minyak atsiri

18
No Jenis Minyak Hasil Pengamatan 1 Minyak Cengkeh (Oleum Caryophilli) Cepat menyebar, warna bening 2 Minyak Kayu Putih (Cajuputi Oil) Cepat menyebar, warna bening 3 Oleum Anisi Cepat menyebar, warna bening 4 Minyak Mentha (Oleum Menthae Piperitae) Cepat menyebar, warna bening 5 Minyak Goreng Agak cepat menyebar, warna bening, menggumpal 6 Minyak Kedelai Lambat menyebar, warna bening, menggumpal 7 Minyak Jagung Lambat menyebar, warna bening, menggumpal IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI SECARA UMUM a. Kelarutan minyak atsiri dan minyak lemak dalam air Pembahasan : Minyak atsiri pada umumnya tidak dapat bercampur dengan air, dapat larut walaupun kelarutannya sangat kecil, tetapi sangat mudah larut dalam pelarut organik (Gunawan dan Mulyani, 2004). Pada pengamatan atau perlakuan pertama, yaitu pengamatan minyak dalam air, tujuh jenis minyak yang digunakan yaitu minyak kayu putih, minyak cengkeh, minyak mentha, dan minyak anisi yang termasuk minyak atsiri, minyak jagung, minyak kedelai, dan minyak goreng yang termasuk minyak lemak diberi perlakuan yang sama, yaitu dicampurkan atau dimasukkan dalam air. Pengamatan menunjukkan bahwa minyak atsiri lebih cepat menyebar dalam air dengan tidak menunjukkan perubahan warna (warna tetap bening). Hal berbeda ditunjukkan oleh minyak jagung, minyak kedelai, dan minyak goreng lebih lambat menyebar, dan

Upload: el

Post on 05-Dec-2015

512 views

Category:

Documents


65 download

TRANSCRIPT

Page 1: Minyak Atsiri

No Jenis Minyak Hasil Pengamatan

1 Minyak Cengkeh

(Oleum Caryophilli)

Cepat menyebar, warna bening

2 Minyak Kayu Putih

(Cajuputi Oil)

Cepat menyebar, warna bening

3 Oleum Anisi Cepat menyebar, warna bening

4 Minyak Mentha

(Oleum Menthae Piperitae)

Cepat menyebar, warna bening

5Minyak Goreng

Agak cepat menyebar, warna bening,menggumpal

6Minyak Kedelai

Lambat menyebar, warna bening,menggumpal

7Minyak Jagung

Lambat menyebar, warna bening,menggumpal

IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI SECARA UMUM

a. Kelarutan minyak atsiri dan minyak lemak dalam air

Pembahasan : Minyak atsiri pada umumnya tidak dapat bercampur dengan air, dapat larut walaupun

kelarutannya sangat kecil, tetapi sangat mudah larut dalam pelarut organik (Gunawan dan Mulyani, 2004).

Pada pengamatan atau perlakuan pertama, yaitu pengamatan minyak dalam air, tujuhjenis minyak yang digunakan yaitu minyak kayu putih, minyak cengkeh, minyak mentha, dan minyak anisi yang termasuk minyak atsiri, minyak jagung, minyak kedelai, danminyak goreng yang termasuk minyak lemak diberi perlakuan yang sama, yaitu dicampurkan atau dimasukkan dalam air. Pengamatan menunjukkan bahwa minyak atsiri lebih cepat menyebar dalam air dengan tidak menunjukkan perubahan warna (warnatetap bening). Hal berbeda ditunjukkan oleh minyak jagung, minyak kedelai, dan minyak goreng lebih lambat menyebar, dan menunjukkan warna bening serta menunjukkan pembentukan gumpalan cairan. Minyak atsiri tidak larut dalam air, akan tetapi menyebarkarena adanya sifat minyak atsiri yang mudah menguap (volatile). Minyak jagung lambatmenyebar dan membentuk gumpalan. Minyak lemak manunjukkan penyebaran pada air yanglebih lambat lagi dan juga adanya gumpalan. Ha tersebut dipengaruhi oleh adanya perbedaankepolaran antara minyak dan air. Secara umum, minyak lemak bersifat tidak larut dalampelarut polar, contohnya air. Akan tetapi, minyak lemak bersifat dapat larut dalam pelarutorganik lain.

Page 2: Minyak Atsiri

Hasil gambar :

Page 3: Minyak Atsiri

Jenis Minyak Media Penguapan Noda Transparan

Minyak Atsiri

Minyak Cengkeh

(Oleum Caryophilli)Kertas saring √ -

Minyak Kayu Putih

(Cajuputi Oil)Kertas saring √ -

Oleum Anisi Kertas saring √ -

Minyak Mentha

(Oleum Menthae Piperitae)Kertas saring √ -

Minyak Lemak

Minyak Goreng Kertas saring - √

Minyak Kedelai Kertas saring - √

Minyak Jagung Kertas saring - √

b. Penguapan minyak atsiri dan Minyak Lemak

Pembahasan :Minyak atsiri adalah zat berbau atau biasa disebut dengan minyak esential, minyak eteris

karena pada suhu kamar mudah menguap di udara terbuka tanpa mengalami penguraian.

Pada perlakuan selanjutnya, dilakukan pengujian minyak pada kertas saring, di manamasing-masing minyak, baik minyak atsiri ataupun minyak lemak diteteskan pada kertas saring atau tissue. Hasil pengamatan menunjukkan kertas saring atau tissue yang ditetesi minyak atsiri lebih cepat menguap dan tidak meninggalkan bekas noda atau noda bening. Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, bahwa minyak atsiri bersifat volatil atau mudah menguap, utamanya pada suhu kamar. Sedangkan hasil yang ditunjukkan oleh minyak jagung dan minyak kedelai yang pada kertas saring meninggalkan bekas dengan noda agak bening dan minyak goreng yang meninggalkan noda berupa warna kuning. Hal tersebut disebabkan karena minyak tersebut tidak mudah menguap pada suhu kamar.

Hasil Gambar :

Page 4: Minyak Atsiri

c. Percobaan Ketiga

Pembahasan :

Pada perlakuan di mana minyak atsiri yang ditambahkan dengan NaCl jenuh akan mengakibatkan berkurangnya volume minyak atsiri, hal tersebut karena minyak atsiri tersebut tereduksi oleh NaCl. Sama halnya ketika minyak atsiri ditambahkan dengan larutan NaOH, akan terjadi juga pengurangan volume yang disebabkan oleh terseduksinya minyak atsiri oleh senyawa NaOH tersebut. Namun, volume air pada minyak mentha tidak terjadi kenaikan karena reduksi yang terjadi pada minyak mentha kurang sempurna sehingga tidak terjadi perubahan volume air.

Hasil Gambar :

Jenis Minyak ReagenPerubahan Volume

Air

Minyak Cengkeh

(Oleum Caryophilli)NaCl Jenuh

Naik (Pengurangan volume

minyak atsiri)

Minyak Kayu Putih

(Cajuputi Oil)NaCl Jenuh

Naik (Pengurangan

volume minyak atsiri)

Oleum Anisi NaCl JenuhNaik (Pengurangan volume

minyak atsiri)

Minyak Mentha

(Oleum Menthae Piperitae)NaCl Jenuh Sama (tidak naik/turun)

Page 5: Minyak Atsiri

d. Kelarutan minyak atsiri dalam etanol, petroleum eter, dan kloroform

Jenis Minyak Etanol Petroleum eter Kloroform

Minyak Cengkeh

(Oleum Caryophilli)1 : 13 1 : 1 1 : 1

Minyak Kayu Putih

(Cajuputi Oil)1 : 66 1 : 1 1 : 1

Oleum Anisi 1 : 32 1 : 1 1 : 1

Minyak Mentha

(Oleum Menthae Piperitae)1 : 32 1 : 1 1 : 1

Pembahasan :

Pada perlakuan selanjutnya, minyak atsiri diuji kelarutannya dalam pelarut alkohol (etanol 96%), petroleum eter dan pelarut kloroform. Dari uraian hasil di atas menunjukkan bahwa minyak atsiri lebih bersifat lebih mudah larut dalam kloroform dan petroleum eter daripada dalam alkohol. Dapat pula dipengaruhi oleh kepolaran pelarut terhadap minyak atsiri, di mana minyak atsiri yang bersifat nonpolar dapat lebih mudah larut dalam kloroform yang bersifat semipolar dan petroleum eter yang non polar daripada alkohol yang bersifat polar.

Hasil Gambar :

Page 6: Minyak Atsiri

e. Deteksi adanya senyawa fenol dalam minyak atsiri

Pembahasan : Minyak cengkeh merupakan minyak atsiri fenol, serta minyak mentha adalah termasuk minyak atsiri alkohol. Sehingga dalam percobaan dengan penambahan FeCl3 menghasilkan warna kehitaman, yang menunjukan adanya gugus OH dalam minyak atsiri tersebut baik jenis fenol maupun jenis alkohol. Pada minyak anisi tidak terjadi perubahan warna menjadi kehitaman, padahal seharusnya dia berubah menjadi kehitaman karena senyawanya termasuk minyak atsiri eter fenol. Hal ini bisa terjadi karena kandungan fenol hanya sedikit sehingga tidak terdeteksi ataupun karena kesalahan praktikan dalam proses praktikum. Sedangkan pada minyak atsiri kayu putih yang merupakan golongan minyak atsiri oksida tidak menghasilkan warna kehitaman hanya warna jingga, hal ini membuktikan bahwa minyak kayu putih tidak mengandung fenol.

Hasil Gambar :

Jenis Minyak Reagen Perubahan Warna

Minyak Cengkeh

(Oleum Caryophilli)FeCl3 Larutan jingga kehitaman

Minyak Kayu Putih

(Cajuputi Oil)FeCl3 Larutan kuning

Oleum Anisi FeCl3 Larutan jingga

Minyak Mentha

(Oleum Menthae Piperitae)FeCl3

Jingga Kehitaman yang

lebih pekat

Page 7: Minyak Atsiri

f. Deteksi Terjadinya Reduksi Volume Minyak Atsiri yang Mengandung Fenol

Pembahasan :Minyak pipermin dihasilkan oleh daun tanaman poko atau Mentha piperita Linn dan

merupakan minyak atsiri alkohol. Daun poko segar mengandung minyak atsiri sekitar 1%, juga mengandung resin. Sementara daun yang telah dikeringkan mengandung 2% minyak permen. Sebagai penyusun utamanya adalah mentol. Pada bidang farmasi digunakan sebagai anti gatal, bahan pewangi dan pelega hidung tersumbat. Sementara pada industri digunakan sebagai pewangi pasta gigi.

Minyak cengkeh merupakan minyak atsiri fenol. Minyak ini diperoleh dari tanaman cengkeh yang memiliki nama latin yaitu Eugenia caryophyllata atau Syzigium caryophyllum (famili Myrtaceae). Kegunaan minyak cengkeh antara lain obat mulas, menghilangkan rasa mual dan muntah.

Minyak kayu putih merupakan minyak atsiri oksida. Diperoleh dari isolasi daun Melaleuca leucadendon L (famili Myrtaceae). Komponen penyusun minyak atsiri kayu putih paling utama adalah sineol (85%).

Minyak adas merupakan minyak atsiri eter fenol. Minyak adas berasal dari hasil penyulingan buah Pimpinella anisum atau dari Foeniculum vulgare (famili Apiaceae atau Umbelliferae). Minyak yang dihasilkan, terutama tersusun oleh komponen-komponen terpenoid seperti anetol, sineol, pinena dan felandrena. Dalam praktikum ini, yang digunakan adalah minyak adasmanis. Biasanya digunakan dalam pelengkap sediaan obat batuk, sebagai korigen odoris untuk menutup bau tidak enak pada sediaan farmasi dan bahan farfum.

Berdasarkan praktikum, hanya minyak cengkeh dan minyak mentha yang menghasilkan reduksi volume terhadap NaOH. Yaitu, terjadi penurunan volume minyak atsiri dan kenaikan volume NaOH. Sedangkan minyak anisi dan minyak kayu putih tidak bisa direduksi dengan NaOH.

Jenis Minyak Reagen Reduksi Volume

Minyak Cengkeh

(Oleum Caryophilli)NaOH (+) Reduksi volume

Minyak Kayu Putih

(Cajuputi Oil)NaOH (-) Reduksi volume

Oleum Anisi NaOH (-) Reduksi volume

Minyak Mentha

(Oleum Menthae Piperitae)NaOH (+) Reduksi volume

Page 8: Minyak Atsiri

Hasil Gambar :

Page 9: Minyak Atsiri

IDENTIFIKASI KOMPONEN KHUSUS DALAM MINYAK ATSIRI

1) Uji Terhadap Adanya Eugenol dalam Oleum Caryophylli (Minyak Cengkeh)

Gambar Mikroskopik Kristal Natrium Eugenolat :

Pembahasan :

Minyak cengkeh, terutama tersusun oleh eugenol, yaitu sampai 95% dari jumlah minyak atsiri keseluruhan. Selain eugenol, juga mengandung aseton-eugenol, beberapa senyawa dari kelompok seskuiterpen, serta bahan-bahan yang tidak mudah menguap seperti tanin, lilin, dan bahan serupa damar. Kegunaan minyak cengkeh antara lain obat mulas, menghilangkan rasa mual dan muntah (Gunawan dan Mulyani, 2004).

Berdasarkan hasil praktikum, didapatkan kristal natrium eugenolat yang berbentuk jarum, dan terdapat juga kristal brom yang berbentuk kotak. Kristal brom dihasilkan karena ketika pengujian ditambahkan dengan kalium bromida. Jadi, dapat disimpulkan bahwa minyak cengkeh mengandung eugenol.

Page 10: Minyak Atsiri

2) Uji Perbedaan Cubeba Fructus dan Piperis Nigri Fructus

Gambar Pembentukan Warna oleh Asam Sulfat :

Pembahasan :

Berdasarkan hasil praktikum, dihasilkan dua warna berbeda dari jenis minyak atsiri setelah diberi reagen sama berupa asam sulfat. Yaitu cubeba fructus dengan warna merah, dan piperis nigris fructus dengan warna kuning. Perbedaan ini terjadi karena sumber dari kedua minyak tersebut juga berbeda sehingga warna, bau dan rasa juga mengikuti sumber tanamnnya.

Page 11: Minyak Atsiri

3) Uji Adanya Felandren

Gambar Kristal dari Serbuk Piperis Nigri Fructus :

Pembahasan :

Dari hasil praktikum menunjukkan bahwa piperis nigris mengandung senyawa felandren dalam minyak atsirinya. Karena kandungan umum piperis nigri fructus adalah minyak atsiri yang di dalamnya mengandung felandren, dipenten, kariopilen, enthoksilin, limonen, alkaloida piperina, dan kavisina. Hasil felandren ditunjukkan dengan adanya kristal

Page 12: Minyak Atsiri

Daftar Pustakahttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/33716/4/Chapter%20II.pdf