minyak atsiri 1

Upload: khoirunnisa-muslimawati

Post on 04-Nov-2015

79 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Minyak Atsiri

TRANSCRIPT

MAKALAH FARMAKOGNOSIMINYAK ATSIRI

DisusunOleh :Zainal Muttaqin Djatmiko (J1E109207)Rifda Rizky Novalinda (J1E113037Pipin Try Anugerah ( J1E1130.......)Sinta Astri Widianti (J1E113001)Dwi Rezky Sumawaty ( J1E113011)Rimadini Nurmeldya (J1E1130Rini Noor Mala Ningsih (J1E113017)Kevin Juli Reksi (J1E113

PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT2014BAB IPENDAHULUANI.1 LATAR BELAKANGSejak dahulu orang telah mengenal berbagai jenis tanaman yang memiliki bau spesifik. Bau tersebut ditimbulkan oleh bunga, batang, daun, rimpang, atau keseluruhan bagian tanaman. Masyarakat kemudian mengenalnya sebagai tanaman beraroma. Bau khas tanaman tersebut ternyata ditimbulkan secara biokimia sejalan dengan perkembangan proses hidupnya sebagai suatu produk metabolit sekunder yang disebut dengan minyak atsiri. Minyak ini dihasilkan oleh sel tanaman atau jaringan tertentu dari tanaman secara terus menerus sehingga dapat memberi ciri tersendiri yang berbeda-beda antara tanaman satu dengan yang lainnya.Kebutuhan minyak atsiri dunia semakin tahun semakin meningkat seiring dengan meningkatnya perkembangan industri modern seperti industri parfum, kosmetik, makanan aroma terapi dan obat-obatan. Minyak atsiri saat ini sudah dikembangkan dan menjadi komoditas ekspor Indonesia yeng meliputi minyak atsiri nilam, akar wangi, pala, cengkeh, serai wangi, kenanga, kayu putih, cendana, lada dan kayu manis. Minyak atsiri bisa didapatkan dari bahan-bahan diatas yang meliputi pada bagian daun, bunga, batang dan akar (Feriyanto, 2013). Minyak atsiri juga dikenal dengan nama minyak terbang atau minyak eteris (essential oil atau volatile). Indonesia merupakan salah satu negara penghasil minyak atsiri yang cukup penting di dunia. Melihat perkembangan permintaan di pasar internasional, minyak atsiri Indonesia mempunyai prospek yang cerah. Diharapkan para pelaku bisnis minyak atsiri di Indonesia dapat memanfaatkan peluang tersebut sehingga dapat meningkatkan peranan ekspornya di pasaran dunia (Kardinan, 2005).I.2 TUJUANTujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk:1. Untuk mengetahui pengertian minyak atsiri2. Untuk mengetahui sifat-sifat minyak atsiri3. Untuk memahami proses pembuatan minyak atsiri4. Untuk mengetahui golongan minyak atsiri5. Untuk mengetahui tanaman penghasil minyak atsiri

BAB IIPEMBAHASANII.1 PENGERTIANMinyak atsiri adalah zat berbau yang terkandung dalam tanaman. Minyak ini disebut juga dengan minyak menguap, minyak eteris, atau minyak esensial karena pada suhu biasa atau suhu kamar mudah menguap di udara terbuka. Istilah esensial dipakai karena minyak atsiri mewakili bau dari tanaman asalnya. Dalam keadaan segar dan murni tanpa pencemar, minyak atsiri umumnya tidak berwarna. Namun pada penyimpanan lama minyak atsiri dapat teroksidasi dan membentuk resin serta warnanya berubah menjadi lebih tua (gelap). Untuk mencegah supaya tidak berubah warna, minyak atsiri dihindarkan dari pengaruh cahaya, misalnya disimpan dalam bejana gelas yang berwarna gelapdan, ditutup rapat, serta disimpan ditempat yang kering dan sejuk (Gunawan dan Mulyani, 2004).Secara kimia, minyak atsiri bukan merupakan senyawa tunggal tetapi tersusun dari berbagai macam komponen yang secara garis besar terdiri dari kelompok terpenoid dan fenil propana. Melalui asal usul biosintetik, minyak atsiri dapat dibedakan menjadi: Turunan terpenoid yang terbentuk melalui jalur biosintetis asam asetat mevalonat. Terpenoid berasal dari senyawa sederhana yang disebut isoprena. Gambar isoprena Turunan fenil propanoid yang merupakan senyawa aromatik, terbentuk melalui jalur biosintesis asam sikimat. Fenil propanoid merupakan gabungan inti benzena (fenil) dan propana(Gunawan dan Mulyani, 2004).

Gambar 1. Struktur kimia Isopren

Gambar 2. Struktur kimiaFenil propanoid

II.2 SIFAT-SIFAT MINYAK ATSIRIMinyak atsiri tersusun oleh bermacam-macam komponen senyawa. Memiliki bau khas, umumnya bau ini mewakili bau tanaman asalnya. Bau minyak atsiri satu dengan yang lainnya berbeda-beda tergantung dari macam dan intensitas bau dari masing-masing komponen penyusunnya. Minyak atsiri mempunyai rasa getir, kadang-kadang berasa tajam, menggigit, memberi kesan hangat sampai panas atau justru dingin ketika terasa sampai di kulit, tergantung dari jenis komponen penyusunnya. Keadaan murni atau belumtercemar oleh senyawa lain, sifat minyak atsiri mudah menguap pada suhu kamar sehingga bila diteteskan pada selembar kertas maka ketika dibiarkan menguap, tidak meninggalkan bekas noda pada benda yang ditempel. Bersifat tidak bisa disabunkan dengan alkali dan tidak bisa berubah menjadi tengik (rancid). Ini berbeda dengan minyak lemak yang tersusun oleh asam-asam lemak (Gunawan dan Mulyani, 2004).Minyak atsiri bersifat tidak stabil terhadap pengaruh lingkungan, baik pengaruh oksigen udara, sinar matahari, dan panas karena terdiri dari berbagai macam komponen penyusun. Indeks bias umumnya tinggi. Umumnya bersifat optis aktif dan memutar bidang polarisasi dengan rotasi yang spesifik karena banyak komponen penyusun yang memiliki atom C asimetrik.Umumnya tidak dapat bercampur dengan air, tetapi cukup dapat larut hingga dapat memberikan baunya kepada air walaupun kelarutannya sangat kecil tetapi sangat mudah larut dalam pelarut organik (Gunawan dan Mulyani, 2004).

II.3 KEBERADAAN MINYAK ATSIRI DALAM TANAMANMinyak atsiri terkandung dalam berbagai organ, seperti di dalam rambut kelenjar (pada famili Labiatae), didalam sel-sel parenkim (misalnya famili Piperaseae), di dalam saluran minyak yang disebut vittae(famili Umbelliferae), didalam rongga-rongga skizogen dan lisigen (pada famili Pinaceae dan Rutaceae), terkandung dalam semua jaringan (pada familli Coniferae). Pada bunga mawar, kandungan minyak atsiri terbanyak terpusat pada mahkota bunga, pada kayu manis (sinamon) banyak ditemui di kulit batang (korteks), pada famili Umbelliferae banyak terdapat dalam perikarp buah, pada Menthaesp. Terdapat dalam kelenjar batang dan daun, serta pada jeruk tetdapat dalam kulit buah dan dalam helai daun (Gunawan dan Mulyani, 2004).Minyak atsiri dapat terbentuk secara langsung oleh protoplasma akibat adanya penguraian lapisan resin dari dinding sel atau oleh hidrolisis dari glikosida tertentu. Peranan paling utama dari minyak atsiri terhadap tumbuhan itu sendiri adalah sebagai pengusir serangga (mencegah daun dan bunga rusak) serta sebagai pengusir hewan pemakan daun lainnya. Namun sebaliknya minyak atsiri juga berfungsi sebagai penarik serangga guna membantu terjadinya penyerbukan silang dari bunga (Gunawan dan Mulyani, 2004).II.4 METODE ISOLASI MINYAK ATSIRIUntuk memeriksa minyak atsiri perlu melakukan suatu analisis. Sebagai standar, dapat menggunakan minyak atsiri yang sama, yang kualitasnya baik. Analisis dapat dilakukan sendiri atau dilakukan di laboratorium. II.4.1 Pemeriksaan organoleptisPemeriksaan organoleptis dapat dilakukan dengan pemeriksaansendiri,meliputi:a. WarnaBila minyak atsiri telah dibebaskan dari air, biasanya tampak jernih tidak berwarna, kehijauan, atau kekuningan, tergantung dari tumbuhan asal, metode, dan alat penyulingnya. Biasanya, orang yang sudah lama berkecimpung dalam perdagangan minyak atsiri dapat segera mengetahui adanya pemalsuan atau penambahan bahan asing hanya dengan melihat warna minyak atsiri.b. BauPemeriksaan bau dapat dilakukan dengan meneteskan minyak atsiri yang dihasilkan pada ujung dari suatu strip blotting paper (dapat pula digunakan kertas saring tebal) yang merupakan suatu lembaran tipis dengan panjang kira kira 10cm dan lebar 1 cm. gunakan dua strip kertas. Pada ujung strip kertas yang lain, diteteskan minyak dengan kualitas yang baik (minyak yang digunakan sebagai standar). Kedua kertas itu dipegang dalam posisi bersilang, kemudian bandingkan baunya. Minyak atsiri dengan kualitas yang sama akan memberikan bau yang serupa(Koensoemardiyah, 2010).Pemeriksaan sifat-sifat fisika dan kimia perlu dilakukan selain pemeriksaan organoleptis. Tentu saja, hal tersebut dilakukan di laboratorium.II.4.2 Pemeriksaan Fisika Pemeriksaan fisika yang biasa dilakukan adalah berat jenis, rotasi optik, kelarutan dalam alkohol cair, dan indeks bias. II.4.3 Pemeriksaan KimiaPemeriksaan kimia yang dilakukan untuk mengetahui keseluruhan kandungan minyak atsiri biasanya menggunakan alat yang disebut kromotografi gas-spektrometri massa. Alat tersebut hanya dimiliki oleh laboratorium atau industri yang cukup besar. Dari pemeriksaan yang dilakukan, akan diperoleh data-data hasil pengukuran yang berupa spektra. Melalui spektra tersebut, seorang ahli dapat mengetahui kandungan apa saja yang ada dalam minyak atsiri (Koensoemardiyah, 2010).Minyak atsiri umumnya diisolasi dengan empat metode yang lazim digunakan ssbagai berikut:1. Metode DestilasiMetode destilasi terhadap bagian tanaman yang mengandung minyak. Dasar dari metode ini adalah memanfaatkan perbedaan titik didih. Beberapa metode destilasi yang populer dilakukan di berbagai perusahaan industri penyulingan minyak atsiri, antara lain sebagai berikut:a. Metode destilasi kering (langsung dari bahannya tanpa menggunakan air). Metode ini paling sesuai untuk bahan tanaman yang kering dan untuk minyak-minyak yang tahan pemanasan (tidak mengalami perubahan bau dan warna saat dipanaskan), misalnya oleoresin dan copaiba.b. Destilasi air, meliputi destilasi air dan uap air dan destilasi uap air langsung. Metode ini dapat digunakan untuk bahan kering maupun bahan segar dan terutama digunakan untuk minyak-minyak yang kebanyakan dapat rusak akibat panas kering. Seluruh bahan dihaluskan kemudian dimasukkan kedalam bejana yang bentuknya mirip dandang. Dalam metode ini ada beberapa versi perlakuan :1) Bahan tanaman langsung direbus dalam air.2) Bahan tanaman langsung masuk air, tetapi tidak direbus. Dari bawah dialirkan uap air panas.3) Bahan tanaman ditaruh di bejana bagian atas, sementara uap air dihasilkan air mendidih dari bawah dandang.4) Bahan tanaman ditaruh dalam bejana tanpa air dan disempurkan uap air dari luar bejana.2. Metode PenyarianMetode penyarian digunakan untuk minyak-minyak atsiri yang tidak tahan pemanasan, seperti cendana. Kebanyakan dipilih metode ini karena kadar minyaknya di dalam tanaman sangat rendah/ kecil. Bila dipisahkan dengan metode lain, minyaknya akan hilang selama proses pemisahan. Pengambilan minyak atsiri menggunakan cara ini diyakini sangat efektif karena sifat minyak atsiri yang larut sempurna di dalam bahan pelarut organik nonpolar. Metode penyarian dengan menggunakan pelarut penyari yang cocok. Dasar dari metode ini adalah adanya perbedaan kelarutan. Minyak atsiri sangatmudah larut dalam pelarut organik dan tidak larut dalam air.

3. Metode Pengepresan atau pemerasanMetode pengepresan/ pemerasan dilakukan terutama untuk minyak-minyak atsiri yang tidak stabil dan tidak tahan pemanasan seperti minyak jeruk (citrus). Juga terhadap minyak-minyak atsiri yang bau dan warnanya berubah akibat pengaruh pelarut penyari. Metode ini hanya cocok untuk minyak atsiri yang rendemennya relatif besar atau cukup besar. Bila tidak, nantinya akan habis di dalam proses.4. Metode enfleurageMetode enfleurage adalah metode penarikan bau minyak atsiri yang diletakkan pada media lilin. Metode ini digunakan karena diketahui ada beberapa jenis bunga yang setelah dipetik, enzimnya masih menunjukkan kegiatan dalam menghasilkan minyak atsiri sampai beberapa hari/ minggu, misalnya bunga melati, Jasminum sambac, sehingga perlu perlakuan yang tidak merusak aktivitas enzim tersebut secara lanngsung. Caranya adalah dengan menaburkan bunga di hamparan lapisan lilin dalam sebuah kaki besar (1 m x 2 m) dan ditumpuk-tumpuk menjadi beberapa tumpukan baki yanng saling menutup rapat. Baki-baki berlapis lilin tersebut dieramkan, dibiarkan menyerap bau bunga sampai beberapa hari/ minggu. Setiap kali bunga yang sudah habis masa kerja enzimnya diganti dengan bunga segar. Demikian seterusnya hingga dihasilkan lilin yang berbau harum (dalam perdagangan dikenal sebagai pomade). Selanjutnya, pomade dikerok dan diekstraksi menggunakan etanol seperti lazimnya proses ekstrasi biasa (Gunawan dan Mulyani, 2004). Cara ini memanfaatkan aktivitas enzim yang diyakini masih terus aktif selama sekitar 15 hari sejak bahan minyak atsiri dipanen.II.5 KANDUNGAN KIMIAWI MINYAK ATSIRITidak satupun minyak atsiri tersusun dari senyawa tunggal, tetapi merupakan campuran komponen yang terdiri dari tipe-tipe yang berbeda. Berdasarkan cara isolasinya, komponen penyusun minyak atsiri dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok seperti berikut.1. Kelompok yang mengkristal pada suhu rendah, misalnya stearoptena.2. Kelompok senyawa yang dapat dippisahkan melalui proses distilasi bertingkat.3. Kelompok sennyawa yang dipisahkan melalui proses kristalisasi bertingkat.4. Kelompok senyawa yang pemisahannya dilakukan melalui kromatografi.5. Kelompok senyawa yang diisolasi melaui proses-proses kimia.Dengan pesatnya kemajuan instrumentasi analitik, telah dapat dilakukan identifikasi yang tepat atas komponen-komponen penyusun minyak atsiri, termasuk konstituen runutannya. Minyak atsiri sebagian besar terdiri dari senyawa terpena, yaitu senyawa produk alami yang strukturnya dapat dibagi ke dalam satuan-satuan isoprena. Satuan-satuan isoprena (C5H8) ini rantai bercabang lima satuan atom karbon yang mengandung 2 ikatan rangkap (Gunawan dan Mulyani, 2004).II.7 GOLONGAN MINYAK ATSIRIIndonesia terletak di daerah tropis yang banyak ditumbuhi tanaman yang mengandung minyak atsiri. Beberapa diantaranya adalah minyak nilam, minyak patchouli, minyak kayu manis, minyak cendana (sandalwood), minyak bunga kenanga, minya kayu putih, minyak adas, minyak daun jeruk purut, minyak serai, minyak jahe, dan minyak melati. Minyak atsiri yang kini mulai dikenal adalah minyak lajaguya ( dari tanaman jahe-jahean yang disebut sebagai Alpinia Malaccensis). Tanaman tersebut semula tidak begitu diperhatikan, tetapi kini banyak dicari karena minyak hasil penyulingan rimpangnya mulai diperdagangkan. Selain itu, ada pula minyak kemukus dan beberapa jenis minyak lainnya. Jumlahnya semakin bertambah karena masih banyak lagi tanaman penghasil minyak atsiri yang baru (Koensoemardiyah, 2010).

Beberapa jenis minyak atsiriNo.KomoditasNama LatinNama DagangKegunaanBagian Tanaman

1.Adas Foeniculum vulgareFennel oilFlavor, rempah-rempah, sabun, krim, parfum, farmasi, dan kosmetikBiji

2.Akar wangi Vetiveria zizanioidesVetiver oilParfum,sabun, kosmetik, bahan fiksatif (pengikat bau)Akar

3.BangleZingiber cassummunarBangle oilFarmasiRimpang

4.Cendana Santalum albumSandalwood oilAntibakteri, antiseptik, disinfektan, ekspektoran, sedatif, stimulan, dan refrigeranKulit batang, rantai, dan akar

5.CengkihSyzygium aromaticumClove oilFlavor dan antibiotikDaun, bunga, dan tangkai

6.GaharuAquilaria sp.Agarwood oilParfum, kosmetik, dan farmasiKulit batang

7.GandapuraGaultheria fragrantissimaWintergreen oilParfum, farmasi, dan flavorDaun dan tangkai

(Rusli, 2010)Komponen minyak atsiri adalah senyawa yang bertanggung jawab atas bau dan aroma yang karateristik serta sifat kimia dan fisika minyak. Demikian pula peranannya sangat besar dalam menentukan khasiat suatu minyak atsiri sebagai obat. Atas dasar perbedaan komponen penyusun tersebut maka minyak atsiri dibagi menjadi beberapa golongan sebagai berikut.1. Minyak Atsiri Hidrokarbona. Minyak TerpentinMinyak terpentin diperoleh dari tanaman-tanaman bermarga pinus (famili Pinaceae) yang terbagi dalam 80-90 jenis.di antara jenis-jenis pinus tersebut yang penting dalam perdagangan antara lain Pinus palustris Miller yang tumbuh di daerah Amerika Selatan dan Amerika Tenggara, Pinus maritima Lamarck yang tumbuh di daerah Perancis, Pinus longifolia Roxb. tumbuh di Pakistan dan India, serta Pinus merkusii L. tumbuh di Indonesia.Cara pengambilan terpentin pada umumnya disadap dari batang pohonnya. Setiap sayatan pada lokasi di batang pohon mampu mengahasilkan batang terpentin selama kurang lebih 4 tahun sebelum kemudian pindah kesayatan di tempat lain pada batang yang sama. Aliran sadapan dapat dipercepat dengan cara pemberian rangsangan pada daerah sayatan. Perangsang berupa asam sulfat 50% yang merupakan hormon tanaman atau pembunuhan biakan Fusarium sp.Komponen terpentin sebagian besar berupa asam-asam resin (hingga 90%), ester-ester dari asam-asam lemak, dan senyawa inerrt yang netral disebut resena. Sebelum diolah, terpentin mengandung asam (+)-pimarat dan asam (-)-pimarat. Namun setelah didistilasi, asam (-)-pimarat mengalami perubahan isomerik menjadi asam abietat dan pada pemanasan lebih lanjut berubah menjadi asam neo-abietat yang berbau khas.Terpentin yang dimurnikan adalah minyak atsiri yang didestiasi dari oleoresin hasil sadapan pohon pinus dan telah dimurnian dengan alkali encer untuk menghilangkan tapak-tapak fenol dan asam-asam resin. Terpentin ini berupa cairan tak berwarna dengan bau khas dan rasa menggigit. Terpentin larut dalam alkohol, eter, kloroform, dan asam asetat glasial. Terpentin bersifat optis akti dengan pemutaran bidang polarisasi bervariasi, tergantung dari spesies pohon yang menghasilkannya. Minyak terpentin terutama terdiri dari (+) dan (-)-a-pinena, b-pinena, serta kamfena. Di udara terbuka, terpentin cenderung teroksidasi membentuk kompleks resin yang berwarna lebih gelap.Kegunaan terpentin dalam farmasi adalah sebagai obat luar, melebarkan pembuluh darah kapiler, dan merangsang keluarnya keringat. Terpentin jarang digunakan sebagai obat dalam.b. Oleum cubebaeOleum cubebae adalah minyak atsiri yang diperoleh dari hasil penyulingan buah Piper cubeba Linn. (Kemukus, famili Piperaceae) yangdisimpan dalam botol gelap tertutup rapat ditempat sejuk, dan terlindung dari cahaya.Oleum cubebae dengan bau khas kemukus tidak boleh berwarna atau sedikit hijau sampai kekuning-kuningan. Bobot jenis Oleum cubebae pada suhu 25oC adalah 0,905-0,925, larutan dalam alkohol menunjukkan reaksi netral dalam lakmus.2. Minyak Atsiri AlkoholMinyak pipermen merupakan minyak atsiri alkohol yang penting di antara minyak atsiri alkohol yang lain. Minyak ini dihasilkan oleh daun tanaman Mentha piperita Linn. (nama daerah: poko, famili Labiatae). Tanaman ini merupakan herba menahun yang asli dari Eropa. Kini banyak ditemui di daerah dataran tinggi pegunungan Lawu Tawangmangu, Solo. Jenis yang berasal dari Jepang adalah Mentha avensis Linn. Var. Piperacens. Kegunaan dari minyak pipermen antara lain stomachicum, karminativum, kholagoga, dan emenagogum. Juga untuk korigen odoris dan pelengkap ramuan obat batuk karena sifatnya sebagai sebagai ekspektora.3. Minyak Atsiri FenolMinyak cengkeh merupakan minyak atsiri fenol. Minyak ini diperoleh dari tanaman Eugenia caryophyllata atau Syzigium caryophyllum(famili Myrtaceae). Bagian tanaman yang dimanfaatkan adalah bunga dan daun. Namun demikian, bunga lebih utama karena mengandung minyak atsiri sampai 20%. Minyak cengkeh terutama tersusun oleh eugenol, yaitu sampai 95% dari jumlah minya atsiri keseluruhan.4. Minyak Atsiri Eter FenolMinyak adas merupakan minyak atsiri eterfenol. Berasal dari hasil penyulingan buah Pimpinella anisum atau dari Foeniculum vulgare (famili Apiaceae dan Umbelliferae). Minyak adas produksi lokal digunakan sebagai campuran jamu tradisional. Buah dipanen dengan cara dipetik hati-hati bersama tangkainya, lalu disabetkan ke sebuah papan supaya buah rontok. Selanjutnya, buah dikeringkan di bawah sinar matahari dengan ditutup kain hitam. Minyak adas digunakan dalam pelengkap seddiaan obat batuk, sebagai korigen odoris untuk menutup bau tidak enak pada sediaan farmasi dan bahan parfum (Gunawan dan Mulyani, 2004).5. Minyak Atsiri OksidaSirih (Piper betle L.) termasuk tanamanobat yang sering digunakan, ini dikarenakankhasiatnya untuk menghentikan pendarahan,sariawan, gatal-gatal dan lain-lain. Ekstrak daunsirih digunakan sebagai obat kumur dan batuk.Ekstrak daun sirih juga berkhasiat sebagaiantijamur pada kulit. Khasiat obat inidikarenakan senyawa aktif yang dikandungnyaterutama adalah minyak atsiri (Noorcholies, etal., 1997; Heyne, 1987; Moeljatno, 2003).Minyak atsiri dari daun sirih terdiri dari kavikol, eugenol, dan sineol, dilihat dari strukturnya senyawa-senyawa tersebut tidak atau kurang larut dalam pelarut polar, sehingga pada fraksinasi digunakan pelarut non polar dan semi polar. Saat ini data mengenai aktivitas tanaman obat lebih banyak didukung oleh pengalaman, belum sepenuhnya dibuktikan secara ilmiah. Guna pemeliharaan dan pengembangan tanaman obat maka diperlukan adanya penggalian, penelitian, pengujian, dan pengembangan obat tradisional, tidak terkecuali sirih yang cukup terkenal sebagai obat mujarab itu (Noorcholies, et al., 1997; Moeljatno, 2003). Berdasarkan uji pendahuluan yang dilakukan diketahui bahwa minyak atsiri dapat meredam radikal bebas melalui uji aktivitas peredaman radikal bebas secara UV-Tampak yaitu sebesar 81,91% (Parwata, 2009)

Gambar 3. Struktur Kimia Kavikol

Gambar 4. Struktur Kimia Eugenol

Gambar 5. Struktur Kimia 1,8 - Sineol

6. Minyak Atsiri EsterMinyak gondoputro merupakan atsiri ester. Minyak atsiri ini diperoleh dari isolasi daun dan batang Gaultheria procumbens L. (familli Erycaceae). Komponen utama minyak atsiri gondoputro adalah metil salisilat yang merupakan bentuk ester. Keberadaan komponen penyusun minyak yang lain mengakibatkan terjadinya perbedaan bau antara minyak gondoputro alami dengan yang dibuat secara sistentik( Gunawan dan Mulyani, 2004).Dari sekian banyak minyak atsiri diatas yang selama ini mulai tidak dikembangkan adalah minyak atsiri serai wangi, karena untuk mendapatkan minyak atsiri tersebut menggunakan hydro destillation dan steam destilation membutuhkan waktu yang relatif lama yaitu sekitar 4-7 jam. Serai wangi selama ini masih mendominasi dan lebih umum diambil minyaknya dibanding golongan serai lainnya (Feriyanto, 2013).II.8 Tanaman yang Mengandung Minyak Atsiria. Nilam (Pogostemon cablin Benth)Famili : LabaiataeBagian tanaman : Daun (Pogostemon Folium)Digunakan : Untuk industri kosmetik, parfum, antiseptik dan lain-lain(Nuryani, 2006)

Gambar 6. Daun Nilamb. Sirih (Piper bettle Linn.)Famili : PiperaceaeBagian tanaman : Daun (Piperis folium)Digunakan : obat batuk, asma, hidung berdarah (mimisan), mulut berbau, kepala pusing, demam nifas, gusi bengkak (getah) dan minyak atsirinya untuk radang tenggorokan(Febriyati, 2010)

Gambar 7. Daun Sirih

c. Kencur (Caempreria galanga)Suku : ZingiberaceaeBagian tanaman : akar (Caempreria radix)Digunakan : antiinflamasi, bahan baku industri obat tradisional, bumbu dapur, bahan makanan, dan minuman penyegar(Hasanah, 2011)

Gambar 8. Kencurd. Kunyit (Curcuma domestica)Famili : ZingiberaceaeBagian tanaman : Rimpang (Curcuma rhizoma)Digunakan : antiinflamasi, antioksidan, antipoliferasi(Muniroh, 2010).

Gambar 9. Kunyite. Jahe (Zingiber officinale)Famili : ZingiberaceaeBagian tanaman : Rimpang (Zingiber rhizoma)Digunakan : Antiinflamsi, antioksidan, antipiretik, antelmintik, mengobati masuk angin, flu, batuk, panu, gatal-gatal dan rematik(Syahriandi, 2011)

Gambar 10. Jahe

II.9 PENGGUNAAN MINYAK ATSIRIAlam Indonesia sangat kaya tumbuhan yang mengandung minyak atsiri. Minyak atsiri dalam tumbuhan memegang peranan penting bagi kesehatan. Di Indonesia, penggunaan minyak atsiri bisa melalui berbagai cara:1. Melalui mulut atau dikonsumsi(oral), antara lain berupa jamu yang mengandung minyak atsiri atau bahan penyedap makanan(bumbu)2. Pemakaian luar (tropical/external use). Antara lain pemijatan lulur, obat luka/memar, parfum/pewangi.3. Pernapasan (inhalasi atau aroma terapi), antara lain wangi-wangian (parfum) atau aromatika untuk keperluan aromaterapi4. Pestisida nabati, antara lain sebagai pengendali hama lalat buah, pengusir (repel-lent) nyamuk dan anti jamur(Kardinan, 2005).Minyak atsiri digunakan sangat banyak, tergantung dari jenis tumbuhan yangdiambil hasil sulingannya. Minyak atsiri digunakan sebagai bahan baku dalam perisa maupun pewangi (flavour and fragrance ingredients). Industri kosmetik dan parfum menggunakan minyak atsiri kadang sebagai bahan pewangi pembuatan sabun, pasta gigi, samphoo, lotion dan parfum. Industri makanan menggunakan minyak atsiri setelah mengalami pengolahan sebagai perisa atau menambah cita rasa. Industri farmasi menggunakannya sebagai obat anti nyeri, anti infeksi, pembunuh bakteri. Fungsi minyak atsiri sebagai fragrance juga digunakan untuk menutupi bau tak sedap bahan-bahan lain seperti obat pembasmi serangga yang diperlukan oleh industri bahan pengawet dan bahan insektisida(Gunawan, 2009).DAFTAR PUSTAKAFebriyati, 2010. Analisis Komponen Kimia Fraksi Minyak Atsiri Daun Sirih (Piper bettle Linn.) dan Uji Aktivitas Antibakteri Terhadap Beberapa Jenis Bakteri Gram Positif. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta.Feriyanto, Y.K, P.J. Sipahutar, Mahfud & P. Prihatini. 2013. Pengambilan Minyak Atsiri dari Daun dan Batang Serai Wangi (Cymbopogon winterianus) Menggunakan Metode Distilasi Uap dan Air dengan Pemanasan Microwave. Jurnal Teknik POMITS. Vol. 2. No. 1. ISSN : 2337-3539.Gunawan, Didik., & Sri Mulyani. 2004. Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) Jilid 1. Penebar Swadaya. Jakarta.Hasanah, A. N. 2011. Analisis Kandungan Minyak Atsiri dan Aktivitas Antiinflamsi Ekstrak Rimpang Kencur(Kaempferia galanga L.). Jurnal Matematika & Sains. Vol. 16 Nomor 3.Kardinan, Agus. 2005.Tanaman Penghasil Minyak Atsiri. Agro Media Pustaka. Jakarta.Konsoemardiyah. 2010. A to Z Minyak Atsiri untuk Industri Makanan, Kosmetik, dan Aromaterapi. Andi Publisher. Yogyakarta

Nuryani, Y. 2006. Budidaya Tanaman Nilam (Pogostemon cablin Benth.). Balai Penelitian Tanaman Rempah Dan Aromatik

Parwata, I.M Oka Adi., et al. 2009. Isolasi dan Uji Antiradikal Bebas Minyak Atsiri pada Daun Sirih (Piper betle) Secara Spektroskopi Ultra Violet-Tampak. Jurnal Kimia 3 (1) : 7-13.Rusli, Meike Syahbana. 2010. Sukses Memproduksi Minyak Atsiri,Agro Media Pustaka. Jakarta.

Syahriandi, A. 2011. Analisa Kandungan Minyak Atsiri Pada Rimpang Jahe (Zingiber officinale Rose) yang Di Induksi dengan Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA). Fakultas Farmasi Universitas Andalas. Padang