material dan polimer
DESCRIPTION
this is my assignment. the content i got comes from the internet. but if you have something to be simillar like this, it can help u.thank youTRANSCRIPT
TUGAS KIMIA TERAPAN
MATERIAL
Disusun oleh :
IRFAN ADITYA NURAHA (08201068)KELAS 1 MC
Jurusan Teknik Mesin
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2008/2009
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG | Material dan Polimer 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Apabila kita akan membuat sebuah rumah, kita harus melakukan persiapan
terlebih dahulu. Entah itu uang, tempat, pekerja, sampai bahan-bahan yang
dibutuhkan dalam pembuatan rumah tersebut.
Bahan/material perlu sekali untuk diketahui dan dimengerti sebelmu
membangun rumah. Hal ini bertujuan agarrumah yang nanti akan dihuni tidak
menjadi rumah yang asal-asalan.
Dalam bidang teknik banyak sekali material-material yang harus diketahui.
Sama halnya dengan ilustrasi tentang rumah, ini bertujuan agar nanti benda produksi
tidak asal-asaln.
Material-material teknik tersebut memiliki beragam jenis, sifat-sifat yang
bermacam-macam, bentuk dan wujud yang berbeda-beda pula, cara untuk
mendapatkannya pun tidak semuanya sama. Selain itu, material-material itu memiliki
fungsi dan kegunaan yang sangatbervariasi yang sangat membantu kehidupan
manusia.
1.2 TUJUAN PENYUSUNAN KERTAS KERJA
Penyusunan kertas kerja ini tidak lain ialah untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah umum Kimia Terapan I di semester I Jurusan dan Program Studi
Teknik Mesin yang dibimbing oleh Rusli Ahmad, S.Si.
1.3 MANFAAT PENYUSUNAN KERTAS KERJA
Kertas kerja ini sangat bermanfaat sekali agar bias menambah pengetahuan
tentang material. Gambaran umun sifat-sifat dan kegunaan material itu sendiri. Selain
itu, kertas kerja ini bias dijadikan sebagai referensi mahasiswa-mahasisa yang
berurusan dengan material.
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG | Material dan Polimer 2
1.4 RUMUSAN MASALAH
Pengertian material secara umum dan material polimer.
Jenis-jenis material secara umum dan material polimer.
Sifat-sifat material secara umum dan material polimer.
Kegunaan material secara umum dan material polimer.
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG | Material dan Polimer 3
BAB II
ISI
2.1 MATERIAL
I. PENGERTIAN MATERIAL
Material atau bahan adalah zat yang dimana sesuatu dapat dibuat darinya,
atau barang yang dibutuhkan untuk membuat sesuatu. Bahan biasanya lebih banyak
digunakan untuk menuju ke pakaian atau bahan.
Material adalah sebuah bahan mentah dalam produksi, dan biasanya adalah
bahan mentah yang belum diproses, tetapi ada juga yang diproses sebelum
digunakan untuk proses produksi lebih lanjut. Umumnya, dalam masyarakat
teknologi maju, material adalah bahan konsumen yang belum selesai, sebagai
contohnya adalah kertas dan sutra.
II. JENIS-JENIS MATERIAL
Jenis-jenis material diantaranya adalah :
1. Logam :
Struktur logam
Susunan atom-atom
Logam merupakan struktur raksasa dari atom-atom yang berikatan satu sama lain melalui ikatan logam. "Raksasa" menunjukkan jumlah yang sangat banyak tetapi jumlah atom yang terlibat sangat bervariasi - tergantung pada ukuran potongan logam.
Koordinasi 12
Kebanyakan logan adalah terjejal (close packed) - yakni, struktur tersebut memuat atom sebanyak mungkin pada volum yang tersedia. Setiap atom pada struktur mengalami 12 sentuhan dari atom tetangganya. Keadaan logam yang seperti ini digambarkan sebagai terkoordinasi 12.
Tiap atom memiliki 6 sentuhan dari atom yang lain pada tiap lapisan.
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG | Material dan Polimer 4
Dan juga tiga atom yang menyentuhnya pada lapisan diatasnya dan tiga atom yang lain pada lapisan dibawahnya.
Diagram yang kedua tersebut menunjukkan lapisan yang terletak di atas lapisan yang pertama. Lapisan tersebut akan saling berhubungan dengan lapisan dibagian bawahnya. (Keduanya tersusun dengan cara penempatan yang berbeda dengan lapisan yang ketiga pada struktur terjejal, tetapi hal ini dipelajari pada pembahasan tingkat dasar)
Koordinasi 8
Beberapa logam (khususnya yang terletak pada golongan 1 pada tabel periodik) terjejal kurang efektif, atom-atom logam tersebut hanya memiliki 8 sentuhan atom tetangganya. Inilah yang disebut dengan terkoordinasi 8.
Diagram sebelah kiri menunjukkan bahwa tidak ada atom yang saling bersentuhan satu sama lain pada satu lapisan yang sama. Atom-atom tersebut hanya tersentuh oleh atom pada lapisan di atas dan dibawahnya. Diagram sebelah kanan menunjukkan 8 atom (4 di atas dan 4 di bawah) yang menyentuh atom yang berwarna gelap).
Butiran kristal
Adalah sesuatu hal yang dapat menyesatkan jika mengira bahwa semua atom pada sepotong logam tersusun pada cara yang teratur. Tiap potong logam terdiri dari jumlah "butiran kristal", yang sangat banyak, yang mana tiap butiran memiliki daerah yang seragam. Pada atom yang terletak pada batas butiran dapat memiliki struktur yang tidak lurus.
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG | Material dan Polimer 5
Sifat fisik logam
Titik leleh dan titik didih
Logam-logam cenderung memiliki titik leleh dan titik didih yang tinggi karena kekuatan ikatan logam. Kekuatan ikatan berbeda antara logam yang satu dengan logam yang lain tergantung pada jumlah elektron yang terdelokalisasi pada lautan elektron, dan pada susunan atom-atomnya.
Logam-logam golongan 1 seperti natrium dan kalium memiliki titik leleh dan titik didih yang relatif rendah karena tiap atomnya hanya memiliki satu elektron untuk dikontribusikan pada ikatan - tetapi ada hal lain yang menyababkan hal ini terjadi:
Unsur-unsur golongan 1 juga tersusun dengan tidak efektif (terkoordinasi 8), karena itu tidak terbentuk ikatan yang banyak seperti kebanyakan logam.
Unsur-unsur golongan 1 memiliki ukuran atom yang rekatif besar (berarti bahwa inti jauh dari elektron yang terdelokalisasi) yang juga menyebabkan lemahnya ikatan.
Daya hantar listrik
Logam menghantarkan listrik. Elektron yang terdelokalisasi bebas bergerak di seluruh bagian struktur tiga dimensi. Elektron-elektron tersebut dapat melintasi batas butiran kristal. Meskipun susunan logam dapat terganggu pada batas butiran kristal, selama atom saling bersentuhan satu sama lain, ikatan logam masih tetap ada.
Cairan logam juga menghantarkan arus listrik, hal ini menunjukkan bahwa meskipun atom logam bebas bergerak, elektron yang terdelokalisasi masih memiliki daya yang tersisa sampai logam mendidih.
Daya hantar panas
Logam adalah konduktor panas yang baik. Energi panas diteruskan oleh elektron sebagai akibat dari penambahan energi kinetik (hal ini memnyebabkan elektron bergerak lebih cepat). Energi panas ditransferkan melintasi logam yang diam melalui elektron yang bergerak.
Kekuatan dan kemampuan kerja
Sifat dapat ditempa dan sifat dapat diregang
Logam digambarkan sebagai sesuatu yang dapat ditempa (dapat dipipihkan menjadi bentuk lembaran) dan dapat diregang (dapat ditarik menjadi kawat). Hal ini karena kemampuan atom-atom logam untuk menggelimpang antara atom yang satu dengan atom yang lain menjadi posisi yang baru tanpa memutuskan ikatan logam.
Jika tekanan yang kecil dikenakan pada logam, lapisan atom akan mulai menggelimpang satu sama lain. Jika tekanan tersebut dilepaskan lagi, atom-atom
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG | Material dan Polimer 6
tersebut akan kembali pada posisi asalnya. Pada kondisi seperti itu, logam dikatakan menjadi elastis.
Jika tekanan yang lebih besar dikenakan pada logam, atom-atom akan menggelimpang satu sama lain sampai pada posisi yang baru, dan logam berubah secara permanen.
Kekerasan logam
Penggelimpangan lapisan atom antara yang satu dengan yang lain ini dihalangi oleh batas butiran karena baris atom tidak tersusun sebagai mana mestinya. Hal ini mengakibatkan semakin banyak batas butiran (butiran-butiran kristal lebih kecil), menyebabkan logam lebih keras.
Untuk mengimbangi hal ini, karena batas butiran merupakan suatu daerah dimana atom-atom tidak berkaitan dengan baik satu sama lain, logam cenderung retak pada batas butiran. Kenaikan jumlah batas butiran tidak hanya membuat logam menjadi semakin kuat, tetapi juga membuat logam menjadi rapuh.
Pengontrolan ukuran butiran kristal
Jika kamu memiliki bagian logam yang murni, kamu dapat mengontrol ukuran butiran kristal melalui perlakuan panas atau melalui pengerjaan logam.
Pemanasan logam cenderung untuk mengocok atom-atom logam menjadi susunan yang lebih rapi - penurunan jumlah batas butiran, dan juga membuat logam lebih lunak. Pembantingan logam ketika logam tersebut mendingin cenderung untuk memhasilkan butirn yang kecil. Pendinginan membuat logam menjadi keras. Untuk memperbaiki kinerja ini, kamu dapat memanaskannya lagi.
Kamu juga dapat memutuskan susunan yang atom teratur melalui penyisipan atom yang memiliki ukuran sedikit berbeda pada struktur logam. Alloy seperti kuningan (campuran tembaga dan seng) lebih keras dibandingkan logam asalnya karena ketidakteraturan struktur membantu pencegahan barisan atom tergelincir satu sama lain.
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG | Material dan Polimer 7
Beberapa contoh logam
Baja
Alumunium
Tembaga
Kuningan
Timah
Perunggu
Perak
2. Polimer
Karet
Plastik
PVC (Polivynil Cloride)
PVA (polyvinil Acetat)
Polimer akan dijelaskan lebih lanjut pada bagian selanjutnya.
3. Keramik
Keramik pada awalnya berasal dari bahasa Yunani keramikos yang
artinya suatu bentuk dari tanah liat yang telah mengalami proses pembakaran.
Kamus dan ensiklopedi tahun 1950-an mendefinisikan keramik sebagai
suatu hasil seni dan teknologi untuk menghasilkan barang dari tanah liat yang
dibakar, seperti gerabah, genteng, porselin, dan sebagainya. Tetapi saat ini
tidak semua keramik berasal dari tanah liat. Definisi pengertian keramik
terbaru mencakup semua bahan bukan logam dan anorganik yang berbentuk
padat. (Yusuf, 1998:2).
Umumnya senyawa keramik lebih stabil dalam lingkungan termal dan
kimia dibandingkan elemennya. Bahan baku keramik yang umum dipakai
adalah felspard, ball clay, kwarsa, kaolin, dan air. Sifat keramik sangat
ditentukan oleh struktur kristal, komposisi kimia dan mineral bawaannya. Oleh
karena itu sifat keramik juga tergantung pada lingkungan geologi dimana
bahan diperoleh. Secara umum strukturnya sangat rumit dengan sedikit
elektron-elektron bebas.
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG | Material dan Polimer 8
Kurangnya beberapa elektron bebas keramik membuat sebagian besar
bahan keramik secara kelistrikan bukan merupakan konduktor dan juga
menjadi konduktor panas yang jelek. Di samping itu keramik mempunyai sifat
rapuh, keras, dan kaku. Keramik secara umum mempunyai kekuatan tekan
lebih baik dibanding kekuatan tariknya.
Klasifikasi keramik
Pada prinsipnya keramik terbagi atas:
Keramik tradisional
Keramik tradisional yaitu keramik yang dibuat dengan menggunakan
bahan alam, seperti kuarsa, kaolin, dll. Yang termasuk keramik ini adalah:
barang pecah belah (dinnerware), keperluan rumah tangga (tile, bricks),
dan untuk industri (refractory).
Keramik halus
Fine ceramics (keramik modern atau biasa disebut keramik teknik,
advanced ceramic, engineering ceramic, techical ceramic) adalah keramik
yang dibuat dengan menggunakan oksida-oksida logam atau logam,
seperti: oksida logam (Al2O3, ZrO2, MgO,dll). Penggunaannya: elemen
pemanas, semikonduktor, komponen turbin, dan pada bidang medis.
(Joelianingsih, 2004)
Sifat Keramik
sifat yang umum dan mudah dilihat secara fisik pada kebanyakan jenis
keramik adalah britle atau rapuh, hal ini dapat kita lihat pada keramik jenis
tradisional seperti barang pecah belah, gelas, kendi, gerabah dan sebagainya,
coba jatuhkan piring yang terbuat dari keramik bandingkan dengan piring dari
logam, pasti keramik mudah pecah, walaupun sifat ini tidak berlaku pada jenis
keramik tertentu, terutama jenis keramik hasil sintering, dan campuran
sintering antara keramik dengan logam. sifat lainya adalah tahan suhu tinggi,
sebagai contoh keramik tradisional yang terdiri dari clay, flint dan feldfar
tahan sampai dengan suhu 1200 C, keramik engineering seperti keramik
oksida mampu tahan sampai dengan suhu 2000 C. kekuatan tekan tinggi, sifat
ini merupakan salah satu faktor yang membuat penelitian tentang keramik
terus berkembang.
4. Komposit
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG | Material dan Polimer 9
Material komposit adalah material yang terbuat dari dua bahan atau lebih
yang tetap terpisah dan berbeda dalam level makroskopik selagi membentuk
komponen tunggal. Bahan komposit (atau komposit) adalah suatu jenis bahan
baru hasil rekayasa yang terdiri dari dua atau lebih bahan dimana sifat masing-
masing bahan berbeda satu sama lainnya baik itu sifat kimia maupun fisikanya
dan tetap terpisah dalam hasil akir bahan tersebut (bahan komposit).
Contoh komposit:
Fiberglass
Concrete
Biomaterial
Kulit
Tulang
Kertas
Kayu
Batu
Textile
Cotton
Wool
Silk
Nilon
Yarn
III. SIFAT-SIFAT MATERIAL
Sifat-sifat khas bahan industri perlu dikenal secara baik karena bahan
tersebut dipergunakan untuk berbagai macam keperluandalam berbagai keadaan.
Sifat-sifat bahan yang diinginkan sangat banyak, diantaranya ialah:
1. Sifat mekanik, mencakup kekuatan, kekerasan, kekakuan, keliatan,
keuletan, kepekaan takikan atau kekuatan impak, dsb.
2. Sifat listrik, mencakup hantaran listrik dielektrisitas, dsb.
3. Sifat magnet, permeabilitas, koersivitas, histrisis, dsb.
4. Sifat termal, panas jenis, pemuaian, konduktivitas, dsb.
5. Sifat kimia, reaksi kimia, kombinasi, segregasi, ketahanan korosi, dsb.
6. Sifat fisik, ukuran, massa jenis, struktur, dsb.
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG | Material dan Polimer 10
7. Sifat teknologi, mampu mesin, mampu keras, dsb.
Kebanyakan sifat-sifat tersebut ditentukanoleh jenis dan perbandingan
atom yang membentuk bahan, yaitu unsure dan komposisinya. Sebagai contoh,
kadar suatu unsure yang sangat rendah terabaikan dalam suatu ketakmurnian bahan
memberikan pengaruh terhadap sifat-sifatnya, sifat-sifat mekanik yaitu kekuatannya
demikian juga sifat ketahanan korosi termasuk reaksi kimianya, dipengaruhi oleh
adanya sedikit ketakmurnian, inklusi atau cacat mikro. Sifat tersebut dinamakan
sifat struktur.
Beberapa sifat-sifat dari material adalah sebagai berikut :
Tahan terhadap korosi
Elastis
Tahan panas
Mudah dibentuk
Poli(etena) berkepadatan rendah memiliki banyak cabang di sepanjang
rantai hidrokarbon, dan ini mencegah rantai tersebut berdekatan satu sama lain
dalam susunan yang rapi. Daerah-daerah pada poli(etena) yang ditempati oleh
rantai-rantai yang saling berdekatan satu sama lain dan terkemas secara beraturan
dikatakan berhablur (kristalin). Apabila rantai-rantai bercampur baur, maka daerah
tersebut dikatakan amorf. Poli(etena) berkepadatan rendah memiliki banyak daerah
amorf.
Sebuah rantai terikat dengan rantai lain di dekatnya melalui gaya dispersi
Van der Waals. Gaya tarik tersebut akan semakin besar jika rantai-rantai tersebut
saling berdekatan satu sama lain. Daerah-daerah amorf dimana rantai-rantai tidak
terkemas secara beraturan dapat mengurangi efektifitas gaya tarik Van der Waals
sehingga juga mengurangi titik lebur dan kekuatan polimer. Daerah amorf ini juga
akan mengurangi kepadatan polimer (sehingga disebut "poli(etena) berkepadatan
rendah").
Poli(etena) berkepadatan rendah biasa digunakan untuk barang-barang
umum seperti tas plastik dan material-material serupa lainnya yang fleksibel dan
berkekuatan rendah.
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG | Material dan Polimer 11
Poli(etena) berkepadatan tinggi memiliki cabang yang sangat sedikit di
sepanjang rantai-rantai hidrokarbon - kristalinisasinya sebesar 95% atau lebih.
Pengemasan cabang yang lebih baik ini berarti bahwa gaya tarik Van der Waals
antara rantai-rantai lebih besar sehingga plastik lebih kuat dan memiliki titik lebur
yang lebih tinggi. Kepadatannya juga lebih tinggi karena pengemasan yang lebih
baik dan jumlah ruang yang tidak terpakai dalam struktur lebih kecil.
Biasanya, polimer-polimer amorf lebih fleksibel dibanding polimer-
polimer kristalin karena gaya tarik antara ranta-rantainya cenderung lebih lemah.
Akan tetapi, poli(kloroetena) murni cenderung agak keras dan kaku.
Ini disebabkan oleh adanya interaksi dipol-dipol tambahan akibat polaritas
ikatan karbon-klorin. Klorin jauh lebih elektronegatif dibanding karbon, sehingga
menarik elektron-elektron dalam ikatan ke arahnya. Ini menjadikan atom-atom
klorin sedikit engatif dan karbon sedikit positif.
Dipol-dipol permanen ini menambah gaya tarik akibat dipol-dipol
sementara yang menghasilkan gaya-gaya dispersi.
Plasticiser biasa ditambahkan ke dalam poli(kloroetena) untuk mengurangi
keefektifan gaya tarik ini dan membuat plastik lebih fleksibel. Semakin banyak
plasticizer yang ditambahkan, semalin fleksibel plastik tersebut.
IV. CARA SINTESIS BAHAN
Sintesis bahan bisa dibagi menjadi dua macam, yaitu sintesis bahan
organik dan sintesis bahan anorganik.
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG | Material dan Polimer 12
Sintesis organik
Dibandingkan dengan sintesis senyawa anorganik, sintesis senyawa organik jauh
lebih sukar. Kelahiran kimia organik dinisbahkan pada sintesis urea CO(NH2)2
(suatu senyawa organik umum) dengan memanaskan amonium sianat (senyawa
anorganik), pertama dilakukan oleh kimiawan Friedrich Wöhler (1800-1882). Hanya
akhir-akhir ini saja desain dan sintesis senyawa yang diinginkan mungkin dilakukan.
Reaksi yang digunakan dalam sintesis organik dapat digolongkan menjadi dua
golongan;
1. pembentukan ikatan karbon-karbon
2. pengubahan gugus fungsi
Sebagian besar reaksi yang Anda pelajari di sekolah menengah adalah
konversi gugus fungsi, seperti yang ditunjukkan di bawah ini.
Bagi bidang sintesis organik pembentukan ikatan C-C dan pengubahan gugus fungsi
seperti roda kendaraan. Tidak pantas menanyakan mana yang lebih penting.
Berbagai reaksi pembentukan ikatan C-C telah dilaporkan. Berdasarkan gaya dorong
reaksinya, reaksi ini dapat digolongkan atas tiga jenis, kondensasi aldol, reaksi
Grignard dan reaksi Diels-Alder. Di sini dua yang terakhir yang akan dibahas.
a. Reaksi Grignard
Reaksi Grignard ditemukan oleh kimiawan Perancis Auguste Victor Grignard
(1871-1935) di tahun 1901. Tahap awal reaksi adalah reaksi pembentukan
metilmagnesium iodida, reagen Grignard, dari reaksi antara alkil halida (metil iodida
dalam contoh di bawah ini) dan magnesium dalam dietil eter kering.
CH3I + Mg --> CH3MgI
Anda pasti melihat bahwa magnisium terikat langsung dengan karbon. Senyawa
semacam ini yang sering disebut sebagai reagen Grignard dengan ikatan C-logam
dimasukkan dalam golongan senyawa organologam. Ikatan C-logam sangat labil
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG | Material dan Polimer 13
dan mudah menghasilkan kabanion seperti CH3- setelah putusnya ikatan logam-
karbon. Ion karbanion cenderung menyerang atom karbom bermuatan positif. Telah
dikenal luas bahwa atom karbon gugus aldehida atau gugus keton bermuatan positif
karena berikatan dengan atom oksigen yang elektronegatif. Atom karbon ini akan
diserang oleh karbanion menghasilkan adduct yang akan menghasilkan alkohol
sekunder dari aldehida atau alkohol terseir dari keton setelah hidrolisis.
C6H5CHO + CH3MgI --> C6H5CH(CH3)OMgI
benzaldehida
C6H5CH(CH3)OMgI + HCl --> C6H5CH(CH3)OH + MgClI
1-fenilletanol
C6H5COC2H5 + CH3MgI --> C6H5CH(CH3)(C2H5) OMgI
propiofenon
C6H5CH(CH3)(C2H5)OMgI + HCl --> C6H5CH(CH3)(C2H5)OH + MgClI
2-fenil-2-butanol
Reaksi Grignard adalah contoh reaksi senyawa oragnologam. Karena berbagai jenis
aldehida dan keton mudah didapat, berbagai senyawa organik dapat disintesis
dengan bantuan reaksi Grignard.
b. Reaksi Diels-Alder
Gaya dorong reaksi Grignard adalah tarik-menarik antara dua muatan listrik yang
berbeda antara dua atom karbon. Reaksi semacam ini disebut dengan reaksi ionik
atau reaksi polar. Ada pula jenis lain reaksi organik. Salah satunyaa adalah reaksi
radikal, yang gaya dorongnya adalah radikal reaktif yang dihasilkan dalam reaksi.
Bila dihasilkan radikal fenil, radikal ini akan menyerang molekul benzene akan
menghasilkan bifenil.
C6H5 + C6H6 --> C6H5- C6H5 + H
Sebagian besar reaksi organik diklasifikasikan dalam reaksi ionik dan reaksi radikal.
Di pertengahan pertama abad 20, kemudian muncul, golongan lain reaksi yang tidak
dapat dimasukkan dalam dua golongan tadi. Salah satu yang khas adalah reaksi
Diels-Alder yang ditemukan di tahun 1928 oleh dua kimiawan Jerman Paul
Hermann Diels (1876-1954) dan Kurt Alder (1902-1958).
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG | Material dan Polimer 14
Dalam reaksi ini butadiena yang secara muatan netral bereaksi dengan anhidrida
maleat yang juga netral menghasilkan produk siklik.
Menariknya, ternyata kemudaian banyak contoh reaksi semacam ini: diena (senyawa
dengan ikatan rangkap) dan alkena diaktivasi oleh gugus karbonil dan bereaksi
menghasilkan produk siklik. Harus ditambahkan bahwa tidak ada reaksi antara dua
molekul butadiena atau dua anhidrida maleat.
Di tahun 1965, dua kimiawan Amerika, Woodward dan Roald Hoffmann (1935-)
menjelaskan bahwa jenis reaksi ini bukan reaksi ionik maupun reaksi radikal, tetapi
reaksi yang dihasilkan oleh tumpang tindih orbital molekul dua reaktan. Interpretas
ini memungkinakan elusidasi mekanisme reaksi yang sebelumnya belum dikenal.
Menurut mereka, interaksi yang disukai akan ada bila salah satu reaktan (misalnya
butadiena) memiliki empat elektron π dan reaktan lain (misalnya anhidrida maleat)
memiliki elektron πmenghasilkan produk siklik. Dapat ditunjukkan bahwa orbital
molekul yang terisi dengan energi tertinggi [highest occupied molecular orbitals
(HOMO)] dan orbital molekul tak terisi terendah [lowest unoccupied molecular
orbitals (LUMO)] yang mngatur jalannya reaksi. Pada waktu yang sama Kenichi
Fukui (1918-1999) menamakan orbital-orbital ini orbital frontir (frontier orbital).
Pentingnya reaksi yang dibahas ini jelas dengan diberikannya hadiah Nobel untuk
Grignard, Diels, Adler, Woodward, Hoffmann dan Fukui.
c. Sintesis asimetrik
Sebagaimana telah dibahas di Bab 4, banyak senyawa organik alami, semacam asam
amino, gula dan steroid, memiliki atom karbon asimetrik. Kuinin, yang dikenalkan
di bab ini juga mengandung atom karbon asimetrik. Atom karbon asimetrik
memainkan peran dalam aktivitas fisiologis semua senyawa ini. Harus ditambahkan
bahwa dalam banyak kasus hanya satu dari pasangan enansiomer ini bermanfaat
bagi manusia. Dengan demikian, apakah kita dapat mencapai sintesis asimetrik, seni
sintesis selektif satu dari pasangan enansiomer, adalah isu yang sangat penting.
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG | Material dan Polimer 15
Dalam contoh-contoh sintesis asimetrik yang berhasil, senyawa dengan atom karbon
asimetrik, seperti terpen, asam amino dan gula, dipilih sebagai salah satu reaktan.
Atom karbon asimetrik mungkin akan lebih menyukai pembentukan salah satu
enansiomer. Pembentukan selektif salah satu isomer mungkin dipengaruhi oleh efek
sterik. Dalam kasus tertentu, laju reaksi mungkin berbeda antara kedua stereoisomer.
Dalam kasus lain, kesetimbangan antara dua produk isomer akan bergeser ke salah
satu sisi kesetimbangan. Sintesis selektif isomer yang penting akan sangat penting
dan topik yang paling banyak dilakukan di kimia organik abad 21.
Terdapat pula pendekatan yang lebih sukar yakni tidak digunakannya
senyawa dengan atom karbon asimetrik. Bila sintesis asimetrik ini dapat
direalisasikan, kita dapat mengatakan bahwa kimia telah dapat meniru alam!
Sintesis anorganik
Karena struktur senyawa anorganik biasanya lebih sederhana daripada senyawa
organik, sintesis senyawa anorganik telah berkembang dengan cukup pesat dari awal
kimia modern. Banyak pengusaha dan inventor secara ekstensif mengeksplorasi
sintesis berbagai senyawa yang berguna. Dengan kata lain sintesis senyawa
anorganik bermanfaat besar secara aktif dilakukan sebelum strukturnya atau
mekanisme reaksinya diklarifikasi. Beberapa contoh khas diberikan di bawah ini.
a. Natrium karbonat Na2CO3
Sepanjang sejarah industri kimia, persediaan natrium karbonat Na2CO3, soda,
merupakan isu penting. Soda adalah bahan dasar penting bukan hanya untuk
keperluan sehari-hari (seperti sabun) tetapi juga untuk produk industri yang lebih
canggih (seperti gelas).
Di waktu lampau soda didapatkan dari sumber alami, dan kalium karbonat K2CO3,
yang juga digunakan dalam sabun, didapatkan dalam bentuk abu kayu. Setelah
revolusi industri, kebutuhan sabun meningkat dan akibatnya metoda sintesis baru
dengan bersemangat dicari. Waktu itu telah dikenali bahwa soda dan garam (NaCl)
mengandung unsur yang sama, natrium, dan penemuan ini mengakibatkan banyak
orang berusaha membuat soda dari garam. Di awal abad 19, suatu proses baru
dikembangkan: natrium sulfat yang merupakan produk samping produksi asam
khlorida (yang digunakan untuk serbuk pengelantang, bleaching), batu bara dan besi
dinyalakan. Namun, hasilnya, rendah dan tidak cocok untuk produksi skala besar .
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG | Material dan Polimer 16
Inventor Perancis Nicolas Leblanc (1742-1806) mendaftar suatu kontes yang
diselenggarakan oleh Académie des Sciences, untuk menghasilkan secara efektif
soda dari garam. Esensi dari prosesmua adalah penggunaan marmer (kalsium
karbonat) sebagai ganti besi.
Na2SO4 + 2C --> Na2S + 2CO2
Na2S + CaCO3 --> Na2CO3 + CaS
2NaCl + H2SO4 --> Na2SO4 + 2HCl
Proses Leblanc dapat menghasilkan soda dengan kualitas lebih baik daripada
metoda sebelumnya. Namun, proses ini menghasilkan sejumlah produk samping
seperti asam sulfat, asam khlorida, kalsium khlorida, kalsium sulfida dan hidrogen
sulfida. Bahkan waktu itu pun, pabrik menjadi target kritik masyarakat. Peningkatan
kualitas proses Leblanc sangat diperlukan khususnya dari sudut pandang
penggunaan ulang produk sampingnya, yang jelas akan menurunkan ongkos
produksi.
Satu abad setelah usulan proses Leblanc, inventor Belgia Ernest Solvay (1838-1922)
mengusulkan proses Solvay (proses soda-amonia), yang lebih maju dari aspek kimia
dan teknologi. Telah diketahui sejak awal abad 19 bahwa soda dapat dihasilkan dari
garam denagn amonium karbonat (NH4)2CO3. Solvay yang berpengalaman dengan
mesin dan dapat mendesain proses produksi tidak hanya dari sudut pandang kimia
tetapi juga dari sudut pandang teknologi kimia. Dia berhasil mengindustrialisasikan
prosesnya di tahun 1863.
Keuntungan terbesar proses Solvay adalah penggunaan reaktor tanur bukannya
reaktor tangki. Air garam yang melarutkan amonia dituangkan dari puncak tanur dan
karbondioksida ditiupkan kedalam tanur dari dasar sehingga produknya akan secara
kontinyu diambil tanpa harus menghentikan reaksi. Sistem Solvay menurunkan
ongkos secara signifikan, dan akibatnya menggantikan proses Leblanc.
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG | Material dan Polimer 17
Reaksi utama
NaCl + NH3 + CO2 + H2O --> NaHCO3 + NH4Cl
2NaHCO3 --> Na2CO3 + CO2 + H2O
Sirkulasi ammonia
2NH4Cl + CaO --> 2NH3 + CaCl2 + H2O
Pembentukan karbon dioksida CO2 dan kalsium oksida CaO
CaCO3 --> CaO+CO2
Satu-satunya produk samping proses Solvay adalah kalsium khlorida, dan amonia
dan karbondioksida disirkulasi dan digunakan ulang. Dalam produksi soda dari
garam, poin penting adalah pembuangan khlorin. Dalam proses Leblanc, khlorin
dibuang sebagai gas asam khlorida, namun di proses Solvay, khlorin dibuang
sebagai padatan tak berbahaya, kalsium khlorida. Karena keefektifan dan
keefisienan prosesnya, proses Solvay dianggap sebagai contoh proses industri kimia.
b. Asam sulfat
Sejak akhir pertengahan abad 16, kimiawan Jerman Andreas Libavius (1540?-1616)
memaparkan proses untuk mendapatkan asam sulfat H2SO4 dengan membakar
belerang dalam udara basah.
S + O2 SO2
2SO2+O2 2SO3
Glauber, insinyur kimia pertama, menemukan di pertengahan abad 17 proses untuk
mendapatkan asam khlorida dengan memanaskan garam dan asam sulfat. Asam
khlorida yang didapatkannya memiliki konsentrasi yang lebih tinggo daripada yang
didapatkan dalam proses sebelumnya.
2NaCl+H2SO4 Na2SO4+2HCl
Reaksi yang dibahas di buku teks sekolah menengah itu digunakan di sini. Glauber
mengiklankan natrium sulfat sebagai obat dengan efek yang menakjubkan dan
mendapatkan banyak keuntungan dari penjualan garam ini.
Proses yang lebi praktis untuk menghasilkan asam sulfat dikenalkan yakni dengan
cara memanaskan belerang dengan kalium nitrat KNO3. Awalnya pembakaran
dilakukan di wadah gelas besar yang mengandung air.
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG | Material dan Polimer 18
Asam sulfat yang terbentuk terlarut dalam air. Walaupun proses kedua (SO2
SO3) lambat dan endotermik, dalam proses ini oksida nitrogen nampaknya
berfungsi sebagai katalis yang mempromosikan reaksi ini.
Dengan meningkatnya kebutuhan asam sulfat khususnya dengan berkembangnya
proses Leblanc yang membutuhkan asam sulfat dalam kuantitas besar, alat baru,
proses kamar timbal yang menggunakan ruangan yang dilapisi timbal sebagai ganti
wadah gelas dikenalkan yang membuat produksi skala besar dimungkinkan.
Produksi asam sulfat skala besar otomatis berarti pembuangan nitrogen oksida yang
besar juga. Sedemikian besar sehingga pada waktu itupun bahaya ke lingkungannya
tidak dapat diabaikan.
Berbagai perbaikan proses dilakukan dengan menggunakan tanur Gay-Lussac dan
Glover. Yang terakhir ini digunakan dengan luas karena nitrogen oksida dapat
digunakan ulang dan rendemen nitratnya lebih besar.
Ide penggunaan katalis dalam produksi asam sulfat, atau secara khusus dalam
oksidasi belearng dioksida telah dikenali sejak kira-kira tahun 1830. Katalis platina
terbuki efektif tetapi sangat mahal sehingga tidak digunakan secara meluas. Seteleah
setengah abad kemudian, ketika kebutuhan asam sulfat meningkat banyak, ide
penggunaan katalis muncul kembali. Setelah masalah keracunan katalis
diselesaikan, proses penggunaan katalis platina, yakni proses kontak, menjadi proses
utama dalam produksi asam sulfat. Proses kontak masih digunakan sampai sekarang
walaupun katalisnya bukan platina, tetapi campuran termasuk vanadium oksida
V2O5.
c. Amonia dan asam nitrat
Nitrat (garam dari asam nitrat) sejak zaman dulu dibutuhkan banyak sebagai bahan
baku serbuk mesiu. Namun, persediaannya terbatas, dan kalium nitrat yang ada
secara alami adalah bahan baku utama yang tersedia. Di abad 19 ketika skala perang
menjadi besar, kebutuhan nitrat menjadi membesar, dan kalium nitrat yang ada
secara alami tidak dapat memenuhi permintaan.
Selain itu, nitrat diperlukan sebagai bahan baku pupuk buatan. Di akhir pertengahan
abad 19 kimiawan Jerman Justus von Liebig (1803-1873) membuktikan kefektifan
dan pentingnya pupuk buatan. Masalah yang menghalangi pemakaian bear-besaran
pupuk buatan adalah harganya yang tinggi, khususnya pupuk nitrogen.
Di akhir abad 19, fisikawan Inggris William Crookes (1832-1919) meramalkan
peningkatan jumlah makanan yang diproduksi tidak dapat mengejar peningkatan
populasi dunia dan dunia akan berakhir menjadi katastropi.
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG | Material dan Polimer 19
Situasi semacam memicu ilmuwan untuk menyelidiki fiksasi nitrogen artifisial atau
menemukan proses untuk mengubah nitrogen yang tidak terbatas persediaanya di
udara menjadi senyawa yang dapat digunakan. Jelas diperlukan cara untuk
melakukan fiksasi dalam skala besar. Jadi, percobaannya harus dimulai di skala
laboratorium untuk dapat diperbesar ke skala pabrik.
Fiksasi nitrogen berhasil dilakukan oleh kimiawan Jerman Fritz Haber (1868-1934)
dan insinyur kimia Jerman, yang bekerja untuk BASF, Carl Bosch (1874-
1940).Persamaan reaksi untuk
proses Haber-Bosch sangat sederhana, tetapi secara teknis terdapat berbagai
kesukaran. Prosesnya dielaborasi sehingga reaksi eksoterm ini akan berlangsung ke
sisi kanan dengan mulus.
N2 + 3H2 --> 2NH3 + 22,1 kkal
Dalam praktek, beberapa modifikasi dibuat. Misalnya, rasio molar nitrogen :
hidrogen bukan 1:3, tetapi 1:3.3. Kondisi reaksi yang dipilih adalah 300°C pada 500
atm. Hidrogen digunakan berlebih pada tekanan tinggi sehingga kesetimbangannya
bergeser ke kanan. Karena reaksinya eksoterm, reaksi ini lebih baik dilakukan pada
temperatur yang lebih rendah sesuai dengan azas Le Chatelier. Di pihak lain, laju
reaksi akan terlalu rendah pada temperatur rendah. Jadi suhunya dibuat agak tinggi (
yakni, dengan tetap mempertimbangkan agar dekomposisi NH3 tidak terjadi).
Katalis yang dibuat dari besi digunakan dengan ekstensif.
Proses Haber-Bosch menjadi terkenal sebagai contoh pertama teori kesetimbangan
diaplikasikan dalam produksi. Di satu sisi fiksasi nitrogen dengan proses Haber-
Bosch membawa banyak manfaat karena kemudahan mendapat pupuk. Di sisi lain
amonia berarti bahan baku mesiu dapayt diperoleh dengan mudah pula.
Proses modern untuk menghasilkan asam nitrat HNO3 adalah okidasi amonia di
udara. Dalam proses ini, amonia dicampur dengan udara berlebih, dan campurannya
dipanaskan sampai temperatur tinggi dengan katalis platina. Amonia akan diubah
menjadi nitrogen oksida NO, yang kemudian dioksidasi lebih lanjut di udara
menjadi nitrogen dioksida NO2. Nitrogen dioksida direaksikan dengan air
menghasilkan asam nitrat. Metoda ini dikembangkan oleh Ostwald, kimiawan yang
banyak memberikan kimia katalis, dan disebut proses Ostwald.
Proses ini diungkapkan dalam persamaan reaksi berikut.
4NH3 + 5 O2 --> 4NO + 6 H2O
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG | Material dan Polimer 20
2NO+O2 --> 2NO2
3NO2+H2O --> 2HNO3+NO
V. KEGUNAAN MATERIAL
Ada bermacam-macam kegunaan dari material , diantaranya adalah
sebagai berikut :
Badan dan Mesin Mobil
Badan Pesawat
Plastik Kemasan
Alat Komunikasi
Keramik Insulator,
Filament X-ray
Yang terbuat dari metallic powder Hingga material tercanggih yang ada
saat ini, seperti :
Titanium dan Fiber composites yang digunakan pada pesawat luar angkasa
Ginjal buatan
Body Implants, dan
Semikonduktor
Itu semua adalah merupakan gambaran mengenai pengembangan material
dan teknik manufakturnya.
2.2 POLIMER
I. PENGERTIAN POLIMER
Polimer ialah rangkaian atom yang panjang dan berulang-ulang dan
dihasilkan daripada sambungan beberapa molekul lain yang dinamakan monomer.
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG | Material dan Polimer 21
Monomer-monomer ini mungkin serupa, atau mungkin juga mempunyai satu atau
lebih kumpulan kimia yang diganti. Perbezaan-perbezaan ini boleh mempengaruhi
sifat-sifat polimer seperti keterlarutan, kebolehan untuk dilenturkan atau kekuatan.
Dalam protein, perbezaan-perbezaan ini membolehkan polimer menjadi suatu
struktur tertentu, bukannya menjadi lingkaran rawak. Sungguhpun kebanyakan
polimer ialah polimer organik, terdapat juga polimer inorganik, yang juga dikenali
sebagai polimer sintetik.
Polimer terdiri dari ( Poly = banyak dan meros = banyak ) sehingga
polimer dapat diartikan sebagai Molekul besar yang terbentuk dari susunan ulang
molekul kecil ( monomer ). Monomer itu biasanya adalah molekul organik
sederhana yang reaktif. Monomer-monomer ini mungkin serupa, atau mungkin juga
mempunyai satu atau lebih kumpulan kimia yang di ganti.
Yang dimaksud dengan monomer-monomer ini adalah :
a. Monomer berfungsi satu hanya dapat membentuk satu ikatan dengan satu
molekul atau radikal lain.
b. Monomer berfungsi dua dapat membentuk dua ikatan.
c. Monomer berfungsi tiga dapat membentuk tiga ikatan.
Pada umumnya tatanama suatu polimer berdasarkan atas struktur kimia
atau sumber polimer. Tatanama yang berdasarkan atas struktur kimia, biasanya kita
temui pada sejumlah kecil senyawa anorganik dan organik.
Contoh yang paling sederhana adalah polimerisasi etilen dengan tatanama
yang berdasarkan sumbernya, yaitu :
polimerisasi
Reaksi : monomer → polimer
nH2C = CH2 – (CH2 – CH2)n –
Keterangan:
n adalah derajat polimerisasi
n kecil disebut oligomer
n besar disebut polimer
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG | Material dan Polimer 22
Polimer dengan monomer yang sama disebut homopolimer. Polimer
dengan macam-macam monomer disebut heteropolimer.
Berdasarkan struktur molekul, polimer terbagi atas :
Polimer berantai panjang atau polimer linier :
Polimer bercabang :
Polimer dengan crosslink :
Polimer yang berbentuk jala :
Berdasarkan pembagian diatas bahwa :
1. Massa jenis polimer berantai panjang lebih besar dari massa jenis polimer
bercabang.
2. Kekuatan polimer berantai panjang lebih besar dari kekuatan polimer bercabang.
3. Polimer linear paling mudah dibuat dan diselidiki karena polimer ini terdiri atas
rantai-rantai panjang dan sering dalam bentuk spiral atau benang.
Molekul-molekul polimer linier mudah dipisahkan dan mudah larut dalam
pelarut-pelarut tertentu.
Akibatnya sifat larutannya dapat dipelajari.
Jadi banyak yang diketahui tentang sifat-sifat dari kelakuan zat ini.
4. Sebaliknya polimer-polimer bersilangan lebih sukar larut dan pada umumnya
lebih sukar diselidiki.
Akibatnya banyak keterangan-keterangan yang dapat dikumpulkan mengenai zat
ini hanya bertahan dengan sifat-sifatnya dalam bentuk wujud padat.
II. JENIS-JENIS POLIMER
Polimer terbagi menjadi dua macam, yaitu :
1. Polimer Alam : Pati, Selulosa, Proteina, Tanah liat, Lipid, Poliisoprena,
Asam Nukleat dll.
2. Polimer Sintetik :
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG | Material dan Polimer 23
acrylonitrile butadiene styrene (ABS)
polyamide (PA), polybutadiene
poly(butylene terephthalate) (PBT)
poly(ether sulphone) (PES, PES/PEES)
poly(ether ether ketone)s (PEEK, PES/PEEK)
polyethylene (PE)
poly(ethylene glycol) (PEG)
poly(ethylene terephthalate) (PET)
polyimide , polypropylene (PP)
polytetrafluoroethylene (PTFE)
polystyrene (PS)
styrene acrylonitrile (SAN)
poly(trimethylene terephthalate) (PTT)
polyurethane (PU)
polyvinylchloride (PVC)
polyvinylidenedifluoride (PVDF)
1. POLIMER ALAM
Polimer alam adalah polimer yang tersedia dan terbentuk di alam. Polimer
alam terbentuk di alam hasil metabolisme mahluk hidup, contohnya karet alam, pati,
selulosa dan protein (akan dibahas kemudian). Keterbatasan tersedianya polimer alam
untuk berbagai keperluan mendorong semakin banyak diproduksi polimer sintetik.
Lagi pula polimer alam sifat-sifatnya tidak stabil dan sukar dijadikan berbagai macam
bentuk. Misalnya: karet alam akan menggembung dan kehilangan kekenyalan setelah
lama terkena bensin atau minyak motor ; sutera dan wol (protein serat) dimakan
(diuraikan) jenis-jenis bakteri tertentu dan ulat-ulat kecil. Polimer alam umumnya
mudah menyerap air sehingga tidak mungkin digunakan untuk keperluan tertentu. Di
samping itu, polimer alam tidak stabil karena pemanasan dan tak bisa dicetak menjadi
bentuk yang sesuai keinginan.
Beberapa contoh polimer alam
A. Polisakarida
Ada dua macam polisakarida yang sangat penting, yaitu :
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG | Material dan Polimer 24
1. Pati
2. Selulosa
Keduanya adalah polimer berantai panjang dari glukosa, C6H12O6 atau
lebih tepat anhidrida glukosa C6H10O5.
Rumus bangun glukosa adalah sebagai berikut :
H O
\ //
C H O H
׀
C H O H
׀
C H O H
׀
C H O H
׀
C H2 O H
Bila penggabungan dua molekul glukosa yang membentuk maltosa
mengeluarkan air.
Reaksi : 2C6H12O6 C12H22O11 + H2O
glukosa maltosa
Penggabungan ini dapat berlangsung berulang-ulang dan inilah yang
terjadi dalam alam pada pembentukan pati dan selulosa dalam tumbuh-tumbuhan.
Pati dan selulosa adalah polimer dari monomer yang sama. Keduanya
hanya berbeda dalam cara penggabungan satuan-satuan anhidrida glukosa.
1. Pati terdapat dalam : beras, jagung dan kentang.
2. Selulosa terdapat dalam :
Dalam bentuk relatif murni, contohnya : kapas,
lenan, rami
Dalam bentuk sudah diolah, contohnya : rayon
sintetik, kertas, selofan.
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG | Material dan Polimer 25
Selulosa kurang reaktif dibandingkan dengan pati.
Selulosa dapat dilarutkan dalam berbagai pelarut dan dapat diuraikan oleh asam-
asam kuat menjadi glukosa.
Reaksi utama yang penting untuk teknik adalah pengesteran dari ketiga gugus
hidroksida yang belum bereaksi :
a. Dengan HNO3 membentuk nitro selulosa (selluloid)
b. Dengan anhidrida CH3COOH (asam asetat yang tidak menandung air)
membentuk selulosa asetat (asetat rayon, barang-barang plastik, film potret).
Dalam kedua hal diatas pengesterannya biasanya tidak sempurna. Biasanya rata-
rata 2 ½ gugus hidroksil persatuan monomer yang teresterkan pada pembekuan
zat-zat ini.
Dengan menghentikan pengesteran pada taraf ini, maka zat-zat ini lebih mudah
larut dalam pelarut-pelarut yang murah seperti Chloroform dan aseton.
B. Proteina
Proteina adalah polimer asam amino dan biasanya terdiri dari campuran-campuran
monomer.
Berbagai macam propeina mempunyai susunan perbandingan asam amino yang
berbeda-beda dan sebenarnya inilah yang terutama menyebabkan adanya begitu
banyak macam proteina.
Rumus umum untuk proteina adalah :
H O H H O H H O H
/ // / / // / / // /
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG | Material dan Polimer 26
– C – C – N – C – C – N – C – C – N –
׀ ׀ ׀
R R’ R’’
R, R’, R’’ = gugus organic yang sama atau berlainan.
Proteina-proteina yang penting pada dasarnya adalah polimer linear, meliputi:
a. Serat Hewani : Sutera, Wol, Rambut.
b. Protein Serat : Jaringan otot, Bulu.
Struktur jaringan tiga dimensi meliputi proteina-proteina bulat seperti albumina
dan globulina yang terdapat dalam putih telur dan dalam jaringan-jaringan hewani
seperti darah dan plasma sel, hormone seperti insulin dan hormone hipotesa,
antibody dalam darah yang diperlukan bagi reaksi imunisasi dan banyak zat-zat l.
C. Tanah Liat
Lempung atau tanah liat ialah kata umum untuk partikel mineral berkerangka
dasar silikat yang berdiameter kurang dari 4 mikrometer. Lempung mengandung
leburan silika dan/atau aluminium yang halus. Unsur-unsur ini, silikon, oksigen,
dan aluminum adalah unsur yang paling banyak menyusun kerak bumi. Lempung
terbentuk dari proses pelapukan batuan silika oleh asam karbonat dan sebagian
dihasilkan dari aktivitas panas bumi.
Lempung membentuk gumpalan keras saat kering dan lengket apabila basah terkena air.
D. Lipid
Lipid dikenal oleh masyarakat awam sebagai minyak (organik, bukan minyak
mineral atau minyak bumi), lemak, dan lilin. Istilah "lipid" mengacu pada
golongan senyawa hidrokarbon alifatik nonpolar dan hidrofob yang esensial dalam
menyusun struktur dan menjalankan fungsi sel hidup. Karena nonpolar, lipida
tidak larut dalam pelarut polar, seperti air atau alkohol, tetapi larut dalam pelarut
nonpolar, seperti eter atau kloroform.
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG | Material dan Polimer 27
Terdapat beberapa golongan lipid:
Gliserida dan asam lemak, termasuk di dalamnya minyak dan lemak;
Fosfolipid ;
Sfingolipid ;
Glikolipid ;
Terpenoid , termasuk di dalamnya getah dan steroid.
E. Poliisoprena
Isoprena adalah nama umum (nama trivial) dari 2-metilbuta-1,3-diena.
Senyawa ini biasa digunakan dalam industri, penyusun berbagai senyawa biologi
penting, serta dapat berbahaya bagi lingkungan dan beracun bagi manusia bila
terpapar secara berlebihan.
Dalam suhu ruang isoprena berwujud cairan bening yang sangat mudah terbakar
dan terpantik. Bila tercampur dengan udara sangat mudah meledak dan sangat
reaktif bila dipanaskan. Pengangkutan isoprena memerlukan penanganan khusus.
Secara industri senyawa ini dihasilkan dari hasil sampingan peluruhan nafta atau
minyak. Saat ini sekitar 95% produksi isoprena dunia digunakan untuk membuat
karet sintetik cis-1,4-poliisoprena. Karet sendiri juga merupakan polimer isoprena
— paling sering cis-1,4-poliisoprena - dengan bobot molekul 100.000 hingga
1.000.000. Biasanya ada campuran beberapa persen bahan lain, seperti protein,
asam lemak, resin, dan bahan organik lainnya, pada karet alam berkualitas tinggi.
Getah perca, suatu karet alam lain, merupakan trans-1,4-poliisoprena, isomer
struktural yang memiliki karakteristik mirip namun tidak persis sama.
Isoprena dihasilkan secara alamiah oleh tumbuhan dan hewan. Biasanya dapat
dikatakan bahwa senyawa ini adalah hidrokarbon yang paling umum ditemukan
pada tubuh manusia. Isoprena biasa juga dikandung pada kadar rendah pada
banyak bahan pangan. Hal ini tidak mengherankan karena isoprena merupakan
kerangka dasar dari banyak metabolit sekunder pada tumbuhan. Terpena,
terpenoid, dan koenzim Q tersusun dari isoprena. Golongan senyawa lain yang
dapat dianggap tersusun dari kerangka isoprena adalah fitol, retinol, tokoferol,
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG | Material dan Polimer 28
dolikol, dan skualena. Heme A memiliki ekor isoprenoid. Lanosterol, prekursor
sterol pada hewan, diturunkan dari skualena. Satuan isoprena fungsional dalam
organisme adalah dimetilalil pirofosfat (DMAPP) dan isomernya isopentenil
pirofosfat (IPP).
Pada tumbuhan, isoprena dihasilkan pada kloroplas daun melalui jalur DMAPP,
dengan enzim isoprena sintase bertanggung jawab sebagai pembuka proses.
Praktis pada semua organisme penurunan isoprena disintesis melalui jalur HMG-
CoA reduktase.
Karena turunan isoprena banyak yang merupakan minyak atsiri, banyak isoprena
dilepaskan ke udara. Isoprena diketahui mempengaruhi status oksidasi massa
udara, dan merupakan pemicu terbentuknya ozon, gas polutan pada lapisan bawh
atmosfer. Efek senyawa ini pada atmosfer banyak dipelajari.
Isoprena diduga dapat menyebabkan kanker.
F. Asam Nukleat
Asam nukleat (bahasa Inggris: nucleic acid) adalah makromolekul biokimia yang
kompleks, berbobot molekul tinggi, dan tersusun atas rantai nukleotida yang
mengandung informasi genetik. Asam nukleat yang paling umum adalah Asam
deoksiribonukleat (DNA) and Asam ribonukleat (RNA). Asam nukleat ditemukan
pada semua sel hidup serta pada virus.
Asam nukleat dinamai demikian karena keberadaan umumnya di dalam inti
(nukleus) sel. Asam nukleat merupakan biopolimer, dan monomer penyusunnya
adalah nukleotida. Setiap nukleotida terdiri dari tiga komponen, yaitu sebuah basa
nitrogen heterosiklik (purin atau pirimidin), sebuah gula pentosa, dan sebuah
gugus fosfat. Jenis asam nukleat dibedakan oleh jenis gula yang terdapat pada
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG | Material dan Polimer 29
rantai asam nukleat tersebut (misalnya, DNA atau asam deoksiribonukleat
mengandung 2-deoksiribosa). Selain itu, basa nitrogen yang ditemukan pada
kedua jenis asam nukleat tersebut memiliki perbedaan: adenin, sitosin, dan guanin
dapat ditemukan pada RNA maupun DNA, sedangkan timin dapat ditemukan
hanya pada DNA dan urasil dapat ditemukan hanya pada RNA.
2. POLIMER SINTETIK
Polimer sintetik biasanya dikenali sebagai plastik, seperti polietilena dan nylon.
Walau bagaimanapun, kebanyakan polimer sintetik boleh diklasifikasikan dalam :
thermoplastik, thermoset.
Kebanyakan polimer tinggi sintetik ialah salah satu dari dua golongan zat yang
berbeda dalam cara sintesanya.
Golongan zat ini adalah :
1. Polimer polikondensasi atau polimer reaksi bertingkat.
2. Polimer adisi, polimer vinil atau polimer reaksi rantai.
Penemuan dan pengembangan polimer sintetik didasari pada adanya beberapa
keterbatasan yang ditemukan manusia pada pemanfaatan polimer alam. Sebagai
contoh, polimer alam seperti karet alam memiliki beberapa keterbatasan seperti
berbau, lunak dan lengket jika suhu udara terlalu panas, keras dan rapuh jika suhu
udara terlalu dingin, berbau, dan sering melekat pada saat pengolahannya. Selain itu
ketersediaan yang terbatas di alam menjadi faktor pembatas pemanfaatannya.
Indonesia sendiri bersama Malaysia menjadi negara pemasok kebutuhan karet terbesar
di dunia.
Karena beberapa keterbatasan tersebut, manusia mengganti penggunaan karet alam
dengan polimer sintetik seperti poliisoprena (polimer dari isoprena; 2-metil-1,3-
butadiena), suatu zat yang memiliki sifat seperti karet alam namun bahan ini tidak
dipanen dari kebun karet. Selain itu masih ada contoh karet sintetik yang dewasa ini
banyak dimanfaatkan seperti neoprena (polimer dari kloroprena) yang digunakan
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG | Material dan Polimer 30
untuk insulator kawat dan kabel, butadiena stirena (kopolimer dari 1,3-butadiena
(75%) dan sirena (25%)) yang banyak digunakan oleh industri ban kendaraan
bermotor.
nCH2 = CHC6H5 + 3nCH2 = CH - CH = CH2
radikal bebas inisiator
Gambar 2. Reaksi pembentukkan SBR
Contoh lain dari polimer alam yang mulai diganti penggunaannya adalah serat untuk
keperluan tekstil. Serat seperti kapas, wol, dan sutera meskipun sampai sekarang
masih digunakan sebagai bahan baku dalam industri tekstil, tetapi karena keterbatasan
ketersediaan dan memiliki kelemahan dalam hal ketahanan terhadap regangan dan
kerutan serta serangan ngengat (sejenis serangga), mulai digantikan oleh polimer
sintetik seperti poliakrilonitril (Orlon, Acrilan, Creslan), poliester (dacron), dan
poliamida (nylon). Selain itu untuk lebih memuaskan selera, manusia juga telah
mengembangkan polimer sintetik untuk industri tekstil yang terbuat dari bahan yang
tahan api seperti tris [tris (2,3-dibromopropil)] fosfat.
Polimer sintetik lain yang perkembangannya sangat pesat adalah plastik. Kemudahan
dan keistimewaan plastik sedikit banyak telah dapat menggantikan bahan-bahan
seperti logam dan kayu dalam membantu kehidupan manusia.
Sejak ditemukan oleh seorang peneliti dari Amerika Serikat pada tahun 1968 yang
bernama John Wesley Hyatt, plastik menjadi primadona bagi dunia industri.
Produksinya di seluruh negara lebih dari 100 juta ton per tahunnya.
Contoh plastik yang banyak digunakan dalam kehidupan kita adalah polietilena
(bahan pembungkus, kantong plastik, mainan anak, botol), teflon (pengganti logam,
pelapis alat-alat masak), polivinilklorida (untuk pipa, alat rumah tangga, cat, piringan
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG | Material dan Polimer 31
hitam), polistirena (bahan insulator listrik, pembungkus makanan, styrofoam, mainan
anak), dan lain-lain.
Pada pembuatan polimer sintetik dapat diatur apakah strukturnya rantai linear atau
bercabang.
Salah satu cara untuk melakukan itu ialah dengan mengatur jumlah relative pereaksi
monomer yang berfungsi tiga yang ditambahkan kedalam campuran reaksi
polimerisasi.
III. SIFAT FISIK DAN KIMIA DARI POLIMER ALAM DAN SINTETIK
Tanah liat
A. Sifat fisik dan Kimia dari Tanah lempung
Sifat-sifat kimia yang penting dari tanah liat:
a. KUARSA
Akan mengurangi plastisitas dan pengerutan, tetapi menambah kecenderungan
untuk dijadikan “ refractory clay “. Kuarsa yang kasar akan harus hilang
b. GRUP SILIKA
( kuarsa, kristabolit, opal = SiO2 ) dalam bentuk koloid akan menambah
Plastisitas.
c. ALUMINA
Akan menjadikan “ refractory clay “
d. TITANIUM
Bertindak sebagai fluk.
e. KAPUR
( Lime ) disamping sebagai fluk, juga dapat sebagai pemutih ( bleacher )
f. OKSIDA BESI
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG | Material dan Polimer 32
Akan menurunkan suhu peleburan, juga dapat sebagai fluk dan juga sebagai zat
pemberi warna
Sifat-sifat fisik yang penting adalah
a. Berbutir sangat halus berdiameter dibawah 0,002 mm.
b. Dalam keadaan basah bersifat plastis, mudah dimodeliseer, setelah dibakar
menjadi keras membantu yang tidak dapat menjadi plastis lagi walaupun diberi
air,kecuali kalau dilebur atau dilelehkan pada suhu sangat tinggi (diata 1000 º).
c. Peleburan ( fusibility ) lempung yang telah berlitifikasi ( mengeras ) serendah-
rendahnya 1000 º C, untuk refaktori sampai 1400 º – 1500 º C
Plastik
A. Sifat fisik dan Kimia dari Plastik :
Plastik termosetting berwujud cair teteapi akan mengeras dan menjadi rigid
ketika dipanaskan. Plastik ini memiliki tahanan terhadap serangan zat kimia yang
baik meskipun berada pada lingkungan ekstrim.
Dalam keseharian dapat kita jumpai bahan plastik seperti kantong plastik,
dan gelang karet. Kedua barang tersebut mempunya sifat dan karakter yang sangat
berbeda. Kantong plastik kalau kita berikan gaya tarik, maka plastik tersebut akan
bertambah panjang dan bila gaya tarik tersebut kita ambil maka plastik itu tidak
akan kembali ke panjang semula. Sedangkan karet kalau kita beri gaya tarik, karet
akan bertambah panjang sesuai gaya yang kita berikan, jika gaya tersebut diambil
maka karet akan kembali ke panjang semula. Dari contoh tersebut dapat kita
bedakan dengan istilah termoplastik untuk kantong dan elastomer untuk karet.
Dalam pemilihan bahan plastik tentunya kita harus mengetahui sifat dan karakter
dari masing-masing bahan sesuai dengan kebutuhan ; kekuatan, kelenturan, daya
tahan terhadap cuaca, larutan kimia, dll.
VI. PEMBUATAN POLIMER SINTETIK
Pembuatan polimer sinteti ada dua macam, yaitu :
a. Dengan reaksi Adisi, dan
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG | Material dan Polimer 33
b. Dengan reaksi Kondensasi.
A. REAKSI ADISI
Polimerisasi adisi adalah polimerisasi yang disertai dengan pemutusan ikatan
rangkap diikuti oleh adisi monomer.
Contoh :
Penggunaan reaksi adisi untuk mengubah ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal
atau senyawa tak jenuh menjadi jenuh
Jadi dalam reaksi adisi polimerisasi terjadi penggolongan monomer-monomer sejenis
menjadi polimer dengan berat molekulnya merupakan kelipatan dari berat molekul
monomer. Pada umunya proses dilakukan dengan tekanan tinggi dan menggunakan
katalisatoro ksigen peroksida.
Sedang proses tekanan rendah menggunakan katalisator logam dan derivatnya
( TiCl4
dalam hexana solution AL( CH3 )3 Cromium oksida pada Silica Alumina ).
PROSES KERJA REAKSI ADISI POLIMERISASI
a. Ethylene dimasukan ke demethanizer ( campuran methana-ethylena ).
b. Pada dethanizer bagian bawah keluar ethane untuk direcycle kembali,
sedang
pada bagian atas keluar ethylene 99,8 % - 99,9 % kemudian masuk kerefrigerator
dan hasilnya berupa High purity ethylene.
c. Setelah itu High purity ethylene ditambah dengan katalisator O2, ditekan
dengan
tekanan 1500 atm.
d. Dari reaktor menuju ke separator untuk direcycle kembali.
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG | Material dan Polimer 34
n H2C = CH CH2 C
Cl Cl
H
n
polivinilklorida (PVC)vinilklorida
e. Setelah direcycle, keluarkan cairan polyethylene dari separator dan
langsung ke
extruder untuk dibentuk
f. Dari extruder ke chiller untuk pendinginan, cara pendinginan dilakukan
dengan
tiba-tiba sehingga cairan mengeras dan masuk ke storage.
g. Keluarkan dari storage polyethylene.
Contoh :
1. Vinil Klorida menjadi Polivinil klorida
H2C CHCl C C
Cl
H
H
H
n
Vinil Klorida Polivinil klorida
2. Etilena menjadi Polietilena
C CH
H H
HC C
H
H H
H+...... + + ...... C C C C C
H H H H
H H H H H
H
Etilena Polietilena
B. REAKSI KONDENSASI
Polimerisasi kondensasi adalah polimerisasi yang disertai dengan pembentukan
molekul kecil (H2O, NH3).
Contoh :
Alkohol + asam ester + air
HOCH2CH2OH + + H2O
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG | Material dan Polimer 35
HOC - (CH2)4COH
OO
Reaksi kondensasi tergantung pada :
- Konsentrasi dari reaktan
- Konsentrasi dari katalisator
- Waktu dan temperatur reaksi
Fillers ( Bahan pengisi ) dan bahan tambahan.
Menurut klasifikasinya, terjadinya resin selama produksi ada 2 type, yaitu :
a. Dalam type 1 bahan-bahan yang diperlukan :
Phenol
Formaldehide
Katalisator ( H2SO4 )
Hal itu untuk menghendaki adanya hasil produksi yang berupa termosetting resin.
Bahan-bahan tadi dimasukan kedalam ketel sehingga terjadi, setelah resin keluar
dari ketel berupa termosetting yang panas dan reaktif, kemudian dipanaskan akan
menjadi suatu zat yang tak dapat cair dan tak dapat larut.
b. Dalam type 2 bahan-bahan yang diperlukan
Phenol
Formaldehid
Katalisator ( H2SO4 )
Bila ditambahkan formaldehide akan didapatkan termoplastik tetapi kalau
ditambahkan formaldehide akan menghasilkan termosetting tesin. Penambahan
formaldehide dilengkapi dengan hexamethylenetiamine.
Untuk mendapatkan produk yang baik dapat dilakukan dengan cara a atau cara b
secara terpisah atau kombinasi cara a dan b.
PROSES KERJA REAKSI KONDENSASI POLIMERISASI
1. Dalam ketel dimasukan phenol, formaldehide kemudian katalisator dengan titik
didih serendah-rendahnya 160 º F untuk satu periode 10 menit selama 3 atau 4 jam.
Range temperatur 285 º F s/d 325 º F.
2. Selama reaksi kondensasi terjadilah air. Air dilepaskan dengan melewati saluran
Bagian atas dari ketel, terus ke reflux kemudian ke kondensator.
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG | Material dan Polimer 36
3. Resin yang terjadi keluar dari reaktor menuju ke cooler untuk pendinginan dan
terjadilah pengerasan.
4. Kemudian masuk ke crusher, terjadilah brittle resin, dialirkan hammer mill untuk
penghancuran dan disaring ( 200 mesh ) kemudian masuk ke blender I ditambahkan
aktivator dan lubricant. Lalu masuk ke blender II.
Ketika resin dalam keadaan hidrophillic, asam organik ditambahkan ke resin untuk
memberikan warna. Sebelum selesai dehidrasi dari resin, bahan plasticiner,
lubricant, wood flour dicampurkan dengan resin.
Dehidrasi pada suhu 164 º F s/d 175 º F.
5. Dari blender II masuk ke storage, kemudian ke rool uap panas, lalu masuk ke
pendingin.
6. Dari cooler, ke cutter kemudian ke blender III. Setelah itu dituang ke mold yang
akan dipanaskan.
7. Pada waktu compression molding suhu 270 º F s/d 360 º F dan tekanan 2000 s/d
3000 psi
Contoh :
1. Formaldehide dengan fenol melepaskaskan air terjadi plastik bakelit.
OH
C OH
H+ 2
OH
C OH
H
H
Fenol Formaldehide Orto
OH
C HH
OH
OHH2COH
OH
H+
Para
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG | Material dan Polimer 37
OHH2C
OH
CH2OH+ H2O
HO
CH2
OH
CH2
HO OH
CH2
HO
CH2
OH
CH2
OH
HO
HO
CH2
H2C
V. KEGUNAAN POLIMER
Banyak sekali kegunaan Polimer yang sering kita temui dalam kehidupan sehari –
hari, diantaranya adalah:
a. Polietilena massa jenis rendah(LDPE)
Lapisan pengemas, isolasi kawat, dan kabel, barang mainan, botol yang lentur,
bahan pelapis.
b. Polietilena massa jenis rendah (HDPE)
Botol, drum, pipa, saluran, lembaran, film, isolasi kawat dan kabel.
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG | Material dan Polimer 38
c. Polipropilena (PP)
Tali, anyaman, karpet, film.
d. Poli(vinil klorida) (PVC)
Bahan bangunan, pipa tegar, bahan untuk lantaui, isolasi kawat dan kabel.
e. Polistirena (PS)
Bahan pengemas (busa), perabotan rumah, barang mainan
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG | Material dan Polimer 39
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Material adalah sebuah bahan mentah dalam produksi, dan biasanya adalah bahan
mentah yang belum diproses, tetapi ada juga yang diproses sebelum digunakan untuk
proses produksi lebih lanjut.
Material memiliki sifat-sifat yang berbeda. Semua itu tergantung pada bentuk dan
wujud, serta molekul penyusunnya. Macam-macam sifat material:
1. Sifat mekanik
2. Sifat listrik
3. Sifat magnet
4. Sifat termal
5. Sifat kimia
6. Sifat fisik
7. Sifat teknologi
Kegunaan –kegunaan material tidak sedikit. Material-material ini sangat
membantu kehidupan manusia. Mereka bias membuat kehidupan manusia menjadi
lebih mudah.
3.2 SARAN
o Dalam penggunaan material harus memperhatikan jenis bahan tersebut, jangan
sampai memakai bahan yang berbahaya.
o Bahan-bahan yang tidak bisa diperbaharui harus digunakan seefisien mungkin
dengan jumlah yang tiudak berlebihan.
o Penggunaan material harus sesuai dengan kaidah-kaidah yang mendukung
tentang metalurgi.
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG | Material dan Polimer 40
DAFTAR PUSTAKA
www.bpkpenabur.or.id/kps-jkt/berita/9812/artikel1.htm
www.chem-is-try.org/?sect=belajar&ext=alkena01_09
Id.wikipedia.org/wiki/Polimer_sintetik
ms.wikipedia.org/wiki/Polimer_sintetik -
www.metal.ui.ac.id/Whatismetallurgy.html
ms.wikipedia.org/wiki/Polimer
(groups.or.id/wikipedia/id/m/a/t/Material.html )
(groups.or.id/wikipedia/id/t/e/k/Teknik_Material_50a9.html )
www.chem-is-try.org/?sect=artikel&ext=68
www1.bpkpenabur.or.id/kps-jkt/berita/9812/artikel1.htM
http://www.blogger.com/feeds/2452954481303067383/posts/default
Depdikbud,Kimia,1982
Drs. Agustinus Ngatin,Dra. Nancy, S.D.Msi,Dra. Mentik Hulupi, Msi,Kimia Fisika,Pusat
pengembangan Pendidikan Politeknik,Bandung,1996
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG | Material dan Polimer 41