merencanakan gedung

5
Perencanaan Gedung Dalam perencanaan gedung di Indonesia di atur oleh Standar Nasional Indonesia. Oleh karena itu, dalam perencanaan kita harus berpacu pada standar tersebut. Dalam perencanaan gedung tahan gempa khusus biasanya ada 3 SNI yang kita gunakan. 1. SNI 03-1726-2002-STANDAR PERENCANAAN KETAHANAN GEMPA 2. SNI-03-2847-2002 Tata Cara Perencanaan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung 3. PPIUG 1983 untuk Peraturan Pembebanan Ada beberapa tahap dalam perencanaan gedung tahan gempa, tahap tersebut antara lain: 1. Perencanaan Awal atau Preliminary Design 2. Analisis Gempa 3. Perencanaan Elemen Struktur dan Pendetailan 4. Membuat Gambar Perencanaan atau Asplan Drawing Data Perencanaan Data perencanaan merupakan hal yang penting untuk dapat merencanakan suatu struktur bangunan. Data perencanaan ini bisa diperoleh dari Uji laboratorium, standar mutu bahan maupun lain-lainnya. Untuk data perencanaan dan prelimary design dapat klik download. Setelah data perencanaan dan perencanaan awal sudah di download. makan selanjutnya adalah perencanaan gedung terhadap perkiraan gaya gempa yang akan terjadi. Untuk memahami perencanaan gempa ini, teman-teman sekalian harus mengetahui fungsi dari perencanaan ini terlebih dahulu. Inti dari perencanaan terhadap gaya gempa adalah menemukan atau memperkirakan kondisi layan dan ulimit pada suatu struktur gedung tahan gempa. Kondisi layan dan ultimit ini adalah berupa batas simpangan horizontal yang mampu dipikul struktur gedung. Batas Layan ditentukan berdasarkan simpangan antar tingkat akibat gempa rencana dan berfungsi untuk membatasi terjadinya pelelehan baja dan

Upload: deddymus-bin-stefanus

Post on 20-Jan-2016

8 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

teknik sipil

TRANSCRIPT

Page 1: Merencanakan Gedung

Perencanaan Gedung

Dalam perencanaan gedung di Indonesia di atur oleh Standar Nasional Indonesia.

Oleh karena itu, dalam perencanaan kita harus berpacu pada standar tersebut. Dalam

perencanaan gedung tahan gempa khusus biasanya ada 3 SNI yang kita gunakan.

1. SNI 03-1726-2002-STANDAR PERENCANAAN KETAHANAN GEMPA

2. SNI-03-2847-2002 Tata Cara Perencanaan Struktur Beton untuk

Bangunan Gedung

3. PPIUG 1983 untuk Peraturan Pembebanan

Ada beberapa tahap dalam perencanaan gedung tahan gempa, tahap tersebut antara

lain:

1. Perencanaan Awal atau Preliminary Design

2. Analisis Gempa

3. Perencanaan Elemen Struktur dan Pendetailan

4. Membuat Gambar Perencanaan atau Asplan Drawing

Data Perencanaan

Data perencanaan merupakan hal yang penting untuk dapat merencanakan

suatu struktur bangunan. Data perencanaan ini bisa diperoleh dari Uji laboratorium,

standar mutu bahan maupun lain-lainnya. Untuk data perencanaan dan prelimary

design dapat klik download.

Setelah data perencanaan dan perencanaan awal sudah di download. makan

selanjutnya adalah perencanaan gedung terhadap perkiraan gaya gempa yang akan

terjadi. Untuk memahami perencanaan gempa ini, teman-teman sekalian harus

mengetahui fungsi dari perencanaan ini terlebih dahulu.

Inti dari perencanaan terhadap gaya gempa adalah menemukan atau

memperkirakan kondisi layan dan ulimit pada suatu struktur gedung tahan gempa.

Kondisi layan dan ultimit ini adalah berupa batas simpangan horizontal yang mampu

dipikul struktur gedung.

Batas Layan ditentukan berdasarkan simpangan antar tingkat akibat gempa rencana

dan berfungsi untuk membatasi terjadinya pelelehan baja dan peretakan beton yang

berlebihan, di samping untuk mencegah kerusakan non-struktur dan ketidaknyamanan

penghuni. Dalam bahasa gaulnya, batas layan ini dihitung agar ketika terjadi goyangan

akibat gempa penghuni masih dalam kondisi nyaman (dalam arti penghuni dapat

berjalan untuk melarikan diri). hehehe

Batas Ultimit  ditentukan oleh simpangan dan simpangan antar-tingkat maksimum

struktur gedung akibat pengaruh Gempa Rencana dalam kondisi struktur gedung di

Page 2: Merencanakan Gedung

ambang keruntuhan, yaitu untuk membatasi kemungkinan terjadinya keruntuhan

struktur gedung yang dapat menimbulkan korban jiwa manusia dan untuk mencegah

benturan berbahaya antar-gedung atau antar bagian struktur gedung yang dipisah

dengan sela pemisah (sela dilatasi). Dalam bahasa kerennya batas ultimit yaitu batas

simpangan maksimum kemampuan gedung untuk menahan gaya gempa,

Untuk dapat mengetahui keadaan layan maupun ulitimit suatu gedung, kita perlu

melalui beberapa tahapan. Tahapan tersebut berupa :

1. Memilih Analisis Gempa yang Akan Digunakan

Berdasarkan SNI 03 – 1726 – 2003 tentang Tata Cara Perencanaan Ketahanaan

Gempa untuk Bangunan Gedung (Beta Version), cara analisa struktur akibat beban

gempa ada dua, yaitu:

1. Analisis statik ekivalen untuk gedung beraturan

2. Analisis respons dinamik untuk gedung tidak beraturan

Untuk perencanaan gedung kali ini, menggunakan analisis statik ekivalen. Secara

umum, berat bangunan yang akan menjadi beban gempa dapat dirumuskan sebagai

berikut:

Berat total       = Beban Mati + Koefisien Reduksi × Beban Hidup

= DL + 0,3LL

Dan berdasarkan SNI 03 – 1726 – 2002, dalam analisis beban gempa berat struktur

harus diletakkan pada suatu pusat massa eksentrisitas rencana yang besarnya telah

ditetapkan pada Pasal 5.4.3.

2. Mencari Berat Struktur yang Akan Direncanakan

Perhitungan beban gempa yang bekerja pada Lantai 1 sampai lantai 3 yang

mana beban yang dihitung adalah Beban Mati (DL) pada tiap lantai tersebut. Beban

mati tiap lantai tersebut dihitung seperti pada gambar dibawah ini.

Gambar 2. Perhitungan Berat Perlantai

Page 3: Merencanakan Gedung

Beban mati yang dihitung berupa berat balok, kolom, lantai dan berat mati

tambahan serta beban hidup yang bekerja. namun dalam penambahan beban hidup

perlu dikalikan dengan faktor reduksi beban hidup yang angkanya tergantun pada

keuatamaan struktur bangunan. Selain dengan menghitung manual berat struktur, bisa

juga dihitung secara otomatis dengan program bantu ETABS. Perhitungan manual

mudah saja digunakan jika bentuk bangunan sederhana dan simetris seperti gambar 2.

Jika Bentuk struktur cukup rumit dan ditekan oleh owner agar perencana dapat

merencanakan dengan cepat maka perhitungan secara otomatis bisa dilakukan dengan

program ETABS.

3. Mencari Eksentrisitas Rencana (Ed)

Dalam mencari eksentrisitas rencana perlu diketahui pusat massa dan pusat

rotasi dari suatu struktur. Setelah diketahui pusat massa dan pusat rotasi maka kita

perlu membandingkan keduanya, jika eksentrisitas yang terjadi melebihi batas yang

diijinkan, maka bentuk struktur perlu diganti. Perhitungan eksentrisitas rencana (ed)

antara pusat massa dan pusat kekakuan lantai dapat menggunakan rumus berikut ini:

-  Untuk 0 < e ≤ 0,3b

ed  = 1,5e + 0,05b atau ed = e – 0,05b

- Untuk e > 0,3b

ed  = 1,33e + 0,1b atau ed = 1,17e – 0,1b

4. Perhitungan Waktu Getar Alami

Dalam perhitungan waktu getar alami bangunan terdapat perbedaan di antara

rumus yang digunakan dalam SNI 03 – 1726 – 2002 dengan SNI 03 – 1726 – 2003 dan

SNI 03 – 1726 – 1991. Dalam perencanaan gedung kali ini rumus untuk menghitung

waktu getar alami yang digunakan adalah yang ada pada SNI 03 – 1726 –

2003. Berdasarkan SNI 03 – 1726 – 2002, waktu getar alami fundamental T 1 dari

struktur harus dibatasi, bergantung pada koefisien  untuk wilayah gempa tempat

struktur gedung berada dan jumlah tingkat n, dimana koefisien ζ didapat dari tabel

dibawah ini:

Tabel 1. Koefisien pembatas waktu getar alami

Wilayah

Gempa

 ζ

1 0,2

0

2 0,1

Page 4: Merencanakan Gedung

9

3 0,1

8

4 0,1

7

5 0,1

6

6 0,1

5

Sumber : SNI 03 – 1726 – 2002

5. Perhitungan Koefisien Gempa Dasar (C)

Setelah diperoleh waktu getar alami bangunannya dengan menggunakan rumus

empiris, maka berdasarkan SNI 03 – 1726 – 2002 Pasal 4.7.6, koefisien gempa dasarnya

untuk jenis tanah dan wilayah gempa  didasarkan pada tabel 6

6. Perhitungan Gaya Geser Dasar Horizontal Total Akibat Gempa (V)

7. Analisis Waktu Getar Struktur dengan Cara T-Rayleigh

8. Distribusi Akhir Gaya Geser Dasar Horizontal

9. Analisis Kinerja Batas Layan (Δs)

10. Analisis Kinerja Batas Ultimit (Δm)