mikro
DESCRIPTION
mikroTRANSCRIPT
![Page 1: mikro](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022073121/55cf999a550346d0339e3a9a/html5/thumbnails/1.jpg)
PEMBAHASAN
Pembuatan Medium
Untuk mengembang-biakkan mikroorganisme seperti kapang, khamir, jamur
ataupun yang lainya diperlukan medium. Medium merupakan suatu media untuk
menumbuhkan mikroba, isolasi, memperbanyak jumlah, menguji sifat-sifat fisiologi
dan perhitungan jumlah mikroba. Medium yang digunakan untuk menumbuhkan dan
mengembangbiakkan mikroorganisme tersebut harus sesuai susunanya dengan
kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme yang bersangkutan. untuk menumbuhkan
mikroorganisme yang kita inginkan, yang pertama harus dilakukan adalah memahami
kebutuhan dasarnya kemudian memformulasikan suatu medium atau bahan yang akan
digunakan.
Berdasarkan konsistensi ataupun kepadatannya, medium terbagi tiga bagian, yaitu :
1. Medium cair/broth/liquid yaitu media yang tidak mengandung agar,
contohnya adalah NB (Nutrient Broth), LB (Lactose Broth).
2. Medium setengah padat (semi solid medium) yaitu media yang mengandung
agar 0,3-0,4% sehingga menjadi sedikit kenyal, tidak padat, tidak begitu cair.
Media semi solid dibuat dengan tujuan supaya pertumbuhan mikroba dapat
menyebar ke seluruh media tetapi tidak mengalami percampuran sempurna
jika tergoyang. Misalnya bakteri yang tumbuh pada media NfB (Nitrogen free
Bromthymol Blue) semisolid akan membentuk cincin hijau kebiruan di bawah
permukaan media, jika media ini cair maka cincin ini dapat dengan mudah
hancur. Semisolid juga bertujuan untuk mencegah/menekan difusi oksigen,
misalnya pada media Nitrate Broth, kondisi anaerob atau sedikit oksigen
meningkatkan metabolisme nitrat tetapi bakteri ini juga diharuskan tumbuh
merata diseluruh media.
3. Medium padat (solid medium) yaitu media yang mengandung agar 15%
sehingga setelah dingin media menjadi padat..
Contoh : endo agar, PDA, Nutrient agar
Pebrin Manurung
24021090132
![Page 2: mikro](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022073121/55cf999a550346d0339e3a9a/html5/thumbnails/2.jpg)
Berdasarkan komposisi medium dapat di bagi tiga bagian, yaitu :
1. Medium sintesis yaitu media yang komposisi zat kimianya diketahui jenis dan
takarannya secara pasti, misalnya Glucose Agar, Mac Conkey Agar.
2. Medium semi sintesis yaitu media yang sebagian komposisinya diketahui
secara pasti, misanya PDA (Potato Dextrose Agar) yang mengandung agar,
dekstrosa dan ekstrak kentang. Untuk bahan ekstrak kentang, kita tidak dapat
mengetahui secara detail tentang komposisi senyawa penyusunnya.
3. Medium non sintesis yaitu media yang dibuat dengan komposisi yang tidak
dapat diketahui secara pasti dan biasanya langsung diekstrak dari bahan
dasarnya, misalnya Tomato Juice Agar, Brain Heart Infusion Agar,
Pancreatic Extract.
Berdasarkan fungsinya, medium terbagi menjadi empat bagian, yaitu :
1. Medium umum, yaitu medium yang dapat ditumbuhi berbagai jenis
mikroorganisme. Contoh : NA (nutrient agar) umum untuk bakteri, PDA
(potato dextrose agar) dan toge umum untuk jamur.
2. Medium selektif, yaitu medium yang hanya ditunbuhi jenis mikroba tertentu.
Contoh : medium SSA untuk bakteri Salmonella dan Shigella.
3. Medium diferensial, yaitu medium yang hanya ditumbuhi berbagai jenis
mikroba, salah satu jenis memberikan cirri yang khas sehingga dapat segera
diketahui berbeda dari yang lain. Contoh : Blood Agar, EMB agar, dll.
4. Medium pengaya, yaitu medium yang kaya akan nutrient tertentu sehingga
dapat menumbuhkan dan memperbanyak sel dengan cepat. Contoh: medium
Tetrathionat Broth, dll.
Medium untuk menumbuhkan mikroorganisme ada berbagai macam.
Mikroorganisme dapat tumbuh sesuai dengan medium yang digunakan. Berikut
adalah berbagai medium yang sering digunakan :
![Page 3: mikro](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022073121/55cf999a550346d0339e3a9a/html5/thumbnails/3.jpg)
Nutrien Agar(NA)
Nutrien agar adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy. NA juga
digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif,
dalam artian mikroorganisme heterotrof. Media ini merupakan media sederhana yang
dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan agar. Na merupakan salah satu media yang
umum digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air, sewage,
produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan sampel pada uji
bakteri, dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni. Pada pembuatan
medium NA ini ditambahkan pepton agar mikroba cepat tumbuh, karena mengandung
banyak N2 (Dwidjoseputro, 1994). Agar yang digunakan dalam proses ini untuk
mengentalkan medium sama halnya dengan yang digunakan pada medium PDA yang
juga berperan sebagai media tumbuh yang ideal bagi mikroba (Schlegel, 1993). Agar
dilarutkan dengan komposisi lain dan disterilisasi dengan autoklaf pada 121°C selama
15 menit. Kemudian siapkan wadah sesuai yang dibutuhkan.
Dalam percobaan warna NA sebelum dilarutkan dalam aquades adalah coklat, dan
setelah dilarutkan dalam aquades berubah menjadi kekuning-kuningan dan terdapat
endapan. Jadi untuk menghilangkan endapan tersebut maka dipanaskan dalam
penangas air dengan tabung Erlenmeyer disumbat dengan alat penyumbat. Setelah
sterilisasi warna medium menjadi agak coklat
Potato Dextrose Agar (PDA)
PDA digunakan untuk menumbuhkan atau mengidentifikasi yeast dan kapang.
Dapat juga digunakan untuk enumerasi yeast dan kapang dalam suatu sampel atau
produk makanan. PDA mengandung sumber karbohidrat dalam jumlah cukup yaitu
terdiri dari 20% ekstrak kentang dan 2% glukosa sehingga baik untuk pertumbuhan
kapang dan khamir tetapi kurang baik untuk pertumbuhan bakteri. Cara membuat
PDA adalah mensuspensikan 39 g media dalam 1 liter air yang telah didestilasi.
Tetapi pada praktikum kali ini PDA dilarutkan pada 50mL air dengan perhitungan :
![Page 4: mikro](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022073121/55cf999a550346d0339e3a9a/html5/thumbnails/4.jpg)
391000
= x50
39x50 = 1000x
x = 39 x 501000
x = 1,95gr
jadi PDA yang digunakan untuk 50 ml aquades adalah 1,95gr.
Serbuk PDA berwarna kuning karena merupakan ekstrak kentang yang pada dasarnya
berarna kuning. serbuk dicampur dan dipanaskan serta aduk. Didihkan selama 1
menit untuk melarutkan media secara sempurna. Sterilisasi pada suhu 121°C selama
15 menit. setelah disterilisasi dalam autoklaf medium berwarna kecoklatan dan
didapat endapan berwarna putih. Dinginkan hingga suhu 40-45°C dan tuang dalam
cawan petri dengan pH akhir 5,6+0,2.).Setelah didinginkan, medium dapat ditanami
bakteri (Schegel, 1993)
Plate Count Agar (PCA)
PCA digunakan sebagai medium untuk mikroba aerobik dengan inokulasi di
atas permukaan. PCA dibuat dengan melarutkan semua bahan (casein enzymic
hydrolisate, yeast extract, dextrose, agar) hingga membentuk suspensi 22,5 g/L
kemudian disterilisasi pada autoklaf (15 menit pada suhu 121°C). Media PCA ini
baik untuk pertumbuhan total mikroba (semua jenis mikroba) karena di dalamnya
mengandung komposisi casein enzymic hydrolisate yang menyediakan asam amino
dan substansi nitrogen komplek lainnya serta ekstrak yeast mensuplai vitamin B
kompleks.
Selain medium di atas masih terdapat medium lain yang juga memiliki fungsi untuk
menumbuhkan kultur mikroorganisme, yaitu :
Lactose Broth
Lactose broth digunakan sebagai media untuk mendeteksi kehadiran koliform
dalam air, makanan, dan produk susu, sebagai kaldu pemerkaya (pre-enrichment
![Page 5: mikro](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022073121/55cf999a550346d0339e3a9a/html5/thumbnails/5.jpg)
broth) untuk Salmonellae dan dalam mempelajari fermentasi laktosa oleh bakteri
pada umumnya. Pepton dan ekstrak beef menyediakan nutrien esensial untuk
memetabolisme bakteri. Laktosa menyediakan sumber karbohidrat yang dapat
difermentasi untuk organisme koliform. Pertumbuhan dengan pembentukan gas
adalah presumptive test untuk koliform. Lactose broth dibuat dengan komposisi 0,3%
ekstrak beef; 0,5% pepton; dan 0,5% laktosa.
Nutrient Broth (NB)
Nutrient broth merupakan media untuk mikroorganisme yang berbentuk cair.
Intinya sama dengan nutrient agar. Nutrient broth dibuat dengan cara sebagai berikut.
1. Larutkan 5 g pepton dalam 850 ml air distilasi/akuades.
2. Larutkan 3 g ekstrak daging dalam larutan yang dibuat pada langkah pertama.
3. Atur pH sampai 7,0.
4. Beri air distilasi sebanyak 1.000 ml.
5. Sterilisasi dengan autoklaf.
EMBA (Eosin Methylene Blue Agar)
Media Eosin Methylene Blue mempunyai keistimewaan mengandung laktosa
dan berfungsi untuk memilah mikroba yang memfermentasikan laktosa seperti S.
aureus, P. aerugenosa, dan Salmonella. Mikroba yang memfermentasi laktosa
menghasilkan koloni dengan inti berwarna gelap dengan kilap logam. Sedangkan
mikroba lain yang dapat tumbuh koloninya tidak berwarna. Adanya eosin dan metilen
blue membantu mempertajam perbedaan tersebut. Namun demikian, jika media ini
digunakan pada tahap awal karena kuman lain juga tumbuh terutama P. Aerugenosa
dan Salmonella sp dapat menimbulkan keraguan. Bagaiamanapun media ini sangat
baik untuk mengkonfirmasi bahwa kontaminan tersebut adalah E.coli. Agar EMB
(levine) merupakan media padat yang dapat digunakan untuk menentukan jenis
bakteri coli dengan memberikan hasil positif dalam tabung. EMB yang menggunakan
eosin dan metilin bklue sebagai indikator memberikan perbedaan yang nyata antara
koloni yang meragikan laktosa dan yang tidak. Medium tersebut mengandung sukrosa
![Page 6: mikro](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022073121/55cf999a550346d0339e3a9a/html5/thumbnails/6.jpg)
karena kemempuan bakteri koli yang lebih cepat meragikan sukrosa daripada laktosa.
Untuk mengetahui jumlah bakteri coli umumnya digunakan tabel Hopkins yang lebih
dikenal dengan nama MPN (most probable number) atau tabel JPT (jumlah perkiraan
terdekat), tabel tersebut dapat digunakan untuk memperkirakan jumlah bakteri coli
dalam 100 ml dan 0,1 ml contoh air.
MRSA (deMann Rogosa Sharpe Agar)
MRSA merupakan media yang diperkenalkan oleh De Mann, Rogosa, dan
Shape (1960) untuk memperkaya, menumbuhkan, dan mengisolasi jenis
Lactobacillus dari seluruh jenis bahan. MRS agar mengandung polysorbat, asetat,
magnesium, dan mangan yang diketahui untuk beraksi/bertindak sebagai faktor
pertumbuhan bagi Lactobacillus, sebaik nutrien diperkaya MRS agar tidak sangat
selektif, sehingga ada kemungkinan Pediococcus dan jenis Leuconostoc serta jenis
bakteri lain dapat tumbuh. MRS agar mengandung:
1. Protein dari kasein 10 g/L
2. Ekstrak daging 8,0 g/L
3. Ekstrak ragi 4,0 g/L
4. D (+) glukosa 20 g/L
5. Magnesium sulfat 0,2 g/L
6. Agar-agar 14 g/L
7. dipotassium hidrogen phosphate 2 g/L
8. Tween 80 1,0 g/L
9. Diamonium hidrogen sitrat 2 g/L
10. Natrium asetat 5 g/L
11. Mangan sulfat 0,04 g/L
MRSB merupakan media yang serupa dengan MRSA yang berbentuk cair/broth.
Trypticase Soy Broth (TSB)
![Page 7: mikro](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022073121/55cf999a550346d0339e3a9a/html5/thumbnails/7.jpg)
TSB adalah media broth diperkaya untuk tujuan umum, untuk isolasi, dan
penumbuhan bermacam mikroorganisme. Media ini banyak digunakan untuk isolasi
bakteri dari spesimen laboratorium dan akan mendukung pertumbuhan mayoritas
bakteri patogen. Media TSB mengandung kasein dan pepton kedelai yang
menyediakan asam amino dan substansi nitrogen lainnya yang membuatnya menjadi
media bernutrisi untuk bermacam mikroorganisme. Dekstrosa adalah sumber energi
dan natrium klorida mempertahankan kesetimbangan osmotik. Dikalium fosfat
ditambahkan sebagai buffer untuk mempertahankan pH.
APDA
Media APDA berfungsi untuk menumbuhkan dan menghitung jumlah khamir dan
yeast yang terdapat dalam suatu sampel. Khamir dan yeast akan tumbuh dengan
optimal pada media yang sesuai. Adanya asam tartarat dan pH rendah maka
pertumbuhan bakteri terhambat. APDA dibuat dengan merebus kentang selama 1
jam/45 menit, agar dilelehkan dalam 500 ml air. Campurkan ekstrak kentang dalam
agar lalu ditambahkan glukosa dan diaduk rata. Pada APDA jadi ini juga ditambah
asam tartarat.
VRBA (Violet Red Bile Agar)
VRBA dapat digunakan untuk perhitungan kelompok bakteri
Enterobactericeae. Agar VRBA mengandung violet kristal yang bersifat basa,
sedangkan sel mikroba bersifat asam. Bila kondisi terlalu basa maka sel akan mati.
Dengan VRBA dapat dihitung jumlah bakteri E.coli. Bahan-bahan yang dibutuhkan
untuk membuat VRBA adalah yeast ekstrak, pepton, NaCl, empedu, glukosa, neutral
red, kristal violet, agar). Bahan-bahan tersebut kemudian dicampur dengan 1 liter air
yang telah didestilasi. Panaskan hingga mendidih sampai larut sempurna. Dinginkan
hingga 50-60°C. Pindahkan dalam tabung sesuai kebutuhan, pH akhir adalah 7,4.
Campuran garam bile dan kristal violet menghambat bakteri gram positif. Yeast
ekstrak menyediakan vitamin B-kompleks yang mendukung pertumbuhan bakteri.
Laktosa merupakan sumber karbohidrat. Neutral red sebagai indikator pH. Agar
merupakan agen pemadat.
![Page 8: mikro](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022073121/55cf999a550346d0339e3a9a/html5/thumbnails/8.jpg)
PGYA
Media ini berfungsi untuk isolasi, enumerasi, dan menumbuhkan sel khamir. Dengan
adanya dekstrosa yang terkandung dalam media ini, PGYA dapat digunakan untuk
mengidentifikasi mikroba terutama sel khamir. Untuk membuatnya, semua bahan
dicampur dengan ditambah CaCO3 terlebih dahulu sebanyak 0,5 g lalu dilarutkan
dengan akuades. Kemudian dimasukkan dalam erlenmeyer dan disumbat dengan
kapas lalu disterilisasi pada suhu 121°C selama 15 menit.
STERILISASI MEDIUM DAN KEMASAN
Agar biakan bakteri dapat dibuat, maka medium dan alat-alat yang diperlukan
harus disterilisasi sebelum inokulasi. Sterilisasi yaitu suatu proses untuk mematikan
semua organisme yang dapat menjadi kontaminan.
Sterilisasi yang umum dilakukan dapat berupa:
1. Sterilisasi secara fisik (pemanasan, penggunaan sinar gelombang pendek yang
dapat dilakukan selama senyawa kimia yang akan disterilkan tidak akan
berubah atau terurai akibat temperatur atau tekanan tinggi). Dengan udara
panas, dipergunakan alat “bejana/ruang panas” (oven dengan temperatur 170o
– 180oC dan waktu yang digunakan adalah 2 jam yang umumnya untuk
peralatan gelas).
2. Sterilisasi secara kimia (misalnya dengan penggunaan disinfektan, larutan
alkohol, larutan formalin).
3. Sterilisasi secara mekanik, digunakan untuk beberapa bahan yang akibat
pemanasan tinggi atau tekanan tinggi akan mengalami perubahan, misalnya
adalah dengan saringan/filter. Sistem kerja filter, seperti pada saringan lain
adalah melakukan seleksi terhadap partikel-partikel yang lewat (dalam hal ini
adalah mikroba) (Suriawiria, 2005).
![Page 9: mikro](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022073121/55cf999a550346d0339e3a9a/html5/thumbnails/9.jpg)
Metode yang lazim digunakan untuk mensterilisasikan media dan alat-alat ialah
dengan pemanasan. Jika panas digunakan bersama-sama dengan uap air disebut
sterilisasi basah (menggunakan autaklaf), sedangkan jika tanpa uap air disebut
sterilisasi kering (menggunakan oven).
Pengenalan Autoclave
Autoclave digunakan untuk mensterilkan alat-alat maupun medium mikroorganisme.
Gambar di bawah adalah contoh
jenis autoclave yang paling
sederhana. Prinsip kerja alat ini sama
dengan prinsip kerja kukusan (alat
sederhana untuk menanak nasi)
hanya saja memiliki tekanan
sehingga menghasilkan panas yang
lebih tinggi. Hal ini bertujuan untuk
lebih menyempurnakan proses
sterilisasi. Tahap sterilisasi
sebenarnya cukup singkat yaitu
dengan suhu 121 derajat celsius selama 15 menit. Namun waktu keseluruhan mulai
dari pemanasan awal (kenaikan suhu) sampai pendinginan (penurunan suhu) bisa
mencapai kurang lebih 2 jam-an. Yang perlu diperhatikan selama mengoperasikan
alat ini adalah tutupnya jangan diletakkan sembarangan dan dibuka-buka karena isi
botol atau tempat medium akan meluap dan hanya boleh dibuka ketika manometer
menunjukkan angka 0. Medium yang mengandung vitamin, gelatin atau gula, maka
setelah sterilisasi medium harus segera didinginkan. Cara ini untuk menghindari zat
tersebut terurai. Medium dapat langsung disimpan di lemasi es jika medium sudah
dapat dipastikan steril (Dwidjoseputro, 1994). Dan jangan lupa tulis siapa pengguna
![Page 10: mikro](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022073121/55cf999a550346d0339e3a9a/html5/thumbnails/10.jpg)
(nama, waktu dan lab.) sebelum start, selalu memakai sarung tangan tahan panas,
isilah air sesuai ukuran yang ditentukan sebelum start, jangan membuka autoclave
sebelum suhu dingin (dibawah 60 derajat celcius).
KESIMPULAN
Medium merupakan suatu media untuk menumbuhkan mikroba, isolasi,
memperbanyak jumlah, menguji sifat-sifat fisiologi dan perhitungan jumlah
mikroba.
Untuk mengembangbiakkan mikroorganisme tersebut harus sesuai susunanya
dengan kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme yang bersangkutan.
Medium berdasarkan bentuk terbagi tiga bagian, yaitu: medium cair, semi cair,
dan padat
Berdasarkan komposisinya medium juga terbagi tiga bagian, yaitu : medium
alami, medium semisintetk, dan medium sintetik
Medium berdasarkan fungsinya terbagi empat, yaitu : medium umum, medium
selektif, medium diferensial, medium pengaya.
Sebelum membiakkan mikroorganisme, terlebih dahulu alat dan medium
disterilisasi supaya tidak terjadi kontaminasi bahan lain.
Sterilisasi yang umum dilakukan dalam laboratorium mikrobiologi adalah
dengan cara pemanasan, yaitu dengan penggunaan oven dan autoclave.
Oven merupakan alat sterilisasi kering sedangkan autoclave merupakan alat
sterilisasi basah dengan prinsip yang sama dengan pengukusan tetapi
menggunakan tekanan uap.
![Page 11: mikro](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022073121/55cf999a550346d0339e3a9a/html5/thumbnails/11.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro, D. 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan, Jakarta.
Hadioetomo, R.S. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Gramedia, Jakarta.
enidchemicals.com
![Page 12: mikro](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022073121/55cf999a550346d0339e3a9a/html5/thumbnails/12.jpg)
LAMPIRAN JAWABAN DAN PERTANYAAN
1. Setelah saudara pelajari dan dipraktekkan, jelaskan fungsi penambahan beef
extract pada pembuatan media NA dan fungsi penambahan kentang pada
pembuatan media PDA! Mengapa berbeda?
Jawab : Fungsi penambahan beef extract pada pembuatan media NA adalah
untuk menumbuhkan bakteri
panambahan kentang berfungsi sebagai sebagai sumber karbohidrat dalam
jumlah cukup yaitu terdiri dari 20% ekstrak kentang dan 2% glukosa sehingga
baik untuk pertumbuhan kapang dan khamir tetapi kurang baik untuk
pertumbuhan bakteri.
Berbeda karena NA lebih dominan untuk pertumbuhan Bakteri sedangkan
PDA untuk pertumbuhan kapang dan khamir.
2. Jelaskan fungsi dari larutan pengencer? Mengapa harus menggunakan
KH2PO4? Dapatkah digantikan dengan senyawa kimia lain?
Jawab : Fungsi dari larutan pengencer adalah untuk mengencerkan contoh
pada analisis mikrobiologi. Pengenceran dilakukan untuk memperoleh contoh
dengan jumlah mikroba terbaik untuk dapat dihitung yaitu antara 30 sampai
300 sel mikroba per ml. Larutan pengencer harus menggunakan KH2PO4
karena kalium dan fosfatnya berguna untuk memberi nutrisi sel
mikroorganisme. Larutan pengencer dapat diganti dengan air sadah air sadah
umumnya mengandung ion kalsium dan magnesium yang tinggi. Pada
medium yang mengandung pepton dan ektrak daging, air dengan kualitas air
sadah sudah dapat menyebabkan terbentuknya endapan fosfat dan magnesium
fosfat.
![Page 13: mikro](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022073121/55cf999a550346d0339e3a9a/html5/thumbnails/13.jpg)
BAB III
ALAT DAN BAHAN
3.1 Pembuatan Medium
PCA (Plate Count Agar)
PDA (Potato Dextrose Agar)
NA (Nutrient Agar)
Aquades
Spatula
Timbangan analitik
Erlenmeyer
Kapas
Batang pengaduk
3.2 Sterilisasi Peralatan dan Kemasan
Oven
Kompor
Panic
Botol
Kain saring
Tabung reaksi
Cawan petri
Erlenmeyer
Gelas ukur
Lap
Detergen
![Page 14: mikro](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022073121/55cf999a550346d0339e3a9a/html5/thumbnails/14.jpg)
Autoclave
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PANGAN I
“Pembuatan Medium Dan Sterilisasi”
KELOMPOK 8
S. Salwa Rijadiputri 240210090122
Raditya Indirwan 241210090123
Bhakti Darmawan 240210090124
Anisa Rizky Fauzia 240210090125
Pebrin Manurung 240210090132