miringitis bulosa

28
BAB 1 PENDAHULUAN Membran timpani yang sangat tipis dan rapuh merupakan komponen awal pada system konduksi telinga tengah. Membran timpani (Umumnya disebut gendang telinga) dan tulang-tulang pendengaran, menghantarkan suara dari membrane timpani melewati telinga tengah ke koklea. 1,2 Membran timpani ini sangat rentan mengalami kerusakan, dan semua penyakit atau kelainan yang mengenai membrane timpani dapat menyebabkan seseorang kehilangan kemampuan untuk bekerja dan menikmati hidup. 1 Miringitis, atau inflamasi membrane timpani merupakan salah satu jenis kelainan yang dapat menyebabkan ganggguan pendengaran dan menimbulkan sensasi kongesti serta nyeri telinga. Miringitis Bulosa (BM) merupakan suatu keadaan yang ditandai dengan nyeri akut pada telinga yang disebabkan oleh pembentukan “bula” pada membrane timpani. Beberapa referensi menjelaskan bahwa miringitis merupakan suatu keadaan yang dihubungkan dengan otitis media akut (OMA) atau Otitis Eksterna (OE). Refrensi lain menyatakan bahwa miringitis bulosa adalah bentuk peradangan virus yang jarang pada telinga yang menyertai selesma dan influenza. 3,4,5 1

Upload: putra-mahautama

Post on 01-Jan-2016

1.151 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

Miringitis Bulosa

TRANSCRIPT

Page 1: Miringitis Bulosa

BAB 1

PENDAHULUAN

Membran timpani yang sangat tipis dan rapuh merupakan komponen awal pada system

konduksi telinga tengah. Membran timpani (Umumnya disebut gendang telinga) dan tulang-

tulang pendengaran, menghantarkan suara dari membrane timpani melewati telinga tengah ke

koklea.1,2 Membran timpani ini sangat rentan mengalami kerusakan, dan semua penyakit atau

kelainan yang mengenai membrane timpani dapat menyebabkan seseorang kehilangan

kemampuan untuk bekerja dan menikmati hidup.1

Miringitis, atau inflamasi membrane timpani merupakan salah satu jenis kelainan yang

dapat menyebabkan ganggguan pendengaran dan menimbulkan sensasi kongesti serta nyeri

telinga. Miringitis Bulosa (BM) merupakan suatu keadaan yang ditandai dengan nyeri akut pada

telinga yang disebabkan oleh pembentukan “bula” pada membrane timpani. Beberapa referensi

menjelaskan bahwa miringitis merupakan suatu keadaan yang dihubungkan dengan otitis media

akut (OMA) atau Otitis Eksterna (OE). Refrensi lain menyatakan bahwa miringitis bulosa adalah

bentuk peradangan virus yang jarang pada telinga yang menyertai selesma dan influenza.3,4,5

1

Page 2: Miringitis Bulosa

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

I. Anatomi Telinga Tengah

Telinga dibagi atas telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam. Telinga luar terdiri

dari daun telinga sampai membran timpani. Telinga tengah terdiri dari membran timpani,

kavum timpani, prosesus mastoideus dan tuba eustachius, sedangkan telinga dalam terdiri

dari koklea dan vestinuler.7

Telinga tengah berbentuk kubus dengan batas sebagai berikut :6

Batas luar : membran timpani

Batas depan : tuba eustachius

Batas belakang : aditus ad antrum dan kanalis fasialis pars vertikalis.

Batas bawah : vena jugularis

Batas atas : tegmen timpani (meningen/otak)

Batas dalam : berturut-turut dari atas ke bawah kanalis semisirkularis

horizontalis, kanalis fasialis, tingkap lonjong (oval window), tingkap bundar

(round window) dan promontorium.

2

Page 3: Miringitis Bulosa

Telinga tengah terdiri dari :

1. Membran timpani.

Membran timpani berbentuk bundar dan cekung bila dilihat dari arah liang

telinga dan terlihat oblik terhadap sumbu liang telinga. Membran timpani terdiri dari

dua bagian yaitu pars tensa dan pars plaksida Bagian atas disebut pars flaksida

(membran Shrapnell), sedangkan bagian bawah disebut pars tensa (membran

propria). Pars flaksid hanya berlapis dua, bagian luar yang merupakan lanjutan epitel

luar kulit liang telinga dan bagian dalam dilapisi oleh sel kubus bersilia. Pars tensa

terbentuk oleh tiga lapisan, yaitu :7,8,9

- Lapisan terluar dari pars tensa, disebut sebagailapisan cutaneus terdiri dari epitel

skuamos stratified yang secara normal merefleksikan cahaya.

- Lapisan dalam membrane timpani yang berbatasan dengan cavum timpani

disebut lapisan mucosal terdiri dari satu lapis epitel skuamosa.

- Diantara lapisan luar dan dalam terdapat lapisan yang disebut lamina propria .

Lapisan ini terdiri dari dua lapisan yang berjalan secara radier dan sirkular.

Serabut tersebut menyatu dengan cincin fibrokartilago di sekekliling membrane

timpani.

Bayangan penonjolan bagian bawah maleus pada membrane timpani disebut

sebagai umbo. Dari umbo bermula suatu reflex cahaya (cone of light) kearah bawah

pada pukul 7 untuk membrane timpani kiri dan pukul 5 untuk membrane timpani

kanan. Di membrane timpani terdapat dua macam serabut, sirkuler dan radier. Serabut

inilah yang menyebabkan timbulnya reflex cahaya yang berupa kerucut itu. Secara

klinis reflek cahaya ini dinilai, misalnya bila letak reflek cahaya mendatar, berarti

terdapat gangguan pada tuba eustachius.7

Membran timpani dibagi dalam 4 kuadran, dengan menarik garis searah

dengan prosesus longus maleus dan garis tegak lurus pada garis itu di umbo,

sehingga didapatkan bagian supero-anterior, supero-posteroir, infero-anterioir serta

infero-posteroir, untuk menyatakan letak perforasi.7,9

3

Page 4: Miringitis Bulosa

Tampakan membrane timpani sebelah kanan pada otoskopi. 9

Gambar membrane timpani normal (kiri).8

4

Page 5: Miringitis Bulosa

Membran timpani (Umumnya disebut gendang telinga) dan tulang-tulang

pendengaran, menghantarkan suara dari membrane timpani melewati telinga tengah

ke koklea.2 Tulang pendengaran terdiri dari malleus (hammer/martil), inkus

(anvil/landasan), dan stapes (stirrup/pelana). Tulang-tulang ini saling berhubungan.

Prosesus longus maleus melekat pada membrane timpani, maleus melekat pada

inkus, dan inkus melekat pada stapes. Stapes terletak pada tingkap lonjong yang

berhubungan dengan koklebidang depan dari stapes terletak berhadapan dengan

membrane labirin koklea pada muara fenestra ovalis. Hubungan antara tulang-tulang

pendengaran merupakan persendian.2,7

2. Kavum timpani

Kavum timpani terletak didalam pars petrosa dari tulang temporal, bentuknya

bikonkaf, atau seperti kotak korek api. Diameter anteroposterior atau vertikal 15 mm,

sedangkan diameter transversal 2-6 mm. Kavum timpani mempunyai 6 dinding yaitu :

bagian atap, lantai, dinding lateral, dinding medial, dinding anterior, dinding

posterior.

5

Page 6: Miringitis Bulosa

3. Prosesus mastoideus

Rongga mastoid berbentuk seperti bersisi tiga dengan puncak mengarah ke

kaudal. Atap mastoid adalah fosa kranii media. Dinding medial adalah dinding

lateral fosa kranii posterior. Sinus sigmoid terletak dibawah duramater pada daerah

ini.

4. Tuba eustachius

Tuba eustachius disebut juga tuba auditory atau tuba faringotimpani.

Bentuknya seperti huruf S. Tuba ini merupakan saluran yang menghubungkan

kavum timpani dengan nasofaring. Pada orang dewasa panjang tuba sekitar 36 mm

berjalan ke bawah, depan dan medial dari telinga tengah 13 dan pada anak dibawah 9

bulan adalah 17,5 mm. Tuba terdiri dari 2 bagian yaitu bagian tulang terdapat pada

bagian belakang dan pendek (1/3 bagian) dan bagian tulang rawan terdapat pada

bagian depan dan panjang (2/3 bagian).

Fungsi tuba eustachius sebagai ventilasi telinga yaitu mempertahankan

keseimbangan tekanan udara didalam kavum timpani dengan tekanan udara luar,

drenase sekret dari kavum timpani ke nasofaring dan menghalangi masuknya sekret

dari nasofaring ke kavum timpani.

II. Fisiologi pendengaran

Proses mendengar diawali dengan ditangkapnya energy bunyi oleh daun telinga

dalam bentuk gelombang yang dialirkan melalui udara atau tulang ke koklea. Getaran

tersebut menggetarkan membrane timpani diteruskan ke telinga tengah melalui rangkaian

tulang pendengaran yang akan mengamplifikasi getaran melalui daya ungkit tulang

pendengaran dan perkalian perbandingan luas membrane timpani dan tingkap lonjong.

Energi getar yang telah diamplifikasi ini akan diteruskan ke stapes yang menggerakkan

tingkap lonjong sehingga perilimfe pada skala vestibule bergerak. Getaran diteruskan

melalui membrane Reissner yang medorong endolimfe, sehingga akan menimbulkan gerak

relative antara membrane basilaris dan membrane tektoria. Proses ini merupakan rangsang

mekanik yang menyebabkan terjadinya defleksi stereosilia sel-sel rambut, sehingga kanal

ion terbuka dan terjadi penglepasan ion bermuatan listrik dari badan sel. Keadaan ini

menimbulkan proses depolarisasi sel rambut, sehingga melepaskan neurotransmitter ke

6

Page 7: Miringitis Bulosa

dalam sinapsis yang akan menimbulkan potensial aksi pada saraf auditorius, lalu

dilanjutkan ke nucleus auditoruis sampai ke korteks pendengarana (area 39-40) di lobus

temporalis.2,6,9

III. Miringitis Bullosa

1. Definisi

Miringitis akut adalah suatu inflamasi membrane timpani yang terjadi sendiri atau

dihubungkan dengan otitis eksterna maupun otitis media. Miringitis Bulosa (BM)

merupakan suatu keadaan nyeri akut pada telinga yang disebabkan oleh pembentukan

bula pada membrane timpani. Miringitis bulosa sebelumnya telah dijelaskan merupakan

suatu keadaan yang dihubungkan dengan otitis media akut (OMA).4,5 Refrensi lain

menyatakan bahwa miringitis bulosa adalah bentuk peradangan virus yang jarang pada

telinga yang menyertai selesma dan influenza.3

2. Insiden

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa kejadian miringitis bulosa adalah

kurang dari 10% dari kasus otitis media akut. Di Amerika Serikat, sekitar 8% terjadi

pada anak berusia 6 bulan sampai 12 tahun dengan otitis media telah mengalami

miringitis bulosa akut. Angka kejadian untuk laki-laki dan perempuan adalah sama.1

3. Etiologi

Sebelumnya, miringitis bulosa dianggap suatu infeksi gendang telinga yang

disebabkan oleh Mycoplasma pneumonia, dan diperkirakan berhubungan dengan

“influenza”. Beberapa literature menyatakan bahwa miringitis bulosa sering menyertai

kasus influenza, sehingga miringitis bulosa ini sering juga disebut sebagai “influenza

otitis’. Namun pada beberapa penelitian terbaru, hasil kultur dari kasus miringtis bulosa

telah terbukti mengidentifikasi beberapa agen infeksi yang juga dapat menyebabkan

miringitis bulosa, beberapa agen infeksi tersebut adalah mycoplasma, virus, dan bakteri.

7

Page 8: Miringitis Bulosa

Beberapa bakteri seperti streptococcus pneumonia, haemophillus influenza yang

merupakan agen penyebab otitis media juga dilaporkan dapat menyebabkan miringitis

bulosa.1,4,5

4. Patogenesis

Suatu inflamasi pada membrane timpani, yang disebut

“miringitis” biasanya disebabkan atau dihubungkan dengan otitis

eksterna atau otitis media. Pada otitis media, umumnya infeksi

disebabkan oleh infeksi yang asending melalui tuba eustahcius menuju

ke telinga tengah. Otitis media umumnya mengenai bayi dan anak

akan tetapi dapat terjadi pada semua usia. Lebih dari 50% bayi pernah

mengalami episode otitis media selama tahun pertama kehidupan. Hal

ini disebabkan oleh bentuk dan posisi anatomi pada bayi berbeda

dengan anatomi dewasa. Pada anak dan bayi, tuba eustchius

bentuknya lebih lebar dan pendek serta posisinya lebih horizontal,

keadaan anatomi ini memungkinkan penyebaran agen infeksi dari

daerah nasofaring menuju telinga tengah lebih mudah.4,5,6

Pada proses inflamasinya, terbentuk suatu bula diantara lapisan luar

epitel (cutaneus) dan lapisan fibrosa di bagian tengah membrane timpani.

Diperkirakan kemampuan membrane timpani untuk membentuk bula

ini adalah dari hasil reaksi non-spesifik dari agen infeksius penyebab

miringitis. Miringitis bullosa sering disebut sebagai suatu “otitis media

akut dengan bula” yang terbentuk pada gendang telinga. Middle ear

fluid (MEF) sering ditemukan pada miringitis bulosa dan mungkin

timbul sebagai akibat dari pecahnya bula ke telinga tengah atau bula

mungkin telah muncul secara sekunder setelah radang telinga

tengah.1,4,5,6

8

Page 9: Miringitis Bulosa

5. Manifestasi Klinis

Miringtis bulosa dianggap sebagai penyakit self limiting disease, kadang-kadang

sering dikacaukan oleh infeksi sekunder yang purulen. Gambaran klinis dari miringitis

bulosa antara lain adalah nyeri telinga yang cukup berat (otalgia), biasanya bersifat

berdenyut. Nyeri disebabkan karena bula terbentuk pada daerah yang memiliki banyak

persarafan yaitu pada epitel terluar membrane timpani Nyeri biasanya terletak di dalam

telinga namun dapat menyebar ke ujung mastoid. Pada kebanyakan pasien nyeri mereda

dalam satu atau dua hari, namun beberapa keluhan biasanya dirasakan selama tiga atau

empat hari. Rasa sakit tidak sepenuhnya hilang setelah miringotomi atau bula pecah

spontan. Membran timpani kembali ke keadaan normalnya dalam dua atau tiga minggu.

Myringitis bulosa sering terdeteksi hanya unilateral sedangkan di beberapa penelitian

proporsi infeksi bilateral tersebut telah 11-33%. Peningkatan suhu tubuh biasanya terlihat

dalam perjalanan awal myringitis tersebut1,3,4,5

6. Diagnosis

Penegakan diagnosis pada miringitis bulosa didasarkan pada anamnesis dan

pemeriksaan fisik : 1,4,5

1) Anamnesis

Secara umum, keluhan utama pasien yang mengalami miringitis adalah nyeri

pada daerah telinga yang onsetnya 2-3 hari. Nyeri disebabkan karena bula terbentuk

pada daerah yang memiliki banyak persarafan yaitu pada epitel terluar membrane

timpani. Gangguan pendengaran berupa tuli konduksi atau tuli sensorineural dapat

dikeluhkan pada beberapa pasien. Dari anamnesis juga sering didapatkan adanya

riwayat trauma pada telinga akibat membersihkan telinga ataupun riwayat penetrasi

benda asing ke dalam telinga. Adanya riwayat penyakit saluran pernafasan dan

gangguan telinga sebelumnya juga perlu ditanyakan.

2) Pemeriksaan Fisik

9

Page 10: Miringitis Bulosa

Pemeriksaan yang penting untuk mendiagnosa miringitis bulosa adalah

otoskopi. Otoskopi menunjukkan suatu membrane timpani meradang dengan satu

atau lebih bula. Bula ini penuh dengan cairan bening agak kekuningan atau

perdarahan. Selain itu didapatkan reflex cahaya yang memendek atau hilang sama

sekali. Pada beberapa kasus, dapat didapatkan nyeri ketika pinna di tarik.

Kultur atau uji sensitifitas eksudat diperlukan untuk mengidentifikasi infeksi

sekunder.

7. Diagnosis Banding :

Komplikasi otitis media

Otitis eksterna

Otitis media dengan efusi

Herpes zoster otikus (Sindroma Ramsay-Hunt)

Sindrom Ramsay-Hunt ini harus dibedakan dengan miringitis akut. Pada Sindrom

Ramsay-Hunt, ada paralisis saraf perifer pada wajah, yang disertai dengan ruam vesikuler

erimatosa di telinga (oticus zoster) atau di dalam mulut, dan lepuh terlihat dalam banyak

kasus di daerah antiheliks, fosa antiheliks dan atau lobules.Dalam beberapa kasus

lepuhan juga terlihat pada liang telinga. Penyebab dari sindrom ini adalah virus varisela

zoster.1

8. Penatalaksanaan

- Pembersihan kanalis auditorius eksterna

- Irigasi liang telinga untuk membuang debris (kontraindikasi bila status membrane

timpani tidak diketahui)

- Timpanosintesis, yaitu pungsi kecil yang dibuat di membrane timpani dengan

sebuah jarum untuk jalan masuk ke telinga tengah. Prosedur ini memungkinkan

untuk dilakukan kultur dan identifikasi penyebab inflamasi.

- Miringotomi atau insisi bula, dimana pada otitis media akut miringotomi dan

pembuangan cairan mencegah terjadinya pecahnya membrane timpani setelah fase

“bulging”. Tindakan ini menyembuhkan gejala lebih cepat, dan insisi sembuh lebih

cepat. 1,6

10

Page 11: Miringitis Bulosa

9. Terapi medikamentosa

Prinsip pengobatan adalah meredakan nyeri dan mencegah terjadinya infeksi

sekunder. Penanganan miringitis bulosa terdiri dari pemberian analgetik untuk nyeri dan

pemberian antibiotic untuk pencegahan infeksi sekunder. Dalam hal komplikasi supuratif,

membrane timpani perforasi, atau adanya kecurigaan terhadap mastoiditis, dianjurkan

konsultasi pada dokter ahli.1,3

10. Komplikasi

Komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh miringitis bulosa antara lain : 1

1) Adanya penurunan pendengaran (Bisa tuli konduksi atau tuli sensorineural)

2) Perforasi membrane timpani

3) Paralisis fasialis

4) Vertigo

5) Proses supuratif yang berkelanjutan pada struktur disekitarnya yang dapat

mengakibatkan coalescent mastoiditis, meningitis, abses, sigmoid sinus thrombosis.

11. Prognosis

Dalam kebanyakan kasus, pasien dengan miringitis memiliki prognosis yang baik

apabila bulla di drainase segera oleh ahli THT.1

11

Page 12: Miringitis Bulosa

Bula pada Membran Timpani.5

12

Page 13: Miringitis Bulosa

BAB III

LAPORAN KASUS

I. Identitas Pasien

Nama : An. N

Umur : 7 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : Kediri

MRS : 21 Maret 2012

II. Anamnesis

Keluhan utama : Nyeri telinga sebelah kiri.

Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang dengan keluhan nyeri telinga sebelah kiri. Pasien mengaku

merasakan nyeri sejak dua hari yang lalu dan memberat sejak tadi malam. Pasien

menyangkal adanya keluhan keluar cairan maupun darah dari liang telinga. Pasien

merasakan ada sedikit penurunan pendengaran. Pasien tidak mengeluhkan adanya telinga

berdengung. Pasien menyangkal riwayat kemasukan air maupun benda asing. Riwayat

batuk pilek sebelumnya (+), mulai dirasakan sekitar 2-3 hari sebelum keluhan nyeri

telinga muncul.. riwayat demam (+). Pasien mengaku sering mengorek telinga dengan

menggunakan cotton bud. Pasien menyangkal riwayat trauma pada telinga.

Riwayat penyakit dahulu :

Pasien mengaku pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya sewaktu kecil.

Riwayat Penyakit Keluarga dan Sosial :

Tidak ada keluarga pasien yang pernah mengalami hal serupa dengan pasien.

Riwayat Pengobatan :

Pasien mengaku tidak pernah berobat sebelumnya

Riwayat Alergi :

Pasien menyangkal adanya riwayat alergi obat maupun makanan.

13

Page 14: Miringitis Bulosa

III. Pemeriksaan Fisik

1) Status Generalis

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Compos Mentis

2) Tanda vital

TD : Tidak dievaluasi

Nadi : 72 kali/menit

RR : Tidak dievaluasi

Suhu : 37,6ºC

3) Status Lokalis

Pemeriksaan Telinga

No. Pemeriksaan Telinga Telinga kanan Telinga kiri

1. Tragus Edema (-), hiperemi (-), massa (-)

nyeri tekan (-)

Edema (-), hiperemi (-), massa (-),

nyeri tekan (-)

2. Daun telinga Bentuk dan ukuran dbn,

Edema (-), hiperemi (-),

massa (-), nyeri pergerakan

aurikula (-)

Bentuk dan ukuran dbn,

Edema (-), hiperemi (-),

massa(-), nyeri pergerakan aurikula

(+)

3. Liang telinga Edema (-), hiperemi (-),

sekret mukopurulen (-),

furunkel (-), serumen (-)

Edema (-), hiperemi (+), sekret

mukopurulen (-), furunkel (-),

serumen (-)

14

Page 15: Miringitis Bulosa

4. Membrane timpani Retraksi (-), bulging (-), hiperemi

(-), edema (-), perforasi sentral (-)

Retraksi (-), bulging (-), hiperemi (-),

edema (-), Bula(+) , perforasi sentral

(-)

Pemeriksaan Hidung

Inspeksi Hidung Kanan Hidung Kiri

Hidung luar Bentuk (N), inflamasi (-),

deformitas (-), massa (-)

Bentuk (N), inflamasi (-),

deformitas (-), massa (-)

Rinoskopi Anterior

Vestibulum nasi N, ulkus (-) N, ulkus (-)

Cavum nasi Bentuk (N), mukosa pucat

(-), hiperemi (+)

Bentuk (N), mukosa pucat (-).

hiperemi (+)

Septum nasi Deviasi (-), benda asing(-),

perdarahan (-), ulkus (-),

edema mukosa (+)

Deviasi (-), benda asing (-),

perdarahan (-), ulkus (-),

edema mukosa (+)

Konka nasi media dan

inferior

hipertrofi (-), hiperemi (-) hipertrofi (-), hiperemi (-)

Gambar

15

kongesti

Page 16: Miringitis Bulosa

Pemeriksaan Sinus Paranasal

SinusNyeri tekan Transiluminasi

Kanan Kiri Kanan Kiri

Maksilaris Tidak

dilakukan

Tidak

dilakukan

Tidak

dilakukan

Tidak

dilakukan

Frontalis Tidak

dilakukan

Tidak

dilakukan

Tidak

dilakukan

Tidak

dilakukan

Pemeriksaan Tenggorokan

Keterangan

Bukal Warna merah muda, hiperemi (-)

Gigi Warna mukosa merah muda, hiperemi

(-)

Lidah Ulkus (-)

Uvula Bentuk normal, hiperemi (-), edema (-),

Faring Hiperemi (+), edema (+), ulkus (-),

granul (-), reflex muntah (-)

Tonsil Hiperemi (+), ukuran T2-T2, kripte

melebar (-), detritus (-)

Gambar

16

Page 17: Miringitis Bulosa

IV. Diagnosa Kerja

Miringitis Bulosa + Rinotonsilofaringitis

V. Diagnosa Banding

Otitis Media Akut stadium pre supurasi

VI. Pemeriksaan Penunjang

-

VII. Penatalaksanaan

1) Pecahkan Bulla

2) Terapi medikamentosa

Analgetik - antipiretik : Paracetamol 250 mg 3x1 (pada saat demam saja)

Antibiotik sistemik : Amoksisilin 3 x 250 mg (selama 7 hari)

Kombinasi Dekongestan dengan Antihistamin : Tremenza ( mengandung

pseudoefedrin Hcl 60 mg dan striprolidin Hcl 2,5mg) 3 x ½ tablet selama 3-4

hari/selama ada gejala

3) KIE :

Menganjurkan pasien untuk tetap menjaga kebersihan telinga dan tidak mengorek-

ngorek liang telinga.

Menghindari masuknya air ke telinga saat mandi dengan menutupnya

menggunakan kapas

Antibiotik harus diminum sampai habis

VIII. Prognosis

Dubia ad Bonam

17

Page 18: Miringitis Bulosa

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan anamnesis adanya keluhan nyeri pada telinga kiri sejak 2 hari yang lalu, dan

memberat sejak tadi malam disertai dengan adanya riwayat demam (+), batuk (+) dan pilek (+)

sejak 3 hari yang lalu, dapat dipikirkan adanya kemungkinan infeksi pada telinga yang ada

hubungannya dengan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA). Infeksi telinga ini kemungkinan

adalah suatu infeksi pada telinga tengah, dimana kita ketahui bahwa ISPA adalah salah satu

factor predisposisi dari infeksi telinga tengah (Otitis Media), terutama pada anak yang

disebabkan oleh bentuk anatomi dari tuba eustachius pada anak berbeda dengan tuba pada

dewasa. Tuba pada anak bentuknya lebih lebar, pendek dan posisinya lebih horizontal, sehingga

memudahkan mikroorganisme mudah bermigrasi menuju telinga tengah.

Dari pemeriksaan fisik yang dilakukan, didapatkan adanya nyeri saat penekanan aurikula

(Pasien merasa kesakitan saat telinga kiri dipegang), namun tidak ada tampakan kelainan telinga

pada inspeksi bagian telinga luar. Pada pemeriksaan otoskopi, didapatkan liang telinga yang

hiperemis pada telinga kiri, disertai tampakan membrane timpani yang edema dan adanya

“bula” pada membrane timpani. Tidak terlihat adanya secret mukopurulen maupun darah pada

liang telinga maupun membrane timpani. Adanya tampakan “bula” pada membrane timpani

menunjang kemungkinan adanya suatu miringitis bulosa, dimana pada miringitis bulosa, khas

ditandai dengan adanya pembentukan bula pada membrane timpani serta rasa nyeri yang cukup

hebat pada telinga yang mengalami peradangan (mirinngitis). Tidak didapatkan adanya cairan

pada liang telinga kemungkinan akibat bula yang belum pecah.

Pada pemeriksaan hidung, didapatkan mukosa hiperemi. Hal ini kemungkinan

disebabkan adanya proses radang yang terjadi pada mukosa hidung. Pada pemeriksaan

tenggorok, didapatkan faring yang hiperemi dan edema, serta pembesaran tonsil T2 dekstra dan

sisnistra. Hal ini juga kemungkinan disebabkan oleh adanya proses radang pada daerah

tenggorok (faring dan tonsil). Dari pemeriksaan tersebut dapat di ambil kemungkinan adanya

suatu peradangan pada daerah nasal, faring dan tonsil (rinotonsilofaringitis), yang ditunjang oleh

adanya riwayat demam sejak 3 hari yang lalu yang mengarahkan kearah adanya suatu infeksi.

Penanganan untuk kasus miringitis bulosa ini adalah dengan memecah bula yang

terbentuk pada membrane timpani, dengan tujuan mengurangi keluhan nyeri telinga yang

18

Page 19: Miringitis Bulosa

disebabkan oleh pembentukan bula tersebut, serta mempercepat penyembuhan. Memecahkan

bula pada miringitis bulosa juga bertujuan untuk mencegah adanya penurunan pendengaran

akibat adanya gangguan konduksi yang disebabkan oleh bula tersebut.

Untuk terapi medikamentosa, prinsip pengobatannya adalah dengan memberikan terapi

simptomatik dan antibiotic. Untuk pengobatan simptomatik dapat diberikan golongan analetik-

antipiretik dengan tujuan untuk mengurangi keluhan nyeri dan demam. Golongan analgetik-

antipiretik yang dipilih dalam kasus ini adalah golongan paraaminofenol (Paracetamol) karena

relative aman untuk anak dan memiliki efek yang dapat meringankan gejala. Paracetamol

diberikan 250 mg sebanyak 3x1 pada saat demam saja. Untuk keluhan pilek yang dirasakan

pasien, dapat diberikan nasal dekongestan yang dikombinasikan dengan antihistamin. Walaupun

pada kebanyakan kasus Miringis bulosa disebabkan oleh virus, antibiotic perlu diberikan untuk

mencegah adanya infeksi sekunder. Diberikan antibiotic golongan beta laktam karena bersifat

broad-spectrum dan relative aman untuk anak. Diberikan amoksisilin dengan dosis 3x1 selama 7

hari.

Selain itu pasien dibekali dengan KIE berupa menganjurkan pasien untuk tetap menjaga

kebersihan telinga dan tidak mengorek-ngorek liang telinga, menghindari masuknya air ke

telinga saat mandi dengan menutupnya menggunakan kapas, antibiotik harus diminum sampai

habis.

19

Page 20: Miringitis Bulosa

DAFTAR PUSTAKA

1. Schweinfurth J. 2009. Middle ear. Tympanic membrane, infection [online]. Available from :

http://emedicine.medscape.com/article/858558- (accesed : march 22th 2012)

2. Guyton and Hall, Indera Pendengaran. Dalam : Guyton & Hall Buku Ajar Fisiologi

Kedokteran. EGC. Jakarta. 2007.hal.681-692

3. Jung et al.. Diseases of external ear. In: Ballengers Otorhinolaryngology Head and Neck

Surgery 9th ed. Northwestern university. Chicago. 2003.p.230-247

4. Roberts, D.B. 1980. A Review : The Etiology of Bullous Myringitis and the Role of

Mycoplasmas in Ear Disease. American Departement of Pediatric.

[cited 2012, march 23] available from :

http://pediatrics.aappublications.org/content/65/4/761.full.pdf (accesed : march 22th 2012)

5. McCormick et al, 2003. A Case-Control Study : Bullous Myringitis. American Departement

of Pediatric. available from :

http://pediatrics.aappublications.org/content/112/4/982.full.pdf+html (accesed : march 22th

2012)

6. Djaafar, Zainul A., dkk.. Kelainan Telinga Tengah. Dalam : Buku Ajar Ilmu Kesehatan

Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher edisi keenam. Balai Penerbit FK UI. Jakarta.

2007.hal.64-77

7. Soetirto, Indro, dkk.. Gangguan Pendengaran dan Kelainan Telinga.Dalam : Buku Ajar

Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher edisi keenam. Balai Penerbit

FK UI. Jakarta. 2007.hal.10-22

8. Bull, P.D. The Ear: Some Applied Anatomy. In : Disease of The Ear, Nose and Throat, 9th

ed. University of Sheffield. USA. 2002.p. 1-3

9. Probst et al, Anatomy and Physiology of the Ear. In : Basic Otorhinolaryngology.

Departement of Otorhinolaringology.Germany. 2006.p.154-166

20