mengenal rhinosinusitis

Upload: unduh-bahan

Post on 11-Oct-2015

21 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Mengenal Rhinosinusitis

Rhinosinusitis adalah suatu proses peradangan yang melibatkan satu atau lebih sinus paranasal yang biasanya terjadi setelah reaksi alergi atau infeksi virus pernapasan atas. Dalam beberapa kasus, rhinosinusitis dapat terjadi karena adanya peningkatan produksi bakteri pada permukaan rongga sinus.

Ini adalah tanda-tanda umum dan gejala Rhino-sinusitis: Wajah terasa sakit Adanya tekanan pada bagian wajah Penyumbatan pada hidung Demam Sakit kepala Mulut berbau Kelelahan Batuk Telinga nyeri / tekanan / kepenuhan Sakit tenggorokan EpidemiologiRhinosinusitis mempengaruhi sekitar 35 juta orang per tahun di Amerika dan jumlah yang mengunjugi rumah sakit mendekati 16 juta orang. [5,8] Menurut National Ambulatory Medical Care Survey (NAMCS), kurang lebih dilaporkan 14 % penderita dewasa mengalami rhinosinusitis yang bersifat episode per tahunnya dan seperlimanya sebagian besar didiagnosis dengan pemberian antibiotik. Pada tahun 1996, orang Amerika menghabiskan sekitar $3.39 miliyar untuk pengobatan rhinosinusitis.[5,9] Sekitar 40 % acute rhinosinusitis merupakan kasus yang bisa sembuh dengan sendirinya tanpa diperlukan pengobatan. Penyakit ini terjadi pada semua ras, semua jenis kelamin baik laki-laki maupun perempuan dan pada semua kelompok umur.Chronic rhinosinusitis mempengaruhi sekitar 32 juta orang per tahunnya dan 11,6 juta orang mengunjungi dokter untuk meminta pengobatan. Penyakit ini bersifat persisten sehingga merupakan penyebab penting angka kesakitan dan kematian. Adapun penyakit ini dapat mengenai semua ras, semua jenis kelamin dan semua umur.Rhinosinusitis dapat dibagi menjadi empat subtipe dan penyebabnya bisa beragam, tergantung jenis kondisinya;1. Rhinosinusitis akut Rhinosinusitis akut adalah kondisi peradangan satu atau lebih dari para-rongga hidung yang biasanya berlangsung hingga empat minggu. Rhinosinusitis akut biasanya dimulai dengan pilek, yang menghambat sinus dan menyebabkan pembengkakan mukosa yang biasanya diikuti oleh infeksi sinus bakteri. Kemudian kelenjar lendir mulai mengeluarkan sejumlah besar lendir yang mengisi rongga ini. Penghindaran Allergen, seperti asap rokok, tungau debu, atau serbuk sari masih merupakan cara terbaik untuk mengelola masalah alergi yang satu ini.2. Rhinosinusitis kronis Rhinosinusitis kronis adalah infeksi inflamasi dan secara bersamaan mempengaruhi hidung dan sinus para-hidung. Rhinosinusitis kronis adalah bentuk melemahkan sinusitis yang dapat mengakibatkan gejala fisik signifikan serta gangguan fungsional dan emosional substansial. Rhinosinusitis kronis bisa menjadi luas, menyakitkan dan jaringan hidung dapat membengkak sejak kondisi ini berlangsung selama lebih dari 12 minggu. Pada Rhinosinusitis kronis, durasi yang panjang dari gejala berikut ini khas dan dapat hadir, sebut saja polip hidung, cystic fibrosis, dan nasal obstruksi Rhinosinusitis kronis dapat disebabkan oleh berbagai kondisi yang mendasarinya seperti, pertumbuhan bakteri (bakteri rhinosinusitis, ketika proses inflamasi memungkinkan untuk peningkatan produksi bakteri, yang pada gilirannya menyebabkan peradangan lebih), dan pertumbuhan jamur.3. Rhinosinusitis akut berulang Rhinosinusitis akut berulang didefinisikan bila Anda memiliki empat atau lebih penyakit akut yang kambuh dalam jangka waktu 12 bulan. Dalam kebanyakan kasus, setiap episode kekambuhan berlangsung selama minimal tujuh hari.4. Rhinosinusitis sub akut Rhinosinusitis sub akut pada dasarnya adalah kondisi tingkat rendah dari infeksi akut yang berlangsung selama lebih dari empat minggu, tetapi kurang dari 12 minggu. Rhinosinusitis sub akut biasanya melibatkan satu atau dua pasang rongga paranasal. Meskipun rhinosinusitis sub akut dianggap sebagai kondisi kelas rendah, namun hal ini juga dapat menyebabkan produktivitas rendah dan ketidaknyamanan pada orang yang mengalaminya.

Komplikasi yang Bisa TERJADI

1. Abses Mata

Ditandai dengan mata yang keluar nanah, gatal-gatal, membengkak, dan yang paling parah adalah bisa menyebabkan kebutaan. Ini mudah sekali terjadi karena lokasi antara hidung dan mata sangat berdekatan.

2. Meningitis dan Abses Otak

Bakteri, salah satunya pneumokokus, bisa masuk ke otak yang dapat menimbulkan meningitis atau radang selaput otak. Bisa juga jaringan otak terinfeksi yang disebut dengan abses otak. Meskipun hal ini jarang sekali terjadi namun kita perlu mewaspadainya mengingat dampaknya sangat berbahaya bagi keselamatan jiwa anak. Gejala yang muncul biasanya demam tinggi dan anak mengalami kejang-kejang.

3. Bronkitis dan Pneumonia

Lendir bisa turun ke saluran napas bawah seperti bronchus dan paru-paru sehingga bakteri yang terkandung di dalamnya dapat menginfeksi bronchus, disebut dengan sinubronchitis atau bronchitis yang disebabkan adanya rhinosinusitis. Bila masuk ke dalam paru-paru dan kebetulan daya tahan tubuh anak sedang lemah, dapat memunculkan pneumonia atau radang paru. Bila paru-paru sudah diserang, pengobatannya sangat sulit dilakukan. Gejala yang muncul biasanya panas tinggi, sesak napas, batuk-batuk, dan sebagainya.

4. Radang Telinga

Sering kali, saat rhinosinusitis muncul, telinga pun ikut terasa sakit. Hal ini disebabkan organ telinga tengah yang juga ikut terinfeksi. Bukankah lokasi keduanya sangat berdekatan? Gejala yang muncul pada telinga biasanya terasa sakit seperti ada yang menusuk, berbunyi "nguing", panas tinggi, juga keluar nanah atau congekan. Congek yang tak kunjung sembuh bisa mengakibatkan tuli konduktif.

Penanganan RHINOSINUSITIS

Jika rhinosinusitis disebabkan alergi, bisa dicegah dengan menghindarkan anak dari alergen atau benda/zat pemicu alergi, disamping meningkatkan daya tahan tubuhnya lewat asupan makanan bergizi. Biasanya, alergi anak akan terjaga dan tak muncul.

Namun bila flu berkepanjangan karena tulang hidung yang bengkok, maka tulang ini harus dikoreksi dengan tindakan operasi supaya tak ada sumbatan lagi. Namun tindakan operasi harus menunggu hingga usia anak paling tidak 14 tahun dimana sinus paranasalnya sudah tumbuh dengan baik. Selama belum dioperasi, kita harus menjaga anak agar tak sering flu dengan cara selalu menjaga daya tahan tubuhnya, berada di lingkungan bersih, tak terpolusi, dan lainnya.

Bila rhinosinusitis sudah sangat mengganggu dan anak belum waktunya menjalani operasi pelurusan tulang, daerah sinus anak bisa dicuci dengan metode yang disebut DAWO (double antrum wash out). Cara mencucinya dengan memasukkan alat kecil ke dalam hidung dan membersihkan rongga sinusnya. Atau bisa juga dilakukan operasi untuk mengatasi pembengkakan di rongga hidung dengan endoscope dan microscope. Operasi dengan teknik baru FESS (Functional Endoscopic Sinus Surgery) ini tak perlu ditakutkan karena tak menimbulkan rasa sakit seperti operasi sinus sebelum era endoskopi yakni alat kecil panjang menggunakan lensa yang dimasukkan ke dalam hidung. Umumnya operasi ini dilakukan dengan pembiusan total maupun lokal sehingga saat tersadar anak tak merasa sakit. Namun begitu, operasi pada anak tak bisa terlalu radikal, yakni tak banyak mengambil jaringannya karena anak sedang dalam taraf pertumbuhan.

Akut & KRONIS

Rhinosinusitis disebut akut jika serangannya mendadak dan biasanya disertai gejala. Umumnya, serangan ini lebih aman karena biasanya kita langsung dapat mengetahui lewat gejala-gejala yang muncul, sehingga kita bisa segera membawa anak ke dokter.

Yang berbahaya bila rhinosinusitisnya sudah masuk dalam taraf kronis. Umumnya terjadi 3 bulan setelah serangan akut yang tak mendapatkan penanganan dengan baik. Fase kronis ditandai dengan timbulnya jaringan/polip pada sinus sehingga hidung jadi tersumbat dan muncul gangguan drainase yang menyebabkan pilek tak kunjung sembuh.

Gejala lain biasanya ditunjukkan dengan lendir yang turun ke tenggorokan berwarna seperti susu, anak sering mengeluarkan dahak, batuk. Karena mengandung bakteri, fase kronis jelas berbahaya. Mungkin saja komplikasi rhinosinusitis sudah terjadi yang membuat pengobatan semakin sulit dilakukan. Biasanya, fase kronis terjadi karena pengobatan yang tidak tuntas, semisal tak mengikuti anjuran dokter yang mengharuskan anak untuk menghabiskan obat antibiotik. Atau, tak menghindari alergen yang kerap membuat flu kambuh sehingga rhinosinusitis muncul berulang.TONSILITISA.PengertianTonsilitis merupakan peradangan pada tonsil yang disebabkan oleh bakteri atau kuman streptococcusi beta hemolyticus, streptococcus viridans dan streptococcus pyogenes dapat juga disebabkan oleh virus, pada tonsilitis ada dua yaitu :-Tonsilitis Akut dan-Tonsilitis Kronik

B.EtiologiDisebabkan oleh kuman streptococcus beta hemolyticus, streptococcus viridans dan streptococcus pyogenes yang menjadi penyebab terbanyak dapat juga disebabkan oleh virus.Faktor predisposis adanya rangsangan kronik (rokok, makanan), pengaruh cuaca, pengobatan radang akut yang tidak adekuat dan higiene, mulut yang buruk.

C.PatofisiologiPenyebab terserang tonsilitis akut adalah streptokokus beta hemolitikus grup A. Bakteri lain yang juga dapat menyebabkan tonsilitis akut adalah Haemophilus influenza dan bakteri dari golongan pneumokokus dan stafilokokus. Virus juga kadang kadang ditemukan sebagai penyebab tonsilitis akut.1.Pada Tonsilitis AkutPenularan terjadi melalui droplet dimana kuman menginfiltrasi lapisan Epitel kemudian bila Epitel ini terkikis maka jaringan Umfold superkistal bereaksi dimana terjadi pembendungan radang dengan infiltrasi leukosit polimorfo nuklear.2.Pada Tonsilitif KronikTerjadi karena proses radang berulang maka Epitel mukosa dan jaringan limpold terkikis, sehingga pada proses penyembuhan jaringan limpold, diganti oleh jaringan parut. Jaringan ini akan mengerut sehingga ruang antara kelompok melebar (kriptus) yang akan di isi oleh detritus proses ini meluas hingga menembus kapsul dan akhirnya timbul purlengtan dengan jaringan sekitar fosa tonsilaris.Jadi tonsil meradang dan membengkak, terdapat bercak abu abu atau kekuningan pada permukaannya, dan jika berkumpul maka terbentuklah membran. Bercak bercak tersebut sesungguhnya adalah penumpukan leukosit, sel epitel yang mati, juga kuman kuman baik yang hidup maupun yang sudah mati.

D. Manisfestasi KlinisKeluhan pasien biasanya berupa nyeri tenggorokan, sakit menelan, dan kadang kadang pasien tidak mau minum atau makan lewat mulut. Penderita tampak loyo dan mengeluh sakit pada otot dan persendian. Biasanya disertai demam tinggi dan napas yang berbau, yaitu : Suhu tubuh naik sampai 40 oC. Rasa gatal atau kering ditenggorokan. Lesu. Nyeri sendi, odinofagia. Anoreksia dan otolgia. Bila laring terkena suara akan menjadi serak. Tonsil membengkak. Pernapasan berbau.

E. Komplikasi Otitis media akut. Abses parafaring. Abses peritonsil. Bronkitis, Nefritis akut, artritis, miokarditis. Dermatitis. Pruritis. Furunkulosis.

F. Pemeriksaan Penunjang Kultur dan uji resistensi bila perlu. Kultur dan uji resistensi kuman dari sediaan apus tonsil.

G. Penatalaksanaan MedisSebaiknya pasien tirah baring. Cairan harus diberikan dalam jumlah yang cukup, serta makan makanan yang berisi namun tidak terlalu padat dan merangsang tenggorokan. Analgetik diberikan untuk menurunkan demam dan mengurangi sakit kepala. Di pasaran banyak beredar analgetik (parasetamol) yang sudah dikombinasikan dengan kofein, yang berfungsi untuk menyegarkan badan.Jika penyebab tonsilitis adalah bakteri maka antibiotik harus diberikan. Obat pilihan adalah penisilin. Kadang kadang juga digunakan eritromisin. Idealnya, jenis antibiotik yang diberikan sesuai dengan hasil biakan. Antibiotik diberikan antara 5 sampai 10 hari.Jika melalui biakan diketahui bahwa sumber infeksi adalah Streptokokus beta hemolitkus grup A, terapi antibiotik harus digenapkan 10 hari untuk mencegah kemungkinan komplikasi nefritis dan penyakit jantung rematik. Kadang kadang dibutuhkan suntikan benzatin penisilin 1,2 juta unit intramuskuler jika diperkirakan pengobatan orang tidak adekuat. Terapi obat lokal untuk hegiene mulut dengan obat kumur atau obat isap. Antibiotik golongan penisilin atau sulfonamida selama 5 hari. Antipiretik. Obat kumur atau obat isap dengan desinfektan. Bila alergi pada penisilin dapat diberikan eritromisin atau klindamigin.

DAFTAR PUSTAKABelden MD. THT : www. emedicine. com. Last Updated 24 Juni 2003.Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. FKUI. Jakarta.Saten S. Chalazion. Taken From : www. emedicine. com. Last Updated : 5 Juli 2007

Faringitis (Radang Tenggorokan) DEFINISIFaringitis adalah suatu peradangan pada tenggorokan (faring).

PENYEBABFaringitis bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri. Kebanyakan disebabkan oleh virus, termasuk virus penyebab common cold, flu, adenovirus, mononukleosis atau HIV.

Bakteri yang menyebabkan faringitis adalah streptokokus grup A, korinebakterium, arkanobakterium, Neisseria gonorrhoeae atau Chlamydia pneumoniae.

GEJALABaik pada infeksi virus maupun bakteri, gejalanya sama yaitu nyeri tenggorokan dan nyeri menelan. Selaput lendir yang melapisi faring mengalami peradangan berat atau ringan dan tertutup oleh selaput yang berwarna keputihan atau mengeluarkan nanah.

Gejala lainnya adalah: - demam - pembesaran kelenjar getah bening di leher - peningkatan jumlah sel darah putih. Gejala tersebut bisa ditemukan pada infeksi karena virus maupun bakteri, tetapi lebih merupakan gejala khas untuk infeksi karena bakteri.

2 jenis faringitis Faringitis VirusFaringitis Bakteri

Biasanya tidak ditemukan nanah di tenggorokanSering ditemukan nanah di tenggorokan

Demam ringan atau tanpa demamDemam ringan sampai sedang

Jumlah sel darah putih normal atau agak meningkatJumlah sel darah putih meningkat ringan sampai sedang

Kelenjar getah bening normal atau sedikit membesarPembengkakan ringan sampai sedang pada kelenjar getah bening

Tes apus tenggorokan memberikan hasil negatifTes apus tenggorokan memberikan hasil positif untuk strep throat

Pada biakan di laboratorium tidak tumbuh bakteriBakteri tumbuh pada biakan di laboratorium

DIAGNOSADiagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.

Jika diduga suatu strep throat, bisa dilakukan pemeriksaan terhadap apus tenggorokan.

PENGOBATANUntuk mengurangi nyeri tenggorokan diberikan obat pereda nyeri (analgetik), obat hisap atau berkumur dengan larutan garam hangat. Aspirin tidak boleh diberikan kepada anak-anak dan remaja yang berusia dibawah 18 tahun karena bisa menyebabkan sindroma Reye.

Jika diduga penyebabnya adalah bakteri, diberikan antibiotik. Untuk mengatasi infeksi dan mencegah komplikasi (misalnya demam rematik), jika penyebabnya streptokokus, diberikan tablet penicillin. Jika penderita memiliki alergi terhadap penicillin bisa diganti dengan erythromycin atau antibiotik lainnya.