mikrobiologi karies pada permukaan gigi
TRANSCRIPT
MIKROBIOLOGI KARIES PADA PERMUKAAN GIGI
Di dalam rongga mulut terdapat pembagian jenis mikroorganisme yang
merupakan komunitas kompleks yang terdiri dari bermacam – macam spesies. Struktur
dari komunitas tersebut terdiri dari suatu massa yang berupa matriks yang lengket dan
kental yang mengandung glikoprotein serta sel – sel mikroorganisme dan menempel
pada permukaan gigi. Massa glikoprotein yang mengandung sel – sel mikrooorganisme
tersebut dikenal sebagai pelikel. Mengingat glikoprotein tersebut merupakan bahan bagi
organisme, maka organisme akan tumbuh dan berkembang biak membentuk koloni –
koloni. Massa yag terdiri dari matriks dan mengandung koloni – koloni mikroorganisme
ini kemudian dikenal sebagai plak (dental plaque). Aktifitas metabolisme dari
mikroorganisme dalam plak merupakan penyebab awal terjadinya proses karies.
Untuk menentukan mikroorganisme penyebab karies gigi, kita harus
mengevaluasi secara menyeluruh hubungan antara mikroorganisme tersebut dengan
plak, karies email dan karies dentin. Banyak peneliti menyatakan bahwa mikroflora
normal rongga mulut terdapat dalam plak dan karies secara kuantitatif dan kualitatif.
Akan tetapi hasil kualitatif mikroorganisme penyebab karies masih diragukan.
Jumlah mikroorganisme yang terdapat pada plak gigi adalah sekitar 108 per
milligramnya. Jumlah ini sangat bervariasi tergntung pada :
1. Populasi mikroorganisme dalam plak serta tempat atau lokasi plak yang dipilih
untuk pemeriksaan.
2. Tahap kematangan ( maturasi ) dari plak.
3. Metode pemeriksaan yang digunakan.
Secara umum, jenis mikroorganisme yang terdapat pada plak adalah coccus
gram positif yang merupakan setengah dari populasi mikroorganisme flora plak,
mikroorgamisme bentuk batang gram positif dan membentuk filamen sekitar 30 – 40 %,
sedangkan mikroorganisme lainnya dalam persentase yang bervariasi seperti,
Vellonella, Neisseria, dll.
Kligler ( 1915 ) telah menemukan mikroorganisme pada plak gigi sekitar 5 x 107
per mg. Sekitar 75 % mikroorganisme yang terdapat di dalam plak gigi normal adalah
coccus dimana 40 % berupa streptococcous. Pada awal terjadinya karies jumlah coccus
akan menurun 40 – 50 % dari total flora, sedangkan mikroorganisme bentuk filamen
1
akan meningkat sekitar 30 % dari total flora. Hal ini berhubungan dengan meningkatnya
jumlah kuman batang tidak berspora dan pembentuk asam (acidogenic). Ada 3 spesies
mikroorganisme yang merupakan mikrooganisme predominan pada karies superfisial,
yaitu Baccillus acidophilus, Cladothrix, Placoides dan Leptothrix Buccalis. B.
Acidophilus dan C . Placoides dapat memfermentasikan karbohidrat menjadi asam
dalam jumlah yang banyak. Sedangkan L. Buccalis berfungsi menempelkan diri pada
permukaan halus dari email dan menjadi sarang bagi mikroorganisme yang bersifat
asidogenik. Stralfors (1950) menemukan jumlah mikroorganisme pada plak gigi
sekitar 4 x 108 per mg. Berdasarkan hasil pemeriksaan dengan pewarnaan gram, maka
diperoleh 97 % adalah mikroorganisme coccus gram positif dan negatif, sedangkan
yang 3 % adalah mikroorganisme bentuk batang dan filament.
Hemmens dan kawan – kawan (1941 – 1946) melakukan studi longitudinal
terhadap mikroorganisme plak gigi sebelum terjadi karies, plak gigi stadium peralihan
dan plak karies. Hasilnya menunjukan adanya variasi perbedaan distribusi dari masing –
masing jenis mikroflora pada plak gigi dan karies gigi. Distribusi tersebut ada yang
menunjukan peningkatan, ada yang menunjukan penurunan dan ada pula yang tidak
menunjukan perubahan bergantung pada jenis mikroflora masing – masing.
Loesche (1975) telah menemukan streptococcus mutans dalam proporsi yang
tinggi pada plak yang terdapat pada karies fissure dibandingkan pada plak yang terdapat
pada fissure gigi tanpa karies. Ini ada hubungannya dengan menurunnya proporsi
streptococcus sanguis dalam plak yang terdapat pada karies fissure . Tetapi dia juga
menemukan S. mutans dalam jumlah besar pada orang yang bebas karies. Hasil
pemeriksaan ternyata sangat dipengaruhi oleh saat berlangsungnya proses karies, lokasi
yang berbeda pada permukaan gigi dan macam tipe dari karies.
Populasi mikroorganisme pada karies email adalah 108 per mg. Angka ini akan
berkurang pada karies dalam yang telah mencapai pulpa yaitu menjadi 4 x 107 per mg.
Pada beberapa kasus, populasi mikroorganisme, pada karies gigi dapat mencapai 6 x 108
per mg. Pada karies email, distribusi mikroorganisme lactobacillus rata – rata mencapai
34 % .
2
PREVALENSI BERBAGAI MIKROORGANISME PADA PLAK
PREKARIES, PLAK TRANSISI DAN PLAK KARIES
Mikroorganisme
Stadium Plak Perbedaan
insiden antara
plak prekaries
dan plak karies
Prekaries
(211)
Dalam %
Transisi
(400)
Dalam %
Karies
(328)
Dalam %
-Streptococcus α
(kol.halus)
-Leptotrichia
-Fusobacterium
nucleatum
-Bentuk batang
+ gram
-Neisseria
(koloni kuning)
-Actinomyces
-Streptococcus α
(kol.kasar)
-Streptococcus β
(kol.halus)
-Streptococcus γ
(kol.keras)
-Fusiformis sp.
-Mikrokokus
(kol.kasar)
-Neisseria
(koloni abu-abu)
-Mikrokokus
(tetrade)
-Filamen – gram
-Kokobasil +
73
48
38
24
35
44
41
35
24
25
9
30
4
8,5
9
63
44
33
18,5
27
37
36
31
25
24
7
29
2
14,5
3,5
53
33
24
11
23
33
31
27
17
19
5
27
1,5
7
8
-20
-15
-14
-13
-12
-11
-10
-8
-7
-6
-4
-3
-2,5
-1,5
-1
3
gram
-Batang halus +
gram
-Bentuk batang
– gram
-Veillonella
( kol.kuning)
-Sel ragi
-Staphylococcus
aureus
-Staphylococcus
albus (sic)
-Veillonella
( kol.abu-abu)
-Streptococcus γ
(kol.keras)
-Streptococcus
aciduris
-Difteroid
-Streptococcus β
-Lactobacillus
32
28
19
6
7
17
21
17
80
6
12
13
32
28
23,5
5
6
23
27
24,5
88
78
27,5
30
31
28
19
6
9
19
24
22
86
74
22
47
-1
-0
-0
-0
+2
+2
+3
+5
+6
+8
+10
+24
Pada karies yang baru mengenai permukaan dentin, Lactobacillus hanya
mencapai rata – rata 0,2 %, sedangkan pada karies dentin yang sudah dalam jumlah
lactobacillus rata – rata mencapai 5,4 %. Mikroorganisme yang dapat diasingkan dari
pulpa yang terinfeksi adalah sangat bervariasi. Sebagian besar dari mikroflora rongga
mulut. Mikroorganisme lain yang dapat diasingkan dari daerah tersebut adalah
mycoplasma, sel – sel ragi dan protozoa. Mikroorganisme ini hanya terbatas pada
permukaan pulpa, sedangkan mikroorganisme yang masuk ke dalam jaringan pulpa gigi
hanya beberapa jenis saja. Pada infeksi jaringan pulpa yang menyeluruh,
4
mikroorganisme yang terdapat dalam pulpa pada bagian ujung akar gigi adalah sedikit
sekali, dibandingkan dengan jumlah organisme yang terdapat pada kamar pulpa atau
saluran akar bagian atas. Mikroorganisme jarang ditemukan dalam jaringan granuloma
ujung akar akibat pulpitis .
Pengetahuan tentang peristiwa permulaan karies akar gigi dan peran
mikroorganisme pada peristiwa tersebut masih sedikit. Hasil pemeriksaan histologik
menunjukan bahwa pada permukaan sementum terdapat zona yang dapat merupakan
perlekatan mikroorganisme bentuk filamen. Mikroorganisme tersebut melakukan
destruksi, penetrasi dan invasi terhadap lapisan sementum yang lebih dalam.
Selanjutnya melakukan invasi kedalam tubulus dentin. Mikroorganisme bentuk filamen
dan difteroid dapat di isolasi dari permukaan karies akar gigi. Mikroorganisme bentuk
coccus gram positif, termasuk Sterptococcus mutans, Streptococcus sangis dan
Sterptococus mitis dan cocus Gram negative dapat juga diisolasi dari karies gigi.
Mikroorganisme lain yang dapat diisolasi dari karis akar gigi adalah golongan Rothia
dentocarsiosa, Actinomyces viscosus, Actinomyces naeslundii, Actinomyces
odontolyticus dan Actinomyces ericsonii.
5
DAFTAR PUSTAKA
1.Gunawan,Harun A.1999.BUKU AJAR BIOLOGI ORAL,edisi kedua.Jakarta: BAGIAN
BIOLOGI ORAL FKGUI.
2.Usri,Kosterman.2006.DIAGNOSA danTERAPI Penyakit Gigi dan Mulut.Bandung:
LSKI.
3.Schuurs,A.H.B.1992.PATOLOGI GIGI GELIGI.Yogyakarta:UGM.
4. Nelson, Thomas dan Sons Lmd. 1980. Marsh P. Oral microbiology.Walton-on
thames : Surrey (GB)
6
Adanya flora bakterial mulut dalam bentuk plak merupakan syarat utama bagi
terbentuknya karies. Ini dibuktikan dengan berbagai cara. Pada binatang percobaan yang
bebas kuman tidak akan timbul karies, bila diberi suatu diet yang pada binatang
konvensional akan menyebabkan kerusakan karies pada gigi geliginya. Tetapi bila
binatang percobaan tersebut ditulari dengan flora yang terdapat pada binatang
konvesional tadi atau dengan konponen flora mulut manusia, maka karies akan
terbentuk .
Juga pemeberian antibiotika atau kemoterapeutika dalam waktu lama yang
menghambat flora mulut, memberi hasil pada binatang percobaan dan manusia suatu
reduksi besar dalam terjadinya dan hebatnya serangan karies. Pada gigi yang belum
erupsi dan belum berhubungan dengan flora mulut tidak terbentuk karies, tetapi begitu
gigi – gigi tersebut erupsi dapat terserang karies.
Selanjutnya dapat dibuktikan bahwa jenis bakteri mulut tertentu secara in vitro
dapat menghasilkan lesi karies pada email dan dentin. Akhirnya bakteri jenis ini dalam
jumlah besar dapat ditunjukan dan di isolasi dari semua lesi in vivo, dan ditunjukan
pula, bahwa adanya jenis bakteri tertentu dalam jumlah relatif besar mendahului
terjadinya kerusakan gigi. Termasuk jenis ini; Streptococcus mutans, beberapa jenis
S.mitis, S.sanguis, S.miller, banyak jenis lactobasillus dan beberapa spesies
Acthinomiches.
Kebanyakan bakteri rongga mulut terdapat erat terikat pada berbagai permukaan
epithelia dan permukaan gigi – geligi. Pada daerah dimana epitel selalu mengelupas
dan diperbarui, dimungkinkan bakteri melekat pada permukaan gigi yang keras untuk
tetap timggal dalam waktu yang lama. Plak berbakteri ini dapat setebal beratus – ratus
bakteri sehingga dengan mata biasa tampak sebagai lapisan putih. Secara histometris
plak terdiri 70 % dari sel-sel bakteri dan 30 % dari material interselular yang pada
pokoknya berasal dari bakteri. Sisa makanan jarang ditemukan dalam plak
sesungguhnya. Plak bakteri membentuk terutama bagi bahan – bahan bermolekul tinggi
suatu rintangan difusi sehingga terjadi gradient kimiawi yang berguna pada penetuan
jenis dan aktivasi bakteri pada beberapa tempat dalam plak. Sebagai kejelasan
pengertian rintang di fusi: didalam jaringan plak yang melekat pada email dengan
adanya substrat yang dapat meragi, dilihat dari sudut sintetis, terdapat 2 kemungkinan
situasi :
7
1. Suatu difusi elimitasi, ini berarti bahwa substrat tidak menembus seluruh
ketebalan plak , karena subtrat seluruhnya diubah sebelum mencapai bagian plak
yang terletak lebih dekat dengan email tidak aktif: dinamakan daerah bebas
reaksi.
2. Konsentrasi substrat di dalam air ludah dalam hal ini tidaklah terlalu tinggi. Bila
konsentrasi dalam air ludah cukup tinggi maka timbul suatu limitasi reaksi. Ini
berarti bahwa subtrat menembus seluruh plak tetapi hanya sebagian saja yang di
metabolisasi, dengan kata lain kecepatan pengubahan ditentukan oleh kapasitas
eliminasi bakteri. Jadi susunan plak di tentukan oleh limitasi – difusi dan limitasi
– reaksi, tetapi juga oleh faktor – faktor lain diantaranya tegangan zat asam .
Susunan plak menetukan sifat – sifat biologis dan patogeniknya . Disini berlaku bahwa
gigi – gigi, ludah dan cairan krevikular, diet juga tempat – tempat retensi baik tiruan
maupun tidak, menetukan lingkungan setempat. Pada gigi atau geraham yang sama
dapat terbentuk bermacam – macam plak. Fit dan fissure merupakan tempat – tempat
retensi yang hampir seluruhnya di kelilingi oleh dinding email yang sangat sukar dapat
dibasuh bersih oleh ludah. Meskipun sejumlah besar jenis plak yang dapat tinggal dan
bertahan dalam fit dan fissure rata – rata 80 % adalah koki gram – positif . S.sanguis
secara kuantitaif menduduki tempat penting. S. mutans dan jenis Lactobacillus
ditemukan dalam jumlah besar pada lesi awal. Spesies Actinoemyces, seperti juga pada
kebanyakan plak yang lain dijumpai disini meskipun tidak jelas apakah mereka
memainkan peran etiologis penting pada proses karies plak yang tertimbun di bawah
permukaan kontak elemen – elemen, susunannya sangat bervariasi. Plak tersebut
mengandung Actinomyces dalam konsentrasi tinggi , juga mengandung gram negative
dan lebih sedikit Steptococcus dibandingkan plak di dalam fissure.
Pada permukaan licin gigi – gigi dan geraham – geraham hanya dapat terbentuk
sedikit plak karena adanya efek mekanis yang besar yang disebabkan oleh pipi, lidah
dan sikat gigi. Hanya bakteri – bakteri yang terutama dapat melekat pada permukaan
keras gigi, dapat berkoloni pada tempat – tempat ini. S. mutans di dahului oleh
S.salivarius dan Actinomyces memainkan peran penting pada karies permukaan licin.
Plak terbanyak dengan susunan paling kompleks pada orang dewasa ditemukan pada
dasar servikal. Cairan krevikular mencapai plak servikal, sehingga sama – sama dengan
saliva yang mengandung cairan tubuh dapat memelihara plak. Pada tempat – tempat itu
8
di dalam plak ada satu permukaan gigi dapat di temukan lebih dari 50 macam
mikroorganisme. Bakteri – bakteri anaerob mendiami daerah – daerah ini sebagian
berperan pada karies dentin. Pada anak – anak dengan aliran cairan krevikular yang jauh
lebih kecil, plak servikal menyerupai plak pada permukaan proksimal.
Pembagian flora mulut yang kualitatif dan kuantitaif tidak homogen merupakan
penyebab bahwa karies dan periodontopati merupak gejala yang timbul local saja.
Streptococcus mutans dan Lactobacillus merupakan kuman yang kariogenik
karena mampu membuat asam dari karbohidrat yang diragikan. Kuman-kuman tersebut
dapat tumbuh subur dalam suasana asam dan dapat menempel pada permukaan gigi
karena kemampuan nya membuat polisakarida ekstra sel yang sangat lengket dari
karbohidrat makanan. Polisakarida ini terutama dari polimer glukosa mempunyai
konsistensi seperti gelatin. Akibatnya bakteri-bakteri terbantu untuk melekat pada gigi
serta melekat satu sama yang lain. Dan karena plak makin tebal maka ini akan
menghambat fungsi saliva dalam menetralkan plak tersebut.
Ternyata dalam ,mulut pasien karies aktif, jumlah Streptococcus mutans dan
Lactobacillus lebih banyak ketimbang pada mulut yang yang bebas karies. Penyelidikan
akhir akhir ini juga memperlihatkan bahwa S.mutans dapat dipindahkan dari ibu ke
bayinya, mungkin karena kontak oral. Oleh karena itu karies harus dapat dianggap
sebagai suatu penyakit yang dapat di tularkan dan dipindahkan.
9