meningitis edit
TRANSCRIPT
-
7/28/2019 Meningitis Edit
1/22
0
Referat
Meningitis
Disusun oleh :
Daksa Pradhana
030.03.051
Pembimbing :
Dr. Julintari Bidramnanta Sp.S
KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT SARAF
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BUDHI ASIH
PERIODE 28 SEPTEMBER 31 OKTOBER 2009
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
2009
-
7/28/2019 Meningitis Edit
2/22
1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar 2
Pendahuluan 3
Pembahasan 4
Definisi 4
Anatomi dan Fisiologis 4
Etiologi 5
Patofiologi 6
Manifestasi Klinis 6
Diagnosa 8
Klasifikasi 8
Meningitis Bakteri atau Purulenta 8
Meningitis Tuberculosa 12
Meningitis Viral 16
Meningitis Jamur 17
Daftar Pustaka 21
-
7/28/2019 Meningitis Edit
3/22
2
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T atas segala limpahan
rahmatnya serta karunianya, sehingga syukur Alhamdulillah penulis dapat
menyelesaikan Refrat dengan judul Meningitis. Referat ini disusun sebagai salah
satu syarat untuk menyelesaikan kepaniteraan klinik ilmu penyakit saraf di RSUD
Budhi Asih yang dimulai tanggal 28 September 2009 sampai 31 Oktober 2009.
Penulis menyadari bahwa Refrat ini dapat terselesaikan berkat bantuan dari
berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat Dr Julintari Bidramnanta, Sp.S , atas
keluangan waktu dan bimbingannya dalam cara menyusun refrat yang baik dan
benar dan pengetahuan yang telah diberikan kepada penulis selama penulis
menjalani Kepaniteraan klinik di bagian ilmu penyakit saraf.
Penulis menyadari bahwa dalam kurangnya pengetahuan dan pengalaman
penulis, waktu yang terbatas untuk pengumpulan data dan membuat penulisan
referat ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami sangat terbuka
untuk menerima segala kritik dan saran yang diberikan demi kesempurnaan referat
ini Akhirnya semoga Refrat ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak dan setiap
pembaca pada umumnya Amin...
Wassalamu`alaikum Wr. Wb.
Penulis
-
7/28/2019 Meningitis Edit
4/22
3
PENDAHULUAN
Infeksi pada susunan saraf pusat (SSP) dapat terjadi di beberapa tempat.
Bagian SSP yang sering terinfeksi adalah otak (enchepalitis), membran yang
membungkus otak (meningitis), medulla spinalis (myelitis) , rongga-rongga diotak
(ventrikulitis) serta peradangan kombinasi pada medulla spinalis dan otak
(myeloenchepalitis).
Kerusakan sistem saraf pusat sebenarnya tidak hanya karena adanya
mikroorganisme, tetapi lebih diakibatkan oleh proses inflamasi sebagai respon
adanya mikroorganisme tersebut. Penyakit meningitis dapat terjadi pada semua
tingkat, usia, namun kalangan usia muda lebih rentan terserang penyakit ini.
Meningitis dapat disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, mycobacterium dan
protozoa. Infeksi bakteri Neisseria meningitidis lebih banyak dijumpai pada penderita
meningitis dewasa. Lanjut usia merupakan kelompok usia yang rentan terhadap
infeksi Pneumoni dan biasanya disertai infeksi Streptococcus. Sedangkan
Haemophilus influenza adalah penyebab utama meningitis pada anak-anak usia 3bulan hingga 4 tahun.
-
7/28/2019 Meningitis Edit
5/22
4
PEMBAHASAN
DEFINISIMeningitis adalah inflamasi pada membran yang menutupi central nervous
sistem, yang biasanya dikenal dengan meningens (radang pada arachnoid dan
piamater). Meningitis dapat berkembang sebagai respon dari berbagai kasus, seperti
agen infeksi, trauma, kanker, atau penyalahgunaan obat. Agen infeksi dapat berupa
bakteri, virus, ricketsia, protozoa, dan jamur.
Meningitis adalah penyakit serius karena letaknya dekat otak dan tulang
belakang, sehingga dapat menyebabkan kerusakan kendali gerak, pikiran bahkan
kematian. Perjalanan penyakit meningitis dapat terjadi secara akut dan kronis
ANATOMI DAN FISIOLOGI
Otak dan sumsum otak belakang diselimuti meningea yang melindungi struktur saraf
yang halus, membawa pembuluh darah dan dengan sekresi sejenis cairan yaitu
cairan serebrospinal.
Meningea terdiri dari tiga lapis, yaitu :
a. Piamater
Yang menyelipkan dirinya ke dalam celah pada otak dan sumsum tulang
belakang dan sebagai akibat dari kontak yang sangat erat akan menyediakan
darah untuk struktur-struktur ini.
b. Arachnoid
Merupakan selaput halus yang memisahkan piameter dan duramater.
c. Duramater
Merupakan lapisan paling luar yang padat dan keras berasal dari jaringan ikat
tebal dan kuat.
-
7/28/2019 Meningitis Edit
6/22
5
ETIOLOGI
Kebanyakan kasus meningitis disebabkan oleh mikroorganisme, seperti virus,
bakteri, jamur, atau parasit yang menyebar dalam darah ke cairan otak.
Penyebab infeksi ini dapat diklasifikasikan atas :
1. Bakteri:
Pneumococcus
Meningococcus
Haemophilus influenza
Staphylococcus
Escherichia coli
Salmonella
Mycobacterium tuberculosis
-
7/28/2019 Meningitis Edit
7/22
6
2. Virus :
Enterovirus
3. Jamur :
Cryptococcus neoformans
Coccidioides immitris
PATOFISIOLOGI
Agen penyebab
Invasi ke susunan saraf pusat melalui aliran darah
Bermigrasi ke lapisan subarachnoid
Respon inflamasi di piamater, arachnoid, cairan cerebrospinal, dan ventrikuler
Eksudat menyebar di seluruh saraf cranial dan saraf spinal
Kerusakan neurologist
Selain dari adanya invasi bakteri, virus, jamur maupun protozoa, point dentry
masuknya kuman juga bisa melalui trauma tajam, prosedur operasi, dan abses otak
yang pecah, penyebab lainnya adalah adanya rhinorhea, otorhea pada fraktur basis
cranii yang memungkinkan kontaknya cairan cerebrospinal dengan lingkungan luar.
MANIFESTASI KLINIK
Keluhan pertama biasanya nyeri kepala. Rasa ini dapat menjalar ke tengkukdan punggung. Tengkuk menjadi kaku. Kaku kuduk disebabkan oleh mengejangnya
otot-otot ekstensor tengkuk. Bila hebat, terjadi opistotonus, yaitu tengkuk kaku dalam
sikap kepala tertengadah dan punggung dalam sikap hiperekstensi. Kesadaran
menurun.tanda Kernigs dan Brudzinsky positif.
-
7/28/2019 Meningitis Edit
8/22
7
Gejala meningitis tidak selalu sama, tergantung dari usia si penderita serta
virus apa yang menyebabkannya. Gejala yang paling umum adalah demam yang
tinggi, sakit kepala, pilek, mual, muntah, kejang. Setelah itu biasanya penderita
merasa sangat lelah, leher terasa pegal dan kaku, gangguan kesadaran serta
penglihatan menjadi kurang jelas.
Gejala pada bayi yang terkena meningitis, biasanya menjadi sangat rewel
muncul bercak pada kulit tangisan lebih keras dan nadanya tinggi, demam ringan,
badan terasa kaku, dan terjadi gangguan kesadaran seperti tangannya membuat
gerakan tidak beraturan.
Gejala meningitis meliputi :
Gejala infeksi akut
Panas
Nafsu makan tidak ada
Anak lesu
Gejala kenaikan tekanan intracranial
Kesadaran menurun
Kejang-kejang
Ubun-ubun besar menonjol
Gejala rangsangan meningeal
kaku kuduk
Kernig
Brudzinky I dan II positif
-
7/28/2019 Meningitis Edit
9/22
8
DIAGNOSIS
Diagnosis kerja ke arah meningitis dapat dipikirkan apabila menemukan
gejala dan tanda-tanda klinis meningitis. Gejala dan tanda dari infeksi akut,
peningkatan tekanan intrakranial dan rangsang meningeal perlu diperhatikan. Untukmengkonfirmasi diagnosis meningitis dilakukan tes laboratorium berupa tes darah
dan cairan sumsum tulang belakang.
Cairan sumsum tulang belakang diambil dengan proses yang disebut pungsi
lumbal (lumbal puncture atau spinal tap). Sebuah jarum ditusukkan pada
pertengahan tulang belakang, pas di atas pinggul. Jarum menyedap contoh cairan
sumsum tulang belakang. Tekanan cairan sumsum tulang belakang juga dapat
diukur. Bila tekanan terlalu tinggi, sebagian cairan tersebut dapat disedot. Tes ini
aman dan biasanya tidak terlalu menyakitkan. Namun setelah pungsi lumbal
beberapa orang mengalami sakit kepala, yang dapat berlangsung beberapa hari.
KLASIFIKASI
MENINGITIS BAKTERI atau PURULENTA
Meningitis bakteri atau purulenta adalah radang selaput otak yang
menimbulkan proses eksudasi berupa pus yang disebabkan oleh kuman non spesifik
dan non virus.
Meningitis bakteri merupakan salah satu penyakit infeksi yang menyerang
susunan saraf pusat, mempunyai risiko tinggi dalam menimbulkan kematian dan
kecacatan. Diagnosis yang cepat dan tepat merupakan tujuan dari penanganan
meningitis bakteri. Penyebab meningitis purulenta yang tersering adalah
Haemophilus influenza, Diplococcus pneumonia, Neisseria meningitides,
Streptococcus B haemolitikus, Staphylococcus aureus, Escherichia coli dan
Salmonella sp.
Haemophilus influenza tipe B (HiB)
-
7/28/2019 Meningitis Edit
10/22
9
Streptococcus pneumonia Neisseria meningitides
ETIOLOGI
1. Neonatus : Escherichia coli, Streptokokus, Listeria
2. Anak : Haemophilus influenza, Neisseria meningitides (meningokokus),
Pneumokokus
3. Dewasa: Neisseria meningitides, Pneumokokus, Streptococcus,
Staphylococcus
PATOGENESA
Bakteri mencapai selaput otak dan ruang subarachnoid melalui :
- Trauma terbuka kepala
- Operasi
- Fraktur basis kranium
- Langsung dari infeksi telinga, sinus paranasalis, tulang
- Hematogen : sepsis, radang paru, infeksi jantung, infeksi kulit, infeksi gigi dan mulut
Patogenesa dari meningitis dapat terjadi melalui beberapa fase :
1. Penyebaran kuman ke tuan rumah
2. Pembentukan kolonisasi pada nasofaring
3. Invasi ke dalam traktus respiratorius
4. Penyebaran hematogen
5. Invasi ke susunan saraf pusat
Bila bakteri mencapai ruang subarachnoid akan terjadi proses inflamasi.
Neutropil masuk ke dalam ruang subarachnoid menghasilkan eksudat yang purulen.
Dalam penilaian secara dasar tampak eksudat berwarna kuning keabu-abuan atau
kuning kehijauan. Eksudat paling banyak terdapat dalam sisterna pada daerah basal
otak dan seluruh permukaan dari hemisfer dalam mulkus Sylvii dan Rolandi.
Eksudat purulen terkumpul dalam sisterna ini dan meluas ke dalam sisterna basal
dan di atas permukan posterior dari medulla spinalis. Eksudat juga dapat meluas ke
dalam selubung arachnoid dari saraf cranial dan ruang perivaskuler dari korteks.
-
7/28/2019 Meningitis Edit
11/22
10
Dalam jumlah kecil eksudat dapat ditemukan dalam cairan ventrikel dan melekat
pada dinding ventrikel dan pleksus choroideus, sehingga cairan ventrikel tampak
berawan dan hal ini terjadi pada akhir minggu pertama.
GEJALA KLINIS
- TRIAS MENINGITIS :
Demam
Sakit kepala
Tanda rangsang meningeal (+)
- Muntah, photophobia
- Kejang, defisit fokal neurologik (hemiparesis, paresis saraf cranial)
- Letargi, iritabilitas, gangguan intelektual, penurunan kesadaran
- Gambaran klinis yang khas
RASH ( PETECHIA, PURPURA ) : -Meningococcus
Eksantema : -Pneumococcus
-Haemophilus influenza
Artritis, artralgia : -Meningococcus
-Haemophilus influenza
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Lumbal pungsi :
-Pemeriksaan LCS (warna keruh, sel meningkat, dominan PMN, protein
meningkat)
-Pemulasan gram
-Kultur dan sensitivitas
2. EEG : perlambatan difus3. Darah : Leukosit, Hitung jenis, Elektrolit
4. Radiologik : CT scan otak, cari fokus infeksi (rontgen kepala, rontgen dada)
Diagnosa pasti ditegakkan melalui pemeriksaan lumbal pungsi dan
terdapatnya organisme atau antigennya dalam cairan cerebrospinal. Pada
pemeriksaan cairan cerebrospinal didapatkan :
1. Warna opalesen atau keruh dapat terjadi pada hari pertama atau kedua
2. Jumlah sel meningkat lebih dari 100 sel/ml
3. Jenis sel terutama PMN
-
7/28/2019 Meningitis Edit
12/22
11
4. Kadar gula darah turun antar 0-20 mg/ml
5. Kadar protein meningkat, tergantung lama sakit
6. Pada sediaan gram bakteri (+) hampir pada 80% kasus bila belum mendapat
pengobatan sebelumnya.
7. Kadar asam laktat dan pH meningkat
8. Pada sediaan dengan methylene blue (+)
PENATALAKSANAAN
Terapi bertujuan memberantas penyebab infeksi disertai perawatan intensif
suportif untuk membantu pasien melalui masa kritis. Sementara menunggu hasil
pemeriksaan terhadap kausa diberikan obat sebagai berikut:
1. Meningitis yang disebabkan pneumokok, meningokok.
Ampisilin 12-18 gram intravena dalam dosis terbagi per hari, selama minimal 10
hari atau hingga sembuh.
2. Meningitis yang disebabkan Haemophylus influenzae.
Kombinasi ampisilin dan kloramfenikol seperti di atas, kloramfenikol disuntikkan
intravena 30 menit setelah ampisilin. Lama pengobatan minimal 10 hari. Bila
pasien alergis terhadap penisilin, berikan kloramfenikol saja.
3. Meningitis yagn disebabkan enterobacteriaceae.
Sefotaksim 1-2 gram intravena tiap 8 jam. Bila resisten terhadap sefotaksim,
berikan: campuran trimetoprim 80 gram dan sulfametoksazol 400 mg per infuse 2
kali 1 ampul per hari, selama minimal 10 hari.
4. Meningitis yang disebabkan Staphylococcus aureus yang resisiten terhadap
penisilin.
Berikan sefotaksim atau seftriakson 6-12 gram intravena. Bila pasien alergi
terhadap penisilin: Vankomisin 2 gram intravena per hari dalam dosis terbagi.
5. Bila etiologi tidak diketahui.
Pada orang dewasa berikan ampisilin 12-18 gram intravena dalam dosis terbagi
dikombinasi dengan kloramfenikol 4 gram per hari intravena. Pada anak
ampisilin 400 mg/kgBB ditambah kloramfenikol 100 mg/kgBB/hari intravena.
Pada neonatus ampisilin 100-200 mg/kgBB disertai gentamisin 5 mg/kgBB
perhari.
Bila setelah diberi terapi yang tepat selama 10 hari pasien masih demam, cari
sebabnya di antaranya:
1. Efusi subdural
2. Abses
-
7/28/2019 Meningitis Edit
13/22
12
3. Hidrosefalus
4. Empiema subdural
5. Trombosis
6. Sekresi hormone antidiuretik yang berkurang
7. Pada anak-anak: ventrikulitis
KOMPLIKASI
Komplikasi akut meningitis adalah kejang, pembentukan abses,
hidrosefalus, sekresi hormon antidiuretik yang tidak sesuai, dan syok septik.
Manifestasi berat syok septik dengan koagulasi intravaskular diseminata
dan perdarahan adrenal adalah komplikasi meningitis meningokokal (sindrom
Waterhouse Friderichsen). Komplikasi penyakit meningokokal lainnya adalah artriti,
baik artritis septik atau diperantarai kompleks imun.
MENINGITIS TUBERCULOSA
Untuk meningitis tuberkulosa sendiri masih banyak ditemukan di
Indonesia karena morbiditas tuberkulosis masih tinggi. Meningitis tuberkulosis terjadi
sebagai akibat komplikasi penyebaran tuberkulosis primer, biasanya di paru.Terjadinya meningitis tuberkulosa bukanlah karena terinfeksinya selaput otak
langsung oleh penyebaran hematogen, melainkan biasanya sekunder melalui
pembentukan tuberkel pada permukaan otak, sumsung tulang belakang atau
vertebra yang kemudian pecah kedalam rongga arakhnoid.
Pada pemeriksaan histologis, meningitis tuberkulosa ternyata merupakan
meningoensefalitis. Peradangan ditemukan sebagian besar pada dasar otak,
terutama pada batang otak tempat terdapat eksudat dan tuberkel. Eksudat yang
serofibrinosa dan gelatinosa dapat menimbulkan obstruksi pada sisterna basalis.
Meningitis tuberculosa adalah penyulit dari tuberkulosa yang mempunyai
morbiditas dan mortalitas yang tinggi, bila tidak diobati. Oleh karena itu penyakit ini
memerlukan diagnosa dini dan pemberian pengobatan yang cepat, tepat dan
rasional.
Insidensi meningkat pada pasien dengan :
- resistensi obat
- program pemberantasan tidak adekuat
- infeksi HIV / AIDS
-
7/28/2019 Meningitis Edit
14/22
13
ETIOLOGI
Mycobacterium tuberculosis
PATOFISIOLOGI
BTA masuk tubuh
Tersering melalui inhalasi
Jarang pada kulit, saluran cerna
Multiplikasi
Infeksi paru / focus infeksi lain
Penyebaran hematogen
Meningens
Membentuk tuberkel
BTA tidak aktif / dormain
Bila daya tahan tubuh menurun
Rupture tuberkel meningen
Pelepasan BTA ke ruang subarachnoid
MENINGITIS
Terjadi peningkatan inflamasi granulomatous di leptomeningen (piamater dan
arachnoid) dan korteks serebri di sekitarnya menyebabkan eksudat cenderung
terkumpul di daerah basal otak.
-
7/28/2019 Meningitis Edit
15/22
14
GEJALA KLINIS
Stadium I : Stadium awal
- Gejala prodromal non spesifik : apatis, iritabilitas, nyeri kepala, malaise,
demam, anoreksia
Stadium II : Intermediate
- Gejala menjadi lebih jelas
- Mengantuk, kejang,
- Defisit neurologik fokal : hemiparesis, paresis saraf kranial(terutama N.III
dan N. VII, gerakan involunter
- Hidrosefalus, papil edema
Stadium III : Advanced
- Penurunan kesadaran
- Disfungsi batang otak, dekortikasi, deserebrasi
DIAGNOSIS
1. Lumbal pungsi
LCS :
-Warna jernih / xantokrom
-Sel meningkat
-Limfositer
-Protein meningkat
-Glukosa menurun
Periksa :
-Ziehl-Neelsen ( ZN )
-PCR ( Polymerase Chain Reaction )
2. Rontgen thorax
-TB apex paru
-TB milier
3. CT scan otak
- Penyengatan kontras ( enhancement ) di sisterna basalis
- Tuberkuloma : massa nodular, massa ring-enhanced
- Komplikasi : hidrosefalus
4. MRI
-
7/28/2019 Meningitis Edit
16/22
15
TERAPI
1. Rifampicin ( R )
Efek samping : Hepatotoksik
2. INH ( H )
Efek samping : Hepatotoksik, defisiensi vitamin B6
3. Pyrazinamid ( Z )
Efek samping : Hepatotoksik
4. Streptomycin ( S )
Efek samping : Gangguan pendengaran dan vestibuler
5. Ethambutol ( E )
Efek samping : Neuritis optika
Regimen : RHZE / RHZS
Nama Obat DOSIS
INH Dewasa : 10-15 mg/kgBB/hari
+ piridoksin 50 mg/hari
Anak : 20 mg/kgBB/hari
Streptomisin 20 mg/kgBB/hari i.m selama 3 bulan
Etambutol 25 mg/kgBB/hari p.o selama 2 bulam pertama
Dilanjutkan 15 mg/kgBB/hari
Rifampisin Dewasa : 600 mg/hari Anak 10-20
mh/kgBB/hari
Di samping tuberkulostatik dapat diberikan rangkaian pengobatan dengan
deksametason untuk menghambat edema serebri dan timbulnya perlekatan-
perlekatan antara araknoid dan otak.
Steroid
Diberikan untuk:
-
7/28/2019 Meningitis Edit
17/22
16
Menghambat reaksi inflamasi
Mencegah komplikasi infeksi
Menurunkan edema serebri
Mencegah perlekatan
Mencegah arteritis/infark otak
Indikasi:
Kesadaran menurun
Defisit neurologist fokal
Dosis:
Deksametason 10 mg bolus intravena, kemudian 4 kali 5 mg intravena selama 2
minggu selanjutnya turunkan perlahan selama 1 bulan.
DIAGNOSA BANDING
- Meningitis bakteri dengan terapi tidak adekuat
- Infeksi jamur
- Encefalitis viral
MENINGITIS VIRAL
Disebut juga dengan meningitis aseptic, terjadi sebagai akibat akhir / sequel
dari berbagai penyakit yang disebabkan oleh virus seperti campak, mumps, herpes
simpleks dan herpes zooster. Pada meningitis virus ini tidak terbentuk eksudat dan
pada pemeriksaan cairan cerebrospinal tidak ditemukan adanya organisme.Inflamasi terjadi pada korteks cerebri, white matter, dan lapisan menigens.
Terjadinya kerusakan jaringan otak tergantung dari jenis sel yang terkena. Pada
herpes simpleks, virus ini akan mengganggu metabolisme sel, sedangkan jenis virus
lain bisa menyebabkan gangguan produksi enzyme neurotransmitter, dimana hal ini
akan berlanjut terganggunya fungsi sel dan akhirnya terjadi kerusakan neurologis.
ETIOLOGI
- Sering : ENTEROVIRUS
-
7/28/2019 Meningitis Edit
18/22
17
Coxsackie dan Echovirus termasuk dalam family Enterovirus merupakan
hampir 50% penyebab dari meningitis virus (meningitis aseptic).
- Virus neurotropik
GAMBARAN KLINIS
- TRIAS MENINGITIS :
o Sakit kepala
o Demam
o Tanda rangsang meningeal (kaku kuduk, Kerniq, Brudzinski)
- Muntah, irritabilitas, malaise, photophobia, myalgia
DIAGNOSA
1. Pungsi lumbal
LCS : -Tekanan meningkat
-Sel meningkat (awal PMN limfositer)
- Warna jernih
- Peotein normal/ sedikit meningkat
-Glukosa normal
Periksa :
-PCR ( Polymerase Chain Reaction ) : DNA / RNA virus
-Kultur virus
-Titer antibodi
2. Darah
-Titer antibodi
3. Swab orofaring, feses
-Kultur virus
TERAPI
1. Simptomatik
MENINGITIS JAMUR
Meningitis oleh karena jamur merupakan penyakit yang relatif jarang
ditemukan, namun dengan meningkatnya pasien dengan gangguan imunitas, angka
kejadian meningitis jamur semakin meningkat. Problem yang dihadapi oleh para
-
7/28/2019 Meningitis Edit
19/22
18
klinisi adalah ketepatan diagnosa dan terapi yang efektif. Sebagai contoh, jamur
tidak langsung dipikirkan sebagai penyebab gejala penyakit / infeksi dan jamur tidak
sering ditemukan dalam cairan cerebrospinal (CSS) pasien yang terinfeksi oleh
karena jamur hanya dapat ditemukan dalam beberapa hari sampai minggu
pertumbuhannya.
ETIOLOGI
1. Cryptococcus neoformans
Cryptococcus neoformans adalah jamur seperti ragi (yeast like fungus) yang ada
dimana-mana di seluruh dunia. Jamur ini menyebabkan penyakit jamur sistemik
yang disebut cryptococcis, dahulu dikenal dengan nama Torula hystolitica. Jamur
ini paling dikenal sebagai penyebab utama meningitis jamur dan merupakan
penyebab terbanyak morbiditas dan mortalitas pasien dengan gangguan
imunitas. Cryptococcus neoformans dapat ditemukan pada kotoran burung
(terutama merpati), tanah, binatang juga pada kelompok manusia (colonized
human). Dengan adanya AIDS, insiden Cryptococcal meningitis meningkat
drastis. Di Amerika, meningitis ini termasuk lima besar penyebab infeksi
opportunistik pada pasien AIDS.
2. Coccidioides immitris
PATOGENESA
Ada tiga pola dasar infeksi jamur pada susunan saraf pusat yaitu, meningitis
kronis, vaskulitis, dan invasi parenkimal. Pada infeksi Cryptococcal jaringan
menunjukkan adanya meningitis kronis pada leptomeningen basal yang dapat
menebal dan mengeras oleh reaksi jaringan penyokong dan dapat mengobstruksi
aliran likuor dari foramen luschka dan magendi sehingga terjadi hydrocephalus. Pada
jaringan otak terdapat substansia gelatinosa pada ruang subarachnoid dan kista kecil
di dalam parenkim yang terletak terutama pada ganglia basalis pada distribusi arteri
lentikulostriata. Lesi parenkimal terdiri dari agregasi atau gliosis. Infiltrate meningen
terdiri dari sel-sel inflamasi dan fibroblast yang bercampur dengan Cryptococcus.
Bentuk granuloma tidak sering ditemukan, pada beberapa kasus terlihat reaksi
inflamasi kronis dan reaksi granulomatosa sama dengan yang terlihat pada
Mycobacterium tuberculosa dengan segala bentuk komplikasinya.
-
7/28/2019 Meningitis Edit
20/22
19
GEJALA KLINIS
Gejala klinis infeksi jamur pada susunan saraf pusat tidak spesifik seperti
akibat infeksi bakteri. Pasien paling sering mengalami gejala sindroma meningitis
atau sebagai meningitis yang tidak ada perbaikan atau semakin progresif selama
observasi (paling kurang empat minggu).
Manifestasi klinis lainnya dapat berupa kombinasi beberapa gejala seperti demam,
nyeri kepala, lethargi, confuse, mual, muntah, kaku kuduk atau defisit neurologis.
Sering kali hanya satu atau dua gejala utama yang dapat ditemukan pada gejala
awal.
DIAGNOSA
Diagnosa ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan tambahan
seperti laboratorium cairan cerebrospinal. Gambaran cairan cerebrospinal infeksi
Cryptococcus sama dengan meningitis tuberculosa. Diagnosa dapat dibuat dengan
menemukan Cryptococcus dalam cairan cerebrospinal dengan pewarnaan tinta
India, kultur dalam media sabouraud dan berdasarkan hasil inokulasi pada hewan
percobaan. Jamur ini juga dapat dikultur dari urine, darah, feses, sputum, dan
sumsum tulang. Pemeriksaan antigen Cryptococcus pada serum dan cairan
cerebrospinal dapat menegakkan diagnosa, dapat dikultur dari urine, darah, feses,
sputum, dan sumsum tulang.
Karakteristik LCS yang ditemukan pada meningitis jamur
10-500 sel/mm3 (dengan dominasi limfosit)
Peningkatan kadar protein
Penurunan kadar gula biasanya sekitar 15-35 mg
Kultur bakteri yang negatif membedakan dengan meningitis bakterial
TERAPI
Terapi dengan Amfoterisin B memperlihatkan hasil yang baik. Amfoterisin B
diberikan tiap hari intravena dengan dosis 0,5 mg/Kg, diberikan enam sampai
sepuluh minggu, tergantung dari perbaikan klinis dan kembalinya cairan
cerebrospinal ke arah normal. Amfoterisin B dapat diberikan dengan 5-flurocytosine
150 mg/Kg per hari (dalam empat dosis). Kombinasi ini memberikan hasil yang baik.
-
7/28/2019 Meningitis Edit
21/22
20
PERBANDINGAN GAMBARAN LCS ANTARA MENINGITIS PURULENTA, TB,
VIRAL, DAN JAMUR
PURULENTA TUBERKULOSA VIRUS JAMUR
Tekanan >180 mm
H20 Biladidiamkan terbentuk
pelikula
Mikroskopis :kuman TBC
Pemeriksaanmikroskopik
Biakan cairanotak
Pemeriksaanserologik serum dan
cairan otak
Kultur bakterinegatif
Warna Keruh sampai
purulen
Jernih atau
xantokrom
Jernih Jernih
Sel Leukosit meningkat
95 % PMN
Meningkat,
75 mg% meningkat Normal / sedikit
meningkat
Meningkat
Klorida Menurun,
-
7/28/2019 Meningitis Edit
22/22
DAFTAR PUSTAKA
1. Aminoff, MJ et al. 2005. Lange medical book : Clinical Neurology, Sixth
Edition, Mcgraw-Hill.
2. Ropper, AH., Brown, Robert H. 2005.Adams & Victors Principles of
Neurology, Eight Edition, McGraw-Hill.
3. Anonim. 2007. Apa Itu Meningitis. URL :
http://www.bluefame.com/lofiversion/indexphp/t47283.html
4. Ellenby, M., Tegtmeyer, K., Lai, S., and Braner, D. 2006. Lumbar
Puncture.The New England Journal of Medicine. 12 : 355 URL :
http://content.nejm.org/cgi/reprint/355/13/e12.pdf5. Harsono. 2003. Meningitis. Kapita Selekta Neurologi. 2 URL :
http://www.uum.edu.my/medic/meningitis.htm
6. Japardi,I. 2002. Meningitis Meningococcus. USU digital library URL :
http://library.usu.ac.id/download/fk/bedah-iskandar%20japardi23.pdf
7. Quagliarello, VJ., Scheld W. 1997. Treatment of Bacterial Meningitis. The
New England Journal of Medicine. 336 : 708-16 URL :
http://content.nejm.org/cgi/reprint/336/10/708.pdf
8. Yayasan Spiritia. 2006. Meningitis Kriptokokus. Lembaran Informasi 503.URL : http://spiritia.or.id/li/bacali.php?lino=503