tugas material (resume logam paduan dan polimer)

21
Tugas Pengantar Fisika Material; Febrian Alfandi; 1403010120016 Paduan Logam Paduan logam adalah bahan campuran yang mempunyai sifat-sifat logam, terdiri dari dua atau lebih unsur-unsur, dan sebagai unsur utama campuran adalah logam. Gambar: skema paduan logam A. Paduan Besi Paduan besi adalah suatu logam paduan yang terdiri dari campuran unsur karbon dengan besi. Untuk menghasilkan suatu logam paduan yang mempunyai 2 sifat yang berbeda dengan besi dan karbon maka dicampur dengan bermacam logam lainnya. Logam adalah elemen kerak bumi yang terbentuk secara alami. Jumlah logam diperkirakan 4% dari kerak bumi.

Upload: maria-oktaviani

Post on 26-Nov-2015

65 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

resume logam paduan dan polimer

TRANSCRIPT

  • Tugas Pengantar Fisika Material;

    Febrian Alfandi;

    1403010120016

    Paduan Logam

    Paduan logam adalah bahan campuran yang mempunyai sifat-sifat logam, terdiri dari

    dua atau lebih unsur-unsur, dan sebagai unsur utama campuran adalah logam.

    Gambar: skema paduan logam

    A. Paduan Besi

    Paduan besi adalah suatu logam paduan yang terdiri dari campuran

    unsur karbon dengan besi. Untuk menghasilkan suatu logam paduan yang

    mempunyai 2 sifat yang berbeda dengan besi dan karbon maka dicampur

    dengan bermacam logam lainnya. Logam adalah elemen kerak bumi yang

    terbentuk secara alami. Jumlah logam diperkirakan 4% dari kerak bumi.

  • Logam adalah unsur kimia yang mempunyai sifat sifat yaitu:

    Dapat ditempa dan mudah dibentuk Penghantar panas dan listrik Keras (tahan terhadap goresan, potongan, ataupun keausan) Kenyal,kuat dan liat (dapat ditarik).

    Besi murni terlalu lunak dan rapuh sebagai bahan kerja, konstruksi

    atau pesawat. Oleh karena itu besi selalu bercampur dengan unsur lain,

    terutama zat arang/karbon. Besi terdiri dari beberapa golongan :

    1. Besi mentah (besi murni) atau besi kasar yang kadar karbonya lebih besar

    dari 3,7%.

    2. Besi tuang (steel) yang kadar karbonya antara 2,3 sampai 3,6 % dan tidak

    dapat ditempa.

    Disebut besi tuang kelabu karena karbon tidak bersenyawa secara

    kimia dengan besi melainkan sebagai karbon yang lepas yang memberikan

    warna abu-abu kehitaman, dan disebut besi tuang putih karena karbon

    mampu bersenyawa dengan besi.Baja atau besi tempa yaitu kadar

    karbonya kurang dari 1,7 % dan dapat ditempa.

    3. Baja atau besi tempa yaitu kadar karbonya kurang dari 1,7 % dan dapat

    ditempa.

    Logam ferro juga disebut besi karbon atau baja karbon. Bahan

    dasarnya adalah unsur besi (Fe) dan karbon ( C) , tetapi sebenarnya juga

    mengandung unsur lain seperti : silisium, mangan, fosfor, belerang dan

    sebagainya yang kadarnya relatif rendah. Unsur-unsur dalam campuran

    itulah yang mempengaruhi sifat-sifat besi atau baja pada umumnya, tetapi

    unsur zat arang (karbon) yang paling besar pengaruhnya terhadap besi atau

    baja terutama kekerasannya. Pembuatan besi atau baja dilakukan dengan

    mengolah bijih besi di dalam dapur tinggi yang akan menghasilkan besi

    kasar atau besi mentah. Besi kasar belum dapat digunakan sebagai bahan

    untuk membuat benda jadi maupun setengah jadi, oleh karena itu, besi

  • kasar itu masih harus diolah kembali di dalam dapur-dapur baja. Logam

    yang dihasilkan oleh dapur baja itulah yang dikatakan sebagai besi atau

    baja karbon, yaitu bahan untuk membuat benda jadi maupun setengah jadi.

    Baja

    1. Berdasarkan persentase paduannyaa. Baja paduan rendah

    Bila jumlah unsur tambahan selain karbon lebih kecil dari 8% (menurut

    Degarmo. Sumber lain, misalnya Smith dan Hashemi menyebutkan 4%),

    misalnya : suatu baja terdiri atas 1,35%C; 0,35%Si; 0,5%Mn; 0,03%P; 0,03%S;

    0,75%Cr; 4,5%W [Dalam hal ini 6,06%

    b. Baja paduan tinggiBila jumlah unsur tambahan selain karban lebih dari atau sama dengan 8%

    (atau 4% menurut Smith dan Hashemi), misalnya : baja HSS (High Speed Steel)

    atau SKH 53 (JIS) atau M3-1 (AISI) mempunyai kandungan unsur : 1,25%C;

    4,5%Cr; 6,2%Mo; 6,7%W; 3,3%V.

    Sumber lain menyebutkan:

    a. Low alloy steel (baja paduan rendah), jika elemen paduannya 2,5 %b. Medium alloy steel (baja paduan sedang), jika elemen paduannya 2,5 10 %c. High alloy steel (baja paduan tinggi), jika elemen paduannya > 10 %

    1. Baja paduan rendah (low alloy steel)

    Baja paduan rendah biasanya digunakan untuk mencapai hardenability

    lebih baik, yang pada gilirannya akan meningkatkan sifat mekanis lainnya.

    Mereka juga digunakan untuk meningkatkan ketahanan korosi dalam kondisi

    lingkungan tertentu. Dengan menengah ke tingkat karbon tinggi, baja paduan

    rendah sulit untuk las. Menurunkan kandungan karbon pada kisaran 0,10%

    menjadi 0,30%, bersama dengan beberapa pengurangan elemen paduan,

    meningkatkan weldability dan sifat mampu bentuk baja dengan tetap menjaga

  • kekuatannya. Seperti logam digolongkan sebagai baja paduan rendah kekuatan

    tinggi.

    Baja paduan rendah dikelompokan menjadi 3 yaitu:

    a). Baja Karbon Rendah (low carbon steel)

    Baja ini dengan komposisi karbon kurang dari 2%. Fasa dan struktur

    mikronya adalah ferrit dan perlit. Baja ini tidak bisa dikeraskan dengan cara

    perlakuan panas (martensit) hanya bisa dengan pengerjaan dingin. Sifat

    mekaniknya lunak, lemah dan memiliki keuletan dan ketangguhan yang baik.

    Serta mampu mesin (machinability) dan mampu las nya (weldability) baik.

    b). Baja Karbon Sedang ( medium carbon steel)

    Baja Mil memiliki komposisi karbon antara 0,2%-0,5% C (berat).

    Dapat dikeraskan dengan perlakuan panas dengan cara memanaskan hingga

    fasa austenit dan setelah ditahan beberapa saat didinginkan dengan cepat ke

    dalam air atau sering disebut quenching untuk memperoleh fasa ang keras

    yaitu martensit. Baja ini terdiri dari baja karbon sedang biasa (plain) dan baja

    mampu keras. Kandungan karbon yang relatif tinggi itu dapat meningkatkan

    kekerasannya. Namun tidak cocok untuk di las, dengan kata lain mampu las

    nya rendah. Dengan penambahan unsur lain seperti Cr, Ni, dan Mo lebih

    meningkatkan mampu kerasnya. Baja ini lebih kuat dari baja karbon rendah

    dan cocok untuk komponen mesin, roda kereta api, roda gigi (gear), poros

    engkol (crankshaft) serta komponen struktur yang memerlukan kekuatan

    tinggi, ketahanan aus, dan tangguh.

    c). Baja Karbon Tinggi (high carbon steel)

    Baja karbon tinggi memiliki komposisi antara 0,6- 1,4% C (berat).

    Kekerasan dan kekuatannya sangat tinggi, namun keuletannya kurang. baja ini

    cocok untuk baja perkakas, dies (cetakan), pegas, kawat kekuatan tinggi dan

    alat potong yang dapat dikeraskan dan ditemper dengan baik. Baja ini terdiri

    dari baja karbon tinggi biasa dan baja perkakas. Khusus untuk baja perkakas

    biasanya mengandung Cr, V, W, dan Mo. Dalam pemaduannya unsur-unsur

    tersebut bersenyawa dengan karbon menjadi senyawa yang sangat keras

    sehingga ketahanan aus sangat baik.

  • 2. Baja paduan tinggi (high alloy stell)

    Baja paduan tinggi terdiri dari baja tahan karat atau disebut dengan

    stainless steel dan baja tahan panas.

    Baja ini memiliki ketahanan korosi yang baik, terutama pada kondisi

    atmosfer. Unsur utama yang meningkatkan korosi adalah Cr dengan komposisi

    paling sedikit 11%(berat). Ketahanan korosi dapat juga ditingkatkan dengan

    penambahan unsur Ni dan Mo. Baja tahan karat dibagi menjadi tiga kelas

    utama yaitu jenis martensitik, feritik, dan austenitik. jenis martensitik dapat

    dikeraskan dengan menghasilkan fasa martensit. baja tahan karat austenitik

    memiliki fasa y (austenit) FCC baik pada temperatur tinggi hingga temperatur

    kamar. Sedangkan jenis feritik terdiri dari fasa ferrit (a) BCC. Untuk jenis

    austenitik dan feritik dapat dikeraskan dengan pengerjaan dingin (cold

    working). Jenis Feritik dan Martensitik bersifat magnetis sedangkan jenis

    austenitik tidak magnetis.

    3. Besi cor (cast iron)

    Besi cor adalah kelompok paduan besi memiliki kadar karbon diatas

    1,7%(berat). Biasanya berkisar antara 3-4,43% C(berat). Dikarnakan elemen

    utamanya selain C dan Si juga ada elemen-elemen pemadu lainnya seperti Mn,

    S, P, Mg dan lain-lain dalam jumlah yang sedikit. Sifatnya sangat getas namun

    mampu cornya baik dibanding baja. Titik cairnya lebih rendah, ketahanan

    korosinya lebih baik, hal ini dikarenakan adanya grafit yang tersebar didalam

    besi cor. Berdasarkan jenis matriksnya besi cor terdiri dari besi cor kelabu (gray

    cast iron), besi cor putih, besi cor noduler, besticor mampu bentuk (malleable).

    B. Paduan Non Besi

    Paduan non besi adalah paduan logam yang tidak terdapat besi dalam

    pencampurannya.

  • Gambar: Karekteristik beberapa bahan non ferro

    Jenis, Sifat dan Kegunaan Logam Non Ferro

    Logam non ferro dapat digolongkan ke dalam logam non ferro berat dan logam

    non ferro ringan. Sifat mekanik logam non ferro pada umumnya kurang baik, akan

    tetapi dapat diperbaiki dengan memadukannya. Kebanyakan dari logam non ferro

    adalah tahan korosi karena adanya lapisan oksida yang kuat. Sedangkan beberapa

    logam non ferro mempunyai daya penghantar listrik dan daya penghantar panas yang

    baik.

    A. Logam berat dan logam ringanLogam dapat diklasifikasikan sebagai logam berat dan logam ringan. Logam

    berat dengan berat jenis lebih dari 5 kg/dm3.Sedangkan logam ringan dengan berat

    jenis kurang dari 5 kg/dm3. Logam berat dan logam ringan menurut keberadaannya

    terdapat dalam dua bentuk yaitu logam murni dan logam paduan.

    Logam murni yaitu logam dengan sifat-sifat :

    1). Kadar kemurnian 99,9 %.

    2). Kekuatan tarik rendah

    3). Titik lebur tinggi

    4). Daya hantar listrik baik

  • 5). Daya tahan terhadap karat baik.

    Logam paduan yaitu logam campuran dari dua macam logam atau lebih

    yang dicampur satu sama lain dalam keadaan cair, sehingga mempunyai

    sifat-sifat:

    1). Kekerasan dapat ditingkatkan dari kekerasan logam asalnya.

    2). Kekuatan tarik dapat diperbesar

    3). Daya pemuaian dapat dikurangkan

    4). Titik lebur dapat diturunkan atau dinaikkan dibanding logam-logam asalnya.

    Macam-macam logam paduan yaitu;

    1). Paduan tuang

    2). Paduan tempa Dalam logam paduan dikenal perbedaan antara paduan logam berat

    dan paduan logam ringan.

    Diantara paduan logam berat yang kita kenal antara lain sebagai berikut.

    a). Kuningan atau loyang yaitu paduan antara tembaga dengan seng dan sedikit

    tambahan timbal.

    b). Perunggu yaitu campuran antara tembaga, timah, sedikit seng dan timbal.

    c). Paduan nikel untuk logam-logam tahan karat, misalnya monel, metal dan

    sebagainya.

    d). Paduan seng untuk alat-alat ukur dan bagian-bagian mesin.

    Logam-logam untuk paduan berat lainnya dan kegunaan dapat dilihat dalam

    tabel berikut. Tabel 1. Macam-macam Paduan dan kegunaannya.

    Sedangkan untuk paduan logam ringan kita kenal antara lain sebagai berikut.

    1).Aluminium dan paduannya yang banyak digunakan untuk paduan logam ringan,

    misalnya duralumin yang biasa digunakan untuk badan pesawat terbang, kendaraan

    bermotor, kapal pesiar, alat-alat rumah tangga dan sebagainya.

    2).Paduan magnesium digunakan hanya bila dalam konstruksi mesin yang factor berat

    menjadi pertimbangan utama. Sebab magnesium mempunyai daya gabung yang tinggi

    terhadap oksigen dan mudah terbakar.

    3).Paduan titanium banyak digunakan untuk paduan aluminium sebagai logam ringan

    yang banyak dipakai pada konstruksi pesawat terbang.

  • B.Logam mulia

    Logam mulia adalah logam yang dalam keadaan tunggal sudah dapat dipakai

    sebagai bahan teknik, artinya dalam keadaan murni tanpa dicampur dengan bahan

    logam lain sudah dapat diproses menjadi barang jadi atau setengah jadi, dengan

    sifat-sifat yang baik sesuai dengan yang diinginkan. Pada umumnya bahan logam

    belum memiliki sifat-sifat yang baik apabila tidak dicampur dengan bahan lain nya

    dan tidak memenuhi syarat sebagai bahan teknik, kecuali logam mulia

    tersebut. Diantara logam mulia yang kita kenal adalah emas, perak dan platina.

    B. Logam radioaktif

    Logam radioaktif adalah bahan yang menunjukkan gejala radioaktif

    karena radionuklida. Radioaktif adalah radiasi elektromagnetik dan penyebaran

    partikel pada saat terjadi perubahan spontan suatu inti atom atau disebabkan

    pembelahan inti secara spontan. Diantara logam radioaktif yang kita kenal adalah

    uranium, radium dan plutonium.

    C. Proses Annealing

    Proses anealing merupakan proses perlakuan panas untuk mengubah sifat

    logam dengan cara mengubah struktur mikro melalui prose pemanasan dan

    pengaturan kecepatan pendinginan dengan atau tanpa merubah komposisi kimia

    logam yang bersangkutan. Tujuan proses perlakuan panas untuk menghasilkan sifat

    sifat logam yang diinginkan. Petubahan sifat logam akibat proses perlakuan panas

    dalam mencakup keseluruhan bagian dan logam atau sebagian dari logam.

    Adanya sifat alotropik dari besi menyebabkan timbulnya variasi struktur

    mikro dan berbagau jenis logam. Alotropik itu sendiri adalah transformasi dari satu

    bentuk susuna atom ke bentuk susunan atom yang lain.

    Perubahan bentuk susunan atom (sel satuan) akibat pemanasan ditunjukkan

    pada gambar dibawah ini:

  • Proses perlakuan panas ada dua kategori:

    1. Softening (Pelunakan) : Adalah usaha untuk menurunkan sifat mekanik agar menjadi lunak dengan cara mendinginkan material yang sudah dipanaskan didalam tungku

    (annealing) atau mendinginkan dalam udara terbuka (normalizing).

    2. Hardening (Pengerasan) : Adalah usaha untuk meningkatkan sifat material terutama kekerasan dengan cara selup cepat (quenching) material yang sudah dipanaskan ke

    dalam suatu media quenching berupa air, air garam, maupun oli.

    Daerah temperatur pemanasan untuk proses Annealing

  • Gambar: Skema perubahan yang menunjukkan perubahan struktur baja dalam proses

    annealing dan normalizing.

    D. Perlakuan Panas Pada Besi / Baja

    1. Stress Relieving

    Besi/ baja akan mengalami tegangan dalam akibat dari pemanasan atau

    pendinginan yang tidak kontinue akibat dari tuang, las maupun tempa, atau karena

    pengepresan, tekuk, tekan, maupun juga karena proses potong.

    Karena jika tegangan dalam ini tidak dihilangkan akan menggangu proses

    selanjutnya misalnya rentan terjadinya keretaan maupun penyusutan pada proses

    pemanasan lanjutan.

    Prinsip dari pemanasan ini adalah memanaskan besi/baja sampai temperatur di

    bawah titik ubah A1 (pada diagram FEC) kemudian didinginkan perlahan-lahan.

    Untuk pemanasan Stress Relieving pada baja idealnya 550 C sampai 650 C yang

    dipertahankan selama 3 jam atau sesuai dengan tebal dari baja.

    Jika proses pendinginan terlalu cepat malahan akan timbul tegangan baru, semuanya

    itu dapat dicegah dengan cara pendinginan dalam dapur / oven sampai suhu 400 C

    dan jika dapur/oven tidak ada pelindung oksidasi ( dengan gas Nitrogen ) maka baja

    yang dipanaskan harus dibungkus/ dikubur dengan tatal dari besi tuang supaya tidak

    terjadi oksidasi karena pertemuan dengan gas oksigen.

    2. Normalizing

  • Proses normalizing bertujuan untuk memperbaiki dan menghilangkan struktur

    butiran kasar dan ketidak seragaman

    Struktur dalam baja menjadi berstrukrur yang normal kembali yang otomatis

    mengembalikan keuletan baja lagi.

    Struktur butiran kasar terbentuk karena waktu pemanasan dengan temperatur tinggi

    atau di daerah austenit yang menyebabkan baja berstruktur butiran kasar.

    Sedangkan penyebab dari ketidak seragaman struktur karena :

    - pengerjaan rol atau tempa

    - pengerjaan las atau potong las

    - temperatur pengerasan yang terlalu tinggi

    - menahan terlalu lama di daerah austenit

    - Pengepresan, penglubangan dengan punch, penarikan

    Pada proses normalizing ini baja di panaskan secara pelan-pelan sampai suhu 20 C

    sampai 30 C diatas suhu pengerasan, ditahan sebentar lalu didinginkan dengan

    perlahan dan kontinue.

  • Proses normalizing ini dilakukan juga sebelum kita melakukan proses Soft anneling

    3. Soft Anneling

    Proses soft anneling bertujuan untuk melunakkan besi atau baja sehingga

    dapat dengan mudah dilakukan proses permesinan dan dapat dengan mudah

    dilakukan pengerasan lagi dengan resiko keretakan yang kecil.

    Proses soft anneling ini dapat dilakukan dengan 2 cara :

    - Benda kerja dipanaskan secara merata sampai temperatur titik ubah A1 ( diatas

    721 C ) ditahan sebentar supaya suhu pada inti benda kerja sama dengan suhu

    pada permukaan benda kerja, lalu didinginkan di oven agar pendinginan dapat

    berlangsung secara teratur.

    - Benda kerja dipanaskan dibawah titik ubah atau hampir menyentuh titik ubah lalu

    ditahan dengan waktu yang lama 2sampai 20 jam, baru didinginkan secara teratur.

  • Tidak seperti cara pertama, pada cara kedua ini kecepatan pendinginan disini tidak

    mempunyai pengaruh apapun.

    4. Full HardeningUntuk memenuhi tuntutan fungsi seperti harus keras, tahan gesekan atau

    beban kerja yang berat, maka baja harus dikeraskan melalui proses pengerasan.Prinsip

    dari full hardening adalah memanaskan baja sampai titik temperatur austenit

    kemudian didinginkan secara memdadak / quenching dengan kecepatan pindinginan

    diatas kecepatan pendinginan kritis agar terjadi pembentukan martensit dan diperoleh

    kekerasan yang tinggi.

    Besarnya Temperatur pemanasan austenit tergantung dari jenis baja, dan biasanya

    tiap-tiap produsen sudah mengeluarkan diagram suhunya masing-masing.

    Untuk mencapai suhu austenit 900 C harus dilakukan pemanasan bertahap,

    Misalnya untuk Special K (Bohler)

    Suhu hardening 950-980 C untuk mencapai kekerasan 63-65 RC

    Media quenching oli atau udara

    Untuk mencapai suhu 950 C harus dipanaskan bertahap yaitu

    Suhu 450 ditahan selama 10 menit / 10 mm tebal material

    Lalu dipanaskan lagi ke 750 C selama 10 menit / 10 mm tebal material

    Lalu dipanaskan kembali sampai suhu 950-980 C

    Di tahan sebentar lalu di keluarkan dan di celupkan kedalam oli quenching sambil

    digoyang goyang supaya gelembung asap cepat terlepas dari permukaan baja sehingga

    pendinginannya dapat merata .

    Struktur polimer dan aplikasinya

    Polimer adalah molekul raksasa ( makromolekul ) yang terbentuk dari molekul

    molekul kecil yang disebut monomer. Secara umum makromolekul dibagi dua

    golongan besar yaitu polimer organik dan polimer anorganik. Polimer diklasifikasikan

    menjadi beberapa kelompok atas dasar sumber, struktur dan reaksi pembentukannya,

  • misalnya polimer alam dan polimer sintesis. Polimer alam contohnya seperti karet,

    wol, sutera dan lain lain.

    A. Molekul hidrokarbon

    Dalam bidang kimia, hidrokarbon adalah sebuah senyawa yang terdiri

    dari unsur atomkarbon (C) dan atom hidrogen (H). Seluruh hidrokarbon memiliki

    rantai karbon dan atom-atom hidrogen yang berikatan dengan rantai tersebut. Istilah

    tersebut digunakan juga sebagai pengertian dari hidrokarbon alifatik.

    Sebagai contoh, metana (gas rawa) adalah hidrokarbon dengan satu atom

    karbon dan empat atom hidrogen: CH4. Etana adalah hidrokarbon (lebih terperinci,

    sebuah alkana) yang terdiri dari dua atom karbon bersatu dengan sebuah ikatan

    tunggal, masing-masing mengikat tiga atom karbon: C2H6. Propana memiliki tiga

    atom C (C3H8) dan seterusnya (CnH2n+2)

    Klasifikasi hidrokarbon yang dikelompokkan oleh tatanama organik adalah:

    1. Hidrokarbon jenuh/tersaturasi (alkana) adalah hidrokarbon yang paling sederhana. Hidrokarbon ini seluruhnya terdiri dari ikatan tunggal dan terikat dengan hidrogen.

    Rumus umum untuk hidrokarbon tersaturasi adalah CnH2n+2.Hidrokarbon jenuh

    merupakan komposisi utama pada bahan bakar fosil dan ditemukan dalam bentuk

    rantai lurus maupun bercabang. Hidrokarbon dengan rumus molekul sama tapirumus

    strukturnya berbeda dinamakan isomer struktur.

    2. Hidrokarbon tak jenuh/tak tersaturasi adalah hidrokarbon yang memiliki satu atau lebih ikatan rangkap, baik rangkap dua maupun rangkap tiga. Hidrokarbon yang

    mempunyai ikatan rangkap dua disebut dengan alkena, dengan rumus umum

    CnH2n.Hidrokarbon yang mempunyai ikatan rangkap tiga disebut alkuna, dengan

    rumus umum CnH2n-2.

    3. Sikloalkana adalah hidrokarbon yang mengandung satu atau lebih cincin karbon. Rumus umum untuk hidrokarbon jenuh dengan 1 cincin adalah CnH2n.

    4. Hidrokarbon aromatik, juga dikenal dengan arena, adalah hidrokarbon yang paling tidak mempunyai satu cincin aromatik.

  • Gambar: Tabel molekul hidrokarbon

    B. Molekul polimer

    Polimer, atau biasa juga disebut makromolekul, berarti many part. Polimer

    merupakan suatu makromolekul besar yang terdiri dari unit atau satuan yang lebih kecil

    yang secara berulang-ulang yang disebut sebagai repeating unit. Repeating unit ini akan

    bersambungan secara bersama-sama dengan cara yang sedemikian rupa dan dalam

    jumlah besar dan membentuk polimer. Suatu molekul yang membentuk polimer disebut

    monomer. Monomer merupakan unit-unit sederhana yang membentuk repeating unit.

    Molekul tersebut akan bergabung dengan molekul lainnya, baik yang sejenis maupun

    berbeda, sehingga bisa membentuk polimer.

    Polimer pada umumnya meliputi plastik dan bahan-bahan yang bersifat karet. Banyak di

    antaranya yang merupakan senyawa organik yang secara kimia berbasis karbon (C),

    hidrogen (H), dan unsur-unsur nonmetal lainnya. Polimer memiliki struktur molekul

    yang sangat besar, densitas yang rendah, dan sangat fleksibel.

  • KLASIFIKASI POLIMER

    Berdasarkan sifat-sifatnya polimer dapat dibagi ke dalam tiga kelompok umum, yaitu

    elastomer, serat, dan plastik. Ciri elastomer adalah kemampuannya untuk diregang di

    bawah tekanan (direntangkan) dan dapat kembali pada bentuk awalnya bila atekanan

    dikurangi (elastis). Contoh elastomer antara lain ialah karet (alam maupun sintetis) dan

    silikon.

    Serat adalah polimer yang mempunyai sifat gayaregang yang tinggi di sepanjang

    sumbunya. Serat merupakan polimer seperti benang yang dapat ditenun menjadi kain.

    Kapas, wool, dan sutera adalah contoh-contoh dari serat alam. Beberapa serat sintetis

    seperti nilon, orlon, dan dacron, mempunyai sifat tambahan yang menguntungkan

    yaitugaya regangnya bertambah; lebih ringan, penyerapan kelembaban rendah; tahan

    terhadap ngengat, jamur, kebusukan, dan cendawan; serta tidak keriput.

    Plastik mempunyai sifat di antara elastomer dan serat, yang mempunyai

    bermacam-macam sifat pada suhu kamar. Contohnya ialah polistirena (PS) dan

    polipropilena (PP). Polistirena bersifat kaku dan getas, sedangkan polipropilena bersifat

    sangat keras, tahan benturan, tahan sobek, dan lentur dalam bentuk lembaran tipis.

    C. BERAT MOLEKUL POLIMER

    Panjang rantai pada polimer merupakan parameter yang penting dalam

    menentukan sifat-sifat polimer. Polimer pada umumnya terdiri dari sejumlah besar

    rantai, di mana rantai-rantai ini tidak perlu harus sama panjangnya. Panjang rantai ini

    biasanya disebut sebagai berat molekul. Karena panjang rantai tersebut berbeda, maka

    tidak diperoleh berat molekul yang seragam, melainkan berat molekul rata-rata.

    Sifat-sifat polimer seperti kekuatan dan viskositas lebih tergantung pada molekul

    yang berukuran lebih besar dibanding ukuran molekul yang lebih kecil. Makin

    bertambahnya panjang rantai, maka jumlah tempat (sites) yang berinteraksi di anatara

    berbagai rantai tersebut juga akan bertambah. Hal ini menyebabkan sifat kimia, fisika,

    dan mekanik dari suatu polimer akan bervariasi.

  • Manfaat dari mengetahui berat molekul polimer antara lain:

    Menentukan aplikasi polimer tersebut

    Sebagai indikator dalam sintesa dan proses pembuatan produk polimer

    Studi kinetika reaksi polimerisasi

    Studi ketahanan produk polimer dan efek cuaca terhadap kualitas produk

    PENENTUAN BERAT MOLEKUL POLIMER

    Makromolekul apabila dilarutkan dalam suatu pelarut (misalnya air) akan membentuk

    larutan koloid sejati. Suatu sistem makromolekul yang terdiri dari molekul-molekul

    dengan berat molekul yang sama disebut monodispersi. Bila sistem makromolekul

    tersebut tidak terdiri dari molekul-molekul dengan berat molekul yang sama disebut

    polidispersi.

    Terdapat tiga metode umum yang dapat digunakan untuk menentukan berat molekul

    suatu polimer, yaitu metode analisa gugus ujung, metode osmometri, dan metode

    viskositas.

    D. Sifat Termoplastik dan Termoseting pada polimer

    Klasifikasi polimer salah satunya berdasarkan ketahanan terhadap panas (termal).

    Klasifikasi polimer ini dibedakan menjadi dua, yaitu polimer termoplastik dan polimer

    termoseting.

    1. Polimer termoplastik

    Polimer termoplastik adalah polimer yang mempunyai sifat tidak tahan terhadap panas. Jika

    polimer jenis ini dipanaskan, maka akan menjadi lunak dan didinginkan akan mengeras.

    Proses tersebut dapat terjadi berulang kali, sehingga dapat dibentuk ulang dalam berbagai

    bentuk melalui cetakan yang berbeda untuk mendapatkan produk polimer yang baru.

    Polimer yang termasuk polimer termoplastik adalah jenis polimer plastik. Jenis plastik ini

    tidak memiliki ikatan silang antar rantai polimernya, melainkan dengan struktur molekul

    linear atau bercabang. Bentuk struktur termoplastik sebagai berikut.

  • Bentuk struktur bercabang termoplastik.

    Polimer termoplastik memiliki sifat sifat khusus sebagai berikut.

    - Berat molekul kecil

    - Tidak tahan terhadap panas.

    - Jika dipanaskan akan melunak.

    - Jika didinginkan akan mengeras.

    - Mudah untuk diregangkan.

    - Fleksibel.

    - Titik leleh rendah.

    - Dapat dibentuk ulang (daur ulang).

    - Mudah larut dalam pelarut yang sesuai.

    - Memiliki struktur molekul linear/bercabang.

    Contoh plastik termoplastik sebagai berikut.

    - Polietilena (PE) = Botol plastik, mainan, bahan cetakan, ember, drum, pipa saluran,

    isolasi kawat dan kabel, kantong plastik dan jas hujan.

    - Polivinilklorida (PVC) = pipa air, pipa plastik, pipa kabel listrik, kulit sintetis, ubin

    plastik, piringan hitam, bungkus makanan, sol sepatu, sarung tangan dan botol detergen.

    - Polipropena (PP) = karung, tali, botol minuman, serat, bak air, insulator, kursi plastik,

    alat-alat rumah sakit, komponen mesin cuci, pembungkus tekstil, dan permadani.

    - Polistirena = Insulator, sol sepatu, penggaris, gantungan baju.

  • 2. Polimer termoseting

    Polimer termoseting adalah polimer yang mempunyai sifat tahan terhadap panas.

    Jika polimer ini dipanaskan, maka tidak dapat meleleh. Sehingga tidak dapat dibentuk

    ulang kembali. Susunan polimer ini bersifat permanen pada bentuk cetak pertama kali

    (pada saat pembuatan). Bila polimer ini rusak/pecah, maka tidak dapat disambung atau

    diperbaiki lagi.

    Polimer termoseting memiliki ikatan ikatan silang yang mudah dibentuk pada

    waktu dipanaskan. Hal ini membuat polimer menjadi kaku dan keras. Semakin banyak

    ikatan silang pada polimer ini, maka semakin kaku dan mudah patah. Bila polimer ini

    dipanaskan untuk kedua kalinya, maka akan menyebabkan rusak atau lepasnya ikatan

    silang antar rantai polimer.

    Bentuk struktur ikatan silang sebagai berikut.

    Sifat polimer termoseting sebagai berikut.

    - Keras dan kaku (tidak fleksibel)

    - Jika dipanaskan akan mengeras.

    - Tidak dapat dibentuk ulang (sukar didaur ulang).

    - Tidak dapat larut dalam pelarut apapun.

    - Jika dipanaskan akan meleleh.

    - Tahan terhadap asam basa.

  • - Mempunyai ikatan silang antar rantai molekul.

    E. Kopolimer

    Kopolimer adalah suatu polimer yang dibuat dari dua atau lebih monomer yang

    berlainan. Terdapat beberapa jenis kopolimer, antara lain:

    Kopolimer blok, mengandung blok dari satu monomer yang dihubungkan

    dengan blok monomer yang lain. Kopolimer blok biasanya terbentuk melalui proses

    polimerisasi ionik. Untuk polimer ini, dua sifat fisik yang khas yang dimiliki dua

    homopolimer tetap terjaga.

    Kopolimer graft (tempel/cangkok), biasanya dibuat dengan mengikatkan

    bersama dua polimer yang berbeda. Perkembangan selanjutnya ada yang berbentuk

    kopolimer sisir (comb copolymer) dan bintang (star copolymer).

    Kopolimer bergantian (alternating), merupakan kopolimer yang teratur yang

    mengandung sequensial (deretan) bergantian dua unit monomer. Polimerisasi olefin

    yang terjadi lewat mekanisme jenis ionik dapat menghasilkan kopolimer jenis ini.

    Kopolimer acak, merupakan kopolimer yang tidak ada sequensial yang teratur.

    Kopolimer acak sering terbentuk jika jenis monomer olefin mengalami kopolimerisasi

    lewat proses jenis radikal bebas. Sifat kopolimer acak sungguh berbeda dari

    homopolimernya.

  • Gambar: Struktur polimer

    f. Derajat kekristalan PolimerPolimer pada umumnya bersifat amorphous, tidak bersifat kristalin atau

    memiliki keteraturan dalam rentang yang cukup panjang. Namun, polimer dapat

    direkayasa sehingga strukturnya memiliki daerah kekristalin, baik pada proses

    sintensis maupun deformasi. Derajat kekristalan dalam polimer dapat direkayasa

    dengan mengendalikan laju solidifikasi dan struktur rantai. Polimer dengan struktur

    rantai bercabang misalnya akan memiliki derajar kekristalan yang lebih rendah jika

    dibanginkan dengan struktur tanpa cabang.

    1.Polimer termoplastik2. Polimer termoseting