modul skill lab bbm (belajar berdasarkan masalah

47
cv.Mine Penerbit : cv. Mine Perum Sidorejo Bumi Indah F 153 Rt 11 Ngestiharjo Kasihan Bantul Mobile : 083867708263 email : [email protected] 083867708263 cv.mine7 mine mine cv.Mine MODUL SKILL LAB BBM (Belajar Berdasarkan Masalah) PENILAIAN STATUS GIZI (Program Reguler) Atikah Rahayu Fahrini Yulidasari Muhammad Irwan Setiawan Editor: Andini Octaviana Putri ISBN 978-623-7550-37-2

Upload: others

Post on 10-Nov-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MODUL SKILL LAB BBM (Belajar Berdasarkan Masalah

cv.Mine

Penerbit : cv. Mine

Perum Sidorejo Bumi Indah F 153

Rt 11 Ngestiharjo Kasihan Bantul

Mobile : 083867708263

email : [email protected]

083867708263

cv.mine7

mine mine

cv.Mine

MODUL SKILL LAB BBM(Belajar Berdasarkan Masalah)

PENILAIAN STATUS GIZI (Program Reguler)

Atikah Rahayu

Fahrini Yulidasari

Muhammad Irwan Setiawan

Editor:

Andini Octaviana Putri

ISBN 978-623-7550-37-2

Page 2: MODUL SKILL LAB BBM (Belajar Berdasarkan Masalah

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran ULM

i

UNTUK MAHASISWA

Disusun Oleh:

Atikah Rahayu

Fahrini Yulidasari

Muhammad Irwan Setiawan

Editor:

Andini Octaviana Putri

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU

2018

MODUL SKILL LAB BBM

(Belajar Berdasarkan Masalah)

PENILAIAN STATUS GIZI

(Program Reguler)

Page 3: MODUL SKILL LAB BBM (Belajar Berdasarkan Masalah

MODUL SKILL LAB BBM Belajar Berdasarkan Masalah

PENILAIAN STATUS GIZI (Program Reguler) UNTUK

MAHASISWA

Disusun Oleh:

Atikah Rahayu

Fahrini Yulidasari

Muhammad Irwan Setiawan

Editor:

Andini Octaviana Putri

Hak Cipta © 2020, pada penulis

Hak publikasi pada Penerbit CV Mine

Dilarang memperbanyak, memperbanyak sebagian atau

seluruh isi dari buku ini dalam bentuk apapun, tanpa izin

tertulis dari penerbit.

© HAK CIPTA DILINDUNGI OLEH UNDANG-UNDANG

Cetakan ke-1

Tahun 2020 CV Mine

Perum SBI F153 Rt 11 Ngestiharjo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta-

55182

Telp: 083867708263

Email: [email protected]

ISBN : 978-623-7550-37-2

Page 4: MODUL SKILL LAB BBM (Belajar Berdasarkan Masalah

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran ULM

ii

KATA PENGANTAR

Belajar Berdasarkan Masalah (BBM) merupakan salah satu inovasi dari PSKM Fakultas Kedokteran Unlam dalam rangka pencapaian lulusan yang berkompetensi. Dalam pelaksanaan BBM-Penilaian Status Gizi ini bukan hanya melibatkan bagian Gizi saja tetapi juga ada keterlibatan bagian administrasi dan kebijakan kesehatan (AKK), promosi kesehatan (Promkes), dan epidemiologi untuk melatih cara berpikir mahasiswa secara komprehensif didalam menghadapi permasalahan kesehatan. Metode pembelajaran dalam BBM ini meliputi kuliah klasikal di dalam kelas, tutorial Belajar Berdasarkan Masalah (BBM) untuk 1 (satu) kasus yang sudah diskenariokan, kuliah pakar, skill lab (kunjungan lapangan), dan belajar mandiri. Dengan demikian, mahasiswa dituntut untuk belajar aktif dan mencari sumber-sumber bacaan sendiri di perpustakaan, lewat internet, atau melalui konsultasi kepada narasumber. Melalui modul pelaksanaan BBM ini, mahasiswa diharapkan akan lebih terarah dan menjadi pedoman dalam pelaksanaan kegiatan perkuliahan dan tutorial. Terima Kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan modul pelaksanaan BBM-Penilaian Status Gizi yang diperuntukkan untuk mahasiswa, mudah-mudahan modul ini bermanfaat bagi kemajuan anda.

Banjarbaru, Januari 2019

-- Tim Penyusun--

Page 5: MODUL SKILL LAB BBM (Belajar Berdasarkan Masalah

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran ULM

iii

DAFTAR ISI

Halaman judul ………………………………………………. i

Kata Pengantar ………………………………………………ii Daftar Isi …………………………………………………….. iii Daftar Lampiran …………………………………………….iv A. Latar Belakang ……………………………………………1 1.1 Penilaian Langsung ………………………………….1 1.2 Penilaian tidak Langsung ……………………………2 B. Penilaian …………………………………………………. 3 C. Prosedur Pengukuran Antropometri ……………………3

a. Penimbangan Berat Badan ………………………….3 b. Pengukuran Tinggi Badan …………………………..5 c. Pengukuran LLA …………………………………….7

D. Penentuan Status Gizi ………………………………….. 8 1. Indeks IMT/U ……………………………………….. 8 2. Indeks BB/U dan TB/U ………………………………11 3. Indeks LLA/U ……………………………………….. 13

E. Survei Konsumsi Makanan …………………………….. 13 Pedoman Menuju Gizi Seimbang………………………….. 20 Referensi ………………………………………………….... 25 LAMPIRAN

Page 6: MODUL SKILL LAB BBM (Belajar Berdasarkan Masalah

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran ULM

iv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Susunan Menu Seimbang ……………26

Lampiran 2. Daftar Evaluasi Skill Lab per kelompok …….. 27

Lampiran 3. Daftar Evaluasi Skill Lab per Individu ……..... 28

Lampiran 4. Format laporan skill …………………………. 37

Lampiran 5. Lembar kerja mahasiswa …………………… 40

Page 7: MODUL SKILL LAB BBM (Belajar Berdasarkan Masalah

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran ULM

1 Modul Skill Lab BBM-PSG

BELAJAR BERDASARKAN MASALAH (BBM) PENILAIAN STATUS GIZI

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FK UNLAM PROGRAM REGULER

PENILAIAN STATUS GIZI

A. LATAR BELAKANG Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan

dalam bentuk variabel tertentu atau dapat dikatakan bahwa status gizi merupakan indikator baik-buruknya penyediaan makanan sehari-hari. Status gizi yang baik diperlukan untuk mempertahankan derajat kebugaran dan kesehatan, membantu pertumbuhan bagi anak maupun orang dewasa. Penilaian status gizi dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. 1.1 Penilaian Langsung

a. Antropometri Pemeriksaan antropometri dilakukan dengan cara

mengukur: tinggi badan, berat badan, lingkar lengan atas, tebal lemak tubuh (triseps, biceps, subscapula dan suprailliaca). Pengukuran antropometri bertujuan mengetahui status gizi berdasarkan satu ukuran menurut ukuran lainnya, misalnya berat badan dan tinggi badan menurut umur (BB & TB/U), berat badan menurut tinggi badan (BB/TB), lingkar lengan atas menurut umur (LLA/U), lingkar lengan atas menurut tinggi badan (LLA/TB).

Page 8: MODUL SKILL LAB BBM (Belajar Berdasarkan Masalah

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran ULM

2 Modul Skill Lab BBM-PSG

b. Biokimia Pemeriksaan laboratorium (biokimia), dilakukan

melalui pemeriksaan spesimen jaringan tubuh (darah, urine, tinja, hati, dan otot) yang diuji secara laboratoris terutama untuk mengetahui kadar hemoglobin, feritin, glukosa dan kolesterol. Pemeriksaan biokimia bertujuan mengetahui kekurangan gizi spesifik. c. Klinis

Pemeriksaan dilakukan pada jaringan epitel (supervisial ephitel tissue) seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oral. Pemeriksaan klinis bertujuan mengetahui status kekurangan gizi dengan melihat tanda-tanda khusus. d. Biofisik

Pemeriksaan dilakukan dengan melihat kemampuan fungsi serta perubahan struktur jaringan. Pemeriksaan biofisik bertujuan mengetahui situasi tertentu, misalnya pada orang yang buta senja.

1.2 Penilaian tidak Langsung a. Survei Konsumsi

Penilaian konsumsi makanan dilakukan dengan wawancara kebiasaan makan dan perhitungan konsumsi makanan sehari-hari. Tujuan penilaian ini adalah mengidentifikasi kekurangan dan kelebihan gizi. b. Statistik Vital

Pemeriksaan dilakukan dengan menganalisis data kesehatan seperti angka kematian, kesakitan dan kematian akibat hal-hal yang berhubungan dengan gizi. Pemeriksaan ini bertujuan menemukan indikator tidak langsung status gizi masyarakat.

Page 9: MODUL SKILL LAB BBM (Belajar Berdasarkan Masalah

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran ULM

3 Modul Skill Lab BBM-PSG

c. Faktor Ekologi

Pengukuran status gizi didasarkan atas kesediaan makanan yang dipengaruhi oleh faktor ekologi (iklim, tanah, irigasi, dll). Faktor-faktor ekologi tersebut perlu diketahui untuk mengetahui penyebab malnutrisi masyarakat.

B. PENILAIAN

Komponen Penilaian ada 3 yaitu : (lanjutan rangkaian dari kegiatan kul klasik dan tutorial) 1) Makalah : 20% 2) Skill lab dan lap : 20% 3) Kedisiplinan dan Etika : 100%

C. PROSEDUR PENGUKURAN ANTROMOMETRI

Cara Penilaian Status Gizi Berdasarkan Pengukuran Antropometri

Pengukuran Antropometri untuk mengetahui status gizi dapat dilakukan dengan cara yaitu: a. Penimbangan Berat Badan (BB)

Penimbangan berat badan digunakan untuk mengevaluasi keseimbangan asupan makanan dengan energi yang dikeluarkan untuk aktivitas. 1) Penimbangan dilakukan dengan seminim mungkin dan

tubuh dalam keadaan tidak berkeringat. 2) Menggunakan alat timbang berat badan standar

dengan ketelitian 100 gram. Cara Menimbang/mengukur berat badan 9 Langkah menimbang, yaitu :

Page 10: MODUL SKILL LAB BBM (Belajar Berdasarkan Masalah

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran ULM

4 Modul Skill Lab BBM-PSG

1) Langkah 1 Gantungkan dacin pada : a) Dahan Pohon b) Palang rumah c) Penyangga kaki tiga

2) Langkah 2 Periksalah apakah dacin sudah tergantung kuat. Tarik batang dacin ke bawah kuat-kuat.

3) Langkah 3 Sebelum dipakai letakkan bandul geser pada angka nol (0). Batang dacin dikaitkan dengan tali pengaman.

4) Langkah 4 Pasanglah celana timbang kotak timbang atau sarung timbang yang kosong pada dacin. Ingat bandul geser pada angka nol (0).

5) Langkah 5 Seimbangkan dacin yang sudah dibebani celana timbang, sarung timbang atau kotak timbangan dengan cara memasukkan pasir ke dalam kantong plastik.

6) Langkah 6 Anak ditimbang dan seimbangkan dacin.

7) Langkah 7 Tentukan berat badan anak, dengan membaca angka diujung bandul geser.

8) Langkah 8 Catat hasil penimbangan di atas dengan secarik kertas.

9) Langkah 9 Geserlah bandul ke angka nol (0), letakkan batang dacin dalam tali pengaman, setelah itu bayi atau anak dapat diturunkan.

Page 11: MODUL SKILL LAB BBM (Belajar Berdasarkan Masalah

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran ULM

5 Modul Skill Lab BBM-PSG

Menimbang Bayi Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menimbang bayi :

1) Pakaian dibuat seminim mungkin, sepatu, baju/pakaian yang cukup tebal harus ditanggalkan.

2) Kantong celana timbang tidak dapat digunakan. 3) Bayi ditidurkan dalam kain sarung. 4) Geserlah anak timbang sampai tercapai keadaan

seimbang, kedua ujung jarum terdapat pada satu titik. 5) Lihatlah angka pada skala batang dacin yang

menunjukkan berat badan bayi. Catat berat badan dengan teliti sampai satu angka desimal. Misal 7,5 kg.

Menimbang Anak Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam

menimbang berat badan anak: 1) Pemeriksaan Alat Timbang 2) Anak Balita yang Ditimbang 3) Keamanan 4) Pengetahuan Dasar Petugas b. Pengukuran Tinggi Badan (TB)

Tinggi Badan merupakan parameter yang penting bagi kesehatan yang telah lalu dan sekarang, jika umur tidak diketahui dengan tepat pengukuran tinggi badan diperlukan sebagai parameter status gizi berdasarkan berat badan terhadap tinggi badan. 1) Pengukuran dilakukan dengan sikap berdiri tegak

tanpa sepatu. 2) Pengukuran tinggi badan menggunakan pola

sentimeter yang fleksibel dan tidak elastis yang ditempelkan secara vertikal pada dinding atau tiang

Page 12: MODUL SKILL LAB BBM (Belajar Berdasarkan Masalah

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran ULM

6 Modul Skill Lab BBM-PSG

tegak atau menggunakan alat pengukur tinggi badan “Mikrotoise”.

Cara Mengukur Tinggi Badan a) Posisi Anak

Sewaktu diukur anak dalam posisi dengan syarat-syarat berikut: 1) Sewaktu diukur, anak tidak boleh memakai alas kaki

(sepatu, sandal, Dan sebagainya) dan penutup kepala (topi dan kerudung).

2) Anak berdiri membelakangi dinding dengan pita meteran berada di tengah bagian tengah kepala.

3) Posisi anak tegak bebas, tidak sikap tegap seperti tentara.

4) Tangan dibiarkan tergantung bebas menempel ke badan.

5) Tumit rapat, tetapi bila ibu jari kaki tidak rapat. 6) Kepala, tulang belikat, pinggul dan tumit menempel

ke dinding. 7) Anak menghadap dengan pandangan lurus ke depan.

b) Cara Penggunaan Alat Bantu Untuk menentukan angka tinggi anak pada pita meteran,

digunakan alat bantu berupa segitiga siku-siku.

Gambar 1. Pengukuran Tinggi Badan

Page 13: MODUL SKILL LAB BBM (Belajar Berdasarkan Masalah

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran ULM

7 Modul Skill Lab BBM-PSG

c. Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LLA) Ukuran lengan atas menunjukan massa otot

1) Pengukuran pada titik di tengah ujung tulang bahu dan benjolan siku dengan posisi lengan bergantung rileks.

2) Menggunakan alat ukur pola sentimeter yang fleksibel dan tidak elastis atau meteran baja, dilingkarkan pada lengan atas.

Menurut Depkes RI (1994) pengukuran LLA pada kelompok WUS adalah salah satu cara deteksi dini yang mudah dan dapat dilaksanakan masyarakat awam, untuk mengetahui kelompok berisiko Kekurangan Energi Kronis (KEK). Ambang batas LLA WUS dengan risiko KEK Di Indonesia adalah 23,5 cm. Apabila ukuran LLA kurang 23,5 cm atau dibagian merah pita LLA, artinya wanita tersebut mempunyai risiko KEK, dan diperkirakan akan melahirkan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). BBLR mempunyai risiko kematian, kurang gizi, gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak. Cara Mengukur LLA

Ada 7 urutan pengukuran LLA, yaitu : 1) Tetapkan posisi bahu dan siku 2) Letakkan pita antara bahu dan siku 3) Tentukan titik tengah lengan 4) Lingkarkan pita LLA pada tengah lengan 5) Pita jangan terlalu ketat 6) Pita jangan terlalu longgar 7) Cara pembacaan skala yang benar

Page 14: MODUL SKILL LAB BBM (Belajar Berdasarkan Masalah

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran ULM

8 Modul Skill Lab BBM-PSG

G

Gambar 2. Pengukuran Lingkar Lengan Atas

D. PENENTUAN STATUS GIZI Ada beberapa cara penilaian status gizi berdasarkan

pengukuran antropometri (menggunakan indeks), yaitu : 1. INDEKS MASSA TUBUH (IMT)

Status gizi pada remaja dihitung dengan menggunakan rumus indeks massa tubuh atau yang biasa disingkat dengan istilah IMT atau BMI (Body Mass Index). Akan tetapi IMT bukan tanpa kelemahan, karena IMT hanya menggambarkan proporsi ideal tubuh seseorang antara berat badan saat ini terhadap tinggi badan yang dimilikinya. IMT tidak mampu mengambarkan tentang proporsi lemak yang terkandung di dalam tubuh seseorang.

Page 15: MODUL SKILL LAB BBM (Belajar Berdasarkan Masalah

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran ULM

9 Modul Skill Lab BBM-PSG

Mengukur status gizi remaja bisa menggunakan indikator yang ditetapkan oleh WHO tahun 2007 yang dibedakan berdasarkan jenis kelamin, berikut tabel interpretasi IMT tersebut : Tabel 1. Baku Rujukan IMT/U menurut WHO tahun 2007

TABEL IMT REMAJA PEREMPUAN UMUR 10-19 TAHUN

No. Umur

(tahun) Sangat kurus (kurang dari)

kurus normal gemuk Sangat gemuk

(lebih dari)

1. 10 12,4 12,5-13,4 13,5-18,9 19,0-22,6 22,7

2. 11 12,7 12,8-13,9 14,0-19,8 19,9-23,7 23,8

3. 12 13,2 13,3-14,3 14,4-20,7 20,8-25,0 25,1

4. 3 13,6 13,7-14,9 15,0-21,7 21,8-26,2 26,3

5. 14 14,0 14,1-15,3 15,4-22,6 22,7-27,3 27.4

6. 15 14,4 14,5-15,8 15,9-23,4 23,5-28,2 28,3

7. 16 14,6 14,7-16,1 16,2-24,0 24,1-28,9 29,0

8. 17 14,7 14,8-16,3 16,4-24,7 24,8-29,3 29,4

9. 18 14,7 14,8-16,3 16,4-24,7 24,8-29,5 29,6

10. 19 14,7 14,8-16,4 16,5-24,9 25,0-29,7 29,8

TABEL IMT REMAJA LAKI-LAKI UMUR 10-19 TAHUN

No. Umur

(tahun) Sangat kurus (kurang dari)

kurus normal gemuk

Sangat gemuk (lebih dari)

1. 10 12,8 12,9-13,7 13,8-18,4 18,5-21,4 21,5

2. 11 13,1 13,2-14,1 14,2-19,1 19,2-22,4 22,5

3. 12 13,4 13,5-14,4 14,5-19,9 20,0-23,6 23,7

4. 3 13,8 13,9-14,9 15,0-20,8 20,9-24,8 24,9

5. 14 14,3 14,4-15,5 15,6-21,8 21,9-25,9 26.0

6. 15 14,7 14,8-16,0 16,1-22,7 22,8-27,0 27,1

7. 16 15,1 15,2-16,5 16,6-23,5 23,6-27,9 28,0

8. 17 15,4 15,5-16,9 17,0-24,3 24,4-28,6 28,7

9. 18 15,7 15,8-17,1 17,2-24,9 25,0-29,2 29,3

10. 19 15,9 16,0-17,5 17,6-25,4 25,5-29,7 29,8

Sumber : WHO 2007

Page 16: MODUL SKILL LAB BBM (Belajar Berdasarkan Masalah

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran ULM

10 Modul Skill Lab BBM-PSG

Contoh (menggunakan baju rujukan WHO 2007): Remaja putri berusia 15 tahun memiliki berat badan 50 kg dengan tinggi badan 146 cm atau 1.46 meter, maka IMT remaja putri tersebut adalah 23.5 dengan rumus berikut :

Jadi : IMT = 50/(1.46x 1.46) = 23.5 Berdasarkan hasil perhitungan, berarti status gizi remaja putri adalah gemuk (23,5).

IMT tidak bisa digunakan untuk menghitung berat badan ideal, untuk menentukan berat badan ideal anda bisa menggunakan rumus Brocca, sebagai berikut : Berat Badan Ideal : (TB (cm) – 100) x 0.9 Berdasarkan data sebelumnya, maka berat badan ideal remaja putri tersebut di atas adalah: (146-100) x 0.9 = 41.4 kg atau dengan kata lain paling tidak ia harus memiliki berat badan minimum 37.3 kg dan berat badan maksimum 45.5 kg (± 10%). Contoh Lain (Menggunakan Baku Rujukan Winarno, 1993): Maryana mahasiswi berusia 17 tahun, memiliki tinggi badan 156 cm dengan berat badan 50 kg. Diketahui: BB : 50 kg TB : 156 cm = 1,56 m

IMT = Berat Badan (kg)

Tinggi Badan (m)2

Page 17: MODUL SKILL LAB BBM (Belajar Berdasarkan Masalah

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran ULM

11 Modul Skill Lab BBM-PSG

Perhitungan :

IMT = 50

= 20,57

(1,56)2

Tabel 2. Klasifikasi Status Gizi

Status Gizi Laki-laki Perempuan

Kurus < 20,1 < 18,7

Normal 20,1 – 25,0 18,7 – 23,8

Obese > 30 >28,6

Rata-rata 22,0 20,8

Sumber : Winarno,1993 Berdasarkan hasil perhitungan, berarti status gizi Maryana adalah normal (20,57). 2. INDEKS BERAT BADAN MENURUT UMUR (BB/U) DAN

INDEKS TINGGI BADAN MENURUT UMUR (TB/U) PADA ANAK USIA 0 – 5 TAHUN

Cara ini dapat digunakan untuk mengetahui status gizi anak usia 0-5 tahun. Penilaian dilakukan dengan menghitung persentase capaian BB dan TB standar berdasarkan usia anak. Selanjutnya, konsultasikan dengan tabel berikut:

Page 18: MODUL SKILL LAB BBM (Belajar Berdasarkan Masalah

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran ULM

12 Modul Skill Lab BBM-PSG

Tabel 3. Indeks Berat Badan dan Tinggi Badan Menurut Umur (BB dan TB/U) untuk Anak 0-5 Tahun

Umur Berat (Kg) Tinggi / Panjang (cm)

Tahun Bulan Standar 80% 60% Standar 80% 60%

0

0 3,4 2,7 2,0 50,0 43 35,5

1 4,3 3,4 2,5 55,0 46 38,5

2 5,0 4,0 2,9 58 49 40,5

3 5,7 4,5 3,4 60 51 42

4 6,3 5,0 3,8 62,5 53 43,5

5 6,9 5,5 4,2 64,5 54,5 45

6 7,4 5,9 4,5 66 56 46

7 8,0 6,3 4,9 67,5 57,5 47

8 8,4 6,7 5,1 69 59 48,5

9 8,9 7,1 5,3 70,5 60 49,5

10 9,3 7,4 5,5 72 61,5 50,5

11 9,6 7,7 5,8 73,5 63 51,5

1

0 9,9 7,9 6,0 74,5 64,5 52,2

3 10,0 8,5 6,4 78 68 54,4

6 11,3 9,0 6,8 81,5 69 57

9 11,9 9,6 7,2 84,5 72 59

2

0 12,4 9,9 7,5 87 74 61

3 12,9 10,5 7,8 89,5 76 62,5

6 13,5 10,8 8,1 922 78 64

9 14,0 11,2 8,4 94 80 65,6

3

0 14,5 11,6 8,7 96 82 67

3 15,0 12,0 9,0 98 83,5 68,5

6 15,5 12,4 9,3 99,5 84,5 70

9 16,0 12,9 9,6 101,5 86 71

4

0 16,5 13,2 9,9 103,5 87,5 72

3 17,0 13,6 10,2 105 88,5 73,5

6 17,4 14,0 10,5 107 90 74,5

9 17,9 14,4 10,5 108 91,5 75,5

5 0 18,4 14,7 111,0 109 92,5 76

Sumber : Winarno, 1993

Page 19: MODUL SKILL LAB BBM (Belajar Berdasarkan Masalah

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran ULM

13 Modul Skill Lab BBM-PSG

Tabel 4. Penilaian Status Gizi Berdasarkan BB/U dan TB/U

Berat Badan Status Gizi Tinggi Badan

>80% Baik >85%

60 – 80% Kurang 71 – 85%

Kurang dari 60% Buruk Kurang dari 71%

Sumber : Winarno,1993 Contoh : a. Seorang anak usia 2 tahun 3 bulan berat badannya 7,5 kg,

berat tersebut mencapai 58% dari berat badan standar. Cara menghitung : 7,5/12,9 x 100% = 58,1%. Berarti, anak tersebut memiliki status gizi buruk.

b. Seorang anak usia 2 tahun 3 bulan memiliki itnggi badan 85 cm. Tinggi tersebut mencapai 94,9% dari tinggi standar. Cara menghitung : 85/89,5 x 100%. Berarti, anak tersebut memiliki status gizi baik.

3. INDEKS LINGKAR LENGAN ATAS MENURUT UMUR (LLA/U) Cara ini dapat digunakan untuk mengetahui status gizi

tanpa membedakan jenis kelamin. Adapun cara penilaiannya adalah dengan mengukur lengan klien dengan menggunakan pita LLA pada WUS. Dengan standar < 23,5 termasuk dalam kategori mempunyai risiko KEK dan ≥ 23,5 tidak mempunyai risiko KEK. E. SURVEY KONSUMSI MAKANAN

Kebutuhan energi yang diperlukan setiap orang berbeda-beda, tergantung pada berbagai faktor, antara lain umur, jenis kelamin, berat badan dan tinggi badan serta berat ringannya aktivitas sehari-hari. Besarnya energi yang

Page 20: MODUL SKILL LAB BBM (Belajar Berdasarkan Masalah

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran ULM

14 Modul Skill Lab BBM-PSG

diperlukan setiap orang per hari dapat diketahui dengan berbagai cara. Modul skill lab ini akan membahas cara-cara yang bisa digunakan untuk menghitung besarnya energi tersebut.

1. Prediksi berdasarkan Basal Metabolik Rate (BMR)

Basal Metabolik Rate (BMR) atau laju metabolisme basal adalah energi minimal yang diperlukan tubuh dalam keadaan istirahat sempurna baik fisik maupun mental, berbaring tetapi tidak tidur dalam suhu ruangan 25 derajat celsius (Darwin, 1988 : 7). Energi tersebut diperlukan untuk berbagai fungsi vital tubuh seperti pencernaan, pernapasan, pengaturan suhu tubuh, peredaran darah dan lain-lain. Secara praktis besarnya BMR seseorang dapat dihitung dengan mengalikan berat badan dengan 24 kalori (berat badan x 24 kalori).

Tabel 5. Kebutuhan Energi Berdasarkan BMR

Tingkat Aktivitas

Jenis Aktivitas Kebutuhan

Energi/hari (kalori)

Sangat ringan

Tidur, baring, duduk, menulis, mengetik

BMR + 30%

Ringan Menyapu, menjahit, mencuci

piring,menghias ruang BMR + 50%

Sedang Mencangkul, menyabit

rumput BMR + 75%

Berat Menggergaji pohon dengan

gergaji tangan BMR + 100%

Berat Sekali

Mendaki gunung, menarik becak

BMR + 125%

Page 21: MODUL SKILL LAB BBM (Belajar Berdasarkan Masalah

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran ULM

15 Modul Skill Lab BBM-PSG

2. Perhitungan berdasarkan komponen penggunaan energi Komponen yang diperlukan untuk perhitungan

kebutuhan energi meliputi : a. Basal Metabolic Rate (BMR) b. Spesifik Dynamic Action (SDA) c. Aktivitas Sehari-hari d. Pertumbuhan

3. Cara Menghitung Kebutuhan Energi

Kebutuhan energi seseorang dapat diketahui dengan perhitungan sebagai berikut: Tahap 1 : Tentukan Status Gizi

Cara menentukan status gizi dapat dilakukan dengan menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT), dengan formula:

IMT = Berat Badan (kg)

Tinggi Badan (m)2

Tahap 2 : Hitung Besarnya BMR

Besarnya BMR dihitung dengan mengalikan berat badan x 24 kalori. Atau dapat menggunakan tabel berikut:

Page 22: MODUL SKILL LAB BBM (Belajar Berdasarkan Masalah

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran ULM

16 Modul Skill Lab BBM-PSG

Tabel 6. BMR Laki-Laki Jenis

Kelamin Berat Badan

(Kg) Energi (kalori)

10-18 Th 18-30 Th 30-60 Th

Laki-laki

55 1625 1514 1499

60 1713 1589 1556

65 1801 1664 1613

70 1889 1739 1670

75 1977 1814 1727

80 2065 1889 1785

85 2154 1964 1842

90 2242 2039 1889

Tabel 7. BMR Perempuan

Jenis Kelamin

Berat Badan (Kg)

Energi (kalori)

10-18 Th 18-30 Th 30-60 Th

Perempuan

40 1224 1075 1167

45 1291 1149 1207

50 1357 1223 1248

55 1424 1296 1288

60 1491 1370 1329

65 1557 1444 1369

70 1624 1516 1410

75 1691 592 1450

Tahap 3 : Hitung SDA Besarnya SDA = 10% BMR Tahap 4 : Hitung Energi Aktivitas Fisik Harian (Untuk kerja)

Formulasi = BMR + SDA (10% BMR)

Energi Aktivitas Fisik = Faktor Aktivitas Fisik x (BMR + SDA)

Page 23: MODUL SKILL LAB BBM (Belajar Berdasarkan Masalah

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran ULM

17 Modul Skill Lab BBM-PSG

Tabel 8. Faktor Aktivitas Fisik Tingkat Aktivitas Jenis Aktivitas Laki-laki Perempuan

Istirahat Tidur, baring, duduk, 1,2 1,2

Sangat ringan menulis, mengetik 1,4 1,4

Ringan Menyapu, menjahit, mencuci

piring,menghias ruang 1,5 1,5

Ringan-Sedang Sekolah, Kuliah, Kerja Kantor 1,7 1,6

Sedang Mencangkul, menyabit rumput 1,8 1,7

Berat Menggergaji pohon dengan

gergaji tangan 2,1 1,8

Berat Sekali Mendaki gunung, menarik becak 2,3 2,0

Tahap 5 : Tambahan Kalori Pertumbuhan

Apabila yang bersangkutan masih dalam usia pertumbuhan (sampai usia 18 tahun) maka tambahkan kebutuhan energi sesuai tabel berikut : Tabel 9. Kebutuhan Energi untuk Pertumbuhan (Kal/hari)

Umur (Tahun) Tambahan Energi

10-14 2 kalori/kg Berat Badan

15 1 Kalori/kg Berat Badan

16-18 0,5 kalori/Kg Berat Badan

Contoh : Bambang berusia 20 tahun, berat badan 60 kg, tinggi badan 160 cm, beraktivitas sebagai mahasiswa.

Tahap 1 IMT = 60 : (1,6)2 23,4 (Normal)

Tahap 2 BMR = (tabel 7) 1589 kalori

Tahap 3 SDA = 10% X 1589 158,9 kalori

Tahap 4 Energi aktivitas fisik (tabel 9) 1,7

x (1589+158,9) 2971 kalori

Jadi, Total kebutuhan Energi/hari 2.971 kalori

Page 24: MODUL SKILL LAB BBM (Belajar Berdasarkan Masalah

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran ULM

18 Modul Skill Lab BBM-PSG

CARA MENENTUKAN KEBUTUHAN GIZI DALAM KEADAAN SAKIT

Kebutuhan gizi seseorang dalam keadaan sakit, dalam keadaan sehat juga dipengaruhi oleh jenis dan berat ringannya penyakit. 1. Energi

Kebutuhan energi berubah dalam keadaan sakit, sesuai dengan jenis dan beratnya penyakit. Cara menentukan kebutuhan energi orang sakit dapat dilakukan dengan cara menghitung kebutuhan energi menurut kg berat badan ideal (kalori/kg/hari) dengan formula sebagai berikut:

Tabel 10. Kebutuhan Energi Rata-Rata/Kg BB Orang

Dewasa dalam Keadaan Sakit Tanpa Stress

Kategori dan Umur

(tahun)

Berat Badan (kg)

Tinggi Badan (cm)

Energi Total

(kalori)

Energi/KgBB (kalori)

Laki-laki 20-45 46-59 ≥ 60

62 62 62

165 165 165

2800 2500 2200

45 40 35

Perempuan 20-45 46-59 ≥ 60

54 54 54

156 156 154

2200 2100 1850

40 39 34

Berat Badan Ideal (BBI) = BMR x faktor aktifitas x faktor trauma/stress

Page 25: MODUL SKILL LAB BBM (Belajar Berdasarkan Masalah

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran ULM

19 Modul Skill Lab BBM-PSG

Contoh : 1) Seorang pasien perempuan berobat jalan, berumur 30

tahun, mempunyai tinggi badan 158 cm dan berat badan 50 kg dengan penyakit gastroenteritis. Berat badannya sudah ideal. Kebutuhan energinya adalah = 50 x 40 kalori/kgBB = 2000 kalori/kgBB

2) Laki-laki berumur 40 tahun dengan tinggi 165 cm dan berat badan 50 kg dirawat dengan demam karena hepatitis (ringan). Ia harus beristirahat ditempat tidur. Perhitungan energinya adalah: Berat badan ideal adalah 53 kg. Faktor aktivitas 1,2. Faktor stress = 1,4 (stress ringan). Kebutuhan BMR = 1 kalori x 53 kg x 24 jam = 1272 kalori. Kebutuhan energi total adalah 1,2 x 1,4 x 1272 = 2136 kalori.

2. Protein Kebutuhan protein normal adalah 10–15% dari kebutuhan

energi total atau 0,8–1,0 g/kgBB. Kebutuhan energi minimal untuk mempertahankan keseimbangan nitrogen adalah 0,4–0,5 g/kg BB. Demam, sepsis, operasi, trauma, dan luka dapat meningkatkan katabolisme protein, sehingga meningkatkan kebutuhan protein sampai 1,5–2,0 g/kg BB. Sebagian besar pasien yang dirawat membutuhkan 1,0–1,5 g/kg BB.

Menurut persen kenaikan kebutuhan diatas BMR dikalikan dengan aktifitas fisik dan dikalikan juga dengan faktor stress/trauma. Rumus yang digunakan yaitu:

Kebutuhan energi = BMR x aktifitas fisik x faktor stress/trauma

Page 26: MODUL SKILL LAB BBM (Belajar Berdasarkan Masalah

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran ULM

20 Modul Skill Lab BBM-PSG

Tabel 11. Faktor Aktifitas dan Faktor Trauma/Stress untuk Menentukan Kebutuhan

No Aktifitas Faktor No Jenis Trauma/Stress Faktor

1. Istirahat di tempat tidur

1,2 1. Tidak ada stress, pasien dalam keadaan gizi baik.

1,3

2. Tidak terikat di tempat tidur

1,3 2. 3. 4. 5. 6.

Stress ringan : peradangan saluran cerna, kanker, bedah elektif, trauma kelangka moderat Stress sedang : sepsis, bedah tulang, luka bakar, trauma kerangka moderat. Stress berat : trauma multipel, sepsis, dan bedah multisistem Stress sangat berat : luka kepala berat, sindroma, penyakit pernapasan akut, luka bakar, dan sepsis Luka bakar sangat berat

1,4

1,5

1,6

1,7

2,1

PEDOMAN MENUJU GIZI SEIMBANG

Upaya untuk mencapai serta memelihara kesehatan dan status gizi optimal, tubuh perlu mengkonsumsi makanan sehari-hari yang mengandung zat-zat gizi yang seimbang. Bila

Page 27: MODUL SKILL LAB BBM (Belajar Berdasarkan Masalah

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran ULM

21 Modul Skill Lab BBM-PSG

tubuh dapat mencerna, mengabsorbsi, dan memetabolisme zat-zat gizi tersebar secara baik, maka akan tercapai keadaan gizi seimbang. Tetapi dalam keadaan sakit, melalui modifikasi diet diupayakan agar gizi seimbang tetap bisa dicapai.

Pedoman umum gizi seimbang (PUGS) menganjurkan agar 60-75% kebutuhan energi diperolah dari karbohidrat (terutama karbohidrat komplek), 10-15% dari protein dan 10-25% dari lemak. Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan (AKG) atau Recommended Dietary Allowances (RDA) adalah tingkat konsumsi zat-zat gizi esensial yang dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi hampir semua orang sehat di suatu negara.

AKG berbeda dengan Angka Kebutuhan Gizi (Dietary Requirement). Angka kebutuhan gizi adalah banyaknya zat-zat gizi yang dibutuhkan seseorang (individu) untuk mencapai dan mempertahankan status gizi adekuat, sedangkan AKG (Angka Kecukupan Gizi) adalah kecukupan zat gizi untuk rata-rata penduduk.

Angka Kecukupan Gizi rata-rata seseorang dalam sehari dijabarkan ke dalam susunan makanan rata-rata sehari untuk tiap kelompok umur dan jenis kelamin. Contoh : Anjuran makanan sehari untuk laki-laki berumur 20-45 tahun dengan berat badan 62 kg adalah sebagai berikut : Nasi 7,1/2 gelas atau 5 piring (@ 140 gram/200 gram) Daging 2 potong (@ 50 gram) Tempe 3 potong (@ 50 gram) Sayur 1,1/2 mangkok (@ 100 gram) Buah 2 potong (@ 100 gram) Minyak 2,1/2 sdm (@ 10 gram) Gula Pasir 3,1/2 sdm (@ 10 gram)

Page 28: MODUL SKILL LAB BBM (Belajar Berdasarkan Masalah

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran ULM

22 Modul Skill Lab BBM-PSG

Menyusun Menu Seimbang untuk Orang Sehat Secara umum angka kecukupan gizi rata-rata

seseorang dalam sehari dijabarkan dalam susunan makanan rata-rata untuk tiap kelompok umur dan jenis klamin. Akan tetapi, angka kecukupan gizi dapat dihitung melalui perhitungan kebutuhan energi.

Untuk memudahkan penyusunan menu sehari yang bervariasi dan bergizi dapat digunakan Daftar Bahan Makanan Penukar (DBMP). Daftar ini dapat digunakan dalam keadaan sehat maupun sakit. Ada 2 (dua) jenis DBMP yaitu Daftar Bahan Makanan Penukar I dan II. 1) Daftar Bahan Makanan Penukar I

Daftar Bahan Makanan Penukar I membagi makanan 8 golongan, yaitu: a) Bahan makanan sumber karbohidrat b) Bahan makanan sumber Protein hewani c) Bahan makanan sumber protein nabati d) Sayuran e) Buah-buahan f) Susu g) Minyak h) Gula

Rincian bahan makanan tiap golongan bahan makanan penukar dalam jumlah yang bernilai gizi sama dan saling menukar.

Page 29: MODUL SKILL LAB BBM (Belajar Berdasarkan Masalah

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran ULM

23 Modul Skill Lab BBM-PSG

Tabel 12. Satuan Penukar dan Nilai Gizi 8 Golongan Bahan Makanan

Golongan dan Acuan Bahan

Makanan

Ukuran Energi Kalori

Karbo hidrat gram

Lemak gram

Protein gram

urt* gram

I.

Sumber karbo hidrat Nasi

¾ gls 100 175 40 - 4

II.

Sumber protein hewani Daging sapi

1 ptng 50 95 - 6 10

III.

Sumber protein nabati Tempe

2 ptng 50 80 8 3 6

IV. Saturan Saturan campur

1 gls 100 50 10 - 3

V. Buah-buahan Pepaya

1 ptng 100 40 10 - -

VI. Susu Susu sapi segar

1 gls 200 130 9 7 7

VII.

Minyak Minyak Goreng

½ sdm 5 45 - 5 -

VIII.

Gula Gula Pasir

1 sdm 10 40 10 - -

*urt = ukuran rumah tangga Keterangan : 1 gelas (gls)nasi : 140 gram nasi : 70 gram beras 1 potong (ptg) daging : ukuran 6 x 5 x 2 cm

Page 30: MODUL SKILL LAB BBM (Belajar Berdasarkan Masalah

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran ULM

24 Modul Skill Lab BBM-PSG

1 potong (ptg) tempe : ukuran 4 x 6 x 1 cm 1 gelas (gls) sayuran telah direbus, ditiriskan : 100 gram sayuran mentah

1 potong (ptg) pepaya : ukuran 5 x 15 cm 1 sendok makan (sdm) gula pasir : 10 gram 1 sendok makan (sdm) minyak goreng : 10 gram

2) Daftar Bahan Makanan Penukar II Daftar bahan makanan penukar II mengelompokan bahan makanan secara lebih rinci, yang dimaksudkan untuk penyusunan diet yang memerlukan perhitungan lebih teliti dalam hal kandungan energi, karbohidrat, protein dan lemak seperti diabetes mellitus dan dislipidemia. Contoh :

Jika diperoleh total kebutuhan energi sehari seseorang adalah 2750 kalori. Berikut ini adalah susunan menu seimbang sehari yang dianjurkan.

Tabel 13. Susunan Menu Seimbang Sehari yang Dianjurkan

Golongan dan acuan

bahan makanan

Ukuran Energi Karbohi

drat Protein Lemak

URT Gram Kalori Gram Gram Gram

Nasi 7,5 gelas 1050 1837,5

Daging 2 potong 100 190

Tempe 4 potong 100 160

Sayur 2 mangkok 200 100

Pepaya 2 potong 25 80

Minyak 2,5 sdm 35 225

Gula Pasir 3,5 sdm 140

Total 2732,5

Page 31: MODUL SKILL LAB BBM (Belajar Berdasarkan Masalah

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran ULM

25 Modul Skill Lab BBM-PSG

Keterangan : URT : Ukuran Rumah Tangga 1 gelas (gls)nasi : 140 gram nasi : 70 gram beras 1 potong (ptg) daging : ukuran 6 x 5 x 2 cm 1 potong (ptg) tempe : ukuran 4 x 6 x 1 cm 1 gelas (gls) sayuran telah direbus dan ditiriskan : 100 gram sayuran mentah 1 potong (ptg) pepaya : ukuran 5 x 15 cm 1 sendok makan (sdm) gula pasir : 10 gram 1 sendok makan (sdm) minyak goreng : 10 gram

Referensi

Almatsier, Sunita. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Jakarta : PT

Gramedia Pustaka Utama Almatsier S, 2007. Penuntun Diet edisi baru. PT. Gramedia

Pustaka Utama, Jakarta Arisman, MB, 2007. Buku Ajar Ilmu Gizi : Gizi dalam Daur

Kehidupan, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Kuniasih, D., dkk (2010) Sehat & bugar berkat gizi seimbang.

Penerbit buku gramedia. Jakarta Sediaoetama, Achmad Djaelani. 1991. Ilmu Gizi, Jakarta : Dian

Rakyat Sediaoetama, Achmad Djaelani. 1996. Ilmu Gizi Untuk

Mahasiswa Kedokteran dan Profesi. Dian Rakyat, Jakarta, Edisi I

Pekik Irianto,Djoko. 2006. Panduan Gizi Lengkap Untuk Keluarga dan Olahragawan, Yogyakarta : Penerbit Andi Yogyakarta.

Page 32: MODUL SKILL LAB BBM (Belajar Berdasarkan Masalah

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran ULM

26 Modul Skill Lab BBM-PSG

LAMPIRAN 1 : DAFTAR SUSUNAN MENU SEIMBANG SEHARI SESUAI DENGAN KEBUTUHAN SASARAN

Golongan dan

Acuan Bahan Makanan

Uk

ura

n

En

erg

i

Kar

bo

hid

rat

Pro

tein

Lem

ak

URT Gram Kalori Gram Gram Gram

Total

Page 33: MODUL SKILL LAB BBM (Belajar Berdasarkan Masalah

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran ULM

27 Modul Skill Lab BBM-PSG

LAMPIRAN 2 : DAFTAR EVALUASI SKILL LAB. BBM-

PENILAIAN STATUS GIZI

ASPEK PENILAIAN (per Kelompok) untuk Komponen

Makalah

Kelompok : ............................................................. Nama : ............................................................. Sasaran/lokasi : ............................................................. Indeks : .............................................................

No. Komponen Penilaian Nilai

(60-100)

1. A. Laporan Keterkaitan dan kesinambungan antara latar belakang, perumusan masalah, tujuan dapat diukur, hasil pengamatan, pembahasan, kesimpulan dan saran

2. B. Pemecahan terhadap masalah gizi a. Adanya pembuatan PoA (Plan of Action) b. Relevansi PoA (Plan of Action) dengan

masalah gizi

3. C. Seminar Hasil Kegiatan Lapangan a. Penguasaan Terhadap Materi b. Cara penyajian

c. Tanya Jawab

Banjarbaru, …………………

Penilai,

( ………………………………. )

NIP/NIK.

Page 34: MODUL SKILL LAB BBM (Belajar Berdasarkan Masalah

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran ULM

28 Modul Skill Lab BBM-PSG

LAMPIRAN 3 : DAFTAR EVALUASI SKILL LAB. BBM-PENILAIAN STATUS GIZI (Aspek penilaian (per Individu) untuk Komponen Skill PSG disesuaikan dengan Indeks PSG yang digunakan)

1. LINGKAR LENGAN ATAS (LLA) Kelompok : ................................................... Nama : ................................................... Sasaran/lokasi : ................................................... Indeks : ...................................................

No. Komponen Penilaian LLA Nilai

0 1

1. Tetapkan posisi bahu dan siku

2. Letakkan pita antara bahu dan siku

3. Tentukan titik tengah lengan

4. Lingkarkan pita LLA pada tengah lengan

5. Pita jangan terlalu ketat

6. Pita jangan terlalu longgar

7. Cara pembacaan skala yang benar

Komponen lain

8. Tingkat pengenalan mahasiswa dengan pita LLA

9. Kecepatan dan ketepatan mahasiswa dalam mengukur

10. Kemampuan mahasiswa dalam menilai status gizi

Banjarbaru, ………………… Penilai, ( ………………………………. )

Page 35: MODUL SKILL LAB BBM (Belajar Berdasarkan Masalah

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran ULM

29 Modul Skill Lab BBM-PSG

2. TINGGI BADAN DENGAN MICROTOICE

Kelompok : ..................................................

Nama : ..................................................

Sasaran/lokasi : ..................................................

No. Komponen Penilaian Tinggi Badan Nilai

0 1

1. Sewaktu diukur, anak tidak boleh memakai alas kaki (sepatu, sandal, dsb) dan penutup kepala (topi dan kerudung)

2. Anak berdiri membelakangi dinding dengan pita meteran berada ditengah bagian tengah kepala.

3. Posisi anak tegak bebas, tidak sikap tegap seperti tentara

4. Tangan dibiarkan tergantung bebas menempel ke badan

5. Tumit rapat, tetapi bila ibu jari kaki tidak rapat

6. Kepala, tulang belikat, pinggul dan tumit menempel ke dinding

7. Anak menghadap dengan pandangan lurus ke depan

Komponen lainnya

8. Turunkan mikrotoa sampai rapat pada kepala bagian atas, siku-siku harus lurus menempel pada dinding

Page 36: MODUL SKILL LAB BBM (Belajar Berdasarkan Masalah

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran ULM

30 Modul Skill Lab BBM-PSG

9. Membaca skala angka pada lubang

10. Kecepatan dan ketepatan dalam mengukur

Banjarbaru, …………....

Penilai,

(……………………………………. )

NIP/NIK.

Page 37: MODUL SKILL LAB BBM (Belajar Berdasarkan Masalah

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran ULM

31 Modul Skill Lab BBM-PSG

3. BERAT BADAN DENGAN DACIN

Nama : ....................................................

Sasaran/lokasi : ....................................................

Indeks : BB/U

No Komponen Penilaian Berat Badan (Dacin)

untuk Balita Nilai

0 1

1. Gantungkan dacin pada : 1. Dahan pohon 2. Palang rumah 3. Penyangga kaki tiga

2. Periksalah apakah dacin sudah tergantung kuat. tarik batang dacin ke bawah kuat-kuat

3. Sebelum dipakai letakkan bandul geser pada angka nol (0). Batang dacin dikaitkan dengan tali pengaman

4. Pasanglah celana timbang kotak timbang atau sarung timbang yang kosong pada dacin. Ingat bandul geser pada angka nol (0)

5. Seimbangkan dacin yang sudah dibebani celana timbang, sarung timbang atau kotak timbangan dengan cara memasukkan pasir ke dalam kantong plastik

6. Anak ditimbang dan seimbangkan dacin

7. Tentukan berat badan anak, dengan membaca angka di ujung bandul geser

Page 38: MODUL SKILL LAB BBM (Belajar Berdasarkan Masalah

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran ULM

32 Modul Skill Lab BBM-PSG

8. Catat hasil penimbangan di atas dengan secarik kertas

9. Geserlah bandul ke angka nol (0), letakkan batang dacin dalam tali pengaman, setelah itu bayi atau anak dapat diturunkan

10. Kemampuan mahasiswa dalam menilai status gizi

Banjarbaru, …………………

Penilai,

( ………………………………. )

NIP/NIK.

Page 39: MODUL SKILL LAB BBM (Belajar Berdasarkan Masalah

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran ULM

33 Modul Skill Lab BBM-PSG

4. BERAT BADAN DENGAN TIMBANGAN INJAK

Nama : ...................................................

Sasaran/lokasi : ...................................................

No. Komponen Penilaian Berat

Badan untuk Anak/Remaja/Dewasa

Nilai

0 1

1. Persiapan alat

2. Ada Klien

3. Kalibrasi alat

4. Klien naik ke atas timbangan dengan menggunakan pakaian yang seminimal mungkin

5. Saat ditimbang klien tanpa menggunakan alas kaki

6. Sikap klien saat ditimbang dengan posisi tegap menghadap ke depan

7. Klien tidak melakukan gerakan yang mengakibatkan ketidakstabilan posisi jarum timbang

8. Lakukan pembacaan skala timbangan dengan mengambil posisi berdiri disamping klien

Komponen lainnya

9. Kemampuan mahasiswa dalam menilai status gizi

10. Kecepatan dan ketepatan

Page 40: MODUL SKILL LAB BBM (Belajar Berdasarkan Masalah

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran ULM

34 Modul Skill Lab BBM-PSG

dalam mengukur

Banjarbaru, …………………

Penilai,

( ………………………………. )

NIP/NIK.

Page 41: MODUL SKILL LAB BBM (Belajar Berdasarkan Masalah

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran ULM

35 Modul Skill Lab BBM-PSG

5. PENGHITUNGAN INDEKS MASSA TUBUH

Nama : ...................................................

Sasaran/lokasi : ...................................................

No.

Komponen Penilaian Menghitung Kebutuhan

Energi Hingga Solusi Penyusunan Menu

Nilai

0 1 2

1. Tentukan Status Gizi Klien (terlebih dahulu mengukur BB/TB klien) IMT

2. Hitung Besarnya BMR

3. Hitung SDA

4. Hitung Energi Aktivitas Fisik Harian (untuk kerja)

5. Menyusun menu seimbang klien dengan menggunakan bahan makanan penukar

Banjarbaru, …………………

Penilai,

( ………………………………. )

NIP/NIK.

Page 42: MODUL SKILL LAB BBM (Belajar Berdasarkan Masalah

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran ULM

36 Modul Skill Lab BBM-PSG

N/B :

1. Mahasiswa menyiapkan klien untuk membantu

pengukuran

2. Mahasiswa boleh menggunakan alat hitung

3. Mahasiswa menyiapkan alat ukur antropometri (BB

dan TB)

4. Penilai memberitahukan tingkat aktifitas klien dan

BMR menurut umur dan jenis kelamin klien.

Page 43: MODUL SKILL LAB BBM (Belajar Berdasarkan Masalah

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran ULM

37 Modul Skill Lab BBM-PSG

LAMPIRAN 4 : FORMAT LAPORAN SKILL Penulisan laporan skill menggunakan Times New

Roman dengan font 12, spasi 1,5 dengan minimal 4 cm batas kiri, 3 cm batas kanan, 3 cm batas bawah, dan 4 cm batas atas, ukuran kertas kuarto (A4). Sangat dianjurkan untuk menggunakan program Ms.Word. Laporan skill diserahkan dalam bentuk jilid biasa (sampul bawah berwarna HIJAU) ke Pengelola BBM-PENILAIAN STATUS GIZI sesuai dengan waktu pengumpulan yang ditetapkan. Format sampul dan lembar pengesahan dapat dilihat pada pedoman tutorial.

Format Laporan Skill BBM-PENILAIAN STATUS GIZI

JUDUL HALAMAN PENGESAHAN DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan C. Rumusan Masalah D. Manfaat BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB III METODOLOGI A. Objek Kegiatan

Mendefinisikan objek tempat dilakukannya kegiatan pengukuran, meliputi nama fasilitas pelayanan kesehatan dan alamat yang disajikan dalam bentuk narasi.

Page 44: MODUL SKILL LAB BBM (Belajar Berdasarkan Masalah

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran ULM

38 Modul Skill Lab BBM-PSG

B. Instrumen Kegiatan Bagian ini menjelaskan berbagai alat pendukung yang digunakan untuk mendukung kegiatan pengukuran misalnya kuisioner, angket, lembar cek list, dan lain-lain.

C. Variabel Kegiatan Terbagi menjadi 2 macam yaitu variabel bebas (faktor yang tidak dipengaruhi) contoh umur responden, variabel terikat (faktor yang tergantung atau dipengaruhi oleh variabel bebas) contoh IMT.

D. Prosedur Kegiatan Menjelaskan tentang tahapan yang harus dilalui untuk melaksanakan kegiatan pengukuran dari awal hingga kegiatan selesai dilakukan. Dapat disajikan dalam bentuk bagan atau narasi.

E. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data Menjelaskan bagaimana peneliti mendapatkan data yang akan dianalisa dan diolah dipembahasan.

F. Waktu dan Tempat Kegiatan Bagian ini mendefinisikan tentang kapan dan dimana kegiatan pengukuran dilakukan.

BAB IV PEMBAHASAN A. Hasil Pengukuran B. Interpretasi Hasil C. Analisis D. Rekomendasi dan Solusi (dalam bentuk program dan

contoh menu) BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran

Page 45: MODUL SKILL LAB BBM (Belajar Berdasarkan Masalah

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran ULM

39 Modul Skill Lab BBM-PSG

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN Keterangan: 1. Daftar Pustaka dan Bahan Referensi maksimal 10 tahun ke

belakang dengan ketentuan artikel ilmiah atau jurnal minimal 10, buku 2 dan sisanya dapat menggunakan artikel popular.

2. Daftar pustaka wajib disertakan sebagai lampiran laporan skill.

Page 46: MODUL SKILL LAB BBM (Belajar Berdasarkan Masalah

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran ULM

40 Modul Skill Lab BBM-PSG

LAMPIRAN 5: LEMBAR KERJA MAHASISWA

Page 47: MODUL SKILL LAB BBM (Belajar Berdasarkan Masalah

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran ULM

41 Modul Skill Lab BBM-PSG