mikro urin

17
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI “PEMERIKSAAN BAKTERIOLOGIS SPESIMENBLOK GINJAL DAN SALURAN KEMIH Oleh : KELOMPOK A-12 Anggota : Ajeng Astrini Nur Kannia 1102010012 Amanda Azizha Hakim 1102010016 Ahmad Junaidi 1102011014 Arief Rachman 1102011044 Cattleya Ananda Vilda 1102011063 Erina Imronikha 1102011089 Fatima Zahra 1102011101 Laila Mayangsari 1102011139

Upload: cattle8

Post on 08-Dec-2014

199 views

Category:

Documents


41 download

DESCRIPTION

ISK KULTUR URIN

TRANSCRIPT

Page 1: Mikro Urin

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

“PEMERIKSAAN BAKTERIOLOGIS SPESIMEN”BLOK GINJAL DAN SALURAN KEMIH

Oleh :KELOMPOK A-12

Anggota : Ajeng Astrini Nur Kannia 1102010012

Amanda Azizha Hakim 1102010016

Ahmad Junaidi 1102011014

Arief Rachman 1102011044

Cattleya Ananda Vilda 1102011063

Erina Imronikha 1102011089

Fatima Zahra 1102011101

Laila Mayangsari 1102011139

Lindah Syafastuti 1102011141

M. Agsar Andriawan 1102011150

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI2013

Page 2: Mikro Urin

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar BelakangInfeksi traktus urinarius merupakan penyakit yang sering ditemukan. Untuk membantu

menegakkan diagnosis infeksi traktus urinarius yang disebabkan oleh kuman perlu dilakukan biakan/kultur urin dan juga perlu dilakukan pemeriksaan kuantitatif atau semikuantitatif untuk menentukan jumlah kuman yang terdapat di dalam urin penderita tersangka. Jumlah kuman/ml urin dapat dijadikan acuan apakah seorang tersangka penderita memang benar menderita infeksi traktus urinarius.

Infeksi traktus urinarius terutama disebabkan oleh kuman aerob negative Gram yaitu kuman family Enterobacteriaceae, misalnya Escherichia coli, Enterobacter sp., Proteus sp. Dan kuman lain yaitu stafilokokus serta streptokokus.

Spesimen dari penderita tersangka infeksi traktus urinarius dapat berupa: Urin mid stream ( urin porsi tengah/mid stream ) Urin punksi supra pubik ( supra pubic puncture/ SPP )

Urinalisis yang akurat dipengaruhi oleh spesimen yang berkualitas. Sekresi vagina, perineum dan uretra pada wanita, dan kontaminan uretra pada pria dapat mengurangi mutu temuan laboratorium. Mukus, protein, sel, epitel, dan mikroorganisme masuk ke dalam sistem urine dari uretra dan jaringan sekitarnya. Oleh karena itu pasien perlu diberitahu agar membuang beberapa millimeter pertama urine sebelum mulai menampung urine. Pasien perlu membersihkan daerah genital sebelum berkemih. Wanita yang sedang haid harus memasukkan tampon yang bersih sebelum menampung specimen. Kadang-kadang diperlukan kateterisasi untuk memperoleh spesimen yang tidak tercemar. Meskipun urine yang diambil secara acak (random) atau urine sewaktu cukup bagus untuk pemeriksaan, namun urine pertama pagi hari adalah yang paling bagus. Urine satu malam mencerminkan periode tanpa asupan cairan yang lama, sehingga unsure-unsur yang terbentuk mengalami pemekatan

B. Tujuan1. Mengambil sampel urin yang tidak terkontaminasi untuk menganalisa urine rutin atau test diagnostik yang meliputi test kultur dan sensitivitas.2.  Mengetahui adanya mikroorganisme dalam urine

Page 3: Mikro Urin

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi

Pemeriksaan urinalisis dilakukan untuk menentukan dua parameter penting ISK yaitu leukosit dan bakteri. Pemeriksaan rutin lainnya seperti deskripsi warna, berat jenis dan pH, konsentrasi glukosa, protein, keton, darah dan bilirubin tetap dilakukan.

Urinalisis adalah tes yang dilakukan pada sampel urin pasien untuk tujuan diagnosis infeksi saluran kemih, batu ginjal, skrining dan evaluasi berbagai jenis penyakit ginjal, memantau perkembangan penyakit seperti diabetes melitus dan tekanan darah tinggi (hipertensi), dan skrining terhadap status kesehatan umum.

Hasil pemeriksaan urine tidak hanya dapat memberikan informasi tentang ginjal dan saluran kemih, tetapi juga mengenai faal berbagai organ tubuh seperti hati, saluran empedu, pancreas, dsb. Namun, untuk mendapatkan hasil pemeriksaan yang akurat, diperlukan specimen yang memenuhi syarat. Pemilihan jenis sampel urine, tehnik pengumpulan sampai dengan pemeriksaan harus dilakukan dengan prosedur yang benar.

Kultur urin adalah pemeriksaan untuk menyelidiki bakteri penyebab infeksi saluran kemih ( ISK ).

B.            Etiologi1.        Bahan urin harus segera dikirim ke laboratorium, karena penundaan akan

menyebabkan bakteri yang terdapat dalam urin berkembang biak dan penghitungan koloni yang tumbuh pada biakan menunjukkan jumlah bakteri sebenarnya yang terdapat dalam urin pada saat pengambilan. Sampel harus diterima maksimun 1 jam setelah penampungan.

2.        Sampel harus sudah diperiksa dalam waktu 2 jam.3.        Setiap sampel yang diterima lebih dari 2 jam setelah pengambilan tanpa bukti telah

disimpan dalam kulkas, seharusnya tidak dikultur dan sebaiknya dimintakan sampel baru.

4.        Bila pengiriman terpaksa ditunda, bahan urin harus disimpan pada suhu 4oC selama tidak lebih dari 24 jam.

C.           Jenis Sampel Urine1.        Urine sewaktu / urine acak (random).Urine sewaktu adalah urine yang dikeluarkan setiap saat dan tidak ditentukan secara

khusus. Mungkin sampel encer, isotonik, atau hipertonik dan mungkin mengandung sel darah putih, bakteri, dan epitel skuamosa sebagai kontaminan. Jenis sampel ini cukup baik untuk pemeriksaan rutin tanpa pendapat khusus.

2.        Urine pagiPengumpulan sampel pada pagi hari setelah bangun tidur, dilakukan sebelum makan atau

menelan cairan apapun. Urine satu malam mencerminkan periode tanpa asupan cairan yang

Page 4: Mikro Urin

lama, sehingga unsur-unsur yang terbentuk mengalami pemekatan. Urine pagi baik untuk pemeriksaan sedimen dan pemeriksaan rutin serta tes kehamilan berdasarkan adanya HCG (human chorionic gonadothropin) dalam urine.

3.        Urine tampung 24 jamUrine tampung 24 jam adalah urine yang dikeluarkan selama 24 jam terus-menerus dan

dikumpulkan dalam satu wadah. Urine jenis ini biasanya digunakan untuk analisa kuantitatif suatu zat dalam urine, misalnya ureum, kreatinin, natrium, dsb. Urine dikumpulkan dalam suatu botol besar bervolume 1.5 liter dan biasanya dibubuhi bahan pengawet, misalnya toluene.

D.           Wadah SpesimenWadah untuk menampung spesimen urine sebaiknya terbuat dari bahan plastik, tidak

mudah pecah, bermulut lebar, dapat menampung 10-15 ml urine dan dapat ditutup dengan rapat. Selain itu juga harus bersih, kering, tidak mengandung bahan yang dapat mengubah komposisi zat-zat yang terdapat dalam urine.

E.            Prosedur PengumpulanPengambilan spesimen urine dilakukan oleh penderita sendiri (kecuali dalam keadaan

yang tidak memungkinkan). Sebelum pengambilan spesimen, penderita harus diberi penjelasan tentang tata cara pengambilan yang benar.

Spesimen urine yang ideal adalah urine pancaran tengah (midstream), di mana aliran pertama urin dibuang dan aliran urine selanjutnya ditampung dalam wadah yang telah disediakan. Pengumpulan urine selesai sebelum aliran urine habis. Aliran pertama urine berfungsi untuk menyiram sel-sel dan mikroba dari luar uretra agar tidak mencemari spesimen urine.

Sebelum dan sesudah pengumpulan urine, pasien harus mencuci tangan dengan sabun sampai bersih dan mengeringkannya dengan handuk, kain yang bersih atau tissue. Pasien juga perlu membersihkan daerah genital sebelum berkemih. Wanita yang sedang haid harus memasukkan tampon yang bersih sebelum menampung spesimen.

Pasien yang tidak bisa berkemih sendiri perlu dibantu orang lain (mis. keluarga atau perawat). Orang-orang tersebut harus diberitahu dulu mengenai cara pengumpulan sampel urin, mereka harus mencuci tangannya sebelum dan sesudah pengumpulan sampel, menampung urine midstream dengan baik.

Untuk pasien anak-anak mungkin perlu dipengaruhi/dimaotivasi untuk mengeluarkan urine. Pada pasien bayi dipasang kantung penampung urine pada genitalia.

Pada kondisi tertentu, urine kateter juga dapat digunakan. Dalam keadaan khusus, misalnya pasien dalam keadaan koma atau pasien gelisah, diperlukan kateterisasi kandung kemih melalui uretra. Prosedur ini menyebabkan 1 - 2 % risiko infeksi dan menimbulkan trauma uretra dan kandung kemih. Untuk menampung urine dari kateter, lakukan desinfeksi pada bagian selang kateter dengan menggunakan alkohol 70%. Aspirasi urine dengan menggunakan spuit sebanyak 10 – 12 ml. Masukkan urine ke dalam wadah dan tutup rapat. Segera kirim sampel urine ke laboratorium.

Untuk mendapatkan informasi mengenai kadar analit dalam urine biasanya diperlukan sampel urine 24 jam. Cara pengumpulan urine 24 jam adalah :

Page 5: Mikro Urin

1.        Pada hari pengumpulan, pasien harus membuang urin pagi pertama. Catat tanggal dan waktunya. Semua urine yang dikeluarkan pada periode selanjutnya ditampung.

2.        Jika pasien ingin buang air besar, kandung kemih harus dikosongkan terlebih dahulu untuk menghindari kehilangan air seni dan kontaminasi feses pada sampel urin wanita.

3.        Keesokan paginya tepat 24 jam setelah waktu yang tercatat pada wadah, pengumpulan urin dihentikan.

4.        Spesimen urine sebaiknya didinginkan selama periode pengumpulan.

F.            Biakan UrineSpesimen urine apabila ditampung secara benar mempunyai nilai diagnostic yang besar,

tetapi bila tercemar oleh kuman yang bersal dari urethra atau peritoneum dapat menyebabkan salah penafsiran. Sampel urine acak cukup baik untuk biakan kuman. Namun, bila specimen urine acak tidak menunjukkan pertumbuhan, urine pekat atau urine pagi dapat digunakan.

Sampel urine yang dikumpulkan adalah urine midstream clean-catch. Biakan kuman dengan sampel ini dapat menentukan diagnosis secara teliti pada 80% penderita wanita dan hampir 100% penderita pria, apabila lubang uretra dibersihkan sesuai persyaratan. Urine clean-catch adalah spesimen urin midstream yang dikumpulkan setelah membersihkan meatus uretra eksternal. Urine jenis ini biasanya digunakan untuk tes biakan kuman (kultur). Sebelum mengumpulkan urine, pasien harus membersihkan daerah genital dengan air bersih atau steril. Jangan gunakan deterjen atau desinfektan. Tampung urine bagian tengah ke dalam wadah yang steril. Kumpulkan urin menurut volume direkomendasikan, yaitu 20 ml untuk orang dewasa dan 5-10 ml untuk anak-anak.

Pada keadaan yang mengharuskan kateter tetap dibiarkan dalam saluran kemih dengan sistem drainase tertutup, urine untuk biakan dapat diperoleh dengan cara melepaskan hubungan antara kateter dengan tabung drainase atau mengambil sampel dari kantung drainase.

Bila tidak memungkinkan memperoleh urine yang dikemihkan atau bila diduga terjadi infeksi dengan kuman anaerob, aspirasi suprapubik merupakan cara penampungan yang paling baik.

Spesimen yang menunjukkan pertumbuhan lebih dari satu jenis kuman, dianggap sebagai tercemar, kecuali pada penderita dengan kateter yang menetap.

Cara pengambilan sampel urine clean-catch pada pasien wanita :1.        Pasien harus mencuci tangannya dengan memakai sabun lalu mengeringkannya

dengan handuk, kain yang bersih atau tissue.2.        Tanggalkan pakaian dalam, lebarkan labia dengan satu tangan3.        Bersihkan labia dan vulva menggunakan kasa steril dengan arah dari depan ke

belakang4.        Bilas dengan air bersih dan keringkan dengan kasa steril yang lain.5.        Selama proses ini berlangsung, labia harus tetap terbuka dan jari tangan jangan

menyentuh daerah yang telah dibersihkan.6.        Keluarkan urine, aliran urine yang pertama dibuang. Aliran urine selanjutnya

ditampung dalam wadah steril yang telah disediakan. Pengumpulan urine selesai sebelum aliran urine habis. Diusahakan agar urine tidak membasahi bagian luar wadah.

Page 6: Mikro Urin

7.        Wadah ditutup rapat dan segera dikirim ke laboratorium.Cara pengambilan urine clean-catch pada pasien pria :1.        Pasien harus mencuci tangannya dengan memakai sabun lalu mengeringkannya

dengan handuk, kain yang bersih atau tissue.2.        Jika tidak disunat, tarik preputium ke belakang. Keluarkan urine, aliran urine yang

pertama dibuang. Aliran urine selanjutnya ditampung dalam wadah steril yang telah disediakan. Pengumpulan urine selesai sebelum aliran urine habis. Diusahakan agar urine tidak membasahi bagian luar wadah.

3.        Wadah ditutup rapat dan segera dikirim ke laboratoriumAspirasi jarum suprapubik transabdominal kandung kemih merupakan cara mendapatkan

sampel urine yang paling murni. Pengumpulan urine aspirasi suprapubik harus dilakukan pada kandung kemih yang penuh.

1.      Lakukan desinfeksi kulit di daerah suprapubik dengan Povidone iodine 10% kemudian bersihkan sisa Povidone iodine dengan alkohol 70%

2.      Aspirasi urine tepat di titik suprapubik dengan menggunakan spuit3.      Diambil urine sebanyak ± 20 ml dengan cara aseptik/suci hama (dilakukan oleh

petugas yang berkompenten)4.      Masukkan urine ke dalam wadah yang steril dan tutup rapat.5.      Segera dikirim ke laboratorium.

Pemeriksaan Kultur UrinDeteksi jumlah bermakna kuman patogen (significant bacteriuria) dari kultur urin

masih merupakan baku emas untuk diagnosis ISK. Bila jumlah koloni yang tumbuh > 105 koloni/ml urin, maka dapat dipastikan bahwa bakteri yang tumbuh merupakan penyebab ISK. Sedangkan bila hanya tumbuh koloni dengan jumlah < 103 koloni / ml urin, maka bakteri yang tumbuh kemungkinan besar hanya merupakan kontaminasi flora normal dari muara uretra. Jika diperoleh jumlah koloni antara 103 - 105 koloni / ml urin, kemungkinan kontaminasi belum dapat disingkirkan dan sebaiknya dilakukan biakan ulang dengan bahan urin yang baru. Faktor yang dapat mempengaruhi jumlah kuman adalah kondisi hidrasi pasien, frekuensi berkemih dan pemberian antibiotika sebelumnya.1,5 Perlu diperhatikan pula banyaknya jenis bakteri yang tumbuh. Bila > 3 jenis bakteri yang terisolasi, maka kemungkinan besar bahan urin yang diperiksa telah terkontaminasi.

Urin Porsi Tengah (mid stream)Urin porsi tengah sebagai sampel pemeriksaan urinalisis merupakan teknik pengambilan yang paling sering dilakukan dan tidak menimbulkan ketidaknyamanan pada penderita. Akan tetapi resiko kontaminasi akibat kesalahan pengambilan cukup besar. Tidak boleh menggunakan antiseptik untuk persiapan pasien karena dapat mengkontaminasi sampel dan menyebabkan kultur false-negative.

Cara pengambilan dan penampungan urin porsi tengah pada wanita :1. Siapkan beberapa potongan kasa steril untuk membersihkan daerah vagina dan muara uretra. Satu potong kasa steril dibasahi dengan air sabun, dua potong kasa steril dibasahi air atau salin hangat dan sepotong lagi dibiarkan dalam keadaan kering. Jangan memakai larutan

Page 7: Mikro Urin

antiseptik untuk membersihkan daerah tersebut. Siapkan pula wadah steril dan jangan buka tutupnya sebelum pembersihan daerah vagina selesai.2. Dengan 2 jari pisahkan kedua labia dan bersihkan daerah vagina dengan potongan kasa steril yang mengandung sabun. Arah pembersihan dari depan ke belakang. Kemudian buang kasa yang telah dipakai ke tempat sampah.3. Bilas daerah tersebut dari arah depan ke belakang dengan potongan kasa yang dibasahi dengan air atau salin hangat. Selama pembilasan tetap pisahkan kedua labia dengan 2 jari dan jangan biarkan labia menyentuh muara uretra. Lakukan pembilasan sekali lagi, kemudian keringkan daerah tersebut dengan potongan kasa steril yang kering. Buang kasa yang telah dipakai ke tempat sampah.4. Dengan tetap memisahkan kedua labia, mulailah berkemih. Buang beberapa mililiter urin yang mula-mula keluar. Kemudian tampung aliran urin selanjutnya ke dalam wadah steril sampai kurang lebih sepertiga atau setengah wadah terisi.5. Setelah selesai, tutup kembali wadah urin dengan rapat dan bersihkan dinding luar wadah dari urin yang tertumpah. Tuliskan identitas penderita pada wadah tersebut dan kirim segera ke laboratorium.

Cara pengambilan dan penampungan urin porsi tengah pada pria :1. Siapkan beberapa potongan kasa steril untuk membersihkan daerah penis dan muara uretra. Satu potong kasa steril dibasahi dengan air sabun, dua potong kasa steril dibasahi dengan air sabun, dua potong kasa steril dibasahi dengan air atau salin hangat dan sepotong lagi dibiarkan dalam keadaan kering. Jangan memakai larutan antiseptik untuk membersihkan daerah tersebut. Siapkan pula wadah steril dan jangan buka tutupnya sebelum pembersihan selesai.2. Tarik prepusium ke belakang dengan satu tangan dan bersihkan daerah ujung penis dengan kasa yang dibasahi air sabun. Buang kasa yang telah dipakai ke tempat sampah.3. Bilas ujung penis dengan kasa yang dibasahi air atau salin hangat. Ulangi sekali lagi, lalu keringkan daerah tersebut dengan potongan kasa steril yang kering. Buang kasa yang telah dipakai ke dalam tempat sampah.4. Dengan tetap menahan prepusium ke belakang, mulailah berkemih. Buang beberapa mililiter urin yang keluar, kemudian tampung urin yang keluar berikutnya ke dalam wadah steril sampai terisi sepertiga sampai setengahnya.5. Setelah selesai, tutup kembali wadah urin dengan rapat dan bersihkan dinding luar wadah dari urin yang tertumpah. Tuliskan identitas penderita pada wadah tersebut dan kirim segera ke laboratorium.

Bahan urin harus segera dikirim ke laboratorium, karena penundaan akan menyebabkan bakteri yang terdapat dalam urin berkembang biak dan penghitungan koloni yang tumbuh pada biakan menunjukkan jumlah bakteri sebenarnya yang terdapat dalam urin pada saat pengambilan. Sampel harus diterima maksimun 1 jam setelah penampungan.2 Sampel harus sudah diperiksa dalam waktu 2 jam. Setiap sampel yang diterima lebih dari 2 jam setelah pengambilan tanpa bukti telah disimpan dalam kulkas, seharusnya tidak dikultur dan sebaiknya dimintakan sampel baru.3 Bila pengiriman terpaksa ditunda, bahan urin harus disimpan pada suhu 4oC selama tidak lebih dari 24 jam.

Page 8: Mikro Urin

BAB III

METODE PENELITIAN

PRAKTIKUM

Kultur Urin

Alat dan bahan

1. Ose 9 mm2. Spiritus3. Kapas steril4. Urin midstream5. Tabung specimen6. Agar Darah Plat (ADP)7. ENDO Plat

Cara Kerja

1. Urin mid stream di tanam pada media lempeng agar darah dan agar Endo dengan menggunakan ose bulat diameter 9 mm (setara dengan 1/200 mL urin) dengan gerakan menyerupai spiral, di eram dalam incubator pada suhu 37C selama 18 hingga 24 jam.

2. Pada hari kedua dilakukan penghitungan jumlah koloni kuman yang tumbuh pada kedua lempeng media tersebut dan di tentukan jumlah kuman dalam 1 mL urin.

3. Selanjutnya di lakukan isolasi dan identifikasi kuman tersangka penyebab infeksi yang tumbuh pada media tersebut (secara mikroskopik,identifikasi koloni,uji biokimia).

4. Dilakukan juga uji sensitivitas kuman tersangka terhadap berbagai antibiotic.

Page 9: Mikro Urin

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Nama pasien specimen urin midstream : M. Agsar Andri

Usia : 20 tahun

Tanggal pengambilan spesimen : 11 April 2013

Tanggal pengamatan spesimen : 12 April 2013

Hasil Kultur Urin pada Lempeng Agar Darah (ADP)

Page 10: Mikro Urin

Hasil Kultur Urin pada Media Endo

Hasil Pengamatan

Pada kultur urin media ADP didapatkan koloni sedang (diameter = ±1,3 mm), halus, tidak menjalar dan β hemolysis.

Pada kultur urin media Endo tidak ditemukan koloni bakteri.

B. KesimpulanTidak ditemukan bakteri dalam urin midstream pasien, kemungkinan koloni bakteri diakibatkan kontaminan tak berarti yang bercampur selama pembuatan.