minyak atsiri

Upload: rangga-mandela

Post on 10-Oct-2015

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Minyak atsiri, atau dikenal juga sebagai minyak eteris (aetheric oil), minyak esensial, minyak terbang, serta minyak aromatik, adalah kelompok besar minyak nabati yang berwujud cairan kental pada suhu ruang namun mudah menguap sehingga memberikan aroma y

Minyak atsiri atau dikenal juga sebagai minyak eteris (aetheric oil), minyak esensial, minyak terbang, serta minyak aromatik, adalah kelompok besar minyak nabati yang berwujud cairan kental pada suhu ruang namun mudah menguap sehingga memberikan aroma yang khas. Minyak atsiri merupakan bahan dasar dari wangi-wangian atau minyak gosok (untuk pengobatan) alami. Di dalam perdagangan, sulingan minyak atsiri dikenal sebagai bibit minyak wangi.

Para ahli biologi menganggap, minyak atsiri merupakan metabolit sekunder yang biasanya berperan sebagai alat pertahanan diri agar tidak dimakan oleh hewan (hama) ataupun sebagai agen untuk bersaing dengan tumbuhan lain (lihat alelopati) dalam mempertahankan ruang hidup. Walaupun hewan kadang-kadang juga mengeluarkan bau-bauan (seperti kesturi dari beberapa musang atau cairan yang berbau menyengat dari beberapa kepik), zat-zat itu tidak digolongkan sebagai minyak atsiri.

Ciri-ciriMinyak atsiri bersifat mudah menguap karena titik uapnya rendah. Selain itu, susunan senyawa komponennya kuat mempengaruhi saraf manusia (terutama di hidung) sehingga seringkali memberikan efek psikologis tertentu (baunya kuat). Setiap senyawa penyusun memiliki efek tersendiri, dan campurannya dapat menghasilkan rasa yang berbeda.

secara kimiawi, minyak atsiri tersusun dari campuran yang rumit berbagai senyawa, namun suatu senyawa tertentu biasanya bertanggung jawab atas suatu aroma tertentu. Sebagian besar minyak atsiri termasuk dalam golongan senyawa organik terpena dan terpenoid yang bersifat larut dalam minyak/lipofil.

Beberapa minyak atsiri pentingMinyak atsiri biasanya dinamakan menurut sumber utamanya.

Minyak adas (fennel/foeniculi oil)

Minyak cendana (sandalwood oil)

Minyak bunga cengkeh (eugenol oil) dan minyak daun cengkeh (leaf clove oil)

Minyak kayu putih (cajuput oil)

Minyak bunga kenanga (ylang-ylang oil)

Minyak lawang Minyak mawar Minyak nilam Minyak seraiSelain itu, dikenal pula beberapa "minyak" (atau dalam bentuk salep) yang sebenarnya merupakan kombinasi antara beberapa minyak atsiri. Contohnya adalah

Minyak telon Minyak tawon Minyak angin Beberapa minyak gosok dan salep gosok.

belum tau minyak atsiri? minyak atsiri adalah minyak yang berasal dari tumbuh - tumbuhan, berbeda sama minyak yang dihasilkan dari jarak, ketela sama jagung yang mereka semua dijadikan sebagai bahan bakar. Minyak atsiri itu minyak yang punya bau wangi (minyak nilam, cengkeh, kayuputih,melati, mawar kenanga, ylang -ylang dll.), biasanya buat bahan dasar kosmetik, industri farmasi, parfum dll. minyak atsiri terbanyak memang diproduksi di Indonesia (jenisnya) tapi masalah jumlah atau kuantitas produksi, masih kalah jauh sama negara - negara lain.pada buku guenther yang pertama diterangkan tentang beberapa teknik penyulingan, yakni teknik rebus, teknik kukus, teknik uap air, enfleurasi, penyulingan dengan pelarut menguap. hampir lengkap penelitian mulaidari tahun 1950 hingga 1970 namun belum ada teknik terbaru yang banyak berkembang saat ini, namun untuk pengetahuan dasar, buku ini rujukan yang sudah melegenda.

dalam industri penyulingan minyak atsiri telah dikenal tiga macam sistem penyulingan, yaitu penyulingan dengan air (water distillation) atau perebusan, penyulingan dengan uap dan air (water-steam distillation) atau pengukusan, dan penyulingan dengan uap (steam distillation). Dari ketiga alternatif sistem penyulingan di atas, penyulingan dengan uap adalah yang terbaik ditinjau dari segi biaya, kecepatan penyulingan, rendemen, dan mutu serta kapasitas produksi minyak.Daerah-daerah produksi yang memiliki kecocokan lahan dan agroklimat untuk pengembangan tanaman nilam adalah Propinsi Aceh, Sumatera Utara, Propinsi Sumatera Barat, Propinsi Jambi, Propinsi Lampung, Propinsi Jawa Barat, Propinsi Jawa Tengah, dan Propinsi Jawa Timur. Sedangkan daerah sumber produksi tanaman akar wangi relatif masih terbatas, dan daerah produksi utama di Indonesia adalah di Kabupaten Garut Jawa Barat yang memberikan kontribusi sekitar 90% produksi Indonesia. Selain di Kabupaten Garut, sumber bahan baku akar wangi lainnya di Jawa Barat adalah Kabupaten Sumedang, Kuningan, Bandung dan Sumedang, serta di Jawa Tengah, yaitu di Kabupaten Wonosobo dan Sumowono.Jenis tanaman yang digunakan untuk produksi minyak nilam adalah Pogostemon cablin Benth (Nilam Aceh). Bagian tanaman nilam yang baik untuk digunakan sebagai bahan baku penyulingan adalah bagian daun yang dipanen enam-delapan bulan setelah tanam. Sedangkan bahan baku yang digunakan industri minyak akar wangi adalah akar dari tanaman akar wangi (Vetivera zizanoides Stapt) yang dipanen setelah tanaman berumur 12 18 bulan.Perolehan bahan baku nilam dan akar wangi secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu (1) langsung dibeli dari petani produsen atau petani penyuling langsung menjual ke pengusaha penyulingan, dan (2) pengusaha penyuling memperoleh bahan baku melalui pedagang pengumpul di tingkat desa/kecamatan yang umumnya adalah agen pengusaha penyulingan.Industri Minyak AtsiriIndonesia sejak era tahun 60-an dikenal sebagai negara penghasil minyak atsiri terbesar di dunia terutama minyak atsiri nilam dan hingga sekarang minyak atsiri nilam dari Indonesia masih sangat dikenal di pasar dunia. Produk ini mempunyai orientasi export. Minyak atsiri nilam digunakan di industri parfum sebagai zat pengikat aroma dan perannya belum mampu digantikan oleh zat sintetis, sehinggakebutuhan minyak atsiri nilam di dunia besar sekali. Selain digunakan di industri parfum minyak atsiri nilam juga digunakan di industri kosmetik dan farmasi.Selain nilam, komoditas yang bisa diambil minyak atsirinya antara lain : daun cengkeh, bunga melati, serei dll, minyak atsiri dari komoditas ini digunakan utk bahan di industri farmasi dan di manfaatkan untuk aroma terapi.

- Produk yang dihasilkan dalam bentuk Minyak Atsiri.- Bahan Baku : daun nilam, daun cengkeh, serei, melati dll.- Kapasitas Bahan Baku : Menyesuailan sesuai permintaan.

tanaman merupakan sumber komponen kimia yang sangat kompleks. Manfaat setiap komponennya belum terungkap semua dan masih perlu digali. Gerakan back to nature atau gerakan hidup sehat dengan kembali ke alam sangat mendorong ke arah penggunaan tanaman sebagai bahan obat. Kenyataan di masyarakat dalam beberapa penyakit yang tidak dapat disembuhkan oleh dunia kedokteran atau farmasi, akhirnya beralih ke pengobatan tradisional. Salah satunya dengan menggunakan ramuan obat-obatan dari tanaman. Salah satu tanaman obat yang telah digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk mengobati berbagai macam penyakit adalah tanaman selasih. Selasih dapat menghasilkan minyak atsiri (essential oil) dan minyaknya sering disebut basil oil (Kardinan, 2003).

Salah satu tanaman obat yang telah digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk mengobati berbagai macam penyakit adalah tanaman selasih. Selasih dapat menghasilkan minyak atsiri (essential oil) dan minyaknya sering disebut basil oil. Minyak atsiri mempunyai aroma khas dan berbeda satu sama lain. Kegunaan tanaman ini sangat banyak, oleh karena itu tanaman ini disebut tanaman serbaguna. Dari bermacam-macam senyawa yang terdapat dalam selasih, minyak atsiri merupakan salah satu komponen yang mendapat perhatian secara komersial.

Tanaman selasih mengandung minyak atsiri, kandungan minyak atsiri tersebut terdiri dari ocimene, alpha pinene, encalyptole, linalol, geraniol, dan eugenol metil eter. Biji selasih mengandung zat kimia yaitu saponin, flavonoid, dan polifenol.

Manfaat Parfum untuk badan

Kosmetik

Pengharum ruangan

Pengharum sabun

Pasta gigi

Pemberi cita rasa makanan.

Khasiat1. Sebagai obatSelasih berfungsi untuk menambah nafsu makan, membantu pencernaan, menyehatkan jantung, mengobati batuk, menurunkan panas, menghilangkan sesak napas, mengobati diare, mengobati eksim dan koreng. Minyak atsiri daun selasih ungu(Ocimum sanctum Linn) mempunyai aktivitas antibakteri terhadap S. aureus dan E. coli .Sehingga berfungsi sebagai antibiotika.

2. Penghasil pestisida nabatiSelasih berfungsi sebagai atraktan hama lalat buah atau pemikat hama lalat buah.

3. Fungisida bakterisida, nematisidaSelasih merupakan fungisida untuk mengendalikan Pyricularia oryzae yang merupakan penyebab penyakit bercak dan busuk daun yang menyerang tanaman padi. Kandungan eugenol pada minyak atsiri daun selasih mampu menekan pertumbuhan nematoda tanaman lada.

4. Penghasil minyak atsiriMinyak atsiri selasih berbau harum yang dikenal dengan nama basil oil, minyak ini digunakan sebagai bahan pembuatan parfum, shampo, terapi aroma.

5. Sayuran dan minuman penyegarDaun selasih digunakan sebagai sayuran atau lalapan untuk menambah nafsu makan (appetizer). Selain daunnya, biji selasih juga sering dimanfaatkan sebagai bahan minuman penyegar. Biji selasih dapat menurunkan kolesterol, penambah daya ingat dan tonik.

Minyak atsiri atau yang disebut juga dengan essential oils, etherial oils, atau volatile oils adalah salah satu komoditi yang memiliki potensi besar di Indonesia. Minyak atsiri adalah ekstrak alami dari jenis tumbuhan tertentu, baik berasal dari daun, bunga, kayu, biji-bijian bahkan putik bunga. Setidaknya ada 70 jenis minyak atsiri yang selama ini diperdagangkan di pasar internasional dan 40 jenis di antaranya dapat diproduksi di Indonesia (Lutony, Rahmayati, 2000). Meskipun banyak jenis minyak atsiri yang bisa diproduksi di Indonesia, baru sebagian kecil jenis minyak atsiri yang telah diusahakan di Indonesia.

Peluang pasar komoditi minyak atsiri ini masih terbuka luas baik di dalam maupun luar negeri. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa hanya sebagian kecil jenis minyak atsiri yang telah diproduksi di Indonesia. Permintaan minyak atsiri ini pun diperkirakan terus meningkat dengan bertambahnya populasi penduduk dunia.

Kegunaan minyak atsiri sangat banyak, tergantung dari jenis tumbuhan yang diambil hasil sulingnya. Minyak atsiri ini digunakan sebagai bahan baku minyak wangi, komestik dan obat-obatan. Minyak atsiri juga digunakan sebagai kandungan dalam bumbu maupun pewangi (flavour and fragrance ingredients). Industri komestik dan minyak wangi menggunakan minyak atsiri sebagai bahan pembuatan sabun, pasta gigi, samphoo, lotion dan parfum. Industri makanan menggunakan minyak atsiri sebagai penyedap atau penambah cita rasa. Industri farmasi menggunakannya sebagai obat anti nyeri, anti infeksi, pembunuh bakteri. Fungsi minyak atsiri sebagai wewangian juga digunakan untuk menutupi bau tak sedap bahan-bahan lain seperti obat pembasmi serangga yang diperlukan oleh industri bahan pengawet dan bahan insektisida.

Komoditi minyak atsiri banyak dikembangkan oleh negara-negara, seperti Amerika Serikat, Perancis, Inggris, Jepang, Jerman, Swiss, Belanda, Hongkong, Irlandia dan Kanada. Berdasarkan estimasi yang dilakukan oleh Essential Oil Association of India dalam publikasinya yang berjudul Vasion 2005 India Essential Oil Industry, peringkat pertama produsen minyak atsiri dunia adalah Brasil disusul oleh Amerika Serikat dan India.

Industri pengolahan minyak atsiri di Indonesia telah muncul sejak jaman penjajahan (Lutony, Rahmayati, 2000). Namun jika dilihat dari kualitas dan kuantitasnya tidak mengalami banyak perubahan. Ini disebabkan karena sebagian besar pengolahan minyak atsiri masih menggunakan teknologi sederhana/tradisional dan umumnya memiliki kapasitas produksi yang terbatas.

Salah satu sentra minyak atsiri di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta adalah Kabupaten Kulon Progo, tepatnya di Kecamatan Samigaluh. Di kecamatan tersebut terdapat kelompok usaha minyak atsiri yang terdiri dari 22 (dua puluh dua) pengusaha kecil. Sebagian besar minyak atsiri yang dihasilkan adalah minyak daun cengkeh. Tanaman cengkeh (Eugenia caryophillata) dapat digunakan untuk menghasilkan minyak cengkeh (clove oil), minyak tangkai cengkeh (clove stem oil), dan minyak daun cengkeh (clove leaf oil).

Minyak cengkeh merupakan hasil penyulingan serbuk bunga cengkeh kering. Minyak atsiri jenis ini memiliki pasaran yang luas di industri farmasi, penyedap masakan dan wewangian. Kandungan minyak cengkeh adalah eugenol (90%), eugenil acetate, methyl n-hepthyl alcohol, benzyl alcohol, methyl salicylate, methyl n-amyl carbinol, dan terpene caryo-phyllene. Minyak tangkai cengkeh adalah minyak atsiri hasil penyulingan tangkai kuntum cengkeh. Jenis ini jarang ditemukan di Kecamatan Samigaluh. Jenis minyak cengkeh yang terakhir, minyak daun cengkeh (clove leaf oil) adalah minyak atsiri hasil sulingan daun cengkeh kering (umumnya yang sudah gugur) dan banyak ditemukan di lokasi survai di Kecamatan Samigaluh. Minyak daun cengkeh mulai dikembangkan pada tahun 1960 yang digunakan untuk bahan baku obat, pewangi sabun dan deterjen. Minyak daun cengkeh juga digunakan di industri wewangian dengan ketetapan standar mutu tertentu yang lebih ketat.

Minyak daun cengkeh berupa cairan berwarna kuning pucat sesaat setelah disuling dan mudah berubah warna menjadi coklat atau ungu bila terkena logam besi sehingga minyak ini lebih baik dikemas dalam botol kaca, drum aluminium atau drum timah putih.

Alasan pemilihan jenis minyak daun cengkeh di wilayah Kecamatan Samigaluh adalah kemudahan operasi pengolahan dan modal yang rendah. Berdasarkan in-depth interview yang dilakukan dengan pengusaha setempat, daun cengkeh menghasilkan minyak atsiri yang tidak terlalu keras dibandingkan tangkai bunga cengkeh sehingga ketel yang digunakan tidak cepat rusak dan dapat menggunakan hanya satu ketel saja (bahan baku dan air dalam satu ketel) sehingga harganya lebih murah. Berbeda dengan minyak nilam yang memerlukan dua ketel terpisah, yang berisi air dan daun nilam dalam ketel terpisah, untuk menghasilkan minyak nilam dengan kualitas yang diinginkan. Saat ini, kualitas untuk minyak daun cengkeh tidak telalu ketat diberlakukan oleh pengusaha pengumpul yang membeli hasil penyulingan. Ini menyebabkan proses produksi minyak daun cengkeh tidak terlalu sulit.

Perhatian pemerintah daerah terhadap industri minyak daun cengkeh cukup baik. Pemerintah melalui Departemen Pertanian telah memberikan pelatihan-pelatihan mengenai pengembangan usaha minyak atsiri termasuk minyak daun cengkeh untuk meningkatkan daya saing minyak atsiri melalui peningkatan mutu, harga yang kompetitif dan keberlanjutan suplai melalui pembinaan yang terintegrasi oleh instansi terkait.

Saat ini sedang dipertimbangkan pembangunan industri pengolahan yang menggunakan bahan baku minyak atsiri di lingkup regional Kabupaten Kulon Progo agar masyarakat dan pemerintah dapat menikmati nilai tambah yang lebih besar dari pengolahan minyak atsiri. Jika minyak atsiri dapat diolah di wilayah lokal, para pengusaha minyak atsiri tidak perlu menjual produknya ke luar daerah.

Selain bantuan teknis, Pemerintah Daerah Kabupaten Kulon Progo juga telah memberikan pinjaman berupa penguatan modal melalui PT. Bank Pembangunan Daerah Yogyakarta (selanjutnya disebut BPD) sebagai bentuk perhatian pemerintah daerah terhadap potensi usaha minyak atsiri di wilayahnya. Pembuatan peta pewilayahan untuk usaha pengolahan minyak atsiri juga bermanfaat untuk memberikan informasi keberadaan usaha minyak atsiri yang umumnya terdapat di pedesaan dan berskala kecil. Pemerintah juga berusaha untuk menyediakan data dan informasi mutakhir yang akurat mengenai produksi, kebutuhan pasar, kecenderungan pasar dan informasi harga minyak atsiri.

Industri minyak daun cengkeh ini tidak saja memproduksi minyak daun cengkeh sebagai komoditas ekspor yang menghasilkan devisa, tetapi juga menyerap tenaga kerja yang cukup banyak. Setiap unit usaha dapat menyerap tenaga kerja rata-rata 6 orang di unit penyulingannya dan seratus orang lebih sebagai tenaga pencari (pengumpul) daun cengkeh. Pekerjaan memungut/mengumpulkan daun cengkeh ini pada umumnya merupakan pekerjaan sambilan dan hasilnya dapat dijual dengan harga berkisar Rp 200-Rp 350/kg. Tingkat harga sangat tergantung pada musim. Pada saat banyak daun cengkeh kering yang gugur, harga akan turun dan sebaliknya.

Walaupun pada pengolahan minyak daun cengkeh sendiri penyerapan tenaga kerja relatif sedikit, namun setidaknya dapat memberikan kesempatan kerja bagi para pemuda yang sebelumnya tidak produktif. Di wilayah Kulon Progo, para pekerja usaha minyak daun cengkeh ini dibayar secara borongan (pekerja tidak tetap) dengan sistem bergilir (shift). Setidaknya dibutuhkan 3 orang pekerja untuk satu kali suling dengan satu ketel.

Usaha minyak daun cengkeh tidak menimbulkan pencemaran lingkungan. Sisa daun yang telah disuling dapat dikeringkan dan digunakan sebagai bahan bakar dan abunya dapat digunakan sebagai pupuk. Sisa air limbah yang sudah dipisahkan secara sempurna dengan minyak daun cengkeh tidak menimbulkan kerusakan lingkungan. Sampai saat ini, polusi udara berupa asap yang ditimbulkan pada saat proses penyulingan sama sekali tidak dikeluhkan oleh warga sekitar lokasi penyulingan.

Usaha penyulingan minyak daun cengkeh menggunakan modal yang sebagian dapat diperoleh dari bank berupa pinjaman modal, baik modal investasi maupun modal kerja. Untuk PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk (selanjutnya disebut Bank BRI) di tingkat Kantor Unit, modal yang dapat diberikan adalah 25 juta rupiah ke bawah sedangkan keputusan pemberian kredit di atas 25 juta rupiah ditentukan oleh kantor cabang. Plafon dana yang berasal dari dana nasabah sendiri untuk modal investasi + 30% sedangkan untuk modal kerja + 50%.Tingkat bunga yang diberlakukan adalah tingkat bunga flat sebesar 18% per tahun.

Tanaman yang bernama Latin Apium graveolens ini memang telah dikenal banyak manfaatnya untuk kesehatan. Tak hanya daunnya saja yang memiliki khasiat, akar, buah dan biji seledri pun dapat digunakan sebagai obat.

Akar seledri berkhasiat memacu enzim pencernaan dan peluruh kencing (diuretik), buah atau bijinya sebagai pereda kejang (antispasmodik), menurunkan kadar asam urat darah, antirematik, peluruh kencing, peluruh kentut (karminatif), afrodisiak, dan penenang (sedatif).

Drs. Sudjaswadi Wiryowidagdo, mantan Kepala Sub Direktorat Pengawasan Obat Tradisional, Departemen Kesehatan RI, menyatakan bahwa seledri mengandung flavonoid, saponin, tanin 1 persen, minyak atsiri 0,033 persen, flavoglukosida, apigenin, kolin, lipase, asparagines, zat pahit, serta vitamin A, B, dan C.

Setiap 100 gram daun seledri mengandung air sebanyak 93 ml, protein 0,9 gram, lemak 0,1 gram, karbohidrat 4 gram, serat 0,9 gram, kalsium 50 mg, besi 1 mg, fosfor 40 mg, iodium 150 mg, kalium 400 mg, magnesium 85 mg, vitamin A 130 IU, vitamin C 15 mg, riboflavin 0,05 mg, tiamin 0,03 mg, dan nikotinamid 0,4 mg.

Akarnya mengandung asparagin, zat pati, lendir, minyak atsiri, pentosan, glutamine, dan tirosin. Bijinya mengandung apiin, minyak menguap, api genin, dan alkaloid.

Hasil sebuah penelitian di tahun 1988, menemukan infus daun seledri dengan kadar 10 persen sebanyak 5 ml/kg bb akan memberikan efek penurunan kadar asam urat darah kera secara nyata jika dibandingkan dengan pemberian probenecid 20 mg/kg bb pada 3, 4, 5, dan 6 jam pemberian.

Penelitian lain yang dilakukan di FMIPA Universitas Hasanudin, Makasar, Sulawesi Selatan, tahun 1985, pemberian ekstrak seledri dengan cara peras menunjukkan penurunan tekanan darah kucing. Alkaloid yang terkandung dalam biji seledri mempunyak efek sedatif dan antikonvulsan pada tikus. Minyak menguap pada biji tanaman ini dapat menghambat perkembangan jamur, seperti Histoplasma capsulatum dan Candida albicans.Dr. Setiawan Dalimartha, mantan anggota SP3T (Sentra Pengembangan dan Penerapan Pengobatan Tradisional) DKI Jakarta menerangkan beberapa pemakaian seledri untuk pengobatan.

Untuk obat yang diminum, 30-40 lembar daun seledri direbus, lalu air rebusannya diminum. Cara lain, 1,33,9 gram biji seledri direbus dalam api kecil selama 3 jam, lalu airnya diminum. Untuk pemakaian luar, giling daun segar hingga halus, lalu borehkan pada bisul atau bagian tubuh yang meradang.

Dari suburkan rambut hingga obati rematikBerikut ini ramuan seledri dan manfaatnya bagi kesehatan.

1. Menyuburkan RambutCaranya: Cuci 7-10 tangkai daun seledri sampai bersih, lalu tumbuk sampai halus. Setelah dikeramas, gosokkan tumbukan daun seledri ke kulit kepala dan rambut secara merata sambil dipijat ringan. Setelah selesai, bungkus rambut dengan handuk selama kurang lebih 1 jam. Bilas rambut dengan air bersih. Lakukan seminggu sekali.

2. Menurunkan KolesterolCaranya: Cuci 30 gram akar seledri sampai bersih, lalu rebus dalam 2 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring. Airnya diminum sekaligus.

3. Mengatasi AlergiCaranya: Ambil 2 batang seledri, 3 buah wortel ukuran sedang, dan 1 buah umbi bit ukuran sedang, cuci bersih, lalu dijus. Minum jus tersebut sekaligus waktu perut kosong. Lakukan dua kali sehari.

4. Mengurangi Kolik dan Sakit PerutCaranya: Sediakan 60 gram seledri segar, 1 ruas jari tangan jahe merah, dan sepotong gula aren. Rebus dalam 2 gelas air bersih hingga tersisa 1 gelas. Setelah dingin saring, airnya diminum sekaligus.

5. Meredakan BatukCaranya: Cuci 30 gram seledri segar, lalu potong-potong. Rebus dalam 3 gelas air bersih hingga tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring. Bila suka, tambahkan madu. Gunakan ramuan ini untuk dua kali minum, pagi dan sore.

6. Mengobati BronkitisCaranya: Cuci 60 gram seledri segar, 10 gram kulit jeruk mandarin kering, dan 25 gram gula aren hingga bersih. Setelah dipotong-potong, masukkan ke dalam panci email, tambahkan 3 gelas air bersih dan rebus hingga tersisa setengahnya. Setelah dingin, saring dan airnya dibagi untuk dua kali minum, pagi dan sore.

7. Menurunkan Tekanan DarahCaranya: Cuci 100 gram seledri seutuhnya sampai bersih, lalu tumbuk hingga halus. Tambahkan 1 cangkir air hangat, lalu disaring. Setelah dingin, bagi untuk dua kali minum, pagi dan siang.

8. Mengatasi Mata KeringCaranya: Makan daun seledri sebagai lalap segar. Lakukan setiap hari.

9. Mengobati RematikCaranya: Cuci 30-40 lembar daun seledri, lalu siram dengan air panas. Makan sebagai lalapan. Lakukan dua kali sehari.