pemakzulan kepala daerah menurut perspektif...

73
PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF FIQIH SIYASAH DAN HUKUM POSITIF (Studi Kasus Pemberhentian Bupati Bogor Rahmat Yasin) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S.Sy) Oleh : Siti Herawati N I M : 1111045200010 KONSENTRASI KETATANEGARAAN ISLAM PROGRAM STUDI JINAYAH SIYASAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2015 M

Upload: phamthien

Post on 13-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30496/1/SITI...PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF FIQIH SIYASAH DAN HUKUM

PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF FIQIH SIYASAH DAN HUKUM POSITIF (Studi Kasus Pemberhentian Bupati Bogor

Rahmat Yasin)

SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk memperoleh Gelar Sarjana

Syariah (S.Sy)

Oleh :

Siti Herawati N I M : 1111045200010

KONSENTRASI KETATANEGARAAN ISLAM

PROGRAM STUDI JINAYAH SIYASAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H/2015 M

Page 2: PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30496/1/SITI...PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF FIQIH SIYASAH DAN HUKUM
Page 3: PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30496/1/SITI...PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF FIQIH SIYASAH DAN HUKUM
Page 4: PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30496/1/SITI...PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF FIQIH SIYASAH DAN HUKUM

KATA PENGANTAR

حیم حمن الر بسم هللا الر

Segala puji dan syukur hanya milik Allah SWT yang telah melimpahkan

kemampuan kepada Nabi Muhammad SAW untuk menjalankan tugas-tugas

kekhalifahaan di bumi dan atas semua yang telah dilimpahkan kepada umat manusia

secara umum dan penulis secara khusus. Shalawat beserta salam tak luput kepada

risalah-Nya Nabi Muhammad SAW, para keluarga, sahabat, dan mereka semua yang

telah berjuang untuk menegakkan kalimat tauhid di atas muka bumi ini dan

membimbing umat manusia sehingga dapat menjalani kehidupan yang lebih baik di

dunia dan kebaikan hidup di akhirat.

Alhamdulilah, berkat rahmat Allah SWT dan Karunia-Nya penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik walaupun masih banyak kekurangan. Adanya

bimbingan, kritikan dan masukan yang sangat berarti diperlukan penulis untuk dapat

lebih menyempurnakan dan memperbaiki agar penyajian skripsi ini lebih sempurna.

Dalam perjalanan penulisan skripsi ini, satu hal yang menjadikan sebuah

kebanggana bagi penulis adalah mengikuti perkuliahan di kampus UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta khususnya Fakultas Syari'ah dan Hukum. Di dalam perjalanan

ini begitu banyak pengalaman serta pengetahuan baru yang penulis dapatkan, baik

sifatnya menyenangkan maupun yang mengharukan, karena dengan melewati itu

semua maka kepribadian dan kedewasaan dalam bersikap bisa penulis dapatkan.

v

Page 5: PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30496/1/SITI...PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF FIQIH SIYASAH DAN HUKUM

Menyelesaikan skripsi ini tentu banyak rintangan dan halangan yang penulis

hadapi. butuh extra kerja keras untuk menyelesaikan skripsi, penulis paham bahwa

dalam mengejarkan skripsi bukan perkara yang mudah karena butuh ketelitian dan

kemauan yang tinggi. Tetapi bersyukur alhamdulillah, semua itu bisa diatasi berkat

motivasi dan dorongan yang diberikan kepada semua pihak yang membantu dan

memberikan dukungan tiada henti kepada penulis. Semoga Allah SWT, Tuhan Yang

Maha Pengasih dan Maha Penyayang selalu mengasihi dan menyayangi kalian,

dimana kalian berada. Amin. Rasa terima kasih ingin penulis ucapkan kepada :

1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, MA, Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, beserta para pembantu Dekan.

2. Ibu Dr. Maskufah, MA, Ketua Program Studi Jinayah Siyasah Jurusan Siyasah

Syar’iyah.

3. Ibu Rosdiana, MA, Sekretaris Program Studi Jinayah Siasah Jurusan Siyasah

Syar’iyah.

4. Bapak Prof. Dr. Masykuri Abdillah, MA, Dosen Penasehat Akademik.

5. Bapak Dr. H. Mujar Ibnu Syarif, MA. Dosen pembimbing yang sangat penulis

hormati, dengan sangat sabar dan keikhlasan beliau membimbing penulis,

memberikan banyak ilmu dan waktunya kepada penulis sehingga banyak hal baru

yang penulis dapatkan selama bimbingan bersama beliau.

6. Seluruh Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan

staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang membuat penulis mudah untuk mencari bahan dan literatur selama

vi

Page 6: PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30496/1/SITI...PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF FIQIH SIYASAH DAN HUKUM

kuliah.

7. Kepada keluarga saya, teristimewa ayahanda dan ibundaku tercinta, Bapak Iyus

Yustiana dan Ibu Tinah yang senantiasa mendoakan penulis, memberikan

limpahan kasih sayang, kesabaran, dukungan serta motivasi baik moral maupun

materil kepada penulis. Tak lupa untuk kakak-kakakku tercinta (alm) Ahmad

Saepudin, dan Sri Yulianingsih serta adikku Muhamad Fahmi dan keponakan

Muhamad Raihan. Semoga Allah selalu melimpahkan kasih sayang-Nya untuk

kalian.

8. Sahabat tercinta Lisna Alvia, Abdul Mun'im bin Alias yang sudah menjadi

sahabat terbaik dalam menjalani perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dwi Agusti, Ingkak Chintya Wangsih, Fitri Yanti, Leli Afrida S, Uliyanah, Lala,

dan ka Muhdi kalian adalah sahabat-sahabat terbaik yang pernah aku kenal dan

aku punya.

9. Teman-teman seperjuangan SJS khususnya jurusan Ketatanegaraan Islam

angkatan 2011, Andi, Imam, Merry, Tiwa, Arista, Tomi, Lisna, Uti, Dwi, Anwar,

Fajar, Devi, Fifit, Gilang, mun'im, Rezi dan Buya.

10. Kepada teman-teman KKN (Kuliah Kerja Nyata) kelompok PENA 2014. Untuk

Eva, Dewi, Lisna, Azmi, Euis, Nana, Mun'im, Ozi, Dika, Tomi, Aza, Nugi,

Mujay, Fuad. Sebulan bersama kalian adalah sesuatu yang sangat berkesan, tidak

ada kelompok KKN yang seseru dan sekompak kalian.Terima kasih semua atas

perhatian dan dukungannya. Semoga kita akan menjadi rekan se team kembali

pada kesempatan yang lain.

vii

Page 7: PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30496/1/SITI...PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF FIQIH SIYASAH DAN HUKUM

11. Kepada semua pihak yang sudah membantu penulis, mohon maaf apabila belum

disebutkan. Akan tetapi, penulis berdo’a semoga agar kebaikan dan ketulusan

kalian di balas oleh Allah SWT.

Dalam penulisan skripsi ini mungkin terdapat banyak kekurangan, baik yang

terlihat dan tersembunyi. Akan tetapi, penulis berharap skripsi ini bisa bermanfaat

untuk para pembaca umumnya dan penulis khususnya.

Ciputat, 04 Mei 2015

Penulis

Siti Herawati

viii

Page 8: PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30496/1/SITI...PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF FIQIH SIYASAH DAN HUKUM

ABSTRAK

Siti Herawati, 1111045200010. Pemakzulan Kepala Daerah Menurut Perspektif Fiqih Siyasah dan Hukum Poaitif (Studi Kasus Pemberhentian Bupati Bogor Rahmat Yasin). Hukum Tata Negara (Siyasah), Program Studi Jinayah Siyasah, Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 1436 H / 2015 M, x + 63 halaman.

Masalah pokok penelitian ini adalah bagaimana seorang pejabat negara khususnya Bupati Bogor bisa dimakzulkan dari jabatannya baik dalam undang-undang yang ada di Indonesia maupun dalam teori politik Islam. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apa penyebab latar belakang seorang kepala daerah bisa dimakzulkan dari jabatannya dan bagaimana proses pemakzulan kepala daerah menurut fiqih siyasah dan hukum positif

Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian kepustakaan (Library Research), yaitu penelitian dengan cara mengumpulkan bahan-bahan yang berasal dari sumber hukum premier, sumber hukum sekunder dan sumber hukum tersier baik manual maupun digital yang berkaitan dengan tema pembahasan. Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif.

Hasil penelitian menunjukan bahwa kepala daerah bupati bogor bisa dimakzulkan apabila telah melanggar ketentuan yang sudah diatur oleh lembaga yang berwenang, mengacu kepada UU No 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah dan menurut para teoritis fiqih siyasah kepala daerah bisa dimakzulkan apabila sudah menyimpang dari ajaran syariat, tidak berlaku adil, tidak memenuhi syarat lagi sebagai kepala daerah dan kepala negara menghendaki pemberhentiannya, maka kepala daerah tersebut bisa dimakzulkan.

Kata kunci : Pemakzulan Kepala Daerah, Pemberhentian Bupati Bogor,

Pemakzulan.

Pembimbing : Dr. H. Mujar Ibnu Syarif, M.A.

Daftar Pustaka : 1995 s.d. 2015

iv

Page 9: PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30496/1/SITI...PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF FIQIH SIYASAH DAN HUKUM

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................ i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMING ............................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... iii

ABSTRAK ................................................................................................. iv

KATA PENGANTAR ............................................................................... v

DAFTAR ISI .............................................................................................. ix

BAB1 PENDAHULUAN .................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah................................. 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................... 4

D. Tinjauan Pustaka ................................................................ 5

E. Metode Penelitian............................................................... 8

F. Sistematika Penulisan ........................................................ 10

BAB II KAJIAN TEORI TENTANG PEMAKZULAN KEPALA DAERAH

MENURUT PERSPEKTIF FIQIH SIYASAH ................... 12

A. Pengertian Pemakzulan ...................................................... 12

B. Sejarah Pemakzulan ........................................................... 13

C. Mekanisme Pemakzulan..................................................... 17

BAB III PROFIL BUPATI BOGOR ................................................... 24

A. Profil Bupati Bogor ............................................................ 24

ix

Page 10: PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30496/1/SITI...PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF FIQIH SIYASAH DAN HUKUM

B. Karir Politik Bupati Bogor ................................................. 25

C. Wilayah Kekuasaan Bupati Bogor ..................................... 29

D. Tugas, Wewenang dan Kewajiban Bupati Bogor .............. 32

BAB VI PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF

FIQIH SIYASAH DAN HUKUM POSITIF ........................ 35

A. Indikasi Pelanggaran Hukum Bupati Bogor ...................... 35

B. Mekanisme Pemberhentian Kepala Daerah Menurut

UU No. 23 Tahun 2014 ...................................................... 40

1. Penyebab Pemberhentian Kepala Daerah ..................... 40

2. Prosedur Pemberhentian Kepala Daerah ...................... 42

C. Mekanisme Pemberhentian Bupati Bogor Ditinjau Dari

Hukum Positif .................................................................... 47

D. Mekanisme Pemberhentian Bupati Bogor Ditinjau Dari

Fiqih Siyasah ...................................................................... 52

E. Relevansi Mekanisme Pemakzulan Kepala Daerah Menurut

Fiqih Siyasah dengan Hukum Positif ................................. 55

BAB V PENUTUP ............................................................................... 57

A. Kesimpulan ........................................................................ 57

B. Saran ................................................................................... 59

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 61

x

Page 11: PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30496/1/SITI...PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF FIQIH SIYASAH DAN HUKUM

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penyelenggaraan pemerintahan daerah di suatu negara tergantung dari bentuk

negara yang dianut oleh negara bersangkutan. Bentuk negara menggambarkan

pembagian kekuasaan dalam suatu negara secara vertikal dan horizontal. Secara

vertikal pembagian kekuasaan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah,

sedangkan pembagian kekuasaan secara horizontal menggambarkan antara kekuasaan

legislatif, eksekutif dan yudikatif.1

Pemerintahan Daerah merupakan penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh

pemerintah daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah menurut asas otonomi dan

tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip

Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Kepala daerah sebagai unsur

penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan

pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.2 Kepala daerah meliputi

Gubernur untuk Provinsi, Bupati untuk Kabupaten, serta Walikota untuk Kota.

1Andi Mustari Pide, Otonomi Daerah dan Kepala Daerah Memasuki Abad XXI, (Jakarta: Radar Jaya Pratama, 1999), h. 23.

2Undang-Undang Republik Indonesia, Ketentuan Umum Pasal 1 ayat (2) dan (3) UU .No 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah.

1

Page 12: PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30496/1/SITI...PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF FIQIH SIYASAH DAN HUKUM

2

Kepala daerah adalah pejabat yang menjalankan hak, wewenang dan

kewajiban pimpinan pemerintahan daerah atau pejabat yang memimpin di suatu

daerah tertentu dan bertanggungjawab sepenuhnya atas jalannya pemerintahan

daerah.3 Menurut fiqih siyasah kepala daerah disebut wali. Wali adalah orang yang

diangkat oleh khalifah untuk menjadi pejabat pemerintahan (hakim) di suatu daerah

serta menjadi pimpinan di daerah tertentu.4 Kepala daerah secara hirarki, tidak jauh

berbeda dengan kedudukan Presiden sebagai penanggungjawab tertinggi dalam

penyelenggaraan pemerintahan di seluruh wilayah negara. Sedangkan kepala daerah

hanya bertanggungjawab di wilayah tertentu yang dipimpinnya.

Beberapa dari pemimpin daerah melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan

undang-undang, penyalahgunaan wewenang atau tidak sesuai dengan pelaksanaan

pemerintah pusat, sehingga harus ditempuh upaya-upaya hukum yang dibutuhkan

untuk menanggulangi permasalahan ini. Salah satunya dengan cara pemakzulan

Kepala Daerah.

Pada tahun 2014 Bupati Bogor Rahmat Yasin yang diberhentikan dari

jabatannya, dikarenakan ia melakukan korupsi dengan menerima suap sebesar 4,5

miliar guna memuluskan rekomendasi surat tukar menukar kawasan hutan atas nama

PT Bukit Jonggol Asri seluar 2.754 hektar.

3Andi Mustari Pide, Otonomi Daerah dan Kepala Daerah Memasuki Abad XXI, (Jakarta: Radar Jaya Pratama, 1999), h. 50-51.

4Taqiyuddin An Nabhani,. Sistem Pemerintahan Islam: Doktrin Sejarah dan Realitas Empirik. H. 229.

Page 13: PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30496/1/SITI...PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF FIQIH SIYASAH DAN HUKUM

3

Istilah pemakzulan relatif baru dikenal luas di Indonesia setelah perubahan

kedua Undang-Undang Dasar 1945 sebagai padanan istilah pemecatan atau

pemberhentian seseorang dari jabatannya. Pemakzulan (Impeachment) adalah proses

pemecatan, penyingkiran atau penurunan seorang persiden atau pejabat negara dari

tahta atau jabatannya karena melakukan pelanggaran hukum maupun karena tidak

lagi memenuhi syarat sebagai pejabat negara.5

Di era demokrasi sekarang ini banyak kepala daerah atau pejabat negara

dimakzulkan dari jabatannya, dikarenakan kepala daerah tersebut terkena kasus

korupsi, melanggar sumpah jabatan, melanggar larangan kepala daerah yang

sebagaimana sudah diatur dalam undang-undang dan menyalahgunakan wewenag

sebagai kepala daerah.

Bupati sebagai salah seorang pejabat negara seharusnya mampu menjadi

tauladan dalam menegakkan seluruh peraturan perundang-undangan dalam setiap

perilaku kehidupannya. Dengan kata lain tidak seharusnya seorang kepala daerah

yang merupakan pejabat negara berperilaku seperti itu. Karena tindakan korupsi dan

suap menyuap adalah kejahatan yang sangat membahayakan kepentingan negara dan

masyarakat secara luas bahkan terkait dengan perekonomian negara dan

keberlangsungan kehidupan bangsa dan negara.6

5Hamdan Zoelva, Impeachment Presiden Alasan Tindak Pidana Pemberhentian Presiden Menurut UUD 1945,( Jakarta: Konstitusi Press, 2014) h. 12-13.

6Hamdan Zoelva, Impeachment Presiden Alasan Tindak Pidana Pemberhentian Presiden Menurut UUD 1945, h. 24.

Page 14: PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30496/1/SITI...PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF FIQIH SIYASAH DAN HUKUM

4

Dari latar belakang masalah di atas dan juga mengingat hingga kini belum ada

satu pun skripsi yang membahas tema ini, penulis merasa perlu menyajikan

pembahasannya dalam skripsi ini, dengan judul "Pemakzulan Kepala Daerah

Menurut Perspektif Fiqih Siyasah Dan Hukum Positif (Studi Kasus

Pemberhentian Bupati Bogor Rahmat Yasin)".

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka

penulis membatasi masalah yang diteliti mengenai pemakzulan Rahmat Yasin Bupati

Bogor. Adapun masalah pokok penelitian yang dibahas, dirumuskan sebagai berikut:

1. Apa latar belakang terjadinya pemakzulan terhadap Bupati Bogor Rahmat

Yasin?

2. Bagaimana mekanisme pemakzulan Bupati Bogor Rahmat Yasin ditinjau dari

perspektif Fiqih Siyasah dan Hukum Positif ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penulisan skripsi adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui latar belakang terjadinya pemakzulan terhadap Bupati

Bogor.

2. Untuk mengetahui mekanisme pemberhentian Kepala Daerah atau Pejabat

Negara menurut fiqih siyasah dan hukum positif.

Sedangkan manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

Page 15: PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30496/1/SITI...PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF FIQIH SIYASAH DAN HUKUM

5

1. Sebagai sumbangan pemikiran dan sekaligus pengembangan keilmuan di

bidang fiqih siyasah dalam konteks ketatanegaraan Islam.

2. Menambah wacana ilmu pengetahuan mengenai pemakzulan dalam fiqih

siyasah maupun hukum positif.

D. Tinjauan Pustaka

Sejumlah penelitian tentang topik pemakzulan telah dilakukan, baik yang

mengkaji secara spesifik sumber data yang diperoleh isu, maupun yang menyinggung

secara umum. Berikut tinjauan umum atas beberapa penelitian yang telah ada

mengenai pemakzulan.

Karya ilmiyah pertama, yaitu jurnal hukum Vol. XIX No.19 Oktober 2010:

93-110 yang berjudul "Impeachment Kepala Daerah (Study Kasus Usulan

Pemberhentian Walikota Surabaya Ir. Tri Rismarini" yang ditulis oleh M. Shaleh SH,

MH. Dalam penelitian tersebut dinyatakan bahwa DPRD kota surabaya mengajukan

impeachment kepada walikota Surabaya karena dinilai telah melanggar Pasal 28 (a)

Undang-Undang Nomer 32 Tahun 2004, Peraturan Menteri Dalam Negeri

(Permendagri) Nomor 16 Tahun 2006 tentang Penyusunan Produk Hukum Daerah

saat menyusun Peraturan Wali Kota (Perwali) Surabaya Nomor 56 Tahun 2010

mengenai kenaikan pajak reklame, Perwali Nomor 57 Tahun 2010 mengenai

kenaikan pajak reklame di kawasan terbatas. Usulan pemberhentian Walikota

Surabaya tersebut mengacu kepada Undang-Undang No. 32 tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah tepatnya Pasal 29 ayat (4) yang menyatakan bahwa

Page 16: PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30496/1/SITI...PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF FIQIH SIYASAH DAN HUKUM

6

pemberhentian kepala daerah dapat dilakukan apabila melanggar sumpah jabatan dan

tidak melaksanakan kewajiban sebagai kepala daerah.

Karya ilmiyah kedua, yaitu skripsi yang berjudul "Impeachment Presiden

Menurut UUD 1945 Hasil Amandemen Dalam Tinjauan Ketaranegaraan Islam" yang

ditulis oleh Irwanto pada tahun 2008 Fakultas Syari'ah dan Hukum Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatulla Jakarta. Dalam penelitiannya tersebut ia menjelaskan

tentang alasan pemberhentian Presiden dan atau Wakil Presiden disebutkan secara

limitatif dalam konstitusi, yaitu penghianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan,

tindak pidana berat lainnya, perbuatan tercela, atau tidak lagi memenuhi syarat

sebagai Presiden dan atau Wakil Presiden yang telah diatur dalam pasal 7A Undang-

Undang Dasar 1945.

Karya ilmiyah ketiga, yaitu skripsi yang berjudul "Konsep Negara Hukum

Terhadap Mekanisme dan Praktek Pemberhentian Presiden Di Indonesia" yang ditulis

oleh Achmad Farobi pada tahun 2012 Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam penelitiannya tersebut menjelaskan aspek

hukum yang harus diperhatikan dalam pemberhentian presiden dalam masa aktif

jabatannya adalah alasaan pemakzulan, prosedur dan hukum pemakzulan serta forum

pemakzulan; alur mekanisme konstitusional melalui DPR RI, MK dan MPR RI, dan

peran Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia dalam rangka aktualisasi negara

hukum Indonesia.

Karya ilmiyah keempat, yaitu tesis yang berjudul "Pemberhentian Kepala

Negara Dalam Teori Politik Islam (Studi Kasus Pemberhentian Kepala Negara di

Page 17: PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30496/1/SITI...PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF FIQIH SIYASAH DAN HUKUM

7

Indonesia)" yang ditulis oleh Ali Zawawi pada tahun 2008 Sekolah Pascasarjana

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam penelitiannya tersebut ia

menjelaskan tentang pemberhentian kelapa negara di Indonesian yang ditinjau dari

perspektif teori politik Islam.

Karya ilmiyah kelima, yaitu disertasi yang berjudul "Pemakzulan Kepala

Negara Menurut Hukum Islam (Studi Kasus Presiden Abdurrahman Wahid) yang

ditulis oleh M. Ali Hanafiyah S pada tahun 2011 sekolah pascasarjana Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalalm penelitiannya tersebut ia

menjelaskan bagaimana mekanisme pemakzulan terhadap presiden Abdurrahman

Wahid ditunjau dari hukum Islam.

Karya ilmiyah keenam, yaitu skripsi yang berjudul "Tinjauan Yuridis

Mekanisme Pemberhentian Bupati Menurut Undang-Undang 32 Tahun 2004 Tentang

Pemerintahan Daerah (Studi Kasus Pemberhentian Bupati Kabupaten Garut Aceng

Fikri)" yang ditulis oleh Gagat Rahino pada tahun 2013 Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam penelitiannya tersebut

menjelaskan bagaimana mekanisme pemberhentian bupati Garut ditinjau dari

Undang-Undang 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah

Kendatipun telah ada penelitian sebelumnya mengenai tema Pemakzulan

pejabat negara, skripsi ini memiliki substansi pembahasan yang berbeda dengan

penelitian yang telah ada. Perbedaan dimaksud terletak pada:

Page 18: PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30496/1/SITI...PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF FIQIH SIYASAH DAN HUKUM

8

1. Dalam skripsi ini penulis tidak hanya menjelaskan pemakzulan kepala daerah

menurut perspektif hukum Tata Negara Republik Indonesia, tetapi juga

menurut Fiqih Siyasah.

2. Penulis ingin menilai bagaimana relevansi atau kesesuaian mekanisme

pemakzulan kepala daerah menurut hukum positif dengan teori Fiqih Siyasah.

E. Metode Penelitian

Salah satu tahapan yang penting dalam penulisan skripsi adalah penerapan

metodelogi penelitian yang tepat yang digunakan sebagai pedoman penelitian dalam

mengungkapkan fenomena serta menghubungkan antara teori yang menjelaskan

gambaran situasi dengan realitas yang terjadi sesungguhnya. Penulis menggunakan

metode penelitian kepustakaan (Library Research) yaitu penelitian dengan cara

mengumpulkan bahan-bahan yang berasal dari buku-buku, artikel-artikel, makalah,

majalah, koran, serta bahan-bahan lainnya yang berkaitan dengan permasalahan yang

diangkat dalam skripsi ini.

1. Teknik pengumpualn data

Dalam penelitian ini menggunakan teknik penelitian riset pustaka

(Library Research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara menghimpun

dan menelaah data-data sumber kepustakaan berupa data-data primer dan

sumber data sekunder yang relevan dengan pembahasan skripsi ini.

2. Sumber Data

Page 19: PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30496/1/SITI...PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF FIQIH SIYASAH DAN HUKUM

9

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini ada tiga macam,

yaitu:

1. Sumber data primer yakni sumber data yang ada kaitan langsung dengan

tema skripsi ini. Sumber data primer yang digunakan adalah al-Qur'an dan

hadis, kitab-kitab Fiqih Siyasah, dan Undang-undang No. 23 Tahun 2014

tentang Pemerintahan Daerah.

2. Sumber data sekunder yakni sumber data yang tidak berkaitan langsung

dengan tema skripsi ini. Adapun data sekunder yang penulis gunakan

adalah tulisan-tulisan ilmiyah baik dalam bentuk buku, jurnal, surat kabar,

majalah maupun melalui media internet.

3. Bahan hukum tersier yakni data yang memberikan petunjuk dan

penjelasan terhadap data-data primer dan sekunder, yaitu berupa kamus-

kamus ilmiyah, ensiklopedia dan lain-lain.

3. Teknik Analisis Data

Pada tahap analisis data, data diolah dan dimanfaatkan sedemikian

rupa sampai berhasil menyimpulkan kebenaran-kebenaran yang dapat dipakai

untuk menjawab persoalan yang diajukan dalam penelitian. Adapun metode

analisis data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini penulis

menggunakan metode deskriptif. Penelitian metode deskriptif dirancang untuk

mengumpulkan informasi tentang keadaan–keadaan nyata sekarang

(sementara berlangsung). Tujuan utama menggunakan metode penelitian ini

adalah untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara berjalan

Page 20: PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30496/1/SITI...PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF FIQIH SIYASAH DAN HUKUM

10

pada saat penelitian dilakukan, dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala

tertentu.7

4. Teknik penulisan

Adapun teknik penulisan skripsi ini, mengacu pada buku "Pedoman

Penulisan Skripsi Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta Tahun 2012".

F. Sistematika Penulisan

Penulis menyusun melalui sistematika penulisan yang terdiri dari lima bab, di

mana pada setiap babnya dibagi atas sub-sub bab, dengan perincian sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari Latar Belakang Masalah, Pembatasan Dan Perumusan

Masalah, Tujuan Dan Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka, Metode

Penelitian Dan Sistematika Penulisan.

BAB II : KAJIAN TEORI TENTANG PEMAKZULAN KEPALA DAERAH

MENURUT PERSPEKTIF FIQIH SIYASAH

Bab ini menjelaskan tentang kajian teori yang membahas tentang

pemakzulan secara umum. Definisi Pemakzulan, Sejarah Pemakzulan, Dan

Mekanisme Pemakzulan Menurut Perspektif Fiqih Siyasah.

7Consuelo G Selvila, et all, Pengantar Metode Penelitian, (Jakarta:Universitas Indonesia UI-Press, 2006), h. 71.

Page 21: PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30496/1/SITI...PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF FIQIH SIYASAH DAN HUKUM

11

BAB III : PROFIL BUPATI BOGOR

Dalam bab ini membahas tentang Profil Bupati Bogor, Karir Politik Bupati

Bogor, Wilayah Kekuasaan Bupati Bogor, Tugas Wewenang dan

Kewajiban Bupati Bogor.

BAB IV : PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT FIQIH SIYASAH

DAN UNDANG-UNDANG

Bab ini berisi tentang Indikasi Pelanggaran Hukum Bupati Bogor,

Mekanisme Pemberhentian kepala daerah menurut UU No. 23 Tahun 2014,

Mekanisme Pemberhentian Bupati Bogor Menurut Perspektif Hukum

Positif, Dan Pemakzulan Bupati Bogor Ditinjau Dari Fiqih Siyasah.

BAB V : PENUTUP

Bab Penutup berisi kesimpulan dan saran-saran yang memuat kesimpulan

dan rekomendasi. Dalam bab ini disajikan pokok-pokok temuan penelitian

yang dihasilkan dan serta dimuat pada saran terkait lanjut atas penelitian.

Page 22: PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30496/1/SITI...PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF FIQIH SIYASAH DAN HUKUM

BAB II

KAJIAN TEORI TENTANG PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT

PERSEPKTIF FIQIH SIYASAH

A. Pengertian Pemakzulan

Dalam bahasa Arab Menurut kamus Al-Munawir "makzul" merupakan isim

maf'ul tashrifan (derivasi) kata عزل یعزل yang artinya turun takhta.P0F

1P Sedangkan dalam

bahasa Inggris "makzul" menurut Hamdan Zoelva berarti isolate (mengasingkan), set

apart (memisahkan), separate (terpisah), segregate (memisahkan), seclude

(menyendiri), dismiss (memecatkan), discharge (pemberhentian), recall (penarikan

kembali), remove (from office) memberhentikan atau memecat.P1F

2

Istilah Pemakzulan dalam kamus bahasa Indonesia berasal dari bahasa Arab,

makzul yang sudah dibakukan, mempunyai arti berhenti memegang jabatan; turun

takhta; memakzulkan artinya 1. menurunkan dari takhta; memberhentikan dari

jabatan; 2. meletakan jabatannya (sendiri) sebagai raja; berhenti sebagai raja;

pemakzulan artinya proses, cara, perbuatan memakzulkan. Dengan demikian

“pemakzulan” dapat diartikan pemberhentian dari jabatan, penurunan dari takhta atau

jabatan.3

1Achmad Warson Munawwir dan Muhammad Fairuz, Kamus Al-Munawwir Versi Indonesia-Arab, (Surabaya: Pustaka Progressif, 2007), h. 547

2Hamdan Zoelva, Pemakzulan Presiden di Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), h. xiii. 3Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Keempat, Departemen Pendidkan Nasional

(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008), h. 865.

12

Page 23: PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30496/1/SITI...PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF FIQIH SIYASAH DAN HUKUM

13

Pemakzulan dalam Islam dapat disinonimkan dengan al-khalla' yang berarti

mencopot, mencabut, memecat, menelanjangi, menyingkirkan. Ibnu Manjhur

mengatakan, pencopotan sama pengertiannya dengan mencabutnya; hanya saja di

dalam istilah pemecatan terkandung makna "penangguhan atau proses secara

perlahan". Istilah al-khalla' ini erat kaitannya dengan pelanggaran. Jadi dapat

disimpulkan bahwa al-khalla' dapat disinonimkan dengan pemecatan atau

pemakzulan, namun dalam ketatanegaraan Indonesia lebih dikenal dengan sebutan

pemberhentian.4

Istilah pemberhentian dipadankan dengan istilah pemakzulan yang

mempunyai konotasi yang sama dengan istilah impeachment. Menurut istilah

pemakzulan adalah tindakan politik dengan hukuman berhenti dari jabatan dan

kemungkinan larangan untuk memegang suatu jabatan, bukan sebagai hukuman

pidana (criminal conviction) atau pengenaan ganti kerugian perdata. Dalam istilah

akademik, pemakzulan adalah proses hukum ketatanegaraan untuk memecat atau

menurunkan presiden atau pejabat lainnya dari jabatannya.5

B. Sejarah Pemakzulan

Pada masa Nabi gagasan pemakzulan atau pemberhentian kepala daerah

jelas belum muncul dan belum dijelaskan secara rinci, cara-cara pemberhentian

4Yahya Ismail, Hubungan Penguasa dan Rakyat Dalam Perspektif Sunnah, (Jakarta: Gema Insani Press, 1995), h. 191-193.

5Hamdan Zoelva, Impeachment Presiden Alasan Tindak Pidana Pemberhentian Presiden Menurut UUD 1945, h. 10.

Page 24: PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30496/1/SITI...PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF FIQIH SIYASAH DAN HUKUM

14

kepala daerah tidak terdapat ketentuannya dalam al-Qur'an dan hadis Nabi. Namun

dalam sejarah pemerintahan Rasulullah SAW dan al-Khulafa al-Rasyidun khususnya

pada masa khalifah Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib terjadi beberapa kali

pemberhentian kepala daerah.

Pada masa Rasulullah SAW, beliau pernah memberhentikan gubernur

Yaman, Mu'adz bin Jabal tanpa alasan apapun. Beliau juga memberhentikan Ila' Al-

Hadhrami yang menjadi amil beliau di Bahrain, hanya karena beliau mendapat

pengaduan tentang Ila' dari utusan Abdul Qais.6 Pada masa pemerintahan khalifah

Utsman bin Affan, banyak sejarawan menilai Utsman melakukan praktik nepotisme.

Ia mengangkat pejabat-pejabat yang berasal dari kalangan keluarganya, meskipun

tidak layak untuk memegang jabatan tersebut. Banyak pejabat yang lama dipecatnya.

Awal praktik nepotisme ini adalah pemecatan al-Mughirah ibn Abi Syu'bah sebagai

gubernur Kufah dan digantikan oleh Sa'd ibn al-'Ash, saudara sepupu Utsman.

Namun Sa'd hanya setahun menduduki posisinya karena digantikan oleh al-Walid ibn

'Uqbah yang juga masih saudara seibu dengan Utsman.7

'Amr ibn al-'Ash juga dipecat oleh Utsman dari jabatan gubernur di Mesir.

Sebagai penggantinya, Utsman mengangkat Abdullah ibn Sa'd ibn Abi Sarh, saudara

sepupunya. Tindakan ini dinilai ceroboh karena kedudukan 'Amr sebagai tokoh yang

berjasa dalam menaklukan Mesir pada masa pemerintahan khalifah Umar. Pemecatan

6Taqiyuddin An Nabhani, Sistem Pemerintahan Islam: Doktrin Sejarah dan Realitas Empirik, Penerjemah Moh. Maghfur Wachid, (Bangil: Al Izzah, 1996), h. 235.

7Muhamad Iqbal, Fiqih Siyasah Kontekstualisasi Doktrin Polotik Islam, Cet. II, (Jakarta: Gaya Media Pratam, 2007), h. 78.

Page 25: PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30496/1/SITI...PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF FIQIH SIYASAH DAN HUKUM

15

'Amr ini akhirnya menimbulkan protes di kalangan masyarakat Mesir. Mereka

menuntut Utsman agar memulikan kedudukannya kembali. Apalagi penggantinya,

Abdullah, bukan tipe pemimpin yang mampu menjalankan tugasnya dengan baik. Di

Bashrah, gubernur Abu Musa al-Asy'ari juga diberhentikan dan digantikan dengan

saudara sepupunya bernama 'Abdulah ibn Amir ibn Kuraiz. Sedangkan Mu'awiyah

yang juga masih keluarganya tetap diberikan jabatan sebagai gubernur Syam,

sebagaimana di masa Umar.8

Sedangkan pada masa pemerintahan khalifah Ali bin Abi Thalib juga terjadi

pemberhentian kepala daerah, ia memberhentikan gubernur-gubernur yang diangkat

Utsman. Ali memberhentikan 'Abdullah ibn 'Amir gubernur Bashrah digantikan oleh

Utsman bin Junaif. Gubernur Kufah Sa'd ibn al-'Ash diberhentikan dan digantikan

oleh 'Umarah ibn Syihab.9

Khalifah Ali juga memberhenrikan gubernur Syam yaitu Muawiyah, tetapi

Muawiyah menolak untuk turun dari jabatannya dan memberontak terhadap

pemerintahan khalifah Ali. Sehingga terjadilah Perang Siffin yang berlangsung

selama tiga (3) hari sejak tgl 29 – 31 Juli 657 M, antara pasukan Khalifah Ali bin

Abi Thalib melawan pasukan Mu’awiyah bin Abi Sufyan ( 602 – 680 M) yang ketika

itu sebagai gubernur berkuasa di wilayah Syria dan Mesir, merupakan peperangan di

kalangan umat Islam, menggulingkan pemerintahan yang berkuasa (khilafah) untuk

merebut kekuasaan. Peperangan ini disebut perang Siffin karena secara geografis

8Muhamad Iqbal, Fiqih Siyasah Kontekstualisasi Doktrin Polotik Islam, h. 78. 9Muhamad Iqbal, Fiqih Siyasah Kontekstualisasi Doktrin Polotik Islam, h. 77.

Page 26: PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30496/1/SITI...PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF FIQIH SIYASAH DAN HUKUM

16

medan pertempuran yang terjadi berada di kota Siffin daerah pinggiran sungai. Dalam

peperangan ini pasukan Mu'awiyah telah terdesak kalah, sehingga menyebabkan

mereka mengangkat al-Qur'an sebagai tanda damai dengan cara tahkim. Khalifah

diwakili oleh Abu Musa Al-Asy'ari, sedangkan Mu'awiyah diwakili oleh 'Amr bin

Ash yang terkenal cerdik. Dalam tahkim tersebut khalifah dan Mu'awiyah harus

meletakkan jabatan, pemilihan baru harus dilaksanakan. Abu Musa pertama kali

menurunkan Ali sebagai khalifah. Akan tetapi, Amr bin Ash tidak menurunkan

Mu'awiyah tapi justru mengangkat Mu'awiyah sebagai khalifah, karena Ali telah

diturunkan oleh Abu Musa. Peperangan Siffin yang diakhiri melalui tahkim

(arbitase), yang diselesaikan oleh dua orang penengah sebagai pengadil. Ternyata

tidak menyelesaikan masalah dan menyebabkan lahirnya golongan Khawarij, orang-

orang yang keluar dari barisan pendukung Ali.10

Dari uraian singkat di atas dapat disimpulkan bahwa pada masa awal Islam,

gagasan pemakzulan kepala daerah belum dikenal dan tidak terdapat petunjuk

ataupun contoh tentang cara bagaimana mengakhiri masa jabatan kepala daerah.

Waktu itu belum adanya konsep pembatasan kekuasaan atau pembatasan masa

jabatan kepala daerah, sehingga sejak zaman klasik sampai zaman pertengahan di

dunia Islam tidak dijumpai pemikir politik yang menyatakan perlunya jabatan kepala

daerah dibatasi. Ukuran umum yang digunakan adalah tergantung dari kepala negara

yang menjabat. Kalau kepala negara berpendapat harus diberhentikan, maka kepala

daerah tersebut akan diberhentikan atau kalau rakyat dan/atau anggota majelis umat

10Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Amzah, 2009), h. 111-112.

Page 27: PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30496/1/SITI...PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF FIQIH SIYASAH DAN HUKUM

17

di wilayah yang dipimpinnya menunjukan sikap benci dan tidak ridha terhadap kepala

daerah tersebut maka ia harus diberhentikan dari jabatannya.

C. Mekanisme Pemakzulan

Mengenai mekanisme pemakzulan, dalam Islam tidak ditemukan

penjelasannya secara eksplisit dan meyakinkan. Namun dalam kitab-kitab fiqih

siyasah setidaknya ditemukan beberapa cara atau mekanisme pemberhentian kepala

negara yang disinonimkan dengan pemakzulan kepala daerah. Karena kepala negara

dan kepala daerah sama-sama memiliki peranan yang penting dalam memimpin suatu

wilayah, yang membedakan antara kepala negara dan kepala daerah yaitu batas

wilayah kekuasaannya.

Kelompok Mu'tazilah, kalangan Khawarij, dan Zaidiyah bependapat bahwa

kepala daerah yang telah menyimpang dan tidak layak lagi menjabat, maka ia

diberhentikan dengan paksa, diperangi, atau dibunuh. Golongan Khawarij

berpendapat, "kepala daerah yang telah berubah perilaku baiknya dan menyimpang

dari kebenaran, maka ia wajib dipecat atau dibunuh".11 Sedangkan kelompok

Mu'tazilah percaya bahwa kepala daerah dapat digantikan apabila berbuat fasik,

meskipun belum sampai pada tingkat murtad atau zalim.12 Abu Bakr al-Asam,

pemuka Mu'tazilah juga berpendapat menyingkirkan kepala daerah yang durhaka

11Ridwan HR, Fiqih Politik: Gagasan, Harapan, dan Kenyataan, (Yogyakarta: FH UII Press, 2007) h. 276.

12Mumtaz Ahmad, Masalah-masalah Teori Politik Islam, Penerjemah Ena Hadi, Cet. III, (Bandung: Mizan, 1996), h. 104.

Page 28: PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30496/1/SITI...PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF FIQIH SIYASAH DAN HUKUM

18

dengan kekuatan senjata adalah wajib, apabila telah ditemukan kepala daerah lainnya

yang lebih adil sebagai penggantinya.13

Salah satu kelompok Sunni ‘Abdul Ma’ali al-Juwaini, wafat (478 H – 1085

M). Menurutnya selain kematian, berakhirnya jabatan seseorang bisa terjadi karena

adanya penggeseran (khal’u) atau karena tergeser dengan sendirinya (inkhila’) dan

melalui sebuah pengunduran diri. Agak berbeda pandangannya dengan kalangan

Khawarij dan Mu’tazilah yang tidak lagi mengakui kepala daerah yang fasiq dan

berusaha menggesernya. Sementara mayoritas ahl al-hadist dan ahl al-Sunnah

memilih untuk bersabar dalam menghadapi penguasa yang fasik atau zhalim.14

Al-Mawardi berpendapat dalam kitabnya Al-Ahkam As-Sulthaaniyyah Fi Al-

Wilaayaah Ad-Diiniyyah dalam pemberhentian kepala daerah perlu diperhatikan hal

berikut ini. Jika kepala negara telah mengangkatnya, maka menteri tafwidh

mempunyai hak untuk memperlihatkan dan memeriksa hasil kerjanya, tetapi ia tidak

mempunyai hak untuk memberhentikannya atau memindahkannya dari satu wilayah

ke wilayah lain, sedangkan jika menteri itu sendiri yang mengangkat kepala daerah

ada dua kemungkinan:

1. Menteri mengangkat kepala daerah tersebut dengan seizin kepala negara.

Dalam kasus ini, menteri tidak boleh menurunkannya atau memindahkannya

dari tugasnya ke tugas lainnya kecuali setelah mendapat izin dari kepala

13Ridwan HR, Fiqih Politik: Gagasan, Harapan, dan Kenyataan, h. 276. 14Muhammad Ali Hanafiah selian,"Pemakzulan Kepala Negara Menurut Hukum Islam

(Studi Kasus Presiden Abdurrahman Wahid)", (Disertasi S2 Sekolah PascaSarjana Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011), h.79-83.

Page 29: PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30496/1/SITI...PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF FIQIH SIYASAH DAN HUKUM

19

negara dan turun instruksi darinya. Jika menteri itu berhenti, maka kepala

daerah tidak turut berhenti.

2. Menteri mengangkatnya dengan inisiatif sendiri dan kepala daerah itu

bertugas sebagai perwakilan wewenangnya. Menteri dapat dengan sendirinya

memecatnnya dan menggantinya dengan orang lain, sesuai dengan hasil

ijtihadnya dalam melihat yang terbaik dan paling cocok untuk menduduki

jabatan itu.

Pada saat menteri itu berhenti, kepala daerah itu pun turut berhenti kecuali

jika kepala negara mengesahkan jabatannya, sehingga hal itu menjadi pembaharuan

jabatannya dan permulaan pengkatannya, namun dalam peresmian jabatannya itu

tidak lagi dibutuhkan syarat-syarat seperti yang harus dipenuhi saat akan diangkat

pada pertama kali. Kepala negara cukup berkata, "Aku akui jabatan yang engkau

pegang".15

Jika kepala daerah diangkat oleh kepala negara, kepala daerah itu tidak

diberhentikan dengan meninggalnya kepala negara yang mengangkatnnya, sedangkan

jika diangkat oleh menteri, maka kepala daerah harus diberhentikan dengan

meninggalnnya sang menteri karena pengangkatan oleh kepala negara dilakukan atas

15Imam Al-Mawardi, Hukum Tata Negara dan Kepemimpinan Dalam Takaran Islam, Penerjemah Abdul Hayyie al-Kattani, Kamaluddin Nurdin (Jakarta: Gema Insani Press,2000), h. 64-65.

Page 30: PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30496/1/SITI...PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF FIQIH SIYASAH DAN HUKUM

20

nama kaum muslimin, sedangkan pengangkatan oleh menteri dilakukan atas nama

dirinya sandiri.16

Taqi al-Din al-Nabhani juga berpendapat, dalam pemberhentian kepala daerah

tergantung kepada kepala negara. Kalau kepala negara berpendapat harus

diberhentikan, maka kepala daerah tersebut akan diberhentikan atau kalau rakyat di

wilayahnya atau anggota majelis umat menunjukan sikap benci dan tidak ridha

terhadap kepala daerah tersebut maka ia harus diberhentikan. Sedangkan yang

memberhentikannya adalah kepala negara. Hal itu, karena Rasulullah SAW, beliau

pernah memberhentikan Mu'adz bin Jabal dari Yaman tanpa alasan apapun. Beliau

juga memberhentikan Ila' Al-Hadhrami yang menjadi amil beliau di Bahrain, hanya

karena beliau mendapat pengaduan tentang Ila' dari utusan Abdul Qais. Umar bin

Khattab pun pernah memberhentikan seorang kepala daerah dengan alasan tertentu,

sekalipun suatu ketika pernah memberhentikannya dengan tanpa alasan apapun.

Beliau pernah memberhentikan Ziyad bin Abi Sufyan dengan tanpa alasan apapun.

Lalu pernah memberhentikan Sa'ad bin Abi Waqqash, dengan alasan karena beliau

mendapat pengaduan orang-orang tentang dirinya. Beliau berkata: "Aku

memberhentikannya bukan karena ia lemah, juga bukan karena ia berkhianat."

Semuanya menunjukan, bahwa kepala negara berhak memberhentikan seorang kepala

16Imam Al-Mawardi, Hukum Tata Negara dan Kepemimpinan Dalam Takaran Islam, h. 66-67.

Page 31: PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30496/1/SITI...PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF FIQIH SIYASAH DAN HUKUM

21

daerah kapan saja. Dia juga memberhentikannya, kalau ada pengaduan dari penduduk

daerah yang dipimpinnya.17

Menurut Al-Baqillani, Ahli teolog mazhab Asy'ari, sebagaimana dikutip oleh

Mumtaz Ahmad dalam bukunya Masalah-masalah Teori Politik Islam menyatakan

bahwa kepala daerah adalah yang diberi kuasa dari wakil rakyat, dan rakyat harus

mendukung dan mengingatkan akan kewajiban-kewajiban dan tanggungjawabnya

serta memaksanya untuk mengikuti jalan yang benar. Apabila ia tetap melakukan

kesalahan, maka rakyat boleh menggantinya dengan orang lain sebagai upaya

terakhir. Al-Baqillani, pada dasarnya menolak pembatalan kontak, terutama jika

meskipun kepala daerah memenuhi semua persyaratan untuk jabatannya, rakyat

menghendaki kepala daerah yang baru hanya demi perubahan semata-mata. Hal ini

tidak berarti bahwa batas waktu bagi kekuasaan kepala daerah itu tidak absah. Baik

rumusan yuridis maupun praktik sejarah menunjukan bahwa kepala daerah akan terus

menduduki jabatannya selama memenuhi tanggungjawabnya. Tetapi, di bagian lain,

Al-Baqillani menyebutkan bahwa kepala daerah boleh diberhentikan jika ingkar,

melalaikan shalat dan mengajak orang lain untuk melakukan hal yang sama, atau jika

menjadi cacat jasmani, penyelewengan dan tingkah laku tidak bermoral (fisq),

ketidakadilan (jawr), dan kelalaian terhadap hukum-hukum Islam, juga membenarkan

pemecatan terhadap kepala daerah.18

17Taqiyuddin An Nabhani, Sistem Pemerintahan Islam: Doktrin Sejarah dan Realitas Empirik, h. 234-235.

18Mumtaz Ahmad, Masalah-masalah Teori Politik Islam, Penerjemah Ena Hadi, Cet. III, (Bandung: Mizan, 1996), h. 79-103.

Page 32: PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30496/1/SITI...PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF FIQIH SIYASAH DAN HUKUM

22

Menurut Al-Baghdadi sebagaimana dikutip oleh J Suyuthi Pulungan

menjelaskan bahwa seorang kepala daerah yang tanpa cacat dan tindakannya tidak

bertentangan dengan syari'at umat wajib mendukung dan mentaatinya. Tapi bila ia

menyimpang dari ketetapan syari'at, masyarakat harus memilih di antara dua tindakan

kepadanya, yaitu mengembalikannya dari berbuat salah kepada kebaikan, atau

mencopot jabatannya dan memberikannya kepada yang lain. Menurut Al-Juwaini,

kepala daerah yang diangkat melalui pemilihan tidak boleh memberhentikannya

kecuali ada suatu peristiwa atau perubahan sesuatu dalam dirinya yang

membolehkannya untuk itu. Hal ini telah menjadi kesepakatan. Apabila ia fasiq dan

fajir (perbuatan dosa dan tidak berlaku adil), maka memberhentikannya adalah

mungkin. Dikatakan mungkin karena tidak ada dasar hukum (ketetapan) untuk

memberhentikannya.19 Al-Juwaini beranggapan bahwa kalau kepala daerah tidak

bermoral dan menyimpang dari akhlak yang baik, maka ia boleh turun; tetapi apakah

orang lain harus atau dapat memberhentikannya, diperlukan ijtihad dalam kasus

seperti itu.

Dari uraian singkat di atas dapat disimpulkan bahwa mekanisme pemakzulan

kepala daerah menurut para teoritis fiqih siyasah bisa terjadi, apabila kepala daerah

tersebut sudah menyimpang dari syariat, tidak adil, tidak memenuhi syarat lagi

menjadi kepala daerah dan kepala negara pun menghendaki pemberhentian kepala

daerah, tetapi proses atau prosedur pemakzulan kepala daerah tidak dijelaskan secara

19J Suyuthi Pulungan, Fiqih Siyasah: Ajaran, Sejarah dan Pemikiran, (Jakarta: Pt. Raja Grafindo Persada, 1995), h. 261-262.

Page 33: PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30496/1/SITI...PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF FIQIH SIYASAH DAN HUKUM

23

rinci baik dalam al-Qur'an maupun Sunnah, para teoritis fiqih siyasah hanya

menjelaskan penyebab atau faktor-faktor yang bisa menyebabkan kepala daerah

dimakzulkan.

Page 34: PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30496/1/SITI...PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF FIQIH SIYASAH DAN HUKUM

BAB III

PROFIL BUPATI BOGOR

A. Profil Bupati Bogor

Nama lengkap bupati Bogor yang kini telah diberhentikan (2014) adalah Drs.

H. Rahmat Yasin, M.M. Pria kelahiran Bogor, Jawa Barat, pada tanggal 4 November

1963, dan menikah dengan Hj. Eli Halimah dan mereka dikaruniai tiga anak. Rahmat

Yasin adalah seorang politisi dari fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Ia

tumbuh dan hidup dalam tradisi Nahdatul Ulama (NU), sehingga ia sering terlibat

dalam organisasi-organisasi yang berada di bawah naungan NU.1

Rahmat Yasin atau sering disapa RY merupakan putra kedua dari sembilan

bersaudara pasangan (alm) H. M. Yasin dan HJ. Nuryati dan merupakan keturunan

ulama besar KH Basri atau yang dikenal dengan nama Basri Kedaung dan HM.

Syarifudin, salah satu pejuang Bogor. Bakat politik Rahmat Yasin menurun dari

ayahandanya (alm) H. M. Yasin seorang perintis, pendiri dan tokoh kharismatis PPP

di Bogor dan pernah menjabat sebagai anggota DPRD Kabupaten Bogor dan anggota

DPRD Kota Bogor.2

Rahmat Yasin adalah seorang politikus dengan bekal akademis. Riwayat

pendidikan Rahmat yasin, ia menuntut ilmu di Sekolah Dasar Negeri Sindang Barang

1Wikipedia, "Rahmat Yasin" artikel diakses Rabu 08 April 2015 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Rahmat_Yasin

2Wikipedia, "Rahmat Yasin" artikel diakses Rabu 08 April 2015 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Rahmat_Yasin

24

Page 35: PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30496/1/SITI...PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF FIQIH SIYASAH DAN HUKUM

25

I dan lulus pada tahun 1975. Kemudian melanjutkan Sekolah Menengah Pertama di

SMP Negeri 4, kota Bogor dan ia lulus pada tahun 1979. Dan meneruskan jenjang

pendidikannya di Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri I, kota Bogor lulus pada

tahun 1982. Ia meneruskan ke perguruan tinggi Universitas Nasional Jakarta,

Fakultas Ilmu Politik, dan mendapat gelar Sarjana Stara 1(S1) pada tahun 1988.

Kemudian ia meneruskan program Megister Manajemen, Sekolah Paska Sarjana,

Universitas Setyagama Jakarta, dan mendapat gelar Sarjana S2 pada tahun 2001.3

Rahmat Yasin menjabat menjadi bupati Bogor selama dua periode (2008-

2013 dan 2013-2018). Ia menjadi populer di media pada akhir 2014 karena kasus

menerima suap senilai Rp 4,5 miliar guna memuluskan rekomendasi surat tukar

menukar kawasan hutan atas nama PT Bukit Jonggol Asri seluas 2.754 hektar.4

Akibat kasus ini, Rahmat Yasin sebagai pejabat negara diberhentikan dari jabatannya.

B. Karir Politik Bupati Bogor

Sebelum menjadi bupati Bogor kiprahnya di Kabupaten Bogor dimulai

ketika beliau diberi amanat sebagai Ketua Gerakan Pemuda (GP) Anshor Kabupaten

Bogor tahun 1984-1991. Jalannya di dunia organisasi kepemudaan makin

berkembang saat beliau dipercaya sebagai pengurus DPD Komiite Nasional Pemuda

3Wikipedia, "Rahmat Yasin" artikel diakses, rabu 08 April 2015 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Rahmat_Yasin

4Kompas.com, " Mantan Bupati Bogor Divonis 5,5 Tahun Penjara", artikel diakses Rabu 08 April 2015 dari http://nasional.kompas.com/read/2014/11/27/1242337/Mantan.Bupati.Bogor.Divonis.5.5.Tahun.Penjara

Page 36: PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30496/1/SITI...PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF FIQIH SIYASAH DAN HUKUM

26

Indonesia (KNPI) Kabupaten Bogor tahun 1982-1991. Terakhir di KNPI beliau

menjabat sebagai anggota Majelis Pertimbangan Pemuda (MPP) DPD KNPI

Kabupaten Bogor. Di luar organisasi kepemudaan, Rahmat dikenal sebagai aktifis di

kampus di masa orde baru. Pergaulannya yang luas membuat beliau banyak

berhubungan dengan para aktifis-aktifis yang berseberangan dengan pemerintahan

yang berkuasa waktu itu. Tak heran, jika langkah politiknya sempat terganjal ketika

beliau dicalonkan menjadi anggota DPRD kabupaten Bogor dari Partai Persatuan

Pembangunan karena penguasa kala itu tak berkenan Rahmat Yasin duduk sebagai

wakil rakyat.5

Pada tahun 1997 Rahmat Yasin terpilih menjadi anggota DPRD Kabupaten

Bogor komisi C. Lalu, pada periode 1999-2004, Rahmat Yasin kembali dipercaya

terpilih sebagai ketua Komisi C DPRD Kabupaten Bogor yang membidangi keuangan

daerah, ia juga diberi amanat sebagai Ketua Panitia Anggaran. Selanjutnya Rahmat

Yasin dipercaya menjadi Ketua DPRD Kabupaten Bogor pada periode 2004-2009. Di

Partai Persatuan Pembangunan Rahmat juga terhitung sebagai orang penting. Ia

menjabat sebagai sekertaris partai, lalu pada tahun 2003 dia terpilih aklamasi menjadi

ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Persatuan Pembangunan (PPP)

Kabupaten Bogor. Karena dipandang sukses dalam memimpin partai, tahun 2006 ia

terpilih kembali menjadi ketua DPC PPP Bogor untuk yang kedua kalinya.6

5Wikipedia, "Rahmat Yasin", artikel diakses Rabu 08 April 2015 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Rahmat_Yasin

6Wikipedia, "Rahmat Yasin" artikel diakses Rabu 08 April 2015 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Rahmat_Yasin

Page 37: PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30496/1/SITI...PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF FIQIH SIYASAH DAN HUKUM

27

Sukses memimpin DPRD Bogor sekaligus memimpin partai berlambang

Ka'bah ini, maka ia direkomendasikan untuk maju menjadi calon bupati Bogor. Pada

tahun 2008 pemilihan kepala daerah (pilkada) digelar, Rahmat Yasin maju

berpasangan dengan H. Karyawan Fathurahman (Karfat) ketua Partai DPC PDIP

Bogor, dalam pilkada tersebut Rahmat Yasin dan H. Karyawan Faturahman terpilih

secara langsung dan menjadi Bupati dan Wakil Bupati Bogor periode pertama 2008-

2013. Tahun 2013 pilkada digelar kembali, Rahmat Yasin maju sebagai kandidat

bertahan bersama Nurhayati, dan H. Karyawan Faturahman menjadi saingannya

bersama 3 kandidat lain. Dalam pilkada 2013 Rahmat Yasin kembali terpilih menjadi

bupati Bogor bersama Nurhayati sebagai Wakil Bupati bogor untuk periode 2013-

2018 mengalahkan rivalnya, H. Karyawan Faturahman yang di periode sebelumnya

menjadi wakil Rahmat Yasin. Pencalonan Rahmat kala itu bisa dikatakan berjalan

mulus, pasalnya, diusung mayoritas partai politik di antaranya Partai Demokrat,

Partai Golkar, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Amanat Nasional, Partai Hati

Nurani Rakyat, Partai Gerindra, Partai Keadilan Sejahtera, dan Partai Kebangkitan

Bangsa.7

Namun belum setahun menjabat sebagai Bupati Bogor pada periode kedua,

Komisi Pemberantasan Korupsi pada tanggal 7 Mei 2014 menangkap Bupati Bogor

Rahmat Yasin. Rahmat Yasin dijemput tim dari komisi antirasuah di rumah

pribadinya di Jalan Wijaya Kusumah Nomor 103, Kompleks Taman Yasmin,

7Okezone.com, " Rahmat Yasin Sipembangkang SDA yang Berujung di KPK, diakses, Rabu 08 April 2015, http://news.okezone.com/read/2014/05/08/339/981938/rahmat-yasin-si-pembangkang-sda-yang-berujung-di-kpk

Page 38: PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30496/1/SITI...PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF FIQIH SIYASAH DAN HUKUM

28

Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor. Ia diduga menerima suap terkait dengan

pengurusan izin tukar menukar kawasan hutan di Bogor, Jawa Barat.8

Kini, Sang Bupati tengah menjadi sorotan akibat dugaan korupsi. Dia pun

harus dinonaktifkan dari jabatannya sebagai bupati Bogor. Kamis, 27 November 2014

dalam persidangan yang digelar di Pengadilan Tipikor Bandung, Bupati Bogor

nonaktif Rahmat Yasin divonis kurungan penjara selama 5 tahun 6 bulan dan denda

Rp 300 juta subsidair 3 bulan penjara oleh Majelis Hakim, Selain itu majelis hakim

juga menjatuhkan hukuman tambahan berupa pencabutan hak dipilih sebagai pejabat

publik selama 2 tahun dari pokok pidana yang dijatuhkan. Rahmat Yasin terbukti

bersalah dan secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana korupsi. Sikap

kurang terpuji sang bupati Bogor itulah yang harus dibayar mahal olehnya. Ia

dinyatakan melanggar Pasal 12 (a) UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan

Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001. 9

Setelah diproses melalui mekanisme hukum yang berlaku di Indonesia,

akhirnya Pada tanggal 20 Januari 2015 Gubernur Jawa Barat Ahmad

Heryawan menyerahkan Surat Keputusan (SK) Menteri Dalam Negeri Republik

Indonesia No. 131.32-51 Tahun 2015 Tentang Pemberhentian Bupati Bogor Provinsi

Jawa Barat Rahmat Yasin kepada Ketua DPRD Kabupaten Bogor Ade Ruhendi

8Wikipedia, "Rahmat Yasin", artikel diakses Rabu 08 April 2015 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Rahmat_Yasin

9Kompas.com, " Mantan Bupati Bogor Divonis 5,5 Tahun Penjara", artikel diakses Rabu 08 April 2015 dari http://nasional.kompas.com/read/2014/11/27/1242337/Mantan.Bupati.Bogor.Divonis.5.5.Tahun.Penjara

Page 39: PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30496/1/SITI...PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF FIQIH SIYASAH DAN HUKUM

29

didampingi Plt Bupati Bogor Nurhayanti. SK ini ditetapkan menyusul Putusan

Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Bandung No.

87/Pid.Sus/TPK/2014/PN.Bdg tanggal 27 November 2014, yang menyatakan Rahmat

Yasin terbukti secara sah dan menyakinkan bersalah melakukan tindak pidana

korupsi yang dilakukan secara bersama-sama dan berlanjut. SK ini juga memuat

penunjukkan Nurhayanti yang adalah Wakil Bupati Bogor masa jabatan 2013-2018

sebagai Pelaksana Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab Bupati Bogor sampai

dilantiknya Bupati Bogor sisa masa jabatan tahun 2013-2018, dan sejak saat itu

Rahmat Yasin resmi tidak menjadi Bupati Bogor dan tugasnya diambil alih oleh

Wakilnya yaitu Nurhayati.10

C. Wilayah Kekuasaan Bupati Bogor

Kabupaten Bogor adalah sebuah kabupaten di provinsi Jawa Barat, Indonesia.

Ibukotanya adalah Cibinong. Wilayah Kabupaten Bogor memiliki luas ± 298.838,304

Ha, secara geografis terletak di antara 6º18'0" - 6º47'10" Lintang Selatan dan

106º23'45" - 107º13'30" Bujur Timur, dengan batas-batas wilayahnya:

- Sebelah Utara, berbatasan dengan Kota Tangerang Selatan, Kabupaten

Tangerang, Kota Depok, Kabupaten dan Kota Bekasi;

- Sebelah Barat, berbatasan dengan Kabupaten Lebak;

10Republika, "Rahmat Yasin Diberhentikan Tidak Hormat", artikel diakses Kamis 09 April 2015 dari http://Rachmat Yasin Diberhentikan tidak Hormat_Republika Online.htm

Page 40: PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30496/1/SITI...PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF FIQIH SIYASAH DAN HUKUM

30

- Sebelah Timur, berbatasan dengan Kabupaten Karawang, Kabupaten Cianjur

dan Kabupaten Purwakarta;

- Sebelah Selatan, berbatasan dengan Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten

Cianjur;

- Bagian Tengah berbatasan dengan Kota Bogor.11

Kabupaten Bogor memiliki tipe morfologi wilayah yang bervariasi, dari

dataran yang relatif rendah di bagian utara hingga dataran tinggi di bagian selatan,

yaitu sekitar 29,28% berada pada ketinggian 15-100 meter di atas permukaan laut

(dpl), 42,62% berada pada ketinggian 100-500 meter dpl, 19,53% berada pada

ketinggian 500–1.000 meter dpl, 8,43% berada pada ketinggian 1.000–2.000 meter

dpl dan 0,22% berada pada ketinggian 2.000–2.500 meter dpl. Selain itu, kondisi

morfologi Kabupaten Bogor sebagian besar berupa dataran tinggi, perbukitan dan

pegunungan dengan batuan penyusunnya didominasi oleh hasil letusan gunung, yang

terdiri dari andesit, tufa dan basalt.12

Secara klimatologis, wilayah Kabupaten Bogor termasuk iklim tropis sangat

basah di bagian selatan dan iklim tropis basah di bagian utara, dengan rata-rata curah

hujan tahunan 2.500–5.000 mm/tahun, kecuali di wilayah bagian utara dan sebagian

kecil wilayah timur curah hujan kurang dari 2.500 mm/tahun. Suhu rata-rata di

wilayah Kabupaten Bogor adalah 20°- 30°C, dengan rata-rata tahunan sebesar 25°C.

11Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor, Rencana Pembangunan Jangka Menegah Daerah (RPJMD) Kabupaten bogor tahun 2013-2018, 2004, h. II-1.

12Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor, Rencana Pembangunan Jangka Menegah Daerah (RPJMD) Kabupaten bogor tahun 2013-2018, 2004, h. II-1.

Page 41: PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30496/1/SITI...PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF FIQIH SIYASAH DAN HUKUM

31

Kelembaban udara 70% dan kecepatan angin cukup rendah, dengan rata–rata 1,2

m/detik dengan evaporasi di daerah terbuka rata– rata sebesar 146,2 mm/bulan.13

Secara administratif, Kabupaten Bogor terdiri dari 40 kecamatan yang di

dalamnya meliputi 417 desa dan 17 kelurahan (434 desa/kelurahan), yang tercakup

dalam 3.882 RW dan 15.561 RT. Pada tahun 2012 telah dibentuk 4 (empat) desa

baru, yaitu Desa Pasir Angin Kecamatan Megamendung, Desa Urug dan Desa

Jayaraharja Kecamatan Sukajaya serta Desa Mekarjaya Kecamatan Rumpin. Luas

wilayah Kabupaten Bogor berdasarkan pola penggunaan tanah dikelompokkan

menjadi: kebun campuran seluas 85.202,5 Ha (28,48%), kawasan

terbangun/pemukiman 47.831,2 Ha (15,99%), semak belukar 44.956,1 Ha (15,03%),

hutan vegetasi lebat/perkebunan 57.827,3 Ha (19,33%), sawah irigasi/tadah hujan

23.794 Ha (7,95%), tanah kosong 36.351,9 Ha (12,15%).14

Secara umum, kondisi demografis Kabupaten Bogor dapat digambarkan

bahwa penduduk Kabupaten Bogor berdasarkan estimasi Badan Pusat Statistik (BPS)

pada tahun 2013 berjumlah 5.202.097 jiwa (angka sementara). Jumlah penduduk

tersebut hasil proyeksi penduduk dengan asumsi laju pertumbuhan penduduk sebesar

2,54 persen dibanding tahun 2012. Angka ini merupakan laju pertumbuhan penduduk

proyeksi selama kurun waktu 1 tahun (hasil proyeksi dari tahun 2012). Pada tahun

13Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor, Rencana Pembangunan Jangka Menegah Daerah (RPJMD) Kabupaten bogor tahun 2013-2018, 2004, h. II-1 – II-2.

14Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor, Rencana Pembangunan Jangka Menegah Daerah (RPJMD) Kabupaten bogor tahun 2013-2018, 2004, h. II-2.

Page 42: PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30496/1/SITI...PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF FIQIH SIYASAH DAN HUKUM

32

2014 jumlah penduduk kabupten Bogor sebanyak 5.331.149 jiwa, yang terdiri dari

penduduk laki-laki 2.728.374 jiwa dan penduduk perempuan 2.602.775 jiwa.15

D. Tugas, Wewenang dan Kewajiban Bupati Bogor

Dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah,

disebutkan secara jelas mengenai tugas, wewenang dan kewajiban kepala daerah.

Tugas dan wewenang Bupati atau Kepala Daerah, yaitu:

a. Memimpin pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan

Daerah berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dan

kebijakan yang ditetapkan bersama DPRD;

b. Memelihara ketenteraman dan ketertiban masyarakat;

c. Menyusun dan mengajukan rancangan Perda tentang RPJPD dan

rancangan Perda tentang RPJMD kepada DPRD untuk dibahas bersama

DPRD, serta menyusun dan menetapkan RKPD;

d. Menyusun dan mengajukan rancangan Perda tentang APBD, rancangan

Perda tentang perubahan APBD, dan rancangan Perda tentang

pertanggungjawaban pelaksanaan APBD kepada DPRD untuk dibahas

bersama;

15Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor, Rencana Pembangunan Jangka Menegah Daerah (RPJMD) Kabupaten bogor tahun 2013-2018, 2004, h. II-2. (Lihat juga Buku Satu indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Bogor 2014).

Page 43: PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30496/1/SITI...PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF FIQIH SIYASAH DAN HUKUM

33

e. Mewakili Daerahnya di dalam dan di luar pengadilan, dan dapat

menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan ketentuan

peraturan perundangundangan;

f. Mengusulkan pengangkatan wakil kepala daerah; dan

g. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepala

daerah berwenang:

a. Mengajukan rancangan Perda;

b. Menetapkan Perda yang telah mendapat persetujuan bersama DPRD;

c. Menetapkan Perkada dan keputusan kepala daerah;

d. Mengambil tindakan tertentu dalam keadaan mendesak yang sangat

dibutuhkan oleh Daerah dan/atau masyarakat;

e. Melaksanakan wewenang lain sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan. 16

Sedangkan Kewajiban Bupati atau Kepala Daerah, yaitu:

a. Memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta

mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik

Indonesia;

16Undang-Undang Republik Indonesia, Pasal 65 ayat (1) dan (2) UU No. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah.

Page 44: PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30496/1/SITI...PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF FIQIH SIYASAH DAN HUKUM

34

b. Menaati seluruh ketentuan peraturan perundang-undangan;

c. Mengembangkan kehidupan demokrasi;

d. Menjaga etika dan norma dalam pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang

menjadi kewenangan Daerah;

e. Menerapkan prinsip tata pemerintahan yang bersih dan baik;

f. Melaksanakan program strategis nasional; dan

g. Menjalin hubungan kerja dengan seluruh Instansi Vertikal di Daerah dan

semua Perangkat Daerah.17

(1) Selain mempunyai kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67

kepala daerah wajib menyampaikan laporan penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah, laporan keterangan pertanggungjawaban, dan

ringkasan laporan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.

(2) Laporan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) mencakup laporan kinerja instansi Pemerintah Daerah.18

17Undang-Undang Republik Indonesia, Pasal 67 UU No. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah.

18Undang-Undang Republik Indonesia, Pasal 69 ayat (1) dan (2) UU No. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah.

Page 45: PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30496/1/SITI...PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF FIQIH SIYASAH DAN HUKUM

BAB IV

PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF FIQIH

SIYASAH DAN HUKUM POSITIF

Sebelum membahas lebih dalam mengenai mekanisme pemakzulan kepala

daerah menurut fiqih siyasah dan hukum positif, perlu diketahui bahwa, bupati Bogor

Rahmat Yasin diberhentikan dari jabatannya karena terbukti bersalah dan secara sah

dan meyakinkan melakukan tindak pidana korupsi menurut putusan Pengadilan

Tipikor Bandung, Kamis, 27 November 2014. Tidak hanya melakukan korupsi tetapi

ada beberapa indikasi pelanggarang hukum yang dilakukan bupati Bogor baik

menurut hukum di Indonesia maupun hukum Islam.

Dalam bab ini akan diuraikan beberapa hal penting, antara lain: Indikasi

Pelanggaran Hukum Bupati Bogor, Mekanisme Pemberhentian Kepala Daerah

Menurut UU No. 23 Tahun 2014, Mekanisme Pemberhentian Bupati Bogor Ditinjau

Dari Hukum Positif, Mekanisme Pemberhentian Bupati Bogor Ditinjau Dari Fiqih

Siyasah, dan Relevansi Mekanisme Pemakzulan Kepala Daerah Menurut Fiqih

Siyasah dengan Hukum Positif.

A. Indikasi Pelanggaran Hukum Bupati Bogor

Dari beberapa pernyataan dan tindakan sang bupati Bogor yang sudah

terlanjur diekspos dan diketahui masyarakat luas melalui berbagai media dan sarana

informasi, setidaknya terdapat beberapa hal yang bisa dikemukakan dan dicermati

35

Page 46: PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30496/1/SITI...PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF FIQIH SIYASAH DAN HUKUM

36

pelanggaran yang dilakukan bupati Bogor dilihat dari perspektif hukum Islam dan

Perundang-undangan. Beberapa hal pokok yang dapat dikemukakan itu adalah.

Pertama, melanggar larangan bagi pejabat Bupati/ kepala daerah. Kedua, tidak

mencerminkan keteladanan mulia sebagai pemimpin dan pejabat publik.

Terhadap masalah pertama, melanggar larangan bagi pejabat Bupati/ kepala

daerah. di dalam Undang-Undang Nomer 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan

Daerah Pasal 76 ayat (d) dan (e) dijelaskan bahwa bupati dilarang menyalahgunakan

wewenang yang menguntungkan diri sendiri dan/atau merugikan Daerah yang

dipimpin; dan bupati dilarang melakukan korupsi, kolusi, nepotisme, dan menerima

uang, barang dan/atau jasa dari pihak lain yang mempengaruhi keputusan atau

tindakan yang akan dilakukannya.1

Sebagi seorang bupati atau pejabat negara seharusnya bisa melaksanakan

peranan dan kewajibannya dengan baik, dengan memberikan contoh yang mulia

terhadap masyarakatnya, tidak seharusnya seorang bupati melanggar peraturan yang

sudah ada dan menyalahgunakan wewenang atau kekuasaan dengan tidak tepat

karena bisa merugikan daerah yang sedang dipimpin oleh bupati tersebut.

Seharusnnya sebagai seorang pemimpin bisa menggunakan wewenangnnya untuk

memajukan daerah yang dipimpinnya agar menjadi pemerintahan yang sehat dan

bersih.

1Undang-Undang Republik Indonesia, Pasal 76 (d) dan (e) UU No. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah.

Page 47: PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30496/1/SITI...PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF FIQIH SIYASAH DAN HUKUM

37

Dimasukkannya secara khusus tindak pidana korupsi dan penyuapan sebagai

alasan pemakzulan pejabat negara menunjukkan bahwa kejahatan korupsi dan

penyuapan adalah kejahatan yang sangat membahayakan kepentingan negara dan

masyarakat, bahkan merusak perekonomian negara dan keberlangsungan

pembangunan. Tidak hanya Indonesia, dalam konstitusi negara-negara lain juga

mencantumkan korupsi dan penyuapan sebagai alasan pemakzulan pejabat negara

antara lain konstitusi, Amerika Serikat, Korea Selatan, serta Filipina.2

Di Indonesia sendiri mengenai tindakan korupsi diatur dalam Undang-Undang

Republik Indonesia Nomer 31 Tahun 1999 yang telah dirubah menjadi Undang-

Undang Republik Indonesia Nomer 20 Tahun 2001 Tentang Pemberantasan Tindak

Pidana Korupsi.

Istilah korupsi berasal dari bahasa latin, yakni corupptio atau corruptus,

dalam bahasa Inggris corruption atau corrupt, bahasa Perancis corruption dan bahasa

Belanda corruptie. Asumsi kuat menyatakan bahwa dari bahasa Belanda inilah yang

dibakukan ke dalam bahasa Indonesia, yakni korupsi. Arti harfiyah dari korupsi ialah,

kebusukan, keburukan kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral,

penyimpangan dari kesucian, kata-kata atau ucapan yang menghina atau memfitnah.

Andi Hamzah mengartikan korupsi sebagai perbuatan buruk, busuk, bejat, suka

disuap, perbuatan yang menghina atau memfitnah, menyimpang kesucian, dan tidak

bermoral. Baharuddin Lopa, mengatakan korupsi ialah the offering and accepting of

2Hamdan Zoelva, Impeachment Presiden Alasan Tindak Pidana Pemberhentian Presiden Menurut UUD 1945, h. 24.

Page 48: PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30496/1/SITI...PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF FIQIH SIYASAH DAN HUKUM

38

bribes (penawaran/pemberian dan penerimaan hadiah-hadiah berupa suap). Di

samping itu, diartikan juga "decay" yaitu kebusukan/kerusakan. Yang busuk/rusak

ialah moral akhlak oknum yang melakukan perbuatan korupsi.3

Dalam bahasa Arab, korupsi juga disebut risywah yang berarti penyuapan.

Risywah juga diartikan sebagai uang suap. Secara etimologi kata risywah berasal dari

bahasa Arab " یرشو -رشا " yang berarti upah, hadiah, komisi atau suap. Adapun secara

terminologi, risywah adalah sesuatu yang diberikan dalam rangka mewujudkan

kemaslahatan atau sesuatu yang diberikan dalam rangka membenarkan yang

batil/salah atau menyalahkan yang benar. P3F

4

Adapun beberapa hadis tentang risywah yang dibahas oleh para ulama antara

lain:

اشي والمرتشي في الحكم عن أ بي ھریرة قال لعن رسول هللا صلى هللا علیھ وسلم الر

"bahwa laknat Allah akan (ditimpahkan)kepada orang yang menyuap dan yang disuap dalam masalah hukum"

اشي والمرتشي صلى هللا علیھ وسلم الر بن عمر وقال لعن رسول هللا عن عبد هللا

"Rasulullah SAW melaknat orang yang menyuap dan disuap" Berkaitan dengan sanksi hukum bagi pelaku risywah, yaitu hukum Ta'zir

sebab tidak termasuk dalam ranah qisas dan hudud. Sanksi hukum pelaku tindak

pidana suap masuk dalam kategori sanki-sanki takzir yang kompetensinya ada

ditangan hakim.

3Andi, Hamzah, Pemberantasan Korupsi Melalui Hukum Pidana Nasional dan Internasional, (Jakarta: Rajawali Pers, 2008), h. 4-5.

4M. Nurul Irfan, Korupsi Dalam Hukum Pidana Islam, Edisi Kedua, (Jakarta: AMZAH, 2012), h. 89.

Page 49: PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30496/1/SITI...PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF FIQIH SIYASAH DAN HUKUM

39

Dalam kasus bupati Bogor ini, bukan hanya yang bersangkutan dinilai

melanggar undang-undang sebagai produk hukum yang harus ditaati, tetapi ia sebagai

seorang muslim juga sudah melanggar hukum Allah. Sebagai salah satu komponen

seorang pemimpin atau wakil rakyat yang seyogyanya memberikan contoh dan

teladan yang baik bagi masyarakat, justru memberikan hal yang sebalinya. Di sinilah

letak ketidakbaikan bahkan kezaliman yang semestinya tidak perlu terjadi.

Kemudian terkait dengan masalah yang kedua, tidak mencerminkan

keteladanan mulia sebagai pemimpin dan pejabat publik. Sebagai pejabat publik

sudah selayaknya jika sang bupati memberikan teladan dan contoh perilaku mulia

bagi warganya. Sebab hakekat seorang pemimpin adalah melayani masyarakat luas.

Proses palayanan antara pejabat dengan rakyat sama sekali tidak akan efektif jika

terdapat ganjalan terkait dengan tingkah laku dan akhlaq keseharian sang pemimpin.

Menurut penulis, perilaku yang sudah dilakukan oleh bupati Bogor adalah

perbuatan yang tercela, ia tidak mencerminkan sebagai pemimpin yang teladan bagi

masyarakatnya, karena ia sudah menggunakan kekuasaannya dengan tidak bijak, ia

melakukan korupsi dan menerima suap yang mengakibatkan kerugian bagi negara

dan dirinya sendiri. Semestinya hal itu bisa dihindari, maka, tidak heran ia

diberhentikan dari jabatannya karena telah melakukan korupsi dan melanggar

peraturan undang-undang yang diatur dan berlaku di Indonesia.

Page 50: PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30496/1/SITI...PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF FIQIH SIYASAH DAN HUKUM

40

B. Mekanisme Pemberhentian Kepala Daerah Menurut Undang-Undang

Nomer 23 Tahun 2014

1. Penyebab Pemberhentian Kepala Daerah

Sebelum memasuki pembahasan mengenai mekanisme Pemakzulan kepala

daerah bupati Bogor, menurut Undang-Undang Nomer 23 tahun 2014 akan dibahas

beberapa hal atau faktor yang menyebabkan seorang kepala daerah dapat

dimakzulkan. Dalam konteks pemberhentian terdapat tiga alasan mengapa kepala

atau wakil kepala daerah tidak bisa melanjutkan atau dimakzulkan sebagai kepala

daerah atau wakil kepala daerah.

Pada Pasal 78 ayat (1) Undang-Undang Nomer 23 tahun 2014 meyatakan,

kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah berhenti karena:

a. Meninggal dunia;

b. Permintaan sendiri; atau

c. Diberhentikan

Pada Pasal 78 ayat (1) Undang-Undang Nomer 23 tahun 2014 membagi tiga

alasan mengapa seorang kepala daerah dapat berhenti menjabat sebagai kepala

daerah. Dalam pembahasan yang ingin disampaikan penulis lebih terfokus pada

alasan kepala daerah berhenti menjabat yang disebabkan oleh diberhentikannya

seorang kepala daerah terlebih karena beberapa faktor yang disebabkan oleh kepala

daerah yang patut diduga melakukan kesalahan seperti melanggar sumpah jabatan,

melakukan korupsi dan juga melakukan tindak pidana. Hal ini tertuang Pada Pasal 78

ayat (2) Undang-Undang Nomer 23 tahun 2014 yang berbunyi:

Page 51: PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30496/1/SITI...PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF FIQIH SIYASAH DAN HUKUM

41

Kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) huruf c diberhentikan karena:

a. Berakhir masa jabatannya;

b. Tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau berhalangan tetap

secara berturut-turut selama 6 (enam) bulan;

c. Dinyatakan melanggar sumpah/janji jabatan kepala daerah/wakil kepala

daerah;

d. Tidak melaksanakan kewajiban kepala daerah dan wakil kepala daerah

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67 huruf b;

e. Melanggar larangan bagi kepala daerah dan wakil kepala daerah sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 76 ayat (1), kecuali huruf c, huruf i, dan huruf j;

f. Melakukan perbuatan tercela;

g. Diberi tugas dalam jabatan tertentu oleh Presiden yang dilarang untuk

dirangkap oleh ketentuan peraturan perundang-undangan;

h. Menggunakan dokumen dan/atau keterangan palsu sebagai persyaratan pada

saat pencalonan kepala daerah/wakil kepala daerah berdasarkan pembuktian

dari lembaga yang berwenang menerbitkan dokumen; dan/atau

i. Mendapatkan sanksi pemberhentian.

Tidak hanya terbatas pada larangan bagi kepala daerah tetapi juga melanggar

sumpah jabatan merupakan tindakan yang bisa berakibat diberhentikannya seorang

kepala ataupun wakil kepala daerah. Isi dari sumpah jabatan kepala ataupun wakil

kepala daerah tercantum dalam Pasal 61 ayat (2) Undang-Undang Nomer 23 Tahun

Page 52: PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30496/1/SITI...PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF FIQIH SIYASAH DAN HUKUM

42

2014 yang berbunyi "Demi Allah/Tuhan, saya bersumpah/berjanji akan memenuhi

kewajiban saya sebagai kepala daerah dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya,

memegang teguh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

dan menjalankan segala undang-undang dan peraturannya dengan selurus-lurusnya

serta berbakti kepada masyarakat, nusa, dan bangsa".

Pemberhentian menurut Pasal 78 ayat (1) Undang-Undang Nomer 23 tahun

2014, terjadi karena beberapa faktor di atas atau dengan kata lain pemberhentian

dilakukan kepada kepala daerah yang diduga melakukan pelanggaran-pelanggaran

hukum yang berlaku.

2. Prosedur Pemberhentian Kepala Daerah

Setelah membahas berbagai faktor yang menyebabkan seorang kepala daerah

dan/atau wakil kepala daerah diberhentikan maka penulis akan membawa kepada

prosedur atau mekanisme pemberhentian kepala daerah yang sesuai dengan Undang-

Undang Nomer 23 Tahun 2014. Mekanisme pemberhentian kepala daerah mengalami

beberapa tahapan dalam perjalannanya dan juga melewati aspek hukum dan politik.

Sesuai dengan Undang-Undang Nomer 23 Tahun 2014, pemberhentian dibedakan

menjadi beberapa alur sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan oleh kepala

dan/atau wakil kepala daerah.

Pada Pasal 79 Undang-Undang Nomer 23 Tahun 2014 dijelaskan:

(1) Pemberhentian kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 78 ayat (1) huruf a dan huruf b serta ayat (2) huruf a dan huruf b diumumkan oleh pimpinan DPRD dalam rapat paripurna dan diusulkan oleh pimpinan DPRD kepada Presiden melalui Menteri untuk gubernur dan/atau wakil gubernur serta kepada Menteri melalui gubernur

Page 53: PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30496/1/SITI...PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF FIQIH SIYASAH DAN HUKUM

43

sebagai wakil Pemerintah Pusat untuk bupati dan/atau wakil bupati atau wali kota dan/atau wakil wali kota untuk mendapatkan penetapan pemberhentian.

(2) Dalam hal pimpinan DPRD tidak mengusulkan pemberhentian kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Presiden memberhentikan gubernur dan/atau wakil gubernur atas usul Menteri serta Menteri memberhentikan bupati dan/atau wakil bupati atau wali kota dan/atau wakil wali kota atas usul gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat.

(3) Dalam hal gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat tidak mengusulkan pemberhentian bupati dan/atau wakil bupati atau wali kota dan/atau wakil wali kota sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Menteri memberhentikan bupati dan/atau wakil bupati atau wali kota dan/atau wakil wali kota.

Proses pemberhentian di atas pada Pasal 79 Undang-Undang Nomer 23 Tahun

2014 hanya berlaku pada kasus kepala daerah yang menginggal dunia atau

mengundurkan diri sebagai kepala daerah.

Pada Pasal 80 Undang-Undang Nomer 23 Tahun 2014 dijelaskan:

(1) Pemberhentian kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 78 ayat (2) huruf c, huruf d, huruf e, dan/atau huruf f dilaksanakan dengan ketentuan:

a. pemberhentian kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah diusulkan kepada Presiden untuk gubernur dan/atau wakil gubernur serta kepada Menteri untuk bupati dan/atau wakil bupati atau wali kota dan/atau wakil wali kota berdasarkan putusan Mahkamah Agung atas pendapat DPRD bahwa kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah dinyatakan melanggar sumpah/janji jabatan, tidak melaksanakan kewajiban kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67 huruf b, atau melanggar larangan bagi kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 ayat (1), kecuali huruf c, huruf i, huruf j, dan/atau melakukan perbuatan tercela;

b. pendapat DPRD sebagaimana dimaksud pada huruf a diputuskan melalui Rapat Paripurna DPRD yang dihadiri oleh paling sedikit 3/4 (tiga perempat) dari jumlah anggota DPRD dan putusan diambil dengan persetujuan paling sedikit 2/3 (dua pertiga) dari jumlah anggota DPRD yang hadir;

c. Mahkamah Agung memeriksa, mengadili, dan memutus pendapat DPRD tersebut paling lambat 30 (tiga puluh) Hari setelah permintaan DPRD diterima Mahkamah Agung dan putusannya bersifat final;

Page 54: PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30496/1/SITI...PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF FIQIH SIYASAH DAN HUKUM

44

d. Apabila Mahkamah Agung memutuskan bahwa kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah terbukti melanggar sumpah/janji jabatan, tidak melaksanakan kewajiban kepala daerah dan wakil kepala daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67 huruf b, atau melanggar larangan bagi kepala daerah dan wakil kepala daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 ayat (1), kecuali huruf c, huruf i, huruf j, dan/atau melakukan perbuatan tercela, pimpinan DPRD menyampaikan usul kepada Presiden untuk pemberhentian gubernur dan/atau wakil gubernur dan kepada Menteri untuk pemberhentian bupati dan/atau wakil bupati atau wali kota dan/atau wakil wali kota;

e. Presiden wajib memberhentikan gubernur dan/atau wakil gubernur paling lambat 30 (tiga puluh) Hari sejak Presiden menerima usul pemberhentian tersebut dari pimpinan DPRD; dan

f. Menteri wajib memberhentikan bupati dan/atau wakil bupati atau wali kota dan/atau wakil wali kota paling lambat 30 (tiga puluh) Hari sejak Menteri menerima usul pemberhentian tersebut dari pimpinan DPRD.

(2) Dalam hal pimpinan DPRD tidak menyampaikan usul pemberhentian kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d paling lambat 14 (empat belas) Hari sejak diterimanya pemberitahuan putusan Mahkamah Agung, Presiden memberhentikan gubernur dan/atau wakil gubernur atas usul Menteri dan Menteri memberhentikan bupati dan/atau wakil bupati atau wali kota dan/atau wakil wali kota atas usul gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat.

(3) Dalam hal gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat tidak menyampaikan usul kepada Menteri sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Menteri memberhentikan bupati dan/atau wakil bupati atau wali kota dan/atau wakil wali kota.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberhentian kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat (3) diatur dalam peraturan pemerintah.

Proses pemberhentian di atas pada Pasal 80 Undang-Undang Nomer 23 Tahun

2014 berlaku untuk kasus kepala daerah yang melanggar sumpah/janji jabatan kepala

daerah/wakil kepala daerah, tidak melaksanakan kewajiban kepala daerah dan wakil

kepala daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67 huruf b, melanggar larangan

bagi kepala daerah dan wakil kepala daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76

ayat (1), kecuali huruf c, huruf i, dan huruf j, dan/atau melakukan perbuatan tercela.

Page 55: PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30496/1/SITI...PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF FIQIH SIYASAH DAN HUKUM

45

Pada pasal ini, usulan atau pendapat DPRD sangat berpengaruh untuk memproses

pemberhetian kepala dan/atau wakil kepala daerah. Diusulkan kepada Presiden untuk

gubernur dan/atau wakil gubernur serta kepada Menteri untuk bupati dan/atau wakil

bupati atau wali kota dan/atau wakil wali kota berdasarkan putusan Mahkamah

Agung atas pendapat DPRD bahwa kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah

dinyatakan melanggar apa yang terdapat dalam Pasal 80 UU No. 23 Tahun 2014.

Pada Pasal 81 Undang-Undang Nomer 23 Tahun 2014 dijelaskan:

(1) Dalam hal DPRD tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 80 ayat (1), Pemerintah Pusat memberhentikan kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah yang: a. Melanggar sumpah/janji jabatan kepala daerah/wakil kepala daerah; b. Tidak melaksanakan kewajiban kepala daerah dan wakil kepala daerah

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67 huruf b; c. Melanggar larangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 kecuali

huruf c, huruf i, dan huruf j; dan/atau d. Melakukan perbuatan tercela.

(2) Untuk melaksanakan pemberhentian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pemerintah Pusat melakukan pemeriksaan terhadap kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah untuk menemukan bukti-bukti terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah.

(3) Hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan oleh Pemerintah Pusat kepada Mahkamah Agung untuk mendapat keputusan tentang pelanggaran yang dilakukan oleh kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah.

(4) Apabila Mahkamah Agung memutuskan bahwa kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah terbukti melakukan pelanggaran, Pemerintah Pusat memberhentikan kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberhentian kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah oleh Pemerintah Pusat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat (4) diatur dalam peraturan pemerintah.

Proses pemberhetian pada Pasal 81 Undang-Undang Nomer 23 Tahun 2014

sama halnnya pada dengan Pasal 80, tetapi yang membedakan adalah pada pasal ini

DPRD tidak mengajukan usulan pemberhentian kepala dan/atau wakil kepala daerah

Page 56: PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30496/1/SITI...PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF FIQIH SIYASAH DAN HUKUM

46

terhadap Presiden maupun Menteri, melainkan Pemerintah Pusat yang melakukan

pemeriksaan terhadap kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah untuk menemukan

bukti-bukti terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh kepala daerah dan/atau wakil

kepala daerah. Hasil dari pemeriksaan tersebut disampaikan kepada Mahkamah

Agung untuk mendapat keputusan.

Pada Pasal 83 Undang-Undang Nomer 23 Tahun 2014 dijelaskan:

(1) Kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah diberhentikan sementara tanpa melalui usulan DPRD karena didakwa melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun, tindak pidana korupsi, tindak pidana terorisme, makar, tindak pidana terhadap keamanan negara, dan/atau perbuatan lain yang dapat memecah belah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

(2) Kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah yang menjadi terdakwa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberhentikan sementara berdasarkan register perkara di pengadilan.

(3) Pemberhentian sementara kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilakukan oleh Presiden untuk gubernur dan/atau wakil gubernur serta oleh Menteri untuk bupati dan/atau wakil bupati atau wali kota dan/atau wakil wali kota.

(4) Kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah diberhentikan tanpa melalui usulan DPRD apabila terbukti melakukan tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

(5) Pemberhentian sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilakukan oleh Presiden untuk gubernur dan/atau wakil gubernur serta oleh Menteri untuk bupati dan/atau wakil bupati atau wali kota dan/atau wakil wali kota.

Pada Pasal 83 Undang-Undang Nomer 23 Tahun 2014, menjelaskan proses

pemberhentian kepala dan/atau wakil kepala daerah yang diduga melakukan tindak

pidana yang ancamannya minimal 5 tahun atau lebih berdasarkan putusan dari

pengadilan. Kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah dapat diberhentikan oleh

Presiden tanpa melalui usulan DPRD apabila telah terbukti dan telah mendapat

Page 57: PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30496/1/SITI...PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF FIQIH SIYASAH DAN HUKUM

47

putusan pengadilan yang memiliki kekuatan hukum tetap. Tindak pidana yang

dimaksud dalam Pasal 83 adalah tindak pidana korupsi, tindak pidana terorisme,

makar, tindak pidana terhadap keamanan negara, dan/atau perbuatan lain yang dapat

memecah belah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ada dua status pemberhentian

seorang kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah pada pasal ini yaitu,

"diberhentikan sementara" dan "diberhentikan".

Pengertian dari "diberhentikan sementara" dijelaskan pada Pasal 83 ayat (1)

dan (2) Kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah diberhentikan sementara apabila

kepala dan/atau wakil kepala daerah menjadi terdakwa sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) diberhentikan sementara berdasarkan register perkara di pengadilan atau

dengan kata lain proses hukumnya masih berjalan. Sedangkan untuk "diberhentikan"

dijelaskan pada Pasal 38 ayat (4) kepala dan/atau wakil kepala daerah diberhentikan

jika kasus tindak pidana yang dilakukan kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah

telah memiliki kekuatan hukum tetap. Berbeda halnya dengan Pasal 80, pada Pasal 83

tidak membutuhkan usulan dari DPRD untuk memberhentikan kepala daerah dan/atau

wakil kepala daerah. Pemberhentian sementara ataupun pemberhentian dilaksanakan

langsung oleh Presiden untuk Gubernur dan/atau wakil Gubernur, Mendagri untuk

Bupati dan/atau wakil Bupati / Walikota dan/atau Walikota.

C. Mekanisme Pemberhentian Bupati Bogor Ditinjau Dari Hukum Positif

Pemakzulan Bupati Bogor tidak terlepas dari kasus korupsi yang menjeratnya,

yaitu berkaitan dengan pengurusan izin tukar-menukar kawasan hutan seluas 2.754

Page 58: PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30496/1/SITI...PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF FIQIH SIYASAH DAN HUKUM

48

hektar di Bogor, Jawa Barat. Peristiwa ini bermula Rachmat Yasin menerima suap

senilai Rp 4,5 miliar guna memuluskan rekomendasi surat tukar menukar kawasan

hutan atas nama PT Bukit Jonggol Asri.

Atas dasar ketentuan Pasal 83 Undang-Undang Nomer 23 Tahun 2014 ini,

kronologi proses pemberhentian bupati Bogor Rahmat Yasin adalah sebagai berikut:

Pada tanggal 7 Mei 2014, Komisi Pemberantasan Korupsi menangkap Bupati

Bogor Rahmat Yasin. Rahmat Yasin dijemput tim dari komisi antirasuah di rumah

pribadinya di Jalan Wijaya Kusumah Nomor 103, Kompleks Taman Yasmin,

Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor. Ia diduga menerima suap terkait dengan

pengurusan izin tukar menukar kawasan hutan di Bogor, Jawa Barat. Pada tanggal 8

Mei 2014 KPK resmi menetapkan Rahmat Yasin sebagai tersangka.5

Pada tanggal 20 September 2014 Bupati Bogor Rahmat Yasin mengajukan

surat pengunduran diri. Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan telah menerima surat

pengunduran diri Bupati Bogor Rahmat Yasin tertanggal 20 September 2014

lalu. Dalam penyelenggaraan pemerintah daerah, jika seorang bupati/walikota

menjadi terdakwa yang diperkuat oleh bukti register pengadilan, maka akan diusulkan

ke presiden untuk pemberhentian sementara. Perjalanan pengunduran diri ini,

Gubernur sudah mengusulkan pemberhentian sementara Bupati Bogor ke Mendagri.

Ini disebabkan statusnya sudah menjadi terdakwa yang dibuktikan dengan bukti

register pengadilan. Menurut aturan PP No.6 Tahun 2005, seorang bupati atau

5Republika, "Terima Suap Rp. 4,5 Miliar Bupati Bogor Resmi Jadi Tersangka" artikel diakses Kamis 09 April 2015 dari http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/hukum/14/05/08/n59h7h-terima-suap-rp-45-miliar-bupati-bogor-resmi-jadi-tersangka

Page 59: PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30496/1/SITI...PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF FIQIH SIYASAH DAN HUKUM

49

walikota yang sudah ditetapkan menjadi terdakwa maka Gubernur harus mengajukan

pemberhentian sementara. Gubernur Jawa Barat sendiri sudah menyampaikan usulan

tersebut pada Selasa tertanggal 23 september 2014 ke mendagri. Pada saat yang sama,

Rahmat Yasin mengajukan surat pengunduran diri tertanggal 20 september.6

Pada tanggal 22 september 2014 DPRD kabupaten Bogor menerima surat

pengunduran diri bupati Bogor Drs. H. Rahmat yasin, M.M. karena pada tanggal 22

september 2014 anggota DPRD baru dilantik jadi belum ada perlengkapan dewan

untuk membahas surat pengunduran bupati Bogor Rahmat Yasin, sehingga DPRD

menunggu sampai terbentuknya atau terpilihnya ketua definitif DPRD, setelah

terpilihnya ketua, wakil, sekertaris dan anggota lainnya barulah dibentuk Badan

Musyawarah. Setelah terbentuknya Badan Musyawarah maka surat pengunduran diri

bupati Bogor Rahmat Yasin dibawa ke dalam rapat badan musyawarah pada tanggal

22 oktober 2014. Hasil dari rapat badan musyawarah tersebut menghasilkan agar

DPRD mengkordinasikan surat pengunduran diri bupati Bogor Rahmat Yasin seperti

apa tindak lanjutnya untuk DPRD. Setelah itu DPRD konsultasi ke Departemen

Dalam Negeri (depdagri) mengenai pengunduran diri bupati Bogor Rahmat Yasin.

Setelah DPRD konsultasi dengan depdagri maka, badan musyawarah DPRD

mengadakan rapat paripurna, di dalam rapar paripurna tersebut diagendakan untuk

mengumumkan pengunduran diri Bupati Bogor Rahmat Yasin tetapi tidak untuk

mengambil suatu keputusan hanya menginformasikan bahwa bupati Bogor Rahmat

6Bandung Bisnis, "Pengunduran Diri Rahmat Yasin, Aher Tunggu Proses DPRD" artikel diakses Kamis 09 April 2015 dari http://Pengunduran Diri Rahmat Yasin, Aher Tunggu Proses di DPRD Bogor bandung.bisnis.com.htm

Page 60: PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30496/1/SITI...PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF FIQIH SIYASAH DAN HUKUM

50

Yasin telah mengundurkan diri sebagai bupati Bogor. Surat pengunduran diri Bupati

Bogor Rahmat Yasin dibacakan langsung oleh sekertaris DPRD.7

Setelah selesai rapat paripurna DPRD mengirimkan surat kepada Gubernur

Jawa Barat tentang pengunduran diri bupati Bogor Rahmat yasin. Surat dari DPRD

tersebut ditujukan kepada Menteri Dalam Negeri yang dikirimkan melalui Gubernur

Jawa Barat tentang pengumuman pengunduran diri Bupati Bogor Rahmat Yasin yang

disertai dengan risalah rapat paripurna DPRD. Lalu, gubernur Jawa Barat

menyampaikan lagi surat kepada departemen dalam negeri berdasarkan surat yang

disampaikan dari DPRD. Setelah menerima surat tersebut, kurang lebih satu bulan

terbitlah Surat keputusan (SK) pertama menteri dalam negeri tentang pemberhentian

bupati Bogor Rahmat Yasin pada tanggal 27 November 2014 yang berdasarkan

pengunduran diri Rahmat Yasin.8

Pada tanggal 27 November 2014 Pengadilan Tipikor Bandung menjatuhkan

vonis hukuman kepada Bupati Bogor non-aktif, Rahmat Yasin, dalam kasus suap

tukar menukar pengelolaan kawasan hutan PT Bukit Jonggol Asri. Rahmat Yasin

terbukti secara sah dan menyakinkan bersalah melakukan tindak pidana korupsi yang

dilakukan secara bersama-sama dan berlanjut. Rahmat Yasin dijatuhi pidana penjara

selama lima tahun enam bulan dan pidana denda sebesar Rp 300 juta subsider tiga

bulan kurungan penjara dan hukuman tambahan pencabutan hak dipilih selama dua

tahun. Rachmat Yasin terbukti bersalah dan secara sah dan meyakinkan melakukan

7Wawancara Pribadi dengan Nurjanah, Bogor, 17 Maret 2015. 8Wawancara pribadi dengan Nurjanah, Bogor, 17 Maret 2015.

Page 61: PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30496/1/SITI...PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF FIQIH SIYASAH DAN HUKUM

51

tindak pidana korupsi, sebagaimana tercantum dalam dakwaan pertama

yaitu melanggar Pasal 12 (a) UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan

Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001.9

Senin 26 Januari 2015, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher)

menyerahkan Surat Keputusan (SK) Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia No.

131.32-51 Tahun 2015 tanggal 20 Januari 2015 Tentang Pemberhentian Bupati Bogor

Provinsi Jawa Barat Rahmat Yasin kepada Ketua DPRD Kabupaten Bogor Ade

Ruhendi didampingi Plt Bupati Bogor Nurhayanti. SK ini ditetapkan menyusul

Putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Bandung No.

87/Pid.Sus/TPK/2014/PN. Penyerahan SK ini diselenggarakan di Gedung Sate. SK

ini juga memuat penunjukkan Nurhayanti yang adalah Wakil Bupati Bogor masa

jabatan 2013-2018 sebagai Pelaksana Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab Bupati

Bogor sampai dilantiknya Bupati Bogor sisa masa jabatan tahun 2013-2018.10

Senin 16 Maret 2015 Gubernur Jabar Ahmad Heryawan melantik Nurhayanti

sebagai Bupati Bogor sisa masa jabatan tahun 2013-2018 di Gedung Sate. Dalam

sambutannya, Ahmad Heryawan mengatakan pelantikan terhadap Nurhayanti

merupakan amanat dari Keputusan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor

131.32-526 Tahun 2015 tanggal 10 Maret 2015 tentang Pengangkatan Bupati dan

9Kompas, "Mantan Bupati Bogor Divonis 5,5 Tahun Penjara" artikel diakses Rabu 08 April 2015 dari http://nasional.kompas.com/read/2014/11/27/1242337/Mantan.Bupati.Bogor.Divonis.5.5.Tahun.Penjara

10Republika, " Bupati Bogor Segera Dilantik" artikel diakses Rabu 08 April 2015 dari http://Bupati Bogor Segera Dilantik Republika Online.htm

Page 62: PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30496/1/SITI...PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF FIQIH SIYASAH DAN HUKUM

52

Pemberhentian Bupati Bogor Provinsi Jawa Barat. Hal ini juga sesuai dengan

ketentuan Pasal 203 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang

Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014

tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali Kota Menjadi Undang-Undang.11

D. Mekanisme Pemberhentian Bupati Bogor Ditinjau Dari Fiqih Siyasah

Pada uraian subbab sebelumnya telah penulis kemukakan bahwa Bupati

Bogor Rahmat Yasin diberhentikan atas dasar Undang-Undang Nomer 23 Tahun

2014 Tentang Pemerintah Daerah. Pasal pokok yang dijadikan alasan ia harus

diberhentikan adalah Pasal 83 ayat (4), ia terbukti melakukan pelanggaran larangan

kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah dengan melakukan tidak korupsi

menerima suap.

Langkah dan prosedur pemberhentian bupati Bogor Rahmat Yasin

sebagaimana dikemukana secara sangat rinci dalam rumusan Pasal 83 ayat (4)

Undang-Undang Nomer 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah tersebut tentu

saja tidak pernah dikemukakan oleh para teoritis fiqih siyasah. Para teoritis fiqih

siyasah hanya sedikit memaparkan bagaimana seorang pemimpin bisa dimakzulkan

seperti Imam al-Mawardi, Taqiyuddin An Nabhani dan teoritis-teoritis fiqih siyasah

lainnya.

11Republika, " Bupati Bogor Segera Dilantik" artikel diakses Rabu 08 April 2015 dari http://Bupati Bogor Segera Dilantik Republika Online.htm

Page 63: PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30496/1/SITI...PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF FIQIH SIYASAH DAN HUKUM

53

Kelompok Mu'tazilah, Khawarij, dan Zaidiyah bependapat bahwa kepala

daerah yang telah menyimpang dari ajaran Islam maka ia diberhentikan dengan

paksa, diperangi, atau dibunuh. Al-Baqillani menyebutkan bahwa kepala daerah

boleh diberhentikan jika ingkar, melalaikan shalat dan mengajak orang lain untuk

melakukan hal yang sama, atau jika menjadi cacat jasmani, penyelewengan dan

tingkah laku tidak bermoral (fisq), ketidakadilan (jawr), dan kelalaian terhadap

hukum-hukum Islam, juga membenarkan pemecatan terhadap kepala daerah. Menurut

Al-Baghdadi, kepala daerah bisa diberhentikan apabila ia menyimpang dari ketetapan

syari'at, maka masyarakat harus memilih di antara dua tindakan kepadanya, yaitu

mengembalikannya dari berbuat salah kepada kebaikan, atau mencopot jabatannya

dan memberikannya kepada yang lain.

Imam al-Mawardi dalam Kitabnya al-Ahkam al-Sultaniyyah, ia menjelaskan

bahwa kepala daerah bisa diberhentikan dilihat dari siapa yang mengangkatnnya.

Apabila yang mengangkatnnya adalah menteri maka ada dua kemungkinan; Pertama,

Menteri mengangkat kepala daerah tersebut dengan seizin kepala negara. Maka,

menteri tidak bisa memberhentikan kepala daerah tanpa seizin dari kepala negara dan

turun instruksi darinya. Kedua, Menteri mengangkatnya dengan inisiatif sendiri.

Menteri dapat dengan sendirinya memecatnnya dan menggantinya dengan orang lain,

sesuai dengan hasil ijtihadnya dalam melihat yang terbaik dan paling cocok untuk

menduduki jabatan itu. Sedangkan kepala daerah yang diangkat oleh kepala negara,

Page 64: PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30496/1/SITI...PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF FIQIH SIYASAH DAN HUKUM

54

maka pada saat kepala negara meninggal atau berhenti dari jabatannya, kepala daerah

tidak turut berhenti dari jabatannya.12

Berbeda dengan al-Mawardi, Taqiyuddin An Nabhani menjelaskan bahwa

kepala daerah bisa diberhentikan tergantung dari kepala negara yang menjabat pada

saat itu. Jika kepala negara menghendaki harus diberhentikannya kepala daerah

tersebut makan kepala daerah itu pun diberhentikan atau kalau rakyat di wilayah yang

sedang ia pimpin dan anggota majelis umat menunjukan ketidaksukaan dan tidak

ridha terhadap kepala daerah itu maka kepala daerah itu pun bisa diberhentikan.13

Dengan demikian, secara prosedur apa yang dijelaskan oleh al-Mawardi

Taqiyuddin An Nabhani, dan teoritis fiqih siyasah masih bersifat sederhana, tidak

bersifat rinci dan prosedural sebagaimana dirumuskan dalam pasal-pasal di atas.

Menurut penulis untuk kasus pemberhentian bupati Bogor menurut fiqih siyasah bisa

dilakukan dengan melihat pendapat dari salah satu teoritis fiqih siyasah, yaitu Al-

Baqillani. Jika kepala daerah melakukan kesalahan maka kepala daerah tersebut bisa

digantikan, sama halnya dengan pemberhentian Rahmat Yasin karena ia sudah

melakukan kesalahan maka, ia diberhentikan dari jabatannya.

Kalau seorang kepala daerah telah secara sah menduduki jabatan dan telah

didukung oleh masyarakat luas seperti yang uraikan pada bagian terdahulu, maka

seorang kepala daerah itu wajib ditaati dan warga masyarakat harus tunduk dengan

12Imam Al-Mawardi, Hukum Tata Negara dan Kepemimpinan Dalam Takaran Islam, h. 64-65.

13Taqiyuddin An Nabhani, Sistem Pemerintahan Islam: Doktrin Sejarah dan Realitas Empirik, h. 234-235.

Page 65: PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30496/1/SITI...PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF FIQIH SIYASAH DAN HUKUM

55

kebijakan-kebijakannya. Dengan catatan ia tidak melakukan berbagai penyimpangan.

Tetapi jika seorang pemimpin telah melakukan penyimpangan, melakukan berbagai

pelanggaran atas berbagai larangan yang telah ditetapkan, maka ia harus

dilengserkan.

E. Relevansi Mekanisme Pemakzulan Kepala Daerah Menurut Perspektif

Fiqih Siyasah dengan Hukum Positif

Setelah memaparkan pada sub sebelumnya mengenai bagaimana mekanisme

pemakzulan kepala daerah baik menurut fiqih siyasah maupun menurut hukum

positif, maka bisa dilihat Relevansi antara teoritis fiqih siyasah dengan peraturan

hukum di Indonesia sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomer 23 Tahun

2014 Tentang Pemerintah Daerah. Relevansi antara keduanya antara lain terletak

pada masalah alasan seorang kepala daerah bisa diberhentikan.

Pada pasal 83 ayat (4) secara tegas disebutkan bahwa Kepala daerah dan/atau

wakil kepala daerah diberhentikan tanpa melalui usulan DPRD apabila terbukti

melakukan tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan putusan

pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap. Inilah yang menyebabkan

Bupati Bogor Rahmat Yasin diberhentikan dari jabatannya. Sedangkan teoritis fiqih

siyasah mengemukakan bahwa seorang kepala daerah bisa diberhentikan apabila ia

tidak bisa berlaku adil, telah melanggar hukum Islam maupun Konstitusi dan kepala

negara menghendaki pemberhentiannya. Indikasi seorang tidak bisa berbuat adil

adalah jika ia melanggar berbagai larangan dan larangan yang dimaksud oleh teoritis

Page 66: PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30496/1/SITI...PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF FIQIH SIYASAH DAN HUKUM

56

fiqih siyasah adalah larangan-larangan agama dan larangan-larangan yang telah

ditetapkan oleh otoritas berwenang.

Tetapi ada perbedaan antara fiqih siyasah dengan hukum positif mengenai

prosedur atau proses pemberhentian kepala daerah. Prosedur pemberhentian kepala

daerah meurut hukum positif dijelaskan dengan rinci dalam Undang-Undang Nomer

23 tahun 2014 Pasal 83 ayat (4) Tentang Pemerintahan Daerah, sedangkan menurut

fiqih siyasah prosedur mekanisme pemberhentian kepala daerah tidak dijelaskan

sebagaimana oleh undang-undang.

Oleh sebab itu atas dasar peraturan perundang-undangan yang berlaku di

Indonesia bupati Bogor Rahmat Yasin memang layak untuk diberhentikan. Menurut

Pasal 83 ayat (4) UU No 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah ia dinyatakan

telah melakukan tindak pidana berdasarkan putusan pengadilan yang telah

memperoleh kekuatan hukum tetap.

Page 67: PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30496/1/SITI...PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF FIQIH SIYASAH DAN HUKUM

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian penelitian yang berjudul Pemakzulan Kepala Daerah Menurut

Perspektif Fiqih Siyasah dan Hukum Positif (studi kasus pemberhentian bupati Bogor

Rahmat Yasin) dapat penulis simpulkan sebagai berikut:

1. Latar belakang yang menyebabkan bupati Bogor Rahmat Yasin

dimakzulkan atau diberhentikan dari jabatannya adalah dikarenakan ia

sebagai kepala daerah atau pemimpin sudah menggunakan wewenang

kekuasaannnya dengan tidak baik. Ia melakukan korupsi dengan

menerima suap sebesar 4,5 Miliar dari PT. Bukit Jonggol Asri untuk

memuluskan rekomendasi surat tukar menukar kawasan hutan seluas

2.754 hektar. Rahmat Yasin terbukti bersalah dan secara sah dan

meyakinkan melakukan tindak pidana korupsi. Ia dinyatakan

melanggar Pasal 12 (a) UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan

Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah dengan UU Nomor 20 Tahun

2001 berdasarkan putusan Pengadilan Negeri Tipikor Bandung.

2. Mekanisme pemakzulan atau pemberhentian bupati Bogor Rahmat Yasin

menurut teoritis fiqih siyasah bisa dibenarkan, sebab menurut pendapat

para teoritis fiqih siyasah seorang pemimpin atau kepala daerah bisa

diberhentikan dari jabatannya jika ia telah dinyatakan menyimpang dari

57

Page 68: PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30496/1/SITI...PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF FIQIH SIYASAH DAN HUKUM

58

syari'at, berlaku tidak adil, tidak mermoral baik dan lain-lainnya. Adapun

prosedur pemberhentiannya tidak ditemukan secara rinci baik dalam al-Qur'an

maupun Sunnah. Dalam kitab-kitab fiqih siyasah hanya sedikit dijelaskan

bagaimana kepala daerah bisa diberhentikan, menurut al-Mawardi kepala

daerah bisa diberhentikan atas keputusan kepala negara yang sedang

menjabat dan oleh menteri yang mengangkat kepala daerah tersebut.

Sedangkan Taqiyuddin An Nabhani menjelaskan bahwa kepala daerah

bisa diberhentikan tergantung dari kepala negara yang menjabat pada saat

itu. Jika kepala negara menghendaki harus diberhentikannya kepala daerah

tersebut makan kepala daerah itu pun diberhentikan atau kalau rakyat di

wilayah yang sedang ia pimpin dan anggota majelis umat menunjukan

ketidaksukaan dan tidak ridha terhadap kepala daerah itu maka kepala

daerah itu pun bisa diberhentikan.

Sedangkan mekanisme pemakzulan atau pemberhentian bupati Bogor

Rahmat Yasin menurut hukum positif mengacu kepada Undang-Undang

Nomer 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah Pasal 83 ayat (4)

disebutkan bahwa Kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah

diberhentikan tanpa melalui usulan DPRD apabila terbukti melakukan

tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan putusan

pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap. Pada tanggal

27 November 2014 Pengadilan Tipikor Bandung menjatuhkan vonis

hukuman kepada Bupati Bogor. Dengan adanya putusan ini keluarlah

Page 69: PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30496/1/SITI...PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF FIQIH SIYASAH DAN HUKUM

59

surat keputusan (SK) Menteri Dalam Negeri yang menyatakan bupati

Bogor Rahmat Yasin resmi diberhentikan dari jabatannya sebagai bupati

Bogor, Jawa Barat.

B. Saran-Saran

Berkaitan dengan pembahasan Pemakzulan Kepala Daerah Menurut

Perspektif Fiqih Siyasah dan Hukum Positif (studi kasus pemberhentian bupati Bogor

Rahmat Yasin) ini, Penulis mempunyai saran-saran sebagai berikut:

1. Kepada kepala daerah atau pejabat negara lainnya diharapkan agar bisa

melaksanakan tugas dan wewenangnya dengan baik tidak melanggar

peraturan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah, agar tidak terjadi kembali

kasus Bupati atau pejabat negara yang diberhentikan karena kasus korupsi

atau menyalahgunakan wewenangnya dengan tidak baik dan bijak, karena hal

ini bisa memberikan kerugian terhadap negara dan mencoreng martabat

pejabat negara.

2. Kepada anggota DPR disarankan agar prinsip-prinsip mendasar yang ada pada

pemikiran ulama klasik dan kitab-kitab fiqih siyasah untuk bisa diolah dan

dirumuskan ke dalam berbagai peraturan perundang-undangan, karena

sebagian hasil pemikiran seperti ini bila digali dan dimanfaatkan bisa

diterapkan untuk kehidupan di masa modern saat ini.

Page 70: PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30496/1/SITI...PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF FIQIH SIYASAH DAN HUKUM

60

3. Kepada lembaga pemerintah baik pusat maupun daerah harus lebih

memperketat pemilihan calon pemimpin atau calon pejabat negara lainnya

agar hal serupa tidak terjadi lagi atau minimal bisa diminimalisir.

4. Kepada lembaga hukum harus memberikan hukuman yang seberat-beratnnya

agar ada efek jera untuk para pejabat negara yang melakukan korupsi.

Page 71: PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30496/1/SITI...PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF FIQIH SIYASAH DAN HUKUM

DAFTAR PUSTAKA Buku-buku

Ahmad, Mumtaz. Masalah-masalah Teori Politik Islam. Terjemahan dari State, Politics, and Islam. Penerjemah Ena Hadi. Cet. III. Bandung: Mizan. 1996.

Amin, Samsul Munir Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Amzah, 2009.

Consuelo G Selvila, et all. Pengantar Metode Penelitian. Jakarta:Universitas Indonesia UI-Press. 2006.

Departemen Pendidkan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Keempat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 2008.

Hamzah, Andi. Pemberantasan Korupsi Melalui Hukum Pidana Nasional dan Internasional. Jakarta: Rajawali Pers. 2008.

HR, Ridwan. Fiqih Politik: Gagasan, Harapan, dan Kenyataan. Yogyakarta: FH UII Press, 2007.

Iqbal, Muhamad. Fiqih Siyasah Kontekstualisasi Doktrin Polotik Islam. Cet. II. Jakarta: Gaya Media Pratam. 2007.

Irfan, M. Nurul. Korupsi Dalam Hukum Pidana Islam. Edisi Kedua. Jakarta: AMZAH, 2012.

Ismail, Yahya. Hubungan Penguasa dan Rakyat Dalam Perspektif Sunnah. Jakarta: Gema Insani Press. 1995.

Mawardi, Imam Al. Hukum Tata Negara dan Kepemimpinan Dalam Takaran Islam. Terjemahan Dari Al-Ahkam As-Sulthaaniyyah Fi Al-Wilaayaah Ad-Diiniyyah. Penerjemah Abdul Hayyie al-Kattani, Kamaluddin Nurdin. Jakarta: Gema Insani Press. 2000.

Munawwir , Achmad Warson dan Muhammad Fairuz. Kamus Al-Munawwir Versi Indonesia-Arab. Surabaya: Pustaka Progressif. 2007.

61

Page 72: PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30496/1/SITI...PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF FIQIH SIYASAH DAN HUKUM

62

Nabhani, Taqiyuddin An. Sistem Pemerintahan Islam: Doktrin Sejarah dan Realitas Empirik. Terjemahan dari Nidhamul Hukmi Fil Islam. Penerjemah Moh. Maghfur Wachid Bangil: Al Izzah. 1996.

Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor. Rencana Pembangunan Jangka Menegah Daerah (RPJMD) Kabupaten bogor tahun 2013-2018. 2004.

Pide, Andi Mustari. Otonomi Daerah dan Kepala Daerah Memasuki Abad XXI. Jakarta: Radar Jaya Pratama. 1999.

Pulungan, J Suyuthi. Fiqih Siyasah: Ajaran, Sejarah dan Pemikiran. Jakarta: Pt. Raja Grafindo Persada. 1995.

Selian, Muhammad Ali Hanafiah. Pemakzulan Kepala Negara Menurut Hukum Islam (Studi Kasus Presiden Abdurrahman Wahid. Disertasi S2 Sekolah PascaSarjana Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2011.

Syarif. Mujar Ibnu dan Khamami Zada. Fiqih Siyasah Doktrin dan Pemikiran Politik Islam. Jakarta: Erlangga. 2008.

Wawancara pribadi dengan Nurjanah. Bogor. 17 Maret 2015.

Zoelva, Hamdan. Impeachment Presiden Alasan Tindak Pidana Pemberhentian Presiden Menurut UUD 1945. Jakarta: Konstitusi Press, 2014. Cetakan Kedua. Edisi Revisi.

_____________. Pemakzulan Presiden di Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika, 2011.

Undang-Undang

Undang-Undang Republik Indonesia Nomer 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah.

Internet

Bandung Bisnis. "Pengunduran Diri Rahmat Yasin, Aher Tunggu Proses DPRD" artikel diakses Kamis 09 April 2015 dari http://Pengunduran Diri Rahmat Yasin, Aher Tunggu Proses di DPRD Bogor bandung.bisnis.com.htm

Page 73: PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30496/1/SITI...PEMAKZULAN KEPALA DAERAH MENURUT PERSPEKTIF FIQIH SIYASAH DAN HUKUM

63

Okezone.com. " Rahmat Yasin Pembangkang SDA Berujung di KPK". Artikel diakses pada Rabu 08 April 2015 dari http://news.okezone.com/read/2014/05/08/339/981938/rahmat-yasin-si-pembangkang-sda-yang-berujung-di-kpk

Kompas.com. " Mantan Bupati Bogor Divonis 5,5 Tahun Penjara". artikel diakses Rabu 08 April 2015 dari http://nasional.kompas.com/read/2014/11/27/1242337/Mantan.Bupati.Bogor.Divonis.5.5.Tahun.Penjara

Republika. " Bupati Bogor Segera Dilantik". artikel diakses Rabu 08 April 2015 dari http://Bupati Bogor Segera Dilantik Republika Online.htm

________. "Terima Suap Rp. 4,5 Miliar Bupati Bogor Resmi Jadi Tersangka" artikel diakses Kamis 09 April 2015 dari http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/hukum/14/05/08/n59h7h-terima-suap-rp-45-miliar-bupati-bogor-resmi-jadi-tersangka

________. "Rahmat Yasin Diberhentikan Tidak Hormat". artikel diakses Kamis 09 April 2015 dari http://Rachmat Yasin Diberhentikan tidak Hormat_Republika Online.htm

Wikipedia. "Rahmat Yasin". artikel diakses, Rabu 08 April 2015 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Rahmat_Yasin