minyak atsiri

Upload: marissa-r-anugraha

Post on 19-Jul-2015

76 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Minyak Atsiri dari Kulit Batang Cinnamomum Burmannii (Kayu Manis) dari Famili Lauraceae Sebagai Insektisida Alami, Antibakteri, dan AntioksidanOleh KELOMPOK IX Zainal Mutaqin Hidayah Murniati Rahimah Arita Ramadhani Depy Oktapian Akbar Marissa Anugraha J1E109207 J1E109208 J1E109209 J1E109210 J1E109211 J1E109212

MINYAK ATSIRIMinyak atsiri merupakan salah satu senyawa organik yang banyak ditemukan di alam dan berasal dari jaringan tumbuhan.

Minyak atsiri merupakan salah satu senyawa metabolit sekunder yang mudah menguap (volatil) dan bukan merupakan senyawa murni tetapi tersusun atas beberapa komponen yang mayoritas berasal dari golongan terpenoid (Guenther, 2006).

Cinnamomum burmannii(KayuManis) Cinnamomum burmannii (KayuManis) merupakan salah satu jenis dari famili Lauraceae yang dipilih untuk penelitian ini. Tumbuhan ini banyak terdapatdi daerah sub tropis dan tropis. Penelitianterhadap minyak atsiri dari Cinnamomumburmannii yang berasal dari Guangzhou,China yang dilakukan oleh Wang dkk (2009) melaporkan bahwa komponen mayor minyak atsiri yang terkandung adalah transsinamaldehid(60,72%), eugenol (17,62%)dan kumarin (13,39%).

M E T O D E

P E N E L I T I A N

Sampel kulit batang yg berasal dari lokasi berbeda yakni Pacitan (Tipe A), Bogor (Tipe B) dan Bali (Tipe C) disiapkan

Aquadest ditambahkan ke dalam kolom lalu dimasukkan Petroleum Eter

Minyak atsirii dipindah ke dalam vial

PE yg msh tercampur dg minyak atsiri diuapkan pd suhu kamar

Dibersihkan dan dipotongpotong, dimasukkan dalam labu destilasi

Mantel pemanas dinyalakan & destilasi dilakukan selama 6 jam, dihit setelah destilat pertama turun

Masing-masing minyak atsiri yang berasal dari tiga (3) lokasi tumbuh yg berbeda dihitung rendemennya.

Aquadest ditambahkan dalam labu destilasi sampai terendam

Minyak atsiri ditampung dalam erlenmeyer & dikeringkan dg Natrium sulfat anhidrat yg tlhdi oven selam 3 jam pd suhu 105-110 derajat celcius

Peralatan hidrodestilasi di set

metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT), anti larvasida terhadap nyamuk Aedes aegyptydan antioksidan menggunakan DPPH.

Kemudian dianalisis dg KLT, Kromatografi Gas-Spektrometri Massa (KGSM), uji bioaktivitas meliputi antimikroba dengan

HASILKandungan Kimia Minyak Atsiri Berdasarkan analisis yang dilakukan Minyak atsiri yang dihasilkan berwarna kuning bening dengan rendemen untuk masing-masing sampel, yaitu: 0,48% untuk minyak atsiri tipe A, 0,45% untuk tipe B 0,50% untuk tipe C.

CONT Minyak atsiri tipe A mempunyai komponen penyusun utama yaitu transsinamaldehid dengan puncak area sebesar 72,17%, 1,8-sineol sebesar 3,48% dan aromadendren sebesar 2,76%. Minyak atsiri tipe B mempunyai komponen penyusun utama yaitu trans-sinamaldehid dengan puncak area sebesar 81,47 %, benzenpropanal sebesar 2,78 % dan transkariofilen sebesar 2,36% Minyak atsiri tipe C mempunyai komponen penyusun utama yaitu trans-sinamaldehid dengan puncak area sebesar 69,11 %, delta-kadinen sebesar 4,17 % dan -kopaen sebesar 4,15 %

CONT Berdasarkan hasil identifikasi kromatogram minyak atsiri tipe A, B, dan C yang dihasilkan dari ketiga tempat tumbuh yang berbeda menunjukkan bahwa trans-sinamaldehid merupakan komponen penyusun utama. Selain itu, trans-sinamaldehid juga merupakan komponen utama penyusun minyak atsiri dari Cinnamomum osmophloeum yang berasal dari Taiwan (Wang, 2009) dan juga Cinnamommum casia yang berasal dari Cina (Cheng, 2009).

Konsentrasi trans-sinamaldehid dalam minyak atsiri tipe A, tipe B dan tipe C ini tidak sama. Hal ini terjadi disebabkan karena enzim yang terdapat dalam masing masing tumbuhan dimana kerja enzim tersebut dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Perbedaan ini diakibatkan oleh : 1. perbedaan iklim 2. lingkungan alam 3. lingkungan dengan kecepatan angin yang berbeda 4. kandungan organik dan anorganik yang ada dalam tanah tempat tumbuhan tumbuh. 5. Selain berpengaruh pada konsentrasi transsinamaldehid sebagai komponen utama penyusun minyak atsiri, faktor lingkungan mempengaruhi kandungan senyawa minor. Hal ini ditunjukkan dengan perbedaan jumlah komponen dan senyawa penyusun minyak atsiri masing-masing tipe dimana faktor lingkungan mempengaruhi proses metabolit sekunder dalam tubuh tumbuhan.

CONT

CONT. Komponen penyusun minyak atsiri tipe A mempunyai banyak kesamaan dengan tipe C dibanding dengan tipe B.

Hal ini disebabkan oleh kesamaan keadaan geografis dimana Pacitan dan Bali berada dekat laut. Selain ditemukan transsinamaldehid, cis-sinamaldehid juga ditemukan dalam komponen penyusun minyak atsiri Cinnamommumm burmannii tetapi persentase konsentrasi senyawa ini hanya 1,72 % pada tipe A, 1,76 % pada tipe B dan 1,57 % pada tipe C.

Kecilnya persentase cis-sinamaldehid dalam minyak atsiri diakibatkan tidak stabilnya senyawa ini pada panas sehingga jarang ditemukan dalam konsentrasi yang besar.

KESIMPULANatsiri Cinnamommum burmannii yang berasal dari dari Pacitan (Tipe A), Bogor (Tipe B) dan Bali (Tipe C) memiliki komponen utama yang sama yaitu transsinamaldehid tetapi mengalami perbedaan konsentrasi. Minyak