mekanisme dan lembaga pemakzulan presiden di...

79
MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN DI INDONESIA DAN KOREA SELATAN Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapat Gelar Sarjana Hukum (S.H.) Oleh: Frida Aprillia 11140480000109 P R O G R A M S T U D I I L M U H U K U M FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH J A K A R T A 1439 H/2018 M

Upload: hoangdung

Post on 30-Mar-2019

239 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42968/1/FRIDA... · MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN ... yaitu UUD NRI

MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN DI INDONESIA DAN KOREA SELATAN

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapat Gelar Sarjana Hukum (S.H.)

Oleh:

Frida Aprillia

11140480000109

P R O G R A M S T U D I I L M U H U K U M

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

J A K A R T A

1439 H/2018 M

Page 2: MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42968/1/FRIDA... · MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN ... yaitu UUD NRI

i

MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN DI INDONESIA DAN KOREA SELATAN

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapat Gelar Sarjana Hukum (S.H)

Oleh:

Frida Aprillia

11140480000109

P R O G R A M S T U D I I L M U H U K U M

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

J A K A R T A

1439 H/2018 M

Page 3: MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42968/1/FRIDA... · MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN ... yaitu UUD NRI

ii

MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN DI

INDONESIA DAN KOREA SELATAN

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Salah Satu

Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.)

Oleh:

Frida Aprillia

11140480000109

Pembimbing:

__________________________

Nur Rohim Yunus, L.L.M

NIP. 1979 0416 2011011 004

P R O G R A M S TU D I I L M U H U K U M

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

J A K A R T A

1439 H/2018 M

Page 4: MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42968/1/FRIDA... · MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN ... yaitu UUD NRI

iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Mekanisme dan Lembaga Pemakzulan Presiden di Indonesia dan Korea

Selatan diujikan dalam sidang munaqasyah pada 2 Agustus 2018. Skripsi ini telah

diterima sebagai salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H) pada

Program Studi Ilmu Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Agustus 2018

Mengesahkan,

Dekan,

Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A.

NIP. 19691216 199603 1 001

PANITIA UJIAN

1. Ketua : Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A.

NIP. 19691216 199603 1 001 (.................................)

2. Sekertaris : Indra Rahmatullah, S.H.I, M.H.

NIP. (.................................)

3. Pembimbing I : Nur Rohim Yunus, L.L.M.

NIP. 19790416 201101 1 004 (.................................)

4. Penguji I : Dr. Moh. Ali Wafa, S.H., M.H.

NIP. 1973024 200212 1 007 (.................................)

5. Penguji II :: Dr. Mesraini, S.H., M.Ag.

NIP. 19760213 200312 2 001 (.................................)

Page 5: MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42968/1/FRIDA... · MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN ... yaitu UUD NRI

iv

LEMBAR PERNYATAAN

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi satu

syarat memperoleh gelar Sarjana Strata I (S1) di Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti hasil karya saya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Agustus 2018

Frida Aprillia

Page 6: MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42968/1/FRIDA... · MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN ... yaitu UUD NRI

v

ABSTRAK

Frida Aprillia, 11140480000109. MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN DI INDONESIA DAN KOREA SELATAN. Program studi Ilmu Hukum, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 1439 H/2018 M. ix + 69 halaman .

Studi ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme serta lembaga yang berwenang dalam proses pemakzulam presiden di Indonesia dan Korea Selatan. Beberapa pertanyaan penting seputar fokus penelitian adalah: pertama, bagaimana mekanisme pemakzulan di Indonesia dan Korea Selatan dalam sistem ketatanegearaan di masing-masing negara? Kedua, apa kewenangan lembaga negara dalam mekanisme pemakzulan presiden di Indonesia dan Korea Selatan?

Penelitian ini merupakan penelitian berjenis yuridis normatif dan menggunakan metode penelitian kualitatif. Sumber data terdiri dari data sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer, yaitu UUD NRI 1945 dan Konstitusi Korea Selatan (The Constitution of the Republic of Korea; 대한민국 헌법) dan bahan hukum sekunder jurnal, laporan penelitian, artikel, skripsi, dan karya ilmiah lainnya yang memiliki relevani dengan masalah penelitian. Metode pengumpulan data melalui studi dokumentasi dengan cara mengumpulkan data melalui: UUD NRI 1945, Konstitusi Korea Selatan serta surat-surat, arsip-arsip, dan lain-lain yang berkaitan dengan permasalahan.

Studi ini menyimpulkan bahwa terdapat persamaan dan perbedaan dalam mekanisme pemakzulan di Indonesia dan Korea Selatan serta lembaga yang berwenang dalam proses pemakzulan. Putusan akhir pemakzulan presiden di Indonesia ada di tangan MPR sementara di Korea Selatan ada di MK, sedangkan lembaga yang berwenang di Indonesia ada tiga lembaga, yaitu DPR, MK, dan MPR. Sementara di Korea Selatan hanya Majelis Nasional dan MK.

Kata kunci: Mekanisme, Pemakzulan, Presiden, Lembaga Negara

Pembimbing : Nur Rohim Yunus, L.L.M

Daftar Pustaka : Tahun 1983 sampai tahun 2017

Page 7: MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42968/1/FRIDA... · MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN ... yaitu UUD NRI

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur ke hadirat Allah Swt. yang telah memberikan berkah dan

nikmat kesehatan sehingga skripsi yang berjudul; Mekanisme dan Lembaga

Pemakzulan di Indonesia dan Korea Selatan ini dapat diselesaikan tepat waktu.

Shalawat serta salam senantiasa dipanjatkan pada Rasulullah Muhammad Saw.

beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya.

Ucapan terima kasih yang tak terhingga disampaikan kepada para pihak

yang telah membantu dan mendukung proses penulisan skripsi ini, kepada yang

terhormat:

1. Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A., Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (UIN) Jakarta.

2. Dr. Asep Syarifuddin Hidayat, S.H., M.H., Ketua Program Studi Ilmu Hukum,

dan Drs. Abu Tamrin, S.H., M.Hum, Sekretaris Program Studi Ilmu Hukum

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Nur Rohim Yunus, L.L.M, dosen pembimbing skripsi yang telah menyediakan

waktu serta memberikan bimbingan dan dukungan dalam proses penyusunan

dan penyelesaian skripsi.

4. Pusat Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta serta Dewan Perwakilan

Rakyat Republik Indonesia sebagai tempat untuk mengadakan penelitian.

5. Kepala Pusat Perpustakaan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta, Kepala Perpustakaan DPR-RI, dan Kepala Perpustakaan

Universitas Indonesia yang telah mengadakan bahan-bahan pustaka untuk

kelancaran penulisan skripsi.

Page 8: MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42968/1/FRIDA... · MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN ... yaitu UUD NRI

vii

6. Teruntuk kedua orangtua penulis, Firman Wahjudi (Ayah) dan Ir. Abidatul

Kholisah (Ibu), serta adik Farell Afif Wahjudi, yang telah memberikan

semangat dan dukungan demi kelancaran penulisan skripsi ini.

7. Teruntuk sahabat-sahabat tercinta, Dhaneswari Pratita, Nadya Saffina Karim,

Hafizah Zahra, dan Sandra Fitriyana, atas seluruh dukungan moral dan selalu

mendampingi penulis dalam segala hal.

Peneliti menyadari dalam penulisan skripsi ini banyak terdapat kekurangan

dan perbaikan. Namun, peneliti tetap berharap agar karya ilmiah ini dapat

memberikan manfaat bagi pembaca. Kritik dan saran sangat diharapkan untuk

perbaikan dan penyempurnaan karua ilmiah ini di masa mendatang. Akhir kata,

peneliti mengucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, Agustus 2018

Peneliti,

Frida Aprillia

Page 9: MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42968/1/FRIDA... · MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN ... yaitu UUD NRI

viii

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ............................................................................ iii

LEMBAR PERNYATAAN .............................................................................................. iv

ABSTRAK ......................................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... vi

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... viii

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................................................. 1 B. Identifikasi Masalah, Perumusan Masalah dan Pembatasan Masalah ............. 6 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................................ 7 D. Metode Penelitian ............................................................................................ 7 E. Sistematika Penulisan ...................................................................................... 9

BAB II: KAJIAN PUSTAKA

A. Kerangka Konsep ............................................................................................ 11 B. Kerangka Teori ................................................................................................ 12

1. Teori Perbandingan Hukum....................................................................... 12 2. Pemakzulan (Impeachment) ...................................................................... 16 3. Prinsip Check and Balance ........................................................................ 20

C. Kajian (Review) Studi Terdahulu .................................................................... 25

BAB III: PEMAKZULAN DI INDONESIA DAN KOREA SELATAN

A. Pemakzulan Presiden di Indonesia .................................................................. 27 B. Pemakzulan Presiden di Korea Selatan ........................................................... 37

Page 10: MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42968/1/FRIDA... · MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN ... yaitu UUD NRI

ix

BAB IV: MEKANISME PEMAKZULAN PRESIDEN DI INDONESIA DAN KOREA SELATAN

A. Mekanisme Pemakzulan Presiden di Indonesia dan Korea Selatan ............... 44 B. Kewenangan Lembaga Pemakzulan Presiden di Indonesia dan Korea

Selatan ............................................................................................................ 54

BAB V: PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................................... 59 B. Rekomendasi .................................................................................................. 60

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 62

Page 11: MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42968/1/FRIDA... · MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN ... yaitu UUD NRI

1

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Impeachment merupakan salah satu kewenangan yang dipegang oleh

lembaga legislatif sebagai bentuk dari fungsi kontrol parlemen atas tindakan

setiap pejabat publik yang telah diamanatkan rakyat melalui konstitusi untuk

menjalankan tugas dan kewajibannya. Apabila di masa jabatannya pejabat publik

tersebut melakukan pelanggaran baik yang telah diatur oleh konstitusi maupun

hukum positif yang berlaku, maka terhadap yang bersangkutan dapat dihadapkan

pada proses impeachment yang mengarah pada pemecatan yang bersangkutan dari

jabatannya.1

Di Amerika Serikat, pengaturan mengenai impeachment terdapat pada

article of impeachment yang menyatakan, “the president, vice president, and all

civil officers of the united states, shall be removed from office on impeachment for

and conviction of treason, bribery, or other high crimes or misdemeanors.” Pasal

inilah yang kemudian menjadi acuan berbagai konstitusi negara lain dalam

pengaturan impeachment.2

Banyak orang dari kalangan ahli maupun umum yang memahami bahwa

impeachment adalah turun, berhenti atau dipecatnya presiden atau pejabat tinggi

negara lain dari jabatannya. Arti impeachment sendiri merupakan tuduhan atau

dakwaan, sehingga impeachment lebih berfokus pada sebuah alur atau proses dan

tidak harus berakhir dengan diberhentikan atau diturunkannya presiden dari

1 Suwoto Mulyosudarmo, Peralihan Kekuasaan: Kajian Teoritis dan Yuridis Terhadap

Pidato Nawaksara (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1997), h. 53

2 Winarno Yudho, dkk, Mekanisme Impeachment dan Hukum Acara Mahkamah Konstitusi, (Jakarta: Konrad Adenauer Stiftung dan Pusat Penelitian Pengkajian Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, 2005), h. 9

Page 12: MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42968/1/FRIDA... · MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN ... yaitu UUD NRI

2

jabatannya. 3 Proses, alasan, dasar hukum yang mengatur pemakzulan pejabat

tinggi negara berbeda-beda di setiap negara, namun tidak menutup kemungkinan

terdapatnya kesamaan dalam proses itu di negara satu dengan negara lainnya

didukung oleh beberapa latar belakang serupa yang dapat ditemukan di kedua

negara tersebut.

Setelah terjadinya empat kali amandemen UUD 1945, hal ini berakibat

pada beberapa perubahan, antara lain adanya ketentuan yang secara eksplisit

mengatur pemberhentian presiden dalam masa jabatannya oleh Majelis

Permusyawaratan Rakyat (MPR) atas usul Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Alasan pemberhentian presiden disebutkan secara terbatas dalam konstitusi, yaitu

pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lain,

perbuatan tercela, atau tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden. Ketentuan

tersebut diatur lebih lanjut dalam Pasal 7A dan 7B Amandemen Ketiga UUD

1945.4

Sebelum terjadinya Amandemen UUD 1945, Presiden dapat

diberhentikan dengan berbagai alasan yang bersifat politis, bukan yuridis. Hal ini

bisa dikatakan tidak lazim jika kita berbicara mengenai negara yang menganut

sistem pemerintahan presidensiil. Oleh sebab itu, amandemen ketiga UUD 1945

memuat ketentuan pemberhentian Presiden dalam masa jabatannya yang

didasarkan semata-mata pada alasan-alasan bersifat yuridis dan hanya mengacu

pada ketentuan normatif-terbatas yang ditentukan konstitusi.5

Salah satu persoalan penting setelah terjadinya empat kali amandemen

UUD 1945 adalah adanya ketentuan yang secara eksplisit mengatur

pemberhentian presiden dalam masa jamatannya oleh Majelis Permusyawaratan

3 Hamdan Zoelva, Impeachment Presiden, Alasan-alasan Tindak Pidana Pemberhentian

Menurut UUD 1945, cet. I, (Jakarta: Konstitusi Press, 2015), h.13

4 Majelis Permusyawaratan Republik Indonesia, Panduan Pemasyarakatan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Sesuai dengan Urutan Bab, Pasal, dan Ayat, (Jakarta: Sekretariat Jenderal MPR RI, 2002), h.42-43

5Winarno Yudho, Mekanisme Impeachment, ..., h.5

Page 13: MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42968/1/FRIDA... · MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN ... yaitu UUD NRI

3

Rakyat (MPR) atas usul Dewan perwakilan Rakyat (DPR). Alasan pemberhentian

presiden disebutkan secara terbatas dalam konstitusi, yaitu pengkhianatan

terhadap negara, korupsi, penyuapan, rindak pidana berat lain, perbuatan tercela,

atau tidak lagi memenuhi syarat sebagai presiden. Ketentuan tersebut dimuat

dalam pasal 7A dan 7B perubahan ketiga UUD 1945.

Impeachment dalam sistem ketatanegaran di beberapa negara dunia

seringkali digunakan untuk melakukan pemberhentian jabatan yang berada pada

kekuasaan eksekutif. Kebiasaan kenegaraan yang sering terjadi dalam pelaksanaan

pemberhentian jabatan dari kekuasaan eksekutif yang disebabkan oleh

impeachment adalah karena melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan

yang berlaku. Disamping itu, pemberhentian presiden dari jabatannya juga dapat

disebabkan oleh aspek-aspek lain yang sangat kuat namun tidak sepenuhnya

tercantum dalam peraturan perundang-undangan. Tetapi di Indonesia, setelah

berlakunya amandemen ketiga, pemberhentian Presiden harus didasari pada

alasan-alasan yuridis yang tertera dalam Undang-Undang Dasar.

Struktur ketatanegaraan Indonesia yang sejak awal menurut UUD 1945

menganut sistem pemerintahan presidensiil telah mengalami beberapa kali

pergantian Presiden yang abnormal. Dari enam presiden yang telah menjabat,

terdapat empat orang yang berhenti menjabat, baik diberhentikan atau

memberhentikan diri yaitu Presiden Soekarno, Soeharto, Habibie dan

Abdurrahman Wahid. Semenjak menjabat hingga sebelum berakhir masa

jabatannya, Presiden Soekarno berhenti karena dimakzulkan oleh Majelis

Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) tahun 1967, setelah adanya

memorandum Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong (DPR-GR) yang

meminta pertanggungjawaban Presiden Soekarno terkait Gerakan 30 September

1965.6 Sementara Presiden Abdurrahman Wahid berhenti dalam masa jabatannya

karena dimakzulkan oleh MPR dalam sidang istimewa MPR, karena dianggap

melanggar Undang Undang Dasar dan Garis Garis Besar Haluan Negara (GBHN)

6 Ikhsan Daulay Rosyada Parluhutan, Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), h.36

Page 14: MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42968/1/FRIDA... · MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN ... yaitu UUD NRI

4

karena diduga menerima dana bantuan dari Sultan Brunei dan terlibat pencairan

dana Yanatera Bulog.7

Bila berbicara mengenai negara kesatuan dengan sistem presidensiil,

Korea Selatan juga merupakan negara kesatuan dengan sistem presidensiil. Korea

Selatan dipimpin oleh seorang Presiden yang dipilih melalui pemilihan umum

setiap lima tahun sekali, dan menjabat hanya untuk satu periode notabene tidak

dapat mengajukan diri untuk dipilih kembali di pemilihan umum selanjutnya.

Dalam melaksanakan tugasnya, Presiden diperbantukan oleh Perdana Menteri

yang ditunjuk oleh Presiden atas persetujuan Majelis Nasional. Presiden

berkedudukan sebagai kepala negara sementara Perdana Menteri berkedudukan

sebagai kepala pemerintahan. 8

Dalam sejarah ketatanegaraan di Negeri Ginseng, proses pemakzulan

presiden melalui Mahkamah Konstitusi pernah juga terjadi pada 2004. Tak selang

beberapa waktu yang lalu, Presiden Korea Selatan, Roh Moo Hyun, terkena kasus

impeachment atas tuduhan kasus suap dalam pemilihan umum yang

dimenangkannya. Oleh Parlemen Korea Selatan Roh Moo Hyun telah terbukti

bersalah dan diberhentikan dari kedudukannya. Atas putusan Parlemen itu Roh

Moo Hyun dinonaktifkan dari jabatannya dan dapat mengajukan perkaranya

kepada Mahkamah Konstitusi. Setelah diperiksa di Mahkamah Konstitusi, putusan

Mahkamah Konstitusi menyebutkan bahwa Roh Moo Hyun memang melakukan

suap tapi tuduhan itu tidak cukup untuk membuat dia turun dari jabatannya. Oleh

karena itu Roh Moo Hyun tetap dalam jabatannya sebagai Perdana Menteri akibat

putusan Mahkamah Konstitusi Korea Selatan sebagai benteng terakhir dari proses

impeachment di Korea Selatan.9

7 Abdul Rasyid Thalib, Wewenang Mahkamah Konstitusi dan Implikasinya dalam Sistem

Ketatanegaraan Republik Indonesia,( Bandung: Citra Aditya Bakti, 2006), h.9

8 https://www.academia.edu/9134203/Sistem_Pemerintahan_Republik_Korea_Selatan, diakses pada 28 Oktober 2017.

9 Winarno Yudho, dkk, Mekanisme Impeachment, ..., h. 2

Page 15: MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42968/1/FRIDA... · MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN ... yaitu UUD NRI

5

Yang terbaru adalah pemakzulan Presiden Park Geun-hye. Presiden Park

Kasus ini terjadi pada akhir Oktober 2016, di mana teman dekat Presiden Park

Geun-hye, Choi Soon-sil, yang tidak memiliki posisi resmi dalam pemerintahan,

telah menggunakan posisi dan kewenangan Presiden Park untuk mencari dana dari

beberapa bisnis kepada dua yayasan yang dia miliki, yaitu Mir Foundation dan K-

Sports Foundation. Choi ditangkap dan Park Geun-hye akhirnya meminta maaf

tiga kali kepada rakyatnya, dimulai sejak bulan Oktober, namun unjuk rasa lebih

besar terus terjadi. Setelah melalui proses panjang proses pemakzulan di

Makhamah Konstitusi Korea Selatan, pemberhentian jabatan Presiden Park

disahkan pada tanggal 10 Maret 2017.10

Impeachment di Korea Selatan juga harus berdasarkan alasan-alasan

yuridis dengan bukti yang kuat. Mahkamah Konstitusi mempunyai andil besar

dalam semua proses pemakzulan, dari awal pelaporan tindakan melanggar hukum

yang dilakukan Presiden hingga putusan sah atau tidaknya pemberhentian

Presiden dari jabatannya. Di Korea Selatan, usulan pemakzulan dilakukan oleh

Majelis Nasional dengan persetujuan mayoritas anggota Majelis Nasional dan

disetujui minimal 2/3 anggota Majelis Nasional. Setelah mosi dakwaan disetujui

oleh Majelis Nasional, Presiden harus nonaktif dari jabatannya sampai keluar

putusan Mahkamah Konstitusi. 11 Mahkamah Konstitusi mempunyai yuridiksi

atas impeachment proceeding dan memiliki otoritas final

atas impeachment dengan tanpa hak untuk banding.

Dari uraian di atas mengenai latar belakang ketatanegaraan Indonesia dan

Korea Selatan yang berfokus pada pemakzulan, Indonesia dan Korea Selatan

mempunyai cukup banyak poin persamaan maupun perbedaan dalam sistem

ketatanegaraannya. Dalam pemakzulan pejabat negara yang dalam hal ini presiden,

kedua negara ini mempunyai beberapa aspek yang dapat diteliti lebih lanjut, baik

10 https://www.kompasiana.com/makenyok/masalah-pemakzulan-presiden-park-geun-

hye-dan-sistem-politik-republik-korea-selatan_58533b5b23afbd2b39643072, diakses 28 Oktober 2017

11 Hamdan Zoelva, Impeachment Presiden. ..., h.34

Page 16: MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42968/1/FRIDA... · MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN ... yaitu UUD NRI

6

dari sisi persamaan maupun perbedaan, serta kelebihan dan kekurangan

mekanisme dari kedua negara.

Dengan adanya persamaan maupun perbedaan yang menjadi dasar

penelitian atas prosedur pemberhentian Presiden di Indonesia dan Korea Selatan,

dilakukanlah penelitian dengan metode komparatif yang berjudul

“MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN DI

INDONESIA DAN KOREA SELATAN”.

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Permasalahan penelitian yang akan diajukan dapat diidentifikasi

permasalahannya sebagai berikut:

a. Alasan pemakzulan Presiden di Indonesia dan Korea Selatan.

b. Lembaga negara yang berwenang dalam mekanisme pemakzulan Presiden.

c. Mekanisme pemakzulan Presiden di Indonesia dan Korea Selatan.

d. Pejabat-pejabat negara yang dapat di-impeach di Indonesia dan Korea

Selatan.

e. Sifat putusan pemakzulan presiden di Indonesia dan Korea Selatan.

f. Peraturan perundang-undangan yang mengatur pemakzulan presiden di

Indonesia dan Korea Selatan.

2. Pembatasan masalah

Mengenai pembatasan masalah guna mempermudah pembahasan pada

fokus bahasan, penelitian ini akan dibatasi masalahnya guna menghindari

adanya perluasan maupun pelebaran objek kajian. Berdasarkan pemaparan

latar belakang sebelumnya, pembatasan masalah dalam penelitian ini ada pada

mekanisme pemakzulan Presiden di Indonesia dan Korea Selatan, termasuk di

dalam kajian komparatif mengenai persamaan dan perbedaan dalam proses

tersebut dilihat dari konstitusi masing-masing negara serta lembaga yang

berwenang dalam proses pemakzulan di kedua negara, mulai periode pasca-

Page 17: MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42968/1/FRIDA... · MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN ... yaitu UUD NRI

7

amandemen UUD NRI 1945 dan pasca-amandemen Konstitusi Korea Selatan

pada 22 Oktober 1987.

3. Permasalahan Penelitian dan Pertanyaan Riset

Dalam penelitian ini, ditemukan permasalahan penelitian yang menjadi

inti dari penelitian, yaitu status eksistensi persamaan maupun perbedaan dalam

mekanisme pemakzulan presiden di Indonesia dan Korea Selatan, serta

lembaga –lembaga yang berwenang.

Dari permasalahan penelitian tersebut, terdapat beberapa pertanyaan riset

sebagai berikut:

a. Bagaimana mekanisme pemakzulan Presiden di Indonesia dan Korea

Selatan dalam sistem ketatanegaraan di masing-masing negara?

b. Apa kewenangan lembaga negara dalam mekanisme pemakzulan Presiden

di Indonesia dan Korea Selatan?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui mekanisme pemakzulan Presiden di Indonesia dan

Korea Selatan menurut konstitusi dan sistem ketatanegaraan kedua negara.

b. Untuk mengetahui kewenangan lembaga negara di Indonesia dan Korea

Selatan dalam pemakzulan Presiden.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

a. Manfaat Teoretis, memberikan bahan pemikiran baru bagi perkembangan

Hukum Kelembagaan Negara.

Page 18: MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42968/1/FRIDA... · MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN ... yaitu UUD NRI

8

b. Manfaat Praktis, menambah pengetahuan serta wawasan mengenai

masalah dalam penelitian ini yaitu pemakzulan presiden di Indonesia dan

Korea Selatan.

D. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini antara lain adalah

pendekatan perundang-undangan (statute approach) dan pendekatan

komparatif (comparative approach) dalam rangka mengupas lebih dalam dan

menjawab masalah yang ada di dalam penelitian ini. Pendekatan perundang-

undangan ialah pendekatan yang dilakukan dengan menelaah semua undang-

undang dan regulasi yang bersangkut paut dengan isu hukum yang

ditangani.12 Pendekatan komparatif adalah pendekatan yang membandingkan

salah satu lembaga hukum (legal institutions) dari sistem hukum yang satu

dengan lembaga hukum (yang kurang lebih sama dari sistem hukum)

lainnya.13

2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang diaplikasikan dalam penelitian ini adalah penelitian

kepustakaan, yaitu penelitian dengan cara mengumpulkan berbagai bahan

yang berasal dari berbagai buku, artikel, jurnal, makalah, koran, serta bahan-

bahan lainnya yang berkaitan dengan masalah yang diangkat, serta penelitian

hukum normatif, yaitu penelitian yang mengkaji studi dokumen, yakni

menggunakan berbagai data sekunder seperti peraturan perundang-undangan,

keputusan pengadilan, teori hukum, dan dapat berupa pendapat para sarjana.

12 Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), h.93.

13 Johni Ibrahim, Teori & Metodologi Penelitian Hukum Normatif, (Malang: Bayumedia Publishing, 2007, Cet. Ketiga), h. 300-322.

Page 19: MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42968/1/FRIDA... · MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN ... yaitu UUD NRI

9

3. Metode Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data untuk kegunaan

penelitian adalah teknik dokumentasi. Dokumen merupakan catatan peristiwa

yang sudah berlalu, berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental

dari seorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian,

sejarah kehidupan (life histories), cerita, biografi, peraturan, kebijakan.14 yaitu

dengan membaca buku atau literatur, baik fisik maupun non-fisik (dalam

bentuk software atau temuan pustaka daring) yang relevan dengan penelitian

ini.

4. Sumber Data

Data Sekunder, yang terdiri dari:

a. Bahan primer, di dalamnya termasuk UUD NRI 1945 dan Konstitusi

Republik Korea (The Constitution of the Republic of Korea; 대한민국

헌법)

b. Bahan sekunder, di dalamnya termasuk buku, makalah, jurnal, artikel,

dan bahan kepustakaan lainnya.

5. Metode Analisis Data

Pada tahap analisis data, data diolah dan dianalisis dengan teliti

dan menyeluruh sehingga sampai pada penemuan kebenaran untuk

menjawab persoalan yang ada selama proses penelitian. Data-data tersebut

diolah menggunakan metode analisis perbandingan, yaitu perbandingan

antara mekanisme pemakzulan presiden di Indonesia dan Korea Selatan

serta lembaga yang terlibat dalam proses pemakzulan di kedua negara.

14 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: CV.

Alfabeta, 2013), h.240.

Page 20: MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42968/1/FRIDA... · MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN ... yaitu UUD NRI

10

6. Teknik Penulisan

Teknik penulisan skripsi ini mengacu pada Pedoman Penulisan

Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum 2017.

E. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan penelitian ini digunakan sistematika penulisan sebagai

berikut:

BAB I adalah pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah,

identifikasi, perumusan dan pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

metode penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II adalah kajian pustaka yang berisi kerangka teori dan kerangka

konsep yang menjabarkan pemakzulan presiden dalam sistem ketatanegaraan

Indonesia dan Korea Selatan serta sistem ketatanegaraan Indonesia dan Korea

Selatan secara umum dan kajian (review) penelitian terdahulu.

BAB III adalah pembahasan mengenai pemakzulan di Indonesia dan

Korea Selatan, mencakup fenomena pemakzulan di Indonesia sebelum dan

sesudah amandemen UUD 1945 serta fenomena pemakzulan di Korea Selatan

terhadap dua presidennya, dan dasar hukum pemakzulan di Indonesia dan Korea

Selatan.

BAB IV adalah analisis perbandingan mekanisme pemakzulan di

Indonesia dan Korea Selatan yang mencakup lembaga yang berwenang dalam

mekanisme pemakzulan di Indonesia dan Korea Selatan, serta persamaan dan

perbedaan mekanisme pemakzulan di Indonesia dan Korea Selatan.

BAB V adalah penutup yang berisi kesimpulan dan rekomendasi.

Page 21: MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42968/1/FRIDA... · MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN ... yaitu UUD NRI

11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kerangka Konsep

1. Impeachment: pertanggungjawaban dalam rangka pengawasan parlemen

kepada presiden, apabila presiden melanggar hukum.1

2. Pemberhentian: tindakan lebih lanjut dari berhenti karena mengundurkan diri,

atau dalam keadaan dimana tidak lagi dapat menjalankan tugas (incapacity)

jabatan.

3. Presiden: kepala atau pemimpin tertingggi sebuah lembaga, organisasi,

perusahaan, dan sebagainya. Secara spesifik, istilah tersebut adalah sebutan

untuk jabatan tertinggi pemerintah nasional pada kebanyakan negara yang

menggambarkan kepala negara dan/atau kepala pemerintahan.2

4. Sistem Presidensiil: suatu pemerintahan dimana kedudukan eksekutif tidak

bertanggungjawab kepada badan perwakilan rakyat, dengan kata lain

kekuasaan eksekutif berada diluar pengawasan (langsung) parlemen.3

5. Majelis Permusyawaratan Rakyat: menurut Pasal 2 ayat (1) UUD NRI 1945

terdiri atas anggota DPR dan anggota DPD yang dipilih melalui pemilihan

umum.

6. Majelis Nasional (National Assembly): lembaga legislatif unikameral Korea

Selatan yang terdiri dari anggota dua partai besar dan independen.

7. Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia: lembaga peradilan independen

yang berwenang untuk menangani perkara yang bersifat konstitusional.

1 Jimly Asshiddiqie, Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia (Jakarta: Mahkamah

Konstitusi Republik Indonesia, 2012), h. 43

2 B.N Marbun, Kamus Politik, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1996), cet.I, h.451 3 Titik Triwulan Tutik, Konstruksi Hukum Tata Negara Indonesia Pasca Amandemen

UUD 1945, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 151

11

Page 22: MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42968/1/FRIDA... · MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN ... yaitu UUD NRI

12

8. Mahkamah Konstitusi Korea Selatan: Lembaga peradilan tertinggi yang

terdiri dari sembilan hakim yang berwenang untuk mengadili perkara yang

bersifat komstitusional.

B. Kerangka Teori

1. Teori Perbandingan Hukum

Membandingkan suatu sistem hukum terhadap sistem hukum lainnya

merupakan suatu kajian penelitian hukum yang dapat dilakukan dalam

penelitian. Upaya membandingkan hukum memiliki metode penelitian

tersendiri yang kerap digunakan oleh para ahli sebagai pisau analisis

penelitiannya. Menurut Black’s Law Dictionary, perbandingan hukum

(comparative law) adalah the scholarly study of the similarities and

differences between the legal systems of different jurisdictions, such as

between civil-law and common-law countries.4

Istilah perbandingan hukum menurut Barda Nawawi Arief dalam bahasa

asing, diterjemahkan sebagai berikut:5

1. Comparative law (bahasa Inggris)

2. Vergleihende rechstlehre (bahasa Belanda)

3. Droit compare (bahasa Perancis)

Berbeda halnya dengan K. Zweigert dan H. Kotz dalam An Introduction to

Comparative Law, mengemukakan bahwa perbandingan hukum

(comparative law) adalah the comparison of the different legal systems of

the world.6

Berbicara lebih lanjut mengenai definisi comparative law, istilah tersebut

dapat didefinisikan sebagai sebuah perbandingan sistem hukum di dunia.

4 Bryan A. Garner, Garner's Dictionary of Legal Usage, (New York: Oxford Universty

Press, 2011), 3rd revised edition, h.137 5 Barda Nawawi Arief, Perbandingan Hukum Pidana, (Jakarta: Raja Grafindo, 1990), h.3 6 K. Zweigert dan H. Kotz, An Introduction to Comparative Law, (Oxford: Clarendon

Press, 1998), 3rd edition, h.2

Page 23: MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42968/1/FRIDA... · MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN ... yaitu UUD NRI

13

Dalam hal ini, Peter Cruz mengemukakan bahwa:7

“Hukum komparatif dapat digunakan untuk menggambarkan studi sistematik mengenai tradisi hukum dan peraturan hukum tertentu yang berbasis komparatif. Untuk dapat dikatakan sebagai hukum komparatif yang sesungguhnya, ia juga membutuhkan perbandingan dari dua atau lebih sistem hukum, atau dua atau lebih tradisi hukum, atau aspek-aspek yang terseleksi, institusi atau cabang-cabang dari dua atau lebih sistem hukum”.

Mengenai cakupan hukum komparatif, Michael Bogdan berkata lain.

Menurut Bogdan, cakupan hukum komparatif termasuk membandingkan

berbagai sistem hukum yang berbeda yang bertujuan menegaskan

persamaan dan perbedaan masing-masing; bekerja dengan menggunakan

persamaan dan perbedaan yang telah ditegaskan, misalnya menjelaskan asal

usul, mengevaluasi solusi yang dipergunakan dalam sistem hukum yang

berbeda, mengelompokkan berbagai sistem hukum menjadi keluarga-

keluarga hukum, atau mencari kesamaan inti dalam sistem hukum tersebut;

dan menguraikan masalah metodologis yang muncul berhubungan dengan

tugas-tugas tersebut, termasuk masalah metodologis yang terkait dengan

sistem hukum di luar negeri.8

Perbandingan hukum sendiri merupakan suatu metode penyelidikan, bukan

suatu cabang ilmu hukum, sebagaimana seringkali diungkapkan orang.

Metode yang dipakai adalah membandingkan salah satu lembaga hukum

dari sistem hukum yang satu dengan lembaga hukum, yang kurang lebih

sama dari sistem hukum yang lain. Dari proses membandingkan itulah kita

dapat menemukan unsur persamaan maupun perbedaan dari kedua sistem

hukum itu. 9

7 Peter De Cruz, Perbandingan Sistem Hukum, Common Law, Civil Law dan Socialist

Law, diterjemahkan oleh Narulita Yusron, (Bandung, Nusa Media, 2010), h.4

8 Michael Bogdan, Pengantar Perbandingan Hukum, Penerjemah Dirta Sri Widowartie, (Bandung, Media Nusa, 2010), h.4

9 Sunarjati Hartono, Kapita Selekta Perbandingan Hukum, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1991), cet.ketujuh, h.1

Page 24: MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42968/1/FRIDA... · MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN ... yaitu UUD NRI

14

Perlu diketahui juga bahwa dalam perbandingan hukum terdapat metode

yang berkaitan dengan menyusun perbandingan hukum, yaitu perbandingan

hukum secara makro dan mikro. Perbandingan hukum makro

membandingkan masalah hukum pada umumnya, sementara perbandingan

hukum mikro membandingkan hukum tertentu. Dengan kata lain,

perbandingan hukum mikro lebih spesifik dan mendetail dalam

membandingkan dua atau lebih hukum. Hal lain yang harus diperhatikan

adalah tiga istilah dalam perbandingan hukum, yaitu comparatum,

comparandum, dan tertium comparatum. Comparatum adalah hukum yang

telah diketahui yang akan dibandingkan, sementara comparandum adalah

hukum yang akan dibandingkan dengan yang sudah diketahui. Setelah

diketahui hal atau aspek apa saja yang akan dibandingkan dari dua hukum

tersebut, misal dalam hal ini mekanisme dan lembaga pemakzulan, maka hal

itu disebut dengan tertium comparatum. 10

Perkembangan perbandingan hukum sudah terlihat bahkan sejak sebelum

masehi. Rincian praktik perbandingan hukum yang pernah dilaksanakan

para sarjana sebelum masehi hingga abad 20 adalah sebagai berikut11:

a. Plato (430-470 SM), melakukan serangkaian kegiatan perbandingan

hukum. Dalam salah satu karyanya Politeia (negara), Plato

membandingkan beberapa bentuk negara.

b. Aristoteles (384-322 SM), dalam politiknya ia membandingkan

serangkaian peraturan dari berbagai negara.

c. Theoprastos (372-287 SM), membandingkan hukum yang berkaitan

dengan jual beli di berbagai negara.

d. Collatio (Mosaicarium et Romanium Legum Collatio), sebuah karya

tanpa pengarang yang membandingkan Undang-Undang Mozes

10 Achmad Dlofilul Alam, “Studi Komparasi antara Konsep Hak Jaminan resi Gudang

menurut Undang-Undang no. 9 Tahun 2011 dengan Konsep Rahn (gadai) dalam Hukum Islam.” (Skripsi S1 Fakultas Syariah, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, 2015), h. 29

11 Achmad Dlofilul, Studi Komparasi, ..., h. 29-30

Page 25: MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42968/1/FRIDA... · MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN ... yaitu UUD NRI

15

(Pelateuch) dengan ketentuan-ketentuan yang mirip dengan hukum

Romawi.

e. Leibniz (1646-1716) menulis uraian tentang semua sistem hukum di

seluruh dunia dalam rangka mendapatkan dasar dari semua hukum.

f. Montesquieu (1687-1755) dalam L’esprit des Lois, membandingkan

organisasi negara di Inggris dan Perancis.

g. Fortescue (1930), seperti layaknya Montesquieu, membandingkan

organisasi negara di Inggris dan Perancis.

Dalam melakukan perbandingan hukum, terjadi kesalahpahaman teori

perbandingan hukum itu sendiri. Yang dimaksudkan dengan perbandingan

hukum disini bukanlah membandingkan hukum perdata dengan hukum

pidana, dan sebagainya, melainkan membandingkan sistem hukum yang satu

dengan lainnya. Arti membandingkan adalah mencari dan mengidentifikasi

berbagai perbedaan maupun persamaan dengan memberikan penjelasan dan

meneliti bagaimana hukum berfungsi dan bagaimana pemecahan yuridisnya

dalam praktik serta faktor-faktor non-hukum apa saja yang

mempengaruhinya.

Membandingkan hukum tentunya mempunyai tujuan (goals). Menurut

Van Apeldoorn, ada dua jenis tujuan perbandingan hukum, yaitu tujuan

yang bersifat teoritis dan tujuan yang bersifat praktis. Tujuan teoritis dari

perbandingan hukum menjelaskan bahwa hukum berperan sebagai gejala

dunia. Oleh karena itu, ilmu pengetahuan hukum harus dapat memahami

gejala tersebut; dan karena itulah kita juga harus memahami hukum yang

berlaku di masa lampau dan masa sekarang. Sementara maksud dari tujuan

praktis dari perbandingan hukum adalah sebagai alat pertolongan untuk

tertib masyarakat dan pembaruan tentang berbagai peraturan dan pikiran

hukum kepada pembentuk undang-undang dan hakim.12

12 Romli Atmasasmita, Asas-asas Perbandingan Hukum Pidana, (Yayasan Lembaga

Bantuan Hukum Indonesia, 1989), h.29

Page 26: MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42968/1/FRIDA... · MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN ... yaitu UUD NRI

16

Dalam praktiknya, membandingkan hukum bukan sekedar menghimpun

berbagai peraturan perundang-undangan untuk dicari persamaan dan

perbedaannya saja, namun juga memperhatikan seberapa jauh pelaksanaan

peraturan perundang-undangan maupun kaidah tidak tertulis dalam

masyarakat. Untuk itu, dicarilah perbedaan dan persamaannya.

2. Pemakzulan (Impeachment)

a. Etimologi Pemakzulan

Istilah Pemakzulan merupakan derivatif dari kata “Makzul” berasal

dari kata bahasa Arab, akar katanya adalah “azala” yang memiliki dua arti,

yaitu 1) mengasingkan, menyisihkan, memisahkan, memencilkan,

menyendiri; dan 2) memecat, pemberhentian, penarikan kembali (Recall),

memecat dari jabatan.13

Jika dilihat dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, pemakzulan

berasal dari kata makzul, yaitu meletakkan jabatan atau turun takhta.

Sementara pemakzulan itu sendiri berarti proses, cara, perbuatan

memakzulkan.14

Dalam bahasa Inggris, pemakzulan diartikan sebagai impeachment.

Impeachment berasal dari kata to impeach, berarti meminta

pertanggungjawaban; mencurigai; mendakwa; dan menuduh15, atau dapat

juga diartikan to change with a crime or misdemeanour, to call to account;

to denounce; to challenge.16 Impeachment sendiri merupakan kata benda

yang berarti tuduhan atau dakwaan.17

13 Harith Suleiman Faruqi, Faruqi’s Law Dictionary, Arabic-English, (Beirut: Librairie

du Liban, 1986), 3rd Edition , h.20 14 Tim penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa Departemen

Pendidikan Nasional, 2008), h. 457 15 Peter Salim, Advanced English – Indonesian Dictionary, (Jakarta: Modern English

Press, 1991), cet.Ketiga, h.416 16 John Gage Alle, Webster’s Dictionary, (Chicago, IL: Wilcox & Follet Book Company,

1983), h.186 17 Peter Salim, Advanced English, ..., h.416

Page 27: MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42968/1/FRIDA... · MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN ... yaitu UUD NRI

17

b. Terminologi Pemakzulan

Dalam Black’s Law Dictionary, impeachment diartikan sebagai “a

criminal proceeding against a public officer, before a quasi political court,

instituted by a written accusation called ‘articles of impeachment” 18 .

Impeachment juga dapat diartikan sebagai “a formal accusation of

wrongdoing. To impeach a public official is to accuse him of crimes of

misdemeanours in the execution of his duties19; the trial of public official,

by the upper house of the legislature, the lower house having made the

charge. 20 ” Secara luas, impeachment merupakan dakwaan tindak

kejahatan yang dilakukan di badan legislatif. Impeachment tidak sama

dengan pemecatan jabatan, tapi lebih mirip dakwaan tindak kejahatan.21

Baik publik atau kalangan ilmuwan memahami bahwa

impeachment merupakan turun, berhenti atau dipecatnya eorang pejabat

tinggi negara, seperti Presiden, dari jabatannya. Impeachment sendiri

berarti tuduhan atau dakwaan sehingga impeachment berfokus pada

prosesnya dan tidak harus berakhir dengan berhenti atau turunnya seorang

pejabat tinggi negara dari jabatannya. Dalam praktik impeachment yang

pernah dilakukan di berbagai negara, hanya ada beberapa proses

impeachment yang berakhir dengan berhentinya seorang pimpinan

negara.22

18 Henry Campbell Black, Black’s Law Dictionary: Definitions of the Terms and Phrases

of American and English Jurisprudence, Ancient and Modern, (St. Paul, Minn.: West Group, 1991), h.516

19 Iain Mclean dan Alistair McMillan, Oxford Concise Dictionary of Politics, (New York:

Oxford University Press, 2009), 3rd edition, h.258

20 John Gage Alle, Webster’s Dictionary, ..., h.186 21 Roger Scruton, Kamus Politik (Terjemahan dari The Palgrave MacMillan Dictionary of

Political Thought), (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Cet. Pertama, 2013), h.438

22 Winarno Yudho, dkk, Laporan Penelitian: Mekanisme Impeachment dan Hukum Acara Mahkamah Konstitusi, (Jakarta: Kerjasama Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia dengan Konrad Adenauer Stiftung, 2005), h.1

Page 28: MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42968/1/FRIDA... · MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN ... yaitu UUD NRI

18

Dalam hubungan dengan kedudukan kepala negara atau

pemerintahan, impeachment berarti pemanggilan atau dakwaan untuk

meminta pertanggungjawaban atas persangkaan pelanggaran hukum yang

dilakukan dalam masa jabatannya oleh lembaga legislatif.23

c. Sejarah Pemakzulan

Penerapan sistem pemakzulan pertama kali adalah dalam sistem

politik Inggris pada awal abad ke-14. Pada praktik Good Parliament 1376,

upaya impeachment pertama dilakukan terhadap William Latimer, Baron

Latimer ke-4 pada tahun 1376, namun gagal. Upaya impeachment kedua di

Inggris adalah impeachment terhadap Lord Melville (Dundas) pada tahun

1806. Impeachment Lord Mellville adalah yang terakhir untuk saat ini dan

sejak saat itu, Inggris belum memakzulkan pejabat negaranya.24

Konsep impeachment terhadap pejabat negara untuk pertama

kalinya disetujui oleh Founding Fathers Amerika Serikat pada tahun 1787

dalam Konvensi Konstitusional di Philadelphia. Pemakzulan terhadap

pejabat negara yang dapat dikategorikan sebagai awal mula praktik

pemakzulan terhadap pejabat negara terdapat pula di Amerika Serikat,

yang mengadopsi peraturan mengenai pemakzulan dari Inggris yang

dibentuk di awal abad ke-14.

Di Amerika Serikat, beberapa upaya impeachment terhadap

presiden, senator, maupun hakim telah beberapa kali dilakukan. Kasus

yang paling terkenal adalah impeachment Presiden Andrew Johnson,

Presiden Richard Nixon, dan Presiden Bill Clinton.25 Dari tiga presiden

yang dimakzulkan, hanya Johnson dan Clinton yang berhasil melewati

23 Soimin, Impeachment Presiden & Wakil Presiden Indonesia, (Yogyakarta, UII Press,

2009), h.9

24 Jack Simson Caird, Impeachment, Briefing Paper number CBP7612, 6 June 2016, (United Kingdom: House of Commons Library, 2016), h.4

25 Kenneth C. Davis, The History of American Impeachment, (t.t, t.p, 2017), h.2

Page 29: MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42968/1/FRIDA... · MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN ... yaitu UUD NRI

19

proses persidangan di House of Representative, dan hanya Presiden

Andrew Johnson yang berhasil diturunkan dari jabatannya, karena

Presiden Nixon mengundurkan diri secara sukarela sebelum sidang

impeachment dilakukan di House of Representative terkait keterlibatan

Nixon dalam skandal Watergate. Sementara Bill Clinton telah disidang di

hadapan majelis House of Representative namun tidak diturunkan dari

jabatannya karena sebagian besar suara menyatakan Clinton tidak bersalah

terhadap dakwaan yang didakwakan kepadanya.26

Pemakzulan tidak hanya terjadi di dua negara yang sudah

disebutkan di atas, namun tindakan pemakzulan pada pejabat negara dalam

kurun waktu yang sama dengan Amerika adalah pemakzulan terhadap

presiden Lithuania, Rolandas Paksas, pada tahun 2004 karena dianggap

melakukan sumpah palsu (perjury). Litnuania merupakan satu-satunya

negara di Eropa yang pernah memakzulkan pejabat negaranya hingga saat

ini.27

d. Pemakzulan dalam Sistem Pemerintahan Presidensial

Dalam sistem pemerintahan presidensial, presiden menduduki

kekuasaan eksekutif dan merupakan kepala negara sekaligus kepala

pemerintahan yang memegang peran penting dalam menjalankan

pemerintahan di suatu negara, serta tidak bergantung kepada badan

perwakilan rakyat. Secara teoritis, kedudukan presiden dalam sistem

pemerintahan presidensial sangat kuat dibandingkan kedudukan perdana

menteri dalam sistem pemerintahan parlementer, dan merupakan hal wajar

karena sistem presidensial dimaksudkan untuk menciptakan pemerintahan

yang relatif stabil dalam jangka waktu tertentu (fix term office period).28

26 Jack Simson Caird, Impeachment,, ..., h.13 27 Hamdan Zoelva, Pemakzulan Presiden di Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011),

h.58

28 Hamdan Zoelva, Impeachment Presiden, (Jakarta: Konstitusi Press, 2011), h.30

Page 30: MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42968/1/FRIDA... · MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN ... yaitu UUD NRI

20

Mengenai pertanggung jawaban antarlembaga, pemerintah tidak

bertanggung jawab pada parlemen, yang dalam hal ini adalah DPR, karena

posisi pemerintah dan parlemen adalah sejajar dalam sistem presidensial.29

Di sistem presidensial Indonesia, lembaga eksekutif dan legislatif tidak

dapat saling menjatuhkan, namun legislatif dapat mengajukan usulan dan

menyerahkannya pada Mahkamah Konstitusi sebagai pemegang

kekuasaan yudikatif yang berhak memeriksa perkara pemakzulan dan

memberikan putusan yang bersifat final and binding.

Impeachment sebagaimana diterapkan saat ini ditujukan untuk

memperkuat sistem pemerintahan presidensial yang dianut oleh negara-

negara yang menganut sistem ini, seperti Indonesia dan Korea Selatan

karena presiden tidak dapat dengan mudah diturunkan dari jabatannya oleh

Parlemen tanpa dasar/alasan konstitusional melalui impeachment.

3. Prinsip Check and Balance

Berbicara mengenai asal mula checks and balances, tidak terlepas dari

teori pemisahan kekuasaan milik John Locke (1632-1704) yang nantinya

disempurnakan oleh Montesquieu (1689-1755) dan diberi nama trias politica.

Montesquieu melalui bukunya L’esprit des Lois berpendapat bahwa dalam

sistem suatu pemerintahan negara, ketiga jenis kekuasaan tersebut harus

terpisah, baik mengenai fungsi (tugas) maupun mengenai alat perlengkapan

(organ) yang melaksanakan.30

Dalam perkembangannya, memang terdapat perbedaan arti dari pemisahan

kekuasaan dan pemegang masing-masing kekuasaan dalam suatu negara di

antara keduanya. John Locke berpendapat kekuasaan eksekutif merupakan

kekuasaan yang mencakup kekuasaan yudikatif, karena mengadili berarti

melaksanakan undang-undang, sedangkan kekuasaan federatif (hubungan luar

negeri) merupakan kekuasaan yang berdiri sendiri. Montesquieu berpendapat

29 Moh. Mahfud MD, Dasar & Struktur Ketatanegaraan Indonesia, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2011), cet.kedua, h.74 30 Moh. Mahfud MD, Dasar dan Struktur, ..., h.110

Page 31: MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42968/1/FRIDA... · MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN ... yaitu UUD NRI

21

berbeda. Menurutnya, kekuasaan eksekutif mencakup kekuasaan federatif

karena melakukan hubungan luar negeri termasuk kekuasaan eksekutif,

sedangkan kekuasaan yudikatif harus merupakan kekuasaan yang berdiri

sendiri dan terpisah dari eksekutif.

Dari perdebatan panjang para sarjana setelahnya mengenai perbedaan

pemahaman lingkup kekuasaan eksekutif antara Locke dan Montesquieu, pada

akhirnya teori Montesquieu-lah yang paling diterima, karena kenyataannya

saat ini kekuasaan eksekutif memegang wewenang untuk melaksanakan

kekuasaan federatif melalui Departemen Luar Negerinya masing-masing. 31

Menyesuaikan dengan latar belakang sejarah, perkembangan zaman dan

masyarakat serta kebutuhan yang berbeda, seperti halnya Indonesia, negara-

negara lain pun memiliki lembaga-lembaga negara lain di luar kekuasaan

eksekutif, legislatif dan yudikatif. Di Belanda, ada lembaga negara bernama

Algemene Reken Kamer yang serupa dengan BPK di Indonesia dan Raad van

State yang serupa dengan DPA di Indonesia atau Conseil d’Etat di Perancis di

samping Staten Generaal (legislatif), Regering (eksekutif), dan Rechtspraak

(yudikatif). Perancis memiliki Counseil d’Etat dan Conseil Constitutionel, di

samping Assemble National (legislatif), President dan Cabimet (eksekutif),

dan Judicative (yudikatif).32

Pada hakikatnya, checks and balances merupakan sebuah mekanisme yang

memastikan bahwa tidak ada pemusatan kekuasaan di satu lembaga negara,

untuk menghindari ketimpangan kekuasaan dan lembaga negara yang

bertingkah otoriter terhadap lembaga lainnya. Checks and balances dapat juga

dikatakan sebagai sistem saling mengawasi dan mengimbangi antarlembaga

negara yang dilacak dari teori pemisahan kekuasaan (separation of power).

Ivor Jennings dalam bukunya “The Law and the Constitution”, menyatakan

bahwa pemisahan kekuasaan dapat dilihat dari sudut materiil dan formil.

31 Moh. Mahfud MD, Dasar dan Struktur, ..., h.74

32 Bagir Manan, “Pemisahan Kekuasaan dan Checks and Balances dalam UUD 1945”,

dalam majalah hukum Varia Peradilan, no. 334, September 2013, h. 9

Page 32: MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42968/1/FRIDA... · MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN ... yaitu UUD NRI

22

Pemisahan kekuasaan dalam arti materiil berarti bahwa pembagian kekuasaan

dipertahankan dengan tegas dalam tugas-tugas kenegaraan yang bila dilihat

dari karakternya memperlihatkan adanya pemisahan kekuasaan itu dalam tiga

bagian, yaitu legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Sebaliknya, apabila

pembagian kekuasaan tidak dibagi dan terlihat dengan tegas garis pemisahnya,

hal itu disebut pemisahan kekuasaan dalam arti formil. 33 sementara Prof. Dr.

Ismail Suny SH, M.C.L berpendapat bahwa pemisahan kekuasaan dalam arti

materiil lebih pantas disebut Separation of Power (pemisahan kekuasaan),

sedangkan dalam arti formal disebut Division of Power (pembagian

kekuasaan).34

Pada mulanya, prinsip ini diterapkan dalam sistem ketatanegaraan

Amerika Serikat, di mana sistem ketatanegaraan dimaksud memadukan antara

prinsip pemisahan kekuasaan dan prinsip checks and balances. Kekuasaan

negara dibagi atas kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif, masing-

masing dipegang oleh lembaga yang berbeda tanpa adanya kerjasama satu

sama lain, sedangkan dengan checks and balances, antara satu lembaga dan

lembaga lainnya terdapat keseimbangan kekuasaan dan mekanisme saling

kontrol. Prinsip checks and balances tidak dapat dipisahkan dari masalah

pembagian kekuasaan. Sebagaimana ditulis oleh Robert Weissberg 35 , “A

principle related to separation of powers is the doctrine of checks and

balances. Whereas separation of powers divides governmental power among

different officials, checks and balances gives each official some power over

the others.”

Seperti yang sudah diuraikan di atas, checks and balances lahir agar tidak

terjadi miskomunikasi dan kekosongan hubungan antarcabang kekuasaan dan

33 Sunarto, “Prinsip Checks and Balances dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia”,

dalam Jurnal Masalah-Masalah Hukum, jilid 45, no. 2, April 2016, h. 158 34 Baehaki Syakbani dan Hery Suprayitno, “Check and Balance dalam Sistem

Pemerintahan Indonesia”, dalam Jurnal Valid, vol. 10, no. 2, April 2013, h.49 35 Robert Weissberg, Understanding American Government, (New York: Holt Rinehart

and Winston), h.35

Page 33: MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42968/1/FRIDA... · MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN ... yaitu UUD NRI

23

mencegah penyalahgunaan kekuasaan. 36 Prinsip ketatanegaraan ini

menghendaki agar kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif berkedudukan

sama dan saling mengontrol satu sama lain. Kekuasaan negara dapat diatur,

dibatasi, bahkan dikontrol dan diawasi dengan sebaik-baiknya, sehingga

penyalahgunaan kekuasaan oleh aparat penyelenggara negara ataupun

individu-individu yang menduduki jabatan dalam lembaga-lembaga negara

dapat dicegah dan ditanggulangi.37

Untuk menghindari kekuasaan yang terpusat pada satu individu atau

institusi, maka diterapkan sistem checks and balances. Mekanisme checks and

balances merupakan hal yang wajar dalam konteks demokrasi dalam rangka

menghindari penyalahgunaan kekuasaan oleh individu atau suatu institusi,

karena dengan mekanisme seperti ini, antara institusi yang satu dengan yang

lain akan saling mengontrol atau mengawasi, bahkan bisa saling mengisi.38

Seiring berjalannya waktu, pemisahan kekuasaan di Indonesia berjalan

dengan semestinya dan sesuai harapan para negarawan di negeri ini. Namun,

walaupun pemisahan kekuasaan tersebut berjalan dengan semestinya, bukan

berarti mekanisme checks and balances tidak dihiraukan oleh lembaga-

lembaga negara. Checks and balances masih perlu diperlukan dan diawasi

praktiknya agar tidak terjadi penyelewengan atau penyalahgunaan kekuasaan

(abuse of power) dan yurisdiksi.39

Dalam ketatanegaraan Indonesia, mekanisme ini lahir ketika adanya

perubahan terhadap Konstitusi 1999 hingga 2002 yang telah menganut prinsip

pemisahan kekuasaan (separation of power) berdasarkan checks and balances

36 Janedjri M. Gaffar, Demokrasi Konstitusional Praktik Ketatanegaraan Indonesia

Setelah Perubahan UUD 1945, (Jakarta: Konstitusi Press, 2012), h.110 37 Jimly Asshiddiqie, Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia, (Jakarta: Sinar

Grafika, 2010), h.61 38 Sunarto, Prinsip Checks and Balances, ..., h. 159 39 Deddy S. Bratakusumah, “Aktualisasi Checks and Balances Antar Lembaga Eksekutif,

Legislatif, dan Yudikatif”, dalam Jurnal Negarawan, no. 29, tahun 2013, h.78

Page 34: MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42968/1/FRIDA... · MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN ... yaitu UUD NRI

24

dan bukan lagi pembagian kekuasaan (distribution of power atau division of

power).

Operasionalisasi prinsip checks and balances dapat dilakukan melalui

cara-cara sebagai berikut40:

a. Pemberian kewenangan pengangkatan pejabat tertentu kepada lebih dari

satu lembaga, misalnya eksekutif dan legislatif;

b. Pemberian kewenangan untuk melakukan tindakan kepada lebih dari satu

lembaga, misalnya kewenangan pembuatan undang-undang diberikan

kepada pemerintah dan parlemen;

c. Pengawasan langsung dari satu lembaga terhadap lembaga negara lainnya,

seperti eksekutif diawasi oleh legislatif;

d. Upaya hukum impeachment lembaga yang satu terhadap lembaga lainnya;

serta

e. Pemberian kewenangan kepada pengadilan sebagai lembaga pemutus

perkara sengketa kewenangan antara lembaga eksekutif dan legislatif.

Prinsip checks and balances dalam kaitan penelitian ini lebih

mengutamakan adanya hubungan timbal balik dalam hal ini DPR dan lembaga

eksekutif dalam hal ini lembaga kepresidenan.

Dalam pemakzulan presiden, lembaga negara yang terlibat dalam

prosesnya harus berjalan di koridornya masing-masing tanpa melupakan

tugas satu sama lain, karena lembaga-lembaga negara yang terlibat juga

saling bertanggung jawab dalam proses dan mekanisme pemakzulan presiden

dalam menjalankan tugasnya masing-masing, seperti Dewan Perwakilan

Rakyat Republik Indonesia yang harus dapat mempertanggung jawabkan

laporan atas usulan pemakzulan terhadap presiden yang diajukan pada

Mahkamah Konstitusi, dan sebagainya.

C. Kajian (Review) Studi Tedahulu

40 Sunarto, Prinsip Checks and Balances, ..., h. 160

Page 35: MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42968/1/FRIDA... · MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN ... yaitu UUD NRI

25

Dari literatur yang telah ditelaah dalam rangka penulisan penelitian ini,

terdapat beberapa karya tulis dan buku yang dijadikan acuan untuk penulisan

penelitian.

Skripsi yang berjudul “Analisis Yuridis Prosedur Pemberhentian Presiden

dan/atau Wakil Presiden dalam Masa Jabatan menurut Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945” yang ditulis oleh Irawan Amin Nugroho

(Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2009) membahas tentang prosedur

pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam masa jabatan menurut

UUD 1945 baik sebelum perubahan maupun setelah perubahan. Selain itu juga

untuk mengetahui implikasi yurudis dari adanya ketentuan mengenai

pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam masa jabatan yang diatur

dalam UUD 1945 setelah perubahan. Perbedaan antara skripsi tersebut dengan

skripsi yang akan diteliti adalah pokok bahasan mengenai pemakzulan yang lebih

detail dan bersifat perbandingan antara mekanisme pemakzulan di Indonesia dan

Korea Selatan dilihat dari konstitusi yang berlaku dan lembaga yang berwenang di

kedua negara.

Skripsi selanjutnya berjudul “Studi Komparatif Proses Impeachment

Presiden dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia dan Iran” yang ditulis oleh

Indah Khoiril Bariyyah (Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,

2016) yang membahas tentang prosedur pemberhentian presiden antara Indonesia

dan Iran dilihat dari UUD NRI dan UUD Republik Islam Iran. Jelas berbeda

antara skripsi tersebut dengan skripsi yang akan diteliti. Perbedaan yang sangat

mendasar terletak pada negara yang akan dibandingkan mekanisme

pemakzulannya, yaitu Indonesia dan Korea Selatan.

Buku berjudul “Pemakzulan Presiden di Indonesia” yang dikarang

Hamdan Zoelva (Jakarta:Sinar Grafika, 2013) menjelaskan tentang pemakzulan

Presiden di Indonesia secara detail, yang selanjutnya dijelaskan pula mekanisme

pemakzulan presiden di Indonesia sebelum dan sesudah amandemen UUD 1945.

Perbedaan pembahasan buku tersebut dengan skripsi ini adalah pembahasan

secara rinci mengenai pemakzulan presiden di Indonesia. Dalam skripsi ini,

Page 36: MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42968/1/FRIDA... · MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN ... yaitu UUD NRI

26

pembahasan mengenai pemakzulan presiden di Indonesia dibatasi pada

mekanisme sebelum dan sesudah amandemen serta lembaga yang berwenang.

Jurnal Rechtsvinding tertanggal 17 Desember 2013 berjudul Pemakzulan

Presiden Republik Indonesia Pasca Amandemen UUD 1945 yang ditulis oleh Eko

Noer Kristiyanto yang membahas tentang pemakzulan presiden di Indonesia

sebelum amandemen UUD 1945 yang berbeda pasca amandemen UUD 1945.

Perbedaan antara jurnal tersebut dengan skripsi yang akan dibahas adalah

pemakzulan Indonesia yang akan dibahas dalam skripsi adalah pemakzulan

sebelum dan sesudah amandemen, lalu dibandingkan dengan pemakzulan di

Korea Selatan dalam aspek mekanisme dan lembaga yang berwenang.

Page 37: MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42968/1/FRIDA... · MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN ... yaitu UUD NRI

27

27

BAB III

PEMAKZULAN DI INDONESIA DAN KOREA SELATAN

A. Pemakzulan Presiden di Indonesia

1. Sistem Ketatanegaraan Indonesia

Secara garis besar, Indonesia adalah negara kesatuan berbentuk republik,

yang menganut sistem pemerintahan presidensial. Dalam praktiknya,

Indonesia menganut prinsip pemisahan kekuasaan bernafaskan checks and

balances yang kental antarlembaga negaranya, yaitu eksekutif, legislatif, dan

yudikatif. Dalam sistem pemerintahan presidensial di Indonesia, antara

eksekutif dan legislatif tidak dapat saling menjatuhkan, dan tidak bertanggung

jawab terhadap satu sama lain. Lembaga eksekutif, dalam hal ini Presiden,

diawasi performanya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat.

Seiring berjalannya pemerintahan dan sistem ketatanegaraan di Indonesia,

sesama lembaga negara, saling mengawasi dan mengimbangi satu sama lain.

Prinsip ini dinamakan checks and balances, untuk menghindari adanya

penyelewengan kekuasaan dan kesewenang-wenangan (abuse of power) satu

atau lebih lembaga negara terhadap lembaga lainnya. Tiga lembaga penting

dalam menjalankan pemerintahan adalah lembaga eksekutif, legislatif, dan

yudikatif. Lembaga eksekutif berperan sebagai eksekutor atau pelaksana

peraturan dan/atau hukum yang dibuat oleh lembaga legislatif yang berperan

sebagai legislator, yaitu lembaga yang membuat peraturan dan/atau hukum.

Lembaga yudikatif berfungsi sebagai lembaga peradilan yang bertugas

mengadili dan mengawasi tugas eksekutif serta berkedudukan sebagai

lembaga peradilan tertinggi yang diduduki oleh Mahkamah Agung Republik

Indonesia.1

1 Indra Rahmatullah, “Rejuvinasi Checks and Balances dalam Sistem Ketatanegaraan di

Indonesia”, dalam Jurnal Cita Hukum, vol. 1, no. 2, Desember 2013, h.216

Page 38: MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42968/1/FRIDA... · MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN ... yaitu UUD NRI

28

26

Di Indonesia, pemegang kekuasaan eksekutif dipegang oleh seorang

Presiden yang didampingi oleh seorang Wakil Presiden, yang dipilih melalui

pemilihan umum dengan masa jabatan 5 (lima) tahun dan dapat dipilih

kembali sebanyak satu kali dengan masa jabatan yang sama. Segala hal yang

berkaitan dengan presiden termaktub dalam UUD NRI 1945 pasal 4 sampai

dengan pasal 16.2 Dalam melaksanakan tugasnya, presiden diperbantukan oleh

menteri-menteri yang tergabung dalam satu kabinet yang disusun oleh

presiden sendiri. Presiden berhak mengangkat dan memberhentikan menteri-

menteri tersebut.

Untuk lembaga legislatif, pemegang kekuasaannya adalah Dewan

Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) dan Dewan Perwakilan

Daerah (DPD). Dalam memegang dan melaksanakan kekuasaan legislatif,

DPR mempunyai tiga fungsi, yaitu fungsi legislasi, anggaran, dan pengawasan.

DPR RI bertugas untuk membuat undang-undang yang kemudian akan

disahkan oleh presiden (fungsi legislasi), membuat Rancangan Anggaran

Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) untuk satu tahun (fungsi anggaran), dan

mengawasi pelaksanaan undang-undang dan APBN (fungsi pengawasan). 3

Pengaturan lebih lanjut mengenai tugas dan wewenang DPR RI diatur dalan

Undang Undang nomor 17 tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan

Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (MD3).

Bila menelisik ke dalam kekuasaan yudikatif, pemegang kekuasaannya

adalah Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, dan Komisi Yudisial. Tiap

lembaga negara mempunyai fungsi, tugas dan wewenang yang berbeda.

Mahkamah Agung berperan sebagai lembaga peradilan tertinggi yang

menangani kasus pidana maupun perdata yang menempuh upaya hukum

kasasi. Mahkamah Konstitusi mengadili perkara konstitutif, yang termasuk

kewenangan Mahkamah Konstitusi adalah membubarkan partai politik dan

2 C.S.T Kansil dan Christine S.T Kansil, Hukum Tata Negara Republik Indonesia,

(Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 114-118 3 C.S.T Kansil, Hukum Tata Negara, ..., h. 120

Page 39: MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42968/1/FRIDA... · MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN ... yaitu UUD NRI

29

menyelesaikan sengketa antarlembaga negara. 4 Pengaturan lebih lanjut

mengenai fungsi, tugas dan kewenangan Mahkamah Konstitusi dapat dilihat di

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2011 Tentang

Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 Tentang Mahkamah

Konstitusi. Sementara Komisi Yudisial adalah suatu lembaga yang salah satu

wewenangnya adalah mengusulkan calon hakim agung kepada DPR serta

menjaga kehormatan serta keluhuran perilaku hakim. Peraturan perundang-

undangan yang mengatur lebih lanjut mengenai fungsi, tugas dan wewenang

Komisi Yudisial adalah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun

2004 Tentang Komisi Yudisial.

Selain tiga pemegang kekuasaan yang dikenal dengan trias politica,

Indonesia juga mempunyai sejumlah organisasi atau lembaga negara yang

membantu tugas ketiga lembaga inti tersebut maupun yang mempunyai fungsi,

tugas, dan wewenang berbeda serta bersifat independen. Lembaga seperti

Komisi Pemilihan Umum, Komisi Perlindungan Anak Indonesia, Komisi

Pemberantasan Korupsi, dan Badan Pengawas Pemilu adalah beberapa dari

sekian banyak lembaga independen yang mempunyai andil penting dalam

menjalankan pemerintahan.

2. Fenomena Pemakzulan Presiden di Indonesia

a. Sebelum Amandemen UUD 1945

Dalam ketatanegaraan Indonesia sebelum perubahan UUD NRI

1945, MPR dapat memberhentikan presiden sebelum habis masa

jabatannya. Hal ini tertuang dalam ketentuan Pasal 4 Tap MPR No.

III/MPR/1978 tentang Kedudukan dan Hubungan Tata Kerja Lembaga

Tertinggi dengan/atau antar Lembaga-lembaga Tinggi Negara yang

menjelaskan alasan pemberhentian tersebut sebagai berikut:

a. Atas permintaan sendiri;

b. Berhalangan tetap;

4 C.S.T Kansil, Hukum Tata Negara, ..., h. 123-124

Page 40: MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42968/1/FRIDA... · MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN ... yaitu UUD NRI

30

c. Sungguh-sungguh melanggar Haluan Negara.

Dalam Pasal 5 ayat (1) Tap MPR No. III/MPR/1978 diuraikan

bahwa Presiden tunduk dan bertanggungjawab kepada majelis dan pada

akhir masa jabatannya memberikan pertanggungjawabannya atas

pelaksanaan Haluan Negara yang ditetapkan oleh UUD atau majelis di

hadapan sidang majelis. Dilanjutkan di ayat (2), Presiden wajib

memberikan pertanggungjawaban di hadapan sidang istimewa majelis

yang khusus diadakan untuk meminta pertanggungjawaban presiden

dalam pelaksanaan haluan negara yang ditetapkan oleh UUD atau majelis.

DPR melakukan pengawasan terhadap jalannya pemerintahan,

termasuk segala tindakan-tindakan Presiden dalam rangka pelaksanaan

Haluan Negara. Namun apabila DPR menganggap Presiden telah

melanggar Haluan Negara, maka sesuai Pasal 7 ayat (2) Tap MPR

No.III/MPR/1978, DPR menyampaikan memorandum untuk

mengingatkan Presiden. Pada ayat berikutnya ditegaskan bahwa apabila

dalam waktu 3 bulan Presiden tidak memperhatikan memorandum DPR

tersebut, maka DPR menyampaikan memorandum yang kedua. Apabila

dalam waktu 1 bulan memorandum yang kedua tersebut tidak diindahkan

oleh Presiden, maka sesuai dengan ayat 4 pasal yang sama, DPR dapat

meminta Majelis mengadakan Sidang Istimewa untuk meminta

pertanggungjawaban Presiden.

Sebelum amandemen, Pasal 8 UUD 1945 menyatakan bahwa Jika

Presiden mangkat, berhenti atau tidak dapat melakukan kewajibannya

dalam masa jabatannya ia diganti oleh Wakil Presiden sampai habis masa

jabatannya.”

1) Presiden Soekarno

Presiden Soekarno adalah presiden pertama yang menjabat di

Indonesia merangkap sebagai salah satu Founding Fathers yang

membangun negara Indonesia dengan pertama kalinya

Page 41: MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42968/1/FRIDA... · MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN ... yaitu UUD NRI

31

memproklamirkan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.

Presiden yang dikenal dengan orasinya yang menggugah dan lantang

menjabat sebagai Presiden selama 22 tahun sebelum diberhentikan

oleh MPRS (Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara) pada tahun

1967.

Awal mula perubahan dalam gaya kepemimpinan Soekarno

menjadi otoritarian yang membawanya pada kejatuhannya dari

kepemimpinan presiden di istana negara terlihat dari pembubaran

DPR hasil pemilu 1955 yang digantikan dengan keberadaan DPR-GR

berdasarkan ketetapan presiden no. 4/1960. Keotoriteran Soekarno

tidak berhenti sampai situ saja, ia lalu merombak Kabinet III menjadi

Kabinet IV dengan menempatkan Ketua dan Wakil Ketua DPR GR,

Ketua dan Wakil Ketua MPRS, Ketua dan Wakil Ketua DPA serta

Ketua Dewan Perancang Nasional sebagai menteri yang

berkedudukan tepat di bawah presiden. Kejadian G30S/PKI juga

merupakan turning point saat Soekarno menjabat, dilanjutkan dengan

perombakan kabinet yang terjadi berkali-kali, terakhir dengan Kabinet

Dwikora. 5

Pada 22 Juni 1966, Soekarno menyampaikan Pidato Nawaksara

bersamaan dengan sidang umum MPRS yang salah satu isi pidato

tersebut adalah hal-hal yang berkaitan dengan G30S/PKI. DPR-GR

yang seakan tidak puas dengan pidato tersebut, membuat

memorandum pada MPRS terkait pelengkapan pidato Nawaksara

sekaligus mempertanyakan pertanggung jawaban Soekarno atas

pidato tersebut. kemudian digelar Sidang Istimewa MPRS untuk

meminta pertanggung jawaban Soekarno, namun pertanggung

jawabannya tidak dapat diterima yang berakhir dengan dicabutnya

5 Fatkhurohman dan Miftachus Sjuhad, “Memahami Pemberhentian Presiden

(Impeachment) Di Indonesia (Studi Perbandingan Pemberhentian Presiden Soekarno dan Presiden Abdurrahman Wahid)”, dalam Jurnal Konstitusi, Vol. III, No.1, Juni 2010, h.175-176

Page 42: MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42968/1/FRIDA... · MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN ... yaitu UUD NRI

32

kekuasaan Soekarno sebagai Presiden Republik Indonesia oleh MPRS

berdasarkan Tap no. XXXIII/MPRS/1967.6

Mekanisme pemakzulan Soekarno yang dapat disorot dari kilas

balik penyebab dimakzulkannya Soekarno dapat dilihat pada

pertimbangan MPRS untuk mengeluarkan ketetapan MPRS terkait

pencabutan jabatan Soekarno sebagai presiden. Soekarno yang

berperan sebagai mandataris dinilai tidak memenuhi kewajiban

konstitusionalnya dan tidak menjalankan haluan serta putusan MPRS.

Soekarno tidak diadili melalui Mahkamah Konstitusi seperti yang

termaktub dalam UUD NRI 1945 pasca amandemen, namun peranan

MPRS dalam memutuskan pencabutan jabatan serta pemakzulan

pada masa jabatan dapat terlihat dari kasus Soekarno.

2) Presiden Abdurrahman Wahid

Presiden Abdurrahman Wahid adalah presiden kedua yang

dimakzulkan di Indonesia dan merupakan kasus terakhir karena

hingga saat ini, bahkan setelah melalui empat kali amandemen UUD

NRI 1945, belum ada presiden Indonesia yang dimakzulkan.

Pemakzulan Gus Dur, begitu sapaan Abdurrahman Wahid,

memunculkan polemik di antara kaum oposisi dan kaum pendukung

Gus Dur.

Proses pemberhentian Presiden dimulai dari maraknya pemberitaan

di media massa mengenai dana Yanatera Bulog sebesar 35 miliar

rupiah pada Mei 2000 dan dana bantuan Sultan Brunei Darussalam

sebesar US$ 2 Juta yang mengaitkan nama Presiden Abdurrahman

Wahid terkait penggunaan dana-dana tersebut untuk keperluan pribadi.

Hal ini kemudian memicu 236 Anggota DPR untuk mengajukan usul

penggunaan hak mengadakan penyelidikan terhadap kedua kasus

6 Fatkhurohman, Memahami Pemberhentian, ..., h.177

Page 43: MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42968/1/FRIDA... · MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN ... yaitu UUD NRI

33

tersebut dan pada tanggal 28 Agustus 2000 melalui Sidang Paripurna

DPR, usul itu disetujui. Pansus segera dibentuk dan disahkan pada 5

September 2000 untuk menyelediki kedua kasus itu.

Berdasarkan penyelidikan Pansus, Gus Dur diduga terlibat

langsung dalam pencairan dan penggunaan dana Yanatera Bulog,

serta terdapat inkonsistensi pernyataan terkait dana bantuan Sultan

Brunei, karena Gus Dur dianggap telah memberikan pernyataan yang

tidak konsisten pada masyarakat. Oleh karena itu, terbitlah

memorandum pertama per tanggal 1 Februari 2001.7

Dalam Memorandum DPR terhadap Presiden Abdurrahman Wahid

tersebut, ada dua pelanggaran haluan negara yang dituduhkan oleh

DPR dilakukan oleh Presiden Aburrahman Wahid adalah: a.

Melanggar UUD Rl Tahun 1945 Pasal mengnai Sumpah labatan

Presiden; dan b. Melanggar Ketetapan Majelis MPR Rl No.XI

IMPRlI998 Tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas

dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.

Lini waktu yang dapat disimpulkan mulai dari memorandum awal

hingga pemberhentian presiden Gus Dur dapat disimpulkan sebagai

berikut:8

1. Memorandum pertama yang ditetapkan dengan Keputusan DPR-RI

Nomor 33/DPR-RI/III/2000-2001 tentang Penetapan Memorandum

DPR-RI kepada Presiden K.H. Abdurrahman Wahid tertanggal 1

Februari 2001.

2. Kedua, yang ditetapkan Keputusan DPR-RI Nomor 47/DPR-

RI/IV/2000-2001 tentang penetapan memorandum yang kedua

DPR-RI kepada Presiden K.H.Abdurrahhman Wahid tertanggal 30

April 2001.

7 Fatkhurohman, Memahami Pemberhentian Presiden, ..., h. 178-179 8 Fatkhurohman, Memahami Pemakzulan Presiden, ..., h.181

Page 44: MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42968/1/FRIDA... · MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN ... yaitu UUD NRI

34

3. Ketiga, Sidang Istimewa berdasarkan Keputusan Rapat Paripurna

ke-36 tertanggal 1 Februari 2001 yang menyatakan bahwa Presiden

K.H. Abdurahman Wahid tidak mengidahkan memorandum kedua.

4. Keempat, diberhentikannya Presiden K.H.Abdurrahman Wahid

melalui Sidang Istimewa MPR pada 23 Juli 2001.

b. Sesudah Amandemen UUD NRI 1945

UUD NRI 1945 telah diamandemen sebanyak empat kali dan ada

pasal yang diubah maupun dihapus, termasuk di dalamnya pasal

mengenai pengaturan pemakzulan presiden, yakni pasal 7A dan 7B.

Kedua pasal tersebut mengalami perubahan pada sejumlah aspek, yang

akan dijelaskan dalam bagian ini. Dalam empat kali perubahan, terdapat

ketentuan yang secara eksplisit mengatur pemberhentian Presiden dalam

masa jabatannya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) atas usul

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Hasil amandemen ketiga melahirkan pasal 7A dan 7B UUD NRI

1945 yang mengatur secara detail dan eksplisit mengenai alasan-alasan

dan mekanisme pemberhentian Presiden. Dalam pasal 7A, pemakzulan

dapat dilakukan pada Presiden (dan/atau Wakil Presiden) berdasarkan

alasan-alasan berikut: a) Telah melakukan pelanggaran hukum berupa

pengkhianatan terhadap negara; b) Telah melakukan korupsi; c) Telah

melakukan penyuapan; d) Telah melakukan tindak pidana berat lainnya; e)

Telah melakukan perbuatan tercela; dan f) Telah terbukti tidak lagi

memenuhi syarat sebagai Presiden (dan/atau Wakil Presiden).

Selain yang diatur dalam UUD NRI 1945, hal-hal mengenai

impeachment pasca amandemen UUD diatur dalam Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2003 sebagaimana telah diubah

dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2011

Tentang Mahkamah Konstitusi yang menjelaskan mengenai wewenang

Mahkamah Konstitusi yang berhak mengadili perkara impeachment serta

hukum acara di Mahkamah Konstitusi terkait perkara yang sama.

Page 45: MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42968/1/FRIDA... · MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN ... yaitu UUD NRI

35

c. Dasar Hukum Pemakzulan di Indonesia

Setelah amandemen UUD 1945, pasal yang mengatur mekanisme

pemakzulan presiden lahir, yaitu pasal 7A dan 7B UUD NRI 1945 hasil

amandemen ketiga. Dalam pasal tersebut, disebutkan presiden tidak dapat

diberhentikan karena alasan yang bersifat politik, melainkan harus

berdasarkan alasan yang bersifat yuridis yang secara terbatas disebutkan

dalam Undang-Undang Dasar. Pasaal 7A secara lengkap berbunyi:9

“Presiden dan/atau Wakil Presiden dapat diberhentikan dalam masa jabatannya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat atas usul Dewan Perwakilan Rakyat, baik apabila terbukti telah melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tervela maupun apabila terbukti tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden.” Secara garis besar, pasal 7A menjelaskan bahwa seorang presiden

dapat diberhentikan dalam masa jabatannya oleh MPR apabila terbukti

melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara,

korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela

ataupun terbukti tidak lagi memenuhi syarat sebagai presiden. Hal ini

menunjukkan bahwa pasal ini secara spesifik mengatur alasan presiden

dapat diberhentikan atau dimakzulkan pada masa jabatannya.10

Sementara, dalam pasal 7B hasil amandemen ketiga UUD NRI

1945, tertulis dengan jelas mekanisme pemakzulan seorang presiden

dalam masa jabatannya, mulai dari usul pemberhentian hingga keputusan

akhir yang memberikan wewenang MPR untuk memberhentikan

Presiden, serta penegasan pasal 7A dengan disebutkan kembali alasan-

alasan Presiden dapat dimakzulkan. Secara detail, pasal 7B berbunyi:11

9 A. Salman Maggalatung, Desain Kelembagaan Negara Pasca Amandemen UUD 1945,

(Bekasi: Gramata Publishing, 2016), h. 223-224 10 Salman Maggalatung, Desain Kelembagaan Negara, ..., h. 223-224 11 Salman Maggalatung, Desain Kelembagaan Negara, ..., h. 224-225

Page 46: MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42968/1/FRIDA... · MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN ... yaitu UUD NRI

36

(1) Usul pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden dapat diajukan oleh Dewan Perwakilan Rakyat kepada Majelis Permusyawaratan Rakyat hanya dengan terlebih dahulu mengajukan permintaan kepada Mahkamah Konstitusi untuk memeriksa, mengadaili, dan memutus Dewan Perwakilan Rakyat bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden telah melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau pebuatan tercela; dan/atau pendapat bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden.

(2) Pendapat Dewan Perwakilan Rakyat bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden telah melakukan pelanggaran hukum tersebut atau tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden adalah dalam rangka pelaksanaan fungsi pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat.

(3) Pengajuan permintaan Dewan Perwakilan Rakyat kepada Mahkamah Konstitusi hanya dapat dilakukan dengan dukungan sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat yang hadir dalam sidang paripurna yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat.

(4) Mahkamah Konstitusi wajib memeriksa, mengadili, dan memutus dengan seadil-adilnya terhadap Dewan Plerwakilan Rakyat tersebut paling lama sembilan puluh hari setelah permintaan Dewan Perwakilan Rakyat itu diterima oleh Mahkamah Konstitusi.

(5) Apabila Mahkamah Konstitusi memutuskan bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden terbukti melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela; dan/atau terbukti bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat menyelenggarakan sidang paripurna untuk meneruskan usul pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden kepada Majelis Permusyawaratan Rakyat.

(6) Majelis Permusyawaratan Rakyat wajib menyelenggarakan sidang untuk memutuskan usul Dewan Perwakilan Rakyat tersebut paling lambat tiga puluh hari sejak Majelis Permusyawaratan Rakyat menerima usul tersebut.

(7) Keputusan Majelis Permusyawaratan Rakyat atas usul pemberhentian Presiden dan/atau wakil Presiden harus diambil dalam rapat paripurna Majelis Permusyawaratan Rakyat yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota daan disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota yang hadir, setelah Presiden dan/atau Wakil Presiden diberi kesempatan menyampaikan penjelasan dalam rapat paripurna Majelis Permusyawaratan Rakyat.

Page 47: MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42968/1/FRIDA... · MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN ... yaitu UUD NRI

37

Yang dapat ditangkap dari uraian pasal 7B UUD NRI 1945

tersebut, bahwa mekanisme pemakzulan Presiden pasca amandemen

benar-benar harus berdasarkan alasan yuridis, tidak ada ruang untuk

alasan politik yang dapat mendukung seorang Presiden dapat

diberhentikan dalam masa jabatannya. Memang belum ada kasus

pemakzulan pasca amandemen ketiga, namun tidak menutup

kemungkinan bahwa proses itu ada. Hasil amandemen ketiga ini

merupakan titik balik dari konstitusi yang pernah berlaku sebelumnya,

karena saat Presiden Soekarno dan Presiden Abdurrahman Wahid

dimakzulkan, kedua presiden tersebut dimakzulkan dengan alasan

politik dimana Undang-Undang Dasar dan Ketetapan MPR tidak

mempunyai batas-batas yang jelas, mengakibatkan banyak hal yang

harus dijelaskan mengingat Indonesia adalah negara hukum.

B. Pemakzulan Presiden di Korea Selatan

1. Sistem Ketatanegaraan Korea Selatan

Sebagai permulaan, Korea Selatan merupakan negara berbentuk

republik dengan sistem pemerintahan presidensial campuran. Dikatakan

campuran karena sistem presidensialnya tidak sepenuhnya murni dikarenakan

adanya elemen-elemen sistem parlementer dalam sistem ketatanegaraannya.

Untuk jabatan kekuasaan eksekutif dipegang oleh Presiden, untuk selanjutnya

Presiden dapat menunjuk eorang Perdana Menteri sesuai persetujuan

parlemen. Presiden dipilih oleh rakyat untuk masa jabatan lima tahun tanpa

pemilihan kembali, dan juga merupakan komando militer tertinggi. Presiden

dan Perdana Menteri tidak sepenuhnya bertanggung jawab kepada parlemen.

Lembaga legislatif di Korea Selatan adalah Majelis Nasional (National

Assembly) yang berkedudukan sebagai parlemen.

Dalam menjalankan pemerintahannya, Korea Selatan berpedoman

pada Konstitusi Korea Selatan (The Constitution of the Republic of Korea;

대한민국 헌법) hasil amandemen 1987. Konstitusi ini terdiri dari 130 pasal

dan enam aturan tambahan. Aturan tersebut kemudian dibagi menjadi 10 bab:

Page 48: MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42968/1/FRIDA... · MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN ... yaitu UUD NRI

38

Ketentuan Umum, Hak dan Kewajiban Warga Negara, Majelis Nasional,

(Lembaga) Eksekutif, (Lembaga) Peradilan, Mahkamah Konstitusi,

Manajemen Pemilu, Kekuasaan Lokal, (Lembaga) Ekonomi, dan Amandemen

Konstitusi itu sendiri. 12 Konstitusi Korea Selatan mengatur secara lengkap

fungsi, kedudukan, tugas dan wewenang tiap lembaga negara, termasuk di

dalamnya tiga lembaga penting yaitu eksekutif, legislatif, dan yudikatif.

Kekuasaan eksekutif dipegang oleh Presiden yang dipilih melalui

pemilihan umum dan menjabat selama lima tahun tanpa dapat dipilih kembali.

Dalam melaksanakan tugasnya, Presiden dibantu oleh Perdana Menteri yang

ia tunjuk berdasarkan persetujuan Majelis Nasional. Perdana Menteri bertugas

untuk mengawasi para menteri dan mengelola Kantor Koordinasi Kebijakan

Pemerintah di bawah arahan Presiden. Untuk digarisbawahi, Presiden

berkedudukan sebagai kepala negara dan Perdana Menteri sebagai kepala

pemerintahan.13 Perdana Menteri dibantu tugasnya oleh State Council yang

anggotanya ditunjuk oleh Presiden berdasarkan rekomendasi Perdana Menteri.

State Council berhak untuk memimpin dan mengawasi menteri-menteri

administratif, merundingkan urusan-urusan penting dalam negeri, serta

mewakili Presiden di Majelis Nasional dan mengutarakan pendapatnya. Para

anggota State Council bertanggung jawab hanya kepada Presiden.14

Lembaga legislatif di Korea Selatan adalah Majelis Nasional, yang

anggotanya berjumlah 299 orang, sebagian dipilih melalui pemilihan umum

dan sebagian lagi dipilih dari anggota partai yang memenangkan pemilu.

Lembaga legislatif di Korea Selatan menganut sistem satu kamar (unikameral)

dan tugas-tugasnya diamanatkan oleh Konstitusi Korea Selatan pasal 40

sampai 65. Dikarenakan Majelis Nasional satu-satunya lembaga yang

12 Ministry of Culture, Sport and Tourism: Korean Culture and Information Service,

Facts About Korea (South Korea: Hollym, 2009) revised edition, h. 40 13 ----, Republic of Korea: Public Administration and Country Profile, (t.tp: Division for

Public Administration and Development Management (DPADM) Department of Economic and Social Affairs (DESA), United Nations, 2007), h. 6

14 ---, Republic of Korea, ..., h. 6

Page 49: MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42968/1/FRIDA... · MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN ... yaitu UUD NRI

39

memegang kekuasaan legislatif, tugas dan wewenangnya bisa dibilang banyak

dan mencakup banyak sektor, mulai dari dalam negeri, luar negeri, hingga

pengajuan mosi pemakzulan presiden.

Lembaga yudikatif dipegang oleh Mahkamah Agung dan Mahkamah

Konstitusi. Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, kedua lembaga

peradilan tersebut bersifat independen dan menjalankan tugasnya masing-

masing sebagai pemegang dan pelaksana kekuasaan yudikatif. Mahkamah

Konstitusi di Korea Selatan berwenang untuk menangani perkara

konstitusional, termasuk di dalamnya memberikan putusan final terkait

pemakzulan presiden.

2. Fenomena Pemakzulan di Korea Selatan

Mengenai pemakzulan, Korea Selatan mempunyai sejarah yang cukup

menarik. Negara ini sudah dua kali memakzulan presidennya, yaitu Presiden

Roh Moo-hyun di tahun 2004dan Presiden Park Geun-hye di tahun 2017. Dari

dua presiden yang dimakzulkan, hanya Park Geun-hye yang diturunkan dari

jabatannya terkait perkara suap dan abuse of power, tetapi Roh Moo-hyun

tetap menjadi Presiden Korea Selatan hingga habis masa jabatannya.

Presiden Roh Moo-hyun pertama kali diajukan mosi pemakzulannya

terkait perkara suap dalam pemilihan umum yang dimenangkannya. Majelis

Nasional sepakat untuk memberhentikan Roh karena melakukan pelanggaran

terhadap berbagai peraturan pemilihan dan diberhentikan dari kedudukannya.

Atas putusan Majelis Nasional itu Roh Moo-hyun dinonaktifkan dari

jabatannya berdasarkan diajukannya mosi impeachment Majelis Nasional pada

12 Maret 2004.15 Berbagai reaksi timbul akibat pendukung Roh tidak terima

atas persetujuan parlemen sebagai lawan-lawan politiknya yang mencoba

untuk memecatnya melalui impeachment sebagai bentuk dari kacaunya politik

Korea Selatan saat itu. Sehari setelah parlemen mengadakan pemungutan

15 Winarno Yudho, dkk, Laporan Penelitian: Mekanisme Impeachment dan Hukum Acara Mahkamah Konstitusi, (Jakarta: Kerjasama Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia dengan Konrad Adenauer Stiftung, 2005), h.1

Page 50: MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42968/1/FRIDA... · MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN ... yaitu UUD NRI

40

suara, lebih dari 50.000 orang turun ke jalan memprotes impeachment

terhadap Roh.

Bersamaan dengan itu, partai oposisi utama Partai National Agung

(Great National Party atau GNP) beserta mitranya, Partai Demokratik

Milenium (Milennial Democratic Party atau MDP) harus menerima kenyataan

pahit akan anjloknya popularitas mereka. GNP dan MDP yang mendominasi

parlemen dianggap berada di balik proses pendakwaan. Namun dengan

otoritas final yang dipegang Mahkamah Konstitusi atas impeachment dengan

tanpa hak untuk banding, Mahkamah Konstitusi menolak impeachment atas

Presiden Roh Moo-Hyun, karena kendati dituduh melakukan suap dalam

pemilihan umum yang dimenangkannya, Mahkamah Konstitusi menilai bahwa

tuduhan tersebut tidak cukup untuk memakzulkannya. Dengan putusan ini,

Presiden Roh kembali menduduki kursi kepresidenan. Dengan adanya putusan

baru ini, Roh kembali memimpin Korea Selatan hingga berakhir masa

jabatannya.16

Dalam sejarah ketatanegaraan Korea Selatan, ada Presiden Park Geun-

hye yang dimakzulkan setelah Presiden Roh, tepatnya pada tahun 2017. Park

Geun-hye merupakan sosok penting yang dilibatkan oleh skandal korupsi dan

nepotisme. Park dan teman lama kepercayaannya, seorang konglomerat atau

chaebol bernama Choi Soon-sil, dituduh berkonspirasi untuk menekan

berbagai perusaahaan besar di Korea Selatan, termasuk Samsung, untuk

mendonasikan sejumlah besar uang kepada dua organisasi non-profit yang

dikelola oleh Choi. Choi dituduh menggunakan uang tersebut untuk keperluan

pribadinya, yang mana tuduhan tersebut ia bantah. Park mengaku bertindaka

‘naif’, tetapi membantah memeras perusahaan-perusahaan tersebut. Park juga

dituduh memberikan akses ilegal terhadap berbagai urusan dan berkas-berkas

16 Rusdianto S., “Proses Impeachment Presiden dalam Konstitusi Negara-Negara

Modern (Studi Perbandingan dengan Mekanisme Impeachment di Amerika Serikat dan Korea Selatan)”, dalam Jurnal Hukum, Vol. XIX, No. 19, Oktober 2010, h. 115

Page 51: MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42968/1/FRIDA... · MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN ... yaitu UUD NRI

41

rahasia negara, termasuk hal-hal yang berkaitan dengan program senjata nuklir

Korea Utara.17

Usulan pemakzulan Presiden Park yang diusulkan dan disetujui oleh

anggota Majelis Nasional pertama kali muncul di permukaan di bulan

Desember 2016. Park segera dinonaktifkan, namun ia masaih tinggal di Blue

House, sebutan kediaman kepresidenan Korea Selatan, sambil menunggu

keputusan akhir dari Mahkamah Konstitusi. Delapan dari sembilan hakim

Mahkamah Konstitusi menyetujui usul impeachment Park atasa tuduhan

pemerasan, penyuapan, penyalahgunaan kekuasaan dan membocorkan rahasia

negara.

3. Dasar Hukum Pemakzulan di Korea Selatan

Berdasarkan Konstitusi Korea Selatan hasil Amandemen 1987 seperti

dikutip Hamdan Zoelva dalam bukunya Pemakzulan Presiden di Indonesia,

Dalam pasal 65 ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) Konstitusi Korea Selatan,

Presiden Korea Selatan bila terbukti melakukan perbuatan melanggar hukum

dan konstitusi yang berlaku atau perbuatan melanggar hukum lainnya selama

masa jabatannya dapat dimakzulkan. Majelis Nasional sebagai pemegang

kekuasaan legislatif unikameral mengajukan mosi pemakzulan presiden

tersebut. Mosi tersebut harus disetujui oleh 2/3 atau lebih dari total

keseluruhan anggota Majelis Nasional, lalu diadili melalui forum

privilegiatum di Mahkamah Konstitusi. Putusan Mahkamah Konstitusi bersifat

final dan mengikat, sebagai badan peradilan yang berwenang mengadili dan

memutus perkara pemakzulan presiden.18

Transliterasi pasal 65 Konstitusi Korea Selatan hasil amandemen 1987

dapat dijabarkan sebagai berikut:

17 Justin McCurry, “Park Geun-hye: South Korean court removes president over scandal”,

artikel tertanggal 10 Maret 2017, diakses dari https://www.theguardian.com/world/2017/mar/10/south-korea-president-park-geun-hye-constitutional-court-impeachment tanggal 21 Februari 2018.

18 Hamdan Zoelva, Pemakzulan Presiden, ..., h.55.

Page 52: MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42968/1/FRIDA... · MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN ... yaitu UUD NRI

42

1) Jika Presiden, Perdana Menteri, anggota-anggota dewan negara, kepala

menteri eksekutif, hakim peradilan konstitusi, hakim, anggota Komite

Manajemen Pemilihan Umum Pusat, anggita Dewan Audit dan

Inspeksi, dan pejabat negara lainnya yang dilantik secara hukum yang

melanggar konstitusi atau hukum lainnya saat melaksanakan tugas

jabatannya, Majelis Nasional dapat mengajukan mosi untuk

impeachment.

2) Mosi impeachment yang tertulis dalam paragraf (1) dapat diusulkan

oleh 1/3 atau lebih dari total anggota Majelis Nasional, dan diperlukan

pengambilan suara secara serentak mayoritas dari total anggota Majelis

Nasional untuk dapat diterima: kecuali mosi impeachment presiden,

dapat diajukan oleh mayoritas dari total anggota Majelis Nasional dan

disetujui oleh 2/3 atau lebih dari total anggota Majelis Nasional.

3) Siapapun yang menentang mosi impeachment yang sudah disetujui

harus ditangguhkan sementara dari jabatannya sampai perkara

impeachment diadili.

4) Putusan akhir impeachment tidak boleh lebih daari pemberhentian dari

jabatan publik (removal from public office). Namun, hal tersebut tidak

dapat membebaskan pihak yang dimakzulkan dari

pertanggungjawaban perdata atau pidana.

Dari pasal 65 diatas dapat dipahami bahwa mekanisme impeachment di

Korea Selatan sangat ketat dengan berpedoman pada Konstitusi. Hal ini

menunjukkan bahwa untuk meng-impeach seorang pejabat negara, dalam hal

ini Presiden, butuh serangkaian alasan yuridis serta melalui proses yang tidak

singkat. Mekanisme impeachment ini dapat dikatakan tegas dan kaku karena

pihak yang menentang mosi impeachment pejabat negara bahkan dapat

ditangguhkan sementara dari jabatannya.

Mengenai kewenangan Mahkamah Konstitusi sebagai badan peradilan

yang mengadili dan memutus pemakzulan presiden, hal ini terdapat di Pasal

111 ayat (1) seperti yang dikutip dari Jimly Asshiddiqie dalam bukunya

Page 53: MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42968/1/FRIDA... · MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN ... yaitu UUD NRI

43

Peradilan Konstitusi di 10 Negara, Mahkamah Konstitusi mempunyai

kewenangan sebagai berikut:19

1) Mengadili konstitusionalitas suatu Undang-Undang atas permintaan

pengadilan;

2) Pemakzulan (impeachment);

3) Memutus pembubaran partai politik yang tidak konstitusional;

4) Menyelesaikan sengketa kewenangan antarlembaga negara; dan

5) Memutus permohonan individual.

Selain yang telah dicantumkan dalam Konstitusi Korea Selatan, hal-hal

mengenai kewenangan Mahkamah Konstitusi untuk meng-impeach seorang

pejabat publik terdapat dalam Pasal 48 (hasil amandemen 5 April 2011)

Undang-Undang Mahkamah Konstitusi Korea Selatan yang berbunyi sebagai

berikut:

Article 48 (Prosecution for Impeachment)

In cases where a public official who falls under any of the following

subparagraphs violates the Constitution or laws in the performance of his/her

duties, the National Assembly may pass a motion for impeachment pursuant to

the Constitution and the National Assembly Act:

1. The President, the Prime Minister, Members of the State Council or head of each Ministry.

2. Justices of the Constitutional Court, judges, and Commissioners of the National Election Commission;

3. The Chairperson of the Board of Audit and Inspection and Commissioners thereof;

4. Public officials prescribed by other Acts.

19 Jimly Asshiddiqie, Peradilan Konstitusi di 10 Negara, (Jakarta: Sinar Grafika, 2012), h.

240

Page 54: MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42968/1/FRIDA... · MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN ... yaitu UUD NRI

44

44

BAB IV

ANALISIS PERBANDINGAN PEMAKZULAN PRESIDEN DI INDONESIA DAN KOREA SELATAN

A. Mekanisme Pemakzulan Presiden di Indonesia dan Korea Selatan

1. Indonesia

Mekanisme pemakzulan sebelum Amandemen UUD merupakan suatu

mekanisme yang tidak mempunyai batas (boundaries) mengenai alasan

presiden dapat dimakzulkan, yang menjadikan pemakzulan pra-amandemen

dapat dikatakan subjektif. Pendakwaan menurut konsep penjelasan maupun

Ketetapan MPR tersebut adalah meminta pertanggungjawaban presiden dalam

hal ini adalah permintaan DPR kepada MPR untuk meminta

pertanggungjawaban presiden yang bersifat politik. Hal ini tertulis dalam

penjelasan UUD 1945 maupun keketapan tersebut yang menegaskan alasan

pemakzulan presiden mencakup pelanggaran presiden atas haluan negara yang

telah ditetapkan UUD atau Ketetapan MPR. Karena bentuk pelanggaran

tersebut tidak dijelaskan secara detail dan limitatif, maka dapat disimpulkan

pelanggaran itu bersifat luas dan mencakup apa saja dari ketentuan Undang-

Undang Dasar dan Ketetapan MPR yang ada ataupun peraturan perundang-

undangan lainnya.1

Bila dilihat secara konseptual, hubungan presiden dengan MPR sebelum

amandemen UUD NRI 1945 mencerminkan hubungan yang menonjolkan ciri-

ciri sistem pemerintahan parlementer, karena dalam hal ini presiden

bertanggung jawab kepada parlemen. Bila presiden tidak lagi mendapat

dukungan dari parlemen, maka presiden akan jatuh. Dalam sistematika seperti

inilah Presiden Soekarno dan Presiden Abdurrahman Wahid dimakzulkan oleh

MPR, seperti yang secara implisit telah dicantumkan dalam pasal 8 UUD 1945

sebeum amandemen yang mengatur kemungkinan Presiden diberhentikan

1 Hamdan Zoelva, Pemakzulan Presiden di Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), h.88

Page 55: MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42968/1/FRIDA... · MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN ... yaitu UUD NRI

45

dalam masa jabatannya. Kemudian dalam Penjelasan UUD 1945 angka VII

Alinea ketiga, dijelaskan:2

“Jika Dewan menganggap bahwa Presiden sungguh melanggar haluan

negara yang telah ditetapkan oleh Undang-Undang Dasar atau oleh Majelis

Permusyawaratan Rakyat, maka Majelis itu dapat diundang untuk

persidangan istimewa agar supaya bisa meminta pertanggunganjawab

Presiden.”

Beberapa bentuk konstitusi pernah berlaku di Indonesia, antara lain

Konstitusi RIS dan UUDS 1950. Dalam Pasal 48 UUDS 1950 yang mengatur

mengenai penggantian presiden, presiden dapat digantikan bila presiden

mangkat, berhenti, atau tidak dapat menjalankan kewajibannya dalam masa

jabatannya, untuk kemudian digantikan oleh wakil presiden hingga habis masa

jabatannya. Sebaliknya, Pasal 83 UUDS NRI (Pasal 118 di Konstitusi RIS)

menentukan presiden tidak dapat diganggu gugat. Hal ini merupakan hal yang

biasa ditemukan dalam sistem pemerintahan parlementer, yaitu para menteri

bertanggung jawab kepada parlemen sementara presiden berkedudukan

sebagai kepala negara yang bersifat simbolik dan tidak bertanggung jawab

kepada parlemen.3 Hal ini bertolak belakang dengan apa yang disampaikan

Soekarno seperti yang dikutip oleh Soepomo. Soekarno menganggap dirinya

bukanlah pemimpin konstitusional, melainkan pemimpin rakyat yang dalam

hal ini memberikan arahan dan kebijakan-kebijakan umum bagi negara.4

Menurut Konstitusi RIS dan UUDS 1950, pertanggung jawaban presiden

dibatasi hanya terkait dengan pertanggungjawaban pidana seperti terlibat

perkara pidana, baik berupa kejahatan maupun pelanggaran jabatan serta

kejahatan dan pelanggaran lain yang ditentukan undang-undang yang

dilakukan dalam masa jabatannya. Yang demikian itu presiden dapat diadili

2 Arry, “Impeachment dalam Sistem Presidensial: Kajian Teoritik Dan Normatif Di Indonesia Sebelum Dan Sesudah Amandemen Undang-Undang Dasar 1945”, dalaam Jurnal JOM FISIP Universitas Riau, Vol. 3, No. 1, Februari 2016, h. 2

3 Hamdan Zoelva, Pemakzulan Presiden, ..., h. 89 4 Hamdan Zoelva, Pemakzulan Presiden, ..., h. 90

Page 56: MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42968/1/FRIDA... · MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN ... yaitu UUD NRI

46

dalam tingkat pertama dan tertinggi oleh Mahkamah Agung, baik pada saat

memegang jabatan atau setelah berhenti dari jabatannya. Hal tersebut biasa

disebut sebagai forum privilegiatum,5 yakni peradilan khusus untuk memutus

pendapat DPR bahwa presiden tidak lagi memenuhi syarat serta dalam perkara

presiden telah melanggar hal-hal tertentu yang terdapat dalam UUD sehingga

dapat dimakzulkan.6

Bila menelisik kembali pada mekanisme pemakzulan sebelum amandemen

UUD NRI 1945, mekanisme tersebut bertentangan dengan landasan filosofis,

yuridis dan sosiologis konstitusi Indonesia. Indonesia adalah negara

demokrasi yang menjunjung tinggi kedaulatan rakyat. Secara yuridis,

kedaulatan rakyat ini dapat terlihat dengan jelas dalam Pasal 1 ayat (2) UUD

1945 hasil amandemen ketiga, yang menegaskan bahwa Indonesia merupakan

negara berkedaulatan rakyat dan dilaksanakan berdasarkan Undang-Undang

Dasar. Oleh karena itu, segala bentuk pemerintahan dan pelaksanaan

kedaulatan rakyat selalu berkiblat pada konstitusi, karena seperti yang

tercantum dalam ayat (3), Indonesia adalah negara hukum. Berbanding

terbalik dengan masa sebelum amandemen UUD, kedaulatan rakyat

dilaksanakan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat, yang membuat

pelaksanaan kedualatan rakyat cenderung subjektif.

Sebelum amandemen UUD 1945, mekanisme pemakzulan presiden lebih

condong mementingkan kepentingan pejabat semata, dan tidak mengindahkan

bukti-bukti maupun alasan yuridis, karena memang dalam konstitusi sendiri

belum diatur mengenai masalah itu. Namun, kembali lagi pada aspek

sosiologis, DPR dan MPR sebagai wakil rakyat seharusnya dapat menjalankan

tanggung jawab dengan tidak sembarang memakzulkan pemimpin rakyat,

namun kembali lagi pada konstitusi di masa itu yang secara materiil tidak

mengatur perihal kedaulatan rakyat yang seutuhnya berada di tangan rakyat.

5 Hamdan Zoelva, Pemakzulan Presiden, ..., h. 90 6 Moh. Mahfud MD, Perdebatan Hukum Tata Negara Pasca Amandemen Konstitusi,

(Jakarta: Rajawali Press, 2011), h. 118

Page 57: MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42968/1/FRIDA... · MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN ... yaitu UUD NRI

47

Secara garis besar, alur pemakzulan Presiden di Indonesia adalah sebagai

berikut:7

Dari skema di atas, lembaga-lembaga negara yang berhak dalam

mekanisme pemakzulan presiden di Indonesia mempunyai tugas masing-

masing untuk selanjutnya tugas tersebut berkaitan dengan satu sama lain,

membentuk sebuah sistem yang berkesinambungan. Mekanisme pemakzulan

seorang presiden di Indonesia memang bukan perkara mudah, butuh waktu

dan proses yang dapat dikatakan panjang, melibatkan lembaga legislatif dan

yudikatif, serta lembaga eksekutif, yakni Presiden, yang dalam hal ini sebagai

pihak yang akan di-impeach.

Adapun setelah amandemen Undang-Undang Dasar, alur pemakzulan

preiden dari awal hingga akhir mendapatkan perombakan yang signifikan

dengan ditambahkannya beberapa prosedur dan keterlibatan Mahkamah

Konstitusi di dalam mekanismenya sebagai lembaga inspeksi perkara

pemakzulan presiden di Indonesia. Berdasarkan Pasal 7B UUD NRI 1945,

mekanisme pemakzulan di Indonesia dimulai dengan adanya usulan dari DPR

bahwa presiden telah melakukan pelanggaran atau tindakan melanggar hukum

yang terdapat dalam Psal 7A. Berdasarkan hak yang dipegang oleh DPR yaitu

hak pengawasan, proses investigasi dilakukan atas dugaam-dugaan

pelanggaran yang tergolong dalam alasan impeachment. Setelah proses di

DPR selesai, dan dalam rapat paripurna DPR telah menyetujui presiden telah

melakukan tindakan yang termasuk alasam yang dapat meng-impeach seorang

7 A. Roestandi, “Mahkamah Konstitusi”, presentasi berbentuk PowerPoint, disampaikan pada Sosialisasi Peraturan Perundang-Undangan dan Penyelesaian Kasus-Kasus, Kanwil Kementrian Agama Provinsi Jawa Barat, Hotel Karang Sentra Bandung, 27 Juli 2011.

Page 58: MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42968/1/FRIDA... · MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN ... yaitu UUD NRI

48

presiden, maka putusan rapat paripurna tersebut diserahkan pada Mahkamah

Konstitusi, sebelum akhirnya proses impeachment diserahkan pada Majelis

Permusyawaratan rakyat (MPR) sebagai penentu nasib apakah seorang

presiden diberhentikan atau tidak diberhentikan. 8

2. Korea Selatan

Korea Selatan adalah negara berbentuk republik yang menjunjung tinggi

konstitusi di negaranya. Segala bentuk pelaksanaan pemerintahan harus

berkiblat pada konstitusi, termasuk dalam memakzulkan pejabat negara, dalam

hal ini Presiden. Di Korea Selatan yang pernah memakzulkan presidennya dua

kali, hanya satu yang berakhir diturunkan dari jabatannya, yaitu Park Geun-

hye. Roh Moo-hyun sebaliknya, walaupun sempat menghadapi tuntutan

impeachment, Presiden Roh kembali menjabat karena Mahkamah Konstitusi

menilai pelanggaran yang diperbuatnya tidak cukup untuk memakzulkan

Presiden Roh.

Dalam mekanisme pemakzulan di Korea Selatan, ada tiga lembaga yang

terlibat dari awal hingga akhir proses pemakzulan Presiden, yaitu lembaga

eksekutif dalam hal ini presiden itu sendiri, lembaga eksekutif yang diduduki

oleh Majelis Nasional, serta lembaga yudikatif yang kekuasaannya dipegang

oleh Mahkamah Konstitusi sebagai lembaga yang berwenang untuk mengadili

dan memberi putusan atas perkara impeachment presiden. Ketiga lembaga ini

berjalan berdasarkan prinsip checks and balances serta mekanisme

impeachment diatur secara spesifik dalam konstitusi, membuat Korea Selatan

menganut konstitusionalisme yang kental dalam praktik ketatanegaraannya.

Berdasarkan teori konstitusi yang dikutip oleh Komisi Konstitusi RI

dalam buku Hukum dan Teori Konstitusi, bila diamati di bagian fungsi dan

kedudukan konstitusi, Konstitusi Korea Selatan berkedudukan sebagai kaidah

dan sumber hukum tertinggi, identitas nasional, alat untuk membatasi

kekuasaan serta sebagai pemberi atau sumber legitimasi terhadap kekuasaan

negara atau kegiatan penyelenggaraan kekuasaan di Korea Selatan. Perihal

8 Eko Noer Kristoyanto, “Pemakzulan Presiden Republik Indoesia Pasca Amandemen

UUD 1945”, dalam Jurnal RechtsVinding, vol. 2, no. 3, Desember 2013, h. 338

Page 59: MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42968/1/FRIDA... · MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN ... yaitu UUD NRI

49

impeachment, konstitusi menduduki posisi yang krusial dalam pelaksanaan

impeachment, karena keseluruhan mekanisme, lembaga yang terlibat serta

kewenangan masing-masing lembaga berkiblat pada konstitusi.9

Berikut ini adalah skema dan penjelasan singkat mengenai mekanisme

impeachment presiden di Korea Selatan:10

Berdasarkan Pasal 65 ayat (2) Konstitusi Korea Selatan hasil amandemen

1987, proses impeachment seorang presiden dimulai dari adanya mosi yang

berasal dari Majelis Nasional sebagai lembaga legislatif mengenai

impeachment presiden. Mosi untuk impeachment presiden secara spesifik

harus diajukan oleh mayoritas dari total anggota Majelis Nasional Korea

Selatan, untuk selanjutnya disetujui oleh 2/3 dari total anggota Majelis

Nasional sebelum diserahakan pada Mahkamah Konstitusi Korea Selatan

untuk diperiksa, dirundingkan dan diadili. Mahkamah Konstitusi mempunyai

waktu 180 (seratus delapan puluh) hari untuk berunding sebelum memberikan

keputusan akan perkara impeachment. Bila presiden terbukti melakukan

perbuatan yang dapat menjatuhkannya dari kursi kekuasaan eksekutif

berdasarkan konstitusi, maka pemilihan pengganti presiden akan dilaksanakan

9 Ellydar Chaidir, Hukum dan Teori Konstitusi, (Yogyakarta: Kreasi Total Media, 2007),

cet.pertama, h.40.42 10 https://www.reuters.com/article/us-southkorea-politics/south-korean-court-throws-

president-out-of-office-two-die-in-protest-idUSKBN16H066, diakses 20 Maret 2018, pukul 21:58 WIB.

Page 60: MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42968/1/FRIDA... · MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN ... yaitu UUD NRI

50

dalam tempo 60 (enam puluh) hari sesuai yang tertera dalam pasal 68 ayat (2)

Konstitusi Korea Selatan hasil amandemen 1987.

3. Persamaan dan Perbedaan Mekanisme Pemakzulan Presiden di

Indonesia dan Korea Selatan

Alur mekanisme pemakzulan di Indonesia ditelusuri lebih lanjut, hal

pertama bermula dari usulan pemakzulan dari DPR yang merujuk pada

konstitusi, yaitu UUD NRI 1945 pasal 7A dan 7B. Di Indonesia, Presiden

tidak dapat diberhentikan dengan alasan selain yang sudah tertera dalam pasal

7A. Usulan DPR tersebut dihasilkan dari sidang paripurna yang selanjutnya

DPR membentuk Panitia Khusus untuk menyelidiki, mencari bukti, meminta

keterangan para saksi dan pihak terkait, termasuk membicarakannya dengan

presiden. Setelah rapat tersebut mendapat persetujuan dalam rapat paripurna

DPR, dengan persetujuan kurang lebih 2/3 dari anggota DPR yang hadir

dalam rapat paripurna yang dihadiri oleh kurang lebih 2/3 dari total anggota

DPR, maka diajukanlah permohonan kepada Mahkamah Konstitusi untuk

memeriksa dan mengadili pendapat DPR. Setelah MK mendapat putusan

mengenai usulan DPR tersebut, barulah diserahkan kembali pada DPR untuk

selanjutnya MPR yang memberhentikan Presiden bila keputusannya adalah

sepakat untuk memberhentikan Presiden, kewenangan MPR yang mempunyai

kekuasaan penuh untuk mengangkat dan memberhentikan presiden.

Sementara di Korea Selatan, Majelis Nasional mengajukan mosi untuk

meng-impeach presiden, yang mana mosi harus diajukan oleh mayoritas dari

total anggota Majelis Nasinal. Selanjutnya mosi harus disetujui oleh 2/3 atau

lebih dari total anggota Majelis Nasional. Mosi yang sudah disepakati lalu

diserahkan pada Mahkamah Konstitusi Korea Selatan untuk diperiksa dan

diadili. Mahkamah Konstitusi berwenang untuk memberhentikan Presiden dari

jabatannya bila putusan akhirnya adalah sepakat untuk memakzulkan Presiden.

Disini, Mahkamah Konstitusi Korea Selatan mempunyai wewenang yang

lebih besar bila dibandingkan dengan Mahkamah Konstitusi RI.

Mengacu pada teori Lawrence M. Friedman tentang teori sistem hukum

yang mengedepankan penegakan hukum dan aspek-aspek hukum yang

Page 61: MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42968/1/FRIDA... · MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN ... yaitu UUD NRI

51

berkesinambungan, hal ini juga dapat dikaitkan dengan pemakzulan di

Indonesia dan Korea Selatan. Keterlibatan lembaga-lembaga negara dan

sistem hukum yang dianut mempengaruhi kesesuaian dan kelancaran

berjalannya mekanisme pemakzulan seorang Presiden di Indonesia dan Korea

Selatan. Teori Friedman tentang hukum yang terdiri dari tiga unsur yang

menjelaskan bahwa hukum sebagai suatu sistem memiliki unsur-unsur struktur

hukum, substansi hukum, dan kultur hukum. Struktur hukum merupakan

lembaga yang diciptakan untuk mendukung bekerjanya sistem hukum,

substansi hukum sebagai norma dan kultur hukum berupa ide, sikap, harapan

dan pendapat tentang hukum yang mempengaruhi seseorang untuk patuh akan

hukum.11

Menelisik teori Friedman, dapat ditangkap bahwa lembaga pemakzulan

berkedudukan sebagai struktur hukum, konstitusi dan peraturan perundang-

undangan sebagai substansi hukum, dan bagaimana aparatur penegak hukum

dan lembaga-lembaga pelaksana dalam hal ini eksekutif melaksanakan hukum

yang ada sebagai kultur hukum. Ketiga komponen tersebut membentuk suatu

hukum yang utuh dan saling berhubungan satu dengan yang lainnya,

sebagaimana hakikatnya sebuah sistem. Dalam mekanisme pemakzulan baik

di Indonesia maupun Korea Selatan, kedua negara berpedoman dengan teori

ini, karena mekanisme pemakzulan merupakan satu kesatuan yang keberadaan

serta kedudukan tiap komponennya mendukung komponen yang lainnya

dalam menentukan, atau memutuskan Presiden dapat diberhentikan dalam

masa jabatannya baik itu di Negara Indonesia dan Korea selatan.12

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan terkait mekanisme

pemakzulan presiden di Indonesia dan Korea Selatan serta peran lembaga-

lembaga terkait dalam proses pemakzulan tersebut, antara lain:

11 Syafruddin Makmur, “Budaya Hukum dalam Masyarakat Multikultural”, dalam Jurnal

Salam, Jurnal Sosial dan Budaya Syar’i, vol. 2, no. 2, 2015, h. 4 12 Lintje Anna Marpaung, “Analisis Yuridis Normatif Perbandingan Prosedur

Pemberhentian Presiden Dalam Masa Jabatannya Antara Indonesia Dengan Amerika dan Korea Selatan”, dalam Jurnal Pranata Hukum, vol. 10, no. 2, Juli 2015, h. 132

Page 62: MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42968/1/FRIDA... · MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN ... yaitu UUD NRI

52

a. Usulan pemakzulan presiden di Indonesia dan Korea Selatan sama-

sama diusulkan oleh lembaga legislatif, yaitu Dewan Perwakilan

Rakyat Republik Indonesia dan Majelis Nasional Korea Selatan.

b. Keterlibatan Mahkamah Konstitusi di Indonesia dan Korea Selatan

yang berwenang dalam memeriksa dan mengadili usulan pemakzulan

Presiden.

Selain poin persamaan yang telah dikemukakan, beberapa poin perbedaan

dapat ditemukan dalam mekanisme pemakzulan serta lembaga negara terkait

di kedua negara, antara lain:

a. Dalam mengajukan usulan pemakzulan presiden di Indonesia, proporsi

anggota DPR yang dibutuhkan agar usulan tersebut dapat diterima dan

diteruskan kepada Mahkamah Konstitusiadalah 2/3 dari jumlah

anggota Dewan Perwakilan Rakyat yang hadir dalam sidang paripurna

yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota Dewan

Perwakilan Rakyat. Sementara di Korea Selatan, mosi pemakzulan

harus diusulkan oleh mayoritas dari total anggota Majelis Nasional dan

disetujui oleh 2/3 dari total anggota Majelis Nasional.

b. Dalam mekanisme pemakzulan presiden di Indonesia, keputusan akhir

yang menentukan presiden diberhentikan dari jabatannya atau tetap

menjabat sebagai presiden ada di tangan Majelis Permusyawaratan

Rakyat, sementara di Korea Selatan keputusan akhir ada di Mahkamah

Konstitusi.

c. Kewenangan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia hanya sebagai

lembaga inkuisitorial, sementara kewenangan Mahkamah Konstitusi

Korea Selatan lebih luas karena berstatus sebagai lembaga inkuisitorial

dan lembaga eksekutorial dalam proses pemakzulan presiden di Korea

Selatan.

Page 63: MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42968/1/FRIDA... · MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN ... yaitu UUD NRI

53

Berikut ini adalah tabel perbedaan mekanisme pemakzulan di Indonesia

dan Korea Selatan:

Aspek Perbedaan Indonesia Korea Selatan

Lembaga Pemakzulan DPR, MK, dan MPR Majelis Nasional dan MK

Lembaga yang Mengadili Mahkamah Konstitusi RI Mahkamah Konstitusi

Korea Selatan

Lembaga yang Berhak

untuk Memberhentikan

Presiden

Majelis Permusyawaratan

Rakyat (MPR)

Mahkamah Konstitusi

Korea Selatan

Mekanisme DPR menggelar rapat

paripurna mengenai usulan

untuk memakzulkan

Presiden. Hasil rapat dan

usulan yang sudah disepakati

oleh anggota DPR diserahkan

pada MK untuk diperiksa dan

diadili. Putusan MK bahwa

usul tersebut diterima atau

tidk diserahkan kembali pada

DPR untuk diserahkan lagi

kepada MPR sebagai

lembaga yang berwenang

untuk memberhentikan

Presiden. MPR menggelar

rapat paripurna dimana dalam

rapat tersebut Presiden dapat

menyampaikan

pertanggungjawabannya.

Majelis Nasional

menggelar rapat terkait

pengajuan mosi

impeachment presiden

yang harus disetujui oleh

setidaknya 2/3 dari total

anggota Majelis yang hadir

di rapat tersebut.

Mahkamah Konstitusi

sebagai badan peradilan

tingkat pertama dan

tertinggi yang berwenang

untuk memeriksa,

mengadili, dan memberi

putusan untuk

memakzulan Presiden.

dalam hal ini, Mahkamah

Konstitusi berwenang

untuk memberhentikan

Presiden dari jabatannya.

Page 64: MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42968/1/FRIDA... · MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN ... yaitu UUD NRI

54

B. Kewenangan Lembaga Pemakzulan Presiden di Indonesia dan Korea Selatan

1. Indonesia

a. Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia

Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) adalah

lembaga yang menduduki kekuasaan legislatif di Indonesia. Dalam

menjalankan pemerintahan, DPR mempunyai tugas, fungsi, dan wewenang

yang diatur secara jelas dan mendetail dalam UUD NRI 1945 dan

peraturan perundang-undangan lainnya, seperti Undang Undang nomor 17

tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan

Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

(MD3).

Berbicara mengenai kedudukan DPR sebelum amandemen UUD

NRI 1945, kedudukan DPR terbilang sangat lemah (powerless)

dikarenakan fungsi legislasi masih dipegang oleh lembaga eksekutif

(Presiden). Namun, setelah amandemen UUD 1945, fungsi legislasi jatuh

ke tangan DPR yang lantas menjadikannya lembaga negara yang kokoh

dan berkedudukan sangat kuat (powerful). 13 Sebagai lembaga legislasi,

DPR merupakan sarana atau wadah untuk menyalurkan aspirasi rakyat

melalui pembentukan Undang-Undang sebagai bagian dari peraturan

perundang-undangan yang berkepentingan langsung dengan ketertiban dan

kesejahteraan rakyat.

DPR sebagai lembaga perwakilan rakyat mempunyai tiga fungsi

pokok dalam menjalankan tugasnya. Tiga fungsi itu yakni:14

a) Fungsi Legislasi, membuat Undang-Undang bersama dengan Presiden

yang nantinya akan disetujui bersama.

b) Fungsi Anggaran, membahas dan memberikan persetujuan atau

ketidaksetujuan terhadap Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja

13 A. Salman Maggalatung, Desain Kelembagaan Negara Pasca Amandemen UUD 1945,

(Bekasi: Gramata Publishing, 2016), h. 48 14 Salman Maggalatung, Desain Kelembagaan Negara, ..., h.49

Page 65: MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42968/1/FRIDA... · MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN ... yaitu UUD NRI

55

Negara (RAPBN) yang diajukan Presiden tanpa membutuhkan

persetujuan DPD.

c) Fungsi Pengawasan, mengawasi kebijakan pemerintah (Presiden) akan

pelaksanaan UUD NRI 1945, Undang-Undang, dan RAPBN.

Melalui fungsi pengawasan itulah, DPR mengawasi kerja presiden

dan mempunyai hak untuk mengusulkan impeachment seorang presiden

bila dalam masa jabatannya presiden melakukan satu atau serangkaian

pelanggaran yang termaktub dalam Pasal 7A UUD NRI 195 yang dapat

menjatuhkannya dari kursi kekuasaan eksekutif. Dalam mengajukan

usulan tersebut, DPR juga harus mempertimbangkan bukti yang konkrit

dan otentik sebelum diserahkan kepada Mahkamah Konstitusi sebagai

lembaga kedua dalam proses impeachment di Indonesia. Melalui rapat

paripurna, usulan tersebut harus dibicarakan dan harus mendapat 1/3 suara

anggota yang hadir di sidang tersebut dari 1/3 total anggota DPR. Dari

rapat ini dapat kita simpulkan bahwa peranan DPR dalam mekanime

impeachment presiden di Indonesia sangat penting, ditandai dengan

partisipasi anggota DPR dalam rapat paripurna yang dapat menentukan

apakah presiden tersebut memang benar melakukan tindakan-tindakan

yang dilarang dan/atau tidak lagi dapat melaksanakan tugasnya sebagai

presiden.

b. Mahkamah Konstitusi

Mahkamah Konstitusi merupakan lembaga peradilan

independen yang dibentuk pasca Amandemen ketiga UUD NRI 1945 yang

berwenang untuk mengadili perkara konstitusi. Dasar hukum eksistensi

Mahkamah Konstitusi yang mencakup tugas, fungsi dan wewenang

terdapat dalam UUD NRI 1945 dan Undang-Undang Nomor 24 Tahun

2003 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang nomor 8 Tahun

2011 Tentang Mahkamah Konstitusi. Dalam melaksanakan tugasnya

sebagai lembaga peradilan, putusan akhir dari Mahkamah Konstitusi

Page 66: MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42968/1/FRIDA... · MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN ... yaitu UUD NRI

56

bersifat final and binding (final dan mengikat), tidak dapat diganggu gugat

maupun diubah melalui upaya hukum dalam bentuk apapun.

Mahkamah Konstitusi RI merupakan Mahkamah Konstitusi

pertama yang dibentuk pada abad 21. Jika dilihat dari cakupan negara-

negara di dunia, hingga saat ini hanya terdapat 78 negara dengan

Mahkamah Konstitusi yang berdiri sendiri, sementara yang lainnya tidak

mengenal lembaga konstitusi yang berdiri sendiri. Selain Indonesia,

beberapa negara seperti Lithuania, Filipina, Jerman, termasuk Korea

Selatan mempunyai Mahkamah Konstitusi yang cukup dikenal dengan

kredibilitas yang baik.15

Kewenangan Mahkamah Konstitusi yang seringkali disorot

adalah kewenangannya untuk melaksanakan uji materiil Undang-Undang

terhadap Undang-Undang Dasar, yang biasa disebut juducial review.

Dalam judicial review, Mahkamah Konstitusi bukan hanya menguji sisi

materiil atau isi dari suatu Undang-Undang, melainkan juga aspek formiil

atau pelaksanaannya. Dalam menangani kasus-kasus hukum, Mahkamah

Konstitusi tidak selalu menangani kasus atau perkara terkait konstitusi dan

berhak untuk menangani kasus-kasus mengenai sengketa antarlembaga

negara.16 Hal yang membedakan MA dan MK sebelum amandemen UUD

1945 adalah pembagian MA yang sebelum diamandemennya UUD 1945

berwenang menguji undang-undang. Setelah amandemen, diadakan

lembaga negara baru sebagai bentuk pengkhususan, yaitu MK yang

bertugas sebagai penguji Undang-Undang terhadap Undang-Undang Dasar.

Sementara KY atau Komisi Yudisial adalah lembaga yang bertugas

mengawasi pengadilan dan hakim di Indonesia.17

15 Salman Maggalatung, Desain Kelembagaan Negara, ..., h. 123

16 Eko Prasojo, “Mahkamah Konstitusi dalam Sistem Hukum dan Politik Indonesia”,

dalam Jurnal Hukum JENTERA, tahun III, edisi 11, Januari-Maret 2006, h.29-30 17 Patrialis Akbar, Lembaga-Lembaga Negara Indonesia menurut UUD NRI 1945,

(Jakarta: Sinar Grafika, 2002), h.34

Page 67: MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42968/1/FRIDA... · MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN ... yaitu UUD NRI

57

Berdasarkan pasal 24C UUD NRI 1945, Mahkamah Konstitusi

berhak untuk memberikan keputusan hukum atas usulan DPR terkait

pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden, pembubaran partai

politik dan pembatalan hasil pemilu. Selain lembaga hukum, wewenang-

wewenang tersebut juga menjadikan Mahkamah Konstitusi sebagai

lembaga politik.18 Bila dikatakan dalam Undang-Undang bahwa keputusan

MK adalah final and binding, hal itu tidak berlaku terhadap impeachment

presiden. Mahkamah Konstitusi tidak berhak untuk memberikan keputusan

final terhadap perkara tersebut. Pengambilan keputusan tetap ada di tangan

MPR sebagai satu-satunya lembaga yang berhak melantik dan

memberhentikan presiden. Seperti yang sudah diamanatkan konstitusi dan

undang-undang yang berkaitan dengan tugas dan wewenang Mahkamah

Konstitusi, Mahkamah Konstitusi hanya berwenang untuk memeriksa dan

mengadili perkara impeachment presiden, yang berarti MK berada di

posisi tengah dalam mekanisme impeachment di Indonesia.19

c. Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia

Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) adalah lembaga tinggi

negara yang kewenangannya diberikan oleh UUD NRI 1945. MPR terdiri

dari Ketua dan Wakil Ketua MPR serta anggota yang disaring dari anggota

DPR dan anggota DPD melalui pemilihan umum. Lembaga ini

mempunyai peran penting dalam menjalankan pemerintahan, khususnya di

bidang legislatif. Sebelum amandemen UUD, MPR berkedudukan sebagai

lembaga tertinggi negara, yang mempunyai wewenang untuk mengangkat

dan memberhentikan presiden, terlebih lagi dapat memberhentikan

presiden karena alasan politik. Namun, kewenangan tersebut dihilangkan

dan kedudukan MPR pun berubah menjadi lembaga tinggi negara yang

18 Eko Prasojo, Mahkamah Konstitusi, ..., h.30 19 Janedjri M. Gaffar, “Kedudukan, Fungsi Dan Peran Mahkamah Konstitusi Dalam

Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia”, makalah Mahkamah Konstitusi yang disampaikan di Surakarta, 17 Oktober 2009, h. 15-16

Page 68: MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42968/1/FRIDA... · MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN ... yaitu UUD NRI

58

hanya berwenang untuk melantik dan memberhentikan presiden

berdasarkan usulan yang terlebih dahulu berasal dari DPR dan diperiksa

oleh MK.

Melihat pada komentar Bagir Manan seperti yang dikutip dari buku

Desain Kelembagaan Negara Pasca Amandemen UUD 1945, bila

ditegaskan secara konseptual, dengan hilangnya kedudukan MPR sebagai

lembaga tertinggi negara, MPR kini bukan lagi satu-satunya pelaksana

kedaulatan rakyat. Karena esensinya, seluruh lembaga negara yang

mengemban tugas-tugas politik dan pemerintahan masing-masing

melaksanakan kedualatan rakuat dan bertanggung jawab langsung pada

rakyat, demi kesejahteraan bersama.

Impeachment presiden adalah bentuk dari pelaksanaan kedaulatan

negara, karena sebagaimana kedudukan Presiden dalam UUD 195,

presiden berasal dari rakyat dan dipilih oleh rakyat. Oleh karena itu, saat

presiden melakukan tindakan yang dapat menjatuhkannya atau tidak lagi

mampu untuk menjalankan tugas jabatannya sebagai presiden, maka

presiden dapat di-impeach dan dimakzulkan.

Masih berbicara mengenai kewenangan MPR sebelum amandemen,

MPR merupakan lembaga superior yang memegang kedaulatan. Tapi

semenjak amandemen yang menegaskan bahwa kedaulatan ada di tangan

rakyat dan dilaksanakan berdasarkan UUD, maka MPR bukan lagi

pemegang kedaulatan tertinggi. Wewenang MPR hanya dibatasi pada

membuat dan mengubah UUD, mengangkat presiden dan/atau wakil

presiden, memberhentikan presiden dan/atau wakil presiden dalam masa

jabatannya berdasarkan UUD, serta memilih wakil presiden dalam hal

terjadi kekosongan jabatan wakil presiden dalam masa jabatanya.20 Tugas

dan kewenangan MPR RI pasca amandemen diatur dalam Pasal 2 dan

Pasal 3 UUD NRI 1945, serta Undang-Undang MD3.

2. Korea Selatan

20 Asri Agustiwi, “Keberadaan Lembaga Negara Pasca Amandemen Undang-Undang Dasar 1945 Di Indonesia”, dalam Jurnal RECHSTAAT, vol. 8, no. 1, Maret 2014, h. 6-7

Page 69: MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42968/1/FRIDA... · MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN ... yaitu UUD NRI

59

a. Majelis Nasional

Majelis Nasional (National Assembly; 대한민국 국회) adalah

lembaga negara di Korea Selatan yang memegang kekuasaan unikameral

legislatif. Anggota Majelis Nasional terdiri dari 299 anggota yang dipilih

dari pemilihan umum maupun ditunjuk oleh partai yang memenangkan

pemilu tersebut. selama melaksanakan tugasnya, Majelis Nasional

menyelenggarakan dua sidang, yaitu sidang biasa dan sidang istimewa.

Rentang waktu pelaksanaan sidang biasa adalah antara bulan September

hingg a Desember dengan periode seratus hari. Sementara sidang

Istimewa hanya digelar atas permintaan Presiden atau ¼ atau lebih dari

anggota Majelis Nasional. Periode sidang ini 30 hari, dan harus jelas

periode serta peruntukannya.21

Wewenang Majelis Nasional yang diamanatkan konstitusi antara

lain:22

a) Law-making;

b) Menyetujui anggaran negara;

c) Menangani hal-hal yang berkaitan dengan kebijakan luar negeri;

d) Menyatakan perang;

e) Mengirimkan angkatan bersenjata ke luar negeri atau menempatkan

angkatan bersenjata luar negeri di teritorial dalam negeri;

f) Menginspeksi atau melakukan investigasi akan hal-hal spesifik

mengenai urusan negara;

g) Pemakzulan.

21 ---, Republic of Korea: Public Administration Country Profile, (t.p, Division for Public Administration and Development Management (DPADM) Department of Economic and Social Affairs (DESA) United Nations, 2007), h. 5

22 ---, Republic of Korea, ..., h. 5

Page 70: MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42968/1/FRIDA... · MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN ... yaitu UUD NRI

60

Wewenang Majelis Nasional Korea Selaan terhadap pemakzulan

memang cukup luas dan detail. Majelis Nasional, seperti dikatakan dalam

Konstitusi Korea Selatan, berhak untuk memakzulkan serangkaian pejabat

negara, termasuk ‘mengadili’ anggotanya sendiri dengan menerapkan

sanksi disipliner. Dalam hal proses impeachment presiden, berdasarkan

Pasal 65 Konstitusi Korea Selatan, Majelis Nasional berhak untuk

mengajukan mosi yang harus diajukan oleh 2/3 dari total anggota Majelis

Nasional yang hadir dan harus mendapat persetujuan dari mayoritas

anggota Majelis Nasional untuk dapat diajukan ke Mahkamah Konstitusi

untuk diperiksa.

b. Mahkamah Konstitusi

Mahkamah Konstitusi Korea Selatan merupakan peradilan

independen yang memegang kekuasaan yudikatif. Dalam menjalankan

tugas dan kewenangannya, Mahkamah Konstitusi berjalan pada

koridornya mengacu pada Konstitusi Korea Selatan. Tugas dan wewenang

Mahkamah Konstitusi kurang lebih sama dengan Mahkamah Konstitusi di

Indonesia. Wewenang Mahkamah Konstitusi Korea Selatan sesuai dengan

yang tertera dalam Pasal 111 Konstitusi Korea Selatan antara lain:23

a) Menguji konstitusionalitas suatu undang-undang ;

b) Menangani sengketa antarlembaga negara;

c) Menangani perkara konstitusional yang diajukan oleh individu;

d) Memberikan putusan akhir atas pemakzulan; dan

e) Membubarkan partai politik.

Mahkamah Konstitusi Korea Selatan terdiri dari sembilan hakim,

termasuk hakim ketua yang ditunjuk dan dilantik oleh Presiden oleh

persetujuan Majelis Nasional, sementara hakim anggota yang lain diangkat

23 ---, Republic of Korea, ..., h. 7

Page 71: MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42968/1/FRIDA... · MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN ... yaitu UUD NRI

61

dan dilantik oleh presiden atas rekomendasi hakim ketua. Masa jabatan

tiap hakim adalah enam tahun. Yang menjadi pembeda antara hakim ketua

dan hakim anggota adalah hakim ketua tidak dapat dipilih lagi setelah

habis masa jabatannya, sementara hakim anggota dapat dipilih kembali

berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku. Hakim ketua harus pensiun

saat menginjak umur 70 tahun, sementara hakim anggota harus pensiun

saat mencapai umur 65 tahun.

Meskipun para hakim Mahkamah Konstitusi dapat di-impeach oleh

Majelis Nasional, dalam hal impeachment seorang presiden di Korea

Selatan, Mahkamah Konstitusi berwenang untuk memeriksa, mengadili,

dan memberikan keputusan yang bersifat final dan mengikat, dalam hal ini

memberhentikan atau tidak memberhentikan seorang presiden. Mahkamah

Konstitusi merupakan lembaga negara yang dapat dikatakan powerful

(kuat) karena wewenangnya lebih luas terutama soal impeachment. Tidak

seperti Indonesia yang melimpahkan kewenangan memutuskan perkara

impeachment kepada MPR, di Korea Selatan, hanya Mahkamah Konstitusi

yang berhak untuk memberhentikan presiden.

Page 72: MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42968/1/FRIDA... · MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN ... yaitu UUD NRI

62

62

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan yang sudah dikemukakan di bab-bab sebelumnya,

dengan ini dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:

1. Mekanisme impeachment presiden di Indonesia mempunyai perbedaan yang

sangat signifikan dalam konstitusi Republik Indonesia saat sebelum dan

sesudah amandemen. Perbedaan yang mencolok terdapat pada eksistensi pasal

7A dan 7B yang secara jelas dan detail mengatur tentang alasan dan

mekanisme impeachment seorang presiden, satu-satunya pejabat yang dapat

dimakzulkan di Indonesia. Sebelum amandemen, mekanisme impeachment

memang tidak jelas, karena terdapat campur tangan politik di dalam

mekanismenya. Dalam pasal 7B dijelaskan bahwa usul pemakzulan presiden

harus mendapat dukungan sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota DPR

yang hadir dalam sidang paripurna yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3

dari jumlah anggota DPR, sebelum usulan tersebut dapat diajukan pada MK.

MK lalu memeriksa usulan DPR untuk selanjutnya diserahkan kembali pada

DPR bila usulan tersebut telah diperiksa oleh MK dan presiden terbukti

melakukan pelanggaran sebagaimana dicantumkan dalam konstitusi. DPR

kembali menggelar rapat paripurna untuk meneruskan usul pemakzulan

presiden pada MPR. Setelah diserahkan pada MPR, MPR juga wajib

menggelar sidang untuk memutuskan apakah presiden dapat diberhentikan

dari jabatannya. Berbeda dengan Korea Selatan yang dapat meng-impeach

pejabat publik lainnya selain presiden sebagaimana yang diamanatkan oleh

konstitusi, mekanisme impeachment tidak terdapat perbedaan, baik sebelum

amandemen maupun setelah amandemen dilakukan delapan kali, dan yang

terakhir dilaksanakan pada 22 Oktober 1987. Mekanisme impeachment

presiden yang diatur dalam konstitusi menyebutkan bahwa untuk meng-

Page 73: MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42968/1/FRIDA... · MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN ... yaitu UUD NRI

63

impeach seorang presiden dibutuhkan usulan mayoritas dari total anggota

Majelis Nasional. Kemudian, mosi tersebut harus disetujui oleh 2/3 dari total

anggota Majelis Nasional untuk dapat diajukan pada Mahkamah Konstitusi.

Setelah mosi tersebut diperiksa dan dirundingkan, Mahkamah Konstitusi akan

memberikan putusan final terkait diberhentikan bila terbukti melanggar hal-

hal yang telah dicantumkan dalam konstitusi.

2. Lembaga yang terlibat dalam proses impeachment di kedua negara pun

berbeda. Di Indonesia, terdapat tiga lembaga negara yang terlibat secara

langsung dalam mekanisme impeachment presiden, yaitu DPR, MK, dan

MPR. Lembaga yang memegang status sebagai inquisitorial institution dalam

proses tersebut adalah DPR dan MK. MK berwenang untuk memeriksa dan

mengadili putusan DPR untuk selanjutnya MPR yang memegang kekuasaan

secara utuh untuk memberhentikan presiden. Di Korea Selatan, hanya dua

lembaga negara yang berpartisipasi dalam proses impeachment presiden, yaitu

Majelis Nasional dan Mahkamah Konstitusi. Majelis Nasional berhak

mengajukan mosi impeachment untuk selanjutnya Mahkamah Konstitusi-lah

yang berhak untuk memeriksa, mengadili, dan memberikan keputusan final

untuk memberhentikan atau tidak memberhentikan presiden.

B. Rekomendasi

Berdasarkan pemaparan kesimpulan yang telah dijelaskan di atas, ada

beberapa saran yang dapat disampaikan melalui penelitian ini sebagai masukan

mengenai mekanisme impeachment presiden, yaitu:

1. Dalam pembicaraan maupun pembuatan karya tulis ilmiah, hal seperti

perbandingan mekanisme impeachment antar negara masih belum banyak

dibahas. Alangkah baiknya bila pembahasan dalam jurnal, skripsi,

disertasi, tesis, maupun penelitian dapat membahas lebih lanjut dan

spesifik mengenai hal tersebut, karena impeachment merupakan bagian

yang tidak terlepaskan dalam konteks pembicaraan Hukum Tata Negara.

2. Dalam praktik berpolitik di Indonesia khususnya, skripsi ini diharapkan

dapat membantu calon Presiden maupun pejabat politik dan/atau negara

Page 74: MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42968/1/FRIDA... · MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN ... yaitu UUD NRI

64

lainnya untuk mempertimbangkan amanat sebuah jabatan yang

diamanatkan konstitusi, karena untuk melaksanakan praktik berpolitik dan

ketatanegaraan yang baik, perlu etika profesi dan serangkaian peraturan

yang harus dipatuhi dan dijalankan serta menghindari hal-hal yang

dilarang oleh konstitusi demi terwujudnya healthy and/or good

governance dan keberlangsungan kegiatan berpolitik yang sehat.

Page 75: MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42968/1/FRIDA... · MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN ... yaitu UUD NRI

65

65

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Alle, John Gage, Webster’s Dictionary, Chicago, IL: Wilcox & Follet Book Company, 1983.

Arief, Barda Nawawi, Perbandingan Hukum Pidana, Jakarta: Raja Grafindo, 1990.

Asshiddiqie, Jimly, Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika, 2010.

Atmasasmita, Romli, Asas-asas Perbandingan Hukum Pidana, Jakarta: Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, 1989.

Azhary, Tahir, Beberapa Aspek Hukum Tata Negara, Hukum Pidana, dan Hukum Islam Menyambut 73 Tahun Prof. Dr. H. Muhammad Tahir Azhary, SH., Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012.

Black, Henry Campbell, Black’s Law Dictionary: Definitions of the Terms and Phrases of American and English Jurisprudence, Ancient and Modern, St. Paul, Minnesota: West Group, 1991.

Bogdan, Michael, Pengantar Perbandingan Hukum, Penerjemah Dirta Sri Widowartie, Bandung: Media Nusa, 2010.

Cruz, Peter De, Perbandingan Sistem Hukum, Common Law, Civil Law dan Socialist Law, diterjemahkan oleh Narulita Yusron, Bandung: Nusa Media, 2010.

Faruqi, Harith Suleiman, Faruqi’s Law Dictionary, Arabic-English, Beirut: Librairie du Liban, 1986, 3rd Edition.

Gaffar, Afan, Politik Indonesia: Transisi Menuju Demokrasi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006.

Gaffar, Janedjri M., Demokrasi Konstitusional Praktik Ketatanegaraan Indonesia Setelah Perubahan UUD 1945, Jakarta: Konstitusi Press, 2012.

Garner, Bryan A., Garner's Dictionary of Legal Usage, New York: Oxford Universty Press, 2011, 3rd revised edition

Hartono, Sunarjati, Kapita Selekta Perbandingan Hukum, Bandung: Citra Aditya Bakti, 1991, cet.ketujuh.

Ibrahim, Johni, Teori & Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Malang: Bayumedia Publishing, 2007, Cet. Ketiga.

Page 76: MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42968/1/FRIDA... · MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN ... yaitu UUD NRI

66

Kansil, C.S.T dan Christine S.T Kansil, Hukum Tata Negara Republik Indonesia, Jakarta: Rineka Cipta, 2008.

Marbun, B.N, Kamus Politik, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1996.

Maggalatung, A. Salman, Desain Kelembagaan Negara Pasca Amandemen UUD 1945, Bekasi: Gramata Publishing, 2016.

Maggalatung, A. Salman dan Nur Rohim Yunus, Pokok-Pokok Teori Ilmu Negara, Aktualisasi dalam Teori Negara Indonesia, Cet.I, Bandung: Fajar Media Bandung, 2013.

Majelis Permusyawaratan Republik Indonesia, Panduan Pemasyarakatan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Sesuai dengan Urutan Bab, Pasal, dan Ayat, Jakarta: Sekretariat Jenderal MPR RI, 2002.

Marzuki, Peter Mahmud, Penelitian Hukum, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011.

Mclean , Iain dan Alistair McMillan, Oxford Concise Dictionary of Politics, New York: Oxford University Press, 2009.

Mahfud, Moh. MD, Dasar & Struktur Ketatanegaraan Indonesia, Jakarta: Rineka Cipta, 2011, cet.kedua.

Ministry of Culture, Sport and Tourism: Korean Culture and Information Service, Facts About Korea, South Korea: Hollym, 2009 , revised edition.

Mulyosudarmo, Suwoto, Peralihan Kekuasaan: Kajian Teoritis dan Yuridis Terhadap Pidato Nawaksara Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1997.

Nazriyah, Riri, MPR RI: Kajian Terhadap Produk Hukum dan Prospek di Masa Depan, Yogyakarta: FH UII Press, 2007.

Parluhutan, Ikhsan Daulay Rosyada, Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia, Jakarta: Rineka Cipta, 2003.

Salim, Peter, Advanced English – Indonesian Dictionary, Jakarta: Modern English Press, 1991, cet.Ketiga.

Scruton, Roger, Kamus Politik Terjemahan dari The Palgrave MacMillan Dictionary of Political Thought, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Cet. Pertama, 2013.

Soekanto, Soerjono, Perbandingan Hukum, Bandung: Melati, 1989.

Soimin, Impeachment Presiden & Wakil Presiden Indonesia, Yogyakarta, UII Press, 2009.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: CV. Alfabeta, 2013.

Page 77: MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42968/1/FRIDA... · MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN ... yaitu UUD NRI

67

Thalib, Abdul Rasyid, Wewenang Mahkamah Konstitusi dan Implikasinya dalam Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia, Bandung: Citra Aditya Bakti, 2006.

Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2008.

Weissberg, Robert, Understanding American Government, New York: Holt Rinehart and Winston.

Zoelva, Hamdan, Impeachment Presiden, Alasan-alasan Tindak Pidana Pemberhentian Menurut UUD 1945, cet. I, Jakarta: Konstitusi Press, 2015.

Zoelva, Hamdan, Pemakzulan Presiden di Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika, 2011.

Zweigert, K. dan H. Kotz, An Introduction to Comparative Law, Oxford: Clarendon Press, 1998, 3rd edition.

Jurnal

Agustiwi, Asri, “Keberadaan Lembaga Negara Pasca Amandemen Undang-Undang Dasar 1945 Di Indonesia”, Jurnal RECHSTAAT. Vol. 8, no. 1, Maret 2014.

Arry, “Impeachment dalam Sistem Presidensial: Kajian Teoritik Dan Normatif Di Indonesia Sebelum Dan Sesudah Amandemen Undang-Undang Dasar 1945”, dalaam Jurnal JOM FISIP Universitas Riau, Vol. 3, No. 1, Februari 2016,

Bratakusumah, Deddy S., “Aktualisasi Checks and Balances Antar Lembaga Eksekutif, Legislatif, dan Yudikatif”, Jurnal Negarawan. No. 29, tahun 2013.

Fatkhurohman dan Miftachus Sjuhad, “Memahami Pemberhentian Presiden Impeachment Di Indonesia Studi Perbandingan Pemberhentian Presiden Soekarno dan Presiden Abdurrahman Wahid”, Jurnal Konstitusi. Vol. III, No.1, Juni 2010.

Kristoyanto, Eko Noer, “Pemakzulan Presiden Republik Indoesia Pasca Amandemen UUD 1945”, dalam Jurnal RechtsVinding, vol. 2, no. 3, Desember 2013.

Makmur, Syafruddin, “Budaya Hukum dalam Masyarakat Multikultural”, Jurnal Salam, Jurnal Sosial dan Budaya Syar’i. Vol. 2, no. 2, 2015.

Manan, Bagir, “Pemisahan Kekuasaan dan Checks and Balances dalam UUD 1945”, Majalah Hukum Varia Peradilan. No. 334, September 2013.

Page 78: MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42968/1/FRIDA... · MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN ... yaitu UUD NRI

68

Marpaung, Lintje Anna. “Analisis Yuridis Normatif Perbandingan Prosedur Pemberhentian Presiden Dalam Masa Jabatannya Antara Indonesia Dengan Amerika dan Korea Selatan”, Jurnal Pranata Hukum. Vol. 10, no. 2, Juli 2015.

Prasojo, Eko, “Mahkamah Konstitusi dalam Sistem Hukum dan Politik Indonesia”, Jurnal Hukum JENTERA. Tahun III, edisi 11, Januari-Maret 2006.

Rahmatullah, Indra, “Rejuvinasi Checks and Balances dalam Sistem Ketatanegaraan di Indonesia”, Jurnal Cita Hukum. Vol. 1, no. 2, Desember 2013.

S., Rusdianto, “Proses Impeachment Presiden dalam Konstitusi Negara-Negara Modern Studi Perbandingan dengan Mekanisme Impeachment di Amerika Serikat dan Korea Selatan”, dalam Jurnal Hukum, Vol. XIX, No. 19, Oktober 2010

Sunarto, “Prinsip Checks and Balances dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia”, Jurnal Masalah-Masalah Hukum. Jilid 45, no. 2, April 2016.

Syakbani, Baehaki dan Hery Suprayitno, “Check and Balance dalam Sistem Pemerintahan Indonesia”, Jurnal Valid.Vol. 10, no. 2, April 2013.

Laporan Penelitian

----, Republic of Korea: Public Administration and Country Profile, Division for Public Administration and Development Management DPADM Department of Economic and Social Affairs DESA, United Nations, 2007.

Yudho, Winarno, dkk, Mekanisme Impeachment dan Hukum Acara Mahkamah Konstitusi, Jakarta: Konrad Adenauer Stiftung dan Pusat Penelitian Pengkajian Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, 2005.

Jack Simson Caird, Impeachment, Briefing Paper number CBP7612, 6 June 2016, United Kingdom: House of Commons Library, 2016.

Skripsi

Alam, Achmad Dlofilul, “Studi Komparasi antara Konsep Hak Jaminan resi Gudang menurut Undang-Undang no. 9 Tahun 2011 dengan Konsep Rahn gadai dalam Hukum Islam.” Skripsi S1 Fakultas Syariah, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, 2015.

Page 79: MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42968/1/FRIDA... · MEKANISME DAN LEMBAGA PEMAKZULAN PRESIDEN ... yaitu UUD NRI

69

Konferensi, Workshop, atau Seminar

Roestandi, A., “Mahkamah Konstitusi”, disampaikan pada Sosialisasi Peraturan Perundang-Undangan dan Penyelesaian Kasus-Kasus, Kanwil Kementrian Agama Provinsi Jawa Barat, Hotel Karang Sentra Bandung, 27 Juli 2011.

Syafruddin Kalo, Penegakan Hukum yang Menjamin Kepastian Hukum Dan Rasa Keadilan Masyarakat: Suatu Sumbangan Pemikiran, disampaikan pada “Pengukuhan Pengurus Tapak Indonesia Koordinator Daerah Sumatera Utara”, Jum’at, 27 April 2007, Gayo Room Garuda Plaza Hotel, Jl. Sisingamangaraja No. 18 Medan.

Internet

https://www.academia.edu/9134203/Sistem_Pemerintahan_Republik_Korea_Selatan, diakses pada 28 Oktober 2017.

https://www.kompasiana.com/makenyok/masalah-pemakzulan-presiden-park-geun-hye-dan-sistem-politik-republik-korea-selatan_58533b5b23afbd2b39643072, diakses 28 Oktober 2017

Justin McCurry, “Park Geun-hye: South Korean court removes president over scandal”, artikel tertanggal 10 Maret 2017, diakses dari https://www.theguardian.com/world/2017/mar/10/south-korea-president-park-geun-hye-constitutional-court-impeachment tanggal 21 Februari 2018.

https://www.reuters.com/article/us-southkorea-politics/south-korean-court-throws-president-out-of-office-two-die-in-protest-idUSKBN16H066, diakses 20 Maret 2018, pukul 21:58 WIB.

Peraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 Naskah Lengkap.

Konstitusi Korea Selatan Konstitusi Republik Korea The Constitution of the Republic of Korea; 대한민국 헌법.