modul lab jaringan

34
PERTEMUAN V Remoting Pada Windows Menggunakan UltraVNC I. Tujuan: 1. Praktikan mengetahui cara pengendalian komputer dari jarak jauh menggunakan UltraVNC II. Teori: Remoting merupakan istilah dalam jaringan komputer yang mengacu kepada konsep untuk mengendalikan komputer yang berjauhan secara fisik, namun saling terhubung dalam sebuah jaringan. Kemampuan ini akan sangat berguna terutama bagi pengguna yang memerlukan akses penuh kepada sebuah komputer dalam jaringan, tanpa harus secara langsung berada di depan komputer tersebut. Contohnya, seorang teknisi komputer yang berada di gedung A, dapat melakukan remote kepada komputer yang berada di B untuk melakukan perbaikan komputer yang berada di gedung B tersebut tanpa meninggalkan ruangan tempat dia berada. Fitur remote ini sebenarnya sudah disediakan oleh Microsoft pada sistem operasi Windows XP Professional dan Windows Vista. Namun fitur tersebut memiliki beberapa keterbatasan.Salah satu aplikasi remote adalah: UltraVNC. Aplikasi ini berisifat Freeware dan menyediakan kemudahan pakai serta berbagai fitur tambahan. Selain untuk remote, UltraVNC juga dapat digunakan oleh manager perusahaan dalam mengawasi penggunaan komputer karyawannya. Ultra VNC dapat di download di http://www.uvnc.com . 1

Upload: jujuk-kurniawan

Post on 20-Feb-2016

26 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Jarkom

TRANSCRIPT

Page 1: Modul Lab Jaringan

PERTEMUAN VRemoting Pada Windows Menggunakan UltraVNC

I. Tujuan:

1. Praktikan mengetahui cara pengendalian komputer dari jarak jauh menggunakan

UltraVNC

II. Teori:

Remoting merupakan istilah dalam jaringan komputer yang mengacu kepada konsep

untuk mengendalikan komputer yang berjauhan secara fisik, namun saling terhubung dalam

sebuah jaringan. Kemampuan ini akan sangat berguna terutama bagi pengguna yang

memerlukan akses penuh kepada sebuah komputer dalam jaringan, tanpa harus secara

langsung berada di depan komputer tersebut. Contohnya, seorang teknisi komputer yang

berada di gedung A, dapat melakukan remote kepada komputer yang berada di B untuk

melakukan perbaikan komputer yang berada di gedung B tersebut tanpa meninggalkan

ruangan tempat dia berada.

Fitur remote ini sebenarnya sudah disediakan oleh Microsoft pada sistem operasi

Windows XP Professional dan Windows Vista. Namun fitur tersebut memiliki beberapa

keterbatasan.Salah satu aplikasi remote adalah: UltraVNC. Aplikasi ini berisifat Freeware

dan menyediakan kemudahan pakai serta berbagai fitur tambahan. Selain untuk remote,

UltraVNC juga dapat digunakan oleh manager perusahaan dalam mengawasi penggunaan

komputer karyawannya. Ultra VNC dapat di download di http://www.uvnc.com.

UltraVNC menggunakan konsep client-server dalam aplikasinya. UltraVNC Server

dijalankan pada komputer yang di-remote, serta UltraVNC Viewer pada komputer yang men-

remote.

III. Prosedur Praktik:

A. Install Aplikasi UltraVNC pada komputer server dan client.

Pada saat modul ini ditulis, versi UltraVNC terakhir adalah 1.0.5.

1. Jalankan (double-klik) file instalasi UltraVNC.

2. Pilih bahasa yang akan digunakan selama istalasi.

Gambar 5.1 Pilihan Bahasa Instalasi UltraVNC

1

Page 2: Modul Lab Jaringan

3. Pada jendela “Welcome to the UltraVNC Setup Wizard” klik button next.

Gambar 5.2 Tampilan awal instalasi UltraVNC

4. Lanjutkan proses instalasi sampai pada jendela “Select Component”

Gambar 5.3 Pilihan Instalasi

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, UltraVNC terdiri dari 2 aplikasi utama, yaitu

Server dan Viewer. Pilihan ini tergantung pada keperluan, untuk praktikum ini pilih

“Full Installation”. Klik tombol “Next”.

5. Pada Jendela “Optional non-GPL addons recommended for Vista” hilangkan tanda

centang pada : ”Download Vista addons files now ”. Hal ini dikarenakan Vista memiliki

sistem yang sedikit berbeda, namun kerena tidak terlalu dibutuhkan, kita dapat

mengabaikannya.

Gambar 5.4 Pilihan untuk download addon

6. Pada Jendela “Optional non-GPL addons Mirror Driver 1.0.5” hilangkan tanda centang

pada : ”Download the mirror driver ”. Fitur ini sebenarnya digunakan untuk memper-

cepat koneksi nantinya, namun karena membutuhkan koneksi internet dan tidak terlalu

penting, kita dapat mengabaikannya.

2

Page 3: Modul Lab Jaringan

Gambar 5.5 Pilihan untuk download mirror driver

7. Pada Jendela “Select Additional Tasks” ada beberapa pilihan : “Register UltraVNC

Server as a system service” dan “Start or Restart UltraVNC service”. Keduanya dapat

dipilih jika nantinya UltraVNC Server aktif setiap kali komputer dihidupkan. Namun

hal ini juga dapat di konfugurasi nanti.

8. Lanjutkan Instalasi, Jika sudah berhasil, klik tombol “Finish”.

B. Menjalankan UltraVNC Server.

UltraVNC Server digunakan sebagai aplikasi yang menerima panggilan remote. Sehingga

untuk dapat melakukan remote, UltraVNC Server harus sudah diaktifkan.

1. Pada Windows XP, pilih START → All Programs → UltraVNC → UltraVNC Server

Gambar 5.6 menjalankan UltraVNC Server

2. Klik kanan icon UltraVNC pada Tray Icon, pilih Admin Properties

Gambar 5.7 Tray icon UltraVNC Server

3. Jendela “Ultr@VNC Server Property Page” seperti gambar 5.8 akan tampil . Inilah

jendela utama dalam mengkonfigurasi UltraVNC Server. Kita tidak akan membahas

semua pilihan, hanya beberapa saja yang cukup penting.

4. Pada bagian “Authentication”, terdapat inputan berupa “VNC Password”. Inilah

password yang akan digunakan jika nanti ada komputer lain yang akan melakukan

remote. Sebagai percobaan, masukkan “1234” sebagai pasword.

3

Page 4: Modul Lab Jaringan

Gambar 5.8 Jendela Tampilan“Ultr@VNC Server Property Page”

5. Pada bagian “Keyboard & Mouse”, kita dapat membatasi apakan mouse dan keyboard

dapat aktif atau tidak saat dilakukan proses remote.

6. Pada bagian “Incoming Connections”, pilihan “Allow Lookback Connections” jika

diaktifkan, kita dapat melakukan remote pada komputer sendiri.

7. Jika setingan sudah sesuai. Klik tombol “Apply” atau “OK”.

C. Menjalankan UltraVNC Viewer.

Setelah konfigurasi pada sisi server, kita akan mencoba melakukan remote dengan UltraVNC

Viewer.

1. Pada Windows XP, pilih START → All Programs → UltraVNC → UltraVNC Viewer

Gambar 5.9 Menu untuk menjalankan UltraVNC Viewer

4

Page 5: Modul Lab Jaringan

2. Jendela “Ultr@VNC Viewer - Connection 105” akan muncul . Pada jendela ini kita akan

melakukan beberapa konfigurasi.

Gambar 5.10 Jendela “Ultr@VNC Viewer - Connection 105” untuk melakukan remote

3. Pada bagian atas, terdapat menu inputan “VNC Server”. Pada kotak ini kita masukkan

alamat IP dari komputer yang akan dituju. Tetapi pastikan dikomputer tujuan sudah

berjalan UltraVNC Server.

4. Pada bagian “Quick Options” terdapat beberapa pilihan kecepatan koneksi. UltraVNC

akan menampilkan komputer remote secara real time, sama seperti video streaming,

semakin bagus gambar yang ditampilkan, akan semakin banyak bandwith yang

diperlukan. Untuk pilihan “Auto”, UltraVNC akan mencari kecepatan terbaik.

5. Di bagian bawah “Quick Options” terdapat pilihan “View Only”. Secara Default, pilihan

ini tidak aktif, yang berarti dalam remote nanti, inputan mouse dan keyboard viewer

akan terkirim ke komputer remote. “View Only” akan menonaktifkan fasilitas ini.

Dengan kata lain, komputer yang diremote tidak menyadari kalau sedang dilihat oleh

komputer lain.

6. Jika pengaturan sudah selesai, klik tombol “Connect”.

7. Akan keluar Jendela “VNC Authentication”. Pada kotak input yang tersedia, masukkan

kede password yang sebelumnya telah dikonfigurasi pada UltraVNC Server

sebelumnya. Dalam bagian sebelumnya, kita menggunakan password: 1234. Lalu Klik

tombol Log On.

Gambar 5.11 Jendela “VNC Authentication”, untuk otentikasi user5

Page 6: Modul Lab Jaringan

8. Jika muncul jendela yang menampilkan komputer remote. Berarti proses remote

berjalan lancar.

9. Pada bagian atas jendela remote, terdapat berbagai konfigurasi berkaitan dengan

koneksi, seperti “Toggle FullScreen Mode”, “Show Connection Options”,”Open File

Transfer”,”Open Chat...”, dan “Close Conection”. Praktikan dapat mencoba sendiri

fungsi-fungsi yang disediakan UltraVNC.

Gambar 5.11 Fitur-fitur yang disediakan UltraVNC

10. Klik Icon “Close Conection” untuk memutuskan koneksi.

6

Page 7: Modul Lab Jaringan

PERTEMUAN VIWeb Server Menggunakan Apache

I. Tujuan:

1. Praktikan mengetahui cara kerja webserver dan kegunaannya

2. Praktikan dapat menginstall Web Server Apache dan menambahkan modul PHP.

II. Teori:

Web Server adalah salah satu fungsi server yang paling sering digunakan. Dengan web

server, pengguna dapat membangun sebuah web baik untuk tujuan local (intranet), maupun

untuk keluar (internet). Web server menggunakan protokol http, dengan port default 80.

Salah satu Web Server yang cukup populer adalah : Apache. Apache bersifat

opensource, sehingga dapat dipakai dengan gratis. Bahkan dalam beberapa distro Linux,

Apache sudah terintegrasi langsung.

PHP, dalam konsep web server, merupakan sebuah modul tambahan yang digunakan

oleh web server untuk memparsing (meng-’compile’) bahasa pemograman web, dalam hal ini

adalah PHP.

Beberapa aplikasi sudah membundelkan apache dan php secara langsung. Contohnya

adalah XAMPP, WAMP, dan PHPTriad. Namun dalam praktikum kali ini kita akan

menginstall kedua program secara terpisah.

Web Server Apahe dapat di download di : http://www.apache.org, dan PHP di :

http://www.php.net

III. Prosedur Praktik:

A. Instalasi Web Server Apache

Instalasi Web Server Apache harus dilakukan terlebih dahulu sebelum instalasi PHP.

Versi apache yang digunakan dalam praktikum ini adalah versi 2.2.4. Karena beberapa

aplikasi juga menyertakan Apache (seperti XAMPP, PHPTriad, dll), sebelumnya non-aktifkan

service Apache terlebih dahulu.

1. Double-klik file instalasi Apache

2. Klik tombol ‘next’ pada jendela ‘Installation Wizard’.

3. Lanjutkan proses instalasi sampai jendela ‘Server Information’. Pada langkah ini,

Apache meminta untuk dimasukkan Network Domain, Server Name, dan Administrator

E-mail. Ketiga kotak inputan ini harus diisi. Walaupun begitu, kita dapat memasukkan

7

Page 8: Modul Lab Jaringan

inputan sesuai dengan keinginan. Sebagai contoh, untuk Network Domain, isikan:

‘Ilkom.com’, untuk Server Name : ‘www.ilkom.com’, dan email :’[email protected]’.

Lalu klik tombol ‘Next’.

Gambar 6.1 Jendela Instalasi awal Apache HTTP Server 2.2

Gambar 6.2 Jendela Server Information

4. Pada jendela Setup Type, biarkan pilihan default pada Typical. Lanjutkan dengan meng-

klik tombol ‘Next’.

5. Pada Jendela Destination Folder, kita dapat mengubah letak file Apache yang akan

diinstall. Untuk memudahkan pengaturan nantinya, ubah lokasi nya ke C:\MyApache,

dengan meng-klik tombol Change. Lalu klik tombol ‘Next’.

8

Page 9: Modul Lab Jaringan

6. Pada Jendela Ready to Install the Program. Klik tombol ‘Install’ untuk memulai

instalasi.

Gambar 6.3 Jendela Setup Type

Gambar 6.4 Ubah direktori Instalasi

7. Setelah instalasi selesai, Web Server Apache akan langsung berjalan. Pada Tray Icon

Windows, terdapat Icon Apache untuk menghentikan dan menjalankan Web Server.

Gambar 6.5 Tray Icon Apache

8. Klik icon tersebut, dan akan muncul menu untuk Start, Stop dan Restart Web Server

Apache.

9. Untuk memastikan Web Server sudah berjalan, buka Web Browser (Internet Explorer

atau Firefox), ketikkan alamat URL : http://localhost, atau http://127.0.0.1. Jika tampil

tulisan ‘It works!’ seperti gambar 6.6, Berarti Web server sudah berhasil dijalankan.

9

Page 10: Modul Lab Jaringan

Gambar 6.6 Apache sukses dijalankan

B. Instalasi PHP

Setelah Apache terinstal, web server dapat langsung dipakai, tetapi ia hanya dapat

menjalankan bahasa pemograman web standar (HTML) saja. Untuk membuat web dinamis,

kita dapat menambahkan modul PHP untuk menambah kemampuan Apache untuk

menkompile bahasa pemograman web PHP. Pada praktikum, menggunakan versi PHP 5.2.5

1. Double-klik file instalasi PHP

2. Klik tombol ‘Next’ pada jendela ‘Welcome to the PHP 5.2.5 Setup Wizard’.

Gambar 6.7 Jendela Instalasi awal PHP 5.2.5

3. Lanjutkan proses instalasi samapi dengan jendela : ‘Destination Folder’, sama seperti

pada Apache, ganti tempat instalasi ke C:\MyPHP. Lalu klik tombol Next

10

Page 11: Modul Lab Jaringan

Gambar 6.8 Ganti Direktori Instalasi PHP

4. Pada Jendela ‘Web Server Setup’, ada berbagai pilihan Web Server dimana PHP akan

berjalan. Karena kita menggunakan Apache 2.2, Pilih ‘Apache 2.2.x Module’. Lalu klik

tombol Next.

Gambar 6.9 Jendela Web Server Setup

5. Pada Jendela ‘Apache Configuration Directory’, cari tempat dimana file konfigurasi

Apache berada. Defaultnya, file ini bernama httpd.conf, yang terdapat di folder conf

pada direktori Apache diinstall. Karena sebelumnya kita sudah menginstall Apache di

C:\MyApache, maka file konfigurasi yang dimaksud berada di C:\MyApache\conf.

Setelah itu Klik tombol ‘Next’.

11

Page 12: Modul Lab Jaringan

Gambar 6.10 Cari file configurasi Apache

6. Pada Jendela ‘Choose Item to Install’, kita dapat menkofigurasi item/extension yang

akan dikonfigurasi pada php. Tetapi hal ini dapat dilakukan juga nanti setelah PHP

sudah terinstall. Sebagai catatan, jika kita membiarkan setingan default, PHP tidak

menambahkan extension untuk mendukung MySQL Server. Sehingga PHP tidak dapat

berhubungan dengan MySQL. Namun karena kita tidak menggunakan MySQL, biarkan

setingan default, lalu klik tombol ‘Next’.

Gambar 6.11 Jendela Choose Item to Install

7. Akhiri dengan mengklik tombol ‘Install’ pada jendela ‘Ready to Install PHP 5.2.5’.

8. Untuk memeriksa apakah Apache sudah dapat menjalankan file PHP, restart Apache

terlebih dahulu, melalui Tray Icon, atau dari Start Menu Apache HTTP Server 2.2.4

Control Apache Server Restart.

9. Buka folder C:\MyApache\htdocs. Lalu buka file index.html dengan notepad. Akan

terlihat kode HTML Berikut: <html><body><h1>It works!</h1></body></html>

12

Page 13: Modul Lab Jaringan

Tambahkan Kode PHP, Sehingga menjadi:<html><body><h1>It works! <?php phpinfo() ?>

</h1></body></html>

Lalu Save As Sebagai TestPHP.php. Sewaktu Save As, pastikan pada menu ‘Save As

Type’ pada Notepad diubah menjadi ‘All Files’.

Gambar 6.12 Rename file menjadi TestPHP.php

10. Buka kembali Web Browser (Internet Explorer atau Firefox), ketikkan alamat URL :

http://localhost/TestPHP.php, atau http://127.0.0.1/TestPHP.php. Jika tampil tulisan ‘It

works! Disertai tampilan PHP Info’ seperti gambar:…….. Berarti Modul PHP sudah

berhasil diinstall.

Gambar 6.13 PHP berhasil ditambahkan menjadi modul Apache.

C. Menjalankan Web Server

Setelah web server terinstal, kita dapat mengakses web server dari komputer lain dalam

jaringan, selama komputer tersebut dalam satu range alamat IP.

13

Page 14: Modul Lab Jaringan

Gambar 6.14 Mengakses Web Server dari komputer lain.

14

Page 15: Modul Lab Jaringan

PERTEMUAN VIIDatabase Server Menggunakan MySQL

I. Tujuan:

1. Praktikan mengetahui cara kerja database server dan kegunaannya

2. Praktikan dapat mengkonfigurasi MySQL sebagai database server

II. Teori:

Database merupakan salah satu bagian penting dalam dunia komputer. Hampir setiap

aplikasi memiliki database untuk media penyimpan data. Keunggulan menggunakan database,

misalnya input dan output data lebih efisien, kemudahan merancang dan mengelola data

dalam jumlah besar, dan dapat diakses melalui jaringan dengan menggunakan database server.

Konsep database server adalah untuk berbagi pakai data antar user, sehingga dalam

suatu perusahaan, setiap cabang dapat menggunakan data yang terdapat di server pusat.

Sentralisasi data ini sangat penting agar data lebih up-to-date, dan tidak terjadi redudansi data.

Beberapa aplikasi database yang mendukung database server seperti : Oracle, MS

SQL, IBM DB2, Sybase ASE, dan MySQL. MySQL mulai menjadi pilihan utama karena

selain bersifat gratis, juga memiliki performa,fiur dan kehandalan yang baik. Percobaan yang

dilakukan eWEEK menunjukkan performa MySQL menyamai Oracle dan lebih unggul dari

MS SQL. MySQL dikembangkan oleh perusahaan MySQL AB (AB singkatan dari

AktieBolag, sebutan untuk perusahaan terbuka (Tbk) di Swedia), sekarang MySQL AB

menjadi sebuah anak perusahaan SUN Microsystem. Versi terbaru MySQL dapat didownload

di http://dev.mysql.com/downloads.

Karena cara penggunaan database MySQL sudah dipraktikan dalam laboratorium

tersendiri, kita akan fokus pada konsep client-server MySQL.

III. Prosedur Praktik:

A. Instalasi MySQL Server dan Client

MySQL memiliki versi Server dan Client, tetapi dapat diinstal melalui file instalasi

yang sama. Saat modul ini ditulis, versi terakhir dari MySQL adalah 5.1.30

Karena beberapa aplikasi juga menyertakan MySQL (seperti XAMPP, PHPTriad, dll),

sebelumnya non-aktifkan service MySQL terlebih dahulu.

1. Double-klik file instalasi MySQL

15

Page 16: Modul Lab Jaringan

Gambar 7.1 Jendela Instalasi awal MySQL Server 5.1

2. Pada jendela “Setup Type”, Pilih Typical

Gambar 7.2 Pemilihan tipe instalasi

3. Lanjutkan proses instalasi dan klik tombol “Install”.

4. Proses instalasi akan dilanjutkan dengan konfigurasi server.

Gambar 7.3 Jendela Awal konfigurasi MySQL

5. Pada jendela “MySQL Server Instance Configuration”, pilih “Standard Configuration”.

Ini untuk memudahkan konfigurasi. Klik tombol “Next”.

16

Page 17: Modul Lab Jaringan

6. Pada jendela berikutnya, ada pilihan “Install As Windows Service”, jika pilihan ini

dipilih (default), MySQL Server akan berjalan sebagai service (aktif dilatar belakang

Windows). Klik tombol “Next”.

Gambar 7.4 Pilihan untuk menginstall MySQL Server sebagai service

7. Pada jendela selanjutnya kita akan mengatur password untuk root, dalam praktikum ini,

masukkan password : “1234”. Klik tombol “Next”. Jika mengininkan akses root bisa

dilakukan secara remote, centang pilihan ‘Enable root access from remote machine”

Gambar 7.5 Inputan untuk password root

8. Lanjutkan proses instalasi, klik tombol “Execute”.

9. Setelah konfigurasi selesai, akhiri dengan mengklik tombol “Finish”.

B. Menjalankan MySQL Server

Setelah proses instalasi, server akan langsung berjalan. Service MySQL bernama

mysqld, dapat dilihat dari task manager.

Gambar 7.6 Service MySQL yang berjalan dilihat dari task manager.

1. Menggunakan “Command Prompt” (START → Run → “cmd”), buka folder instalasi di

C:\Program Files\MySQL\MySQL Server 5.1\bin

17

Page 18: Modul Lab Jaringan

Gambar 7.6 Folder tempat MySQL terinstall dibuka lewat Command Prompt

2. Karena saat insatalasi MySQL Server sudah berjalan, untuk mematikan service,

gunakan perintah:

>mysqladmin -u root -p1234 shutdown

untuk remove service, gunakan perintah

>mysqld –-remove

Gambar 7.7 Remove servis MySQL

3. Untuk men-install service kembali, gunakan perintah:

>mysqld –install

Untuk menjalankan service, gunakan perintah:

>net start mysql

Gambar 7.8 Install service MySQL

C. Menjalankan Mysql Client.

Kita akan membuat suatu account dan database untuk di akses oleh komputer lain dalam

jaringan. Disini kita menggunakan 2 buah komputer dengan IP Address 192.168.0.1 dan

192.168.0.2. Komputer dengan IP address192.168.0.1 adalah komputer yang digunakan

sebagai Server.

18

Page 19: Modul Lab Jaringan

1. Dalam komputer yang pertama (192.168.0.1), masuk ke dalam file instalasi MySQL

dengan “Command Prompt”. Jalankan MySQL Client dan masuk sebagai root yang

sebelumnya telah dikonfigurasi.

Perintah yang digunakan:

>mysql –u root –p1234

Gambar 7.9 Login sebagi root

2. Buat suatu database dengan 2 buah tabel didalamnya, dengan perintah:

mysql> create database test_jaringan;

mysql> use test_jaringan;

mysql> create table tipe_jaringan(nama

varchar(10),keterangan varchar(50));

mysql> create table teman(nama varchar(10),umur int);

mysql> insert into teman values('andi',20),('santi',21),

('joni',17);

Gambar 7.10 Membuat database test_jaringan dengan 2 tabel.

3. Buat user account untuk user: “andi”, password: “qwerty” yang berada di

“192.168.0.2”, hak akses hanya database test_jaringan. Dengan perintah:

mysql> create user "andi"@"192.168.0.2" identified by

"qwerty";

mysql> grant all on test_jaringan.* to

"andi"@"192.168.0.2" identified by "qwerty";

19

Page 20: Modul Lab Jaringan

Gambar 7.11 Membuat account user

Perintah tersebut akan membuah sebuah account untuk “andi”, dan “andi” hanya dapat

mengakses jika berada pada komputer dengan IP address 192.168.0.2

4. Sekarang kita akan mencoba mengakses database sebagai “andi” dari komputer

dengan IP address 192.168.0.2, sesuai dengan user yang kita buat sebelumnya. Jika

komputer yang kita gunakan untuk mengakses server bukan 192.168.0.2, server akan

menolaknya. Perintah yang digunakan untuk mengakses server :

>mysql –u “andi” –p1234 –h192.168.0.1

-h 192.168.0.1 berarti kita mengakses MySQL server yang berada pada 192.168.0.1.

harap dibedakan dengan user “andi” yang berada pada 192.168.0.2

Gambar 7.12 Tampilan akses dengan user “andi”

20

Page 21: Modul Lab Jaringan

PERTEMUAN VIIIFTP Server Menggunakan FileZilla

I. Tujuan:

1. Praktikan mengetahui fungsi protocol FTP

2. Praktikan dapat mengkonfigurasi FTP Server dan FTP Client dengan FileZilla

II. Teori:

Protokol FTP merupakan salah satu protokol utama dalam TCP/IP. FTP merupakan salah

satu protokol Internet yang paling awal dikembangkan, dan masih digunakan hingga saat ini

untuk melakukan pengunduhan (download) dan penggugahan (upload) berkas-berkas

komputer antara klien FTP dan server FTP. Sebuah Klien FTP merupakan aplikasi yang dapat

mengeluarkan perintah-perintah FTP ke sebuah server FTP, sementara server FTP adalah

sebuah Windows Service atau daemon yang berjalan di atas sebuah komputer yang merespons

perintah-perintah dari sebuah klien FTP.

FTP menggunakan protokol Transmission Control Protocol (TCP) untuk komunikasi

data antara klien dan server, sehingga di antara kedua komponen tersebut akan dibuatlah

sebuah sesi komunikasi sebelum transfer data dimulai. Sebelum membuat koneksi, port TCP

nomor 21 di sisi server akan "mendengarkan" percobaan koneksi dari sebuah klien FTP dan

kemudian akan digunakan sebagai port pengatur (control port) untuk (1) membuat sebuah

koneksi antara klien dan server, (2) untuk mengizinkan klien untuk mengirimkan sebuah

perintah FTP kepada server dan juga (3) mengembalikan respons server ke perintah tersebut.

Sekali koneksi kontrol telah dibuat, maka server akan mulai membuka port TCP nomor 20

untuk membentuk sebuah koneksi baru dengan klien untuk mentransfer data aktual yang

sedang dipertukarkan saat melakukan download dan upload.

Prosedur Praktik:

Pada praktikum kali ini kita akan mencoba merancang sebuah FTP Server dan FTP

Client menggunakan FileZilla. FileZilla bersifat opensource dan bebas didownload di

http://filezilla-project.org. FileZilla terdiri dari Server dan Client. Pada saat modul ini ditulis,

versi terakhir FileZilla Server adalah 0.9.29 Sedangkan untuk versi Client-nya 3.2.0.

A. Installasi FileZilla Server

1. Jalankan (double-klik) file instalasi FileZilla Server.

2. Pada Jendela “License Agreement”, klik tombol “Agree”

21

Page 22: Modul Lab Jaringan

3. Pada Jendela “Choose Components”, kita dapat memilih fitur-fitur yang akan diinstall.

Untuk tahap ini, pilih “Standard”.

Gambar 8.1 Jendela“Choose Components”, untuk memilih komponen yang akan diinstall

4. Pada Jendela “Startup settings” pada bagian “Please choose how FileZilla Server

should be started”, pilih “Install as service, started with windows (default)”. Pilihan ini

akan menyebabkan FileZilla Server aktif tiap windows start-up.

Gambar 8.2 Pilihan bagaimana FileZilla aktif

5. Lanjutkan proses instalasi sampai selesai.

6. Setelah instalasi selesai, akan tampil jendela “Connect to Server”. Jendela ini berguna

seandainya server berada pada komputer lain. Tetapi karena Server yang akan kita

gunakan berada pada localhost, setinggan ini tidak perlu diubah, klik tombol ”OK”.

22

Page 23: Modul Lab Jaringan

Gambar 8.3 Jendela “Connect to Server”, digunakan untuk mengakses server

B. Konfigurasi FileZilla Server

1. Setalah intalasi, jendela FileZilla akan langsung aktif dan service berjalan, tetapi jika

tidak, jalankan dulu servis FileZilla. Pada Windows XP, pilih START → All Programs

→ FileZilla Server → Start FileZilla Server. Untuk menampilkan jendela interface, pilih

START → All Programs → FileZilla Server → FileZilla Server Interface.

Gambar 8.4 Tampilan awal FileZilla Server

2. Untuk membuat account FTP, pilih Edit → Users

Gambar 8.5 Menu untuk membuat account baru FTP

3. Pada Jendela “User”, klik tombol “Add”

Gambar 8.6 Tombol “Add” untuk menambahkan user

23

Page 24: Modul Lab Jaringan

4. Pada jendela “Add user account”, inputkan nama user yang diinginkan, misalnya:

“Andi”, lalu klik tombol “OK”.

Gambar 8.7 Jendela “Add user account” untuk membuat nama user

5. Kita sudah membuat sebuah user account dengan nama “Andi”, untuk memberikan

password, inputkan dalam kotak “Password” pada bagian “Account setting”. Pada

contoh ini, passwordnya adalah “1234”.

Gambar 8.8 Menambahkan password untuk user

6. Tahap selanjutnya yaitu membuat direktori yang akan diakses oleh user “Andi”. Pilih

tab “Shared Folder”. Dan pada bagian tengah menu, klik tombol “Add”, lalu pilih folder

yang akan di share.Lalu klik tombol “OK”

Gambar 8.9 Menu “Shared Folder”, untuk mengatur foder yang dapat diakses oleh user

7. Pada bagian kiri tab “Shared Folder” ada beberapa pengaturan yang dapat diterapkan

pada folder yang akan di sharing. Apakah user “Andi” dapat menambah, menghapus,

ataupun membuat direktori.

24

Page 25: Modul Lab Jaringan

8. Pada Tab “Speed Limits”, kita dapat mengatur kecepatan koneksi yang akan digunakan

oleh user “Andi”. Baik untuk Download maupun Upload.

Gambar 8.10 Tab “Speed Limits”, untuk membatasi kecepatan download

9. Klik tombol “OK” untuk menutup jendela “User”

C. Instalasi FileZilla Client

1. Jalankan (double-klik) file instalasi FileZilla Client.

2. Instalasi FileZilla Server tidak membutuhkan setting yang rumit. Lanjutkan proses

instalasi sampai selesai dengan setting defaut.

D. Menjalankan FileZilla Server

1. Setelah proses instalasi selesai, FileZilla Client akan langsung berjalan, jika tidak, pada

Windows XP, pilih START → All Programs → FileZilla FTP Client → FileZilla.

2. FileZilla Client 3.2.0 memberikan antar muka Bahasa Indonesia. Tergantung

penggunaan, pilihan bahasa dapat diubah dari menu Edit → Settings (Edit →

Pengaturan –jika menu dalam bahasa Indonesia) dan di tab menu sebelah kiri pilih

Language.

3. Untuk memulai koneksi, pada “Host” masukkan alamat IP Komputer tempat server

berjalan. Pada “Username”, inputkan nama user yang telah dibuat sebelumnya. Pada

“Password”, inputkan password user. Untuk “Port”, port default FTP adalah 21. Lalu

klik tombol “Quickconnect” untuk memulai FTP.

Gambar 8.11 Pengaturan untuk memulai hubungan dengan FTP Server.

4. Jika proses login berhasil, akan terlihat seperti gambar 8.12. Bagian atas merupakan

“history” dari koneksi FTP yang sedang berlangsung. Bagian tengah kiri merupakan

Local Drive, dan bagian tengah kanan adalah Remote Drive. Dengan FileZilla Client

25

Page 26: Modul Lab Jaringan

kita dapat dengan mudah melakukan Download dan Upload (tergantung hak akses)

kepada Remote Drive. Status untuk Download/Upload dapat dilihat dibagian bawah.

Gambar 8.12 Tampilan FileZilla Client

5. Pada waktu dilakukan Download/Upload, FileZilla Server dapat melihat siapa saja user

yang login, dan apa kegiatan yang sedang berlangsung.

Gambar 8.13 Setiap koneksi akan terlihat pada FileZilla Server

E. FTP Melalui Browser

Selain dengan FTP Client khusus, untuk download data dapat juga dilakukan dengan Browser

Internet, seperti Mozilla Firefox, Internet Explorer, bahkan dengan Windows Explorer. Pada

tempat yang biasa digunakan mengetikkan URL http://, diganti dengan ftp:// diikuti dengan IP

komputer server.

26

Page 27: Modul Lab Jaringan

Gambar 8.14 Tampilan saat mengakses FTP Server menggunakan Mozilla Firefox 3.0

27