klasifikasi polimer
DESCRIPTION
Klasifikasi PolimerTRANSCRIPT
TUGAS FISIKA POLIMER
A. KLASIFIKASI POLIMER
Polimer merupakan molekul besar/makro-molekul yang terbentuk dari unit-unit
berulang sederhana atau yang biasa disebut monomer. Secara umum, polimer dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Berdasarkan Sumber
Berdasarkan sumbernya polimer dapat dikelompokkan dalam 3 kelompok, yaitu:
- Polimer Alam, yaitu polimer yang terjadi secara alami.
Contoh: Protein dengan monomer asam amino (albumin, globulin, dan keratin),
Selulosa dengan monomer glukosa (kertas, kayu, dan serat), kanji/pati dengan
monomer glukosa (kentang dan terigu), karet dengan monomer isoprena serta
glikogen dengan monomer glukosa.
- Polimer Semi Sintetik, yaitu polimer yang diperoleh dari hasil modifikasi polimer
alam dan bahan kimia.
Contoh: selulosa nitrat (yang dikenal lewat misnomer nitro selulosa) yang
dipasarkan dibawah nama - nama “Celluloid” dan “guncotton”.
- Polimer sintesis, yakni polimer yang dibuat melalui proses polimerisasi dari
monomer-monomer polimer. Polimer sintesis yang pertama kali digunakan dalam
skala komersial adalah dammar Fenol formaldehida. Dikembangkan pada
permulaan tahun 1900-an oleh kimiawan kelahiran Belgia Leo Baekeland (yang
telah memperoleh banyak sukses dengan penemuanya mengenai kertas foto sensitif
cahaya), dan dikenal secara komersial sebagai bakelit. Sampai dekade 1920-an
bakelit merupakan salah satu jenis dari produk - produk konsumsi yang dipakai
luas, dan penemuannya meraih visibilitas yang paling mewah, yakni dimunculkan
di kulit muka majalah Time. Contoh lain dari polimer sintetis adalah.
a. PVC dari monomer vinil klorida
b. Polietena dari monomer etena
c. Poliester dari monomer etena 1,2-diol dan asam benzena 1,2-dikarboksilat
d. Nilon dari monomer asam adipat dan 1,6-diaminoheksana
e. Bakelit dari monomer fenol dan formaldehida
f. Teflon dari monomer tetrafluoro etena
g. Melamin dari monomer formaldehida dan melamin
2. Berdasarkan Bentuk Susunan Rantainya
Berdasarkan bentuk susunan rantainya, polimer dibagi menjadi 3 kelompok
yaitu:
- Polimer Linier adalah polimer yang tersusun atas unit yang berikatan satu sama
lainnya membentuk rantai polimer yang panjang.
Gambar 1. Struktur Polimer Linier
- Polimer Bercabang, yaitu polimer yang terbentuk jika beberapa unit ulang
membentuk cabang pada rantai utama.
Gambar 2. Struktur Polimer Bercabang
- Polimer Berikatan Silang (cross-linked) adalah polimer yang terbentuk karena
beberapa rantai polimer saling berikatan satu sama lain pada rantai utamanya.
Rantai linier bargabung satu sama lain pada beberapa tempat dengan ikatan
kovalen.
Gambar 3. Struktur Polimer berikatan Silang
- Polimer jaringan (network) yaitu polimer yang tersusun atas unit mer tri-
functional yang mempunyai tiga ikatan kovalen aktif membentuk jaringan 3
dimensi, ehingga terjadi sambungan silang ke berbagai arah dan terbentuk
sambung silang tiga dimensi.
Gambar 4. Struktur Polimer Jaringan (Network)
3. Berdasarkan Reaksi Polimerisasi
Berdasarkan reaksi polimerisasi, polimer dibagi menjadi 2 yaitu:
- Poliadisi, merupakan polimer yang terjadi karena reaksi adisi. Reaksi adisi atau
reaksi rantai adalah reaksi penambahan (satu sama lain) molekul-molekul monomer
berikatan rangkap atau siklis, biasanya dengan adanya suatu pemicu berupa radikal
bebas atau ion. Contohnya dapat dilihat pada reaksi berikut:
Gambar 5. Reaksi Proses Poliadisi
- Polikondensasi, mrupakan polimer yang terjadi karena reaksi kondensasi/reaksi
bertahap. Mekanisme reaksi polimer kondensasi identik dengan reaksi kondensasi
senyawa bobot molekul rendah yaitu: reaksi dua gugus aktif dari 2 molekul
monomer yang berbeda berinteraksi dengan melepaskan molekul kecil. Contohnya
H2O. Bila hasil polimer dan pereaksi (monomer) berbeda fase, reaksi akan terus
berlangsung sampai salah satu pereaksi habis. Contoh terkenal dari polimerisasi
kondensasi ini adalah pembentukan protein dari asam amino. Contoh lainnya dapat
dilihat pada reaksi berikut:
Gambar 6. Reaksi Proses Polikondensasi
4. Berdasarkan Jenis Monomer
Berdasarkan jenis monomernya, polimer dibagi menjadi dua kelompok yaitu,
- Homopolimer, yakni polimer yang terbentuk dari penggabungan monomer sejenis
dengan unit berulang yang sama.
- Kopolimer, yakni polimer yang terbentuk dari beberapa jenis monomer yang berbeda.
Kopolimer ini dibagi lagi menjadi empat kelompok yaitu:
a. Kopolimer acak.
Dalam kopolimer acak, sejumlah kesatuan berulang yang berbeda tersusun
secara acak dalam rantai polimer.
- A - B - B - A - B - A - A - A - B - A –
b. Kopolimer silang teratur.
Dalam kopolimer silang teratur, kesatuan berulang yang berbeda berselang
seling secara teratur dalam rantai polimer.
- A - B - A - B - A - B - A - B - A – B – A -
c. Kopolimer blok.
Dalam kopolimer blok kelompok suatu kesatuan berulang berselang - seling
dengan kelompok kesatuan berulang lainnya dalam rantai polimer.
- A - A - A - B - B - B - A - A - A – B –
d. Kopolimer cabang/Graft Copolimer.
Yaitu kopolimer dengan rantai utama terdiri dari satuan berulang yang sejenis
dan rantai cabang monomer yang sejenis.
5. Berdasarkan Sifat Termal
Berdasarkan sifat termalnya, polimer dibagi menjadi 2 yaitu:
- Termoplastik, merupakan polimer yang jika dipanaskan menjadi lunak, tetapi setelah
dingin mengeras kembali dan dapat dibentuk berulang-ulang. Contohnya polietilena,
polipropilena, polistirena, dan PVC
- Termoset, yaitu polimer yang tidak mau mencair atau meleleh jika dipanaskan.
Polimer - polimer termoset tidak bisa dibentuk dan tidak dapat larut karena
pengikatan silang, menyebabkan kenaikan berat molekul yang besar. Beberapa
contoh polimer temoset dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Contoh Polimer Termoset
6. Berdasarkan Aplikasinya
Berdasarkan aplikasinya, polimer dibagi 3 kelompok yaitu:
- Polimer komersial, merupakan polimer yang disintesis dengan biaya murah dan
diproduksi secara besar-besaran. Polimer komersial pada prinsipnya terdiri dari 4
jenis polimer utama yaitu: Polietilena, Polipropilena, Poli vinil klorida, dan
Polisterena. Polietilena dibagi menjadi produk massa jenis rendah (< 0,94 g/cm3),
dan produk massa jenis tinggi (> 0,94 g/cm3). Perbedaan dalam massa jenis ini
timbul dari strukturnya yakni: polietilena massa jenis tinggi secara esensial
merupakan polimer linier dan polietilena massa jenis rendah bercabang. Contoh
beserta kegunaan dari plastik komersial tersebut dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Contoh dan Kegunaan Polimer Komersial
- Polimer teknik, yaitu polimer yang memiliki sifat unggul tetapi harganya mahal.
Polimer jenis ini dipakai terutama dalam bidang transportasi (mobil, truk, pesawat
udara), konstruksi (perumahan, instalasi pipa ledeng, perangkat keras), barang -
barang listrik dan elektronik (mesin bisnis, komputer), mesin - mesin industri dan
barang - barang konsumsi. Contoh dari polimer teknik dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Contoh Polimer Teknik
- Polimer dengan tujuan khusus, yaitu polimer yang memiliki sifat spesifik yang
unggul dan dibuat untuk keperluan khusus. Contohnya adalah polimer untuk alat-
alat kesehatan seperti termometer/timbangan.
7. Berdasarkan Geometri
Berdasarkan geometrinya, polimer dibagi 3 kelompok yaitu:
- Bentuk cis-trans
- Bentuk H-T (Head to Tail dan Head to Head)
- Taktisitas (isotaktik, sindiotaktik, dan ataktik)
8. Berdasarkan Kristalinitas
Berdasarkan kristalinitasnya, polimer dibagi 3 kelompok yaitu:
- Polimer Kristalin
- Polimer Semikristalin
- Polimer Amorf
B. STRUKTUR POLIMER
Arsitektur polimer sangat berpengaruh terhadap sifat-sifat dan perilaku polimer.
Secara umum, polimer dapat dikelompokkan menjadi empat jenis berdasarkan struktur
molekulnya, yaitu:
(1) polimer linear (linear polymer)
(2) polimer bercabang (branched polymer)
(3) polimer berkait (cross-linked polymer)
(4) polimer berjejaring (network polymer).
Polyethylene adalah contoh dari jenis polimer dengan struktur rantai linear dan
bercabang. Struktur rantai tersebut menyebabkan polyethylene berperilaku termoplastik,
yaitu dapat dibentuk menjadi suatu bentuk tertentu dan dikembalikan ke bentuk semula.
Struktur rantai molekul berkait adalah struktur rantai yang khas dari karet yang
memiliki daerah elastis non-linier yang sangat besar. Cross-link atau kaitan antar rantai
dalam hal ini berfungsi sebagai ‘pengingat bentuk’ (shape memory) dari karet. Selain
contoh tersebut, ada juga Bakelite yang merupakan polimer dengan struktur rantai molekul
berjejaring 3 dimensi yang kompleks. Struktur rantai ini sangat keras sehingga polimer
dengan struktur rantai ini akan berperilaku termoset, yaitu menjadi keras secara permanen
pada saat pertama kali didinginkan.
Struktur rantai dari molekul polimer secara jelas dapat dilihat pada gambar 7.
Gambar 7. Struktur Rantai Molekul Polimer
C. IKATAN POLIMER
Ikatan-ikatan dalam polimer dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu
ikatan primer dan ikatan sekunder. Ikatan primer dari suatu polimer adalah ikatan kovalen,
yaitu ikatan antar atom dengan cara memakai elektron secara bersama-sama, sebagaimana
diilustrasikan dalam gambar 8. Ikatan-ikatan sekunder yang penting di dalam polimer
misalnya adalah ikatan Van der Waals, ikatan Hidrogen, dan ikatan Ionik. Ikatan primer
kovalen termasuk ikatan antar atom yang sangat kuat, jauh lebih kuat jika dibandingkan
dengan ikatan-ikatan sekunder, 10 hingga 100 kalinya. Kekuatan ikatan primer ganda
antar atom karbon di dalam ethylene (C=C), misalnya besarnya adalah 721 kJ/(g.mol)
sedangkan ikatan antar atom karbon dan hidrogen (C-H) adalah 436 kJ/(g.mol).
Gambar 8. Ikatan Primer Kovalen di Dalam Molekul Ethylene C2H4
REFERENSI
1. Anonim. _________ . Kimia Polimer. [pdf],
(http://usupress.usu.ac.id/files/Polimer;%20Ilmu%20Material_Normal_bab
%201.pdf. diakses pada tanggal 31 Agustus 2014)
2. Maulana, Eka. _________ . Sifat dan Struktur Polimer untuk Material Elektronika
Organik. [pdf], (http://maulana.lecture.ub.ac.id/files/2014/01/Sifat-dan-Struktur-
Polimer-untuk-Material-Elektronika-Organik.pdf, diakses pada tanggal 31 Agustus
2014)
3. Rohaeti, Eli. _________ . POLIMER. [pdf], (staff.uny.ac.id/sites/default/files/SMA
Polimer.pdf, diakses pada tanggal 31 Agustus 2014)
4. Sutopo, Rahmat. 2008. POLIMER. [pdf],
(rdmymochi.files.wordpress.com/2013/05/polimer.pdf, diakses pada tanggal 31
Agustus 2014)