kultur jaringan lab

24
kultur-jaringan.blogspot.com FASILITAS DAN BAHAN DI LABORATORIUM KULTUR JARINGAN 08.37 | Author: Sepdian Luri 1. Organisasi Dalam Laboratorium Kultur Jaringan Di setiap laboratorium dimana teknik kultur jaringan digunakan harus mempunyai sejumlah fasilitas yang mencakup al.: - Ruang pencucian - Ruang persiapan media, sterilisasi dan penyimpanan - Ruang transfer aseptik - Ruang kultur atau inkubator yang lingkungannya terkontrol - Ruang pengamatan dan koleksi data Diagram laboratorium kultur jaringan dapat dilihat pada gambar B-2.1. a. Ruang Pencucian Ruang pencucian harus mempunyai bak cuci, meja kerja yang terbuat dari bahan yang tahan terhadap asam dan basa, rak pengering dan mempunyai saluran untuk air demineralisasi atau destilasi, ruang untuk tempat oven pengering, alat/mesin pencuci dan pengering, serta rak atau lemari penyimpanan alat. b. Ruang Persiapan Media Di dalam ruang persiapan media harus tersedia tempat untuk penyimpanan bahan-bahan kimia, gelas kultur dan penutupnya, dan peralatan gelas yang diperlukan untuk pembuatan media. Meja yang kokoh atau ”bench” untuk penyimpanan ”hot plate magnetic stirrer”, pH meter, timbangan, dan dispenser harus tersedia. Peralatan lain yang biasanya ada di ruang persiapan dan pembuatan media antara lain alat vaccum, distiling unit, bunsen, refrigerator (kulkas) dan freezer untuk penyimpanan larutan stok dan bahan kimia, mikrowave, kompor gas, oven dan autoclave untuk sterilisasi mdia,

Upload: galang-junata-hadi-saputra

Post on 03-Aug-2015

536 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kultur Jaringan Lab

kultur-jaringan.blogspot.com FASILITAS DAN BAHAN DI LABORATORIUM KULTUR JARINGAN 08.37 | Author: Sepdian Luri

1. Organisasi Dalam Laboratorium Kultur Jaringan 

Di setiap laboratorium dimana teknik kultur jaringan digunakan harus mempunyai

sejumlah fasilitas yang mencakup al.:

- Ruang pencucian

- Ruang persiapan media, sterilisasi dan penyimpanan

- Ruang transfer aseptik

- Ruang kultur atau inkubator yang lingkungannya terkontrol

- Ruang pengamatan dan koleksi data Diagram laboratorium kultur jaringan dapat dilihat

pada gambar B-2.1.

a. Ruang Pencucian 

Ruang pencucian harus mempunyai bak cuci, meja kerja yang terbuat dari bahan yang

tahan terhadap asam dan basa, rak pengering dan mempunyai saluran untuk air

demineralisasi atau destilasi, ruang untuk tempat oven pengering, alat/mesin pencuci dan

pengering, serta rak atau lemari penyimpanan alat.

b. Ruang Persiapan Media 

Di dalam ruang persiapan media harus tersedia tempat untuk penyimpanan bahan-bahan

kimia, gelas kultur dan penutupnya, dan peralatan gelas yang diperlukan untuk

pembuatan media. Meja yang kokoh atau ”bench” untuk penyimpanan ”hot plate

magnetic stirrer”, pH meter, timbangan, dan dispenser harus tersedia. Peralatan lain yang

biasanya ada di ruang persiapan dan pembuatan media antara lain alat vaccum, distiling

unit, bunsen, refrigerator (kulkas) dan freezer untuk penyimpanan larutan stok dan bahan

kimia, mikrowave, kompor gas, oven dan autoclave untuk sterilisasi mdia, peralatan gelas

dan peralatan lain. Didalam pembuatan media kultur, bahan-bahan kimia yang digunakan

harus yang bertaraf analitik dan penimbangannya harus baik dan benar. Agar lebih

akurat, dalam pembuatan media harus dilakukan tahap demi tahap dan bahan-bahan yang

digunakan harus di ”checklist”. Air yang digunakan dalam pembuatan media harus

berkualitas tinggi yang mempunyai tingkat kemurnian yang tinggi. Air ledeng atau sumur

tidak digunakan untuk pembuatan media karena mengandung kation-kation (amonium,

Page 2: Kultur Jaringan Lab

kalsium, besi, magnesium natrium, dll.), anion-anion (bikarbonat, klorida, flourida,

fosfat, dll.), mikroorganisme (algae, jamur, bakteri), gas-gas (oksigen, CO2, nitrogen)

dan bahan-bahan lain (minyak, bahan organik dll.). Air yang digunakan dalam kultur

jaringan harus mempunyai standar type II (minimum) yaitu bebas pirogen, gas, dan bahan

organik dan mempunyai konduktivitas elektrik kurang dari 1.0 µmho/cm. gambar Metoda

yang paling umum untuk pemurnian air standar type II adalah dengan deionosasi yang

diikuti dengan satu atau dua destilasi gelas. Deionisasi menghilangkan dari bahan yang

bersifat ionik dan proses destilasi menghilangkan molekul-molekul organik,

mikroorganisme dan pirogen. Metode-metode lain yang dapat digunakan untuk

mendapatkan air murni type II adalah

(1) penyaringan dengan cara absorpsi, dengan menggunakan karbon aktif untuk

menghilangkan kontaminan organik dan bebas klorine;

(2) penyaringan dengan membran, yang menghilangkan bahan-bahan partikulat dan

kontaminasi oleh bakteri; dan

(3) reverse osmosis, yang menghilangkan sekitar 99% bakteri, bahan organik dan bahan

partikulat.

c. Ruang Transfer 

Teknik kultur jaringan dapat berlangsung dengan sukses apabila dilakukan dibawah

kondisi laboratorium yang sangat bersih. Oleh karena itu pemindahan atau transfer biakan

dikerjakan dalam ruang transfer steril atau laminar air flow. Laminar air flow yang

digunakan dalam kultur jaringan tanaman adalah tipe horizontal dan dirancang dengan

mempunyai ruangan yang bebas dari partikel debu yang halus dan dilengkapi dengan

sinar ultra violet (UV) serta unit penyaring udara. Penyaring udara harus mempunyai

filter udara dengan efisiensi tinggi atau ”high-efficiency particulate air (HEPA filter).

HEPA filter harus mempunyai pori sekitar 0.3 µm dengan efisiensi kerja berkisar 99.97 –

99.99%. Semua permukaan ruang kerja dalam laminar harus dirancang dan mempunyai

konstruksi sedemikian rupa sehingga debu dan mikroorganisme tidak dapat berakumulasi

dan permukaan tempat kerja dapat mudah dibersihkan dan diidisinfeksi.

d. Ruang Kultur 

Semua jenis kultur harus disimpan dalam tempat yang terkontrol baik temperatur,

sirkulasi udara, kelmbaban maupun kualitas dan lamanya cahaya. Faktor-faktor

Page 3: Kultur Jaringan Lab

lingkungan tersebut akan mempengaruhi proses pertumbuhan dan diferensiasi biakan

baik secara langsung maupun tidak langsung. Kultur protoplas, suspensi sel dan kultur

anther adalah yang paling sensitif terhadap kondisi lingkungan. Suhu ruang kultur untuk

pertumbuhan umumnya berkisar antara 15o – 30oC, dengan fluktuasi kurang dari

±0.5oC; akan tetapi kisaran suhu yang lebih besar mungkin diperlukan untuk tujuan

percobaan. Ruang kultur harus mempunyai pencahayaan hingga 10.000 lux. Suhu dan

cahaya harus dapat diprogram selama 24 jam. Ventilasi udara harus baik dengan

kelembaban berkisar 20-98%.

2. Peralatan dan Bahan Dasar Dalam Laboratorium Kultur Jaringan 

Peralatan yang diperlukan dari suatu laboratorium umumnya adalah sbb.:

1. Hot plate/magnetic stirrer atau kompor

2. Peralatan gelas (gelas ukur, erlenmeyer) atau stainless steel untuk memanaskan dan

melarutkan media

3. Alat sterilisasi dengan tekanan uap (autoclave)

4. pH meter

5. Timbangan (analitical dan bench top loading)

6. Gelas ukur gradual

7. Botol kultur dengan penutupnya

8. Dispenser

9. Alat diseksi (spatula, scalpel (pinset), forcep, gunting)

10. Refrigerator

11. Distiling unit atau water deionizer

12. Oven

13. Microwave

14. Mikroskop

15. Pipet ukur

16. Shaker

17. Laminar air flow

18. Disinfectant

19. Bahan kimia yang diperlukan untuk pembuatan media (Lampiran)

20. Dll.

Page 4: Kultur Jaringan Lab

Peralatan gelas yang digunakan di lab kultur jaringan umumnya terbuat dari Pyrex.

Erlenmeyer dari berbagai ukuran (50, 125, 250, 500, 1000 atau 2000 ml) digunakan

untuk wadah kultur dan pembuatan media. Tabung gelas, cawan petri, botol jam atau

bekas selai juga sering digunakan sebagai botol kultur. Peralatan gelas tesebut harus

tahan panas selama proses sterilisasi dengan oven atau autoclave. Peralatan gelas lain

yang biasanya digunakan adalah gelas piala, gelas ukur, pipet dan labu ukur.

3. Prosedur Dasar Laboratorium 

Umumnya penggunaan operasional di lab perbanyakan tanaman dengan kultur jaringan

dapat dipelajari dengan mudah. Hal yang paling perlu diperhatikan adalah akurasi,

kebersihan dan keamanan saat bekerja dengan teknik kultur jaringan. Penimbangan Pada

saat pembuatan media, semua bahan yang ditimbang harus dilakukan dengan hati-hati

meskipun untuk pembuatan media dalam skala komersial. Setiap penggunaan timbangan

atau alat-alat lain harus memperhatikan instruksi dari pabrikannya.

Jenis timbangan yang sering digunakan di lab antara lain top-loading balance dan

analytical balance yang memungkinkan akurasi penimbangan hingga skala milligram.

Beberapa persyaratan yang harus diperhatikan agar diperoleh penimbangan yang akurat

adalah (i) timbangan harus ditempatkan pada tempat yang keras, stabil, permukaannya

rata yang bebas getaran dan kebocoran, (ii) daerah sekitar penimbangan harus terjaga

kebersihannya, (iii) yang terpenting lagi, penimbangan jangan sampai pernah overload,

(iv) penimbangan disarankan menggunakan wadah atau alas yang ringan atau kertas

daripada menempatkan bahan yang ditimbang secara langsung di atas piring timbangan.

Pengukuran cairan/larutan Peralatan gelas yang mempunyai ukuran seperti gelas piala,

erlenmeyer dan pipet diperlukan untuk pembuatan media. Gelas ukur kapasitas 10, 25,

100 dan 1000 ml banyak digunakan untuk mengukur volume, tetapi pengukuran yang

lebih akurat diperlukan labu ukur dan pipet. Pengukuran larutan dengan menggunakan

pipet dan labu ukur hanya akan akurat apabila bagian dasar dari cekungan antara air dan

udara berada tepat pada tanda pengukuran. Penggunaan pipet harus dibantu dengan alat

penghisap larutan (pipetor). Jangan pernah menggunakan mulut untuk memipet. Jenis-

jenis pipetor yang umum digunakan antara lain (i) tipe bola penghisap yang dilengkapi

dengan beberapa katup pengontrol, (ii) pipet penghisap yang dioperasikan menggunakan

Page 5: Kultur Jaringan Lab

roda kecil pada bagian atas alat penghisap, (iii) alat penghisap dengan bantuan pompa

udara secara elektrik. Cairan dihisap kedalam pipet dengan menekan tombol bagian atas

dan melepaskan cairan dengan menekan tombol bagian bawah, (iv) pipet mikro, biasanya

untuk pengambilan larutan dengan volume yang sangat kecil (mikro liter).

Membersihkan peralatan gelas Metoda konvensional pencucian peralatan gelas dilakukan

dengan merendam gelas dalam larutan asam kromat yang diikuti pembilasan dengan air

kran dan air destilasi. Karena asam kromat dapat menyebabkan korosif, maka cara ini

banyak ditinggalkan kecuali untuk peralatan gelas yang terkontaminasi tinggi. Pencucian

yang lebih aman adalah dengan air panas (>70oC) + sabun, diikuti dengan pembilasan

dengan air panas dan air destilasi. Peralatan gelas yang telah dicuci, dikeringkan dalam

oven pada suhu 150oC dibungkus dengan aluminium foil, kemudian disimpan dalam

lemari tertutup.

Sterilisasi Bagian yang sangat penting dalam teknik in vitro adalah sterilisasi bahan

tanaman dan media dan menjaga kondisi aseptik yang telah dicapai. Bakteri dan jamur

adalah dua kontaminan yang paling banyak dijumpai dalam kultur. Spora jamur sangat

ringan dan ada disekeliling lingkungan. Apabila spora jamur kontak dengan media kultur

dan kondisinya optimal untuk perkecambahan jamur, maka akan terjadi kontaminasi.

a. Sterilisasi Ruang Kultur dan Transfer

Sterilisasi ruang kultur yang paling baik adalah dilakukan dengan penggunaan sinar

ultraviolet (UV). Waktu sterilisasi bervariasi tergantung dari ukuran ruang transfer itu

sendiri dan harus dilakukan apabila tidak ada kegiatan dalam ruang tersebut. Radiasi UV

sangat berbahaya bagi mata dan kulit. Ruang transfer dapat juga disterilisasi dengan

mencuci/mengepel 1-2 kali setiap bulan dengan bahan anti jamur (fungisida) komersial.

Ruang kerja dalam laminar flow biasanya sudah dilengkapi dengan lampu UV, sehingga

sterilisasinya dilakukan dengan UV dan diikuti dengan membasuh/melap permukaan

tempat bekerja dalam laminar dengan alkohol 95% sebelum mulai bekerja. Ruang kultur

harus dibersihkan dengan sabun kemudian dilap dengan Na-hypoklorit 2% (merek

komersial seperti Sunclin, Bayclin atau pembersih lantai lain yang mengandung

disinfektan) atau alkohol 95%. Lantai ruangan dan dinding harus dibesihkan seminggu

sekali dengan bahan yang sama.

Page 6: Kultur Jaringan Lab

b. Sterilisasi Peralatan Gelas dan Peralatan Lain. 

Peralatan yang terbuat dari metal, gelas, aluminium foil, dll., dapat disterilsasi dengan

cara pengeringan dalam oven pada suhu 130o-170oC selama 2-4 jam. Semua peralatan

tersebut harus dibungkus sebelum di oven, tetapi jangan menggunakan kertas karena akan

akan terdekomposisi pada suhu 170oC. Sterilisasi dengan menggunakan autoclave tidak

dsarankan untuk bahan yang erbuat dari metal karena akan menyebabkan karat. Untuk

peralatan diseksi yang akan digunakan pada ruang transfer atau laminar, setelah

disterilisasi dalam oven harus direndam dahulu dalam alkohol 96% kemudian dibakar di

atas lampu bunsen. Teknik ini disebut sterilisasi pembakaran (flame sterilization). Teknik

ini harus dilakukan dengan ekstra hati-hati karena alkohol sangat mudah terbakar.

Autoclave adalah metoda sterilisasi dengan menggunakan tekanan uap air. Bahan-bahan

atau alat yang dapat disterilisasi dengan cara autoclave ini antara lain kapas penutup

tabung, saringan dari nylon, pakaian lab, tutup plastik, peralatan gelas, pipet, air, dan

media kultur. Hampir semua mikroba dapat mati bila diautoclave pada suhu 121oC

dengan tekanan 15 psi selama 15-20 menit.

c. Sterilisasi Media 

Ada dua metoda untuk sterilisasi media yang umum digunakan, yaitu dengan autoclave

dan filter membran. Media kultur, air destilasi dan campuran yang stabil dapat

disterilisasi dalam autoclave dengan menggunakan wadah yang ditutup dengan kapas,

aluminium foil atau plastik. Akan tetapi, larutan dari bahan-bahan yang bersifat tidak

stabil (heat-labile) harus menggunakan filter. Umumnya media diautoclave pada tekanan

15 psi dengan suhu 121oC. Untuk volume larutan per wadah yang sedikit (< 100 ml),

waktu yang dibutuhkan adalah 15-20 menit, tetapi untuk jumlah yang besar (2-4 liter)

selama 30-40 menit. Tekanan jangan melebhi dari 20 psi karena dapat mengakibatkan

dekomposisi karbohidrat dan bahan lain dalam media yang bersifat thermolabile.

Beberapa senyawa yang tergolong dalam kelompok protein, vitamin, asam amino,

ekstrak tanama, hormon dan karbohidrat ada yang bersifat thermolabile yang mungkin

akan mengakibatkan dekomposisi bila disterilisasi dengan autoclave, sehingga harus

disterilisasi dengan filter. Filter Millipore yang mempunyai porositas ± 0.2 mikron (µm)

merupakan salah satu filter yang banyak digunakan untuk sterilisasi bahan yang bersifat

Page 7: Kultur Jaringan Lab

thermolabile. Peralatan gelas yang akan menampung media yang disterilisasi dengan

filter harus sudah disterilisasi dahulu dengan autoclave.

Media yang sebagian mengandung komponen thermolabile, dapat dibuat dengan cara: (i)

larutan yang mengandung komponen heat-stable disterilisasi dengan autoclave, kemudian

didinginkan sampai suhu 50o-60oC pada kondisi steril (biasanya dalam laminar), (ii)

pada bagian lain dalam kondisi yang steril, larutan yang mengandung komponen besifat

thermolabile disterilisasi dengan filter, (iii) kedua larutan yang sudah disterilisasi dengan

metoda yang berbeda tersebut digabungkan dalam kondisi aseptik. d

d. Sterilisasi Bahan Tanaman 

Mendapatkan bahan tanaman yang steril merupakan hal yang sulit. Meskipun bermacam

tindakan pencegahan sudah dilakukan, 95% kultur akan mengalami kontaminasi apabila

eksplan tidak didisinfeksi. Organ atau jaringan tanaman harus disterilisasi dengan larutan

disinfektan, karena sebagai bahan biologis tidak dapat dilakukan dengan cara pemanasan

yang ekstrim.

Tidak ada metoda yang baku untuk sterilisasi eksplan, sehingga waktu perendaman dalam

larutan disinfektan merupakan kisaran karena tergantung pada jenis bahan dan tanaman

yang akan disterilisasi. Larutan yang digunakan harus yang aman bagi jaringan/eksplan

tetapi bersifat dapat membunuh kontaminan baik bakteri maupun jamur. Untuk tanaman

berkayu, umbi dll. biasanya sebelum disterilisasi dengan larutan disinfektan harus

dibersihkan dahulu dengan sabun dan dibilas dengan air mengalir, tetapi tidak untuk

tanaman jenis herbaceous. Semua permukaan eksplan yang disteriliasi harus terendam

dalam sterilan, dan setelahnya harus dibilas dengan akuades steril sekurang-kurangnya

tiga kali.

Menentukan pH larutan pH larutan diukur berdasarkan konsentrasi ion hidrogen dalam

larutan. Skala pH mulai dari 0 (sangat asam) hingga 14 (sangat basa) dan skala 7 adalah

titik netral. pH dari media kultur umumnya diatur 5.7 ± 0.1 sebelum diautoclave. pH

dapat memengaruhi kelarutan ion-ion di dalam media, kemampuan agar untuk menjadi

gel dan selanjutnya mempengaruhi pertumbuhan sel-sel. Oleh karena itu akurasi pH

Page 8: Kultur Jaringan Lab

media menjadi faktor yang penting untk diperhatikan. Umumnya pengukuran pH media

menggunakan pH meter.

Fasilitas dan teknik untuk kultur jaringan tanaman (1)

10.1 Fasilitas

Untuk memenuhi kebutuhan kultur jaringan tanaman, laboratorium perlu tempat yang cukup untuk berbagai kegiatan. Lab harus menyediakan:

1. Fasilitas untuk persiapan media, sterilisasi, penyimpanan bahan kimia, persiapan teknik aseptik

2. Ruang transfer atau laminar air flow cabinet untuk teknik aseptik bahan tanaman3. Ruang pertumbuhan kultur4. Ruang mikroskop untuk pengujian dan evaluasi kultur, lebih baik lagi jika

dilengkapi dengan kamera

Pengaturan yang ideal adalah memisahkan ruang persiapan, ruang pengerjaan aseptik, ruang kultur dan operasional lab (gambar denah lab).

10.2 Prosedur pencucian alat

Kultur yang tidak dipakai lagi dan juga kultur yang terkontaminasi, harus diatoklaf untuk mencairkan agar dan mematikan mikroorganisme yang masih ada. Wadah kultur kemudian dibersihkan/ dikosongkan, dicuci dan direndam dalam detergen selama semalam. Alat – alat gelas kemudian digosok dengan sikat dan dicuci 3 kali dengan air mengalir lalu 3 kali dengan air destilata.Wadah atau botol kultur yang baru atau alat gelas baru lainnya yang digunakan dalam lab kultur jaringan ahrus dicuci bersih sebelum digunakan. Alat gelas sebaiknya disimpan pada tempat yang bersih setelah dikeringkan.

10.3 Persiapan media

Timbangan analitik untuk menimbang dalam jumlah yang sangat kecil (zat pengatur tumbuh, vitamin) dan juga timbangan yang lebih besar (untuk menimbang agar, karbohidrat) diperlukan untuk persiapan media. Bahan - bahan media sebaiknya diletakkan dekat timbangan. Sebuah kulkas di ruang media diperlukan untuk menyimpan larutan stok dan bahan kimia yang mudah terdegradasi pada suhu kamar. Hot plate dan magnetic stirrer diperlukan untuk melarutkan agar. pH meter diperlukan untuk mengatur pH media. Air destilata single dan dobel diperlukan pada ruan persiapan. Media sebaiknya disterilisasi dengan menggunakan autoklaf atau panci presto. Tergantung volume media dan ukuran botol kultur, waktu sterilisasi bervariasi antara 15 – 40 menit pada suhu 121oC dengan tekanan 103 K Pascal (lihat Table 10.1, diekstrak dari Biondi & Thorpe 1981).

Tabel 10.1. Waktu minimum yang diperlukan untuk mensterilisasi volume media yang berbeda dengan mengautoklaf pada suhu 120 derajat Celcius dan 103 KPa

Page 9: Kultur Jaringan Lab

Volume cairan dalam wadah (mL)

Waktu sterilisasi

20 – 50 15

75 20

250 - 500 25

1000 30

1500 35

2000 40

Penting dicatat bahwa zat pengatur tumbuh tertentu, vitamin dan antibiotic dipengaruhi oleh panas dan karenanya perlu sterilisasi dengan memakai filter. Sterilisasi filter atau filtrasi membrane adalah melewatkan larutan (sebaiknya dibuat dengan menggunakan air steril di dalam laminar air flow cabinet) melalui membran yang telah disterilisasi, dengan ukuran pori 0.45 uM atau 0.22uM dibawah tekanan rendah ke dalam wadah steril. Jumlah yang diinginkan dari larutan steril kemudian ditambahkan ke media kultur yang telah diautoklaf sebelumnya dan kemudian ditempatkan pada waterbath dengan suhu 40oC.

Laminar air flow cabinet biasanya disteriliasi permukaan dengan 70% alkohol (v/v). Meskipun alcohol asam (70% v/v, pH 2.0) mungkin lebih efektif sebagai desinfektan, jarang digunakan karena memiliki efek korosif pada permukaan logam. Semua alat dibenamkan pada larutan 70 – 80% (v/v) ethanol dan dipanasi dengan lampu spiritus sebelum digunakan. Agar aman, sebaiknya wadah yang mengandung alcohol untuk pemanasan (flaming) diletakkan pada suatu wadah dengan dasar yang berat. Ini mencegah jatuhnya wadah alcohol akibat tersenggol secara tidak sengaja yang dapat menyebabkan kebakaran dalam laminar. Sebagai aturan umum, buanglah alkohol yang tersisa pada beaker glass setelah melalukan pengkulturan.

Lab. Kultur JaringanLaboratorium Kultur Jaringan merupakan fasilitas pendukung untuk menunjang pengembangan teknologi di bidang pertanian (BIOTEKNOLOGI), terlebih khusus lagi membantu mahasiswa/i pertanian memperoleh ilmu pengetahuan lebih luas tentang bagaimana proses ataupun metode untuk mengisolasi bagian dari tanaman seperti sel, sekelompok sel, jaringan, dan organ sehingga bagian-bagian tersebut dapat memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi tanaman lengkap kembali. Selain itu, mahasiswa/i pertanian juga dapat langsung melihat dan mempelajari teknik kultur jaringan yang mana dengan teknik kultur jaringan ini, produksi tanaman dalam jumlah besar dapat dilakukan dalam waktu yang singkat tentunya terutama misalnya; varietas-varietas unggul yang baru dihasilkan.Sarana penunjang yang memberikan pelatihan berupa pemahaman materi dan praktek kultur jaringan sehingga diperoleh peningkatan ilmu dan wawasan bagi mahasiswa tentang teknologi muktahir dalam perbanyakan tanaman. Laboratorim Kultur Jaringan juga diperuntukan bagi pihak luar yang berkepentingan dengan perbanyakan tanaman, seperti dalam hal pelatihan bagi kultur jaringan bagi mahasiswa dan guru biologi, serta

Page 10: Kultur Jaringan Lab

jasa penyediaan explant bagi stakeholder.Kegiatan praktikum materi teoritik seperti: Pembuatan Media, Sub-Culture Explant, Sterilisasi Tanaman dan Inkubasi dan Aklimatisasi.

Foto-Foto :

LABORATORIUM IDEAL1. Pengelolaan dan Personalia LaboratoriumDalam konteks laboratorium , pengelolaannya menyangkut beberapa aspek yaitu:• perencanaan, • penataan, • pengadministrasian, • pengamanan, perawatan, dan pengawasan 2. Perlengkapan Laboratorium• Perabot• Alat peraga pendidikan• Perkakas• Kotak PPPK beserta isinya• Alat pemadam kebakaran• Alat pembersih• Kumpulan buku

3. Prasarana dan Sarana Laboratoriuma. Fungsi : Sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran IPA secara praktek yang memerlukan peralatan khusus yang tidak mudah dihadirkan di ruang kelas.b. Kapasitas : Dapat menampung minimal 1 (satu) rombongan belajarc. Ratio : (satu) ruang laboratorium/sekolah Luas 2,4 m2 /peserta didikd. Dimensi : Luas ruang minimal 48 m2, termasuk ruang penyimpanan dan persiapan 18 m2.

Page 11: Kultur Jaringan Lab

Prasarana • Ruangan Laboratorium• Ruang persiapan• Ruang penyimpanan• Ruang gelap• Ruang timbang• Ruang praktikum• Kebun sekolah (rumah kaca)

SaranaSarana yang diperlukan laboratorium kimia meliputi peralatan, bahan, perkakas, perabot, dan media.

4. InstalasiInstalasi laboratorium kimia SMA meliputi instalasi listrik dan instalasi air. Instalasi listrik diperlukan untuk mengoperasikan peralatan dan penerangan pada saat kegiatan praktikum.

5. Pembuangan limbahLimbah dari laboratorium kimia umumnya hanya merupakan bahan-bahan yang habis pakai. Oleh karena itu diperlukan kotak sampah untuk pembuangan sementara limbah-limbah tersebut.

6. PPPKPPPK diperlukan untuk mengantisipasi:• Luka bakar• Mata kemasukan benda asing• Luka tergores/teriris• Bahan kimia masuk dalam mulut• Keracunan• Kejutan listrik• Membalut luka• Pingsan• Radiasi dan zat radioaktif

LABORATORIUM KULTUR JARINGAN

Laboratorium merupakan faktor terpenting dalam kultur jaringan. Menentukan lokasi yang tepat untuk laboratorium kultur jaringan, perlu memperhatikan beberapa aspek. Hal ini erat kaitannya dengan sifat dan ciri kultur jaringan yang mengharuskan kondisi aseptik dan lingkungan terkontrol. Laboratorium kultur jaringan sebaiknya tidak berlokasi di daerah berdebu, contohnya di dekat pabrik semen atau berasap kendaraan bermotor seperti tempat parkir mobil, terminal, atau statsiun kereta api. Laboratorium

Page 12: Kultur Jaringan Lab

sebaiknya juga tidak berlokasi di daerah yang berangin kencang, terlalu kering ( langka sumber air ), atau dekat dengan pembuangan sampah. Di tempat-tempat tersebut pengontrolan kontaminasi sulit dilakukan. Lokasi yang baik untuk laboratorium harus di lingkungan yang bersih, bebas polusi, tanpa keterbatasan air, dan yang terpenting diperlengkapi dengan prasarana transportasi utilities ( air, gas, dan listrik ) yang memadai. Ukuran dan jumlah ruangan yang diperlukan untuk sebuah laboratorium kultur jaringan dapat bervariasi, tergantung pada kebutuhannya. Beberapa hal yang sering menjadi bahan pertimbangan dalam merancang sebuah laboratorim kultur jaringan adalah besarnya kapasitas produksi planlet yang dikehendaki,besarnya modal awal yang ada, serta skala usaha yang dijalankan untuk komersial atau sekedar pemenuhan hobi memperbanyak tanaman. Fasilitas laboratorium kultur jaringan dibagi menjadi beberapa bagian yang fungsinya satu dengan yang lainnya berbeda dan persyaratannya pun berbeda pula. Laboratorium kultur jaringan harus dirancang sedemikian rupa, karena ada bagian–bagian atau ruangan harus dalam keadaan steril atau bebas mikroba. Tujuan yang utama dari kultur jaringan yaitu untuk membiakkan bagian tanaman dalam ukuran yang sekecil – kecilnya seperti sel, jaringan dan organ. Oleh karena itu, laboratorium kultur jaringan tanaman harus selalu mengutamakan dan memperhatikan tingkat sterilitas dari ruangan- ruangannya, sehingga terbebas dari kontaminasi dan mikroba yang tidak dikehendaki. Ruang-ruang dalam laboratorium kultur jaringan dikelompokkan menurut macam kegiatan yang ada di dalamnya, yaitu :

A.Ruang Tidak Steril 1.Ruang Tamu Laboratorium kultur jaringan tanaman harus dilengkapi dengan ruang tamu, karena biasanya laboratorium kultur jaringan tanaman selalu didatangi oleh tamu. Ruang tamu ini sebaiknya berada di bagian paling depan dan berhubungan langsung dengan ruang administrasi.2.Ruang Administrasi Dalam laboratorium kultur jaringan tanaman ruang administrasi digunakan sebagai tempat untuk memcatat surat tentang pembelian alat – alat laboratorium jika ada yang rusak.3.Ruang Staf Laboratorium kultur jaringan tanaman membutuhkan staf peneliti dalam jumlah banyak. Tujuannya agar dapat diadakan pembagian kerja sesuai dengan spesialisasinya maisng-masing. Di dalam ruang staf dapat pula dilaksanakan diskusi antar staf pada waktu berkumpul bersama. Di samping itu ruang staf ini dapat berfunsi sebagai tempat istirahat setelah seharian bekerja dengan tekun di dalam ruangan laboratorium.4.Kamar Mandi / Wc Laboratorium kultur jaringan tanaman harus selalu dalam suasana bersih untuk menghindari kontaminasi oleh mikroba. Bila pekerja akan memasuki ruang inokulasi, tubuh dan pakaian harus bersih, tidak berkeringat, dan tidak berdebu. Untuk inilah maka kamar mandi dan wc perlu disediakan dengan syarat harus selalu dalam keadaan bersih.5.Ruang Ganti Pakaian Untuk menghindari timbulnya kontaminasi oleh mikroba, maka karyawan di dalam laboratorium kultur jaringan tanaman harus memakai pakaian yang bersih, dalam arti baru di cuci. Oleh karena itu di dalam laboratorium kultur jaringan tanaman harus disediakan ruang untuk ganti pakaian. 6.Ruang Penyimpanan Bahan Kimia Komponen bahan kimia penyusun media kultur

Page 13: Kultur Jaringan Lab

jaringan tanaman sangat banyak macam jenisnya. Oleh karena itu, penyimpanannya memerlukan pengaturan khusus supaya mudah mencarinya. Penyimpanan yang tidak teratur akan memperlambat pekerjaan. Maka diperlukan tempat penyimpanan bahan kimia yang dibuat dari kayu maupun kaca.7.Ruang Penimbangan Dan Sterilisasi Dalam membuat larutan kita harus terlebih dahulu menimbang bahannya. Alat yang digunakan untuk menimbang sering kita sebut timbangan analitik digunakan dalam ruangan tersendiri yang bentuk dan konsentrasinya dibuat sedemikian rupa sehingga ruangan ini tidak terpengaruh oleh getaran-getaran dan hembusan angin yang dapat mempengaruhi hasil penimbangan.

B.Ruang Tidak Mutlak Steril 1.Ruang Planlet Dalam ruangan ini menggunakan alat pendingin (AC), maka temperatur ruangan dapat mencapai sekitar 25oC sehingga ideal bagi tumbuhan planlet. Botol-botol yang berisi planlet jumlahnya dapat mencapai ratusan bahkan ribuan. Oleh karena itu dalam ruangan ini harus disediakan rak-rak alumunium yang dasarnya berlobang-lobang untuk meletakkan botol-botol tersebut secara teraatur dan rapi.2.Ruang Inkubator Eksplan yang sudah ditanam dalam media kultur jaringan perlu dipantau pertumbuhannya setiap hari. Untuk pemantauan ini memerlukan ruangan yang khusus yang keadaannya lebih steril daripada ruangan planlet, yaitu ruangan Inkubator. Ruangan inkubator harus memiliki suhu kurang lebih 25oC dan harus dilengkapi dengan lampu-lampu neon, karena eksplan yang ditumbuhkan dalam ruangan inkubasi membutuhkan temperatur dan cahaya diatur dan disesuaikan jenis eksplannya. Untuk menghemat tempat, maka dalam ruang inkubator ini dapat dilengkapi dengan rak-rak dari kayu dengan dinding rapat tetapi alasnya berlubang-lubang supaya aerasi dapat berjalan dengan baik. Setiap kotak pada rak ini dilengkapi dengan da-light neon lamp 20 watt yang jaraknya 40-60 cm diatas permukaan tutup botol eksplan.

C.Ruang Mutlak Steril atu-satunya ruangan di dalamlaboratorium kultur jaringan tanaman yang mutlak steril adalah ruangan penanaman (Inokulasi). Ruangan ini biasanya sengaja dibuat dengan ukuran yang tidak sangat besar. Tujuannya adalah agar pelaksanaan sterilisasi ruangannya tidak membutuhkan waktu yang lama dan tidak mengalami kesulitan. Dinding ruangan penanaman (Inokulasi) dilengkapi dengan porselin, sehingga sterilisasi mudah dilakukan . alat yang digunakan untuk melakukan penanaman (Inokulasi) adalah Laminar Air Flow Cabinet (LAFC) yang biasanya diletakkan pada salah satu sisi ruangan. Letak barang-barang di dalam ruangan ini harus diatur secara rapi dan teratur agar tidak mengganggu pelaksanaan sterilisasi ruangan. Disebelah kanan Laminar Air Flow Cabinet sebaiknya terdapat meja porselin. Meja ini digunakan untuk meletakkan alat-alat yang diperlukan sebelum melakukan penanaman. Alat-alat seperti botol-botol media, skalpel, pinset, petridish, lampu spirus dan lain sebagainya diletakka di atas meja tersebut dan disemprot dengan alkohol 96% dahulu sebelum masuk ke dalam Laminar Air Flow Cabinet. Aerasol sterilisation dapat juga dilakukan dengan menggunakan lampu ultra violet (UV lamp). Lampu ini digunakan untuk sterilisasi udara, sinarnya dipilih yang kuat sesuai dengan volume ruangan lampu UV ini harus dinyalakan pada saat ruangan tidak digunakan. Dan harus dimatikan ketika akan melakukan penanaman. Dalam semua ruangan terdapat beberapa peralatan yang harus ada dalam setiap ruangan laboratorium

Page 14: Kultur Jaringan Lab

kultur jaringan. Setidaknya harus ada peralatan sebagai berikut: 1.Ruang Inokulasi

Page 15: Kultur Jaringan Lab

2.Ruang Pertumbuhan