mekanisme kerja (biokim)

3
Mekanisme Kerja Otot. Kontraksi otot pada hakikatnya terdiri dari perlekatan dan pembebasan siklik kepala S-1 miosin ke filamen F-aktin. Proses ini juga dapat di sebut juga sebagai siklus penyusunan dan perombakan jembatan silang. Pelekatan aktin pada myosin di ikuti oleh perubahan konformasi yang sangat penting di kepala S-1 dan bergantung pada nukleotida mana yang tersedia. Perubahan ini menghasilkan power stroke (kayuhan bertenaga), yang mendorong pergerakan filamen aktin melewati filamen miosin. Energi untuk power stroke pada akhirnya di pasok oleh ATP yang dihdrolisis menjadi ADP dan P i . Namun, kayuhan bertenaga itu sendiri terjadi karena perubahan konformasi di kepala myosin saat ADP meninggalkannya. 4 Proses- proses biokimia utama selama satu siklus kontraksi dan relaksasi otot dapat disajikan dalam lima tahap berikut ini: Siklus lain kemudian dimulai dengan hidrolisis ATP, yang membentuk kembali konformasi berenergi tinggi. Bagian engsel (hinge region) myosin memungkinkan S1 bergerak leluasa dan juga menemukan filamen aktin. Jika kadar ATP intrasel turun, ATP tidak tersedia untuk mengikat kepala S-1, aktin tidak terlepas, dan relaksasi tidak terjadi. Hal ini merupakan penjelasan dari timbulnya kaku mayat (rigo mortis), yakni mengerasnya tubuh yang terjadi setelah kematian. Selain itu, ada beberapa enzim yang berpengaruh pada mekanisme kerja otot rangka.

Upload: saniadhita

Post on 03-Sep-2015

215 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Biokimia

TRANSCRIPT

Mekanisme Kerja Otot.Kontraksi otot pada hakikatnya terdiri dari perlekatan dan pembebasan siklik kepala S-1 miosin ke filamen F-aktin. Proses ini juga dapat di sebut juga sebagai siklus penyusunan dan perombakan jembatan silang. Pelekatan aktin pada myosin di ikuti oleh perubahan konformasi yang sangat penting di kepala S-1 dan bergantung pada nukleotida mana yang tersedia. Perubahan ini menghasilkan power stroke (kayuhan bertenaga), yang mendorong pergerakan filamen aktin melewati filamen miosin. Energi untuk power stroke pada akhirnya di pasok oleh ATP yang dihdrolisis menjadi ADP dan Pi. Namun, kayuhan bertenaga itu sendiri terjadi karena perubahan konformasi di kepala myosin saat ADP meninggalkannya.4Proses- proses biokimia utama selama satu siklus kontraksi dan relaksasi otot dapat disajikan dalam lima tahap berikut ini: Siklus lain kemudian dimulai dengan hidrolisis ATP, yang membentuk kembali konformasi berenergi tinggi. Bagian engsel (hinge region) myosin memungkinkan S1 bergerak leluasa dan juga menemukan filamen aktin. Jika kadar ATP intrasel turun, ATP tidak tersedia untuk mengikat kepala S-1, aktin tidak terlepas, dan relaksasi tidak terjadi. Hal ini merupakan penjelasan dari timbulnya kaku mayat (rigo mortis), yakni mengerasnya tubuh yang terjadi setelah kematian. Selain itu, ada beberapa enzim yang berpengaruh pada mekanisme kerja otot rangka. Di otot lurik, terdapat dua protein lain yang jumlahnya sedikit, tetapi memiliki fungsi yang penting. Tropomiosin adalah suatu molekul fibrosa yang terdiri dari dua rantai, alfa dan beta, yang melekat pada F-aktin di alur antara filamen-filamennya. Tropomiosin terdapat di semua semua otot dan struktur mirip-otot. Kompleks tropomin bersifat unik bagi otot lurik dan terdiri dari 3 polipeptida. Tropomin T (TpT) mengikat tropomiosin dan dua komponen troponin lainnya. Perlu kita tahu, kontraksi semua otot terjadi melalui mekanisme umum yang di jelaskan sebelumnya. Otot dari organisme yang berbeda dan dari sel dan jaringan yang berbeda dalam organisme yang sama dan memiki mekanisme molecular yang berbeda dalam mengatur kontraksi dan relaksasinya. Pada semua system, Ca+ berperan kunci dalam regulasinya. Dalam keadaan istirahat, Ca+ di pompa kedalam retikulum sarkoplasma melalui suatu transport aktif yang di sebut Ca2+ ATPase, yang memicu relaksasi. Reticulum sarkoplasma sendiri adalah suatu jalinan kantung-kantung bermembran yang halus, yang di dalamnya, Ca2+ terikat pada pengkiat-Ca2+ spesifik yang di sebut kalsekuestrin.n sarkomer di kelilingi oleh suatu membran yang dapat tereksitasi dan terdiri dari kanal-kanal melintang yang berkaitan erat dengan retikulum sarkoplasma. Seperti yang telah kita bicarakan sebelumnya, otot merupakan hal yang sangat penting bagi manusia, karena dengan adanya otot, segala pergerakan bisa terjadi, dan itu semua berjalan dengan adanya beberapa enzim yang bekerja dalam kontraksi dan relaksasinya dengan di bantu juga dengan persyarafan. Tetapi perlu di perhatikan, apabila otot tidak di gunakan ataupun jarang di gunakan, kandungan aktin dan miosinnya akan berkurang, serat-seratnya menjadi lebih kecil, dan dengan demikian otot tersebut berkurang massanya (atrofi) dan menjadi lebih lemah. Atrofi terjadi melalui dua cara. Dafus: Murray R K, Granner D K, Rodwell V W. Biokimia harper. Editor bahasa Indonesia, Nanda W. Edisi 27. Jakarta: EGC. 2009; hal 582-603