biokim fero.docx

13
3.1 Definisi Aterosklerosis Aterosklerosis juga dikenal sebagai penyakit Vaskuler arteriosclerotic atau ASVD berasal dari bahasa Yunani: athero (yang berarti bubur atau pasta) dan sklerosis (indurasi dan pengerasan). Aterosklerosis atau pengerasan arteri adalah suatu keadaan arteri besar dan kecil yang ditandai oleh deposit substansi berupa endapan lemak, trombosit, makrofag, leukosit, kolesterol, produk sampah seluler, kalsium dan berbagai substansi lainnya yang terbentuk di dalam lapisan arteri di seluruh lapisan tunika intima dan akhirnya ke tunika media. Aterosklerosis merupakan proses yang berbeda. yang menyerang intima arteri besar dan medium. Perubahan tersebut meliputi penimbunan lemak, kalsium, komponen darah, karbohidrat dan jaringan fibrosa pada lapisan intima arteri. Penimbunan tersebut dikenal sebagai aleroma atau plak. Karena aterosklerosis merupakan pe¬nyakit arteri umum, maka bila kita menjumpainya di ekstremitas, maka penyakit tersebut juga terdapat di bagian tubuh yang lain. Pertumbuhan ini disebut dengan plak. Plak tersebut berwarna kuning karena mengandung lipid dan kolesterol. Telah diketahui bahwa aterosklerosis bukanlah suatu proses berkesinambungan, melainkan suatu penyakit dengan fase stabil dan fase tidak stabil yang silih berganti. Perubahan gejala klinik yang tiba-tiba dan tidak terduga berkaitan dengan rupture plak, meskipun rupture tidak selalu diikuti gejala

Upload: fitarenica-talia-purba

Post on 07-Dec-2015

19 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BIOKIM FERO.docx

3.1 Definisi Aterosklerosis

Aterosklerosis juga dikenal sebagai penyakit Vaskuler arteriosclerotic atau ASVD

berasal dari bahasa Yunani: athero (yang berarti bubur atau pasta) dan sklerosis (indurasi dan

pengerasan). Aterosklerosis atau pengerasan arteri adalah suatu keadaan arteri besar dan kecil

yang ditandai oleh deposit substansi berupa endapan lemak, trombosit, makrofag, leukosit,

kolesterol, produk sampah seluler, kalsium dan berbagai substansi lainnya yang terbentuk di

dalam lapisan arteri di seluruh lapisan tunika intima dan akhirnya ke tunika media.

Aterosklerosis merupakan proses yang berbeda. yang menyerang intima arteri besar dan

medium. Perubahan tersebut meliputi penimbunan lemak, kalsium, komponen darah,

karbohidrat dan jaringan fibrosa pada lapisan intima arteri. Penimbunan tersebut dikenal

sebagai aleroma atau plak. Karena aterosklerosis merupakan pe¬nyakit arteri umum, maka

bila kita menjumpainya di ekstremitas, maka penyakit tersebut juga terdapat di bagian tubuh

yang lain.

Pertumbuhan ini disebut dengan plak. Plak tersebut berwarna kuning karena

mengandung lipid dan kolesterol. Telah diketahui bahwa aterosklerosis bukanlah suatu proses

berkesinambungan, melainkan suatu penyakit dengan fase stabil dan fase tidak stabil yang

silih berganti. Perubahan gejala klinik yang tiba-tiba dan tidak terduga berkaitan dengan

rupture plak, meskipun rupture tidak selalu diikuti gejala klinik. Seringkali rupture plak

segera pulih, dengan cara inilah proses plak berlangsung.

Aterosklerosis adalah kondisi dimana terjadi penyempitan pembuluh darah akibat

timbunan lemak yang meningkat dalam dinding pembuluh darah yang akan menghambat

aliran darah. Aterosklerosis bisa terjadi pada arteri di otak, jantung, ginjal, dan organ vital

lainnya serta pada lengan dan tungkai. Jika aterosklerosis terjadi didalam arteri yang menuju

ke otak (arteri karoid) maka bisa terjadi stroke. Namun jika terjadi didalam arteri yang

menuju kejantung (arteri koroner), maka bisa terjadi serangan jantung. Biasanya arteri yang

paling sering terkena adalah arteri koroner, aorta, dan arteri-arteri serbrum.

Beberapa pengerasan dari arteri biasanya terjadi ketika seseorang mulai tua. Namun

sekarang bukan hanya pada orang yang mulai tua, tetapi juga pada kanak-kanak. Karena

timbulnya bercak-bercak di dinding arteri koroner telah menjadi fenomena alamiah yang

tidak selalu harus terjadi lesi aterosklerosis terlebih dahulu.

Page 2: BIOKIM FERO.docx

2.2 Etiologi

Aterosklerosis bermula ketika sel darah putih yang disebut monosit, pindah dari aliran

darah ke dalam dinding arteri dan diubah menjadi sel-sel yang mengumpulkan bahan-bahan

lemak. Pada saatnya, monosit yang terisi lemak ini akan terkumpul, menyebabkan bercak

penebalan di lapisan dalam arteri.

            Setiap daerah penebalan yang biasa disebut plak aterosklerotik atau ateroma, terisi

dengan bahan lembut seperti keju yang mengandung sejumlah bahan lemak, terutama

kolesterol, sel-sel otot polos dan sel-sel jaringan ikat. Ateroma bisa tersebar di dalam arteri

sedang dan juga arteri besar, tetapi biasanya mereka terbentuk di daerah percabangan,

mungkin karena turbulensi di daerah ini menyebabkan cedera pada dinding arteri, sehingga

disini lebih mudah terbentuk ateroma.

            Arteri yang terkena aterosklerosis akan kehilangan kelenturannya dan karena ateroma

terus tumbuh, maka arteri akan menyempit. Lama-lama ateroma mengumpulkan endapan

kalsium, sehingga  ateroma menjadi rapuh dan bisa pecah. Dan kemudian darah bisa masuk

ke dalam ateroma yang telah pecah, sehingga ateroma akan menjadi lebih besar dan lebih

mempersempit arteri.

Page 3: BIOKIM FERO.docx

Aterosklerosis adalah penyakit pembuluh darah dimana sebagian besar membentuk

plaque/raised plaque yang terdiri dari peninggian sel-sel urat daging licin,serat, lipid dan

puing-puing dengan berbagai tingkat nekrose, klasifikasi dan hemoragi (gambar c).

Penyumbat/plaque tersebut adalah suatu penebalan lapisan medial dari dinding arteri, yang

menonjol ke arah lumen dan menyebabkan pengurangan aliran darah dan elastisitas

pembuluh darah. Ini akan menyebabkan terbentuknya occlusive thrombi (pembekuan) dan

dapat menyebabkan infark miokardium dan stroke. Plaque yang kurang menonjol dan

kompleks juga ada dan disebut fatty straks, terdiri dari proliferasi sel-sel urat daging licin

bersama dengan berbagai level lipid intra dan ekstraseluler (gambar a). Dalam fibrous plaque,

serat-serat tenunan pengikat membentuk semacam tutup/topi di atas lipid ekstraseluler bagian

dalam dan puing-puing seluler, membentuk peninggian yang sedikit akan mengganggu lumen

(gambar b). Rupanya ada hubungan antara umur rata-rata dan terbentuknya berbagai plaque

yang dimulai dengan garis-garis lemak yang berkembang ke darah menjadi fibrous plaque

sampai pembentukan kompleks raised plaque (gambar c). Oleh karena itu cenderung

dikatakan bahwa bentuk plaque akan berbeda pada umur yang berbeda walaupun proses

penyakitnya sama.

Page 4: BIOKIM FERO.docx

            Ateroma yang pecah juga bisa menumpahkan kandungan lemaknya dan memicu 

pembentukan bekuan darah atau trombus. Selanjutnya bekuan ini akan mempersempit bahkan

menyumbat arteri, dan bekuan darah tersebut akan terlepas dan mengalir bersama aliran

darah sehingga menyebabkan sumbatan di tempat lain (emboli).

Ada 7 resiko terjadinya peningkatan aterosklerosis yaitu:

1. kadar kolesterol darah - ini termasuk kolesterol LDL tinggi (kadang-kadang disebut

kolesterol jahat) dan kolesterol HDL rendah (kadang-kadang disebut kolesterol baik).

2. Tekanan darah tinggi - tekanan darah dianggap tinggi jika tetap pada atau di atas

140/90 mmHg selama periode waktu.

3. Merokok - ini bisa merusak dan mengencangkan pembuluh darah, meningkatkan

kadar kolesterol, dan meningkatkan tekanan darah - merokok juga tidak

memungkinkan oksigen yang cukup untuk mencapai jaringan tubuh.

4. Resistensi insulin - Insulin adalah hormon yang membantu memindahkan darah gula

ke dalam sel di mana itu digunakan dan resistensi insulin terjadi ketika tubuh tidak

dapat menggunakan insulin sendiri dengan benar.

5. Diabetes - ini adalah penyakit di mana tingkat gula darah tubuh tinggi karena tubuh

tidak membuat cukup insulin atau tidak menggunakan insulin dengan benar.

6. Kegemukan atau obesitas - kegemukan adalah memiliki berat badan ekstra dari otot,

tulang, lemak, dan / atau air - obesitas adalah memiliki jumlah tinggi lemak tubuh

ekstra.

7. Kurangnya aktivitas fisik - kurangnya aktivitas dapat memperburuk faktor risiko lain

untuk aterosklerosis.

8. Umur - sebagai usia tubuh meningkatkan risiko aterosklerosis dan atau gaya hidup

faktor genetik menyebabkan plak untuk secara bertahap membangun di arteri - pada

pertengahan usia atau lebih, plak cukup telah membangun menyebabkan tanda-tanda

atau gejala, pada pria, risiko meningkat setelah usia 45, sedangkan pada wanita, risiko

meningkat setelah usia 55.

9. Riwayat keluarga penyakit jantung dini - risiko aterosklerosis meningkat jika ayah

atau saudara laki-laki didiagnosis dengan penyakit jantung sebelum usia 55 tahun,

atau jika ibu atau saudara perempuan didiagnosis dengan penyakit jantung sebelum

usia 65 tahun tetapi meskipun usia dan riwayat keluarga penyakit jantung dini faktor

risiko, itu tidak berarti bahwa Anda akan mengembangkan atherosclerosis jika Anda

memiliki satu atau keduanya. Membuat perubahan gaya hidup dan / atau mengambil

Page 5: BIOKIM FERO.docx

obat-obatan untuk mengobati faktor risiko lainnya seringkali dapat mengurangi

pengaruh genetik dan mencegah aterosklerosis dari berkembang, bahkan pada orang

dewasa yang lebih tua.

2.3 Patofisiologi

Sistem kardiovaskuler bekerja secara terus-menerus dan pada kebanyakan kasus,

secara efisien. Tapi masalah dapat muncul ketika aliran darah berkurang atau tersumbat. Bila

pembuluh darah ke jantung tersumbat total, jantung tidak mendapatkan oksigen secara cukup

dan suatu serangan jantung dapat terjadi. Hal ini dapat berakibat fatal, dan pada

kenyataannya, menghasilkan jumlah jutaan kematian setiap tahun, membuat penyakit

kardiovaskuler adalah penyebab utama kematian di Amerika Serikat. Penyakit jantung dapat

bersiklus fatal, karena pembuluh darah terbatas, tidak hanya dapat merusak jantung, tapi juga

membuatnya bekerja lebih keras untuk memompa darah melalui sistem sirkulasi. Lagipula,

kerusakan jantung menjadikan jantung kurang efisien dan harus bekerja walaupun dengan

keras untuk tetap melanjutkan suplai oksigen ke seluruh tubuh. Dari waktu ke waktu,

penyakit jantung memimpin masalah utama penglibatan jantung, paru-paru, ginjal, dan segera

keseluruhan sistem, sebab setiap organ dalam tubuh mempercayakan kecukupan oksigen dan

nutrisinya pada jantung. Secara khusus, sumbatan yang menyebabkan masalah dibentuk oleh

suatu pertumbuhan lekatan yang dikenal sebagai plak aterosklerotik.

Arterosklerosi smerupakan suatu proses yang kompleks. Secara tepat bagaimana

arterosklerosis dimulai atau apa penyebabnya tidaklah diketahui, tetapi beberapa teori telah

dikemukakan.

Kebanyakan peneliti berpendapat aterosklerosis dimulai karena lapisan paling dalam

arteri, endotel, menjadi rusak. Sepanjang waktu, lemak, kolesterol, fibrin, platelet, sampah

seluler dan kalsium terdeposit pada dinding arteri.

Timbul berbagai pendapat yang saling berlawanan sehubungan dengan patogenesis

aterosklerosis pembuluh koroner. Namun perubahan patologis yang terjadi pada pembuluh

yang mengalami kerusakan dapat diringkaskan sebagai berikut:

Dalam tunika intima timbul endapan lemak dalam jumlah kecil yang tampak

bagaikan garis lemak.

Penimbunan lemak, terutama betalipoprotein yang mengandung banyak

kolesterol pada tunika intima dan tunika media bagian dalam.

Lesi yang diliputi oleh jaringan fibrosa menimbulkan plak fibrosis.

Page 6: BIOKIM FERO.docx

Timbul ateroma atau kompleks plak aterosklerotik yang terdiri dari lemak,

jaringan fibrosa, kolagen, kalsium, debris seluler dan kapiler.

Perubahan degeneratif dinding arteria.

Meskipun penyempitan lumen berlangsung progresif dan kemampuan vascular untuk

memberikan respon juga berkurang, manifestasi klinis penyakit belum nampak sampai proses

aterogenik sudah mencapai tingkat lanjut. Fase preklinis ini dapat berlangsung 20-40 tahun.

Lesi yang bermakna secara klinis, yang dapat mengakibatkan iskemia dan disfungsi

miokardium biasanya menyumbat lebih dari 75% lumen pembuluh darah. Banyak penelitian

yang logis dan konklusif baru-baru ini menunjukkan bahwa kerusakan radikal bebas terhadap

dinding arteri memulai suatu urutan perbaikan alami yang mengakibatkan penebalan tersebut

dan pengendapan zat kapur deposit dan kolesterol. Sel endotel pembuluh darah mampu

melepaskan endothelial derived relaxing factor (EDRF) yang menyebabkan relaksasi

pembuluh darah, dan endothelial derived constricting factor (EDCF) yang menyebabkan

kontraksi pembuluh darah. Pada keadaan normal, pelepasan ADRF terutama diatur oleh

asetilkolin melalui perangsangan reseptor muskarinik yang mungkin terletak di sel endotel.

Berbagai substansi lain seperti trombin, adenosine difosfat (ADP), adrenalin, serotonin,

vasopressin, histamine dan noradrenalin juga mampu merangsang pelepasan EDRF, selain

memiliki efek tersendiri terhadap pembuluh darah. Pada keadaan patologis seperti adanya lesi

aterosklerotik, maka serotonin, ADP dan asetil kolin justru merangsang pelepasan EDCF.

Hipoksia akibat aterosklerotik pembuluh darah juga merangsang pelepasan EDCF. Langkah

akhir proses patologis yang menimbulkan gangguan klinis dapat terjadi dengan cara berikut:

Penyempitan lumen progresif akibat pembesaran plaque

Perdarahan pada plak ateroma

pembentukan thrombus yang diawali agregasi trombosit

Embolisasi thrombus atau fragmen plak

Spasme arteria koronaria

Aterosklerotik dimulai dengan adanya kerusakan endotel, adapun penyebabnya antara

lain adalah:

Peningkatan kadar kolesterol dan trigliserida dalam darah

Tekanan darah yang tinggi

Tembakau

Diabetes

Dikarenakan kerusakan pada endothelium, lemak, kolesterol, platelet, sampah produk

selular, kalsium dan berbagai substansi lainnya terdeposit pada dinding pembuluh darah. Hal

Page 7: BIOKIM FERO.docx

itu dapat menstimulasi sel dinding arteri untuk memproduksi substansi lainnya yang

menghasilkan pembentukannya dari sel.

2.4 Manifestasi Klinik

Manifestasi klinik dari proses aterosklerosis kompleks adalah penyakit jantung

koroner, stroke bahkan kematian. Sebelum terjadinya penyempitan atau penyumbatan

mendadak, aterosklerosis tidak menimbulkan gejala. Gejalanya tergantung dari lokasi

terbentuknya, sehinnga bisa berupa gejala jantung, otak, tungkai atau tempat lainnya. Jika

aterosklerosis menyebabkan penyempitan arteri yang sangat berat, maka bagian tubuh yang

diperdarahinnya tidak akan mendapatkan darah dalam jumlah yang memadai, yang

mengangkut oksigen ke jaringan

Gejala awal dari penyempitan arteri bisa berupa nyeri atau kram yang terjadi pada saat

aliran darah tidak dapat mencukupi kebutuhan oksigen. Yang khas gejala aterosklerosis

timbul secara perlahan, sejalan dengan terjadinya penyempitan arteri oleh ateroma yang juga

berlangsung secara perlahan.Tetapi jika penyumbatan terjadi secara tiba-tiba (misalnya jika

sebuah bekuan menyumbat arteri ) maka gejalanya akan timbul secara mendadak.

2.5 Faktor-Faktor Resiko

Faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya aterosklerosis sebagai berikut:

Diabetes

Banyak minum alkohol

Tekanan darah tinggi

Page 8: BIOKIM FERO.docx

Kadar kolesterol dalam darah tinggi

Banyak makan makanan berlemak tinggi

Bertambahnya usia

Obesitas (kegemukan)

Sejarah penyakit jantung dalam keluarga

Merokok

2.6 Pengobatan

Pada tingkat tertentu, tubuh akan melindungi dirinya dengan membentuk pembuluh

darah baru di daerah yang terkena. Bisa diberikan obat-obatan untuk menurunkan kadar

lemak dan kolesterol dalam darah seperti kolestiramin, kolestipol, asam nikotinat,

gemfibrozil, probukol, dan lovastatin. Untuk mengurangi resiko terbentuknya bekuan darah,

dapat diberikan obat-obatan seperti aspirin, ticlopidine dan clopidogrel atau anti-koagulan.

Sementara angioplasti balon dilakukan untuk meratakan plak dan meningkatkan aliran

darah yang melalui endapan lemak. Enarterektomi merupakan suatu pembedahan untuk

mengangkat endapan. Pembedahan bypass merupakan prosedur yang sangat invasif, dimana

arteri atau vena yang normal dari penderita digunakan untuk membuat jembatan guna

menghindari arteri yang tersumbat.

2.7 Pencegahan

Untuk membantu mencegah aterosklerosis yang harus dihilangkan adalah faktor-

faktor resikonya. Jadi tergantung kepada faktor resiko yang dimilikinya, seseorang

hendaknya:

Menurunkan kadar kolesterol darah

Menurunkan tekanan darah

Berhenti merokok

Menurunkan berat badan

Berolah raga secara teratur.

Makan makan sehat seimbang. Hindari makanan berlemak, banyak makan sayuran

dan buah.

Tidak minum alcohol secara berlebihan

Jika anda mengidap diabetes, penyakit jantung atau stroke, rawat penyakit anda

dengan baik