurang disisi debit.

Langkah 2 : Kamu diharuskan memeriksa data hutang yang belum dibayar maupun yang sudah selama tahun 2009 dan juga sisa hutang di tahun 2008. Caranya kamu harus mengcopy data buku besar tersebut (Keterangan, Debit, Kredit & Saldo) kemudian kamu urutkan atau Sort data tersebut (Keterangan, Debit, Kredit) berdasarkan kolom Keterangan. Lalu kamu bisa berikan tanda data hutang yang sudah dibayar oleh perusahaan. Pisahkan data antara tahun yang kamu audit dengan yang bukan (2009 dengan 2010) seperti gambar dibawah.

| Pemeriksaan Akuntansi (Auditing) 53

Page 54: Modul Lab Auditing

Data hutang tahun 2008Keterangan Debit Kredit Saldo

Saldo Awal     Rp 525.320.000

PT. Andrian Sejahtera Rp 54.600.000   Rp 470.720.000

PT. Andrian Sejahtera   Rp 15.250.000 Rp 485.970.000

PT. Andrian Sejahtera   Rp 30.200.000 Rp 516.170.000

PT. Anggia Kencana   Rp 27.000.000 Rp 543.170.000

PT. Anggia Kencana Rp 97.000.000   Rp 446.170.000

PT. Anggia Kencana   Rp 6.000.000 Rp 452.170.000

PT. Annisa Sentosa Rp 89.780.000   Rp 362.390.000

PT. Annisa Sentosa   Rp 90.000.000 Rp 452.390.000

PT. Annisa Sentosa   Rp 35.000.000 Rp 487.390.000

PT. Annisa Sentosa Rp 35.000.000   Rp 452.390.000

PT. Bayu Ramadhan Rp 50.800.000   Rp 401.590.000

PT. Bayu Ramadhan   Rp 54.000.000 Rp 455.590.000

PT. Bayu Ramadhan Rp 54.000.000   Rp 401.590.000

PT. Ema Makmur Rp 45.000.000   Rp 356.590.000

PT. Ema Makmur   Rp 56.000.000 Rp 412.590.000

PT. Ema Makmur Rp 56.000.000   Rp 356.590.000

PT. Ema Makmur   Rp 87.200.000 Rp 443.790.000

PT. Kristin Hakim   Rp 79.000.000 Rp 522.790.000

PT. Kristin Hakim Rp 59.000.000   Rp 463.790.000

PT. Kristin Hakim Rp 44.730.000   Rp 419.060.000

PT. Kristin Hakim Rp 20.000.000   Rp 399.060.000

PT. Nadia Jaya Utama Rp 69.700.000   Rp 329.360.000

PT. Nadia Jaya Utama   Rp 35.600.000 Rp 364.960.000

PT. Nadia Jaya Utama Rp 15.600.000   Rp 349.360.000

PT. Nadia Jaya Utama   Rp 24.000.000 Rp 373.360.000

PT. Nadia Jaya Utama Rp 20.000.000   Rp 353.360.000

PT. Rizky Harapan   Rp 35.900.000 Rp 389.260.000

PT. Rizky Harapan   Rp 64.000.000 Rp 453.260.000

PT. Rizky Harapan Rp 35.900.000   Rp 417.360.000

PT. Sukma Hadi Jaya Rp 63.000.000   Rp 354.360.000

PT. Sukma Hadi Jaya   Rp 46.500.000 Rp 400.860.000

PT. Sukma Hadi Jaya Rp 26.500.000   Rp 374.360.000

PT. Sukma Hadi Jaya Rp 20.000.000   Rp 354.360.000

PT. Syahrul Raya   Rp 91.000.000 Rp 445.360.000

PT. Syahrul Raya Rp 41.000.000   Rp 404.360.000

PT. Syahrul Raya Rp 26.000.000   Rp 378.360.000

PT. TenQ Abadi   Rp 62.000.000 Rp 440.360.000

PT. TenQ Abadi Rp 26.000.000   Rp 414.360.000

Langkah 3: Setelah data diatas kamu buat maka sekarang kamu tingal membuat Supporting

Schedule. Untuk kolom saldo 31/12/09 di isikan dengan jumlah hutang yang

| Pemeriksaan Akuntansi (Auditing) 54

Page 55: Modul Lab Auditing

belum dibayar selama tahun 2009. sedangkan kolom Subsequent Payment

(s/d25/03/2010) di isi dengan jumlah hutang yang belum dibayar dari 31/12/09

sampai 25/03/2010.

PT. LABAMEN GROUP INDONESIA

SUPPORTING SCHEDULE - HUTANG DAGANG

PERIODE JANUARI - DESEMBER 2009

NoKeterangan

Saldo Saldo Subsequent Payment

  31/12/09 31/12/08 (s/d 25/03/10)

1 PT. Andrian Sejahtera Rp 45.450.000 - Rp 30.200.000

2 PT. Anggia Kencana Rp 33.000.000 - Rp 33.000.000

3 PT. Annisa Sentosa Rp 90.000.000 - Rp 10.000.000

4 PT. Bayu Ramadhan Rp - - Rp 8.970.000

5 PT. Ema Makmur Rp 87.200.000 - Rp 87.200.000

6 PT. Kristin Hakim Rp. - - Rp 35.000.000

7 PT. Nadia Jaya Utama Rp 4.000.000 - Rp 24.000.000

8 PT. Rizky Harapan Rp 64.000.000 - Rp 24.000.000

9 PT. Sukma Hadi Jaya Rp. - - Rp -

10 PT. Syahrul Raya Rp 24.000.000 - Rp -

11 PT. TenQ Abadi Rp. 36.000.000 -  Rp. 36.000.000

Jumlah Rp 383.650.000 Rp 525.320.000 Rp 288.370.000

   

   

  Saldo per audit 31-12-09 Rp 410.360.000  

   

   

Dibuat Oleh : Direview : Client : Periode :

      31/12/2009

Tanggal : Tanggal : Schedule : Indeks :

      Hutang Dagang M

Langkah 4 : Buatlah Top Schedule

| Pemeriksaan Akuntansi (Auditing) 55

Page 56: Modul Lab Auditing

PT. LABAMEN

TOP SCHEDULE – HUTANG

PERIODE JANUARI - DESEMBER 2009

Keterangan WP REF

Per Book 31-12-09

Adjusment Financial Balance 31-12-09

Balance 31-12-08

Debit Kredit

             

Hutang Dagang M1 414.360.000   416.360.000 ,- 525.320.000 ,-

         

             

             

    414.360.000   416.360.000 525.320.000

             

             

DiBuat Oleh : Direview Oleh : Client :   Periode : Index :

           

M Tanggal : Tanggal : Schedule :  

           

Langkah 5 : Karena pemeriksaan hutang perusahaan melibatkan pihak ke tiga maka kita wajib

membuat surat konfirmasi ke perusahaan lain yang menjadi pihak ketiga untuk

menanyakan kebenaran dari jumlah hutang yang tercantum pada buku besar hutang

perusahaan. Contoh surat konfirmasi sebagai berikut

| Pemeriksaan Akuntansi (Auditing) 56

Page 57: Modul Lab Auditing

Jakarta, 05 Januari 2010

Kepada Yth,

PT. ANDRIAN SEJAHTERA

Cikarang - Bekasi

Dengan Hormat,

Sehubungan dengan pemeriksaan yang dilakukan oleh akuntan publik kami terhadap

laporan keuangan kami per 31 Desember 2009 kami mohon bantuan anda untuk memeriksa

kebenaran data dibawah ini. Setelah diisi dan ditandatangani, bagian bawah surat ini agar

dikembelikan kepada :

Kantor Akuntan Publik “Gunadarma & Rekan”

Jl. Akses UI Kelapa Dua

Dengan menggunakan amplop jawaban terlampir.

Hutang PT. ANDRIAN SEJAHTERA kepada kami yaitu sebesar Rp. 45.450.000,- (empat puluh

lima juta empat ratus lima puluh ribu rupiah.)

Seandainya ada perbedaan, mohon dijelaskan dengan angka menurut catatan anda.

(Transaksi sesudah tanggal 31 Desember 2009 tidak perlu diperhitungkan).

Atas kerjasama anda kami ucapkan terima kasih.

Hormat kami,

PT. LABAMEN

( Ratih Sukma P , SE )

Accounting Manager

| Pemeriksaan Akuntansi (Auditing) 57

Page 58: Modul Lab Auditing

(ini bukan permintaan pembayaran)

Konfirmasi No. SKA 01/LAB

Menurut catatan kami, saldo hutang/piutang kami kepada PT. LABAMEN GROUP

INDONESIA pada tanggal 31 Januari 2010 sebesar Rp. 45.450.000,- (empat puluh lima juta

empat ratus lima puluh ribu rupiah.) adalah benar/dengan pengecualian dibawah ini.

Nama : Ira Ilama , SE

PT. ANDRIAN KENCANA

Tanda Tangan :

Jabatan : Accounting Manager

| Pemeriksaan Akuntansi (Auditing) 58

Page 59: Modul Lab Auditing

Hutang jangka panjang adalah kewajiban perusahaan kepada pihak ketiga, yang jatuh tempo atau harus dilunasi dalam waktu lebih dari satu tahun yang akan datang.

Contoh kewajiban jangka panjang :- Kredit Investasi (Long Term Loan)- Hutang obligasi (Bond Payable)

Jenis-jenis obligasi yaituo Term Bonds : obligasi yang seluruhnya jatuh tempo pada suatu tanggal tertentuo Convertible Bonds : obligasi yang bisa ditukar dengan surat berhargao Serial Bonds: obligasi yang tanggal jatuh temponya bertahap.o Callable Bonds : obligasi yang memberikan hak kepada perusahaan yang

mengeluarkan obligasi tersebut, untuk melunasi obligasi tersebut sebelum tanggal jatuh temponya.

- Wesel bayar (Promissory Notes) yang jatuh temponya lebih dari satu tahun- Hutang kepada Pemegang Saham atau kepada Perusahaan Induk (Holding

company) atau kepada Perusahaan Afiliasi (Affilliated Company)- Subordinated Loan (Hutang Subordinasi)

Yaitu hutang sari pemegang saham atau perusahaan induk.- Bridging Loan

Yaitu pinjaman sementara yang akan dikembalikan jika kredit investasi yang dibutuhkan perusahaan sudah diperoleh.

- Hutang Leasing (Hutang dalam rangka sewa guna)Yaitu hutang yang diperoleh dari perusahaan leasing untuk pembelian aktiva tetap dan biasanya dicicil dalam jangka panjang.

Tujuan pemeriksaan (Audit Objectives) kewajiban jangka panjang :1. Terdapat internal control yang baik atas kewajiban jangka panjang.2. Kewajiban jangka panjang yang tercantum di Neraca betul-betul merupakan kewajiban

perusahaan.3. Kewajiban jangka panjang yang menjadi perusahaan sudah dicatat seluruhnya per tanggal

neraca dan diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang berwenang.4. Biaya bunga dan bunga yang terhutang dari kewajiban jangka panjang serta amortisasi

dari premium/discount obligasi telah dicatat per tanggal neraca.

Teknis pelaksanaan audit hutang tidak jauh berbeda pada saat melakukan audit piutang yang telah dijelaskan pada semester lalu.

| Pemeriksaan Akuntansi (Auditing) 59

Page 60: Modul Lab Auditing

Pengujian Analitik terhadap Hutang Jangka Panjang

Pengujian analitik terhadap hutang jangka panjang dimaksudkan untuk membantu Auditor dalam memahami bisnis klien dan menemukan bidang audit yang memerlukan audit lebih intensif. Untuk itu auditor perlu malakukan perhitungan rasio sbb :

Rasio Formula

Rasio Hutang terhadap total Aktiva (Debt Ratio) Total hutang : Total aktiva

Rasio Hutang terhadap Total Ekuitas Total hutang : Total Ekutias

Times Interest Earnet (TIE) Laba Bersih Usaha : Biaya Bunga Obligasi

Rasio Biaya Bunga terhadap Utang Biaya Bunga : Rata-rata Utang

Rasio tersebut kemudian dibandingkan dengan harapan Auditor, misalnya : Rasio tahun lalu Rata-rata rasio Industri Rasio yang dianggarkan

Perbandingan rasio tersebut dapat membantu Auditor mengungkapkan : Pristiwa/transaksi luar biasa Perubahan akuntansi Perubahan usaha Fluktuasi acak Salah saji

Pengujian Terhadap Transaksi Rinci

1. Usut penerimaan kas dari utang jangka panjang2. Minta konfirmasi dari Trust Company3. Periksa dokumen pendukung transaksi pembayaran utang

jangka panjang dan bunga4. Periksa Aktiva yang dijaminkan untuk utang jangka panjang5. Periksa polis Aktiva yang dijaminkan untuk utang jangka

panjang6. Periksa kepatuhan klien terhadap batasan yang dikenakan oleh

kreditur7. Periksa dikumen yang mendukung transaksi treasury bonds8. Verifikasi perhitungan bunga, amortisasi agio/disagio.

Pengujian Terhadap dokumen/catatan Rinci

1. Minta atau buatlah daftar utang jangka panjang2. Minta copy Surat Perjanjian penarikan kredit dan Trust Indenture :

a. Jumlah kredit yang disepakati untuk ditarik klien

| Pemeriksaan Akuntansi (Auditing) 60

Page 61: Modul Lab Auditing

b. Penggunaan danac. Jangka waktu kreditd. Tanggal jatuh tempoe. Tarif bunga dan tanggal pembayaran bungaf. Kewajiban klien untuk memelihara aktiva yang dijaminkan dalam

penarikan utang jangka panjangg. Jenis dan nilai aktiva yang dijaminkan dalam penarikan utang

tersebuth. Batasan yang dikenakan terhadap klien

Penarikan utang jangka panjang terhadap klien dari pihak lain Pembagian deviden Kewawiban klien untuk mempertahankan modal kerja dalam jumlah tertentu.

3. Periksa kesesuaian penilaian utang jangka panjang dengan PABU4. Hitung kembali amortiasai agio/disagio obligasi

| Pemeriksaan Akuntansi (Auditing) 61